View
113
Download
8
Category
Preview:
Citation preview
A. Anamnesis
Anamnesis pada hidrosefalus meliputi identitas, keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat perkembangan, dan pengkajian
psikososiospiritual.1
Identitas
Identitas klien meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada bayi dan
neonatus), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomer register, asuransi kesehatan, dan
diagnosis medis.1
Keluhan Utama1,2
Hal yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
bergantung seberapa jauh dampak dari hidrosefalus pada peningkatan tekanan
intrakranial, meliputi :
- Muntah
- Gelisah nyeri kepala
- Letargi
- Lelah apatis
- Penglihatan ganda
- Perubahan pupil, dan
- Konstriksi penglihatan perifer
Riwayat Penyakit Sekarang2
Adanya riwayat infeksi (biasanya infeksi pada selaput otak dan meningens)
sebelumnya. Pengkajian yang didapat meliputi keluhan anaknya mengalami
pembesaran, tingkat kesadaran menurun (GCS < 15), kejang, muntah, sakit
kepala, wajah tampak kecil secara disproporsional, anak menjadi lemah,
kesadaran fisik menurun, akumulasi sekret pada saluran pernafasan, serta
adanya liquor dari hidung. Adanya penurunan atau perubahan pada tingkat
kesadaran dihubungkan dengan perubahan di dalam intrakranial. Keluhan
perubahan perilaku juga umum terjadi.
Riwayat Perkembangan1,2
- Kelahiran :
Kelahiran prematur / lahir dengan pertolongan
Pada waktu lahir, menangis keras / tidak
- Riwayat keluarga :
Mengkaji adanya anggota generasi terdahulu yang menderita
stenosis akuaduktal yang sangat berhubungan dengan penyakit
keluarga atau keturunan yang terpaut seks.
Pengkajian psikososiospiritual1,2
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien dan keluarga
(orang tua) untuk menilai respon terhadap penyakit yang diderita dan
perubahan peran dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau
pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya. Baik dalam keluarga maupun
dalam masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul pada klien dan orang tua,
yaitu timbul seperti ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa ketidak
mampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal.
Oleh karena itu klien harus rawat inap maka apakah keadaan ini
memberi dampak pada status ekonomi klien, karena biaya perawatan dan
pengobatan memerlukan dana yang tidak sedikit. Hidrosefalus memerlukan
biaya untuk pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan dapat mengacaukan
keuangan keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi
kestabilitasan emosi dan fikiran klien dan keluarganya.
Perawat (dokter) juga memasukkan pengkajian terhadap fungsi
neurologis dengan dampak gangguan neurologis yang akan terjadi pada gaya
hidup individual. Perspektif keperawatan dalam mengkaji terdiri atas 2
masalah, keterbatasan yang diakibatkan oleh defisit neurologis dalam
hubunganya dengan peran sosial klien dan rencana pelayanan yang akan
mendukung adaptasi pada gangguan neurologis di dalam sistem dukungan
individu.
B. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran Umum :
Pada keadaan hidrosefalus umumnya mengalami penurunan kesadaran (GCS < 15)
dan terjadi perubahan pada tanda-tanda vital.1
- Bayi :
pembesaran kepala, sutura kepala melebar, dilatasi vena kulit kepala,
peregangan fontanela, mata seperti matahari tenggelam, dan peningkatan
tonus tungkai.3
- Anak kecil :
papiledema, tidak dapat menatap ke atas, gaya berjalan tidak stabil,
pembesaran kepala, kelumpuhan nervus VI unilateral, atau bilateral.3
- Dewasa :
papiledema, tidak dapat menatap ke atas dan melakukan akomodasi
merupakan tanda tekanan pada tectal plate, gaya berjalan tidak stabil
berhubungan dengan ataksia trunkus, tungkai, dan lengan. Biasanya
didapatkan spastisitas tungkai, pembesaran kepala, kelumpuhan nervus VI
unilateral, atau bilateral.3
- NPH: biasanya tidak terdapat kehilangan fungsi sensoris, kekuatan otot
biasanya normal, peningkatan refleks fisiologis, refleks Babinski mungkin
ditemukan pada kedua kaki.3
C. Pemeriksaan Penunjang1,2,3
Laboratorium
- Uji genetik dan Konsultasi
Bila dicurigai hidrosefalus terkait kromosom-X
- Evaluasi CSS
Terdapat kuman / tidak dengan biakan yang ditandai dengan protein LCS
normal / menurun
Radiologi Otak
- CT scan dan MRI (dengan atau tanpa kontras)
Mengidentifikasi luasnya lesi, pendarahan, determinan, ventrikuler, dan
perubahan jaringan otak.
- Ultrasound
- Radionucleide cisternografy
- Radiografi tulang
Uji Lain
- Setelah shunt dipasang, konfirmasi dengan foto polos untuk perbaikan
posisi
- EGC
Jika terjadi kejang
- Pungsi lumbal
Dapat dilakuakan jika diduga terjadi pendarahan subaraknoid
- Pemeriksaan histologi
Untuk melihat leukosit meningkat atau tetap dan untuk melihat apakah ada
penurunan atau peningkatan glukosa.
- Analisa gas darah
Analisa gas darah (AGH/Astrup) adalah salah satu tes diagnostik untuk
menentukan status respirasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika. Halaman : 238, 240-
242, 244-245
2. Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika. Halaman : 394,
396-397, 399, 401-402, 406
3. Dewanto, George, dkk. 2009. Panduan Praktis Diagnosis & Tata Laksana
Penyakit Saraf. Jakarta : EGC. Halaman : 161-162
Recommended