View
13
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM STRATEGI BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING)TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS SMAN 1
SUMBERJAYA TAHUN AJARAN 2016/2017
(Skripsi)
Oleh
Abdul Rahman As Syakir
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2017
1
ABSTRAK
PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM STRATEGI
BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN
SEJARAH KELAS XI IPS SMAN 1 SUMBERJAYA TAHUN
AJARAN 2016/2017
Oleh:
Abdul Rahman As Syakir
Berdasarkan penelitian pendahuluan di SMA Negeri 1 Sumberjaya menurut guru
mata pelajaran sejarah kelas XI IPS, siswa kurang aktif pada pelajaran yang
sedang berlangsung sehingga banyak sekali siswa yang kurang memahami materi
yang diberikan oleh guru dan akhirnya hasil belajarnyapun kurang memuaskan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti menggunakan strategi belajar
tuntas (mastery learning) yang menuntut agar siswa melakukan berbagai aktivitas
belajar yang ada didalamnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh yang
signifikan aktivitas belajar siswa dalam strategi belajar tuntas (mastery learning)
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS SMA Negeri
1 Sumberjaya tahun ajaran 2016/2017. Tujuan penelitian adalah mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh yang signifikan aktivitas belajar siswa dalam strategi
belajar tuntas (mastery learning) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
sejarah kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sumberjaya tahun ajaran 2016/2017. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, dengan desain One Shot
Case Study. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah teknik analisis data
kuantitatif dengan menggunakan uji-t
Berdasarkan analisis data yang dilakukan menggunakan uji-t diperoleh hasil thitung
= 5,20 > ttabel = 1,697, dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh yang signifikan aktivitas belajar siswa dalam strategi belajar tuntas
(mastery learning) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas
XI IPS SMA Negeri 1 Sumberjaya tahun ajaran 2016/2017.
Kata Kunci: pengaruh, aktivitas belajar siswa, strategi belajar tuntas (mastery
learning), hasil belajar
PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM STRATEGI BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN
SEJARAH KELAS XI IPS SMAN 1 SUMBERJAYA TAHUN
AJARAN 2016/2017
Oleh
Abdul Rahman As Syakir
(Skripsi)
Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Tugusari, Kecamatan Sumberjaya, Kab.
Lampung Barat pada tanggal 21 April 1995, merupakan anak ketiga
dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Giarno dan Ibu Sri
Iswahyuni.
Pendidikan penulis dimulai dari Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Tugusari yang selesai
pada tahun 2007. Tahun 2010, penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di
SMP Negeri 1 Sumberjaya dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA
Negeri 1 Sumberjaya pada tahun 2013.
Tahun 2013, penulis tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
yang diterima melalui jalur SNMPTN. Selama menjadi mahasiswa penulis juga cukup
aktif dalam organisasi seperti HIMAPIS dan BEM FKIP.
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon Tanjung Baru, Kec. Ulu
Belu, Kab. Tanggamus dan melaksanakan Praktik Profesi Kependidikan (PPK) di SMA
Negeri 2 Ulu Belu , Kab. Tanggamus.
MOTTO
“Kebanyakan orang mengatakan bahwa kecerdasanlah yang melahirkan
seorang ilmuwan besar. Mereka salah, tetapi karakterlah yang melahirkan
seorang ilmuwan besar”
(Albert Einsten)
PERSEMBAHAN
Segala puji syukur kepada ALLAH SWT atas segala karunia –Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat seiring salam semoga selalu
tercurahkan kepada baginda besar Nabi Muhamad SAW. Kupersembahkan karya kecil ku ini kepada :
Kedua orang tuaku tercinta yaitu Bapak Giarno dan Ibu Sri Iswahyuni. Terima kasih karena dengan sabar membesarkanku, selalu kuat dalam
membimbing dan memberi kasih sayang, perhatian ,dukungan , nasehat dan doa yang diberikan, terimakasih atas motivasinya yang selalu mendorongku untuk menyelesaikan skripsi ini. Besar harapanku untuk dapat menjadi anak yang berbakti dan membanggakan bagi mereka, aku bangga mempunyai orang tua
hebat dan luar biasa seperti ibu dan bapak
Kakak dan Adikku tersayang, Mas Topan, Mbak Ita dan Dek Bintang terimakasih untuk kebersamaan dan kasih sayangnya, kita tumbuh bersama semoga kelak kita dapat saling bahu-
membahu, membantu satu sama lain dan memperoleh kesuksesan masing-masing seperti apa yang kita harapkan
Terimakasih untuk Widia Afira atas dukungan dan semangat yang diberikan
untuk ku, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya
Untuk Almamater tercinta “Universitas lampung”
SANWACANA
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Pengaruh Aktivitas
Belajar Siswa Dalam Strategi Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMAN 1 Sumberjaya
Tahun Ajaran 2016/2017 ” yang merupakan Salah Satu Syarat Guna Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaat-Nya di hari akhir
kelak.
Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga
mendapat banyak bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si, Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Umum dan
Kepegawaian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M. Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
6. Bapak Drs. Syaiful M, M.Si Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Bapak Drs. Maskun, M.H, sebagai Pembimbing I sekaligus Pembimbing
Akademik, terimakasih karena telah bersedia meluangkan waktu, memberikan
bimbingan, kritik dan saran pada saat proses kuliah maupun proses
penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Muhammad Basri, S.Pd, M.Pd, sebagai pembimbing II, terimakasih
karena telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik dan
saran pada saat proses kuliah maupun proses penyusunan skripsi ini.
9. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H, dosen Pembahas skripsi saya, terimakasih
atas masukan, dukungan, motivasi dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung, Drs. Ali Imron, M.Hum, Drs. Wakidi, M.Hum, Drs. H. Tontowi
Amsia, M.Si, Hendri Susanto, S.S.M. Hum, Drs. Syaiful M., M.Si, Dr. Risma
Sinaga, M.Hum, Yustina Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum, Suparman Arif, S.Pd.
M.Pd, Marzius Insani, S.Pd, M.Pd, Cheri Saputra, S.Pd, M.Pd, dan Myristica
Imanita, S.Pd, M.Pd yang telah memberikan ilmu dan pengalaman berharga
kepada penulis.
11. Bapak Satarudin, M.Pd, Kepala SMA Negeri 1 Sumberjaya yang telah
memberikan kesempatan dan kemudahan dalam proses penelitian.
12. Ibu Sutansih, S.Pd, guru mitra penelitian, terimakasih telah membimbing dan
memberikan saran yang bermanfaat untuk skripsi ini.
13. Terimakasih atas kebersamaannya GG dan Gece Adi, Agnes, Titin, Pipin,
Yana, Gina, Sule, Dona, Anton, Didik, Bagus, Muttaki, Cimei, Ambika, dan
Johan serta bantuan kalian, baik ketika masa kuliah maupun proses pengerjaan
skripsi. Spesial teruntuk M. Fadlan terimakasih atas bantuan dan motivasi
selama ini baik itu dalam proses kuliah maupun proses penyusunan skripsi
tanpa bantuanmu mungkin saya tidak akan bisa melangkah sejauh ini,serta
seluruh teman-teman seperjuanganku angkatan 2013 yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu, serta keluarga besar FOKMA terimakasih untuk
kekeluargaan dan kebersamaan selama ini.
14. Teman-teman KKN-KT Pekon Tanjung Baru Anggit, Dicky, Rian, Kak Ferdi,
Uus, Shella, Amel, Erlita, dan Aca. 40 hari kebersamaan kita, semoga kita
tetap bisa menjalin silaturahmi satu sama lain.
