33
PERAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DALAM PENGAWASAN IMPORTASI BARANG LARANGAN PEMBATASAN

Presentasi latas & bpo edited

  • Upload
    wahyu71

  • View
    362

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Presentasi latas & bpo edited

PERAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DALAM PENGAWASAN IMPORTASI BARANG

LARANGAN PEMBATASAN

Page 2: Presentasi latas & bpo edited

TUGAS POKOK & FUNGSI DJBC(Berdasarkan Keppres 109 Tahun 2001 & Keppres 23 Tahun 2004 j.o. KMK 466/KMK.01/2006)

Tugas Pokok :

Merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang Kepabeanan dan Cukai berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Menteri Keuangan dan Peraturan Perundangan yang berlaku

Fungsi :• Penyiapan perumusan kebijakan di bidang Kepabeanan dan Cukai• Pelaksanaan kebijakan di bidang Kepabeanan dan Cukai• Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang Kepabeanan dan Cukai • Pemberian bimbingan teknis di bidang Kepabeanan dan Cukai• Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.

Tugas :• Pelayanan dan Pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk dan keluar wilayah Republik

Indonesia • Pemungutan Penerimaan Negara berupa Bea Masuk dan Cukai serta Pungutan Negara lainnya

Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas :• Undang-Undang No. 17 tahun 2006 jo. Undang-Undang No. 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan• Undang-Undang No. 39 tahun 2007 jo. Undang-Undang No. 11 Tahun 1995 Tentang Cukai

Page 3: Presentasi latas & bpo edited

Trade FacilitatorIndustrial AssistanceRevenue CollectorCommunity Protector

Aspek Penerimaan

Aspek PelayananAspek Pengawasan

TUGAS danFungsi DJBC :

Aspek SDM (Integritasdan Kesejahteraan)

Aspek Kelembagaan

Tugas dan Fungsi DJBC

Pelayanan & Pengawasan atas Lalulintas Barang yang Masuk dan Keluar Daerah Pabean Indonesia

Pemungutan Bea Masuk & Cukai serta Pungutan Negara lainnya

( KEPPRES No. 23 Thn. 2004 dan

Kep.Menkeu 466/KMK.01/2006 )

ProgramDanKebijakanDi BidangKEPABEANAN

ProgramDanKebijakanDi BidangCUKAI

ProgramDanKebijakanDi BidangLAINNYA

Page 4: Presentasi latas & bpo edited

Trade Facilitator/Memfasilitasi Perdagangan

Industrial Assistance/ Melindungi Industri Dalam Negeri

RevenueCollector/KontribusiPenerimaan APBN

Community Protector/Melindungi Masyarakat

PelaksanaanTugas danFungsiDi BidangKEPABEANAN

Pemberian Jalur Prioritas Pengembangan Sistim Otomasi

Kepabeanan Sistim Pembayaran Elektronik / Online Selektifitas Pemeriksaan Pabean

Kawasan Berikat, Gudang Berikat Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) Fasilitas impor Mesin, Brg Modal, Bahan

Baku Fasilitas Pembebasan BM Industri Tertentu

Penanggulangan Penyelundupan Penanggulangan Pelanggaran Kepabeanan Pengawasan Barang Larangan & Pembatasan

Optimalisasi Penerimaan Negara Optimalisasi Penagihan Tunggakan Penyempurnaan Administrasi Penerimaan

Page 5: Presentasi latas & bpo edited

Peningkatan kecepatan pelayanan Kelancaran arus barang impor/ekspor Kepastian waktu pelayanan Penghilangan ekonomi biaya tinggi Proses pelayanan mudah & sederhana Transparansi & keterbukaan pelayanan

Penanggulangan Penyelundupan Pemberantasan Perdagangan Ilegal Pencegahan Pelanggaran Kepab.& Cukai Penegakan Hukum yang optimal Akuntabilitas & kinerja Unit Pengawasan

Peningkatan Integritas Pegawai Penetapan Kode Etik & Perilaku Pembinaan Moral dan Etika Pemberian Sanksi & Penghargaan Saluran Pengaduan Etika & Perilaku

Pelayanan

Pengawasan

Integritas SDM

Tugas danFungsi DJBC

Trade Facilitator

Industrial Assistance

Revenue Collector

Community Protector

Aspirasi / Tuntutan Masyarakat

Page 6: Presentasi latas & bpo edited

Pelayanan >< Pengawasan

Kegiatan OperasionalDJBC

Tugas Pokokdan Fungsi

DJBC

PELAYANAN PENGAWASAN

Kelancaran Arus Barang Impor/Ekspor Kecepatan Pelayanan Dokumen & Brg Pengurangan Ekonomi Biaya Tinggi Kemudahan Proses Pelayanan Pemberian Fasilitas Kepabeanan Transparansi & Keterbukaan Pelayanan

