30
Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan Oleh Musni Umar, Ph.D Sosiolog, Direktur Institute for Social Empowerment and Democracy

Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Masyarakat Jakarta majemuk dari segi agama, pekerjaan, penddikan, dan strata sosial ekonomi. Tahun 2012 Jakarta melaksanakan pemilukada untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur. Siapa pemimpin Jakarta?

Citation preview

Page 1: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Oleh Musni Umar, Ph.DSosiolog, Direktur Institute for Social Empowerment and Democracy

Page 2: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Pengantar Jakarta adalah miniatur Indonesia. Semua suku bangsa,

agama, budaya, peradaban, adat istiadat dan apa saja yang ada di seluruh pelosok tanah air Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangat sampai pulau Rote, ada di Jakarta.

Juga Jakarta adalah miniatur dunia. Hampir semua suku bangsa di dunia, peradaban, budaya, agama, adat-istiadat, perwakilan negara-negara sahabat di seluruh dunia, ada di Jakarta.

Maka masyarakat Jakarta sangat heterogen (majemuk) dan dinamis, dan sebagai ibukota negara republik Indonesia, otomatis menjadi barometer politik, ekonomi dan sosial di tingkat nasional, yang memberi pengaruh ke seluruh pelosok tanah dan bahkan di dunia internasional

Page 3: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Jakarta Miniatur Indonesia

Page 4: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Jakarta Miniatur Dunia

Page 5: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Sebagai konsekuensi dari penduduk Jakarta yang majemuk, maka tidak ada suku bangsa yang sangat dominan, tetapi yang terbanyak adalah suku Jawa, yang merupakan cerminan dari Indonesia, di mana suku Jawa adalah suku bangsa terbesar di Indonesia.

Adapun mayoritas penduduk Jakarta adalah muslim, yang merupakan cerminan dari penduduk Indonesia. Sekalipun begitu, muslim di Jakarta terbahagi ke dalam berbagai organisasi, aliran serta paham agama yang berbeda sebagai konsekuensi dari perbedaan penafsiran beberapa teks dalam al-Qur'an dan sunnah Rasulullah, tetapi perbedaan itu bukan pada pokok ajaran Islam.

Selain itu, terdapat pula aliran dalam agama lain seperti dalam agama Nasrani, Budha, Hindu yang menimbulkan perbedaan.

Page 6: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Mayoritas penduduk Jakarta Muslim

Page 7: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Agama-agama di Jakarta

Page 8: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Perbedaan sosial keagamaan Sebagaimana dimaklumi bahwa Jakarta dihuni

berbagai macam agama seperti Islam, Kristen Potestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, Kong Futshu dan sebagaimana.

Oleh karena itu, masyarakat Jakarta, paling tidak dalam pengamalan keagamaan (sosial keagamaan) terbahagi kepada dua bahagian. Pertama, santri yaitu mereka yang taat menjalankan agama. Dari golongan ini lahir partai-partai politik yang berbasis agama seperti PKB (NU), PAN (Muhammadiyah), PKS (Islam urban), PPP (fusi dari parpol Islam di masa Orde Baru) dan lain-lain. Di masa Orde Lama dan Orde Reformasi lahir Partai Katolik, Partai Demokrat Kristen Indonesia dan lain-lain.

Page 9: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Golongan Santri

Page 10: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Kedua, abangan, yaitu mereka yang kurang taat menjalankan agama. Kelompok ini kemudian mendirikan partai-partai politik yang berbasis non keagamaan (kebangsaan) yang sering disebut partai sekuler seperti partai Golkar, partai Demokrat, partai Hanura (partai tengah kanan ) serta PDIP, partai Gerindra dan lain-lain (partai tengah kiri).

Selain itu, ada pula masyarakat Jakarta yang berpaham atheis, sekuler, materialis, liberal, modernis, tradisional dan sebagainya.

Page 11: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Golongan Abangan

Page 12: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Perbedaan sosial ekonomi Dalam masyarakat Jakarta terdapat kelas sosial

ekonomi yang dapat dibahagi kepada dua bahagian. Pertama, wong gedhe (orang besar) karena kedudukannya yang tinggi dan kaya raya. Kelompok ini terbahagi ke dalam dua golongan yaitu high class dan middle class. Mereka yang tergolong high class seperti keluarga usahawan besar (konglomerat), Presiden/Wakil Presiden dan keluarganya, keluarga mantan Presiden/Wakil Presiden, menteri/mantan menteri, pejabat tinggi/mantan pejabat tinggi negara, direksi BUMN, direksi bank nasional yang dimiliki asing, dan perusahaan swasta besar, dan pejabat Bank Indonesia.

