View
6
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
30
BAB III
LAPORAN STUDI KASUS
A. Pengkajian
Ruang : Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu
No. MR : 232669
Tanggal pengkajian : 15 Mei 2019, pukul 13.00 WIB
1. Data Dasar
a. Identitas pasien
Nama (inisial pasien) : Tn. S
Usia : 76 tahun
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Wirausaha
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SD
Suku : Jawa
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Alamat rumah : Tanjung Aman Blok 4
Sumber biaya : Berdagang bakso
Tanggal masuk rumah sakit : 15 Mei 2019, pukul 13.30 WIB
Diagnosa medis : Benigna Prostat Hyperplasia
(BPH)
b. Sumber informasi
Nama : Tn. R
31
Umur : 35 tahun
Hubungan dengan pasien : anak ke 5
Pendidikan : D3 Pertanian
Pekerjaan : Wirausaha
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan masuk rumah sakit
Pasien datang ke rumah sakit tanggal 15 Mei 2019 pukul
10.00 WIB dengan mengeluh nyeri saat buang air kecil dan
urinnya keluar hanya sedikit sudah sejak ± 1 bulan. Saat dilakukan
pemeriksaan fisik, terdapat nyeri tekan pada bagian kandung
kemih.
b. Riwayat kesehatan saat pengkajian (PQRST)
1) Keluhan utama : tidak bisa buang air kecil
Provokatif : nyeri ketika akan berkemih
Quality : nyeri berdenyut
Quantity : nyeri sedang
Region : nyeri pada perut bagian bawah
Radiation : nyeri hanya pada perut bagianbawah
Severity :tidak dapat melakukan aktiftas seperti biasa
Scale : skala nyeri yang dirasakan 5 (0-10)
Time :nyeri yang dirasakan hilang timbul, nyeri dirasakan
pada saat akan berkemih
c. Riwayat kesehatan lalu
32
Pasien mengatakan tidak ada alergi obat, tidak pernah
mengalami kecelakaan. Pasien mengatakan pernah dirawat di
rumah sakit± 2 tahun lalu yang dengan malaria. Pasien
mengatakan tidak punya penyakit kronis dan tidak pernah
melakukan operasi sebelumnya.
d. Riwayat psikososial – spiritual
1) Sumber stres adalah cemas karena akan dilakukan operasi
2) Kebiasaan menghadapi stres dengan cara menonton tv
3) Support sistem adalah dari keluarga yang selalu mendukung
untuk menjaga kesehatannya
4) Komunikasi sangat baik
5) Sistem nilai kepercayaan pasien dengan mengatakan percaya
bahwa penyakit yang diderita adalah pemberian Allah SWT.
e. Lingkungan
1) Rumah
Kebersihan rumah pasien terjaga, jauh dari polusi dan jauh dari
jangkauan bahaya.
2) Pekerjaan
Kebersihan tempat bekerja pasien terjaga, jauh dari polusi dan
jauh dari jangkauan bahaya.
f. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum sakit dan saat sakit
1) Pola nutrisi dan cairan
a) Pola nutrisi
- Sebelum sakit
33
Asupan nutrisi pasien secara oral dengan makanan
biasa, frekwensi makan 3 kali sehari dengan takaran 8
sendok makan nasi, nafsu makan pasien baik, tidak ada
alergi ataupantangan terhadap makanan, kebiasaan makan
menggunakan sendok. Berat badan 3 bulan terakhir 56 kg.
- Saat sakit
Asupan nutrisi pasien secara oral dengan makanan
biasa, frekwensi makan 3 kali sehari sebanyak porsi
makanan yang disediakan oleh rumah sakit, nafsu makan
baik dengan makanan tambahan buah pepaya, tidak ada
alergi atau pantangan terhadap makanan, kebiasaan makan
menggunakan sendok dan disuapi. Berat badan saat ini 56
kg.
b) Pola cairan
- Sebelum sakit
Asupan cairan pasien secara oral sebanyak 3 gelas
dengan ukuran ± 200 cc/gelas, jenis cairan air mineral,
frekwensi 3 kali sehari. Total cairan yang masuk ± 600
cc/hari.
- Saat sakit
Asupan cairan pasien secara oral sebanyak 2 gelas
dengan ukuran ± 200 cc/gelas, asupan parenteral cairan
ringer laktat sebanyak ± 500 cc selama 8 jam. Jenis cairan
air mineral dan cairan ringer laktat. Frekwensi cairan air
34
mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari.
Total cairan yang masuk , air mineral ± 400 cc/hari dan ±
1500 cc/hari adalah ± 1900 cc/hari.
2) Pola eliminasi
a) Buang air kecil
- Sebelum sakit
Pasien berkemih dengan frekwensi 4 x/hari dengan
waktu berkemih pagi, sore dan malam. Jumlah urin yang
keluar sebanyak ± 100 cc sekali berkemih. Warna urin
kuning jernih dengan bau khas urin dan tidak ada keluhan
saat berkemih. Out put perhari sebanyak ± 400 cc/hari.
- Saat sakit
Pasien tidak bisa buang air kecil, nyeri saat
berkemih, urin keluar hanya sedikit tapi sering, urin keluar
menetes. Warna urin kuning jernih dengan bau khas urin.
b) Buang air besar
- Sebelum sakit
Pasien buang air besar dengan frekwensi 2 kali
sehari dengan waktu pagi dan sore. Warna feses kuning
kecoklatan dengan bau khas feses, konsistensi feses padat
tidak keras. Tidak ada keluhan saat buang air besar.
- Saat sakit
Pola buang air besar pasien masih sama seperti saat
sebelum sakit.
35
c) IWL
15 x 56 kg
8 jam = 105 cc/8 jam
3) Pola personal higiene
- Sebelum sakit
Pasien mandi dengan frekwensi 2 kali/hari, oral
higiene dengan frekwensi 3 kali/hari dan mencuci rambut
dengan frekwensi 1 kali/hari.
- Saat sakit
Pasien mandi dengan frekwensi 2 kali/hari dengan
dilap, oral higiene dengan frekwensi 2 kali/hari dibantu
keluarga dan mencuci rambut belum dilakukan sejak masuk
rumah sakit.
4) Pola istirahat dan tidur
- Sebelum sakit
Lama tidur pasien ± 8 jam/hari dengan waktu
malam hari, siang tidak pernah tidur siang. Tidak memiliki
kebiasaan sebelum tidur dan tidak mengalami kesulitan
sebelum tidur.
