Upload
andi-dps
View
3.742
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Andi Herman Kamlasi
Citation preview
PERAN KOORDINASI DALAM MENINGKATKAN PELAYANANKTP ELEKTRIK ( E-KTP ) DI KECAMATAN
KOTA KEFAMENANU
(Studi Pada Kantor Camat Kota Kefamenanu)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MeraihGelar Sarjana Strata satu ( S1) Ilmu Administrasi Negara
OLEH
ANDI HERMAN KAMLASINPM 22 10 0003
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TIMOR
KEFAMENANU
2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 126 ayat 2
bahwa “Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dipimpin oleh Camat yang
dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang Bupati
untuk menagani sebagian urusan otonomi daerah”. Camat adalah pimpinan di
tingkat Kecamatan.
Dalam hal ini menggambarkan bahwa pelaksanaan pemerintahan di
kecamatan tidak diseragamkan dalam bentuk pembinaan perangkat kecamatan
melainkan pemerintahan daerah kabupaten dapat menyesuaikan dengan kebutuhan
dan tanggung jawab daerah. Pemerintah daerah melalui Camat berwenang dalam
meningkatkan kinerja pada lingkungan pegawai negeri di tingkat kecamatan serta
melaporkan hasil pembinaan tersebut kepada bupati.
Dalam penulisan ini penulis akan melihat tentang peran koordinasi dalam
meningkatkan pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-E)
pada kantor camat Kota Kefamenanu, dimana pembuatan KTP elektronik ini
bertujuan untuk kelengkapan administrasi masyarakat serta berfungsi sebagai
identitas diri yang berlaku nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal
untuk pengurusan izin, pembukuan rekening bank dan sebagainya serta mencegah
KTP ganda dan pemalsuan KTP sehingga terciptanya keakuratan data penduduk
untuk mendukung program pembangunan.
2
Dwiyanto ( 2011:9) mengatakan “ Kartu Tanda Penduduk masih banyak
terjadi kasus korupsi dimana-mana sebagian besar pegawai pencetak kartu Tanda
Penduduk ( KTP) meminta uang pelicin dalam menerbitkan KTP bagi masyarakat
yang baru mengurus KTP atau Kartu Keluarga dan akta Kelahiran”. Sedangkan
pada kantor camat kota Kefamenanu yang penulis amati bahwa dalam pembuatan
KTP elektronik ini tidak dipunggut biaya cukup masyarakat membawa kartu
undangan yang dikeluarkan dari kecamatan kepada masyarakat pada setiap
kelurahan.
Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau electronic-KTP (e-KTP) adalah
dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan atau pengendalian baik
dari sisi administrasi ataupun teknologi informassi berbasis pada database
kependudukan nasional. Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP
yang tercantum Nomor Induk Kependudukan ( NIK). NIK merupakan identitas
tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup.
Program KTP Elektronik dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP
konvensional/nasional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat
memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu
yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberi
peluang penduduk yang ingin berbuat curang dalam hal-hal tertentu dengan
manggandakan KTP-nya. Oleh karena itu, didorong oleh pelaksanaan
pemerintahan elektronik (e-Government) serta untuk dapat meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarat Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
3
menerapkan suatu sistem informasi kependudukan yang berbasiskan teknologi
yaitu Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP).
Proses pelayanan merupakan tugas dari aparatur pemerintah dalam
melayani masyrakat yang ada, dalam pembuatan KTP elektronik dimana
pemerintah harus ada perencanaan yang baik agar nantinya semua kegiatan itu
dapat berjalan dengan baik, teratur, dan dapat menciptakan suatu kegiatan yang
efektif dan efisien.
Sekalipun pada umumnya telah disadari tentang pentingnya koordinasi
dalam pelayanan pembuatan KTP elektronik dan manajemen pemerintah, tetapi
kenyataannya dalam pelaksanaannya tidak jarang terdapat berbagai kendala yang
mengakibatkan proses koordinasi tidak berjalan sebagaimanana mestinya.
Di Kecamatan Kota Kefamenanu, peran seorang camat dalam
mengkoordinasi sangat mempengaruhi kesuksesan suatu pelayanan di kecamatan
tersebut, karena secara otomatis camat adalah seorang kepala wilayah dan
memiliki kewenangan yang cukup besar, yakni bersifat atribut. Namun dalam
kenyataannya peran camat pada Kantor Kecamatan Kota Kefamenanu belum
maksimal terlaksana khususnya dalam pelayanan pembuatan KTP elektronik, hal
ini terlihat pada pelayanan pegawai pada Kantor Kecamatan Kota yang masih
terlihat lambat dalam melayani pembuatan KTP elektronik, sehingga membuat
antrian yang panjang bagi masyarakat yang ingin membuat KTP elektronik.
Jadi dengan demikian untuk mengatasi kendala tersebut perlu adanya
`koordinasi dengan pegawai kecamatan secara menyeluruh yang dilakukan oleh
camat agar pelaksanaan administrasi pemerintahan di kecamatan Kota dapat
4
berjalan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan perlu diadakan
peningkatan kerja sama yang baik antara camat dengan pegawai maupun instansi
terkait yg ada didalamnya.
Salah satu program pemerintah yang dikeluarkan pada tahun 2011 adalah
program dari Kementrian Dalam Negri ( Kemendagri ) melalui Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, yang diberikan nama “ KTP elektronik
Nasional “. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban untuk mengikuti
program ini, dengan salah satu haknya adalah pnduduk yang wajib KTP atau yang
biasa dikenal dengan nama WK berhak untuk mendapat KTP elektronik dan tidak
boleh diwakili.
Berdasarkan hasil pengamatan pada Kecmatan Kota Kefamenanu peneliti
menemukan bahwa upaya yang dilakukan dalam pembuatan KTP-e pada
kecamatan kota belum membuahkan hasil yang memuaskan, hal ini terbukti
dengan adanya masyarakat yang sudah melakukan pembuatan KTP-e dan sudah
mendapat KTP-e sedangkan masyarakat yang lain belum mendapat KTP-e, dan
juga ada kekeliruan dan ketidak cocokan data pada saat pencetakan KTP
sehingga yang bersangkutan harus melaporkan diri pada petugas pembuatan KTP
agar diperbaiki dan melakukan pencetakan ulang, pelayanan pegawai pada kantor
kecamataan kota yang masih terlihat lambat dalam melayani pembuatan KTP
elektronik, sehingga membuat antrian yang panjang bagi masyarakat yang ingin
membuat KTP elektronik, kurangnya koordinasi yang baik antara pegawai
kecamatan dengan masyarakat dalam dalam pembuatan KTP elektronik.
