37
Management Bencana Banjir Disusun Oleh : Desi Widiastuti 111 0713 017 Dwina Avianindya 111 0713 075 Eza Oktaviana 111 0713 030 Kurnia Aini I.S 111 0713 018 Shinta Anggraeni 111 0713 031 Thalisza Tiffuny 111 0713 022 FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Makalah kesiapsiagaan banjir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Makalah kesiapsiagaan banjir

Management Bencana Banjir

Disusun Oleh :

Desi Widiastuti 111 0713 017

Dwina Avianindya 111 0713 075

Eza Oktaviana 111 0713 030

Kurnia Aini I.S 111 0713 018

Shinta Anggraeni 111 0713 031

Thalisza Tiffuny 111 0713 022

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAKARTA

2014

Page 2: Makalah kesiapsiagaan banjir

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia berlokasi di wilayah rawan terhadap berbagai kejadian bahaya alam, yaitu

bencana geologi (gempa, gunung api, longsor, tsunami dan sebagainya) dan hidro

meteorologi (banjir, kekeringan, pasang surut, gelombang besar, dan sebagainya).

BAKORNAS PB mencatat antara tahun 2003-2005 telah terjadi 1.429 kejadian

bencana di Indonesia. Sebagian dari kejadian bencana tersebut (53,3%) merupakan bencana

hidrometeorologi. Dari total bencana hidrometeorologi, yang paling sering terjadi adalah

banjir (34,1 persen dari total kejadian bencana di Indonesia) di ikuti oleh tanah longsor (16

persen).

Kondisi morfologi Indonesia yaitu relief bentang alam yang sangat bervariasi dan

banyaknya sungai yang mengalir diantaranya, menyebabkan selalu terjadi banjir di Indonesia

pada setiap musim penghujan. Banjir umumnya terjadi di wilayah Indonesia bagian Barat

yang menerima curah hujan lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Indonesia bagian

Timur. Faktor kondisi alam tersebut diperparah oleh meningkatnya jumlah penduduk yang

menjadi faktor pemicu terjadinya Banjir secara tidak langsung. Tingkah laku manusia yang

tidak menjaga kelestarian hutan dengan melakukan penebangan hutan yang tidak terkontrol

juga dapat menyebabkan peningkatan aliran air permukaan yang tinggi dan tidak terkendali

sehingga terjadi kerusakan lingkungan di daerah satuan wilayah sungai.

Bencana banjir di Indonesia yang terjadi setiap tahun terbukti menimbulkan dampak

pada kehidupan manusia dan lingkungannya terutama dalam hal korban jiwa dan kerugian

materi. Sebagai contoh pada tahun 2006 banjir bandang di daerah Jember Jawa Timur telah

menyebabkan 92 orang meninggal dan 8.861 orang mengungsi serta didaerah Trenggalek

telah menyebabkan 18 orang meninggal. Di Manado (Provinsi Sulawesi Utara) juga terjadi

banjirdisertai tanah longsor yang menyebabkan 27 orang meningal dengan jumlah pengungsi

mencapai 30.000 orang.Banjir disertai tanah longsor juga melanda Sulawesi Selatan pada

Page 3: Makalah kesiapsiagaan banjir

bulan Juni 2006 dengan korban lebih dari 200 orangmeninggal dan puluhan orang dinyatakan

hilang (data BAKORNAS PB, 23 Juni 2006 dalam RAN PRB).

Di DKI Jakarta, akibat banjir lima tahunan yang terjadi sejak tahun 1996, kota ini

menderita kerugian milyaran rupiah. Bahkan banjir lima tahunan 2002 dan 2007 serta banjir

tahunan 2008, berdampak pada dunia bisnis. Banyak area bisnis di Jakarta tidak bisa

menjalankan aktivitas bisnisnya dan kegiatan di Bandara terganggu akibat akses jalan ke

Bandara yang tergenang.

Melihat jumlah korban dan kerugian yang timbul akibat banjir tersebut, maka penting

bagi kita untuk melakukan kesiapan dan pencegahan terhadap bencana banjir ini. Salah satu

yang dapat dilakukan adalah mengenal bencana banjir, fenomenanya serta bagaimana upaya

upaya untuk menghadapi bencana banjir.

Page 4: Makalah kesiapsiagaan banjir

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Bencana Banjir dan Penyebabnya

Banjir didefinisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air yang

melebihi kapasitas pembuangan air di suatu wilayah dan menimbulkan kerugian fisik, sosial

dan ekonomi.

Sumber-sumber banjir adalah :

Curah hujan tinggi, baik di suatu kawasan maupun di hulu sungai

Luapan air sungai akibat tingginya curah hujan di hulu sungai

Runtuhnya bendungan

Naiknya air laut (pasang/rob)

Tsunami

Selain itu, faktor kerentanan di suatu daerah juga akan mempengaruhi

terjadinya banjir. Faktor kerentanan tersebut adalah sebagai berikut:

Prediksi yang kurang akurat mengenai volume banjir.

Rendahnya kemampuan sistem pembuangan air.

Turunnya kapasitas sistem pembuangan air akibat rendahnya kemampuan

pemeliharaan dan operasional.

Deforestasi.

Turunnya permukaan tanah akibat turunnya muka air tanah (land subsidence).

Perubahan iklim yang diakibatkan oleh pemanasan global.

2.2. Kategori Jenis Banjir

Kategori atau jenis banjir terbagi berdasarkan lokasi sumber aliran permukaannya dan

berdasarkan mekanisme

terjadinya banjir.