15. Semua pihak yang telah membantu atas terselesainya skripsi ini.
Semoga kebaikan dan ketulusan hati kalian semua mendapat imbalan dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, Maret 2017
Penulis,
Abdul Rahman As Syakir
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. v
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 4 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 5
REFERENSI
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................... 8
2.1.1 Konsep Pengaruh ..................................................................... 8 2.1.2 Konsep Aktivitas Belajar Siswa ............................................... 9 2.1.3 Konsep Aktivitas Belajar Siswa Dalam Strategi Belajar
Tuntas (Mastery Learning) ....................................................... 10 2.1.4 Konsep Strategi Belajar ........................................................... 11 2.1.5 Konsep Strategi Belajar Tuntas (Mastery Learning) ................ 12 2.1.6 Konsep Hasil Belajar ............................................................... 15
2.2 Kerangka Pikir .................................................................................. 17
2.3 Paradigma ......................................................................................... 18
2.4 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 18
REFERENSI
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ............................................................................. 22 3.2 Desain Penelitian .............................................................................. 22 3.3 Populasi dan Sampel ......................................................................... 23
3.3.1 Populasi Penelitian .................................................................. 23 3.3.2 Sampel Penelitian .................................................................... 24
3.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel ....................................... 25 3.4.1 Variabel Penelitian .................................................................. 25 3.4.2 Definisi Operasional Variabel ................................................. 25
3.4.2.1 Aktivitas Belajar Siswa Dalam Strategi Belajar Tuntas (Mastery Learning) ........................................ 26
3.4.2.2 Hasil Belajar ............................................................. 26
ii
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 27 3.5.1 Observasi ................................................................................. 27 3.5.2 Tes ........................................................................................... 27 3.5.3 Dokumentasi ............................................................................ 28 3.5.4 Wawancara .............................................................................. 28 3.5.5 Kepustakaan ............................................................................ 28
3.6 Langkah-Langkah Penelitian ............................................................... 29 3.7 Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 30
3.8 Instrumen Penelitian ............................................................................ 31
3.8.1 Lembar Observasi .................................................................... 31
3.8.2 Tes ............................................................................................. 32
3.9 Uji Instrumen Penelitian .................................................................... 34
3.9.1 Uji Validitas ............................................................................. 34
3.9.2 Uji Reliabilitas .......................................................................... 35
3.9.3 Tingkat Kesukaran ................................................................... 36
3.9.4 Daya Pembeda ........................................................................... 36
3.10 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis .............................................. 37
3.10.1 Uji Normalitas ......................................................................... 39
3.10.2 Uji Homogenitas ..................................................................... 40
3.10.3 Uji Linearitas ........................................................................... 41
3.10.4 Uji Regresi Linier Sederhana .................................................. 42
REFERENSI
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum SMAN 1 Sumberjaya .......................................... 47
4.1.1 Sejarah Berdirinya SMAN 1 Sumberjaya ............................... 47
4.1.2 Periodisasi Kepemimpinan SMAN 1 Sumberjaya ................... 47
4.1.3 Profil SMAN 1 Sumberjaya ..................................................... 48
4.1.4 Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan .......................... 49
4.1.5 Keadaan Siswa SMAN 1 Sumberjaya ...................................... 51
4.1.6 Visi dan Misi SMAN 1 Sumberjaya ......................................... 51
4.1.7 Keadaan Sarana dan Prasarana SMAN 1 Sumberjaya ............. 53
4.1.8 Kegiatan Ekstrakulikuler SMAN 1 Sumberjaya ...................... 53
4.2 Hasil Uji Prasyarat Instrumen ............................................................ 54
4.2.1 Hasil Uji Validitas .................................................................... 54
4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................ 56
4.2.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal............................................ 57
4.2.4 Hasil Uji Daya Pembeda .......................................................... 58
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................. 59
4.3.1 Pelaksanaan Hasil Pembelajaran .............................................. 59
4.3.1.1 Pertemuan Pertama....................................................... 59
4.3.1.2 Pertemuan Kedua ......................................................... 61
4.3.1.3 Pertemuan Ketiga ......................................................... 63
4.4 Data Hasil Penelitian .......................................................................... 64
4.4.1 Pengukuran Pertama................................................................. 64
4.4.2 Pengukuran Kedua ................................................................... 65
4.4.3 Pengukuran Ketiga ................................................................... 66
iii
4.4.4 Rekapitulasi Pengukuran Data Hasil Penelitian ....................... 68
4.4.4.1 Aktivitas Belajar Siswa ................................................ 68
4.4.4.2 Hasil Belajar ................................................................. 69
4.5 Pengujian Hipotesis ............................................................................ 71
4.5.1 Uji Prasyarat .............................................................................. 71
4.5.1.1 Uji Normalitas ................................................................ 71
4.5.1.2 Uji Homogenitas ............................................................ 72
4.5.1.3 Uji Linearitas ................................................................. 72
4.5.1.4 Uji Regresi Linear Sederhana ........................................ 73
4.5.2 Uji Hipotesis ............................................................................. 74
4.5.2.1 Rumus Korelasi Pearson Product Moment ................... 74
4.5.2.2 Uji t-hitung ..................................................................... 76
4.6 Pembahasan ........................................................................................ 77
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 80
5.2 Saran ................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Nilai Mid Semester Siswa Kelas XI IPS..................................... 2
2. Jumlah Anggota Populasi ................................................................... 24
3. Jumlah Anggota Sampel ..................................................................... 25
4. Bobot Penilaian Lembar Observasi ...................................................... 31
5. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dalam Strategi Belajar
Tuntas (Mastery Learning) ................................................................. 32
6. Pedoman Penskoran Posstest .............................................................. 33
7. Kriteria Reliabilitas ............................................................................. 35
8. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran .................................................. 36
9. Klasifikasi Daya Pembeda .................................................................. 37
10. Nilai-Nilai Dalam Distribusi t .............................................................. 38
11. Daftar Nama Kepala Sekolah SMAN 1 Sumberjaya .......................... 47
12. Keadaan Tenaga Pendidik SMAN 1 Sumberjaya ............................... 49
13. Keadaan Tenaga Kependidikan SMAN 1 Sumberjaya ....................... 51
14. Keadaan Siswa SMAN 1 Sumberjaya ................................................ 51
15. Keadaan Sarana dan Prasarana di SMAN 1 Sumberjaya .................... 53
16. Kegiatan Ekstrakulikuler SMAN 1 Sumberjaya ................................. 54
17. Tabel Analisis Hasil Uji Validitas Instrumen Posttest Pertama .......... 55
18. Tabel Analisis Hasil Uji Validitas Instrumen Posttest Kedua ............ 55
19. Tabel Analisis Hasil Uji Validitas Instrumen Posttest Ketiga ............ 56
20. Hasil Tingkat Kesukaran Posttest I ..................................................... 57
21. Hasil Tingkat Kesukaran Posttest II .................................................... 57
22. Hasil Tingkat Kesukaran Posttest III .................................................. 57
23. Hasil Daya Pembeda Posttest I ........................................................... 58
24. Hasil Daya Pembeda Posttest II .......................................................... 58
25. Hasil Daya Pembeda Posttest III ......................................................... 58
26. Data Pengukuran Pertama Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar .......... 64
27. Data Pengukuran Kedua Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar ............. 65
28. Data Pengukuran Ketiga Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar ............ 66
29. Data Hasil Rekapitulasi Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen ............ 68
30. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen ...................................... 69
31. Hasil Uji Normalitas Variabel X dan Y ............................................. 71
32. Hasil Uji Homogenitas ........................................................................ 72
33. Hasil Uji Linieritas .............................................................................. 73
34. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ..................................................... 73
35. Perhitungan Untuk Mencari Nilai Korelasi ......................................... 74
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Rencana Judul Penelitian.................................................................... 86
2. Surat Penelitian Pendahuluan ............................................................. 87
3. Surat Balasan Penelitian Pendahuluan ................................................ 88
4. Surat Izin Penelitian ............................................................................ 89
5. Surat Balasan Izin Penelitian .............................................................. 90
6. Silabus Pembelajaran .......................................................................... 91
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ......................................... 96
8. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ......................................... 106
9. Soal Posstest 1 ..................................................................................... 113
10. Soal Posstest 2 ..................................................................................... 116
11. Soal Posstest 3 ...................................................................................... 119
12. Kunci Jawaban Soal Posstest .............................................................. 122
13. Uji Validitas Posstest 1 ....................................................................... 123
14. Uji Validitas Posstest 2 ....................................................................... 127
15. Uji Validitas Posstest 3 ....................................................................... 131
16. Uji Reliabilitas Posstest 1 ................................................................... 135
17. Uji Reliabilitas Posstest 2 ................................................................... 144
18. Uji Reliabilitas Posstest 3 .................................................................... 153
19. Tingkat Kesukaran Posstest 1 ............................................................. 162
20. Tingkat Kesukaran Posstest 2 .............................................................. 166
21. Tingkat Kesukaran Posstest 3 .............................................................. 169
22. Daya Pembeda Posttest 1 ..................................................................... 173
23. Daya Pembeda Posttest 2 ..................................................................... 177
24. Daya Pembeda Posttest 3 .................................................................... 181
25. Uji Normalitas Aktivitas Belajar .......................................................... 185
26. Uji Normalitas Hasil Belajar ............................................................... 189
27. Uji Homogenitas ................................................................................. 193
28. Uji Linieritas ....................................................................................... 195
29. Uji Regresi Linier Sederhana .............................................................. 199
30. Nilai-Nilai Dalam Distribusi t ............................................................. 201
31. Luas Di Bawah Lingkungan Kurva Normal Dari 0 S/D Z ................. 202
32. Nilai-Nilai Chi Kuadrat ...................................................................... 203
33. Nilai-Nilai r Product Moment ............................................................. 204
34. Nilai- Nilai Untuk Distribusi F ........................................................... 205
35. Foto Kegiatan Pembelajaran ............................................................... 208
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah melalui
proses pembelajaran. Guru sebagai profesi yang berperan penting dalam
peningkatan mutu, diharapkan mampu mengembangkan dan memilih strategi
yang tepat demi tercapainya tujuan tersebut. Suasana belajar siswa sangat
tergantung pada kondisi pembelajaran dan kesanggupan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran. Kualitas pembelajaran pada suatu sekolah dapat dilihat dari
segi proses dan segi hasil pembelajaran pada sekolah tersebut (Mulyasa, 2004:87).
Suatu pembelajaran dapat dikatakan berhasil yaitu dengan melihat aktivitas
belajar siswa.
Aktivitas belajar yaitu suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam
belajar di sekolah untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan dalam belajar
(Dimyati dan Mudjiono, 2006:26). Adapun jenis-jenis aktivitas dalam belajar
yang digolongkan oleh Paul B.Diedric adalah visual activities, oral activities,
listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities,
mental activities, dan emotional activities.
