Upload
agus-setiawan
View
123
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALA MANAJEMEN PEMASARAN
PRODUK PEMASARAN
KELOMPOK 1.B
1. DIDI HIDAYAT (43113120443)2. CICILIA ERITAWANTI (43114110296)3. ONGKI SYAHPUTRA (431131203294. RISMA H DEARNI (43113120093)5. AGUS SETIAWAN (43113120280)
Mata Kuliah : MANAJEMEN PEMASARAN
Progam Studi : MANAJEMENDosen : TAFIPRIOS, SE, MM
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi dewasa ini, strategi pemasaran menjadi faktor penting bagi suatu
perusahaan untuk dapat bersaing dan bertahan. Menghadapi kenyataan banyaknya barang dan
jasa yang sejenis dengan kualitas yang beragam dan selera konsumen yang mudah berganti serta
munculnya pesaing-pesaing baru , mengakibatkan tingkat persaingan menjadi semakin tajam.
Perusahaan harus dapat mempertahankan pangsa pasar yang dimiliki bahkan memperluas pangsa
pasar tersebut agar dapat bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya .
Hal ini merupakan upaya perusahaan dalam meningkatkan penjualan, yang pada akhirnya
akan berhubungan dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Penjualan sebagai salah satu
fungsi pemasaran memegang peranan penting dalam menentukan sukses tidaknya kehidupan
suatu perusahaan. Perusahaan harus dapat menyalurkan barang dan jasa yang dihasilkan dengan
sebaik mungkin, sehingga konsumen dengan mudah memperoleh barang dan jasa yang
dihasilkannya.
Perkembangan ekonomi yang sangat pesat memungkinkan produsen untuk memproduksi
barang dan jasa secara besar - besaran, tetapi ini semua haruslah diimbangi oleh system distribusi
yang yang lebih baik. Saluran distribusi merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran
( Marketing Max ), karena peusahaan tidak hanya menghasilkan barang atau jasa tetapi mencari
jalan keluar untuk menyalurkan hasil produksinya agar sampai ke tangan konsumen tepat pada
waktunya.
Saluran distribusi dari perusahaan sangatlah penting dan memerlukan pertimbangan yang
tepat, karena pengaruhnya sangat besar terhadap penjualan. Dalam melaksanakan dalam saluran
distribusi umumya perusahaan melihat beberapa unsur saluran distribusi yang digunakan dalam
meningkatkan penjualan agar sesuai dengan target yang diharapkan. Penjualan dapat meningkat
jika saluran distribusi yang dijalankan perusahaan itu tepat. Dengan demikian ketepatan dalam
memilih saluran distribusi mempengaruhi pekembangan dan kelangsungan hidup perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu Pengertian Definisi, Klasifikasi dan Dimensi Kualitas Produk ?
1.2.2 Bagaimana cara memanfaatkan Proses Pengembangan Produk Baru ?
1.2.3 Apa itu Kegunaan Atau Manfaat Produk, Tingkatan Produk dan Siklus Hidup Produk?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Manajamen Pemasaean.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas
tentang strategi memenangkan pasar broduk barang dan jasa, khususnya saluran distribusi yang
digunakan perusahaan / produsen .
ABSTRAK
Dalam menghadapi persaingan antar perusahaan seringkali manajemen dipusingkan
dengan strategi apa yang akan diambil untuk memenangkan pasar produk barang dan jasa . Pada
umumnya rencana yang terbersit adalah strategi menurunkan harga. Hal ini sangat dimungkinkan
karena memang masyarakat khususnya di Indonesia adalah konsumen yang masih sangat
dipengaruhi oleh harga. Artinya konsumen masih bisa diiming-imingi dengan penurunan harga
untuk berpindah menjadi pelanggan di tempat yang baru.
Tetapi apakah strategi ini memang yang paling jitu ? Belum tentu karena untuk
menurunkan harga akan berpengaruh pada banyak hal dan ujungnya akan mengganggu marjin
keuntungan perusahaan . Berbagai Strategi Memenangkan pasar produk barang dan jasa yaitu
dengan cara orientasi pasar, kualitas product, standard product, dan pengembangan product.
