View
5
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
212 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.03 NO. 03
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN
KOPI LUWAK
(Analysis Of Consumer Behavior InBuying Civet Coffe)
Harun Al Rasyid1)
, Deni Setiawan2)
, Wisnu Satyajaya 3)
1)
Anggota DRD Provinsi Lampung dan Staf Pengajar Jurusan Tekonologi Hasil Pertanian FP Unila
Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145 2)
Alumni Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
Email :setiawandeni318@gmail.com
ABSTRACT
This study was aimed to identify the decision process,which was carried out by the consumer
in buying civet coffee drinks, Analyzing the level of consumer satisfaction of civet coffee,
and getting the alternative policy of marketing based on the study of consumer behavior to
civet coffee marketing of Duta Luwak Brother’s Link company. The Analysis conducted
using descriptive analysis, the ideal point model, the Index Performance Analysis (IPA),and
Customer Satisfaction Index (CSI). The results showed that the most considered attribute
when buying a civet coffee was quality product which equal to 22%.Beside that, 44% of Duta
Luwak Brother’s Link’s consumers have been loyal because they bought civet coffee planned.
The results of analysis multiattribute ideal number was 17.3,which means Index Performance
Analysis (IPA) indicated that the attribute of Duta Luwak Civet Coffee Brother’s Link which
deemed less satisfied customers was advertising and promotion. Results of Customer
Satisfaction Index (CSI) reached 77.76% with the interval of 0.66 to 0.80. Suggestion for
marketing policy of Duta Luwak Brother’s Link is to improve the quality of civet coffee
products. In term of price, this company should be reconsider the pricing strategy of civet
coffee.
Keywords: Luwak coffee , consumer behavior , Costumer Satisfaction Indeks (CSI)., Indeks
Performance Analysis (IPA)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi proses keputusan yang dilakukan konsumen
dalam pembelian minuman kopi luwak, menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap
minuman kopi luwak, mendapatkan alternatif kebijakan pemasaran berdasarkan studi perilaku
konsumen terhadap pemasaran minuman kopi luwak merk duta kopi luwak brother’s link.
Perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka
harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.Analisis yang dilakukan yaitu analisis
deskriptif, model angka ideal, Indeks Performance Analysis (IPA), Costumer Satisfaction
Indeks (CSI).Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 37 % konsumen ketika membeli
kopi luwak yang menjadi fokus utama adalah rasa.Atribut yang paling dipertimbangkan
ketika membeli kopi luwak adalah kualitas produk yaitu sebesar 22%. Konsumen kopi luwak
duta luwak brother’s link sebesar 44% sudah loyal dikarenakan membeli kopi luwak dengan
213 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.03 NO. 03
terencana. Hasil analisis multiatribut angka ideal adalah 17,3. Hasil analisis Important
Performance Analysis (IPA) menunjukkan bahwa atribut kopi luwak Duta Luwak Brother’s
Link yang dirasa konsumen kurang puas adalah Iklan dan promosi. Hasil Customer
SatisfactionIndex (CSI) konsumen kopi luwak yang mencapai 77,76 persen berada pada
selang 0,66 sampai dengan 0,80. Implikasi kebijakan pemasaran bagi perusahaan Duta
Luwak Brother’s Link untuk produk Kopi Luwak perlu meningkatkan kualitas produknya.
Kata kunci: kopi luwak, perilaku konsumen, Costumer Satisfaction Indeks (CSI),Indeks
Performance Analysis (IPA)
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara terbesar ketiga
penghasil kopi di dunia setelah Brazil dan
Vietnam. Provinsi Lampung memegang
peranan penting dalam bisnis kopi
Indonesia karena Provinsi Lampung
merupakan gerbang utama ekspor kopi
nasional. Produksi kopi Lampung pada
tahun 2013 mencapai 29.800 ton ( BPS,
2013),sedangkan konsumsi kopi domestik
pada tahun 2013 diperkirakan mencapai 1,0
kilogram/kapita/tahun (AEKI, 2013).
