View
216
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Pertanian tembakau di Desa Senden
Desa Senden merupakan salah satu desa di Kecamatan Selo Kabupaten
Boyolali. Desa Senden terdiri dari sebelas dusun antara lain Pasah, Argosari,
Gunung Sari, Muntuk, Brajan, Tegalsari, Sengon, Senden, Gragah Ombo,
Sidomulyo dan Kemangen.
“Luas wilayah Desa Senden secara keseluruhan adalah
300.2106 Ha.”39
Secara administratif batas wilayah Desa Senden adalah :
“@ Sebelah Utara : Desa Jeruk
@ Sebelah Selatan : Desa Tarubatang
@ Sebelah Timur : Desa Surodadi
@ Sebelah Barat : Desa Jrakah”40
Desa Senden berada di daerah pegunungan tepatnya antara lereng Gunung
Merapi dan lereng Gunung Merbabu. Ketinggian wilayah Desa Senden dari
permukaan laut adalah kurang lebih 1.300 meter di atas permukaan laut. Daerah
ini memiliki suhu minimun 18° Celcius dan suhu maksimum 23° Celcius, kondisi
tersebut menjadikan Desa Senden sebagai wilayah yang sangat ideal bagi tanaman
tembakau untuk tumbuh dan berkembang.
“...rata-rata suhu optimal untuk tanaman tembakau adalah
14°-26° Celcius.”41
39
Data Monografi Desa Senden Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. 40
Data Monografi Desa Senden, Ibid.. 41 http://dc442.4shared.com/doc/i7GAjZKI/preview.html.
40
Secara keseluruhan mata pencaharian penduduk Desa Senden adalah
sebagai petani selain juga sebagai peternak. Komoditas tanaman yang
dikembangkan di Desa Senden adalah tembakau. Pertanian tembakau di Desa
Senden termasuk memiliki tingkat kemajuan yang cukup tinggi.
Besarnya jumlah penduduk yang menjadi petani tembakau ini menandakan
bahwa besar pula usaha pertanian tembakau di Desa Senden. Pertanian tembakau
menjadi pilihan utama masyarakat di Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten
Boyolali karena hasil dari pertanian sayuran yang biasa petani usahakan tidak
dapat mencukupi biaya hidup rumah tangga mereka sehari-hari. Saat ini, satu
petani di Desa Senden, Kecamata Selo, Kabupaten Boyolali rata-rata memiliki
satu sampai dua hektare lahan untuk menanam tembakau.
Pertanian tembakau di Desa Senden masih tergolong sebagai pertanian
tembakau tradisional. Pengelolaan lahan yang dilakukan oleh petani belum
banyak melibatkan produk-produk hasil perkembangan teknologi. Pengelolaan
tembakau di Desa Senden termasuk sederhana. Petani mengusahakan bibit
tembakau sendiri dalam usahanya. Namun, benih sebagai bakal bibit dibeli dari
toko pertanian atau dari para pengumpul yang menyediakan. Bibit diletakkan di
dalam polybag yaitu plastik khusus untuk pembibitan tanaman. Petani lebih suka
melakukan pembibitan di dalam polybag karena dapat mengurangi kerusakan akar
pada saat bibit dipindah ke lahan penanaman tembakau. Media untuk pembibitan
adalah tanah yang dicampur dengan pasir dan pupuk kandang dengan
perbandingan 5 : 3 : 1 atau lima kilogram tanah dicampur dengan tiga kilogram
pasir dan satu kilogram pupuk kandang. Bibit tembakau disiram dengan air setiap
41
hari pada pagi dan sore. Setelah bibit berumur satu bulan di dalam polybag,
selanjutnya bibit dipindah ke lahan penanaman yang sebelumnya tanah sudah
dicangkul dan diberi pupuk kandang.
Bibit tembakau yang sudah berada di lahan penanaman untuk selanjutnya
dirawat secara rutin. Perawatan yang dilakukan oleh petani antara lain mencabut
rumput yang tumbuh disekitar tanaman tembakau dan mencangkul tanah disekitar
tanaman. Tujuan mencabut rumput disekitar tanaman tersebut agar pertumbuhan
tanaman tembakau tidak terganggu oleh tumbuhnya rumput dan mencangkul
tanah disekitar tanaman agar udara dapat masuk kedalam tanah. pencabutan
rumput dilakukan tanpa menggunakan alat bantu atau menggunakan tangan dan
pencangkulan dilakukan dengan alat bantu berupa cangkul atau oleh masyarakat
sekitar lebih terkenal dengan sebutan pacul. Hal ini membuktikan bahwa masih
tradisionalnya pertanian tembakau di Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten
Boyolali.
Selain mencabut rumput dan mencangkul tanah disekitar tanaman
tembakau, petani juga memberikan pupuk kepada tanaman tembakaunya. Jenis
pupuk yang diberikan pada umumnya adalah pupuk kandang berupa kotoran ayam
dan pupuk urea. Pupuk tersebut biasanya didapatkan petani di toko pertanian dan
bisa juga dari pengumpul-pengumpul tembakau yang ada di daerah mereka.
Pemberian pupuk biasanya dilakukan hanya tiga kali selama masa tanam,
pemupukan pertama dilakukan saat memindahkan bibit yang berada di polybag ke
ladang, sebelumnya ladang dicangkul dan diberi pupuk kandang, pemupukan
kedua dilakukan setelah tanaman tembakau dua bulan berada diladang diberikan
42
pupuk kandang untuk kedua kalinya. Setelah tanaman tembakau berumur sekitar
empat bulan berada di ladang di berikan pupuk urea.
Pemeliharan lain yang dilakukan adalah pemberantasan terhadap hama ulat
dan wereng. Petani pada umumnya setiap dua atau tiga hari sekali pergi ke ladang
untuk mengontrol apakah tanaman tembakau diserang oleh hama ulat atau
wereng. Pembasmian hama wereng dilakukan dengan cara menyemprot tanaman
tembakau dengan pestisida, namun untuk ulat dilakukan dengan cara manual yaitu
dengan membunuh ulat satu persatu karena ulat biasanya tahan terhadap pestisida.
