View
244
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
1/37
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangGenetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat.
Unit terkecil bahan sifat keturunan adalah gen. Secara kimiawi pada
eukariotik gen adalah molekul AND yang berasosiasi dengan protein histon
dan nonhiston. Secara umum fungsi gen adalah menumbuhkan serta mengatur
berbagai jenis karakter dalam tubuh, karakter fisik morfologi, anatomi,
fisiologis! maupun psikis "atim, #$$$!.%ukum &endel '' menyatakan adanya pengelompokkan gen
secara bebas. Seperti te lah diketahui , persi langan antara duaindi(idu dengan satu sifat beda monohibrid! akan menghasilkan
rasio genotipe #)*)# dan rasio fenotipe +)#. Sementara itu, persilangan
dengandua sifat beda dihibrid! menghasilkan rasio fenot ipe $)+)+ )#,
hanya berlaku apabila kedua pasang gen yang mewarisi kedua
pa sa ng s i f a t t e r s e bu t mas i ng ma s ing t e r l e t a k pa da *
kromosom yang berlainan, dan masingmasing mengekspresikan sifatnya
sendiri. -eberapa cara penurunan tak mengikuti hukum ini, mengingat bahwa pengawasan suatu sifat kadang kadang tidak di lakukan oleh sua tu
pasang gen saja, te tap i oleh dua pasang atau leb ih gen yang
mengadakan interaksi kerjasama !Salah satu mutasi antar gen yaitu mutasi. &enurut Ayala #$/0! mutasi
merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan pada suatu gen.
&enurut Gardner dkk #$$#! menyatakan bahwa mutasi sebagai materi
genetic yang dapat diwariskan dan tibatiba. &enurut 1ussel #$$*!
menyatakan bahwa mutasi merupakan sesuatu perubahan materi genetic yang
dapat diwariskan dan yang dapat dideteksi yang bukan disebabkan oleh
rekombinasi genetic. 2ada persilanganpersilangan monohibrida dengan
tanaman coba ercis Pisum sativum) dari antara dua ciri pada induk! hanya
satu ciri yang muncul pada generasi turunan pertama 3#!, satu ciri induk
mengalahkan yang lain. 4.G. &endel menyebutkan ciri yang mengalahkan
sebagai yang berisfat dominan, sedangkan yang dikalahkan sebagai yang
bersifat resesif. dalam percobaanpercobaan persilangannya 4.G. &endel
#
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
2/37
memmenag menemukan bahwa sifat biji ercis yang bulat mengalahkan sifat
biji keriput kisut!, warna polong ercis! yang kuning mengalahkan warna
polong yang hijau, letak bunga a5ial mengalahkan letak bunaga yang terminal
dan sebagainya.&enurut 6orebima *7#+! 'nteraksi antara faktorfaktor sepasang!
dapat berpengaruh terhadap (iabilitas tiap indi(idu yang memilikinya. 8fek
atas (iabilitas itu bahkan dapat menyebabkan matinya indi(idu yang
bersangkutan secara cepat atau lambat. 'nteraksi antara faktorfaktor
termaksud yang berakibat matinya indi(idu yang bersangkutan dikatakan
bersifat lethal.6oerbima *7#+! juga menambahkan bahwa gen letal ada yang bersifat
dominan dan ada pula yang bersifat resesif. Gen letal dominan terjadi pada
persilangan ayam Creeper hetero9igot 6c56c! yang menghasilkan persilangan
keturunan *) # * Creeper hetro9igot ) # Normal!. Sebenarnya apabila dikaji
berdasarkan rekonstruksi kromosom, maka akan diperoleh perbandingan
fenotip #)*)# dimana satu untuk dominan yang homo9igot, * untuk hetero9igot
yang akan menunjukkan ciriciri tertentu Creeper ! dan biasanya merupakan
carier dari gen lethal, dan # untuk homo9igot resesif yang dalam keadaan ini
indi(idu bersifat normal. :arena yang dominan lethal, maka perbandingan
yang teramati menjadi *)#.Dari uraian tersebut, maka peneliti melakukan penelitian mengenai gen
letal pada D.melanogaster dengan menyusun laporan proyek yang berjudul
;3enomena 'nteraksi ? @N, = Pm>? @2m, dan =N >? @ Pm -eserta
1esiproknya.
1.2 Rumusan Masalah-erdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan rumusan
masalah sebagai berikut )#. Apakah terjadi fenomena gen letal dominan pada persilangan Drosophila
melanogaster strain = Pm>? @2mB*. -agaimana rasio hasil anakan 3# dan 3* Drosophila melanogaster dari
persilangan strain =N >? @N, = Pm>? @2m, dan =N >? @ Pm beserta
dengan resiproknyaB
*
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
3/37
+. -agaimana fenotip 3# dan 3* Drosophila melanogaster dari persilangan
strain =N >? @N, = Pm>? @2m, dan =N >? @ Pm beserta dengan
resiproknyaB
1.3 Tujuan Peneltan-erdasarkan rumusan masalah diatas , tujuan dari penelitian ini adalah )#. Untuk mengetahui fenomena gen letal dominan pada persilangan
Drosophila melanogaster strain = Pm>? @2m.*. Untuk mengetahui rasio hasil anakan 3# dan 3* Drosophila melanogaster
dari persilangan strain =N >? @N, = Pm>? @2m, dan =N >? @ Pm
beserta dengan resiproknya.+. Untuk mengetahui fenotip 3# dan 3* Drosophila melanogaster dari
persilangan strain =N >? @N, = Pm>? @2m, dan =N >? @ Pm beserta
dengan resiproknya.
1.! "egunaan Peneltan:egunaan dari penelitian ini adalah)#. -agi 2eneliti
a. Dapat mengembangakan dan menerapkan ilmu yang diperoleh dalam
bentuk penelitian sebagai aplikasi atau penerapan teori mellaui
praktikum proyek Drosophila melanogaster
b. Dapat mengetahui perbedaan rasio fenotip 3# dan 3* pada persilangan Drosophila melanogaster strain =N >? @N, = Pm>? @2m, dan =N
>? @ Pm beserta dengan resiproknya.*. -agi &ahasisiwa
a. &emberikan pengatahuan dan informasi mengenai kemungkinan
fenomena yang terjadi pada persilangan Drosophila melanogaster
strain =N >? @N, = Pm>? @2m, dan =N >? @ Pm beserta dengan
resiproknya.
b. &enjadi dasar penelitian selanjutnya mengenai fenomena gen letaldominan yang terjadi pada persilangan Drosophila melanogaster
strain =N >? @N, = Pm>? @2m, dan =N >? @ Pm beserta dengan
resiproknya.+. -agi &asyarakat
Dapat meningkatkan pemahaman dan menambah informasi bagi
masyarakat umum tentang penyimpangan %ukum &endel tentang
interaksi gen lethal dominan.