5
Tabel 1.1Data jumlah penduduk Kecamatan Kefamenanu yang sudah memiliki
E-KTP
NO NAMA KELURAHAN JUMLAH JIWA
01 KEFA SELATAN 3564 JIWA
02 KEFA TENGAH 2510 JIWA
03 MAUBELI 2314 JIWA
04 TUBUHUE 1762 JIWA
05 APLASI 1092 JIWA
06 SASI 1273 JIWA
07 BENPASI 2462 JIWA
08 KEFA UTARA 1231 JIWA
09 BANSONE 1492 JIWA
TOTAL 17.700 JIWA
Sumber data : Kantor Kecamatan Kota Kefamenanu
Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah jiwa yang sudah
mengaktifkan e-KTP pada terbanyak pada Kelurahan Kefamenenu Selatan dengan
Jumlah 3564 jiwa, sedangkan Kelurahan Kefa Tengah 2510 jiwa, Kelurahan
Maubeli 2314 jiwa, Kelurahan Tubuhue 1762 jiwa, Kelurahan Aplasi 1092 jiwa,
Kelurahan Sasi 1273 jiwa, Kelurahan Benpasi 2462 jiwa, Kelurahan Kefa Utara
1231 jiwa dan pada Kelurahan Bansone 1492 jiwa. Jadi Jumlah jiwa yang sudah
memiliki E-KTP pada kantor Kecamatan Kota Kefamenanu berjumlah 17.700
jiwa.
6
Tabel 1. 2Jumlah penduduk yang sudah mengaktifkan KTP-e
NO NAMA KELURAHAN JUMLAH JIWA
01 KEFA SELATAN 870 JIWA
02 KEFA TENGAH 407 JIWA
03 MAUBELI 567 JIWA
04 TUBUHUE 1159 JIWA
05 APLASI 348 JIWA
06 SASI 700 JIWA
07 BENPASI 208 JIWA
08 KEFA UTARA 130 JIWA
09 BANSONE 272 JIWA
TOTAL 4661 JIWA
Sumber data : Kantor Kecamatan Kota Kefamenanu, 2014
Dari tabel diatas dapat di jelaskan bahwa jumlah jiwa yang sudah memiliki
KTP-e adalah 17.700 jiwa, yang sudah memiliki dan telah mengaktifkan
sebanyak 4.661 jiwa, sedangkan yang sudah memiliki dan yang belum
mengaktifkan KTP- e sebanyak 13.039 jiwa.
Dalam proses pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik,
terdapat 3 (tiga) orang karyawan yang melayani pembuatan KTP-e pada kantor
camat kefamenanu.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka itu penulis tertarik mengambil judul
“Peran Kordinasi Dalam Meningkatkan Pelayanan KTP eletronik di Kantor
Kecamatan Kota Kefamenanu”.
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Koordinasi dalam meningkatkan pelayanan Kartu Tanda
Penduduk Elektronik (e-KTP) di Kecamatan Kota Kefamenanu?
2. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat peran koordinasi
dalam meningkatkan pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik pada
kantor kecamatan Kota Kefamenanu?
1.3 Tujuan Penilitan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mendiskripsikan, menganalisis dan mengiterpretasikan peran
koordinasi dalam meningkatkan pelayanan Kartu Tanda Penduduk
Elektronik ( e- KTP) pada Kantor Kecamatan kota Kefamenanu.
2. Untuk mendiskripsikan, menganalisis dan menginterpretasikan faktor
pendukung dan penghambat peran koordinasi dalam meningkatkan
pelayanan Kartu Tanda Penduduk elektronik pada kantor kecamatan
Kota Kefamenanu.
1.4 Kegunaan penelitian
1. Memberikan masukan kepada pemerintah kabupaten Timor Tengah
Utara dalam menetapkan berbagai strategi dalam pelayanan e-KTP.
8
2. Menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti-peneliti lain dalam
melakukan penelitian lebih lanjut.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelayanan
Pelayanan merupakan bagian dari aktifitas yang berupa mekanis. Layanan
pada dasarnya adalah orang yang memberikan atau mengurus apa yang di
perlukan oleh orang lain baik berupa barang atau jasa kepada pengguna jasa yang
membutuhkan suatu informasi. Menurut Gronroos dalam Ratminto,
mendefinisikan pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang
bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang tejadi akibat adanya interaksi
antara konsumen dengan Pegawai atau hal-hal lain yang disediakan oleh
perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan
permasalahan konsumen/pelanggan.
Hodges ( 1997:2) kata pelayanan berasal dari kata melayani yang artinya
orang yang bekerja melayani kepentingan dan kemauan orang lain. Pelayanana
berasal dari kata “ service” yang berarti melayani
Komarudin (1993:448) mendefenisikan pelayanan sebagai alat-alat pemuas
kebutuhan yang tidak berwujud yang dilakukan atau dikorbankan untuk
memuaskan pemerintah dan kebutuhan konsumen.
Moenir ( 1992: 17) mengatakan pelayanan diperlukan manusia pada
dasarnya adaa dua jenis yaitu layanan fisik yang sifatnya pribadi sebagai manusia
dan layanan administratif yang diberikan oleh orang laon selaku anggota
organisasi, baik itu organisasi massa atau negara.
10
Yang di maksut Pelayanan umum menrut Keputusan Mentri Penerapan
Aparatur Negara No.81/1993 adalah ‘’ segaklah bentuk pelayanan umum yang
dilaksanakan instansi pemerintah pusat, daerah dan lingkungan Badan Usah Milik
Negara/Daerah dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka uapaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan
2.1.1 Pelayanan Publik
Pelayanan publik menurut Agus Priyanto (2006) terdiri atas 3 jenis yaitu :
1. Pelayanan Administratif yaitu pelayanan publik yang menghasilkan
berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan masyrakat.
2. Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa
yang dibutuhkan masyrakat. Misalkan: pendidikan, Kesehatan,
penyelenggaran transportasi dan lain-lain.
3. Pelayanan barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk
barang yang dibutuhkan masyrakat. Misalkan : jaringan telepon,listrik,air
bersih.
2.1.2 Kualitas Pelayanan Publik
Secara teoritis tujuan pelayanaan publik pada dasarnya adalah
memuaskan masyarakat untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan
prima yang tercermin dari :
1. Transparansi.
11
Pemberian pelayanan publik harus bersifat terbuka, muda dapat
askes semua pihak.
2. Akuntabilitas.
Pelayanan publik harus dapat dipertanggung jawab sesuai dengan
ketentuan peraturan undang-undang.
3. Kondisional.
Pemberian pelayanan publikharus sesuai dengan kondisi dan
kempuan pemberi dan penerima pelayanan dengan berpegang
padaa prinsip efisien.
4. Partisipatif
Mendorong Peran serta masyarakat dalaampenyelenggaraaan
pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan
harapaan masyrakat.
5. Tidak diskriminatif/ Kesamaan hak
Yaitu pemberian pelayanan publik tidak boleh diskriminatif, dalam
arti tidak boleh membedakan suku, ras, agama, golongan, status
sosial, dan ekonomi.
6. Keseimbangan haak daan kewaajibaan.
Pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi
dan penerima pelayanan publik.
12
2.1.3 Asas dan Prinsip Pelayanan Publik
Prinsip Pelayanan Publik itu sendiri menurut Sinambela (2008:45)
meliputi :
1. Akurasi
Dimana kegiatan pelayanan public mudah dan dapat diterima
dengan benar, tepat dan sah.
2. Keamanan
Dimana proses danpelayanan public dalam memberikan rasa aman,
nyaman dan adanya kepastian hukum.
3. Tanggung Jawab
Merupakan prinsip pelayanan publik, dengan tanggung jawab
pimpinan penyelenggaraan pelayanan public bertanggung jawab
atas penyelenggraan pelayanan dan penyelesaian keluhan dan
persoalan-persoalan yang ada.
