View
59
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
kedokteran
Citation preview
PRESENTASI KASUS
DEMAM TIFOID
PENYUSUN :
KARAMINA MAGHFIRAH
030.10.147
PEMBIMBING :
dr. Lilly Zulkarnain Sp.A
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT TNI AL DR. MINTOHARDJO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 19 OKTOBER – 26 DESEMBER 2015
1
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RSAL MINTOHARDJO
Dokter Pembimbing : dr. Lilly Zulkarnain Sp.A Tanda tangan :
Nama Mahasiswa : Karamina Maghfirah
NIM : 030.10.147
I. IDENTITAS
PASIEN
Nama : An. S Suku Bangsa : Jawa
Umur : 7 tahun Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki - laki Pendidikan : SD
Alamat : Jl. Karet Pasar Baru Barat II RT 018/005 KarTeng Tanah Abang
Jakarta Pusat
ORANG TUA/ WALI
AYAH
Nama : Tn. S Agama : Islam
Umur : 34 Tahun Pendidikan : SMP
Suku Bangsa : Jawa Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jl. Karet Pasar Baru Barat II RT 018/005 KarTeng Tanah Abang
Jakarta Pusat
Gaji : 2 juta/bulan
IBU
Nama : Ny.H Agama : Islam
Umur : 30 Tahun Pendidikan : SMP
Suku bangsa : Jawa Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Karet Pasar Baru Barat II RT 018/005 KarTeng Tanah Abang
Jakarta Pusat
Hubungan dengan orang tua : anak kandung
2
II. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu pasien (2
November 2015 )
KELUHAN UTAMA
Demam 5 hari SMRS
KELUHAN TAMBAHAN
Pusing, mual, nyeri ulu hati, konstipasi
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Pasien datang ke RSAL dr. Mintohardjo dengan keluhan demam sejak 5
hari sebelum masuk RS, demam dirasakan terutama saat malam hari kemudian
turun pada pagi hari dan ketika diberi obat penurun panas tetapi tidak sampai
normal. Demam diukur dengan perabaan tangan. Demam tidak disertai
menggigil, tidak kejang dan tidak ada keringat di malam hari. Selain itu, pasien
mengeluh pusing, mual tapi tidak muntah serta nyeri di ulu hati. Pasien juga
mengeluh nyeri menelan sehingga nafsu makan berkurang. Tidak ada nyeri
sendi, tidak ada mimisan ataupun gusi berdarah dan tidak timbul bintik merah
pada kulit.Tidak ada batuk dan pilek.
Sejak 3 hari sebelum masuk RS pasien belum BAB, sebelum sakit BAB
lancar 1x/hari. BAK lancar, 4-5 kali/hari. Pasien memiliki kebiasaan jajan
dipinggir jalaan disekolah maupun dirumah.
Pasien sudah dibawa diberikan obat penurun panas saat dirumah, demam
turun kemudian naik kembali. Karena demam tidak turun ibu membawa pasien
ke puskesmas, kemudian oleh puskesmas dirujuk ke RSAL.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
KEHAMILAN
Perawatan Antenatal Rutin memeriksa kehamilan ke bidan
Penyakit Kehamilan Tidak ada penyakit kehamilan
3
KELAHIRAN
Tempat Kelahiran Dirumah
Penolong Persalinan Dukun
Cara Persalinan Spontan
Masa Gestasi 38 minggu
Riwayat kelahiran
Berat Badan : 3000 gram
Panjang Badan Lahir : ibu pasien lupa
Lingkar kepala : ibu pasien lupa
Langsung menangis: langsung menangis
APGAR score : -
Kelainan bawaan : -
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi pertama : 8 bulan
Psikomotor
Tengkurap : 6 bulan
Duduk : 9 bulan
Berdiri : 10 bulan
Bicara : 12 bulan
Berjalan : 12 bulan
Baca dan tulis : 6 tahun
Gangguan Perkembangan : tidak terdapat gangguan perkembangan
Kesan Perkembangan : tumbuh kembang baik sesuai dengan usia
4
RIWAYAT IMUNISASI
VAKSIN DASAR (umur) ULANGAN (umur)
BCG 1 bulan - - - - -
DPT/ DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -
Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan 2 tahun 5 tahun -
Campak 9 bulan - - - - -
Hepatitis B 0 bulan 1 bulan 6 bulan - - -
MMR - - - - - -
Kesan : Imunisasi dasar pada pasien sudah lengkap, imunisasi ulangan hanya polio
dan tambahan tidak dilakukan karena ibu pasien tidak tahu.
