39
POLA PENANGANAN DRAINASE PERKOTAAN Literatur: DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Materi I Drainase Lingkungan Dosen: Putu Ika Wahyuni

Pola Penanganan Drainase Perkotaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Drainase Perkotaan

Citation preview

Page 1: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

POLA PENANGANAN

DRAINASE PERKOTAAN

Literatur:

DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Materi IDrainase LingkunganDosen: Putu Ika Wahyuni

Page 2: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

Perundangan Dalam Bidang Drainase Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimal

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota

Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang mengatur zero delta Q Policy

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 239/KPTS/1987 tentang Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Drainase Kota.

Page 3: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

KONDISI EKSISTING DRAINASE

Rumah tangga yang mempunyaiakses ke saluran drainase

Rumah tangga yang tidakmempunyai akses ke salurandrainase

Rumah tangga yang mempunyaisistem drainase dalam keadaantergenang atau alirannya lambatdengan kapasitas aliran yangkurang memadai

Sumber: RPJMN Bappenas, 2010

Page 4: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

KONSEP PENANGANAN DRAINASE

Perubahan Paradigma

KONSEP LAMA PEMATUSAN mengalirkan airsecepatnya ke badan air penerima terdekat

KONSEP BARU DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

air limpasan ditampung, dan diresapkan terlebihdahulu kemudian kelebihan air dialirkan ke badan air

penerima dengan memelihara kualitasnya

Page 5: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

KONSEP PENANGANAN DRAINASE

Page 6: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

SKEMA SISTEM DRAINASE PERKOTAAN

Penanganan Drainase

akibat genangan air

hujan

Wilayah Perkotaan

Pengendalian Banjir(Flood Control)Penanganan banjirlimpasan sungai

limpasan sungai

Badan air penerimaDaerah sempadan

Page 7: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

KEBIJAKAN DAN STRATEGI DRAINASEKEBIJAKAN - 1

Pengembangan Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaan diarahkan pada pemantapan keterpaduan pengelolaan drainase perkotaan berwawasan lingkungan

STRATEGI :

o Mewujudkan pengelolaan drainase perkotaan melalui penyiapan rencana induk sistem yang komprehensif dengan memperhatikan aspek-aspek rencana tata ruang kota, kondisi DAS/Sub DAS, perubahan iklim global, kondisi lingkungan, sosial, ekonomi serta kearifan lokal.

o Mewujudkan pengelolaan drainase perkotaan melalui pendekatan eco drainage dengan memperhatikan konservasi sumber daya air

o Mewujudkan keterpaduan pengelolaan drainase pengelolaan prasarana drainase dengan prasarana dan sarana perkotaan.

KEBIJAKAN-2

Pengembangan Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaan diutamakan pada optimalisasi fungsi

prasarana dan sarana drainase yang sudah terbangun

STRATEGI :

• Mewujudkan pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana drainase

• Mengurangi /membebaskan gangguan terhadap fungsi sistem drainase

Page 8: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

KEBIJAKAN DAN STRATEGI DRAINASEKEBIJAKAN-3

Dilakukan pengembangan perangkat peraturan perundang-undangan tentang penyelenggaraan

pengelolaan drainase perkotaan

STRATEGI

o Penyusunan Peraturan Perundangan tentang drainase perkotaan sebagai acuan bagi pengelolaan draninase

o Sosialisasi peraturan perundangan terkait dengan perudang-undangan pengelolaan drainase perkotaan

o Penerapan Peraturan Perundangan tentang drainase perkotaan sebagai acuan bagi pengelolaan draninase

KEBIJAKAN - 4

Dilakukan peningkatan kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia dalam pengelolaan

drainase

STRATEGI

o Mendorong pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola drainase perkotaan di daerah

o Meningkatkan kerjasama dan koordinasi lintas sektoral dan lintas wilayah administrasi

o Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola drainase perkotaan di daerah

o Mendorong peningkatan kemauan politik (political will) para pemangku kepentingan dalam memberikan prioritas yang lebih tinggi terhadap pengelolaan drainase perkotaan.

Page 9: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

KEBIJAKAN DAN STRATEGI DRAINASEKEBIJAKAN-5Pengembangan Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaan diikuti dengan peningkatan pembiayaan pengelolaan drainase perkotaanSTRATEGI• Menciptakan peluang alternatif pembiayaan dalam pengelolaan drainase perkotaan• Penetapan kebijakan satuan standar biaya pengelolaan teknis drainase perkotaan

KEBIJAKAN-6Perlu dilakukan peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha / swasta dalam pengelolaan drainase perkotaanSTRATEGI• Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya

pengelolaan drainase• Mendorong keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan drainase pada tahap

penyusunan master plan, studi kelayakan, detail disain, pembangunan, dan operasi - pemeliharaan drainase perkotaan.

