View
235
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
1/154
PERBAIKAN BODI DAN PENGECATAN MOBIL VOLKSWAGEN (VW)
COMBI TAHUN 1984 BAGIAN DEPAN DAN SAMPING KIRI
PROYEK AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik
Oleh:
EDI MEGANTORO
08504244034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
2/154
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
3/154
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
4/154
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
5/154
MOTTO
Kesuksesan tidak akan datang tanpa adanya perjuangan dengan disertaidoa.
Setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah bila dikerjakan tanpakeengganan.
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.
Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh keikhlasan,istiqomah dalam menghadapi cobaan
v
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
6/154
PERSEMBAHAN
Dengan seluruh kerendahan hati dan penuh rasa hormat, saya
persembahkan buah karya ini kepada :
Bapak dan Ibu tercinta yang sampai saat ini telah membesarkan, mengarahkandan mendidik aku tanpa mengenal lelah sejak lahir hingga detik ini.
Seluruh dosen dan karyawan di jurusan Pendidikan Teknik OtomotifUniversitas Negeri Yogyakarta, terima kasih atas bantuan dan bimbingannya
selama mencari bekal ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta.
Teman-teman kelas C angkatan 2008 yang telah memberi motivasi dalamberbagai hal, serta memberikan berbagai macam bantuan termasuk dalam
proses pembuatan dan penyusunan laporan proyek akhir ini.
vi
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
7/154
PERBAIKAN BODI DAN PENGECATAN MOBIL VOLKSWAGEN (VW)
COMBI TAHUN 1984 BAGIAN DEPAN DAN SAMPING KIRI
Oleh:
Edi Megantoro
NIM. 08504244034
ABSTRAK
Tujuan perbaikan bodi dan pengecatan mobil Volkswagen (VW) Combi
tahun 1984 bagian depan dan samping kiri adalah untuk merancang kebutuhanbahan dan lama waktu proses pengerjaan mulai dari persiapan permukaan sampai
dengan finishing, melaksanakan proses pengecatan dan mengetahui hasil yang
diperoleh setelah proses pengecatan selesai.
Proses pengecatan meliputi perhitungan luas permukaan yaitu 5,9750 m2,
mengidentifikasi kerusakan yang mengalami perbaikan, mengelupas cat lama,
pendempulan, pengamplasan, proses masking, proses epoxy, top coat,penempelan
cutting sticker, clear dan proses polishing. Alat yang dibutuhkan untuk proses
pengecatan antara lain kompresor, gerinda tangan, palu, skrap, las oxy acetylene,
kape, hand block, selang udara, masker, polisher. Bahanbahan yang dibutuhkan
dalam perbaikan bodi dan pengecatan mobil Volkswagen (VW) Combi tahun
1984 bagian depan dan samping kiri antara lain amplas, kertas masking (koranbekas), isolasi kertas, dempul, thinner, epoxy surfacer , spot putty, cat dengan
merk Drasso Pearl Bright White 002 11729 dan Drasso Jamaica Blue Metalic
8937D OM (111032), clear, compound dan cutting sticker yang bertema Go
Green karena mobil Volkswagen (VW) Combi tahun 1984 telah dimodifikasi
menggunakan mesin EFI. Setelah proses pengecatan selesai, maka dilakukan
pengujian ketebalan cat menggunakan coating thickness meter dan dilakukan
penilaian untuk mengetahui seberapa tingkat keberhasilannya. Penilaian dilakukan
oleh Dosen Teknik Otomotif UNY yang berkompeten dalam pengecatan pada
bodi dan perwakilan dari bengkel. Penilaian ini dilakukan secara visual karena
keterbatasan alat uji.
Kebutuhan bahan untuk proses pengecatan membutuhkan biaya sebesar
Rp.1.218.000,00. Waktu perbaikan bodi dan pengecatan dilaksanakan sesuai
rencana yaitu 3 bulan. Proses pengecatan dimulai dari perhitungan luas
permukaan, identifikasi kerusakan, mengelupas cat lama, pendempulan,
pengamplasan, proses masking, proses epoxy, top coat, penempelan cutting
sticker, clearyang terakhir adalah proses polishing. Berdasarkan hasil pengujian
ketebalan cat memperoleh rata-rata 264,085m. Untuk kualitas pengecatan dan
cacat pengecatan sudah seperti yang diharapkan, yaitu: 1) Hasil penilaian
pengecatan bodi teridentifikasi beberapa bagian kecil yang mengalami kecacatan
pengecatan dengan presentase keberhasilan sebesar 82,48%. 2) Hasil dari
penilaian diperoleh nilai 85,29 dan masuk dalam kriteria baik.
vii
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
8/154
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan anugrah-Nya yang
telah diberikan kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Proyek
Akhir dengan judul perbaikan bodi dan pengecatan mobil Volkswagen (VW)
Combi tahun 1984 bagian depan dan samping kiri, guna memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Gelar Ahli Madya Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.
Keberhasilan dalam menyelesaikan laporan ini juga tidak lepas dari bantuan
dan bimbingan berbagai pihak yang secara suka rela telah membantu baik moril
maupun materiil. Oleh karena itu pada kesempatan ini, Penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Rochmat Wahab, M.Pd, MA., Selaku Rektor Universitas NegeriYogyakarta
2. Dr. Moch. Bruri Triyono, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas NegeriYogyakarta.
3. Drs. Martubi, M.Pd., M.T., selaku Ketua Jurusan Pendidikan TeknikOtomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Noto Widodo,M.Pd., selaku Ketua Program Studi Teknik Otomotif5. H. Lilik Chaerul Yuswono, M.Pd., selaku Kordinator Proyek Akhir.6. H.Agus Partawibawa, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik kelas C
2008 Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
7.
Gunadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Proyek Akhir.
viii
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
9/154
8. Ayah, Ibu serta Saudara dan Sahabat yang telah banyak membantu dalamsegala hal.
9. Kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telahmembantu penulis dalam proses penyusunan laporan Proyek Akhir ini.
10. Teman-teman kelas C angkatan 2008 yang senantiasa bersama-samamemberikan semangat dan bantuan, baik secara moril maupun materiil.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang setimpal kepada
seluruh pihak yang telah bersedia membantu selama pengerjaan Proyek Akhir dan
menyelesaikan laporan Proyek Akhir. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca.
Yogyakarta,
Penyusun
ix
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
10/154
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PENGESAHAN ............................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iii
SURAT PERSETUJUAN ............................................................................. iv
MOTTO ......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DARTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 3C. Batasan Masalah ............................................................................. 4D. Rumusan Masalah .......................................................................... 5E. Tujuan ............................................................................................. 5F. Manfaat ........................................................................................... 6G. Keaslian Gagasan ................................................................................ 7
BAB II. PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH .............................. 8
A. Pengelasan ...................................................................................... 8B. Pengecatan ...................................................................................... 11
x
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
11/154
C. Bahan-Bahan dalam Pengecatan .................................................... 14D. Alat-Alat Pengecatan ...................................................................... 19E. Peralatan Keselamatan .................................................................... 44F. Proses Pengecatan .......................................................................... 47G. Cutting Sticker ................................................................................ 53H. Pengecekan Kualitas Cat ................................................................ 57I. Alat Pengujian Hasil Pengecatan .................................................... 60J. Penilaian .......................................................................................... 62
BAB III. KONSEP RANCANGAN ............................................................. 64
A.Kebutuhan Alat .................................................................................. 65B.Perbaikan Bodi Mobil Volkswagen (VW) Combi
Tahun 1984 Bagian Depan dan Sisi Kiri ........................................... 65
C.Perhitungan Luas Mobil Volkswagen (VW) CombiTahun 1984 ..................................................................................... 66
D.Kebutuhan Bahan Pengecatan............................................................ 68E.Kalkulasi Biaya .................................................................................. 75F.Jadwal Kegiatan ................................................................................. 76G.Rancangan Penilaian .......................................................................... 77
BAB IV. PROSES, HASIL DAN PEMBAHASAN .................................... 84
A.Perbaikan Bodi Mobil Volkswagen (VW) CombiTahun 1984 Bagian Depan dan Sisi Kiri .......................................... 84
B.Pengecatan Mobil Volkswagen (VW) CombiTahun 1984 Bagian Depan dan Samping Kiri .................................. 85
xi
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
12/154
C. Hasil ................................................................................................... 95
D.Pembahasan........................................................................................ 102BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 108
A. Kesimpulan ......................................................................................... 108B. Keterbatasan ........................................................................................ 109C. Saran ..................................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 111
xii
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
13/154
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Karakteristik Nyala Api Las Karbit .............................................. 9
Gambar 2. Komponen Las Oxy Acetylene....................................................... 11
Gambar 3. Kompresor Udara........................................................................... 21
Gambar 4.Air Transformer.............................................................................. 22
Gambar 5. PemasanganAir Transformer......................................................... 22
Gambar 6. Konstruksi Selang Udara ................................................................ 23
Gambar 7. Selang Udara .................................................................................. 24
Gambar 8. Spraygun......................................................................................... 25
Gambar 9. Komponen-komponen Spraygun................................................... 25
Gambar 10.Air Cap......................................................................................... 26
Gambar 11. PenggunaanTrigger..................................................................... 27
Gambar 12. Aplikasi Jarak Spraygun............................................................... 29
Gambar 13. Jarak Pengecatan .......................................................................... 30
Gambar 14. Sudut Pengecatan SecaraHorizontal........................................... 30Gambar 15. Sudut Pengecatan Secara Vertikal................................................ 31
Gambar 16. Overlapping2/3 Dan 1/2 Pada Bidang Yang Dicat ..................... 32
Gambar 17. Posisi Pengecatan ......................................................................... 32
Gambar 18. Cara Penyemprotan ...................................................................... 33
Gambar 19. Arah Pola ...................................................................................... 33
Gambar 20. Lebar Pola .................................................................................... 34
Gambar 21. Pengaturan Jumlah Penggunaan Cat ............................................ 34