Berdasarkan lokasi sumber aliran permukaannya

Banjir kiriman (Banjir Bandang): Banjir yang diakibatkan oleh tingginya curah hujan

di daerah hulu sungai.

Page 5: Makalah kesiapsiagaan banjir

Banjir lokal: Banjir yang terjadi karena volume hujan setempat yang melebihi

kapasitas pembuangan di suatu wilayah.

Berdasarkan mekanisme terjadinya banjir

Regular flood : banjir yang diakibatkan oleh hujan.

Irregular flood : banjir yang diakibatkan oleh selain hujan, seperti tsunami,

gelombang pasang, dan hancurnya bendungan

2.3. Bahaya Sekunder Banjir

Terjadinya banjir dapat menimbulkan bahaya lainnya yaitu bahaya sekunder berupa

gangguan-gangguan pada :

1. Kesehatan masyarakat

Penyakit kulit, demam berdarah, malaria, influenza, gangguan pencernaan seperti

diare dsb merupakan penyakit yang umum terjadi pada saat banjir. Hal ini dikarenakan air

bersih untuk berbagai keperluan (minum, memasak, mandi dan mencuci) sudah tercemar

akibat banjir. Selain itu, genangan air banjir juga menjadi tempat berkembang biaknya

nyamuk yang menjadi penyebab timbulnya penyakit demam berdarah dan malaria.

Page 6: Makalah kesiapsiagaan banjir

2. Penyediaan air bersih

Berbagai bahan dan zat yang membawa berbagai jenis bakteri, virus, parasit dan

bahan penyakit lainya saat terjadi banjir, dapat mencemari sumur warga dan cadangan air

tanah lainnya. Oleh karenanya sumur warga dan cadangan air tanah yang terkena banjir untuk

sementara waktu tidak dapat digunakan.

3. Cadangan pangan

Di daerah pertanian, banjir dapat menyebabkan gagalnya panen, rusaknya cadangan

pangan di gudang, dan kemungkinan juga rusaknya persediaan benih. Tergenangnya kolam

akibat banjir juga dapat mengakibatkan hilangnya ikan. Selain itu banjir juga mengakibatkan

rusaknya lahan pengembangan dan ketersediaan pakan ternak.

2.4. Bahaya Kajian Banjir

Apa itu Bahaya? Bahaya atau dalam bahasa Inggris Hazard diartikan sebagai suatu

kejadian yang memiliki potensi dapat menimbulkan kerugian fisik dan ekonomi atau

mengancam jiwa manusia dan kesejahteraannya bila terjadi di suatu lingkungan permukiman,

budidaya atau industri. Kajian bahaya dilakukan untuk menentukan karakteristik/ciri ciri dari

potensi bahaya dan ancaman-ancaman yang mungkin dihadapi oleh masyarakat. Untuk

memahami hal ini, kita perlu mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan

bahaya.

Dalam kajian bahaya banjir misalnya, maka kita perlu mengidentifikasi hal-hal

seperti curah hujan di suatu wilayah, tinggi permukaan tanah (kondisi topografi) serta kondisi

fisik sungai dan alirannya. Untuk wilayah yang sering dilanda banjir, maka

faktor-faktor yang berhubungan dengan bahaya banjir berikut ini harus selalu diingat yaitu :

Frekuensi banjir

Tinggi permukaan tanah (topografi)

Kemampuan tanah untuk menyerap air

Bentangan daerah seputar sungai (kontur sekitar sungai)

Catatan pasang surut dan gelombang laut serta kondisi geografi (untuk wilayah pantai/pesisir)

Page 7: Makalah kesiapsiagaan banjir

2.5. Kerentanan dan Kajian Kerentanannya

Apa itu kerentanan? Kerentanan atau dalam bahasa Inggris vulnerability

merupakan rangkaian kondisi yangmenentukan apakah suatu bahaya (baik bahaya alam

maupun bahaya buatan) yang terjadi akan dapat menimbulkan bencana. Banjir menjadi

bencana jika terjadi pada kondisi daerah yang rentan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pula

kajian mengenai kerentanan akan bencana banjir. Kerentanan ini dapat berupa :

Fisik seperti permukiman penduduk yang berada di dataran rendah (topografi rendah);

kondisi sungai yang dangkal, berkelok-kelok, dan sempit; kondisi saluran drainase;

Sosial ekonomi seperti jumlah dan kepadatan penduduk, mata pencaharian penduduk,

dan kondisi perekonomian.

2.6. Kesiapsiagaan Terhadap Bencana Banjir

Yang dimaksud dengan kesiapan/kesiapsiagaan menghadapi banjir adalah kegiatan

yang dilakukan dalam rangka mengantisipasi bencana banjir sehingga tindakan yang

dilakukan pada saat dan setelah terjadi banjir dilakukan secara tepat dan efektif.

Berikut ini adalah contoh upaya kesiapan/kesiapsiagaan yang biasanya dilakukan oleh

pemerintah di tingkat lokal yaitu :

1. Memasang tanda ancaman pada jembatan yang rendah agar tidak dilalui masyarakat pada

saat banjir.

2. Mempersiapkan keperluan darurat selama banjir, seperti peralatan untuk tindakan

penyelamatan, misalnya perahu karet, kendaraan dan bahan bakarnya; persediaan bahan

pokok yang diperlukan pada kondisi tanggap darurat, seperti makanan pokok, obat-obatan, air

bersih, selimut,peralatan memasak untuk di tempat evakuasi, tempat evakuasi, dll (ADPC,

2005).