2
Aktivitas belajar siswa bukan hanya secara individual, tetapi juga dalam
kelompok sosial. Proses belajar merupakan kegiatan mental mengolah bahan
belajar atau pengalaman lain. Proses belajar yang bermakna adalah proses belajar
yang melibatkan berbagai aktivitas para siswa. Pada prinsipnya belajar adalah
berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas
merupakan prinsip penting dalam interaksi pembelajaran yang nantinya akan
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Sumberjaya pada
tanggal 13 November 2016 menurut guru Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI, siswa
kurang aktif pada pelajaran yang sedang berlangsung, sehingga banyak sekali
siswa yang kurang memahami materi yang diberikan oleh guru dan akhirnya
hasil belajarnya kurang memuaskan. Hal ini dibuktikan dengan data nilai
Ulangan Mid Semester siswa yang peneliti dapat pada saat observasi,
sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel 1.Data Nilai Mid Semester Siswa Kelas XI IPS
No Kelas 00-40 50-69 70-100 Jumlah
Siswa
Keterangan
1. XI IPS 1 18 15 6 39 Kriteria
ketuntasan
minimum
yang
ditetapkan
sekolah
ialah 70
2. XI IPS 2 17 10 12 39
3 XI IPS 3 15 9 13 37
4 XI IPS 4 29 7 2 38
Jumlah 79 41 33 153
Presentase 52% 27% 21% 100%
Sumber : Dokumen Guru Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS Tahun 2016
Berdasarkan tabel di atas, hasil belajar Sejarah siswa kelas XI IPS masih
tergolong rendah karena siswa yang mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal)
yaitu dengan rentan nilai 70-100 sebanyak 33 siswa dari 153 siswa atau sebesar
3
21% sedangkan 79% atau sebanyak 120 siswa belum mampu mencapai
ketuntasan. Hal ini didukung oleh pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
Zain, “Apabila pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa
maka presentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong
rendah” (Djamarah, 2000:18).
Berdasarkan hasil wawancara tidak terstruktur terhadap siswa, mereka
mengatakan bahwa selama ini metode yang lebih sering digunakan dalam
pembelajaran adalah metode ceramah sehingga materi yang diajarkan menjadi
verbal/hafalan sedangkan siswa lebih banyak berperan sebagai pendengar dan
pencatat. Sebenarnya siswa juga mengharapkan suasana kelas yang mendukung
proses pembelajaran yaitu terciptanya suasana yang tidak membosankan, rileks
serta siswa dapat berperan aktif. Penggunaan strategi pembelajaran seharusnya
lebih bervariatif agar siswa tidak merasa jenuh.
Strategi belajar yang diberikan guru akan berpengaruh pada aktivitas belajar dan
hasil belajar siswa tersebut. Seorang guru memberikan pembelajaran yang
akhirnya akan meningkatkan semangat serta aktivitas siswa dalam belajar. Untuk
itu perlu sebuah strategi pembelajaran yang cocok untuk diimplementasikan
dalam menyelesaikan masalah di atas. Jika dalam proses pembelajaran guru
menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, maka secara teoritis tingkat
penguasaan terhadap materi pelajaran yang diberikan akan lebih baik daripada
menggunakan metode ceramah biasa yang masih mengutamakan verbalisme.
Strategi belajar tuntas (mastery learning) merupakan sebuah stategi yang
mempunyai kelebihan meningkatkan penguasaan materi pelajaran sehingga akan
4
mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut, hal ini diperkuat oleh pendapat Wena
yang menyatakan bahwa Strategi belajar tuntas (Mastery learning) terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa:
Berdasarkan beberapa hasil penelitian (Joice and Weil, 1986) pada SMU
khususnya di USA, strategi pembelajaran tuntas terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Di samping itu, strategi ini juga mampu
meningkatkan kecepatan belajar siswa dalam proses pembelajaran. Dalam
latar Indonesia strategi pembelajaran ini masih jarang diterapkan sehingga
perlu dilakukan penelitian guna melihat tingkat keunggulan dari strategi
pembelajaran ini.
(Wena, 2014:188)
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk mengujicobakan sebuah
strategi yang dapat meningkatkan hasil belajar dengan melakukan penelitian yang
berjudul ”Pengaruh Aktivitas Belajar Siswa dalam Strategi Belajar Tuntas
(Mastery learning) terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah
Kelas XI IPS SMAN 1 Sumberjaya Tahun Ajaran 2016/2017”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah ada pengaruh yang signifikan aktivitas belajar siswa dalam strategi
belajar tuntas (Mastery learning) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
sejarah kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sumberjaya tahun ajaran 2016/2017?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh yang signifikan aktivitas belajar siswa dalam strategi belajar
(Mastery learning) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas
XI IPS SMAN 1 Sumberjaya tahun ajaran 2016/2017.
5
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti: hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk
penelitian selanjutnya, sebagai bahan acuan dan sumber rujukan pihak-
pihak terkait (Dinas Pendidikan, sekolah, dan institusi pendidikan lainnya)
dan bermanfaat dalam peningkatan hasil belajar siswa khususnya dalam
pembelajaran sejarah.
2. Bagi Guru: diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas pendidik dalam
memilih dan menggunakan strategi pembelajaran sejarah yang efektif dan
efisien guna meningkatkan hasil belajar sejarah siswa.
3. Bagi Sekolah: diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan hasil belajar
pada mata pelajaran sejarah, dapat memberikan masukan untuk lebih
mengembangkan sistem pendidikan yang ada dalam rangka meningkatkan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
4. Bagi Siswa: Memberi suasana baru bagi siswa dalam kegiatan
pembelajaran, yang diharapkan memberi semangat baru dalam belajar,
membantu mempermudah siswa dalam menguasai materi sesuai Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar dan meningkatkan sikap mental, dan
rasa tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru yang
nantinya berguna bagi siswa dalam kehidupan bermasyarakat
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Ruang lingkup ilmu
Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Ilmu Pendidikan,
khususnya Pendidikan Sejarah.
6
2. Ruang lingkup subjek
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMAN 1 Sumberjaya
Tahun Ajaran 2016/2017.
3. Ruang lingkup objek
Objek penelitian ini adalah Pengaruh Aktivitas Belajar Siswa Dalam
Strategi Belajar Tuntas (Mastery learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sumberjaya
Tahun Ajaran 2016/2017.
4. Ruang lingkup wilayah
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat.
5. Ruang lingkup waktu
Penelitian ini dilakukan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2016/2017.
7
REFERENSI
Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK,
Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Hal 87
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT Rineka
Cipta. Hal 26
Djamarah, Syaiful Bahri.2000. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hal.18
Wena, Made. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 188
8
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,
PARADIGMA DAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Konsep Pengaruh
Pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga
gejala yang dapat memberikan perubahan terhadap apa yang ada disekelilingnya
(Surakhmad, 1989:7). Lebih lanjut lagi Hugiono dan Poerwantana menjelaskan,
Pengaruh dapat berarti dorongan atau bujukan dan bersifat membentuk atau
merupakan suatu efek (Hugiono & Poerwantana, 1987:47).
Dari pendapat ahli diatas maka, pengaruh adalah suatu daya yang muncul dari
benda atau orang lain yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu sehingga
terjadi suatu perubahan, pengaruh dapat dilihat dari ada atau tidaknya perubahan
yang terjadi sebelumnya. Pengaruh yang dimaksud di dalam penelitian ini
adalah dampak dari variabel X yaitu aktivitas belajar siswa dalam strategi
belajar tuntas (Mastery learning) terhadap variabel Y yaitu hasil belajar siswa,
yang berarti pengaruh aktivitas belajar siswa dalam strategi belajar tuntas
(Mastery learning) yang diberikan guru pada kegiatan pembelajaran sehingga
terlihat perubahan pada hasil belajar siswa setelah penggunaan strategi belajar
tuntas (Mastery learning).
9
2.1.2 Konsep Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani dan
rohani. Aktivitas belajar siswa sangat diperlukan agar proses pembelajaran
menjadi berkualitas dengan melibatkan langsung siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Sardiman yang menyatakan
bahwa:
“Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar
itu tidak mungin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar
mengajar merupakan kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam
mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar,
berfikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat
menunjang prestasi belajar” (Sardiman, 2008: 95)
Jadi aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa
dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan adalah pada
siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah
situasi belajar aktif sehingga akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Menurut Paul D. Dierich dalam Sardiman ada 8 jenis aktivitas yang dapat
dilakukan oleh siswa di sekolah antara lain sebagai berikut:
1. Kegiatan-kegiatan visual (Visual activities), misalnya: membaca,
melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran,
mengamati orang lain bekerja, atau bermain.
2. Kegiatan-kegiatan lisan (Oral activities), seperti: mengemukakan suatu
fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan
pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara,
diskusi, bertanya, memberi sesuatu, mengeluarkan pendapat, mengadakan
wawancara.
3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan (Listening activities), contoh:
mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan, atau diskusi
kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik,
mendengarkan siaran radio.
4. Kegiatan-kegiatan menulis (Writing activities), misalnya: menulis
cerita, karangan, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan
kopi, membuat sketsa, membuat rangkuman, mngerjakan tes,
mengisi angket.
10
5. Kegiatan-kegiatan menggambar (Drawing activities), yang termasuk
didalamnya antara lain: menggambar, membuat grafik, dia-gram, peta,
pola.
6. Kegiatan-kegiatan metrik (Motor activities): melakukan percobaan,
memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model,
menyelenggarakan permainan (simulasi), menari, berkebun, membuat
kontruksi.
7. Kegiatan-kegiatan mental (Mental activities): merenungkan,
mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor,
menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.
8. Kegiatan-kegiatan emosional (Emotional activities): minat,
membedakan, berani, tenang, dan sebagainya
(Paul D. Dierich dalam Sardiman, 2008: 101).
