6
Dari Redaksi Pembaca yang budiman, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, redaksi kembali berbagi berita kepada pembaca melalui Newsletter edisi ketiga tahun 2011. Dengan topik utama Global Surveillance Networking for Global Health sebagai berita utama pada edisi ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui pentingnya epidemiologi sebagai pilar utama dalam kesehatan masyarakat. Selain itu, tim redaksi juga menyajikan beberapa berita terkini seputar kegiatan Ditjen PP dan PL, Kemkes RI untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca. Semoga berita yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi pembaca. Salam Redaksi TIM REDAKSI Penasihat Direktur Jenderal PP dan PL l Pengarah Sekretaris Ditjen PP dan PL l Penanggung Jawab Kepala Bagian Hukormas l Redaktur Kepala Subbagian Humas . Kepala Subbagian Hukum . Kepala Subbagian Organisasi . Ahmad Abdul Hay, SKM . Eriana Sitompul l Editor Mugi Wahidin, SKM . Hilwati, SKM . Dewi Nurul Triastuti, SKM Design Grafis/Fotografer Muji Yuswanto, S.Kom . Putri Kusumawardani, S.T l Sekretariat Grace Ginting, MARS . Ria Sartika Dewi, SKM . Dra. Dewi Minarni . Nurlina, SKM . Sukman, SKM, M.Kes . Muniarty, SE . Siti Djubaidah . Risma, SKM. Pairin. Bukhari Iskandar, SKM. Alamat: Ditjen PP dan PL, Bagian Hukormas, Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560 l Telepon/Faks: (021) 4223451 l e-mail : [email protected] l website: www.pppl.depkes.go.id l facebook: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Edisi IV/ 2011 Daftar Isi Global Surveillance Networking for Global Health 1 Hidup bersih dan sehat dengan CTPS 2 Kesiapan Ditjen PP dan PL pada SEA Games XXVI TAHUN 2011 2 KLB Hepatitis A 3 STBM Di Indonesia 3 Lindungi si buah hati dengan imunisasi 4 Pelayanan Kesehatan di Embarkasi dan Debarkasi Haji 5 Strategi Ditjen PP dan PL “Raih WTP 2012” 5 Menkes RI Menerima Tim Dokter Indonesia Untuk Misi Kemanusiaan di Pakistan 6 Global Surveillance Networking for Global Health NEWSLETTER Konferensi ilmiah ke-6 regional South East Asian Regional Organitation (SEARO) dan West Pacific Regional Organitation (WPRO) dibuka secara resmi oleh Menteri Kesehatan RI pada tgl 8 November 2011 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). Konferensi bertemakan Global Surveillance Networking for Global Health” Dalam sambutannya Menkes menyatakan epidemiologi adalah pilar utama dalam kesehatan masyarakat. Dengan epidemiologi memungkinkan kita menentukan besarnya masalah, identifikasi faktor risiko dan populasi rentan, merancang metode pengendalian dan memungkinkan pemantauan dan penilaian program. TEPHINET (Training Program in Field Epidemiology and Public Health Intervention Network) adalah jaringan epidemiologi global yang didedikasikan untuk menjaga standar kualitas pendidikan epidemiologi. Konferensi kali ini diisi dengan simposium para ahli dari berbagai negara diantaranya Dr. David Heymann dengan topik Surveillance: Past, Present and Future, Dr. Richard Brown dengan topik IHR and Pandemic Influenza dan Jeffrey W McFarland, MD dengan topik Surveillance for Severe Respiratory Disease: Chlallenges and Opportunities dan diteruskan dengan presentasi hasil penelitian dengan berbagai topik yang dilaksanakan secara paralel. Tidak kurang dari 62 topik penelitian dipresentasikan oleh 62 peneliti dari berbagai negara pada kesempatan tersebut. Dari 62 topik penelitian tersebut dikelompok menjadi beberapa kelompok besar yaitu Global Surveillance, Zoonosis dan Vector Borne Diseases, Diseases of IHR Significance, Surveillance and Outbreak Response, Veterinary Epidemiology and Toxicology, Influenza and Pandemic Influenza, Food and water borne diseases and Vaccine Preventable Diseases. Sebelum penutupan dilakukan video conference yang disiarkan di 9 titik di berbagai belahan bumi yaitu ; BNDCC (Bali), Seattle, Australia, US CDC Atlanta, Chile, Singapura, Taiwan, Philippina dan Malaysia yang pertama kali dilaksanakan sepanjang penyelenggaraan konferensi ilmiah regional SEARO-WPRO. Pada acara video conference ini dipresentasikan 3 makalah ilmiah yaitu dari Singapura dengan topik Impact of MDRTB Cases Among medical Tourists in Singapore, kemudian presentasi dari Taiwan dengan judul Development of Travel Medicine in Chinese Taipei dan terakhir presentasi dari CDC Atlanta dengan topik Multistate outbreak of Listeria Foodborne outbrek in 80 years . Setelah video conference, dilaksanakan simposium terakhir yang diisi dengan presentasi oleh keynote speaker dari Australia yang disampaikan oleh Prof John Mackenzie tentang Challenges in Emerging Infectious Diseases in the region kemudian diakhiri presentasi oleh Indonesia dengan topik Human and Animal Interface-the future challenges in zoonosis. bersambung ke hal 4 Menteri Kesehatan dr.Endang R Sedyaningsih, MPH, DR.PH membuka pertemuan konference secara simbolis pada pembukaan 6 th TEPHINET Bi-regional Scientific 1 Kementerian Kesehatan RI