4. Sarana dan prasarana
Sebagai penunjang prinsip pelayanan publik yang berarti
tersedianya sarana & prasarana kerja termasuk penyediaan sarana
tekhnologi, telekomunikasi & informatika.
5. Kemudahan Akses
Merupakan tempat lokasi yang memadai dan mudah dijangkau
oleh masyarakat tserta dapat memanfaatkan tekhnologi komunikasi
dan informatika.
6. Disiplin ruanglingkupnya
13
Yaitu kesopanan dan keramahan agar bersikap disiplin serta
memberikan pelayanan dengan rasa ikhlas.
7. Kenyamanan
Dimana lingkungan pelayanan harus tertib teratur, ruangan yang
nyaman, bersihrapi ,indah dansehat serta dilengkapi degan fasilitas
pendukung seperti tempat parkir, toilet, sarana ibadah dan lainya
sebagai factor penunjang kenyaman tempat.
2.2 Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP)
Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006, Kartu Tanda Penduduk
Elektronik, selanjutnya disingkat e-KTP adalah identitas resmi penduduk sebagai
bukti diri yang diterbitkan oleh instansi pelaksanaan yang berlaku diseluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jadi yang dimaksud dengan e-KTP ialah Kartu Tanda Penduduk yang dibuat
secara elektronik yang berfungsi secara komputerisasi dan memiliki spesifikasi
dan format KTP Nasional yang dilindungi dengan sistem pengamanan khusus
sebagai identitas resmi penduduk yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota.
Sedangkan Kementrian Dalam Negeri Indonseia melalui Direktorat
Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil mengemukakan manfaat e-KTP bagi
masyarakat, bangsa dan negara yakni diantaranya sebagai berikut :
a. Untuk mencegah dan menutup peluang adanya KTP ganda dan KTP palsu
sehingga memberikan rasa aman dan kepastian hukum
14
b. Untuk mendukung terwujudnya database kependudukan yang akurat,
khususnya yang berkaitan dengan data penduduk wajib KTP yang identik
dengan data penduduk potensial pemilih pemilu (DP4), sehingga DPT pemilu
yang selama ini sering bermasalah tidak akan terjadi.
c. Dapat mendukung peningkatan keamana negara sebagai dampak positif dari
tertutupnya peluang KTP ganda dan KTP palsu, dimana selama ini para pelaku
kriminal termasuk teroris selalu menggunakan KTP ganda dan KTP palsu.
d. Bahwa e-KTP merupakan KTP Nasional yang sudah memenuhi semua
ketentuan yang diatur dalam UU No.23 Tahun 2006 dan perpres No.26 Tahun
2009, sehingga berlaku secara Nasional, dengan demikian mempermudah
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dari lembaga pemerintahan dan
swasta, karena tidak lagi memerlukan KTP setempat.
Penggunaan sidik jari e-KTP lebih canggih dari yang selama ini telah
diterapkan untuk SIM (Surat Izin Mengemudi). Sidik jari tidak sekedar dicetak
dalam bentuk gambar (format jpeg) seperti di SIM, tetapi juga dapat dikenali
melalui chip yang terpasang di kartu. Chip berisi biodata, tanda tangan, pas photo,
dan sidik jari tangan penduduk yang bersangkutan, chip juga memiliki metode
pengamanan data berupa autentikasi antara chip dan reader/writer (anti cloning),
dan kerahasiaan data (enkripsi) serta tanda tanga digital. Maka data yang disimpan
di kartu tersebut telah dienkripsi dengan algoritma kriptografi tertentu. Sidik jari
menunujukkan ketunggalan identitas seseorang (Prabhakar, 2001 dan Pankanti,
2002) yang terdiri dari identifikasi dan verifikasi. Identifikasi merupakan proses
mengenali identitas seseorang lewat seleksi dan pencocokan terhadap keseluruhan
15
data identitas yang terekam pada database. Pada proses ini dilakukan pencocokan
one-to-many (1:N) untuk memastikan bahwa identitas orang yang dicari ada
dalam database atau tidak. Sedangkan yang dimaksud dengan verifikasi yaitu
merupakan proses mengotentikasi identitas seseorang dengan membandingkan
hasil pengambilan karakteristik sidik jari dengan data yang sebelumnya telah
terekam pada database. Pada proses ini dilakukan pencocokan one-to-many (1:N)
untuk mengkonfirmasi bahwa identitas seseorang adalah benar.
2.3 Pengertian Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal.
Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang
menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi
tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang
lain menyangkut peran-peran tersebut. ( Friedman, M, 1998 : 286)
Soekanto (1990:268) Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status).
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran
Rivai (2006:148) peran dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan
diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. Jadi, jika dikaitkan dengan
peranan sebuah instansi atau kantor maka dapat diartikan sebagai perangkat
perilaku yang diharapkan dan dilakukan oleh instansi, sesuai dengan posisi dan
kemampuan instansi atau kantor tersebut.
16
Sedangkan menurut Katz dalam Mifta Thoha (2003:80) merupakan
serangkaian perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang, dengan
pengertian lain peranan dapat diartikan sebagai perilaku seseorang dalam
menjalankan semua aturan dan wewenang sehingga sesuai dengan apa yang
diharapkan.
2.4 Pengertian Koordinasi
Koordinasi adalah penyelarasan secara teratur atau penyusunan kembali
kegiatan-kegiatan yang saling bergantung dari individu-individu untuk mencapai
tujuan bersama. Misalnya dalam sebuah lembaga pendidikan contohnya IPDN,
kegiatan-kegiatan para pejabat struktural dan fungsional,dosen pengajaran, dosen
pelatihan, pamong pengasuh, bagian teknis lapangan dan para karyawan/i harus
diselaraskan dengan tepat untuk mencapai hasil yang diharapkan yaitu terciptanya
proses pendidikan yang berkualitas bagi para praja selaku peserta didik.
Koordinasi adalah mendirikan rumah tidak terlalu kecil dan tidak terlalu
besar, menyesuaikan alat dengan kegunaan dan penggunaanya, jalan dengan
kendaraan, tindakan pencegahan dengan resiko. Koordinasi secara singkat adalah
menyesuaikan hal-hal dan tindakan-tindakan perbandingannya yang tepat dan
menyesuaikan alat dengan tujuan.
Menurut G.R.Terry (1986) “Kordinasi ialah suatu usahah yang singkron
dan teratur untuk menyediakan jumlah waktu yang tepat, dan mengarakan
17
pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada
sasaran yang tentukan”.
Handoko (2003:195) mendefenisikan kordinasi sebagai proses
pengintregasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang
terpisah (depertemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi secara efesien.
Handoko (2003:196) juga menyebutkan bahwa derajat kordinasi yang
tinggi sangat bermanfaat untuk pekerjaan yang tidak rutin dan tidak dapat di
perkiraan, faktor-faktor lingkungan yang selalu berubah-ubah serta saling
ketergantungan adalah tinggi, kordinasi juga sangat dibutukan bagi organisasi-
organisasi yang menetapkan tujuan yang tinggi.
