View
213
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
48 Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek penelitian dari hubungan gaya komunikasi guru dengan berpikir
kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI
SMK Negeri 11 Bandung terdiri dari Variabel X dan Variabel Y. Adapun yang
menjadi Variabel X adalah gaya komunikasi guru. Sedangkan yang menjadi
Variabel Y adalah berpikir kreatif siswa.
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 11 Bandung yang beralamat di Jalan
Budhi Cilember Bandung. SMK Negeri 11 Bandung merupakan sekolah yang
memusatkan kompetensi siswa pada bidang Bisnis dan Manajemen serta
Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI AP
SMK Negeri 11 Bandung tahun ajaran 2012/2013.
3.2. Desain Penelitian
3.2.1. Metode Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus
menentukan metode penelitian yang akan digunakan. Hal ini merupakan salah
satu langkah dalam melakukan penelitian yang akan membawa peneliti pada suatu
49
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kesimpulan penelitian yang merupakan pemecahan masalah dari rumusan masalah
yang diteliti oleh peneliti.
Langkah-langkah atau prosedur-prosedur dalam penelitian disebut sebagai
metode penelitian. Dalam metode penelitian terdapat beberapa alat dan teknik
tertentu yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Menurut Sugiyono
(2007 : 1) mengatakan bahwa pengertian metode adalah :
Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan
penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga
terjangkau penalaran manusia. Empiris berarti cara yang dilakukan dapat
diamati oleh indra manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan
mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang
digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang
bersifat logis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
survei eksplanasi (eksplanatory survey). Metode penelitian survei eksplanasi
(eksplanatory survey) yaitu metode penelitian yang digunakan dalam populasi
besar maupun kecil, akan tetapi data yang digunakan adalah data sampel yang
diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan deskripsi dari
hubungan-hubungan antar variabel.
Objek telaahan dalam penelitian survei eksplanasi (eksplanatory survey)
adalah untuk menguji kebenaran hubungan-hubungan antar variabel yang
dihipotesiskan. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan-hubungan antar
variabel serta untuk mengetahui apakah suatu variabel dipengaruhi atau tidak
dipengaruhi oleh variabel yang lainnya.
50
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dengan menggunakan penelitian survei eksplanasi (eksplanatory survey),
peneliti melakukan pengamatan untuk mengetahui gambaran antar dua variabel
yaitu variabel gaya komunikasi guru dan variabel berpikir kreatif siswa. Apakah
terdapat hubungan antara gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa
pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri
11 Bandung.
3.2.2. Operasional Variabel
Operasional variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel menjadi
bentuk yang lebih sederhana yaitu berupa indikator. Penelitian ini terdiri dari
Variabel X dan Variabel Y. Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel X adalah
gaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif siswa.
3.2.2.1. Operasional Variabel Gaya Komunikasi Guru
Gaya komunikasi guru merupakan cara guru dalam menyampaikan pesan
atau informasi kepada siswa baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi
yang dilakukan berupaya untuk mendidik para peserta didiknya agar dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Adapun dimensi gaya
komunikasi guru menurut Wubbless (dalam Lisda Yuniawati, 2011 : 58) adalah :
(1) penciptaan suasana kelas; (2) pemberian tugas kepada siswa; (3) sikap guru
dalam diskusi kelas; (4) penetapan aturan dalam kelas; (5) metode mengajar; dan
(6) kedekatan guru dengan siswa.
51
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Operasional Variabel Gaya Komunikasi Guru
Dimensi Indikator Skala
1. Penciptaan suasana
kelas
1. Penciptaan lingkungan fisik kelas
yang kondusif
2. Penataan ruang belajar sebagai
sentra belajar
3. Penciptaan atmosfir belajar yang
kondusif
4. Penetapan strategi pembelajaran
5. Pemanfaatan media dan sumber
belajar
6. Penilaian hasil belajar
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
2. Pemberian tugas
kepada siswa
1. Kejelasan dan ketegasan tugas
2. Penjelasan mengenai kesulitan-
kesulitan yang mungkin dihadapi
3. Diskusi tugas antara guru-siswa
4. Kesesuaian tugas dengan
kemampuan dan minat siswa
5. Kebermaknaan tugas bagi siswa
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
3. Sikap guru dalam
diskusi kelas
1. Memusatkan perhatian
2. Memperjelas masalah atau
pendapat
3. Memperjelas pandangan peserta
didik
4. Mengingatkan kontribusi peserta
didik
5. Mendistribusikan partisipasi
peserta didik
6. Menutup diskusi
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
4. Penetapan aturan 1. Peraturan dinyatakan dengan Ordinal
52
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dalam kelas kalimat positif
2. Peraturan dibuat sedikit
3. Peraturan harus bisa ditegakkan
4. Peraturan perlu dibuat bersama
