Upload
edhie-wibowo
View
30
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA
Prof. Eko Prasojo – Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
1
STRATEGI REFORMASI BIROKRASI NASIONAL
1. Makro : Kerangka Regulasi Nasional
1. Makro : Kerangka Regulasi Nasional
UU APARATUR SIPIL NEGARAUU APARATUR SIPIL NEGARA
9 Program Percepatan Reformasi Birokrasi9 Program Percepatan Reformasi Birokrasi
1. Penataan Struktur Organisasi Pemerintah2. Penataan Jumlah dan Distribusi PNS3. Pengembangan Sistem Seleksi dan Promosi Secara Terbuka4. Peningkatan Profesionalisasi PNS5. Pengembangan Sistem Pemerintahan Elektronik yang terintegrasi6. Peningkatan Pelayanan Publik7. Peningkatan Integritas dan Akuntabilitas Kinerja Aparatur8. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Negeri9. Peningkatan Efisiensi Belanja Aparatur2. Mikro :
Program/kegiatan pd tingkat Instansi (K/L dan Pemda)
2. Mikro : Program/kegiatan pd tingkat Instansi (K/L dan Pemda)
8 Area Perubahan8 Area Perubahan
RUU Administrasi Pemerintahan
RUU Sistem Pengawasan Internal Pemerintah
RUU Administrasi Pemerintahan
RUU Sistem Pengawasan Internal Pemerintah
Peraturan Pelaksana: 19 PP, 4 PERPRES, 1 PERMENPeraturan Pelaksana: 19 PP, 4 PERPRES, 1 PERMEN
2
Meningkatkan: •Independensi dan Netralitas •Kompetensi•Kinerja/ Produktivitas Kerja•Integritas•Kesejahteraan•Kualitas Pelayanan Publik•Pengawasan Dan Akuntabilitas
TUJUAN UTAMA UU ASN 3
Pengembangan “sistem merit ” dalam kebijakan dan manajemen ASN dengan ciri-ciri:•Seleksi dan promosi secara adil dan kompetitif•Menerapkan prinsip fairness•Penggajian, reward and punishment berbasis kinerja•Standar integritas dan perilaku untuk kepentingan publik•Manajemen SDM secara efektif dan efisien•Melindungi pegawai dari intervensi politik & dari tindakan semena-mena.
PRINSIP DASAR UU ASN 4
Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan.
Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan.
UU POKOK KEPEGAWAIAN UU ASN
VI BAB XV BAB
41 Pasal 141 Pasal
PERBEDAAN STRUKTUR 5
BAB I Ketentuan UmumBAB II Asas, Prinsip, Nilai Dasar, Kode Perilaku dan Kode EtikBAB III Jenis, Status, dan Kedudukan ASN BAB IV Fungsi, Tugas, dan Peran ASNBAB V Jabatan ASN•Jabatan Administrasi•Jabatan Fungsional•Jabatan Pimpinan TinggiBAB VI Hak dan Kewajiban ASNBAB VII Kelembagaan•Komisi Aparatur Sipil Negara•Lembaga Administrasi Negara•Badan Kepegawaian Negara
SISTEMATIKA UU ASN 6
BAB IX Manajemen Aparatur Sipil Negara• Pejabat Pembina Kepegawaian dan Pejabat yang Berwenang • Manajemen PNS• Manajemen PPPK
BAB IX Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi• Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi di Instansi Pusat• Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi di Instansi Daerah• Penggantian Pejabat Pimpinan Tinggi• Pejabat Pimpinan Tinggi yang Mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah• Pengawasan dalam Proses Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi
Bab X Pegawai ASN Yang Menjadi Pejabat Negara Bab XI OrganisasiBab XII Sistem Informasi Aparatur Sipil NegaraBab XIII Penyelesaian SengketaBab XIV Ketentuan PeralihanBab XV Ketentuan Penutup
SISTEMATIKA UU ASN 7
• Memiliki standar pelayanan profesi• Memiliki dan menegakkan kode etik dan kode perilaku profesi • Memiliki sistem pendidikan dan pelatihan profesi• Memiliki standar sertifikasi profesi• Memiliki organisasi profesi yang independen
Pasal 126 RUU ASN
ASN SEBAGAI PROFESI 8
9
1. PNS (Pasal 1 butir 3 & Pasal 7)1. PNS (Pasal 1 butir 3 & Pasal 7)
• Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional;
• Menduduki jabatan pemerintahan.
2. PPPK (Pasal 1 butir 4 & Pasal 7)2. PPPK (Pasal 1 butir 4 & Pasal 7)
• Diangkat dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi dan ketentuan Undang-Undang.
• Melaksanakan tugas pemerintahan.