Pemanenan tembakau masih dilakukan dengan peralatan sederhana. Petani
di Desa Senden, Kecamata Selo, Kabupaten Boyolali sebagian besar belum
menggunakan peralatan yang berbasis teknologi dalam memanen tembakau.
Petani memetik daun tembakau menggunakan sabit. Perajangan daun tembakau
pun menggunakan peralatan tradisional, petani menggunakan cacag yaitu papan
yang dirancang khusus untuk menjepit daun tembakau dan untuk merajang daun
menggunakan pisau besar yang biasa disebut badik. Berdasarkan hasil wawancara
dengan salah satu petani asal Dusun Sidomulyo, merajang daun tembakau
menggunakan cacag dan badik hasil rajangannya lebih baik dan rapi jika
dibandingkan dengan menggunakan mesin.
4.1.2. Produk Pertanian Tembakau di Desa Senden
Usaha tani tembakau di Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali
selama ini menghasilkan tembakau rajangan sebagai produk utamanya. Setiap
tembakau yang dihasilkan oleh petani satu dengan yang lain berbeda baik kualitas
43
maupun kuantitasnya. Umumnya, tembakau hasil produksi petani di Desa Senden
diburu oleh para pengumpul tembakau untuk dijadikan barang dagangannya.
Produk lain dari pertanian tembakau adalah batang pohon tembakau.
Beberapa pihak menganggap bahwa batang pohon tembakau adalah limbah yang
tidak berguna. Namun, bagi beberapa pihak yang lain, batang pohon tembakau
yang sudah kering memiliki nilai guna. Batang pohon tembakau yang sudah
kering dapat dimanfaatkan oleh petani untuk kayu bakar, dengan demikian petani
dapat berhemat dengan menggunakan batang pohon tembakau yang sudah kering
sebagai barang pengganti minyak tanah atau gas LPG yang biasa digunakan untuk
kegiatan memasak sehari-hari.
4.1.3. Pemasaran Tembakau di Desa Senden
Tembakau menjadi komoditas dagang yang oleh masyarakat Desa Senden
dimanfaatkan dalam memperoleh pendapatan. Selama ini, tembakau hasil
produksi petani di Desa Senden hanya diperjualbelikan dalam bentuk tembakau
rajangan. Belum ada yang mengolah tembakau untuk dijadikan produk yang lebih
bernilai seperti mengolah tembakau menjadi pestisida. Beberapa pihak di Desa
Senden menjadikan tembakau sebagai komoditas dagang dari usaha yang mereka
tekuni sebagai mata pencaharian, antara lain petani tembakau dan pengumpul
tembakau.
Petani tembakau tentu mengharapkan pendapatan dari hasil mereka
menanam tembakau. Petani tentu saja menjual tembakau mereka setelah panen
yang biasanya pada bulan Agustus. Penjualan tembakau digunakan petani untuk
44
memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dan juga untuk biaya penanaman
tembakau periode berikutnya. Petani di Desa Senden dalam menjual tembakau
tidak langsung kepada konsumen. Ada pihak yang menjadi penyalur dari
tembakau yang mereka produksi. Penyalur-penyalur ini adalah para pengumpul
tembakau yang berhubungan langsung dengan petani ataupu yang tidak
berhubungan langsung dengan petani.
Beberapa petani tembakau di Desa Senden menjual tembakau hasil produksi
mereka kepada pengumpul tembakau yang ada di wilayah mereka masing-masing.
Ada juga beberapa petani yang menjual tembakau mereka kepada pengumpul
yang berasal dari daerah lain atau kepada pengumpul yang berkeliling di daerah
mereka. Petani terlebih dahulu merajang tembakau tanpa menambahkan sesuatu
kedalam tembakau sebelum dijual. Selanjutnya pengumpul-pengumpul tembakau
ini akan menjual tembakau yang sudah mereka beli dari petani kepada pengumpul
yang lebih besar atau kepada perusahaan yang menggunakan tembakau sebagai
bahan bakunya. Pengumpul mengambil keuntungan dari selisih harga jual yang
mereka dapat dari pembeli tembakau yang mereka kumpulkan dengan harga yang
mereka berlakukan dalam membeli tembakau dari petani tembakau.
4.1.4. Pengumpul Tembakau di Desa Senden
Pengumpul tembakau di Desa Senden merupakan saluran pemasaran yang
membeli tembakau dari petani dan menjualnya kepada saluran pemasaran lain
tanpa mengubah bentuk tembakau menjadi produk lain. Ada beberapa jenis
pengumpul di Desa Senden. Ada pengumpul tembakau yang membeli tembakau
45
dari petani saja, yang disebut pengumpul kecil. Ada juga pengumpul yang selain
membeli tembakau dari petani juga membeli tembakau dari pengumpul yang lain,
yang disebut pengumpul besar. Jumlah pengumpul besar lebih sedikit daripada
pengumpul kecil. Tujuan menjadi pengumpul tembakau antara lain untuk
memperoleh pendapatan dan untuk membantu petani dalam memasarkan
tembakau yang diproduksi oleh petani tembakau. Ada beberapa pengumpul yang
juga melakukan pembinaan-pembinaan kepada para petani tentang pertanian
tembakau yang baik agar petani dapat mengalami perubahan baik secara finansial
maupun strategi pertanian yang dapat memperbaiki sistem pertanian yang
diterapkan oleh petani.
Pengumpul tembakau umumnya membeli tembakau dari petani disekitar
daerah mereka masing-masing, namun ada juga dari mereka yang berusaha untuk
membeli tembakau dari daerah yang jaraknya relatif jauh. Pengumpul
mempersiapkan alat dan sarana supaya mereka dapat menjangkau wilayah-
wilayah yang jauh. Kendaraan bermotor menjadi alat penting dalam usaha
mereka. Kendaraan yang biasa dipakai antara lain sepeda motor, mobil pick up
dan truk.