Salah satu pengembangan dan inovasi
produk olahan kopi ialah pembuatan kopi
luwak.Kopi luwak merupakan hasil
fermentasi yang dilakukan oleh hewan
luwak (Paradoxurus hermaphroditus )
dengan cara memakan kopi yang sudah
merah. Fermentasi sendiri dilakukan di
dalam perut luwak sehingga kopi yang
keluar merupakan kopi hasil fermentasi
oleh enzim yang terdapat dalam tubuh
luwak (Paradoxurus hermaphroditus ).
Kopi luwak memiliki harga yang cukup
tinggi. Kopi luwak jenis bubuk mencapai
Rp. 400.000 sampai dengan Rp.1.200.000
perkilogram. Usaha agroindustri kopi luwak
di Lampung khususnya di Kabupaten
Lampung Barat berkembang pesat.
Produksi kopi luwak di Kabupaten
Lampung Barat dari tahun ketahun
meningkatyaitu 270 kg, 300 kg, 792 kg,
1.200 kg, 1.320kg pada kurun waktu 2007-
2011 (Astrahadi, 2012).
Kabupaten Lampung Barat memiliki
banyak sentra industri kopi luwak. Hal ini
menyebabkan persaingan bisnis kopi luwak
yang ketat, sehingga mengharuskan para
produsen untuk selalu berinovasi. Salah
satu cara agar produsen dapat bertahan dan
berkembang dalam industri kopi luwak
adalah harus memahami keragaman
perilaku konsumen. Banyaknya jenis
pilihan merek kopi luwak di pasaran saat ini
dengan keunggulan dan karakteristik
masing-masing produk yang ditawarkan
membuat konsumen dapat memilih merek
yang sesuai dengan keinginan konsumen
(Febrianti. 2011).
214 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.03 NO. 03
Dengan memahami perilaku konsumen,
pelaku usaha dapat membidik target-target
pembeli secara lebih fokus dan terarah.
Pelaku usaha dapat menjabarkan dengan
lebih jelas tentang sasaran dan target
pembeli untuk selanjutnya mengarahkan
kegiatan pemasaran kepada para agen
penjualan dan mencapai target pembeli
yang dimaksud (Getrycia, 2012).
CV. Duta Luwak Brother’s Link
merupakan salah satu produsen yang
memproduksi kopi luwak di kabupaten
Lampung Barat. Perusahaan ini mampu
memproduksi 1 ton kopi luwak green bean
dalam 3 bulan produksi. Produk kopi luwak
mulai dipasarkan pertama kali pada tahun
2008, hingga saat ini pemasaran kopi
luwak sudah menjangkau pasar ke berbagai
kota besar di Indonesia serta pasar
internasional seperti Brazil, Amerika,
Thailand, Korea Selatan, Filipina dan
Jerman. Oleh karena itu perlu
dilakukanstudi tentang perilaku konsumen
dalam pengambilan keputusan pembelian
produk kopi luwak merek Duta Luwak
Brother’s link.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuisioner dan software pengolahan
data Microsoft word, Microsoft excel dan
Microsoft word serta SPSS16.
Metode Penelitian
Pengambilan sampel atau responden dalam
penelitian berdasarkan teknik non
probability sampling, dimana pengambilan
sampel tidak memperhitungkan peluang
atau kemungkinan unit sampel dipilih atau
tidak (Umar, 2005). Penelitian melibatkan
32 orang responden, baik laki-laki maupun
perempuan.Menurut Siagian (2006), syarat
minimal sampel data terdistribusi normal
statistik adalah 30 sampel, sehingga 32
sampel sudah memenuhi syarat minimal
dan untuk mendapatkan gambaran dari
keadaan sebenarnya di lapang.
