View
215
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
42
BAB III
GAMBARAN PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Jacolintex adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada usaha manufaktur dari
bahan baku kain menjadi pakaian jadi (garmen), mengekspor hasil produk dan mengimpor
bahan baku yang bermula dari suatu home industri. Home industri dimaksud bernama Jacolin
Fitrab yang memulai usahanya sejak tahun 1976 dengan produk utamanya adalah kaos dan
berlokasi di Jl. Dr. Saharjo, Jakarta Selatan.
Pada tanggal 29 September 1979, Jacolin Fitrab berubah nama menjadi PT.
Jacolintex. Masih dengan produk utamanya kaos namun jenis produk diperluas dengan
kemeja dan celana. Dalam tahun-tahun pertama, hasil produksinya masih dikonsumsi untuk
keperluan pasar lokal, baru pada tahun 1984 mulai dilakukan kegiatan eksportasi.
Pada akhir tahun 80-an industri garmen di Indonesia mengalami booming,
peningkatan pangsa pasar ini menginspirasi manajemen PT. Jacolintex untuk
mengembangkan infrastruktur produksi dengan membuka fasilitas produksi baru di wilayah
Bogor yang berbatasan dengan Jakarta Selatan. Seiring dengan lahirnya kota Depok pada
tahun 2003 sebagai pemekaran atau pemecahan dari wilayah Bogor, wilayah tersebut masuk
dalam daerah administratif Depok. Fasilitas produksi baru mulai beroperasi pada tahun 1991
dengan merekrut karyawan baru dan sebagian karyawan merupakan karyawan yang
dipindahkan dari fasilitas produksi di Jl. Saharjo. Sejak tahun 1991 aktivitas PT. Jacolintex
dilakukan di dua pabrik dengan pusat kendali barada di Jl. Saharjo.
Merespon tren peningkatan pangsa pasar yang terus meningkat, manajemen PT.
Jacolintex pada tahun 1992 memutuskan untuk kembali mengembangkan atau menambah
43
kapasitas produksi dengan menyewa PT. Minner Sabur sebuah perusahaan garmen berlokasi
di Bandung, kerjasama ini berlangsung hingga tahun 2001.
Sejalan dengan kebijakan Pemda DKI mengenai peruntukan wilayah di mana wilayah
Jl. Saharjo tidak diperuntukkan untuk kegiatan industri manufaktur, maka pada tahun 2001
manajemen menutup fasilitas produksi di Jl. Saharjo dan memindahkan ke fasilitas produksi
di Depok dengan melakukan sejumlah perluasan. Sementara kantor representative
dipindahkan dari Jl. Saharjo ke Jl. Prof. Dr. Supomo.
Saat ini dengan total karyawan sebanyak 700 orang (mayoritas perempuan), PT.
Jacolintex memproduksi garmen dengan merek; Tommy Hilfiger, Machupichu, Napapijry,
Replay, Abercrombie, Speedy dan lain - lain. Merek - merek tersebut untuk memenuhi order
dari buyer – buyer utama; seperti Lerner, Limited, Meijer, Swire, Tommy H, Wet Seal, Royal
Robin, Carter’s, Hollister, A & F, Esprit, Zara dan Sara Lee dengan kapasitas produksi
maksimum 7000 Dz/ bulan. Keseluruhan produk tersebut dikirim ke Negara tujuan ekspor,
antara lain Amerika Serikat, Jepang, Italia, Australia, Canada, Jerman dan lain – lain.
Sedangkan untuk supplier bahan sendiri berdasarkan atas keinginan buyer. Dan saat ini PT.
Jacolintex memiliki beberapa supplier, yaitu Ek – Fair Limited di Hongkong, Rimir Enterprise
di Singapura, Winnitex di Hongkong, Ming Shi Dyeing Factory Co. Ltd dan Rich Tide (Ching
Hing) Internasional Ltd.
Untuk menjamin kepercayaan buyer, PT. Jacolintex mengupayakan sertifikasi yang
secara luas dikenal dan diakui oleh komunitas buyer USA. Maka pada pertengahan tahun
2005, PT. Jacolintex memberlakukan program sertifikasi hingga akhirnya memperoleh
sertifikasi dari WRAP (Worldwide Responsible Apparel Production), suatu badan sertifikasi
untuk para produsen garmen (juga produsen sepatu) yang mendapat pengakuan terluas di
USA berbasis di Arlington, Virginia Amerika Serikat.
44
3.2 Program Kerja Manajemen PT. Jacolintex
Adapun visi dari PT. jacolintex adalah sebagai berikut:
• Menjalankan amanah yang dititipkan oleh Allah S.W.T di dalam kehidupan dunia
melalui (Alm) H.J.M. Pattiasina sebagai pencetus berdirinya PT. Jacolintex
sebagai bentuk amal beliau yang harus bersama – sama dijaga dan
dipertahankan keutuhannya.