RIWAYAT MAKANAN
Umur
(Bulan)ASI/ PASI
BUAH/
BISKUITBUBUR SUSU NASI TIM
0 – 2 ASI - - -
2 – 4 ASI - - -
4 – 6 ASI - - -
6 – 8 ASI √ √ -
8 – 10 ASI √ √ √
10-12 ASI √ - √
Kesan: pasien mendapatkan ASI ekslusif dan mulai mendapatkan PASI sesuai dengan
usianya
5
JENIS MAKANAN FREKUENSI DAN JUMLAHNYA
Nasi/ pengganti 3x/ hari
Sayur 2-3x/ hari
Daging 1x/ minggu
Ayam 2-3x/ minggu
Telur 5x/ minggu
Ikan 2x/ minggu
Tahu 4-5x/ minggu
Tempe 4-5x/ minggu
Susu (merek/ takaran) Susu uht , 2-3x perhari
Kesan: makanan bervariasi dan memenuhi gizi
RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA
PENYAKIT KETERANGAN PENYAKIT KETERANGAN
Diare 2 tahun (dirawat
dirumah sakit)Morbili -
Otitis - Parotitis -
Radang Paru - Demam Berdarah -
Tuberculosis - Demam Tifoid -
Kejang - Cacingan -
Ginjal - Alergi -
Jantung - Kecelakaan -
Darah - Operasi -
6
RIWAYAT KELUARGA
DATA CORAK PRODUKSI
No Tanggal lahir
(umur)
Jenis
Kelamin
Hidup Lahir
mati
Abortus Mati
(sebab)
Keterangan
1 13 tahun Perempuan Hidup - - -
2 7 tahun Laki-laki Hidup - - - Pasien
DATA KELUARGA
AYAH/ WALI IBU/ WALI
Perkawinan ke- 1 1
Umur saat menikah 25 Tahun 23 Tahun
Kosanguinitas - -
Keadaan kesehatan/
penyakit bila adaSehat Sehat
RIWAYAT PENYAKIT DALAM KELUARGA
Tidak ditemukan anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama
seperti pasien. Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit kronis seperti penyakit
darah tinggi, penyakit kencing manis, penyakit jantung pada keluarga pasien.
DATA PERUMAHAN
Kepemilikan rumah: Rumah milik pribadi
Keadaan rumah:
Rumah 1 lantai dengan 3 kamar tidur. Rumah dihuni oleh 6 orang. Jendela selalu
dibuka saat pagi, cahaya matahari cukup masuk rumah. Untuk kebutuhan air
mandi dan mencuci menggunakan air PAM. Untuk minum dan memasak
menggunakan air aqua. Rumah dibersihkan setiap hari. Sampah rumah tangga
dibuang ke tempat sampah di depan rumah.
7
Keadaan lingkungan:
Rumah berada di daerah padat. Aliran got terbuka, lancar, sedikit bau, tempat
pembuangan sampah di depan rumah dan tertutup rapat, sampah rumah tangga
diambil setiap hari oleh petugas kebersihan.
Kesan: Kondisi rumah dan keadaan lingkungan tempat tinggal pasien cukup baik.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal : 2 November 2015
Pukul : 13.30 WIB
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign :
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 110x/menit, reguler, volume cukup, equalitas sama kanan
kiri
Suhu : 37,8oC
RR : 22 x/menit
Data Antropometri : BB : 20 kg TB : 119 cm
Lingkar kepala : 51 cm
Lingkar dada : 58 cm
Lingkar lengan atas : 15 cm
Status Gizi :
BB/U : 20/23 x 100% =86,9 % Gizi normal
TB/U : 119/123x 100% = 96,7 % Gizi normal
BB/TB : 20/23 x 100% = 86,9 % Gizi kurang
8
PEMERIKSAAN SISTEMATIS
KEPALA
Bentuk dan ukuran : Normocephali
Rambut dan kulit kepala : Warna rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah
dicabut. kulit kepala bersih.