Nl.edisi 4.2011

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Nl.edisi 4.2011

Dari Redaksi

Pembaca yang budiman, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, redaksi kembali berbagi berita kepada pembaca melalui Newsletter edisi ketiga tahun 2011. Dengan topik utama Global Surveillance Networking for Global Health sebagai berita utama pada edisi ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui pentingnya epidemiologi sebagai pilar utama dalam kesehatan masyarakat. Selain itu, tim redaksi juga menyajikan beberapa berita terkini seputar kegiatan Ditjen PP dan PL, Kemkes RI untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.

Semoga berita yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi pembaca. Salam Redaksi

TIM REDAKSI

Penasihat Direktur Jenderal PP dan PL l Pengarah Sekretaris Ditjen PP dan PL l Penanggung Jawab Kepala Bagian Hukormas l Redaktur Kepala Subbagian Humas . Kepala Subbagian Hukum . Kepala Subbagian Organisasi . Ahmad Abdul Hay, SKM . Eriana Sitompul l Editor Mugi Wahidin, SKM . Hilwati, SKM . Dewi Nurul Triastuti, SKM

Design Grafis/Fotografer Muji Yuswanto, S.Kom . Putri Kusumawardani, S.T l Sekretariat Grace Ginting, MARS . Ria Sartika Dewi, SKM . Dra. Dewi Minarni . Nurlina, SKM . Sukman, SKM, M.Kes . Muniarty, SE . Siti Djubaidah . Risma, SKM. Pairin. Bukhari Iskandar, SKM.

Alamat: Ditjen PP dan PL, Bagian Hukormas, Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560 l Telepon/Faks: (021) 4223451 l e-mail : [email protected] l website: www.pppl.depkes.go.id l facebook: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Edisi IV/ 2011

Daftar Isi

Global Surveillance Networking for Global Health

1

Hidup bersih dan sehat dengan

CTPS 2

Kesiapan Ditjen PP dan PL pada

SEA Games XXVI TAHUN 2011 2

KLB Hepatitis A 3

STBM Di Indonesia 3

Lindungi si buah hati dengan imunisasi

4

Pelayanan Kesehatan di Embarkasi dan Debarkasi Haji

5

Strategi Ditjen PP dan PL

“Raih WTP 2012” 5

Menkes RI Menerima Tim Dokter Indonesia Untuk Misi Kemanusiaan di Pakistan

6

Global Surveillance Networking for Global Health

NEWSLETTER

Konferensi ilmiah ke-6 regional South East Asian Regional Organitation (SEARO) dan West Pacific Regional Organitation (WPRO) dibuka secara resmi oleh Menteri Kesehatan RI pada tgl 8 November 2011 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). Konferensi bertemakan “Global Surveillance Networking for Global Health” Dalam sambutannya Menkes menyatakan epidemiologi adalah pilar utama dalam kesehatan masyarakat.

