29
TUGAS AKHIR SEMESTER MIKROBIOLOGI UMUM MIKROBA YANG TERDAPAT DI UDARA DAN PENYAKIT YANG DITIMBULKAN PADA MANUSIA OLEH : FEBRINA SINAGA 130420017 AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Tugas akhir semester mikrobiologi umum

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

TUGAS AKHIR SEMESTER MIKROBIOLOGI UMUM

MIKROBA YANG TERDAPAT DI UDARA DAN PENYAKIT YANG

DITIMBULKAN PADA MANUSIA

OLEH :

FEBRINA SINAGA

130420017

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015

Page 2: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Benarkah di udara terdapat mikroorganisme seperti bakteri, virus, spora

jamur dan sejenisnya? Kemungkinan besar jawabannya adalah ya. Namun

sebenarnya tidak benar-benar ada organisme yang hidup di udara, karena

organisme tidak dapat hidup dan terapung begitu saja di udara. Mikroorganisme

udara terdiri atas organisme yang terdapat sementara mengapung di udara atau

terbawa serta pada partikel debu. Setiap kegiatan manusia mungkin menimbulkan

bakteri di udara. Batuk dan bersin menimbulkan aerosol biologi (yaitu kumpulan

partikel udara). Kebanyakan partikel dalam aerosol biologi terlalu besar untuk

mencapai paru-paru, karena partikel-partikel ini tersaring pada daerah pernapasan

atas. Sebaliknya, partikel-partikel yang sangat kecil mungkin mencapai tapak-

tapak infektif yang berpotensi. Jadi, walaupun udara tidak mendukung kehidupan

mikroorganisme, kehadirannya hampir selalu dapat ditunjukkan dalam cuplikan

udara.

Udara bukanlah suatu medium tempat mikroorganisme tumbuh, tetapi

merupakan pembawa bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang kesemuanya

ini mungkin di muati mikroba. Jumlah dan tipe mikroorganisme yang mencemari

udara di tentukan oleh sumber pencemaran dan dalam lingkungan. Maka, mikroba

atau mikroorganisme apa sajakah yang terdapat di udara serta apa saja penyakit

yang ditimbulkannya, terutama pada manusia, makalah ini membahas tentang hal

tersebut.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai kewajiban

menyelesaikan tugas akhir semester mata kuliah mikrobiologi umum serta

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mahasiswa dalam mengenali jenis-

jenis mikroorganisme yang menimbulkan penyakit melalui udara bagi manusia.

Page 3: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

BAB II

ISI

A. PENGERTIAN MIKRBA

Mikroba adalah organisme berukuran mikroskopis yang antara lain terdiri

dari bakteri, fungi dan virus. Bakteri merupakan mikroba prokariotik yang rata-

rata selnya berukuran 0,5-1 x 2-5 μm, berbentuk elips, bola, batang atau spiral,

fungi adalah organisme eukariotik, bersifat heterotrof, dinding selnya

mengandung kitin, tidak berfotosintesis, mensekresikan enzim ekstraseluler ke

lingkungan dan memperoleh nutrien dengan cara absorpsi. Berdasarkan

penampakannya, fungi dikelompokkan ke dalam kapang (mold), khamir (yeast),

dan cendawan (mushroom).

Mikroba terdapat dimana-mana di lingkungan sekitar kita seperti di tanah,

air, dan udara. Udara sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan

kebutuhan yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan. Udara dapat

dikelompokkan menjadi: udara luar ruangan (outdoor air) dan udara dalam

ruangan (indoor air). Kualitas udara dalam ruang sangat mempengaruhi kesehatan

manusia, karena hampir 90% hidup manusia berada dalam ruangan.

Udara bukan merupakan habitat asli dari mikroba, tetapi udara sekeliling

kita sampai beberapa kilometer di atas permukaan bumi mengandung bermacam-

macam jenis mikroorganisme dalam jumlah yang beragam. Peran udara dapat juga

sebagai sarana infeksi nosokomial (infeksi rumah sakit). Setiap kegiatan manusia

menimbulkan bakteri di udara. Batuk dan bersin menimbulkan aerosol biologi

(yaitu kumpulan partikel udara). Kebanyakan partikel dalam aerosol biologi

terlalu besar untuk mencapai paru-paru, karena partikel-partikel ini tersaring pada

daerah pernapasan atas. Pencemaran udara akibat mikroba dapat berupa bakteri,

jamur, protozoa dan  produk  mikroba  lainnya  yang  dapat  ditemukan  di 

saluran udara dan alat pendingin beserta seluruh sistemnya.