Mata : Palpebra normal , konjungtiva hiperemis , kornea
jernih, sklera putih, pupil bulat isokor, refleks cahaya
langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+, mata
cekung (-),
Telinga : Normotia, liang telinga bersih, embran timpani intak
Hidung : normosepti
Bibir : Warna merah muda, kering
Mulut : Mukosa bukal hiperemis Gingiva hiperemis dan
bengkak , stomatitis aphtosa (+). oral hygiene kurang
baik, halitosis (+)
Gigi-geligi : Gigi lengkap, karies (+)
V IV III II I I II III IV V
V IV III xII I I II III IVx V
9
Lidah : Normoglotia, lembab, tidak ada papil atrofi, lidah
kotor
dibagian tengah, tepi lidah hiperemis
Tonsil : T1-T1 tampak hiperemis,
Faring : hiperemis , terdapat stomatitis
LEHER : trakea ditengah, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak teraba
pembesaran kelenjar getah bening.kaku kuduk (-)
THORAKS
Dinding thoraks
I : bentuk dada datar, simetris kanan dan kiri dalam keadaan statis dan dinamis
PARU
I : Pergerakan dada simetris kanan dan kiri, tidak ada bagian yang tertinggal, tidak
terdapat retraksi
P : Vocal fremitus sama teraba sama kuat pada kedua lapang paru
P: Sonor di seluruh lapang paru
Batas paru kanan-hepar : setinggi ICS V linea midklavikularis dextra
Batas paru kiri-gaster : setinggi ICS VII linea axillaris anterior
A: Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-. Wheezing -/-
JANTUNG
I : Ictus cordis terlihat pada linea midclavicularis sinistra setinggi ICS IV
P : Ictus cordis teraba pada linea midclavicularis sinistra setinggi ICS IV
P : Batas kanan jantung : linea parasternalis dextra setinggi ICS III, IV, V
10
Batas terkiri jantung : linea midklavikularis sinistra setinggi ICS V
Batas atas jantung : linea parasternalis sinistra setinggi ICS II
A: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
I : bentuk schafoid, simetris, tidak tampak pelebaran vena
A : Bising usus (+)
P : lemas, tidak teraba massa, hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit normal, nyeri
tekan epigastrium (+)
P: timpani pada empat kuadaran abdomen
ANUS
Tidak ada kelainan
GENITAL
Jenis kelamin laki-laki
ANGGOTA GERAK
Akral hangat dan tidak terdapat oedem pada keempat ekstremitas
KULIT
Warna kulit sawo matang, agak kering, tidak ada efloresensi bermakna.
KELENJAR GETAH BENING
Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening.
11
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Refleks fisiologis : Biceps +/+ , Triceps +/+ , Patella +/+ , Achilles +/+
Refleks patologis : Babbinsky -/- , Chaddok -/- , Schaeffer -/- , Gordon -/- ,
Oppenheim -/-. Tanda rangsang meningeal (-)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi darah rutin (2 November 2015)
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
Darah Lengkap
Leukosit 6500/μL 5.000-10.000/μL
Eritrosit 4,47 juta /μL 4,2-5,4 juta/μL
Hemoglobin 10,9 g/dL 10,8-15,6 g/dL
Hematokrit 33% 33-45%
Trombosit 262.000/μL 150.000-450.000/μL
Laju Endap Darah 43 mm/jam <10
Hitung Jenis
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 0 % 0-5
Neutrofil Batang 0 % 2-6
Neutrofil Segmen 70% 50-70
Limfosit 22 % 20-40
Monosit 8% 2-8
Imunoserologi (2 November 2015 di Puskesmas)
Imunoserologi
Widal
S. Typhi – H Negatif Negatif
S. Paratyphi H – A Negatif Negatif
S. Paratyphi H – B Negatif Negatif
S. Paratyphi H – C Negatif Negatif
12
S. Typhi – O 1/330 Negatif
S. Paratyphi O - A Negatif Negatif
S. Paratyphi O – B Negatif Negatif
S. Paratyphi O - C Negatif Negatif
V. RESUME
Pasien demam sejak 5 hari sebelum masuk RS, terutama saat
malam hari kemudian turun pada pagi hari dan ketika diberi obat penurun panas
tetapi tidak sampai normal. Selain itu, pasien mengeluh pusing, mual tapi tidak
muntah serta nyeri di ulu hati. Pasien juga mengeluh nyeri menelan sehingga
nafsu makan berkurang. Sejak 3 hari sebelum masuk RS pasien belum BAB,
BAK lancar. Pasien memiliki kebiasaan jajan dipinggir jalaan disekolah maupun
dirumah.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70, nadi 110x/m, suhu
37.8oC dengan RR 22 x/menit. Pada status generalis didapatkan bibir kering, mukosa
bukal hiperemis, gingiva hiperemis dan bengkak, stomatitis aphtosa (+), oral hygiene
kurang baik, halitosis (+)., lidah kotor dibagian tengah, tepi lidah hiperemis. Tonsil
T1-T1 tampak hiperemis, kripta tidak melebar, detritus (-), Faring tampak hiperemis
terdapat stomatitis.