• Mendorong peran serta dunia swasta dalam pengelolaan drainase melalui kerjasama Pemerintah-Swasta (Public Private Partnership).

Page 10: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

READINESS CRITERIAINFRASTRUKTUR DRAINASE PERKOTAAN

Lokasi : Kota-kota yang sudah memiliki Master Plan Drainase Perkotaan dan DED Kawasan-kawasan permukiman dan strategis di perkotaan (Metropolitan/Kota Besar) yang rawan genanganLingkup Kegiatan : Pembangunan saluran drainase primer, pembangunan kolam retensi serta bangunan pelengkap utama lainnya(pompa, saringan sampah, dsb) Pembangunan saluran drainase sekunder dan tersier, oleh pemerintah kab.kota Sosialisasi/diseminasi/ kampanye NSPM pengelolaan saluran drainase termasuk kegiatan pembersihansampah di sekitar saluran drainase Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan layanan masyarakat, pedoman dan lainsebagainya)Kriteria Penanganan : Sudah memiliki RPIJM dan SSK/Memorandum Program atau sudah mengirim surat minat untuk mengikutiPPSP Dilaksanakan dalam rangka pengurangan lokasi genangan di perkotaan Terintegrasi dengan dengan sistem pengendali banjir Sudah terdapat institusi yang nantinya menerima dan mengelola prasarana yang dibangun Tidak ada permasalahan lahan (lahan sudah dibebaskan, milik Pemkot/kab) Pemerintah kab./kota bersedia menyediakan alokasi dana untuk biaya operasi dan pemeliharaan Pemerintah Kabupaten/Kota akan melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat

Page 11: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

PROSES DESAIN :Langkah-langkah pokok yang DIPERLUKAN :1. Survey ukur tanah sepanjang saluran drainase (pengalir)

yang ada dan yang akan diperbaiki atau yang akan dibangun;2. Penyelidikan tanah untuk mendapatkan parameter desain

bagi tebing saluran dan bangunan air/bangunan pelengkap;3. Analisis hidrologi (dilakukan untuk menentukan debit

aliran rencana dari beberapa penyalir yang harus diperbaiki/dibangun);

4. Desain hidrolik dan penentuan dimensi dari penyalir yang diusulkan untuk diperbaiki/dibangun (menyesuaikan saran yang diutarakan dalam tahap Rencana Induk atau tahap persiapan sub-proyek, disesuaikan dengan data survey ukur tanah serta keadaan lapangan sesungguhnya);

5. Desain struktur (yang menyangkut desain bangunan pelengkap seperti: gorong-gorong, lantai pengeras untuk mencegah erosi, bak pengendap dari penyalir beton serta pasangan batu termasuk juga penutup, manholes sebagaimana yang diperlukan)

6. Penyiapan gambar-gambar desain;

Page 12: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

SURVEY UKUR TANAH

Data yang didapatkan dari hasil survey ukur tanah adalah lay-out bentuk tanah maupun bentuk permukaan tanah di sekitar dan sepanjang bangunan drainase yang ada maupun yang diusulkan.Desain detail tidak mungkin dilakukantanpa ada data Ukur Tanah

Page 13: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

PENYELIDIKAN TANAH

Penyelidikan tanah perlu dilakukan untuk menentukan parameter desain dari bangunan seperti berikut ini: Stabilitas lereng dan tebing saluran. Desain dari bangunan-bangunan yang berkaitan. Desain dari bangunan-bangunan drainase. Penyesuaian (modifikasi) dari bangunan yang ada.

Page 14: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

ANALISIS HIDROLOGI1. Penentuan banjir rencana yang mencakup:– Pengecekan atau mengkaji ulang daerah tangkapan

yang telah ditentukan pada tahap rencana induk– Pengkajian kategori tata guna lahan yang digunakan

untuk menetapkan nilai koefisien limpasan C.– Penentuan periode ulang rencana.– Pemilihan rumus limpasan dan penggunaannya

untuk menghitung ulang perkiraan debit rencana yang digunakan dalam Rencana Induk

2. Kriteria Desain:Pemilihan kriteria desain terdiri dari:– Koefisien limpasan– Periode ulang rencana– Waktu konsentrasi.