Dari cara-cara tersebut perusahaan bisa mengetahui bagaimana cara untuk memenagkan
persaingan dalam pasar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.1 PENGERTIAN PRODUK
Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : “A product as anything that
can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy a
want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan konsumen.
Menurut Stanton, (1996:222), “A product is asset of tangible and intangible attributes,
including packaging, color, price quality and brand plus the services and reputation of the seller”.
Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata,
termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan
reputasi penjualannya.
Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari
produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi
melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan
kapasitas organisasi serta daya beli.
B.1 KLASIFIKASI PRODUK
Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat
yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu :
a) Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau
disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b) Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual
(dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan
sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa adalah
setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain,
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun.
Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a) Barang tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam
satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi
pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng
dan sebagainya.
b) Barang tahan lama (durable goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama
dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu
tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu
a) Barang konsumsi (consumer’s goods)
Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa
melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b) Barang industri (industrial’s goods)
Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.
C.1 DIMENSI KUALITAS PRODUK
Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005,
p.422) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan
kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek
dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk
membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan
produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari :
1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan
bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian
konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.
3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana
karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen
atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi
produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan
atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan
maka produk tersebut dapat diandalkan.
6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari
tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan
pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa
konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi,
persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan
2. PROSES PENGEMBANGAN PRODUK BARU “New Product Development (NDP)”
Kotler dalam bukunya Marketing Management (2009) mengemukakan bahwa ada
delapan proses pengembangan produk baru yaitu mencakup: pemunculan gagasan (idea
generation), penyaringan gagasan (idea screening), pengembangan dan pengujian konsep
(concept development and testing), pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy
development), analisis bisnis (business analysis), pengembangan produk (product development),
pengujian pasar (market testing), dan komersialisasi (commercialization). Dalam setiap tahapan
proses tersebut, manajemen akan mereview dan mengambil keputusan apakah lanjut atau
menghentikan proses pengembangan produk baru tersebut.
Menurut Kotler dalam buku Marketing (1987), langkah-langkah penting dalam
pengembangan produk yang terlihat dalam gambar 2.4 dijelaskan di bawah ini:
1) Pemunculan gagasan (idea generation)
Pengembangan baru dimulai dengan penelitian terhadap berbagai gagasan produk baru.
Pemunculan gagasan baru harus sesuai dengan jenis usaha perusahaan dan konsumen
sebagai salah satu sumber yang paling logis untuk mencari gagasan-gagasan produk baru.
2) Penyaringan gagasan (idea screening)
Tujuan penyaringan adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan
menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.
3) Pengembangan dan pengujian konsep (concept development and testing)
Suatu ide atau gagasan yang lolos penyaringan selanjutnya dikembangkan menjadi
beberapa alternatif konsep produk. Dalam hal ini, konsep produk berbeda dengan
gagasan produk dan citra produk. Suatu gagasan produk adalah gagasan bagi
kemungkinan produk yang oleh perusahaan dianggap bisa ditawarkan ke pasar. Suatu
konsep produk adalah versi terinci dari ide yang diungkapkan dalam istilah konsumen
yang punya arti. Sedangkan suatu citra produk (image) adalah gambaran khusus yang
diperoleh dari produk nyata atau calon produk.
4) Pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development)
Pernyataan strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk ke
pasar. Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran,
penempatan produk yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran
keuntungan yang hendak dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian kedua dari
pernyataan strategi pemasaran menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi
distribusi, dan biaya pemasaran selama tahun pertama. Bagian ketiga menjelaskan
penjualan jangka panjang yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan strategi
bauran pemasaran selama ini.
5) Analisis usaha (business analysis)
Bila manajemen telah menentukan konsep produk dan strategi pemasaran, perusahaan
bisa mengevaluasi daya tarik usulan usaha itu. Manajemen harus menilai penjualan,
biaya, dan perkiraan laba untuk menentukan apakah mereka telah memenuhi tujuan
perusahaan. Jika telah memenuhi, produk bisa bergerak maju ke langkah pengembangan
produk.