Hasil laboratorium ditemukan leukosit normal yaitu 6.500/μL, LED 43
mm/jam, eritrosit, hematokrit dan hemoglobin dalam batas normal. Pada pemeriksaan
imuoserologi, widal test S. Typhi – O 1/330.
VI. DIAGNOSIS
Demam Tifoid
Stomatitis
Gizi Kurang
VII. ANJURAN PEMERIKASAAN
Tubex test
VIII. PROGNOSIS
13
ad vitam : ad bonam
ad functionam : ad bonam
ad sanationam : ad bonam
IX. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
• IVFD KAEN 3A 40 cc/jam
• Ceftriaxon 1 x 1 gr IV
• Mycostatin drip 4 x1 cc
• Paracetamol 3 x 200 mg
• Apialys 2x1 cth
Non Medikamentosa :
• Tirah baring
• Diet cukup kalori, cukup protein dan rendah serat
• Edukasi untuk banyak minum
X. RESUME TINDAK LANJUT
Pasien datang ke RSAL dr. Mintohardjo dengan keluhan demam sejak 5 hari
SMRS di diagnosis dengan demam tifoid. Pasien dirawat di bangsal Pulau Laut RSAL
dr. Mintohardjo. Pada hari pertama perawatan pasien diberikan terapi IVFD KAEN
3A 40 cc/jam, Mycostatin drip 4 x1 cc, Paracetmol 3 x 200 mg, Ceftriaxon 1 x 1 gr
IV, Apialys 2x1 cth. Pasien masih mengeluhkan demam dan nyeri menelan,masih
mual dan muntah. Belum BAB sejak 4 hari.
Pada hari kedua secara klinis masih tampak lemah, Masih demam, nyeri
menelan (+), intake makanan sulit, pusing, muntah (-) , masih mual dan nyeri perut,
sudah BAB 1x. Dengan Tekanan Darah : 100/60, S: 37,2 oC, N: 110 x/mnt (reguler,
kuat), RR: 24x/m.
Pada hari ketiga secara klinis masih tampak lemah, Masih demam, nyeri
menelan (+),,pusing, masih mual dan sudah tidak nyeri perut, belum BAB. Dengan
Tekanan Darah : 100/70, S: 36,6oC, N: 96 x/mnt (reguler, kuat), RR: 22x/m.
Pada hari keempat secara klinis sudah mulai membaik tetapi masih demam,
mual (+) , pusing (+), Nyeri menelan (+), belum BAB 2 hari. Dengan Tekanan
Darah : 110/70, S: 37,2oC, N: 115 x/mnt , RR: 23x/m. Intake makan dan minum
14
sudah baik dan di aff infus. Antibiotik ceftriaxone injeksi diganti dengan cefixime 3 x
200 mg per oral.
Pada hari kelima sudah tidak demam, tidak mual, masih pusing, nyeri menelan
tetapi nafsu makan sudah membaik, belum BAB sudah 3 hari dengan Tekana Darah :
100/70, S: 36,5oC, N: 100 x/mnt (reguler, kuat), RR: 22x/m.Sehingga pada tanggal 7
November 2015 pasien diizinkan untuk pulang diberikan obat pulang, yaitu Cefixime
3x 200 mg dan Paracetamol 3 x 200 mg. Dianjurkan untuk control kembali ke poli
anak.
FOLLOW UP
Tanggal
Perawatan3/11/2015 4/11/2105 5/11/2015
15
S
Masih demam, nyeri
menelan (+),pusing,
Setiap makan muntah,
masih mual dan nyeri
perut, belum BAB sejak
4 hari
Masih demam, nyeri
menelan (+), intake
makanan sulit, pusing,
muntah (-) , masih mual
dan nyeri perut, sudah
BAB 1x
Masih demam, nyeri
menelan (+),,pusing,
masih mual dan sudah
tidak nyeri perut, belum
BAB.
