View
17
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Universitas Kristen Petra
12
2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA
2.1. Landasan Teori
Dalam seni rupa, fotografi merupakan proses pembuatan lukisan dengan
menggunakan media cahaya. Istilah fotografi berasal dari bahasa Inggris Photo yang
berarti cahaya dan graphis yang berarti gambar karena itu Fotografi dapat diartikan
sebagai proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek
dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang
peka cahaya.
Dalam perjalanan sejarahnya Fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Dalam
buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New
Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM),
seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding
ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu
akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo
Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura.
Beberapa abad kemudian, banyak orang yang menyadari serta mengagumi
fenomena ini, beberapa diantaranya yaitu Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang
ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, dan kemudian
berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal
sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta
menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap
bayangan gambar (Bachtiar: 10).
Menurut Szarkowski dalam (Hartoyo 21), nama camera obscura diciptakan oleh
Johannes Keppler pada tahun 1611:
“By the great Johannes Keppler has designed a portable camera constructed as a tent, and finaly give a device a name that stuck: camera obscura… The interior of the tent was dark except for the light admitted by a lens, which foucussed the image of the scene outside onto a piece of paper.”
Universitas Kristen Petra
13
Pada awal abad ke-17 seorang ilmuwan berkebangsaan Italia bernama Angelo
Sala menemukan, bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah
menjadi hitam. Demikian pula Professor anatomi berkebangsaan Jerman, Johan
Heinrich Schulse, pada 1712 melakukan percobaan dan membuktikan bahwa
menghitamkan pelat chloride perak yang disebabkan oleh cahaya dan bukan oleh
panas merupakan sebuah fenomena yang telah diketahui sejak abad ke-16 bahkan
mungkin lebih awal lagi. Ia mendemonstrasikan fakta tersebut dengan menggunakan
cahaya matahari untuk merekam serangkaian kata pada pelat chloride perak; saying
ia gagal mempertahankan gambar secara permanent.
Kemudian sekitar tahun 1800, seorang berkebangsaan Inggris bernama
Thomas Wedgwood, bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada
camera obscura berlensa (pada masa itu camera obscura lazimnya pinhole camera
yang hanya menggunakan lubang kecil untuk cahaya masuknya), tapi hasilnya sangat
mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana juga Schulse, membuat
gambar-gambar negatif (sekarang dikenal dengan istilah fotogram) dengan cahaya
matahari, pada kulit atau kertas putih yang telah disaputi komponen perak.
Sementara itu di Inggirs, Humphrey Davy melakukan percobaan lebih
lanjut dengan chlorida perak, tapi bernasib sama dengan Schulse. Pelatnya dengan
cepat berubah menjadi hitam walaupun sudah berhasil menangkap imaji melalui
camera obscura tanpa lensa.
Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-
Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan
dari jendela kamrnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya
mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah
imaji yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara permanent.
Kemudian ia pun mencoba menggunakan kamera obscura berlensa, proses yang
disebut ”heliogravure” pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal
fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of
Texas di Austin, AS.
Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung
opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) untuk
mengajaknya berkolaborasi. Dan jauh sebelum eksperimen Niepce dan Daguerre
Universitas Kristen Petra
14
berhasil, mereka pernah meramalkan bahwa: “fotografi akan menjadi seni termuda
yang dilahirkan zaman.”
Sayang, sebelum menunjukkan hasil yang optimal, Niepce meninggal
dunia. Baru pada tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai orang
pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen
pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama
satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini
disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam
dapur dan asir suling.
Fotografi mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama
kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi
yang sedang gencar-gencarnya. Pada tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun
awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi
adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang
dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.
Januari 1839, penemu fotografi dengan menggunakan proses kimia pada
pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan
temuannya itu. Akan tetapi, Pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai
pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia
secara cuma-cuma. Maka, saat itu manual asli Daguerre lalu menyebar ke seluruh
dunia walau diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus
dilakukan.
Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Menurut
Szarkowski (Hartoyo 22), arsitek utama dunia fotografi modern adalah seorang
pengusaha, yaitu George Eastman. Melalui perusahaannya yang bernama Kodak
Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta
menjual roll film dan kamera boks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam
dunia fotografi melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto.
Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada
kamera Single Lens Reflex (SLR), dan pada tahun yang sama Jepang mulai
memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera NIKON. Tahun 1972 mulai
dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid
Universitas Kristen Petra
15
mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan
film.
2.1.1. Alat dan Peralatan Fotografi
2.1.1.1 Kamera
Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini
didapat dari camera obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal
untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja
kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk
mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Dalam dunia
fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu
bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensa membentuk
gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan memancarkan
elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu
diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret.
2.1.1.2 Lensa
Distorsi adalah bentuk atau garis yang aslinya lurus menjadi tampak
melengkung karena pengaruh lensa. Garis yang seharusnya lurus, karena pengaruh
lensa bisa menjadi melengkung keluar (barrel distorsion) atau melengkung ke dalam
(pincushion distortion). Dalam foto beauty distorsi sangat dihindarkan. Penggunaan
lensa yang salah dapat membuat orang terlihat lebih gemuk atau lebih kurus, kepala
akan terlihat terlalu lonjong dan sebagainya. Biasanya lensa yang menghasilkan
distorsi adalah lensa dengan rentang yang lebar atau disebut juga lensa wide
(Adimodel 14)
Untuk menghasilkan foto beauty yang sempurna, penggunaan lensa yang dengan
rentang kurang atau di bawah dari 50 mm harus dihindarkan karena dapat
menyebabkan foto distorsi. Foto yang menggunakan rentang lensa 50 mm dan 50
mm ke atas akan terlihat lebih proposional. Sedangkan untuk memperoleh hasil
gambar yang tajam, biasanya digunakan jenis lensa dengan rentang tetap dan tidak
berubah – ubah atau lensa fix. Biasanya lensa yang digunakan dalam pemotretan
beauty dan fashion adalah lensa 85 mm dan 105 mm.
Universitas Kristen Petra
16
2.1.1.3 Peralatan Aksesori Lighting
Dalam pemotretan, peralatan lighting yang digunakan memiliki karakteristik
yang berbeda- beda. Adapun lampu dan aksesoris lampu yang ada adalah :
a. Standard Reflector
Merupakan aksesori standar dari sebuah lampu. Berbentuk bulat dan dilapisi materi
bewarna perak didalamnya. Standard Reflector mempunyai ukuran diameter yang
berbeda- beda. Lampu yang hanya menggunakan Standard Reflector akan
menghasilkan cahaya yang jatuh menjadi sangat keras dan terarah sesuai jarak dan
besar diameter Standard Reflector yang digunakan. Bayangan yang dihasilkan juga
keras dan dalam.
b. Softbox
Aksesori yang terbuat dari bahan transparan, yang berguna untuk menghaluskan atau
melembutkan. Biasanya terdiri dari satu atau 2dua buah lapisan bahan transparan.
