View
107
Download
11
Category
Preview:
DESCRIPTION
asuhan keperawatan diare
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. ‘J’ DENGAN DX DIARE
DI DESA PEMARON, KEC. BULELENG, KAB. BULELENG
PROVINSI BALI
Disusun Oleh :
Nama : Putu Indah Nuansamitaria
NIM : 04.08.1963
Kelas : B/KP/II
Kelompok : 9B
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
- Diare adalah keluarnya tinja berbentuk cair sebanyak 3x / lebih dalam 20 jam
pertama, dengan temperatur rectal diatas 380 C, kolik dan muntah ( Soegering
Soegijanto,2002 )
- Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar sejak lebih dari 4x pada bayi dan
lebih dari 3x pada anak, konsistensi feses cair, dapat berwarna hijau / dapat pula
bercampur lender dan darah atau lender saja ( Ngastiyah,1999 )
- Diare adalah kondisi terjadinya frekuensi defikasi abnormal (lebih dari 3x / hari )
serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 gr / hari) dan konsistensi feses cair
(Brunner & Suddart,2002)
- Diare adalah buang air besar (defikasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari
keadaan normal yakni 100 – 200 ml sekali defikasi (Hedarwanto, 1999)
- Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3x
sehari
B. ETIOLOGI
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa factor :
a. Faktor infeksi
- Infeksi Internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak meliputi infeksi enternal sebagai berikut:
Infeksi bakteri : Vibron, E.coli, Salmonella, Shigella, Campytobactu, Yersinia,
Aeromonas.
Infeksi virus : Entero virus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus.
Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichusis, Oxyuris), protozoa (Entamoeba,
Histolytica, Trichomonas homonis), Jamur (Candida Albicans)
- Infeksi Parenteral : Infeksi di luar saluran pencernaan seperti : media akut
(OMA), tonsillitis / tonsilofaringitis bronchopaemonia,
Ensefalitis, keadaan ini terutama pada bayi dan anak berumur
dibawah 2 tahun.
b. Faktor malabsorbsi
- Malabsorbsi karbohidrat
- Malabsorbsi lemak
- Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan : basi, beracun, alergi terhadap makanan, pemanis buatan.
d. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas
C. KLASIFIKASI DIARE
Menurut patofisiologinya diare dibedakan atas:
a. Diare Sekresi
Biasanya diare dan volumenya banyak disebabkan oleh peningkatan produksi dan
sekresi air serta elektrolit oleh mukosa usus ke dalam lumen usus.
b. Diare Osmotik
Terjadi bila air terdorong ke dalam usus oleh tekanan osmotik dari partikel yang
tidak dapat diabsorbsi sehingga reabsorbsi air menjadi lambat.
c. Diare Campuran
Disebabkan oleh peningkatan kerja peristaltik dari usus dan kombinasi
peningkatan kerja peristaltik dari usus dan kombinasi peningkatan sekresi /
penurunan absorbsi dalam usus.
Menurut awal dan lamanya diare dibedakan atas :
a. Diare Akut
Yaitu diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam waktu
beberapa jam sampai 7 – 14 hari.
Diare akut yang disebabkan oleh infeksi dibagi menjadi :
Diare koleriform / non invasive / entero oksigen yaitu diare berisi cairan
yang keluar dubur secara deras dan banyak.
Diare disentriform / enteroinvasif yaitu diare berisi lendir dan darah.
b. Diare Kronik
Yaitu diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu bagi orang dewasa dan lebih dari
2 minggu bagi anak – anak dan bayi.
c. Diare Infektif
Yaitu diare bila penyebabnya infeksi.
d. Diare Organik
Yaitu diare bila penyebabnya anatomic, bakteri ologik, hommonal, toksikologik.
e. Diare Fungsional
Yaitu diare bila tidak dapat ditemukan organic.
Diare dapat menyebabkan dehidrasi ( kekurangan cairan tubuh ). Adapun
klasifikasi dehidrasi:
- Dehidrasi Ringan
Tidak ada keluhan / gejala yang mencolok. Tandanya terlihat agak lesu, haus dan
agak rewel.
- Dehidrasi Sedang
Tandanya ditemukan 2 gejala atau lebih yaitu :
Gelisah, cengeng
Kehausan, mata cekung
Kulit keriput
- Dehidrasi Berat
Berat cair terus menerus
Muntah terus menerus
Kesadaran menurun, lemas luar biasa dan terus mengantuk
Tidak bisa minum, tidak mau makan
Mata cekung, bibir kering dan biru
Cubitan kulit baru, kembali setelah lebih dari 2 detik
Tidak kencing 6 jam / lebih, frekuensi buang air kecil berkurang
Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi
D. TANDA DAN GEJALA DIARE
Diare karena infeksi dapat disebabkan berbagai kuman baik virus, bakteri, parasit.
Hal ini berarti seseorang yang mengalami diare dapat menunjukkan gejala yang
berbeda tergantung dari penyebab diarenya. Gejala diare umumnya diawali dengan
nyeri perut. Diare yang selama lebih dari 2 minggu disebut diare kronik. Penderita
diare kronik akan kehilangan berat badan dan masalah yang paling penting adalah
dehidrasi yang terjadi karena kehilangan cairan yang berlebihan.