siswa
5. Peraturan harus memuat
konsekuensi
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
5. Metode mengajar 1. Membangkitkan motif, minat atau
gairah belajar siswa
2. Menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian siswa
3. Memberikan kesempatan bagi
siswa untuk mewujudkan hasil
karya
4. Merangsang keinginan siswa
untuk belajar lebih lanjut,
melakukan eksplorasi dan inovasi
5. Mendidik murid dalam teknik
belajar sendiri dan cara
memperoleh pengetahuan melalui
usaha pribadi
6. Meniadakan penyajian yang
bersifat verbalitas dan
menggantinya dengan pengalaman
yang nyata dan bertujuan
7. Menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan
sikap-sikap utama yang
diharapkan dalam kebiasaan cara
bekerja yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
6. Kedekatan guru
kepada siswa
1. Adanya keterbukaan sehingga
guru dan siswa saling jujur dan
membuka diri satu sama lain
2. Adanya sikap saling menjaga,
saling membutuhkan serta saling
berguna bagi pihak lain
3. Adanya saling ketergantungan
satu sama lain
4. Adanya kebebasan
5. Adanya sikap saling memenuhi
kebutuhan
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
53
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.2.2.2. Operasional Variabel Berpikir Kreatif Siswa
Berpikir kreatif siswa merupakan suatu kemampuan untuk dapat
menemukan ide-ide, gagasan-gagasan, atau suatu penemuan baru dengan berbagai
macam alternatif jawaban dalam pemecahan masalah pada proses pembelajaran di
sekolah. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat mengubah pola berpikir konvergen
menjadi pola berpikir divergen. Sehingga siswa tidak akan merasa jenuh pada
pelajaran. Dimensi berpikir kreatif siswa menurut Guilford (Utami Munandar,
1992 : 64) adalah : (1) kemampuan berpikir lancar (fluency); (2) kemampuan
berpikir luwes (flexibility); (3) kemampuan berpikir original (originality); (4)
kemampuan berpikir memerinci (elaboration); dan (5) kemampuan berpikir
menilai (evaluation).
Tabel 3.2
Operasional Variabel Berpikir Kreatif Siswa
Dimensi Indikator Skala
1. Kemampuan berpikir
lancar (fluency)
1. Mencetuskan banyak gagasan,
jawaban, penyelesaian masalah atau
jawaban
2. Memberikan banyak cara atau saran
untuk melakukan berbagai hal
3. Selalu memikirkan lebih dari satu
jawaban
Interval
Interval
Interval
2. Kemampuan berpikir
luwes (flexibility)
1. Menghasilkan gagasan, jawaban,
atau pertanyaan yang bervariasi
2. Dapat melihat suatu masalah dari
sudut pandang yang berbeda
3. Mencari banyak alternatif atau arah
Interval
Interval
Interval
54
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
yang berbeda
4. Mampu mengubah cara pendekatan
atau pemikiran
Interval
3. Kemampuan berpikir
original (originality)
1. Mampu melahirkan ungkapan yang
baru dan unik
2. Memikirkan cara-cara yang tak
lzim untuk mengungkapkan diri
3. Mampu membuat kombinasi-
kombinasi yang tak lazim dari
bagian-bagian atau unsur-unsur
Interval
Interval
Interval
4. Kemampuan berpikir
memerinci
(elaboration)
1. Mampu memperkaya dan
mengembangkan suatu gagasan
atau produk
2. Menambah atau merinci detail-
detail dari suatu objek, gagasan atau
situasi sehingga menjadi lebih
menarik
Interval
Interval
5. Kemampuan berpikir
menilai (evaluation)
1. Menentukan patokan penilaian
sendiri dan menentukan apakah
suatu pernyataan benar atau suatu
tindakan bijaksana
2. Mampu mengambil keputusan
terhadap situasi yang terbuka
3. Tidak hanya mencetuskan gagasan
tetapi juga melaksanakannya
Interval
Interval
Interval
3.2.3. Jenis dan Sumber Data
Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan
keterangan mengenai suatu data. Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder.
1. Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh penulis secara
langsung dari objek penelitian melalui penyebaran angket dan lembar tes
55
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
berpikir kreatif yang diberikan pada siswa kelas XI AP SMK Negeri 11
Bandung.
2. Sumber data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh penulis secara
tidak langsung dengan objek penelitian. Sumber data sekunder dalam
penelitian yaitu buku-buku literatur, hasil observasi, maupun laporan-laporan
dari SMK Negeri 11 Bandung.
3.2.4. Populasi dan Sampel Penelitian
Uep dan Sambas (2009 : 131) menyatakan pendapat bahwa :
Populasi (population atau universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit
penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu
yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam
suatu penelitian (pengamatan).
Pendapat lain dari menurut S. Margono (2009 : 118) menyatakan bahwa :
“Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data,
bukan manusianya”.
“Pengertian lain, menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek
penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan,
tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai, tes, atau peristiwa-peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki krakteristik tertentu di dalam suatu
penelitian” (Hadari, Nawawi, 1983 : 141).
Dapat dikatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan atas objek/subjek
berupa orang atau benda yang memiliki karakteristik tertentu dan yang akan
dijadikan sebagai bahan penelitian.
