View
7
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH SIKLUS PENGERINGAN DAN PEMBASAHAN
TERHADAP SIFAT FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK
PADA TANAH TANGGUL SUNGAI BENGAWAN SOLO
CROSS SECTION 0+500 DESA SEMAMBUNG
BOJONEGORO YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR,
FLY ASH DAN MIKRO BIOBAKTERI
Penyusun:
M. Januar Pratito 3111106032
Windy Safitri 3111106026
Cyela Nor Safitri 3111106028
1
Dosen Pembimbing:
Dr.Ir. Ria Asih Aryani S, M.Eng
Musta’in Arif, ST.MT
PENDAHULUAN
2
Musim di Indonesia
Pembasahan dan
Pengeringan
Sifat Fisik, Mekanik
dan Dinamik
Kestabilan Tanah Kelongsoron Perbaikan Tanah
Perbaikan Tanah
Secara Kimiawi
Kapur
Fly Ash
Mikro Biobakteri
3
METODOLOGI
Pengambilan Tanah
Pengujian Tanah
Inisial
Undisturbed Disturbed
Proses Drying-
Wetting
Kadar Optimum
Proses Drying-
Wetting
Analisa Kurva
Hubungan
Kapur Fly Ash Mikro Biobakteri
PROSES PENGERINGAN DAN PEMBASAHAN
4
dry 100%
sat.100%
dry 100%
drying 1x
wetting 1x
sat.100%
wetting 2x
drying 2x
dry 100%
sat.100%
sat.100%
wetting 1x wetting 2x
drying 2x
dry 100%
drying 1x
Tanah Natural
Tanah Natural + Stabilisator
PROSES PENGERINGAN
5
dry 100%
sat.100%
dry 100%
drying
wetting
drying
dry 100%
sat.100%
dry 100%
sat.100%
dry 100%
sat.100%
dry 100%
sat.100%
dry 100%
sat.100%
wetting
drying
wetting
drying
Tanah Natural
6
Tanah Natural + Stabilisator
dry 100%
sat.100%
dry 100%
sat.100%
dry 100%
sat.100%
dry 100%
sat.100%
dry 100%
sat.100%
dry 100%
sat.100%
wetting
drying
dry 100%
drying
wetting
drying
wetting
drying
PROSES PENGERINGAN
7
BAHAN STABILISATOR
Kapur Fly Ash Mikro Biobakteri
Hubungan antara kadar air, angka pori, derajat kejenuhan, kepadatan kering
dan tegangan air pori negatif hasil pengujian Proctor standar pada tanah
natural dan tanah yang distabilisasi
8
0.95
1
1.05
1.1
1.15
1.2
10 20 30 40 ωC (%)
0.95
1
1.05
1.1
1.15
1.2
100 1000 10000 100000
-Uw (kPa)
e
30
50
70
90
10 20 30 40
ωC (%)
30
50
70
90
100 1000 10000 100000
-Uw (kPa) S r
(%)
11.8
12.3
12.8
13.3
13.8
10 20 30 40
Natural
Natural + 6 % Kapur
Natural + 7 % Biobakteri
Natural + 10 % fly ash
ωC (%)
11.8
12.3
12.8
13.3
13.8
100 1000 10000 100000
-Uw (kPa)
d (k
N/m
3)
A B
C D
E F
Pengaruh siklus pengeringan-pembasahan 1x dan 2x terhadap hubungan antara
kadar air, angka pori, derajat kejenuhan dan tegangan air pori negatif pada tanah
natural dan tanah yang distabilisasi
9
0.7
0.8
0.9
1
1.1
1.2
15 25 35 45
ωC (%)
0.7
0.8
0.9
1
1.1
1.2
100 1000 10000
e
-Uw (kPa)
40
50
60
70
80
90
100
15 25 35 45
ωC (%)
40
50
60
70
80
90
100
100 1000 10000
S r (%
)
-Uw (kPa)
100
1000
10000
15 25 35 45
-Uw
(kP
a)
Natural drying 1x Natural wetting 1x
Natural drying 2x Natural wetting2x
Nat + 7 % Biobakteri drying 1x Nat + 7 % Biobakteri wetting 1x
Nat + 7 % Biobakteri drying 2x Nat + 7 % Biobakteri wetting 2x
Nat+ 6 % Kapur drying 1x Nat+ 6 % Kapur wetting 1x
Nat+ 6 % Kapur drying 2x Nat+ 6 % Kapur wetting 2x
Nat + 10 % fly ash drying 1x Nat + 10 % fly ash wetting 1x
Nat + 10 % fly ash drying 2x Nat + 10 % fly ash wetting 2x
ωC (%)
A B
C D
E
12
12.5
13
13.5
14
14.5
15 25 35 45
ωC (%)
12
12.5
13
13.5
14
14.5
200 700 1200 1700
d (k
N/m
3 )
Gmax x 103 (kPa)
Pengaruh siklus pengeringan-pembasahan 1x dan 2x terhadap hubungan antara
kadar air, angka pori, derajat kejenuhan, tegangan air pori negatif, dan modulus
geser maksimum pada tanah natural dan tanah yang distabilisasi
10
300
600
900
1200
1500
1800
15 25 35 45