3. Melakukan perencanaan untuk melakukan evakuasi. Hal ini terkait dengan koordinasi

antara satu dengan yang lainnya, siapa melakukan apa pada saat keadaan darurat, serta

bagaimana menyelamatkan diri menuju tempat yang aman (menentukan jalur evakuasi dan

tempat evakuasi) serta melakukan latihan evakuasi.

4. Mengorganisasikan sistem keamanan pada keadaan darurat, khususnya rumah hunian yang

ditinggal mengungsi.

Page 8: Makalah kesiapsiagaan banjir

Sementara tindakan kesiapan/kesiapsiagaan yang dapat dilakukan di tingkat masyarakat

(keluarga dan individu)

adalah :

1. Menempatkan barang barang elektronik (pemanas air, panel,meteran dan peralatan listrik)

serta barang berharga (ijasah, sertifikat tanah, dll) di tempat yang tinggi (tidak terjangkau

bencana banjir)

2. Menyiapkan alamat/no telp yang penting untuk dihubungi.

3. Menyediakan barang-barang kebutuhan darurat saat memasuki musim penghujan seperti

radio,

obat obatan, makanan, minuman, baju hangat dan pakaian, senter, lilin, selimut, pelampung,

ban dalam mobil atau barang-barang yang bisa mengapung, tali dan korek api.

4. Pindahkan barang-barang rumah tangga seperti furniture ke tempat yang lebih tinggi

5. Menyimpan surat-surat penting di dalam tempat yang tinggi, kedap air dan aman

2.7. Latar Belakang Perlunya Langkah-Langkah Kesiapsiagaan

Sebagai bagian dari PRB, kegiatan kesiapsiagaan tetap perlu dilakukan walaupun sudah

ada tindakan tindakan Pencegahan dan Mitigasi. Ini disebabkan karena:

1. Efektivitas tindakan Pencegahan dan Mitigasi baru akan terlihat saat ancaman bahaya

benar benar terjadi. Bila upaya tersebut tidak efektif, misalnya ada variabel dampak yang

belum diperhitungkan maka akan sangat terlambat bila kita tidak punya rencana untuk

kesiapsiagaan. Karena itu dalam hal ini kesiapsiagaan bisa dikatakan sebagai rencana

kontinjensi, sebuah sikap antisipatif kita terhadap terjadinya ancaman bahaya.

2. Walaupun kita siap dengan tindakan Pencegahan dan Mitigasi, kita tidak pernah benar

benar tahu besaran (magnitude) dari ancaman bahaya yang akan terjadi. Kita tidak bisa

memperkirakan seberapa kuat, seberapa lama dan seberapa luas ancaman bahaya yang

akan datang berikutnya. Misalnya jika kita tahu bahwa gempa bumi pasti akan terjadi, dan

sudah banyak upaya mitigasi yang kita lakukan, namun kita tidak akan pernah benar-benar

tahu : berapa besar, berapa lama dan berapa dekat kekuatan gempa bumi berikutnya.

Page 9: Makalah kesiapsiagaan banjir

3. Upaya kesiapsiagaan itu memperkuat tindakan pencegahan dan mitigasi. Karena tindakan

kesiapsiagaan berfokus pada KAPASITAS (lihat kembali rumus Pengurangan Risiko

Bencana). Kapasitas ini termasuk dalam kapasitas untuk menjaga dan melakukan aktivitas

pencegahan dan mitigasi. Misalnya dam penahan longsor atau banjir, juga saluran air

untuk memitigasi banjir, bila kita tidak memiliki kapasitas untuk merawat dan menjaganya

tentu saja tindakan pencegahan dan mitigasi tidak akan efektif.

2.8. Mendalami Pengertian Kesiapsiagaan : Siap-Siaga Dan Waspada

Bila dilihat dari istilahnya dan berdasarkan pada jenis, waktu dan tujuan aktivitasnya,

kesiapsiagaan merupakan gabungan dari dua istilah yang berbeda. Karena itu untuk bisa

memahami Kesiapsiagaan dengan lebih baik lagi, kita dapat mendalami dua istilah tersebut,

yaitu :

1. Ke-Siap-An (Preparedness)

Masa kesiapan terjadi saat kita menyadari adanya potensi ancaman bahaya sampai

masa tanda-tanda munculnya ancaman bahaya sudah nampak. Lamanya masa ini berbeda

pada tiap ancaman juga tergantung pada jelas tidaknya tanda tanda munculnya bahaya. Fokus

utama pada masa ini adalah pembuatan “Rencana untuk menghadapi Ancaman Bahaya

(Bencana)”. Ada dua rencana (Plan) yang dibuat pada masa ini, yaitu :

• Rencana persiapan untuk menghadapi ancaman bahaya/bencana (PLAN A)

• Rencana SAAT ancaman bahaya/bencana terjadi (PLAN B)

2. Ke-Siaga-An (Readiness)

Kesiagaan adalah masa yang relatif pendek, dimulai ketika muncul tanda tanda awal

akan adanya ancaman bahaya. Pada masa ini, rencana B (PLAN B) mulai dijalankan dan

semua orang diajak untuk siap sedia melakukan peran yang sudah ditentukan sebelumnya.

3.Ke-Waspada-An (Alertness)

Kata ini lebih menunjuk ke sebuah momen/saat tertentu, yaitu ketika sebuah ancaman

bahaya pasti dan segera terjadi. Pada masa inilah semua hal yang berhubungan dengan

kesiapsiagaan akan diuji, apakah semua berjalan sesuai dengan rencana ataukah ada hal-hal

baru yang muncul dan perlu ditangani dengan segera. Masa ini tidak bisa direncanakan,

karena itu semua yang terjadi pada masa ini sifatnya sangat darurat. Antisipasi kita akan

datangnya masa inilah yang menentukan rencana kesiapsiagaan kita.