56
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah seluruh siswa
kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah
146 orang yang meliputi 4 kelas. Gambaran mengenai jumlah populasi dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3
Populasi Penelitian
Siswa Kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung
Tahun Pelajaran 2012/2013
No. Kelas Jumlah Siswa
1. XI AP 1 35
2. XI AP 2 35
3. XI AP 3 37
4. XI AP 4 39
Jumlah 146
Sumber : Ketua Prodi Administrasi Perkantoran SMK Negeri 11 Bandung
Dalam suatu penelitian, terkadang tidak semua unit populasi dapat
dijadikan sebagai objek penelitian karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan
biaya yang dikeluarkan oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti pun diperbolehkan
untuk mengambil sebagian objek dari populasi penelitian. Dengan catatan,
sebagian objek penelitian yang diambil dapat mewakili dari populasi penelitian.
57
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sebagian objek penelitian yang diambil dari populasi penelitian tersebut disebut
dengan sampel penelitian.
Uep dan Sambas (2009 : 131) menyatakan pendapat bahwa “sampel adalah
bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu
sehingga dapat mewakili populasinya”.
Sementara itu, menurut S. Margono (2009 : 121) bahwa “sampel adalah
sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan
menggunakan cara-cara tertentu”.
Teknik sampling merupakan teknik dalam pengambilan sampel penelitian
dari suatu populasi. Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik simple random sampling (sampel acak sederhana). “Teknik simple
random sampling (sampel acak sederhana) yaitu sebuah metode seleksi terhadap
unit-unit populasi, unit-unit tersebut diacak seluruhnya. Masing-masing unit atau
unit satu dengan unit lainnya memiliki peluang yang sama untuk dipilih” (Uep
dan Sambas, 2011 : 140).
Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi yang ada, digunakan
rumus Slovin menurut Bambang dan Lina (2010) sebagai berikut :
n =
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampel yang ditolerir
58
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini adalah
sebesar 10%)
Berdasarkan rumusan di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel
sebagai berikut :
n =
=
= 59,35 ≈ 60
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh ukuran sampel yaitu sebesar
60. Dengan kata lain, responden dalam penelitian ini yaitu berjumlah 60 siswa
kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung tahun pelajaran 2012/2013.
Dari jumlah sampel tersebut kemudian ditentukan jumlah masing-masing
dari tiap kelas secara proporsional dengan rumus menurut Al-Rasyid (1994) :
n1 =
x n0
Keterangan :
n1 = banyaknya sampel masing-masing unit
n0 = banyaknya sampel yang diambil dari seluruh unit
NI = banyaknya populasi dari masing-masing unit
ΣN = Jumlah populasi dari seluruh unit
Berdasarkan rumusan di atas, maka diperoleh sampel dari masing-masing
kelas sebagai berikut :
Tabel 3.4
Penyebaran Proporsi Sampel
No. Kelas Jumlah
Siswa Perhitungan Sampel
59
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. XI AP 1 35 35/146x60 14
2. XI AP 2 35 35/146x60 14
3. XI AP 3 37 37/146x60 15
4. XI AP 4 39 39/146x60 17
Jumlah Seluruh Siswa 146 60
Berdasarkan hasil perhitungan proporsi sampel di atas, maka dihasilkan
sampel sebanyak 60 orang yang tersebar secara proporsional di kelas AP. Untuk
kelas XI AP 1 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 14 orang responden,
kelas XI AP 2 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 14 orang responden,
kelas XI AP 3 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 15 orang responden
dan kelas XI AP 4 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 14 orang
responden.
Karena setiap responden memiliki peluang yang sama untuk dijadikan
sebagai sampel penelitian, maka dari setiap proporsi sampel penelitian akan dapat
mewakili dari tiap-tiap kelas yang dipilih melalui cara pengundian (terlampir).
3.2.5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti membutuhkan data-data yang
diperlukan yang kemudian akan diolah untuk menguji hipotesis. Untuk
mengumpulkan data-data tersebut, peneliti membutuhkan teknik serta alat dalam
pengumpulan data. Adapun teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
60
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan
maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan
skor angka. Dalam teknik ini, tes yang diberikan yaitu berupa tes essay (essay
test). S. Margono (2009 : 170) menyatakan bahwa “Tes essay (essay test)
yaitu tes yang menghendaki agar testee memberikan jawaban dalam bentuk
uraian atau kalimat-kalimat yang disusun sendiri”.