PEGAWAI ASN
• berkedudukan sebagai unsur aparatur negara• melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan• harus bebas dari pengaruh/intervensi golongan & partai
politik
• berkedudukan sebagai unsur aparatur negara• melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan• harus bebas dari pengaruh/intervensi golongan & partai
politik
JABATAN ADMINISTRASI JABATAN FUNGSIONAL JABATAN PIMPINAN TINGGI
• Jabatan Administratormemimpin pelaksanaan
seluruh kegiatan pelayanan dan administrasi
• Jabatan Pengawasmengendalikan pelaksanaan
kegiatan
• Jabatan Pelaksanamelaksanakan kegiatan
pelayanan dan administrasi pemerintahan dan pembangunan
• Jabatan fungsional keahlian, terdiri atas:
a. ahli utama; b.ahli madya; c. ahli muda; dan d.ahli pertama.
• Jabatan fungsional keterampilan, terdiri atas:
a. penyelia;b.mahir;c. terampil; dand.pemula.
• JPT utama;• JPT madya; dan• JPT pratama.
Berfungsi memimpin dan memotivasi setiap Pegawai ASN melalui:
• kepeloporan• pengembangan kerja sama;
dan• keteladanan.
JABATAN ASN
1. Jabatan ASN diisi dari Pegawai ASN.2. Jabatan ASN tertentu dapat diisi dari prajurit TNI dan anggota Polri1. Jabatan ASN diisi dari Pegawai ASN.2. Jabatan ASN tertentu dapat diisi dari prajurit TNI dan anggota Polri
11
PNSPNS
PNS berhak memperoleh:•gaji, tunjangan, dan fasilitas;•cuti;•jaminan pensiun dan jaminan hari tua;•perlindungan; dan•pengembangan kompetensi.
PPPKPPPK
PPPK berhak memperoleh:•gaji dan tunjangan;•cuti;•perlindungan; dan•pengembangan kompetensi.
HAK PEGAWAI ASN
1. Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN.
2. Untuk menyelenggarakan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Presiden mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada:• Menteri/Kementerian PANRB;• KASN;• LAN; dan• BKN.
Pasal 23 RUU ASN
PEMBINAAN DAN MANAJEMEN ASN 12
13
Menteri/Kementerian PANRBMenteri/Kementerian PANRB
• Perumusan dan penetapan kebijakan,
• Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan,
• Pengawasan atas pelaksanaan kebijakan ASN;
BKN BKN
• Penyelenggaraan manajemen ASN
• Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan NSPK manajemen ASN
• ( Mengelola Pegawai ASN )
KEWENANGAN & HUB OTORITAS LEMBAGA
KASNMonitoring, evaluasi kebijakan, dan rekomendasi yang mengikat untuk menjamin perwujudan sistem merit & pengawasan penerapan asas, kode etik, dan kode perilaku ASN
LANLAN
• Penelitian, pengkajian kebijakan manajemen ASN,
• Pembinaan dan penyelenggaraan Diklat ASN
PRESIDENPRESIDEN
KEMEN PANRBKEMEN PANRB
LANLAN BKNBKN
LNS
KASNMerumuskan kebijakan
MelaksanakanKajian dan diklat
Mengelola pegawai ASN
1. Menjaga merit system2. Monev Seleksi JPT3. Laporan ke Presiden
Memegang kekuasaan tertinggi pembinaan dan manajemen ASN
STRUKTUR KELEMBAGAAN KASNSTRUKTUR KELEMBAGAAN KASN
LPNK
KEMENTERIAN
1. Sifat dan Kedudukan: (Pasal 27)a. Lembaga Non Struktural
b. Mandiri, bebas dari intervensi politik
2. Tujuan : (Pasal 28)• menjamin terwujudnya Sistem Merit dalam kebijakan dan Manajemen ASN;• mewujudkan ASN yang profesional, berkinerja tinggi, sejahtera, dan berfungsi
sebagai perekat NKRI;• mendukung penyelenggaraan pemerintahan negara yang efektif, efisien, terbuka,
dan bebas KKN;• mewujudkan Pegawai ASN yang netral dan tidak diskriminatif dalam pelayanan;• menjamin terbentuknya profesi ASN yang dihormati; dan• mewujudkan ASN yang dinamis dan berbudaya pencapaian kinerja.
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA 15
Fungsimengawasi pelaksanaan norma dasar, kode etik/perilaku, penerapan Sistem Merit.
Tugasa. menjaga netralitas Pegawai ASN; b. melakukan pengawasan atas pembinaan profesi ASN; danc. melaporkan pelaksanaan tugas kepada Presiden.
