View
12
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
Penilaian Faktor Risiko Ergonomi Pada Pekerja Pengguna Komputer
Terhadap Terjadinya Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) di Pusat
Pelatihan dan Pendidikan BPS Tahun 2014
Rendi Supiana, Robiana Modjo
1. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,
Depok, 16424, Indonesia
2. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,
Depok, 16424, Indonesia
E-mail: supiana.rendi@gmail.com
Abstrak
Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor risiko dan keluhan Musculoskeletal Disorders dari pekerja pengguna
komputer di Pusdiklat BPS tahun 2014. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif bersifat deskriptif dengan
desain studi cross sectional. Dari penilaian Rapid Upper Limb Assessment (RULA) didapatkan risiko tinggi
dengan skor range 5 hingga 7. Dari sampel penelitian yang berjumlah 40 orang, sebanyak 37 orang memiliki
keluhan MSDs, dengan keluhan terbanyak pada leher bagian atas 27 orang (67,5%), leher bagian bawah 24
orang (60%), punggung 26 orang (65%), dan pinggang 21 orang (52,5%). Disarankan adanya program edukasi
kesehatan kerja perihal bekerja dengan komputer yang benar, perbaikan desain workstation, dan perlunya
istirahat setiap ≤2 jam sekali dari bekerja menggunakan komputer.
Kata Kunci:
Faktor risiko; RULA; Workstation; Musculoskeletal Disorders; pekerja
Assessment Ergonomics Risk Factors In Worker Computer Users occurrence
Complaints Of Musculoskeletal Disorders (MSDs) in the Training and Education Center
BPS 2014
Abstract
This research discusses the risk factors and complaints of Musculoskeletal Disorders from workers computer
users in Pusdiklat BPS 2014. Study was a descriptive quantitative research with a cross-sectional study design.
Assessment from the Rapid Upper Limb Assessment (RULA) scores obtained with the high-risk range 5 to 7.
From the sample of 40 people, as many as 37 people have complaints MSDs, with most complaints in the upper
neck 27 people (67.5%), lower neck 24 people (60%), back of 26 people (65%), and waist 21 people (52.5%). It
is recommended to make health education programs regarding working with the correct use of a computer,
workstation design improvements, and need a break every once ≤2 hours of work using a computer.
Keywords: Risk Factors; RULA; Workstation; Musculoskeletal Disorders; Workers
Pendahuluan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berkembang pesat seiring dengan
berjalannya waktu. Salah satu kemajuan dibidang teknologi adalah penggunaan komputer
yang bisa dikatakan wajib untuk setiap perusahaan formal. Secara rata-rata, 95% dari pekerja
Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 2014
kantor menghabiskan waktu kerja dengan duduk di depan komputer (Ergonomic Info, 2010).
Pekerja kantor mendapat perhatian khusus tentang keterkaitannya dengan Musculoskeletal
Disorders (MSDs). Dengan lebih dari 45.000.000 pengguna komputer di tempat kerja
Amerika Serikat maka ada kekhawatiran tentang eskalasi kejadian untuk Musculoskeletal
Disorders (Tittiranonda et al., 1999 dalam Robertson et al., 2007).
Musculoskeletal Disorders terdiri dari cacat fisik yang bersifat minor. Istilah ini digunakan
untuk menggambarkan berbagai kondisi yang mempengaruhi otot, tulang, dan sendi.
Keparahan dari Musculoskeletal Disorders ini dapat bervariasi dan biasanya terjadi seperti
nyeri dan ketidaknyamanan yang dapat mengganggu aktifitas sehari-hari (Cherney, 2013).
Berdasarkan penelitian tentang penggunaan dan pemakaian komputer untuk bekerja para
pekerja kantor yang dapat menimbulkan terjadinya Musculoskeletal Disorders oleh Saputra et
al. (2013), menunjukkan bahwa sebanyak 36 responden dengan kategori duduk lebih dari 4
jam terdapat sebanyak 29 responden (80,6%) yang mengalami Musculoskeletal Disorders.
Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan signifikan antara lama duduk di depan komputer
dengan keluhan Musculoskeletal Disorders (Saputra et al., 2013). Guidance on the Prevention
and Management of Musculoskeletal Disorders in the Workplace oleh HSENI & HSA (2013)
menyebutkan bahwa MSDs adalah penyebab utama kecacatan kerja di Uni Eropa. Negara
Republik Irlandia melaporkan bahwa pada tahun 2011 Departemen Perlindungan Sosial
mendapat laporan klaim sebanyak 11.616 klaim kecacatan akibat kerja, 506.403 hari hilang,
yang mana 31% terjadi atas kasus yang berhubungan dengan Musculoskeletal Disorders
seperti bagian punggung, leher, tulang rusuk dan tulang belakang (HSENI & HSA, 2013).
Total biaya ganti rugi di Amerika Serikat pada tahun 1989 atas Musculoskeletal Disorders
diperkirakan 563 juta dolar Amerika Serikat (Webster and Snook 1994 dalam Lewis et al.,
2001).
Pusdiklat BPS adalah lembaga pemerintah non departemen yang mempunyai tugas
menyelenggarakan kegiatan statistik dasar. Program kerja yang dilakukan adalah peningkatan
kualitas SDM Pusdiklat, sarana dan prasarana diklat. Selain itu juga mengembangkan dan
menyempurnakan sistem, kurikulum, silabi, modul pembelajaran (Pusdiklat BPS, 2014).
Pekerja dihadapkan oleh aktivitas menggunakan komputer setiap hari dan dalam jangka
waktu yang lama sehingga memicu risiko tinggi terhadap Musculoskeletal Disorders.
Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 2014
Faktor risiko berasal dari postur tubuh yang tidak sesuai dan sering melakukan gerakan
berulang seperti mengetik dan menggunakan mouse, serta dilihat dari desain tempat kerja
yang ada seperti posisi dan dimensi meja dan kursi, posisi dan bentuk mouse, keyboard,
monitor dan pencahayaan yang mendukung terjadinya keluhan Musculosceletal Disorders.
Berdasarkan hasil walkthrough survey, peneliti menemukan keluhan yang terjadi saat
wawancara dengan keluhan pada bagian leher bagian atas, bahu, pinggang, dan punggung.
Selain itu juga peneliti melihat postur janggal pada pekerja yang menggunakan komputer
untuk bekerja. Berdasarkan data dan fakta diatas maka dilakukan kajian tentang penilaian
faktor risiko ergonomi pada pekerja pengguna komputer terhadap terjadinya keluhan
Musculosceletal Disorders.
Tinjauan Teoritis
Faktor risiko terjadinya keluhan Musculoskeletal Disorders dapat terjadi karena postur kerja,
durasi, office workstation, dan karakteristik pekerja. Pada office workstation, meja dan kursi
disarankan memenuhi rekomendasi dari CSA Z412 agar mengurangi risiko yang ada.