Page 10: Makalah kesiapsiagaan banjir

Gambar dibawah ini adalah contoh untuk

menjelaskan posisi ketiga kata di atas.

Sebagaimana sebuah dinamit, bila sumbu

sudah dinyalakan (dan tanda peringatan

diberikan), maka kita tahu dengan pasti

bahwa suatu saat dinamit akan meledak.

Saat inilah kita ada pada masa kesiapan

untuk menuju tempat perlindungan dan

menjauh dari dinamitnya.

Saat sumbu tinggal pendek, dan saat

hitungan mundur dimulai, inilah

SAATNYA masuk masa kesiagaan, kita

mengantisipasi ledakan, kita siap-siap

dalam posisiberlindung dan menjauhkan

diri dari benda benda yang mungkin

melukai kita bila ada ledakan.

Kewaspadaan muncul beberapa saat

sebelum dinamit meledak,

pada hitungan mundur terakhir, saat itulah

kita akan menutup mata dan telinga

kita sehingga ledakkan tidak terlalu

berdampak pada kita.

PREPAREDNESS READINES SALERTNESS

2.9. Aktivitas Pokok Terkait Kesiapsiagaan

Aktivitas aktivitas pokok dalam kesiapsiagaan -- yang dapat menjadi syarat dan

harus ada dalam kegiatan Kesiapsiagaan -- dapat dikelompokan dalam 3 kelompok

besar aktivitas sebagai berikut :

1. Adanya Rencana Untuk Menghadapi Bencana/Bahaya

Baik rencana SEBELUM terjadi bahaya/bencana maupun rencana SAAT terjadinya

bahaya). Termasuk aktivitas Kajian Risiko Bencana (Kajian Ancaman, Kerentanan dan

Kapasitas)

yang akan menjadi dasar pembuatan rencana kesiapsiagaan. Rencana saat terjadinya bahaya

juga meliputi rencana evakuasi, sistem peringatan dini, manajemen informasi dan

komunikasi.

2. Adanya Pembagian Peran Yang Jelas (Koordinasi, Teknis, Support) Untuk

Melaksanakan Rencana Tersebut Baik Untuk Sebelum Maupun Saat Bahaya/

Bencana.

Page 11: Makalah kesiapsiagaan banjir

Termasuk memastikan bahwa semua orang tahu/mampu mengerjakan tugas yang

lain, sehingga dalam keadaan tertentu bisa saling menggantikan (sebagai sebuah rencana

kontinjensi), misalnya orang yang bertanggung jawab tidak berada di tempat saat ancaman

bahaya muncul, atau justru menjadi korban saat bahaya muncul. Dalam hal ini juga harus

dipikirkan support untuk orang-orang yang bertanggung jawab ini, termasuk di dalamnya

support secara psikologis saat ancaman bahaya terjadi.

3. Adanya Upaya Peningkatan Kapasitas Berupa Pelatihan Dan Simulasi.

Melakukan Kajian Kapasitas yang diperlukan untuk rencana kesiapsiagaan, baik yang

sudah dapat dilakukan maupun belum, juga latihan latihan untuk mencapai kapasitas dan

ketrampilan yang belum dimiliki serta melakukan banyak simulasi bahaya. Tanpa latihan dan

simulasi, semua rencana yang telah dibuat tidak akan berguna, melalui pelatihan dan simulasi

yang terus menerus dan ajeg kapasitas akan meningkat dan mengetahui apa saja yang masih

perlu dan dapat ditingkatkan. Kita juga mungkin akan mendapatkan masukan baru untuk hal

hal yang belum terpikirkan dan direncanakan.

2.10. Macam-Macam Aktivitas Kesiapsiagaan

Secara keseluruhan, Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dapat dikategorikan

dalam beberapa aspek berupa sembilan aktivitas sebagai berikut (disertai

contoh dengan ilustrasi anak sekolah) :

1. Pengukuran Awal

(Contohnya : anak mengenali kemampuan dan kesulitan belajarnya, waktu yang tepat untuk

belajar, cara belajar yang efektif) Proses yang dinamis antara masyarakat dan lembaga yang

ada untuk :

• Melakukan pengukuran awal terhadap Risiko Bencana (bahaya dan kerentanan)

• Membuat sumber data yang fokus pada bahaya potensial yang mungkn

memberikan pengaruh

• Mengantisipasi kebutuhan yang muncul dan sumber daya yang tersedia

2. Perencanaan

(Contohnya : anak memiliki rencana dan strategi untuk belajar)

Merupakan proses untuk :

• Memperjelas tujuan dan arah aktivitas kesiapsiagaan

• Mengidentifikasi tugas-tugas maupun tanggungjawab secara lebih spesifik baik oleh

masyarakat ataupun lembaga dalam situasi darurat

Page 12: Makalah kesiapsiagaan banjir

• Melibatkan organisasi yang ada di masyarakat (grassroots), LSM, pemerintahan lokal

maupun nasional, lembaga donor yang memiliki komitmen jangka panjang di area yang

rentan tersebut

3. Rencana Institusional

(Contohnya : anak melakukan belajar kelompok, cari sumber belajar lain, buat waktu belajar

dan berjanji sama orang tua untuk menepatinya) Koordinasi baik secara vertikal maupun

horizontal antara masyarakat dan lembaga yang akan menghindarkan pembentukan struktur

kelembagaan yang baru dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana, melainkan saling

bekerjasama dalam mengembangkan jaringan dan sistem.