Model Angka Ideal
Model Angka Ideal digambarkan sebagai
berikut :
Keterangan :
A = Sikap terhadap suatu merk
W i = Pentingnya atribut i
Ii = Performasi “ideal” pada atribut i
Xi = Kepercayaan mengenai performasi
aktual merk bersangkutan pada atribut i
n = Jumlah atribut yang menonjol
215 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.03 NO. 03
Analisis Angka Ideal tersebut responden
diminta untuk menunjukkan dimana mereka
percaya suatu merek ditempatkan pada
skala yang menggambarkan berbagai
derajat atau tingkat atribut yang menonjol.
Melalui kuesioner responden dapat
memberikan angka/tingkat kepentingan dari
angka (1) sangat tidak penting, (2) tidak
penting, (3) biasa saja, (4) penting, (5)
sangat penting. Selain itu responden juga
akan menunjukkan dimana merek “ideal”
akan dianalisis sebanyak atribut yang telah
ditetapkan.
Tabel1. Skala Numerik
No Skala Keterangan
1 0 ≤ A ≤32,67 Sangat Baik
2 32,67 ≤ A ≤65,36 Baik
3 65,36 ≤ A ≤ 98,03 Netral
4 98,03 ≤ A ≤ 130,70 Buruk
5 130,70 ≤ A ≤ 165,36 Sangat Buruk
Metode Important Performance Analysis (IPA)
Y (Tingkat Kepentingan)
Tinggi
Kuadran I
Kuadran II
(Prioritas Utama) (Pertahankan Prestasi)
Kuadran III Kuadran IV
(Prioritas Rendah) (Berlebihan)
Tinggi Rendah
X (Tingkat Kinerja)
Gambar1.Bentuk MatrikImportance Performance Analysis (Rangkuti 2006)
Matriks IPA dilakukan dengan penjabaran
tingkat kinerja dan kepuasan konsumen.
Kuadran I merupakan daerah prioritas
utama, kuadran II merupakan daerah yang
harus dipertahankan, kuadran III
merupakan daerah prioritas rendah dan
216 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.03 NO. 03
kuadran IV merupakan daerah berlebihan.
MetodeCostumer Satisfaction Index (CSI)
Empat langkah dalam perhitungan
Costumer Satisfaction Index (CSI), yaitu :
1. menentukan Mean Importance Score
(MIS) dan Mean Satisfaction Score
(MSS). Nilai ini bersela dari rata-rata
tingkat kepentingan dan kinerja tiap
anggota.
2. membuat Weight Factors (WF)
Bobot ini merupakan persentase nilai
MIS per atribut terhadap total MIS
seluruh atribut.
3. membuta Weight Score (WS)
Bobot ini merupakan perkalian antara
Weight Factor (WF) dengan rata-rata
tingkat kepuasan (Mean Satisfaction
Score = MSS)
4. menentukan Costumer Satisfaction Index
Skala kepuasan konsumen atau anggota
yang umum dipakai dalam interpretasi
indeks adalah skala 0 (nol) sampai 1
(satu), seperti dijabarkan dalam Tabel 2.
Tabel2. Kriteria Indek Kepuasan
Nilai Indek Kriteria Indek Kepuasan Anggota
0.81 - 1.00 Sangat puas
0.66 - 0.80 Puas
0.51 - 0.65 Cukup puas
0.35 - 0.50 Kurang puas
0.00 - 0.34 Tidak puas
Sumber : Panduan survei kepuasan konsumen PT Sucofindo dalamWasini 2009.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
CV. Duta luwak brother’s link
memproduksi kopi luwak jenis robusta dan
arabika. Kopi luwak yang diproduksi
berbentuk grean bean, kopi bubuk, serta
yang berbentuk gerombol. CV. Duta
Luwak Brother’s link dalam tiga bulan
mampu memproduksi 1 ton kopi luwak
berbentuk grean bean. Permintaan pasar
perhari bisa mencapai 5kg - 100 kg kopi
luwak sehingga CV.Duta luwak membina
masyarakat untuk memproduksi kopi luwak
agar permintaan pasar tercukupi. CV. Duta
Luwak Brother’s Link menembus pasar
internasional dengan tujuan Thailand,
Malaysia, Fillipina, Korea selatan, Jerman,
Perancis, Belanda, Amerika akan tetapi
permintaanya tidak tetap sehingga CV.