Dengan epidemiologi memungkinkan kita menentukan besarnya masalah, identifikasi faktor risiko dan populasi rentan, merancang metode pengendalian dan memungkinkan pemantauan dan penilaian program.

TEPHINET (Training Program in Field Epidemiology and Public Health Intervention Network) adalah jaringan epidemiologi global yang didedikasikan untuk menjaga standar kualitas pendidikan epidemiologi.

Konferensi kali ini diisi dengan simposium para ahli dari berbagai negara diantaranya Dr. David Heymann dengan topik Surveillance: Past, Present and Future, Dr. Richard Brown dengan topik IHR and Pandemic Influenza dan Jeffrey W McFarland, MD dengan topik Surveillance for Severe Respiratory Disease: Chlallenges and Opportunities dan diteruskan dengan presentasi hasil penelitian dengan berbagai topik yang dilaksanakan secara paralel. Tidak kurang dari 62 topik penelitian dipresentasikan oleh 62 peneliti dari berbagai negara pada kesempatan tersebut. Dari 62 topik penelitian tersebut dikelompok menjadi beberapa kelompok besar yaitu Global Surveillance, Zoonosis dan Vector Borne Diseases, Diseases of IHR Significance, Surveillance and Outbreak Response, Veterinary Epidemiology and Toxicology, Influenza and Pandemic Influenza, Food and water borne diseases and Vaccine Preventable Diseases.

Sebelum penutupan dilakukan video conference yang disiarkan di 9 titik di berbagai belahan bumi yaitu ; BNDCC (Bali), Seattle, Australia, US CDC Atlanta, Chile, Singapura, Taiwan, Philippina dan Malaysia yang pertama kali dilaksanakan sepanjang penyelenggaraan konferensi ilmiah regional SEARO-WPRO. Pada acara video conference ini dipresentasikan 3 makalah ilmiah yaitu dari Singapura dengan topik Impact of MDRTB Cases Among medical Tourists in Singapore, kemudian presentasi dari Taiwan dengan judul Development of Travel Medicine in Chinese Taipei dan terakhir presentasi dari CDC Atlanta dengan topik Multistate outbreak of Listeria Foodborne outbrek in 80 years. Setelah video conference, dilaksanakan simposium terakhir yang diisi dengan presentasi oleh keynote speaker dari Australia yang disampaikan oleh Prof John Mackenzie tentang Challenges in Emerging Infectious Diseases in the region kemudian diakhiri presentasi oleh Indonesia dengan topik Human and Animal Interface-the future challenges in zoonosis.

bersambung ke hal 4

Menteri Kesehatan dr.Endang R Sedyaningsih, MPH, DR.PH membuka pertemuan konference secara simbolis pada pembukaan 6th TEPHINET Bi-regional Scientific

1

Kementerian Kesehatan RI

Page 2: Nl.edisi 4.2011

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan perilaku yang harus dibiasakan dalam pola hidup bersih dan sehat. Kementerian Kesehatan RI mendukung tercapainya derajat kesehatan masyarakat dengan melakukan edukasi yang sederhana dan konkrit dalam berperilaku hidup bersih dan sehat melalui cuci tangan pakai sabun di lingkungan dan rumah tangga terutama memberikan pemahaman pada anak-anak akan pent-ingnya menjaga kebersihan dan kesehatan diri dan ling-kungan.

Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) ditetapkan se-tiap tanggal 15 Oktober. Tahun ini merupakan tahun Ke-4 Peringatan HCTPS di Indonesia, berbagai rangkaian kegiatan yang dilakukan, antara lain :

Temu media Dirjen PP dan PL di Kantor Kementerian Kesehatan RI pada Jumat, 7 Oktober 2011, Kampanye kesehatan pada 9 Oktober 2011 di Parkir Timur Se-nayan, Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan 6 titik kritis dimana harus di laksanakan CTPS, yaitu sebelum mengolah makanan, sebelum makan, setelah buang air besar, sebelum men-gurus bayi, setelah menceboki anak, setelah memegang hewan. Dukungan ini di tandai dengan melakukan Cap Telapak Tangan 1.000 Peserta di 30 meter Kain Putih panjang dan dilanjutkan dengan mencuci tangan pakai sabun secara bersama-sama. Sedangkan pada 13-14 Oktober 2011 di Hotel Horison Bekasi dilaksanakan rapat koordinasi nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (Rakornas STBM) yang diikuti oleh 450 orang terdiri dari perwakilan pemerintah pusat, provinsi, lembaga donor, swasta, universitas dan organisasi masyarakat. Hal ini dilakukan karena CTPS merupakan salah 1 pilar dari 5 pilar terpadu STBM.

Puncak peringatan HCTPS dimeriahkan dengan aksi cuci tangan pakai sabun oleh lebih dari 3.000 anak Sekolah Dasar yang dilakukan bersama-sama. Aksi ini mendapat Rekor dunia dari MURI.

Hidup bersih dan sehat dengan

CTPS Kesiapan Ditjen PP dan PL pada

SEA Games XXVI Tahun 2011

Indonesia sebagai tuan rumah pesta olahraga se Asia Tenggara yang diikuti oleh 3.013 Atlet dan 788 Official dari sebelas negara berkomitmen mensukseskan pesta olah raga tersebut dengan melakukan persiapan pelaksanaan yang melibatkan berbagai sektor termasuk kesehatan.

Ditjen PP dan PL melalui Direktorat Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra (Simkar Kesma) pada 11-12 Oktober 2011 di Hotel Sandjaya Palembang melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pegendalian Penyakit Menular (BTKLPPM) Palembang, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas II Palembang, Tim Pengawas Makanan Sea Games 2011 dari RS Moh. Hoesin Palembang. Dalam pertemuan tersebut diinformasikan upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan pada Situasi Khusus.

Di Palembang didirikan 22 titik/pos pelayanan kesehatan, 65 ambulans termasuk Puskesmas Kelilling (Pusling), 1245 tenaga kesehatan dan tim pengawas dopping.

Di Jakarta dibentuk 4 tim kesehatan terdiri dari 1 dokter dan 3 perawat, serta bantuan tenaga kesehatan, 1 dokter dan 2 paramedis dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang bertugas selama 24 jam secara bergantian dan petugas piket khusus di ruang VIP untuk pejabat ASEAN yang transit serta ambulans telah disiagakan sebanyak 5 unit.

Dirjen PP dan PL melakukan peninjauan kesiapan tim kesehatan di Jaka Baring Palembang untuk melihat sanitasi dan hygiene Dining Hall serta petugas kesehatan di arena Sea Games yang melalukan pengawasan diantaranya : pemeriksaan Makanan dan minuman di 6 (enam) lokasi, Pemeriksaan air sungai dan air bersih, pengukuran kualitas udara di 5 (lima) titik, dan fogging di lokasi penyelenggaraan perlombaan/pertandingan (venue) serta Tempat-tempat Umum (TTU) di lokasi penyelenggaraan Sea Games.

Dalam laporannya Dirjen PP dan PL mengatakan Data tahun 2010 menunjukkan bahwa lebih dari 80 juta penduduk indonesia telah mencuci tangan dengan benar sebelum makan, 52 persen ibu menyusui mencuci tangan dengan benar sebelum menyusui serta lebih dari 145 juta penduduk indonesia mempunyai kebiasaan mencuci tangan dengan benar setelah BAB.