Dengan demikian dapat didefinisikan bahwa aktivitas belajar siswa adalah
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran
berlangsung untuk dapat menunjang hasil belajar karena tanpa adanya aktivitas
belajar siswa, pembelajaran tidak akan mungkin berlangsung dengan baik.
2.1.3 Konsep Aktivitas Belajar Siswa Dalam Strategi Belajar Tuntas
(Mastery Learning)
Menurut Wena (2014: 186-187) yang dimaksud dari aktivitas belajar siswa dalam
strategi belajar tuntas (Mastery Learning) adalah aktivitas-aktivitas belajar siswa
yang ada dalam strategi belajar tuntas (Mastery Learning) yang meliputi:
1. Bertanya tentang isi pembelajaran,
2. Mengingat kembali pembelajaran sebelumnya,
3. Memahami tujuan pembelajaran yang harus dicapai,
4. Bertanya/mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran,
5. Memerhatikan, bertanya,
6. Mendiskusikan, bertanya,
7. Menjawab tes yang diberikan guru,
8. Mendiskusikan langkah-langkah dalam menyelesaikan tugas,
9. Memerhatikan, bertanya dan mendiskusikan,
10. Menjawab pertanyaan guru,
11. Mencermati umpan balik dari guru,jika ada hal yang belum jelas bertanya
lagi pada guru,
12. Siswa mengerjakan tugas dengan semi bimbingan,
13. Siswa mengerjakan tugas secara mandiri,
11
Berdasarkan pendapat diatas, ada beberapa aktivitas yang akan penulis teliti yaitu
visual activities,oral activities, listening activities, writing activities dan mental
activities. Masing-masing aktivitas belajar tersebut berada di dalam strategi
belajar tuntas (Mastery learning) yang meliputi:
1. Kegiatan-kegiatan lisan (oral activites)
Siswa bertanya tentang isi pembelajaran
Siswa bertanya atau mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran
2. Kegiatan-kegiatan visual (visual activities)
Siswa memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru
3.Kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities)
Siswa dan guru mendiskusikan langkah-langkah dalam menyelesaikan
tugas
4. Kegiatan-kegiatan menulis (writing activities)
Siswa mengerjakan tugas dengan semi bimbingan
5. Kegiatan- kegiatan mental (mental activities)
Siswa mengerjakan tugas secara mandiri
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas dapat di definisikan bahwa aktivitas
belajar siswa dalam strategi belajar tuntas (Mastery learning) merupakan
aktivitas-aktivitas siswa selama melakukan proses kegiatan pembelajaran yang
didasarkan oleh strategi belajar tuntas (Mastery learning).
2.1.4 Konsep Strategi Belajar
Strategi menurut Kemp (1995) (Dalam Rusman,2012:132), mendefinisikan bahwa
strategi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
12
Adapun Sulistyono (2003) (Dalam Trianto, 2014:169), mendefinisikan strategi belajar
sebagai tindakan khusus yang dilakukan oleh seseorang untuk mempermudah,
mempercepat, lebih menikmati, lebih mudah memahami secara langsung, lebih
efektif, dan lebih mudah ditransfer ke dalam situasi yang baru.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli diatas dapat didefinisikan bahwa
strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan metode
dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran. Strategi
pembelajaran menentukan pendekatan yang dipilih oleh guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
2.1.5 Konsep Strategi Belajar Tuntas (Mastery Learning)
Belajar tuntas adalah satu filsafat yang mengatakan bahwa dengan sistem
pengajaran yang tepat semua siswa dapat belajar dengan hasil yang baik dari
hampir seluruh materi pelajaran yang diajarkan di sekolah (Suryosubroto,
2009:81). Strategi belajar tuntas (Mastery learning) merupakan strategi yang
banyak diterapkan dalam pembelajaran. Strategi ini dilakukan dengan asumsi
bahwa semua peserta didik mampu belajar dengan baik, dalam kondisi yang tepat,
dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari.
“Strategi belajar tuntas menerapkan beberapa prinsip sebagai berikut. (a)
tes dilaksanakan secara teratur untuk memperoleh balikan terhadap bahan
yang diajarkan sebagai alat untuk mendiagnosis kemajuan (diagnosis
progress test) (b) peserta didik baru dapat melangkah pada pelajaran
berikutnya setelah benar-benar menguasai bahan pelajaran sebelumnya
sesuai dengan patokan yang ditentukan. (c) dilakukan pelayanan
bimbingan dan konseling terhadap peserta didik yang gagal mencapai taraf
penguasaan penuh, melalui pengajaran remedial (pengajaran korektif).”
(Ridwan Abdulah S,2013:156)
Kesistematisan akan tercermin dari strategi pembelajaran yang dilaksanakan,
terutama dalam mengorganisasikan tujuan dan bahan belajar, melaksanakan
13
evaluasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik yang gagal mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Ridwan Abdulah.S, 2013:156). Tujuan pembelajaran
harus diorganisasikan secara spesifik, untuk mempermudah pengecekan hasil
belajar dan bahan ajar perlu dijabarkan menjadi satuan-satuan belajar tertentu.
Peserta didik dituntut untuk untuk menguasai bahan ajar secara lengkap untuk
semua tujuan dari setiap satuan belajar sebelum proses belajar dilanjutkan pada
tahap berikutnya. Evaluasi dilaksanakan setelah peserta didik menyelesaikan suatu
kegiatan belajar tertentu dan merupakan dasar untuk memperoleh umpan balik
(feedback (Ridwan Abdulah.S ,2013 : 156).
Dari beberapa pendapat dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
belajar tuntas merupakan sebuah strategi yang menuntut siswa agar mampu
belajar secara mandiri sehingga diharapkan mendapatkan hasil yang baik dan
menuntut siswa untuk memahami sepenuhnya mengenai materi atau konsep yang
diajarkan kepadanya karena apabila siswa belum memahami suatu konsep maka
akan diadakan remedial sampai benar-benar paham.
1. Langkah-Langkah Pembelajaran Strategi Belajar Tuntas (Mastery
learning)
Langkah-langkah pembelajaran strategi belajar tuntas (Mastery learning) sebagai
berikut:
a.Orientasi
Pada tahap orientasi ini dilakukan penetapan suatu kerangka isi
pembelajaran. Selama tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
tugas-tugas yang akan dikerjakan dan mengembangkan tanggung jawab
siswa. Langkah-langkah penting dalam tahap ini adalah (1) guru
menjelaskan pada siswa tujuan pembelajaran dan syarat kelulusan, (2)
menjelaskan materi pembelajaran serta kaitannya pada pembelajaran
terdahulu serta pengalaman sehari-hari siswa, (3) guru mendiskusikan
14
langkah-langkah pembelajaran seperti berbagai komponen-komponen isi
pembelajaran dan tanggung jawab siswa yang diharapkan selama proses
pembelajaran.
b.Penyajian
Dalam tahap ini guru menjelaskan konsep-konsep atau keterampilan baru
disertai dengan contoh-contoh. Jika yang diajarkan konsep baru, penting
untuk mengajak siswa untuk mendiskusikan karakteristik konsep, aturan
atau definisi serta contoh konsep. Jika yang diajarkan berupa keterampilan
baru, adalah penting untuk mengajar siswa untuk mengidentifikasi
langkah-langkah kerja keterampilan dan berikan contoh untuk tiap langkah
keterampilan yang diajarkan.Penggunaan media pembelajaran, baik visual
maupun audio visual sangat disankan dalam mengajarkan konsep atau
keterampilan baru. Dalam tahap ini perlu diadakan evaluasi seberapa jauh
siswa telah paham dengan konsep atau keterampilan baru yang baru
diajarkan. Dengan demikian, siswa tidak akan mengalami kesulitan pada
tahap latihan berikutnya
c.Latihan Terstruktur
Dalam tahap ini guru memberi siswa contoh praktik penyelesaian masalah,
berupa langkah-langkah penting secara bertahap dalam penyelesaian suatu
masalah/tugas. Langkah penting dalam mengajarkan latihan penyelesaian
soal adalah dengan menggunakan berbagai macam media (misalnya OHP,
LCD, dan sebagainya) sehingga semua siswa bisa memahami setiap
langkah kerja dengan baik. Dalam tahap ini siswa perlu diberi beberapa
pertanyaan, kemudian guru memberi balikan atas jawaban siswa.
d.Latihan Terbimbing
Pada tahap ini guru memberi kesempatan pada siswa untuk latihan
menyelesaikan suatu permasalahan, tetapi masih dibawah bimbingan.
Dalam tahap ini guru memberikan beberapa tugas/permasalahan yang
harus dikerjakan siswa, namun tetapi tetap diberi bimbingan dalam
menyelesaikan.
e.Latihan Mandiri
Tahap latihan mandiri merupakan inti dari strategi ini. Latihan mandiri
dilakukan apabila siswa telah mencapai skor untuk kerja antara 85-90%
dalam latihan terbimbing. Tujuan latihan mandiri adalah menguatkan atau
memperkokoh bahan ajar yang baru dipelajari, memastikan peningkatan
daya ingat/retensi, serta untuk meningkatkan kelancaran siswa dalam
menyelesaikan permasalahan.