- Saat sakit
Lama tidur pasien ± 6 jam/hari dengan waktu siang
hari ± 2 jam dan malam hari ± 4 jam. Pasien mengatakan
sering/mudah terbangun saat tidur, merasa tidak puas
setelah bangun tidur karena cemas akan operasi yang akan
36
dilaksanakan, tampak gelisah, sering menguap, kurang
konsentrasi saat diajak bicara.
5) Pola aktifitas dan latihan
- Sebelum sakit
Kegiatan pasien sehari-hari adalah berjualan bakso
dengan waktu bekerja dari pukul 10.00 WIB sampai pukul
21.00 WIB. Pasien tidak ada keluhan saat beraktifitas.Tidak
ada mengalami keterbatasan dalam melakukan aktifitas
seperti mandi, menggunakan pakaian, berhias, buang air
besar dan buang air kecil,makan minum.
- Saat sakit
Kegiatan pasien saat ini hanya berbaring ditempat
tidur. Aktifitas semua dibantu seperti mandi, menggunakan
pakaian, berhias, buang air kecil dan buang air besar,
makan minum.
6) Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Pengetahuan pasien tentang penyakitnya yaitu kurang
mengetahui tentang resiko dari BPH, tampak bingung saat
ditanya tentang BPH, kurang memahami tanda dan gejala dari
BPH, kurang mengetahui cara pengobatan dan perawatan dari
penyakit BPH. Pasien/keluarga tidak mengetahui tentang
perisapan operasi, tidak mengetahui tentang pengajaran
preoperasi oparasi dan tidak mengetahui koordinasi
37
pembedahan. Pasien/keluarga pergi ke dokter apabila sakitnya
datang. Pasien tidak merokok, tidak minum-minuman keras,
tidak ada ketergantungan terhadap obat.
7) Pola seksual reproduksi
Perubahan pada pola seksual tidak terkaji dikarenakan
situasidan kondisi pasien tidak memungkinkan untuk
dilakukannya pengkajian seksual reproduksi.
g. Pengkajian fisik
1) Pemeriksaan umum
- Kesadaran : composmentis
- Tekanan darah : 130/90 mmHg
- Frekwensi nadi : 80 x/menit
- Ferkwensi pernafasan : 22 x/menit
- Suhu aksila : 36,6 °C
- TB/BB : 170 cm / 56 kg
2) Pemeriksaan fisik per sistem
a) Sistem penglihatan
Posisi mata pasien simetris, pergerakan bola mata
normal, konjungtiva anemis. Pengelihatan pasien sudah
mulai rabun dikarenakan faktor usia, tidak menggunakan
alat bantu penglihatan.
b) Sistem pendengaran
38
Posisi telinga simetris, tidak ada tanda radang, tidak
keluar cairan dari telinga, fungsi pendengaran baik,tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
c) Sistem wicara
Pasien bicara kurang jelas karena faktor usia.
d) Sistem pernafasan
Pasien bernafas melalui hidung, tidak mengalami
keluhan pada pernafasan, frekwensi nafas 22 x/menit, irama
nafasteratur, kedalaman pernafasan dangkal, tidak ada suara
nafas tambahan, tidak ada batuk, tidak menggunakan alat
bantu pernafasan.
e) Sistem kardiovaskuler
- Sirkulasi perifer
Frekwensi nadi 80 x/menit dengan irama teratur dan
teraba kuat, temperatur kulit hangat, warna kulit pucat,
pengisian kapiler (CRT) 1 detik dan tidak ada edema.
- Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apikal 60 x/menit, irama teratur,
bunyi jantung sinus rhythm, tidak ada kelainan bunyi
jantung, tidak ada keluhan pada jantungnya.
f) Sistem neurologi
Kesadaran pasiencomposmentis dengan (GCS)
E4M6V5, pemeriksaan motorik kekuatan otot baik.
g) Sistem pencernaan
39
Pasien tidak mengalami masalah pencernaan,
keadaan mulut bersih, tidak mengalami kesulitan
menelan,tidak ada mual muntah, ada nyeri perut, bising
usus 16x/menit.
h) Sistem imunologi
Pasien tidak mengalami masalah pembesaran pada
kelenjar getah bening.
i) Sistem endokrin
Pasien tidak mengalami masalah pada sistem
endokrin dan tidak mengalami pembesaran kelenjar tiroid.
Tidak ada tanda-tanda peningkatan kadar gula darah
sewaktu dengan hasil 105 mg/dl.
j) Sistem urogenital
Pasien mengalami distensi kandung kemih dengan
adanya nyeri tekan pada perut bagian bawah, ada nyeri
perkusi, pasien mengatakan nyeri saat berkemih. Terpasang
kateter 18F, kateter menetap, terpasang sudah sepuluh hari.
k) Sistem integumen
Keadaan kulit kepala tampak bersih, kuat, sudah
banyak uban. Keadaan kuku pasien pendek dan bersih.
Keadaan kulit pasien tidak elastis dikarenakan faktor usia.
Tidak terdapat radang pada kulit, tidak ada luka.
l) Sistem muskuloskeletal
40
Pasien mengalami keterbatasan bergerak karena
terpasang kateter, tidak ada sakit pada tulang dan sendi,
tidak ada tanda-tanda fraktur, tidak menggunakan alat bantu
untuk bergerak. Pemeriksaan kekuatan otot 5555 5555
5555 5555
h. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan diagnostik
a) EKG dengan hasil sinus rhythm.
b) Rontgen thorax dengan hasil tidak mengalami kelainan
pada thorax.
c) USG abdomen bawah dengan hasil didapati terjadi
pembesaran prostat dengan diameter 3.7 cm.
2) Pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium pada Tn.Sditampilkan
pada tabel 3.1.