Pengamanan Kepentingan Nasional Perlindungan Kesejahteraan Masyarakat Perlindungan Industri Dalam Negeri Perlindungan Konsumen Dalam Negeri Pengamanan Kebijakan Perdagangan Pemungutan Penerimaan BM + PDRI

Efisiensi Pelayanan

PENCAPAIANTUJUAN, SASARAN,

VISI DAN MISID J B C

Efektifitas Pengawasan

Page 7: Presentasi latas & bpo edited

Post AuditKep. Dirjen No 12 Tahun 2000

Prosedur Pemeriksaan Barang Impor

• Penelitian dokumen

• Pemeriksaan fisik barang

UTPK

Page 8: Presentasi latas & bpo edited

Kantor Pelayanan BC

Pemeriksaan Fisik

PenelitihanDokumen

SPPB

E D INetwork

Validasi / Cek Data

Jalur MerahJalur Hijau

Penetapan Jalur

Modul PIB

Importir

Bank

Modul Bank

Analyzing Point

Brg LaranganPembatasan

Importir

Instansi Lain (Other Govt Ag.)

Ya

Tidak

Jalur Prioritas

Gate-OutSystem

SPPB

Komputer/Sistem KPBC

Sistem Aplikasi Pelayanan Impor (Pada Komputer Kantor Pelayanan)

Page 9: Presentasi latas & bpo edited

Komputer KPBC

Kantor Pelayanan BCPersetujuan

Ekspor

Eksportir

Modul PEBMandatory

CheckPEB

Penelitian BarangLarangan/ Pembatasan

Analyzing Point

ContentCheck

Instansi Lain(Import License)

Sistem Aplikasi Pelayanan Ekspor (EDI-Ekspor)

PemuatanKe Kapal

E D INetwork

Fas.KITE

Pemeriks Fisik

Pemeriksaan Hi Co Scan

Page 10: Presentasi latas & bpo edited

SISTEM PENGAWASAN IMPOR

BARANG IMPOR

PEMERIKSAAN FISIK

PENELITIAN DOKUMEN

SELEKTIF

JALUR MERAH

JALUR HIJAU

NHI/ NI

Page 11: Presentasi latas & bpo edited

Kapal sandar di Kade Pembongkaran / Pemuatan Kontainer

Pelayanan Impor/Ekspor Pemasukan/Pengeluaran Barang

1. CIQ (Customs, Immigr, Quarant)

2. Kepanduan (Jasa Pandu)

3. Pelindo (Proses +biaya tambat)

1. Operator Terminal2. Agen Kapal (THC)3. Pengelola TPS4. Perusahaan

Bongkar Muat

Instansi Penerbit Ijin/ Rekomendasi (Tata Niaga Impor / Ekspor)

1. Customs2. Pelindo3. Operator Terminal4. TKBM (Tenaga Kerja

Bongkar Muat)

1. Customs2. Polisi3. KPLP4. Security5. Pelindo (pas pelabuhan)6. Satuan Pengawal barang

Departemen Perdagangan Departemen Perindustrian Departemen Pertanian Departemen Perhubungan

Departemen Kelautan & Perikanan Departemen Kehutanan Departemen Kesehatan Departemen ESDM

Kementerian Lingkungan Hidup Mabes TNI/ POLRI, Dephan BPOM, BAPETEN, BOTASUPAL Instansi Teknis Lainnya

LINI I GATE

Instansi Terkait dalam Kegiatan Impor di Pelabuhan Laut

Page 12: Presentasi latas & bpo edited

Pasal 53 UU No. 17 Th 2006 Jo. UU No. 10 Th 1995 Ketentuan Barang Larangan dan Pembatasan

(1) Untuk kepentingan pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan larangan dan pembatasan, instansi teknis yang menetapkan peraturan larangan dan/atau pembatasan atas impor atau ekspor wajib memberitahukan kepada Menteri.

(2) Ketentuan mengenai pelaksanaan pengawasan peraturan larangan dan/atau pembatasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan menteri.