Dalam melakukan tugasnya KASN dapat:a. melakukan penelusuran data dan informasi pada Instansi Pemerintah;b. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan fungsi Pegawai ASN; c. menerima laporan terhadap pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku Pegawai
ASN;d. melakukan penelusuran data dan informasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan
pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN; dane. melakukan upaya pencegahan pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku Pegawai
ASN.
FUNGSI DAN TUGAS KASN 16
Wewenang (Pasal 32)
a. mengawasi setiap tahapan proses pengisian JPT;b. mengawasi & mengevaluasi penerapan asas, nilai dasar, kode etik/perilaku;c. meminta informasi dari pegawai ASN dan masyarakat;d. memeriksa dokumen terkait pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode
perilaku Pegawai ASN; dane. meminta klarifikasi dan/atau dokumen yang diperlukan.
Tindak lanjut hasil pengawasan (Pasal 33)Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada huruf b, KASN berwenang untuk memutuskan adanya pelanggaran kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN.
WEWENANG KASN 17
Tindak Lanjut Keputusan KASN 18
Hasil pengawasan
KASN
Tidak ada pelangaran
PPK dan PyB wajib menindaklanjuti
Keputusan KASN: pelanggaran kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN
Ditindaklanjuti
Tidak Ditindaklanjuti
KASN merekomendasikan kepada Presiden untuk menjatuhkan sanksi terhadap PPK dan PyB yang melanggar prinsip Sistem Merit dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sanksi sebagaimana dimaksud berupa:a. peringatan; b. teguran;c. perbaikan, pencabutan, pembatalan, penerbitan keputusan, dan/atau pengembalian pembayaran;d. hukuman disiplin untuk PyB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dane. sanksi untuk PPK, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sanksi sebagaimana dimaksud berupa:a. peringatan; b. teguran;c. perbaikan, pencabutan, pembatalan, penerbitan keputusan, dan/atau pengembalian pembayaran;d. hukuman disiplin untuk PyB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dane. sanksi untuk PPK, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ada pelanggaran
Penjatuhan Sanksi atas pelanggaran Sistem Merit:
• Presiden selaku pemegang kekuasan tertinggi pembinaan ASN, terhadap keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian; dan
• Menteri PANRB terhadap keputusan yang ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang, dan terhadap Pejabat Pembina Kepegawaian di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Kewenangan Menjatuhkan Sanksi 19
1. KASN, terdiri atas: (Pasal 35)a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota.b. 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggotac. 5 (lima) orang anggota.
2. Unsur keanggotaan:terdiri dari unsur pemerintah dan/atau non-pemerintah3. Syarat menjadi Anggota KASN
– WNI; – setia dan taat kepada Pancasila dan UUDNRI 1945;– berusia paling rendah 50 (lima puluh) tahun pada saat mendaftarkan diri;– tidak sedang menjadi anggota parpol dan/atau tidak sedang menduduki jab.politik;– mampu secara jasmani dan rohani untuk melaksanakan tugas;– memiliki kemampuan, pengalaman, dan/atau pengetahuan di bidang manajemen SDM;– berpendidikan paling rendah strata dua (S2) di bidang AN, manajemen SDM, kebijakan
publik, ilmu hukum, ilmu pemerintahan, dan/atau S2 di bidang lain; – tidak merangkap jabatan pemerintahan dan/atau badan hukum lainnya; dan– tidak pernah dipidana penjara.
SUSUNAN & KEANGGOTAAN KASN 20
KASN dibantu oleh: Asisten Pejabat Fungsional keahlian yang dibutuhkan.Syarat sebagai asisten KASN:- diangkat dan diberhentikan oleh ketua KASN berdsrkan persetujuan rapat KASN;- dapat berasal dari PNS maupun non-PNS yang memiliki kualifikasi akademik
paling rendah S2 di bidang AN, manajemen publik, manajemen SDM, psikologi, kebijakan publik, ilmu hukum, ilmu pemerintahan, dan/atau S2 di bidang lain yang berkaitan dengan manajemen SDM.
- tidak sedang menjadi anggota dan/ pengurus parpol, tidak merangkap jabatan, serta diseleksi secara terbuka dan kompetitif.
- memiliki dan melaksanakan nilai dasar, kode etik dan kode perilaku serta diawasi oleh anggota KASN
ASISTEN KASN 21
1. Penetapan (Pasal 37 ayat (1))Presiden menetapkan Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota KASN dari anggota KASN terpilih yang diusulkan oleh tim seleksi.
2. Masa Jabatan (Pasal 37 ayat (2))Ketua, Wakil Ketua, dan anggota KASN ditetapkan untuk masa jabatan 5 tahun dan hanya dapat diperpanjang untuk 1 kali masa jabatan.