Table 3.1
Hasil Laboratorium pada Tn.Sdi Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara
Nama Pemeriksaan
Hasil Nilai Normal
1 3 4 SGOT/AST 20 U/L 5-40 U/L SGPT/ALT 12 U/L 5-41 U/L Ureum 25 mg/dL 15-39 mg/dL Kreatinin 1,1 L : 0,9-1,2 ; P : 0,6-1,1 Glukosa Sewaktu
105 mg/dL 100-200/dl
Leukosit 7.67x10˄3/uL 4.00-10.00 Eritrosit 4.16x10˄6/uL 3.50-5.50 Hemoglobin 14.8 g/dL L:14,0-18,0 ; P:12,0-16,0
41
Hematokrit 37.1% 37.0-54.0 MCH 27.5 pg 27.0-34.0 MCHC 32.8 g/dL 32.0-36.0 PLT 283x10˄3/uL 150-450
i. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan medis
Terapi yang diberikan pada Tn.S adalah terapi medika
mentos selama 3 hari yaitu tanggal 15-17 Mei 2019 dan dapat
dilihat dan terlampir pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
Terapi pengobatan pada Tn.S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara
15 Mei 2019 16 Mei 2019 17 Mei 2019
Cefuroxime 2 x 1 gr / IV Keterolac 3 x 1 ml / IV
Cefuroxime 2 x 1 gr / IV Keterolac 3 x 1 ml/ IV Asam Tranexamat 3x 5 ml / IV
Cefuroxime 2 x 1 gr / IV Keterolac 3 x 1 ml/ IV Asam Tranexamat 3x 5 ml / IV
j. Pengkajian pascaoperasi
Pada tanggal 16 Mei 2019 Tn.S dilakukan operasi pada
pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB. Setelah operasi
dilakukan pengkajian terhadap Tn.S dengan hasil mengatakan
nyeri pada daerah operasi, mengatakan nyeri berdenyut,
mengatakan nyerinya terus-menerus, mengatakan skala nyeri 7 (0-
10), tekanan darah : 140/90 mmHg, frekwensi nafas : 22 x/menit,
frekwensi nadi : 88 x/menit, suhu aksila : 37,0 oC, terapi obat
keterolak 30 mg/IV, tampak gelisah karena nyeri pada bekas
42
pembedahan, terpasang irigasi kateter dengan urin bercampur
darah ± 300 cc selama 3 jam, terpasang kateter ukuran 24F.
k. Data Fokus
Dari hasil pengkajian di atas dapat ditemukan data-data
yang menjadi masalah dan keluhan pasien. Adapun data yang
ditemukan dapat dilihat pada tabel 3.3.
Table 3.3
Data Fokus pada Tn.S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara
Tanggal Data Subjektif Data Objektif 1 2 3
15 Mei 2019 (praoperasi)
- Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
- Pasien mengatakan nyeri saat berkemih
- Pasien mengatakan skala nyeri 5 (0-10)
- Pasien mengatakan urinnya keluar hanya sedikit dan menetes
- Pasien mengatakan sering berkemih
- Pasien mengatakan nyerinya seperti berdenyut
- Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas seperti biasa
- Pasien mengatakan nyerinya hilang timbul
- Pasien mengatakan cemas karena akan
- Tekanan darah : 130/90 mmHg
- Frekwensi pernafasan : 22 x/menit
- Frekwensi nadi : 80 x/menit
- Suhu aksila : 36,6 °C - Distensi kandung
kemih - Pasien tampak
cemas - Pasien mendapatkan
terapi obat cefuroxime 1 gr / IV, keterolac 30 mg / IV dan asam tranexamat250 mg
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak hanya berbaring di tempat tidur
- Aktifitas semua dibantu seperti
43
dilakukan operasi
- Pasien mengatakan sudah terpasang kateter sejak tanggal 05 Mei 2019
- Pasien mengatakan tidurnya ± 6 jam
- Pasien mengatakan sering /mudahterbangun saat tidur
mandi, menggunakan pakaian, berhias, buang air kecil dan buang air besar, makan minum
- Pasien terpasang kateter ukuran 18F sejak 10 hari yang lalu
1 2 3 - Pasien mengatakan
merasa tidak puas setelah bangun tidur
- Pasien/keluarga mengatakan kurang mengetahui tanda dan gejala BPH
- Pasien/keluarga mengatakan kurang mengetahui cara mengobati penyakit BPH
- Pasien/keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang perisapan operasi
- Pasien/keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang pengajaran preoperasi
- Pasien mengatakan tidak mengetahuitentang koordinasi pembedahan
- Pasien mengatakan aktifitas dibantu keluaraga
- USG : ukuran prostat 3.7 cm
- Pasien kurang konsetrasi saat diajak bicara
- Pasien tampak bingung saat ditanya tentang BPH
- Pasien sering menguap
44
16 Mei 2017
- Pasien mengatakan nyeri pada daerah operasi
- Pasien mengatakan nyeri berdenyut
- Pasien mengatakan nyerinya terus-menerus
- Pasien mengatakan skala nyeri 7 (0-10)
- Tekanan darah : 140/90 mmHg
- Frekwensi nafas : 22 x/menit
- Frekwensi nadi : 88 x/menit
- Suhu aksila : 37,0 oC - Terapi obat keterolak
30 mg/IV - Tampak gelisah
karena nyeri pada bekas pembedahan
1 2 3
- Irigasi kateter dengan urin bercampur darah ± 300 cc selama 3 jam
- Terpasang kateter ukuran 24F
l. Analisa Data
Dari hasil pengkajian dan setelah dilakukan
pengelompokan data, selanjutnya dilakukan analisa data, adapun
analisa data dapat dilihat pada table 3.4.