Dalam feses juga dapat juga ditemui darah, yang berarti ada kerusakan pada
lapisan saluran pencernaan akibat aktivitas kuman. Selain itu, dapat juga dijumpai
lendir di feses. Umumnya diare ini disebabkan bakteri seperti shigella. Diare tanpa
adanya darah biasanya disebut virus parasit qtutoksin yang dihasilkan oleh bakteri.
Infeksi saluran pencernaan yang disebabkan suatu virus yang disebut rotavirus akan
menyebabkan diare yang encer.
Sebagian besar kuman yang menyebabkan diare juga dapat menyebabkan gejala
lain seperti demam, hilangnya nafsu makan, nyeri perut, mual, muntah, hilangnya
berat badan dan terutama dehidrasi. Kuman penyebab diare dapat pula masuk dan
menyebar ke aliran darah dan mengakibatkan infeksi di organ tubuh lain yang jauh
dari pencernaan seperti otak.
Warna tinja berubah menjadi asam. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau
sesudah diare. Tonus dan turgor kulit berkurang. Selaput lendir mulut dan bibir
kering.
E. JALAN PENYAKIT DIARE / PATOFISIOLOGI DIARE
Diare bisa disebabkan oleh satu atau lebih dari patofisiologi, yaitu :
- Osmolaritas Intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik. Diare ini
disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari usus halus yang
disebabkan obat – obatan / zat kimia ( Mg SO4, Mg (OH)2 ), malabsorbsi umum
dan defek dalam absorpsi mukosa usus misal pada defisiensi disararidase,
malabsorbsi glukosa / galaktosa.
- Diare sekretorik (sekresi cairan & elektrolit meninggi). Disebabkan meningkatkan
sekresi air dan elektrolit dari usus, menurunnya absorbs. Pada diare ini ditemukan
volume tinja yang banyak. Disebabkan efek enterotoksin pada infeksi vibrio
cholera / Escherichia coli, reseksi ileum (gangguan absorpsi garam empedu) dan
efek obat laksatif (dioctyl sodium sulkosuksinal).
- Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak : diare ini didapat pada gangguan
pembentukan / produksi micelle empedu & penyakit – penyakit saluran bilier dan
hati.
- Inflamasi dinding usus ( diare inflamotorik ) karena kerusakan mukosa usus
karena adanya proses inflamasi sehingga terjadi produksi mukus yang berlebihan
dan eksudasi air dan elektrolit ke dalam lumer, gangguan absorpsi air-elektrolit.
- Diare infeksi. Ada 2 yaitu bakteri non invasif dan invasif. Enterotoksin yang
dihasilkan kuman vibrio cholare merupakan protein yang dapat menempel pada
epitel usus yang lalu membentuk adenosin monofosfat siklik di dinding usus dan
menyebabkan sekresi aktif anionklorida yang diikuti air, ion bikarbonat dan
kation natrium serta kalium. Mekanisme absorpsi ion natrium melalui mekanisme
pompa natrium tidak terganggu karena itu keluarnya ion klorida ( diikuti ion
bikarbonat, air, natrium, ion kalium ). Dapat dikompensasi oleh meningginya
absorpsi ion natrium ( diiringi oleh air, ion kalium dan ion bikarbonat, klorida)
kompensasi ini dapat tercapai dengan pemberian larutan glukosa yang diabsorpsi
secara aktif oleh dinding sel usus.
F. PENATALAKSANAAN DIARE
1. Rehidrasi bila pasien keadaan umumnya baik, tidak dehidrasi, asupan cairan yang
adekuat dapat dicapai dengan minuman ringan, sari buah, sup dan keripik asin.
Bila pasien kehilangan cairan yang banyak dan dehidrasi, penatalaksanaan yang
agresif seperti cairan intravena atau rehidrasi oral dengan cairan isotonik
mengaduk elektrolit dan gula. Terapi rehidrasi oral murah, efektif dan lebih
praktis daripada cairan intravena. Cairan oral : pedialit, oralit. Cairan infus :
ringer laktat. Cairan diberikan 50 – 200 ml / kg BB / 24 jam tergantung kebutuhan
dan status hidrasi. Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu
derajat dehidrasi. Ringan bila pasien mengalami kekurangan cairan 5 – 7 % dari
berat badan. Berat bila pasien kehilangan cairan 8 – 10 % dari berat badan. Cairan
dehidrasi dapat diberikan melalui oral, enternal melalui selang nasogastrik /
intravena. Bila dehidrasi sedang / berat sebaiknya pasien diberikan cairan melalui
infus pembuluh darah sedangkan dehidrasi ringan / sedang pada pasien masih
dapat diberikan cairan peroral / selang nasogastrik kecuali bila ada kontra indikasi
/ saluran cerna atas tidak dapat dipakai. Pemberian peroral diberikan larutan oralit
yang hipotonik dengan komposisi 29 gr glukosa, 3,5 gr NaCl, 2,5 gr Natrium
bikarbonat dan 1,5 gr kcl. Contohnya: oralit generik, renalyte, pharolit.