• Turut memajukan Negara Republik Indonesia dengan membantu pemulihan
ekonomi bangsa yang saat ini sedang sulit yakni dengan jalan menampung
tenaga kerja lokal sekaligus meningkatkan ekspor yang dapat menjadi devisa
bagi Negara.
• Meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham beserta para pekerja yang
selama ini telah mengabdikan dirinya dalam melakukan salah satu ibadah yakni
bekerja sebagai wujud rasa syukur kepada Allah S.W.T.
Sedangkan misi dari PT. Jacolintex yaitu:
• Memperbaiki sistem serta melakukan penyesuain seiring berkembangnya Sistem
Informasi Manajemen (SIM) yang sangat cepat sekali perkembangannya dalam
era globalisasi dan mengaplikasikannnya secara professional dalam semua
bidang terutama bidang marketing.
• Melakukan kerjasama dengan pihak yang mempunyai jaringan yang luas dengan
para pembeli di seluruh dunia, untuk menjamin kelangsungan order dalam
memenuhi kebutuhan pabrik sesuai dengan kapasitas mesin terpasang minimum
6.000 lusin per bulan. Dan mengupayakan fasilitas pendanaan dalam menunjang
kerjasama yang berorientasi 100% ekspor serta menguntungkan.
• Mengadakan rekonstruksi mesin tua yang kurang produktif dalam menekan biaya
produksi akibat dari timbulnya timecost waktu perbaikan yang seringkali terjadi.
45
Dan menambah beberapa mesin khusus untuk menunjang adanya lintasan kritis
dalam flowprocess di produksi agar dapat menekan biaya lembur.
• Memberi kesempatan kepada tenaga pimpinan produksi pribumi dalam
mengembangkan keahliannya agar lebih terambil dalam mengatur jalannya
proses produksi sebagai program proses alih teknologi.
• Menjalankan perencanaan proses produksi yang lebih tajam dalam hal kualitas
serta waktu pengiriman barang jadi, agar dapat meminimalkan terjadinya klaim
dari pihak pembeli. Dengan menerapkan sistem berdasarkan disiplin ilmu yang
dibutuhkan, antara lain Production Planning Control (PPC) yang terkait dengan
industrial Engineering.
• Meneruskan program inhouse training pada kepala bagian/ supervisor mengenai
Total Quality Control (TQC) dan Total Quality Manajemen (TQM) untuk
memotivasi jiwa sadar mutu sebagai bagian dari peningkatan sumber daya
manusia sebagai pengendali dalam proses produksi. Dalam meningkatkan saling
percaya di antara para pekerja agar terbentuk dan terbina kerjasama yang solid,
pelaksanaannya melalui program outbond dengan pihak terkait secara
professional.
• Memelihara beberapa fasilitas kemudahan yang diberikan Pemerintah di bidang
ekspor-impor terhadap perusahaan dan adanya penambahan fasilitas sesuai
dengan kebutuhan atas permintaan berdasarkan Business Plan yang dibuat. Dan
menghindari segala upaya yang berakibat mencemarkan nama baik perusahaan
dan reputasi pimpinan perusahaan
• Mengontrol secara professional dan berkesinambungan dalam menjalankan
sistem manajemen yang telah disepakati serta ditunjang dengan komitmen
diantara para pelaku manajemen terutama di bidang keuangan melalui audit,
46
agar seluruh aset perusahaan maupun semua fasilitas keuangan yang diberikan
oleh lembaga keuangan tetap terjaga kredibilitas perusahaan.
Strategi yang dijalankan PT. Jacolintex dalam menghadapi persaingan di perusahaan garmen
dewasa ini adalah sebagai berikut:
• Menjalin kerjasama dengan pihak – pihak yang memilki jaringan luas dengan
para pembeli di dunia.
• Mengutamakan pelanggan dengan mempertahankan kualitas dan pengiriman
tepat waktu.
• Membangun tenaga kerja yang bermutu.
• Meningkatkan penggunaan dan perkembangan teknologi informasi dalam
perusahaan.
Melalui Balanced Scorecard, strategi yang dijalankan perusahaan akan diperjelas ke dalam
setiap perspektif beserta inisiatif tindakan yang harus dilakukan perusahaan untuk mencapai
target atau tujuan yang ingin dicapai perusahaan.
3.3 Kondisi Bisnis Perusahaan
PT. Jacolintex sempat mengalami goncangan ekonomi akibat penurunan order dan
manajemen yang buruk, dan pada akhirnya memutuskan untuk bekerjasama dengan sebuah
Agen bernama PT. Holit; yaitu agen yang bertugas mencari serta menerima buyer dan
menyerahkan order kepada PT. Jacolintex. Dengan mengambil langkah tersebut, PT.
