Aspek Teknis DRainase Perkotaan

Preview:

Citation preview

SUBMATERI : ASPEK TEKNIS DALAM PERENCANAAN DRAINASE

(PENGANTAR DALAM PERANCANGAN TUGAS BESAR DRAIPER)

DRAINASE PERKOTAANOLEH :

MUHAMMAD AZHARI NOOR, M. Eng

ASPEK YANG DITINJAU DALAM PERENCANAAN DRAINASE

teknis;ekonomi dan finansial;sosial-budaya;legalitas dan perundang-undangan;kelembagaan, danLingkungan.

ASPEK TEKNIS

Permasalahan yang dihadapi dalam implementasi pembangunan atau perbaikan sistem drainase di perkotaan antara lain :Tuntutan genangan yang terjadi harus lebih kecil dibandingkan dengan daerah pedesaan.Pembebasan lahan dan relokasi (pemindahan) penduduk lebih sulit dilaksanakan dibandingkan dengan daerah pedesaan yang jarang penduduknya.Diperlukan penyesuaian-penyesuaian berkaitan dengan adanya limbah domestik dan limbah industri.Diharapkan sistem drainase yang dibangun/diperbaiki harus harmonis dengan lingkungan perkotaan.

ASPEK TEKNIS

Perbaikan sistem drainase di daerah perkotaan pada umumnya mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut:Mempelajari sistem drainase yang sudah ada saat ini. Merumuskan rencana perbaikan sistem drainase. Perencanaan fasilitas drainase, seperti saluran drainase, tanggul, gorong-gorong, kolam retensi, stasiun pompa, dll. Pelaksanaan pekerjaan, dan Operasi dan pemeliharaan fasilitas drainase.

SURVEI & INVESTIGASI YANG DIPERLUKAN DALAM ASPEK

PERENCANAAN TEKNIS

Topografi, Iklim, hidrologi, Daerah genangan, Tata guna lahan dan rencana pengembangan

masa mendatang, dan Sistem drainase yang ada

ASPEK TOPOGRAFI (1)

lokasi sistem drainase; elevasi permukaan tanah; batas-batas administrasi.

ASPEK TOPOGRAFI (2)

ASPEK TOPOGRAFI (3)

ASPEK TOPOGRAFI (4)

IKLIM DAN HIDROLOGI

Data hujanData aliranData sedimen dan kualitas airData pasang surutData banjir

DATA HUJAN

Indonesia termasuk negara tropis basah, dengan dua musim yang berbeda: musim hujan (Oktober-Maret) dan musim kering (April-September).

Delapan puluh persen (80%) hujan tahunan jatuh pada musim hujan, dan 20% sisanya jatuh pada musim kemarau.

Air hujan merupakan sumber utama beban sistem drainase.

Hujan biasanya terjadi pada sore hari.Dalam jangka panjang, hujan harian maksimum

maupun tinggi hujan tahunan relatif konstan, tidak ada indikasi trend kenaikan.

TINGGI HUJAN SEBAGAI FUNGSI WAKTU

TINGGI HUJAN

INTENSITAS HUJAN

NOMOGRAF WAKTU LIMPASAN PERMUKAAN SEBAGAI FUNGSI KEMIRINGAN LAHAN (S) DAN KOEFISIEN

LIMPASAN

LENGKUNG INTENSITAS –DURASI-FREKUENSI CURAH HUJAN (IDF CURVE)

INTENSITAS HUJAN SEBAGAI FUNGSI WAKTU

TATA GUNA LAHAN

1. Daerah terbangun Jalan Perumahan Tempat ibadah - pendidikan Kawasan industri dll2. Belum terbangun Hutan Sawah-ladang Taman Kuburan Dll3. Memperhitungkan RTRW, RDTRK

Informasi tentang tata guna lahan berguna untuk apa?

KOEFISIEN LIMPASAN CFungsi informasi tata guna lahan adalah dalam penentuan nilai koef. limpasan

LANGKAH PENYUSUNAN RUMUS RASIONAL

DAERAH GENANGAN

Luas dan persebaran daerah genangan Tinggi muka air maksimum dan kedalaman

genangan Lamanya genangan Frekuensi genangan Sumber air banjir Arah atau pola aliran air Penyebab terjadinya genangan

SISTEM DRAIN EKSISTING

Batas daerah tangkapan air dan luas totalSaluran drainase utama dan panjangnya Panjang saluran-saluran cabang dan daerah

tangkapan airnya Kapasitas masing-masing ruas saluran, dan pola

alirannya Permasalahan drainase di daerah tangkapannya Kondisi saluran utama sistem drainase yang ada.

CONTOH SKEMA SISTEM DRAIN EKSISTING

CONTOH DATA ALIRAN

ASPEK LINGKUNGAN

DAMPAK PEMBANGUNAN SISTEM DRAINASE

1. Gangguan permanen dalam saluran: banyak saluran pada musim kemarau menggenang, kemungkinan:

Timbunan sampah/kotoran dalam saluran Sedimentasi Dasar saluran naik turun

DAMPAK PEMBANGUNAN SISTEM DRAINASE

2. Pencemaran air tanah, dapat dicegah dengan:

Lining atau geotextile Drainase sistem terpisah3. Intrusi air asin/air laut Bendung karet Lining/geotextile4. Pemindahan banjir