2. Diare. Pasien diare tidak dianjurkan puasa kecuali bila muntah – muntah hebat.
Pasien justru dianjurkan minum minuman sari buah, the, minuman tak bergas,
makanan mudah dicerna seperti pisang, nasi, keripik dan sup. Susu sapi harus
dihindarkan, karena adanya defisiensi lactase transien yang disebabkan oleh
infeksi virus dan bakteri. Minuman beralkohol harus dihindari karena dapat
meningkatkan mobilitas dan sekresi usus.
3. Obat anti diare. Obat – obatan ini dapat mengurangi gejala – gejala, tinktur
opium. Loperamide paling disukai karena tidak adiktif dan memiliki efek samping
paling kecil. Bismuth subsalit merupakan obat lain yang dapat digunakan tetapi
kontra indikasi pada pasien HIV karena dapat menimbulkan enserofalopi bismuth.
Obat anti mobilitas penggunaannya harus hati – hati pada pasien disentri yang
panas ( termasuk infeksi shigella ) bila tanpa disertai anti mikroba karena dapat
memperlama penyembuhan penyakit.
Obat yang mengeraskan tinja : Atapulgite 4×2 tab /hari, Smectite 3×1
sachet diberikan tiap diare / BAB encer sampai BAB berhenti.
Obat anti sekretorik / anti enkephalinase : Hidiasec 3×1 tab/hari
Obat anti mikroba, karena kebanyakan pasien memiliki penyakit yang
ringan, self limited disease karena virus / bakteri non invasive. Pengobatan
empirik tidak dianjurkan pada semua pasien. Pengobatan empiric
diindikasikan pada pasien yang mengalami infeksi bakteri invasive, diare
turis (traveler’s diarrhea) atau imunosupresik. Obat pilihan yaitu kuindan
(misal:siprofloksasin 500 mg 2× / hari selama 5 – 7 hari).Obat ini baik
terhadap bakteri patogen invasive termasuk Campylobacter, Shigella,
Salmonella, Yersinia, dan Aeromonas species sebagai alternatif yaitu
kotrimoksazol (trimetroprim / sulfat etoksazol 160/800 mg 2× / hari atau
eritromisin 250 – 500 mg dx/hari. Metronidasazol 250 mg 3×/hari selama
7 hari diberika bagi yang ddicurigaiglardiasis.Untuk turis yang berpergian
ke daerah resiko tinggi, kuinolon (misal siprofrolaksin 500 mg/hari) dapat
dipakai sebagai profilaktik yang memberikan perlindungan sekitar 90%
dari profilaktik lain termasuk kimetropin – sulfametoksazol dan bismuth
sub salisilat.
Patogen spesifik yang harus diobati : Vibrio cholera, colistridium difficile,
parasit, traveler’s diarrhea, dan infeksi karena penyakit sexual (gohornea,
sifilis, klamidiosis)
Patogen yang mungkin diobati : vibrio non kolera, yersinia,
campytobacter,dan bila gejala lebih lama pada infeksi aeromonas,
plesromonas, E.coli enteropathogenik.
Obat pilihan bagi diare karena colistridium difficile yaitu metronidazol oral 25 -
500 mg 4×/hari selama 7-10 hari. Vankomisin merupakan obat alternative tetapi
lebih mahal dan harus dimakan oral karena tidak efektif bila diberikan secara
parenteral. Metronidazol intravena diberikan pada pasien yang tidak dapat
mentoleransi pemberian per oral.
G. GAMBARAN KLINIK
Mula-mula pasien cengen gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat nafsu makan
berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja cair mungkin disertai ledir atau
lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur
dengan empedu. Anus dan sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja
makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari
laktose yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare.
Gejala muntah sebelum dan sesudah diare dan dapat menyebabkan lambung juga turut
meradang, atau akibat gangguan asam basa dan elektrolit. Timbul dehidrasi akibat
kebanyakan kehilangan cairan dan elektrolit . Gejala dehidrasi mulai nampak yaitu
berat badan menurun turgor berkurang mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung
( pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Akibat dehidrasi
diuresis berkurang ( oliguri sampai anuri). Bila sudah asidosis metabolis pasien akan
tampak pucat dengan pernapasan cepat dan dalam (kussmaul). Asidosis metabolisme
karena:
1. Kehilangan NaCO3 melalui tinja diare
2. Ketosis kelaparan
3. Produk- produk metabolik
4. Berpindahnya ion natrium dari cairan intra sel ke ekstrasel
5. Penimbunan laktat ( anoksia jaringan )
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
a. Identitas Klien
Nama pasien : Ny. J
Umur : 70 tahun
Tempat, tgl lahir : Bubunan, 31 Desember 1939
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Suku bangsa : Bali/ Indonesia
Alamat : Desa pemaron Gg. Bumi Asih No. 10 Singaraja
Pendidikan : -
Pekerjaan : Tidak
Diagnose Medis : Diare
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama pasien : Ny. N
Umur : 47 tahun
Tempat, tgl lahir : Bubunan, 5 Juli 1962
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Suku bangsa : Bali/ Indonesia
Alamat : Desa pemaron Gg. Bumi Asih No. 10 Singaraja
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Guru
Hubungan dg pasien : Anak pasien
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama : Pasien mengeluh sakit perut
b. Riwayat Kesehatan Sekarang : Pasien mengeluh sakit perut dan BAB lebih dari
4x sejak kemarin ( 5 Agustus 2009 ) dengan
konsistensi feses cair, nafsu makan berkurang dan
merasa lemas. Pertama – tama klien tidak
memberitahukan perhal sakit perut dan terus BAB
tapi karena ia merasa sudah lemas dan tidak kuat
lagi, ia memberitahukan perihal ia terus BAB.