3. Pemberhentian : (Pasal 37 ayat (3)) • meninggal dunia; mengundurkan diri; tidak mampu jasmani atau rohani
sehingga tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai anggota KASN;• dihukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah
memperoleh kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan; atau
• menjadi anggota partai politik dan/atau menduduki jabatan negara.
PENGANGKATAN & PEMBERHENTIAN ANGGOTA KASN
22
Menjamin Netralitas Anggota KASN:• Anggota KASN yang berasal dari PNS diberhentikan sementara dari jabatan ASN. • Anggota KASN yang berasal dari PPPK diberhentikan statusnya dari PPPK.• Anggota KASN yang berasal dari non-pegawai ASN harus mengundurkan diri
sementara dari jabatan dan profesinya.Tim Seleksi Anggota KASN:• Beranggotakan 5 (lima) orang yang dibentuk oleh Menteri.• Tim seleksi dipimpin oleh Menteri dan melakukan tugas selama 3 (tiga) bulan.• Anggota tim seleksi harus memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang ASN,
rekam jejak yang baik, integritas moral, dan netralitas.• Melakukan proses seleksi anggota KASN dengan mengumumkan secara terbuka
lowongan tersebut kepada masyarakat secara luas, melakukan penilaian pengetahuan, kompetensi, integritas moral, rekam jejak calon, dan uji publik.
• Tim seleksi menyampaikan 2 (dua) kali jumlah anggota KASN untuk dipilih dan ditetapkan oleh Presiden.
Seleksi Anggota KASN 23
• KASN memiliki dan melaksanakan kode etik dan kode perilaku.
• Dalam hal terjadi pelangggaran kode etik dan kode perilaku sebagaimana dimaksud, Presiden membentuk Majelis kehormatan kode etik dan kode perilaku.
• Majelis kehormatan kode etik dan kode perilaku terdiri atas: - 5 (lima) orang yang berasal dari luar KASN dan - memiliki pengetahuan, pengalaman, dan kompetensi di
bidang ASN, rekam jejak yang baik, integritas moral, dan netralitas, serta
- berusia paling rendah 55 (lima puluh lima) tahun.
Majelis Kehormatan KASN 24
LAN memiliki fungsi: » pengembangan standar kualitas pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN;» pembinaan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN;» penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN baik secara sendiri
maupun bersama-sama lembaga pendidikan dan pelatihan lainnya;» pengkajian terkait dengan kebijakan dan Manajemen ASN; dan» melakukan akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN, baik sendiri maupun bersama
lembaga pemerintah lainnya.LAN bertugas:• meneliti, mengkaji, dan melakukan inovasi Manajemen ASN sesuai kebutuhan kebijakan;• membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN berbasis kompetensi; • merencanakan dan mengawasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN secara nasional;• menyusun standar dan pedoman penyelenggaraan dan pelaksanaan diklat, serta pemberian akreditasi dan
sertifikasi di bidangnya dengan melibatkan K/L terkait; • memberikan sertifikasi kelulusan peserta pendidikan dan pelatihan penjenjangan; • membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan analis kebijakan publik; dan• membina jabatan fungsional di bidang pendidikan dan pelatihan
Lembaga Administrasi Negara 25
LAN berwenang:a. mencabut izin penyelenggaraan pendidikan dan latihan
Pegawai ASN yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. memberikan rekomendasi kepada Menteri dalam bidang kebijakan dan Manajemen ASN; dan
c. mencabut akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN yang tidak memenuhi standar akreditasi.
Kewenangan LAN 26
BKN memiliki fungsi:• pembinaan penyelenggaraan Manajemen ASN;• Manajemen ASN dalam bidang pertimbangan teknis formasi, pengadaan, perpindahan
antarinstansi, persetujuan kenaikan pangkat, pensiun; dan• penyimpan informasi Pegawai ASN dan pengembangan Sistem Informasi ASN.BKN bertugas:• mengendalikan seleksi calon Pegawai ASN;• membina dan menyelenggarakan penilaian kompetensi serta mengevaluasi pelaksanaan
penilaian kinerja Pegawai ASN oleh Instansi Pemerintah;• membina jabatan fungsional di bidang kepegawaian; • mengelola dan mengembangkan sistem informasi kepegawaian ASN;• menyusun NSPK kebijakan Manajemen ASN;• menyelenggarakan administrasi kepegawaian ASN; dan• mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan NSPK manajemen kepegawaian ASN
BKN 27
• Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan ASN dapat mendelegasikan kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pejabat selain pejabat pimpinan tinggi utama dan madya, dan pejabat fungsional keahlian utama kepada:– Menteri di kementerian;– Pimpinan lembaga di LPNK;– sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan LNS;– gubernur, di provinsi; dan – bupati/walikota, di kabupaten/kota.