Sehingga cahaya yang dihasilkan lembut dan halus. Bayangan yang jatuh juga cukup
lembut.
c. Umbrella
Aksesori lampu berbentuk paying yang digunakan untuk memantulkan chaya dari
lampu
Silver Umbrella
Lampu yang menggunakan Silver Umbrella memiliki karakteristik yang cukup keras,
tetapi penyebarannya cukup lebar dan merata.
White Umbrella
Cahaya yang dihasilkan dengan White Umbrella karakteristik cahaya yang
dihasilkan cenderung lebih lembut daripada Silver Umbrella penyebarannya juga
merata.
Transparent Umbrella
Biasa digunakan dengan cara “ditembak langsung” dan hasilnya mirip dengan
menggunakan softbox, cahaya yang halus. Bedanya arah jatuhnya cahaya agak
terarah dan tidak menyebar seperti softbox.
d. Snoot
Universitas Kristen Petra
17
Aksesori yang berbentuk kerucut dengan lubang kecil diujungnya. Dipasang pada
lampu untuk menghasilkan cahaya yang sangat terkonsentrasi. Cahaya yang
dihasilkan karakteristiknya sangat keras dan arah jatuhnya sempit dan terarah.
Sebagian snoot ada pula yang menggunakan honeycomb yang dapat menghaluskan
cahaya yang jatuh
e. Honeycomb
Honeycomb adalah grid yang terdiri dari sel – sel berbentuk heksagonal. Digunakan
untuk menyaring cahaya sehingga menghasilkan cahaya yang lebih halus dan arah
jatuh yang cukup sempit dan terarah.
f. Beauty Dish
Aksesori lampu yang biasa digunakan untuk pemotretan potrait atau beauty.
Pencahayaan dengan menggunakan beauty dish cukup halus dan merata. Arahnya
cukup terkonsentrasi tetapi penyebarannya luas. Kelebihan lain menggunakan Beauty
Dish adalah refleksi cahaya yang berbentuk bulat pada mata model.
g. Ring Flash
Ring Flash adalah lampu yang berbentuk melingkar. Biasanya digunakan untuk
pemotretan make up atau potrait. Lensa kamera dimasukkan ke dalam bagian yang
bolong dari Ringflash. Sehingga cahaya yang dihasilkan oleh Ring Flash cukup
keras dan penyebarannya merata persis ditengah – tengah sehingga foto atau gambar
yang dihasilkan nyaris tanpa bayangan pada wajahnya.
h. Standard Flash dengan Filter
Filter adalah lembaran plastik yang transparan dan berwarna-warni, digunakan untuk
memberi warna pada cahaya. Biasanya menggunakan plastik khusus yang tidak
rentan panas. Cahaya yang jatuh akan berubah warnanya sesuai dengan filter yang
digunakan. Umumnya filter digunakan untuk Background dan Rimlight
2.1.2 Teknik dan Klasifikasi Foto
Dalam dunia Fotografi beberapa teknik dasar yang perlu diketahui dan menjadi
dasar dalam sebuah pemotretan adalah
a. Sumber / Asal Cahaya
• Main Light
Universitas Kristen Petra
18
Main Light merupakan cahaya utama yang digunakan dalam pemotretan. Biasanya
lampu Main Light diatur memiliki intensitas cahaya yang paling besar dari lampu –
lampu yang lain. Main light terkadang disebut juga dengan istilah key light.
(Adimodel 24)
• Fill Light
Fill Light adalah “ cahaya pengisi “ yang digunakan untuk membantu menerangi
daerah – daerah yang gelap atau berbayang. Biasanya peletakan fill Light
berlawananan arah dengan main light (cahaya utama). Fill Light atau lebih sering
disebut dengan istilah Fil–in juga bisa digunakan untuk membantu karakteristik dari
wajah model. Intensitas lampu fill-in biasanya lebih kecil dari pada main light. (
Adimodel 124)
• Back Light / Rim Light
Terjadi ketika sumber cahaya berasal dari belakang subjek dan berada lebih tinggi
atau berada di salah satu sisi. Sehingga menghasilkan garis cahaya yang berada di
atas atau disisi – sisi subjek yang disebut Rimlighting. Rimlighting cukup efektif
digunakan untuk menonjolkan bentuk dari subjek atau dari Background
• Hair Light
Hair Light adalah cahaya yang digunakan untuk menerangi rambut model.
Dihasilkan dengan mengarahkan lampu yang berasal dari atas atau dari belakang
model. Pencahayaan tipe ini sering digunakan untuk fashion Photography atau
Beauty Photography karena selain dapat menambahkan kesan bercahaya dan
mengilap pada rambut juga menambahkan kesan indah dan hidup.
• Background Light
Background Light digunakan untuk menerangi Background sehingga dapat
memisahkan subjek dengan Background. Selain itu juga digunakan untuk
memberikan pencahayaan pada latar belakang. Background Light bisa
menggunakan standard reflector untuk hasil yang lebih luas, sedangkan untuk hasil
penyebaran yang sempit dapat digunakan honeycomb atau snoot.
• Catch Light
Adalah refleksi atau pantulan cahaya yang terdapat pada mata model, biasanya
bentuk yang dihasilkan berbeda – beda bergantung pada sumber cahaya yang
digunakan. Catch Light sering digunakan dalam Fashion Photography atau Beuty
Universitas Kristen Petra
19
Photography, karena selain dapat menambahkan kesan hidup juga dinilai dapat
menambahkan nilai estetis yang ada.
b. Angle / Sudut pengambilan gambar
Dalam sudut teknis sudut pengambilan gambar / angle memiliki peranan yang
penting dalam Beauty Photography, karena dalam Beauty Photography model harus
terlihat memiliki kecantikan yang sempurna dan tidak boleh ada distorsi sedikit pun
pada wajah model, bagian wajah yang menjadi fokus harus ditonjolkan dengan baik.
Beberapa angle yang digunakan dalam Beauty Photography adalah :
• Eye Level
Pengambilan gambar dilakukan dengan posisi kamera sejajar dengan objek. Secara
teknis gambar yang dihasilkan memiliki proporsi normal seuai dengan apa yang
dilihat oleh mata. Eye level merupakan sudut pengambilan gambar yang umum dan
paling sering digunakan dalam berbagai bidang dalam fotografi.
