View
594
Download
11
Category
Preview:
DESCRIPTION
makalah bk-b stain batsa
Citation preview
HAKEKAT PSIKOLOGI KONSELING DAN KONSELING KELUARGA
A. Pendahuluan
Konseling keluarga adalah penerapan konseling pada situasi yang
khusus. Konseling keluarga memfokuskan pada masalah-masalah
berhubungan dengan situasi keluarga dan penyelenggaraannya melibatkan
anggota keluarga. Konseling keluarga memandang keluarga secara
keseluruhan bahwa permasalahan yang dialami seorang anggota keluarga
akan efektif diatasi jika melibatkan anggota keluarga yang lain.
Konseling keluarga bertujuan membantu anggota keluarga belajar
dan memahami bahwa dinamika keluarga merupakan hasil pengaruh
hubungan anggota keluarga. Membantu anggota keluarga agar dapat
menerima kenyataan bahwa apabila salah seorang anggota keluarga
memiliki permasalahan, hal itu akan berpengaruh terhadap persepsi,
harapan, dan interaksi anggota keluarga lainnya. Memperjuangkan (dalam
konseling), sehingga anggota keluarga dapat tumbuh dan berkembang
guna mencapai keseimbangan dan keselarasan. Mengembangkan rasa
penghargaan dari seluruh anggota keluarga terhadap anggota keluarga
yang lain.
B. Hakekat Psikologi Konseling dan Konseling Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga dalam Wikepedia Indonesia berasal dari bahasa
Sangskerta: "kulawarga", "ras" dan "warga" yang berarti "anggota". Dapat
dipahami keluarga itu sebuah lingkungan yang terdapat beberapa orang
yang masih memiliki hubungan darah.
Mufidah menjelaskan dalam bukunya keluarga merupakan unit
terkecil dalam struktur masyarakat yang dibangun atas perkawianan atau
pernikahan yang terdiri dari ayah atau suami, ibu atau isteri dan anak.1
Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) , Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapaorang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu
atap dalam keadaan salingketergantungan2. Pernikahan sebagai salah satu
proses pembentukan sauatu keluarga, merupakan perjanjian yang sakral
antara suami dan istri.
Soelaeman juga menjelaskan dalam bukunya Irma Suryani
keluarga adalah persekutuan hidup yang dijalani oleh kasih sayang antara
pasanagan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan., yang
bermaksud untuk saling menyempurnakan diri itu terkandung
perealisasikan peran dan fungsi sebagai orang tua3
Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) , Keluarga adalah dua
atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah,hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan
sertamempertahankan suatu kebudayaan.
Dapat disimpulkan dari pengertian di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa keluarga adalah :
a. Unit terkecil dari masyarakat
b. Terdiri atas 2 orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah
d. Hidup dalam satu rumah tangga
1Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender,(Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 38
2Sisil, (2012), Pengertian Keluarga dan Fungsi Keluarga (online) tersedia: http://Unsilster.Com/2012/04/Pengertian-Keluarga-Dan-Fungsi-Keluarga/ (08-09-2012)
3Irma Suryani dan Dian Erhan, Psikologi Konseling Keluarga, (Batusangkar: STAIN Press, 2011), h. 2
e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
2. Fungsi keluarga
Dalam pembahasan ini terdapat beberapa fungsi yang dijalankan
keluarga agar senantiasa menjadi keluarga yang sakinah mawaddah
warrohmah atau harmonis.
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut4:
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluargad
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan Identitas anggota keluarga.
c. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
4Sayekti Pujosuwarno, Bimbingan dan Konseling Keluarga, (Yogyakarta: Menara Mas Offset, 1994), h. 13
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan
hari tua.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan,
keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai bakat
dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
3. Bentuk-bentuk keluarga
Pada dasarnya ada berbagai macam bentuk keluarga, antara lain5:
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anak-anak kandung.
b. Keluarga besar (extended family)
Keluarga yang disamping terdiri dari suami, istri, dan anak-anak
kandung, juga sanak saudara lainnya, baik menurut garis vertikal (ibu,
bapak, kakek, nenek, mantu, cucu, cicit), maupun menurut garis
horizontal (kakak, adik, ipar) yang berasal dari pihak suami atau pihak
isteri.
c. Keluarga campuran (blended family)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung serta anak-
anak tiri.