1.# Asums Peneltan
+
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
4/37
#. :ondisi medium yang digunakan sebagai nutrisi dalam
pengembangbiakan Drosophila melanogaster dianggap sama.*. 3aktor lingkungan seperti cahaya atau sinar, suhu maupun kelembapan
dianggap sama di dalam botol dianggap sama.+. Umur Drosophila melanogaster yang digunakan untuk penelitian
dianggap sama.
1.$ Batasan Masalah#. 2enelitian yang dilakukan menggunakan lalat buah D. melanogaster
dengan strain N dan starin pm.*. 2enelitian ini hanya mengamati berdasarkan fenotip perbedaan mata,
warna tubuh dan bentuk sayap antara strain N dan strain pm .
+. 2enelitian ini hanya membahas fenomena lethal yang terjadi pada persilangan 3# dan 3* pada persilangan strain N dan Pm =N >?@N,
= Pm>? @ Pm, dan =N >? @ Pm beserta dengan resiproknya!.
1.% De&s '(eras)nal#. Dominan adalah suatu sifat yang mengalahkan sifat yang lain 6orebimaC
*7#+!.*. 1esesif adalah suatu sifat yang dikalahkan oleh sifat yang lain 6orebimaC
*7#+!.
+. 3enotip merupakan karakterkarakter yang dapat diamati pada suatuindi(idu yang merupakan hasil interaksi antara genotip dan lingkungan
tempat hidup dan berkembang! Ayala dalam 6orebimaC #$$C +E!.0. Genotip dalam bentuk atau susunan genetik antara genetik suatu karakter
yang dikandung suatu indi(idu. "atim ) #$$E!F. %omo9igot adalah karakter yang dikontrol oleh dua gen sepasang!
identik. 6orebima )*7#+!E. %etero9igot adalah karakter yang dikontrol oleh dua gen sepasang! tidak
identik berlainan!. 6orebima )*7#+!. Galur murni adalah populasipopulasi yang merupakan turunan murni
tanpa adanya (ariasi genetik yang berarti. Gardner dkk, #$/0 dalam
6orebima *7#+!./. 'nteraksi lethal adalah interaksi antara faktorfaktor sepasang! yang dapat
berpengaruh terhadap (iabilitas indi(idu yang memilikinya 6orebimaC
*7#+!.
0
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
5/37
$.
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
6/37
3amili ) Drosophilidae
Subfamili ) Drosophilinae
Genus ) Drosophila
Spesies ) Drosophila melanogaster
2ada penelitian ini kita menggunakan Drosophila melanogaster lalat
buah! sebagai sampel penelitian. Drosophila melanogaster memiliki berbagai
macam strain, diman setiap strain memeilki ciri yang berbedabeda. Untuk
memebedakan antara Drosophila melanogaster jantan dan betina bisa dilihat
dari ukuran tubuhnya, dimana lalat jantan memilki ukuran tubuh lebih kecil
dari lalat betina. Selain itu pada bagian belakang ujung tubuh lalat jantan
berwarna hitam.
Gambar 2erbedaan fisik Drosophila melanogaster jantan dan betina
taniorganik.com!
Siklus %idup Drosophila melanogaster. Seperti kupukupu dan banyak
insekta lainnya yang mengalami metamorfosis sempurna. Siklus hidup
Drosophila melanogaster terdiri dari fase telur, lar(a, pupa, dan imago atau
Drosophila melanogaster dewasa. Hahapan lar(a masih dibagi lagi menjadi
lar(ar instar #, lar(a instar *, dan lar(a instar + Geiger, *77*!.
E
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
7/37
Setelah menetas lar(a akan mengalami + tahapan yaitu, lar(a instar #,
lar(a instar *, dan lar(a instar +.
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
8/37
Akti(itas ID% yang besar dibutuhkan saat pembentukan pigmen mata.
-eberapa 9at dipancarkan dari jaringan rosy yang mampu memproduksi
pigmen warna mata normal pada cakram mata yang mutan %andorn and
Schwinck, #$FE!. Apabila gen rosy pada salah satu kromosom homolog
tersebut rusak maka en9yme ID% tidak dapat disintesis secara optimum
sehingga pigmen mata tidak lagi diproduksi dalam keadaan warna merah
melainkan berubah menjadi warna lain dan salah satunya warna mata yang
terekspresi adalah ungu .
Apabila gen rosy pada kedua kromosom homolog tersebut rusak maka
en9yme ID% tidak dapat disintesis sama sekali yang dapat menyebabkan
kematian pada Drosophila melanogaster . 8n9im Xanthine dehidrogenase
ID%! mengkatalisis oksidasi 5anthine menjadi asam urat. asam urat telah
terbukti memilki sifat antioksidatif penting menjaga terhadap kerusakan
oksidatif pada lipid, protein dan asam nukleat Jhou dan 1iddiford, *7#*!. Gen
1osy mengkode ID% pada Drosophila melanogaster . ID% memilki efek
perlindungan yang berhubungan dengan 1S dimana 8n9im ID%
menghambat pembentukan 1S. 1S adalah molekul yang tidak berpasangan
dan oleh karena itu sangat tidak stabil dan sangat reaktif.:erusakan dominan akibat serangan 1S dikenal dengan stress
o5idati(e, sedangkan faktor yang dapat melindungi jaringan terhadap 1S
disebut antioksidant. 1S secara kimia dapat memodifikasi secara langsung
asam amino dalam protein, antibody yang dihasilkan akan bereaksi silang
dengan protein dari jaringan normal, sebagai awal munculnya berbagai
penyakit autoimune. -ender DA, *77$!. ID% memiliki peran penting dalam
respon imun bawaanK kekebalan tubuh lalat terhadap infeksi atau radikal bebas.Selain itu ID% juga berperan penting dalam respon imun bawaan dan usia
yang terkait proses penuaan. 2enuaan terjadi sebagi akibat efek buruk dari
radikal bebas oksigen yang dihasilkan selama metabolisme. 2roses penuaan
juga terkait respon imun bawaan yang mungkin disebabkan hilangnya
sebagian, akti(itas ID%. Jhou dan 1iddiford, *7#*!.
2.! ,en D)mnan -an ,en Reses&
/
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
9/37
2ersilanganpersilangan monohibrid dengan tanaman ercis antara dua ciri
dari makhluk hidup hanya satu ciri yang muncul pada generasi turunan pertama
3#!, &endel menyebutkan dalam permasalahan tersebut sebagai ciri induk
yang mengalahkan ciri induk yang lain, ciri yang mengalahkan disebut bersifat
dominan dan ciri yang dikalahkan bersifat resesif. Goodenouh ) #$/0#*0E!.