• High Angle
Pengambilan gambar dilakukan dengan posisi kamera berada lebih tinggi
dibandingkan dengan posisi obyek. Secara teknis gambar yang dihasilkan memiliki
ditorsi yang terjadi pada bagian atas dari objek yang berada di dekat kamera, dimana
objek yang ada di dekat kamera menjadi lebih besar daripada proporsi awalnya. High
level merupakan variasi pengambilan gambar yang cukup sering digunakan dalam
pengambilan foto.
• Low Angle
Pengambilan gambar dilakukan dengan posisi kamera berada lebih rendah daripada
obyek. Secara teknis gambar yang dihasilkan akan memiliki distorsi yang
berlawanan dari high level, dimana bagian bawah obyek yang berada di dekat kamera
akan mengalami distorsi sehingga akan tampak lebih besar daripada proporsi
awalnya. Tingkat besarnya distorsi yang terjadi bergantung pada derajat pengambilan
gambar yang dilakukan.
• Full Potrait
Pengambilan gambar di mana model dan fotografer berada dalam posisi yang sama –
sama tegak lurus dan berhadapan. Tinggi kamera sejajar dengan garis mata sehingga
Universitas Kristen Petra
20
wajah model tidak terlihat distorsi atau proposional. Pada posisi wajah tegak lurus
seperti ini model dapat mengangkat atau menundukkan dagu untuk mendapat sudut
wajah yang berbeda. Sudut pengambilan ini tidak disarankan untuk model yang
memiliki muka bulat, rahang terlalu persegi atau telinga yang agak lebar.
• Side Angle
Sudut pengambilan gambar dimana muka model membentuk sudut dengan kamera.
Sudut yang baik membentuk 30 hingga 60 derajat dari kamera. Sudut miring seperti
ini sering digunakan untuk memperkuat karakter wajah model terutama yang
memiliki rahang yang bagus. Pengambilan gambar dengan sudut miring sangat
sering digunakan pada foto beauty karena mampu menonjolkan bagian – bagian
tertentu pada wajah serta menghasilkan pencahayaan yang dramatis. (Adimodel,
2010: hal 18)
• Profile
Profile adalah sudut pemotretan model dari samping dan membentuk sudut 90 derajat
dari kamera. Sehingga menonjolkan bentuk wajah dari samping. Biasanya foto
profile digunakan untuk membentuk siluet wajah dan tubuh. Foto yang menonjolkan
bentuk dan tata rambut biasanya sering menggunakan sudut pengambilan profile.
• High Angle
Sudut pengambilan dilakukan dari atas dengan tujuan untuk menonjolkan rambut dan
mata dari model. Sudut ini akan membuat bagian atas kepala dan wajah terlihat lebih
besar dari pada bagian bawah. Pengambilan sudut ini sebaiknya lebih berhati – hati
karena dapat menyebabkan distorsi.
• Low Angle
Sudut pengambilan dilakukan dari bawah untuk menonjolkan rahang, tulang pipi,
bibir dan mata dari model. Sama seperti high angle sudut ini akan menghasilkan
distorsi sehingga membuat bagian bawah kepala lebih besar dari pada bagian atas.
Dan diusahakan pengambilan gambar tidak terlalu jauh dan menggunakan lensa
normal (50 mm) ke atas agar distorsi yang dihasilkan tidak terlalu besar. (Adimodel
,2010: hal 20)
• Back Side Angle
Sudut pengambilan dari belakang (pundak) model. Dalam pemotretan ada yang
menampilkan wajah ada pula yang tidak dan hanya menampilkan bagian belakang
Universitas Kristen Petra
21
model. Pengambilan yang memperlihatkan wajah model hendaknya mata model
yang berada di sisi yang jauh tetap terambil. Sudut ini digunakan untuk
memberikan variasi dari side angle, dengan menambahkan sedikit bentuk bahu
ke dalam frame. Selain tetap menonjolkan keindahan wajah, sudut ini turut
menonjolkan keindahan lengan, leher, dan bahu model.
Sedangkan jenis pengambilan gambar juga terbagi lagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:
a. Long Shot
Jarak pengambilan yang luas sehingga menampilkan situasi dan kondisi di
sekeliling obyek. Teknik ini umumnya digunakan dalam fotografi landscape
dengan tujuan untuk menunjukkan detail keindahan alam yang di atur dalam
komposisi sedemikian rupa. Untuk obyek manusia, karakteristik umum yang
dapat dilihat dari teknis ini adalah semua bagian tubuh terlihat dengan
perbandingan 1:5 antara obyek dan latar.
b. Medium Long Shot
Jarak pengambilan gambar tidak seluas long shot. Untuk obyek manusia,
karakteristik umum yang dapat dilihat adalah semua bagian tubuh terlihat dengan
perbandingan 1:3 antara obyek dan latar sehingga masih ada ruang bagi latar atau
background ikut terekam dalam hasil foto.
c. Full Shot
Jarak pengambilan gambar tidak seluas Medium Long Shot. Untuk objek
manusia, karakteristik umum yang dapat dilihat adalah ukuran obyek dalam
sebuah frame, dari ujung kaki hingga kepala terlihat pas dengan perbandingan
1:2 antara obyek dan latar sehingga background hanya tampak sedikit saja.
d. Medium Shot
Teknik Medium shot, pada pemotretan yang melibatkan model manusia,
memiliki karakteristik dimana obyek manusia itu ditampilkan lebih detail dari
pusar atau pinggang hingga kepala. Umumnya background masih dapat terlihat
sedikit.
Universitas Kristen Petra
22
e. Medium Close Up
Teknik Medium close up, memiliki karakteristik dimana obyek manusia
ditampilkan dengan lebih detail dari bagian dada hingga kepala. Umumnya
background sudah tidak lagi terlihat, meskipun ada hanya sedikit saja. Medium
close up pada umumnya digunakan untuk fotografi beauty shot untuk
mempromosikan salon atau produk kosmetik dan kecantikan dengan
menunjukkan detail tata rias.
f. Close Up
Teknik Close Up, memiliki karakteristik dimana obyek ditampilkan sebatas leher
hingga batas atas kepala. Sama hal nya dengan Medium Close Up, Close up juga
digunakan dalam pemotretan beauty shot namun kecenderungannya untuk
menonjolkan tata rias dan promosi komersial produk kosmetik.
g. Extreme Close Up
Teknik Extreme Close Up, memiliki karakteristik dengan menghasilkan gambar
obyek dengan penekanan pada satu anggota atau bagian tubuh. Teknik ini
digunakan dalam pemotretan beauty shot yang ingin menunjukkan detail tata rias
dan tekstur.