Tabel 3.4
Analisa Data pada Tn.S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara
No Tanggal Data Masalah Etiologi 1 2 3 4 5 1. 15 Mei
2019 DS - Pasien mengatakan
nyeri saat berkemih - Pasien mengatakan
nyeri pada perut bagian bawah
- Pasien mengatakan
Retensi urin
Peningkatan tekanan uretra karena BPH
45
urinnya keluar hanya sedikit dan menetes
- Pasien mengatakan sering berkemih
- Pasien mengatakan skala nyeri 5 (0-10)
DO - Distensi kandung
kemih - USG : ukuran
prostat 3.7 cm
1 2 3 4 5 - Cefuroxime 1 gr /
IV
2. DS - Pasien mengatakan
nyeri pada perut bagian bawah
- Pasien mengatakan nyerinya seperti berdenyut
- Pasien mengatakan nyerinya hilang timbul
- Pasien mengatakanskala nyeri 5 (0-10)
DO - Tekanan darah :
130/90 mmHg - Frekwensi
pernafasan : 22 x/menit
- Frekwensi nadi : 80 x/menit
- Suhu aksila : 36,6 °C
- Pasien mendapatkan terapi obat keterolac 30
Nyeri Akut
Retensi urin
46
mg/ml / IV
- Pasien tampak gelisah
3. DS - Pasien mengatakan
tidurnya ± 6 jam - Pasien mengatakan
sering/mudahterbangun saattidur
- Pasien mengatakan merasa tidak puas setelah bangun tidur
DO : - Pasien sering
Gangguan Pola Tidur
Kecemasan akan proses pembedahan
1 2 3 4 menguap
- Pasien kurang konsetrasi saat diajak bicara
4. DS - Pasien
mengatakancemas karenaakan dilakukan operasi
- Pasien/keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang persiapan operasi
- Pasien/keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang pengajaran preoperasi
- Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang koordinasi pembedahan
DO - Pasien tampak
gelisah - Pasien kurang
konsetrasi saat
Ansietas Rencana pembedahan
47
diajak bicara
5. DS - Pasien mengatakan
tidak dapat melakukan aktifitas seperti biasa
DO - Pasien tampak
hanyaberbaring ditempat tidur
- Aktifitas semua dibantu seperti mandi,menggunakanpakaian, berhias,
Gangguan Mobilitas Fisik
Nyeri
1 2 3 4 5 buang air kecil dan
buang air besar, makan minum
6. DS - Pasien/keluarga
mengatakan kurang mengetahuitentang resiko BPH
- Pasien/keluarga mengatakan kurang mengetahui tanda dan gejala BPH
- Pasien/keluarga mengatakan kurang mengetahui cara mengobati penyakit BPH
DO - Pasien tampak
bingung saat ditanya tentang BPH
Defisit Pengetahuan
Kurang terpaparinformasi tentang BPH
7. DS - Pasien mengatakan
sudah terpasang kateter sejaktanggal 05 Mei 2019
Risiko infeksi
Tindakan invasif
48
DO - Pasien terpasang
kateter menetap ukuran 18F sejak 10 hari yang lalu
8. 16 Mei 2019
DS - Pasien mengatakan
nyeri pada daerah operasi
- Pasien mengatakan nyeri berdenyut
- Pasien mengatakan nyerinya terus-
Nyeri akut Agen cedera fisik : pembedahan
1 2 3 4 menerus
- Pasien mengatakan skala nyeri 7 (0-10)
DO - Tekanan darah
140/90 mmHg - Frekwensi nafas 22
x/menit - Frekwensi nadi 88
x/menit - Suhu aksila 37,0 oC - Terapi obat
keterolak 30 mg/IV - Tampak gelisah
karena nyeri pada bekas pembedahan
9. DS - Pasien mengatakan
nyeri pada daerah operasi
DO - Irigasi kateter urin
bercampur darah ± 300 cc selama 3 jam
Risiko perdarahan
Prosedur pembedahan
10. DS - Pasien mengatakan
nyeri pada daerah
Risiko infeksi
Prosedur invasif
49
operasi
DO - Terpasang kateter
ukuran 24F
B. Diagnosa Keperawatan
Dari hasil analisa data diatas dapat ditegakan diagnosa
keperawatan dengan prioritas masalah sebagai berikut :
Diagnosa Praoperasi tanggal 15 Mei 2019
1. Retensi urin berhubungan dengan peningkatan tekanan uretra karena
BPH ditandai dengan mengatakan nyeri saat berkemih, mengatakan
nyeri pada perut bagian bawah, mengatakan sering berkemih, urinnya
keluar hanya sedikit dan menetes, mengatakan skala nyeri 5 (0-10),
distensi kandung kemih, USG : ukuran prostat 3.7 cm, cefuroxime 1 gr
/ IV.
2. Nyeri akut berhubungan dengan retensi urin ditandai dengan
mengatakan nyeri pada perut bagian bawah, mengatakan nyerinya
seperti berdenyut, mengatakan nyerinya hilang timbul, mengatakan
skala nyeri 5 (0-10), tekanan darah : 130/90 mmHg, frekwensi
pernafasan : 22 x/menit, frekwensi nadi : 80 x/menit, suhu aksila : 36,6
°C, terapi obat keterolac 30 mg/ml / IV, tampak gelisah.
3. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan ditandai dengan
mengatakan cemas karena akan dilakukan operasi, mengatakan tidak
mengetahui tentang persiapan operasi, mengatakan tidak mengetahui
tentang pengajaran praoperasi, mengatakan tidak mengetahui tentang
50
koordinasi pembedahan, tampak gelisah, kurang konsetrasi saat diajak
bicara.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan akan proses
pembedahan ditandai dengan, mengatakan tidurnya ± 6 jam,
mengatakan sering/mudah terbangun saat tidur, mengatakan merasa
tidak puas setelah bangun tidur, sering menguap, kurang konsetrasi
saat diajak bicara.
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan
mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas seperti biasa, tampak
hanya berbaring ditempat tidur, aktifitas semua dibantu seperti mandi,
menggunakan pakaian, berhias, buang air kecil dan buang air besar,
makan minum.
6. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
tentang BPH ditandai dengan mengatakan kurang mengetahui tentang
resiko BPH, kurang mengetahui tanda dan gejala BPH, kurang
mengetahui cara mengobati penyakit BPH, tampak bingung saat
ditanya tentang BPH.
7. Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif ditandai dengan
mengatakan sudah terpasang kateter sejak tanggal 05 Mei 2019,
terpasang kateter ukuran 18F sejak 10 hari yang lalu.
Diagnosa Pascaoperasi tanggal 16 Mei 2019
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik : pembedahan
ditandai dengan mengatakan nyeri pada daerah operasi, mengatakan
nyeri berdenyut, mengatakan nyerinya terus menerus, mengatakan
51
skala nyeri 7 (0-10), tekanan darah : 140/90 mmHg, frekwensi nafas :
22 x/menit, frekwensi nadi : 88 x/menit, suhu aksila: 37,0 °C, terapi
obat keterolac 30 mg / IV, tampak gelisah karena nyeri pada bekas
pembedahan.