Page 15: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

KALA ULANGKala ulang yang digunakan ditentukan berdasarkan luas daerah pengaliran saluran, dan tipologi kota yang aka direncanakan sistem drainasenya.

Page 16: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

DESAIN HIDROLIKADesain hydraulik mencakup penentuan lay-out jaringandrainase, jenis saluran, dimensi, ukuran dan kemiringannya.Kajiannya mencakup :1. Perkiraan kecepatan rencana dengan

mempertimbangkan penggerusan dan pengendapan di saluran tanpa perkerasan.

2. Desain kondisi peralihan dan pengamanan terhadap penggerusan di jembatan dan gorong-gorong yang diusulkan maupun yang ada.

3. Penetapan kemiringan rencana saluran, dan penghitungan dimensi yang diperlukan agar aliran rencana dapat disalurkan tanpa melimpas.

4. Perhitungan kehilangan energi yang dilakukan sepanjang aliran dan pada tempat-tempat terjadi perubahan arah atau perubahan aliran.

5. Desain dari lubang-lubang masuk (inlet) dan saluran yang diberi penutup.

Page 17: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

DESAIN STRUKTURDesain bangunan mencakup desain detail, detail lokasi dan penentuan ukuran unsur-unsur bangunan dari sistem drainase.Hal-hal tersebut mencakup:1. Saluran drainnase, lantai dan dinding2. Gorong-gorong3. Sistem Polder4. Waduk, kolam retensi/detensi5. Jembatan6. Penutup saluran

Page 18: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

DESAIN STRUKTURYang Perlu diperhatikan :• Standar atau Codes yang digunakan• Pemilihan bahan dan cara membangun didasarkan

pada analisis ekonomi• Desain penutup dari saluran di pinggir jalan:

• Bila diperlukan• Keadaan pembebanan• Penutup yang dapat diangkat (bagaimana

mengangkutnya, berapa orang yang diperlukan, alat apa yang diperlukan)

• Jenis gorong-gorong• Bangunan khusus.

• Penyesuaian bangunan penahan bahan dari jembatan yang ada ke jembatan baru.

• Penggunaan data tanah untuk menentukan parameter teknik yang diperlukan untuk desain detail

Page 19: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

PENYIAPAN GAMBAR-GAMBAR DESAIN

Penggambaran detail dibuat untuk:

• Pembuatan spesifikasi teknik

• Memperkirakan biaya pelaksanaan dari pekerjaan

drainase (dibaca bersama dengan spesifikasi

teknik)

• Melaksanakan pekerjaan drainase sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan oleh perencana.

Page 20: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

PENYIAPAN GAMBAR-GAMBAR DESAINSkala yang umum digunakan adalah sebagai berikut:(a) Gambar pelaksanaan:

o Tata letak = 1 : 1.000o Penampang memanjang = Horizontal 1 : 500

atau 1 :1.000o Penampang melintang = Vertikal 1 : 50 atau 1 :

100(b) Bangunan

o Tata Letak = 1 : 100 atau 1 : 50o Penampang = 1 : 100 atau 1 : 50o Detail = 1 : 10

Page 21: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

OPSI TEKNOLOGI SEKTOR DRAINASE

Memperhatikan konsep dasar pengembangan drainase berkelanjutan, yang dilakukan dengan meningkatkan daya guna air, memininalkan kerugian, serta memperbaiki dan melakukan konservasi lingkungan1.Drainase Berwawasan Lingkungan (Ecodrain)Konsep pematusan diubah melalui paradigma baru yaitu

drainase ramah lingkungan : Menampung, Meresapkan, Mengalirkan dan Memelihara kualitas air

2.Drainase Berbasis MasyarakatPelibatan peran serta masyarakat mulai tahap persiapan,

perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pengelolaan

Page 22: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

DRAINASE BERWAWASANLINGKUNGAN

Page 23: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

SKALA PERSIL

Page 24: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

SKALA KAWASAN/WILAYAH

Page 25: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

PILIHAN TEKNOLOGIDRAINASE BERBASIS

MASYARAKAT

Page 26: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

Tipe A daerah tidak terdampak limpasan badan

penerima air

Page 27: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

Tipe B daerah terdampak permanen limpasan

badan penerima air

Page 28: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

Tipe C daerah terdampak pada kondisi M.A. badan

penerima air maksimum/pasang

Page 29: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

TARGET CAPAIAN DRAINASE

SASARAN RPJMN 2010-2014(Perpres No. 5 Tahun 2010) Pengurangan genangan/banjir di 100 kawasan

strategis perkotaan seluas 22.500 Ha.