Gambar 22. Pengaturan Jumlah Penggunaan Cat ............................................ 35
Gambar 23. Posisi Memegang Spraygun......................................................... 36
Gambar 24. Amplas ......................................................................................... 37
Gambar 25. Mesin Amplas .............................................................................. 38
Gambar 26.Hand Block................................................................................... 38
Gambar 27.Polisher........................................................................................ 39
Gambar 28. Batang Pengaduk .......................................................................... 39
xiii
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
14/154
Gambar 29.Masking Paper............................................................................. 40
Gambar 30.Air Duster Gun............................................................................. 40
Gambar 31. Kape ............................................................................................. 41
Gambar 32. Papan Pencampur ....................................................................... 41
Gambar 33. Ruang CatOven........................................................................... 42
Gambar 34. Pengontrol Ruang Cat Oven......................................................... 42
Gambar 35. Kaca Mata Pengaman ................................................................... 44
Gambar 36. Masker .......................................................................................... 45
Gambar 37. Sarung Tangan.............................................................................. 45
Gambar 38. Sarung Tangan Tahan Pelarut ...................................................... 46
Gambar 39. Pakaian Kerja dan TopiPaint Technicaian.................................. 46
Gambar 40. Sepatu Pengaman ......................................................................... 47
Gambar41.Cara Pendempulan........................................................................ 49
Gambar 42. ProsesMasking............................................................................. 50
Gambar 43. Pemotongan Cutting Sticker......................................................... 56
Gambar 44. Penempelan Cutting Sticker......................................................... 56
Gambar 45. Penempelan Cutting Sticker......................................................... 57
Gambar 46. Coating Thickness Meter.............................................................. 61
Gambar 47.Adhesion Tester............................................................................ 61
Gambar 48. Surface Profile Gauge.................................................................. 62
Gambar 49. Gloss Meter.................................................................................. 62
Gambar 50. Luas Permukaan Depan ................................................................ 67
Gambar 51. Luas Permukaan Samping ............................................................ 67
Gambar 52. Kerusakan Engsel Pintu ............................................................... 84
Gambar 53. Pengelasan Engsel Pintu............................................................... 85
Gambar 54. Pengamplasan Awal ..................................................................... 86
Gambar 55. Pencampuran Dempul .................................................................. 87
Gambar 56. Proses Pendempulan ..................................................................... 87
Gambar 57. Proses pengamplasan dempul....................................................... 88
Gambar 58. ProsesEpoxy Surfacer.................................................................. 90
Gambar 59. Viscometer.................................................................................... 91
xiv
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
15/154
Gambar 60. ViscositasCat ............................................................................... 91
Gambar 61. Aplikasi Top Coat........................................................................ 92
Gambar 62. Penempelan Cutting Sticker......................................................... 93
Gambar 63. Proses Clear................................................................................. 94
Gambar 64. ProsesPolishing........................................................................... 95
Gambar 65. Hasil pengecatan bagian depan .................................................... 96
Gambar 66. Hasil pengecatan bagian samping kiri .......................................... 96
Gambar 67. Pengujian Ketebalan Cat .............................................................. 97
Gambar 68. Panel Pengujian Bagian Depan .................................................... 97
Gambar 69. Panel Pengujian Bagian Kiri Depan ............................................. 98
Gambar 70. Panel Pengujian Bagian Kiri Tengah ........................................... 98
Gambar 71. Panel Pengujian Bagian Kiri Belakang ........................................ 99
xv
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
16/154
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar harga bahan ............................................................................. 76
Tabel 2. Jadwal kegiatan perbaikan bodi dan pengecatan
Volkswagen (VW) Combi Tahun 1984 .............................................. 77
Tabel 3. Lembar Penilaian Terhadap Ketebalan Cat. ...................................... 79
Tabel 4. Lembar Penilaian Terhadap Kualitas Cat. ......................................... 80
Tabel 5. Lembar Penilaian Penilaian Cacat Pengecatan .................................. 81
Tabel 6. Kriteria Penilaian Penguji .................................................................. 83
Tabel 7. Lembar Hasil Ketebalan Cat .............................................................. 89
Tabel 8. Lembar Penilaian Ketebalan Cat........................................................ 100
Tabel 9. Hasil Penilaian Kualitas Pengecatan Bagian Depan dan
Samping Kiri ...................................................................................... 101
Tabel 10. Hasil Penilaian Cacat Pengecatan Bagian Depan dan
Samping Kiri .................................................................................... 101
Tabel 11. Lama waktu pengerjaan ................................................................... 106
Tabel 12. Daftar kalkulasi harga bahan............................................................ 107
xvi
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
17/154
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kartu Bukti Selesai Revisi ................................................................... 1122. Permohonan Pembimbing Proyek Akhir ............................................. 1133. Kartu Bimbingan Proyek Akhir ........................................................... 1144. Permohonan Penilaian ketebalan lapisan cat ....................................... 1155. Lembar penilaian hasil Ketebalan lapisan cat ...................................... 1186. Permohonan Penilaian hasil pengecatan dan cacat pengecatan ........... 1197. Lembar penilaian hasil pengecatan dan cacat pengecatan ................... 131
xvii
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
18/154
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini semakin
maju dan berkembang dengan pesat, hal ini menuntut setiap individu untuk
selalu siap menghadapi kemajuan tersebut. Perkembangan ilmu dan teknologi
di bidang otomotif juga semakin berkembang, hal ini mengharuskan setiap
individu yang mendalami ilmu dan teknologi di bidang otomotif juga harus
meningkatkan penguasaan dan keterampilan (skill) pada bidang otomotif.
Dunia pendidikan khususnya pendidikan otomotif baik sekolah maupun
perguruan tinggi sangat dituntut untuk mengikuti perkembangan berbagai
macam ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang otomotif, termasuk
perbaikan bodi dan pengecatan.
Produsen kendaraan pembuat mobil sekarang banyak meluncurkan
mobil-mobil baru dengan desain bentuk, warna dan corak yang beragam.
Ragambentuk,warna dan corak ini adalah salah satu faktor yang sangat
mendorongpara pengguna mobil-mobil tua untuk memperbaharui tampilan
mobil mereka agar terlihat semakin bagus dan tidak kalah dengan mobil
keluaran baru. Kendaraan yang telah lama digunakan, konstruksi bodi dan
catnya akan mulai rusak atau pudar akibat dari faktor umur kendaraan,
perubahan cuaca, atau kurangnya perawatan. Perbaikan bodi dan pengecatan
ulang dilakan untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga kendaraan
kembali terlihat bagus dan layak untuk dikendarai.
1
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
19/154
Volkswagen (VW) adalah salah satu produsen mobil terkenal di
Eropa. Volkswagen (VW) Combi adalah salah satu jenis mobil berbentuk
minibus yang diluncurkan oleh Volkswagen (VW). Bentuk dari mobil ini pun
cukup unik dan beda dari mobil jenis minibus kebanyakan,selain itu mobil ini
juga mempunyai tempat yang cukup luas atau lega dengan kapasitas
penumpang sampai 8 orang dan masih menyisakan ruang yang cukup lega.
Peminat dari mobil Volkswagen (VW) Combi ini juga cukup banyak,
tidak hanya di luar negeri tetapi di Indonesia sendiri cukup banyak peminat
mobil ini terbukti dari banyaknya klub-klub mobil jenis Volkswagen (VW)
combi. Peminat dari mobil jenis ini biasanya adalah pecinta mobil-mobil
kasik dan unik yang sudah tidak keluar dipasaran,selain untuk operasional
juga untuk kepuasan pribadi dari sang pemilik karena kecintaanya dengan
mobil jenis Volkswagen (VW) Combi ini.
Mobil Volkswagen (VW) Combi ini adalah mobil yang bisa dikatakan
mobil tua, sehingga harus memerlukan tenaga ekstra untuk perawatan baik
mesin maupun bodi dan catnya agar selain mesinnya tetap bagus juga kondisi
dari bodinya tetap indah. Mobil yang kondisinya bagus tentu untuk harga jual
kembalinya pun akan tinggi, apalagi untuk mobil-mobil klasik seperti
Volkswagen (VW) Combi ini.
Kondisi mobil praktik Volkswagen (VW) Combi tahun 1984 pada
bagian bodi dan cat yang mengalami kerusakan diantaranya dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Beberapa faktor dapat mempengaruhi kondisi permukaan
maupun kekuatan cat pada kendaraan diantaranya lapisan cat hilang,
2
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
20/154
korosi/karat, dempul retak dan terangkat, serta konstruksi di beberapa bagian
bodi mengalami keropos.
Perbaikan bodi dan pengecatan adalah langkah yang perlu dilakukan
agar mobil Volkswagen (VW) Combi tahun 1984 kembali terlihat bagus dan
layak untuk dikendarai. Pengecatan berfungsi untuk melindungi lapisan
permukaan material bodi dari korosi,khususnya pada benda yang terbuat dari
logam atau besi, memperbaiki penampilan, meningkatkan mutu/kwalitas serta
menambah keindahan.
Proses dalam pengecatan tidak boleh sembarangan dan banyak sekali
hal yang harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil pengecatan yang
diinginkan, mulai dari perbaikan permukaan bodi kendaraan, persiapan
permukaan bodi, pemilihan cat dan thinner, pencampuran cat, jarak
penyemprotan, gerakan penyemprotan, tekanan udara yang digunakan,
pengeringan cat hingga proses akhir/finishing.
B. Identifikasi MasalahBerdasarkan dari latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi
berbagai masalah yang terdapat pada Volkswagen (VW) Combi tahun 1984
sebelum dilakukan perbaikan bodi dan pengecatan mobil tersebut. Mobil
yang akan dilakukan pengecatan ulang kondisinya bisa dikatakan cukup
parah.
Kondisi engsel pintu belakang mobil yang terjadi kerusakan karena
korosi dan perlu dilakukan perbaikan dengan cara pengelasan sebelum
3
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
21/154
melakukan pengecatan karena sebelum kondisi pintu belum diperbaiki maka
langkah pengecatan tidak dapat dilakukan.
Kondisi cat yang sudah kusam dan cat pada bagian atas mobil sudah
terkelupas, dempul mengalami keretakan dan terangkat pada beberapa bagian
dan ada beberapa bagian dari mobil tersebut yang belum dicat sehingga masih
nampak bekas dempul yang lama serta terdapat korosi dibeberapa bagian.