Jumlah dan tipe mikroorganisme yang mencemari udara di tentukan oleh

sumber pencemaran dan dalam lingkungan; misalnya, dari saluran pernapasan

Page 4: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

manusia disemprotkan melalui batuk dan bersin, dan partikel-partikel debu, dalam

tetes-tetes cairan berukuran besar dan tersuspensikanhanya sebentar, dan dalam

“inti tetesan”, yang terbentuk bila titik-titik cairan berukuran kecil menguap.

Organisme yang memasuki udara dapat terangkut sejauh beberapa meter atau

beberapa kilometer, sebagian segera mati dalam beberapa detik, sedangkan yang

lain dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau lebih

lama lagi. Nasib akhir mikroorganisme asal udara di atur oleh seperangkat rumit

keadaan di sekelilingnya, termasuk keadaan atmosfer, kelembaban, cahaya

matahari dan suhu; ukuran partikel yang membawa mikroorganisme itu; serta

cirri-ciri mikroorganismenya terutama kerentanannya terhadap keadaan fisik

atmosfer.

B. JUMLAH MIKROBA DI UDARA

Jumlah dan macam mikroorganisme dalam suatu volume udara bervariasi

sesuai dengan lokasi, kondisi cuaca dan jumlah orang yang ada. Daerah yang

berdebu hampir selalu mempunyai populasi mikroorganisme atmosfer yang

tinggi. Sebaliknya hujan, salju atau hujan es akan cenderung mengurangi jumlah

organisme di udara dengan membasuh partikel yang lebih berat dan

mengendapkan debu. Jumlah mikroorganisme menurun secara menyolok di atas

samudera, dan jumlah ini semakin berkurang pada ketinggian (altitude) yang

tinggi.

Jumlah mikroorganisme yang mencemari udara juga ditentukan oleh

sumber pencemaran di dalam lingkungan, misalnya dari saluran pernapasan

manusia yang disemprotkan melalui batuk dan bersin, dan partikel-partikel debu,

yang terkandung dalam tetes-tetes cairan berukuran besar dan tersuspensikan, dan

dalam “inti tetesan” yang terbentuk bila titik-titik cairan berukuran kecil

menguap. Organisme yang memasuki udara dapat terangkut sejauh beberapa

meter atau beberapa kilometer; sebagian segera mati dalam beberapa detik,

sedangkan yang lain dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu, berbulan-

bulan, bahkan lebih lama lagi. Nasib akhir mikroorganisme yang berasal dari

udara diatur oleh seperangkat rumit keadaan di sekelilingnya (termasuk keadaan

atmosfer, kelembaban, cahaya matahari dan suhu), ukuran partikel yang

Page 5: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

membawa mikroorganisme itu, serta ciri-ciri mikroorganismenya terutama

kerentanannya terhadap keadaan fisik di atmosfer.

1. UDARA DIDALAM RUANGAN

Tingkat pencemaran udara di daam ruangan oleh mikroba di pengaruhi

oleh factor-faktor seperti laju ventilasi, padatnya orang, dan sifat serta taraf

kegiatan orang-orang yang menempati ruangan tersebut. Mikroorganisme

terhembuskan dalam bentuk percikan dari hidung dan mulut selama bersin, batuk

dan bahkan bercakap-cakap. Titik-titik air yang terhembuskan dari saluran

pernapasan mempunyai ukuran yang beragam dalam mikrometer sampai

millimeter. Titik-titik air yang ukuranya jauh dalam kisaran micrometer yang

rendahan tingal dalam udara sampai beberapa lama tetap yag berukuran besar

segera jatuh ke lantai atau permukaan benda lain.

Debu dari permukaaan ini sebentar-bentar akan berada dalam udara

selama berlangsungnya kegiatan daam ruangan tersebut. Dalam debu dan udara di

sekolah dan bangsal rumah sakit atau kamar orang menderita penyakit menular,

telah ditemukan mikroba seperti bakteri tuberkulum, streptokokus,

pneumokokus, dan staphylokokus.  Bakteri ini tersebar di udara melalui batuk,

bersin, berbicara, dan tertawa. Pada proses tersebut ikut keluar cairan saliva dan

mukus yang mengandung mikroba. Virus dari saluran pernapasan dan beberapa

saluran usus juga ditularkan melalui debu dan udara. Patogen dalam debu

terutama berasal dari objek yang terkontaminasi cairan yang mengandung

patogen.  Tetesan cairan (aerosol) biasanya dibentuk oleh bersin, batuk dan

berbicara. Setiap tetesan terdiri dari air liur dan lendir yang dapat berisi ribuan

mikroba. Diperkirakan bahwa jumlah bakteri dalam satu kali bersin berkisar

antara 10.000 sampai 100.000.  Banyak patogen tanaman juga diangkut dari satu

tempat ke tempat lain melalui udara dan penyebaran penyakit jamur pada tanaman

dapat diprediksi dengan mengukur konsentrasi spora jamur di udara.