4. Psikologi keluarga
Dari susunan bahasa, psikologi keluarga terdiri dari dua kata
psikologi dan keluarga. Psikologi yaitu suatu ilmu yang mempelajari
5Mufidah, Opcit., h. 40
perilaku individu dalam interaksi lingkungan. Sedangkan keluarga
sebagaimana telah disebutkan di awal merupakan unit terkecil dalam
struktur masyarakat yang dibangun atas perkawinan atau pernikahan yang
terdiri dari ayah atau suami, ibu atau isteri dan anak
Mufidah dalam bukunya menyebutkan psikologi keluarga adalah
ilmu yang mempelajari tentang psikodinamika keluarga mencakup
dinamika tingkah laku, motivasi, perasaan, emosi, dan etensi keluarga
dalam relasinya baik interpersonal maupum anatr personal untuk
mencapai fungsi kebermaknaan dalam keluarga6.
5. Konseling Keluarga
Konseling keluarga pada dasarnya merupakan penerapan konseling
pada situasi yang khusus. Konseling keluarga ini secara memfokuskan
pada masalah-masalah berhubungan dengan situasi keluarga dan
penyelenggaraannya melibatkan anggota keluarga.
Konseling kelurga (family Counseling) didefenisikan sebagai suatu
proses interaktif yang berupaya membantu keluarga meperoleh
keseimbangan homeostasi, sehingga setiap anggota keluarga dapat merasa
nyaman (comfortable)7
Konseling keluarga memandang keluarga secara keseluruhan
bahwa anggota keluarga adalah bagian yang tidak mungkin dipisahkan
dari anak (klien) baik dalam melihat permasalahannya maupun
penyelesaiannya. Sebagai suatu system, permasalahan yang dialami
seorang anggota keluarga akan efektif diatasi jika melibatkan anggota
keluarga yang lain.
6. Pernikahan
a. Orientasi pernikahan
6Mufidah. Opcit., h. 64
7Irma Suryani dan Dian erhan, opct., h, 4
Menurut Muhammad Fauzil Adhim, pakar pernikahan dan
parenting, hubungan suami dan istri dalam Islam bukan berlandasan
kepada keajaiban ( misalnya, bakti istri pada suami ). Tapi apapun yang
dilakukan suami atau istri terhadap pasangannya adalah dalam rangka
ketaatan kepada Allah SWT. Dengan kata lain, intinya adalah hubungan
yang lebih tulus semata mata karena Allah dan bukan karena sesuatu yang
bisa dibeli dengan uang ( tidak bersifat transaksional ).8
Misalnya, kalau kita bisa melakukan yang lebih baik kepada
pasangan kita, kenapa tidak . Karena orientasinya adalah mencari ridho
Allah atau mengharapkan pahala dari Allah. Dan bukan mengharapkan
balasan yang lebih baik dari pasangan kita . Jika kemudian ia ternyata
membalas kebaikan kita dengan yang lebih baik lagi , maka itu
merupakan sunnatullah.
Menurut Fauzil ( mantan dosen psikologi UII jogyakarta ) , yang
membuat pernikahan bahagia adalah karena orientasi pernikahan yang
kuat . Semakin kuat orientasinya, semakin besar peluang pernikahan itu
bertahan lama dan bahagia.
Sebaliknya, pernikahan yang dilandasi oleh harapan akan
menimbulkan masalah dan mendatangkan kekecewaan . Misalnya seorang
laki laki yang menikahi perempuam berjilbab yang juga seorang muslim
aktivis , kata Fauzil .Ketika ia hendak shalat tahajjud , ternyata istrinya
sulit dibangunkan . Kalau pernikahannya dilandasi harapan , maka ia akan
kecewa karena tidak sesuai dengan yang ia harapkan. Namun kalau
pernikahannya berangkat dari orientasi ketaatan kepada Allah , semua itu
indah saja.
Menurut Fauzil , Ketaatan kepada Allah tidak harus mengabaikan
hak hak yang bersifat fisik. Misalnya, kecantikan, pakaian dan sebagainya
perlu diperhatikan sebagai bahagian dari bentuk ketaatan kepada Allah.
