6
A. Anamnesis Anamnesis pada hidrosefalus meliputi identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat perkembangan, dan pengkajian psikososiospiritual. 1 Identitas Identitas klien meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada bayi dan neonatus), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomer register, asuransi kesehatan, dan diagnosis medis. 1 Keluhan Utama 1,2 Hal yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan bergantung seberapa jauh dampak dari hidrosefalus pada peningkatan tekanan intrakranial, meliputi : - Muntah - Gelisah nyeri kepala - Letargi - Lelah apatis - Penglihatan ganda - Perubahan pupil, dan - Konstriksi penglihatan perifer Riwayat Penyakit Sekarang 2 Adanya riwayat infeksi (biasanya infeksi pada selaput otak dan meningens) sebelumnya. Pengkajian yang didapat meliputi keluhan anaknya mengalami pembesaran, tingkat kesadaran menurun (GCS < 15),

Anamnesis Hidrosefalus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Anamnesis Hidrosefalus

A. Anamnesis

Anamnesis pada hidrosefalus meliputi identitas, keluhan utama, riwayat penyakit

sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat perkembangan, dan pengkajian

psikososiospiritual.1

Identitas

Identitas klien meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada bayi dan

neonatus), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,

tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomer register, asuransi kesehatan, dan

diagnosis medis.1

Keluhan Utama1,2

Hal yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan

bergantung seberapa jauh dampak dari hidrosefalus pada peningkatan tekanan

intrakranial, meliputi :

- Muntah

- Gelisah nyeri kepala

- Letargi

- Lelah apatis

- Penglihatan ganda

- Perubahan pupil, dan

- Konstriksi penglihatan perifer

Riwayat Penyakit Sekarang2

Adanya riwayat infeksi (biasanya infeksi pada selaput otak dan meningens)

sebelumnya. Pengkajian yang didapat meliputi keluhan anaknya mengalami

pembesaran, tingkat kesadaran menurun (GCS < 15), kejang, muntah, sakit

kepala, wajah tampak kecil secara disproporsional, anak menjadi lemah,

kesadaran fisik menurun, akumulasi sekret pada saluran pernafasan, serta

adanya liquor dari hidung. Adanya penurunan atau perubahan pada tingkat

kesadaran dihubungkan dengan perubahan di dalam intrakranial. Keluhan

perubahan perilaku juga umum terjadi.

Riwayat Perkembangan1,2

- Kelahiran :

Kelahiran prematur / lahir dengan pertolongan

Pada waktu lahir, menangis keras / tidak

- Riwayat keluarga :

Page 2: Anamnesis Hidrosefalus

Mengkaji adanya anggota generasi terdahulu yang menderita

stenosis akuaduktal yang sangat berhubungan dengan penyakit

keluarga atau keturunan yang terpaut seks.

Pengkajian psikososiospiritual1,2

Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien dan keluarga

(orang tua) untuk menilai respon terhadap penyakit yang diderita dan

perubahan peran dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau

pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya. Baik dalam keluarga maupun

dalam masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul pada klien dan orang tua,

yaitu timbul seperti ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa ketidak

mampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal.

Oleh karena itu klien harus rawat inap maka apakah keadaan ini

memberi dampak pada status ekonomi klien, karena biaya perawatan dan

pengobatan memerlukan dana yang tidak sedikit. Hidrosefalus memerlukan

biaya untuk pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan dapat mengacaukan

keuangan keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi

kestabilitasan emosi dan fikiran klien dan keluarganya.

Perawat (dokter) juga memasukkan pengkajian terhadap fungsi

neurologis dengan dampak gangguan neurologis yang akan terjadi pada gaya

hidup individual. Perspektif keperawatan dalam mengkaji terdiri atas 2

masalah, keterbatasan yang diakibatkan oleh defisit neurologis dalam

hubunganya dengan peran sosial klien dan rencana pelayanan yang akan

mendukung adaptasi pada gangguan neurologis di dalam sistem dukungan

individu.

B. Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Umum :

Pada keadaan hidrosefalus umumnya mengalami penurunan kesadaran (GCS < 15)

dan terjadi perubahan pada tanda-tanda vital.1

- Bayi :

pembesaran kepala, sutura kepala melebar, dilatasi vena kulit kepala,

peregangan fontanela, mata seperti matahari tenggelam, dan peningkatan

tonus tungkai.3

Page 3: Anamnesis Hidrosefalus

- Anak kecil :

papiledema, tidak dapat menatap ke atas, gaya berjalan tidak stabil,

pembesaran kepala, kelumpuhan nervus VI unilateral, atau bilateral.3

- Dewasa :

papiledema, tidak dapat menatap ke atas dan melakukan akomodasi

merupakan tanda tekanan pada tectal plate, gaya berjalan tidak stabil

berhubungan dengan ataksia trunkus, tungkai, dan lengan. Biasanya

didapatkan spastisitas tungkai, pembesaran kepala, kelumpuhan nervus VI

unilateral, atau bilateral.3

- NPH: biasanya tidak terdapat kehilangan fungsi sensoris, kekuatan otot

biasanya normal, peningkatan refleks fisiologis, refleks Babinski mungkin

ditemukan pada kedua kaki.3

C. Pemeriksaan Penunjang1,2,3

Laboratorium

- Uji genetik dan Konsultasi

Bila dicurigai hidrosefalus terkait kromosom-X

- Evaluasi CSS

Terdapat kuman / tidak dengan biakan yang ditandai dengan protein LCS

normal / menurun

Radiologi Otak

- CT scan dan MRI (dengan atau tanpa kontras)

Mengidentifikasi luasnya lesi, pendarahan, determinan, ventrikuler, dan

perubahan jaringan otak.

- Ultrasound

- Radionucleide cisternografy

- Radiografi tulang

Uji Lain

- Setelah shunt dipasang, konfirmasi dengan foto polos untuk perbaikan

posisi

- EGC

Jika terjadi kejang

- Pungsi lumbal

Dapat dilakuakan jika diduga terjadi pendarahan subaraknoid

- Pemeriksaan histologi

Page 4: Anamnesis Hidrosefalus

Untuk melihat leukosit meningkat atau tetap dan untuk melihat apakah ada

penurunan atau peningkatan glukosa.

- Analisa gas darah

Analisa gas darah (AGH/Astrup) adalah salah satu tes diagnostik untuk

menentukan status respirasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan

Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika. Halaman : 238, 240-

242, 244-245

2. Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan

Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika. Halaman : 394,

396-397, 399, 401-402, 406

3. Dewanto, George, dkk. 2009. Panduan Praktis Diagnosis & Tata Laksana

Penyakit Saraf. Jakarta : EGC. Halaman : 161-162