(Wena, 2014:184)
2. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Belajar Tuntas (Mastery learning)
1). Kelebihan
Strategi belajar tuntas (Mastery learning) memiliki kelebihan yaitu:
a. Siswa dengan mudah menguasai isi pembelajaran.
b. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
15
c. Meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah secara
mandiri
d. Meningkatkan kepercayaan diri siswa
(Wena,2014:185)
2). Kekurangan
Kekurangan strategi belajar tuntas (Mastery learning) diantaranya adalah :
a. Guru-guru yang sudah terlanjur menggunakan teknik lama
sulit beradaptasi.
b. Memerlukan berbagai fasilitas, dan dana yang cukup
besar. c. Menuntut para guru untuk lebih menguasai materi lebih luas lagi
dari standar yang ditetapkan. d. Diberlakukannya sistem ujian (UAS dan UAN) yang menuntut
penyelenggaraan program bidang studi pada waktu yang telah
ditetapkan dan usaha persiapan siswa untuk menempuh ujian. (Mariana, Alit Made 2003:24)
2.1.6 Konsep Hasil Belajar
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang telah
terjadi melalui proses pembelajaran. Perubahan tingkah laku tersebut berupa
kemampuan-kemapuan siswa setelah aktivitas belajar yang menjadi hasil
perolehan belajar. Dengan demikian hasil belajar adalah perubahan yang terjadi
pada individu setelah mengalami pembelajaran (Sudjana, 2005: 3). Sejalan
dengan pendapat tersebut, hal ini diperkuat dengan pendapat ahli lain yang
menyatakan hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan, yang
nantinya dimiliki siswa setelah dilaksanakannnya kegiatan belajar mengajar
(Oemar Hamalik, 2005:43). Sedangkan menurut Bloom dalam (Suprijono, 2011:
6) mengemukakan
“Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), coprehesion
(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan),
analysis (menguraikan menentukan hubungan), synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru),
16
evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),
responding (memberikan respon), valuing (nilai), organizations
(organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi
initiatory, pre-routine, dan rountinized”.
Hasil belajar dalam penelitian ini yaitu, hasil belajar pada ranah kognitif. Menurut
Sudijono, Tujuan dari ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut:
1) Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk
mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang
nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya tanpa
mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
2) Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang diketahui
dan diingat. Dengan kata lain memahami adalah mengetahui tentang
sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai sisi. Seorang siswa
dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan
atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan
menggunakan kata-katanya sendiri.
3) Penerapan atau aplikasi (Application) adalah kesanggupan seseorang
untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara, ataupun
metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan
sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret.
4) Analisis (Analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagiab-bagian yang
lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian
atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor yang lain.
5) Sintesis (Synthesis) adalah kemampuan berfikir yang merupakan
kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses
yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis sehingga
menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola
baru.
6) Penilaian atau evaluasi (Evaluation) adalah kemampuan seseorang
untuk membuat pertimbangan terhadap situasi, nilai, atau ide, misalnya
jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu
memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau
kriteria yang ada”
(Sudijono 2008:50-52).
Dari pengertian hasil belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli, maka hasil
belajar adalah perubahan yang terjadi akibat proses belajar, yang diukur melalui
suatu tes. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah perubahan hasil belajar kognitif
siswa setelah diberikan treatment atau perlakuan pembelajaran melalui strategi
belajar tuntas (Mastery learning) pada kelas eksperimen. Hasil belajar berupa
17
nilai atau skor yang diperoleh oleh siswa setelah mengerjakan posttest dengan
bentuk soal pilihan ganda.
2.2 Kerangka Pikir
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa,
kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting (Sugiyono, 2012:91)
Dalam penelitian ini kerangka berpikir yang peneliti gunakan adalah strategi
belajar tuntas (Mastery learning) merupakan strategi belajar yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa karena dalam strategi ini menuntut siswa untuk
memahami sepenuhnya mengenai materi atau konsep yang diajarkan kepadanya
karena apabila siswa belum memahami suatu konsep maka akan diadakan
remedial sampai benar-benar paham. Atas dasar itulah,peneliti mengadakan
penelitian tentang pengaruh aktivitas belajar siswa dalam strategi belajar tuntas
(Mastery learning) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas
XI IPS di SMA Negeri 1 Sumberjaya. Bertindak sebagai variabel bebas adalah
aktivitas belajar siswa dalam strategi belajar tuntas (Mastery learning) disebut X
dan hasil belajar disebut Y.
18
2.3 Paradigma
r
Keterangan :
X = Aktivitas belajar siswa dalam strategi belajar tuntas (Mastery learning)
Y = Hasil belajar siswa
r = Pengaruh X terhadap Y
= Pengaruh
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
berdasarkan pada teori yang relevan, belum didsarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2012:96). Menurut
Suharsimi Arikunto, hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian seperti terbukti melalui data yang terkumpul
(Suharsimi Arikunto, 2006:62).
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, kerangka pikir dan paradigma
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan aktivitas belajar siswa dalam
strategi belajar tuntas (Mastery learning) terhadap hasil belajar
siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1
Sumberjaya Tahun Ajaran 2016/2017.
X Y
19
H1 : Ada pengaruh yang signifikan aktivitas belajar siswa dalam
strategi belajar tuntas (Mastery learning) terhadap hasil belajar
siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1
Sumberjaya Tahun Ajaran 2016/2017
20
REFERENSI
Winarno, Surakhmad. 1989. Pengantar penelitian ilmiah dasar, metode dan
teknik. Bandung : Tarsito.Hal.7
Hugiono dan Poerwantana. 1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: PT Bina
Aksara.Hal.47
Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.Hal.101
Wena, Made. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.Hal.184
Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran. Bandung: Seri Manajemen Sekolah
Bermutu.Hal.132
Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual. Jakarta: Prenamedia Group. Hal.169
Suryosubroto, B, 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka
Cipta.Hal.81
Abdullah Sani, Ridwan. 2013. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara:
Jakarta.Hal.156
Abdullah Sani, Loc.Cit.
Abdullah Sani, Loc.Cit.
Wena,Op.Cit.,Hal.184
21
Ibid,.185
Made Alit Mariana. 2003. Pembelajaran Remedial. Departemen Pendidikan
Nasional Direktoran Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
Tenaga Pendidikan.Hal.24
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.Hal.3
Hamalik, Oemar. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.Hal.43
Agus Suprijono. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka
Jaya.Hal.6
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.Hal.50-52
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.Hal.91
Ibid.,Hal 96
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.Hal.62
22
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode
eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan
dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari, yang
bertujuan untuk mengetahui apakah sesuatu metode, prosedur, system, proses,
alat, dan bahan, serta model efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat
(Syaiful Aswan, 2006: 95). Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk
menyelidiki ada atau tidaknya hubungan sebab akibat dengan cara memberikan
perlakuan tertentu. Penelitian ini termasuk dalam bentuk Pre-experimental, yaitu
desain penelitian yang masih terdapat variabel luar yang berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. (Sugiyono, 2012: 109).
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain One–Shot Case Study. Paradigma dalam
penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan seperti berikut :
Keterangan :
X = treatment yang diberikan (Variabel independen)
O = observasi (variabel independen).
X O
23
Paradigma tersebut dapat dibaca sebagai berikut : terdapat suatu kelompok diberi
treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. (Treatment adalah
sebagai variabel independen, dan hasil adalah sebagai variabel dependen).
Penelitian menggunakan desain ini mempunyai arti, memberikan treatment atau
perlakuan terhadap kelas eksperimen menggunakan strategi belajar tuntas
(Mastery learning) kemudian dilakukan observasi atau pengukuran hasil dari
treatment tersebut yaitu dalam penelitian ini pengukuran hasil dilakukan dengan
menggunakan soal posttest sebanyak 20 soal.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono,
2014:117).
Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau
benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi
target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian (Sukardi, 2012:53). Menurut
Hadari Nawawi, populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di
dalam suatu penelitian (dalam Margono, 2007:118). Jadi populasi merupakan
keseluruhan obyek yang menjadi sasaran penelitian. Sehubungan dengan hal
tersebut maka populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS di
SMA Negeri 1 Sumberjaya.
24
Tabel 2. Jumlah Anggota Populasi
No Kelas Jumlah
1. XI IPS 1 39
2. XI IPS 2 39
3. XI IPS 3 37
4. XI IPS 4 38
Jumlah 153
Sumber: Staf Tata Usaha SMA Negeri 1 Sumberjaya tahun ajaran 2016/2017
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2014:118). Sampel adalah bagian kecil dari populasi yang dianggap
dapat mewakili populasi secara keseluruhan (Mukhtar, 2013:93). Selanjutnya,
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
random sampling yaitu pengambilan sampel secara random atau tanpa pandang
bulu. Adapun cara yang digunakan dalam random sampling adalah dengan 3
cara yakni (1) cara undian, (2) cara ordinal, dan (3) randomisasi dari tabel
bilangan random (Margono,2007:125). Mengenai penetapan besar kecilnya
sampel tidak ada suatu ketetapan mutlak, artinya tidak ada suatu ketetapan
berapa persen suatu sampel harus diambil (Margono,2007:123). Maka dari itu
peneliti mengambil sampel dari populasi yang ada yakni sebesar 21% dengan
perhitungan x 153 = 32,13 dibulatkan menjadi 32, jadi sampel pada
penelitian ini sebanyak 32 siswa. Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan menggunakan cara undian secara acak, masing-masing kelas akan
diambil 8 siswa, setelah dilakukan pengundian dimasing-masing kelas maka
diperolehlah jumlah sampel pada penelitian ini dengan penjelasan seperti tabel
berikut ini:
25
Tabel 3. Jumlah Anggota Sampel
No Kelas Siswa Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1. XI IPS 1 4 4 8
2. XI IPS 2 5 3 8
3. XI IPS 3 2 6 8
4. XI IPS 4 3 5 8
Jumlah Keseluruhan = 32
Sumber : Olah data peneliti tahun 2016
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.4.1 Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:60). Pada
penelitian ini terdiri dari dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa dalam strategi
belajar tuntas (Mastery learning) serta variabel terikatnya adalah hasil belajar.