217 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.03 NO. 03
Duta Luwak Brother’s Link tetap
mengembangkan jaringan pasar.
Analisis Deskriptif
Proses pengambilan keputusan yang
dilakukan konsumen dalam pembelian kopi
luwak merek Duta Luwak Brother’s Link
dalam pengenalan kebutuhan dengan cara
sekedar coba-coba sebesar 50%, untuk
kepuasan sebesar 69%. Informasi dari
teman sebesar 44%, yang menjadi fokus
perhatian atribut rasa sebesar 37% dan
atribut harga sebesar 31%. Responden
mengevaluasi keputusannya dengan
mempertimbangkan atribut harga sebesar
28%, kualitas produk sebesar 22%.
Keputusan pembelian tergantung situasi
sebesar 37%, membeli di agen/distributor
sebesar 50%, mengkonsumsi tidak tentu
waktunya sebesar 31%, mengkonsumsi
diatas 3 kali perminggu sebesar 28%,
menginginkan kemasan modern sebesar
72%. Pasca pembelian kopi luwak sebesar
94% merasa puas, akan melakukan
pembelian ulang sebesar 84%, tidak
berganti merek lain sebesar
81%.Ethnosentrisme atau kebudayaan
memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap sikap konsumen,
ethnosentrisme memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap preferensi
konsumen, ethnosentrisme memiliki
hubungan dengan perilaku pembelian
(Anggasari, 2013).
Analisis Sikap dan Tingkat Kepuasan
Konsumen Kopi Luwak Merek Duta
Luwak Brother’s Link
Semakin tinggi tingkat kepentingan
terhadap suatu atribut berarti semakin
penting pula atribut tersebut bagi
konsumen. Atribut yang dianalisis
menggunakan angka ideal ini ada 14
atribut, yaitu harga, rasa, aroma, manfaat,
kandungan bahan alami, kemasan, merek,
kejelasan tanggal kadaluarsa, izin
DinasKesehatan, label halal MUI,
ketersediaan produk, iklan/promosi,
kuantitas/isi dan kualitas. Untuk
menginterpretasikan masing-masing atribut
didasarkan pada skalarasio dibawah ini :
RS =Nilai terbesar −Nilai terkecil
jumlah jarak skala
RS=5 −1
5
RS = 0,8
Jarak (rentang) skala yang terbentuk dapat
dilihat pada Tabel 3.
218 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.03 NO. 03
Tabel 3. Jarak Skala Kepentingan, Ideal dan Kinerja
No Rentang Keterangan
Kepentingan (Wi) Ideal ( Ii) Kinerja ( Xi)
1 1 ≤ x < 1,8 Sangat tidak penting Sangat buruk Sangat buruk
2 1,8 ≤ x < 2,6 Tidak penting Buruk Buruk
3 2,6 ≤ x < 3,4 Biasa Biasa Biasa
4 3,4 ≤ x < 4,2 Penting Baik Baik
5 4,2 ≤ x < 5 Sangat penting Baik sekali Baik sekali
Sumber: (wasini 2009).
Tabel 4 Menujukan selisih kinerja dan
idealnya atribut harga yaitu sebesar 2,25.
Tingkat kinerja atribut harga masih sangat
kurang yaitu sebesar 2.03, hal tersebut
dikarenakan harga produk kopi luwak Duta
Luwak Brother’s Link sangat tinggi. Untuk
atribut rasa, aroma, kemasan, merek,
tanggal kadaluarsa, label MUI, izin depkes,
ketersediaan produk, iklan dan promosi,
kuantitas/isi produk, kualitas produk,
originalitas produk, jenis kemasan masih
relatif diterima oleh konsumen.
