Struktur Teks Ulasan Puisi “Ragaku” Karya: Tri Oktiana

Preview:

Citation preview

Struktur Teks Ulasan Puisi “Ragaku”

Karya: Tri OktianaGizi Masyarakat IPB

Orientasi

Puisi “Ragaku” merupakan salah satu puisi karya Tri Oktiana. Puisi ini cukup unik. Pemilihan diksi yang sederhana tidak membuat makna yang timbul terasa hambar, datar, atau kurang menarik. Namun justru sebaliknya. Puisi ini seperti sebuah sumur di tengah padang pasir.

Penulis dengan cerdas mengambil sesuatu yang beda demi menyampaikan pesan tentang keagungan Tuhan. Manusia memang tidak ada apa-apanya. Manusia tidak akan menjadi "kuat", kaya, pintar, hebat, dan lain sebagainya, apabila Tuhan tak berkehendak padanya untuk menjadi demikian. Maka, manusia bak debu di tengah badai. Begitulah manusia.

Tafsiran

Pada baris yang berbunyi "elektronku setiap waktu menyebut Tuhannya", seolah membisikkan pada hati pembaca, bahwa kekuasaan Tuhan itu tiada ada batasnya. Lihatlah tubuh manusia. Berapa banyak yang manusia ketahui tentang tubuhnya sendiri? Mungkin hanya seujung kuku. Tuhan menciptakan semua itu begitu luar biasa, mulai dari daging, tulang, organ tubuh, dan lain sebagainya. Itu hanya pada manusia. Sedangkan makhluk lainnya? Ada berapa jenis makhluk hidup di muka bumi ini? Semua itu adalah ciptaan Tuhan, bukti kekuasaanNya.

Melalui puisi ini, penulis juga ingin menyampaikan bahwa sifat sombong sungguh tidaklah pantas bagi seorang manusia. Bukankah manusia itu sangat kecil? Yang boleh sombong hanyalah Tuhan. Namun sebagian dari manusia berbuat banyak kerusakan, sementara hati tak sadar tentang siapa diri mereka dan siapa yang menciptakan mereka.

Mereka berpikir seolah bebas berbuat apa saja. Padahal dalam ketidak sadaran macam itu, kekuasaan Tuhan tak dapat disangkal, seperti napas yang mereka hirup dan darah yang mengalir dalam tubuh mereka.

Evaluasi

Beberapa koreksi dari Tim FAM. Kata "di isi" seharusnya ditulis "diisi", tidak terpisah karena merupakan kata kerja pasif. "Tau" yang benar adalah "tahu". "Takkan" semestinya tertulis "tak 'kan" (perhatikan spasi dan tanda apostrof). Sedangkan "pada-Nya" dan "nama-Mu", yang benar ditulis "padaNya" dan "namaMu".

Rangkuman

Dalam puisi “Ragaku” penulis menyampaikan bahwa kita tidak boleh sombong, karena sifat sombong tidak pantas bagi manusia, melainkan yang boleh sombong hanyalah tuhan. Selain itu, didalam puisi ini mengandung makna bahwa kita harus bersyukur atas apa saja yang diberikan tuhan kepada kita. Jadi, puisi ini menyampaikan pesan keagungan tuhan.

Unsur Kebahasaan Teks Ulasan Puisi “Ragaku”

1. Kata sifat sikap

a. Melalui puisi ini, penulis juga ingin menyampaikan bahwa sifat sombong sungguh tidaklah pantas bagi seorang manusia.

b. Penulis dengan cerdas mengambil sesuatu yang beda demi menyampaikan pesan tentang keagungan Tuhan.

2. Kata benda

a. Puisi “Ragaku” merupakan salah satu puisi karya Tri Oktiana.

3. Kata kerja

b. Jadi, puisi ini menyampaikan pesan keagungan tuhan.

c. Selain itu, didalam puisi ini mengandung makna bahwa kita harus bersyukur atas apa saja yang diberikan tuhan kepada kita.

4. Metafora

a. Maka, manusia bak debu di tengah badai. Kata “Bak debu di tengah badai” bermakna bahwa

manusia itu tidak berdaya.

b. Puisi ini seperti sebuah sumur di tengah padang pasir. Kata “sebuah sumur di tengah padang pasir”

bermakna puisi ini sederhana namun membidik dan menarik untuk disimak.

5. Kalimat majemuk setara

a. Dalam puisi “Ragaku” penulis menyampaikan bahwa kita tidak boleh sombong, karena sifat sombong tidak pantas bagi manusia, melainkan yang boleh sombong hanyalah tuhan. Pada kalimat tersebut menyatakan kalimat

majemuk setara sebab akibat. Alasannya karena kalimat yang bercetak tebal menyatakan sebab dan kalimat yang bergaris bawah menyatakan akibat

b. Padahal dalam ketidaksadaran macam itu, kekuasaan Tuhan tak dapat disangkal, seperti napas yang mereka hirup dan darah yang mengalir dalam tubuh mereka.

Pada kalimat tersebut menyatakan kalimat setara pengabungan yaitu dengan kata hubung dan

6. Kalimat majemuk bertingkat

a. Pada baris yang berbunyi "elektronku setiap waktu menyebut Tuhannya", seolah membisikkan pada hati pembaca, bahwa kekuasaan Tuhan itu tiada ada batasnya.

Pada kalimat tersebut merupakan contoh kalimat majemuk bertingkat perluasan keterangan penjelasan.

b. Dalam puisi “Ragaku” penulis menyampaikan bahwa kita tidak boleh sombong, karena sifat sombong tidak pantas bagi manusia, melainkan yang boleh sombong hanyalah tuhan.

Pada kalimat tersebut merupakan Contoh kalimat majemuk bertingkat perluasan keterangan penjelasan 

7. Kata rujukan

a. Ada berapa jenis makhluk hidup di muka bumi ini? Semua itu adalah ciptaan Tuhan, bukti kekuasaanNya.

Kata “semua itu” merujuk pada kata makhluk hidup di muka bumi ini.

b. Puisi “Ragaku” merupakan salah satu puisi karya Tri Oktiana Irsyad. Puisi ini cukup unik.

Kata “puisi ini” merujuk pada kata puisi ragaku

Sekian dan Terima Kasih

Oleh : Khansa Hanun Afifah Siswa Kelas VIIIC SMPN 1 Wonosari

9 April 2015