ωC (%)
300
600
900
1200
1500
1800
100 1000 10000
Gm
ax x
10
3 (k
Pa)
-Uw (kPa)
40
50
60
70
80
90
100
300 700 1100 1500 1900
S r (%
)
Natural drying 1x Natural wetting 1x
Natural drying 2x Natural wetting2x
Nat + 7 % Biobakteri drying 1x Nat + 7 % Biobakteri wetting 1x
Nat + 7 % Biobakteri drying 2x Nat + 7 % Biobakteri wetting 2x
Nat+ 6 % Kapur drying 1x Nat+ 6 % Kapur wetting 1x
Nat+ 6 % Kapur drying 2x Nat+ 6 % Kapur wetting 2x
Nat + 10 % fly ash drying 1x Nat + 10 % fly ash wetting 1x
Nat + 10 % fly ash drying 2x Nat + 10 % fly ash wetting 2x
A B
C D
E
Pengaruh siklus pengeringan-pembasahan 1x dan 2x terhadap hubungan antara derajat kejenuhan, berat volume tanah, modulus geser maksimum,dan kohesi pada tanah natural dan tanah yang distabilisasi
11
16
16.5
17
17.5
18
18.5
19
40 50 60 70 80 90 100
Sr (%)
16
16.5
17
17.5
18
18.5
19
300 700 1100 1500 1900
t (k
N/m
3)
Gmax x 103 (kPa)
0
100
200
300
400
500
40 50 60 70 80 90 100
Natural drying 1x Natural wetting 1x
Natural drying 2x Natural wetting2x
Nat + 7 % Biobakteri drying 1x Nat + 7 % Biobakteri wetting 1x
Nat + 7 % Biobakteri drying 2x Nat + 7 % Biobakteri wetting 2x
Nat+ 6 % Kapur drying 1x Nat+ 6 % Kapur wetting 1x
Nat+ 6 % Kapur drying 2x Nat+ 6 % Kapur wetting 2x
Nat + 10 % fly ash drying 1x Nat + 10 % fly ash wetting 1x
Nat + 10 % fly ash drying 2x Nat + 10 % fly ash wetting 2x
0
100
200
300
400
500
300 700 1100 1500 1900
Cu (
kN/m
2)
A B
C D
Pengaruh proses pengeringan berulang terhadap hubungan antara kadar air, angka pori, derajat kejenuhan dan tegangan air pori negatif pada tanah natural dan tanah yang distabilisasi
12
0.75
0.85
0.95
1.05
1.15
1.25
1.35
15 25 35 45
ωC (%)
40
50
60
70
80
90
100
15 25 35 45
ωC (%)
40
50
60
70
80
90
100
100 1000 10000
-Uw (kPa)
S r (
%)
100
1000
10000
15 25 35 45
-UW
(kP
a)
ωC (%)
Natural drying 1x Natural drying 2x
Natural drying 4x Natural drying 6x
Nat + 7 % Biobakteri drying 1x Nat + 7 % Biobakteri drying 2x
Nat + 7 % Biobakteri drying 4x Nat + 7 % Biobakteri drying 6x
Nat + 10 % fly ash drying 1x Nat + 10 % fly ash drying 2x
Nat + 10 % fly ash drying 4x Nat + 10 % fly ash drying 6x
Nat+ 6 % Kapur drying 1x Nat+ 6 % Kapur drying 2x
Nat+ 6 % Kapur drying 4x Nat+ 6 % Kapur drying 6x
0.75
0.85
0.95
1.05
1.15
1.25
1.35
100 1000 10000 -Uw (kPa)
e
A
E
D C
B
Pengaruh proses pengeringan berulang terhadap hubungan antara kadar air, tegangan air pori negatif, modulus geser maksimum, kepadatan kering, dan derajat kejenuhan pada tanah natural dan tanah yang distabilisasi
13
0
400
800
1200
1600
2000
100 10000 -Uw (kPa)
Gm
axx
10
3 (
kPa)
11.5
12
12.5
13
13.5
14
14.5
15 25 35 45
ωC (%)
11.5
12
12.5
13
13.5
14
14.5
0 400 800 1200 1600 2000
d (K
N/m
3)
Gmaxx 103 (kPa)
0
400
800
1200
1600
2000
15 25 35 45 ωC (%)
40
50
60
70
80
90
100
0 400 800 1200 1600 2000 S r
(%)
Natural drying 1x Natural drying 2x
Natural drying 4x Natural drying 6x
Nat + 7 % Biobakteri drying 1x Nat + 7 % Biobakteri drying 2x
Nat + 7 % Biobakteri drying 4x Nat + 7 % Biobakteri drying 6x
Nat + 10 % fly ash drying 1x Nat + 10 % fly ash drying 2x
Nat + 10 % fly ash drying 4x Nat + 10 % fly ash drying 6x
Nat+ 6 % Kapur drying 1x Nat+ 6 % Kapur drying 2x
Nat+ 6 % Kapur drying 4x Nat+ 6 % Kapur drying 6x
A
E
D C
B
Pengaruh proses pengeringan berulang terhadap hubungan antara derajat
kejenuhan, berat volume tanah, modulus geser maksimum,dan kohesi pada
tanah natural dan tanah natural yang distabilisasi.