3.4.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan suatu cara untuk mendeskripsikan
variabel sedemikian rupa sehingga variabel tersebut bersifat spesifik dan
terukur. Tujuannya adalah agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang
sesuai dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya, maka
peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan
digunakan untuk menguantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya. Definisi
operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
26
3.4.2.1 Aktivitas Belajar Siswa Dalam Strategi Belajar Tuntas (Mastery
learning)
Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa
dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan adalah
pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
terciptalah situasi belajar aktif sehingga akan mempengaruhi hasil belajar
siswa.
Sedangkan maksud dari aktivitas belajar siswa dalam strategi belajar tuntas
(Mastery learning) merupakan aktivitas-aktivitas siswa selama melakukan
proses kegiatan pembelajaran yang didasarkan oleh strategi belajar tuntas
(Mastery learning).
3.4.2.2 Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik setelah melalui
kegiatan belajar yang merupakan puncak dari proses belajar. Tujuan
pembelajaran suatu program atau bidang pelajaran itu ditinjau dari hasil
belajar, maka akan muncul tiga ranah/aspek, yaitu ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik.
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah perubahan hasil belajar kognitif
siswa setelah diberikan treatment atau perlakuan pembelajaran melalui
startegi belajar tuntas (Mastery learning) pada kelas eksperimen. Hasil
belajar berupa nilai atau skor yang diperoleh oleh siswa setelah
mengerjakan posttest dengan bentuk soal pilihan ganda yang dilakukan
melalui tes yang terdiri dari enam jenjang berfikir yaitu pengetahuan (C1),
27
pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi
(C6).
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk
mengumpulkan data dalam penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini
akan dilakukan dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut:
3.5.1 Observasi
Teknik pengamatan (observation) adalah cara pengumpulan data yang
dikerjakan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap objek yang diteliti baik dalam situasi khusus di dalam laboratorium
maupun situasi alamiah (Triyono , 2012:157).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diartikan bahwa observasi merupakan
suatu kegiatan dalam pengamatan yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini
teknik observasi digunakan peneliti untuk mengamati aktivitas belajar siswa
dalam strategi belajar tuntas (Mastery learning) pada saat kegiatan
pembelajaran sedang berlangsung, observasi ini dilakukan pada kelas
eksperimen yaitu kelas XI IPS SMAN Negeri 1 Sumberjaya.
3.5.2 Tes
Tes atau kuis merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur sesuatu, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan
(Arikunto, 2011:52).
Dalam penelitian ini terdapat satu jenis tes yaitu posttest, posttest adalah tes
yang digunakan setelah mendapatkan perlakuan. Tujuannya untuk mengetahui
28
pengaruh sesudah perlakuan. Tes yang digunakan untuk mengetahui hasil
belajar kognitif siswa dengan membatasi aspek C1, C2, C3, C4, C5 dan C6.
Adapun bentuk tes yang digunakan adalah berupa soal pilihan ganda sebanyak
20 soal.
3.5.3 Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang
menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti, sehingga akan diperoleh data lengkap, sah, dan bukan berdasarkan
pikiran (Soeyono Basrowi, 2007: 166). Dokumentasi dilakukan dengan cara
pengambilan data yang sudah ada, seperti data hasil belajar siswa kelas XI IPS
1 di SMA Negeri 1 Sumberjaya
3.5.4 Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan sumber data (Mohammad Ali, 1992: 64). Wawancara yang
digunakan yakni wawancara langsung dengan guru mata pelajaran sejarah
SMA Negeri 1 Sumberjaya. Teknik wawancara ini digunakan untuk
mengetahui berbagai hal yang dapat menunjang penelitian ini agar penelitian
ini mempunyai alasan yang jelas.
3.5.5 Kepustakaan
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan
penulisan dalam penelitian ini, seperti : teori yang mendukung, konsep-konsep
dalam penelitian, serta data-data pendukung yang diambil dari berbagai
referensi (Sugiyono, 2012: 240). Teknik ini digunakan oleh peneliti agar
29
penelitian ini mempunyai konsep yang jelas sehingga diharapkan isi dari
penelitian ini juga dapat dipertanggungjawabkan.
3.6 Langkah-Langkah Penelitian
Tahap penelitian yang akan dilakukan terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu : a)
Penelitian Pendahuluan dan b) Penelitian Pelaksanaan.
a. Penelitian Pendahuluan
1. Mengajukan surat penelitian pendahuluan.
2. Observasi awal untuk melihat kondisi lapangan atau tempat penelitian
seperti banyak kelas, jumlah siswa, dan cara guru mengajar
3. Menentukan populasi dan sampel.
4. Membuat instrumen penelitian awal.
b. Pelaksanaan Penelitian
1. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam
penelitian
2. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3. Membuat instrumen penelitian.
4. Melakukan validasi instrumen.
5. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
6. Menganalisis data.
7. Membuat kesimpulan.
30
3.7 Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran
No Tahap Siklus
Belajar
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Orientasi Menetapkan isi
pembelajaran.
Bertanya tentang isi
pembelajaran.
Menetapkan tujuan
pembelajaran
Memahami tujuan
pembelajaran yang harus
dicapai.
Menetapkan langkah-
langkah pembelajaran.
Bertanya/mendiskusikan
langkah-langkah
pembelajaran
2. Penyajian Menjelaskan/ memeragakan
konsep/keterampilan baru.
Memerhatikan, bertanya.
Menggunakan media
visual/audiovisual untuk
menjelaskan tugas.
Mendiskusikan, bertanya.
Mengevaluasi tingkat unjuk
kerja siswa.
Menjawab tes yang
diberikan guru.
3. Latihan
Terstruktur
Guru memberikan contoh
langkah-langkah penting
dalam menyelesaikan
tugas/soal.
Memerhatikan, bertanya,
mendiskusikan.
Guru memberikan
pertanyaan oleh siswa.
Menjawab pertanyaan
guru.
Guru memberikan umpan
balik (yang bersifat
korektif).
Mencermati umpan balik
dari guru, jika ada hal
yang belum jelas bertanya
lagi pada guru
4. Latihan
Terbimbing
Guru memberikan tugas. Siswa mengerjakan tugas
dengan semi bimbingan.
Guru mengawasi semua
siswa secara merata.
Siswa mengerjakan tugas
dengan semi bimbingan.
Guru memberikan umpan
balik, memuji dan
sebagainya.
Mencermati umpan balik
dari guru.
5. Latihan Mandiri Guru memberi tugas
mandiri.
Siswa mengerjakan tugas
di kelas/ di rumah secara
mandiri.
Guru memeriksa dan jika
perlu memberikan umpan
balik atas hasil kerja siswa.
Mencermati umpan balik
dari guru.
Guru memberikan beberapa
tugas mandiri sebagai alat
untuk meningkatkan retensi
siswa.
Mengerjakan tugas yang
diberikan secara mandiri.
(Wena, 2014: 186-187)
31
3.8 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2014:148). Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menyusun instrumen penelitian antara lain:
1. Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus
jelas spesifik sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis
instrumen yang akan digunakan.
2. Sumber data/ informasi baik jumlah maupun keragamannya harus
diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan
isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen penelitian.
3. Keterampilan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data
baik dari keajegan, kesahihan maupun objektivitasnya.
4. Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas,
sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna
pemecahan masalah penelitian
5. Mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang
diperlukan
(Margono,2007:155-156)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.8.1 Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa dalam
strategi belajar tuntas (Mastery learning) selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Dalam penelitian ini lembar observasi diukur dengan
menggunakan skala Guttman dengan bobot penilaian sebagai berikut:
Tabel 4. Bobot Penilaian Lembar Observasi
No Persyaratan Skor
1 Ya 1
2 Tidak 0
Sumber: Sugiyono (2012:139)
Setiap siswa diamati secara klasikal dengan memberikan tanda cheklist (√)
dengan skor pernyataan “ya” yaitu 1 dan 0 apabila “tidak” dengan ketentuan
siswa melakukan aspek aktivitas belajar yang diamati melalui lembar observasi
dengan format sebagai berikut:
32
Tabel 5. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dalam Strategi
Belajar Tuntas (Mastery learning)
No Nama
Siswa
Aktivitas Belajar Dalam Strategi Belajar
Tuntas (Mastery learning) % Ket
1A 1B 2 3 4 5
1.
2.
3.
4.
dst
Sumber: Olah Data Peneliti Tahun 2016
Keterangan:
1A = Siswa bertanya tentang isi pembelajaran
1B = Siswa bertanya atau mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran
2 = Siswa memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru
3 = Siswa mendiskusikan langkah-langkah dalam menyelesaikan tugas
4 = Siswa mengerjakan tugas dengan semi bimbingan
5 = Siswa mengerjakan tugas secara mandiri
Menurut Suharsimi Arikunto, seorang siswa dinyatakan aktif apabila
melakukan 61% dari jenis kegiatan yang diamati dengan kriteria penafsiran
persentase aktivitas belajar siswa sebagai berikut:
a. Antara 81%-100% maka aktivitas siswa sangat baik.
b. Antara 61%-80% maka aktivitas siswa baik.
c. Antara 41%-60% maka aktivitas siswa cukup.
d. Antara 21%-40% maka aktivitas siswa kurang.
e. Antara 0%-20% maka aktivitas siswa kurang sekali.