Tabel 4. Tingkat Kinerja dan Ideal Terhadap Kopi Luwak Dita Luwak Brother’s Link
Atribut Tingkat kinerja Ideal (ideal – kinerja)
kinerja )
Harga 2.03 4.28 -2.25
Rasa 4.53 4.13 -0.40
Aroma 4.00 3.94 -0.06
Kemasan 3.75 3.81 0.06
Merek 3.50 3.25 -0.25
Tanggal Kadaluarsa 2.94 3.13 0.19
Label MUI 4.06 4.13 0.07
Izin Depkes 4.16 3.94 -0.22
Ketersediaan produk 3.75 3.69 -0.06
Iklan dan Promosi 3.56 3.44 -0.12
Kuantitas/Isi Produk 3.28 3.16 -0.12
Kualitas Produk 4.00 3.78 0.22
Originalitas Produk 4.16 4.24 0.08
Jenis kemasan 4.00 4.03 0.03
219 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.03 NO. 03
Atribut yang dianggap penting oleh
responden adalah atribut originalitas produk
sebesar 4,16 dengan nilai ideal 4,24 , Izin
DepKes sebesar 4,16 dengan nilai ideal
3,94. Berdasarkan Tabel 5 untuk produk
kopi luwak terlihat beberapa atribut perlu
diperhatikan oleh perusahaan karena
mempunyai nilai selisih yang cukup besar
antara tingkat kinerja dengan tingkat ideal.
Rentang yang cukup besar menunjukkan
bahwa responden tidak puas terhadap
atribut-atribut tersebut.
Tabel 5. Tingkat kepentingan dan Ideal Terhadap Produk Kopi Luwak
Atribut Tingkat
kepentingan Ideal
Harga 4.16 4.28
Rasa 4.44 4.13
Aroma 3.81 3.94
Kemasan 4.00 3.81
Merek 4.09 3.25
Tanggal Kadaluarsa 3.97 3.13
Label MUI 4.28 4.13
Izin Depkes 4.41 3.94
Ketersediaan produk 3.91 3.69
Iklan dan Promosi 4.22 3.44
Kuantitas/Isi Produk 3.94 3.16
Kualitas Produk 4.72 3.78
Originalitas Produk 4.59 4.24
Jenis kemasan 3.94 4.03
Important Performance Analysis (IPA)
Tabel 6. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Duta Luwak Brothe’s Link
Atribut Tingkat
kepentingan Tingkat kinerja
Harga 4.16 2.03
Rasa 4.44 4.53
Aroma 3.81 4.00
Kemasan 4.00 3.75
Merek 4.09 3.50
Tanggal Kadaluarsa 3.97 2.94
Label MUI 4.28 4.06
Izin Depkes 4.41 4.16
Ketersediaan produk 3.91 3.75
Iklan dan Promosi 4.22 3.56
Kuantitas/Isi Produk 3.94 3.28
Kualitas Produk 4.72 4.00
Originalitas Produk 4.59 4.16
Jenis kemasan 3.94 4.00
Rata – Rata 4,18 3,69
220 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.03 NO. 03
Important Performance Analysis (IPA)
menggambarkan kinerja (performance)
sebuah merek dibandingkan dengan
harapan atau tingkat kepentingannya
(importance) yang dipersepsikan oleh
konsumen dalam bentukmatriks. Antar
kuadran dipisahkan oleh sumbu X dan Y
dimana sumbu X adalah rata-rata dari rata-
rata bobot tingkat kinerja Kopi luwak,
sedangkan Y adalah rata-rata dari rata-rata
bobot tingkat kepentingan seluruh atribut
yang mempengaruhi kepuasan konsumen.