Jacolintex dapat meningkatkan kemampuannya menyediakan dana dan daya yang diperlukan
untuk mempertahankan keberadaan perusahaan. Kontrak di antara keduanya berlaku untuk
jangka waktu 3 tahun dan sudah berjalan selama 1 tahun. Akibat dari perjanjian tersebut,
semua line produksi telah dikontrak atau dengan kata lain PT. jacolintex hanya berhak
menerima order yang datang dari PT. Holit. PT. Holit bertanggung jawab langsung kepada
47
buyer sedangkan untuk kualitas dan produksi dijalankan oleh PT. Jacolintex. Karena itu, PT.
Holit berhak memberikan order ke factory lain jika order yang masuk melebihi kapasitas
produksi yang dimiliki PT. Jacolintex.
Baik PT. Holit sebagai agen maupun PT.Jacolintex sudah memiliki jaringan yang
cukup luas dengan para pembeli di dunia dan dapat melakukan penetrasi pasar internasional
dengan baik. Didukung dengan Sertifikasi (Worldwide Responsible Apparel Production)
WRAP yang dimiliki PT. Jacolintex, secara langsung akan memberi jaminan kepercayaan para
buyer di seluruh dunia. Berikut merupakan prinsip kerja yang harus dipatuhi PT. Jacolintex
berdasarkan sertifikasi WRAP;
Tabel 3.1 Prinsip Worldwide Responsible Apparel Production ( WRAP)
12 Prinsip WRAP
1. Ketaatan terhadap hukum
dan peraturan
2. Kerja paksa
3. Tenaga kerja sama-sama
4. Pelecehan atau perlakuan
semena-mena
5. Pengupahan
6. Jam Kerja
Pemasok produk akan tunduk terhadap hukum dan
peraturan di seluruh Negara dimana mereka berada.
Pemasok produk tidak akan mempekerjakan karyawan
secara paksa.
Pemasok produk tidak akan mempekerjakan tenaga
kerja di bawah usia 14 tahun atau di bawah usia wajib
sekolah, atau di bawah usia minimum yang telah
ditentukan pemerintah setempat.
Pemasok produk akan menjamin adanya lingkungan
kerja yang bebas dari tindakan pelecehan pelecehan,
tindakan semena – mena atau hukuman fisik dalam
bentuk apapun.
Pemasok produk akan membayar karyawan sesuai
dengan upah minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah
setempat.
Jam kerja pada masing – masing hari, dan hari kerja
pada masing – masing minggu, tidak akan melebihi
48
7. Diskriminasi
8. Kesehatan dan keamanan
kerja
9. Kebebasan berserikat
10. Lingkungan
11. Kepatuhan dan kepabean
12. Keamanan
batasan maksimum sebagaimana ditetapkan oleh
peraturan yang berlaku di Negara setempat. Pemasok
produk akan menyediakan sekurang – kurangnya satu
hari libur setiap tujuh hari kerja.
Pemasok produk akan mempekerjakan, mempromosikan
dan memberhentikan karyawan hanya berdasarkan
kemampuan kerja mereka, bukan berdasarkan pada
karakteristik pribadi atau kepercayaan – kepercayaan
tertentu.
Pemasok produk akan menjamin ketersediaan
lingkungan kerja yang aman dan sehat, dan jika
pemasok produk memiliki asrama karyawan maka juga
harus menjamin kondisi asrama yang aman dan sehat.
Pemasok produk akan mengakui dan menghargai hak
karyawan untuk berserikat (membentuk serikat pekerja),
sebagaimana pemasok produk juga membebaskan
pilihan karyawan untuk bergabung atau tidak bergabung
dengan serikat pekerja.
Pemasok produk akan tunduk pada hukum dan
peraturan yang mengatur mengenai lingkungan hidup
yang berlaku di Negara setempat.
Pemasok produk akan tunduk pada hukum dan
peraturan kepabean yang berlaku, dan secara khusus
akan mengadakan program tertentu untuk mematuhi
peraturan kepabean dan menghindari terjadinya
transahipment produk garmen yang illegal.
Pemasok produk akan menjamin dan mempertahankan
prosedur pengamanan pabrik secara ketat untuk
menghindari terjadinya masuknya barang-barang
tertentu yang tidak dikehendaki (seperti obat – obat
terlarang, bahan peledak, bahan kimia berbahaya dll) ke
dalam cargo ekspor.