• Mengukur kekuatan dari komunitas dan struktur yang tersedia

• Mencerminkan tangungjawab terhadap keahlian yang ada

• Memperjelas tugas dan tanggungjawab secara lugas dan sesuai

4. Sistem Informasi

(Contohnya : selalu berhubungan dan tukar informasi dengan teman serta menguasai semua

media untuk komunikasi) Mengkoordinasikan peralatan yang dapat mengumpulkan sekaligus

menyebarkan peringatan awal mengenai bencana dan hasil pengukuran terhadap kerentanan

yang ada baik di dalam lembaga maupun antar organisasi yang terlibat kepada masyarakat

luas.

5. Pusat Sumber Daya

(Contohnya : mempersiapkan bahan-bahan belajar, buku-buku dan catatan-catatan sekolah

juga kemampuan mengakses sumber belajar seperti internet atau bertanya pada orang yang

tahu misalnya saudara, orang tua atau guru). Melakukan antisipasi terhadap bantuan dan

pemulihan yang dibutuhkan secara terbuka dan menggunakan pengaturan yang spesifik.

Perjanjian atau pencatatan tertulis sebaiknya dilakukan untuk memastikan barang dan jasa

yang dibutuhkan memang tersedia, termasuk :

• Dana bantuan bencana

• Perencanaan dana bencana

• Mekanisme kordinasi peralatan yang ada

• Penyimpanan

Page 13: Makalah kesiapsiagaan banjir

6. Sistem Peringatan

(Contohnya: membuat jadwal yang jelas untuk belajar sesuai jadwal ujian dan punya

mekanisme yang jelas dengan teman teman untuk saling mengingatkan). Harus

dikembangkan sebuah cara yang efektif dalam menyampaikan peringatan kepada masyarakat

luas meskipun tidak tersedia sistem komunikasi yang memadai. Sebagai pelengkap,

masyarakat internasional juga harus diberikan peringatan mengenai bahaya yang akan terjadi

yang memungkinkan masuknya bantuan secara internasional.

7. Mekanisme Respon

(Contohnya : mengenali respon terhadap tekanan akan ujian dan bagaimana mengatasinya,

misalnya membuat manajemen stress yang baik). Respon yang akan muncul terhadap

terjadinya bencana akan sangat banyak dan datang dari daerah yang luas cakupannya

sehingga harus dipertimbangkan serta disesuaikan dengan rencana kesiapsiagaan. Perlu juga

dikomunikasikan kepada masyarakat yang akan terlibat dalam koordinasi dan berpartisipasi

pada saat muncul bahaya.

8. Pelatihan Dan Pendidikan Terhadap Masyarakat

(Contohnya : mengikuti les tambahan atau belajar tambahan dan bergabung dengan lembaga

bimbingan belajar). Dari berbagai jenis program pengetahuan mengenai bencana, mereka

yang terkena ancaman bencana seharusnya mempelajari dan mengetahui hal-hal apa saja

yang diharapkan dan apa yang harus dilakukan pada saat bencana tiba. Sebaiknya fasilitator

program pelatihan dan pendidikan sistem peringatan ini juga mempelajari kebiasaan serta

permasalahan yang ada di masyarakat setempat serta kemungkinan munculnya

perbedaan/pertentangan yang terjadi dalam penerapan rencana.

9. Praktek

(Contohnya: selalu berlatih dengan mengerjakan pekerjaan rumah dan tugas tugas yang

diberikan oleh guru/dosen). Kegiatan mempraktikkan hal-hal yang sudah dipersiapkan dalam

rencana kesiapsiagaandalam menghadapi bencana dibutuhkan untuk menekankan kembali

instruksi-instruksi yang tercakup dalam program, mengidentifikasi kesenjangan yang

mungkin muncul dalam rencana kesiapsiagaan tersebut. Selain itu, agar didapatkan informasi

tambahan yang berhubungan dengan perbaikan rencana tersebut.

Page 14: Makalah kesiapsiagaan banjir

BAB III

Hasil Diskusi

Nama Desa BIRU

Jenis Ancaman Banjir

Kondisi Keluarga Pedagang kecil, ti nggal di kampung padat di tepi sungai,dataran rendah, punya peliharaan 20 ayam petelur,4 sapi perah dan 2 anjing, akses jalan terbatas,lewat jembatan kecil diatas sungai, sehingga sedikitterisolir dari mayoritas warga (terletak di dusun kecil

seberang sungai)

Kondisi Masyarakat Desa di dataran rendah, daerah pertanian, dekat dengansungai besar yang sering meluap saat hujan deras,mayoritas pedagang dan petani. Ada beberapapeternakan ayam dan sapi perah di daerah sekitar,akses jalan cukup bagus tapi sering terputus kalaubanjir, transportasi, listrik dan komunikasi lancar. Dipusat desa ada pasar desa yang buka seminggu duakali. Banyak warga yang sudah lanjut usia dan dalamkondisi sakit sakitan, ada juga beberapa ibu hamil.