Secara garis besar kondisi permukaan mobil Volkswagen (VW)
Combi tahun 1984 sudah mengalami banyak kerusakan seperti korosi,
dempul yang retak dan terangkat dan kondisi cat yang sudah kusam dan
terkelupas dan terdapat bagian yang belum dicat sehingga masih nampak
dempul. Kondisi kendaraan yang sudah tidak mempunyai tampilan yang
layak untuk dikemudikan, maka perlu adanya langkah rekondisi dan
pengecatan pada lapisan permukaan kendaraan dapat dipergunakan kembali.
C. Batasan MasalahBerdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan identifikasi
masalah, rekondisi pengecatan bodi mobil Volkswagen (VW) Combi tahun
1984, hanya dibatasi pada bagian depan dan samping kiri, karena
keterbatasan waktu dan kerusakan yang cukup parah sehingga mobil
Volkswagen (VW) Combi tahun 1984 ini perlu untuk dilakukan perbaikan
bodi dan pengecatan.
4
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
22/154
D. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Berapakah kebutuhan bahan yang diperlukan untuk memperbaiki bodidan cat pada mobil Volkswagen (VW) Combi tahun 1984 bagian depan
dan samping kiri?
2. Berapakah kebutuhan waktu untuk proses memperbaiki bodi danpengecatan mobil mobil Volkswagen (VW) Combi tahun 1984 bagian
depan dan samping kiri?
3. Bagaimana proses memperbaiki kerusakan pada bodi dan cat sertamemperindah mobil Volkswagen (VW) Combi tahun 1984 bagian depan
dan samping kiri?
4. Bagaimana hasil perbaikan dan pengecatan bodi mobil Volkswagen(VW) Combi tahun 1984 bagian depan dan samping kiri setelah
dilakukan perbaikan dan pengecatan?
E. TujuanBerdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan perbaikan dan
pengecatan bodi mobil Volkswagen (VW) Combi Tahun 1984 bagian depan
dan samping kiri adalah:
1. Mengetahui kebutuhan bahan yang diperlukan untuk memperbaiki danmengecat mobil Volkswagen (VW) Combi tahun 1984 bagian depan dan
samping kiri.
5
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
23/154
2. Mengetahui lama waktu yang diperlukan untuk memperbaiki danmengecat mobil Volkswagen (VW) Combi tahun 1984 bagian depan dan
samping kiri.
3. Mengetahui proses perbaikan dan pengecatan bodi mobil Volkswagen(VW) Combi tahun 1984 bagian depan dan samping kiri.
4. Mengetahui hasil setelah dilakukan perbaikan dan pengecatanVolkswagen (VW) Combi tahun 1984 bagian depan dan samping kiri.
F. ManfaatManfaat dari perbaikan dan pengecatan bodi mobil Volkswagen (VW)
Combi tahun 1984 ini dimaksudkan agar:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan serta keterampilan tentangperbaikan bodi dan sistem pengecatan.
2. Dapat menjadi pengalaman berharga untuk menambah wawasan danpengetahuan bagi mahasiswa.
3. Dapat memperbaiki dan mengecat bodi kendaraan tanpa harusmengeluarkan biaya mahal, karena sudah mengetahui teknik dan cara
yang benar.
6
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
24/154
G. Keaslian Gagasan
Gagasan dalam perbaikan dan pengecatan bodi bagian depan dan
samping kiri mobil Volkswagen (VW) Combi tahun 1984 ini selain perbaikan
bodi dan pengecatan mobil yang bertujuan untuk mengembalikan kondisi
bodi dan cat mobil seperti baru, juga akan ditambah dengan stiker cutting
yang bertema Go Greenkarena mengingat mobil Volkswagen (VW) Combi
tahun 1984 sudah dimodifikasi dengan mesin EFI sehingga menambah
keindahan dari mobil tersebut.
7
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
25/154
BAB II
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi pada bab I, maka dapat
dilakukan pendekatan pemecahan masalah. Pendekatan pemecahan masalah
difokuskan pada pengecatan bodi mobil Volkswagen (VW) Combi Tahun 1984
bagian depan dan samping kiri. Dalam proses pengecatan diperlukan beberapa
pengetahuan tentang pengecatan dan juga terdapat proses atau tahapan-tahapan
yang perlu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan ataupun kegagalan pada saat
melakukan melakukan pengecatan. Berikut ini dibahas tinjauan tentang konsep
dan teori yang mendasari proses pengecatan.
A. PengelasanPengelasan pada mobil Volkswagen (VW) Combi Tahun 1984 ini
terdapat pada bagian engsel pintu belakang kiri yang terjadi kerusakan akibat
korosi dan harus dilakukan pengelasan untuk memperbaikinya. Las yang
digunakan untuk melakukan perbaikan ini menggunakan las karbit
(acetylene)dikarenakan pelat yang diperbaiki tergolong pelat yang tipis dan
paling cocok diperbaiki dengan las karbit (acetylene).
Las oxy-acetylene adalah semua proses pengelasan yang menggunakan
campuran oksigen dan bahan bakar gas acetylene untuk membuat api sebagai
sumber panas untuk mencairkan benda kerja. Oksigen dan acetylene
dicampur dalam suatu alat dengan komposisi tertentu sehingga api yang
dihasilkan dapat mencapai suhu maksimum(Gunadi, 2008:133).
8
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
26/154
Penggunaan las karbit (acetylene)ini bisa dilakukan dimana saja karena
sumber tenaga yang dipergunakan hanyalah karbit (acetylene) dan oksigen
(O2). Terdapat 3 ciri pada komposisi nyala api las karbit (acetylene) yaitu
carburizing, oxidizing, dan netral.
Gambar 1. Karakteristik Nyala Api Las Karbit(Gunadi, 2008:139)
Dalam kegiatan pengelasan dengan las karbit (acetylene) juga diperlukan
beberapa perlengkapan. Perlengkapan las karbit (acetylene) diantaranya
adalah tabung acetylene, tabung oksigen (O2), regulator, manometer, selang
acetylene & oksigen, brander, kunci air dan katup pengaman. Secara
keseluruhan kegunaan dari perlengkapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tabung acetylenemerupakan tempat yang digunakan untuk menampungkarbit (acetylene), ketentuan penggunaan tabung acetylene harus
mempunyai tekanan yang tinggi untuk menghasilkan hasil pengelasan
yang dibutuhkan.
2. Tabung oksigen adalah tempat untuk menyediakan kebutuhan oksigenselama proses pengelasan karbit (acetylene). Sebagai zat pembakar,
oksigen bertekanan tinggi akan sangat mudah bereaksi dengan minyak,
oli ataupun gemuk (grease).
9
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
27/154
3. Regulator merupakan alat atau komponen yang digunakan untukmengetahui dan mengatur tekanan gas supaya tetap konstan pada saat
proses pengelasan.
4. Manometer berfungsi untuk mengetahui besarnya tekanan yang adamaupun tekanan kerja dari tabung oksigen maupun acetylene tanpa
membutuhkan peralatan tambahan lainnya.
5. Selang acetylene dan oksigen merupakan media untuk menyalurkansuplai gas dari tabung menuju brander. Selang yang digunakan pada las
karbit ini terdapat 2 selang, biasanya mempunyai ketentuan dari warna
yang digunakan yaitu warna merah untuk acetylene sedangkan untuk
oksigen adalah warna biru atau hijau.
6. Brandermerupakan alat yang berfungsi sebagai pencampur gas acetylenedan oksigen untuk menghasilkan api pembakaran.
7. Kunci air yang dimaksud adalah alat pembersih dari brander untukmencegah terjadinya nyala balik yang akan mengakibatkan ledakan
apabila sempat masuk dalam tabung acetylene.
8. Katup pengaman adalah komponen untuk menjaga keselamatan kerjapekerja las, dengan mempunyai cara kerja hampir sama dengan kunci air
yaitu mencegah terjadinya nyala balik di dalam brander.
Seluruh perlengkapan las karbit (acetylene)diatas harus wajib ada dalam proses
pengelasan supaya proses pengelasan dapat dilakukan. Cara kerja las acetylene
yaitu pertama-tama dengan memeriksa terlebih dahulu katup pengatur pada
brander apakah sudah pada posisi tertutup atau belum. Kemudian membuka
10
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
28/154
tabung oksigen dan acetylene, setelah kedua gas terbuka maka dilanjutkan dengan
membuka kran dari regulator untuk menyalurkan gas ke brander dari selang.
Langkah terakhir, setelah siap digunakan, maka buka katup pengatur besar
kebutuhan acetylene dan oksigen yang dibutuhkan kemudian siap melakukan
proses pengelasan.
Gambar 2. Komponen Las Oxy Acetylene (Dokumentasi Pribadi,2012)
B. PengecatanSecara garis besar pengecatan berfungsi sebagai lapisan yang
melindungi permukaan sebuah benda atau kendaraan dari unsur-unsur luar
yang dapat merusak permukaan benda. Selain untuk perlindungan pengecatan
juga berfungsi untuk mempercantik penampilan dari benda atau kendaraan
tersebut. Cat sebagai lapisan terluar pada kendaraan, maka pengecatan dan
jenis macam-macam warna yang dipadukan pada kendaraan menjadi salah
satu faktor daya tarik selain melihat dari kemampuan kendaraan.
11
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
29/154
1. Fungsi dari pengecatan adalah sebagai berikut:
a. Melindungi permukaan (logam) dari korosi
Permukaan yang terbuat dari logam dapat mengalami
penurunan kualitas akibat usia penggunaan yang sudah lama dan
sangat rentan terjadi kerusakan akibat korosi. Perlindungan
permukaan dapat dilakukan dengan menggunaakan cat yang akan
menghalangi proses terjadinya kerusakan secara langsung dan
meningkatkan penggunaannya dalam waktu yang lebih lama. Jadi
tujuan pokok dari pengecatan adalah untuk melindungi permukaan
(logam) dari unsur-unsur luar yang merusak permukaan.
b. Meningkatkan keindahan
Cat memberi kesan warna dan kilapan (gloss) pada suatu objek
dan meningkatkan keindahan dari obyek tersebut, yang selanjutnya
mempengaruhi daya tarik dari suatu produk.
c. Meningkatkan Harga
Pengecatan yang baik tentu saja dapat meningkatkan harga jual
suatu produk khususnya pada kendaraan. Kendaraan yang sudah tua
pun jika dilakukan pengecatan ulang dengan proses yang benar dan
hasilnya juga baik pasti juga akan menjadi daya tarik bagi konsumen.