Tabel 1 Rekomendasi Dimensi Kursi
Dimensi Pengukuran Rekomendasi
Dudukan
kursi
Panjang kursi 42-46 cm
Lebar kursi ≥45 cm
Tinggi kursi 42-51 cm
Jenis kursi Adjustable
Sandaran
Lebar sandaran ≥35 cm
Tinggi sandaran 45-55 cm
lumbar support 15-25 cm
Penyangga
lengan
Panjang ≥18 cm
Lebar ≥4,5 cm
Tinggi 19-25 cm
Jenis kaki kursi Cabang 5
Sumber : CSA Z412 dalam OHCOW (2008)
Tabel 2 Rekomendasi Dimensi Meja
Dimensi Pengukuran Rekomendasi
Panjang meja ≥120 cm
Lebar meja ≥76 cm
Tinggi meja 70,5-75,5 cm
Tinggi ruang meja ≥68 cm
Lebar ruang meja ≥50 cm
Ketinggian keyboard 63,5-735 cm
Sumber : CSA Z412 Ontario (2004)
Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 2014
Selain itu untuk monitor, ketinggian mata dengan tepi atas monitor sejajar serta sudut yang
dibentuk antara mata dengan tepi bawah monitor adalah 600, sedangkan untuk jarak antara
mata dengan layar monitor adalah 40-75 cm. Mouse sendiri harus ditempatkan sedekat
mungkin dan pada ketinggian yang memungkinkan lengan berada dalam kondisi relax dari
bahu. Pergelangan tangan harus berada dalam posisi “netral” sehingga tangan sejalan/lurus
dengan lengan bawah (Health & Safety Ontario, 2011).
Untuk posisi keyboard harus sejajar dengan mouse agar tidak terjadi ekstensi lengan yang
berlebihan. Pada keyboard juga direkomendasikan memiliki palmrest untuk tumpuan
pergelangan tangan. Usahakan untuk membuat siku tetap berada dengan tubuh saat mengetik
(University of Toronto, 2010). Selain itu, pekerja seringkali mengetik dari suatu berkas
sehingga diperlukan document holder untuk menunjang posisi yang pas berkas yang akan
diketik. Document holder harus diletakkan di samping layar atau dibidang yang sama. Posisi
ini dimaksudkan agar meminimalkan perputaran leher yang terlalu ekstrem. Untuk
pencahayaan sendiri, pencahayaan harus seimbang untuk mengurangi silau. Adanya silau
dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan memaksa pengguna untuk mengadopsi postur
canggung saat menghindari silau. (Health & Safety Ontario, 2011).
Faktor risiko lainnya adalah faktor pekerjaan seperti postur dan durasi. Ada hubungan antara
postur tubuh dengan terjadinya Musculoskeletal Disorders yaitu pada bagian tubuh leher dan
bahu, pada bagian siku, tangan dan pergelangan tangan, dan tendon (berakibat pada
peradangan tendon) (Bernard, 1997). Menurut Irrishhealth (2014) penyebab Musculoskeletal
Disorders antara lain adalah postur tubuh yang buruk. Beberapa jenis gangguan yang ada
berhubungan dengan tugas-tugas tertentu saat bekerja.
Menggunakan komputer seperti duduk didepan komputer dalam jangka waktu lama,
membentuk postur statis saat melihat layar monitor dalam jangka waktu lama, dan tidak
adanya sandaran kursi sehingga harus duduk tegak dalam jangka waktu yang lama
merupakan faktor risiko terjadinya keluhan Musculoskeletal Disorders (Wisha Services
Division, 2002). Smith dan Carayon (1996) dalam Cook (1999) menyatakan ketidaknyamanan
leher dan bahu terjadi saat menggunakan komputer dalam jangka waktu lama setiap hari.
Menurut Bernard (1997), karakteristik pekerja meliputi umur, jenis kelamin, aktifitas fisik,
dan masa kerja termasuk faktor risiko Musculoskeletal Disorders. Pada usia 35 tahun, pekerja
memiliki keluhan sakit punggung (Guo et al. 1995; Chaffin 1979 dalam Bernard, 1997). Pada
Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 2014
beberapa studi yang telah dilakukan, ditemukan bahwa prevalensi yang lebih tinggi terjadi
terkena Musculoskeletal Disorders pada kelompok wanita (Hales et al., 1994; Johansson,
1994; Chiang et al., 1993 dalam Bernard, 1997). Cady et al. (1979) menemukan bahwa
kemampuan fisik berkaitan dengan musculoskeletal (Bernard, 1997). Sedangkan berdasarkan
survey diketahui bahwa pekerja yang bekerja lebih dari 1 tahun lebih memiliki tingkat absen
sakit dengan kasus kesakitan Musculoskeletal Disorders sehingga lama pekerja bekerja
mempengaruhi kesakitan Musculoskeletal Disorders (Hakkanen et al,. 1991 dalam Octarisya,
2009).
Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantatif dengan pendekatan cross sectional dan
bersifat observasional. Informasi data dan variabel dilihat atau diukur pada satu waktu
bersamaan. Teknik observasional dengan melakukan penilaian postur kerja pekerja dengan
metode RULA. Selain itu dilakukan penyebaran kuesioner untuk pengumpulan data
karakteristik pekerja seperti masa kerja, usia, jenis kelamin, indek massa tubuh, dan aktifitas
fisik (aktifitas fisik menggunakan kuesioner Baecke, 1982), survey keluhan Musculoskeletal
Disorders (Nordic Body Map), serta kesesuaian tata letak dan penggunaan peralatan kerja.
Dimensi tempat kerja diukur dan dikomparasikan dengan panduan CSA Guidline On Office
Ergonomics (CSA Z412). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014. Lokasi penelitian
berada di Pusat Pendidikan dan Pelatihan BPS, Jl. Raya Jagakarsa 70, Lenteng Agung, Jakarta
dengan total sampel 40 orang.
Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 2014
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tabel 3 Hasil Pengukuran Dimensi Kursi
Dimensi Pengukuran Rekomen
dasi (cm)
Kursi
tipe A
(cm)
Kursi
tipe B
(cm)
Kursi
tipe C
(cm)
Kursi
tipe D
(cm)
Kursi
tipe E
(cm)
Dudukan
kursi
Panjang
kursi 42-46 44,5 48 50 45 45,5
Lebar kursi ≥45 51 51 56 50 57
Tinggi
kursi 42-51 39,5-55,5 48,5 43-50 38-49 44-55,5
Jenis kursi Adjustable Ya Tidak Ya Ya Ya
Sandaran
Lebar
sandaran ≥35 51 52,5 55 52,5 43
Tinggi
sandaran 45-55 57,5 38,5 75 35 45
lumbar
support 15-25 20 18 25 18 22
Penyang
ga lengan
Panjang ≥18 39,5 24,5 33 24,5 Tidak
ada
Lebar ≥4,5 5,5 5 5,5 5 Tidak
ada
Tinggi 19-25 19,5 19,5 18 17 Tidak
ada
Jenis kaki kursi Cabang 5 Ya Tidak Ya Ya Ya
Sumber : data primer
Hasil pengukuran dimensi kursi disetiap kursi didapatkan beberapa bagian kursi yang belum
memenuhi standar CSA Z412. Bagian kursi tersebut terutama pada panjang kursi, tinggi
kursi, jenis kursi, tinggi sandaran, penyangga lengan, dan jenis kaki kursi. Panjang kursi yang
disarankan adalah minimal 42 cm dan maksimal 46 cm, sedangkan pada beberapa kursi belum
memenuhi. Batas minimal tinggi kursi yang direkomendasikan adalah 42 cm, sedangkan kursi
tipe A, D, dan E belum memenuhi. Sandaran kursi sendiri, untuk kursi tipe A, B, C, dan D
belum memenuhi. Pada bagian penyangga lengan, kursi tipe E tidak mempunyai sandaran
lengan. Pada jenis kaki kursi, kursi tipe B tidak bercabang lima dan tidak adjustable. Padahal
kursi yang berjenis adjustable dan bercabang lima memungkinkan pekerja dapat mengukur
ketinggian kursi sehingga kaki dapat menapak ke lantai dan kokoh.