14
16
16.5
17
17.5
18
18.5
40 50 60 70 80 90 100 Sr (%)
0
100
200
300
400
40 50 60 70 80 90 100
Natural drying 1x Natural drying 2x Natural drying 4x Natural drying 6x Nat + 7 % Biobakteri drying 1x Nat + 7 % Biobakteri drying 2x Nat + 7 % Biobakteri drying 4x Nat + 7 % Biobakteri drying 6x Nat + 10 % fly ash drying 1x Nat + 10 % fly ash drying 2x Nat + 10 % fly ash drying 4x Nat + 10 % fly ash drying 6x Nat+ 6 % Kapur drying 1x Nat+ 6 % Kapur drying 2x Nat+ 6 % Kapur drying 4x Nat+ 6 % Kapur drying 6x
0
100
200
300
400
500
0 400 800 1200 1600 2000
Cu (K
N/m
2)
16
16.5
17
17.5
18
18.5
0 400 800 1200 1600 2000
t (K
N/m
3)
Gmax x 103 (kPa)
A
D C
B
KESIMPULAN
15
1. Dengan adanya penambahan bahan stabilisator klasifikasi tanah
tanggul Sungai Bengawan Solo cross section 0+500 Desa
Semambung Bojonegoro mengalami peningkatan dari tanah
natural yang berdasarkan sistem USCS dan AASHTO masuk ke
kelompok CH dan A-7-6 menjadi untuk penambahan 6% kapur
masuk ke kelompok tanah ML dan A-4, untuk penambahan 10
% fly ash masuk ke kelompok tanah CL dan A-6, dan untuk
penambahan 7 % mikro biobakteri masuk ke kelompok tanah
CL dan A-7-6.
2. Dalam pengujian Proctor standar didapatkan nilai kadar air optimum dan kepadatan kering maksimum pada tanah natural dan tanah yang distabilisasi. Nilai kepadatan kering pada tanah yang distabilisasi mengalami peningkatan dari nilai kepadatan kering tanah natural.
3. Dalam pengujian triaksial (Unconsolidated Undrained) nilai parameter kekuatan geser pada tanah natural lebih kecil dibandingkan pada tanah yang distabilisasi. Dimana semakin besar nilai kuat geser pada suatu tanah, maka kemungkinan terjadinya pergeseran akan semakin kecil.
4. Terjadinya proses pengeringan mengakibatkan nilai kadar air (ω), derajat kejenuhan (Sr), angka pori (e), porositas (n), berat volume tanah (γt), dan berat jenis (Gs) semakin menurun, sedangkan nilai kepadatan kering (γd), kohesi (Cu), modulus geser maksimum (Gmax), dan tegangan air pori negatif (-Uw) semakin meningkat dari kondisi inisial. Begitu juga sebaliknya, ketika terjadinya proses pembasahan nilai kadar air (ω), derajat kejenuhan (Sr), angka pori (e), porositas (n), berat volume tanah (γt), dan berat jenis (Gs) semakin meningkat, sedangkan nilai kepadatan kering (γd), kohesi (Cu), modulus geser maksimum (Gmax), dan tegangan air pori negatif (-Uw) semakin menurun dari kondisi inisial.
16
17
3. Semakin bertambahnya jumlah siklus nilai kadar air (ω), porositas (n), angka pori (e), dan berat jenis (Gs) semakin meningkat, sedangkan nilai derajat kejenuhan (Sr), berat volume tanah (γt), kepadatan kering (γd), kohesi (Cu), tegangan air pori negative (-Uw) dan modulus geser maksimum (Gmax) semakin menurun dari kondisi inisial.
4. Dari ketiga bahan stabilisator yaitu kapur, fly ash, dan mikro biobakteri, komposisi tanah natural + 6 % kapur dengan pemeraman 7 hari adalah komposisi yang mengalami peningkatan parameter fisik, mekanik, dan dinamik yang paling tinggi. Sehingga komposisi tanah natural + 6% kapur adalah alternatif terbaik yang dapat digunakan pada tanah tanggul sungai Bengawan Solo cross section 0+500.
18
TERIMA KASIH
Recommended