Daya tarik utama dari sebuah produk khususnya kendaraan adalah
tampilanya, karena dengan tampilan yang baik maka akan menarik
konsumen yang banyak sehingga konsumen yang akan membeli mobil
12
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
30/154
tersebut juga tidak akan pikir panjang untuk membayar mahal
kendaraan tersebut walaupun usia kendaraan sudah tua.
2. Unsur-Unsur Cat
Cat berupa cairan yang kental yang didalamnya mengandung
unsur-unsur atau komponen yang saling berpaduan. Unsur-unsur atau
komponen yang terdapat dalam cat adalah pigment, resin, solvent, dan
additive yang akan membentuk suatu paduan yang merata. Fungsi dari
komponen cat adalah sebagai berikut:
a. PigmentPigment merupakan zat pewarna yang terkandung dalam dalam cat
yang mempunyai fungsi memberikan warna. Selain itu fungsi dari
pigment adalah menutupi permukaan benda dan memperlambat laju
korosi pada permukaan benda, serta menahan dari sinar UV.
b. ResinResin adalah zat pengikat yang terkandung dalam cat yang berfungsi
untuk merekatkan zat pewarna (pigment) pada permukaan benda.
Resin juga berfungsi untuk menguatkan lapisan dan memberikan
kohesi.
c. Solvent
Solvent adalah zat pelarut atau zat pengencer pada cat yang sering
disebut dengan thinner. Manfaat solvent/thinneruntuk mengencerkan
campuran zat pewarna (pigment) dan zat perekat (resin) sehingga
menjadi agak encer dan dapat disemprotkan selama proses pengecatan.
13
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
31/154
Solvent/thinner menguap sesaat setelah cat disemprotkan,
solvent/thinner akan menguap dan meninggalkan resin dan pigment
yang kemudian kedua zat tersebut akan membentuk lapisan yang
keras.
d. Additif
Additifadalah bahan yang ditambahkan pada cat dalam jumlah kecil
untuk meningkatkan kemampuan cat sesuai tujuan atau aplikasi cat.
Zat additif berfungsi mencegah terjadinya buih pada saat
penyemprotan (anti foaming), mencegah terjadinya pengendapan cat
pada saat dipergunakan (anti setting), meratakan permukaan cat sesaat
setelah disemprotkan (flow additif), menambah kelenturan cat, dan
sebagainya.
C. Bahan-Bahan dalam PengecatanBahanbahan yang digunakan dalam pekerjaan pengecatan antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Lapisan Cat Dasar (Primer)Cat dasar atau catprimer adalah lapisan cat paling dasar dan langsung
berhubungan dengan pelat yang digunakan sebagai cat dasar permukaan
pelat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya karat, menambah dasar
yang kuat, memberi daya lekat diantara metal dasar dan lapisan cat
berikutnya. Cat dasar digunakan dalam lapisan yang sangat tipis dan tidak
memerlukan pengamplasan.
14
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
32/154
2. Dempul (Putty)Dempul adalah suatu bahan yang berbentuk seperti pasta dan dapat
mengeras. Kegunaan dempul ini adalah untuk menghaluskan
permukaandan mengisi bagian yang tidak rata. Untuk menggunakan
dempul diperlukan campuran yang bernama hardener yang berfungsi
sebagai pengeras dan pencampuran hardener adalah 2% dari banyaknya
dempul. Setelah mengering dan mengeras dempul dapat diamplas untuk
mendapatkan bentuk yang diinginkan.
Dempul terdapat tiga jenis yaitu: (1) polyester putty (dempul plastik),
pada umumnya mengandung extender pigment dan dapat membentuk
lapisan (coat) yang tebal dan mudah mengamplasnya, tetapi menghasilkan
tekstur kasar, (2) epoxyputty, digunakan untuk memperbaiki resin part,
tetapi dalam hal kemampuan pengeringan, pembentukan, pengamplasan
lebih buruk dari polyster, (3) lacquer putty digunakan untuk mengisi
goresan, lubang kecil (paint hole) atau penyok kecil setelah
surfacer(Gunadi,2008:477).
3. Lapisan Kedua (Surfacer)Surfacer adalah lapisan kedua yang disemprotkan diatas cat dasar ( cat
primer) ataupun dempul (putty). Surfacer mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut:
a. Menutup goresan pada dempul maupun cat dasar agar menghasilkanpermukaan yang halus.
b. Mencegah resapan pada lapisan atas (topcoat).
15
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
33/154
c. Menambah daya lekat.d. Dapat digunakan dengan tebal tapi mengkilat.
4. Cat WarnaPenyemprotan cat warna dilakukan pada saat permukaan sudah benar-
benar siap di lakukan penyemprotan, yaitu saat permukaan sudah benar-
benar bersih dari debu dan minyak serta kotoran-kotoran lainya. Peranan
dari pada cat warna adalah cat akhir yang memberi warna, kilap, halus.
Jenis cat dapat dibagi menjadi tiga macam menurut metode pengeringan
yaitu :
a. HeatPolymerization(Jenis Bakar )HeatPolymerizationadalah tipe onecomponentyang mengeras
apabila dipanaskan pada temperatur tinggi kira-kira 140
0
C (284
0
F).
Cat jenis ini apabila dipanaskan pada suhu antara 1400C. Maka suatu
reaksi kimia berlangsung di dalam resin, mengakibatkan cat
mengering dan struktur hubungan menyilang yang dihasilkan begitu
rapatnya sehingga setelah cat mengering seluruhnya cat tidak akan
larut oleh thinner.
b. Jenis Urethane(jenis twocomponent)Cat ini disebut urethanekarena alkohol(OH) yang terkandung di
dalam komponen utama dan isocyanateyang terkandung di dalam
hardenerbereaksi membentuk struktur hubungan menyilang (cross
linking) yang disebut tingkatan urethane. Cat ini menghasilkan
kemampuan cootingyang baik termasuk ketahanan kilap, cuaca,
16
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
34/154
solvent. Serta tekstur yang halus akan tetapi cat ini mengeringnya
lambat sehingga diperlukan dryingequipmentuntuk mengeringkan
dengan benar.
c. JenisLacquer(solventevaporation)Cat jenis ini mengering dengan cepat sehingga mudah
penanganannya, tetapi tidak banyak digunakan sebanyak yang
tersebut di atas. Karena tidak sekuat cat-cat jenis two component
yang kini banyak digunakan.
5. Thinner atauSolventThinneratausolventberwarna bening, berfungsi mengencerkan campuran
zat pewarna dan zat perekat hingga menjadi agak encer dan dapat
dikerjakan selama pembuatan cat. Thinner juga menurunkan kekentalan
cat agar mendapatkan viscositas yang tepat untuk pengecatan. Thinner
sangat cepat menguap apabila cat diaplikasi. Kegunaan solvent (thinner)
ini untuk mengencerkan campuran pigment (zat pewarna) dan resin (zat
perekat) sehingga menjadi agak encer dan dapat disemprotkan selama
proses pengecatan. Thinner juga menurunkan kekentalan cat sampai
tingkat pengenceran tertentu yang tepat untuk pengecatan dengan kuas,
semprot atau roll. Thinner menguap sesaat setelah cat disemprotkan,
thinner akan menguap dan meninggalkan resin dan pigment yang
kemudian kedua zat tersebut akan membentuk lapisan yang keras. Solvent
berdasarkan kegunaannya dibedakan menjadi dua macam. Solvebt untuk
cat lacquer (thermoplastic resin) disebut thinner dan solvent untuk cat
17
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
35/154
namel (thermosetting resin) disebut reducer. Komponen pembentuk
solvent (pengencer) meliputi :
a. Diluent, merupakan larutan yang membantu melarutkan resin lacquer.b. Laten solvent, juga digunakan untuk mencampur pelarut yang baik,
hasilnya sama dengan pelarut yang berkualitas baik.
c. Solvent murni, adalah larutan yang mampu melarutkan sesuatu yangmengakibatkan cairan tersebut masuk kedalam larutan. Solventmurni
melarutkan bahan residu dan binder.
Jenissolvent (pengencer)yang biasa dipergunakan dalam pengecatan
antara lain :
a. Pengencer lambat kering, ini digunakan pada pengecatan warna sistemacrylic yang ruangannya bersuhu 65
0
C keatas. Pengencer lambat
kering berfungsi:
1)Untuk cat warna yang hasilnya kurang mengkilap.2)Untuk pemakaian cat acrylicenamel di bengkel-bengkel, (c) untuk
memadukan dua buah permukaan yang diperbaiki pada bodi
kendaraan.
b. Pengencer cepat kering, ini digunakan untuk perbaikan cat acryliclacquer yang asli. Jika menggunakan pengencer yang lambat kering
akan terjadi keretakan. Fungsi pengencer ini adalah:
1)Untuk mempercepat penguapan pengencer yang lambat kering jikadiperlukan.
18
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
36/154
2)Digunakan pada cat primer surfacer pada suhu kurang lebihdibawah 60
0
C.
3)Untuk mencegah terjadinya keretakan pada suhu rata-rata 65-850C.4)Untuk perbaikan setempat.
c. Retarder, adalah pengencer paling lambat kering yang digunakanuntuk cuaca sangat panas. Fungsi retarder adalah :
1)Mencegah pudarnya cat.2)Memungkinkan penggunaan cat warna pada cuaca yang panas,3)Menyiapkan waktu yang cukup bagi cat untuk mengalir karena
penguapannya lama.
4)Menambah kualitas untuk perpaduan warna karena over sprayingkecil sehingga ada kesempatan untuk mengalir keluar lebih lama
dan menambah kilap cat.
7. Clear atauGlossClear atau gloss digunakan sebagai cat pernis akhir pada pengecatan
sistem dua lapis untuk memberikan daya kilap dan daya tahan gores
terhadap cat warna dasar metalik.