2.2. Data Primer
2.2.1. Fotografi Beauty Shot
Menurut Stephanus Yusanto Gunawan., ST., fotografer Magazine
Photoboutique, fotografi Beauty Shot merupakan salah satu jenis fotografi yang
bekerja dengan objek seorang model dengan pengambilan foto yang dibatasi sampai
pundak atau disebut juga close up. Pada umumnya, fotografi ini lebih mengutamakan
pada pengambilan foto secara mendetail terhadap tata rias wajah dan rambut, di
mana hal ini harus diperhatikan secara seksama karena warna – warna yang
digunakan dalam tata rias sering kali menjadi pudar atau kurang tampak di foto. Dan
untuk menjadi Fotografer Beauty shot yang baik, sebaiknya memiliki pengetahuan
tentang tata rias yang mendasar. Karena beberapa warna kurang nampak di foto, dan
pengaplikasian warna yang tepat sering kali bergantung pada kondisi warna kulit
model.
Universitas Kristen Petra
23
Dalam pemotretan beauty shot digunakan background polos untuk
menampilkan dimensi dan membuat model menjadi lebih terfokus dalam sebuah
karya foto. Penataan lampu studio juga bergantung pada konsep foto yang hendak
diangkat. Jika menggunakan teknik high key maka lampu studio yang digunakan
akan lebih dari 3 lampu, yaitu main light yang bias berasal dari soft box, ataupun
beauty disc. fill in light, yang bertuuan untuk mengisi bayangan agar tidak terlihat
pekat, biasanya menggunakan soft box ataupun standard reflector. Kemudian
ditambah penggunaan effect light yang bertujuan untuk memberi efek pencahayaan
tambahan pada objek, umumnya menggunakan background light dan jika
disesuaikan dengan konsep tatanan rambut, maka digunakan juga hair light.
Penggunaan lampu ini akan menghasilkan pencahayaan yang terang dan merata
sehingga detail dari tata rias wajah dan rambut akan nampak. Sedangkan jika ingin
menggunakan teknik pencahayaan low light, maka dapat digunakan dua buah lampu
saja, sebagai main light dan sebagai fill in light. Penggunaan aksesoris untuk lampu
studio dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan konsep yang telah ada.
Beauty shot atau beauty photography cenderung mengangkat sisi
kecantikan atau tata rias dari model. Sehingga sering digunakan sebagai promosi
produk tata rias dan alat kecantikan. Karena banyaknya foto beauty shot yang telah
ada, maka sebaiknya konsep yang digunakan dalam pembuatan karya beauty shot
lebih unik, ekspresif dan jarang ditemukan dalam karya publik.
2.2.2. Tata Rias
Dalam dunia Beauty Shot, tata rias memiliki peranan yang penting karena
akan menjadi sesuatu yang umumnya akan ditonjolkan. Menurut Marina Adia Indra,
Pimpinan dari Rêver Hair and Make Up Academy Surabaya,umumnya tata rias
dibagi menjadi dua bagian, tata rias rambut dan tata rias wajah, dua hal ini saling
berhubungan dan saling mengikat dalam kesempurnaan dari tampilan seseorang.
Dalam Beuty Shot yang selalu menuntut kesempurnaan dan kecantikan tata rias yang
detail telah menjadi suatu tuntutan yang mendasar, karena hasil pemotretan yang
baik adalah hasil pemotretan yang dapat menangkap keindahan yang mendetail. Tata
rias untuk pemotretan juga diusahakan menggunakan warna- warna yang mencolok
Universitas Kristen Petra
24
atau ‘keluar’ dari pada dalam penggunaan sehari – hari karena warna – warna tata
rias cenderung akan tampak lebih pudar atau soft.
Sedangkan untuk tata rias rambut, lebih baik untuk dibuat lebih bervolume
dan serat rambut yang terlihat jelas dan perwanaan yang akan digunakan dengan
kebutuhan sehingga rambut tampak lebih indah di dalam foto.
Dalam segi konsep, tentunya konsep-konsep yang unik dapat lebih menarik
perhatian masyarakat akan foto tersebut karena foto-foto yang dihasilkan akan
nampak lebih eye cathing bagi para benikmat foto. Maka dari itu foto yang baik
harus disertai dengan konsep yang menarik, teknis fotografi yang baik, serta tidak
lupa tata ras wajah dan rambut yang baik sehingga tampilan foto yang dihasilkan
akan sempurna.
2.2.3. Konsep Pemilihan Bunga
Pemilihan bunga yang akan digunakan sebagai aksesori dan aksentuasi
pendukung dalam make up dan penataan rambut adalah kategori Bunga Nusantara
atau disebut juga Bunga Indonesia. Pemilihan bunga didasarkan bunga khas
Indonesia atau bunga yang memiliki keterikatan dengan masyarakat dan budaya
Indonesia, bunga yang dibudidayakan Indonesia dan memiliki kemampuan nilai
komoditi atau diekspor.
Pemilihan warna dan desain tata rias yang akan digunakan sesuai dengan
warna bunga yang akan dipilih dan diusahakan agar pemilihan bunga memiliki
keunikan atau kekhasan tersendiri yang membedakannya dari bunga yang lain.
2.3. Data Sekunder
2.3.1. Beauty Shoot
Definisi dari beauty shoot adalah foto yang menampilkan atau menonjolkan
kecantikan. Biasanya foto ini berupa close-up atau tampak dekat, mulai dari ujung
kepala hingga leher. Pada foto beauty , tat arias dan tata rambut yang diaplikasikan
pada model menjadi focus utama. Ada pula foto beauty yang menampilkan bagian-
bagian tertentu dari wajah yang ingin difokuskan seperti misalnya mata, hidung,
bibir, dan sebagainya.
Universitas Kristen Petra
25
Foto beauty menampilkan suatu keindahan atau kecantikan. Dan secara
umum, orang memandang kecantikan sebagai sesuatu yang harus ditampilkan secara
sempurna. Flawless, tanpa cacat. Foto beauty termasuk salah satu kategori foto yang
cukup sulit dalam pengaturan pencahayaannya, karena foto beauty menuntut
kesempurnaan baik di dalam detail tat arias rambut, pose, hingga ekspresi pada
wajah model. Untuk itulah pencahayaan juga perlu ditata dengan sempurna untuk
menghasilkan foto yang sempurna pula. (Adimodel 9)
2.3.2. Tata Rias dalam dunia Fashion Photography dan Beauty Shot
Dalam fotografi fashion dan beauty shot, tata rias memiliki peranan yang
cukup besar dan dominan. Terutama bagi pemotretan yang menggunakan model.
Tata rias wajah adalah kegiatan mengubah penampilan dari bentuk asli sebenarnya
dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Walaupun dikatakan mengubah dari bentuk
asli, pengubahan tersebut dilakukan dengan permainan warna dan pengaplikasian
tata rias sehingga tampak berbeda dari yang asli. Istilah tata rias lebih sering
ditujukan kepada pengubahan bentuk wajah, meskipun sebenarnya seluruh tubuh
bisa di hias.