Dari hasil observasi, kursi tipe C mempunyai panjang yang tidak sesuai dan memungkinkan
punggung tidak menempel ke sandaran kursi bagian lumbar support. Sedangkan jika
dipaksakan, maka akan membuat sudut kaki lebih maju dan tidak menapak lantai secara
penuh. Untuk kursi D sendiri pada saat observasi, ketinggian kursi digunakan pada batas
minimal yaitu 38 cm. Hal itu menyebabkan pada saat diduduki, ujung paha sedikit terangkat
dan badan agak turun. Padahal menurut Health & Safety Ontario (2011), pada saat duduk
Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 2014
posisi paha harus sejajar dengan lantai. Untuk jenis sandaran yang terlalu rendah membuat
lengan bawah tidak menempel dengan pas. Penyangga kursi sendiri akan sangat berguna
karena bekerja dengan lengan didukung sandaran lengan akan meminimalkan beban otot
ekstremitas atas dan meminimalkan beban bahu (Wells et at., 1997 dalam Barrero et al.,
1999).
Tabel 4 Hasil Pengukuran Dimensi Meja Dimensi
Pengukuran
Rekomendasi
(cm)
Meja Tipe A
(cm)
Meja Tipe B
(cm)
Meja Tipe C
(cm)
Panjang meja ≥120 110,5 150 109,5
Lebar meja ≥76 60,5 75 48,5
Tinggi meja 70,5-75,5 75 75 74
Tinggi ruang meja ≥68 72,5 71,5 72,5
Lebar ruang meja ≥50 69 106,5 57
Ketinggian keyboard 63,5-73,5 68,5 76,5 65,5
Hasil pengukuran dimensi meja didapatkan untuk tinggi meja, tinggi ruang meja, lebar meja,
dan ketinggian keyboard sudah memenuhi standar dari CSA Z412, kecuali untuk panjang
meja dan lebar meja. Rekomendasi untuk panjang meja adalah lebih besar sama dengan 120
cm, sedangkan meja tipe A dan C belum memenuhi. Untuk lebar meja, ukuran yang
direkomendasikan adalah lebih besar sama dengan 76 cm, sedangkan ketiga meja belum
memenuhi. Padahal meja yang memiliki ukuran panjang dan lebar yang lebih kecil dari
rekomendasi akan membuat sesak akan peralatan kantor seperti mouse, berkas-berkas,
kalender, printer atau peralatan lain. Hal ini dapat menempatkan tubuh pekerja dalam posisi
canggung dan postur yang tidak sesuai (WISHA Services Division, 2002). Misalnya pada
penggunaan mouse, posisi mouse yang terlalu jauh atau dekat karena banyaknya peralatan
menjadikan postur lengan tidak sesuai. Selain itu, pada bagian lebar ruang meja memang
sudah sesuai, namun adanya CPU membuat pergerakan kaki menjadi sempit dan membentuk
postur janggal.
Tabel 5 Kesesuaian Monitor, Mouse, Keyboard, Document Holder, dan
Pencahayaan
Kesesuaian Monitor Mouse Keyboard
Document
Holder Pencahayaan
n % n % n % n % n %
Sesuai 24 60 11 27,5 10 25 0 0 27 67,5
Tidak Sesuai 16 40 29 72,5 30 75 40 100 13 32,5
Jumlah 40 100 40 100 40 100 40 100 40 100
Pada tabel terlihat lebih banyak persentase ketidaksesuaian pada mouse, keyboard, dan
document holder. Sedangkan untuk monitor dan pencahayaan, persentase sesuai lebih banyak.
Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 2014
Ketidaksesuaian pada monitor terjadi karena ketinggian tepi atas layar monitor dengan
ketinggian mata dan jarak mata dengan monitor pada beberapa responden belum sesuai.