D. Alat - Alat PengecatanDalam proses pengerjaan pengecatan diperlukan peralatan-peralatan
untuk menghasilkan hasil pengecatan yang baik. Alat-alat yang digunakan
dalam pengecatan adalah sebagai berikut:
19
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
37/154
1. Kompresor udaraKompresor udara berfungsi untuk menghasilkan tekanan udara
yang digunakan untuk menyemprotkan cat. Motor penggerak dari
kompresor adalah dari motor listrik maupun motor bakar (motor bensin
maupun diesel). Pengaturan Tekanan udara dan kebersihan kompresor
sangat mempengaruhi pada hasil pengecatan, dimana kompresor akan
menghasilkan semburan udara yang kering dan bersih. Partikel cairan dan
kotoran sekecil apapun yang ada di dalam kompresor akan dengan mudah
keluar melalui kepala spray gun, kecuali anda menggunakan sistem filter
udara.
Untuk hasil pengecatan yang baik sebaiknya menggunakan
kompresor dengan ukuran minimal 5 hp (horse power) atau lebih, agar
mampu menyuplai udara secara berkesinambungan tanpa harus menunggu
mengisinya kembali, sedangkan untuk proses pengecatan standar tekanan
angin adalah 5,0 - 6,0 kg/cm2 dengan jarak 25 30 cm. Apabila
kompresor bekerja keras untuk memenuhi pasokan udara maka akan
menghasilkan udara yang panas. Hal ini akan mengakibatkan kelembaban
yang akan masuk kedalam sistem pipa yang akan menyebabkan
kondensasi.
Meskipun kompresor mempunyai roda, tetap harus ditempatkan
pada tempat permanen yang aman untuk meletakanya. Kompresor
20
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
38/154
sebaiknya dipasangkan pada tempat yang sejuk dan bersih, hal ini
dimaksudkan agar kelembaban pada kompresor tetap terjaga.
Gambar 3. Kompresor Udara (Dokumentasi Pribadi,2012)
2.Air TransformerUdara yang akan digunakan untuk proses pengecatan diharapkan
terbebebas dari unsur-unsur yang dapat mempengaruhi kualitas pengecatan
seperti debu, minyak, air dan unsur-unsur lainya. Alat yang digunakan
untuk memisahkan udara dari unsur-unsur tersebut adalah air transformer.
Selain berfungsi sebagai pemisah atau sebagai filter, air transformerjuga
berfungsi sebagai pengatur tekanan udara sesuai yang diinginkan.
21
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
39/154
Gambar 4.Air Transformer (Gunadi, 2008:445)
Pemasangan dari air transformer ini adalah pada pipa penyalur dari
kompresor. Pipa penyalur dari kompresor dipasang naik terlebih dahulu
kemudian pipa yang dihubungkan dengan air transformer diarahkan ke
bawah. Tujuan dari pemasangan seperti ini agar unsur-unsur yang
mengotori udara terutama air dapat terbuang dari air transformer melalui
katup buang. jika kelembaban udara tinggi maka pembuangan harus
dilakukan beberapa kali sehari karena air yang terjadi karena kelembaban
udara jumlahnya cukup banyak.
Gambar 5. PemasanganAir Transformer (Gunadi, 2008:444)
22
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
40/154
3. Selang UdaraSelang udara berfungsi untuk menyalurkan udara bertekanan ke
spray gun. Ada 2 macam selang yang sering dipakai untuk proses
pengecatan yaitu selang untuk udara dan selang untuk cairan/cat. Khusu
untuk selang untuk cairan/cat dirancang sedemikian rupa sehingga tahan
terhadap solvent. Ukuran selang yang sering digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Selang udara, diameter 5/8 inch3/8 inch.b. Selang cat, 3/8 inch1/2 inch.c. Selang untuk flinkote, diameternya 1 inch
Gambar 6. Konstruksi Selang Udara (Kir Haryana, 1997:21)
Selang udara terbuat dari campuran plastik dan karet yang dilapisi
anyaman nilon sehingga tetap tahan terhadap udara bertekanan tinggi.
Selang yang dipakai harus cukup panjang sehingga dapat menjangkau di
23
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
41/154
area-area yang membutuhkan. Panjang selang minimal 8 meter atau 15
meter lebih untuk mengecat mobil dengan diameter selang bagian dalam
adalah 3/8 inch.
Gambar 7. Selang Udara (Dokumentasi Pribadi,2012)
4. SpraygunSpraygun merupakan alat yang digunakan untuk menyemprotkan
dan mengabutkan cat ke suatu permukaan menggunakan aliran udara
bertekanan. Spraygun yang digunakan dalam pengecatan khususnya
bidang otomotif menggunakan tipegravityfeeddansuctionfeed.
24
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
42/154
Gambar 8. Spraygun (Training Manual Pengecatan, tth.:16)
a. Komponen-komponen SpraygunPada spraygun juga dilengkapi komponen-komponen yang terdiri
dari air cap, fluid tip, fluid needle, trigger, fluid adjustmen screw, air
valve, spreader adjusting valve, dan body gun.
Gambar 9. Komponen-komponen Spraygun (Kir Haryana, 1997:7)
25
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
43/154
Keterangan :
A:Air Cap
B: Fluid Tip
C: Fluid Needle
D: Trigger
E: Fluid Adjustmen Screw
F: Air Valve
G: Spreader Adjusting Valve
H: Body Gun
Adapun fungsi dari komponen-komponenspraygun tersebut adalah:
1)Air CapAir Cap berada dibagian depan dari spraygun yang berfungsi untuk
mengabutkan dan mengarahkan penyemprotan baik secara vertikal
maupun horisontal.
Gambar 10.Air Cap (Training Manual Pengecatan, tth:5)
26
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
44/154
2)Fluid TipFluid Tip berfungsi untuk memperlebar atau mempersempit saluran
udara sehingga terjadi variasi kecepatan dan tekanan udara. Makin
sempit saluran yang dibuat maka udara makin cepat dan tekanannya
semakin menurun, demikian pula sebaliknya. Fluid tip ini terletak
didalam air cap.
3)Fluid NeedleFluid needle terletak ditengah-tengah di dalam fluid tip yang
mempunyai fungsi membuka dan menutup saluran atau aliran cat
dengan perantaraan trigger.
4)TriggerKomponen ini mempunyai fungsi ganda yaitu untuk menyemprotkan
udara dan menyemprotkan cat. Jika trigger di tekan setengah maka
hanya udara yang akan keluar darispraygun, tapi jika triggerditekan
secara penuh maka tidak hanya udara yang keluar dari spraygun
tetapi cat juga akan menyemprot darispraygun.
Gambar 11. PenggunaanTrigger (Gunadi, 2008:454)
27
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
45/154
5)Fluid Adjustmen ScrewFluid adjustmen screw merupakan komponen yangberfungsi untuk
menyetel atau mengatur banyaknya cat yang keluar atau
menyemprot.
6)Air ValveAir valveberfungsi untuk membuka dan menutup saluran udara dari
kompresor menuju keair tip. Air valve ini digerakkan oleh trigger
untuk pengoperasiannya.
7)Spreader Adjusting ValveKomponen ini berfungsi untuk mengatur kebutuhan udara dengan
mengatur skrup pada penyetel ini. Makin lebar pembukaan
penyetelan maka akan makin banyak udara yang masuk ke dalam
sistem.
8)Body GunBody gun berfungsi untuk pemasangan komponen-komponen
spraygun. Body gun ini biasanya berbentuk seperti pistol agar mudah
dipegang.
b. Aplikasi Penggunaan SpraygunSpraygun merupakan alat yang digunakan untuk
menyemprotkan dan mengabutkan cat ke benda kerja menggunakan
aliran udara bertekanan. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
pengecatan yang baik dan maksimal adalah penggunaan spraygun
sesuai dengan teknik yang benar.
28
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
46/154
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan spraygun
agar tercapai hasil pengecatan yang maksimal ada 4 hal yaitu jarak
pengecatan, sudut spraygun, kecepatan pengecatan, pola tumpang
tindih(overlaping).
1) Jarak PengecatanPada proses pengecatan jarak penyemprotan cat harus
diatur agar hasil catnya menjadi baik. Jarak penyemprotan yang
terlalu dekan akan mengakibatkan cat meleleh (running) tetapi jika
jarak pengecatan terlalu jauh akan mengakibatkan permukaan
menjadi kasar dan bila jarak penyemprotan tidak teratur akan
mengakibatkan hasil pengecatan menjadi belang-belang.
Gambar 12. Aplikasi Jarak Spraygun
(Training Manual Pengecatan, tth:8)
Jarak yang umum digunakan untuk penyemprotan berkisar
antara 15-20 cm atau untuk lebih mudahnya dapat diukur dengan
satu jengkal telapak tangan antara permukaan benda dengan ujung
spraygun, tentu dengan melihat obyek yang akan dicat karena
setiap obyek untuk jarak pengecatanya berbeda.
29
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
47/154
Gambar 13. Jarak Pengecatan
(Training Manual Pengecatan, tth:8)
2) Sudut SpraygunDalam bekerja posisi penyemprotan juga harus diperhatikan
yaitu arah penyemprotan membentuk sudut 900 dan posisi badan
harus sejajar dengan benda kerja dan mengikuti bentuk dari benda
kerja. Sebaiknya proses pengecatan dilakukan dari atas ke bawah
untuk menghindari kelelahan dalam bekerja.
Gambar 14. Sudut Pengecatan SecaraHorizontal
(Training Manual Pengecatan, tth:9)
30
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
48/154
Gambar 15. Sudut Pengecatan Secara Vertikal
(Training Manual Pengecatan, Tth:9)
3) Kecepatan PengecatanKecepatan penggunaan spraygun harus dilakukan secara
stabil baik secara vertikal maupun horisontal agar hasil pengecatan
rata, mengkilap dan tidak meleleh. . Kecepatan gerak spray gun
yang dianjurkan kira-kira 12 feet/detik atau sekitar 365,76
cm/detik.
4) Pola Tumpang Tindih (Overlaping)Dikarenakan lapisan cat pada bagian pinggir semprotan
lebih tipis, maka untuk memperoleh ketebalan merata pada cat
diperlukan penumpangan. Penumpangan biasa dilakukan pada 2/3
atau 1/2 bagian lebar pola.
31
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
49/154
Gambar 16. Overlapping2/3 Dan 1/2 Pada Bidang Yang Dicat
(Training Manual Pengecatan,Tth:10)
Untuk menjaga keseimbangan yang baik dan membuat pola
tumpang tindih yang konsisten posisi tubuh bergerak perlahan-
lahan dari posisi berdiri ke posisi jongkok pada saat mengarahkan
spraygun kebawah.