Hernyata kedua sifat ini terbukti pada salah satu percobaan 4. G. &endel
pada saat mempelajari pelajari pewarisan sifat bentuk biji.. 6ontoh pada
tanaman ercis Pisum sativum), berbiji bulat disilangkan dengan yang berbiji
keriput, ternyata seluruh turunan yang muncul adalah yang berbiji bulat.
2# biji bulat 5 biji keriput
Genotip 11 rr
Gamet 1 r
3# 1r
-iji bulat!
:arena gen 1 dominan terhadap gen r maka fenotip yang akan muncul
adalah -iji bulat. Gen yang bersifat dominan akan menutupi sifat yang resesif.
Sifat dominan dan sifat resesif merupakan sifat interaksi antara dua factor gen
penyusun suatu pasang faktor gen!. Sifat homo9igot adalah sifat yangdikontrol oleh suatu pasang gen yang identik, sedangkan sifat hetero9igot
adalah sifat yang dikontrol oeleh suatu pasang gen yang tidak identik
berlainan 6orebimaC #$$!.
Gen mengontrol pembentukan en9im yang merupakan suatu protein
fungsional yang mengontrol setiap jalur reaksi biokimia di dalam tubuh
makhluk hidup. Untuk gen dominan, mengontrol pembentukan en9im yang
fungsional yang dapat mengkatalisis tahap reaksi biokimia yang spesifik.'ndi(idu hetero9igot adalah normal karena satu gen memproduksi en9im yang
dihasilkan gen homo9igot dominan. Hamarin, *77*!.
2.# Interaks ,en
$
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
10/37
Salah satu kajian pewarisan sifat yang menyimpang dari rasio &endel
adalah adanya interaksi gen. Dimana dewasa ini diketahui bahwa karakter atau
sifat makhluk hidup muncul sebagai suatu produk dari rangkaian reaksi
biokimia yang bercabangcabang, dan setiap tahap reaksi biokimia yang
dikatalisis oleh en9im. 8n9im tersebut tersusun atas polipeptidapolipeptida
yang pembentukannya dikontrol oleh faktor atau gen. Dengan demikian tidak
ada satu sifat atau karakter yang dikontrol oleh satu faktor atau satu unit
karakter gen!, tetapi pengontrolan sifat karakter! tersebut oleh satu faktor atau
unit karakter dianggap benar dalam batas satu unit tahap reaksi biokimia
6orebimaC #$$!.
-agan reaksi interaksi gen yang melibatkan en9im
8lrod dan Stansfield, *77!
'nteraksi gen adalah interaksi antara faktorfaktor gen! untuk mengontrolsuatu sifat yang sama dari suatu indi(idu. 'stilah interaksi gen sering
digenukan untuk menggambarkan pemikiran bahwa beberapa gen
mempengaruhi suatu karakteristik tertentu. &enurut 6lug dan 6luming #$$!
menyatakan bahwa segera setelah penemuan kembali kerja &endel, banyak
eksperimen yang mengungkap bahwa karakter indi(idu memperlihatkan
fenotip yang berlainan sering yang sering dikontrol oleh lebih dari satu gen.
2enemuan ini signifikan karena mengungkapkan bahwa genetic mempengaruhi
fenotip yang lebih kompleks daripada yang ditemukan &endel dalam
persilangan dengan menggunakan kacang kercis. 6orebima #$$!.
2. Interaks Lethal
'nteraksi lethal adalah interaksi antara faktor faktor sepasang! yang
dapat berpengaruh terhadap (iabilitas indi(idu sehingga berakibat matinya
indi(idu yang bersangkutan 6orebima, #$$!. Gen letal atau gen kematian
#7
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
11/37
adalah gen yang dalam keadaan homo9igotik dapat menyebabkan kematian
indi(idu yang memilikinya Suryo, *770!. 'nteraksi lethal dapat bersifat
dominan, tetapi dapat pula bersifat resesif. 'nteraksi yang bersifat lethal
dominan berlangsung antara faktor faktor yang sama sama dominan,
sedangkan interaksi yang bersifat lethal resesif berlangsung antara faktor
faktor yang sama sama resesif. 3aktor faktor sepasang yang interaksinya
bersifat lethal dikenal sebagai faktor lethal. Gen letal dominan dalam keadaan
hetero9igot dapat menimbulkan efek subletal atau kelainan fenotipe, sedang
gen letal resesif cenderung menghasilkan fenotip normal pada indi(idu
hetero9igot.
2eristiwa letal dominan antara lain dapat dilihat pada ayam redep
creeper! yaitu ayam dengan kaki dan sayap yang pendek serta mempunyai
genotip hetero9igot 6pcp!. Dalam hal ini interaksi pasangan 66 homo9igot
dominan! bersifat lethal. Ayam dengan genotip 6p6p mengalami kematian
pada masa embrio. Apabila sesama ayam redep dikawinkan maka akan
diperoleh keturunan dengan nisbah fenotip ayam redep 6pcp! ) ayam normal
cpcp! L * ) #. %al ini dikarenakan ayam dengan genotip 6p6p tidak pernah
ada.6ontoh pasangan yang sama sama resesif dan interaksinya bersifat
lethal resesif adalah pasangan faktor hemofili karena memiliki pasangan faktor
hh hemofili resesif!. Hidak ada indi(idu wanita yang terlahir sebagai penderita
yang terlahir sebagai penderita hemofili karena memilki pasangan faktor hh.
Sedangkan penderita wanita hemofili yang dapat bertahan hidup adalah yang
memiliki genetip hetero9igot (Hh = Hemofili Carier ! 6orebima, *7#+!.
'nteraksi lethal juga terjadi pada tanaman jagung ea !ays! daun berwrna putih. 'nteraksi pasangan faktor gen! gg pada tanaman jagung menyebabkan
tanaman jagung berdaun putih dan akan mati karena tidak dapat melakukan
fotosintesis. Suryo #$/E!.
2eristiwa lethal dominan yang terjadi pada gengen yang memiliki
pengaruh lethal pada indi(iduindi(idu hetero9igot. Dari contoh interaksi
lethal menunjukkan bahwa sifat lethal bisa bersifat resesif atau dominan
apabila mengenai genotip yang homo9igot. -ahkan peristiwa lethal dominan
##
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
12/37
dapat terjadi pada indi(u indi(idu yang hetero9igot. :ematian pada indi(idu
yang mempunyai gen lethal juga disebabkan mutasi lethal, yaitu mutasi
biokimiawi. 6lug dan 6ummings, #$$0 dalam 6orebima *777! mutasi
biokimiawi dapat menimbulkan (ariasi nutrisional atau biokimiawi yang
menyimpang dari kondisi normal. 6ontoh kelompok atau macam mutasi ini
antara lain ditemukan pada bakteri dan jamur. :etidakmampuan bakteri
ataupun jamur mensintesis suatu asam amino ataupun (itamin adalah salah satu
contohnya. 2ada manusia kelainan hemofili adalah salah satu contoh mutasi
biokimiawi.