Anaknya membuatkan teh hangat dengan sedikit
gula untuk menghilangkan mual. Pasien
mengatakan belakangan ini karena musim mangga
banyak ada lalat di dapur. Pasien terlihat pucat
dan tampak lemas.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu : Pasien pernah mengalami muntahber tapi tidak
sampai diopname, diperiksakan ke dokter diberi
obat lalu boleh pulang.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga : Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita
penyakit menular dan tidak mempunyai riwayat
penyakit keturunan .
e. Riwayat Kesehatan Lingkungan : Klien tinggal di lingkungan yang bersih dan
asri.
f. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
3. POLA FUNGSI KESEHATAN
a. Persepsi terhadap kesehatan
- Pasien tidak merokok, tidak ketergantungan terhadap obat
- Pasien mandi 2x sehari, sikat gigi sewaktu mandi dan sesudah makan
- Mencuci tangan sebelum makan
- Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat ataupun makanan
- Apabila sakit / masalah kesehatan pasien segera meminta pertolongan medis
b. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dalam kesehariannya ia mampu melaksanakan
perawatan diri sehari-hari seperti mandi, berpakaian, makan dan
minum, eliminasi, mobilisasi, pindah, dengan mandiri tanpa
bantuan orang lain.
Selama sakit : Pasien dibantu oleh anaknya untuk makan dan minum, berpakaian,
pindah dipapah oleh anaknya karena pasien merasa lemas.
c. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit : Pasien tidur setiap hari dengan frekuensi 8 jam setiap harinya,
tidak mengalami gangguan tidur seperti insomnia, terkadang
tidur siang, tidak ada kebiasaan dalam penggunaan obat tidur.
Selama sakit : Pasien masih bisa tidur namun kadang terbangun karena perutnya
merasa sakit dan ingin BAB. Pasien merasa terganggu tidurnya
karena harus bangun untuk BAB.
d. Pola nutrisi metabolik
Sebelum sakit : Pasien makan 3 x sehari dengan menu makanan nasi, lauk pauk,
sayur, dan buah.Habis 1 porsi. Minum 6-8 gelas per hari. Tidak
alergi terhadap jenis makanan atau minuman tertentu.
Selama sakit : Pasien mengeluh nafsu makan berkurang, makan hanya habis ¼
porsi, tidak selera makan, mual dan terkadang ingin muntah.
e. Pola eliminasi
Sebelum sakit : Pasien BAB 1 x sehari, dengan konsistensi lunak dan warna
kuning, BAK dengan frekuensi 4 – 5 x sehari warna jernih.
Selama sakit : Pasien BAB lebih dari 4x sehari dengan konsistensi cair, berwarna
kuning, BAK dengan frekuensi 4 - 5 x sehari warna jernih.
f. Pola kognitif perseptual
Sebelum sakit : Pasien dapat bergaul baik dengan tetangga, bicara dengan normal,
walaupun pendengaran pasien berkurangdan penglihatan pasien
berkurang.
Selama sakit : Pasien tidak dapat bergaul dengan tetangga karena sakit perut
sehingga lebih banyak tinggal di rumah, bicara dengan normal,
pasien tidak dapat mendengar dengan baik, penglihatan
klienberkurang. Pasien merasa nyeri pada perut. Manajemen nyeri
dengan memberikan minyak kayu putih supaya hangat dan nyeri
berkurang.
g. Pola konsep diri
Sebelum sakit : Pasien dapat melaksanakan perannya sebagai seorang nenek dan
juga sebagai seorang ibu. Bermain dengan cucunya membuat dia
senang.
Selama sakit : Pasien tidak dapat melaksanakan perannya dengan baik, tidak bisa
bermain dengan cucunya. Cucu pasien sangat perhatian dengan
pasien dengan membantu mengambilkan air minum dann memijit
klien.
h. Pola koping
Sebelum sakit : Pasien dapat melaksanakan perannya dengan baik. Pasien sudah
terbiasa dengan kegiatan yang dilakukannya setiap hari dan dapat
menguasai situasi yang terjadi di keluarganya.
Selama sakit : Pasien dapat menerima dia sedang sakit dan berusaha yakin akan
sembuh dengan cepat. Pasien selalu optimis dia akan cepat sembuh
dan bisa melaksanakan perannya kembali.
i. Pola seksual reproduksi
Pasien sudah menopause, papsmear terakhir normal. Menstruasi terakhir 20 tahun
yang lalu.
j. Pola peran hubungan
Sebelum sakit : Pasien mempunyai peran sebagai ibu dan sebagai seorang nenek.
Pasien selalu mendapat dukungan dari keluarga untuk selalu
sehat dan tetap semangat walaupun suami sudah meninggal,
semangat untuk hidup demi cucu dan keluarga yang lain.
Selama sakit : Pasien tidak dapat melaksanakan perannya, hubungan dengan
keluarga baik. Keluarga sangat perhatian dengan pasien dan
memberikan dukungan untuk cepat sembuh.
k. Pola nilai dan kepercayaan.