Dari perhitungan yang telah dilakukan
diperoleh X = 3,69 dan Y = 4,18. Tampilan
dari matriks IPA untuk penilaian terhadap
kopi luwak dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar1.Matriks IPA Untuk Atribut-Atribut yang Mempengaruhi Pembelian Kopi luwak merek Duta
Luwak Brother’s Link
Keterangan :
1 : Harga
2 : Rasa
3 : Aroma
4 : kemasan
5 : merek
6 : Kejelasan tanggal kadaluarsa
7 : Label MUI
8 : Terdapat izin DepKes
9 : ketersediaan produk
10 : iklan dan promosi
11 : kuantitas/isi produk
12 : kualitas produk
13 : originalitas produk
14 : jenis kemasan
Kuadran I (prioritas utama)
Atribut yang berada pada kuadran I ini
memiliki tingkat kepentingan di atas rata-
rata. Konsumen Kopi Luwak Duta Luwak
Brother’s Link menganggap atribut iklan
dan promosi sangat penting akan tetapi
kinerja yang dilakukan Duta Luwak untuk
produk kopi luwak masih jauh dari yang
diharapkan oleh konsumen.
221 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.03 NO. 03
Kuadran II (pertahankan prestasi)
Kuadran II terdapat lima atribut yaitu
atribut rasa, terdapat izin DepKes, label
Halal MUI, originalitas produk dan kualitas
produk. Atribut-atribut ini memiliki tingkat
kepentingan yang tinggi bagi konsumen dan
disertai dengan tingkat kinerja Duta Luwak
Brother’s Link yang tinggi sehingga atribut-
atribut yang terdapat pada kuadran II ini
harus dipertahankan oleh pihak perusahaan
Duta Luwak karena konsumen sudahmerasa
puas dari atribut-atribut tersebut.
Kuadran III (prioritas rendah)
Kuadran III terdapat empat atribut yaitu
atribut harga, kejelasan tanggal kadaluarsa,
merek dan kuantitas atau isi. Atribut-atribut
pada kuadran III ini merupakan atribut
yang tidak penting menurut konsumen dan
kinerja atribut Duta Luwak yang dinilai
konsumen biasa-biasa saja, sehingga
perusahaan belum perlu melakukan
perbaikan.
Kuadran IV (berlebihan)
Atribut yang terdapat pada kuadran IV yaitu
atribut aroma, kemasan, ketersediaan
produk dan jenis kemasan. Atribut-atribut
tersebut menurut konsumen berlebihan
akan tetapi perusahaan mementingkan
atribut tersebut dengan lebih.
Customer Satisfaction Index (CSI)
Hasil perhitungan kepuasan konsumen
Kopi Luwak Duta Luwak Brother’s link
diketahui bahwa nilai Customer
Satisfaction Index adalah 77,76 persen.
Berdasarkan pada indeks kepuasan
pelanggan, maka nilai Customer
SatisfactionIndex konsumen Duta Luwak
Brother’s Link yang mencapai 77,76 persen
berada pada selang 0,66 sampai dengan
0,80, maka dapat dikatakan bahwa secara
umum indeks kepuasan konsumen untuk
atribut yang diuji berada pada kriteria puas,
sehingga 14 atribut yang telah di uji
mencapai index kepuasan konsumen.
Perhitungan Customer Satisfaction Index
(CSI) dapat di lihat pada tabel 7.
222 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.03 NO. 03
Tabel 7. Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI)
No. Atribut Rerata Skor
Importance
(b)
Weighting
Factor
[c=(b/b
total)×100%]
Rerata Skor
Performance
(d)
Weighting
Score
(e=c×d)
1 harga 4.16 7.11% 4.56 0.32
2 Rasa 4.44 7.59% 4.53 0.34
3 Aroma 3.81 6.52% 4.00 0.26
4 Kemasan 4.00 6.84% 3.75 0.26
5 Merek 4.09 7.00% 3.50 0.25
6 tanggal
kadaluarsa 3.97 6.79% 2.94 0.20
7 terdapat izin
depkes 4.28 7.32% 4.06 0.30
8 lebel halal MUI 4.41 7.54% 4.16 0.31
9 ketersediaan
produk 3.91 6.68% 3.75 0.25
10 iklan dan
promosi 4.22 7.22% 3.56 0.26
11 kuantitas/isi
produk 3.94 6.73% 3.28 0.22
12 kualitas produk 4.72 8.07% 4.00 0.32
13 originalitas
produk 4.59 7.86% 4.16 0.33
14 jenis kemasan 3.94 6.73% 4.00 0.27
Total 58.47 100.00%
Weighted Total = Σ Weighting Score 3.89
Satisfaction Index = (Weighted Total / Scale (5))×100% 77.76%
Implikasi Kebijakan Pemasaran
Mengacu pada analisis deskriptif, analisis
Angka Ideal, Important Performance
Analysis (IPA) dan CustomerSatisfaction
Index (CSI), berikut akan dijabarkan
implikasi kebijakan pemasaran bagi pihak
perusahaan Duta Luwak Brother’s Link.