Peran Sebagai Bapak, pedagang kecil Anggota Tim Siaga Bencana

Peran Sebagai Ibu, jaga warung makan di

rumah

Akti vis PKK

Peran Sebagai Kakek, sudah tua dan sakit

sakitan

Akti vis Pemuda

Peran Sebagai Nenek, tua dan sangat rabun Pengurus Kelompok Tani

Peran Sebagai Anak perempuan, SD kelas 5 Pemilik Peternakan

1. KELUARGA 2. MASYARAKAT

Page 15: Makalah kesiapsiagaan banjir

3.1. Lembar Kerja 1

Perencanaan Kesiapsiagaan Rencana Untuk Keluarga

NamaDesa : BIRU Ancaman : Banjir

KondisiKeluarga :

Pedagang kecil, tinggal di kampung padat di tepi sungai, dataran rendah, punya peliharaan 20 ayam

petelur, 4 sapi perahdan 2 anjing, akses jalan terbatas, lewat jembatan kecil diatas sungai, sehingga

sedikit terisolir dari mayoritas warga (terletak di dusun kecil seberang sungai)

RENCANA YANG AKAN

DILAKUKAN

APA YANG DIBUTUHKAN SIAPA YANG

BERTANGGU

NG JAWAB

Rencana Kesiapan/Preparedness

1) Membuat Early Warning

System dengan menggunakan

tiang warna.

2) Membersihkan lingkungan

rumah dari sampah

3) Menempatkan barang-barang

berharga( ijazah, sertifikat

tanah, dll ) dan barang-barang

Yang dibutuhkan :

Pengetahuan tentang Early Warning

System dan cara pembuatannya

Alat : cat, meteran

1 cat kaleng

Yang dibutuhkan :

Pengetahuan tentang mengelola

sampah (mendaur ulang)

Alat : tempat pembuangan sampah,

alat-alat kebersihan

Yang dibutuhkan :

Alat :

- Tas khusus untuk menempatkan

Yang

bertanggungja

wab:

Bapak

Yang

bertanggungja

wab : Keluarga

Yang

bertanggung

Page 16: Makalah kesiapsiagaan banjir

elektronik di tempat yang

tinggi yang sulit terjangkau

oleh banjir.

4) Menyiapkanalamat / no. telp

yang penting untuk dihubungi

5) Menyediakan barang-barang

keperluan seperti senter, lilin,

baju, makanan, minuman,

selimut, bajuhangat,

pelampung

6) Menyediakan kandang untuk

mengamankan ayam agar lebih

mudah di bawa ketempat

evakuasi

7) Latihan berenang

barang-barang berharga

- Meja yang tinggi dan cukup kuat

untuk meletakkan barang-barang

elektronik

Biaya : -

Yang dibutuhkan :

Informasi mengenai pihakmanasaja

yang dapat dihubungi untuk dimintai

pertolongan pada saat terjadi bencana

Yang dibutuhkan :

Biaya :-

Yang dibutuhkan :

Biaya : kurang lebih Rp. 1.000.000,

Yang dibutuhkan : -

jawab:

Keluarga

Yang

bertanggungja

wab : Bapak

dan Ibu

Yang

bertanggungja

wab:

Keluarga

Yang

bertanggungja

wab:

Bapak

Yang

bertanggungja

wab:

Bapak, Ibu,

Anak

RencanaKesiagaan/Readiness

Saat air sudah mencapai titik

darurat, maka keluarga harus :

1) Mempersiapkan atau Yang dibutuhkan :

Yang

bertanggungja

Page 17: Makalah kesiapsiagaan banjir

mengamankan surat dan barang

barang penting

2) Menggendong kakek untuk

diamankan ketempat posko

3) Menuntun nenek dan

mengikuti bapak ketempat

Posko

4) Mengamankan hewan

peliharaan

tas khusus

Yang dibutuhkan : -

Yang dibutuhkan :

- tongkat

Yang dibutuhkan :

- gerobak dorong

wab:

Ibu

Yang

bertanggungja

wab:

Bapak

Yang

bertanggungja

wab:

Anak

Yang

bertanggungja

wab:

Ayah danIbu

Yang mengerjakan :

1. Thalisza Tiffuny

2. Shinta Anggraeni

Pada tanggal 20 Desember 2013

Pukul 13.30 wib di Penmaru UPN Veteran Jakarta

3.2. Lembar Kerja 2

Perencanaan Kesiapsiagaan Rencana Untuk masyarakat

Kondisi masyarakat :

Desa di dataran rendah, daerah pertanian, dekat dengan sungai besar yang sering meluap saat

hujan deras, mayoritas pedagang dan petani. Ada beberapa peternakan ayam dan sapi perah

di daerah sekitar, akses jalan cukup bagus tapi sering terputus kalau banjir, transportasi,

listrik dan komunikasi lancar. Di pusat desa ada pasar desa yang buka seminggu dua kali.

Page 18: Makalah kesiapsiagaan banjir

RENCANA YANG AKAN DILAKUKAN

APA YANG DIBUTUHKAN SIAPA YANG BERTANGGUNGGJAWAB

Rencana Kesiapan/Preparedness

1. Membuat tanggul.

(tanggul dibuat di area

bantaran sungai)

2. Gotong royong

membersihkan

lingkungan, kerja

bakti dilaksanakan

secara rutin seminggu

sekali pada hari

minggu.

3. Membuat dan

menentukan jalur

evakuasi. Dengan

membuat peta wilayah

dalam tanggapdarurat

bencana

4. Mendata warga untuk

dikelompokkan dalam

kelompok rentan.

Pasir, batu kali, kayu/bamboo.Biaya yang dibutuhkan : kurang lebih Rp 500.000,- (sumber dari iuran warga)

- Alat untuk mengeruk sampah di sungai dan alat-alat kebersihan.- Konsumsi untuk pekerja bakti (sumber dana dari sukarela warga)

Kendaraan dan alat komunikasi.(kendaraaan milik tim siaga bencana dan milik warga)

ATK dan kendaraan untuk mendata.

pemuda, kelompok tani

- Kerja bakti dikerjakan oleh seluruh warga (baik pemuda maupun orang tua).- Konsumsi disiapkan oleh ibu-ibu PKK

 

Tim siaga bencana

Ibu-ibu PKK

Kondisi masyarakat :

Desa di dataran rendah, daerah pertanian, dekat dengan sungai besar yang sering meluap saat

hujan deras, mayoritas pedagang dan petani. Ada beberapa peternakan ayam dan sapi perah

di daerah sekitar, akses jalan cukup bagus tapi sering terputus kalau banjir, transportasi,

listrik dan komunikasi lancar. Di pusat desa ada pasar desa yang buka seminggu dua kali.