Pengumpul tembakau berperan mengumpulkan tembakau dari petani pada
saat musim panen, pada umumnya panen raya tanaman tembakau adalah sekitar
bulan agustus. Setelah pengumpul membeli tembakau dari petani dalam jumlah
tertentu untuk selanjutnya menjual tembakau yang sudah mereka kumpulkan
kepada pengumpul lain yang lebih besar tanpa merubah bentuk tembakau atau
kepada perusahaan-perusahaan yang menggunakan tembakau sebagai bahan baku
46
produksi. Dalam hal ini pengumpul berperan sebagai pemesan tembakau dari
petani untuk kemudian dijual kepada pengumpul yang lebih besar atau kepada
perusahaan pengolah tembakau.
Selama proses pengumpulan tembakau, pengumpul melakukan beberapa hal
terkait dengan usaha mereka dalam mengumpulkan tembakau dari petani.
Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup pengujian mutu tembakau yang akan
mereka beli. Pengujian ini umumnya dilakukan secara manual dengan cara
mengandalkan panca indera. Parameter mutu tembakau yang diukur secara
manual ini diantaranya warna, aroma, pegangan, kerapian rajangan, dan
kebersihan.
4.1.5. Standar Mutu Tembakau di Desa Senden
Standar mutu tembakau digunakan sebagai acuan dalam menentukan
seberapa tinggi mutu tembakau. Standar mutu tembakau diterapkan oleh seluruh
pelaku pemasaran tembakau di Desa Senden. Standar mutu yang diterapkan oleh
satu pelaku dengan pelaku yang lain secara umum hampir sama baik dari
indikator atau parameter yang dipakai sama antara satu standar mutu yang
ditetapkan satu pihak dengan standar mutu yang ditetapkan oleh pihak lain.
Petani sebagai produsen tembakau adalah pihak pertama yang paling
terbebani dengan adanya standar mutu. Petani dituntut untuk menghasilkan
tembakau yang memenuhi standar mutu yang diterapkan oleh pembeli tembakau
mereka. Indikator-indikator yang ada dalam standar mutu tembakau yang
diterapkan dikalangan petani antara lain aroma, warna, pegangan dan kebersihan
47
tembakau. Besaran angka yang diterapkan antara pembeli satu dengan pembeli
yang lain berbeda termasuk standar yang diterapkan juga relatif berbeda-beda.
Umumnya, petani dituntut untuk dapat menghasilkan tembakau yang mempunyai
aroma yang wangi, segar dan tidak menyengat, warnanya coklat kehitaman,
pegangan tebal, mantap dan tidak mudah menggumpal, tembakau bersih dari
campuran apapun. Pengukuran standar mutu dilakukan dengan panca indera dan
semua standar mutu tersebut sebagai dasar laku tidaknya tembakau yang
diproduksi oleh petani.
Standar mutu yang diterapkan oleh pengumpul biasanya didasarkan pada
standar mutu yang diterapkan oleh pembeli tembakau yang sudah mereka
kumpulkan seperti standar mutu dari pengumpul yang lebih besar atau standar
mutu dari perusahaan-perusahaan pengolah tembakau.
4.1.6. Harga Tembakau di Desa Senden
Harga menjadi salah satu faktor yang dominan dalam pemasaran tembakau
di Desa Senden. Harga merupakan satu-satunya faktor yang menentukan
pendapatan masing-masing pelaku usaha pada pemasaran tembakau di Desa
Senden. Harga tembakau pada masing-masing level berbeda-beda. Tembakau
mencapai harga tertinggi pada level pembelian yang dilakukan konsumen akhir
tembakau. Harga tembakau akan terus turun sampai pada level terendah pada
level petani tembakau sebagai produsen tembakau saat mereka menjual tembakau
hasil produksinya kepada pengumpul. Hal ini terjadi pada pola saluran pemasaran
48
yang melibatkan petani, pengumpul baik besar maupun kecil dan perusahaan
pengolah tembakau sebagai konsumen akhir.
Perbedaan harga ditemukan pada level pengumpul tembakau yang membeli
tembakau dari petani. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, terbukti ada
dua pengumpul tembakau yang berasal dari desa yang sama dan sama-sama
membeli tembakau dari petani menerapkan harga yang berbeda. Satu pengumpul
menerapkan harga yang berkisar antara Rp 35.000 sampai Rp. 75.000 sedangkan
pengumpul yang lain menerapkan harga yang berkisar antara Rp 32.500 sampai
Rp. 72.500.
Temuan lain dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah harga
pada level pengumpul bisa saja setara dengan harga pada level perusahaan. Hanya
saja perbedaan ini terjadi ketika memperhatikan pola saluran pemasaran yang
berbeda.
4.2. Pembahasan
Pemasaran tembakau di Desa Senden terkait dengan beberapa hali antara
lain pengumpul,standar mutu dan harga tembakau. Hal-hal tersebut mempunyai
peranan yang berbeda-beda dalam pemasaran tembakau. Pengumpul merupakan
saluran pemasaran tembakau di Desa Senden. Sementara itu standar mutu dan
harga tembakau merupakan dua hal yang senantiasa menyertai perpindahan
kepemilikan tembakau dari satu pihak ke pihak yang lain. Penulis menemukan
informasi dari wawancara dan observasi yang telah dilakukan, untuk itu penulis
49
akan membahas berbagai temuan untuk menjawab pertanyaan masalah dalam
penelitian ini.
4.2.1. Pertanian Tembakau di Desa Senden
Pertanian tembakau di Desa Senden bisa digolongkan menjadi pertanian
tembakau tradisional karena petani masih menggunakan cara-cara yang sederhana
dalam manajemen pertaniannya. Manajemen pertanian meliputi beberapa hal,
diantaranya adalah pembibitan, perawatan, pemupukan, tindakan pasca panen.
Perawatan masih menggunakan alat-alat sederhana dan belum melibatkan mesin.