Gen yang mengalami mutasi letal umumnya tidak mampu menghasilkan
bentuk aktif protein yang tak dpat ditiadakan . pada organisme haploid, hal ini
berarti bahwa mutan itu sendiri atau keturunan mitosiis yang terdekat tidak
akan tahan hidup. &utasimutasi pada gengen yang ;tak dapat ditiadakan ;
harus diisolasi pada haploid sebagai letal bersyarat. &utasi letal diploid
memiliki kemampuan membunuh organisme secara langsung atau
mengahalanginya dari berbiak kematian genetik!. rganisme yang seperti ini
dikenal dengan steril Goodenough, #$//!.
BAB III
#*
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
13/37
"ERAN,"A "'N+EPTUAL DAN HIP'TE+I+
3.1 "erangka ")nse(tual
Untuk memudahkan pengerjaan proyek penelitian ini, maka peneliti
menggunakan kerangka konseptual, sebagai berikut)
.
'nteraksi yang terjadi antar gen dapat bersifat lethal dominan atau lethal resesif.
#+
'nteraksi lethal antara faktorfaktor sepasang! yang dapat berpengaruh
terhadap (iabilitas tiap indi(idu sehingga berakibat matinya indi(idu yang
bersangkutan secara cepat atau lambat
3aktorfaktor sepasang yang interaksinya bersifat letal dikenal dengan faktor letal gen
letal
2ersilangan Drosophila melanogaster strain N dan Pm
N@ I Pm= Pm@ I Pm= =N I P m@ N@ I N=
2engamatan dan penghitungan jumlah fenotip 3# dan 3*
&encatat data hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan
Analisis data dengan rekonstruksi kromosom dan analisis statistika 6hisMuare
2embahasan
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
14/37
3.2 H()tess#. 3enotip 3# dan 3* dari Drosophila melanogaster pada persilangan =N
>?@N yang muncul adalah #77 N normal!, pada persilangan = Pm>?
@ Pm fenotip yang muncul adalah N dan Pm, dan =N >? @ Pm beserta
dengan resiproknya fenotip yang muncul adalah N dan Pm.*. Herjadi fenomena lethal dominan pada Drosophila melanogaster strain Pm
homo9igot dominan pada persilangan @ Pm>? = Pm.
BAB I/
MET'DE PENELITIAN
#0
:esimpulan
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
15/37
!.1 Ran0angan Peneltan
2enelitian yang kami lakukan merupakan penelitian yang bersifat
deskriptif kuantitatif yaitu dengan melakukan pengamatan fenotip 3# dan 3*
dan juga menghitung jumlah anakan Drosophila melanogaster yang dihasilkan
dari persilangan strain =N >?@N, =2m>? @ Pm, dan =N >? @ Pm beserta dengan
resiproknya.
!.2 aktu -an Tem(at Peneltan
#. Oaktu 2enelitianOaktu yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari awal bulan
3ebruari *7#0 sampai bulan April *7#0.2. Hempat penelitian
Hempat penelitian dilakukan di ?@N,
=2m>? @ Pm, dan =N >? @ Pm beserta dengan resiproknya.
• Pariabel :ontrol4enis umur Drosophila melanogaster, tempat perlakuan, medium,
intensitas cahaya, dan suhu adalah sama.
!.# Alat -an Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut )
#. &ikroskop Stereo #7. -lender
*. -otol Selai ##. 2anci
+. Hutup botol dari spon #*. 8ntong kayu
0. :uas #+. :ompor
#F
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
16/37
F. :ain :asa #0. Himbangan kue
E. Sedotan selang plastik #F. 2isau
. Selang Ampul #E. Senter
/. :ulkas #. 2lastik
$. :uas kecil #/. :ardus tempat botol
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian kami sebagai berikut)
#. Drosophila melanogaster strain N dan strain Pm
*. 2isang rajamala
+. Hape
0. Gula merah
F. :ertas kupasi
E. "east atau Permipan
. Air
/. :ertas label
!.$ Pr)se-ur "erja
!.$.1 Pemuatan Me-um
&enimbang bahan yang diperlukan yaitu pisang rajamala, tape singkong,
dan gula merah dengan perbandingan )*)# untuk satu resep.&emotongmotong pisang kemudian menambahkan air secukupnya lalu
menghaluskannya dengan tape singkong dengan cara memblender sampai
halus.
&engiris gula merah dengan potongan kecilkecil dan mencairkannya pada
panci yang diberi sedikit air dengan cara dipanaskan sampai mencair
&emasukan hasil blenderan pisang dan tape singkong yang telah dihaluskan
ke dalam panci. &enambahakan gula yang telah dicairkan tadi ke dalam
panci dan memasaknya selama 0F menit sambil terus diaduk.
&engangkat medium dari kompor, kemudian mengisi botol selai yang
sebelumnya sudah di cuci dan di keringkan dengan medium dan ditutup
dengan gabus penutup&endinginkan medium dengan cara memasukkan botol pada bak atau
baskom yang berisi air secukupnya. &enaburi medium dengan yeast setelah dingan sebanyak 0F butir
#E
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
17/37
&emasukkan kertas pupasi dalam botol biakan dan segera menutupnya
kembali.
!.$.2 Peremajaan +t)k • &engambil stok dari laboratorium
• &embiakkan stok dengan meremajakan stok
• &emasukkan beberapa pasang lalat dari stok utama ke botol calon stok.
• &emebri label pada bagian luar botol
• &enungu beberapa hari sampai berkembang biak
!.$.3 Pengam(ulan• &engambil persediaan dari botol stok untuk dilakukan pengampulan
• 4ika sudah ada pupa hitam maka dilakukan pengampulan dengan cara,
memasukkan irisan kecil pisang raja mala ke dalam selang ampul.• &engambil pupa yang menghitam menggunakan kuas kecil dan
memasukkan ke dalam selang ampul yang berisi irisan pisang. Sebaiknya
kuas yang digunakan berbeda tiap strain memperkecil terjadinya
kontaminasi• &enutup selang ampul dengan potongan gabus
• &enunggu pupa sampai menetas yang selanjutnya bisa langsung
disilangkan
!.$.! Perslangan 1• &enyiapkan botol yang sudah berisi medium
• &enyiapkan ampulan yang sudah menetas dan siap untuk disilangkan
• &emasukkan lalat hasil ampulan yang akan disilangkan sesuai dengan
strainnya dan sesuai dengan tipe persilangan yang diinginkan usia lalat
hasil ampulan maksimal + hari!• &emberi label pada tiap botol persilangan
• &embuat 5 ulangan untuk tiap jenis persilangan• &elepaskan lalat jantan setelah * hari persilangan
• &enunggu sampai terdapat lar(a, lalu memindahkan betina ke medium
baru dianggap medium -! jika terdapat lar(a• &emindahkan betina sampai botol D botol kekempat! jika pada botol
sebelumnya terdpat lar(a lalat seperti pada botol A tadi• 4ika terdapat pupa pada medium A! yang menghitam sebagiannya diampul
untuk persilangan 2* dan sebagian lagi dibiarkan menetas untuk diamatai
fenotipnya
#
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
18/37
• &enghitung dan mencatat fenotip 3# yang muncul pada tiaptipe
persilangan untuk setiap ulangan selama hari hari ke7 sampai keE!• &emasukkan data dalam tabel 3#
!.$.# Perslangan 2
&enyilangkan hasil ampulan dari 3# sesuai dengan fenotip yang muncul
pada tiap tipe persilangan untuk setiap ulangan, kemudian diberi label
&elepaskan jantan setelah * hari persilangan
&emindahkan induk betina pada medium yang baru medium -! setelah
muncul pupa dan memberi label
2rosedur memindah betina sama dengan pada prosedur pada 3#
&enghitung dan mencatat fenotip 3* yang muncul pada tiap tipe
persilangan untuk setiap ulangan selama hari hari ke7 sampai keE!.
