View
34
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KELUARGA TN. W RT 4 RW 1 DUSUN 1
DESA KUTALIMAN KEC. KEDUNGBANTENG KAB. BANYUMAS
Oleh :
Reza Zidny Aksani
G1B212013
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2013
A. Pengkajian Keperawatan Keluarga
Hari, tanggal : Senin, 20 Mei 2013. Jam : 15.00 WIB.
Selasa, 21 Mei 2013. Jam : 13.30 WIB.
1. Data Umum Keluarga
a. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. W
b. Alamat : Desa Kutaliman RT 04 RW
01
c. Komposisi Keluarga :
No Nama JK Hub Klg Umur Pendidikan Pekerjaan Kondisi
1. Tn. W L Suami/KK 38 SMAKaryawan
swastaSehat
2. Ny. Y POrang
tua/Mertua64 th SMP Ibu RT Hipertensi
3. Ny. R P Istri 33 th D3Karyawan
SwastaSehat
4. An. R L Anak 2,5 th - -Riw. ISPA
Status Imunisasi Balita
No Nama
Status Imunisasi
BCGPolio DPT Hepatitis
Campak1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. An R √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Genogram :
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
/ : Meninggal
: Tinggal dalam satu rumah
: Garis keturunan atau perkawinan
: Klien
d. Tipe Keluarga
Extended family, yang terdiri dari kepala keluarga, istri, 1 orang anak
kandung dan orang tua.
e. Suku
Keluarga Tn. W berasal dari suku jawa asli dan suku melayu. Tn. W
berasal dari Kalimantan sedangkan keluarga Ny. R dari jawa. Bahasa yang
digunakan sehari-hari melayu, jawa dan Indonesia. Tidak ada kebiasaan
keluarga yang dipengaruhi oleh suku yang dapat mempengaruhi
kesehatanya.
f. Agama
Keluarga menganut agama Islam dan menjalankan kewajiban shlalat lima
waktu, semua aktivitas yang dilakukan tidakboleh bertentangan dengan
ajaran agama islam.
g. Status sosial ekonomi keluarga
Ny.R mengatakan penghasilan suaminya belum dapat mencukupi
kebutuhan sehari-hari, karena suaminya bekerja jauh di luar jawa.oleh
karena itu Ny. R membantu perekonomian keluarga dengan bekerja di
sekolah sebagai petugas perpustakaan dan masih tinggal dengan orang tua
untuk mengurangi pengeluaran dana dan menemai orang tua yang tinggal
sendirian di rumah. Keluarga Tn. W termasuk dalam keluarga sejahtera II
h. Aktivitas rekreasi keluarga
Aktivitas rekreasi sehari-hari yang biasa keluarga lakukan adalah
menonton televisi sebagai sarana hiburan. Keluarga Tn. W pergi ke
tempat rekreasi apabila ada waktu libur.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn. S berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak
prasekolah. Hal ini dikarenakan keluarga Tn.W baru memiliki seorang
anak pertama berusia 2,5 tahun.
b. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Secara umum tidak ada masalah dalam tahap perkembangan keluarga
saat ini, karena hampir seluruh tugas perkembangan sudah dilakukan
keluarga Tn.W. Tetapi pembagian waktu untuk individu, pasangan dan
anak kurang dalam keluarga ini, karena Tn. W sedang merantau ke
Kalimantan sehingga tidak berada di rumah dan Ny.R bekerja untuk
membantu perekonomian keluarga.
c. Riwayat Keluarga Inti
Tn. W dan Ny. R menikah sudah 4 tahunyang lalu, perkawinanya direstui
oleh kedua orang tuanya. Saat dilakukan pengkajian, Ny.Y mengalami
hipertensi, dan An. R batuk sudah 1minggu, sekarang keadaannya sudah
mulai membaik tetapi masih batuk dan badanya panas jika malam hari
menurut Ny. R. Terapi obat yang sedang dijalani Ny. Y Asam Mafenamat,
sedangkan An. R menjalani terapi , ctm, gg, amoxilin, paracetamol dan
Ambroxol HCL. Pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga
adalah puskesmas, Bidan dan juga dokter swasta.
d. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Teteh
Ruang Makan Makan
Ruang keluarga
KamarRuang Tamu
Rumah Saudara
Kolam ikan
Teras
Jalan Desa
Jendela
Riwayat orang tua dan pihak suami/isteri tidak mempunyai kebiasaan
kawin cerai, pemabuk ataupun berjudi. Ny. Y memiliki riwayat penyakit
hipertensi. Penyakit keturunan lain seperti asma, hipertensi, dan diabetes
tidak dialami di keluarga.
3. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
1) Denah rumah
Kamar
mandi/WC
Luas tanah : 654 m²
Luas rumah : 16 m x 7 m = 112m²
Kamar
Kamar
Kamar
Tempat shalat
Dapur
Rumah Saudara
Halaman
Pekarangan
Tipe rumah Tn. W permanen
2) Keadaan lingkungan dalam rumah
Ruangan bersih, tembok bata, atap terbuat dari genteng, dan lantai
Keramik. Pencahayaan dalam rumah saat siang hari cukup terang dan
kondisi lingkungan cukup sejuk.
3) Keadaan lingkungan di luar rumah
a) Pemanfaatan halaman
Halaman depan dimanfaatkan untuk tempat jemuran, dan di tanam
pohon buah mangga, ketela dan pisang.
b) Sumber air minum
Sumber air minum keluarga Tn. S menggunakan mata
air/PAMSIMAS.
c) Pembuangan air kotor
Pembuangan air kotornya langsung ke sungai untuk kotoran dari
kamar mandi dank e kolam untuk kotoran cuci piring.
d) Pembuangan sampah
Pembuangan sampah keluarga Tn. S di tempat sampah sementara
terbuka yang ada di dapur. Kemudian sampah di buang di
pekarangan untuk dibakar atau sungai tanpa dipisah antara organik
dan anorganik.
e) Jamban
Keluarga memiliki jamban.
f) Sumber pencemaran
Sumber polusi atau pencemaran terdekat adalah polusi asap
kendaraan, karena dekat dengan jalan desa yang cukup ramai .
g) Sanitasi rumah
Tersedia jendela di setiap ruangan dan dibuka setiap hari sehingga
udara cukup sejuk dan segar
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Ny. R dan keluarga memiliki kebiasaan mengobrol dengan tetangga di
samping rumah, terkadang juga tetangga yang datang ke rumah Ny. R
untuk sekedar ngobrol bersama. Hal ini menunjukan hubungan baik dan
ramah dengan tetangga.
c. Mobilitas geografis keluarga
Sejak menikah Tn. W dan Ny. R tinggal di rumah orang tua di Kalimantan
selama 1 tahun, kemudian sejak Ny. R hamil 3,5 Tahun yang lalu pindah
ke Jawa Tengah di Desa Kutaliman sampai sekarang.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny.Y ikut terlibat akif dan rutin mengikuti perkumpulan RT, pengajian
dan arisan. Sedangkan Ny. R lebih sering di rumah setelah pulang kerja
karena Tn. S tidak ada di rumah dan ingin menghabiskan waktudengan
anaknya.
e. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.W tinggal bersama orang tua. Menurut Ny.R dengan tinggal
bersama orang tua merasakan sangat dibantu apabila membutuhkan
sesuatu dan menjaga anaknya ketika Ny.R sedang kerja juga menemani
orang tuanya yang tinggal sendrian di rumah. Selain itu sistem pendukung
yang lain adalah terdapatnya fasilitas kesehatan seperti, Puskesmas
berjarak +2,5 km, bidan praktek + 1km, rumah sakit sakitar ±6 km, dan
fasilitas peribadatan seperti masjid ±15 m dari rumah.
4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga sehari-hari menggunakan bahasa jawa untuk berkomunikasi
antara satu dengan yang lainnya. Keluarga biasanya berkumpul pada sore
dan malam hari sambil menonton televisi dan bercerita tentang kegiatan
sehari-hari ataupun masalah yang sedang dirasakan. Pola komunikasi yang
digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap anggota keluarga bebas
menyampaikan keluhan atau tanggapannya. Hal ini terlihat dari
pembicaraan keluarga saat dilakukan pengkajian
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga bermusyawarah untuk membantu memecahkan masalah yang
dialami oleh salah satu anggota keluarga dan saling memberi dukungan
satu sama lain.