2. MIKROBA YANG ADA DI LUAR RUANGAN

Page 6: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

Mikroba yang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun terestrial.

Mikroba di udara pada ketinggian 300-1,000 kaki atau lebih dari permukaan bumi

adalah organisme tanah yang melekat pada fragmen daun kering, jerami, atau

partikel debu yang tertiup angin.  Mikroba tanah masih dapat ditemukan di udara

permukaan laut sampai sejauh 400 mil dari pantai pada ketinggian sampai 10.000

kaki. Mikroba yang paling banyak ditemukan yaitu spora jamur,

terutama Alternaria, Penicillium, dan Aspergillus. Mereka dapat ditemukan baik

di daerah kutub maupun tropis.

Mikroba yang ditemukan di udara di atas pemukiman penduduk di bawah

ketinggian 500 kaki yaitu spora Bacillus danClostridium, yeast, fragmen dari

miselium, spora fungi, serbuk sari, kista protozoa,

alga,Micrococcus, dan Corynebacterium, dan lain-lain. Permukaan bumi, yaitu

daratan dan lautan merupakan sumber kebanyakan mikroorganisme yang ada

dalam atmosfer. Angin menimbulkan debu dari tanah; partikel-partikel debu

tersebut membawa mikroorganisme yang menghuni tanah. Sejumlah besar air

dalam bentuk titik-titik air memasuki atmosfer dari permukaan laut, teluk, dan

kumpulan air alamiah lainnya. Di samping itu, ada banyak fasilitas pengolahan

industri, pertanian, baik lokal maupun regional mempunyai potensi menghasilkan

arosol berisikan mikroorganisme, beberapa contoh dapat di kemukakan berikut

ini:

* Penyiraman air irigasi tanaman pertanian atau daerah hutan dengan limbah air.

* Pelaksanaan penebahan air skala besar.

* Seringan “trickling-bed” di pabrik-pabrik pembersih air.

* Rumah pemotongan hewan dan peleburan lemak.

Alga, protozoa, khamir, kapang,dan bakteri telah diisolasi dari udara dekat

permukaan bumi. Contoh mengenai jasad-jasad renik yang di jumpai di atmosfer

kota diperlihatkan pada Tabel.

Tipe-tipe bakteri cendawan yang diisolasi dari bagian atas.

Tinggi (meter) Bakteri (genus) Cendawan (genus)

1.500-4.500 Alcaligenes

Bacillus

Aspergillus

Macrosporium

Page 7: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

Penicillium

4.500-7.500 Bacillus Aspergillus

Clasdosporium

7.500-10.500 Sarcina

Bacillus

Aspergillus

Hormodendrum

10.500-13.500 Bacillus

Kurthia

Aspergillus

Hormodendrum

13.500-16.500 Micrococcus

Bacillus

Penicillium

Contoh-contoh udara tersebut diambil dari daerah perindustrian selama

jangka waktu beberapa bulan. Bagian terbanyak dari beberapa mikroflora asal-

udara adalah spora kapang; yang terutama ialah genus Aspergillus. Di antara tipe-

tipe bakteri di dapati bakteri pembentuk spora dan bukan pembentuk spora,

basilus Gram positif, kokus Gram positif, dan basilus Gram negatif.

C. JENIS MIKROBA YANG DITEMUKAN DI UDARA

Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung

mikroorganisme. Di udara terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur dan

ganggang, virus dan kista protozoa. Selama udara terkena sinar matahari, udara

tersebut akan bersuhu tinggi dan berkurang kelembabannya. Selain mikroba yang

mempunyai mekanisme untuk dapat toleran pada kondisi ini, kebanyakan mikroba

akan mati. Udara  terutama merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme.

Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air

atau di tanah. Mikroba udara dapat dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba di

luar ruangan dan di dalam ruangan. Pentingnya mikroorganisme udara telah

dipelajari sejak 1799, di mana tahun Lazaro Spallanzani berusaha untuk

menyangkal teori “generatio spontanea”.