Sumber: Data Perusahaan
49
PT Jacolintex sendiri termasuk dalam pasar persaingan monopolistis. Menurut
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi (2002, p.297) Pasar persaingan monopolistis memiliki
beberapa karakteristik sebagai berikut: terdapat banyak penjual dalam persaingan aktual
maupun potensial, para pelanggan memandang perbedaan di antara produk-produk dari
berbagai pesaing, barang bersifat berbeda corak, kemasukan ke dalam industri relatiif mudah,
dapat meningkatkan laba penjualan dalam jangka waktu yang pendek maupun panjang
tergantung dari sejauh mana perusahaan dapat memberikan keunikan yang bernilai dalam
barang atau jasa mereka. Karakteristik produk yang dihasilkan PT. Jacolintex sendiri dapat
dilihat dari kerapihan jahitan yang dihasilkan maupun dari segi pengepakannya. Ancaman
yang ada bagi PT. Jacolintex adalah dengan makin ketatnya persaingan baik di
antara eksportir dalam negeri maupun luar negeri menyebabkan pembeli mempunyai lebih
banyak alternatif, sehingga bargaining power eksportir semakin melemah. Hal tersebut harus
menjadi motivator bagi PT. Jacolintex sendiri untuk dapat menciptakan produk yang memiliki
karakteristik kuat untuk memenangkan konsumen baru maupun mempertahankan pelanggan.
Di dalam merumuskan strategi menghadapi persaingan, perusahaan perlu melihat
kondisi-kondisi lingkungan industri yang dijalankannya. Untuk melihat kondisi lingkungan
bisnis dapat dilakukan salah satu cara perumusan stategi yaitu menggunakan analisis lima
model kekuatan porter yang terdiri dari:
Persaingan antar perusahaan
Kemungkinan masuknya pesaing baru
Potensi pengembangan produk subsitusi
Kekuatan tawar-menawar penjual/ pemasok
Kekuatan tawar-menawar pembeli/ konsumen
50
Gambar 3.1 Analisis Porter
Sumber : Hasil wawancara
Berikut ini adalah analisis porter untuk PT. Jacolintex:
1. Persaingan Antar Perusahaan
Pergerakan bisnis konveksi pada saat ini terlihat semakin kompetitif. Terlihat dari
banyaknya perusahaan yang saling berlomba untuk mendapatkan keuntungan tinggi dan
memperluas pangsa pasarnya. Persaingan perusahaan sejenis dalam sebuah industri adalah
wajar. Hal tersebut secara tidak langsung, akan meningkatkan performansi perusahaan
sendiri. Siapa yang kuat dan memiliki strategi perusahaan yang tepat, dialah yang akan
Persaingan antar perusahaan:
- PT. Inkordan - PT. Lestari Busana
Potensi Pengembangan Produk Subsitusi:
- Usaha konveksi berbahan Wool, Sutra, Sifon, Brokat, satin, dan kulit.
Kemungkinan Masuknya Pendatang Baru:
- Perusahaan-Perusahaan garmen di Bandung
Kekuatan Tawar Pemasok:
- Import : Winitex, Tairun, Sortusor, Paxar. - Lokal : Bratatex, Wahana, Indobaten
Kekuatan Tawar Pembeli: - Tommy Helfigher - Esprit Europe Service GMB - Oneill - Fashion Box Industries - American Sporwear SA - Tomasoni Topsail SPA
51
memenangkan persaingan. Beberapa pesaing yang dilihat oleh PT. Jacolintex adalah PT.
Inkordan dan PT. Lestari Busana, kedua pesaing ini sama dengan PT. Jacolintex usahanya
ditujukan untuk ekspor. Namun bisa dikatakan PT. Jacolintex lebih unggul dari kedua
pesaingnya, PT. Inkordan hanya berfokus kepada pembuatan produk berbahan Jeans saja,
dan PT. Lestari busana hanya berfokus kepada pembuatan produk baju atau jaket saja.
Sedangkan untuk PT. Jacolintex tidak hanya fokus kepada satu jenis produk saja, melainkan
memiliki diferensiasi produk, sehingga lebih besar peluang memperluas pangsa pasarnya.
Salah satu peluang yang dimiliki PT. Jacolintex dalam memasuki industri ini adalah, kebijakan
pemerintah di bidang ekspor - impor mengenai deregulasi di bidang industri dan
perdagangan secara bertahap. Kemauan yang kuat dari pemerintah untuk menggalakkan
ekspor terutama non-migas akan memberikan rangsangan bagi para eksportir untuk
meningkatkan volume ekspornya. Rangsangan tersebut dapat berupa kemudahan -
kemudahan dalam hal investasi maupun keringanan pajak bagi perusahaan -
perusahaan yang berorientasi ekspor. Serta meningkatnya kebutuhan pasar akan
perkembangan mode yang terus berganti.