Koordinasi adalah salah satu bentuk hubungan kerja yang memiliki
karakteristik khusus.Pentingnya koordinasi ini agar organisasi dapat menciptakan
efektifitas dan efesiensi.Hal ini berarti bahwa tujuan organisasi dapat tercapai
serta dalam pencapaiannya di manfaatkan semua sumber daya secara hemat dan
ekonomis.
2.4.1 Tipe-Tipe Koordinasi
Menurut Hasibuan ada 2 ( dua) tipe koordinasi yaitu:
1. Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan
yang dilakukan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja
yang ada dibawah wewenang dan tanggung jawabnya.
18
2. Koordinasi horisontal adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan
atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan
terhadap kegiatan-kegiataan dalam tingkat organisasi.
2.4.2 Ciri-Ciri Koordinasi
1. bahwa tanggung jawab koordinasi ada pada pimpinan.
2. Adanya proses
3. Peengaturan secara teratur usaha kelompok
4. Konsep kesatuan tindakan
5. Tujuan koordinasi adaalah tujuan bersama,kesatuan dari usaha
meminta suatu pengertian kepada semua individu agar ikut serta
melaksanakan tujuan.
2.4.3 Jenis-Jenis Koordinasi
1. Koordinasi Hierarkhis (koordinasi Vertikal)
Koordinasi hierarkhis (vertical) adalah koordinasi yang di lakukan oleh
seorang pejabat pimpinan dalam suatu instansi pemerintah terhadap
pejabat (pegawai) atau instansi bawahannya.Setiap pimpinan
berkewajiban untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahannya.
2. Koordinasi Fungsional
Koordinasi fungsional adalah koordinasi yang di lakukan oleh seorang
pejabat atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lainnya yang
19
tugasnya saling berkaitan berdasarkan azas fungsional.Dalam koordinasi
fungsional dapat di bedakan menjadi tiga yaitu :
a. Koordinasi Fungsional Horizontal
Koordinasi ini di lakukan oleh seorang pejabat atau suatu instansi
terhadap pejabat atau instansi lain yang setingkat.
b. Koordinasi Fungsional Diagonal
Koordinasi ini di lakukan oleh seorang pejabat atau suatu instansi
terhadap pejabat atau instansi lain yang lebih rendah tingkatannya
tetapi bukan bawahannya.
C . Koordinasi Fungsional Teritorial
Koordinasi ini di lakukan oleh seorang pejabat atau pimpinan atau suatu
instansi terhadap pejabat atau instansi lainnya yang berada dalam satu wilayah
(territorial) tertentu dimana semua urusan yang ada dalam wilayah tersebut
menjadi wewenang atau tanggung jawabnya selaku penguasa atau penanggung
jawab tunggal.
2.5 Kerangka Berpikir
Pelayanan merupakan bagian dari aktifitas yang berupa mekanis. Layanan
pada dasarnya adalah orang yang memberikan atau mengurus apa yang di
perlukan oleh orang lain baik berupa barang atau jasa kepada pengguna jasa yang
membutuhkan suatu informasi.
Proses pelayanan merupakan tugas dari aparatur pemerintah untuk melayani
masyarakat yang ada, dalam pelaksanaan pelayanaan elektronik KTP yang dimana
20
pemerintah harusadaa perencanaan yang baik agar nantinya bisa menciptakan
suatu kegiatan yang efektif dan efisien.
Dalam penulisan ini penulis akan melihat tentang peran camat dalam
menigkatkan pelayanan pembuatan KTP elektronik pada kantor camat Kota
Kefamenanu, dimana pembuatan KTP elektronik ini bertujuan untuk kelengkapan
administrasi masyarakat serta berfungsi sebagai identitas diri yang berlaku
Nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal unuk pengurusan izin,
pembukuan rekening Bank dan sebagainya serta mencegah KTP ganda dan
pemalsuan KTP sehingga terciptanya keakuratan data penduduk untuk
mendukung program pembagunan.
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal.
Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang
menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi
tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang
lain menyangkut peran-peran tersebut
21
Secara singkat dapat dilihat skema kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar 2.1
Skema berpikir penelitian
Sumber data: oleh peneliti
Pelayanan Elektronik
KTP
Administrasi
kependudukan
1. Koordinasi
Vertikal
2. Koordinasi
Horisontal
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian
yang bertujuan untuk menggambarkan secara nyata dan sistematis atis terhadap
fakta atau karakteristik populasi atau bidang tertentu dengan secara cermat dan
faktual.
Lokasi dalam Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Kota Kefamenanu
Kabupaten Timor Tenggah Utara
3.2 Fokus Penelitian
Sesuai dengan penjelasan dalam teori dan konsep yang telah dijelaskan
maka penelitian lebih difokuskan kepada :
1. Peran koordinasi dalam meningkatkan pelayanan Elektronik KTP di
kecematan kota Kefamenanu dengan sub fokus:
a. Koordinasi horisontal
b. Koordinasi vertikal
3.3 Sumber Data
Dalam penelitaian ini data yang dikumpulkan bersumber dari penduduk
wajib e-KTP dan Kantor Kecamatan Kota Kefamenanu.
23
1.3.1. Informan
Dalam memilih informan ini dilakukan secara cermat dan teliti dan selektif
yaitu seluruh pegawai kantor camat dan pegawai yang menangani proses
pembuatan KTP-e dan masyarakat Kecamatan kota Kefamenanu yang
mengurus Kartu Tanda Penduduk Elektronik.
1.3.2. Dokumen
Dalam meneliti tetang dokumen-dokumen,peneliti menggunakan
dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam bentuk
undang-undang kependudukan ataupun dokumen-dokumen pelengkap
seperti SOP ( Satuan Operasional Prosedur) dan buku-buku pentunjuk
pelaksanaan pembuatan KTP elektronik
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik penggumpulan data yang digunakan adalah :
1. Observasi yaitu cara penggumpulan data dengan menggunakan
pengamatan langsung dan mencatat semua data yang diperoleh
2. Wawancara Yaitu cara penggumpulan data yang dilakukan dengan
melakukan tanya jawab langsung dengan pimpinan perusahaan.
3. Dokumentasi yaitu Dalam melakukan studi terhadap dokumen-dokumen
resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam bentuk undangan
kependuduk atau dokumen-dokumen perlengkapan SOP( Satuan Operasi
Produser) Dan buku-buku petunjuk pelaksanaan pembuataan e-KTP.
24
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu
suatu metode atau cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendeskripsikan sosial
masyrakat yang terjadi.
Menurut Nasution dalam bukunya Sugiyono (1988:402) menyatakan
“Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun
ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis
data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori
yang grounded”. Namum dalam penelitian kualitatif , analisi data lebih
difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data.
Dalam analisis data, penulis menggunakan model interaktif dari Miles and
Huberman sebagaimana dikutip oleh Sugiyono ( 2013:404) mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh.
Aktifitas-aktifitas yang dilakukan yaitu : data reduction, data display, conclusion
drawing/ verificatio
a. Data Reduction ( Reduksi Data )
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk
itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan,
semakn lama peneliti kelapangan, maka jumlah data akan semakin banyak,
kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data
melalui mereduksi data.
b. Data Display ( penyajian data)
25
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah,
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif , penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman dalam
bukunya Sugiono (1984: 408 ) menyatakan “ yang paling sering digunakan
untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif.
c. Conclusion Drawing / verification
Langkah ke tiga dalam analisis data analisis data kualitatif menurut
Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
26
Dibawah ini peneliti menggambarkan teknik analisa data dilapangan.