Page 8: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

Tahun 1837, Theodore Schwann, dalam percobaan untuk mendukung

pandangan Spallanzani memasukkan udara segar yang telah dipanaskan ke dalam

kaldu daging steril dan menunjukkan bahwa pertumbuhan mikroba tidak dapat

terjadi. Louis Pasteur pada tahun 1861 merupakan orang yang pertama

menunjukkan bahwa mikroorganisme tumbuh akibat kontaminasi dari udara. Dia

menggunakan kapas khusus untuk menyaring udara sehingga mikroba tidak dapat

masuk ke dalam kaldu daging steril. Dia secara mikroskopis menunjukkan

keberadaan mikroorganisme dalam kapas. Dalam percobaan menggunakan tabung

berleher angsa, ia menunjukkan bahwa pertumbuhan tidak bisa terjadi dalam

media steril kecuali terdapat kontaminasi dari udara yang tidak steril.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERADAAN

MIKROBA DI UDARA

Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi mikroba udara adalah suhu

atmosfer, kelembaban, angin, ketinggian, dan lain-lain. Temperatur dan

kelembaban relatif adalah dua faktor penting yang menentukan viabilitas dari

mikroorganisme dalam aerosol. Studi dengan Serratia marcesens dan E. coli

menunjukkan bahwa kelangsungan hidup udara terkait erat dengan suhu.  Ada

peningkatan yang progresif di tingkat kematian dengan peningkatan suhu dari -

18° C sampai 49o C.

Virus dalam aerosol menunjukkan perilaku serupa. Partikel influenza,

polio dan virus vaccinia lebih mampu bertahan hidup pada temperatur rendah, 7-

24° C. tingkat kelembaban relatif (RH) optimum untuk kelangsungan hidup

mikroorganisme adalah antara 40 sampai 80%. Kelembaban relatif yang lebih

tinggi maupun lebih rendah menyebabkan kematian mikroorganisme. Hampir

semua virus mampu bertahan hidup lebih baik pada RH 17 sampai 25%. Namun,

virus poliomyelitis bertahan lebih baik pada RH 80 – 81%. Kemampuan mikroba

bertahan hidup lebih ditentukan oleh RH dan suhu. Pada semua temperatur,

kemampuan mereka untuk bertahan hidup adalah pada RH ekstrem. Terlepas dari

RH, peningkatan suhu menyebabkan penurunan waktu bertahan.  

Pengaruh angin juga menentukan keberadaan mikroorganisme di udara.

Pada udara yang tenang, partikel cenderung turun oleh gravitasi. Tapi sedikit

Page 9: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

aliran udara dapat menjaga mereka dalam suspensi untuk waktu yang relatif lama.

Angin penting dalam penyebaran mikroorganisme karena membawa mereka lebih

jauh.  Arus juga memproduksi turbulensi udara yang menyebabkan distribusi

vertikal mikroba udara. Pola cuaca global juga mempengaruhi penyebaran

vertikal. Ketinggian membatasi distribusi mikroba di udara. Semakin tinggi dari

permukaan bumi, udara semakin kering, radiasi ultraviolet semakin tinggi, dan

suhu semakin rendah sampai bagian puncak troposfer. Hanya spora yang dapat

bertahan dalam kondisi ini, dengan demikian, mikroba yang masih mampu

bertahan pada ketinggian adalah mikroba dalam fase spora dan bentuk-bentuk

resisten lainnya.

Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi mikroba udara adalah suhu

atmosfer, kelembaban, angin, ketinggian, dan lain-lain. Temperatur dan

kelembaban relatif adalah dua faktor penting yang menentukan viabilitas dari

mikroorganisme dalam aerosol. Studi dengan Serratia marcesens dan E. coli

menunjukkan bahwa kelangsungan hidup udara terkait erat dengan suhu.  Ada

peningkatan yang progresif di tingkat kematian dengan peningkatan suhu dari -

18° C sampai 49o C. Virus dalam aerosol menunjukkan perilaku serupa. Partikel

influenza, polio dan virus vaccinia lebih mampu bertahan hidup pada temperatur

rendah, 7-24° C. tingkat kelembaban relatif (RH) optimum untuk kelangsungan

hidup mikroorganisme adalah antara 40 sampai 80%. Kelembaban relatif yang

lebih tinggi maupun lebih rendah menyebabkan kematian mikroorganisme.

Hampir semua virus mampu bertahan hidup lebih baik pada RH 17 sampai 25%.

