View
1.433
Download
73
Category
Preview:
Citation preview
CARA PENYIMPANAN, STANDAR PENYIMPANAN, SUHU, UDARA, LAMA MENYIMPAN SEREALIAPenyimpanan hasil pertanian dalam bentuk karung
Penyimpanan tipe ini lebih umum di Indonesia, terutama gudang-gudang penyimpan
stok bahan pangan di mana bahan pangan tersebut memungkinkan untuk dijual dengan
segera jika terjadi kekurangan pasokan di pasar. Penyimpanan tipe ini memiliki
keuntungan, yaitu fleksibel, modal investasi konstruksi bangunan relatif kecil, biaya
bongkar muat lebih murah, dan tidak terjadi migrasi uap air (jika karung kedap air).
Namun, tipe ini memiliki beberapa tipe kelemahan, diantaranya: harus dilakukan
fumigasi secara rutin sehingga dapat menambah cost usaha, jika terjadi serangan
hama akan sulit dikendalikan, dan temperatur dan kelembaban akan sukar
dikendalikan.
Penyimpanan hasil pertanian serealia dalam bentuk curah dalam silo
Penyimpanan dalam bentuk curah berarti hasil pertanian disimpan tanpa karung
pembungkus dan disimpan secara besar-besaran dalam satu bangunan. Biasanya,
hasil pertanian yang disimpan dalam bentuk curah adalan hasil pertanian yang berupa
biji-bijian (gandum, beras, jagung yang telah dipipil, sorgum, rye, barley, oat, kacang-
kacangan, kopi, lada, biji bunga matahari, dan sebagainya) dan disimpan dalam
bangunan yang disebut silo.
Keuntungan sistem curah diantaranya, biji-bijian dapat ditangani seperti halnya fluida
yang dapat dialirkan dan memudahkan pergerakan bahan, tidak membutuhkan karung
pembungkus sehingga menghemat biaya, dan pengendalian kualitas lebih efisien dan
efektif. Selain itu, penyimpanan dalam silo membutuhkan tempat yang tidak lebih luas
dari penyimpanan sistem karung dalam kuantitas yang sama. Penyimpanan hasil
pertanian juga dapat dilakukan dalam waktu yang lebih lama dengan jumlah loss lebih
rendah. Namun konstruksi silo tidaklah murah.
Syarat dasar penyimpanan dalam bentuk curah:
Kadar air dalam biji-bijian harus rendah, di mana dalam keadaan tersebut
respirasi minimum.
Biji-bijian harus bebas dari kotoran dan debu yang dapat menghambat
sirkulasi udara.
Silo harus berventilasi yang dapat mengatur atmosfer di dalam silo sesuai
dengan hasil pertanian yang disimpan.
Harus kedap air dan pengaruh cuaca serta terbebas dari pengaruh radiasi
matahari.
Dilengkapi dengan konveyor dan bucket elevator untuk memudahkan
pengangkutan dan pemindahan bahan.
Perlu diperhatikan bahwa pengendalian kelembaban dan temperatur udara dalam silo
merupakan hal yang cukup penting karena secara alami, biji-bijian bersifat higroskopis,
yaitu mampu melepaskan kadar air ke udara dan juga dapat menyerap kadar air dari
udara, tergantung kondisi temperatur dan kelembaban di sekitar biji-bijian. Hal ini
penting, karena kadar air dalam biji-bijian berpengaruh terhadap pertumbuhan hama
dan penyakit pengganggu biji-bijian.
Modifikasi kadar udara dalam ruang penyimpanan
Modifikasi kadar udara dalam ruang penyimpanan bersama dengan pengaturan
temperatur dan kelembaban merupakan metode penyimpanan atmosfer terkontrol
(Controlled Atmosphere Storage) dalam menyimpan hasil pertanian agar lebih tahan
lama. Modifikasi kadar udara yaitu pengendalian kadar oksigen dan karbon dioksida di
dalam ruangan penyimpanan; umumnya yang dilakukan adalah meningkatkan kadar
karbon dioksida dan menurunkan kadar oksigen. Hal ini perlu dilakukan karena
tumbuhan berespirasi dengan oksigen dan berfotosintesis dengan karbon dioksida.