(3) Semua barang yang dilarang atau dibatasi yang tidak memenuhi syarat untuk diimpor atau diekspor, jika telah diberitahukan dengan pemberitahuan pabean, atas permintaan importir atau eksportir: dibatalkan ekspornya; diekspor kembali; atau dimusnahkan di bawah pengawasan pejabat bea dan cukai kecuali terhadap barang dimaksud ditetapkan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(4) Barang yang dilarang atau dibatasi untuk diimpor atau diekspor yang tidak diberitahukan atau diberitahukan secara tidak benar dinyatakan sebagai barang yang dikuasai negara, kecuali terhadap barang dimaksud ditetapkan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 13: Presentasi latas & bpo edited

(1) Ketentuan larangan & pembatasan impor yg ditetapkan oleh instansi teknis

MENKEU : ditetapkan dan dilaksanakan oleh DJBC

(2) Barang yg impornya dilarang/dibatasi

diberitahukan & sesuai ttptdk memenuhi syarat ketentlarangan/pembatasan

atas permintaan ybsa. dibatalkan ekspornyab. di re-eksporc. dimusnahkan di bawah. pengawasan pejabat BC

(3) Barang yang impornya dilarang/dibatasi

Tidak diberitahukan atau diberitahukan secara tidak benar

- Barang yg dikuasai negara- Sesuai ketentuan larangan/

pembatasan

Ketentuan Pengawasan Barang larangan dan pembatasan

PASAL 53 UU NO. 17 TAHUN 2006 Jo. NO. 10 TAHUN 1995 TTG KEPABEANAN

Penyelesaian

Page 14: Presentasi latas & bpo edited

POLA PENGAWASAN IMPOR

1. Analyzing Point => penelitian pemenuhan persyaratan impor

2. Manajemen Risiko berdasarkan Profil Importir dan Profil Komoditi (Profiling=>Risk Assesment=>Targetting)

3. Pemeriksaan Fisik :

# Hi-Co Scan X-Ray Container Inspection

# Pemeriksaan Fisik (Tkt.Pemeriks. 10%, 30% dan 100%)

PROSEDUR PENANGANAN BARANG LARANGAN DAN PEMBATASAN

Page 15: Presentasi latas & bpo edited

DATA KOMODITI TATANIAGA LARANGAN/PEMBATASAN IMPOR

INSTANSI JUMLAH PERATURAN JUMLAH HS

BADAN POM 4 1.106

BANK INDONESIA 1 1

BAPETEN 1 10

BOTASUPAL 1 3

KEMENTERIAN ESDM 3 11

KEMENTERIAN BUDAYA & PARIWISATA 1 8

KEMENTERIAN HANKAM 2 18

KEMENTERIAN KEHUTANAN 1 94

KEMENTERIAN KESEHATAN 6 554

KEMENTERIAN PERDAGANGAN 36 4.760

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 1 37

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2 2.371

KEMENTERIAN PERTANIAN 5 1.164

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP 3 210

POLRI 1 44

JUMLAH 68 10.391

Page 16: Presentasi latas & bpo edited

DASAR HUKUM PENGAWASAN IMPOR BPO DAN LIMBAH B3 DAN NON B3

• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 Jo. UU Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan;

• Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

• Keputusan Presiden RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Ratifikasi Konvensi Viena tentang Perlindungan Lapisan Ozon dan Protokol Montreal;

• Keputusan Presiden RI Nomor 92 Tahun 1998 tentang Ratifikasi Protokol Montreal;

• Keputusan Presiden no.61 1993 tentang Ratifikasi Konvensi Basel tentang Limbah B3

• Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun;

• Kep Menperindag Nomor : 111/MPP/Kep/1/1998 Jo. 411/MPP/Kep/9/1998 Jo. 789/MPP/Kep/12/2002

• Peraturan Menteri Perdagangan RI No : Per-03/M-DAG/PER/1/2012 tentang Ketentuan Impor Bahan Perusak Ozon (BPO)

• Pelarangan impor sampah berdasarkan UU No. 18 Tahun 2008  tentang Pengelolaan Sampah.

Page 17: Presentasi latas & bpo edited

• Dilarang Impor untuk BPO pada Lampiran I yaitu untuk jenis; Halon 1211 (Bromo Khlorodifluoro Metana), Halon 1301 (Bromo Trifluoro Metana), Halon 2402 (Dibromo Tetra Fluoro Etana), CCL4/CTC (Karbon Tetrachlorida), CH3CCl3/ Metil Kloroform,Metilbromida,CFC11,CFC12;

• Diatur tataniaga impornya untuk BPO pada Lampiran II jenis metil bromide, HCFC.