Sebaliknya, suami berpenampilan rapi , mengenakan pakaian bagus, dan
8 http://id.shvoong.com/society-and-news/news-items/1824434-indahnya-pernikahan-dalam-islam/#ixzz26EBM1wcJ
memakai parfum yang disukai oleh istri. Akhirnya, keindahan dan
kebahagian pernikahan akan tercapai bila pola hubungan suami istri itu
seimbang, tegas Fauzil. Suami tahu akan hak istri, dan istri tahu akan hak
suami. Masing-masing juga tahu dan sadar akan kewajibannya sebagai
suami atau istri. Dengan kata lain, sebuah pernikahan yang bahagia adalah
jika suami berorientasi memenuhi hak istri dan melaksanakan
kewajibannya sebagai suami.
b. Memilih pasangan
Memilih Jodoh atau pasangan banyak sekali caranya, namun disini
akan melihat dari pandangan Islam. Memilih pasangan adalah keputusan
penting yang harus dilakukan oleh seorang muslim. Didalam Al-Qur'an
ditulis yang artinya:
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian (yakni laki-laki
yang belum kawin atau wanita-wanita yang tidak bersuami, dibantu agar
mereka dapat kawin) diantara kamu, dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan
mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi
Maha Mengetahui)". (QS. An-Nuur, No. Surat: 24, Ayat: 32).
Terikatnya jalinan kasih dan sayang dua orang insan dalam sebuah
pernikahan adalah perkara yang sangat diperhatikan dalam syariat Islam
yang mulia ini. Bahkan kita dianjurkan untuk serius dalam permasalahan
ini dan dilarang menjadikan hal ini sebagai bahan candaan atau main-
main.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
: والرجعة والطالق النكاح جد وهزلهن جد جدهن ثالث
“Tiga hal yang seriusnya dianggap benar-benar serius dan bercandanya dianggap serius: nikah, cerai dan ruju.’” (Diriwayatkan oleh Al Arba’ah kecuali An Nasa’i. Dihasankan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah)
Salah satunya dikarenakan menikah berarti mengikat seseorang
untuk menjadi teman hidup tidak hanya untuk satu-dua hari saja bahkan
seumur hidup, insya Allah. Jika demikian merupakan salah satu kemuliaan
syariat Islam bahwa orang yang hendak menikah diperintahkan untuk
berhati-hati, teliti dan penuh pertimbangan dalam memilih pasangan
hidup9.
Karena pernikahan dalam Islam adalah begitu penting, perlu untuk
mencurahkan waktu yang berkualitas dan pertimbangan dalam memilih
orang di mana Anda akan menghabiskan sisa hidup. Bagaimana Memilih
Jodoh Menurut Islam. Nabi bersabda Yang artinya:
“Orang perempuan itu dinikahi karena empat hal:
a. Karena Hartanya ( yang kaya )
b. Karena Keturunannya ( yang terhormat )
c. Karena Kecantikannya ( yang memikat )
d. Karena Agamanya ( yang ta’at )
Maka pilihlah orang perempuan yang mempunyai agama
( yang ta’at ) bila tidak kamu akan repot mengurusnya”. (HR.
Bukhori).
c. Pengertian dan tujuan pernikahan
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian
pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
9Randi, (2012), Memilih Pasangan Hidup (online) tersedia: http://amatureboyz.wordpress.com/2012/01/07/memilih-pasangan-idaman-menurut-sunnah-rasulullah/ (08-09-2012)
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pernikahan adalah kebolehan melakukan hubungan kelamin setelah
berlangsungnya perkawinan itu10. Manusia sebagai makhluk sosial tidak
mungkin dapat hidup sendiri. Ia pasti membutuhkan orang lain untuk
berkomunikasi, melaksanakan tugas dan memenuhi segala kebutuhannya.
Selain itu manusia juga dikaruniai nafsu berupa kecenderungan tabiat
kepada sesuatu yang dirasa cocok. Kecenderungan ini merupakan satu
bentuk ciptaan yang ada pada diri manusia, sebagai urgensi kelangsungan
hidupnya. Seperti makan, minum dan menikah.
Lebih spesifik, Islam adalah agama kehidupan yang menghargai
insting biologis (seks) yang merupakan bagian penting dari kehidupan
ini. Sudah menjadi sunatullah, bahwa Islam mampu menangani semua itu
secara seimbang, menarik dan obyektif, selama manusia masih
menganggap perkawinan merupakan elemen penting dalam kehidupan ini.