6) Pengembangan produk (product development)
Bila konsep produk lolos dari uji analisis usaha, konsep itu lalu menuju riset dan
pengembangan dan/atau rekayasa untuk dikembangkan menjadi produk fisik. Bagian riset
dan pengembangan membuat satu atau beberapa versi bentuk fisik dari konsep produk
agar bisa menemukan sebuah prototipe yang memenuhi konsep produk dan dapat
diproduksi dengan biaya produksi yang telah dianggarkan.
7) Pengujian pasar (market testing)
Pengujian pasar ialah keadaan dimana produk dan program pemasaran diperkenalkan
kepada kalangan konsumen yang lebih otentik untuk mengetahui bagaimana konsumen
dan penyalur mengelola, memakai, dan membeli-ulang produk itu dan seberapa luas
pasarnya.
8) Komersialisasi
Tahap komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan strategi peluncuran
(launching strategy) produk baru ke pasar. Dalam melemparkan suatu produk, perusahaan
harus memutuskan: kapan, dimana, pada siapa, dan bagaimana.
A.3 KEGUNAAN ATAU MANFAAT PRODUK
Dalam keputusan pembeliannya, konsumen memerlukan informasi tentang atribut produk
dan manfaat-manfaatnya (Wish et al, 1978; Budiman, 2003: 2, Sumarwan, 2004). Bahkan
menurut Sumarwan (2004), konsumen seringkali berpikir mengenai manfaat yang ia rasakan
ketika mengkonsumsi suatu produk saja dan mungkin tidak tertarik untuk mengetahui tentang
atribut produk. Kotler et al (dalam Tjiptono, 1997: 104) juga menyatakan bahwa merek bukanlah
sekedar sekumpulan atribut, karena yang dibeli konsumen adalah manfaat, bukannya atribut.
Karena itu, atribut harus diterjemahkan ke dalam manfaat-manfaat fungsional atau emosional.
Menurut Aaker (dalam Surya, 2009: 22) adanya pengetahuan konsumen tentang manfaat
merupakan pendorong bagi konsumen untuk membeli produk atau merek. Suatu produk akan
memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut sudah dikonsumsi olehnya
(Sumarwan, 2004). Cooper dan Kleinshmidt (dalam Munfaat, 2003: 223) menyatakan bahwa
keunikan manfaat yang dapat diberikan kepada konsumen dan manfaat yang lebih besar bagi end
user dapat menjadi keunggulan bagi produk.
Menurut Davis (dalam Budiman, 2003: 2), kegunaan produk yaitu derajad kepercayaan
konsumen bahwa dalam penggunaan produk atau jasa tertentu akan membawa peningkatan
terhadap kinerja pekerjaannya. Oliver (dalam Thamrin, 2003:143) menyatakan bahwa kegunaan
suatu produk atau jasa merujuk pada kemampuan produk atau jasa tersebut untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Taylor and Todd (dalam Budiman, 2003), menyatakan bahwa jika
konsumen merasa bahwa suatu produk berguna bagi dirinya, maka minat pakai konsumen
terhadap produk tersebut akan besar.
Swanson (dalam Budiman, 2003) berpendapat bahwa dalam memutuskan untuk
menggunakan suatu produk atau jasa, konsumen akan mempertimbangkan antara kegunaan yang
diperoleh dengan pengorbanan untuk menggunakan produk menurut persepsi mereka. Karena
itu, perusahaan harus menjelaskan fitur dan manfaat kepada konsumen, karena tidaklah efektif
mendasarkan komunikasi dari fitur dan manfaat saja sampai fitur dan manfaat tersebut dijelaskan
kepada konsumen, terutama untuk perusahaan yang berteknologi tinggi (Temporal dan Lee,
2000: 114).
Menurut Kotler (dalam Sugiharjo, 2007: 189), berdasarkan tingkatannya, kegunaan produk dapat
dibagi menjadi 5 tingkatan :
1. Produk inti
Produk inti yaitu produk yang hanya menawarkan manfaat atau kegunaan utama yang
dibutuhkan konsumen. Merek yang hanya menawarkan manfaat fungsionalnya saja
mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya sulit menemukan perbedaan dengan
merek lain, mudah ditiru pesaing, dan menyulitkan perluasan merek (Sadat, 2007: 106).