Menurut WISHA Services Division (2002), posisi monitor yang terlalu rendah atau terlalu jauh
juga dapat mengakibatkan postur canggung. Selain itu, ketidaksesuaian mouse pada sebagian
responden terlihat pada penggunaan mouse yang tidak memiliki sandaran mouse pad. Padahal
sandaran ini sendiri berguna untuk menumpu bagian pergelangan tangan agar lebih nyaman
digunakan dan terhindar dari risiko Musculoskeletal Disorders. Selain itu, postur pergelangan
tangan tidak lurus ketika menggunakan mouse dikarenakan posisi mouse terlalu jauh kekanan
dari posisi tubuh sehingga terbentuk bengkok pada pergelangan tangan (Health & Safety
Ontario, 2011).
Ketidaksesuaian keyboard pada sebagian responden terlihat pada penggunaan keyboard yang
tidak memiliki sandaran keyboard. Sandaran keyboard direkomendasikan untuk tumpuan
pergelangan tangan menjadi netral dan tidak menekuk. Penempatan keyboard juga
direkomendasikan sejajar dengan mouse untuk menghindari ekstensi lengan yang berlebihan
(University of Toronto, 2010). Selain itu, terdapat sebagian responden yang mengetik dengan
postur pergelangan menekuk kesamping sehingga terjadi postur yang tidak sesuai. Saat
mengetik, pergelangan tangan harus lurus dan rileks. Untuk document holder, berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa semua responden tidak memakai document holder ketika
mengetik dari suatu berkas. Padahal penggunaan document holder penting digunakan untuk
menunjang posisi yang pas pada berkas yang akan diketik. Penggunaan document holder
dimaksudkan agar meminimalkan perputaran leher yang terlalu ekstrem sehingga gerakan
kepala (Health & Safety Ontario, 2011). Pada pencahyaan, ketidaksesuaian sebagian
responden terhadap pencahayaan dikarenakan posisi tempat kerja yang terlalu dekat dengan
jendela sehingga cahaya matahari yang masuk terlalu terang/silau. Hal ini dapat dikurangi
dengan menutup jendela dengan gorden. Lampu yang digunakan sudah sesuai dan cukup
untuk penerangan di setiap ruang.
Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 2014
Tabel 6 Penilaian Tingkat Risiko Ergonomi dengan Rapid Upper Limb
Assessment (RULA)
Tabel Pekerja
1 2 3 4 5 6 7
Tabel A
Upper Arm
-lengan abduksi
Lower Arm
Wrist
-bengkok
Wrist Twist
660=3
+1
810=1
350=3
1
220=2
1180=2
170=3
1
660=3
900=1
180=3
1
510=3
940=1
100=2
1
340=2
850=2
140=2
1
650=3
850=1
250=3
+1
1
580=3
870=1
130=2
1
Tabel B
Neck
Trunk
Legs
300=3
340=3
1
230=3
270=3
1
200=2
80=2
2
250=3
160=2
2
160=2
120=2
1
270=3
120=2
1
110=2
190=2
2
Penggun
aan Otot
dan
Beban
Muscle use
-bekerja lebih dari
2 jam tanpa
istirahat
Force/Load
-Menggunakan
komputer 4-6
jam/hari
1
1
1
2
0
1
0
2
1
2
1
1
1
1
Skor Akhir 7 7 5 7 6 7 6
Berdasarkan tabel diatas didapatkan skor-skor yang sesuai dari penilaian grup A maupun grup
B (termasuk additional considerations, muscle use score dan force/load score). Dari skor-
skor yang ada lalu dimasukan ke tabel A dan tabel B sesuai dengan pembagiannya. Setelah
didapat skor dari tabel A dan tabel B, lalu dimasukan ke tabel C sehingga didapat skor akhir.
Skor yang didapatkan pada pengukuran tingkat risiko ergonomi dengan menggunakan Rapid
Upper Limb Assessment (RULA) adalah pada risiko tinggi yaitu rentang 5 hingga 7. Hal ini
menginterpretasikan bahwa perlu adanya investigasi dan perubahan yang harus langsung
dilakukan.