Gambar 3.1
Model Interaktif penelitian Kualitatif
Sumber data : Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008 : 246)
Berdasarkan hal diatas maka penulis menyimpulkan bahwa langkah
awal yang harus dilakukan oleh peneliti yaitu, mereduksi data yang berada
dilapangan, mendisplaykan data, setelah itu peneliti menganalisis terhadap
jawaban yang diwawancarai dan setelah dianalisis belum memuaskan,
maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu,
diperoleh data yang dianggap kredibel.
DataKoleksi
(collect
ion)
Data
yang
mempes
ona
(display)
()
Data
penurunan
(reduction)
Data yang menarik atau
menguji.conclucions:
drawing/veriying
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak dan batas wilayah
Adapun dan letak dan batas wilayah kota yang dapat menunjukan bahwa
kekuasaan pemerintahan kecamatan untuk mencerminkan wewenang dan
tanggung jawabnya atas kecamatan dalam melaksanakan tugasnya.
Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Kota Kefamenanu, kabupaten Timor
Tengah Utara ialah sebagai berikut:
a. sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bikomi Selatan
b. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Miomafo Timur
c. Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Insana Tengah
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Bikomi Selatan
Kecamatan Kota Kefamenanu merupakan salah satu kecamatan di antara
24 kecamatan lain yang ada di Kabupaten Timor Tengah Utara yang letaknya
terhadap pusat-pusat fasilitas sebagai berikut:
a. Jarak ke ibu kota Kefamenanu 7 Km
b. Jarak ke ibu kota propinsi 187 KMm
c. Jarak ke kelurahan terjauh 9 Km yaitu kelurahan Kefa Utara
d. Jarak kelurahan terdekat 0 Km yaitu kelurahan Sasi karena kantor
kecamatan kota Kefamenanu terletak di kelurahan Sasi
28
2. Luas wilayah
Secara keseluruhan luas wilayah kecamatan kota Kefamenanu adalah 79
Km dengan meliputi kelurahan, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut
ini
Data kelurahan di kecamatan kota Kefamenanu luas wilayah kelurahan
Tabel 4.1
NO KELURAHAN LUAS WILAYAH( KM)
1 KEFA UTARA 12
2 APLASI 7
3 KEFAMENANU TENGAH 11
4 BANSONE 9
5 KEFAMENANU SELATAN 7
6 BENPASI 6
7 TUBUHUE 12
8 MAUBELI 4
9 SASI 6
Sumber data: kantor kecamatan kota Kefamenanu, 2014
Dari tabel di atas dapat menunjukan bahwa kelurahan terluas diwilayah
kecamatan kota Kefamenanu adalah kelurahan kefa utara dan kelurahan Tubuhue
luas masing-masing 12 Km berikut Kefamenanu Tengah dengan luas 11 Km
kelurahan Bansone degan luas 9 Km kelurahan Aplasi dan kefamenanu Selatan
degan luas masing-masing 6 Km sedangkan kelurahan yang paling kecil dengan
luas wilayah 4 Km adalah kelurahan Sasi.
29
Dengan demikian dapat disimpulkan 2 dari antara 9 kelurahan memiliki
luas terbesar adalah kelurahan Kefamenanu utara dengan kelurahan Tubuhue,
sedangkan kelurahan yang memiliki luas wilayah terkecil di wilyah kecamatan
kota Kefamenanu adalah kelurahan Maubeli.
4.1.1.1 Kedudukan dan Tugas Pokok
Kecamatan merupakan wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah
kabupaten / kota, dimana Camat dalam pelaksanaan tugasnya menerima
pelimpahan sebagian wewenang Bupati/Walikota untuk menangani sebagian
urusan otonomi daerah (Pasal 126 UU Nomor 32 Tahun 2004). Pelimpahan
sebagian kewenangan Bupati kepada Camat telah diatur dalam Keputusan Bupati Timor
Tengah Utara Nomor 55 Tahun 2002, Berdasarkan Pasal 2 ayat (3) Keputusan Bupati
Timor Tengah Utara Nomor 55 Tahun 2002, Camat mempunyai fungsi :
b. Koordinasi terhadap segala kegiatan yang dilakukan oleh Perangkat Kecamatan
dalam rangka penyelenggaraan administrasi Pemerintahan yang terpadu.
c. Pelaksanaan pembinaan terhadap kegiatan di bidang kesatuan bangsa dan
perlindungan masyarakat.
d. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan kesejahteraan rakyat
e. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa / Kelurahan.
f. Pelaksanaan pembinaan administrasi serta memberikan pelayanan teknis dan
administratif kepada seluruh perangkat di wilayah Kecamatan
g. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah di kecamatan
30
Tugas dan fungsi unit-unit dalam struktur organisasi Kecamatan Kota
Kefamenanu adalah sebagai berikut :
1. Sekretariat Kecamatan
a. Pembinaan dan pemberian pelayanan administrasi
b. Melaksanaan pengelolaan keuangan kepegawaian, perlengkapan
dan keprotokolan
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Camat
2. Seksi Pemerintahan
a. Pembinaan, pengembangan dan pengawasan terhadap aparatur perangkat
daerah yang terdapat dikecamatan kota kefamenanu
b. Penyelenggaraan sistem informasi berbagai kebiajakan pemerintah
daerah.
c. Identifikasi potensi pajak daerah dan retribusi daerah
d. Fasilitasi dan pengendalian dalam rangka intensifikasi pemungutan PBB,
pajak daerah dan retribusi daerah
3. Seksi Pembangunan
a. Pendataan bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan
b. Penanganan informasi harga pasar komoditi pertanian, perkebunan,
peternakan dan perikanan
c. Pemantauan kesediaan sarana produksi yang meliputi harga, jumlah,
jenis, dosis dan waktu
d. Pelaksanaan penyuluhan massal dalam rangka penentuan dan pengaturan
pola tanam
4. Ketentraman dan Ketertiban
31
a. Pembentukan dan pembinaan Satpol PP Kecamatan
b. Pengamanan pelaksanaan produk-produk hukum daerah dan peraturan
perundang-undangan
c. Pelaksanaan upaya-upaya pengamanan terhadap proyek dan tempat yang
dianggap vital
d. Fasilitasi kegiatan perlindungan masyarakat
5. Seksi Kesejahteraan Sosial
a. Fasilitasi pembinaan terhadap pengusaha dan pekerja (buruh) dalam
rangka menciptakan hubungan industrial yang harmonis serta terciptanya
konsistensi perlindungan dan jaminan social terhadap pekerja (buruh).