Page 13: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Wong gedhe

Page 14: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Wong gedhe usahawan

Page 15: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Selain itu, terdapat golongan wong gedhe dari kalangan midle class, seperti anggota DPR/mantan anggota DPR, pejabat tinggi negara, Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, Walikota/Wakil Walikota, para profesional, ilmuan, mantan direksi BUMN, usahawan menengah, pegawai pemerintah golongan menengah ke atas, para profesor, dan lain sebagainya. Golongan ini sangat banyak jumlahnya dan kuat pengaruhnya dalam masyarakat. Mereka sering dijuluki sebagai prime mover dalam demokrasi.

Kedua, wong cilik. Kelompok ini merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat Jakarta. Mereka berada di lapisan sosial paling bawah (grass root). Kelompok ini di masa lalu banyak menjadi tumbal dalam pembangunan, hanya mendapat tetesan sedikit dalam pembangunan. Dalam era Orde Reformasi, belum banyak berubah karena wong gedhe hanya memperalat mereka untuk meraih kekuasaan, dan setelah meraih kekuasaan lebih memperhatikan kepentingan sendiri karena mahalnya biaya politik untuk memenangkan perebutan kekuasaan.

Page 16: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Wong cilik

Page 17: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Perbedaan sosial pekerjaan

Masyarakat Jakarta terbagi paling tidak ke dalam tiga golongan pekerjaan. Pertama, usahawan (besar, menengah dan kecil). Kelompok ini pada umumnya mandiri. Jumlah mereka belum terlalu besar, tetapi mempekerjakan orang, ada yang besar, sedang dan kecil.

Kedua, pegawai pemerintah di pusat dan daerah. Jumlah Pegawai negeri sipil (PNS) hanya sekitar 4,7 juta orang, tapi mempunyai kedudukan dan pengaruh di masyarakat.

Ketiga, swasta, yang jumlahnya sangat besar, terdiri dari dosen, peneliti, konsultan, lawyer, aktivis LSM, pegawai swasta tingkat tinggi (executive), pegawai menengah dan pegawai rendah yang terdiri dari buruh. Selain itu, terdapat nelayan, petani, peminta-minta, serta penganggur.

Page 18: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Golongan usahawan

Page 19: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

PNS

Page 20: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Swasta

Page 21: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Tidak mudah memilih pemimpin Jakarta

Jika melihat peta masyarakat Jakarta yang heterogen dari suku bangsa, agama, paham dan aliran keagamaan, struktur sosial ekonomi yaitu kelas atas, menengah dan bawah dan sangat baawah serta struktur sosial pekerjaan, maka tidak mudah menemukan pemimpin yang cocok untuk Jakarta dan cocok untuk masyarakat Jakarta.

Pemimpin yang diperlukan Jakarta belum tentu sesuai yang diinginkan oleh mayoritas masyarakat Jakarta.

Sebelum membincangkan pemimpin yang diperlukan Jakarta dan masyarakat Jakarta, maka ingin sedikit menjelaskan makna kepemimpinan.

Page 22: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Menurut Sarros dan Bautchastsky (1996) kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu prilaku dgn tujuan tertentu utk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok utk mencapai tujuan bersama yg dirancang utk memberikan manfaat individu dan organisasi.

Sdangkan menurut Anderson (1988) "leadership means using power to influence the thought and actions of others in such a way that achieve high performance".

Page 23: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Pemimpin

Page 24: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Dari makna kepemimpinan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan mengandung hal-hal sebagai berikut:

- melibatkan pihak lain- mampu mempengaruhi- dapat memotivasi- bisa memberi contoh dan teladan

Dengan demikian, pemimpin memerlukan kemampuan manajerial untuk menjunjuki, memandu, mempengaruhi orang yang dipimpinnya. Selain itu, harus bisa memotivasi, memberi contoh dan teladan. Sebagai pemimpin, harus bisa memberi hukuman (punishment) kepada yang dipimpinnya jika bersalah, dan memberi penghargaan (reward) kepada mereka yang berprestasi.