Tata rias wajah membutuhkan banyak pengetahuan tentang:
a. Anatomi (untuk memberikan bentuk ideal anggota tubuh).
b. Karakterisasi Warna dan garis (untuk memberikan karakterisasi personal).
c. Gradasi Warna (untuk memperhalus hasil akhir tata rias).
d. Komposisi Warna.
tata rias dalam fotografi dibagi dalam 3 kelompok besar berdasarkan
tujuannya, yaitu:
a. Tata rias korektif
Tata rias korektif adalah tata rias yang bisa digunakan untuk membuat bentuk
lebih indah, menutupi kekurangan dan membuat wajah seseorang menjadi
tampak lebih ideal. Aplikasinya adalah untuk menutupi jerawat, mengkoreksi
mata, hidung, rahang, dan lainnya sehingga tampak lebih sempurna atau lebih
baik.
b. Tata rias dekoratif
Universitas Kristen Petra
26
Tata rias ini tujuannya untuk mnyampaikan tren, menciptakan gambaran dari
suatu waktu yang berbeda. Aplikasinya misalnya pada saat ingin menonjolkan
motif-motif floral pada wajah model. Hal ini biasa digunakan untuk keperluan
dalam bidang seni dan fashion.
c. Tata rias karakter
Banyak digunakan untuk kepentingan dunia akting dan hiburan. Setiap warna dan
bahan kosmetika yang digunakan ditujukan untuk membentuk karakter atau
watak tertentu, misalnya penggunaan eye shadow gelap untuk memberi karakter
galak
2.3.3. Bunga Nusantara
2.3.3.1. Melati ( Jasmine )
Gambar 2.1. Bunga Melati
Bunga Melati mempunyai daya tarik yang tinggi bagi masyarakat Indonesia,
berbagai upacara adat, perayaan, dan pernikahaan selalu menggunakan bunga
Melati. Pemanfaatan Bunga Melati ini karena keserasian bentuknya yang kecil dan
aromanya yang semerbak mewangi di samping makna ritualnya. Menurut bahasa
Jawa, Melati berarti 'Ing salebeting ati' (selalu mengisi hati) atau tetap dikenang
sepanjang masa. Bunga Melati mempunyai bentuk yang mungil, warna putih,
aromanya khas dan abadi serta melambangkan cinta kasih yang suci. Hal tersebut
mendorong penetapan bunga Melati sebagai simbol bangsa dan ditetapkan sebagai
Puspa Bangsa oleh Presiden Soeharto pada tanggal 5 juni 1990.
Dalam penggunaanya bunga Melati sering digunakan sebagai penyedap teh,
karena memiliki wangi yang menyenangkan dan dipercaya dapat menenangkan
Universitas Kristen Petra
27
serta memiliki kemampuan anti penuaan dini. Selain itu bunga Melati juga sering
digunakan sebagai aroma terapi karena dapat merangsang pengaturan kelenjar
andrenalin dan menenangkan sistem saraf, sehingga menimbulkan perasaan senang,
tenang, dan dapat menghilangkan shock.
2.3.3.2. Anggrek Bulan ( Moon Orchid )
Gambar 2.2. Bunga Anggrek Bulan
Sumber : http://www.ibujempol.com/gambar-bunga-jenis-jenis-bunga-tanaman-hias/
Anggrek bulan termasuk dalam tanaman anggrek monopodial yang menyukai sedikit cahaya matahari sebagai penunjang hidupnya. Daunnya berwarna hijau memanjang dengan akarnya berwarna putih dan berbentuk bulat memanjang serta terasa berdaging. Bunganya memiliki sedikit keharuman dan waktu mekar yang dapat bertahan hingga sebulan. serta dapat tumbuh hingga diameter 10 cm lebih dan memiliki bunga yang mekar 10 hingga 20 bunga per batangnya. Keberadaan Anggrek bulan menyebar di hutan tropis Indonesia dan mudah ditemui di wilayah Indonesia terutama pulau Jawa. Karena memiliki kesan yang indah dan elegan, bunga yang merupakan spesies asli bangsa Indonesia ini kemudian pada tanggal 5 Juni 1990 ditetapkan sebagai Puspa Pesona, salah satu dari 3 puspa yang ditetapkan Presiden Soeharto. Bunga yang memiliki banyak penggemar ini sering digunakan sebagai tanaman hias indoor yang sering ditemui masyarakat.
Universitas Kristen Petra
28
2.3.3.3. Rafflesia ( Rafflesia Arnoldi )
Gambar 2.3. Bunga Rafflesia Arnoldi
Sumber : www.flickr.com
Patma raksasa (Rafflesia arnoldii) merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Tumbuhan ini endemik di Pulau Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini. Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia yang lainnya, terancam statusnya akibat penggundulan hutan yang dahsyat. Di Pulau Jawa tumbuh hanya satu jenis patma parasit, Rafflesia patma.
Bunga Rafflesia yang hanya ada di Indonesia ini, merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga. Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Presentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi.
Universitas Kristen Petra
29
2.3.3.4. Kamboja ( Adenium )
Gambar 2.4. Bunga Kamboja kuning
Kamboja kuning, seperti yang ada disamping adalah salah satu dari banyak varietas yang ada di Indonesia. Dan merupakan satu – satunya bunga asli dari Indonesia, sedangkan varietas kamboja yang lainnya adalah varietas yang masuk dari Negara lain atau telah mengalami persilangan dengan kamboja jenis lain. Bunga kamboja sering kali disalahpahami sebagai bunga yang berasal dari Negara kamboja, karena nama bunganya, padahal bunga ini berasal dari daratan Asia Barat dan Afrika dari daerah gurun pasir yang kering. Sehingga sebutannya di sana adalah Mawar Padang Pasir ( desert rose ). Karena berasal dari daerah kering, tanaman jenis ini lebih menyukai kondisi media yang kering disbanding terlalu basah. Bunga ini juga disebut Adenium karena berasal dari daerah Aden (Ibukota Yaman).
Akar adenium yang membesar seperti umbi adalah tempat menyimpan air sebagai cadangan disaat kekeringan. Akar yang membesar ini bila dimunculkan diatas tanah akan membentuk kesan unik seperti bonsai. Sedangkan batangnya lunak tidak berkayu (disebut juga sebagai sukulen), namun dapat membesar. Tunas-tunas samping dapat tumbuh dari mata tunas pada batang atau bekas daun yang gugur. Mata tunas samping tersebut akan berfungsi (tumbuh) apabila pucuk atas tanaman dipotong. Hal inilah yang dilakukan orang pada saat memprunning atau memangkas, untuk mendapatkan daun baru dan agar bunga yang akan muncul nantinya lebih serempak. Daun adenium ada berbagai ragam, bentuk lonjong, runcing, kecil dan besar, serta ada yang berbulu halus, ada pula yang tanpa bulu. Sedangkan bunga adenium berbentuk seperti terompet, berkelopak 5, dengan aneka ragam warna sesuai dengan jenis (varietasnya) masing-masing.