2. Kemungkinan Masuknya Pendatang Baru
Masuknya pendatang baru dalam sebuah industri, sudah tentu menjadi ancaman
sekaligus peluang bagi perusahan – perusahaan di dalam industri tersebut. Karena
pendatang baru dapat merebut pangsa pasar yang dimiliki pemain lama bahkan mematikan
pemai lama. Namun ada beberapa hambatan untuk pesaing baru masuk kedalam industri ini
seperti: Besarnya kebutuhan modal, kurangnya pengalaman, tingginya kesetian buyers,
mesin atau teknologi yang sudah digunakan. Pendatang baru yang berkembang cukup pesat
adalah perusahaan-perusahaan konveksi di Bandung. Bandung sudah menghasilkan tidak
kurang dari 40 % dari produk tekstil nasional maupun untuk tujuan ekspor. Industri ini
52
memiliki persaingan yang dinamis, dimana memang terdapat banyak pelaku namun tidak ada
pelaku yang dominan. PT. Jacolintex harus selalu waspada dengan ancaman pendatang baru
yang datang. Karena itu, saat ini PT. Jacolintex melakukan kerja sama dengan sebuah agen
pencari buyer. Dengan harapan pangsa pasarnya meluas. Hal lain yang perlu
dipertimbangkan adalah masuknya pendatang baru yang terdiri dari perusahaan asing di
ruang lingkup bisnis lokal. Dengan memiliki modal yang cukup besar, dan jaringan yang lebih
luas, PT. Jacolintex harus selalu mewaspadai ancaman ini dalam jangka waktu panjang.
3. Potensi Pengembangan Produk Subsitusi
Produk subsitusi merupakan produk yang dapat menggantikan fungsi yang sama
namun tidak serupa. Di dalam industri konveksi produk subsitusi bisa ditempatkan kedalam
kategori perusahaan – perusahaan garmen yang sama –sama menghasilkan produk sejenis
namun memiliki bahan yang berbeda. Kehadiran produk substitusi, tentunya dipengaruhi
oleh tren yang berlangsung. Produk substitusi pada industri konveksi, misalnya perusahaan
konveksi yang menghasilkan produk berbahan wool, dan kulit. Tentu saja hal tersebut bisa
menjadi ancaman, karena untuk memasuki industri berbahan dasar tersebut dibutuhkan
modal yang besar untuk menyediakan alat –alat produksi dan ketrampilan sumber daya yang
berbeda. Bagi perusahaan yang dapat memberikan produk yang menggunakan bahan lain
dapat menjadi potensi adanya perpindah alihan pelanggan. Faktor yang dapat menyebabkan
perpindah alihan ini dapat dilihat dari kebutuhan pelanggannya, harga dan kualitas yang
kompetitif serta berbagai variasi yang dapat dipilih sesuai keinginan pelanggan. Namun
dalam industri ini, peluang produk substitusi tidaklah besar. Karena kebutuhan yang
berbeda-beda dari konsumennya. Untuk saat ini PT. Jacolintex memfokuskan posisi mereka
untuk produksi berbahan jeans, katun dan twill.
53
4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
PT. jacolintex saat ini memiliki supplier tetap baik impor maupun lokal. Untuk bahan
impor didapat dari perusahaan Winitex dan PT. Tairun. Sedangkan aksesoris impor didapat
dari PT. Sortusor dan PT. Paxar. Untuk bahan dan asesoris lokal didapat dari perusahaan
Bratatex dan Wahana. Supplier tersebut sudah menjadi pemasok tetap PT. Jacolintex.
Namun tidak ada kontrak kerja sama diantara keduanya. Jadi PT. Jacolintex tidak hanya
berpaku pada satu supplier saja, namun pemilihannya disesuaikan dengan keinginan pembeli.
Dengan tidak adanya ketergantungan dari para supplier ini maka pemilihan supplier yang
tepat sangat menentukan ketepatan waktu produksi maupun pengiriman.
5. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Dalam industri konveksi, pembeli pasti menginginkan kualitas tinggi dengan harga
yang rendah atau paling tidak sebanding dengan kualitas yang didapat. Karena itu para
konsumen cenderung memilih perusahaan garmen yang berlokasi di wilayah tertentu di
mana sumber daya manusianya memiliki upah yang tidak terlalu tinggi. Namun teknologi
yang digunakan dapat menunjang kualitas yang diinginkan. Saat ini PT. Jacolintex memiliki
beberapa pelanggan tetapnya, yaitu Tommy Hilfieger dan Oneill. Dengan berusaha
memperlakukan para pelanggannya secara istimewa baik dalam hal kualitas maupun
pelayanan yang diberikan, pelanggan tetapnya akan semakin setia pada PT. Jacolintex.
Penggunaan teknologi yang efektif dan efisien tentunya akan berpengaruh terhadap
produktivitas perusahaan dan meningkatkan daya saing perusahaan sehingga memberikan
peluang PT. Jacolintex merebut pelanggan yang baru.
3.3.1 Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan dalam 1 sampai 2 tahun terakhir ini adalah meningkatkan
pemasaran terutama dengan peningkatan ekspor garmen dan berusaha agar kinerja
54
perusahaan berada pada tingkat yang sehat untuk pencapaian laba yang sesuai dengan
performansi perusahaan dalam persaingan yang makin ketat. Dengan menghasilkan jenis
produk yang mampu bersaing di pasar Internasional terutama ke pasar Eropa, Canada dan
Amerika mengingat harga jual produk garmen ke negara tersebut masih cukup tinggi
disamping itu perilaku distributor atau agen untuk negara-negara tersebut relatif baik.