b. Penyebarluasan informasi ketenagakerjaan di wilayah kecamatan
c. Inventarisasi potensi ketenagakerjaan
d. Pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam pengembangan
pendidikan dan ketrampilan, khususnya pengembangan sekolah, kursus
dan lain sebagainya
4.2 Data Fokus
4.2.1 Koordinasi Horisontal
Koordinasi dalam meningkatkan pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektrik
( e – KTP ) dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Kota Kefamenanu dengan
Kelurahan yang ada. Berkaitan dengan aspek ini melalui wawancara dengan
Bapak Drs. Yohanes Tameon ( Sekertaris Camat Kota Kefamenanu ) mengenai,
Adakah koordinasi dari Pemerintah Kecamatan Kota Kefamenanu kepada seluruh
kelurahan sebelum dilakukan Pelayanan pembuatan e-KTP, bentuk koordinasinya
seperti apa, maksud dan tujuan diadakan koordinasi, hambatan – hambatan yang
32
ditemui pada saat melakukan koordinasi, berdasarkan pertanyaan ini direspon oleh
Informan dengan menyatakan bahwa :
“ Ada Koordinasi yang kita lakukan pada saat melakukan pelayananpembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektrik bersama dengan 9 ( Sembilan) kelurahan yang ada di Kecamatan Kota Kefamenanu, dengan maksudagar seluruh masyarakat yang ada wilayah Kecamatan Kota Kefamenanudengan syarat berusia 17 Tahun ke atas atau sudah pernah menikah wajibuntuk memiliki Kartu Tanda Penduduk Elektrik ( e – KTP ) dalamrangka tertib administrasi, bentuk koordinasi antara PemerintahKecamatan dengan Kelurahan yang ada melalui rapat koordinasi denganmaksud agar bisa bekerja sama dengan seluruh perangkat kelurahanmengenai pembagian undangan dan pembagian jadwal untuk pelayananpembuatan kartu tanda penduduk elektrik, sedangkan untuk hambatan –hambatan yang ditemui pada saat melakukan koordinasi tidak ada karenasemua Perwakilan dari 9 ( Sembilan ) kelurahan yang ada di KecamatanKota Kefamenanu semuanya hadir dalam rapat koordinasi dimaksud”. (Senin / 16 juni / jam 10 Pagi / kantor camat kota Kefamenanu )
Berdasarkan jawaban informan di atas, dapat dijelaskan bahwa adanya
koordinasi yang baik antara pemerintah kecamatan kota kefamenanu dengan 9 (
sembilan ) Kelurahan yang ada melalui rapat koordinasi dengan maksud agar
seluruh masyarakat kecamatan kota kefamenanu yang sudah memenuhi syarat
wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk Elektrik ( e – KTP ), penentuan dan
pembagian waktu untuk pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektrik
( e – KTP). Koordinasi yang baik antara pemerintah kecamatan dengan
perwakilan setiap kelurahan yang ada sehingga dalam pelaksanaan rapat
koordinasi tidak mengalami hambatan – hambatan karena semua perwakilan dari
9 ( Sembilan ) kelurahan di wilayah kecamatan Kota Kefamenanu turut serta hadir
33
4.2.2 Koordinasi Vertikal
Koordinasi antara Pemerintah Kecamatan dengan Pihak kelurahan sebelum
pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektrik ( e – KTP ) dan bagaimana
bentuk koordinasi yang dilakukan, berdasarkan pertanyaan tersebut direspon oleh
informan dengan menyatakan bahwa :
“ Sebelum dilakukan pelayanan untuk pembuatan Kartu Tanda PendudukElektrik ( e – KTP ) Pemerintah Kecamatan mengeluarkan undangansecara tertulis kepada kami perangkat kelurahan yang ada untukmelakukan rapat koordinasi dengan maksud agar kami mengeluarkanundangan secara tertulis kepada semua masyarakat yang sudahmemenuhi syarat wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk Elektrik ( e-KTP )” ( Senin / 16 juni / jam 10:30 Pagi / kantor camat kotaKefamenanu )
Berdasarkan jawaban informan di atas, dapat dijelaskan bahwa koordinasi
yang dilakukan oleh pemerintah kecamatan dengan perangkat Kelurahan yang ada
di wilayah kecamatan kota kefamenanu dengan maksud agar pihak kelurahan
mengeluarkan undangan kepada semua masyarakat yang sudah memenuhi syarat
dalam hal ini berusia 17 Tahun ke atas atau sudah pernah menikah/ kawin.
Dengan demikian, berdasarkan pendapat – pendapat dari informan dapat
disimpulkan bahwa adanya koordinasi yang baik antara pemerintah kecamatan
dengan pihak kelurahan melalui rapat koordinasi dengan maksud agar pihak
kelurahan mengeluarkan undangan secara tertulis kepada masyarakat yang sudah
memenuhi syarat untuk pembuatan pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektrik ( e-
KTP ).
34
Senada dengan hal di atas, melalui wawancara dengan Bapak Yohanes B. D
Banu, S.STP ( Lurah Benpasi ) mengenai adakah pembagian tugas pada saat
pelayanan pembuatan e – KTP, adakah hambatan – hambatan yang ditemui pada
saat pembagian tugas, berdasarkan pertanyaan ini direspon oleh informan dengan
menyatakan bahwa :
“Ada pembagian tugas pada saat pelayanan pembuatan Kartu TandaPenduduk Elektrik khusus untuk kami yang ada di kelurahan, pembagiantugas ke seluruh perangkat kelurahan seperti mengantar undangan untukperekaman e – KTP ke masyarakat melalui RT setempat danmendampingi masyarakat pada saat perekaman Kartu Tanda PendudukElektrik ( e- KTP) sedangkan untuk hambatan – hambatan yang ditemuipada saat pembagian tugas yakni adanya perangkat kelurahan yang tidakhadir pada saat pembagian tugas sehingga berdampak pada masyarakatyang tidak mendapatkan undangan untuk perekaman e – KTP ““( Saptu /14 juni / jam 09 Pagi / kantor camat kota Kefamenanu )
Berdasarkan pendapat – pendapat informan di atas dapat disimpulkan
bahwa dalam meningkatkan pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektrik ( e-KTP )
di kecamatan Kota Kefamenanu dilakukan dengan cara pembagian tugas dan
peran yang baik kepada seluruh perangkat kecamatan dan perangkat kelurahan
dengan masing – masing tugas yang berbeda. Akan tetapi, dalam proses
pembagian tugas selalu mengalami hambatan disebabkan karena ada pegawai
yang bekerja tidak maksimal dan juga adanya perangkat kelurahan yang tidak
hadir. Contohnya sebagian besar masyarakat yang sudah memenuhi syarat untuk
melakukan perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektrik (e – KTP) tidak
mendapatkan undangan dari kelurahan secara tertulis sehingga sebagian
masyarakat tidak melakukan perekaman e – KTP sesuai dengan jadwal yang
ditentukan.