Universitas Kristen Petra
30
Bunga Kamboja kuning sering kali dianggap sebagai bunga yang angker atau
menakutkan serta disertai nuansa mistis oleh masyarakat Jawa karena sering
dijumpai di kuburan. Sedangkan di Bali bunga kamboja banyak ditemui dan sering
digunakan sebagai sesajen atau ritual kepercayaan masyarakat Bali.
2.3.3.5. Asoka ( Ixora )
Gambar 2.5. Bunga Asoka
Asoka adalah salah satu bunga yang paling populer di Asia Tenggara.
Bunga asoka ini berbunga hingga 60 bunga per batangnya dan menjadi satu rangkain
membulat di ujung batangnya. Memiliki warna merah, merah ke oranyean, kuning,
merah muda dan warna putih. Asoka dapat tumbuh hingga setengah meter dan
memiliki daun yang lebih kecil dari bunga lain pada umumnya. (Periplus, 1996: hal
35)
Nama Asoka diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti "bebas dari rasa sedih" (a-: tanpa, soka:sedih). Tumbuhan ini didatangkan dari India dan di Surakarta dan Yogyakarta biasa ditanam di pekarangan keraton dan rumah-rumah bangsawan. Bunga ini seringkali digunakan dalam upacara agama Hindhu dan menurut kepercayaan Siddharta, penyebar agama Buddha, dipercaya lahir di bawah pohon ini.
Universitas Kristen Petra
31
2.3.3.6. Sedap Malam ( Polyanthes Tuberose)
Gambar 2.6. Bunga Sedap Malam
Sedap malam (Polyanthes tuberosa) adalah tumbuhan hijau abadi dari suku
Agavaceae. Minyak dari bunga ini digunakan dalam pembuatan parfum. Bunga ini
memiliki keunikan mekar di malam hari dan mengeluarkan bau harum yang manis,
dan unik dan dapat bertahan selama 10 hari. (East Java Regional Investment
Coordinating Board, 1993: hal 35)
Tanaman ini diperkirakan berasal dari Meksiko. Bangsa Astek mengenalnya
dengan nama omixochitl, "bunga tulang". Nama bunga ini di India bagian timur
adalah ratkirani, yang berarti "ratu malam". Bunga ini juga digunakan di Hawaii
untuk pengantin dan dahulu di zaman Viktoria digunakan sebagai bunga kuburan.
Harum bunga ini digambarkan sebagai kompleks, eksotis, manis, dan khas bunga.
Tanaman ini tumbuh hingga 45 cm dan menghasilkan rumpun bunga putih. Daunnya
panjang dan berwarna hijau muda yang mengumpul di pangkal batangnya.
Bunga ini mudah ditemui dan termasuk umum di Indonesia, terutama ketika
menjelang bulan purnama setiap tanggal 1 dan 15 bulan imlek karena bagi pemeluk
agama Kong Hu Chu pada hari – hari tersebut sering dilakukan upacara penyambutan
tahun baru dan bunga ini selalu digunakan di ruangan kelenteng dan hiasan di altar.
Bunga ini sering digunakan sebagai penghias di altar kelenteng, selain dalam
keagamaan bunga ini juga sering digunakan sebagai rangkaian bunga sekaligus
pengharum ruangan.
Universitas Kristen Petra
32
2.3.3.7. Mawar (Rose)
Gambar 2.7. Bunga Mawar
Sumber : Sumber : http://www.ibujempol.com/gambar-bunga-jenis-jenis-bunga-tanaman-hias/
Mawar sering dianggap sebagai bunga potong, karena keindahan dan
aromanya yang harum. Bahkan banyak orang mengakuinya sebagai “ Queen of the
flower ” (East Java Regional Investment Coordinating Board, 1993: hal 35)
Dalam kesehariannya bunga mawar cukup sering digunakan oleh
masyarakat Indonesia. Bunga ini memiliki wangi yang harum dengan bentuk yang
khas yang tentunya hampir dikenal oleh semua orang. Bagi masyarakat jawa, dengan
wangi yang harum dan kelopaknya yang lembut indah, bunga ini sering digunakan
ketika menyekar atau menghias kuburan dengan melempar kelopak bunga di atas
makam. Selain digunakan untuk menyekar bunga Mawar ini juga digunakan untuk
mandi kembang. Bagi adat Jawa pengantin yang akan menikah biasanya dilakukan
mandi kembang terlebih dulu, karena dapat memelihara kecantikan kulit dan
menghasilkan wangi yang harum di tubuh pengantin. Budaya ini berasal sejak dulu
ketika parfum belum ada dan untuk menghasilkan wangi yang harum pada tubuh
dilakukan mandi kembang. Sedangkan pada saat ini bunga mawar sering digunakan
untuk pembuatan parfum atau aroma therapy.
Universitas Kristen Petra
33
2.3.3.8. Teratai ( Water Lily / Lotus )
Gambar 2.8. Bunga Teratai
Hampir semua taman yang memiliki kolam kecil dihiasi oleh bunga teratai
yang sering kali menutupi sebagian air dengan daunnya yang bulat dan bunganya
yang besar dan indah yang selalu mekar siang dan malam. Bunga Teratai memiliki 3
varietas besar yang dikenal masyarakat. Yang pertama adalah Egyptian Lotus, yang
memiliki bentuk sedikit berbeda dari lotus pada umumnya, dengan dominasi
berwarna putih dengan semburat merah muda, Cape blue water lily, berwarna biru
keunguan dan yellow water lily, yang memiliki ukuran lebih kecil dengan warna
yang lebih beraneka berbaur. (Periplus, 1996: hal 62)
Teratai dalam bahasa inggris disebut Waterlily yang tersebar dari wilayah tropis hingga daerah subtropis seluruh dunia. �Sebagai tanaman air yang populer di berbagai belahan dunia, teratai atau seroja merupakan tanaman yang banyak menyuntikkan insiprasi pada kaum penyair maupun penggubah lagu. Selebihnya, berbagai bangsa di muka bumi menempatkan tumbuhan air ini dalam posisi sarat nilai. Bunga ini sering digunakan sebagai simbolisasi agama Budha, salah satu agama yang dipeluk penduduk Indonesia. Ajaran Budha menegaskan bahwa proses mekarnya bunga teratai merupakan lambang pencapaian kesempurnaan menuju nirwana. Kuncupnya melambangkan awal usaha dan puncak mekar bunga menjadi tanda tercapainya kesempurnaan. Pemeluk agama Budha menganggap bunga ini sebagai lambang kesucian, tercermin dalam berbagai lukisan dan patung yang menggambarkan Sang Budha sedang duduk bersemedi di atas bunga teratai. Beberapa perguruan tinggi terkemuka di tanah air juga menggunakan bunga teratai
Universitas Kristen Petra
34
sebagai logo lembaga pendidikannya. Kecantikan teratai pun terukir pada tongkat dan singgasana Syiwa, dewa bertangan empat dalam ajaran Hindu. Singgasana itu bernama padmasana yang datang dari nama "padma" dan "astana" (posisi terbaik dalam memuja).