Namun, virus poliomyelitis bertahan lebih baik pada RH 80 – 81%. Kemampuan

mikroba bertahan hidup lebih ditentukan oleh RH dan suhu. Pada semua

temperatur, kemampuan mereka untuk bertahan hidup adalah pada RH ekstrem.

Terlepas dari RH, peningkatan suhu menyebabkan penurunan waktu bertahan.  

Pengaruh angin juga menentukan keberadaan mikroorganisme di udara.

Pada udara yang tenang, partikel cenderung turun oleh gravitasi. Tapi sedikit

aliran udara dapat menjaga mereka dalam suspensi untuk waktu yang relatif lama.

Angin penting dalam penyebaran mikroorganisme karena membawa

mereka lebih jauh.  Arus juga memproduksi turbulensi udara yang menyebabkan

Page 10: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

distribusi vertikal mikroba udara. Pola cuaca global juga mempengaruhi

penyebaran vertikal. Ketinggian membatasi distribusi mikroba di udara. Semakin

tinggi dari permukaan bumi, udara semakin kering, radiasi ultraviolet semakin

tinggi, dan suhu semakin rendah sampai bagian puncak troposfer. Hanya spora

yang dapat bertahan dalam kondisi ini, dengan demikian, mikroba yang masih

mampu bertahan pada ketinggian adalah mikroba dalam fase spora dan bentuk-

bentuk resisten lainnya. .

F. MACCAM-MACAM PEYAKIT YANG DITULARKAN MLALUI

UDARA

1. Tuberkulosis atau TBC

Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang sangat mudah sekali dalam

penularannya. Penderita TBC biasanya mengalami batuk yang berkepanjangan

sebagai gejala utama selama beberapa minggu yang diikuti dengan demam tinggi.

Biasanya demam menyerang pada malam hari, namun ketika siang demam akan

berkurang bahkan cenderung turun dan akan datang lagi bila mulai menjelang

malam. Orang yang terkena TBC, daya tahan tubuhnya akan menurun secara

drastis, nafsu makan berkurang, dan berat badan juga menurun dengan sangat

cepat, rasa lelah dan batuk-batuk. Ini terjadi jika infeksi awal telah berkembang

menjadi progressive tuberculosis yang menjangkiti organ paru dan organ tubuh

lainnya.

Dalam kasus reactivation tuberculosis, infeksi awal tubercilosis (primary

tuberculosis) mungkin telah lenyap tetapi bakterinya tidak mati melinkan hanya

“tidur” untuk sementara waktu. Bakteri ini akan aktif apabila kondisi tubuh

sedang tidak fit dan dalam imunitas yang rendah. Bila penyakit ini semakin

progresif maka bakteri yang aktif akan merusak jaringan paru-paru dan berbentuk

rongga-rongga (lubang) pada paru-paru penderita, maka si penderita akan batuk-

batuk dan memproduksi sputum (dahak) yang bercampur darah. Bila tidak segera

dilakukan tindakan penanganan maka akan dapat menimbulkan kematian pada si

penderita. Penderita yang tidak berobat dapat menularkan penyakitnya kepada

orang disekitarnya.

Page 11: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

Pada umumnya penularan TBC terjadi secara langsung ketika sedang

berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak yang keluar

dari batuk dan hembusan nafas penderita. Secara tidak langsung dapat juga

melalui debu, Lamanya dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala

penyakit dari yang berbulan-bulan sampi tahunan membuat penyakit ini

digolongkan penyakit kronis.

Gejala umum yang sering dirasakan adalah :

a. Batuk lama lebih dari 30 hari yang disertai ataupun tidak dengan dahak

bahkan    bisa disertai juga dengan batuk darah.

b. Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifoid, malaria, atau

infeksi saluran nafas akut), dan terkadang disertai dengan badan yang

berkeringat di malam hari.

c. Nafsu makan menurun dan bila terjadi pada anak maka terlihat gagal tumbuh

serta penambahan berat badan tidak memadai sesuai dengan usia anak

tersebut.

d. Berat badan menurun dengan drastis tanpa sebab yang jelas disamping karna

nafsu makan yang menurun, pada anak berat badan tidak naik dalam satu

bulan walaupun sudah dilakukan penanganan gizi.

e. Adanya pembesaran kelenjar seperti di leher atau ketiak.

Pencegahan dan Penanganan Pengobatan TBC

TBC bisa diobati, asalkan benar-benar mempunyai keinginan dan

semangat yang besar untuk sembuh. Dorongan dari keluarga dan orang disekitar

anda sangatlah diperlukan. Pemeriksaan yang intensif dan teliti serta disiplin

minum obat yang diberikan dokter harus dilakukan penderita agar penyakit yang

dideritanya segera sembuh. Pengobatan yang dilakukan dapat bertujuan untuk

menyembuhkan, mencegah kematian, dan kekambuhan.