2. Produk generik (generic product)
Produk generik (generic product) yaitu yang hanya mencerminkan versi dasar atau
fungsional dari suatu produk. Produk generic merupakan elemen untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan (need and want) konsumen saja (Kartajaya, 2002: 168). Produk
ini mempunyai karakteristik yang sama saja dengan pesaing. Susah sekali menerapkan
diferensiasi pada produk kategori ini. Setiap kali ada suatu produk baru, selalu ada
perusahaan lain yang akan segera menirunya.
3. Produk yang diharapkan (expected product)
Produk yang diharapkan (expected product) yaitu sekumpulan atribut dan kondisi yang
diharapkan konsumen pada saat membeli. Expected product menunjukkan bahwa produk
apa pun bias ditambahi sejumlah produk atau servis untuk memenuhi harapan konsumen
(Kartajaya, 2002: 168). Untuk produk dengan kategori ini, perusahaan mempunyai lebih
banyak peluang untuk bermain beda, walaupun need and want konsumen sama, tetapi
expectation konsumen berbeda dengan tujuan untuk memuaskan pelanggan.
4. Produk tambahan (augmentated product)
Produk tambahan (augmentated product) yaitu produk tidak hanya memenuhi ekspektasi
pelanggan, tapi juga ditambah hal-hal lain. Jadi pelanggan bisa membedakan produk
perusahaan dari para pesaing (Kartajaya, 2002: 169).
5. Produk potensial (potential product)
Produk potensial (potential product) yaitu segala tambahan dan transformasi pada produk
yang mungkin dlakukan pada masa mendatang. Produk yang mencapai tingkatan ini bisa
memberikan sesuatu yang ekstra (extra value) yang tidak dipikirkan pelanggan dan sulit
ditiru pesaing (Kartajaya, 2002: 169).
B.3 TINGKATAN PRODUK
Fandy Tjiptono mengartikan produk sebagai: “segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan/dikonsumsi pasar sebagai pemenuh kebutuhan/keinginan pasar yang bersangkutan” (1999:95). Produk yang ditawarkan tersebut meliputi: barang fisik, jasa, orang/pribadi, organisasi, dan ide. Secara lebih rinci, konsep produk meliputi: barang, kemasan, merk, warna, label, harga, kualitas, pelayanan dan jaminan.
Selama ini banyak penjual melakukan kesalahan dengan memberikan perhatian lebih banyak pada produk fisik daripada manfaat yang dihasilkan dari produknya. Mereka menempatkan diri lebih dari sebagai penjual daripada memberikan pemecahan kebutuhan. Padahal perusahaan harus berpusat pada kebutuhan pelanggan, bukan hanya pada keinginan yang sudah ada. Hal ini dikarenakan produk merupakan alat untuk memecahkan masalah konsumen.
Fandy Tjiptono menyatakan bahwa dalam merencanakan penawaran suatu produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan produk:
1. Produk utama atau inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi pelanggan setiap produk.
2. Produk generic, produk dasar yang memenuhi fungsi produk paling dasar/rancangan produk minimal dapat berfungsi.
3. Produk harapan (expected product) yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal diharapkan dan disepakati untuk dibeli.
4. Produk pelengkap (equipmented product) yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi/ditambahi berbagai manfaat dan layanan sehingga dapat menentukan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk asing.
5. Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa datang (1999:96-97)
C.3 SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK
Produk memiliki umur yang terbatas, penjualan produk melalui berbagai tahap yang berbedam laba naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda, produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur, pembelian, dan sumber daya manusia yang berbeda dalam tiap siklus hidupnya.
Siklus Kehidupan produk (product life cycle) adalah konsep penting dalam pemasaran yang memberikan pemahaman tentang dinamika suatu produk yang kompetitif. Pada saat yang sama konsep itu terbukti, dapat menyesatkan bila tidak digunakan hati – hati .
Tahap – Tahap Siklus kehidupan pemasaran
1. Tahap Perkenalan
Perkenalan (introduction); periode pertumbuhan penjualan yang lambat saat produk itu diperkenalkan ke pasar. Tidak ada laba, karena besarnya biaya-biaya untuk perkenalan produk.
