View
238
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
otk 2
Citation preview
BAB V
PEMBAHASAN
Ester merupakan senyawa-senyawa hasil reaksi antara asam karboksilat
dengan alkohol. Reaksi pembentukan ester disebut esterifikasi atau pengesteran.
Nama suatu ester diawali dengan nama alkol yang berasal dari alkohol dan
diakhiri dengan nama asalnya. Zat-zat pengharum yang terkandung dalam
tumbuh-tumbuhan tidak lain adalah ester-ester. Buah-buahan memiliki keharuman
yang khas, tergantung pada jenis ester yang terkandung di dalamnya.
Saponifikasi atau penyabunan merupakan salah satu reaksi ester yang
dapat dipelajari. Ester yang bereaksi dengan basa menghasilkan garam karboksilat
dan alkohol. Apabila ester yang kita reaksikan dengan basa adalah gliserida yang
biasanya gliseril tripalmitat dan gliseril tristearat, maka garam karboksilat disebut
sabun dan reaksinya ini disebut saponifikasi.Reaksinya sebagai berikut : Yaitu
bahan dasar berupa lemak (gliserida atau bisa juga kita pakai minya sayur,
emudian kita reaksikan dengan basa kuat (pada umumnya digunakan NaOH dan
KOH, dengan penambahan NaCl sebagai katalis untuk menggumpalkan sabun,
maka akan didapatkanlah Endapan sabun dan juga endapan gliserol yang terpisah.
Gliserida merupakan ester-ester dari asam dan gliserol. Gliserol
mengandung tiga gugus OH-, sehingga akan mengikat dengan tiga molekul asam.
Dalam reaksi penyabunan biasanya digunakan lemak yang merupakan gliserida
yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam yang jenuh. Pada percobaan ini kita
menggunakan minyak nabati ( minyak sayur ) yang merupakan gliserida yang
terbentuk dari gliserol dan asam-asam tak jenuh. Rantai alkil pada minyak -
minyak nabati ( minyak sayur ) mengandung ikatan tak jenuh sehingga mudah
mengalami adisi. Minyak yang teradisi ini disebut minyak tengik. Itulah sebabnya
sabun yang dihasilkan dalam percobaan ini mengandung bau. Sabun yang
dihasilkan berupa natrium karboksilat yang dibuat dari kaustik soda yang disebut
sabun keras yang biasanya dikenal sebagai sabun cuci. Berat sabun yang diperoleh
dalam percobaan ini dalah sebesar 85,65 gram. Pada percobaan ini jika telah
diketahui berapa besar persen yield yang diperoleh dapat diketahui jumlah massa
18
19
zat sebelum bereaksi dan sesudah reaksi. Setelah dilakukan percobaan dan hasil
yang diperoleh ditimbang didapat berat sabun adalah 85,65 gr, yaitu 93,3% dari
hasil perhitungan teoritis (91,8 gram) dan lagi berat sabun yang diperoleh
bukanlah berat sabun murni, karena di dalam sabun tersebut masih terkandung
NaOH dan air. Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam percobaan yang
kelompok kami lakukan, yaitu kemungkinan kesalahan praktikan dalam
menimbang maupun menghitung komposisi bahan.
Pada perhitungan safonifikasi kali ini diperoleh % yield sebesar 93,3 %.
Nilai % yield yang kurang dari 100% ini mungkin saja disebabkan oleh dua
faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor
yang terjadi di dalam reaksi itu sendiri seperti lambatnya pembentukan sabun.
Mungkin saja dalam pembentukannya tidak semua ikatan terikat sempurna
membentuk sabun dan gliserol yang tidak dipisahkan. Untuk mendapatkan sabun
yang murni biasanya dilakukan pemisahan dengan cara penyaringan atau destilasi,
sehingga dapat diketahui berapa besar produk utama yang murni yang dihasilkan.
Agar tidak terjadi kesalahan pada percobaan ini, sebaiknya minyak nabati
(minyak sayur) dan larutan NaOH dididihkan pada temperatur yang sesuai dengan
prosedur percobaan yakni 80oC. Dimana panas berpengaruh pada pembentukan
sabun. Faktor ini penting karena apabila suhu tidak apada keadaan optimal (80 oC)
maka sabun akan susah terbentuk.
Setelah terbentuknya sabun kemudian ditambahkan garam ke dalam
campuran tersebut. Larutan garam ini berfungsi untuk memisahkan sabun dari
hasil sampingannya, yaitu gliserol, biasanya dipisahkan dengan cara destilasi dan
sabun dengan penyaringan. Kemudian sabun yang masih kotor dimurnikan
dengan cara pengendapan dengan berulang-ulang kali. Sehingga didapat sabun
yang lebih murni. Hanya saja, pada saat percobaan hanya dilakukan pencetakkan
langsung dari sabun, sehingga pemisahan dilakukan secara manual dan sabun
yang terbentuk kemungkinan besar tidak murni. Untuk mendapatkan sabun yang
wangi, maka tambahkan parfum yang tidak mengandung alkohol, untuk
memperkecil kemungkinan alkohol tersebut bereaksi dengan gliserida. Karena
20
dengan komposisi dan kondisi yang sesuai dapat dimungkinkan terbentuk produk
yang lain.
Recommended