Tes kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini berupa tes essay dari
mata pelajaran produktif administrasi perkantoran kelas XI AP. Di mana
dalam tes essay ini diharapkan dapat melihat sejauh mana kemampuan
berpikir kreatif yang dimiliki oleh siswa kelas XI AP dari mata pelajaran
produktif administrasi perkantoran. Dalam menyusun soal tes essay, terdapat
beberapa prosedur yang harus dilakukan, diantaranya :
1. Menyusun kisi-kisi soal tes essay.
2. Merumuskan soal-soal pertanyaan tes essay.
3. Menetapkan scoring pada setiap bulir soal tes essay. Dalam penelitian ini
setiap jawaban dari responden diberi bobot nilai sesuai dengan kriteria
penilaian tes essay (terlampir). Adapun penetapan scoring yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Penilaian indikator dan dimensi
a. Memberikan bobot nilai pada setiap bulir soal berdasarkan kriteria
penilaian tes essay per indikator dari dimensi berpikir kreatif.
61
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b. Menjumlahkan bobot nilai dari tiap-tiap indikator berdasarkan
dimensi berpikir kreatif.
c. Penetapan skor pada tiap-tiap dimensi berpikir kreatif.
2. Penilaian bulir soal
a. Menjumlahkan skor dari tiap-tiap dimensi berpikir kreatif pada tiap
bulir soal.
b. Penetapan skor pada tiap bulir soal dari penjumlahan skor tiap-tiap
dimensi berpikir kreatif.
2. Angket
Angket adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan
pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan
sebelumnya, dan harus diisi oleh responden. Dalam menyusun angket,
terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan, diantaranya :
1. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.
2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif-alternatif jawaban.
3. Pada responden hanya diperlukan tanda check list (√) pada setiap alternatif
jawaban yang telah disediakan secara tepat.
4. Menetapkan scoring pada setiap item-item pertanyaan. Dalam penelitian
ini setiap jawaban dari responden diberi nilai dengan menggunakan skala
Likert.
62
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.2.6. Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu dilakukan uji kelayakan,
karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang
baik harus memiliki persyaratan, yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang valid
adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) bahwa data
tersebut valid. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama dan akan
menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan
reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi
valid dan reliabel.
Uji coba instrumen penelitian dilakukan dengan melakukan uji coba
angket dan lembar tes terhadap 20 orang responden. Data angket dan lembar tes
yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya.
Sesuai dengan variabel yang akan diteliti, angket dan lembar tes yang
diujicobakan terdiri atas angket untuk mengukur gaya komunikasi guru dan
lembar tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa. Penyebaran jumlah
item angket dan lembar tes pada masing-masing variabel tampak pada tabel
berikut :
Tabel 3.5
Jumlah Item Angket dan Lembar Tes untuk Uji Coba
No. Variabel Jumlah
Item Angket
Jumlah Item
Lembar tes Jumlah
1. Gaya Komunikasi Guru 34 - 34
2. Berpikir Kreatif Siswa - 7 7
Total 34 7 41
63
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sumber : Hasil pembuatan angket dan lembar tes, 2013
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah item angket
yang akan diujicobakan sebanyak 34 item dan jumlah item lembar tes yang akan
diujicobakan sebanyak 7 item. Sehingga untuk total seluruh item berjumlah 41
item yang akan diujicobakan.
3.2.6.1. Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen digunakan untuk mengukur ketepatan
suatu alat ukur. Pengujian validitas instrumen yaitu menggunakan teknik korelasi
product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut :
] ]
(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 26)
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y
N : Jumlah responden
X : Skor Variabel X
Y : Skor Variabel Y
ΣX : Jumlah skor Variabel X
ΣY : Jumlah skor Variabel Y
X2 : Kuadrat skor Variabel X
Y2
: Kuadrat skor Variabel Y
Σ X2 : Jumlah kuadrat skor Variabel X
rxy =
64
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Σ Y2 : Jumlah kuadrat skor Variabel Y
Σ XY : Jumlah hasil kali skor Variabel X dengan skor Variabel Y
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas
instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 26) adalah sebagai
berikut :
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang
bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran
data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan
pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data
selanjutnya.
5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah
diisi pada tabel pembantu.
6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir atau
item angket dari skor-skor yang diperoleh. Gunakan tabel pembantu
perhitungan korelasi. Untuk membuat tabel pembantu perhitungan korelasi,
perhatikan unsur-unsur yang ada pada rumus korelasi yang digunakan. Unsur-
unsur tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai judul kolom pada tabel.
7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n -2.
8. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r. Kriterianya : 1. Jika nilai hitung rxy > nilai tabel r, maka dinyatakan
valid.
2. Jika nilai hitung rxy ≤ nilai tabel r, maka dinyatakan
tidak valid.
Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
Microsoft Excel. Setelah diperoleh nilai rxy kemudian dibandingkan dengan nilai
rtabel dengan dk = n - 2 dimana n = 20 (dk = 20 -2 = 18 = 0,444) dengan taraf nyata
(α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %. Jika rhitung > rtabel maka item tersebut
dinyatakan valid dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka item tersebut dinyatakan
tidak valid. Setelah rhitung tersebut dibandingkan dengan rtabel, selanjutnya cari thitung
65
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dikarenakan jenis penelitian ini merupakan penelitian sampel. Jika dalam
instrumen penelitian dinyatakan valid, maka item tersebut dapat digunakan dalam
kuesioner penelitian.