SASARAN RENSTRA KEMENTERIAN PU 2010-2014(Permen PU No. 02 Tahun 2010) Pengurangan genangan di 50 Kab/Kota seluas 4.600 Ha

STANDAR PELAYANAN MINIMAL(Permen PU No. 14 Tahun 2010) Tersedianya sistem jaringan drainase skala

kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun

Page 30: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

CAPAIAN KINERJA DRAINASE (s/d TA 2013)

Page 31: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

CONTOH PENANGANAN

DRAINASE PERKOTAAN

Page 32: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

PENANGANAN GENANGAN KOTA JAKARTAManfaat (Benefit) :

Penanganan genangan di Jakarta yang dilkasanakan TA 2013-TA 2014, untukmengurangi genangan seluas 2.250 Ha

Manfaat (Outcome) :• mengurangi frekuensi dan tingkat banjir di Jakarta melalui pengerukan saluran

air utama dan waduk banjir (waduk),• menerapkan metode yang baik dalam kegiatan pengerukan saluran di provinsi

DKI Jakarta• investasi terhadap pihak - pihak yang bertanggung jawab dalam penanagan

banjir di provinsi DKI Jakarta• untuk mengurangi kerugian biaya ekonomi dan sosial yang diakhibatkan oleh

banjir dengan memulihkan kapasitas sistem pengendalian banjir kota ke kapasitas semula.Serta diharapkan bahwa proyek ini akan bermanfaat bagi penduduk yang kurang mampu, yang tinggal di daerah rawan banjir dan yang paling rentan terhadap dampak langsung dari banjir termasuk hilangnya pendapatan, biaya medis, serta biaya infrastruktur, bisnis dan perbaikan rumah.

Page 33: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

PENANGANAN GENANGAN DKI JAKARTA 2013-2014

Page 34: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

PENANGANAN GENANGAN DKI JAKARTA 2013-2014

Page 35: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

Konstruksi Pompa Pasar Ikan

Page 36: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

PENANGANAN GENANGAN KOTA SEMARANG (LOAN IP-534)

Manfaat (Benefit) : Mengeringkan bagian wilayah Kota Semarang dari genangan,

sehingga tidak menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan infrastruktur terbangun dan kerugian lainnya.

Membangun Kolam retensi dengan luas 6,8 Ha, untuk menyimpan air 170.000 m3.

Mengurangi genangan seluas : 668 Ha.

Manfaat (Outcome) : Menahan rob dan mengurangi genangan; Memberikan jaminan kelancaran aktivitas masyarakat. Mengurangi kerusakan infrastruktur terbangun akibat genangan

dan penurunan tanah di berbagai wilayah utara Kota Semarang Memperbaiki kondisi lingkungan wilayah sekitar sungai dan area

perkotaan; Meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat di sekitar proyek

Page 37: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

Konstruksi Component C:

Page 38: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

PENANGANAN GENANGAN KOTA SURABAYAManfaat (Benefit) :• Menghilangkan genangan di kawasan Kec. Sawahan, Kec. Tandes dan

Kec. Wonokromo (sub Das Balong 130.20 Ha dan Sub Das Greges 214 Ha)

• Luas Genangan yang diatasi : 334,2 Ha. dengan tinggi genangan ± 10 – 70 cm dan lama genangan 1- 6 jam

Manfaat (Outcome) :• Membebaskan genangan untuk meningkatkan perekonomian Kota

Surabaya, mengingat kawasan Surabaya Barat merupakan kawasan pertokoan, perkantoran, dan pergudangan.

• Selain fungsi utamanya sebagai saluran drainase, Saluran Gunungsari didesain juga untuk mengurai kemacetan disepanjang Jl. Raya Sukomanunggal, Raya Tandes dan Jl. Raya Banjar Sugihan.

X 1.000.000

Kegiatan pembangunan sistem drainase Gunungsari mulai dilaksanakan pada TA. 2009-TA 2013 .Dengan Anggaran APBD sebesar Rp. 379.724.994.126,- dengan panjang saluran 2.697 meter,Dengan Anggaran APBN s/d TA 2013 sepanjang 2.305 meter.

Page 39: Pola Penanganan Drainase Perkotaan

Konstruksi Banyu Urip

PEKERJAAN BOX CULVERT SALURAN GUNUNGSARI (BANYU URIP-1)

PEKERJAAN SALURAN YANGSUDAH SELESAI