Page 19: Makalah kesiapsiagaan banjir

5. Memberikan edukasi

pada masyarakat.

6. Membuat early

warning system, early

warning system

berupa kentongan

yang diletakan di pos

ronda atau di setiap

RT

7. Menyiapkan tempat

pengungsian darurat

untuk warga dan

tempat yang aman

bagi ternak di daerah

dataran tinggi

8. Memasang tanda

ancaman pada

jembatan yang rendah

agar tidak dilalui

masyarakat saat banjir

9. Mempersiapkan

keperluan darurat saat

banjir

10. Melakukan

perencanaan untuk

melakukan evakuasi.

Hal ini terkait dengan

koordinasi antara satu

dengan yang lainnya,

Leaflet (selebaran) yang berisi informasi tentang pencegahan banjir.

kayu untuk kentonganbiaya : Rp 50.000/kentongan. Biaya didapat dari kas RT

Biaya yang dibutuhkan : uang sewa tempat pengungsian Rp 50.000

bambu untuk membuat

plang peringatan

Biaya yang dibutuhkan : membeli bambu Rp 40.000

seperti peralatan untuk tindakan penyelamatan seperti perahu karet dan pelampung.

pemuda

tim siaga bencana

Tim siaga bencana

Tim siaga bencana

Tim siaga bencana dan perangkat desa

Page 20: Makalah kesiapsiagaan banjir

siapa melakukan apa

pada saat keadaan

darurat

11. Menempelkan stiker

pada setiap rumah

yang terdapat ibu

hamil, lansia dan

orang sakit agar

dievakuasi terlebih

dahulu

12. Setiap warga yang

memiliki ternak wajib

mempunyai kendaraan

(mobil) untuk

mengevakuasi

ternaknya.

13. Sosialisasi untuk para

petani agar tidak

bertani saat memasuki

musim penghujan

karena dikhawatirkan

akan gagal panen

apabila datang banjir.

Rencana Kesiagaan

1. Mengoperasikan early

warning system

2. Pemenuhan kebutuhan

saat bencana dan pasca

bencana.

StikerBiaya didapat dari kas ibu PKK

Mobil

tempat sosialisasi, makanan ringanbiaya didapaat dari kas ibu PKK

Menggerakan tim siaga bencana

obat-obatan, makanan, pakaian, tempat evakuasi khusus untuk lansia dan ibu hamil, selimut, alat-alat untuk evakuasi seperti

ibu-ibu PKK

Kelompok pemilk ternak

ibu PKK

Tim siaga bencana

Ibu PKK dan tim siaga bencana

Tim siaga bencana, pemuda

Page 21: Makalah kesiapsiagaan banjir

3. Membuka jalur

evakuasi

4. Evakuasi kelompok

rentan

5. Sosialisasi bagi para

pedagang untuk tidak

berdagang ditepi

sungai.

6. Menyediakan dan

melengkapi peralatan

untuk siaga banjir

perahu karet, dayung

Kendaraan

-

Mobil operasional yang multiguna siap utk dioperasikan,Handy Talk (HT), perahu karet,

Tim siaga bencana, pemuda

Ibu PKK

Tim siaga bencana

Yang bertanggung jawab :

1. Eza Oktaviana

2. Desi widiastuti

Pada hari kamis, 2 Januari 2014

Pada pukul 10.00 wib di Penmaru

3.3. Lembar Kerja 3

Pendalaman Aspek-Aspek Kesiapsiagaan Ancaman Banjir

Page 22: Makalah kesiapsiagaan banjir

Pengukuran Awal • Melakukan Analisis Ancaman, Kerentanan

dan Kapasitas

• Mempelajari sejarah kebencanaan di daerah

Tersebut

Perencanaan • Membuat rencana evakuasi

• Membuat perencanaan manajemen posko

Pengungsian

Rencana Institusional Membentuk forum koordinasi dengan dan

antar institusi pemerintahan daerah,

organisasi masyarakat, dinas-dinas terkait,

dan LSM juga bisa dilaksanakan dalam

pertemuan ini.

Menyelenggarakan pertemuan berkala

secara rutin untuk membahas pengalaman

banjir terakhir dan melakukan perencanaan

untuk menghadapi banjir yang akan datang

Saling bertukar informasi

Menyusun Rencana Terpadu

Sistem Informasi Ciptakan sistem informasi yang mudah

diakses, dimengerti dan disebarluaskan.

Informasi yang disampaikan harus:

Akurat (accurate)

Tepat waktu (timely)

Dapat dipercaya (reliable)

Mudahdikomunikasikan

(communicable)

Kesiapsiagaan harus punya sistem

informasi. untuk bencana lambat, sistem

informasi harus selalu diperbarui untuk

deteksi dini.

Pada bencana tiba-tiba, komunikasi

dibangun untuk memperkuat prakiraan,

deteksi dan peringatan dini.