Adapun obat TBC yang utama adalah Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid,

Streptomisin dan Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan yang sering

digunakan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makroloid, dan Amoksilin

dikombinasikan dengan Klavulanat. Pengobatan ini dilakukan selama 12 bulan

untuk keseluruhan. Faktor utama dari pada kesembuhan adalah prilaku dan

Page 12: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

lingkungan dimana sipenderita itu tinggal, kedisiplinan dalam minum obat dan

dan dukungan orang-orang disekitar si penderita.

Dalam proses penyembuhan, sipenderita harus minum obat sesuai dengan

petunjuk dan waktu yang telah ditentukan (6–12 bulan) berturut-turut tanpa putus

serta mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi. Selain petugas kesehatan

yang memantau dan mengawasi, keluarga juga di ajak turut serta dalam

mengawasi dan memastikan si penderita TBC meminum obat yang telah

diberikan. Jika si penderita tidak disiplin dan teratur dalam meminum obat, dapat

mengakibatkan kuman-kuman yang ada didalam tubuh akan menjadi kebal

terhadap obat tersebut. Dan apabila si penderita berhenti minum obat sebelum

waktunya maka, batuk yang sudah hilang akan timbul kembali dan kemungkinan

kuman akan kebal dan TBC akan sulit untuk disembuhkan.

Dilakukannya pengobatan selama 6–9 bulan karena, bakteri-bakteri

tuberkulosis memiliki daya tahan yang sangat kuat hingga berbulan-bulan

walaupun sudah terkena antibiotik. Kombinasi beberapa obat sangat diperlukan

karena untuk menghadapi kuman TBC yang berada dalam berbagai stadium dan

fase pertumbuhan yang cepat. Walaupun gejala-gejala sudah hilang, namun

pengobatan tidak boleh berhenti sampai batas waktu yang telah ditentukan. Selain

obat rekomendasi dari dokter, ada juga obat tradisional yang bisa digunakan yang

sudah sejak dahulu digunakan yaitu :

a. Sambiloto (Andrographis paniculata) : Daun kering digiling ditambah madu

secukupnya kemudian dibuat pil dengan diameter 0,5 cm. Satu hari dua kali

minum, setiap kali minum 15 – 30 pil.

b. Tembelekan : Lantana camara : bunga kering 6 – 10 gram ditambah tiga gelas

air lalu direbus hingga setengahnya. Gunakan untuk tiga kali minum setiap

harinya.

2. Meningitis

Page 13: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu

membrane atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat

disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang

menyebar masuk kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak.

Pasien yang diduga mengalami Meningitis haruslah dilakukan suatu

pemeriksaan yang akurat, baik itu disebabkan virus, bakteri ataupun jamur. Hal ini

diperlukan untuk spesifikasi pengobatannya, karena masing-masing akan

mendapatkan therapy sesuai penyebabnya.

Meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya tidak berbahaya, akan

pulih tanpa pengobatan dan perawatan yang spesifik. Namun Meningitis

disebabkan oleh bakteri bisa mengakibatkan kondisi serius, misalnya kerusakan

otak, hilangnya pendengaran, kurangnya kemampuan belajar, bahkan bisa

menyebabkan kematian. Sedangkan Meningitis disebabkan oleh jamur sangat

jarang, jenis ini umumnya diderita orang yang mengalami kerusakan immun (daya

tahan tubuh) seperti pada penderita AIDS.

Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranya:

1. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).

2. Neisseria meningitidis (meningococcus).

3. Haemophilus influenzae (haemophilus).

4. Listeria monocytogenes (listeria).

5. Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah

Staphylococcus aureus dan Mycobacterium tuberculosis.

Tanda dan Gejala Penyakit Meningitis Gejala yang khas dan umum

ditampakkan oleh penderita meningitis diatas umur 2 tahun adalah demam, sakit

kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan

sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah photophobia (takut/menghindari

sorotan cahaya terang), phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras),

mual, muntah, sering tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur,

bahkan tak sadarkan diri.

Page 14: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit

diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif),

gemetaran, muntah dan enggan menyusui.