!.% Teknk Pengum(ulan DataDalam teknik pengumpulan ditungan data dengan cara melakukan
pengamatan dan penghitungan jumlah fenotip 3i dan 3* yang muncul dari hari
ke7 sampai hari keE selam hari!. 2engamatan jumlah anakan yang muncul
ini dilakukan pada botol A sampai botol D. :emudian mencatat data hasil
pengamatan tersebut pada tabel pengamatan.Habel Data persilangan 3# Drosophila melanogaster
2arental strain =K@Ulangan
Q
# * + 0 F E
@N >? N= N =
@@2m>?2m
=
N =@
pm =@
@N>?2m= N =
@
pm =@
=N>?2m@ N =
@
2m =
#/
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
19/37
@
Habel Data persilangan 3# Drosophila melanogaster
2arental strain =K@Ulangan Q
# * + 0 F E
@N >? N= N =
@@2m>?2m
=
N =@
pm =
@
@N>?2m= N =@
pm =@
=N>?2m@ N =
@2m =
@
!. Teknk Anlss Data
Heknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan rekonstruksi persilangan kromosom yang meliputi strain
=N>?@N, =2m>? @ Pm, dan =N >? @ Pm , dan @N >?=2m dan juga untuk
menguji rasio hipotesisnya diterima atau tidak menggunakan uji statistika
berupa uji 6hisMuare.
.
#$
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
20/37
BAB /
DATA DAN ANALI+I+ DATA
#.1 Hasl Pengamatan
2ada penelitian ini kami menggunakan Drosophila melanogaster dengan
strain Pm dan N. Dari hasil pengamatan fenotip yang kami lakukan diperoleh
data sebagai berikut)
". Strain Pm
dokumen pribadi, *7#0!
• Oarna mata ) Ungu• Oarna tubuh ) kuning kecoklatam
• :eadaan Sayap ) menutupi tubuh sempurna
• 3asat mata ) halus teratur
*. Strain N
*7
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
21/37
dokumen pribadi, *7#0!
• Oarna mata ) merah
• Oarna tubuh ) kuninga kecoklatan
• :eadaan Sayap ) menutupi tubuh sempurna
• 3asat mata ) halus teratur
Selain mengamati fenotip dari Drosophila melanogaster kita jugamenghitung rasio anakan yang dihasilkan dari masingmasing botol
persilanagn. 2enghitungan dimualai dari hari pertama pupa menetas sampai
hari ketujuh. -erikut merupakan data sementara jumlah hasil anakan, akan
tetapi data ini masih sementara belum lengkap! dikarenakan proses penelitian
belum selesai. -erikut adalah data pengamatan pada persilanagan 3#)
No
2arental strain =K@ UlanganQ
jumlah!# * + 0 F E
#. N >? N N = ++ FF +E 7 * F F /0$
@ *# $+ 0* F 0 /+ E** Pm#$Pm N = + * # #F#
@ + + # Pm = *F *# #0
@ * *+ */ + N@>? Pm= N = ## E+ 0/ F $ *0 F$ 7+
@ ** F# 07 F #/ */ 0$ Pm = #/ F #E * + #
@ * #+ *7 0 F #0 N=>? Pm@ N = E /$ #+ FF +* / /F+
@ /7 $7 /0 0E F# Pm = #* #$ # / # #*
@ ## +7 #$ E #0
%asil perhitungan anakan persilangan 3* sebagai berikut)
*#
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
22/37
No
2arental strain =K@Ulangan
Q
jumlah
!
# * + 0 F E N >? N N = F7 +F *7
@ # F# Pm#$Pm N = 7
@ Pm =
@ N@>? Pm% N = F0 0* + #F F FF */ E+E
@ +E * *E $ 0E *E
Pm = ## * # #E #0 #7 #*+@ * ## / * #/ $ #* N=>? Pm@ N = #70 E7 E0 / /$
@ #+* FF F0 $+ Pm = *# ## / *F
@ * #E #$ **
#.2 Analss Data#.2.1 Rek)ntruks "r)m)s)m
a. Perslangan 4N 567N
P1 8 7N 9 4N
G# ) Pm
Pm
5 Pm
Pm
Gamet) Pm , Pm
3#)
74 Pm
Pm Pm Pm
N!
1asio) #77 N
P2 8 7N 9 4N
G# ) Pm
Pm
5 Pm
Pm
**
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
23/37
Gamet ) Pm , Pm
3* )
7
4 Pm
Pm Pm
Pm
N!
1asio) #77 N
b. Perslangan ♂ Pm >< ♀Pm• 2# ) &Pm ' %Pm
• G# ) Pm
Pm+
5 Pm
Pm+
• Gamet ) Pm, Pm , Pm, Pm
• 3# )
74 Pm Pm
Pm+
+
Pm
Pm
(Pm homozigot :
lethal)
Pm
Pm+
(Pm heterozigot)
Pm Pm
Pm+
(Pm heterozigot)
Pm
Pm
N!
%asil rasio # ) * ) # apabila dikaji berdasarkan hukum mendel ', tetapi
dengan adanya gen dominan letal
+
+
Pm
Pm
! maka rasionya menjadi Pm ) N L
* ) #
• P2 8 7 Pm x ♀Pm
• G* ) Pm
Pm+
5 Pm
Pm+
Gamet) Pm Pm , Pm Pm
3* )
*+
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
24/37
74 Pm Pm
Pm+
+
Pm
Pm
(Pm homozigot :
lethal)
Pm
Pm+
(Pm heterozigot)
Pm Pm
Pm+
(Pm heterozigot)
Pm
Pm
N!