(Suharsimi Arikunto dalam Yuliyani, 2013:51)
3.8.2 Tes
Tes atau kuis merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur sesuatu, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan
(Arikunto, 2011:52).
Tes yang digunakan merupakan tes pilihan ganda yang terdiri dari dua puluh
butir soal yang tersebar dalam enam ranah kognitif yaitu pengetahuan (C1),
pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi
(C6). Tes dilakukan kepada siswa setelah diberikan treatment.
Adapun pedoman tes pada tabel berkut:
33
Tabel 6. Pedoman Penskoran Posttest
NO Jenjang Kognitif Jumlah Soal Skor Jumlah
1 C1 5 1 5
2 C2 5 2 10
3 C3 4 2 8
4 C4 3 3 9
5 C5 2 4 8
6 C6 1 4 4
Total 44
Sumber : Olah Data Peneliti Tahun 2016
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa skor yang diberikan untuk setiap
jenjang kemampuan berbeda-beda. Semakin tinggi jenjang maka skor yang
diberikan akan semakin tinggi. Terkait perbedaan skor yang diberikan untuk
setiap jenjangnya, tidak ada pedoman yang peneliti gunakan.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan Sudijono “Orang yang paling tahu
berapa bobot yang seharusnya diberikan terhadap jawaban yang betul itu
adalah pembuat soal itu sendiri, yaitu tester, karena dialah orang yang paling
tahu mengenai derajat kesukaran yang dimiliki oleh masing-masing butir
item yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar” (Sudijono, 2008:306).
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh adalah berupa skor tes pembelajaran
sejarah. Agar data tersebut dapat dianalisis, sebelumnya data harus diolah
terlebih dahulu. Adapun teknik pengolahan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
P = Angka persentase
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Jumlah skor maximum
(Anas Sudijono, 2008: 43)
P = X100%
34
3.9 Uji Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam sebuah penelitian. Instrument sebagai alat pengumpul data yang dibuat
dan dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagai mana
adanya (Margono, 2010:155). Terdapat dua persyaratan penting yang harus
dimiliki instrumen sebagai alat pengumpul data, yaitu valid dan reliabel.
3.9.1 Uji Validitas Instrumen
Validitas suatu instrumen penelitian tidak lain adalah derajat yang
menunujukan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur
(Sukardi, 2003:122). Validitas yang penulis gunakan yaitu validitas butir
soal atau validitas item. Adapun rumus yang digunakan untuk
mengetahui besarnya validitas dengan rumus product moment yaitu sebagai
berikut:
rxy = –
Keterangan:
r = Koefisien korelasi Pearson
Σxy = Jumlah hasil dari X dan Y setelah dikalikan
Σx = Jumlah skor X
Σy = Jumlah skor Y
Σx2 = Jumlah kuadrat dari skor X
Σy2 = Jumlah kuadrat dari skor Y
n = Jumlah sampel
(Suharsimi Arikunto, 2013:75)
Setiap butir soal dikatakan valid jika nilai korelasi (r) yang diperoleh lebih
dari 0.3. Hal demikian seperti yang diungkapkan Masrun dalam Sugiyono
Bahwasannya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat valid adalah
kalau r = 0.3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari
35
0.3 maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid
(Sugiyono, 2012:134).
3.9.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajekan (Sukardi, 2003:127).
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2015:121). Ada berbagai cara yang digunakan untuk mengetahui
kereliabilitasan suatu soal.
Dalam hal ini peneliti menggunakan rumus menggunakan rumus alpha,
sebagai berikut:
r11 =
r11 = Realibitas yang dicari
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
= Varians total
(Suharsimi Arikunto, 2008:109)
Bila koefisien reliabilitas telah dihitung maka untuk menetukan kiteria
reliabilitas yakni sebagai berikut:
Tabel 7. Kriteria Reliabilitas
Koefisien relibilitas (r11) Kriteria
0,80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < r11≤ 0,60 Cukup
0,20 < r11≤ 0,40 Rendah
0,00 < r11≤ 0,20 Sangat rendah
Sumber: Suharsimi Arikunto (2008: 75)
36
3.9.3 Tingkat Kesukaran
Setelah soal dinyatakan valid dan reliabel, selanjutnya setiap butir soal
dihitung tingkat kesukarannya. Sebab soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu mudah atau terlalu sukar.
Untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus
sebagai berikut
TK =
Keterangan:
TK : Angka indeks kesukaran item
NP : Banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan betul
N : Jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar
(Sudijono, 2008:372)
Setelah diketahu indeks kesukaran tiap butir soal, maka untuk
menginterpretasikan tingkat kesukarannya dapat ditentukan dengan
menggunakan tabel berikut ini:
Tabel 8. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran
Besarnya P Interpretasi
Kurang dari 0,30 Sangat Sukar
0,30 - 0,70 Cukup (Sedang)
Lebih dari 0,70 Mudah
Sumber : Sudijono (2008:372)
3.9.4 Daya Pembeda
Daya Beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa
yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Daya beda soal dapat dicari dengan menggunakan
rumus:
D = PA-PB dimana PA = dan PB =
Keterangan:
37
D : daya beda soal
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
itu benar
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
butir soal yang diolah
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
butir soal yang diolah
Klasifikasi daya beda:
Tabel 9. Klasifikasi daya beda
Besarnya D Interpretasi
Kurang dari 0,20 Jelek (poor)
0,20-0,40 sedang(satisfactory)
0,40-0,70 baik (good)
0,70-1,00 baik sekali (excellent)
Negative semuanya tidak baik
(Sudijono, 2008: 389).
3.10 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
Tujuan analisis data adalah untuk memberikan makna atau arti yang digunakan
untuk menarik suatu kesimpulan dari masalah yang ada. Teknik analisis data dan
pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
data kuantitatif. Data yang dianalisis merupakan nilai siswa yang diperoleh
setelah adanya tes, dengan menggunakan uji-t untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh yang signifikan aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar.
Namun sebelum dilakukan perhitungan menggunakan uji-t, perlu diketahui
terlebih dahulu nilai korelasi (r) untuk mengetahui nilai korelasi (r) dicari dengan
menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment yang dirumuskan sebagai
berikut:
r = –
38
Selanjutnya setelah diketahui nilai korelasi (r) maka pengujian hipotesis dapat
dilakukan dengan menggunakan uji-t, yang dirumuskan sebagai berikut:
Untuk memberikan tafsiran taraf signifikansi yang diperoleh dari perhitungan
menggunakan rumus diatas menggunakan kriteria uji yaitu apabila thitung > ttabel
maka H0 ditolak dan H1 diterima, sebaliknya jika thitung < ttabel maka H0 diterima
dan H1 ditolak, sedangkan untuk menentukan standar signifikansi peneliti
berpedoman dengan menggunakan tabel t dibawah ini:
Tabel 10. Nilai-Nilai Dalam Distribusi t
dk 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005
1 1,000 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657
2 0,816 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925
3 0,765 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841
4 0,741 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604
5 0,727 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032
6 0,718 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707
7 0,711 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499
8 0,706 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355
9 0,703 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250
10 0,700 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169
11 0,697 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106
12 0,695 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055
13 0,692 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012
14 0,691 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977
15 0,690 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947
16 0,699 1,337 1,746 2,110 2,583 2,921
17 0,688 1,333 1,740 2,100 2,567 2,898
18 0,688 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878
19 0,687 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861
20 0,687 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845
21 0,686 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831
22 0,686 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819
23 0,685 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807
24 0,685 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797
39
25 0,684 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787
26 0,684 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779
27 0,684 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771
28 0,683 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763
29 0,683 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756
30 0,683 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750
40 0,681 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704
60 0,679 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660
120 0,677 1,289 1,658 1,980 2,358 2,617
∞ 0,674 1,282 1,645 1,960 2,326 2,576
(Sugiyono, 2012:454)
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis,perlu dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu,
yaitu uji normalitas,uji homogenitas, uji linearitas dan uji regresi linier sederhana.
Langkah-langkah uji prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai
berikut:
3.10.1 Uji Normalitas
Sebelum menganalisis data dilakukan terlebih dahulu uji normalitas pada
data. Data di uji kenormalannya, apakah data kedua kelompok tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji
Chi Kuadrat, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan α = 5%
2. Hipotesis
Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
3. Statistik Uji
Keterangan:
= Frekuensi harapan
40
= Frekuensi yang diharapkan
k = Banyaknya pengamatan
4. Keputusan Uji
Tolak H0 jika x2
≥ x dk = (k-1) dengan taraf α 5% = taraf nyata untuk
pengujian (Sudjana, 2005: 273).
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh dari kegiatan penelitian mempunyai distribusi (sebaran) yang
normal atau tidak, jika distribusi (sebaran) data normal, maka rumus uji
hipotesis yang akan digunakan adalah jenis uji yang termasuk kedalam
statistik parametrik dan jika tidak berdistribusi normal, maka menggunakan
rumus statistik non parametrik. Data yang berdistribusi normal, berarti data
tersebut dapat dianggap mewakili populasi.