Produk
Atribut harga, kualitas produk, dan
originalitas produk dinilai oleh responden
223 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.03 NO. 03
merupakan atribut yang paling
dipertimbangkan dalam pembelian produk
Kopi Luwak. Kinerja dari CV. Duta Luwak
Brother’s Link sudah cukup baik, akan
tetapi pihak duta luwak brother’s link harus
tetap terus meningkatkan kualitas
produknya dengan mempertahankan
kinerjanya. Atribut lain yang harus
dipertahankan kinerjanya adalah rasa,
kualitas, izin depkes dan label halal MUI.
Kualitas mempunyai dampak langsung
pada kinerja produk atau jasa, oleh karena
itu kualitas berhubungan erat dengan nilai
dan kepuasan pelanggan (Getrycia,2012)
Harga
Menurut Kotler dan Armstrong (1997),
biaya sebuah perusahaan merupakan
elemen penting dalam strategi penetapan
harga.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
konsumen Duta Luwak yaitu dari kalangan
menengah keatas dengan rata-rata tingkat
pendapatan lebih besar dari Rp 900.000
sehingga konsumen relatif tidak
mempermasalahkan harga. Tingkat
penasaran konsumen dalam mengkonsumsi
minuman kopi luwak asli sangat tinggi.
Konsumen Duta Luwak Brother’s Link
dalam seminggu lebih dari tiga kali
mengkonsumsi kopi luwak yaitu sebesar
31%.
Distribusi
Produk Kopi Luwak Duta Luwak
ketersediaannya di pasaran dianggap
olehresponden sudah baik. Atribut
ketersediaan produk ini dinilai penting oleh
konsumen sehingga konsumen dapat
dengan mudah mendapatkan produk dan
terus dapat mengkonsumsinya.Oleh karena
itu apabila pihak perusahaan ingin dapat
mempertahankan konsumennya, maka
perusahaan harus lebih memperhatikan
dalam hal ketersediaan produk di pasaran
dan tidak hanyaditempat-tempat tertentu
saja, namun dapat juga dengan menambah
ketersediaan produk toko khas oleh-oleh
yang dapat dijangkau oleh konsumen.
Promosi
Promosi melalui media cetak atau
elektronik CV. Duta Luwak Brother’s Link
belum maksimal dikarenakan informasi
yang didapatkan oleh konsumen dari teman
yaitu sebesar 44%, koran 0%, internet 22%.
Diagram IPA menunjukan iklan dan
promosi berada pada kuadran utama hal
tersebut harus menjadi perhatian produsen
kopi luwak Duta Luwak.
KESIMPULAN
Proses keputusan yang dilakukan konsumen
dalam pembelian kopi luwak merek Duta
Luwak Brother’s Link dalam pengenalan
224 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.03 NO. 03
kebutuhan yaitu sekedar coba-coba sebesar
50%, untuk kepuasan sebesar 69%. Fokus
perhatian pada atribut rasa sebesar 37% dan
atribut harga sebesar 31%. Responden
mengevaluasi keputusannya dengan
mempertimbangkan atribut harga sebesar
28%, kualitas produk sebesar 22%.
Keputusan pembelian tergantung situasi
sebesar 37%, membeli di agen/distributor
sebesar 50%, menginginkan kemasan
modern72%. Pasca pembelian kopi luwak
sebesar 94% merasa puas. Hasil analisis
multi atribut angka ideal didapatkan nilai
sikap responden terhadap kopiluwak Duta
Luwak Brother’s Link adalah 17,3.