Berdasarkan data monografi Desa Senden, jumlah penduduk yang
berprofesi sebagai petani ada 567 orang dan mereka adalah seluruh kepala
keluarga yang berada di Desa Senden. Tembakau menjadi salah satu komoditas
pertanian yang di usahakan. Luas ladang yang digunakan untuk penanaman
tembakau rata-rata satu sampai dua hektare. Hal ini membuat Desa Senden
menjadi salah satu wilayah yang produksi tembakaunya melimpah setiap
tahunnya.
Penduduk yang membudidayakan tanaman tembakau bertambah setiap
tahunnya, hal ini terjadi karena jumlah permintaan akan tembakau juga meningkat
setiap tahunnya. Dilihat dari meningkatnya jumlah penduduk yang menjadi petani
tembakau, maka jumlah ladang yang digunakan untuk menanam tembakau
meningkat dan jumlah produksi tembakau juga besar.
Pembibitan diusahakan sendiri oleh petani. Benih dibeli oleh petani dari
pengumpul yang menyediakan benih tembakau atau membeli di toko pertanian.
50
Petani melakukan pembibitan dengan sistem polybag, sistem ini menjadi pilihan
petani karena dengan menggunakan polybag kemungkinan kerusakan akar bibit
tembakau sangat kecil. Media yang digunakan untuk pembibitan tembakau adalah
tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 5:3:1 yaitu tanah lima
kilogram dicampur dengan pasir tiga kilogram dan pupuk sebanyak satu kilogram.
Perawatan dilakukan secara rutin dengan menyiram bibit tembakau dengan air
setiap hari pada pagi dan sore hari.
Bibit dipindah diladang kira-kira setelah bibit berumur satu bulan didalam
polybag atau tinggi bibit mencapai dua sampai empat sentimeter. Sebelum
pemindahan dilakukan, ladang dipersiapkan dahulu oleh petani dengan
mencangkul tanah dan membuat lubang-lubang untuk penanaman bibit tembakau
dan ditabur dengan pupuk kandang. Perawatan yang dilakukan petani setelah bibit
berada diladang adalah pendangiran, yaitu mencangkul tanah disekitar tanaman.
Pendangiran dimaksudkan untuk memperbaiki susunan udara dalam tanah,
memudahkan perembesan air dan mengendalikan gulma. Pendangiran dilakukan
tiga sampai lima kali tergantung kondisi tanah pada ladang. Petani melakukan
pendangiran secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman yang berada
didalam tanah.
Perawatan selanjutnya yang dilakukan oleh petani adalah pemangkasan.
Pemangkasan dilakukan oleh petani saat bunga tembakau mulai tumbuh.
Pemangkasan bunga tembakau dilakukan dengan tujuan menghentikan
pengangkutan bahan makanan ke mahkota bunga sehingga seluruh bahan
makanan dapat terakumulasi pada daun tembakau dan diperoleh produk tembakau
51
yang memiliki kualitas yang tinggi. Pemangkasan dilakukan secara manual
dengan menggunakan tangan dan dilakukan tiga sampai empat kali atau selama
bunga tembakau tumbuh.
Pemupukan juga dilakukan petani untuk memenuhi unsur hara dalam tanah
sehingga tanaman tembakau dapat tumbuh tinggi baik jumlah maupun
kualitasnya. Umumnya pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk
urea. Pupuk kandang diberikan dua kali, pemupukan pertama kali diberikan saat
pemindahan bibit dari polybag ke ladang untuk selanjutnya dua bulan setelah
tanaman tembakau berada di ladang. Dua bulan berikutnya tanaman tembakau
diberi pupuk urea dengan komposisi dua sendok makan pupuk urea untuk satu
tanaman tembakau. Pupuk ini dibeli oleh petani dari pengumpul tembakau yang
menyediakan atau dari toko pertanian yang ada. Namun, untuk mendapat harga
yang lebih rendah tidak jarang petani membeli pupuk dalam jumlah yang besar
dari agen penyedia pupuk. Pemberian pupuk untuk tanaman ini jelas berhubungan
dengan tujuan pemeliharaan tanaman yang terkait dengan produksi tembakau.
Petani ingin memproduksi tembakau yang memenuhi kriteria yang ditetapkan
oleh pembeli tembakau dengan tetap memperhatikan harga bibit, harga pupuk dan
harga tembakau. Hal ini penting supaya mereka tidak mengalami kerugian dalam
usahanya memelihara tanaman tembakau.
Besarnya keuntungan atau kerugian yang ditanggung oleh petani ditentukan
oleh produk yang dihasilkan dan biaya yang harus dikeluarkan untuk
menghasilkan produk tersebut. Produk yang dihasilkan oleh petani adalah sama
yaitu tembakau rajangan. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pertanian antara
52
lain adalah biaya pembibitan, biaya pemupukan dan biaya pasca panen. Semua
biaya tersebut harus dikeluarkan oleh petani dalam upayanya memelihara
tembakau.
Biaya pembibitan mencakup biaya pengadaan bibit dan perawatannya.
Biaya ini biasanya relatif kecil jumlahnya dan selalu dikeluarkan setiap kali
petani memasuki masa tanam. Biaya ini meliputi biaya pembelian benih tembakau
sebagai bakal bibit, biaya pembelian polybag sebagai tempat pembibitan dan
biaya pembelian pupuk kandang. Biaya pembibitan jika dilihat dari nilainya
memang kecil, namun biaya ini merupakan biaya yang rutin harus dikeluarkan
oleh petani setiap kali menanam tembakau.
Setiap kali melakukan pembibitan disertai dengan peralatan yang digunakan
dalam menjalankan usaha pertanian. Tidak semua peralatan dibeli oleh petani, ada
beberapa peralatan yang dibuat sendiri oleh petani demi menghemat biaya.
Peralatan yang dibutuhkan diantaranya adalah sekop, cangkul, ember dan gayung.
Cangkul digunakan untuk mengolah dan mencampurkan media penanaman
tembakau seperti tanah, pasir dan pupuk kandang. Sekop digunakan untuk
memasukkan tanah yang sudah dicampur dengan pasir dan pupuk kandang
kedalam polybag. Ember dan gayung digunakan untuk menyiram bibit tembakau
yang sudah berada di dalam polybag setiap pagi dan sore hari. Peralatan untuk
pembibitan belum banyak menggunakan peralatan canggih. Oleh karena itu, biaya
untuk penyediaan peralatan relatif kecil dan tidak dikeluarkan secara rutin.