Ketentuan Impor BPO menurut Per-03/M-Dag/Per/1/2012

Page 18: Presentasi latas & bpo edited

Persyaratan Impor BPO menurut Per-03/M-Dag/Per/1/2012

• Hanya dapat diimpor dari negara-negara yang terdapat dalam daftar yang diterbitkan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, oleh perusahaan yang telah mendapat pengakuan sebagai IP-BPO atau penunjukan sebagai IT-BPO;

• Hanya melalui Pelabuhan Belawan, Tanjung Priok, Merak, Tanjung Mas, Tanjung Perak, Sukarno Hatta (Makassar), BatuAmpar Batam.

• Untuk setiap pelaksanaan impor BPO oleh IT-BPO harus mendapat persetujuan impor terlebih dahulu dari Direktur Jenderal Daglu Dep. Dag

Page 19: Presentasi latas & bpo edited

PELABUHAN PEMASUKAN IMPOR BPO :

• Pelabuhan Belawan, Medan • Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta • Pelabuhan Merak, Cilegon • Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang • Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya • Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar• Pelabuhan Batu Ampar,Batam

Page 20: Presentasi latas & bpo edited

Tantangan DJBC Dalam Pengawasan BPO

Perkembangan pengetahuan manusia

Peningkatan kemampuan dan teknikkejahatan dlm perdagangan

Modus Operandi1. Penyelundupan (Smuggling) memasukan/mengeluarkan brg ke dan dari Daerah Pabean tanpa mengindahkan sama sekali ketentuan kepabeanan

2. Pelanggaran uraian barang yg tidak benar dilakukan untuk memperoleh keuntungan dari BM yg rendah atau menghindari ketentuan larangan/pembatasan

3. Pelanggaran perijinan impor atau ketentuan larangan/pembatasan - pemberitahuan palsu - salah pemberitahuan Tujuan : menghindari kewajiban membayar hak-hak negara dan memasukkan barang-barang yang dilarang dan dibatasi

Page 21: Presentasi latas & bpo edited

KENDALA DALAM PENGAWASAN BPO

1. KESULITAN PETUGAS BEA DAN CUKAI DALAM PEMERIKSAAN TABUNG BPO YANG BERUKURAN RAKSASA;

2. IDENTIFIKASI BARANG YANG HARUS DILAKUKAN SECARA LABORATORIS SEDANGKAN MELALUI KASAT MATA TIDAK DAPAT DILAKUKAN SEHINGGA MEMPERLAMA PROSES ENGELUARAN BARANG (PADA BEBERAPA KANTOR BEA CUKAI TELAH DILENGKAPI DGN “REFRIGERANT GAS IDENTIFIER” BANTUAN KLH);

3. STANDARISASI PENGEMAS JENIS BARANG BPO YANG DAPAT DIJADKAN ACUAN DALAM PENGIDENTIFIKASIAN BARANG.

Page 22: Presentasi latas & bpo edited

TEKNIK-TEKNIK IMPOR ILEGAL BPO 1. Pemasukan BPO melalui pelabuhan-pelabuhan tidak resmi

yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia;2. Importasi BPO oleh pihak-pihak yang tidak berhak3. Pemalsuan label dan kemasan BPO;4. Pemberitahuan secara tidak benar / Penggunaan Deskripsi

Barang yang salah dalam PIB (misal : diberitahukan sebagai jenis barang yang tidak terkena ketentuan larangan dan pembatasan);

5. Menggunakan Klasifikasi Kode HS yang tidak benar (Missclassification /Switch HS Code)

6. Mencampur jenis barang yang tidak terkena ketentuan larangan dan pembatasan dengan jenis barang yang terkena ketentuan larangan dan pembatasan;

7. Mengemas BPO yang sudah dilarang dengan tabung/kemasan BPO yang masih diperbolehkan diimpor.

Page 23: Presentasi latas & bpo edited

Pentingnya Koordinasi DJBC dengan Instansi Terkait (KLH, Kemendag, Badan POM,dll) seputar

Pengawasan Impor BPO

• Sosialisasi Pelaksanaan Ketentuan Impor BPO yang terbaru yaitu Per-03/M-Dag/Per/1/2012 kepada para stake holder (Petugas BC, Importir, Masyarakat Industri pengguna BPO, dll);

• Pertukaran Informasi antar instansi terkait;• Penyampaian data-data dari perusahaan yang telah

mendapat rekomendasi, pengakuan, atau penunjukkan sebagai IP / IT BPO;

• Penyampaian jumlah kuota impor yang diperbolehkan atas importasi suatu jenis BPO.