Para siswa sekolah saat melemparkan topi pada peringatan CTPS

2

Page 3: Nl.edisi 4.2011

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Berdasarkan Kepmenkes Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, STBM dilakukan melalui lima pilar, yaitu tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman. Untuk mengaplikasikan program STBM di Indonesia dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat sebagai pengguna, Ditjen PP dan PL melakukan upaya-upaya ke arah perubahan perilaku sebagai bentuk intervensi terpadu perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini dikarenakan perubahan perilaku menjadi salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan STBM, salah satunya adalah pada pembangunan air minum dan sanitasi. “Sesuai RPJMN 2010-2014 pembangunan air minum dan sanitasi menjadi prioritas dalam pembangunan kesehatan sebagai upaya promotif-preventif terpadu bersama imunisasi”, tegas Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama. Pada Rabu, 16 November 2011, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama telah mengunjungi Kabupaten Bengkulu

Selatan sebagai daerah yang mendapat batuan dari Asian Development Bank (ADB) untuk penyediaan air

bersih dan sanitasi. Berdasarkan paparan Bupati dan Kepala Bappeda Bengkulu Selatan di

Kota Manna Bengkulu Selatan, proyek ini terlaksana dengan baik dan memberi dampak yang baik dalam

kesehatan lingkungan.

STBM di Indonesia

Menteri Kesehatan didampingi oleh Dirjen PP dan PL foto bersama peserta pertemuan Rapat Koordinasi Nasional STBM ke –I

Hepatitis A merupakan penyakit endemi yang tersebar hampir diseluruh dunia, Endemisitas tinggi terutama terdapat pada Negara berkembang (Afrika, Asia Tenggara, Mediterania dan Amerika Selatan). Indonesia termasuk negara dengan endemisitas tinggi. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof.dr Tjandra Yoga Aditama menjelaskan cara penularan Hepatitis A biasanya secara faecal-oral, melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja penderita dan sangat dipengaruhi oleh kondisi sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat (mis: cuci tangan pakai sabun).

Penyakit tersebut bersifat self limiting dan sembuh sempurna serta memberikan kekebalan seumur hidup dan tidak menjadi

kronis. Tanda dan Gejala Hepatitis A adalah demam, malaise (lemah, lesu), anoreksia dan gangguan abdominal serta ikterus. Masa inkubasi 15-50 hari, rata-rata 28-30 hari.

Kasus KLB Hepatitis A di SMK2 Depok, diketahui telah ditemukan 90 kasus (89 siswa + 1 guru). Data laboratorium yang ada menunjukkan serum IgM HAV positif. Untuk mengetahui sumber penularan maka sampel air, makanan + rectal swab pembuat makanan sudah diambil dan diperiksa di laboratorium IPB. Upaya lain yang sudah dilakukan adalah perawatan kasus, penyuluhan hidup bersih dan sehat, surveilans intensif serta desinfeksi. KLB terjadi dengan pola common source, umumnya terjadi pada pencemaran air minum, makanan yang tidak dimasak,makanan yang tercemar, serta sanitasi dan higiene yang buruk.

Untuk pencegahan Hepatitis A, diperlukan promosi kesehatan kepada masyarakat tentang sanitasi yang baik, kebersihan perorangan meliputi cuci tangan secara benar, pembuangan tinja di jamban yg bersih, penyediaan air bersih, sistim pendistribusian air yg baik dan pengelolaan limbah yg benar. Tatalaksana penanganan penderita, kontak dan lingkungan sekitar adalah (1) isolasi bagi yang positif Hepatiti A bila diperlukan (2) pengobatan tidak spesifik, utamanya meningkatkan daya tahan tubuh (istirahat dan makan bergizi (3) disinfeksi serentak terhadap bekas cairan tubuh dari penderita.