Sebelum sakit ; Pasien beragama hindu, dapat melakukan persembahyangan.
Pasien dilarang untuk makan daging sapi.
Selama sakit : Pasien tidak dapat melakukan persembahyangan dan meminta
anaknya untuk melakukan persembahyangan.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Kesadaran : composmentis
Keadaan umum : sedang
b. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,5 0C
Nadi : 82 x/mnt
TD : 120 / 70 mmHg
RR : 20 x/mnt
Skala nyeri : 2
c. Kulit, rambut, kuku
Inspeksi
- Warna kulit putih, tidak ada lesi
- Bentuk kuku normal, warna kuku merah muda
- Rambut sudah beruban
Palpasi
- Suhu : normal
- Kelembapan : lembab
- Tekstur : lembut
- Turgor kulit jelek
- Tidak ada edema
d. Kepala
Inspeksi
- Muka simetris
- Tengkorak simetris
- Distribusi rambut merata
- Kulit kepala tidak ada ketombe, lesi tidak ada
Palpasi
- Kulit kepala tidak ada bengkak, radang
- Deformitas tidak ada
e. Mata
Bentuk bola mata : agak sipit
Konjungtiva : merah jambu
Sklera : tidak ikterik
f. Telinga
Inspeksi
- Daun telinga : simetris kanan kiri
- Liang telinga : tidak ada peradangan, tidak ada kotoran telinga.
Palpasi
- Cartilago : tidak ada nyeri tekan
- Nyeri tekan prosesus mastoideus : tidak ada
- Nyeri tekan tragus : tidak ada
- Uji pendengaran : pendengaraan berkurang
g. Hidung
Inspeksi
- Bagian luar : lubang hidung simetris
- Bagian dalam : tidak ada kotoran, ada rambut hidung
- Ingus : tidak ada
- Pendarahan : tidak ada
- Penyumbatan : tidak ada
Palpasi
- Septum : tidak ada bengkak
- Sinus – sinus : tidak ada bengkak, peradangan pada sinus – sinus
h. Mulut
Inspeksi
- Gigi : putih agak kuning
- Gusi : merah muda
- Lidah : tidak ada bengkak
- Membrane mukosa : kering
- Faring : tidak ada nyeri telan
- Tonsil : tidak ada peradangan tonsil
Palpasi
- Pipi : tidak ada bengkak
- Palatum : tidak ada bengkak
- Dasar mulut : tidak ada bengkak
i. Leher
Inspeksi
- Bentuk leher : simetris
- Warna kulit : putih
- Bengkak : tidak ada bengkak
- Gerakan : mampu bergerak maksimal
Palpasi
- Kelenjar limfe : tidak ada bengkak
- Kelenjar tiroid : tidak ada bengkak
- Trakea : teraba
j. Dada dan Paru – paru
Inspeksi
- Bentuk : normal
- Kulit : putih
- Payudara : simetris
- Frekuensi dan irama : teratur
Palpasi
- Benjolan / massa : tidak ada
- Nyeri tekan : tidak ada
- Krepitasi : tidak ada
- Ukur pengembangan dada : dada mampu mengembang maksimal
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
k. Abdomen
Inspeksi
- Bentuk : cekung
- Simetris : kanan kiri
- Kontur permukaan : lembut
- Penonjolan : tidak ada
Auskultasi
- Peristaltik : terdengar, 20 – 23 x/mnt
Perkusi : sonor
Palapasi : ringan
Nyeri tekan : ada, skala nyeri 2
l. Anus dan Rectum : normal
5. DATA FOKUS
Data subyektif : Pasien mengeluh sakit perut dan merasa lemas. Pasien mengeluh
nafsu makan berkurang dan mual. Pasien mengeluh BAB lebih dari
4x, dengan konsistensi feses cair. Pasien merasa terganggu tidurnya
karena harus bangun untuk BAB.
Data Obyektif : Kesadaran : composmentis
Pasien terlihat pucat dan tampak lemas.
Keadaan umum : sedang
Suhu : 36,5 0C
Nadi : 82 x/mnt
TD : 120 / 70 mmHg
RR : 20 x/mnt
Skala nyeri : 2
Tugor kulit jelek
Membran mukosa : pucat, kering.
Bentuk perut : cekung
Makan hanya habis ¼ porsi
Terkadang ingin muntah
B. ANALISA DATA DAN PRIORITAS MASALAH
1. ANALISA DATA
Symptom Etiologi Problem
Ds : Pasien mengeluh BAB
lebih dari 4x dengan
konsistensi feses cair.
Pasien mengeluh sakit
perut dan merasa lemas
Do : Pasien terlihat pucat dan
tampak lemas.
Membran mukosa pucat,
Kehilangan volume
cairan aktif
Kekurangan volume
cairan
kering.
Tugor kulit jelek.
Ds : Pasien mengeluh nafsu
makan berkurang,mual
dan merasa lemas
Do : Pasien terlihat pucat dan
tampak lemas.
Perut tampak cekung.
Makan hanya habis ¼
porsi.
Terkadang ingin muntah
Tidak mampu dalam
memasukkan,
mencerna,
mengabsorbsi
makanan karena factor
biologi
Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh
Do : Pasien merasa terganggu
tidurnya karena harus
bangun untuk BAB.