%asil 1asio # ) * ) # apabila berdasarkan hukum mendel ', dengan adanya
gen letal dominan
+
+
Pm
Pm
! maka rasio menjadi Pm ) N L * ) #
0. Perslangan 7N 56 4 Pm P1 8 7 N x ♀Pm
• G# ) Pm
Pm
5 Pm
Pm+
Gamet ) Pm , Pm , Pm
3# )
74 Pm Pm
Pm Pm
Pm+
(Pm
heterozigot)
Pm
Pm+
(Pm
heterozigot)
Pm Pm
Pm
N! Pm
Pm
N!
1asio* Pm ) N L # ) #
P2 8 7N 9 4Pm
• G* ) Pm
Pm
5 Pm
Pm+
• Gamet ) Pm , Pm ,Pm, Pm
*0
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
25/37
• 3* )
74 Pm Pm
Pm Pm
Pm+
(Pm
heterozigot)
Pm
Pm+
(Pm
heterozigot)
Pm Pm
Pm
N! Pm
Pm
N!
1asio) Pm ) N L # ) #
-. Perslangan 4N 56 7 Pm • 2# ) =N >? @ Pm
G# ) Pm
Pm
5 Pm
Pm+
Gamet ) Pm , Pm Pm
3# )
74 Pm
Pm Pm
Pm+
(Pm
heterozigot)
Pm Pm
Pm
N!
1asio ) Pm ) N L #)#
P2 8 4N 9 7Pm
G ) Pm
Pm
5 Pm
Pm+
Gamet ) Pm , Pm , Pm
3*)
*F
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
26/37
74 Pm
Pm Pm
Pm+
(Pm
heterozigot)
Pm Pm
Pm
N!
1asio ) Pm ) N L # ) #
P2 ) 4N 56 7 Pm
• G ) Pm
Pm
5 Pm
Pm+
• Gamet ) Pm , Pm , Pm
• 3*)
74 Pm
Pm Pm
Pm+
(Pm
heterozigot)
Pm Pm
Pm
N!1asio ) Pm ) N L #)#
#.2.2 Uj χ2 :;h1. Perslangan P18 7N 9 4N
@N 5 =N
1 2 3 ! # $ %37
Hotal3h fofh!* fofh!*Kfh
=N F+#0
//
#*
#0
E#F/ #+ /0$ 7 7 7
/0$
*E
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
27/37
χ* tabel 7,7F! L#*,F$*
χ* hitung 7! ? χ* tabel 7,7F! #*,F$*!
:esimpulan) χ* hitung lebih kecil dari χ*tabel 7,7F!. 4adi, hipotesis penelitian
diterima. -ahwa persilangan Drosophila melanogaster 2# ) @N >? =N
menghasilkan 3# dengan fenotip N dengan rasio #77 N.
2. Perslangan P18 7 Pm 9 4 Pm
7 Pm 9 4 Pm
1 2 3 ! # $ %37
Hotal3h fofh!* fofh!*Kfh
N E 7 7 7 F * 7 #+ F7,++++ #+$+,/ *,E$7$0$* Pm F* 7 7 7 00 0* 7 #+/ #77,EE #+$+,/ #+,/0F00E#F# 0#,F+E0*+/
χ* tabel 7,7F! L#*,F$*
χ* hitung 0#,F+E0*+/! > χ* tabel 7,7F! #*,F$*!
:esimpulan) χ* hitung lebih besar dari χ*tabel 7,7F!. 4adi, hipotesis penelitian
ditolak. -ahwa persilangan Drosophila melanogaster 2#) @ pm 5 = pm
menghasilkan 3# dengan fenotip Pm ) N rasio perbandingannya bukan * ) #
3. Perslangan P18 7N 9 4 Pm :menga0u (a-a Hukum Men-el I>
7N 9 4Pm
1 2 3 ! # $ %
?
T)ta
l
h :&)2 :&)2@&h
N ++ ##0 // #F7 * F* #7/ F0 +F#,F 0$F7E,*F #07,/0*/#
Pm * +# #* +E E / +0 #*$ +F#,F 0$F7E,*F #07,/0*/#7+ */#,E/FE++
χ* tabel 7,7F! L #*,F$*
χ* hitung */#,E/FE++! > χ* tabel 7,7F! #*,F$*!
:esimpulan) χ* hitung lebih besar dari pada χ*tabel 7,7F!. 4adi, hipotesis penelitian
ditolak. -ahwa persilangan Drosophila melanogaster pada 2#) @ N 5 = Pm
menghasilkan 3# dengan fenotip N ) Pm dengan rasio perbandingan # ) #.
*
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
28/37
!. Perslangan P18 7 Pm 9 4N :menga0u (a-a Hukum Men-el I>
7 Pm 9 4 N
1 2 3 ! # $ % ?T)tal
h :&)2 :&)2@&h
N #FE #$ *# #+$ /7 #+/ 7 #7 0*E,F /7+*,*F #//,00E7+ Pm *+ 0$ # * *E 7 #0+ 0*E,F /7+*,*F #//,00E7+
/F+ +E,/$*#0F0
χ* tabel 7,7F! L #*,F$*
χ* hitung +E,/$*#0F0! > χ* tabel 7,7F! #*,F$*!
:esimpulan) χ*
hitung lebih besar dari χ*
tabel 7,7F!. 4adi, hipotesis penelitianditolak. -ahwa persilangan Drosophila melanogaster pada 2#) @ Pm 5 =N
menghasilkan 3# dengan fenotip N ) Pm dengan rasio perbandingan # ) #.
#. Perslangan P28 7N 56 4 N
@N 5 =N
1 2 3 ! # $ %37
Hotal3h fofh!* fofh!*Kfh
@N #*# 7 7 /E 7 7 7 *7 *7 7 7*7 7
χ* tabel 7,7F! L #*,F$*
χ* hitung 7! ? χ* tabel 7,7F! #*,F$*!
:esimpulan) χ* hitung lebih kecil dari χ*tabel 7,7F!. 4adi, hipotesis penelitian
diterima. -ahwa persilangan Drosophila melanogaster 2* ) @N 5 =N
menghasilkan 3* dengan fenotip N dengan rasio #77 N.
$. Perslangan P28 7N 9 4 Pm :menga0u (a-a Hukum Men-el I>
7N 9 4Pm
1 2 3 ! # $ %
?
T)ta
l
h :&)2 :&)2@&h
*/
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
29/37
N $7 ##0 + **#
*
#7
#F0 E+E +$,F EF$*,+ #+,+EFE#+
Pm #+ #/ #7 + +0 *+ ** #*+ +$,F EF$*,+ #+,+EFE#+
F$ +0E,+#**F+
χ*
tabel7,7F! L #*,F$*
χ*
hitung +0E,+#**F+! > χ*tabel 7,7F! #*,F$*!
:esimpulan) χ*hitung lebih besar dari χ*tabel 7,7F!. 4adi, hipotesis penelitian ditolak.