Gambar 17. Posisi Pengecatan
(Training Manual Pengecatan, tth:11)
32
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
50/154
Gambar 18. Cara Penyemprotan
(Training Manual Pengecatan, Tth:11)
c. Mengatur Alat Penyemprot1) Mengatur Arah Pola,
Arah pola penyemprotan diatur dengan jalan memutar
sumbat udara baik dengan posisi tegak lurus (vertikal) atau
mendatar (horizontal).
Gambar 19. Arah Pola (Training Manual Pengecatan,Tth:5)
2)Mengatur Lebar PolaProses pengaturan lebar pola bidang yang akan dicat, diatur
sesuai dengan ukuran dan bentuk obyek yang akan dicat. Apabila
sekrup pengatur (fan spreader) dikendorkan, maka akan
33
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
51/154
membentuk pola datar, sedangkan apabila sekrup penyetel
dikencangkan maka akan terbentuk pola bulat.
Gambar 20. Lebar Pola (Training Manual Pengecatan,Tth:3)
3) Mengatur Jumlah Penggunaan CatJumlah cat yang terpakai diatur dengan menyetel gerakan
katup jarum. Tombol pengatur, terhubung dengan katup jarum di
dalam spray gun. Dengan mengendorkan pengatur, maka
menambah ketebalan cat. Apabila tombol pengatur dikencangkan,
maka jumlah cat yang disemprotkan semakin tipis.
Gambar 21. Pengaturan Jumlah Penggunaan Cat
(Training Manual Pengecatan,Tth:4)
34
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
52/154
4)Mengatur Jumlah Tekanan UdaraTekanan udara diatur dengan mengubah besar masukan
udara dalam spray gun. Dengan mengencangkan tombol, maka
tekanan udara akan semakin rendah dan menghasilkan atomisasi
yang buruk. Sedangkan apabila sekrup pengatur dikendorkan, maka
akan menghasilkan tekanan udara besar menghasilkan semprotan
yang baik tetapi cat cenderung menyemprot balik sehingga
penggunaan cat semakin bertambah.
Gambar 22. Pengaturan Jumlah Penggunaan Cat
(Training Manual Pengecatan,Tth:4)
5) MemegangSpraygunUntuk dapat melakukan proses pengecatan dengan mantap
tanpa cepat menjadi lelah maka dalam melkukan proses pengecatan
harus tetap relaks. Penggunaan spraygun pun harus diperhatikan
karena hal ini juga dapat menimbulkan kelelahan dalam proses
pengecatan. Cara memegang spraygun yang benar adalah spray gun
35
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
53/154
ditahan dengan ibu jari, telunjuk dan kelingking, sedangkan trigger
ditarik dengan jari tengah dan jari manis.
Gambar 23. Posisi Memegang Spraygun
(Training Manual Pengecatan, Tth:7)
5. AmplasAmplas (kadang juga disebut kertas pasir) adalah sejenis kertas
yang digunakan untuk membuat permukaan benda-benda menjadi lebih
halus dengan cara menggosokkan salah satu permukaan amplas yang telah
ditambahkan bahan yang kasar kepada permukaan benda tersebut. Nilai
tingkat kekasaran amplas (grit) semakin kecil, maka semakin kasar
permukaan daya kikisnya semakin besar. Sebaliknya apabila angka grit
amplas semakin besar, maka daya kikis semakin kecil sehingga permukaan
semakin halus.
Ada dua metode yang digunakan dalam melapisi partikel abrasif
pada material backing, yaitu metode lapisan terbuka dan lapisan tertutup.
Pada metode lapisan terbuka, ada jarak yang lebih lebar diantara partikel-
pertikel. Hal ini memungkinkan partikel yang diamplas terlepas dari
partikel abrasif, dan mencegah permukaan amplas menjadi tersumbat.
36
http://id.wikipedia.org/wiki/Kertashttp://id.wikipedia.org/wiki/Kertas7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
54/154
Metode lapisan terbuka ini terutama digunakan untuk pengamplasan
kering (dry-sanding). Amplas tipe lapisan tertutup memiliki partikel
abrasif yang dikemas rapat dan digunakan terutama untuk pengamplasan
basah (wet sanding), dimana tidak ada resiko amplas menjadi tersumbat.
Amplas kering digunakan untuk mengamplas pada bagian-bagian
yang tingkat kerusakanya berat,sedangkan mengamplas basah digunakan
untuk meratakan permukaan sebelum pengecatan dan sesudah pengecatan.
Semua yang tergores dan sisi-sisi cat sebaiknya dihilangkan pada awal
pengamplasan.
Gambar 24. Amplas (Dokumentasi Pribadi,2012)
Selain bisa dilakukan pengamplasan secara manual, mengamplas
juga bisa dilakukan dengan mesin amplas. Mesin pengamplasan ini
biasanya dijalankan dengan motor listrik ataupun dengan udara bertekanan
dari kompresor.
37
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
55/154
Gambar 25. Mesin Amplas (Anonim, tth:23)
Mengamplas dengan mesin sebaiknya dilakukan secara hati-hati
agar karena getaran yang ditimbulkan oleh mesin ini cukup besar sehingga
jika tidak digunakan secara hati-hati dikhawatirkan akan merusak
permukaan yang lainya.
6.Hand BlockHand block merupakan alat bantu untuk melakukan pengamplasan
secara manual agar pengamplasan lebih halus dan merata. Hand block
terdapat dalam berbagai bentuk,ukuran dan material, serta dapat dipilih
sesuai dengan area dan bentuknya.
Gambar 26.Hand Block(Training Manual Pengecatan, tth:13)
38
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
56/154
7.PolisherPolisher adalah sebuah alat yang dapat membantu pemolesan
dengan efisien, polisher digunakan untuk memutar buffer. Dari dua tipe
yang tersedia, yaitu tipe elektrikal dan tipe pneumatik, tipe elektrikal
polisherlebih banyak digunakan.
Gambar 27.Polisher (Gunadi, 2008:468)
8. Batang pengaduk (Agitating Rod)Batang pengaduk digunakan untuk mencampur dempul ataupun cat
untuk memperoleh kekentalan yang merata. Bahan dari batang pengaduk
ini terbuat dari metal ataupun plastik
Gambar 28. Batang Pengaduk
(Training Manual Pengecatan, Tth:16)
39
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
57/154
9. Kertas Penutup (Masking Paper)Kertas yang digunakan untuk menutup area yang tidak boleh terkena
primer atau surface. Biasanya satu rol masking paper dipasangkan pada
paper dispenser yang ada masking tape.
Gambar 29.Masking Paper(Training Manual Pengecatan, tth:17)
10.Air Duster GunAir duster gundigunakan untuk membersihkan permukaan kerja
dari debu atau air setelah pencucian, dengan cara menekan triggeryang
kemudian akan meniupkan udara bertekanan ke bidang permukaan
pengecatan yang terdapat debu.
Gambar 30.Air Duster Gun(Trainging Manual Pengecatan, Tth.:15)
40
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
58/154
11. Kape (spatula)Kape (Spatula)digunakan untuk mencampur dempul dan
mengaplikasikanya pada benda kerja. Kape terbuat dari bahan logam
ataupun plastik.
Gambar 31. Kape(Training Manual Pengecatan, tth:16)
12.
Papan Pencampur
Papan pencampur digunakan untuk mencampur dempul agar lebih
mudah dan merata. Papan pencampur ini biasa dibuat dari kayu,plastik
ataupun logam.
Gambar 32. Papan Pencampur (Training Manual Pengecatan, tth:16)
41
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
59/154
13. Ruang Cat (Oven)Ruangan cat digunakan untuk melakukan proses pengecatan.
Ruangan ini dilengkapi dengan blower yang berfungsi untuk
mensirkulasi udara dan menghisap debu dan uap air agar kebersihan
ruangan tetap terjaga. Suhu diruangan cat juga bisa diatur sesuai
kebutuhan suhu untuk pengecatan.
Gambar 33. Ruang CatOven(Gunadi,2008:447)
Untuk menggunakan ruang cat ini juga memerlukan aturan-aturan
atau sistem kontrol yang harus dijalankan karena untuk menggunakan
ruang cat ini tidak boleh sembarangan. Ruang cat harus dikontrol
sedemikian rupa sehingga siap digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 34. Pengontrol Ruang Cat Oven
(Dokumentasi Pribadi:2012)
42
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
60/154
Adapun tata cara penggunaan ruang cat atau cara operasional dari
ruang cat ini adalah sebagai berikut:
a. Proses Spray1) Buka pintu samping. Hal ini bertujuan untuk mengecek aliran
udara blowerapakah sudah menyala atau belum.
2) Putar kunci kontak pada posisi normalspray/normal temperature.3) Kalau aliran udara sudah normal, tutup kembali pintu samping dan
lakukan prosesspray.
b. Proses Oven1)Pastikan solar dalam tangki bahan bakar cukup.2)Posisi kontak pada normalspray.3)Setting temperature pengovenan dan setting timer untuk lamanya
waktu pengovenan.
4)Putarswitch backingke kanan.5)Pada kondisi normal, burner akan menyala dan dumper akan
menutup. Setelah kurang lebih 1 menit bloweryang bekerja hanya
tinggal 1 motor.
6)Setelah waktu tercapai blowerakan mati dengan sendirinya.7)Matikan kunci kontak.8)Switch backingkembalikan ke kiri.
c. Perawatan1)Cek kondisi filter tiap 20 jam pemakaian (untuk filterbawah dan
filter blower).
43
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
61/154
2)Cek kondisifilteratas tiap 50 jam pemakaian.3)Cek tangki solar jangan sampai kehabisan.
E. Peralatan KeselamatanDalam proses pengecatan juga harus di sertai dengan alat-alat keselamatan
bagi orang yang melakukan pengecata. Adapun alat-alat keselamatan yang
dibutuhkan untuk melakukan proses pengecatan yaitu:
1. Kacamata PengamanKacamata digunakan untuk melindungi mata dari partikel-partikel yang
beterbangan saat proses pengecatan maupun saat pengamplasan.