Penanganan dan Pengobatan Penyakit Meningitis

Apabila ada tanda-tanda dan gejala seperti di atas, maka secepatnya

penderita dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan pelayan kesehatan yang

intensif. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan labratorium yang meliputi test darah

(elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan X-ray

(rontgen) paru akan membantu tim dokter dalam mendiagnosa penyakit.

Sedangkan pemeriksaan yang sangat penting apabila penderita telah diduga

meningitis adalah pemeriksaan Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput

otak). Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis,

maka pemberian antibiotik secara Infus (intravenous) adalah langkah yang baik

untuk menjamin kesembuhan serta mengurang atau menghindari resiko

komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis

bakteri yang ditemukan.

Adapun beberapa antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter pada kasus

meningitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan Neisseria

meningitidis antara lain Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime). Sedangkan

meningitis yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes akan diberikan

Ampicillin, Vancomycin dan Carbapenem (meropenem), Chloramphenicol atau

Ceftriaxone. Treatment atau therapy lainnya adalah yang mengarah kepada gejala

yang timbul, misalnya sakit kepala dan demam (paracetamol), shock dan kejang

(diazepam) dan lain sebagainya.

Pencegahan Tertularnya Penyakit Meningitis

Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk,

bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan

merokok bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui

rekan atau disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-

hati. Mancuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet umum,

memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan

Page 15: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai

macam penyakit.

3. Flu Burung

Avian Influenza atau flu burung adalah suatu penyakit menular yang

disebabkan oleh virus influenza H5N1. Virus yang membawa penyakit ini

terdapat pada unggas dan dapat menyerang manusia. Flu burung terkadang sulit

terdeteksi pada stadium awal, karena gejala klinis penyakit ini sangat mirip

dengan gejala flu biasa,antara lain demam, sakit tenggorokan, batuk, pilek, nyeri

otot, sakit kepala, dan lemas. Namun, dalam waktu singkat penyakit ini dapat

menyerang paru-paru dan menyebabkan peradangan (pneumonia). Jika tidak

dilakukan penanganan segera, pada banyak kasus penderita akan meninggal dunia.

Virus influenza H5N1 merupakan penyebab wabah flu burung pada

unggas dan memiliki sifat dapat bertahan hidup di air hingga empat hari pada

suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada 0°C. Penularan virus flu burung

berlangsung melalui saluran pernapasan. Unggas yang terinfeksi virus ini akan

mengeluarkan virus dalam jumlah besar di kotorannya. Manusia dapat terjangkit

virus ini bila kotoran unggas bervirus ini menjadi kering, terbang bersama debu,

lalu terhirup oleh saluran napas manusia.

Walaupun secara umum virus H5N1 tidak menyerang manusia, dalam

beberapa kasus tertentu virus mengalami mutasi lebih ganas sehingga dapat

menyerang manusia. Upaya pencegahan penularan virus flu burung adalah

senantiasa menjaga sanitasi lingkungan. Pola hidup yang tidak menjaga kesehatan

dan kebersihan lingkungan akan mempercepat penyebaran virus ini. Selain itu,

rajinlah mencuci tangan, jangan sembarangan mengorek lubang hidung jika

jemari belum dicuci dengan sabun. Waspadai semua kotoran unggas peliharaan,

kandang, sangkar maupun kotoran burung liar.

4. Pneumonia

Pneumonia atau yang dikenal dengan nama penyakit radang paru-paru

ditandai dengan gejala yang mirip dengan penderita selesma atau radang

Page 16: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

tenggorokan biasa, antara lain batuk, panas, napas cepat, napas berbunyi hingga

sesak napas, dan badan terasa lemas.

Penyakit ini umumnya terjadi akibat bakteri Streptococus pneumoniae dan

Hemopilus influenzae yang berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam tubuh.

Bakteri tersebut sering ditemukan pada saluran pernapasan, baik pada anak-anak

maupun orang dewasa. Selain dapat menimbulkan infeksi pada paru-paru, bakteri

berbahaya itu juga dapat mengakibatkan radang selaput pada otak (meningitis)

serta infeksi pembuluh darah yang amat fatal.

Kasus pneumonia banyak terjadi di daerah yang sistem sanitasinya buruk.

Untuk itu, menjaga kebersihan di lingkungan sekitar anda menjadi syarat utama

agar terhindar dari penyakit ini, selain membiasakan diri untuk hidup bersih dan

sehat. Biasakan mencuci tangan menggunakan sabun dan segera periksakan diri

ke dokter jika mendapati gejala tersebut di atas.