Ds : Pasien terlihat pucat dan
tampak lemas
refluks gastrofagal Gangguan pola tidur
Do : Pasien mengeluh sakit
perut dan Pasien
mengeluh BAB lebih
dari 4x dengan
konsistensi feses cair.
Ds : Pasien terlihat pucat dan
tampak lemas.
Tugor kulit jelek
Membran mukosa pucat,
kering.
Proses infeksi Diare
2. PRORITAS MASALAH
1. Diare berhubungan dengan proses infeksi yang ditandai dengan pasien mengeluh
sakit perut dan Pasien mengeluh BAB lebih dari 4x dengan konsistensi feses cair.
Pasien terlihat pucat dan tampak lemas.Tugor kulit jelek. Membran mukosa pucat,
kering.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif
yang ditandai dengan pasien mengeluh BAB lebih dari 4x dengan konsistensi
feses cair, pasien mengeluh haus, pasien terlihat pucat dan tampak lemas,
membrane mukosa pucat,kering, tugor kulit jelek.
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena
factor biologi yang ditandai dengan pasien mengeluh nafsu makan berkurang,
mual dan merasa lemas, pasien terlihat pucat dan tampak lemas, perut tampak
cekung, makan hanya habis ¼ porsi, terkadang ingin muntah.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan demam, refluks gastrofagal yang
ditandai dengan pasien terganggu tidurnya karena harus bangun untuk BAB dan
badannya terasa panas, Pasien terlihat pucat dan tampak lemas.
C. PERENCANAAN ( INGGRIS - INDONESIA)
Tanggal
Jam
No
Dx
Tujuan
( NOC )
Intervensi
( NIC )
6/8/09
07.30
I Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x24 jam, diare
dapat teratasi dengan kriteria
hasil:
Hydration (0602)
(060201) Skin turgor ( turgor
kulit membaik )
(060202) Moist mucous
membranes (membran
mukosa lembab)
Diarrhea management (0460)
- Monitor for signs and
symptomps of diarrhea (pantau
tanda dan gejala diare)
- Observe skin turgor regulary
(perhatikan turgor kulit)
- Instruct patient / family members
to record color, volume,
frequency,and consistency of
stools. (Suruh pasien / keluarga
(060211) Fluid intake
(pemasukan cairan)
pasien untuk mencatat warna,
jumlah, frekuensi, dan
konsistensi BAB.
- Teach patient appropriate use of
antidiarrheal medication (ajar
pasien meminum obat antidiare)
6/8/09
07.30
II Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam,
kekurangan volume cairan dapat
teratasi dengan kriteria hasil :
Fluid balance ( 0601 )
(060101) Blood pressure (tekanan
darah 110-130/70-85
mmHg)
(060107) 24-hour intake and
output balance
(keseimbangan
pemasukan dan
pengeluaran dalam 24
jam)
(060116) Skin turgor (turgor kulit
normal)
(060117) Moist mucous
membranes (membran
mukosa lembab)
Fluid Management ( 4120 )
- Maintain accurate intake and
output record ( catat pemasukan
dan pengeluaran dengan akurat )
- Monitor vital signs, as
appropriate ( pantau TTV)
- Monitor food/fluid ingested and
calculate daily caloric intake,as
appropriate ( pantau pemasukan
makanan / cairan dan pemasukan
kalori perhari )
- Monitor nutrient status (pantau
status nutrisi )
- Give fluids, as appropriate (beri
cairan )
- Offer snacks (e.g., fresh
fruits/fruit juice),as appropriate
(beri makanan sampingan ( buah
segar / jus))
6/8/09
07.30
III Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam,
ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh dapat
teratasi dengan criteria hasil :
Nutritional Status : Food & Fluid
Eating Disorders Management
(1030)
- Monitor physiological
parameters ( vital signs,
electrolytes ) as needed (pantau
TTV)
Intake ( 1008 )
(100801) Oral food intake
(pemasukan makanan
melalui mulut
normal)
(100802) Tube feeding intake
(pemasukan melalui
saluran makanan
normal)
(100803) Oral fluid intake
(pemasukan cairan
melalui mulut normal)
- Monitor intake and output of
fluids, as appropriate (pantau
pemasukan dan pengeluaran dari
cairan)
- Monitor daily caloric food intake
(pantau pemasukan kalori
makanan perhari)
- Observe patient during and after
meals/snacks to ensure that
adequate intake is achieved and
maintained (perhatikan pasien
selama dan sesudah makan untuk
menjamin pemasukan adekuat)
- Teach and reinforce concepts of
good nutrition with patient (and
significant others as appropriate).