Biaya lain yang diperhitungkan oleh petani adalah biaya pembelian pupuk.
Biaya pembelian pupuk menjadi satu perhatian penting bagi petani karena biaya
53
pembelian pupuk merupakan biaya yang relatif besar dan harus dikeluarkan
secara rutin supaya tujuan pertanian dapat tercapai. Petani harus memberikan
pupuk pada tanaman tembakau supaya nantinya mereka dapat menghasilkan daun
tembakau dengan jumlah dan mutu tertentu. Biaya pembelian pupuk yang
ditanggung oleh petani di Desa Senden Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali saat
ini bisa dikatakan memberatkan petani. Petani dihadapkan pada tuntutan untuk
menghasilkan tembakau yang bermutu tinggi, untuk itu dibutuhkan pupuk yang
bermutu juga supaya jumlah dan mutu tembakau dapat tercapai. Pupuk yang
bermutu tinggi juga lebih tinggi harganya. Saat ini, pupuk kandang yang berupa
kotoran ayam harganya mencapai Rp. 250.000 satu truk. Sedangkan untuk pupuk
urea harganya mencapai Rp. 120.000 satu karung berisi 50 kilogram. Padahal,
satu kilogram pupuk urea digunakan untuk satu tanaman tembakau. Sementara itu,
harga tembakau pada level petani dinilai rendah sehingga keuntungan petani
menjadi tidak maksimal.
Seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani senantiasa diperhitungkan oleh
petani di Desa Senden Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali walaupun
perhitungannya dilakukan secara sederhana. Semua biaya ini akan dibandingkan
dengan hasil dari pertanian mereka. Pertanian tembakau menghasilkan produk
utama daun tembakau. Daun tembakau inilah yang menjadi sumber pendapatan
bagi petani. Pendapatan akan diperoleh setelah petani memanen daun tembakau
dengan cara memetik.
Tindakan pasca panen merupakan faktor penentu seberapa besar pendapatan
yang akan diterima oleh petani. Petani di Desa Senden Kecamatan Selo
54
Kabupaten Boyolali ada yang menjual daun tembakau kepada pengumpul berupa
lembaran tanpa melakukan tindakan apapaun. Namun, petani lebih banyak
menjual daun tembakau yang mereka petik dalam keadaan rajangan. Artinya,
mereka telah mengolah daun tembakau yang sudah dipetik dan merajangnya
sebelum menjual kepada pengumpul. Hal ini akan membuat harga tembakau
meningkat dibandingkan kalau mereka menjual secara lembaran. Tindakan lain
yang dilakukan petani di Desa Senden adalah menaburkan gula pasir pada
tembakau yang sudah dirajang dan mengakibatkan berat tembakau bertambah.
Hali ini akan mengakibatkan mutu tembakau menjadi turun. Penanganan dan
tindakan pasca panen tembakau akan turut menentukan pendapatan yang
diperoleh petani. Hal ini terjadi karena tindakan pasca panen akan menentukan
mutu tembakau yang nantinya akan digunakan sebagai salah satu dasar penetapan
harga tembakau yang akan menentukan besaran pendapatan petani.
Mutu tembakau menjadi salah satu faktor paling menentukan dalam
kesuksesan seorang petani. Oleh karena itu mutu tembakau yang dihasilkan oleh
petani menjadi perhatian penting dari petani. Perhatian tersebut diwujudkan dalam
beberap hal seperti pemilihan bibit tembakau, pemberian pupuk, manajemen
pemeliharaan, pembiayaaan pertanian dan penanganan pasca panen. Semua hal ini
harus dilakukan secara efektif dan efisien agar mutu tembakau yang diharapkan
dapat tercapai yang akan membuat tembakau tersebut mendapat harga yang sesuai
pula saat dijual. Hasil penjualan tembakau inilah yang nantinya akan menjadi
sumber pendapatan bagi petani tembakau.
55
Selain melakukan efisiensi biaya pemeliharaan, petani juga mengupayakan
untuk memperoleh laba maksimal melaluai pemilihan pembeli tembakau. Petani
tembakau cenderung menjual tembakau yang sudah mereka produksi kepada
pengumpul tembakau yang menerapkan harga beli lebih tinggi. Hal ini dilakukan
petani dalam upaya memperoleh laba yang lebih besar. Petani menghendaki
adanya keuntungan yang lebih besar dalam usahanya. Beberapa petani berpindah
menjual tembakau dari satu pengumpul ke pengumpul yang lain karena perbedaan
harga. Namun, tidak semua petani dengan mudah berpindah dari satu pembeli ke
pembeli yang lain. Ada petani yang menolak berpindah karena merasa bahwa
pembeli tembakau mereka berjasa telah membantu mereka dalam menjalankan
usaha pertanian tembakaunya. Ada pula yang terpaksa tidak berpindah pembeli
karena ada tanggung jawab terhadap utang kepada pembeli tembakau. Namun,
pada dasarnya semua petani ingin menjual tembakau yang sudah mereka produksi
kepada pembeli yang menerapkan harga beli lebih tinggi.
4.2.2. Peran Pengumpul dalam Pemasaran Tembakau di Desa Senden
Pengumpul tembakau di Desa Senden merupakan saluran pemasaran yang
memperjualbelikan tembakau. Ada pengumpul tembakau yang membeli tembakau
dari petani sebagai produsen tembakau dan ada pula pengumpul yang membeli
tembakau dari pengumpul tembakau yang lain. Pengumpul tembakau menjual
tembakau kepada beberapa pihak. Ada yang menjual kepada pengumpul
tembakau yang lebih besar dan ada juga yang menjual tembakau kepada
perusahaan yang menggunakan tembakau dalam produksinya.