Hasil analisis Important Performance
Analysis (IPA) menunjukkan bahwa atribut
kopi luwak Duta Luwak Brother’s Link
yang dirasa konsumen kurang puas adalah
Iklan dan promosi. Atribut yang harus
dipertahankan kinerjanya adalah Label halal
MUI, Izin Depkes, rasa, originalitas produk
dan kualitas produk. Atribut yang tidak
menjadi prioritas untuk diperbaiki adalah
harga, merek, kejelasan tanggal kadaluarsa,
kuantitas/ isi produk. Atribut yang
kinerjanya berlebihan adalah kemasan,
aroma, ketersediaan produk, jenis kemasan.
Hasil Customer SatisfactionIndex (CSI)
konsumen kopi luwak yang mencapai 77,76
% berada padaselang 0,66 sampai dengan
0,80.
DAFTAR PUSTAKA
Astrahadi, 2012.Analisis Nilai Tambah,
Kelayakan Finansial dan Prospek
Pengembangan pada Agroindustri
Kopi Luwak di Pekon Way
Mengaku Kecamatan Balik Bukit
Kabupaten Lampung Barat. Unila.
Lampung
Durianto. 2004. Strategi Menaklukkan
Pasar. Jakarta (ID). PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Febrianti. 2011. Kelayakan Agroindustri
Kopi Luwak Di Kabupaten
Lampung Barat. Jurnal Teknologi
hasil Pertanian. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Getrycia ,Wanda.2012.Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian Konsumen
Pada Produk Minuman Berisotonik
Pocari Sweat. Jurnal Jurusan
Manajemen STIE MDP. Semarang.
Iswanti, Novianti.,2012, Analisis Perilaku
Konsumen Terhadap Roti Pryangan
Bakery Di Kota Padang, Jurnal
Andalas, Padang.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2007.
ManajemenPemasaran, Edisi Kedua
Belas, Jilid 1. dialih bahasakan oleh
Benjamin Molan. PT Indeks. Jakarta
Mc. Carthy Dan Perreault. 1995.
Pemasaran, Sebuah Ancangan
Manajerial Global (AlihBahasa:
Maulana, A.) Bina rupa Alisara,
Jakarta.
Najiyati, S., dan Danarti, 1997.Budidaya
Kopi dan Pengolahan Pasca
Panen.Penebar Swadaya, Jakarta.
Pangabean, Edy.2011. Mengeruk Untung
dari Bisnis kopi Luwak. Agromedia
Pustaka. Jakarta
225 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.03 NO. 03
Anggasari ,Popy.2013 .Pengaruh Ethnosen-
trisme Terhadap Sikap, Preferensi
dan Perilaku Pembelian Buah Lokal
dan Impor .Jurnal Manajemen
&Agnbisnis, Vol. 10 No. 2, Juli
2013, lnstitut Pertanian Bogor.
Bogor
Radydjencole, 2011. Indonesia penghasil
kopi terbesar ke-3 dunia. Di upload
tanggal 28 september 2011.
http://forum. detik.com/indonesia-
penghasil-kopi-terbesar-ke-3-dunia-
t292411.html.
Sampurno,2009. Sampurno, Manajemen
Pemasaran Farmasi, Yogyakarta
:GadjahMada University Press.
Sumarwan, Ujang. 2011. Perilaku
Konsumen : Teori dan
Penerapannya dalam Pemasaran.
Ghalia Indonesia. Bogor.
Standar Nasional Indonesia. 2008. Biji
Kopi SNI 01-2907. Badan
Standarisasi Indonesia.
Umar, H.2005. Metode Penelitian Untuk
Skripsi dan Tesis Bisnis. PT Raja
Grafindo. Jakarta
Wasini, 2009.Analisis Perilaku Konsumen
dalam Pembelian Minuman Bandrek
Serbuk Merek Star bandrek PT Liza
Herbal International (studi kasus di
wilayah Bogor). IPB: Bogor.
Recommended