2. Risiko perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan ditandai
dengan mengatakan nyeri pada daerah operasi, irigasi kateter dengan
urin bercampur darah ± 300 cc selama 3 jam.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif ditandai
dengan mengatakan nyeri pada daerah operasi dan terpasang kateter
ukuran 24F.
a. Prioritas Masalah Keperawatan
Prioritas Praoperasi
1. Retensi urin berhubungan dengan peningkatan tekanan uretra karena
BPH ditandai dengan mengatakan nyeri saat berkemih, mengatakan
nyeri pada perut bagian bawah, mengatakan sering berkemih, urinnya
keluar hanya sedikit dan menetes, mengatakan skala nyeri 5 (0-10),
distensi kandung kemih, USG : ukuran prostat 3.7 cm, cefuroxime 1 gr
/ IV.
2. Nyeri akut berhubungan dengan retensi urin ditandai dengan
mengatakan nyeri pada perut bagian bawah, mengatakan nyerinya
seperti berdenyut, mengatakan nyerinya hilang timbul, mengatakan
skala nyeri 5 (0-10), tekanan darah : 130/90 mmHg, frekwensi
pernafasan : 22 x/menit, frekwensi nadi : 80 x/menit, suhu aksila : 36,6
°C, terapi obat keterolac 30 mg/ml / IV, tampak gelisah.
52
3. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan ditandai dengan
mengatakan cemas karena akan dilakukan operasi, mengatakan tidak
mengetahui tentang persiapan operasi, mengatakan tidak mengetahui
tentang pengajaran praoperasi, mengatakan tidak mengetahui tentang
koordinasi pembedahan, tampak gelisah, kurang konsetrasi saat diajak
bicara.
Prioritas pascaoperasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik : pembedahan
ditandai dengan mengatakan nyeri pada daerah operasi, mengatakan
nyeri berdenyut, mengatakan nyerinya terus menerus, mengatakan
skala nyeri 7 (0-10), tekanan darah : 140/90 mmHg, frekwensi nafas :
22 x/menit, frekwensi nadi : 88 x/menit, suhu aksila: 37,0 °C, terapi
obat keterolac 30 mg / IV, tampak gelisah karena nyeri pada bekas
pembedahan.
C. Rencana Keperawatan
Setelah ditemukan prioritas masalah yang harus segera dilakukan
pembuatan rencana keperawatan dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5
Rencana Keperawatan pada Tn.S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara
No Diagnosa
Keperawatan Tujuan
Rencana Tindakan
1 2 3 4
1. Retensi urin berhubungan dengan peningkatan tekanan uretra karena BPH
Eliminasi urin Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan retensi urin teratasi dengan kriteria
Kateterisasi urin 1. Jelaskan prosedur
dan rasionalisasi kateterisasi
2. Pasang kateter urin sesuai dengan SOP
53
ditandai dengan mengatakan nyeri saat berkemih, mengatakan nyeri pada perut bagian bawah, mengatakan sering berkemih, urinnya keluar hanya sedikitdan menetes,
hasil : 1. Nyeri saat
berkemih tidak terjadi
2. Retensi urin tidak terjadi
3. Pola emilinasi tidak terganggu
4. Jumlah urin dalam batas normal (400-2000 cc)
3. Monitor intake dan output
4. Lakukan pengosongan urin bag jika diperlukan
Manajemen pengobatan 1. Tentukan obat yang
diperlukan
Perawatan selang : Perkemihan 1. Pertahankankepaten
an sistem
1 2 3 4 mengatakan
skala nyeri 5 (0-10), distensi kandung kemih, USG : ukuran prostat 3.7 cm, cefuroxime 1 gr / IV.
kateter kemih 2. Lakukan perawatan
rutin meatus dengan sabun dan air selama mandi setiap hari
3. Posisikan pasien dan sistem drainase urin untuk meningkatkan drainase urin (yaitu, memastikan kantung drainase berada di bawah permukaan kandung kemih)
Irigasi kandung kemih 1. Bersihkan
sambungan kateter atau ujung-Y dengan kapas alkohol
2. Monitor dan pertahankan
54
kecepatan aliran yang tepat
3. Catat jumlah cairan yang digunakan, karakteristikcairan, jumlah cairan yang keluar, dan respon pasien sesuai prosedur tetap yang ada
2. Nyeri akut berhubungan dengan retensi urin ditandaidengan
Kontrol nyeri Setelah dilakukan asuhankeperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri
Manajemen nyeri 1. Lakukan pengkajian
nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,
1 2 3 4 mengatakan
nyeri pada perut bagian bawah, mengatakan nyerinya sepertiberdenyut, mengatakan nyerinyahilang timbul, mengatakan skala nyeri 5 (0-10), tekanan darah : 130/90 mmHg, frekwensi pernafasan : 22 x/menit, frekwensi nadi : 80x/menit, suhu aksila :
terkontrol dengan kriteria hasil :
1. Melaporkan nyeri yang terkontrol
2. Menggunakan tindakan pengurangan [nyeri] tanpaanalgesik
3. Menggunakan analgesik yang direkomendasikan
4. Skala nyeri 1-3 (0-10)
durasi, frekuensi, kualitas dan beratnya nyeri dan faktor pencetus
2. Ajarkan teknik non farmakologi untuk menurunkan nyeri
Pemberian analgesik 1. Berikan analgesik
sesuai waktu paruhnya, terutama pada nyeri yang berat
2. Monitor tanda tanda vital sebelum dan sesudah memberikan analgesik
55
36,6 °C, terapi obat keterolac 30 mg/ml / IV, tampak gelisah.
3. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan ditandai dengan mengatakan cemas karena akandilakukan operasi,
Tingkat kecemasan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan ansietas tidak terjadi dengan kriteria hasil : 1. Perasaan gelisah
teratasi 2. Rasa cemas yang
disampaikan secara lisan
Pengurangan kecemasan Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan 1. Berikan informasi
faktual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis
2. Kaji tanda verbal dan non verbal
1 2 3 4 mengatakan
tidak mengetahui tentang persiapan operasi, mengatakan tidakmengetahui tentangpengajaran preoperasi, mengatakan tidak mengetahui tentang koordinasi pembedahan, tampak gelisah, kurang konsetrasi saat diajak bicara.
teratasi 3. Tidak dapat
beristirahat teratasi
kecemasan
Pengajaran : Perioperatif 1. Informasikan pada
pasien dan keluarga untuk menjadwalkan tanggal, waktu dan lokasi operasi
2. Informasikan pada pasien dan keluarga perkiraan lama operasi
3. Jelaskan prosedur persiapan praoperasi (misalnya, jenis anatesi, diit yang sesuai, pemeriksaan lab yang dibutuhkan,persiapan areaoperasi, terapi intravena, pakaianoperasi,
56
ruang tunggu keluarga, transportasi menuju ruang operasi, danlain-lain).