Bila ditemukan banyak kasus pneumonia di suatu wilayah, sebaiknya

segera lakukan upaya preventif berupa kunjungan pemeriksaan dan penyuluhan

dari rumah ke rumah oleh petugas Puskesmas dan jika perlu melakukan

pengobatan. Tutup mulut dan hidung dengan menggunakan masker untuk

mencegah masuknya kuman ketika berada di wilayah endemik pneumonia.

5. Sars

Sindrom pernapasan akut parah atau Severe Acute Respiratory Syndrome

(SARS) merupakan penyakit yang ditandai dengan gejala awal gangguan

pernapasan berupa napas pendek dan terkadang disertai batuk. Penyebab SARS

adalah Coronavirus, yaitu virus yang bersifat menular dan umumnya menyerang

saluran pernapasan atas, virus ini juga dapat menyebabkan flu. Penyebaran

terbanyak penyakit ini adalah di Asia, terutama Cina dan Hong Kong. Sementara

itu, di Indonesia sendiri, menurut data terakhir Badan Kesehatan Dunia (WHO)

baru ditemukan 7 kasus suspect, 2 kasus probable, dan belum ada satu pun kasus

kematian akibat penyakit ini (WHO, 21 Juli 2006).

Sars adalah stadium lanjut dari pneumonia sehingga gejala awal yang

dialami penderita juga mirip dengan flu biasa. Namun, demam yang menyerang

Page 17: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

penderita SARS dapat mencapai 38 derajat Celcius yang terkadang disertai

dengan menggigil, sakit kepala, perasaan lesu, serta nyeri tubuh.

Pada stadium awal penyakit biasanya penderita akan mengalami gangguan

pernapasan ringan selama tiga sampai tujuh hari. Jika tidak segera diatasi, besar

kemungkinan penderita mengalami batuk kering yang dapat menimbulkan

kekurangan oksigen dalam darah. Pada beberapa kasus, penderita akan

memerlukan napas bantuan mengunakan ventilator (alat bantu pernapasan).

Belum ditemukan vaksin untuk mencegah penyakit ini, sehingga yang dibutuhkan

adalah sikap waspada agar tidak terjangkit.

Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

Mencuci tangan sesering mungkin. Bila bersentuhan dengan sesuatu yang

banyak mengandung kuman atau kotoran, gunakan alkohol untuk membunuh

bakteri yang menempel di kulit.

Hindari menyentuh mulut, mata, hidung dengan tangan yang kotor.

Gunakan masker apabila menderita batuk/pilek agar kuman dan bakteri tidak

menyebar ke orang lain. Sebagian besar infeksi terjadi di rumah sakit, karena itu

kurangi frekuensi mengunjungi ruangan dengan tingkat infeksi tinggi.

Page 18: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Banyak atau tidaknya jumlah mikroba di udara bergantung pada suhu,

kondisi lingkungan yang berdebu, dan banyaknya jumlah orang-orang

yang berada di lingkungan tersebut.

b. Suhu yang tinggi tidak dapat mematikan mikroba seutuhnya, karena

mikroba tersebut bisa dormansi dan menempel pada partikel debu.

c. Lingkungan yang tidak steril seperti WC merupakan tempat yang paling

disukai oleh mikroba.

3.2 Saran

Ada baiknya mahasiswa mengetahui jenis mikroba apa saja yang terdapat

di lingkungan baik udara , air dan tanah juga mengetahui bahaya, cara mencegah

mikroba agar tidak menimbulkan penyakit yang merugikan diri sendiri dan

lingkungan. Serta lebih memperhatikan kebersihan, karena mikroorganisme cepat

berkembang di daerah yang tidak bersih (kotor).

Page 19: Tugas akhir semester mikrobiologi umum

DAFAR PUSTAKA

Hodgson, M. 2000. Sick Building Syndrome. Occup Med. Hal.15;571-585.

Http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganisme, diakses sabtu,24 januari 2015.

Pukul 14.10 wib

Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung:

CV. Yrama Widya.

Lisyastuti, E. 2010. Jumlah Koloni Mikroorganisme Udara dalam Ruang dan

Hubungannya Dengan Kejadian Sick Bilding Syndrome (SBS) Pada

Pekerja Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) di Kawasan

Puspitek Serpong Tahun 2010. TESIS. Jakarta : FKM UI.

Pelczar dan Chan. 1988.Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2.Jakarta: UI-Press.

Tim Perkamusan Ilmiah, 2005. Kamus Pintar Biologi. Surabaya: Citra Wacana.

Volk and Wheeler. 1989. Mikrobiologi Dasar Edisi kelima. Erlangga. Jakarta. Hal

75.