Respirasi menurunkan kadar gula dan meningkatkan kadar air dalam buah sehingga
buah akan semakin lembab dan kehilangan rasa manisnya, sedangkan fotosintesis
berguna untuk mengubah air yang masih tersisa di dalam hasil pertanian menjadi gula,
sehingga kadar air akan berkurang; hal itu memiliki kemungkinan untuk terjadi jika hasil
pertanian tersebut masih memiliki klorofil. Namun penyimpanan yang bertujuan untuk
membiarkan hasil pertanian berfotosintesis jarang dilakukan karena dinilai mampu
mengurangi kesegaran tanaman.
Penyimpanan dengan modifikasi atmosfer umumnya diikuti dengan MAP (Modified
Atmosphere Packaging), yaitu pengepakan yang dilakukan ketika dilakukan modifikasi
atmosfer. Hal ini akan menyebabkan ruang dalam pak akan memiliki kadar udara yang
sama seperti kadar udara ruang penyimpanan selama bahan pengepakan yang
digunakan kedap udara hingga sampai ke konsumen.
Ada juga metode penyimpanan pada tekanan rendah (Hypobaric Atmosphere), yaitu
penyimpanan produk yang dilakukan pada tekanan rendah sehingga kandungan
oksigen menjadi sangat terbatas.
Pengendalian lingkungan pada bangunan penyimpanan hasil pertanian
Penyimpanan hasil pertanian merupakan bagian yang penting dalam penanganan
pasca panen; beberapa jenis hasil pertanian sangat rentan terhadap kerusakan selama
penyimpanan, apalagi jika sistem penyimpanan yang ditetapkan kurang atau tidak
memenuhi persyaratan penyimpanan yang baik. Selama penyimpanan proses
perubahan biokimia dan serangan agen-agen perusak dapat menyebabkan susut dan
menghasilkan metabolit yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penyimpanan yang baik dan benar. Dalam hal ini, perlu dilakukan kontrol
terhadap faktor-faktor lingkungan yang berperan dalam penyimpanan serta kontrol
terhadap agen-agen yang dapat menimbulkan kerugian.
Banyak faktor yang berperan dalam penyimpanan bahan hasil pertanian. Faktor-faktor
tersebut diantaranya adalah faktor lingkungan (temperatur, kelembaban relatif,
komposisi atmosfer), faktor bahan (kadar air, aktivitas air, dan sebagainya), tindakan
penanganannya (cara dan waktu panen, pencucian, pengeringan, dan sebagainya),
faktor bangunan (struktur, kemampuan pengaturan lingkungan dalam bangunan,
fasilitas, dan sebagainya).
Penyimpanan hasil pertanian membutuhkan lingkungan yang mendukung kondisi
yang dapat mempertahankan hasil pertanian dalam waktu lama dengan tidak
mengubah kualitas dan kuantitas hasil pertanian (tidak mengubah rasa, warna, bentuk,
dan sebagainya) serta mencegah terjadinya perkecambahan terutama dalam
penyimpanan hasil pertanian yang berbentuk biji-bijian. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengendalikan temperatur, kelembaban, komposisi gas dalam udara, dan
pengendalian hama yang dapat merusak hasil pertanian.
Dalam penyimpanan hasil pertanian, perlu diperhatikan:
Kadar air dan aktivitas air dalam hasil pertanian
Daya tumbuh, terutama hasil pertanian dalam bentuk biji-bijian
Aktivitas respirasi, terutama buah-buahan dan sayur-sayuran, karena aktivitas
respirasi masih terjadi meski sudah dipanen
Massa jenis hasil pertanian
Temperatur ruangan dan sistem penyimpanan memegang peran yang sangat
penting dalam sistem penyimpanan. Bahan pangan yang berkadar air tinggi dan indeks
aktivitas air yang tinggi rentan terhadap kerusakan kimiawi dan mikrobiologis. Hasil
pertanian yang tahan terhadap serangan mikroorganisme seperti serealia dapat
terancam oleh serangan hama makroskopis seperti serangga, tikus, dan sebagainya.
Aktivitas hama makroskopis tersebut sangat tergantung pada temperatur lingkungan;
semakin rendah temperatur ruangan, semakin rendah tingkat serangan.