Page 24: Presentasi latas & bpo edited

MOU antara Dirjen Bea dan Cukai dengan KLH• Pada tanggal 12 Desember 2005 Kementerian Lingkungan Hidup dan Dirjen

Bea dan Cukai Departemen Keuangan, menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang peningkatan pengawasan impor bahan perusak ozon (BPO) dalam rangka pengendalian impor BPO secara terpadu dan terkoordinasi antar instansi pemerintah terkait.

• Adalah bentuk tindak lanjut dari kewajiban pemerintah Indonesia untuk memenuhi ketentuan dalam konvesi Wina tentang perlindungan lapisan ozon dan Protokol Montreal tentang pengaturan BPO.

• Pemberian/Penyerahan bantuan berupa 20 alat refrigerant identifier produksi 2004 dari Jepang oleh KLH kepada Ditjen Bea Cukai untuk mempermudah tugas Ditjen Bea Cukai dalam mengawasi dan mengidentifikasi BPO yang diimpor

• Sebagai langkah tindak lanjutnya, pada 9 – 10 Mei 2006 KLH menyelenggarakan Pelatihan Identifikasi BPO dan Penggunaan Alat Refrigerant Identifier kepada Petugas Bea Cukai dari 18 KPPBC, Pusdiklat, dan Kantor Pusat DJBC dan berikut penyerahan alat identifier ke 18 masing-masing KPPBC dari seluruh Indonesia, 1 buah ke Pusdiklat, dan 1 buah ke Kantor Pusat.

Page 25: Presentasi latas & bpo edited

Kantor Pelayanan BC

Customs ServiceSystem (CSS)

Customs IntelligenceDatabase System (CIS)

Kantor Pusat DJBC

Enforcement & IntelligenceSystem ( EIS )

Kantor Pusat DJBC

Profil Importir Profil PPJK Profil Pemasok Profil Komoditi Profil Agen Pely. Profil Sar.Pengkt. Informasi Intelijen Database Tarip HS Database Harga Database Lainnya

Komoditi dan atau Negara Asal

Penetapan Jalur Pelayanan Impor

Low Risk High Risk Komoditi dan atau NAYang Ditetapkan Pemerintah

Low Risk

Very Low Risk/Importir Jalur Prioritas

Pemeriksaan Fisik di Lokasi

Pemeriksaan Fisik 10%

Importir

Medium Risk

High Risk Pemeriksaan Fisik 100%

Pemeriksaan Fisik 30%

DatabaseSistem Aplikasi

Pelayanan Kepabeanan

Decision ofSelectivityProcess

Page 26: Presentasi latas & bpo edited

Cusdec(Dok.PIB)

Cusres(No/Tgl BC1.1)(Manifest)

Jaringan EDI

Importir

Agen Pelayaran

(Manifest)

Cusres(No/Tgl BC1.1)

Cusres(No/Tgl BC1.1)

(Manifest)

LaporanPenimbunan

PT. Pelindo

Kantor PelayananBea dan Cukai

Sistem Pelayanan Manifest(EDI-Manifest)

Page 27: Presentasi latas & bpo edited

Single Window Portal (PortNet)

PelindoTPK Koja PT.JICT PT.MTICustoms

TradersInhouse System

ShippingInhouse System

ForwarderInhouse System

PDE Manifes Online System Online SystemOnline System SIMOPPEL

OGAInhouse System

Single Submission to multiple agencies, Single and Synchronous Processing by all related

agencies, Submission & Retrieval Data at own premises Available 24 hrs X 7 days through Electronically Process

Principles: Seluruh proses kegiatan yang terkait dengan lalulintas barang impor dan ekspor ke dan dari RI, dapat dilakukan dan diselesaikan hanya melalui satu “Single Portal” yang dapat diakses melalui Jaringan Internet di lokasi masing-masing (at own premises)

Seluruh Sistem Pelayanan di semua Instansi Pemerintah & Institusi lainnya, yang terkait dgn Flow of Goods (Import & Export), akan ter-integrasi menjadi satu sistem terpadu shg semua proses dan kegiatan yang dilakukan akan sinkron (synchronous-processing) Setiap bentuk pelayanan dari satu Instansi akan bisa di-rekonsiliasi dgn pelayanan dan data di Instansi lainnya, shg akan ada control dan “check and balances” thd semua data.

