Upload
nailun-najah
View
417
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FILSAFAT BAHASAHAKEKAT BAHASA SEBAGAI DASAR FILSAFAT
TEORI BAHASA
Dosen Pembimbing:Nuril Huda M. P,d I
Debora Ayu Cleopatra (2014210033)Nailun Najah (2014210023)Nur Rohmawati (2014210029)Zini Rodatul Ashhab (2014210028)
Disusun oleh:
Bahasa sebagai objek materia filsafat sejak awal abad XX telah mengalami suatu perkembangan baru, yaitu pengembangan kearah ilmu bahasa modern. Perkembangan ini diawali dengan munculnya pemikiran strukturalisme dibidang bahasa yang dikmebangkan oleh Ferdinand Desaussure, sebagai peletak dasar-dasar filsafat linguistik modern. Sebagai halnya ilmu-ilmu pengetahuan lainnya bahwa mereka tumbuh dan berkembang dari pemikiran-pemikiran filsafat.
Latar Belakang
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian bahasa sebagai subtansi?
2. Bagaimana pengertian bahasa sebagai bentuk?
Tujuan1. Mendeskripsikan hubungan bahasa sebagai substansi dan bentuk
2. Mendeskripsikan bahasa sebagai sesuatu yang alamiah
ManfaatManfaat Praktis: penelitian ini diharapkan berguna untuk memperluas pengetahuan mengenai permasalah filsafat bahasa, khususnya hubungan filsafat bahasa yang sering dijumpai sehari-hari.
Manfaat Teoritis: penelitian ini dilakukan agar dapat dijadikan sebagai sumber referensi dalam mengkaji filsafat bahasa yang lebih rinci dalam hubungan filsafat bahasa pada ilmu filsafat bahasa.
LANDASAN TEORIPengertian Bahasa sebagai Subtansi
subtansi bahasa dapat dianggapn tersusun dari unsur yang bersifst empiris, yaitu yang berupa bunyi ujaran sehingga dapat diiendera manusia, dapat didengar dan dipikirkan
teori bahasa modern
hakikat bahasa secara antrologis adalah merupakan suatu sistem tanda yang mengacu pada sesuatu benda konsep atau nilai maka pengertian subtansi bahasa ini juga harus dibedakan antara, (1) subtansi bahasa sebagai sistem tanda, yang kuantitasnya berupa sistem bunyi, tanda atupun lambang-lambang. Maka sistem fonem yang mengacu pada sesuatu adalah merupakan subtansi bahasa dalam yang pertama ini. Subtansi bahasa dalam pengertian yang pertama ini sebagai dasar pengembangan dibidang fonologi. (2) subtansi bahasa yang merupakan acuan dari bahasa, atau subtansi bahasa yang merupakan petanda yaitu subtansi benda-benda, konsep-konsep atau nilai-nilai yang merupakan petanda bahasa.
Pengertian Bahasa sebagai Bentuk
bahwa bahasa pada hakikatnya adalah merupakan suatu struktur yang dapat diamati secara empiris. Ungkapan lain tentang pengertian itu adalah bahwa hakikat bahasa bkanlah merupakan suatu subtansi sendiri melainkan merupakan suatu bentuk. Bahasa tidak dapat disamakan dengan pikiran atau benda-benda atau segala realitas dunia. Demikian juga bahasa bukanlah merupakan suatu bunyi atau gerak ekspresi manusia melalui bunyi ujar bahasa. Pemikiran ini dikembangkan oleh paham strukturalisme yang ekstrim antara lain struktualisme bahasa yang berkembang di Amerika dibawah Bloomfield dan aliran glossematik yang sebenarnya keduanya berakal pada konsep pemikiran Ferdinand de Saussure.
Bahasa Sebagai Subtansi dan Bentuk
Berbeda dengan pandangan filosofis cassirer para tokoh paham strukturalisme radikal justru memiliki pendapat yang berlawanan, sebagaimana yang di kembangkan oleh Bloomfield dan para penganutnya yang setia. Bloomfield berpendapat bahwa hakikat bahasa secara ontologis adalah merupakan realitas empiris. Bahasa adalah merupakan suatu sistem simbol yang bersifat empiris yang berdiri sendiri yang terpisah dari aspek-aspek nonempiris.
Bahasa adalah memiliki sesuatu keteraturan yang secara empiris dapat ditentukan kebenarannya berdasarkan analisisnya yang bersifat empiris. Kaum struktualisme ini tidak mengakui realitas metafisis bahasa.Makna adalah ditentukan oleh struktur empiris bahasa. Makna yang berkaitan dengan realitas diluar bahasa seperti benda-benda, alam semesta, konsep-konsep maupun nilai adalah berbeda diluar struktur empiris bahasa.Secara epistomologis hakikat makna yang menyangkut realitas dunia yang berada diluar realitas struktur bahasa, adalah merupakan bidang kajian ilmu-ilmu pengetahuan yang lainnya dan tidak memiliki sangkutpaut dengan ilmu bahasa.
Bahasa sebagai sesuatu yang alamiah
Menurut Charles Osgood bahwa selain manusia binatang juga memliki sarana komunikasi, dalam proses interaksi dalam kelompok binatang tertentu yang disebut dengan “distalsing” , antara lain berupa graman, raungan, lengkingan atau gerakan bagaian tubuh binatang lainnya namun dalam pengertian ini tidak disebut sebagai bahasa layaknya bahasa manusia. Bahasa manusia melibatkan proses berfikir, kesadaran serta bahasa manusia merupakan suatu sistem tanda yang di ekspresi melalui bunyi serta unit-unit ekspresi (osgot, 1980:15).
TERIMAKASIH