O
KU : tampak sakit
sedang
Kes : CM
TD : 110/70, S: 37.2oC,
N: 115 x/mnt (reguler,
kuat),
RR: 22x/m
Mata: , CA-/-, SI-/-
Mulut: Mukosa
bukal hiperemis
Gingiva hiperemis,
stomatitis aphtosa
(+)
Tonsil: T1-T1 tampak
hiperemis, detritus (-)
Faring: hiperemis (+)
,sekret (-), terdapat
stomatitis
Leher: Pembesaran
KGB (-)
Thoraks: BJ I-II reg,
murmur (-), gallop (-);
SN Ves +/+, Wh -/- Rh
-/-
Abdomen: BU (+),
timpani, NT
epigastrium (+)
KU : tampak sakit sedang
Kes : CM
TD : 100/60, S: 37,2 oC,
N: 110 x/mnt (reguler,
kuat),
RR: 24x/m
Mata: , CA-/-, SI-/-
Mulut: Mukosa
bukal hiperemis
Gingiva hiperemis,
stomatitis aphtosa
(+)
Tonsil: T1-T1 tampak
hiperemis, detritus (-)
Faring: hiperemis (+)
,sekret (-), terdapat
stomatitis
Leher: Pembesaran KGB
(-)
Thoraks: BJ I-II reg,
murmur (-), gallop (-); SN
Ves +/+, Wh -/- Rh -/-
Abdomen: BU (+),
timpani, NT epigastrium (+)
Ekstremitas: akral hangat,
oedem ekstremitas (-),
KU : tampak sakit
sedang
Kes : CM
TD : 100/70, S: 36,6oC,
N: 96 x/mnt (reguler,
kuat),
RR: 22x/m
Mata: , CA-/-, SI-/-
Mulut: Mukosa
bukal hiperemis
Gingiva hiperemis,
stomatitis aphtosa
(+)
Tonsil: T1-T1 tampak
hiperemis, detritus (-)
Faring: hiperemis (+)
,sekret (-), terdapat
stomatitis
Leher: Pembesaran KGB
(-)
Thoraks: BJ I-II reg,
murmur (-), gallop (-);
SN Ves +/+, Wh -/- Rh
-/-
Abdomen: BU (+),
timpani, NT epigastrium
16
Ekstremitas: akral
hangat, oedem
ekstremitas (-),
(+)
Ekstremitas: akral
hangat, oedem
ekstremitas (-),
A
Demam Tifoid
Stomatitis
Gizi Kurang
Demam Tifoid
Stomatitis
Gizi Kurang
Demam Tifoid
Stomatitis
Gizi Kurang
P
IVFD KAEN 3A
40 cc/jam
Ceftriaxon 1 x 1
gr IV
Mycostatin drip
4 x1 cc
Paracetamol 3 x
200 mg
Apialys 2x1 cth
IVFD KAEN 3A
40 cc/jam
Ceftriaxon 1 x 1
gr IV
Mycostatin drip 4
x1 cc
Paracetamol 3 x
200 mg
Apialys 2x1 cth
IVFD KAEN 3A
40 cc/jam
Ceftriaxon 1 x 1
gr IV
Mycostatin drip 4
x1 cc
Paracetamol 3 x
200 mg
Apialys 2x1 cth
Tanggal
Perawatan6/11/2105 7/11/2105
S
Masih demam, mual (+) , pusing (+),
Nyeri menelan (+), belum BAB 2 hari
Demam (-), mual (-) , pusing (+), Nyeri
menelan (+), belum BAB 3 hari
O
KU : tampak sakit sedang
Kes : CM
TD : 110/70, S: 37,2oC, N: 115 x/mnt
(reguler, kuat),
RR: 23x/m
Mata: , CA-/-, SI-/-
Mulut: Mukosa bukal hiperemis
KU : tampak sakit sedang
Kes : CM
TD : 100/70, S: 36,5oC, N: 100 x/mnt
(reguler, kuat),
RR: 22x/m
Mata: , CA-/-, SI-/-
Mulut: Mukosa bukal hiperemis
17
Gingiva hiperemis, stomatitis aphtosa
(+)
Tonsil: T1-T1 tampak hiperemis, detritus
(-)
Faring: hiperemis (+) ,sekret (-), terdapat
stomatitis
Leher: Pembesaran KGB (-)
Thoraks: BJ I-II reg, murmur (-), gallop
(-); SN Ves +/+, Wh -/- Rh -/-
Abdomen: BU (+), timpani, NT
epigastrium (+)
Ekstremitas: akral hangat, oedem
ekstremitas (-),
Gingiva hiperemis, stomatitis
aphtosa (+)
Tonsil: T1-T1 tampak hiperemis,
detritus (-)
Faring: tenang
Leher: Pembesaran KGB (-)
Thoraks: BJ I-II reg, murmur (-), gallop
(-); SN Ves +/+, Wh -/- Rh -/-
Abdomen: BU (+), timpani, NT
epigastrium (+)