Pejabat Pembina Kepegawaian 28
Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan Manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Presiden dapat mendelegasikan kewenangan pembinaan Manajemen ASN kepada Pejabat yang Berwenang di kementerian, sekjen/ sekretariat LN, sekretariat LNS, Sekda provinsi dan kabupaten/kota.
• Pejabat yang Berwenang dalam menjalankan fungsi Manajemen ASN di Instansi Pemerintah berdasarkan Sistem Merit dan berkonsultasi dengan Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.
• Pejabat yang Berwenang memberikan rekomendasi usulan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.
• Pejabat yang Berwenang mengusulkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional kepada Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.
Pejabat yang Berwenang 29
Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Manajemen PNS meliputi:a. penyusunan dan penetapan kebutuhan;b. pengadaan;c. pangkat dan jabatan;d. pengembangan karier;e. pola karier;f. promosi;g. mutasi;h. Penilaian kinerja
Manajemen PNS 30
i. penggajian dan tunjangan;j. penghargaan;k. disiplin;l. pemberhentian;m. pensiun dan tabungan hari
tua; dann. perlindungan.
1. Dasar penetapan kebutuhan :a. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan berdasarkan
analisis jabatan dan analisis beban kerja.b. Perencanaan kebutuhan SDM 5 tahun dengan rincian per tahun
berdasarkan prioritas kebutuhanc. Ditetapkan oleh Menteri secara nasional.
2. Metode: analisis jabatan dan analisis beban kerja
(Pasal 56 RUU ASN)
PENETAPAN KEBUTUHAN DAN PENGENDALIAN JUMLAH
31
1. Dasar pengadaan:- pengisian kebutuhan jabatan yang lowong- sesuai kebutuhan pegawai yang ditetapkan Menteri
2. Tahapan :a. Perencanaan b. Pengumuman lowonganc. Pelamarand. Seleksi (administrasi, kompetensi dasar, dan kompetensi bidang)e. Pengumuman hasil seleksif. Masa percobaang. Pengangkatan menjadi PNS
(Pasal 58)
PENGADAAN PNS 32
• PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu.• Setiap jabatan dikelompokkan dalam klasifikasi jabatan PNS yang
menunjukkan kesamaan karakteristik, mekanisme, dan pola kerja.• PNS dapat berpindah antar dan antara JPT, Jabatan Administrasi,
dan Jabatan Fungsional di Instansi Pusat dan Daerah berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kinerja.
• PNS dapat diangkat dalam jabatan tertentu pada lingkungan instansi TNI dan Polri yang pangkat/jabatannya disesuaikan dengan pangkat dan jabatan di lingkungan instansi TNI dan Polri.
Pangkat dan Jabatan 33
• dilakukan berdasarkan:- kualifikasi;- Kompetensi (teknis, manajerial, sosial kultural);- penilaian kinerja, dan - kebutuhan Instansi Pemerintah.• Dilakukan dengan mempertimbangkan integritas dan
moralitas.
Pengembangan Karier 34
• Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi antara lain melalui: pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, dan penataran.
• Harus dievaluasi oleh PyB dan digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karier.
• Wajib disusun dalam rencana pengembangan kompetensi tahunan dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi.
Pengembangan Kompetensi 35
PNS diberikan kesempatan untuk melakukan praktik kerja di instansi lain di pusat/daerah yang dilakukan melalui pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh LAN dan BKN.
• Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.
• Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara: - kompetensi; - kualifikasi;
- persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan; - penilaian atas prestasi kerja;
- kepemimpinan, kerja sama, kreativitas; dan - pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi Pemerintah“tanpa membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan.”
• Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS dilakukan oleh PPK setelah mendapat pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi yang dibentuk oleh PyB.
PROMOSI PNS 36
• Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi dalam satu Instansi Pusat, antar-Instansi Pusat, satu Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah, antar-Instansi Pusat dan Instansi Daerah, dan ke perwakilan NKRI di luar negeri.
• Dilakukan oleh PPK dalam wilayah kewenangannya.• Perpindahan PNS antarkabupaten/kota dalam satu provinsi ditetapkan oleh
Gubernur setelah memperoleh pertimbangan Kepala BKN. • Mutasi PNS antar provinsi ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setelah
memperoleh pertimbangan Kepala BKN. • Mutasi PNS daerah ke Instansi Pusat atau sebaliknya, ditetapkan oleh Pejabat yang
Berwenang setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari Kepala BKN.• Mutasi PNS antar Instansi Pusat ditetapkan oleh Kepala BKN.
MUTASI PNS 37
• Mutasi PNS dilakukan dengan memperhatikan prinsip larangan “konflik kepentingan”.• Pembiayaan sebagai dampak mutasi dibebankan pada APBN dan APBD.