Demikian istimewanya tanaman ini, hingga para pengamat memberinya
gelar sebagai kembang nirwana. Akan tetapi, ironis bunga suci ini justru senang
tinggal di antara lumpur. Fakta ini membuat para filsuf mempertimbangkan nilai-
nilai hidup dalam lumpur penderitaan. Ini filosofinya, berterima kasih pada semua
masalah (yang dianalogikan sebagai lumpur) karena seperti teratai dengan itu kita
dapat mengumpulkan kekuatan diri.
2.3.3.9. Krisan ( Chrysanthemum )
Gambar 2.9. Bunga Krisan
Sumber : Sumber : http://www.ibujempol.com/gambar-bunga-jenis-jenis-bunga-tanaman-hias/
Krisan, adalah salah satu jenis bunga potong yang cukup familiar bagi
manusia. Tidak hanya di Indonesia tapi juga sudah dikenal di dunia. Hal itu karena
prospek budidaya krisan sebagai bunga potong sangat cerah, didukung dengan pasar
yang sangat potensial, karena tanaman hias krisan merupakan salah satu tanaman
bunga potong yang penting di dunia. Diantara pasar potensial tersebut adalah Jerman,
Inggris, Swiss, Italia, Austria, America Serikat, Swedia dsb.
Saat ini krisan termasuk bunga yang paling populer di Indonesia karena
memiliki beberapa keunggulan antara lain warna bunganya cukup beragam seperti
merah tua, kuning, hijau, putih, campuran merah putih dan lainnya, Bunga krisan
juga tahan lama dalam pot selama 10 hari. Dari beberapa jenis varietas, krisan
berwarna kuning dan hijau adalah yang paling banyak dicari.
Universitas Kristen Petra
35
Peluang untuk mengembangkan budidaya tanaman krisan, guna memenuhi
kebutuhan baik dalam maupun luar negeri tetap terbuka. Seiring dengan permintaan
bunga potong krisan yang semakin meningkat maka peluang agribisnis perlu terus
dikembangkan. Regional Agribusiness Competitiness Specialist Amarta (lembaga di
bawah naungan USAID yang peduli dengan kondisi pertanian), Erik Meliala,
mengungkapkan, seiring permintaan bunga potong krisan yang semakin meningkat,
maka peluang agribisnis tanaman ini sangat menarik dikembangkan sebagai lahan
investasi.
Di Indonesia, Tanah Karo merupakan daerah yang memproduksi bunga
krisan tetapi produksinya belum bisa memenuhi permintaan pasar, bahkan untuk
pasar Medan sekalipun. Karena tingginya permintaan bunga di Kota Medan
seringkali harus mendatangkannya dari wilayah Jawa Barat. Bunga asli China yang
dikembangkan oleh Jerman dan Belanda ini, menurut Erik, sudah sejak lama
dibudidayakan di Indonesia termasuk di Tanah Karo. Namun kenyataannya
perkembangannya tidak menggembirakan. Kemajuan budidaya yang dilakukan para
petani bunga di krisan di Tanah karo tidak semaju budidaya yang dikembangkan oleh
petani di Jawa Barat. Ini terbukti dari kurang bisanya petani bunga krisan di Tanah
Karo memenuhi permintaan pasar. (Potensi Budidaya Krisan sebagai Komoditas
Ekspor, 2009, p.1) Di Indonesia, selain digunakan sebagai tanaman hias, bunga
krisan juga digunakan sebagai teh bunga krisan. Selain memiliki rasa yang berbeda
dan unik, teh ini juga memiliki manfaat untuk meringankan gejala panas dalam. Dan
sudah cukup banyak di produksi di Indonesia dalam bentuk minuman kaleng atau
botol.
Universitas Kristen Petra
36
2.3.3.10. Gladiol ( Gladiolus )
Gambar 2.10. Bunga Gladiol
berasal dari bahasa latin “Gladius” yang berarti pedang kecil, seperti bentuk
daunnya. Berasal dari Afrika Selatan dan menyebar di Asia sejak 2000 tahun. Tahun
1730 mulai memasuki daratan Eropa dan berkembang di Belanda. Tanaman gladiol
yang termasuk subklas Monocotyledoneae, berakar serabut, dan tanaman ini
membentuk pula akar kontraktil yang tumbuh pada saat pembentukan subang baru.
Kelebihan dari bunga potong gladiol adalah kesegarannya dapat bertahan lama
sekitar 5-10 hari dan dapat berbunga sepanjang waktu. (Bunga Gladiol, 2009, p.1)
Bunga yang bisa tumbuh di ketinggian 600-1400 m dpl ini, mempunyai nilai
ekonomis cukup baik. Tanaman yang berasal dari Afrika Selatan ini mempunyai
nama latin ”Gladius”, yang berarti ”pedang kecil”, Sentra produksi bunga gladiol di
Indonesia untuk daerah Jawa Barat terdapat di Parongpong (Bandung), Salabintana
(Sukabumi) dan Cipanas (Cianjur). Di Jawa tengah terdapat di daerah Bandungan
(Semarang) sedangkan di Jawa Timur berada di daerah Batu (Malang). Gladiol
diproduksi sebagai bunga potong yang mempunyai nilai ekonomi dan memiliki nilai
estetika. Bunga potong juga merupakan sarana peralatan tradisional, agama, upacara
kenegaraan dan keperluan ritual lainnya. Gladiol merupakan salah satu bunga potong
yang paling banyak dicari, baik untuk hiasan di gedung pesta atau di rumah huni.
Tanaman gladiol akan berbunga sekitar 60-90 hari setelah tanam. Ukuran bunganya
yang relatif besar membuatnya eye catching dan pantas dibeli. Gladiol juga kaya
warna. Ada gladiol merah muda, putih bergaris ungu, oranye muda, oranye, kuning,
Universitas Kristen Petra
37
gladiol dua warna, dan tentunya putih.