56
Sebagai salah satu saluran pemasaran tembakau di Desa Senden, pengumpul
melakukan banyak hal dalam aktivitas mereka. Berdasarkan temuan dilapangan,
ada beberapa hal yang dikerjakan oleh pengumpul tembakau. Selain
memperjualbelikan tembakau, pengumpul juga melakukan aktivitas lain berkaitan
dengan pekerjaan mereka. Pengumpul melakukan pengujian mutu tembakau yang
akan mereka beli baik dari petani maupun dari pengumpul yang lain. Kegiatan
pengumpul tembakau tidak hanya terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan
jual beli tembakau, tetapi juga pelayanan untuk petani dan sesama pengumpul.
Semua kegiatan ini mereka lakukan untuk menjaga eksistensi usaha mereka
sebagai pengumpul tembakau. Berkaitan dengan adanya pengumpul tembakau
beserta kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan, pengumpul tembakau
mempunyai peranan dalam pemasaran tembakau di Desa Senden tidak terlepas
dari kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.
Kegiatan utama yang dilakukan oleh pengumpul tembakau adalah membeli
dan menjual tembakau. Kegiatan jual beli ini dilakukan dengan petani, sesama
pengumpul yang lebih besar atau lebih kecil dan perusahaan pengolah tembakau.
Pembelian tembakau dilakukan pengumpul dengan petani atau pengumpul yang
lebih kecil. Sementara itu, penjualan tembakau dilakukan pengumpul dengan
pengumpul tembakau yang lebih besar atau perusahaan pengolah tembakau.
Kegiatan yang menyertai kegiatan jual beli ini salah satunya adalah kegiatan
pengujian mutu tembakau. Pengujian mutu tembakau dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa tinggi mutu tembakau yang diperjualbelikan.
57
Pengujian mutu tembakau dilakukan dengan beberapa cara. Berdasarkan
temuan dilapangan, pengujian dilakukan secara manual dengan mengandalkan
panca indera untuk mengukur parameter mutu tembakau seperti warna, aroma,
pegangan, dan kebersihan.
Pengujian mutu tembakau didasarkan pada standar mutu tembakau yang
berlaku. Standar mutu yang berlaku berbeda antar pengumpul satu dengan
pengumpul yan lain. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan strategi dan kebijakan
yang diambil oleh masing-masing pengumpul tembakau. Panjang pola saluran
pemasaran juga mempengaruhi tinggi rendahnya standar mutu tembakau yang
ditetapkan oleh pengumpul tembakau. Standar mutu tembakau yang terendah
terletak pada saat pengumpul menjual tembakau kepada perusahaan yang
mengolah tembakau. Hal ini terjadi karena perusahaan pengolah tembakau
membutuhkan tembakau pada mutu tertentu untuk proses produksi. Oleh karena
itu, perusahaan menuntut pengumpul yang menjual tembakau kepada mereka
untuk memperoleh tembakau pada level mutu tersebut. Standar mutu yang
diterapkan perusahaan pengolah tembakau tersebut untuk selanjutnya diikuti oleh
pengumpul yang ada dibawahnya sampai pada level pengumpul yang membeli
tembakau dari petani. Standar mutu terendah terletak pada level perusahaan
pengolah tembakau, sementara yang tertinggi terletak pada level pengumpul
tembakau yang membeli tembakau dari petani. Hal ini terjadi karena setiap
tingkatan pengumpul mengubah standar mutu tembakau yang dituntut oleh
pembeli tembakau yang mereka kumpulkan. Pengumpul tembakau yang menjual
tembakau kepada perusahaan pengolah tembakau menaikkan standar yang
58
ditetapkan oleh perusahaan untuk menentukan tembakau yang mereka beli dari
pengumpul tembakau yang lebih kecil. Hal seperti ini akan terus terjadi sampai
pada level pengumpul tembakau yang membeli tembakau dari petani. Pengumpul
tembakau menaikkan standar mutu tembakau karena adanya resiko kerusakan
tembakau.
Penetapan standar mutu tembakau oleh pengumpul tembakau ini
menunjukkan adannya peranan pengumpul tembakau dalam pemasaran tembakau
di Desa Senden. Pengumpul tembakau dalam membeli tembakau dari petani harus
memberikan kompensasi atas tembakau dari petani. Bentuk kompensasi yang
dimaksud adalah berupa uang. Kompensasi ini diberikan kepada petani dalam
bentuk uang melalui proses pembayaran atas tembakau yang dibeli pengumpul
tembakau dari petani tembakau di Desa Senden. Pembayaran tidak hanya
dilakukan oleh pengumpul kepada perani saja, ada pula pengumpul yang
melakukan pembayaran kepada pengumpul yang lebih kecil. Hal ini terjadi karena
pengumpul yang melakukan pembayaran tersebut membeli tembakau dari
pengumpul tembakau yang lebih kecil. Pembayaran ini dilakukan melalui sistem
yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu penjual dan pembeli.
Melalui pemahaman terhadap pembayaran atas pembelian tembakau yang
dilakukan oleh pengumpul tembakau ini, dapat diketahui bahwa pengumpul
tembakau berperan dalam menjalankan pembayaran saluran pemasaran. Melalui
pembayaran yang dilakukan oleh pengumpul tembakau ini, pihak yang menjual
tembakau dapat memperoleh pendapatan. Sementara itu, penetapan standar mutu
yang dinaikkan dari penetapan standar mutu tembakau yang dalam hal ini adalah
59
perusahaan pengolah tembakau, pengumpul tembakau tampak berperan dalam
pemesanan saluran pemasaran. Pengumpul menetapkan standar mutu yang tidak
lebih rendah dari standar mutu tembakau yang ditetapkan oleh perusahaan
pengolah tembakau supaya mereka mampu memenuhi tuntutan dari perusahaan
pengolah tembakau tersebut. Jika dilihat dari pola saluran pemasaran yang ada di
Desa Senden, jelas tampak bahwa pengumpul tembakau berperan dalam
menyalurkan tembakau dari petani sebagai produsen kepada perusahaan pengolah
tembakau untuk selanjutnya diolah menjadi produk tertentu yang akan dipasarkan
kepada konsumen.