KLB Hepatitis A

Dirjen PP dan PL, Prof. Tjandra Yoga Aditama saat melakukan wawancara tentang Hepatitis

3

Page 4: Nl.edisi 4.2011

SAMBUNGAN HAL 1

Pertemuan 6th TEPHINET Bi-regional Scientific ini secara resmi ditutup oleh Direktur Jenderal PP dan PL, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE. Dalam kata sambutannya, Prof dr Tjandra Yoga Aditama menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh delegasi dan semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan konferensi sehingga acara dapat berlangsung secara tertib. Pada kesempatan ini juga telah disepakati bahwa sebagai tuan rumah konferensi ilmiah regional SEARO-WPRO selanjutnya (ke-7) setelah Indonesia akan diselenggarakan di Vietnam pada tahun 2013. Pada kesempatan tersebut banyak peserta terutama peserta dari luar negeri memberikan apresiasi terhadap Indonesia sebagai tuan rumah, dimana selain karena mahasiswa dari Indonesia berhasil menduduki posisi terbanyak tentang jumlah abstrak yang lolos oleh tim review internasional, juga lokasi konferensi yang dilaksanakan di Bali memberikan kenangan tersendiri bagi peserta konferensi.

Lindungi si buah hati dengan imunisasi

Imunisasi merupakan salah satu upaya promotif preventif serta bentuk nyata dalam memberikan kekebalan tubuh terhadap bayi dan balita dan salah satu bentuk komitmen pemerintah untuk mencapai Millenium Development Goals (MGD’s) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak dan ibu. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) merupakan salah satu penyebab kematian anak di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Diperkirakan 1,7 juta kematian pada anak atau 5% pada anak balita, disebabkan oleh PD3I. Imunisasi merupakan salah satu upaya yang efektif untuk menekan angka kesakitan dan kematian tersebut.

Penyelenggaraan program imunisasi di Indonesia menggunakan vaksin yang terbukti aman dan berkualitas. Imunisasi campak telah dimulai sejak tahun 1982 dimana

saat itu cakupan campak sebesar 12,7% yang kemudian meningkat tajam sampai 85,4% pada tahun 1990 dan 93,6% pada tahun 2010.

Pada tanggal 14 Oktober 2011, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Prof.dr.Tjandra Yoga Aditama,SPp(K),MARS, DTM&H, DTCE menyampaikan laporan tentang penyelenggaraan “High Level Meeting” tentang imunisasi. Acara ini dihadiri oleh Menkes RI, Staf Ahli Mendagri RI, Perwakilan WHO SEARO, Pimpinan Daerah, DPRD, Kadinkes Provinsi, Lintas Program dan Lintas Sektor. Pemerintah Indonesia bersama dengan negara – negara regional Asia Tenggara telah berkomitmen untuk menjadikan tahun 2012 sebagai “Tahun Intensifikasi Imunisasi Rutin” yang akan dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia. Upaya untuk mewujudkan komitmen ini telah dimulai Kementerian Kesehatan sejak tahun 2010 melalui pencanangan Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional untuk mencapai Universal Child Immunization (GAIN UCI) yang bertujuan untuk intensifikasi cakupan imunisasi dan memeratakan pelayanan imunisasi di seluruh desa di Indonesia sampai dengan tahun 2014. Melalui GAIN UCI ini minimal 80% bayi di setiap desa memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TB; imunisasi DPT/HB sebanyak 3 dosis untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus dan Hepatitis B; imunisasi Polio sebanyak 4 dosis untuk mencegah penyakit Polio dan imunisasi campak untuk mencegah penyakit Campak.

Pada tanggal 18 Oktober 2011, Menteri Kesehatan RI telah melakukan Pencanangan Pelaksanaan Kampanye Campak dan Polio Tahap III yang meliputi 17 provinsi di Indonesia yaitu Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Papua, NTB, Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Acara dipusatkan di DKI Jakarta, dihadiri oleh Gubernur DKI dan Ketua Tim Penggerak PKK Pusat. Kampanye diselenggarakan selama 1 bulan, mulai 18 Oktober hingga 18 November 2011. Kampanye ini adalah kelanjutan dari kampanyetahap pertama tahun 2009 di 3 provinsi dan tahun 2010 di 11 provinsi. Imunisasi tambahan campak diberikan pada anak usia 9-59 bulan dan imunisasi tambahan polio diberikan pada anak usia 0-59 bulan.