Didukung dengan adanya kualitas berstandarkan internasional akan menjamin
kesinambungan penjualan dan menguatnya daya saing. Selain peningkatan pemasaran untuk
mencapai pertumbuhan financial perusahaan, peningkatan customer satisfaction dan retensi
pelanggan menjadi perhatian yang penting untuk menjalin customer relationship yang baik
antara buyer dengan perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif. Dalam pencapaian
kualitas produk yang maksimal, perusahaan terus meningkatkan infrastruktur dalam teknologi
yang digunakan serta pembentukan sumber daya manusia yang unggul dan berkomitmen.
3.3.2 Fasilitas Pendukung Perusahaan
Adanya Jaminan kerja dan alat keselamatan kerja bagi semua karyawan PT.
Jacolintex. Selain itu PT. Jacolintex memiliki sebuah unit mobil box besar dan sebuah unit
mobil box kecil, pabrik juga dilengkapi dengan 20 buah alat pemadam kebakaran di setiap
sudut ruang. Masing – masing karyawan juga disediakan sebuah loker penyimpanan barang
pribadi serta adanya mushola kecil untuk beribadah. Di area pabrik pun tersedia kantin untuk
makan siang karyawan. Tersedia juga sebuah klinik beserta seorang dokter dan suster yang
berada di tempat, guna berjaga – jaga jika terjadi kecelakaan selama jam kerja berlangsung.
55
3.3.3 Proses Kegiatan Bisnis Perusahaan
Berikut merupakan tahap – tahap pra produksi sampai pengiriman barang sampai di
konsumen;
1. PT. Holit menerima buyer yang masuk, kemudian dimulailah pemesanan order
yang dilakukan oleh marketing PT. Jacolintex.
2. Perhitungan biaya pra – produksi oleh marketing dan perhitungan biaya
aksesoris dan bahan pendukung oleh bagian merchandiser.
3. Manajer Produksi membuat perencanaan target dan biaya insentif untuk style
yang sedang berlangsung dihitung berdasarkan biaya – biaya produksi dan
diajukan ke Dept. Keuangan dan Dept. Marketing untuk disetujui.
4. Dept. Marketing mengkonfirmasikan order – order kepada buyer berdasarkan
kalkulasi biaya beserta hal – hal yang mungkin dapat terjadi.
5. Tim PPMC (Production Planning Material Control) berdasar data – data yang
diajukan oleh Dept. Marketing dan Dept. Merchandiser dapat memulai pekerjaan
dasar dan membuat daftar proses material untuk masing – masing order.
6. Semua contoh Pra – produksi seperti ukuran dan proto sample dikerjakan oleh
Dept. Sample dengan berkordinasi dengan Manager Produksi dimana berperan
dalam memutuskan dan menyelesaikan pola pakaian selama hal tersebut
berlangsung.
7. Setelah mendapat persetujuan dari buyer atau sub agen setempat, maka harus
dilakukan perencanaan poduksi dan pertemuan pra – produksi yang dihadiri oleh
perwakilan pembeli, merchandiser, manager produksi, QC manager, Dept.
Sample dan Dept. Finishing dari PT. Jacolintex.
8. Produksi dimulai setelah pertemuan pra – produksi dilakukan dan seluruh aspek
mengenai garmen telah dimengerti oleh orang – orang departemen terkait.
56
9. Bagian Merchandiser mengirimkan purchase order kepada supplier.
10. Supplier mengkonfirmasi barang yang masuk dan kemudian bagian ekspor –
impor PT. Jacolintex mengurus surat – surat yang dibutuhkan.
11. Material masuk ke gudang dan dilakukan pengecekan barang, kurang lebih satu
minggu untuk return barang yang cacat.
12. Setelah material siap, dilakukan proses pemotongan (cutting).
13. Kemudian membagi line produksi untuk proses penjahitan (sewing), selama
proses dikontrol oleh supervisor line.
14. Proses sewing selesai dilanjutkan dengan pengiriman ke washing berdasarkan
standar dari buyer.
15. Sampainya produk setelah washing dilanjutkan dengan tahap finishing, yaitu
pemasangan aksesoris sesuai pesanan.
16. Terakhir adalah pengecekan barang dan pengepakan sesuai keinginan buyer
dengan memastikan bahwa list dari bagian merchandiser sudah terpenuhi.