Jual beli yang dilakukan oleh pengumpul tembakau dengan petani maupun
antara pengumpul tembakau dengan pengumpul tembakau yang lebih besar
membuat terjadinya perpindahan tangan. Setiap transaksi menyebabkan
perpindahan kepemilikan. Pengumpul tembakau juga mempunyai peranan dalam
proses ini. Pengumpul ikut berperan dalam perpindahan kepemilikan karena
mereka membeli tembakau dari petani dan pengumpul yang lebih kecil.
Perpindahan kepemilikan ini juga menyebabkan hak dan tanggung jawab terhadap
tembakau yang diperdagangkan juga ikut berpindah. Pengumpul tembakau
sebagai salah satu pihak yang ada dalam pola saluran pemasaran juga mengalami
hal tersebut. Ini membuktikan bahwa pengumpul tembakau juga berperan dalam
pengambilan resiko pemasaran tembakau di Desa Senden. Risiko-risiko yang
dihadapi oleh pengumpul tembakau baik yang membeli dari petani maupun yang
dibeli dari pengumpul yang lebih kecil antara lain penurunan mutu tembakau dan
kerusakan tembakau. Risiko-risiko ini harus diatasi oleh pengumpul selama
60
mereka memegang hak kepemilikan atas tembakau yang selanjutnya akan mereka
jual kembali.
Peran pengumpul dalam pemasaran tembakau di Desa Senden antara lain
adalah sebagai saluran pemasaran yang memperjualbelikan tembakau. Pengumpul
juga berperan sebagai penguji mutu tembakau, hal ini dilakukan untuk menjaga
eksistensi usaha mereka sebagai pengumpul tembakau. Pengumpul menjalankan
peran pembayaran dalam bentuk uang sebagai konpensasi atas tembakau yang
dibeli dari petani maupun pengumpul kecil, pengumpul menjalankan peran
pemesanan dari pihak yang menjadikan tembakau sebagai dagangannya atau
bahan baku produksi. pengumpul menjalankan peran peralihan kepemilikan,
setiap transaksi yang dilakukan menyebabkan peralihan kepemilikan atas barang
dagangan. Setiap peralihan kepemilikan juga menyebabkan perubahan akan mutu
dan harga barang, untuk itu pengumpul dalam hal ini berperan dalam pengambilan
resiko.
4.2.3. Fungsi Standar Mutu dalam Pemasaran Tembakau di Desa Senden
Standar mutu tembakau merupakan patokan bagi para pelaku pemasaran
tembakau di Desa Senden dalam menentukan seberapa tinggi mutu tembakau.
Standar mutu tembakau digunakan dalam jual beli tembaku. Umumnya, standar
mutu tembakau digunakan saat satu pihak ini mengukur mutu tembakau yang
akan mereka perjualbelikan. Standar mutu tembakau ini digunakan oleh hampir
seluruh pelaku pemasaran dalam menentukan mutu tembakau.
61
Menentukan seberapa tinggi mutu tembakau dapat diketahui melalui
pengujian mutu tembakau. Pengujian mutu tembakau dilakukan dengan beberapa
cara yang digunakan. Pengujian mutu tembakau dilakukan dengan menggunakan
panca indera. Parameter mutu tembakau yang umumnya diuji antara lain adalah
aroma yang diuji dengan hidung, warna yang diuji dengan mata, pegangan yang
diuji dengan tangan, kebersihan tembakau yang diuji dengan mata.
Hasil pengujian mutu ini akan dibandingkan dengan standar tembakau
yang diterapkan masing-masing penguji. Standar mutu tembakau yang diterapkan
satu saluran pemasaran dengan saluran pemasaran yang lain berbeda pada tingkat
derajat dari paramater-parameter mutu tembakau. Standar mutu yang ditetapkan
oleh satu pengumpul susu sapi dengan pengumpul susu sapi lain berbeda.
Perbedaan ini terjadi karena beberapa sebab. Perbedaan standar antara ujung satu
pola saluran pemasaran dengan pola saluran pemasaran yang lain juga akan
membuat standar mutu susu sapi berbeda.
Panjang pendeknya pola saluran pemasaran tembakau juga membuat standar
yang diterapkan satu pengumpul tembakau dengan pengumpul tembakau yang
lain mempunyai standar mutu tembakau yang berbeda. Hal ini terjadi karena
standar mutu tembakau yang digunakan dalam penjualan akan dinaikkan
kemudian digunakan dalam membeli tembakau. Standar mutu pembelian lebih
tinggi dari penjualan disebabkan karena adanya risiko penurunan mutu tembakau.
Pengumpul-pengumpul menaikkan standar mutu tembakau karena lama kelamaan
mutu tembakau tidak akan bertambah namun cenderung menurun.
62
Standar mutu tembakau sangat penting bagi pemasaran tembakau di Desa
Senden, terutama bagi perusahaan-perusahaan pengolah tembakau. Perusahaan-
perusahaan ini membutuhkan tembakau pada tingkatan mutu tertentu untuk dapat
memproduksi suatu produk. Pentingnya standar mutu tembakau ini menandakan
bahwa standar mutu tembakau mempunyai beberapa fungsi dalam pemasaran
tembakau di Desa Senden.
Standar mutu tembakau digunakan dalam menentukan seberapa tinggi mutu
tembakau yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar utama penetapan harga
tembakau. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari beberapa pengumpul
tembakau, pengumpul tembakau menggunakan standar mutu sebagai dasar dalam
menentukan harga yang mereka berlakukan dalam membeli tembakau dari petani.
Selain sebagai dasar dalam penetapan harga tembakau, standar mutu
tembakau juga berfungsi sebagai patokan bagi petani dalam menentukan strategi
pemeliharaan tembakau. Petani menganggap bahwa standar mutu tembakau
merupakan bentuk tuntutan bagi mereka. Mereka menganggap bahwa mereka
diharuskan untuk menghasilkan tembakau yang mempunyai mutu tertentu.