c. Struktur Peran
Tn. W
Peran informal : anggota RT 4 RW 1, karyawan swasta salah satu
perusahaan di Kalimantan
Peran formal : kepala keluarga, suami, ayah dan menantu
Ny. Y
Peran informal : anggota arisan, pengajian RT
Peran formal : ibu, nenek, mertua
Ny. R
Peran informal : anggota arisan, karyawan swasta di salah satu
sekolah
Peran formal : istri, ibu, anak, kakak
An. R
Peran informal : anggota posyandu balita
Peran formal : anak, cucu, keponakan
d. Nilai/Norma Keluarga
Keluarga menganut nilai-nilai kesopanan seperti menghormati orang tua,
sopan santun terhadap tamu yang datang. Berkaitan dengan kesehatan
keluarga
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Hubungan antara anggota keluarga berjalan harmonis, saling menghargai
satu sama lain, dan saling memberikan dukungan pada anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Interaksi dalam keluarga berlangsung baik tanpa norma-norma kaku dan
memaksa tiap-tiap anggota keluarga, tidak ada disiplin keras dalam
kehidupan keluarga. Interaksi keluarga dengan masyarakat berlangsung
baik, saling tenggang rasa. Hubungan keluarga dengan orang lain baik.
Keluarga mengajarkan bagaimana berperilaku sesuai ajaran agama yang
dianutnya dalam kehidupan sehari-hari dirumah dan lingkungan tempat
tinggalnya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan keluarga
1) Fungsi afektif
Hubungan antara anggota keluarga berjalan harmonis, saling
menghargai satu sama lain, dan saling memberikan dukungan pada
anggota keluarga.
2) Fungsi sosial
Interaksi dalam keluarga berlangsung baik tanpa norma-norma kaku
dan memaksa tiap-tiap anggota keluarga, tidak ada disiplin keras
dalam kehidupan keluarga. Interaksi keluarga dengan masyarakat
berlangsung baik, saling tenggang rasa. Hubungan keluarga dengan
orang lain baik. Keluarga mengajarkan bagaimana berperilaku sesuai
ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari dirumah
dan lingkungan tempat tinggalnya
3) Fungsi perawatan keluarga.
a) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Ny. R mengetahui bahwa kondisi An. R saat ini sedang
membutuhkan perhatian lebih, karena An. R sedang batuk dan pilek
sudah 1 minggu dan menjalani pengobatan setelah di periksa ke
bidan. Ny. R mengatakan tidak tahu penyebab An. R batuk dan
pilek juga tidak tahu bagaimana perawatan di rumah. Tetapi Ny. R
pernah disarankan oleh saudaranya untuk diberikan perasan jeruk
nipis dan kecap kemudian ditetesakan dimulut anaknya, namun Ny.
R belum pernah mempraktekannya. Ny. R menanyakan bagaimana
caranya mencegah batuk pilek yang terjadi pada anaknya. Pada saat
pengkajian terlihat An. R batuk tetapi pilek sudah sembuh. Ny. R
mengatakan An. R sudah diimunisasi lengkap pada waktu bayi.
Ny. Y juga mengatakan lehernya kaku dan pusing,sudah berobat ke
bidan tapi belum ada perkembangan. Ny. Y sudah tahu kalau
mempunyai penyakit hipertensi.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan dalam menghadapi
masalah
Keluarga merasakan adanya masalah kesehatan. Sejauh ini, menurut
Ny. R mengatakan belum dapat merawat An. R yang sedang sakit.
Hanya berobat ke bidan dan puskesmas.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga belum mampu merawat anggota keluarga yang sakit
karena hanya bergantung pada obat yang dikonsumsi tanpa
melakukan tindakan perawatan untuk menunjang kesembuhan dan
mencegah penularan penyakit ke anggota keluarga yang lain
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan
Keluarga memahami bahwa kebersihan rumah penting untuk
kesehatan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kondisi
rumah keluarga Tn. R terlihat cukup bersih.
e) Kemampuan keluarga menggunakan dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat
Menurut Ny. R apabila ada anggota keluarga yang sakit dibawa
berobat ke Puskesmas atau bidan di desanya
6. Stres dan Koping Keluarga
a. Stres Jangka Pendek
Ny. R merasa khawatir dengan kesehatan An. I dan berharap supaya cepat
sembuh.
b. Stres Jangka Panjang
Tingkat kebutuhan yang semakin meningkat sedangkan kondisi ekonomi
keluarga tidak meningkat. Ny. R mengatakan bahwa ingin tinggal mandiri
bersama Tn.W tanpa Tn. W kerja di luar kota.
c. Kemampuan Keluarga Merespon Stresor
Meskipun terdapat banyak stresor terlebih masalah ekonomi, keluarga
berusaha menghadapinya dengan sabar dan tetap berusaha
menyelesaikannya. Keluarga Ny. R selalu berusaha untuk memeriksakan
anaknya ke bidan desa.
d. Strategi Koping Yang Digunakan
Jika ada masalah, keluarga selalu membicarakan bersama-sama untuk
mencari solusinya.
e. Strategi Koping Disfungsional
Tidak terdapat koping disfungsional yang dilakukan keluarga dalam
menghadapi stressor.