17. Produk siap untuk diekspor.
57
Proses bisnis yang berlangsung di PT. Jacolintex dapat dilihat pada gambar berikut:
PRE-PRODUCTION FLOW CHART
INDUSTRIAL ENGINEER
MARKETINGOrder booking by Marketing
Costing as per target analysis by Production Manager
Lead time calculation and its corresponding report with no of over time hours
Incentive and target plan for this style to be calculated against costing and productivity
and submitted to the finance department and marketing department for approval
Total production and trims cost evaluation by marketing team for
feasibility
Trims and Accessory costing by Merchandiser
Pre Production costing by marketing
Marketing department to confirm the order with buyers based on the above calculations and feasibility
Raw material lead time report by merchandiser
Financial Analysis by Marketing Departement
After approvals of the samples by the buyer or its local sub agents the production planning and pre-production meeting shall be held in the presence of the Merchandiser/ buyer representative & Merchandiser, Production Manager, QC Manager, Sample Dept. & Finishing Dept. in charge/ PT. Jacolintex.
All pre production sampling such as size set and proto samples shall be developed by the samples room in close co-ordination with the Production Manager who shall decide and finalise the patterns during this stage.
The PPMC team based on the above details provided by the marketing and the merchandising team shall start the ground work and material flow chart for these orders
The Production shall commence only after the Pre-Production Meeting is conducted and all aspects of the garments are understood by the concerned person in charge.
PP Meeting
Production
Gambar 3.1 Pre-Production Flow Chart
58
3.4 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan
Struktur Organisasi PT. Jacolintex
Management;
Commissioner : Mr. H. J. M. Pattiasina (alm.)
President Director : Mrs. Jetty R. Pattiasina
Director : Mr. Sjamsul Hary
Marketing Manager : Mr. Yogi
Office Staff : 17 personel
Production : Mr. Kumaran, Mr. Jacob
Production Staff : 49 personel
Daily – Rated Worker : 363 Fix Employee
250 Contract Employee
Uraian Pekerjaan
Berikut ini adalah uraian pekerjaan dari masing – masing divisi di PT. Jacolintex;
a. Board of Director, yang terbagi dua:
President Director
- Membuat dan menentukan keputusan yang ada dalam perusahaan.
- Bertanggung jawab untuk memimpin perusahaan serta mengawasi jalannya
kegiatan dalam perusahaan.
- Bertangung jawab dalam pencapaiaan visi dan misi perusahaan.
Director
- Membuat dan menentukan keputusan yang ada dalam factory.
- Mengawasi dan memimpin factory.
- Memberikan pengarahan dan petunjuk kepada manajer dibawahnya dalam
melaksanakan tugas.
59
- Memberikan seluruh laporan kinerja factory kepada president director.
Board of Director memiliki sekretaris, dimana memiki tugas sebagai berikut:
- Membantu kelancaran tugas yang dijalankan oleh board of director.
- Menyiapkan agenda kerja board of director.
- Menyiapkan laporan yang dibutuhkan oleh board of director.
- Menyampaikan keputusan-keputusan yang dibuat oleh board of director.
Board of Director juga membawahi;
Accounting & Finance, tugasnya adalah:
- Memastikan bahwa semua jenis biaya sudah tercatat.
- Melakukan pembukuan transaksi rutin akuntansi dan keuangan.
- Mengelola penyimpanan dokumen dan catatan keuangan serta pembukuan dan
secara berkala mengkaji pengaturan pencatatan ini.
- Bertanggung jawab atas penggunaan semua aset perusahaan.
- Mengelola pengeluaran dan pendapatan perusahaan.
Accounting & Finance memiliki divisi sebagai berikut;
A. Bagian Cashier;
- Mengelola keuangan kas besar yang dibutuhkan oleh perusahaan yang dimana
kebutuhannya diatas satu juta rupiah dan hanya bisa dikeluarkan atas izin cost
accounting dengan membuat request payment terlebih dahulu. Seperti
pembelian aset perusahaan,gaji karyawan dan buruh, dll.
- Mengatur keperluan segala bentuk administrasi perusahaan.
- Membuat laporan keuangan besar.
B. Bagian Petty Cash;
- Mengelola keuangan untuk keperluan kas kecil yang jumlah pengeluaran kurang
dari satu juta rupiah. Seperti untuk kebutuhan transportasi dan supir.
60
- Membuat laporan keuangan kecil perusahaan.
C. Bagian Cost Accounting;
- Menyiapkan dan menyerahkan laporan mingguan dan bulanan kepada
Accounting & Finance.
- Membuat laporan buku penjualan dan pembelian.
- Mengelola request payment yang diperlukan perusahaan.
Marketing Manager, tugasnya adalah:
- Mengembangkan dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan dengan
menjalin komunikasi secara rutin dan berkelanjutan.
- Menyetujui atau mengevaluasi order yang diberikan oleh buyer.
- Membuat laporan divisi marketing yang akan dipertanggung jawabkan kepada
director.
- Membangun hubungan yang baik antara supplier dan para buyer.