(ajarkan dan membuat konsep
nutrisi yang baik dengan pasien)
6/8/09
07.30
IV Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam,
gangguan pola tidur dapat teratasi
dengan criteria hasil : Sleep
(0004)
(000401) Hours of sleep (dapat
tidur minimal 5-8
jam//hari
(000404) Sleep quality ( kualitas
tidur tidak terganggu)
Sleep enhancement (1850)
- Determine patient sleep/activity
pattern ( menentukan /
menetapkan pola aktivitas tidur
pasien)
- Monitor / record patient sleep
pattern and number of sleep
hours ( pantau / catat pola tidur
pasien dan lamanya jam tidur)
- Adjust environment (e.g., light,
noise, temperature, matters and
bed) to promote sleep ( atur
lingkungan ( cahaya, bising,
suhu, kasur dan tempat tidur )
untuk mendukung tidur)
D. IMPLEMENTASI
Tanggal
Jam
No
Dx
IMPLEMENTASI RESPON PARAF
6/8/09
08.30
08.45
08.50
09.10
09.15
09.22
09.25
13.00
I
I
III
II
II
I
IV
I
Mengukur TTV
Memantau dan mencatat
frekuensi BAB, jumlah dan
konsistensi BAB
Memperhatikan pasien
selama dan sesudah makan
untuk menjamin pemasukan
adekuat
Memberi cairan (air mineral)
Memberi buah apel
Memberi obat antidiare
newdiatabs
Memantau pola tidur pasien
dan lamanya jam tidur
Mengukur TTV
Suhu : 36,5 0C
Nadi : 82 x/mnt
TD : 120/70 mmHg
RR : 20 x/mnt
Ps mengatakan masih diare
dengan konsistensi feses cair,
frekuensi BAB lebih dari 4x
Ps hanya makan ¼ porsi tidak
habis karena merasa mual dan
tidak enak di lidah
Ps mau minum
Ps mau makan ½ apel
Ps mau minum
Pola tidur pasien terganggu
karena harus pergi ke kamar
mandi untuk BAB dan pasien
hanya dapat tidur 4 jam pada
malam hari
Suhu : 36 0C
Nadi : 84 x/mnt
13.10
13.15
13.25
13.30
13.35
18.00
18.10
18.15
18.30
18.33
18.40
I
III
III
II
II
I
I
III
I
II
IV
Memantau dan mencatat
frekuensi BAB, jumlah dan
konsistensi BAB
Memperhatikan pasien selama
dan sesudah makan untuk
menjamin pemasukan adekuat
Mengajarkan keluarga untuk
memberi makanan yang
rendah serat dan bergizi
Memantau status nutrisi
Memberi cairan ( teh hangat )
Mengukur TTV
Memantau dan mencatat
frekuensi BAB, jumlah dan
konsistensi BAB
Memperhatikan pasien selama
dan sesudah makan untuk
menjamin pemasukan adekuat
Memberi obat anti diare
Memberi buah apel
Menetapkan pola aktivitas
tidur pasien dengan tidur 8
jam pada malam hari
TD : 125/70 mmHg
RR : 20 x/mnt
Ps sudah BAB 2x sehabis
dilakukan pemeriksaan td
dengan konsistensi masih cair
Ps makan ¼ porsi tidak habis
karena merasa mual
Keluarga mengerti dan akan
segera membuatkan
Kebutuhan nutrisi pasien
belum terpenuhi karena
pasien makan hanya ¼ porsi
Ps mau minum
Suhu : 36 0C
Nadi : 82 x/mnt
TD : 120/70 mmHg
RR : 20 x/mnt
Ps hanya BAB 1x dari
pemeriksaan terakhir tadi
Ps makan habis ½ porsi
dengan lauk ayam, tempe dan
tahu
Ps mau minum
Ps mau makan
Ps mengerti
18.45 IV Mengatur lingkungan
(cahaya, bising,suhu,kasur
dan tempat tidur)
Ps merasa nyaman dan
berharap dapat tidur dengan
nyenyak
7/8/09
08.30
08.45
08.50
09.10
09.15
09.20
13.00
13.10
13.20
I
I
III
II
I
IV
I
III
II
Mengukur TTV
Memantau dan mencatat
frekuensi BAB, jumlah dan
konsistensi BAB
Memperhatikan pasien selama
dan sesudah makan untuk
menjamin pemasukan adekuat
Memberi air minum yang
cukup
Memberikan obat antidiare
newdiatabs
Memantau pola tidur pasien
dan lamanya jam tidur
Mengukur TTV
Memperhatikan pasien selama
dan sesudah makan untuk
menjamin pemasukan adekuat
Memantau status nutrisi
Suhu : 36 0C
Nadi : 82 x/mnt
TD : 120/70 mmHg
RR : 20 x/mnt
Ps BAB 2x pada malam hari
dengan konsistensi feses
lembek
Pasien makan habis ½ porsi
Pasien mau minum
Pasien mau minum
Ps terbangun 2x pada malam
hari yang membuatnya cukup
terganggu karena ingin BAB,
ps tidur 5 jam pada malam
hari
Suhu : 36 0C
Nadi : 82 x/mnt
TD : 120/70 mmHg
RR : 20 x/mnt
Ps makan habis ¾ porsi
Status nutrisi pasien cukup
18.00
18.10
18.15
18.30
18.35
I
I
III
I
IV
Mengukur TTV
Memantau dan mencatat
frekuensi BAB, jumlah dan
konsistensi BAB
Memperhatikan pasien selama
dan sesudah makan untuk
menjamin pemasukan adekuat
Memberikan obat anti diare
newdiatabs
Mengatur lingkungan
(cahaya, bising,suhu,kasur
dan tempat tidur)
terpenuhi karena pasien sudah
dapat menghabiskan