3.2.6.2. Uji Reliabilitas
Pengujian alat pengumpulan data yang kedua adalah pengujian
reliabilitas instrumen. Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika
pengukurannya konsisten dan cermat akurat. “Uji realiabilitas instrumen
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat
ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya” (Uep dan Sambas, 2011 :
123). Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan
Koefisien Alfa (α) dari Cronbach dengan rumus sebagai berikut :
r11 = [
].[
]
Dimana rumus varians :
(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 31)
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrumen/koefisien/korelasi alpha
k : Banyaknya bulir soal
Σσi2 : Jumlah varians bulir
σ2 : Varians total
N =
66
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ΣX : Jumlah soal
N : Jumlah responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas
instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 31) adalah sebagai
berikut :
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden
yang bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran
data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan
pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data
selanjutnya.
5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah
diisi responden pada tabel pembantu.
6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.
7. Menghitung nilai koefisien alfa.
8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2.
9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r.
Kriterianya : 1. Jika nilai hitung r11 > nilai tabel r, maka dinyatakan reliabel.
2. Jika nilai hitung r11 ≤ nilai tabel r, maka dinyatakan tidak
reliabel.
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen angket dan
lembar tes adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach. Setelah diperoleh nilai r11,
kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel dengan dk = n - 2 dimana n = 20 (dk =
20 -2 = 18 = 0,444) dengan taraf nyata (α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %.
Jika rhitung > rtabel maka item tersebut dinyatakan reliabel dan sebaliknya jika rhitung
67
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
< rtabel maka item tersebut dinyatakan tidak reliabel. Setelah rhitung tersebut
dibandingkan dengan rtabel, selanjutnya dilakukan pengujian dengan uji t. Jika
kriterianya thitung > ttabel maka item tersebut reliabel dan sebaliknya jika thitung < ttabel
maka item tersebut dinyatakan tidak reliabel.
3.2.7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi
sebuah infomasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan
mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian.
“Terdapat tujuan dari dilakukannya teknik analisis data, antara lain : 1)
mendeskripsikan data, dan 2) membuat induksi atau menarik kesimpulan
tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data
yang diperoleh dari sampel (statistik)” (Uep dan Sambas, 2011 : 159).
Untuk mencapai kedua tujuan teknik analisis data di atas, maka terdapat
beberapa langkah atau prosedur yang perlu dilakukan menurut Uep dan Sambas
(2011 : 159) sebagai berikut :
1. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data.
2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian
instrumen pengumpulan data.
3. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan
yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel
yang diteliti.
4. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk
penelitian.
5. Tahap pengujian kualitas data, yaitu menguji validitas dan reliabilitas
instrumen pengumpulan data.
6. Tahap mendeskripsikan data, yaitu tabel frekuensi dan atau diagram, serta
berbagai ukuran tendensi sentral, maupun ukuran dispersi. Tujuannya
memahami karakteristik data sampel penelitian.
68
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7. Tahap pengujian hipotesis, yaitu tahap pengujian terhadap proposisi-proposisi
yang dibuat apakah proposisi tersebut ditolak atau diterima, serta bermakna
atau tidak. Atas dasar pengujian hipotesis inilah selanjutnya keputusan dibuat.
Teknik analisis data dalam penelitian dibagi menjadi dua macam, yaitu
teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.
3.2.7.1. Teknik Analisis Deskriptif
Penelitian yang dilakukan pada sampel dari populasi penelitian
menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif adalah analisis
penelitian secara deskriptif yang dilakukan melalui statistik deskriptif, yaitu
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat generalisasi hasil peneitian. Karena anggota yang dilibatkan
dalam penelitian ini adalah sampel, maka kesimpulan yang dibuat adalah untuk
sampel, tetapi dapat mewakili dari seluruh anggota populasi.
Teknik analisis data deskriptif ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, yaitu pada rumusan
masalah no. 1 dan no. 2. Dalam teknik analisis deskriptif ini yaitu untuk
mengetahui efektivitas gaya komunikasi guru dan tingkat berpikir kreatif siswa
pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri
11 Bandung.
Yang termasuk dalam teknik analisis deskriptif pada penelitian ini antara
lain penyajian data dalam bentuk tabel, diagram, kategori, persentase, frekuensi.
69
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Langkah kerja analisis data deskriptif meliputi :
1. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban
responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan
kuesioner sehingga data siap diproses.
2. Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan data yang diperoleh
responden.
3. Menghitung frekuensi data yang diperoleh.
4. Menyajikan data yang sudah diperoleh, baik dalam bentuk tabel ataupun
grafik.
5. Melakukan analisis berdasarkan data yang sudah disajikan.
Dalam penelitian ini data yang disajikan berbentuk skala ordinal dan
interval yang sebelumnya dijelaskan dalam operasional variabel.