Konsepsi Penerapan “National Single Window Portal” PortNet

Page 28: Presentasi latas & bpo edited

DASAR HUKUM PENGAWASAN IMPOR BPO DAN LIMBAH B3 DAN NON B3

• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 Jo. UU Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan;

• Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

• Keputusan Presiden RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Ratifikasi Konvensi Viena tentang Perlindungan Lapisan Ozon dan Protokol Montreal;

• Keputusan Presiden RI Nomor 92 Tahun 1998 tentang Ratifikasi Protokol Montreal;

• Keputusan Presiden no.61 1993 tentang Ratifikasi Konvensi Basel tentang Limbah B3

• Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun;

• Kep Menperindag Nomor : 111/MPP/Kep/1/1998 Jo. 411/MPP/Kep/9/1998 Jo. 789/MPP/Kep/12/2002

• Peraturan Menteri Perdagangan RI No : Per-03/M-DAG/PER/1/2012 tentang Ketentuan Impor Bahan Perusak Ozon (BPO)

• Pelarangan impor sampah berdasarkan UU No. 18 Tahun 2008  tentang Pengelolaan Sampah.

Page 29: Presentasi latas & bpo edited

penyelundupan ekspor komoditi yang dilarang untuk diekspor berupa kayu gelondongan

Modus :Memberitahukan jenis barang secara tidak benar dalam pemberitahuan pabean, dengan memberitahukan jenis barang sbg slag, furniture parts,

Modus operandi yang digunakan tersebut merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Kepabeanan Nomor 17 tahun 2006 pasal 103 huruf (a) yaitu "Setiap orang yang menyerahkan pemberitahuan pabean dan/atau dokumen pelengkap pabean yang palsu atau dipalsukan dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)"

Kerugian negara akibat upaya ekspor ini adalah rusaknya ekosistem hutan dan lingkungan hidup

Page 30: Presentasi latas & bpo edited

KESIMPULAN1. DJBC MERUPAKAN INSTITUSI YANG BERFUNGSI SELAIN

SEBAGAI FASILITATOR, PEMUNGUT BEA MASUK DAN PAJAK DLM RANGKA IMPOR, JUGA MERUPAKAN “BORDER ENFORCEMENT AGENCY” TERHADAP LALU LINTAS BARANG IMPOR TERMASUK BARANG LARANGAN DAN PEMBATASAN;

2. BAHWA DALAM MENJALANKAN TUGAS PENGAWASAN IMPORTASI BPO DAN EKSPOR KAYU ILEGAL, DJBC MEMBUTUHKAN KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT, DALAM RANGKA MENJAGA LAPISAN OZON DAN MELESTARIKAN EKOSISTEM HUTAN DI WILAYAH INDONESIA GUNA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN BAGI LINGKUNGAN ALAM INDONESIA DAN KESEHATAN MANUSIA.

Page 31: Presentasi latas & bpo edited

KESIMPULAN3. DIPERLUKAN KERJASAMA INSTANSI TERKAIT DALAM

PENINGKATAN KAPASITAS PETUGAS BEA CUKAI SEBAGAI LAW ENFORCEMENT AGENCY UNTUK PENEGAKAN ATURAN MEMERANGI PERDAGANGAN BPO ILEGAL, KAYU ILEGAL, LIMBAH BERBAHAYA, MELALUI LATIHAN DAN SARANA

Page 32: Presentasi latas & bpo edited

SARAN1. PERLU ADANYA KOORDINASI ANTARA DJBC DENGAN

INSTANSI TERKAIT KHUSUSNYA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP RI SECARA INTENSIF DAN BERKELANJUTAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PENGAWASAN IMPOR BPO, LIMBAH BERBAHAYA dan EKSPOR KAYU ILEGAL, SATWA DILINDUNGI ; INFORMASI PEMUATAN BRG DICURIGAI, PEMBERIAN ALAT DETEKSI,

2. PERLU ADANYA SALING TUKAR MENUKAR INFORMASI BAIK INFORMASI TENTANG PERUBAHAN TERBARU KETENTUAN/KEBIJAKAN INSTANSI TERKAIT TENTANG BPO MAUPUN INFORMASI TENTANG ADANYA UPAYA PEMASUKAN BPO, LIMBAH BERBAHAYA & EKSPOR KAYU ILEGAL, SATWA DILINDUNGI.

Page 33: Presentasi latas & bpo edited

Terima Kasih