-ahwa persilangan D. melanogaster pada 2*) @N 5 = pm menghasilkan 3*
dengan fenotip N ) Pm dengan rasio perbandingan # ) #.
%. Perslangan P28 7 Pm 9 4N :menga0u (a-a Hukum Men-el I>
7 Pm 9 4 N
1 2 3 ! # $ %?
T)talh :&)2 :&)2@&h
N *+E ##F ##/ ## 7 7 7 E07 +$0,F E7*7,+ #F*,E*$$ Pm 0/ * * 0 7 7 7 #0$ +$0,F E7*7,+ #F*,E*$$
/$ +7F,FF*F$/
χ*
tabel7,7F! L #*,F$*
χ*
hitung +7F,FF*F$/*! > χ*tabel7,7F! #*,F$*!
:esimpulan) χ*hitung lebih besar dari χ*tabel 7,7F!. 4adi, hipotesis penelitian ditolak.
-ahwa persilangan Drosophila melanogaster pada 2* ) @ Pm 5 =N
menghasilkan 3* dengan fenotip N ) Pm dengan rasio perbandingan.
BAB /I
PEMBAHA+AN
-erdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang telah dilakukan
dengan rekonstruksi kromosom dan uji χ* 6hiSMuare! untuk melihat pengaruh
rasio fenotip dengan hukum mendel '. Drosophila melanogaster strain N
memiliki ciri warna mata merah, tubuh kuning kecoklatan, sayap menutupi tubuh
dengan sempurna, dan fasat mata halus teratur. Strain N ini merupakan strain yang
termasuk dalam +ild type. Sedangkan Drosophila melanogaster strain Pm
memiliki ciri warna mata ungu kemerahan, tubuh kuning kecoklatan, sayap
*$
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
30/37
menutupi tubuh dengan sempurna dan fasat mata halus teratur. Strain Pm ini
terletak pada kromosom +.
Dari hasil analisis data berupa rekonstruksi kromosom dan uji 6hisMuare
diperoleh hasil bahwa strain N berada dalam keadaan homo9igot resesif.
Sedangkan strain Pm berada dalam keadaan hetero9igot dominan. 2ada
persilangan @N>?=N menghasilkan keturunan 3# dan 3* dengan fenotip N
homo9igot resesif dengan rasio #77 N. Setelah diuji menggunakan uji R * 6hi
SMuare! menghasilkan χ* hitung 7! lebih kecil dari χ* tabel 7,7F! #*,F$*!. %al ini
berarti hipotesis penelitian diterima, bahwa rasio N #77. -ukti yang
menunjukkan bahwa strain N dalam keadaan homo9igot yaitu pada hasil anakan
dari persilangan 3# dan 3* @N>?=N memilki fenotip #77 N homo9igot. -ukti
yang menunjukkan bahwa gen pada strain N bersifat resesif adalah dari hasil
rekonstruksi persilangan @N>?= Pm beserta resiproknya yang menghasilkan
keturunan 3# dan 3* dengan rasio perbandingan antara N ) Pm #)#!.
1asio perbandingan fenotip tidak akan #)# jika N dalam keadaan
homo9igot dominan melainkan akan menghasilkan anakan yang #77 N
hetero9igot. 2adahal dari pengamatan hasil anakan menunjukkan bahwa
persilangan @N>?= Pm beserta resiproknya menghasilkan strain N dan Pm. Strain
N ini juga merupakan galur murni seperti yang dikemukakan oleh 4.G. &endel
berpendapat bahwa galur murni bersangkut paut dengan homo9igositas pasangan
galur gen. Sedangkan menurut gardner dkk. #$/0! pada tahun #$7+ 4ohannsen
mengemukaakn postulatnya, dikatakan galur murni adalah populasipopulasi yang
merupakan turunan murni tanpa adanya (ariasi genetik yang berarti. -ukti lain
yang menunjukkan strain N bersifat resesif yaitu pada persilangan @ Pm>?= Pm
yang menghasilkan keturunan 3# dan 3* dengan ratio perbandingan N ) Pm # )*!. 1atio perbandingan fenotip tidak akan # ) * apabila N dalam keadaan
homo9igot dominan.
2ada persilangan strain @N>?= Pm beserta resiproknya menunjukkan
bahwa strain Pm pada Drosophila melanogaster bersifat dominan. Dominan
merupakan suatu sifat yang mengalahkan sifat yang lain 6orebimaC *7#+!. %al
ini ditunjukkan pada persilangan @N>?= Pm dan resiproknya menghasilkan
keturunan dengan rasio # ) #. Apabila strain Pm ini bersifat resesif maka pada
+7
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
31/37
persilangan ini strain Pm tidak akan muncul, melainkan akan menghasilkan
anakan N #77 hetero9igot.
2ada persilangan @ Pm>?= Pm, Drosophila melanogaster strain Pm berada
dalam keadaan hetero9igot. Suatu karakter hetero9igot adalah yang dikontrol oleh
dua gen sepasang! tidak identik berlainan! 6orebima, *7#+!. Strain Pm dalam
keadaan hetero9igot dapat terbukti pada hasil persilangan @ Pm>?= Pm yang
diperoleh, menghasilkan anakan Pm dan yang memilki rasio fenotip * ) #. 1asio
perbandingan ini setelah di analisis dengan uji R *6hiSMuare! menghasilkan χ*
hitung lebih besar dari χ*tabel 7,7F! sehingga hipotesis penelitian ditolak bahwa rasio
perbandingan fenotip 3# dan 3* pada Pm ) N yaitu * ) #. %al ini bisa terjadi
karena data yang diperoleh belum lengkap pada beberapa ulangan. 2ada
persilangan @ Pm>?= Pm rasio anakan pada 3# dan 3* jika dianalisis dengan
rekonstruksi kromosom maka akan menghasilkan perbandingan fenotip Pm
homo9igot dominan! ) Pm hetero9igot! * Nhomo9igot resesif! yaitu # ) * ) #.
Apabila dikaji berdasarkan hukum &endel ' rasio perbandingan tersebut
seharusnya + ) #.
Akan Hetapi berdasarkan uji R * 6hiSMuare!, hasil yang diperoleh
menyimpang dari rasio perbandingan hukum &endel ' karena generasi keturunan
yang memiliki gen homo9igot dominan bersifat lethal sehingga fenotipnya tidak
bisa diamati. &enurut 6orebima #$$! interaksi yang berlangsung antara faktor
faktor yang samasama dominan disebut interaksi lethal dominan yang
menyebabkan indi(idu yang memiliki gen tersebut mengalami kematian. 2ada
strain Pm homo9igot dominan berada dalam keadaan letal, hal ini menyebabkan
kematian pada Drosophila melanogaster . ?= Pm hasil fenotip anakan
yang dapat teramati adalah Pm hetero9igot dan N homo9igot resesif dengan rasio
perbandingan *)#. Pm hetero9igot disini dapat hidup karena masih terpaut sifat
resesif yang dari sifat N homo9igot resesif.