Langkah-langkah membuat gambaran variabel penelitian untuk data
kategori adalah :
1. Masukan tabulasi data yang sudah terkumpul ke dalam sebuah tabel
pembantu, kemudian hitung jumlah perolehan skor masing-masing
responden.
2. Tentukan ukuran variabel yang akan digambarkan.
Ukuran variabel gaya komunikasi guru adalah efektivitas gaya komunikasi
guru (Efektif – Cukup Efektif - Kurang Efektif– Tidak Efektif)
Ukuran variabel berpikir kreatif siswa adalah tingkat berpikir kreatif siswa
(Tinggi – Sedang – Rendah)
70
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Buatlah tabel distribusi frekuensi data terkumpul dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Menghitung skor maksimum ideal (SkorMaks) yang diperoleh responden,
yaitu hasil perkalian antara alternatif jawaban skor terbesar dengan
banyaknya jumlah item instrumen angket.
b. Menghitung skor minimum ideal (SkorMin) yang diperoleh responden,
yaitu hasil perkalian antara alternatif jawaban skor terkecil dengan
banyaknya jumlah item instrumen angket.
c. Menghitung rentang skor (R), yaitu hasil selisih skor maksimum ideal
dengan skor minimum ideal, dibagi dengan banyaknya ukuran variabel (n)
yang telah ditentukan pada point b, sehingga: R = (SkorMaks - SkorMin) / n
d. Menentukan rentang skor pada masing-masing kategori atau ukuran.
e. Menghitung frekuensi data, yaitu dengan melakukan tally terhadap data
yang diperoleh untuk dikelompokan pada kategori atau ukuran yang sudah
ditentukan.
f. Menghitung persentase perolehan data untuk masing-masing kategori,
yaitu hasil bagi frekuensi pada masing-masing kategori dengan jumlah
responden, dikali seratus persen.
1) Variabel Gaya Komunikasi Guru
Peneliti ingin menggambarkan variabel gaya komunikasi guru.
Ukuran yang ditentukan ada empat macam yaitu efektif – cukup efektif
71
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
- kurang efektif – tidak efektif. Selanjutnya perhatikan contoh pada
point a, pada tabel tersebut diperoleh informasi, yaitu jumlah item
angket adalah 25 bulir. Angket yang dikembangkan, misalnya
mengikuti model skala Likert, dimana alternatif jawaban responden
terdiri atas lima jawaban (yaitu “Selalu” diberi skor 5, “Sering” diberi
skor 4, “Jarang” diberi skor 3, “Pernah” diberi skor 2, dan “Tidak
Pernah” diberi skor 1).
Berdasarkan informasi tersebut, maka dapat dihitung :
a. Skor maksimum ideal (SkorMaks) = Alternatif jawaban skor
terbesar dikali banyaknya jumlah item instrumen angket =
5 x 25 = 125.
b. Skor minimum ideal (SkorMin) = Alternatif jawaban skor terkecil
dikali banyaknya jumlah item instrumen angket = 1 x 25 = 25
c. Rentang skor = Selisih skor maksimum ideal (SkorMaks) dengan
skor minimum ideal (SkorMin), dibagi dengan banyaknya ukuran
variabel = (SkorMaks - SkorMin) / n = (125 – 25) / 4 = 25
d. Rentang skor untuk masing-masing kategori.
Tabel 3.6
Kriteria Penafsiran Deskripsi Gaya Komunikasi Guru
Kategori Rentang Skor
72
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Efektif 101 - 125
Cukup Efektif 76 - 100
Kurang Efektif 51 - 75
Tidak Efektif 25 - 50
e. Frekuensi data pada masing-masing kategori.
f. Persentase perolehan data untuk masing-masing kategori.
2) Variabel Berpikir Kreatif Siswa
Peneliti ingin menggambarkan variabel berpikir kreatif siswa. Ukuran
yang ditentukan ada tiga macam yaitu tinggi – sedang – rendah.
Selanjutnya perhatikan contoh pada point a, pada tabel tersebut
diperoleh informasi, yaitu jumlah item lembar tes adalah 7 bulir.
Lembar tes diberi alternatif jawaban skor antara 0 – 3.
Berdasarkan informasi tersebut, maka dapat dihitung :
a. Skor maksimum ideal (SkorMaks) = Alternatif jawaban skor
terbesar dikali banyaknya jumlah item instrumen lembar tes =
45 x 7 = 315.
b. Skor minimum ideal (SkorMin) = Alternatif jawaban skor terkecil
dikali banyaknya jumlah item instrumen angket = 0 x 7 = 0
c. Rentang skor = Selisih skor maksimum ideal (SkorMaks) dengan
skor minimum ideal (SkorMin), dibagi dengan banyaknya ukuran
variabel = (SkorMaks - SkorMin) / n = (315 – 0) / 3 = 105
d. Rentang skor untuk masing-masing kategori.
73
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7
Kriteria Penafsiran Deskripsi Berpikir Kreatif Siswa
Kategori Rentang Skor
Tinggi 211 – 315
Sedang 106 – 210
Rendah 0 - 105
e. Frekuensi data pada masing-masing kategori.
f. Persentase perolehan data untuk masing-masing kategori.