Menteri Kesehatan saat memberikan imunisasi polio pada salah satuanak pada Pencanangan Pelaksanaan Kampanye Campak dan Polio Tahap III

4

Page 5: Nl.edisi 4.2011

Salah satu tupoksi Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang merupakan unit pelaksana teknis (UPT) Ditjen PP dan PL adalah pemeriksaan kesehatan calon jamaah haji di terminal haji baik sebelum keberangkatan (embarkasi) maupun pada saat pemulangan jamaah (debarkasi). Di seluruh Indonesia terdapat 15 embarkasi/debarkasi haji, semuanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan oleh masing-masing KKP.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan jamaah haji Indonesia, maka Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Kementerian Kesehatan RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE pada 17 November 2011 telah meninjau proses penanganan kesehatan di debarkasi Haji Sukarno Hatta dan Palembang, serta meninjau pelayanan kesehatan haji di embarkasi Makassar pada 10 Desember 2011.

Secara umum pemeriksaan kesehatan haji yang dilakukan di terminal debarkasi Haji oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) adalah; pertama pemeriksaan dan memberi cap pada K3JH (Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji), kartu ini dapat digunakan sampai 2 minggu sesudah kedatangan jamaah haji, ke dua mengumpulkan buku/dokumen dari petugas Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) setiap kloter yg datang, seperti Buku laporan harian, Dokumen laporan penerbangan, Buku laporan visitasi. Semua dokumen kesehatan ini akan dikompilasi, dimasukkan dalam Siskohat oleh petugas KKP dan diserahkan ke Pusat Kesehatan Haji, ke-tiga memberikan pelayan poliklinik di terminal debarkasi, ke-empat merujuk pasien ke RS bila diperlukan, dan ke-lima siaga 24 jam di terminal debarkasi, sesuai kedatangan pesawat.

Demikian sekilas hasil kunjungan kerja Prof dr Tjandra Yoga Aditama dari Makasar, Sulawesi Selatan dan terminal debarkasi Haji di Sukarno Hatta & Palembang, pada umumnya proses pemeriksaan jamaah haji baik di terminal keberangkatan (embarkasi) maupun terminal pemulangan (debarkasi) berjalan dengan lancar

Pelayanan Kesehatan di Embarkasi dan Debarkasi Haji

Dalam upaya menuju good governance, Kementerian Kesehatan berkomitmen meraih opini laporan keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) tahun 2012 yang merupakan komitmen bersama dalam menuju tata kelola keuangan secara tertib, taat

pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan.

Strategi yang dilaksanakan Ditjen PP dan PL, Kementerian Kesehatan dalam “.Raih WTP 2012” yaitu (1) Membangun komitmen dan integritas pimpinan, para pengelola dan para pelaksana kegiatan di Lingkungan Ditjen PP dan PL;(2) Penguatan perencanaan dan penganggaran; (3) Pembenahan pengelolaan kas / sistem pembukuan / akuntansi;(4) Perbaikan penatausahaan PNBP di Lingkungan Ditjen PP dan PL; (5) Perbaikan pengelolaan hibah langsung; (6) Penataan rekening; (7) Peningkatan kualitas proses pengadaan barang/jasa; (8) Pembenahan penatausahaan Barang Milik Negara (BMN) di Lingkungan Ditjen PP dan PL; (9) Penguatan kapasitas SDM; (10) Penguatan sistem pengendalian internal pemerintah (SPIP); (11) Penguatan monitoring dan evaluasi; (12) Perbaikan penyusunan dan penyampaian laporan keuangan; (13) Peningkatan kualitas pengawasan; (14) Percepatan penyelesaian tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan (LHP).

Direktorat Jenderal Pengedalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI telah melaksanakan pencanangan dan penandatanganan Pakta komitmen “Raih WTP 2012” serta membentuk satgas WTP di masing-masing satker untuk melaksanakan langkah-langkah dan rencana aksi yang disusun.