Adanya tuntutan tersebut membuat petani tembakau mengupayakan agar
tembakau yang mereka produksi mempunyai mutu yang memenuhi tuntutan
supaya tembakau yang mereka produksi dapat mereka jual dengan harga yang
baik. Petani melakukan berbagai upaya untuk mencapai hal tersebut. Mereka
melakukan upaya-upaya seperti pemberian pupuk yang dapat mempengaruhi mutu
tembakau yang dihasilkan, perawatan dan pemeliharaan juga mereka lakukan
supaya mereka mampu memenuhi tuntutan yang ada.
63
Pandangan para pengumpul tembakau menyebutkan bahwa standar mutu
tembakau ini sangat berguna dalam membina petani tembakau. Pembinaan petani
sangat penting bagi pemasaran tembakau secara umum di Desa Senden karena
petani merupakan produsen tembakau. Petani dianggap mendapatkan pembinaan
secara tidak langsung dari adanya standar mutu tembakau yang ditetapkan oleh
pembeli tembakau yang mereka produksi. Pembinaan petani akan membuat petani
mengerti cara penanganan tanaman tembakau dan tindakan pasca panen yang
benar dan tepat. Hal ini penting mengingat banyak petani yang melakukan
kecurangan. Kecurangan-kecurangan seperti mencampurkan gula pasir dalam
tembakau untuk menambah bobot, tidak memberikan pupuk dengan kadar yang
sesuai atau bentuk-bentuk kecurangan yang lain. Pembinaan yang terjadi secara
tidak langsung ini membuat petani menjadi semakin baik dalam bertani tembakau.
Mereka juga melakukan tindakan-tindakan yang tidak membuat mutu tembakau
menjadi turun.
Fungsi standar mutu dalam pemasaran tembakau di Desa Senden antara
lain adalah sebagai pengukur seberapa tinggi mutu tembakau. standar mutu
menjalankan fungsi penetapan harga dalam pembelian tembakau dari petani.
Standar mutu berfungsi sebagai patokan dalam menentukan strategi pemeliharaan
tembakau. Standar mutu juga berfungsi sebagai alat pembinaan bagi petani dalam
pemeliharaan dan pemasaran tembakau.
64
4.2.4. Funsi Harga dalam Pemasaran Tembakau di Desa Senden
Harga tembakau menjadi salah satu hal yang paling penting dalam
pemasaran tembakau di Desa Senden. Harga menjadi faktor yang akan
menentukan pendapatan dan biaya yang harus ditanggung oleh masing-masing
saluran pemasaran tembakau dalam menjalankan usahanya, baik sebagai petani,
pengumpul, maupun perusahaan pengolah tembakau. Harga mempunyai arti
penting bagi setiap saluran pemasaran tembakau di Desa Senden. Pentingnya
harga menunjukkan bahwa harga mempunyai beberapa fungsi dalam pemasaran
tembakau di Desa Senden.
Harga bagi petani memiliki arti penting karena dari hargalah mereka
memperoleh pendapatan. Harga merupakan satu-satunya bauran pemasaran yang
menjadi sumber pendapatan bagi petani tembakau. Harga tembakau juga akan
menjadi dasar pertimbangan bagi petani dalam menentukan keberlangsungan
usahanya. Banyak petani yang mengeluhkan rendahnya harga tembakau saat ini.
Keuntungan yang diperoleh petani sangat minim, bahkan petani tidak memperoleh
keuntungan dari usaha mereka bertani tembakau. Petani akan terus menanam dan
memelihara tanaman tembakau jika mereka memperoleh pendapatan yang mampu
mencukupi kebutuhan mereka. Jika petani tidak mampu memperoleh pendapatan
yan dapat mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka, bisa jadi mereka
mengalihkan usahanya.
Harga bagi hampir semua petani dijadikan sebagai dasar menentukan
kepada siapa mereka akan menjual tembakau yang mereka produksi. Petani ingin
menjual tembakau yang mereka produksi kepada pembeli yang menawarkan harga
65
lebih tinggi. Hal ini terjadi karena petani mengharapkan pendapatan yang lebih
besar supaya keuntungan mereka dari hasil bertani tembakau juga semakin besar.
Banyak ditemukan petani yang berpindah-pindah dalam menjual tembakau hasil
produksi mereka kepada pihak yang menawarkan harga lebih tinggi dalam
membeli tembakau mereka. Hal ini menunjukkan bahwa harga memiliki fungsi
penting dalam menentukan kepada siapa petani menjual tembakau yang mereka
produksi.
Pengumpul tembakau juga menjadikan harga sebagai dasar dalam
menentukan kepada siapa mereka menjual tembakau yang telah mereka
kumpulkan. Pengumpul tembakau ingin menjual tembakau yang telah mereka
kumpulkan kepada pembeli yang menawarkan harga lebih tinggi. Hal ini terjadi
karena pengumpul mengharapkan pendapatan yang lebih besar supaya
keuntungan mereka dari hasil usaha menjadi pengumpul tembakau juga menjadi
semakin besar. Banyak ditemukan pengumpul tembakau yang berpindah-pindah
menjual tembakau kepada pihak yang menawarkan harga lebih tinggi dalam
membeli tembakau dari mereka. Hal ini menunjukkan bahwa harga memiliki
fungsi penting dalam menentukan kepada siapa pengumpul tembakau menjual
tembakau yang telah mereka kumpulkan baik dari petani maupun dari pengumpul
yan lebih kecil
Fungsi harga dalam pemasaran tembakau di Desa Senden antara lain adalah
sebagai patokan dalam menentukan seberapa besar pendapatan untuk tiap-tiap
saluran pemasaran. Harga juga akan menjadi dasar pertimbangan bagi petani
dalam menentukan keberlangsungan usahanya, jika harga tembakau cenderung
66
turun dari waktu ke waktu maka petani akan beralih menanam komoditas yang
lain selain tembakau. Fungsi harga sebagai dasar menentukan kepada siapa
mereka akan menjual tembakau yang mereka produksi. Petani selalu ingin
menjual tembakau mereka kepada pengumpul yang menawarkan harga tinggi.
Recommended