7. Harapan keluarga
Ny. R dan keluarga berharap dapat mendapatkan infromasi mengenai masalah kesehatan keluarga yang sedang dan sering dialami.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Ny. Y
TD : 160/90 mmHg
RR : 22 x/m
N : 84 x/m
S : 36,8C
TB : 146 cm
BB : 50 kg
Asam urat : 3,3 mg/dl
GDS : 112 mg/dl
Kolesterol : 194 mg/dl
1) Rambut
Inspeksi : Rambut putih kehitaman, lurus.
2) Mata
Inspeksi : kedua mata simteris, konjungtiva tidak anemis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3) Hidung
Inspeksi : Simetris, keluar sedikit sekret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
4) Mulut
Inspeksi : gigi sudah tanggal semua, tidak ada gigi palsu, bibir
lembab
5) Telinga
Inspeksi : simetris, bersih
6) Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran JPV
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7) Dada
Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : bunyi paru vesikuler, bunyi jantung normal
8) Abdomen
Inspeksi : bentuk datar
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : peristaltik usus 8x/menit
9) Ekstremitas
Inspeksi : tidak ada sianosis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
b. Ny. R
TD : 110/80 mmHg
RR : 22 x/m
N : 82 x/m
S : 36,5C
TB : 149 cm
BB : 53 kg
GDS : 87 mg/dl
Asam urat : 2,0 mg/dl
1) Rambut
Inspeksi : rambut lurus, hitam
2) Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3) Hidung
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
4) Mulut
Inspeksi : bibir lembab
5) Telinga
Inspeksi : kedua telinga simetris
6) Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran JPV
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7) Dada
Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi dinidng dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur
Auskultasi : terdengar vesikuler
8) Abdomen
Inspeksi : bentuk datar
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : suara peristaltic 12 x/menit
9) Ekstremitas
Inspeksi : tidak ada sianosis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c. An. R
TD : -
RR : 24 x/menit
N : - x/menit
S : 37,3 C
TB : 87 cm
BB : 15 kg
1) Rambut
Inspeksi : rambut lurus
2) Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3) Hidung
Inspeksi : simetris
4) Mulut
Inspeksi : bibir kering
5) Telinga
Inspeksi : kedua telinga simetris
6) Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran JPV
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7) Dada
Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : terdengar Vesikuler
8) Abdomen
Inspeksi : bentuk datar
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : suara peristaltic 10 x/menit
9) Ekstremitas
Inspeksi : tidak ada sianosis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
B. Analisa Data
No. Data Etiologi Problem1. DS :
Ny. R mengatakan tidak tahu tentang penyebab dan cara pencegahan penyakit ISPA DO :An. R batuk , menjalani pengobatan ISPA yaitu amoxilin, paracetamol, ctm, gg dan Ambroxol HCL
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Kurang pengetahuan pada Ny. R tentang ISPA
2. DS : Ny. R mengatakan belum
dapat merawat An. R yang
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
Bersihan jalan nafas tidak efektif akibat
sedang sakit. Hanya berobat ke
bidan dan puskesmas.
DO :Batuk pilek (+), obat amoxilin, paracetamol, ctm, gg dan Ambroxol HCL
yang sakit ISPA
3. DS : Ny. Y mengatakan lehernya kaku dan pusing, sudah berobat ke bidan tapi belum ada perkembangan DO :TD : 160/90 mmHg, N : 84 x/m, usia 64 tahun,
- Potensial Kejadian hipertensi pada keluarga Tn. W khususnya Ny. Y
C. Penentuan Prioritas Diagnosa Keperawatan
Skoring
Dx 1: Kurang pengetahuan tentang ISPA pada An. R di keluarga Tn. W b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
No Kriteria Skor Bobot Pembenaran1. Sifat
masalah : aktual
3/3 x 1 = 1
1 An. R sedang mengalami batuk pilek dan sudah memeriksakan diri ke Puskesmas
2 Kemungkinan untuk diubah : sebagian
1/2 x 2 = 1
2 Pengetahuan Ny. R dapat ditingkatkan dengan memberikan informasi yang lengkap tentang ISPA seperti pengertian, klasifikasi, tanda, gejala, penyebab, pencegahan dan perawatan mandiri.