Tabel 7 Distribusi Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Pekerja Pengguna
Komputer Keluhan MSDs Jumlah Presentase
Ada keluhan 37 92,5 %
Tidak ada keluhan 3 7,5 %
Jumlah 40 100%
Hasil survey dengan Nordic Body Map menunjukkan hasil sebanyak 37 responden (92,5%)
mempunyai keluhan Musculoskeletal Disorders.
Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 2014
Gambar 1 Jumlah Keluhan Perbagian Tubuh
Pada hasil survey berdasarkan jumlah keluhan perbagian tubuh terlihat beberapa bahwa
bagian tubuh yang paling banyak dikeluhkan oleh responden seperti leher bagian atas
sebanyak 27 orang (67,5%), leher bagian bawah sebanyak 24 orang (60%), punggung
sebanyak 26 orang (65%), dan pinggang sebanyak 21 orang (52,5%).
Tabel 8 Distribusi Keluhan Musculoskeletal Disorders Berdasarkan Durasi, Usia,
Jenis Kelamin, Indeks Massa Tubuh, Aktiffitas Fisik, dan Masa Kerja
Penggunaan komputer
Keluhan MSDs Total
Ada keluhan Tidak ada keluhan
n % n % n
Durasi
<4 jam 2 66,7 1 33,3 3
4-6 jam 20 100 0 0 20
>6 jam 15 88,2 2 11,8 17
Usia
<35 tahun 16 94,1 1 5,9 17
≥35 tahun 21 91,3 2 8,7 23
Jenis Kelamin
Laki-laki 17 100 0 0 17
Perempuan 20 87,0 3 13,0 23
Indeks Massa Tubuh
Kurus 1 100 0 0 1
Normal 26 89,7 3 10,3 29
Gemuk 6 100 0 0 6
Obesitas 4 100 0 0 4
Aktifitas Fisik
Ringan 22 95.7 1 4,3 23
Berat 15 88,2 2 11,8 17
Masa Kerja
<1 tahun 12 100 0 0 12
≥1 tahun 25 89,3 3 10,7 28
Pada tabel diatas terlihat bahwa durasi mempengaruhi adanya keluhan Musculoskeletal
Disorders. Pekerja dengan durasi yang lebih lama yaitu 4-6 jam dari >6 jam mempunyai
proporsi yang lebih tinggi dari durasi <4 jam. Durasi yang lebih lama menurut Wisha Services
Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 2014
Division (2002) merupakan faktor risiko terjadinya keluhan Musculoskeletal Disorders.
Faktor- faktor tersebut adalah duduk didepan komputer dalam jangka waktu lama termasuk
bentuk postur statis saat melihat layar monitor. Smith dan Carayon (1996) dalam Cook (1999)
menyatakan adanya keluhan Musculoskeletal Disorders seperti pada bagian leher dan bahu
saat menggunakan komputer dalam jangka waktu lama setiap hari. Dari usia sendiri, terlihat
bahwa usia responden yang berusia <35 tahun mempunyai proporsi lebih banyak mempunya
keluhan Musculoskeletal Disorders daripada yang berusia ≥35 tahun. Hal ini disebabkan
adanya faktor lain seperti postur saat bekerja, durasi, dan kesesuaian dengan computer
workstation, dan jenis karakteristik responden yang lain. Selain penurunan fungsi
musculoskeletal karena perkembangan gangguan degeneratif yang berkaitan dengan usia,
kehilangan kekuatan jaringan karena usia juga dapat meningkatkan kemungkinan
Musculoskeletal Disorders (Bernard, 1997).