Gambar 35. Kaca Mata Pengaman
(Training Manual Pengecatan,tth:7)
2. MaskerMasker digunakan untuk melindungi hidung ataupun mulut agar partikel-
partikel yang berterbangan dari proses pengecatan dang pengamplasan
tidak terhisap sehingga dapat mengganggu kesehatan.
44
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
62/154
Gambar 36. Masker (Training Manual Pengecatan,tth:8)
3. Sarung TanganSarung tangan digunakan untuk melindungi tangan seseorang pada saat
menggunakan sander atau mengangkat komponen-komponen bodi agar
tidak terluka dan kotor.
Gambar 37. Sarung Tangan
(Training Manual Pengecatan,tth:9)
4. Sarung Tangan Tahan PelarutSarung tangan khusus untuk mencegah penyerapan solvent, thinner atau
pelarut lainnya yang akan masuk kedalam kulit tangan.
45
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
63/154
Gambar 38. Sarung Tangan Tahan Pelarut
(Training Manual Pengecatan,tth:9)
5. Pakaian Kerja dan TopiPaint TechnicanPakaian kerja dan topi paint technican ini berfungsi untuk melindungi
pengecat dari debu dan partikel-partikel cat yang beterbangan.
Gambar 39. Pakaian Kerja dan TopiPaint Technicaian
(Training Manual Pengecatan,tth:9)
46
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
64/154
6. Sepatu PengamanSepatu ini memiliki pelat metal disekeliling ujung telapak kaki dan sol
yang tebal untuk melindungi kaki.
Gambar 40. Sepatu Pengaman
(Training Manual Pengecatan,tth:9)
F. Proses PengecatanDalam pelaksanaan proses pengecatan ada beberapa langkah yang
harus dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Langkah-langkah
dalam proses pengecatan mulai dari persiapan permukaan, pengecatan
primer, aplikasi dempul, pengamplasan, masking, pengecatan surfacer,
pengecatan akhir sampai dengan pengkilapan dan pemolesan.
1.
Persiapan Permukaan
Persiapan permukaan ini wajib dilakukan untuk memulai proses
pengecatan, karena baik buruknya hasil pengecatan sangat dipengaruhi
oleh persiapan permukaan. Permukaan yang baik dapat ditinjau dari
kehalusan permukaan, tidak adanya karat, minyak dan kotoran lainya.
Tujuan dari proses persiapan permukaan yaitu :
47
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
65/154
a. Melindungi metal dasar.b. Menghilangkan karat dan bintik - bintik.c. Meratakan daya lekat antar lapisan.d. Memulihkan bentuk aslinya.Setelah semua persiapan permukaan dirasa sudah cukup untuk
melakukan suatu proses pengecatan, maka persiapan permukaan sudah
bisa untuk dikerjakan.
2. PengecatanPrimerPengecatan primer dilakukan dengan maksud untuk melindungi
logam dari karat yang bisa menyebabkan korosi dan menambah daya lekat
untuk proses pengecatan yang selanjutnya. Pengecatan primer ini
dilakukan sebanyak 1-2 lapis dengan selang waktu selama 5-10 menit.
Untuk aplikasi cat primer ini adalah dengan lapisan yang tipis tetapi
merata ke seluruh bagian permukaan.
3. Aplikasi DempulTujuan pendempulan ini adalah untuk mengisi permukaan yang
tidak rata dan untuk membentuk suatu bentuk. Dempul bisa digunakan
setelah dicampur dengan hardener dengan takaran sebanyak 2% dari
banyaknya dempul. Kemudian dioleskan secara merata kemudian untuk
menghaluskanya bisa dilakukan dengan proses pengamplasan setelah
dempul mengering.
48
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
66/154
Gambar 41. Cara Pendempulan (Anonim, t.th.:121)
4. PengamplasanPengampelasan bisa dilakukan setelah pengolesan dempul selesai
dilakukan dan dempul sudah mengering. Langkah pengamplasan adalah
sebagai berikut:
a. Menggunakan amplas dengan grit #80 kemudian gosokan pada areayang didempul secara merata. Pengamplasan ini bisa dilakukan
dengansander ataupun secara manual dengan hand block.
b. Menggunakan amplas dengan grit #120 dan menggunakan handblock gosokan pada area yang didempul secara hati-hati sampil
sesekali diraba permukaannya untuk menguji permukaan.
c. Menggunakan amplas dengan grit #200 dan menggunakan handblock gosokan pada area yang didempul dan dapat sedikit keluar dari
area pendempulan untuk meratakan permukaan dan sekitarnya.
5. MaskingPada proses pengecatan tidak semua bagian permukaan harus
terkena cat, jadi untuk memecahkan masalah ini dilakukan proses
masking. Proses masking ini dilakukan dengan cara menutup bagian-
bagian permukaan yang tidak boleh terkena car dengan kertas masking
49
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
67/154
ataupun dengan kertas koran atau sebagainya dengan ditempel
menggunakan isolasi kertas.
Gambar 42. ProsesMasking
(William and Donald, 1980: 309)
6. Pengecatan SurfacerSurfaceradalah lapisan cat kedua yang disemprotkan diatas primer,
dempul atau lapisan dasar lainnya. Surfacer memiliki sifat-sifat dapat
mengisi penyok kecil atau goresan. Hal yang perlu diperhatikan bahwa
semakin cepat surfacer mengering, maka semakin rendah kemampuan
pelapisannya. Pencampuran surfacer ini adalah sebanyak 1:4 yaitu 4
untuksurfacerdan thinner dan 1 untuk hardener. Setelah lapisansurfacer
kering dapat diamplasdengan amplaskeringgrit#400 atau amplasbasah
grit #600 agar diperoleh permukaan yang baik untuk menjamin hasil
pengecatan yang memuaskan pada cat warna.
7. Pengecatan AkhirCat akhir merupakan proses akhir dari pemberian cat warna yang
memberikan perlindungan serta menciptakan keindahan pada penampilan
50
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
68/154
kendaraan. Proses pengecatan harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti
sehingga dapat menghasilkan hasil pengecatan yang baik.
Aplikasi cat akhir warnasolid yaitu:
a. Menyemprotkan 3-5 lapis top coat solid yang sudah diencerkandengan selang waktu antara lapisan 2-5 menit.
b. Membiarkan cat kering di udara selama 30 menit atau denganpengeringan menggunakan sinar infra merah pada suhu 40C
selama 15 menit.
c. Memoles cat setelah 6 jam.Cara pengaplikasian cat akhir warna metalik yaitu:
a. Menyemprotkan 3 lapis top coat metalik yang sudah diencerkandengan selang waktu antara lapisan 3-5 menit.
b. Membiarkan cat kering diudara selama 15 menit atau denganpengeringan menggunakan sinar infra merah pada suhu 55C
selama 15 menit.
c. Membersihkan permukaan topcoatdengan kain lap penarik debu.d. Menyemprotkan 2-3 lapis clear atau gloss yang telah dicampur
hardenerdengan selang waktu antara lapisan 3-5 menit. Membiarkan
permukaan kering selama 1 jam.
e. Memoles cat setelah 6 jam.Proses pengecatan digolongkan menjadi 2 jenis yaitu pengecatan
oven yang dilakukan pada suatu ruangan tertutup dengan suhu bisa
51
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
69/154
mencapai 800C dan pengecatan non oven yang dilakukan diluar ruangan
khusus (terbuka) dengan suhu udara kurang lebih 250
-300
C.
8. Pengeringan CatApabila cat setelah diaplikasi, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan pemolesan, tetapi sebelum melaksanakan pemolesan cat harus
kering secara sempurna terlebih dahulu. Pengerinan cat dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu dengan pengeringan udara atau dengan pengeringan
secara paksa dengan menggunakan panas dari oven. Penjelasan tentang
pengeringan udara dan pengeringan paksa adalah sebagai berikut:
a. Pengeringan udaraPengeringan udara adalah proses pengeringan yang menggunakan udara
bebas atau panas dari sinar matahari untuk proses pengeringanya.
Temperatur yang dibutuhkan untuk proses pengeringan ini adalah
sekitar 370C dengan lama waktu pengeringan 8-10 jam untuk hasil
pengeringan yang baik. Pengeringan ini sangat bergantung dari kondisi
lingkungan dan cuaca. yang dimaksudkan adalah dengan menggunakan
udara bebas/alami, kurang lebih dengan temperatur 100F (37,8C).
Sistem pengeringan dengan cara ini lebih dikenal pengeringan sinar
matahari.
b. Pengeringan paksa.Pengeringan paksa adalah proses pengeringan dengan menggunakan
panas buatan bukan dari panas matahari dan proses pengeringan ini
dilakukan pada ruangan khusus yang disebut ruang oven. Panas dari
52
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
70/154
ruang oven ini bisa disesuaikan menurut kebutuhan, biasanya suhu yang
digunakan untuk pengeringan paksa ini adalah sekitar 37-800
C. Waktu
pengeringanya pun tidak perlu terlalu lama hanya sekitar 20-30 menit
disesuaikan dengan kebutuhan.
9. Pengkilapan dan Pemolesan (Polishing)Polishing dilakukan pada akhir proses pengecatan yang bertujuan
untuk menghaluskan permukaan cat setelaj proses pengecatan akhir
selesai. Selain untuk menghaluskan, pemolesan juga berfungsi untuk
menghilangkan debu-debu yang menempel menyamakan kerataan cat dari
kemungkinan ketebalan yang tidak sama dan menambah daya kilap
kendaraan. Proses pemolesan ini bisa dilakukan dengan cara manual
ataupun dengan menggunakan alat untuk menghasilkan pemolesan yang
maksimal. Jika permukaan terlalu kasar sebelum dilakukan pemolesan
permukaan bisa diamplas dahulu dengan menggunakan amplas halus
dengan grit #2000, atau jika sudah halus bisa langsung dilakukan
pemolesan dengan menggunakan compound.
G.Cutting Stiker
Cutting sticker adalah jenis sticker yang bisa dibentuk sedemikian
rupa dengan teknik pemotongan dengan hasil akhir tergantung pada model
desainsticker. Proses pembuatannya dikerjakan dengan mesin cutting sticker
yang dikoneksikan dengan komputer yang berfungsi sebagai perangkat
desain.