Page 23: Makalah kesiapsiagaan banjir

Pusat Sumber Daya Pemenuhan kebutuhan dasar merupakan

sumberdaya yang diperlukan. biasanya:

tempat tinggal, obat-obatan, makanan,

sistem komunikasi, pakaian

Aturan main mobilisasi sumberdaya

(piagam kemanusiaan, do no harm)

Inventarisasi semua Sumberdaya yang

dimiliki oleh Daerah / Sektor

Identifikasi Sumberdaya yang Tersedia dan

Siap Digunakan

Identifikasi Sumberdaya dari Luar yang

dapat dimobilisasi untuk keperluan darurat

Sistem Peringatan Sistem peringatan dini harus spesifik atas

setiap jenis ancaman, yang dibangun

komunitas untuk membantu dalam

mengambil keputusan mengenai tindakan

yang perlu, tepat pada saat ancaman datang

sistem peringatan yang tepat dan

komunikatif akan meyelamatkan banyak

jiwa peringatan dini harus:

1. menjangkau sebanyak mungkin anggota

masyarakat,

2. segera,

3. tegas, jelas dan tidak membingungkan dan

4. bersifat resmi atau disepakati/dipercaya

oleh semua pihak

5. dapat dikelola komunitas agar selalu siaga

Page 24: Makalah kesiapsiagaan banjir

Mekanisme Respon Tentukan lokasi penampungan sementara

(darurat)

Rencanakan dan umumkan rute-rute

evakuasi

Tentukan sumberdaya darurat

makanan, air, obat-obatan

Tentukan rantai komando

Bangun prosedur komunikasi/koordinasi

Melatih personalia untuk menangani

tanggap darurat

Lakukan penerangan tentang langkah-

langkah tanggap darurat

Menyiapkan Posko

Menyiapkan Tim Reaksi Cepat

Mempunyai Prosedur Tetap

Menentukan Incident Commander

Melakukan upaya penanganan di luar

prosedur rutin

Pelatihan dan Pendidikan Terhadap

Masyarakat

Pelatihan dan pendidikan diperlukan untuk

menjaga kemampuan masyarakat dan

semua aktor yang terlibat secara teoritis

maupun praktis.

Melakukan pendidikan di sekolah-sekolah

dan

Melakukan pelatihan secara kontinyu:

Manajerial

Teknis operasional

Praktek Untuk menguji tingkat kesiapsiagaan, perlu

dilakukan uji lapangan berupa gladi atau

simulasi.

Praktek Simulasi harus dilakukan secara

berkala, agar masyarakat dapat

membiasakan diri.

Page 25: Makalah kesiapsiagaan banjir

Yang bertanggung jawab :

- Dwina Avianindya

- Kurnia Aini

File diunduh pada tanggal 30 Desember 2013, pukul 22.00 WIB

Sumber :

4cardio.files.wordpress.com/.../kesiapsiagaan-dan-mitigasi-bakornas.ppt

http://geoupn.org/downlot.php?file=7%20konsep%20kesiapsiagaan.pdf

Page 26: Makalah kesiapsiagaan banjir

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Beberapa faktor penyebab banjir lebih disebabkan oleh kegiatan manusia, antara lain :

Pembangunan perumahan dan komersial di sekitar bantaran sungai menyebabkan

aliran sungai dan kanal terhamba. Misalnya oleh bangunan-bangunan seperti jembatan

atau pipa.

Cara pengangkutan dan pengelolaan sampah yang kurang tepat, dan kebiasaan orang

membuan sampah sembarangan menyebabkan penimbunan sampah di sungai-sungai.

Tidak tertatanya saluran drainase yang berfungsi untuk menyalurkan air hujan dan

mengalirkannya keluar daerah hunian.

Kurangnya lahan hijau untuk menyerap air hujan dan penebangan hutan di Bogor dan

Puncak yang merusak daerah tangkapan hujan.

2. apabila banjir terjadi, maka dampak yang timbul akibat banjir yaitu :

Dampak fisik adalah kerusakan pada sarana-sarana umum, kantor-kantor pelayanan

publik yang disebabkan oleh banjir.

Dampak sosial mencakup kematian, risiko kesehatan, trauma mental, menurunnya

perekonomian, terganggunya kegiatan pendidikan (anak-anak tidak dapat pergi ke

sekolah), terganggunya aktifitas kantoor pelayanan publik, kekurangan makanan,

energi, air, dan kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya.

Dampak ekonomi mencakup kehilangan materi, gangguan kegiatan ekonomi (oran

tidak dapat pergi kerja, terlambat bekerja, atau transportasi komoditas terhambat, dan

lain-lain).

Dampak lingkungan mencakup pencemaran air (oleh bahan pencemar yang dibawa

oleh banjir atau tumbuhan disekitar sungai yang rusak akibat terbawa banjir )

3. penanggulangan banjir tentu saja membutuhkan partisipasi masyarakat. Partisipasi

masyarakat harus dilakukan secara terkoordinasi agar dapat terlaksana secara efektif.

Page 27: Makalah kesiapsiagaan banjir

Sebuah organisasi masyarakat sebaiknya dibentuk untuk mengambil tindakan-

tinjdakan awal dan mengatur peran serta masyarakat dalam penanggulangan banjir.

Daftar Pustaka

http://pusdiklat.bnpb.go.id/home/Downloads/modul/BUKU%20BNPB%20bahan

%20bacaan%20preview%2001-02-2012.pdf

Ebook :

http://4cardio.files.wordpress.com/2013/11/kesiapsiagaan-dan-mitigasi-bakornas.ppt

http://geoupn.org/downlot.php?file=7%20konsep%20kesiapsiagaan.pdf

www.bnpb.go.id

www.pusdiklat.bnpb.go.id

www.bpbd.go.id