Ekstremitas: akral hangat, oedem
ekstremitas (-),
A
Demam Tifoid
Stomatitis
Gizi Kurang
Demam Tifoid
Stomatitis
Gizi Kurang
P
Cefixime 3 x 60 mg
Mycostatin drip 4 x1 cc
Paracetamol 3 x 200 mg
Apialys 2x1 cth
• Cefixime 3 x 200 mg
• Paracetamol 3 x 200 mg
18
XI. ANALISA KASUS
Pasien laki-laki usia 7 tahun di diagnosis demam tifoid berdasarkan hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.Demam tifoid adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh Salmonella typhi. Demam tifoid pada anak dapat memberikan gejala klinis
yang ringan bahkan asimptomatis. Walaupun gejala klinis sangat bervariasi, namun gejala
yang timbul setelah inkubasi dapat dibagi dalam (1) demam, (2) gangguan saluran
pencernaan, (3) gangguan kesadaran. Pada pasien ini di tegakkan diagnosa demam typhoid
berdasarkan :
Anamnesis:
Pasien demam 5 hari yang remitten. Demam menjelang sore hari dan demam turun
pagi harinya sehingga pasien dapat bersekolah pada pagi harinya (aktivitas pasien
tidak terganggu)
Demam disertai dengan gangguan pencernaan berupa mual dan konstipasi
Pasien sering jajan makanan dan minumam di luar rumah, yang tidak jelas
kebersihannya
Pada pasien ini pemerikasaan fisiknya ditemukan :
Didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal, keadaan umum yang sedang,
tanpa gangguan kesadaran
Pada lidah pasien ditemukan kotor pada tengahnya dan hiperemis pada
pinggirnya.
Gingiva hiperemis dan bengkak , stomatitis aphtosa (+). oral hygiene kurang
baik, halitosis (+)
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan serologis dan didapatkan hasil positif pada
serologi Salmonella typhi O 1/330. Walaupun uji serologi Widal untuk menunjang
diagnosis demam typhoid telah luas digunakan namun manfaatnya masih menjadi
perdebatan.
Pada pasien tidak dilakukan pemeriksaan kultur darah karena membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk mengetahui hasilnya dan pemeriksaan melacak DNA tidak
19
dilakukan karena biaya yang mahal dan fasilitas rumah sakit yang terbatas. Untuk
memastikan diagnosa dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kultur darah atau urin atau
feses.
Penatalaksanaan penderita dengan demam typhoid, terutama pada pasien ini dengan
perawatan bed rest, pemberian diet yang lunak yang mudah dicerna dengan kalori dan
protein yang cukup dan rendah serat. Pemberiaan obat-obatan diberikan antibiotik
ceftriaxon sebanyak 1gr 1 x sehari sebagai pengobatan kausalnya. Selain itu diberikan
antipiretik (paracetamol), Mycostatin (untuk stomatitis), Apialys ( vitamin penambah nafsu
makan) sebagai pengobatan simptomatis.
Pasien diperbolehkan pulang setelah perawatan di rumah sakit karena tidak ada
keluhan dan ada perbaikan klinis. Namun pasien tetap dianjurkan untuk istirahat, diet
makanan lunak, dan melanjutkan terapi antibiotik. Orang tua pasien diedukasi agar
selalu menjaga kebersihan, menglengkapi imunisasi dan melakukan imunisasi tifoid 2
bulan pasca sembuh.
20
Recommended