3 Potensial dicegah : cukup
2/3 x 1 = 1
1 Ny. R cukup peduli untuk mengatasi penyakit ISPA karena sudah berobat ke Puskesmas/bidan
4 Menonjolnya masalah : tidak harus
½ x 1 = ½
1 Keluarga merasa cukup dengan memeriksakan ke puskesmas tanpa mencari informasi lebih lanjut
segera ditangani
mengenai penyebab dan cara perawatan mandiri penyakit ISPA yang diderita An. R
Total skor
3
Dx 2 : Bersihan jalan nafas tidak efektif akibat ISPA pada An. R di keluarga
Tn. W b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
No Kriteria Skor Bobot Pembenaran1. Sifat
masalah : aktual
3/3 x 1 = 1
1 An. R sedang batuk pilek dan menjalani terapi medis dari Puskemas
2 Kemungkinan diubah : sebagian
1/2 x 2 = 1
2 Selain dengan obat, terapi lain yang dapat digunakan keluarga adalah dengan ramuan tradisional, kompres hangat dan penerapan perilaku yang sehat
3 Potensial dicegah : tinggi
3/3 x 1 = 1
1 Dengan penerapan perilaku yang sehat dan modifikasi lingkungan, terjadinya ISPA dalam keluarga dapat dicegah secara efektif
4 Menonjolnya masalah : harus segera ditangani
2/2 x 1 = 1
1 Semenjak An.R sakit,nafsu makan berkurang dan sering rewel. Sedangka Ny. R bekerja dan yang merawat An. R jika Ny. R bekerja adalah Ny. Y yang sudah lansia.
Total skor 4
Dx 3 : Potensial Kejadian hipertensi pada keluarga Tn. W khususnya Ny. Y.
No Kriteria Skor Bobot Pembenaran1. Sifat
masalah : Potensial
1/3 x 1 = 1/3
1 Ny. Y sering pusing apalagi jika banyak pikiran, TD: 160/90 mmHg. Jika tidak dilakukan usaha preventif lebih dini berpotensi kejadian hipertensi.
2 Kemungkinan masalah diubah : sebagian
½ x 2 = 1
2 Setelah diberikan penjelasan dari
tenaga medis, keluarga akan segera
mengetahui bagaimana tindakan untuk
mencegah hipertensi
3 Potensi 2/3 x 1 1 Dengan diberikan penjelasan terhadap
masalah dicegah : cukup
= 0,67 pencegahan hipertensi oleh petugas
medis kepada keluarga dapat
memberikan pemahaman bahwa
penyakit hipertensi dapat dicegah.
4 Menonjolnya masalah : tidak harus segera ditangani
1/2 x 1 = 1/2
1 Tidak terlihat oleh keluarga ketidaktahuannya terhadap pencegahan hipertensi sebagai masalah dikarenakan tidak ada upaya dan kesadaran keluarga untuk mengkonsultasikan masalah hipertensi.
Total skor 2,5
Berdasarkan perhitungan, urutan prioritas diagnosis keperawatan
keluarga adalah sebagai berikut :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif akibat ISPA pada An. R di keluarga
Tn. W b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit.