35
Pelayanan merupakan bagian dari aktifitas memberikan atau mengurus apa
yang diperlukan oleh orang lain berupa barang atau jasa kepada pengguna jasa
yang membutuhkan. Berkaitan dengan aspek ini melalui wawancara dengan Ibu
Henderina J. Otu, S.Sos ( Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial ) mengenai
Bagaimanakah cara pelayanan yang dilakukan Pemerintah Kecamatan Kota
Kefamenanu dalam pembuatan e–KTP, Bagaimana Koordinasi antara Pemerintah
kecamatan dengan Operator e- KTP pada saat pelayanan pembuatan e-KTP,
berdasarkan pertanyaan ini, direspon oleh informan dengan menyatakan bahwa :
“ Pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan KotaKefamenanu dalam pembuatan e – KTP yaitu dengan memberikantempat atau ruangan kepada operator e – KTP untuk melayanimasyarakat dalam pembuatan e – KTP sehingga tidak mengganguaktifitas – aktifitas lainnya yang dilakukan oleh aparat kecamatan.Sedangkan bentuk koordinasi yang dilakukan oleh pemerintah kecamatandengan operator e – KTP pada saat pelayanan pembuatan e – KTP yakniada petugas dari kecamatan yang mebantu kelancaran administrasi dalamhal ini menerima undangan yang dibawa wajib e – KTP dan sebagainya”( Sabtu / 14 juni / jam 10 Pagi / kantor camat kota Kefamenanu )
Berdasarkan jawaban informan di atas dapat dijelaskan bahwa Pemerintah
Kecamatan Kota Kefamenanu menyediakan tempat atau ruangan yang digunakan
oleh operator e – KTP dan masyarakat dan juga ada staf yang ditugaskan oleh
pemerintah kecamatan Kota Kefamenanu untuk membantu kelancaran
administrasi untuk proses perekaman dan pembuatan e– KTP.
Dengan pendapat di atas diakui juga oleh Ibu Inakulata Bana ( Operator
e– KTP ) mengenai cara pelayanan yang dilakukan untuk pembuatan e– KTP,
berdasarkan pertanyaan ini direspon oleh informan dengan menyatakan bahwa ;
36
“Pelayanan untuk masyarakat yang melakukan pembuatan e– KTPdilakukan secara online menggunakan fasilitas yang telah disediakandengan cara masyarakat memberikan data identitas pribadi, sidik jari, danfoto. Setelah itu data dikirim ke pusat secara online untuk selanjutnyaproses percetakan, hasil fisik e–KTP akan dikirim ke kecamatan kotakefamenanu dengan jangka waktu 2 – 3 bulan setelah dilakukanperekaman. Setelah mendapatkan hasil fisik e-KTP maka diwajibkanuntuk melakukan aktivasi di Kantor Camat Kefamenanu” ““( Sabtu / 14juni / jam 11 Pagi / kantor camat kota Kefamenanu )
Berdasarkan jawaban informan di atas , dapat dijelaskan bahwa
pelayanan yang diberikan oleh operator e– KTP kepada masyarakat wajib e–
KTP dengan cara memberikan data mengenai identitas diri, sidik jari dan foto
secara online untuk selanjutnya dikirim ke pusat yang selanjutnya dilakukan
proses percetakan dengan jangka waktu 2 – 3 bulan.
Berkaitan dengan pelayanan dari operator e– KTP, melalui wawancara
dengan Ibu Omi Fallo ( masyarakat wajib e– KTP ) mengenai apakah proses
pelayanan pembuatan e– KTP sudah berjalan sesuai dengan keinginan
masyarakat, berdasarkan pertanyaan ini direspon oleh informan dengan
menyatakan bahwa :
“Pelayanan yang diberikan dari operator e– KTP belum berjalan sesuaidengan keinginan masyarakat karena waktu yang ditentukan tidak sesuaidengan pelaksanaannya sehingga terkesan adanya pemborosan waktuyang digunakan, padahal banyak hal yang harus kita lakukan, bukanseharian saja kita mengurus e– KTP” ““( Jum’at / 13 juni / jam 11 Pagi /kantor camat kota Kefamenanu )
Berdasarkan jawaban informan di atas, dapat dijelaskan bahwa adanya
ketidakefektifan dari operator e– KTP dalam melakukan pelayanan sehingga
berdampak pada waktu yang ditentukan tidak sesuai dengan pelaksanaannya.
37
Berkaitan dengan ketidakefektifan petugas tentang waktu pelayanan,
melalui wawancara dengan Ibu Irna Talan ( Operator e – KTP ) mengenai adakah
hambatan – hambatan yang ditemui pada saat melakukan perekaman e– KTP,
berdasarkan pertanyaan di atas, direspon oleh informan dengan menyatakan
bahwa :
“Hambatan – hambatan yang ditemukan pada saat melakukan pelayananyakni sarana dan prasarana yang ada belum memadai sehinggamenyebabkan terjadi antrian yang panjang dan pelaksanaan pelayananperekaman e– KTP kadang – kadang tidak sesuai dengan jadwal yangditetapkan, banyak masyarakat yang sudah melakukan perekaman e–KTP sejak awal tetapi sampai pada saat ini belum mendapatkan e– KTPfisik dikarenakan proses percetakan terpusat di Jakarta sehinggamemerlukan waktu yang sangat lama, dan oleh karena proses percetakandi Jakarta maka terdapat banyak kesalahan baik itu pada penulisanNama,Tempat tanggal lahir maupun kesalahan penempatan foto sehinggafisik e– KTP yang sudah ada harus dikirm kembali kepusat untukdilakukan perbaikan “( Jum’at / 13 juni / jam 11:30 Pagi / kantor camatkota Kefamenanu )
Berdasarkan jawaban informan diatas dapat dijelaskan bahwa adanya
hambatan – hambatan yang ditemui pada saat pelayanan perekaman e– KTP yakni
kurangnya sarana dan prasarana yang memadai yang berdampak pada efisiensi
waktu yang ditetapkan tidak sesuai dengan pelaksanaannya, adanya kesalahan –
kesalahan yang dalam penulisan Nama, tempat dan tanggal lahir serta penempatan
foto sehingga sebagian besar masyarakat belum mendapatkan Fisik e– KTP.
Berdasarkan pendapat – pendapat informan di atas dapat disimpulkan
bahwa Pelayanan perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektrik ( e– KTP ) belum
berjalan maksimal dan selalu mengalami hambatan – hambatan disebabkan karena
sarana dan prasarana yang belum memadai sehingga menyebabkan sebagian
38
masyarakat belum mendapatkan fisik e– KTP, adanya kesalahan dalam penulisan
Nama, tempat tanggal lahir, alamat dan penempatan foto sehingga fisik e– KTP
harus dikirim kembali ke pusat untuk dilakukan perbaikan.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Koordinasi horisontal
Berdasarkan data hasil penelitian tentang koordinasi Pemerintah
Kecamatan dengan Pihak Kelurahan berjalan secara efektif.
Koordinasi dapat terlaksanakan hubungan kerja yang baik karena Pihak
Kelurahan mengikuti rapat koordinasi dimaksud. Pelaksanaan koordinasi
sebagaimana dimaksud antara Pemerintah Kecamatan dengan Pihak Kelurahan
merupakan tugas pokok pemerintah, yaitu pembangunan, administrasi
pemerintahan dan pelayanan ke masyarakat agar dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien sangat ditentukan oleh kerja sama antara perangkat pemerintah
daerah dengan saling berkoordinasi dalam menjalankan tugas pemerintahan.
Dalam melakukan Perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektrik di
Kecamatan Kota Kefamenanu, Pemerintah kecamatan melakukan koordinasi
dengan 9 ( sembilan ) kelurahan yang ada melalui rapat koordinasi dengan tujuan
untuk menginformasikan kepada seluruh masyarakat melalui undangan secara
tertulis bagi yang sudah memenuhi syarat umur 17 Tahun ke atas atau sudah
pernah menikah / kawin serta pembagian jadwal perekaman Kartu Tanda
Penduduk ( e – KTP ) karena proses perekaman dilaksanakan di kantor camat kota
kefamenanu dengan jadwal yang berbeda – beda. Hal ini sesuai dengan pendapat
39
Hasibuan ( 2006 : 86 ) untuk meningkatkan pelayanan yang efektif
diperlukan koordinasi potensial dari bermacam – macam satuan organisasi yang
saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.