4. Memberikan penafsiran atas tabel kriteria penafsiran deskripsi yang sudah di
buat untuk mendapatkan informasi yang diharapkan, sesuai dengan tujuan
penelitian yang dirumuskan.
3.2.7.2. Teknik Analisis Inferensial
Uep dan Sambas (2011 : 185) menyatakan bahwa :
Analisis statistik inferensial, yaitu adalah data dengan statistik, yang
digunakan dengan tujuan untuk membuat kesimpulan yang berlaku
umum. Dalam praktik penelitian, analisis statistika inferensial biasanya
dilakukan dalam bentuk pengujian hipotesis. Statisika inferensial
berfungsi untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel bagi
populasi.
Statistik inferensial meliputi statistik parametrik yang digunakan untuk
data interval dan data ratio serta statistik non-parametrik yang digunakan untuk
data nominal dan data ordinal. Dalam penelitian ini digunakan analisis parametrik
karena data yang digunakan adalah data interval. Hal ini bermaksud guna
menjawab pertanyaan pada no. 3 pada rumusan masalah, yaitu adakah hubungan
74
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif
administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung.
Langkah kerja analisis data inferensial (analisis korelasi) meliputi :
1. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban
responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan
kuesioner sehingga data siap diproses.
2. Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan skor yang diperoleh
responden.
3. Menghitung jumlah skor yang diperoleh oleh masing-masing responden
4. Menghitung nilai koefisien korelasi rank spearman , yaitu dengan cara
mengkorelasikan skor-skor pada masing-masing variabel.
5. Menghitung nilai uji statistik t (jika penelitian sampel)
6. Menentukan titik kritis atau nilai tabel ρ atau nilai tabel t, pada derajat
bebas (db = N – k – 1) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.
7. Membandingkan nilai hitung ρ atau nilai hitung t dengan nilai ρ atau nilai
t yang terdapat dalam tabel.
8. Membuat kesimpulan. Kriteria kesimpulan : Jika nilai hitung ρ atau t lebih
besar dari nilai tabel ρ atau t, maka item angket dinyatakan signifikan.
Penelitian ini ada yang menggunakan data dalam bentuk skala ordinal
seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel. Sedangkan dalam pengujian
hipotesis menggunakan teknik statistik parametrik yang menuntut data minimum
dalam skala bentuk interval. Dengan demikian, data dalam skala ordinal terlebih
75
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dahulu harus diubah ke dalam bentuk data interval dengan menggunakan Methode
Succesive Interval (MSI).
Langkah kerja yang dapat dilakukan untuk merubah jenis data ordinal ke
data interval melalui methode of succesive intervals adalah :
1. Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab
(memberikan) respon terhadap alternatif (kategori) jawaban yang tersedia.
2. Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden (n),
kemudian tentukan proporsi untuk setiap alternatif jawaban responden
tersebut.
3. Jumlahkan proporsi secara beruntun sehingga keluar proporsi kumulatif
untuk setiap alternatif jawaban responden
4. Dengan menggunakan Tabel Distribusi Normal Baku, hitung nilai z untuk
setiap kategori berdasarkan proporsi kumulatif pada setiap alternatif
jawaban responden tadi.
5. Menghitung nilai skala (scale value) untuk setiap nilai z dengan
menggunakan rumus: SV = (Density at lower limit dikurangi Density at
upper limit) dibagi (Area under upper limit dikurangi Area under lower
limit).
6. Melakukan transformasi nilai skala (transformed scale value) dari nilai
skala ordinal ke nilai skala interval, dengan rumus:Y = SVi + |SVMin|.
Dengan catatan, SV yang nilainya kecil atau harga negatif terbesar diubah
menjadi sama dengan satu (=1).
76
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Methode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu
program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Interval.
Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel.
2. Klik “Add-In” pada menu bar.
3. Klik “Statistic” pada menu Add-In hingga muncul kotak dialog “Succesive
Interval”.
4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input,
dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.
5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√) Input Label in First
Now.
6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5.
7. Masih pada Option, check list (√ ) Display Summary.
8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan
di sel mana. Lalu klik “OK”.
3.2.8. Pengujian Persyaratan Analisis Data
Dalam melakukan analisis data, terdapat beberapa syarat pengujian yang
harus dipenuhi sebelum melakukan pengujian hipotesis. Syarat-syarat pengujian
yang harus dilakukan diantaranya adalah Uji Normalitas dan Uji Homogenitas.
77
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.2.8.1. Uji Normalitas
Dilakukannya uji normalitas adalah untuk mengetahui normal atau
tidaknya suatu distribusi data. Dengan mengetahui suatu distribusi data normal
maka akan berkaitan dengan pemilihan pengujian statistik yang akan digunakan.