Kegiatan tersebut diikuti oleh RSPI-SS, KKP, B/BTKL-PPM (UPT Ditjen PP dan PL).Pencanangan oleh satker tersebut telah dilakukan di seluruh satuan kerja Kantor Pusat (6 Satker) dan UPT vertikal Ditjen PP dan PL (59 Satker terdiri dari RSPI-SS, 48 satker KKP dan 10 satker B/BTKL-PPM) yang disaksikan oleh pejabat struktural dari unit utama dan pejabat dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) setempat.

5

Strategi Ditjen PP dan PL

“Raih WTP 2012”

Page 6: Nl.edisi 4.2011

Jakarta, 17 Oktober 2011 Menteri kesehatan RI dr. Endang R Sedyaningsih, MPH,Dr.PH telah menerima Tim Kesehatan Indone-sia untuk misi kemanusiaan di Pakistan. Tim yang dipimpin oleh Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang dr. Rita Kusriastuti, M.Sc ini terdiri dari 20 orang yang terbagi menjadi Dok-ter dan perawat ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, tim kesehatan masyarakat, dan tim penanggulangan bencana.

dr. Rita Kusriastuti selaku Direktur Pengendalian Penyakit Ber-sumber Binatang menyatakan bahwa tim kesehatan Indonesia te-lah mendapatkan penghargaan yang amat tinggi dari Chief Minister of Punjab dan seluruh jajarannya serta dari media. Selama 2

minggu tim telah menjalankan tugas yang baik dalam bentuk pe-nanganan pasien di RS, memberikan panduan /pelayanan kesehatan untuk diterapkan di Pakistan, memberikan pedoman pelayanan di lingkungan dan penanggulangan bencana dalam bentuk “disaster management contingen-cy plan for dengue outbreak”, dan memberikan rekomendasi serta tindak lanjutnya pada rapat manajemen. Tim Kesehatan membawa misi bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Pakistan, khususnya penduduk Lahore, Ibu-kota Provinsi Punjab untuk menghentikan epidemi Dengue, menurunkan angka kematian dan membantu membu-at rencana kesiapan serta contigency plan dalam kasus wabah DBD.

Dalam sambutannya, Menkes menyampaikan bahwa keberangkatan tim merupakan kebanggaan bagi pemerintah Indonesia. Indonesia masih mengalami kasus demam berdarah di berbagai wilayah, oleh karena itu Pemerintah telah menjadikan upaya pengendalian DBD sebagai agenda prioritas. Perlu dikembangkan rencana untuk meningkatkan pertukaran informasi, transfer teknologi, berbagi pengetahuan tentang pengelolaan kasus dan per-tukaran tenaga kesehatan. Tim Kesehatan Indonesia tidak hanya memberikan dukungan dan membantu menga-tasi wabah DBD di Lahore tetapi juga membawa persahabatan, persaudaraan, dan solidaritas untuk saudara-saudara di Pakistan.

Terakhir Menkes berharap tim ini merupakan tim inti model dalam memberikan bantuan dengan kasus serupa dengan negara lain atau wilayah, di dalam atau di luar Indonesia, dimasa depan dengan berbagi keahlian, se-bagaimana pengalaman yang telah didapat selama bertugas di Lahore.

Menkes RI Menerima Tim Dokter Indonesia Untuk Misi Kemanusiaan di Pakistan

Menkes RI saat foto bersama tim kesehatan Indonesia

Peserta upacara saat peringatan Hari Kesehatan Nasional

Pemeriksaan Faktor Risiko dalam rangka peringatan Hari Diabetes Sedunia

Dari Kiri ke Kanan : Kepala BTKLPPM Surabaya Bambang Wahyudi, SKM, MM; Sesditjen PP dan PL, dr. Yusharmen, D.Comm.H.,M.Sc; dan Kombes Pol. Drs. Heru Sulistianto

Menteri Kesehatan, dr.Endang R Sedyaningsih, MPH,DrPH saat memberikan penghargaan pada peringatan HKN 2011

Dirjen PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama saat melakukan wawancara di salah satu stasiun

Kegiatan Simulasi Penanggulangan PHEIC di Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) di Entikong Kalimantan Barat

BERITA DALAM GAMBAR

6