Koordinasi adalah suatu usaha yang singkron dan teratur untuk
menyediakan jumlah dan waktu yang tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk
menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yng telah
ditentukan. ( G.R Terry )
Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan
memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan
menjaga agar kegiatan tersebut dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya
di antara para anggota itu sendiri. ( E.F.L Brech )
Koordinasi merupakan suatu bentuk hubungan kerja yang memiliki
karakteristik khusus dalam menyususun kegiatan-kegiatan yang saling bergantung
dalam mencapai tujuan bersama.
4.3.2 Koordinasi Vertikal
Menurut Hasibuan (2007:86-87) Koordinasi vertikal adalah kegiatan-
kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan
unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan tanggung
jawabnya. Tegasnya, atasan mengkoordinasi semua aparat yang ada di bawah
tanggung jawabnya secara Jangsung. Koordinasi vertikal ini secara relatif mudah
dilakukan, karena atasan dapat memberikan sanksi kepada aparat yang sulit diatur.
40
menurut Winardi (1999:389) dapat dilihat pula ada 4 (empat) elemen
fundamental pada koordinasi vertikal, yaitu:
1. Rantai Komando (chain of command). Rantai komando adalah garis yang
tidak putus dari wewenang yang menjulur dari puncak organisasi ke eselon
terbawah dan memperjelas siapa melapor kepada siapa.
2. Rentang Pengawasan (span of control). Rentang kendali adalah jumlah
bawahan yang dapat diarahkan secara efisien dan efektif oleh seorang
manajer.
3. Pendelegasian (delegation). Pendelegasian adalah hak-hak inheren dalam
suatu posisi manajerial untuk memberikan perintah dan mengharapkan
dipatuhinya perintah itu.
4. Sentralisasi-Desentraiisasi (centralization-centralization). Sentralisasi
merujuk kepada pembatasan tanggung jawab dalam pengambilan
keputusan yang berada pada puncak hirarki organisasi. Hanya pemilik
yang dapat mengambil keputusan apa yang harus dijual, dan berapa jam
dibuka. Sentralisasi tidak memberikan izin kepada karyawan untuk
membuat keputusan utama. Desentralisasi merujuk kepada perluasan
tanggung jawab dalam pengambilan keputusan kepada setiap level
organisasi. Desentralisasi berasumsi bahwa orang-orang terdekat kepada
masalah yang paling tahu tentang suatu hal dan dapat membuat keputusan
yang terbaik dalam menangani suatu masalah. Maka, keputusan tidak akan
terlambat, yang biasanya terjadi jika top eksekutif yang harus menangani
seluruh masalah.
41
Jadi kesimpulannya kordinasi vertikal merupakan suatu kesatuan usaha
yang, berarti bahwa harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha tiap kegiatan
sehingga terdapat adanya keserasian di dalam mencapai hasil yang efesien.
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam melakukan Perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektrik di
Kecamatan Kota Kefamenanu, Pemerintah kecamatan melakukan koordinasi
dengan 9 ( sembilan ) kelurahan yang ada melalui rapat koordinasi dengan tujuan
untuk menginformasikan kepada seluruh masyarakat melalui undangan secara
tertulis bagi yang sudah memenuhi syarat umur 17 Tahun ke atas atau sudah
pernah menikah / kawin serta pembagian jadwal perekaman Kartu Tanda
Penduduk ( e – KTP ) karena proses perekaman dilaksanakan di kantor camat kota
kefamenanu dengan jadwal yang berbeda – beda.
5.2 Saran
1. Agar pelaksanaan pembuatan e– KTP dapat berjalan dengan baik dan lancar
maka disarankan agar adanya pembagian tugas yang baik kepada seluruh
perangkat kecamatan dan kelurahan sehingga pelaksanaan pembuatan e–
KTP berjalan dengan baik
2. Agar dalam meningkatkan pelayanan dalam perekaman e– KTP disarankan
agar perlu menambahkan fasilitas – fasilitas seperti alat percetakan e– KTP,
kamera, alat sidik jari, komputer dan jaringan sehingga tidak membutuhkan
waktu yang lama untuk menunggu fisik e– KTP'
43
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyanto,1995,Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik.
UGM,Yogyakarta.
Gray Jerry L. Frederic A. Strake.1984, Organizational Behavior,concepts and
Application. Charles E Merrill Publ. Company, Columbus.
H. A. Moenir. 1992, Manajemen Pelayanan Umum : Bumi Aksara, Jakarta
Handoko T. Hani.1994,Manajemen edisi II, EPFD: Jakarta
Harbani.2011, Teori Administrasi Publik, Alfabeta, Bandung
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta.
MH. Saragih.1982. Sistem Pengawasan Dalam Organisasi, Rajawali Press.
Jakarta.
Priyanto Agus . 2006. Pelayanan Publik ,Alfabeta. Bandung
Rivai, Veithzal. 2006. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Raja Grafindo:
Jakarta.
Robbins Stephen P. Mary Coulter.1999, Manajemen. Prentice Hall Inc, New
Jersey
Sinambela, Lijan Poltak, 2008. Reformasi Pelayanan Publik. PT. Bumi Aksara,
Jakarta.
Sinambela Lijen Poltak. 2006. Refermasi Pelayanan Publik. Bumi Aksara.Jakarta
Sugyono. 2003 Metode penelitian Administasi,Alfabeta,Bandung.
Soekonto. Sosiologi Suatu Pengantar: Raja Grafindo Persada, Jakarta
Sujatmo.1983, Pengertian di Bidang Pengawasan, Ghalia Indonesia. Jakarta
44
Sinambella Lijen Poltak, Reformasi Pelayanan Publik. PT Bumi Aksara: Jakarta
Siagian, sondang P.1990,Filsafat Administrasi.Haji Mas Agung. Jakarta
Teryy Greoge R. 1996.Asas-asas manajemen alih bahasa.Penerbit
Alumni.Bandung
Tangkilisan Hessel Nogi.2005, Manajemen Publik.Grasindo, Jakarta
Thoha, Miftah. 2003. Pembinaan Organisasi. Rajawali Pers: Jakarta
Sumber Lain
UU No. 43 tahun 1999 Tentang pokok-pokok Kepegawaian.
Wadu jacob. 2011 Membangun aparatur Birokrasi Yang Profesional Dalam
Rangka Mengembalikan kepercayaan Publik Kepada Pemerintah.
Jurnal Administrasi Publik, Fisip Undana. Kupang.
Winardi .2000.Manajer dari manajemen. Citra Aditya Bakti. Bandung
Jaringan sosial, internet,http//:www Elektronoik Kartu Tanda Penduduk.com
Jaringan sosial, internet,http//:www. Birokrasi Pemerintahan Daerah.com
Marianus Seran. 2011, Efektifitas Pelayanan Pembuatan E-KTP,
proposal,FISIPOL Universitas, Kefamrnanu.
.