Dilakukan berdasarkan:• perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi;Memperhatikan • target, sasaran, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.Metode• objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.• Berada di bawah kewenangan PyB, didelegasikan secara berjenjang
kepada atasan langsung dari PNS, dan dapat mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.
• Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada Tim Penilai Kinerja PNS.
PENILAIAN KINERJA PNS 38
PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan sanksi administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan PNS.
• Dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, & resiko pekerjaan.
• Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.• PNS di pusat dibebankan pada APBN, PNS di daerah dibebankan APBD. • Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas yang meliputi:
– tunjangan kinerja dan (dibayar sesuai pencapaian kinerja)
– tunjangan kemahalan (dibayar sesuai tingkat kemahalan: indeks harga di daerah)
• Tunjangan PNS dibebankan pada APBN dan APBD
Penggajian dan Tunjangan PNS 39
• PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan.
• Penghargaan sebagaimana dimaksud dapat berupa pemberian:– tanda kehormatan;– kenaikan pangkat istimewa;– kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau– kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.
Penghargaan PNS 40
PNS diberhentikan dengan hormat karena:• meninggal dunia;• atas permintaan sendiri;• mencapai batas usia pensiun;• perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun
dini; atau• tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan
kewajiban.PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena:
dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan hukuman pidana penjara singkat 2 (dua) tahun dengan tidak berencana.
PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena:melakukan pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.
Pemberhentian PNS 41
PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUDNRI 1945; b. dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana umum;
c. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; ataud. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana.
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
42
PNS diberhentikan sementara, apabila:• diangkat menjadi pejabat negara;• diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga
nonstruktural; atau• ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana.Pengaktifan kembali PNS yang diberhentikan sementara
dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.
Pemberhentian Sementara PNS 43
Batas usia pensiun PNS yaitu:– 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi; – 60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi; dan– sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi
Pejabat Fungsional.
Batas Usia Pensiun 44
• Hak bagi PNS yang berhenti bekerja.• PNS diberikan jaminan pensiun apabila:
– meninggal dunia;– atas permintaan sendiri dengan usia dan masa kerja tertentu;– mencapai batas usia pensiun;– perampingan organisasi /kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini; atau– tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan
kewajiban.
• Jaminan pensiun dan jaminan hari tua mencakup jaminan pensiun dan jaminan hari tua yang diberikan dalam program jaminan sosial nasional.
• Sumber pembiayaan berasal dari pemerintah selaku pemberi kerja dan iuran PNS yang bersangkutan.
Jaminan Pensiun & Jaminan Hari Tua 45
Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa: jaminan kesehatan; jaminan kecelakaan kerja; jaminan kematian; dan bantuan hukum.
-> berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya.
Perlindungan 46
Mencakup jaminan sosial yg diberikan dalam program jaminan sosial nasional
Manajemen PPPK meliputi:a. penetapan kebutuhan;b. pengadaan;c. penilaian kinerja;d. gaji dan tunjangan;e. pengembangan kompetensi;f. pemberian penghargaan;g. disiplin;h. pemutusan hubungan perjanjian kerja; dani. perlindungan.
MANAJEMEN PPPK 47
• Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.
• Jenis jabatan yang dapat diisi oleh PPPK diatur dengan Peraturan Presiden.
• Penyusunan kebutuhan jumlah PPPK dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan.
• Kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
PENETAPAN KEBUTUHAN 48
• Pengadaan PPPK merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pd Instansi.• Pengadaan calon PPPK dilakukan melalui tahapan:
– perencanaan, – pengumuman lowongan, – pelamaran, – seleksi, – pengumuman hasil seleksi, dan – pengangkatan menjadi PPPK.
• Penerimaan calon PPPK dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah melalui penilaian secara objektif berdasarkan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan Instansi Pemerintah, dan persyaratan lain yang dibutuhkan dalam jabatan.
• Pengangkatan calon PPPK ditetapkan oleh PPK untuk masa perjanjian kerja
minimal 1 tahun & dapat diperpanjang sesuai kebutuhan & penilaian kinerja.
PENGADAAN PPPK 49
PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS. Untuk diangkat menjadi calon PNS, PPPK harus mengikuti semua proses seleksi yang dilaksanakan bagi calon PNS dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tujuan • menjamin objektivitas prestasi kerja yang sudah disepakati berdasarkan perjanjian kerja.Metode • dilakukan berdasarkan perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi
dengan memperhatikan target, sasaran, hasil, manfaat yang dicapai, dan perilaku pegawai.• dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.• berada di bawah kewenangan PyB Instansi Pemerintah masing-masing, didelegasikan secara
berjenjang kepada atasan langsung dari PPPK.• dapat mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.• Hasil penilaian kinerja PPPK disampaikan kepada Tim Penilai Kinerja PPPK.Hasilnya untuk: • dimanfaatkan untuk menjamin objektivitas perpanjangan perjanjian kerja, pemberian
tunjangan, dan pengembangan kompetensi. • PPPK yang dinilai oleh atasan dan Tim Penilai Kinerja PPPK tidak mencapai target kinerja yang
telah disepakati dalam perjanjian kerja diberhentikan dari PPPK.