Page 25: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Pemimpin yang diperlukan Sebagaimana dikemukakan, tidak mudah menemukan pemimpin

yang tepat untuk memimpin Jakarta dan yang diinginkan oleh masyarakat Jakarta.

Walaupuin demikian, ada panduan umum yang harus diikuti dalam memilih pemimpin. Pertama, memiliki kepekaan atas penderitaan masyarakat, memiliki sense of crisis terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat, yang ditunjukkan kemampuan berempati dan bersimpati kepada mereka yang kurang beruntung, yang disebut dalam al-Qur'an "azizun alaihi ma anittum".

Kedua, sangat berkeinginan agar masyarakat aman dan maju (sense of achievement). Ia memiliki semangat membara dan menggebu-gebu untuk memajukan dan menyejahterakan masyarakat, memberi harapan (optimis) bahwa hari esok pasti lebih baik jika mau bekerja keras merubah nasib, yang disebut dalam al-Qur'an " hariishun alaikum".

Page 26: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Pemimpin yang diperlukan

Page 27: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Ketiga, pengasih dan penyayang (sense of humanity). Pemimpin yang diperlukan ialah mengasihani dan menyayangi masyarakatnya. Dia tidak rela melihat masyarakatnya tetap miskin, kurang pendidikan, terkebelakang dan tidak maju, yang disebut dalam al-Qur'an "raufur rahiim".

Ketiga hal tersebut merupakan sikap moral yang harus dimiliki oleh pemimpin publik, terutama yang dipilih dalam pemilukada.

Selan itu, pemimpin yang diperlukan Jakarta ialah yang "amanah" (jujur), shidiq (benar), fathanah (cerdas), dan tabligh (mampu berkomunikasi dan mengkomunikasikan program kerjanya, pikirannya dan harapannya) kepada masyarakat yang dipimpinnya.

Seorang ilmuan besar Rasyid Ridha berkata: tiga sifat moral yang saya jelaskan diatas wajib hukumnya bagi pemimpin. Pemimpin yg memiliki sifat itu, dipastikan bisa bekerja utk rakyat. Menurut saya, pemimpin semacan itu, pasti bisa membawa masyarakat Jakarta bangkit, maju dan sejahtera. Ia diperlukan Jakarta dan masyarakat Jakarta.

Page 28: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Calon Gubernur dan calon wakil Gubernur DKI Jakarta 2-12-2017

Page 29: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Kesimpulan Jakarta sebagai miniatur Indonesia dan minatur dunia,

memerlukan pemimpin yang mumpuni, tidak bisa pemimpin lokal yang juga bisa dikatakan belum berhasil memimpin daerahnya jika dilihat dari indikator kemiskinan, indikator human development, tingkat kemajuan, kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat yang dipimpinnya.

Melihat kompleksitas masyarakat Jakarta dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan, maka Jakarta dan masyarakat Jakarta memerlukan pemimpin yang memiliki sense of crisis, sense of achievement, dan sense of humanity. Selain itu, pemimpin yang jujur (amanah), benar (shidiq), cerdas (fathanah) dan mampu berkomunikasi (tabligh).

Page 30: Peta Masyarakat Jakarta dan Pemimpin yang Diperlukan

Dari enam pasang calon gubernur dan calon wakil gubernur yang bertarung dalam pemilukada Jakarta 11 Juli 2012, tidak ada yang seratus persen memenuhi persyaratan yang dikemukakan diatas, tapi insya Allah ada yang mendekati persyaratan tersebut di atas.

Jakarta, 27 Mei 2012_______________________-* Musni Umar adalah Sosiolog, menyelesaikan Ph,D pada Fakultas

Sains Sosial dan Kemanusiaan, Univ. Kebangsaan Malaysia (UKM), kini Direktur Eksekutif Institute for Social Empowerment and Democracy (INSED) serta pengajar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas Nasional Jakarta

* Tulisan ini merupakan makalah singkat yang akan dipresentasikan dalam dialog interaktif Cinta Tanah Air bertajuk “Kepemimpinan Masa Depan Jakarta Ditinjau dari Aspek Sosiologi,” bagi tokoh etnis dan tokoh agama Jakarta Utara, yang diselenggarakan Kesbangpol Jakarta, pada 30 Mei 2012, di hotel Puri Ayuda Resort, Megamendung, Puncak, Bogor, Jakarta Barat