4. Diskusikan kemungkinan nyeri yang akan dialami
5. Jelasakan tujuan pengkajian berkelanjutan paska operasi
6. Jelaskan peralatan dan perawatan paska operasi (misalnya, obat- obatan, terapi
1 2 3 4 oksigen, selang
yang terpasang, alat-alat yang terpasang, balutan operasi, ambulasi, diit, kunjungan keluarga) danjelaskan masing- masing tujuannya
7. Instruksikan pasien mengenai teknik mobilisasi, batuk dan nafas dalam
Persiapan pembedahan 1. Identifikasi tingkat
kecemasan/ketakutan pasien mengenai prosedur pembedahan
2. Pastikan riwayat dan pemeriksaan fisik lengkap
57
tercatat dalam catatan perkembangan
3. Periksa lembar persetujuan tindakan pembedahan telah ditandatangani dengan benar
4. Periksa terhadap pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang dibutuhkan tersedia dalam catatan perkembangan
1 2 3 4 5. Periksa bahwa EKG
telah dilakukan, sesuai kebutuhan
6. Lepaskan perhiasan dan atau rekatkan cicin dengan plaster pada tempatnya, sesuai kebutuhan.
7. Berikan terapi IV, sesuai intruksi
8. Bawa obat-obatan dan alat yang dibutuhkan bersama pasien ke ruang operasi
9. Anjurkan pasien/keluarga berdoa
10. Dorong pasien ke ruang operasi
Koordinasi Perioperatif 1. Review operasi
58
yang direncanakan
2. Selesaikanpengkajian fisik, dengan tepat
3. Dapatkan persetujuan tertulis untuk perawatan [yang dilakukan]
4. Diskusikan rencana kepulangan paska operasi
D. Implementasi Dan Evaluasi
Setelah ditegakkan rencana keperawatan untuk Tn.S diatas
dilakukan implementasi dan evaluasi tindakan keperawatan tersebut yang
ditampilkan pada tabel 3.6.
Tabel 3.6
Implementasi dan Evaluasi Tn.S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara
Catatan Perkembangan tanggal 15-17 Mei 2019
No Dx
Hari/ Tanggal
Implementasi Evaluasi Paraf
1 2 3 4 5 1. Rabu, 15
Mei 2019 Pukul 08.15 WIB - Menjelaskan tujuan
pemasangan kateter Pukul 08.25 WIB - Memasang kateter
ukuran 18F - Mengevaluasi
karakteristik urin yang keluar setelah terpasang kateter
Pukul 11.20 WIB - Mengosongkan urin
bag Pukul 18.00 WIB - Memberikan terapi
obat cefuroxime 1 gr / IV
S : Pukul 08.25 WIB - Pasien
mengatakan mengerti tujuan dipasang kateter
- Pasien mengatakan nyeri saat ditekan pada kandung kemih dengan skala nyeri 5 (0-10)
O : Pukul 08.40 WIB - Kateter
59
Pukul 23.00 WIB
Mengosongkan urin bag
Pukul 06.00 WIB - Memberikan terapi
obat cefuroxime 1 gr / IV
terpasang - Urin bag terisi ±
350 cc dengan warna urin kuning jernih, bau khas urin
- Nyeri palpasi masih ada
Pukul 11.25 WIB - Setelah 3 jam
urin dikosongkan dengan volume urin ± 300 cc
Pukul 18.20 WIB - Obat cefuroxime
sudah diberikan secara IV
1 2 3 4 5
Pukul 23.05 WIB - Setelah 12 jam
urin dikosongkan dengan volume urin ± 900 cc
Pukul 06.20 WIB - Obat cefuroxime
sudah diberikan secara IV
A : Retensi urin teratasi sebagian Tn.S akan dilakukan operasi pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 09.00 WIB dengan rencana keperawatan. P : Lanjutkan intervensi - Pertahankan
kepatenan kateter urin
60
pascaoperasi
- Lakukan perawatan kateter
- Posisikan pasien dan drainase kateter
- Lakukan pengosongan urin
- Catat jumlah cairan yang digunakan
Galih
2. Rabu, 15 Mei 2019
Pukul 08.30 WIB - Mengkaji nyeri
secara komprehensif
S : Pukul 08.45 WIB - Pasien
mengatakan
1 2 3 4 5 Pukul 09.00 WIB
- Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
Pukul 14.00 WIB - Memeriksa tanda-
tanda vital - Memberikan terapi
analgesik ketorolac 30 mg/IV
Pukul 22.00 WIB - Memeriksa tanda-
tanda vital - Memberikan
terapi analgesik ketorolac 30 mg/IV
Pukul 06.00 WIB - Memeriksa tanda-
tanda vital - Memberikan
terapi analgesik ketorolac 30 mg/IV
nyeri saat akan berkemih
- Pasien mengatakan skala nyeri 5 (0-10)
O : Pukul 08.45 WIB - Pasien tampak
menahan nyeri saat dilakukan palpasi kandung kemih
Pukul 09.15 WIB - Pasien tampak
rileks setelah melakukan teknik relaksasi nafas dalam
Pukul 14.10 WIB - Tekanan darah :
130/90 mmHg, frekwensipernafa
61
san : 20 x/menit, frekwensi nadi : 80 x/menit, suhu aksila : 36,7oC
Pukul 16.00 WIB - Nyeri pasien
tampak berkurang
Pukul 22.10 WIB - Tekanan darah :
120/80 mmHg, frekwensi pernafasan : 20 x/menit , frekwensi nadi :
- 1 2 3 4 5 80 x/menit, suhu
aksila : 36,2 oC Pukul 23.00 WIB - Pasien tampak
tidak menahan nyeri
Pukul 06.15 WIB - Tekanan darah :
120/80 mmHg, frekwensi pernafasan : 20x/menit, frekwensi nadi : 80 x/menit, suhu aksila : 36,2 oC
Pukul 08.00 WIB - Pasien tampak
tidak menahan nyeri
A : Nyeri akut belum teratasi
P :
62
- Melakukan
pengkajian nyeri - Evaluasi teknik
relaksasi nafas dalam
- Berikan terapi analgesik sesuai anjuran Monitor tanda-tanda vital
Galih
3. Rabu, 15 Mei 2019
Pukul 09.00 WIB - Memberitahukan
pasien & keluarga perkiraan waktu operasi
S : Pukul 09.20 WIB - Pasien
mengatakan mengerti denganinformasi yang
1 2 3 4 5 - Memberitahukan
persiapan sebelum operasi meliputi puasa ± 8 jam, pemeriksaan laboratorium lengkap, mencukur area operasi, jenis anastesi yang akan diberikan.