2.4. Referensi Visual
Gambar 2.11. Make Up Store Vol 13 Gambar 2.12. Make Up Store Vol 6
Universitas Kristen Petra
38
Gambar 2.13. Make Up Store vol 12 Gambar 2.14. Make Up Store vol 12
Gambar 2.15. Make Up Store vol 12 Gambar 2.16. Make Up Store vol 12
Universitas Kristen Petra
39
Gambar 2.17. Make Up Store vol 4 Gambar 2.18. Make Up Store vol 4
Gambar 2.19. Make Up Store vol 10 Gambar 2.20. Make Up Store vol 13
Universitas Kristen Petra
40
Gambar 2.21. Make Up Store vol 11 Gambar 2.22. Make Up Store vol 4
Gambar 2.23. Make Up Store vol 4 Gambar 2.24. Make Up Store vol 11
Universitas Kristen Petra
41
Gambar 2.25. Make Up Store vol 11 Gambar 2.26. Make Up Store vol 10
Gambar 2.27. Make Up Store vol 4 Gambar 2.28. Make Up Store vol 10
Universitas Kristen Petra
42
Gambar 2.29. Make Up Store vol 8 Gambar 2.30. Make Up Store vol 7
Gambar 2.31. Make Up Store vol 7 Gambar 2.32. Make Up Store vol 7
Universitas Kristen Petra
43
Ga
mb
ar
2.3
3.
Ma
ke
Up
Sto
re
vol
13
Gambar 2.34. Make Up Store vol 6
Gambar 2.35. Make Up Store vol 4 Gambar 2.36. Make Up Store vol 13
Universitas Kristen Petra
44
Gambar 2.37. Make Up Store vol 4 Gambar 2.38. Make Up Store vol 13
Gambar 2.39. Make Up Store vol 13 Gambar 2.40. Make Up Store vol 13
Universitas Kristen Petra
45
Gambar 2.41. Make Up Store vol 8 Gambar 2.42 Make Up Store vol 4
2.5. Analisa Data
Dari data yang dikumpulkan, foto beauty shot yang baik merupakan
penggabungan dari perancangan konsep yang menarik dan unik disertai dengan
tampilan tata rias wajah dan rambut yang baik, kemudian disempurnakan dengan
teknis fotografi dan editing yang baik. Untuk membuat perancangan foto yang
menarik tata rias wajah dan rambut sebaiknya menggunakan tingkat seni yang tinggi,
mendetail, dan berani disesuaikan dengan konsep yang diangkat. Selain bergantung
pada tata rias penempatan aksesoris dan setting yang menarik dapat pula
menghasilkan foto beauty shot yang menarik dan terkesan berbeda, karena
banyaknya hasil foto beauty shot saat ini terlalu berpatokan pada background yang
polos dan kosong. Penempatan aksesoris dan background yang menarikselain dapat
meningkatkan nilai estetis juga mampu menonjolkan kesan dan suasana dari foto
yang ingin ditampilkan. Pemilihan setting atau background yang ingin digunakan
sebaiknya melalui proses pertimbangan mengenai cocok tidaknya dengan kosep dan
tidak “menenggelamkan ” model yang ingin ditonjolkan.
Universitas Kristen Petra
46
Setelah model, aksesoris, dan setting telah sesuai dengan konsep yang ada,
hal yang tak kalah penting adalah kemampuan teknis dalam pemotretan, pengaturan
cahaya, dan pengaturan pose model. Hal ini sangat berpengaruh penting dalam
pemotretan beauty shot. Model yang baik bergantung pula pada pengemasan seorang
fotografer untuk menampilkan keindahan dan rasa seni untuk dituangkan menjadi
sebuah karya foto yang berseni. Untuk itu dibutuhkan pencahayaan yang menarik
dan sesuai dengan Konsep Perancangan Beauty Shot Indonesian Flower.
Dalam perancangan beauty shot Indonesian Flower, bunga yang dipilih
adalah bunga yang berada di Indonesia dan memiliki ikatan dengan masyarakat
Indonesia. Baik itu dari kebiasaan, budaya, agama, menjadi identitas, bahkan yang
memiliki peluang nilai komoditi Ekspor. Dalam karya foto ini, bunga-bunga yang
digunakan akan menjadi aksentuasi dan aksesoris model sehingga dapat menarik
perhatian pengunjung yang melihat karya foto ini.
2.6. Kesimpulan Analisa Data
Berdasarkan analisa yang telah ada, maka dapat disimpulkan konsep-
konsep yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. The Pure White Jasmine, bunga Melati melambangkan suci dan bersih, dan
sering digunakan dalam pernikahan.
b. The Mystic Andenium, bunga Kamboja kuning sering dianggap orang Jawa
sebagai bunga angker dan mistis karena tumbuh di kuburan dan digunakan dalam
ritual religius di Bali.
c. The Moon “Charming “ Orchid, anggrek bulan bunga asli Indonesia yang
memiliki keindahan dan keanggunan sehingga ditetapkan sebagai Puspa Pesona
Bangsa Indonesia.
d. The Enduring Rafflesia Arnoldi, bunga terbesar di dunia dan hanya ada di
Indonesia dan ditetapkan sebagai Puspa Padma. bunga ini juga merupakan bunga
parasit yang memakan serangga dengan mengeluarkan bau dan mampu bertahan
lama dan termasuk kuat diantara bunga lainnya.
Universitas Kristen Petra
47
e. The Persistant Lotus, bunga ini menjadi simbol dan pokok ajaran dalam agama
Budha, bahwa manusia harus seperti teratai walaupun berada dalam lumpu,
namun tetap bersih dan bertahan dari cobaan yang ada.
f. The Oriental Chrysanthemum, bunga krisan berasal dari Cina dan memiliki kesan
Oriental, umumnya digunakan dalam the bunga krisan yang membantu
menyembuhkan panas dalam..
g. The Mystery Of Rose, bunga mawar yang kokoh dalam statusnya sebagai “Queen
Of The Rose ” sering digunakan dalam berbagai upacara (pemakaman,
pernikahan, dsb ) dan kebiasaan ( mandi kembang ) masyarakat Indonesia,
karena bentuknya yang indah dan wanginya yang harum..
h. The Soothing Fragrance, bunga sedap malam memiliki keunikan yang hanya
mekar di malam hari dan mengeluarkan wangi yang menenangkan sehingga
sering digunakan di Vihara – vihara dan ritual agama lain.
i. The Illuminating Ixora, bunga soka sering digunakan dalam ritual upacara
agama hindhu dan membawa kesan tenang dan spiritual.
j. The Ever Elegant Gladiol, bunga Gladiol memiliki rasa elegan dan keindahan
yang unik sehingga sering digunakan sebagai tanaman hias indoor dan dalam
pelaksanaan upacara pernikahan dan tradisional.
Recommended