Secara umum, setiap elemen bangunan penyimpanan hasil pertanian harus
memenuhi berbagai kondisi. Atap harus dapat melindungi komoditas di dalamnya dari
cuaca, angin, pengaruh sinar matahari secara langsung, organisme pengganggu, serta
dapat memberikan hawa sejuk bagi ruangan dan produk yang disimpannya. Lantai
harus memberikan ruang gerak yang aman, memudahkan pembersihan dan perawatan,
dapat menahan beban produk, serta dapat mencegah penyerapan kadar air. Pondasi
harus dapat mengurangi pergeseran bangunan terhadap tanah. Pintu harus
memperlancar kegiatan bongkar muat komoditas dan mencegah masuknya organisme
pengganggu. Ventilasi harus dapat mengontrol suasana di dalam dan di luar sehingga
nyaman bagi pekerja, mencegah hujan dan udara akibat kelembaban tinggi, mencegah
kehadiran organisme pengganggu. Jendela harus berfungsi dalam menciptakan
suasana kerja yang nyaman, mengatur cahaya matahari yang masuk, melindungi dari
cuaca dan organisme pengganggu.
Penyimpanan pada suhu rendah
Produk sayuran, buah-buahan, dan hasil peternakan (susu, daging, dan
sebagainya) pada umumnya mudah rusak dan membusuk sehingga memerlukan
fasilitas penyimpanan khusus yang dapat menghambat aktivitas organisme yang
mengakibatkan membusuknya sayuran dan buah-buahan. Hal ini dapat dilakukan
dengan penyimpanan suhu rendah, yang juga digunakan untuk mengawetkan hasil
perikanan dan peternakan dengan alasan yang sama. Fasilitas semacam ini relatif
mahal dalam pembangunannya karena memerlukan berbagai peralatan mekanis,
bahan insulator, instrumentasi elektronika, dan tenaga ahli untuk mengendalikan faktor-
faktor lingkungan di dalam seperti temperatur, kelembaban, komposisi udara, dan
sebagainya.
Umumnya, penyimpanan suhu rendah dilakukan karena memiliki keuntungan sebagai
berikut:
Terhindar dari serangan kapang dan serangga
Mempertahankan kesegaran sehingga kehilangan nutrisi dapat diperkecil
Mutu organoleptik dapat dipertahankan
Daya kecambah biji dapat ditahan
Tidak memerlukan fumigasi
Dalam penyimpanan pada suhu rendah, yang terpenting untuk diperhatikan adalah
temperatur dan kelembaban pengawetan untuk setiap jenis hasil pertanian berbeda-
beda. Jika kurang dingin, hasil pertanian mungkin masih melakukan respirasi dan hama
yang tersisa mungkin masih dapat hidup, sedangkan jika terlalu dingin dapat
menyebabkan kerusakan struktur molekul hasil pertanian akibat membekunya air dalam
jumlah banyak sehingga mengubah rasa dan kualitas. Pendinginan yang terlalu
ekstrem juga dapat menyebabkan penyusutan. Temperatur juga perlu dijaga agar tidak
berfluktuatif.
Kelembaban di dalam ruangan pendingin juga perlu dijaga, karena kelembaban yang
terlalu rendah dapat menyebabkan kelayuan, sedangkan kelembaban yang terlalu
tinggi dapat merangsang pertumbuhan jamur dan kapang. Untuk meningkatkan
kelembaban udara, umumnya dilakukan penyemprotan air ke lantai, sedangkan untuk
mengurangi kelembaban, dapat dilakukan penyebaran bahan-bahan kimia yang dapat
menyerap kelembaban dari udara. Umumnya, buah-buahan yang mengandung banyak
air membutuhkan kelembaban yang lebih tinggi.
Bangunan untuk penyimpanan hasil pertanian
Penyimpanan bahan hasil pertanian telah dilakukan oleh manusia sejak 8000
tahun sebelum masehi pada saat manusia mulai menanam, sedangkan penyimpanan
bahan pangan sudah dimulai sejak manusia melakukan budaya berburu dan
mengumpulkan makanan untuk mencegah kelaparan ketika musim yang tidak
diinginkan datang. Produk hasil pertanian secara luas, baik berupa hasil pertanian,
perikanan, peternakan, maupun kehutanan memerlukan fasilitas penyimpanan sebelum
diproses atau sebelum dipasarkan. Tujuan penyimpanan secara fisik adalah untuk
mempertahankan mutu dan mencegah kerusakan produk. Penyimpanan diperlukan
karena berkaitan dengan tujuan pemasaran, yaitu menunggu hingga harga pasar baik
untuk menjual hasil pertanian.