Tahap perkenalan ini menunjukan bahwa barang yang dipasarkan benar-benar baru atau masyarakat belum tahu atau belum mengenalnya sehingga perlu memperkenalkan barang tersebut pada masyarakat melalui penyampaian informasi dengan kegiatan promosi yang gencar dan agresif menekankan merk penjualan, kelebihannya dibandingkan dengan produk sejenis ataupun bagaimana kegunaanya bagi konsumen dan lain-lain.
Tahap perkenalan ini biasanya memerlukan ongkos promosi yang sangat tinggi sedangkan hasil penjualan masih berjumlah sedikit dalam memberikan tambahan pendapatan produsen. Tujuan utama promosi adalah agar konsumen tahu dan mengenal dengan baik produk perusahaan dan mulai menyukainya.
2. Tahap Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth); periode penerimaan pasar yang cepat dan peningkatan laba yang besar.
Tahap pertunbuhan ditunjukan dengan meningkatnya volume penjualan dengan cepat karena produk sudah menempatkan pada segmen pasar yang sesuai. Usaha yang dilakukan dalam tahap ini adalah menurunkan kegiatan promosinya untuk diganti dengan memperluas dan meningkatkan distribusi ke daerah-daerah (lokasi-lokasi segmen pasar) yang belum dimasuki atau kegiatan promosi digantikan dengan persaingan harga dengan perusahaan pesaing.
Pada tahap ini bermunculan perusahaan-perusahaan pesaing yang mencoba merebut segmen pasar yang kita kuasai dengan menggunakan strategi-strategi yang dengan perlahan dan pasti dapat menggeser kedudukan perusahaan yang lebih dulu masuk pasar.
3. Tahap kedewasaan dan kejenuhan
Kedewasaan (maturity); periode penurunan pertumbuhan penjualan karena produk itu telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Tahap kedewasaan merupakan titik puncak kejayaan perusahaan yang ditunjukan dengan peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi. Pada tahap ini produk perusahaan sudah dikenal dengan baik oleh konsumen, sehingga usaha promosi amat sedikit peranannya dalam meningkatkan atau menambah volume penjualan.
Tambahan volume penjualan sudah dilakukan sedangkan bagian pasar yang kita kuasai sudah banyak yang dimasuki produk-produk pesaing yang sedikit demi sedikit mulai mengikis segmen pasar kita, ditambah lagi dengan konsumen sudah mulai melirik produk sejenis lainnya yang sekiranya mempunyai keunggulan lebih banyak atau dengan kata lain konsumen sudah mulai jenuh dengan produk yang kita jual.
4. Tahap kemunduran/penurunan
Penurunan (decline); periode saat penjualan menunjukkan arah yang menurun dan laba menipis.
Akibat buruk perilaku konsumen tersebut menurunkan volume penjualan perusahaan sehingga perusahaan harus cepat-cepat mengambil kebijaksanaan agar perusahaan tidak bangkrut.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Orientasi Pasar merupakan penetapan target pasar yang berfokus pada pelayanan
terhadap konsumen dan menciptakan kepuasan kepada konsumen tersebut, serta mengacu pada
tingkat orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan tingkat koordinasi antar fungsi. Dengan
menggunakan cara - cara yang efektif dan inovatif sehingga dapat memenangkan suatu
persaingan.
Kualitas Produk merupakan tingkat kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil
lebih atau memberikan kepuasan lebih kepada para pelanggan tentang barang yang di inginkan.
Standard Produk merupakan pedoman yang di pegang pada masing – masing perusahaan
yang digunakan untuk melaksanakan produksi. Dengan adanya standard produk ini dapat
menunjang keberhasilan perusahaan, karena standard produk umumnya digunakan untuk
mengukur standard produk yang akan dipasarkan.
Dari cara –cara diatas perusahaan dapat mengetahui langkah – langkah apa saja yang
akan dilakukan untuk memenangkan persaingan pasar tersebut, baik dari segi orientasi pasar,
kualitas produk yang dihasilkan, standart produk yang ada di peruasahaan, serta bagaimana
mengembangkan produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA:
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong http://awagustini.blogspot.com/2013/05/makalah-analisis-pasar.html
========== Terima Kasih ==========