3.10.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kelompok siswa
atau sampel yang berasal dari kedua kelompok tersebut dapat dikatakan
bervarians sama (homogen) ataupun tidak. Uji homogenitas data adalah uji
persyaratan analisis tentang kelayakan data untuk dianalisis dengan
menggunakan uji statistik tertentu (Misbahuddin dan Iqbal Hasan, 2013:
289).
Untuk menguji homogenitas varians dari dua kelompok data, maka peneliti
menggunakan rumus sebagai berikut:
F0 =
Prosedur pengujian statistiknya sebagai berikut:
41
1. Menentukan formula hipotesis
H0 = data varians homogen
H1 = data varians tidak homogen
2. Menentukan taraf nyata (α) dan nila X2
Taraf nyata yang digunakan ialah 5% (0,05)
Nilai F dengan db pembilang (v1) = n-1 dan db penyebut (v2) = n-1
3. Menentukan kriteria pengujian
H0 diterima apabila F0 ≤ Ftabel
H0 ditolak apabila F0 ≥ Ftabel
4. Kesimpulan
Menyimpulkan apakah H0 diterima atau ditolak.
(Misbahuddin dan Iqbal Hasan, 2013:290-291).
Uji homogenitas ini merupakan salah satu rumus statistik yang sangat
diperlukan dalam penelitian karena uji homogenitas ini merupakan uji
prasyaratan analisis tentang kelayakan data tanpa adanya uji homogenitas
dalam suatu penelitian, data yang didapat secara teori tidak layak untuk
dianalisis menggunakan uji statistik tertentu.
3.10.3 Uji Linearitas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah aktivitas belajar siswa
dengan hasil belajar memiliki pola yang linier atau tidak secara signifikan.
Uji linieritas ini digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau
regresi linier. Adapun rumus yang digunakan dalam pengujian linieritas yakni
sebagai berikut:
42
Keterangan:
RJKReg(b/a) = Rata-rata jumlah kuadrat regresi b terhadap a
RJKres = Rata-rata jumlah kuadrat residu
(Syofian Siregar, 2013: 285)
Keputusan uji:
Jika Fhitung > Ftabel dengan α = 0,05, dk pembilang = 1, dan dk penyebut = n –
2, maka regresi tersebut linear.
Uji linearitas merupakan digunakan untuk mengetahui data penelitian berpola
linear atau tidak selain itu uji linearitas ini merupakan salah satu syarat dalam
analisis korelasi atau regresi linier tanpa adanya rumus linearitas, pengujian
hipotesis dengan menggunakan rumus uji regresi sederhana tidak bisa
dilakukan.
3.10.4 Uji Regresi Linier Sederhana
Uji regresi linier sederhana yang digunakan untuk memprediksi nilai dari
hasil belajar apakah nilai aktivitas belajar siswa mengalami kenaikan atau
penurunan. Adapun bentuk persamaannya regresi linier sederhana yakni:
Y = a + bX
Keterangan:
Y= Variabel terikat
X= Variabel bebas
a = Intersep
b = Koefisien regresi (slop)
Di mana:
(Misbahuddin dan Iqbal Hasan, 2013: 68-69)
43
Uji regresi linier sederhana adalah metode statistik yang berfungsi untuk
menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara variabel X yaitu aktivitas
belajar siswa dalam strategi belajar tuntas (Mastery learning) terhadap
variabel Y yaitu hasil belajar siswa. Faktor penyebab pada umumnya
dilambangkan dengan X atau disebut juga dengan predictor sedangkan
variabel akibat dilambangkan dengan Y atau disebut juga dengan respone.
Uji regresi linier sederhana atau sering disingkat dengan SLR (Simple Linier
Regression) juga merupakan salah satu metode statistik yang dipergunakan
dalam melakukan peramalan atau prediksi tentang karakteristik kualitas
maupun kuantitas.
44
REFERENSI
Bahri Djamarah, Syaiful dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.Hal.95
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.Hal.109
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.Hal.117
Sukardi. 2012. Metodologi penelitian pendidikan kompetensi dan praktiknya.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.Hal.53
Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.Hal.118
Sugiyono 2014,Op.Cit.,Hal.118
Mukhtar. 2013. Metode Penelitian Deskriftif Kualitatif. Jakarta: GP Press
Group.Hal.93
Margono,Op.Cit.,Hal.125
Ibid., Hal.123
Sugiyono 2012,Op.Cit.,Hal.60
Triyono. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Ombak. Hal
157
Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.Hal.52
Soeyono Basrowi. 2007. Metode Analisis Data Sosial. Kediri: CV Jenggala
Pustaka Utama. Hal 166
Muhammad Ali. 1992. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Jakarta: LKIS
Pelangi. Aksara. Hal 64
45
Sugiyono 2012, Op.Cit., Hal.240
Wena, Made. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.Hal.186-187
Sugiyono 2014,Op.Cit.,Hal.148
Margono,Op.Cit.,Hal.155-156
Sugiyono 2012,Op.Cit.,Hal.139
Yuliani. 2013. Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) pada
Mata Pelajaran IPS Semester Genap di SMK Bakauhuni Kabupaten
Lampung Selatan. TP 2012/2014. FKIP Universitas Lampung. Hlm 51
Arikunto, Op.Cit.,Hal.52
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.Hal.306
Ibid.,Hal.43
Margono,Op.Cit.,Hal.155
Sukardi,Op.Cit.,Hal.122
Arikunto,Op.Cit.,Hal.75
Sugiyono 2012,Op.Cit.,Hal.134
Sukardi,Op.Cit.,Hal.127
Sugiyono 2012,Op.Cit.,Hal.121
Arikunto,Op.Cit.,Hal.109
Ibid.,Hal.75
Sudijono,Op.Cit.,Hal.372
Sudijono,Loc.Cit
Ibid.,Hal.389
Sugiyono 2012,Op.Cit.,Hal.454
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.Hal 273
Misbahudin, Iqbal Hasan, (2013), Analisis Data Penelitian Dengan Statistik,
Jakarta, Bumi Aksara.Hal.289
Ibid.,Hal.290-291
46
Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta.
PT. Bumi Aksara.Hal.285
Misbahudin,Op.Cit.,Hal.68-69
80
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang peneliti dapat dari penelitian mengenai
Pengaruh Aktivitas Belajar Siswa Dalam Strategi Belajar Tuntas (Mastery
learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI
IPS di SMA Negeri 1 Sumberjaya Tahun Ajaran 2016/2017, dapat disimpulkan
bahwa :
Terdapat pengaruh yang positif dari aktivitas belajar siswa dalam strategi belajar
tuntas (Mastery learning) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah
kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Sumberjaya tahun ajaran 2016/2017. Hal ini dapat
dilihat dari hasil penghitungan menggunakan uji t didapat (thitung ) sebesar 5,20
yang mana lebih besar dari nilai ttabel = 1,697 (thitung > ttabel ) berarti apabila
aktivitas belajar siswa dalam strategi belajar tuntas (Mastery learning) semakin
tinggi maka hasil belajarpun akan semakin meningkat, pengaruh ini memiliki taraf
signifikan atau kebenaran sebesar 95% yang berarti kebenaran dari data hasil
penelitian dan pengujian hipotesis dapat diterima sebesar 95%.
81
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, penulis mengemukakan saran-saran
sebagai berikut :
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan bagi guru
dalam menerapkan pembelajaran di SMA Negeri 1 Sumberjaya dan juga
bagi peneliti, karena pembelajaran yang diterapkan dengan melihat
aktivitas belajar siswa dalam strategi belajar tuntas (Mastery learning)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Agar memperoleh hasil yang maksimal, maka hendaknya penerapan
strategi yang dilakukan di kelas dilakukan secara berulang dan
berkesinambungan, agar kemampuan setiap siswa dapat berkembang
dengan baik.
82
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Sani, Ridwan. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Agus, Suprijono. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka
Jaya
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bahri Djamarah, Syaiful dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT Rineka
Cipta
Dr.Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran. Bandung: Seri manajemen
Sekolah bermutu.
Hugiono dan Poerwantana. 1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: PT Bina
Aksara.
Made Alit Mariana. 2003. Pembelajaran Remedial. Departemen Pendidikan
Nasional Direktoran Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
Tenaga Pendidikan.
Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Misbahudin, Iqbal Hasan, (2013), Analisis Data Penelitian Dengan Statistik,
Jakarta: Bumi Aksara.
Mukhtar. 2013. Metode Penelitian Deskriftif Kualitatif. Jakarta: GP Press
Group.
Muhammad Ali. 1992. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Jakarta: LKIS
Pelangi.
83
Mulyasa, E, 2004, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta.
PT. Bumi Aksara
Soeyono Basrowi. 2007. Metode Analisis Data Sosial. Kediri: CV Jenggala
Pustaka Utama.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
_______. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sukardi. (2012). Metodologi penelitian pendidikan kompetensi dan praktiknya.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Suryosubroto, B, 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka
Cipta
Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual. Jakarta: Prenamedia Group.
Triyono. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Ombak.
Wena, Made. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara
84
Winarno, Surakhmad. 1989. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan
Teknik. Bandung : Tarsito.
Yuliani. 2013. Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) pada
Mata Pelajaran IPS Semester Genap di SMK Bakauhuni Kabupaten
Lampung Selatan. TP 2012/2014. FKIP Universitas Lampung.
Recommended