Pukul 12.00 WIB - Mengkaji tingkat
kecemasan Pukul 21.05 WIB - Memberitahukan
kemungkinan yang timbul paska operasi meliputi nyeri, peralatan yang terpasangpada pasien seperti kateter irigasi dan oksigen.
- Mengajarkan teknik
diberikan O : Pukul 09.20 WIB - Pasien tampak
paham dengan informasi yang diberikan
Pukul 12.10 WIB - Pasien tampak
cemas - Tingkat
kecemasan pasien sedang
- Pasien tampak memahami
Pukul 21.15 WIB - Pasien mampu
melakukan relaksasi nafas dalam
A : Ansietas teratasi sebagian
63
relaksasi nafas dalam
Tn.S akan dilakukan operasi pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 09.00 WIB dengan rencana keperawatan: P : Lanjutkan intervensi - Kaji tingkat
kecemasan praoperasi
- Periksa kelengkapan laboratorium dan EKG sebelum operasi
1 2 3 4 5 - Periksa
kelengkapan pemeriksaan fisik sebelum operasi
- Lepas perhiasan pasien
- Siapkan obat-obatan yang akan digunakan
- Anjurkan pasien/keluarga berdoa
- Dorong pasien ke ruang operasi
Galih
1. Kamis, 16 Mei 2019 di ruang ICU
Pukul 07.00 WIB - Membersihkan
kateter dengan air dan sabun
- Mengosongkan urin bag
Pukul 11.10 WIB - Mengatur posisi
pasien dan
S : Pukul 07.10 WIB - Pasien
mengatakan nyaman setelah kateter urin dibersihkan
Pukul 16.35 WIB - Pasien
64
meletakkan drainase kateter dibawah kandung kemihpaska operasi
Pukul 16.00 WIB - Mempertahankan
kepatenan kateter urin pascaoperasi
Pukul 16.30 WIB - Mencatat jumlah
cairan yang digunakan paska operasi
Pukul 18.00 WIB - Memberikan terapi
obat cefuroxime 1 gr / IV
mengatakan nyeri pada daerah operasi dengan skala nyeri 7 (0-10)
O : Pukul 07.10 WIB - Setelah 8 jam
setelah urin dikosongkan dengan volume urin ± 500 cc
Pukul 07.40 WIB - Kateter tampak
bersih Pukul 11.20 WIB
1 2 3 4 5 Pukul 22.00 WIB
- Mengosongkan urin bag
Pukul 22.10 WIB - Mencatat jumlah
cairan yang digunakan paska operasi
Pukul 06.00 WIB - Mengosongkan urin
bag
- Pasien tidur dengan posisisemi fowler tidak menggunakan bantal dan drainase kateter digantung disamping tempat tidur, tepat di bawah kandung kemih.
Pukul 16.15 WIB - Kateter
terpasang tepat, tidak bergeser dan kepatenan terjaga
Pukul 16.30 WIB - Sodium klorida
0,9% 5 kolf Pukul 18.20 WIB - Obat cefuroxime
65
sudah diberikan secara IV
Pukul 22.05 WIB - Setelah 15 jam
urin bag dikosongkan dengan volumeurin ± 1200 cc dengankarakteristik urin bercampur darah berwarna merah terang, urin tidak berbau.
Pukul 22.20 WIB - Sodium klorida
0,9% 14 kolf Pukul 06.05 WIB
1 2 3 4 5 - Setelah 8 jam
urin bag dikosongkandengan volume urin ± 600 cc dengan karakteristik urin bercampur darah berwarna merah terang, urin tidak berbau.
A :
Retensi urin teratasi sebagian
P : - Pertahankan
kepatenan kateter urin
- Lakukan perawatan kateter
66
- Lakukan
pengosongan urin
- Catat jumlah cairan yang digunakan
Galih
2. Kamis, 16 Mei 2019 di ruangICU
Pukul 14.00 WIB - Mengkaji nyeri
komprehensif paska operasi
Pukul 14.15 WIB - Mengevaluasi
teknik relaksasi nafas dalam
Pukul 14.30 WIB - Memonitor tanda-
tanda vital
S : Pukul 14.15 WIB - Pasien
mengatakan nyeri pada daerah operasi, nyeri berdenyut, nyeri terus menerus dengan skala nyeri 7 (0-10)
1 2 3 4 5 Pukul 17.00 WIB
- Monitor tanda-tanda vital
- Memberikan terapi analgesik keterolak 30 mg/IV dan asam tranexamat 250 mg/IV
Pukul 22.00 WIB - Memonitor tanda-
tanda vital - Memberikan terapi
analgesik keterolak 30 mg/IV dan asam tranexamat 250 mg/IV
Pukul 06.00 WIB - Memonitor tanda-
tanda vital - Memberikan terapi
analgesik keterolak 30 mg/IV dan asam tranexamat 250
O : Pukul 14.05 WIB - Pasien tampak
gelisah karena nyerinya
Pukul 14.25 WIB - Pasien dapat
melakukan teknik relaksasi nafas dalam secara mandiri
Pukul 14.15 WIB Tekanan darah : 140/90 mmHg, frekwensi nafas : 22 x/menit, frekwensi nadi : 88 x/menit, suhuaksila : 37.0oC, SPO2 90%
Pukul 17.10 WIB - Tekanan darah :
67
mg/IV
140/90 mmHg, frekwensi nafas : 22 x/menit, frekwensi nadi : 88 x/menit, suhu aksila : 36.7oC, SPO2 99%
Pukul 18.00 WIB - Obat keterolak
sudah masuk dan pasien tampak tidak menahan nyeri
Pukul 22.10 WIB - Tekanan darah :
130/90 mmHg, frekwensi nafas : 22 x/menit, frekwensi nadi :
1 2 3 4 5 88 x/menit, suhu
aksila : 36.6oC, SPO2 97%
Pukul 23.00 WIB - Obat keterolak
sudah masuk dan nyeri tampak berkurang
A : Nyeri akut belum teratasi P : - Kaji skala nyeri - Evaluasi teknik
relaksasi nafas dalam
- Berikan terapi analgesik sesuai anjuran