53
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
71/154
Produk cutting sticker bersifat 2 dimensi. Pewarnaan dari cutting
sticker ini dibentuk dengan pemilihan jenis warna bahan stickernya. Cutting
sticker dibagi menjadi 3 bagian menurut kegunaanya yaitu:
1. Cutting stickeruntuk aksesoris &souvenir.2. Cutting sticker sebagai media visual reklame.3. Cutting sricker sebagaisign/penanda.
Bahan atau material untuk pembuatan sticker ini bermacam-macam,
baik merk, jenis dan menurut kebutuhanya. Bahan dan material untuk
membuatsticker ini diantaranya adalah :
1. VynilBahan sticker ini ditujukan untuk kebutuhan indoor seperti sticker
aksesoris. Meski demikian, bahan vynil sering kali dipakai untuk
kebutuhan outdoordengan pertimbangan biaya yang lebih murah.
Merk bahan: Oracal, Ritrama
2. SchotliteBahan stickerini dipakai untuk kebutuhan outdoor. Sifatnya akan terlihat
menyala jika permukaan bahan terkena cahaya lampu yang terang. Bahan
ini cocok digunakan sebagai material rambu, souvenir & aksesoris
(misalnya aksesoris motif kendaraan).
Merk bahan: 3M,Kiwalet, Trans Sign
3. TranslucentBahan sticker ini diperuntukan untuk bahan pembuatan neon box karena
jenisnya yang semi transparan.
54
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
72/154
Merk bahan: 3M,Aslan, Oracal
4. SandblastBahan sticker ini diperuntukan untuk diterapkan pada media kaca.
Merk bahan: 3M, Taki
Pada pengerjaan cutting sticker dibutuhkan beberapa langkah-langkah
mulai dari perancangan desain saimpai dengan penempelan yang baik dan
benar. Adapun langkah-langkah tersebut adalah:
1. Menentukan gambar dan menentukan outlineyang akan dipotongUntuk memulai pengerjaan cutting sticker, terlebih dahulu harus
menentukan gambar atau mendesain gambar yang akan dibuat menjadi
sticker dengan cara scanning atau digambar dengan komputer. Gambar
yang telah dibuat kemudian tentukan outline yang nantinya akan dipotong.
2. PemotonganSetelah selesai proses menggambar, kemudian dilanjutkan dengan proses
pemotongan. Proses pemotonngan ini seperti halnya mencetak dengan
sebuahprinter.
Gambar yang telah selesai dipotong kemudian dibuang bagian-bagian yang
tidak perlu dengan menggunakan tangan atau dengan alat bantu berupa
pinset. Diperlukan sticker transparan (masking tape) untuk mengangkat
sticker, tetapi sifat daristickertrasparan ini sangat mudah dilepas.
55
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
73/154
Gambar 43. Pemotongan Cutting Sticker
(Proses Kerja Cutting Sticker,tth.)
3. PenempelanPenempelan cutting sticker ini juga tidak boleh sembarangan, karena jika
ukuran sticker cukup besar maka untuk menempel sticker juga akan
menjadi lebih sulit.
Air sabun bisa digunakan untuk membantu proses penempelan sticker ini,
karena bila posisi sticker dirasa masih belum tepat maka masih bisa
digeser untuk mencari posisi yang tepat.
Gambar 44. Penempelan Cutting Sticker
(William and Donald, 1980: 303)
56
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
74/154
Setelah sticker tertempel, proses selanjutnya adalah menghilangkan air
sabun dari sticker sengan cara mengosok stiker menggunakan alat
penggosok khusus atau menggunakan pembersih kaca dengan model
seperti wiper.
Gambar 45. Penempelan Cutting Sticker
(William and Donald, 1980: 303)
Jika air sabun sudah benar-benar sudah hilang kemudian mengeringkan
stiker dengan menggunakan alat pengering atau bisa juga dengan
menggunakan hairdryer kemudian melepas sticker trasparan dengan cara
menariknya perlahan-lahan.
H. Pengecekan Kualitas CatPengecekan kualitas cat dilakukan setelah semua proses pengecatan
selesai dilakukan. Pemerikasaan ini bertujuan untuk menjaga kualitas hasil
pengecatan sebelum kendaraan dipasarkan atau diterima konsumen.
Pemeriksaan ini meliputi:
1. Pemeriksaan Bentuk Permukaan
57
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
75/154
Bentuk permukaan panel diperiksa untuk mengetahui kerataan permukaan.
Cara pemeriksaan permukaan dapat dilakukan secara visual, disentuh dan
juga dapat menggunakan penggaris.
2. Hasil PengecatanHasil akhir pengecatan dicek dengan cara visual dan juga dapat dengan
sentuhan. Proses ini bertujuan untuk memeriksa adanya cacat saat
melakukan proses pengecatan. Cacat ini dapat berupa goresan, bintik-
bintik, meleleh, kulit jeruk dan lain-lain. Jika pada proses pengecekan
terjadi adanya hasil pengecatan yang dibawah standar, maka kendaraan
memerlukan pengerjaan ulang sesuai dengan tingkat kerusakan yang ada.
3. Cacat PengecatanAda beberapa penyebab terjadinya kerusakan pada tahap pengecatan akhir
dan umumnya berasal dari persiapan permukaan logam yang tidak baik,
prosedur pengecatan, lingkungan, unsur-unsur cat dan pengaruh dari luar.
Cacat pengecatan yang terjadi selama proses pengecatan atau setelah
waktu pengeringan adalah serbagai berikut:
a. Kasar/bintikPermukaan yang kasar atau terdapat bintik kemungkinan terjadi
karena terdapat kotoran atau partikel asing menempel, baik saat
maupun setelah pengecatan.
58
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
76/154
b. Mata IkanTerjadinya mata ikan ini disebabkan karena terdapat minyak atau air
pada permukaan yang tertahan oleh lapisan cat dan membentuk
rongga-rongga pada permukaan atau lapisan pengecatan.
c. Berkerut/Kulit JerukBerkerut atau yang bisa disebut dengan kulit jeruk terjadi karena cat
mengeras secara tiba-tiba atau dikeringkan secara paksa.
d. Meleleh/belepotanDisebabkan satu lapisan cat terlalu berat. Akibatnya cat terkumpul
pada satu sisi, sehingga cat akan bercucuran secara menggantung.
e. BuramBiasa terjadi pada cat jenis yang kering oleh udara dan jenis reaksi dua
unsur. Pada saat thinner menguap, terjadi penyerapan panas dari
sekitar. Uap air di udara dikondensasi dalam lapisan film cat dan
menyebabkan buram pada hasil akhir.
f. Mengkerut/menyusutTerjadi karena bahan pencair dari lapisan baru menyusut ke lapisan
terdahulu akibat lapisan terdahulu mengembang, dan kemudian
menyusut. Kondisi ini menyebabkan kerusakan dalam, permukaan
atas keriput dan meluas jika dipanasi.
g. Berlubang KecilTerjadi karena cat dikeringkan terlalu cepat, apabila cat dikeringkan
dan diperkeras sebelum semua bahan pengencernya menguap. Bahan
59
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
77/154
pengencer terpaksa memecah pada cat akhir, meninggalkan bekas
berlubang-lubang kecil.
h. Bekas DempulTerjadi karena dempul belum benar-benar sehingga pengencer dapat
melunakkan dempul.
i. Bekas GoresanTerjadi karena bahan pengencer dari lapisan atas menggores lapisan
film cat lama atau dasar logam sehingga nampak di permukaan.
I. Alat Pengujian Hasil PengecatanUntuk mengetahui kualitas hasil pengecatan maka diperlukan
pengujian. Pengujian meliputi ketebalan cat, daya rekat cat terhadap
permukaan, kerataan permukaan dan daya kilap cat. Untuk menguji kualitas
cat yang dihasilkan telah ditemukan alat-alat canggih yang cukup akurat
dalam pengujiannya. Berikut ini adalah alat yang digunakan untuk mengukur
ketebalan cat, daya rekat cat, kerataan permukaan dan daya kilap cat
1. Coating Thickness MeterAlat ini digunakan untuk megetahui ketebalan hasil pengecatan,
alat ini memiliki tingkat keakuratan yang cukup baik. Sistem pembacaan
sudah digital sehingga memudahkan kita dalam membaca hasil
pengukuran.
60
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
78/154
Gambar 46. Coating Thickness Meter
2.Adhesion TesterAlat ini digunakan untuk mengukur kekuatan daya rekat cat,
dengan tingkat keakuratan yang sangat baik dengan menggunakan sistem
digital dan dilengkapi pompa vakumsampai 0-500 PSI atau 0-3,5 Mpa.
Gambar 47.Adhesion Tester
3. Surface Profile GaugeAlat ini digunakan untuk mengukur kerataan permukaan, kerataan
permukaan dapat diukur secara akurat, sangat cepat dan dengan tingkat
akurasi yang tinggi.
61
http://nrtech.wordpress.com/2007/03/07/adhesion-tester-defelsko/http://xn--adhesion%20tester%20ttp-xp2c/www.qualitest%20inc.com/adhesion.htm,%202011)http://xn--adhesion%20tester%20ttp-xp2c/www.qualitest%20inc.com/adhesion.htm,%202011)http://nrtech.wordpress.com/2007/03/07/adhesion-tester-defelsko/7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
79/154
Gambar48.Surface Profile Gauge
4. Gloss meterAlat ini digunakan untuk menguji tingkat daya kilap permukaan cat
setelah selesai proses clear.
Gambar 49. Gloss meter
J. PenilaianPenilaian dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melakukan uji
ketebalan cat dan mengisi lembar penilaian, yang berisi kriteria-kriteria
penilaian pengecatan secara keseluruhan dan penilaian terhadap cacat
pengecatan dengan cara membagikan lembar penilaian kepada penilai untuk
melakukan penilaian diantaranya :
62
7/22/2019 Laporan Proyek Akhir, Edi Megantoro,08504244034.pdf
80/154
1. Penilaian uji ketebalan cat (Coating Thickness Meter)Penilaian ketebalan cat dilakukan dengan menggunakan alat Coating
Thickness Meter, penggunaan coating thickness meter adalah untuk
mengetahui lapisan ketebalan cat dari metal sampai permukaan.
Pengujian dilakukan dengan menghidupkan alat
Recommended