PENILAIAN KINERJA PPPK 50
• Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PPPK.
• Gaji sebagaimana dimaksud diberikan berdasarkan beban kerja, tanggungjawab jabatan, dan resiko pekerjaan.
• Gaji dibebankan pada APBN untuk PPPK di Instansi Pusat dan APBD untuk PPPK di Instansi Daerah.
• Selain gaji, PPPK dapat menerima tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Gaji dan Tunjangan PPPK 51
• PPPK diberikan kesempatan untuk pengembangan kompetensi.
• Kesempatan untuk pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud direncanakan setiap tahun oleh Instansi Pemerintah.
• Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud harus dievaluasi oleh PyB dan dipergunakan sebagai salah satu dasar untuk perjanjian kerja selanjutnya.
Pengembangan Kompetensi PPPK 52
• PPPK yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan.
• Penghargaan sebagaimana dimaksud dapat berupa pemberian:– tanda kehormatan;– kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau– kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.
• PPPK yang dijatuhi sanksi administratif tingkat berat berupa pemutusan hubungan perjanjian kerja tidak dengan hormat dicabut haknya untuk memakai tanda kehormatan berdasarkan Undang-Undang ini.
Penghargaan PPPK 53
• Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PPPK wajib mematuhi disiplin PPPK.
• Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakkan disiplin terhadap PPPK serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin.
• PPPK yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
Disiplin PPPK 54
Pemutusan hubungan perjanjian kerja dilakukan dengan hormat :• jangka waktu perjanjian kerja berakhir;• meninggal dunia;• atas permintaan sendiri;• perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan PPPK; atau• tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan
kewajiban sesuai perjanjian kerja yang disepakati.Pemutusan hubungan perjanjian kerja dilakukan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri :• dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap karena melakukan tid.pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 tahun dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan tidak berencana;
• melakukan pelanggaran disiplin PPPK tingkat berat; atau• tidak memenuhi target kinerja yang telah disepakati.
Pemutusan Hubungan Kerja PPPK 55
• melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUDNRI 1945;• dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana umum;
• menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau• dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
Pemutusan Hubungan Perkanjian Kerja Tidak dengan Hormat
56
• Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:– jaminan hari tua;– jaminan kesehatan;– jaminan kecelakaan kerja;– jaminan kematian; dan– bantuan hukum.
• Perlindungan berupa jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan kematian sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d dilaksanakan sesuai dengan sistem jaminan sosial nasional.
• Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya.
Perlindungan PPPK 57
PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI
58
• JPT utama dan madya tertentu dapat berasal dari non-PNS dengan persetujuan Presiden yang pengisiannya dilakukan secara terbuka dan kompetitif serta ditetapkan dalam KEPRES.
• JPT dapat diisi oleh prajurit TNI dan anggota Polri setelah mengundurkan diri dari dinas aktif apabila dibutuhkan dan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan melalui proses secara terbuka dan kompetitif.