Syari’at yang ditentukan Islam mengajak pasangan suami-istri
untuk selalu berusaha menemukan kebaikan, keteguhan dan perjuangan
pasangannya disamping hanya sekedar kenikmatan berhubungan badan.
Diantaranya faedah dan tujuan yang utama adalah:
a. Menjalankan perintah Allah -subhaanahu wa ta’ala-,
sebagaimana hal ini tertuang dalam firman-Nya:
ي�ك�ون�وا إن ائك�م� إم� و� ب�ادك�م� ع من� ين� الح و�الص� نك�م� م �ي�ام�ى األ� وا أ�نكح� و�
ع�ليم� ع� و�اس الل�ه� و� له ف�ض� من الل�ه� م� ي�غ�نه اء ر� ق� .ف�
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.“
b. Meneladani Sunnah Rasulullah -shallalaahu ‘alahi wa salaam
10Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Islam, (Jakarta: Kencan, 2003), h. 75
c. Menciptakan ketenangan jiwa dan rasa kasih sayang antara
suami-isteri. Allah SWT berfirman,
ع�ل� و�ج� ا ل�ي�ه� إ ك�ن�وا ل0ت�س� و�اجا1 أ�ز� ك�م� س أ�نف� م0ن� ل�ك�م ل�ق� خ� أ�ن� آي�اته و�من�
ون� ك�ر� ي�ت�ف� و�م8 ل0ق� ي�ات8 آل� ذ�لك� في إن� ة1 م� ح� و�ر� د�ة1 و� م� .ب�ي�ن�ك�م
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan Dia jadikan di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. “
d. Melestarikan keturunan, dan mendapatkan generasi yang shalih
yang siap berjuang di jalan Allah -subhaanahu wa ta’ala- demi
menegakkan kalimatullah di muka bumi ini.
e. Menjaga kemaluan, menundukkan pandangan dan memelihara
kehormatan wan
f. Mencegah tersebarnya perzinaan dan penyakit menular di
kalangan umat Islam.
d. Syarat-syarat pernikahan
Islam hanya mengakui perkawinan anatara laki-laki dan perempuan dan
tidak boleh lain dari pada itu, maka selain dari itu maka diharamkan,
karena itu yang tersebut dalam al-Quran. Adapaun syarat-syarat yang
harus dipenuhi baik bagi laki-laki maupun adalah11:
a. Bagi calon mempelai pria
- beragama islam
- laki laki
- jelas orangnya
- cakap bertindak hukum untuk hidup berumah tangga
- tidak terdapat halangan perkawinan
11Ibid., 88
b. Bagi calon mempelai wanita
- beragama islam
- perempuan
- jelas orangnya
- dapat dimintai persetujuan
- tidak terdapat halangan perkawinan
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :
a. Unit terkecil dari masyarakat
b. Terdiri atas 2 orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah
d. Hidup dalam satu rumah tangga
e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai
berikut:
a. Fungsi Biologis
b. Fungsi psikologis
c. Fungsi sosialisasi
d. Fungsi ekonomi
e. Fungsi pendidikan
2. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis,
sehingga makalah ini bisa menambah wawasan bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Mufidah. 2008. Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender. Malang: UIN Malang Press.
Irma Suryani dan Dian Erhan. 2011. Psikologi Konseling Keluarga. Batusangkar: STAIN Press.
Sayekti Pujosuwarno. 1994. Bimbingan dan Konseling Keluarga. Yogyakarta: Menara Mas Offset.
Syarifuddin, Amir. 2003. Garis-Garis Besar Islam. Jakarta: Kencana.
Sisil, (2012), Pengertian Keluarga dan Fungsi Keluarga (online) tersedia: http://Unsilster.Com/2012/04/Pengertian-Keluarga-Dan-Fungsi-Keluarga/ (08-09-2012)
http://id.shvoong.com/society-and-news/news-items/1824434-indahnya-pernikahan-dalam-islam/#ixzz26EBM1wcJ
Randi, (2012), Memilih Pasangan Hidup (online) tersedia: http://amatureboyz.wordpress.com/2012/01/07/memilih-pasangan-idaman-menurut-sunnah-rasulullah/ (08-09-2012)
Recommended