“Dalam penelitian ini akan digunakan pengujian normalitas dengan uji
Liliefors. Kelebihan dari Liliefors test adalah
penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power
full) sekalipun dengan ukuran sampel kecil” (Harun Al Rasyid, 2005).
Langkah-langkah pengujian normalitas dengan uji Liliefors test menurut
Sambas Ali Muhidin (2010 : 93) adalah sebagai berikut :
1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada
beberapa data.
2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus
ditulis).
3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi).
5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel z.
6. Menghitung theoritical proportion.
7. Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion,kemudian
carilah selisih terbesar titik observasinya.
8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji, tolak H0 jika D > D (n,α).
Berikut adalah tabel distribusi pembantu untuk melakukan pengujian
normalitas data :
Tabel 3.8
Tabel Distibusi Pembantu Dalam Pengujian Normalitas Data
X F fk Sn (Xi) Z F0 (Xi) Sn(Xi) – F0(Xi) [Sn(Xi) – F0(Xi)]
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 94)
78
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar.
Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul.
Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Fomula, fki = fi + fkisebelumnya.
Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn(Xi) = fki : n.
Kolom 5 : Nilai z. Fomula, Z =
Di mana : Ẍ = ΣXi dan S = √Σ
Σ
Kolom 6 : Theoretical Proportion (tabel z) : Proporsi Kumulatif Luas
Kurva
Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi
normal.
Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion
dengan cara selisih kolom (4) dan kolom (6).
Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Nilai
yang paling besar pada kolom (8) adalah D hitung.
Selanjutnya menghitung D tabel pada α = 0,05 dengan cara
Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :
D hitung < D tabel, maka H0 : diterima, artinya data berdistribusi normal.
D hitung ≥ D tabel, maka H1 : ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.
Xi – X
S
n
79
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.2.8.2. Uji Homogenitas
Pengujian asumsi homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua
kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. “Dengan
demikian pengujian homogenitas varians ini mengasumsikan bahwa skor setiap
variabel memiliki varians yang homogen” (Sambas Ali Muhidin, 2010 : 96).
Pengujian asumsi homogenitas pada penelitian ini menggunakan Uji Burlett.
Adapun rumusnya :
χ2 = (ln10)⌊ ⌋
(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 96)
Di mana :
Si2 : Varians tiap kelompok data
dbi : n – 1 = Derajat kebebasan tiap kelompok
B : Nilai Barlett = (Log S2
gab)(Σdbi)
S2
gab = Varians gabungan = S2
gab =
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian homogenitas varians
menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 97) adalah sebagai berikut :
1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap
kelompok tersebut.
2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan.
80
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.9
Model Tabel Uji Barlett
Sampel db = n - 1 Si2 LogSi
2 db. LogSi
2 db. Si
2
1
2
...
Σ
(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 97)
3. Menghitung varians gabungan.
4. Menghitung log dari varians gabungan.
5. Menghitung nilai Barlett.
6. Menghitung nilai χ2.
7. Menentukan nilai dan titik kritis.
8. Membuat kesimpulan, dengan kriteria :
Nilai hitung χ2 < nilai tabel χ
2, maka H1 : diterima, artinya varians data
homogen.
Nilai hitung χ2 ≥ nilai tabel χ
2, maka H0 : ditolak, artinya varians data tidak
homogen.
3.2.9. Pengujian Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara atas suatu masalah dalam
penelitian yang perlu diuji kebenarannya secara empiris. Dan dalam hal ini
pengujian tersebut bertujuan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak.
“Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau
merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Hipotesis
dalam penelitian kuantitatif dapat berupa hipotesis satu variabel dan
hipotesis dua atau lebih variabel yang dikenal sebagai hipotesis kausal”
(Bambang dan Lina, 2010 : 76).
81
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Diterima atau tidaknya suatu hipotesis tergantung dari pengujian yang
dilakukan, yaitu berupa pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis adalah suatu
prosedur atau langkah-langkah dalam menguji suatu hipotesis dan yang pada
akhirnya akan menghasilkan suatu keputusan apakah hipotesis tersebut dapat
diterima atau ditolak.
Alat yang digunakan untuk mengetahui hubungan Variabel X dengan
Variabel Y, yang di mana untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan
variabel-variabel tersebut pada penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis
korelasi. Pengujian dengan menggunakan analisis korelasi dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan rumusan hipotesis statistik (H0 dan H1).
H0 : ρ = 0 : Tidak ada hubungan yang signifikan Variabel X dengan
Variabel Y
H1 : ρ ≠ 0 : Ada hubungan yang signifikan Variabel X dengan
Variabel Y
2. Menentukan taraf kemaknaan atau nyata α (level of significance α).
Taraf kemaknaan atau nyata α (level of significance α) ditetapkan α = 5%
3. Menggunakan statistik uji yang tepat.
Dalam penelitian ini menggunakan statistik uji t dengan rumus sebagai
berikut :
t = ρ √
82
Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4. Menghitung nilai statistik uji berdasarkan data yang dikumpulkan.
5. Membuat kesimpulan.
Recommended