• JPT di lingkungan Instansi Pemerintah tertentu dapat diisi oleh prajurit TNI dan anggota Polri sesuai dengan kompetensi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengisian JPT dari Non-PNS 59
PIMP K/L /PPK
MEMBENTUK
PANSEL
MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA
MENYAMPAIKAN 3 CALON JPT
Laporan PRESIDENKEPUTUSAN PRESIDEN JPT TERPILIH
PENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKAT
PENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT
MEMASTIKAN SISTEM MERIT
11
55
66
77
33
22
PENGISIAN JPT UTAMA DAN MADYA K/L PUSAT
KASN
88
MENYAMPAIKAN 3 CALON
44
KOORDINASI
60
PPK
MEMBENTUK
PANSELMENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA
MENYAMPAIKAN 3 CALON JPT
Laporan PRESIDEN
MEMASTIKAN SISTEM MERIT
1155
MEKANISME SELEKSI JPT PRATAMA K/L PUSAT
KASN
66
77
Pembatalan, Peringatan dan Teguran
PENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKAT
PENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT
22
4433
KOORDINASI PyB
MEMILIH & MENETAPKAN
88
61
GUBERNUR/ PPK
MEMBENTUK
PANSEL
MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA
MENYAMPAIKAN 3 CALON JPT
Laporan PRESIDENKEPUTUSAN PRESIDEN JPT TERPILIH
MEMASTIKAN SISTEM MERIT
11 55
66
88
33
MEKANISME SELEKSI JPT MADYA DI DAERAH
KASN
99
MENYAMPAIKAN 3 CALON
MENDAGRI
PENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKAT
PENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT
22
44
PENGAWASAN DAN KEPUTUSAN MENGIKAT
77
KOORDINASI
62
GUBERNUR/PPK
MEMBENTUK
PANSEL
MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA
MENYAMPAIKAN 3 CALON JPT
LAPORAN PRESIDEN
MEMASTIKAN SISTEM MERIT
1155
88
33
MEKANISME SELEKSI JPT PRATAMA DI DAERAH
77Pembatalan,
Peringatan dan Teguran
MENETAPKAN JPT
66
KASN
PENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKAT
PENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT
22
44
PyBKOORINASI
63
• Diduduki maksimal selama 5 (lima) tahun.• Pejabat yang habis masa jabatannya harus mengikuti seleksi/uji kompetensi
kembali untuk menduduki jabatan yang sama pada periode berikutnya.• Pejabat ybs harus memenuhi target kinerja yang diperjanjikan dengan atasan.• Pejabat yang tidak memenuhi kinerja yang diperjanjikan dalam waktu 1 (satu)
tahun pada suatu jabatan, diberikan kesempatan selama 6 (enam) bulan untuk memperbaiki kinerjanya.
• Dalam hal Pejabat sebagaimana dimaksud tidak menunjukan perbaikan kinerja, maka Pejabat yang bersangkutan harus mengikuti seleksi ulang uji kompetensi kembali. Dari hasil seleksi ulang tersebut Pejabat ybs dapat dipindahkan pada jabatan lain sesuai dengan kompetensi yang dimiliki atau ditempatkan pada jabatan yang lebih rendah.
POLA KARIR JPT 64
1. Kedudukan: Wadah Korps Profesi Pegawai ASN RI untuk menyalurkan aspirasinya.
2. Tujuan : a. Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN: danb. Mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
3. Fungsi :a. Pembinaan dan pengembangan profesi ASNb. Memberikan perlindungan hukum dan advokasi terhadap dugaan
pelanggaran sistem merit dan masalah hukum dalam melaksanakan tugas
c. Memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik instansi terhadap pelanggaran kode etik profesi dan kode perilaku profesi
d. Menyelenggarakan usaha-usaha untuk peningkatan kesejahteraan anggota korps profesi ASN RI sesuai dengan peraturan perudang-undangan
Pasal 109 RUU ASN
ORGANISASI ASN 65
1. Tujuan: Efisiensi, Efektivitas, Akurasi Pengambilan Keputusan dalam manajemen ASN.
2. Sifat: Nasional dan terintegrasi antar instansi.
3. Pembangunan dan pemutakhiran Data secara berkala.
4. Berbasis TI yang mudah diaplikasikan, mudah diakses dan memiliki sistem keamanan terpercaya.
5. Pengelola: BKN dan dapat digunakan/diakses oleh instansi terkait baik untuk keperluan update data maupun untuk pengambilan keputusan.
SISTEM INFORMASI ASN 66
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, terhadap jabatan PNS dilakukan penyetaraan: •jabatan eselon Ia kepala LPNK setara dengan JPT utama;•jabatan eselon Ia dan eselon Ib setara dengan JPT madya; •jabatan eselon II setara dengan JPT pratama;•jabatan eselon III setara dengan jabatan administrator;•jabatan eselon IV setara dengan jabatan pengawas; dan•jabatan eselon V dan fungsional umum setara dengan jabatan pelaksana,sampai dengan berlakunya peraturan pelaksanaan mengenai Jabatan ASN dalam Undang Undang ini.
PENYETARAAN 67
• Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus sudah ditetapkan paling lambat 2 (dua) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.
• ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai kode etik dan penyelesaian pelanggaran terhadap kode etik bagi jabatan fungsional tertentu dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini.
• Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah disebut sebagai Pegawai ASN.
KETENTUAN TRANSISI 68
Kebijakan dan Manajemen ASN yang diatur dalam Undang-Undang ini dilaksanakan dengan memperhatikan:
a. kekhususan daerah-daerah tertentu; dan/ataub. Warganegara berkebutuhan khusus.
Penjelasan Pasal: Yang dimaksud dengan daerah-daerah tertentu misalnya daerah yang memiliki otonomi khusus, daerah tertinggal, daerah konflik, daerah terpencil, daerah istimewa dan lain-lain.
KETENTUAN AFIRMATIF 69
TERIMA KASIH
70