View
223
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
MASTITIS ADI NALURIKA 115130101111011 DARMAWAN DWI P. 115130100111018 EVA ROSALINA 115130101111007 FARID ABDURRAHMAN 115130100111004 GHINANAFIANA WAAFI T. 115130100111021 HENDRIAN NOVANTIANO 115130100111009 KHUSNA INDRA PERMANA 115130107111005 LAURENSIUS ARDI S. 115130107111008 NUR LAILATUL MUFIDA 115130101111014 PUTIK CHIPTADINING L. 115130101111001 TRI PURNAMA PUSPITA 115130101111023
PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
KASUS
Pada suatu peternakan rakyat terdapat populasi sapi perah sebanyak 500 ekor, dengan asumsi :
• Sapi perah yang produktif sebanyak 300 ekor
• Pedet dengan umur 1 bulan sebanyak 50 ekor
• Yang umur lebih dari 1 bulan sebanyak 50 ekor
• Sapi jantan sebanyak 50 ekor
• Sapi dara sebanyak 50 ekor
Kemungkinan munculnya penyakit MASTITIS seperti apa? Jelaskan pengertiannya, gejala klinis yang nampak/khas, angka insidensi dan prevalensi serta lainnya sesuai dengan studi epidemiologi.
MASTITIS
PENGERTIAN
GEJALA KLINIS
ANGKA INSIDENSI
ANGKA PREVALENSI
FAKTOR PENYEBAB
DIAGNOSA
PENCEGAHAN
Mastitis berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yaitu “mastos” yang berarti kelenjar ambing dan “itis” yang berarti radang. Sehingga yang dimaksud mastitis adalah radang yang terjadi pada kelenjar ambing.
Mastitis adalah peradangan pada jaringan internal ambing atau kelenjar mammae oleh mikroba, zat kimiawi dan luka akibat mekanis atau panas.
Penularan mastitis dari seekor sapi ke sapi lain dan dari quarter terinfeksi ke quarter normal bisa melalui tangan pemerah, kain pembersih, mesin pemerah dan lalat.
Saat periode kering adalah saat awal bakteri penyebab mastitis menginfeksi, karena pada saat itu terjadi hambatan aksi fagositosis dari neutrofil pada ambing. Berbagai jenis bakteri telah diketahui sebagai agen penyebab penyakit mastitis, antara lain
Streptococcus agalactiae
Str. Disgalactiae
Str. Uberis
Str.zooepedermicus
Staphylococcus aureus
Escherichia coli
Enterobacter aerogenees dan
Pseudomonas aeroginosa.
Dilaporkan juga bahwa yeast dan fungi juga sering menginfeksi ambing, namun biasanya menyebabkan mastitis subklinis.
Berdasarkan gejala yang nampak mastitis dapat digolongkan menjadi klinis dan yang tidak nampak gejala klinis (subklinis). Mastitis berdasarkan onset penyakit terbagi dalam mastitis perakut, akut, subakut dan kronis.
Perakut ditandai dengan peradangan yang parah pada ambing, air susu berubah menjadi serous.
Mastitis akut terjadi dengan tiba-tiba, peradangan pada ambing derajatnya sedang sampai parah, kebengkakan ambing, panas saat diraba, rasa sakit, warna kemerahan
Mastitis subakut mempunyai reaksi peradangan yang ringan, tidak terlihat perubahan penampilan ambing, namun terjadi perubahan dari komposisi penampilan air susu, juga akan terjadi pecahnya permukaan susu. Terkadang susu tidak berwarna.
Mastitis kronis gejalanya seperti mastitis subkinis namun kejadiannya berlangsung lebih lama dan biasanya berakhir dengan atropi kelenjar mammae
Mastitis subklinis tidak jelas gejala klinisnya namun terkadang terjadi perubahan komposisi air susu.
Standard Plate Count (SPC)
Tes ini digunakan untuk menghitung jumlah populasi bakteri dalam susu mentah
Laboratory Pasteurized Count (LPC)
LPC berfungsi untuk mengetahui bakteri yang tahan terhadap suhu pasteurisasi (bakteri termoduric)
•
Ket. :
P : estimasi angka insidensi
d : jumlah populasi yg terkena penyakit
n : jumlah populasi yg beresiko
k : konstanta (100%)
Pencegahan terhadap mastitis ditempuh melalui dipping puting sehabis pemerahan dengan antiseptika, antara lain: alkohol 70 %, Chlorhexidine 0,5%, kaporit 4% dan Iodophor 0,5 – 1%
Recommended