- Monitor tanda-
68
tanda vital Galih
3. Kamis, 16 Mei 2019 di ICU
Pukul 08.00 WIB - Mengecek
kelengkapan pemeriksaan fisik, hasil laboratorium dan EKG pada list pasien
Pukul 08.20 WIB - Menyiapkan RL,
NaCl 0,9% dan ketorolac 30 mg/IV untuk dibawa ke ruang operasi
Pukul 08.35 WIB - Melepaskan
perhiasan pasien - Menggantikan
pasien dengan baju
S : Pukul 08.50 WIB - Pasien
mengatakan sangat cemas akan dilakukan operasi
O : Pukul 08.15 WIB - Pemeriksaan
fisik, laboratorium danEKG sudah lengkap
Pukul 08.30 WIB - Obat-obatan
sudah disiapkan
1 2 3 4 5 operasi
Pukul 08.45 WIB - Mengkaji tingkat
kecemasan pasien - Menganjurkan
pasien/keluarga untuk berdoa
- Mendorong pasien ke ruang operasi menggunakan brankar
Pasien berada di ruang ICU setelah operasi Pukul 17.00 WIB - Mengkaji tingkat
kecemasan - Mengkaji tanda-
tanda kecemasan - Mengajarkan teknik
relaksasi nafas
Pukul 08.45 WIB - Perhiasan sudah
dilepas - Pasien sudah
menggukan baju operasi
Pukul 08.55 WIB - Pasien ada pada
tingkat kecemasan sedang
- Pasien/keluarga berdoa dengan seksama
- Pasien berada di ruang tunggu di ruang operasi
Pukul 17.30 WIB - Pasien sudah
tidak cemas - Pasien tampak
rileks
69
dalam
- Pasien mampu
melakukan relaksasi nafas dalam secara mandiri
A : Ansietas teratasi P : Hentikan intervensi
Galih
1. Jumat, 17 Mei 2019
Pukul 08. 30 WIB - Mempertahankan
kepatenan kateter urin
- Membersihkan kateter urin dengan air dan sabun
S : Pukul 08.40 WIB - Pasien
mengatakan nyeri pada daerah operasidengan skala nyeri 4 (0-10)
1 2 3 4 5 Pukul 08.50 WIB
- Mengosongkan urin bag
Pukul 15.00 WIB - Mengosongkan urin
bag Pukul 18.00 WIB - Mencatat jumlah
cairan yang digunakan
Pukul 18.15 WIB - Memberikan terapi
obat cefuroxime 1 gr / IV
Pukul 22.00 WIB - Memberikan terapi
obat cefuroxime 1 gr / IV
O : Pukul 08.50 WIB - Kateter urin
terpasang tepat, tidak bergeser dan kepatenanterjaga
- Kateter tampak bersih
Pukul 09.00 WIB - Setelah 3 jam
urin bag dikosongkan dengan volume ± 500 cc, urin bercampur darah berwarna merah muda, urin tidak berbau.
Pukul 15.05 WIB - Setelah 6 jam
70
urin bag dikosongkan dengan volume ± 700 cc, urin bercampur darah berwarna merah muda, urin tidak berbau.
Pukul 18.10 WIB - Sodium klorida
0,9% yangmasuk 31 kolf dalam waktu 18 jam
Pukul 18.30 WIB - Obat cefuroxime
sudah diberikan secara IV
Pukul 22.20 WIB
1 2 3 4 5 - Obat cefuroxime
sudah diberikan secara IV
A : Retensi urin teratasi sebagian P : - Pertahankan
kepatenan kateter urin
- Lakukan perawatan kateter
- Lakukan pengosongan urin
- Catat jumlah cairan yang digunakan
Galih
2. Jumat, 17 Mei 2019
Pukul 09.30 WIB - Mengkaji skala
S ; Pukul 09.40 WIB
71
nyeri paska operasi
Pukul 14.25 WIB - Mengevaluasi
teknik relaksasi nafas dalam
Pukul 17.00 WIB - Memeriksa tanda-
tanda vital - Memberikan terapi
analgesik ketorolac 30 mg/IV dan asam tranexamat 250 mg/IV
Pukul 22.00 WIB - Memeriksa tanda-
tanda vital - Memberikan terapi
analgesik ketorolac 30 mg/IV dan asam
- Pasien mengatakan skala nyeri 4 (0-10)
Pukul 19.00 WIB - Pasien
mengatakan nyeri berkurang setelah diberi obat
O : Pukul 14.35 WIB - Pasien mampu
melakukan teknik relaksasi secara mandiri
Pukul 17.10 WIB - Tekanan darah
130/90 mmHg, 1 2 3 4 5 tranexamat 250
mg/IV frekwensi nafas : 18 x/menit, frekwensi nadi : 80 x/menit, suhu aksila : 36,5oC
Pukul 18.00 WIB - Obat ketorolac
dan asam tranexamat sudah diberikan dan pasien tampak tidak menahan nyeri
Pukul 22.10 WIB - Tekanan darah
120/80 mmHg, frekwensi nafas : 18 x/menit, frekwensi nadi : 80 x/menit, suhu aksila : 36,0oC
72
Pukul 23.00 WIB - Obat ketorolac
dan asam tranexamat sudah diberikan dan pasien tampak tidak menahan nyeri
A : Nyeri akut teratasi sebagian P : - Kaji skala nyeri - Monitor tanda-
tanda vital - Berikan terapi
analgesik
Galih
Flow Sheet pada Tn.S di Ruang ICU pada Tanggal 16 Mei 2019 pascaoperasi
Pukul 14.00 WIB
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Frekwensi nafas : 22 x/menit
Frekwensi nadi : 88 x/menit
Suhu aksila : 37,0oC
SPO2 : 90 %
Urin : ± 300 cc
Pukul 18.00 WIB
73
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Frekwensi nafas : 22 x/menit
Frekwensi nadi : 80 x/menit
Suhu aksila :36,9 oC
SPO2 : 99 %
Urin : ± 400 cc
Pukul 22.00 WIB
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Frekwensi nafas : 22 x/menit
Frekwensi nadi : 88 x/menit
Suhuaksila : 36,6oC
SPO2 : 97 %
Urin : ± 500 cc
Recommended