Jenis-jenis bangunan penyimpanan hasil pertanian:
Rumah pengepakan
Bangunan penyimpanan hasil pertanian dalam karung (gudang)
Bangunan penyimpanan hasil pertanian dalam bentuk curah (silo)
Bangunan penyimpanan kayu
Rumah beku untuk penyimpanan buah-buahan dan sayuran serta hasil
peternakan
Gudang adalah suatu bangunan penyimpanan yang memiliki bagian-bagian
konstruksi yang terdiri dari atap (penutup), dinding, dan lantai, membentuk suatu
ruangan perlindungan yang cukup luas untuk menempatkan atau menyimpan berbagai
macam barang atau komoditas. Definisi ini membedakan fasilitas penyimpanan yang
lain seperti lumbung, peti, kotak, atau perlengkapan pengemasan lainnya. Gudang
secara konstruksi tidak banyak berbeda dengan gedung yang bersifat statis dan
memerlukan pondasi untuk memantapkan dan menstabilkan posisi dan kedudukan
bangunan tersebut.
Silo yang terdapat di Port Giles, Australia Selatan, yang digunakan untuk menampung
gandum.
Bangunan untuk penyimpanan bahan, alat, dan mesin budidaya pertanian
Jenis bangunan ini sangat penting dalam usaha tani skala besar dan komersial.
Kondisi yang harus dipenuh dalam konstruksi bangunan pertanian jenis ini adalah faktor
keselamatan dan kesehatan kerja, mengingat bahwa bangunan ini berguna untuk
menyimpan bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan budidaya pertanian seperti
benih, bahan-bahan kimia seperti pupuk, pestisida, dan bahan bakar serta alat dan
mesin pertanian seperti traktor. Sebaiknya bangunan ini dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan seperti pemadam kebakaran serta pintu darurat. Konstruksi bangunan
juga sebaiknya tahan api dan tidak mudah runtuh dalam kondisi apapun. Kebutuhan
fasilitas lainnya disesuaikan, misalnya untuk bangunan penyimpanan traktor dan
implemennya, diperlukan pintu yang besar.
Bangunan pertanian lainnya
Lingkungan dan bangunan pertanian adalah salah satu cabang disiplin ilmu
dalam teknik pertanian yang fokus pada pengendalian lingkungan dalam bangunan
pertanian untuk pertumbuhan produksi dan mempertahankan mutu hasil pertanian.
Pengertian dan definisi dari bangunan pertanian secara fisik adalah semua bangunan
dengan berbagai macam tipe dan strukturnya, yang digunakan untuk proses produksi di
bidang pertanian dalam arti luas, meliputi bangunan untuk produksi tanaman pertanian
(rumah kaca, hidroponik, dan sebagainya), produksi ternak (kandang dan sebagainya),
bangunan untuk penyimpanan dan penanganan pasca panen (gudang dan
sebagainya), bangunan untuk menyimpan alat dan mesin pertanian, perbengkelan,
serta bangunan pertanian lainnya. Dalam suatu bangunan pertanian, perlu diperhatikan
aspek-aspek lingkungan mikro dan pengendaliannya yang diperlukan untuk
memaksimalkan fungsi dari bangunan tersebut sesuai dengan tujuan dibangunnya.
Aspek lingkungan tersebut meliputi temperatur, kelembaban, cahaya, kualitas dan
aliran udara, bau, hama dan penyakit, dan sebagainya yang memengaruhi
kenyamanan, produktivitas, dan kualitas dan masa simpan suatu produk hasil pertanian
PERTANYAAN OBJEKTIF
1). Pada penyimpanan serealia suhu rendah dilakukan karena memiliki keuntungan sebagai berikut,
a. Terhindar dari serangan kapang dan serangga
b. Mempertahankan kesegaran sehingga kehilangan nutrisi dapat diperkecil
c. Mutu organoleptik tidak dapat dipertahankan
d. Daya kecambah biji dapat ditahan
e. Tidak memerlukan fumigasi
(JABAWAN : C)
2). Berikut hasil pertanian yang dapat disimpan dalam bentuk curah adalah…
a. gandum
b. beras
c. jagung yang telah dipipil
d. lada
e. Silo
Recommended