Marketing Manager, memiliki divisi sebagai berikut;
A. Bagian Merchandiser;
- Menghitung consumption berdasarkan pesanan
- Mencari supplier lokal maupun impor untuk aksesoris.
B. Bagian Follow Up;
- Melakukan meeting dan promosi kepada calon buyer.
- Briefing mengenai hasil pertemuan kepada marketing manager.
- Membuat laporan mengenai hasil pertemuan dan briefing.
C. Bagian Export;
- Mengurus semua surat-surat pengiriman produk untuk ekspor.
- Mengawasi produk-produk yang di expor sampai ke buyer.
61
D. Bagian Import;
- Memenuhi kebutuhan impor material yang dibutuhkan oleh buyer berdasarkan
pemesanan pihak buyer.
- Bertanggung jawab atas surat-surat yang dibutuhkan dalam impor.
Production Manager, tugasnya adalah:
- Mengawasi seluruh kegiatan produksi.
- Membuat laporan produksi yang akan dipertanggung jawabkan kepada director.
- Bertanggung jawab atas penentuan waktu pengerjaan dan selesainya produksi.
- Bertanggung jawab atas kecukupan material yang dibutuhkan pada proses
produksi.
- Bertanggung jawab atas kualitas produk yang dihasilkan.
Production Manager, memiliki divisi sebagai berikut;
A. Bagian Sample;
- Memilah bahan yang akan digunakan untuk membuat produk.
- Membuat sample produk sebelum diproduksi.
- Mengirim sample ke buyer untuk disetujui dan terlibat dalam pre production
meeting.
B. Bagian Cutting;
- Memotong material yang akan digunakan untuk produksi.
- Pemilihan bagian – bagian unit sebelum dilakukan penjahitan. Juga untuk
mengirim bagian unit ke perusahaan khusus bordir apabila terdapat proses
bordir.
C. Bagian Sewing;
- Membagi line produksi yang dibutuhkan berdasar jumlah order yang akan
dikerjakan.
62
- Melakukan proses penjahitan material sampai menjadi barang jadi.
D. Bagian Finishing;
- Mengerjakan pemasangan aksesoris sesuai pemesanan.
- Memeriksa kekurangan atau kecacatan produk.
- Melakukan penguapan produk akhir.
E. Bagian Warehouse;
- Mencatat dan mengecek bahan yang masuk untuk mengetahui adakah
kecacatan material dan melakukan return apabila kecacatannya melebihi 5%.
- Menyimpan stok material yang dikirim.
- Menyimpan sisa material setelah produksi.
- Bertanggung jawab atas keluar masuknya barang atau material ke gudang.
F. Bagian Quality Control;
- Monitoring pekerjaan secara keseluruhan, baik selama proses maupun produk
akhir.
- Mengidentifikasi peningkatan yang mungkin dibutuhkan dalam proses produksi
untuk meningkatkan efisiensi.
- Memastikan seluruh proses produksi dikerjakan sesuai dengan standar mutu.
G. Bagian Checking;
- Memastikan dan melakukan pengepakan berdasar list dari merchandiser yang
didasarkan pada keinginan buyer.
- Bertanggung jawab terhadap komplain kesalahan pengepakan.
Personnel & GA, tugasnya adalah:
- Menentukan Perencanaan tenaga kerja baik strategi, jadwal kerja, desain kerja,
pemekaran pekerjaan, pemberdayaan karyawan dan lain sebagainya.
63
- Bertanggung jawab menyeleksi karyawan yang akan dipekerjakan dalam
perusahaan.
- Memposisikan karyawan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
- Memberikan jenjang karir yang menjanjikan bagi karyawan perusahaan.
Personnel & GA, memiliki divisi sebagai berikut;
A. Bagian Pay Roll
- Bertanggung jawab terhadap pembayaran kompensasi bagi karyawan secara
tepat waktu.
- Memberi bonus maupun tunjangan hari raya bagi karyawan.
B. Public Relation;
- Penghubung sekaligus pengatur lalu lintas informasi dan komunikasi yang
terjadi antara PT. Jacolintex dengan pihak terkait baik dalam lingkup internal
maupun eksternal.
- Juru bicara perusahaan untuk public.
- Penengah isu-isu yang terjadi dalam perusahaan maupun luar perusahaan.
- Mengurus jaminan keselamatan dan kesehatan karyawan.
C. Security & Driver
Security :
- Bertanggung jawab terhadap keamanan wilayah PT. Jacolintex selama 24 jam
dan wajib melakukan tindakan untuk merespon suatu kejadian yang
mengganggu kenyamanan bekerja.
- Memberikan ID Card untuk tamu dan menghubungkan kepada bagian yang
berkepentingan.
- Mengawasi keluar masuknya karyawan ke dalam area produksi.
- Mengawasi barang yang akan dikirim.
Recommended