makanannya ¾ porsi
Suhu : 36 0C
Nadi : 82 x/mnt
TD : 120/70 mmHg
RR : 20 x/mnt
Ps mengatakan BAB 3x
dengan konsistensi feses
lembek sejak pemeriksaan
pagi tadi
Ps makan habis 1 porsi,
karena makan makanan yang
disukainya yaitu bubur ayam
Ps mau minum
Ps merasa nyaman
8/8/09
08.30
08.45
08.50
09.10
I
I
III
II
Mengukur TTV
Memantau dan mencatat
frekuensi BAB, jumlah dan
konsistensi BAB
Memperhatikan pasien selama
dan sesudah makan untuk
menjamin pemasukan adekuat
Memberi air minum
Suhu : 36 0C
Nadi : 82 x/mnt
TD : 120/70 mmHg
RR : 20 x/mnt
Pasien BAB 1x pada malam
harinya dengan konsistensi
feses lembek
Pasien makan habis 1 porsi
dan sudah tidak merasa mual
lagi
Ps mau minum
09.15
09.25
13.00
13.10
13.20
13.25
18.00
18.10
18.15
18.30
II
IV
I
III
II
II
I
I
III
IV
Memberi buah apel
Memantau pola tidur pasien
dan lamanya jam tidur
Mengukur TTV
Memperhatikan pasien selama
dan sesudah makan untuk
menjamin pemasukan adekuat
Memberikan air minum
Memantau status nutrisi
Mengukur TTV
Memantau dan mencatat
frekuensi BAB, jumlah dan
konsistensi BAB
Memperhatikan pasien selama
dan sesudah makan untuk
menjamin pemasukan adekuat
Mengatur lingkungan
(cahaya, bising,suhu,kasur
dan tempat tidur)
Ps mau makan dan habis
Pasien tidur dengan nyenyak
walaupun terbangun di tengah
malam 1x untuk BAB dan itu
tidak mempengaruhi pasien
dan pasien dapat tidur 8 jam
Suhu : 36 0C
Nadi : 82 x/mnt
TD : 120/70 mmHg
RR : 20 x/mnt
Ps makan habis 1 porsi dan
tidak mual lagi
Pasien mau minum
Status nutrisi pasien
terpenuhi, karena pasien
makan habis 1 porsi
Suhu : 36 0C
Nadi : 82 x/mnt
TD : 120/70 mmHg
RR : 20 x/mnt
Pasien BAB 1x dengan
konsistensi feses padat
Ps makan habis 1 porsi
Ps merasa nyaman
E. EVALUASI
Tanggal
Jam
No
Dx
EVALUASI
8/8/09
18.45
I S : Pasien mengatakan tidak lagi diare dengan konsistensi
feses padat
O : Pasien tidak pucat dan lemas, turgor kulit membaik,
membran mukosa lembab
A : Masalah teratasi
P : -
8/8/09
18.45
II S : Pasien mengatakan sudah tidak BAB terus menerus lagi
dan konsistensi feses padat dan sudah tidak lemas lagi
O : Pasien tidak pucat, turgor kulit membaik, membran
mukosa lembab
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi
8/8/09
18.45
III S : Pasien mengatakan nafsu makan membaik, mualnya
sudah hilang
O : Pasien tidak lemas lagi, makan habis 1 porsi, perut
buncit
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi
8/8/09
18.45
IV S : Pasien mengatakan dapat tidur dengan nyenyak
O : Pasien sudah tidak pucat dan lemas lagi
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Asuhan Keperawatan yang telah kami buat dan juga telah kami
implementasikan pada pasien. Maka kami dapat menyimpulkan bahwa hasil yang kami
peroleh telah sesuai dengan apa yang kami harapkan walaupun tidak sepenuhnya sesuai
dengan Asuhan Keperawatan yang ada menurut teori, tapi efektivitas Asuhan Keperawatan
yang telah dibuat telah terbukti dengan kesembuhan pasien atau peningkatan status
kesehatan pasien.
1. Diare adalah kehilangan cairan dan elekrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali lebih BAB dengan bentuk tinja yang encer atau cair.
2. Diare dapat disebabkan oleh infeksi baik virus maupun bakteri dan tanpa infeksi (non
infeksi)
3. Pada Ps S setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam ps mengatakan tidak
diare lagi, semua masalah ps dapat teratasi.
B. Saran
1. Kepada Pasien
Agar tetap menjaga kebersihan baik kebersihan diri maupun kebersihan
lingkungan, makan-makanan yang mengandung gizi tinggi, istirahat yang cukup.
Menjaga kondisi tubuh agar tetap segar.
2. Kepada Perawat
Bagi pembuat Asuhan Keperawatan berikutnya agar lebih teliti dan akurat dalam
pengkajian agar diagnosa yang diangkat sesuai dengan keluhan pasien
DAFTAR PUSTAKA
Elseiver, Mosby.2012. NURSING OUTCOME CLASSIFICATION (NOC).USA
Elseiver, Mosby.2012. NURSING INTERVENTIONS CLASSIFICATION (NIC). USA
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2012-2014. Prima Medika
LAMPIRAN
FOTO
Singaraja, 9 Agustus 2009
Rt.06 Br.Dinas Dauh Margi
Pasien, Ketua,
Ny. ‘J’ DRS. I KETUT TIGA
Penanggung Jawab, Pemeriksa,
Ny. ‘N’ Putu Indah Nuansamitaria
Recommended