2ada strain Pm, warna mata ungu ini disebabkan karena terjadinya
kerusakan pada kromosom somatis nomor * yang mana terdapat gen rosy. Gen
rosy merupakan gen yang mengkode sintesis en9im Xanthine dehydrogenase
+#
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
32/37
ID%!. ID% ini berperan dalam sintesis pigmen warna mata merah pada
Drosophila melanogaster ( 1eaume, :necht, dan 6ho(nick, #$$# ). Gen rosy
membawa informasi koding untuk Xanthine dehidrogenase ID% ! yang
merupakan homodimer dengan berat molekul subunit #F7.777 dalton. Akti(itas
ID% yang besar dibutuhkan saat pembentukan pigmen mata. -eberapa 9at
dipancarkan dari jaringan rosy yang mampu memproduksi pigmen warna mata
normal pada cakram mata yang mutan %andorn and Schwinck, #$FE!. Apabila
gen rosy pada salah satu kromosom homolog tersebut rusak maka en9yme ID%
tidak dapat disintesis secara optimum sehingga pigmen mata tidak lagi diproduksi
dalam keadaan warna merah melainkan berubah menjadi warna lain dan salah
satunya warna mata yang terekspresi adalah ungu .
Apabila gen rosy pada kedua kromosom homolog tersebut rusak maka
en9yme ID% tidak dapat disintesis sama sekali yang dapat menyebabkan
kematian pada Drosophila melanogaster . 8n9im Xanthine dehidrogenase ID%!
mengkatalisis oksidasi 5anthine menjadi asam urat. asam urat telah terbukti
memilki sifat antioksidatif penting menjaga terhadap kerusakan oksidatif pada
lipid, protein dan asam nukleat Jhou dan 1iddiford, *7#*!. Gen 1osy mengkode
ID% pada Drosophila melanogaster . ID% memilki efek perlindungan yang berhubungan dengan 1S dimana 8n9im ID% menghambat pembentukan 1S.
1S adalah molekul yang tidak berpasangan dan oleh karena itu sangat tidak
stabil dan sangat reaktif.
:erusakan dominan akibat serangan 1S dikenal dengan stress o5idati(e,
sedangkan faktor yang dapat melindungi jaringan terhadap 1S disebut
antioksidant. 1S secara kimia dapat memodifikasi secara langsung asam amino
dalam protein, antibody yang dihasilkan akan bereaksi silang dengan protein dari jaringan normal, sebagai awal munculnya berbagai penyakit autoimune. -ender
DA, *77$!. ID% memiliki peran penting dalam respon imun bawaanK kekebalan
tubuh lalat terhadap infeksi atau radikal bebas. Selain itu ID% juga berperan
penting dalam respon imun bawaan dan usia yang terkait proses penuaan.
2enuaan terjadi sebagi akibat efek buruk dari radikal bebas oksigen yang
dihasilkan selama metabolisme. 2roses penuaan juga terkait respon imun bawaan
+*
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
33/37
yang mungkin disebabkan hilangnya sebagian, akti(itas ID%. Jhou dan
1iddiford, *7#*!.
2enyebab terjadinya lethal disebabkan adanya mutasi biokimiawi. &utasi
ini dapat menimbulkan (ariasi nutrisional atau biokimiawi yang menyimpang dari
kondisi normal. 8fek mutasi lethal dapat terekspresi pada berbagai tingkat
perkembangan selanjutnya sepanjang hayat makhluk hidup dan mutasi tersebut
dapat mempengaruhi berbagai jaringan, pola perilaku ataupun proses metabolik.
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
34/37
hidup. Sedangkan fenotip Pm homo9iot dominan
+
+
Pm
Pm
bersifat letal sehingga
tidak ditemukan dalam keadaan hidup pada hasil persilangan @ Pm>?= Pm.
BAB /II
PENUTUP
%.1 "esm(ulan
-erdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat dapat ditarik
kesimpulan bahwa)
+0
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
35/37
#. 3enotip yang muncul pada 3# dan 3* dari persilangan Drosophila
melanogaster strain =N >?@N adalah N homo9igot resesif!, persilangan
= Pm >? @ Pm adalah Pm hetero9igot! dan N homo9igot resesif! dan
persilangan =N >? @ Pm beserta dengan resiproknya adalah Pm
hetero9igot! dan N homo9igot resesif!.
*. 1asio perbandingan fenotip pada 3# dan 3* dari persilangan
Drosophila melanogaster strain =N >?@N adalah #77 N normal!,
persilangan = Pm >? @ Pm adalah Pm ) N rasio * ) # dan persilangan =N
>? @ Pm beserta dengan resiproknya adalah Pm ) N rasio # ) #.
+. 3enomena yang terjadi dari persilangan Drosophila melanogaster
strain = Pm >? @ Pm adalah fenomena lethal dimana yang membawa sifat
lethal adalah strain Pm homo9igot dominan yang merupakan lethal
dominan.
%.2 +aran
• Dalam melakukan penelitian medium yang dipakai diusahakan selalu
baru atau segar, sehingga Drosophila melanogaster cepat bertelur dan
tidak mati.• &embersihkan dan mencuci botol dengan bersih dan melakukan proses
sterilisasi dengan baik agar medium tidak terkena kutu.• 2engamatan fenotip dilakukan dibawah mikroskop atau lup agar hasilya
lebih akurat.• 2eneliti harus lebih teliti, sabar, dan cermat pada saat menghitung anakan
hasil persilangan agar data yang diperoleh akurat.
DA3HA1 1U4U:AN
Anonim. *7#*. Penampaan -alat uah /etina dan 0antan.
http)KKwww.taniorganik.comKlalatbuahbactroceraspKpenampakanlalat
buahbetinakiridanjantankananK online! diakses #F April *7#0
+F
http://www.taniorganik.com/lalat-buah-bactrocera-sp/penampakan-lalat-buah-betina-kiri-dan-jantan-kanan/http://www.taniorganik.com/lalat-buah-bactrocera-sp/penampakan-lalat-buah-betina-kiri-dan-jantan-kanan/http://www.taniorganik.com/lalat-buah-bactrocera-sp/penampakan-lalat-buah-betina-kiri-dan-jantan-kanan/http://www.taniorganik.com/lalat-buah-bactrocera-sp/penampakan-lalat-buah-betina-kiri-dan-jantan-kanan/
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
36/37
-ender DA. 3ree 1adicals An Antio5idant Nutrients. 'n) &urray :, -ender DA,
-otham :&, et al. 8ds. %arpers 'lluustrated -iochemistry, 8d */th &c
Graw %ill
8/19/2019 Laporan LETAL FIX Kel.10
37/37
Recommended