2. Kurang pengetahuan tentang ISPA pada An. R di keluarga Tn. W b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
3. Potensial Kejadian hipertensi pada keluarga Tn. W khususnya Ny. Y
A. Rencana Intervensi
No Dx Tujuan Kriteria Standar Intervensi1 1 Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x pertemuan, bersihan jalan nafas efektif
Verbal (Pengetahuan)
a Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala penyakit ISPA
b Keluarga dapat mengidentifikasi faktor risiko terjadinya ISPA
c Keluarga dapat memutuskan tindakan yang harus dilakukan bila terjadi ISPA
a Kaji pengetahuan keluargab Kaji kemampuan keluarga yang telah dilakukan bila
Ny.S atau anggota keluarga mengalami ISPAc Diskusikan dengan keluarga tentang pengetian, tanda
dan gejala penyakit ISPAd Diskusikan dengan keluarga cara mengidentifikasi
faktor risiko terjadinya ISPAe Berikan kesempatan keluarga menanyakan penjelasan
yang telah diberikan setiap kali diskusif Berikan penjelasan ulang bila ada penjelasan yang
belum dimengertig Evaluasi secara singkat tentang penyakit ISPA yang
didiskusikan dengan keluargah Berikan pujian terhadap keluarga
Psikomotor (Perilaku)
a. Keluarga dapat merawat Ny. S dengan tindakan yang sesuai sehingga ISPA teratasi
b. Ny. S meminum obat dengan teratur dan menggunakan ramuan tradisional untuk menangani ISPA
a. Kaji kemampuan keluarga untuk menyediakan sarana perawatan
b. Anjurkan dan ajarkan untuk membuat ramuan tradisional (larutan kecap dan jeruk nipis)
c. Anjurkan dan ajarkan cara melakukan kompres hangatd. Beri kesempatan keluarga untuk melakukan cara
membuat larutan kecap dan jeruk nipis serta kompres hangat
e. Anjurkan Ny.S meminum obat sesuai aturanf. Berikan pujian terhadap perilaku yang dilakukan
keluarga Ny. Sg. Berikan penguatan terhadap perilaku yang telah
dilakuakan untuk dipertahankan setiap hari2 2 Setelah
dilakukan tindakan keperawatan keluarga diharapkan mampu mengenal masalah
Verbal (pengetahuan)
Keluarga dapat menyebutkan pengetian, tanda dan gejala, serta faktor risiko ISPA
a. Jelaskan pengetian, tanda dan gejala serta faktor risiko ISPA
b. Jelaskan pentingnya lingkungan dengan udara yang sehat, sirkulasi lancar
c. Jelaskan mengenai cara perawatan ISPA di rumahd. Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu
pemberian, tujuan dan efek samping atau efek toksike. Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas
tanpa pemeriksaan dokter3 3 Setelah
dilakukan tindakan keperawatan keluarga Tn.W, diharapkan keluarga mampu mengontrol TD khususnya Ny. Y dengan perbaikan gaya hidup yang sehat
Verbal (pengetahuan)
Keluarga mampu menyatakan pengertian hipertensi secara umum
1. Gali pengetahuan keluarga mengenai masalah hipertensi2. Diskusikan dengan keluarga dampak masalah yang dapat
terjadi bila hipertensi Tn. R tidak segera diatasi.3. Beri pujian pada keluarga atas jawaban atau tindakan yang
tepat4. Beri penjelasan mengenai masalah Hipertensi yang dialami
Tn.R5. Motivasi keluarga untuk mengenal dampak permasalahan
yang dapat timbul pada penyakit Tn.R6. Bimbing keluarga untuk mengulangi penjelasan yang
diberikan.
Afektif Keluarga mampu menyikapi masalah kesehatan yang dialami dengan baik
a. Beri penjelasan kepada keluarga Tn. R tindakan untuk mencegah timbulnya keparahan penyakit Tn.R
b. Libatkan keluarga dalam mengambil keputusan bagi pencegahan penyakit Tn.R
Keluarga mau menerima edukasi yang diberikan petugas kesehatan
Keluarga mampu memberikan perawatan yang tepat kepada anggota keluarga yang sakit sesuai dengan edukasi yang telah diberikan oleh petugas kesehatan
c. Beri saran untuk secara aktif ke pelayanan kesehatan jika terdapat gangguan kesehatan.
d. Beri penjelasan tentang pemberian perawatan pada anggota keluarga yang mengalami demam
e. Jelaskan pada keluarga cara kompres hangat yang efektif dan jelaskan manfaatnya untuk pemulihan kondisi An. I.
Psikomotor Keluarga mampu melakukan tindakan pencegahan terhadap hipertensi yang sama dikemudian hari
Keluarga mampu melakukan tindakan antisipasi masalah kesehatan lain yang timbul dari hipertensi
1. Libatkan keluarga untuk berpartisipasi dalam melakukan pengontrolan diit
2. Beri kesempatan keluarga Tn. R untuk mendemonstrasikan pengaturan diit
3. Beri pujian atas demonstrasi yang dilakukan keluarga Tn. R.
Recommended