Terlihat bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki mempunyai proporsi lebih banyak
mempunyai keluhan daripada yang berjenis kelamin perempuan. Semua responden laki-laki
diketahui mempunyai keluhan Musculoskeletal Disorders. Hal ini tidak sejalan dengan studi
Hales et al. (1994); Johansson (1994); Chiang et al. (1993) dalam Bernard (1997) yang
menyatakan ditemukan bahwa prevalensi yang lebih tinggi terjadi terkena Musculoskeletal
Disorders pada kelompok wanita. Ulin et al. (1993) dalam Bernard (1997) menyimpulkan
bahwa perbedaan signifikan antara pria dan wanita terhadap terkena Musculoskeletal
Disorders dikarenakan kurangnya akomodasi tempat kerja untuk menyesuaikan ketinggian
pekerja antara postur tubuh tinggi pria dan wanita. Sedankan untuk Indeks Massa Tubuh,
menurut Bernard (1997), IMT dan Obesitas telah diidentifikasi dalam studi sebagai faktor
risiko potensial untuk Musculoskeletal Disorders. Hasil diatas diketahui bahwa IMT kurus,
gemuk dan Obesitas semuanya mempunyai keluhan Musculoskeletal Disorders. Hal ini sesuai
pada penelitian bahwa Indeks Massa Tubuh adalah variabel yang paling berpengaruh pada
Musculoskeletal Disorders (Werner et al., 1994b dalam Bernard, 1997). Namun, IMT
kategori normal juga termasuk tinggi, hal ini disebabkan faktor risiko lainnya seperti postur
kerja dan durasi.
Pada hasil aktifitas fisik terlihat bahwa kedua kategori memiliki persentasi yang tinggi.
Aktifitas fisik ringan lebih tinggi mempunyai keluhan Musculoskeletal Disorders daripada
aktifitas berat. Menurut Holmstrom et al. (1993) dalam Bernard (1997) menyatakan hubungan
antara aktifitas fisik dengan Musculoskeletal Disorders tidak hanya sekedar hubungan sebab
akibat, karena dilain sisi aktifitas fisik dapat menyebabkan cedera dan kurangnya aktifitas
Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 2014
fisik juga dapat meningkatkan kerentanan terhadap cedera. Pada hasil kategori masa kerja
terlihat bahwa pekerja yang bekerja <1 tahun mempunyai proporsi yang paling tinggi.
Padahal menurut penelitian Hakkanen et al. (1991) dalam Octarisya (2009) diketahui bahwa
pekerja yang bekerja lebih dari 1 tahun lebih memiliki lebih banyak kasus kesakitan
Musculoskeletal Disorders. Hal ini disebabkan faktor lain seperti durasi penggunaan
komputer dan workstation. Pekerjaan yang melibatkan duduk di depan komputer dan
mengoperasikan seperti mengetik atau menggerakan mouse yang dilakukan dalam jangka
waktu lama, menjadikan cedera pada punggung yang berkembang dari waktu ke waktu
(Cannadian Centre for Occupational Health and Safety, 2007).
Tabel 9 Distribusi Keluhan Musculoskeletal Disorders Perbagian Tubuh
Berdasarkan Kesesuaian Tata Letak Monitor
Keluhan MSDs
Kesesuaian Monitor Total
Sesuai Tidak Sesuai
n % n % n %
Leher Bagian Atas 16 59,3 11 40,7 27 100
Leher Bagian Bawah 14 58,3 10 41,7 24 100
Bahu Kiri 10 66,7 5 33,3 15 100
Bahu Kanan 11 64,7 6 35,3 17 100
Lengan Atas Kiri 6 75,0 2 25,0 8 100
Punggung 18 69,2 8 30,8 26 100
Lengan Atas Kanan 7 70,0 3 30,0 10 100
Pinggang 11 52,4 10 47,6 21 100
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden yang sudah sesuai dalam
kesesuaian tata letak monitor memiliki keluhan Musculoskeletal Disorders pada bagian tubuh.
Beberapa bagian tubuh yang mempunyai keluhan terbanyak adalah leher bagian atas, leher
bagian bawah, bahu kiri dan kanan, punggung, dan pinggang. Pada responden yang tidak
sesuai dalam kesesuaian tata letak monitor juga cukup besar. Hal ini menurut OSHA (2003),
bagian tubuh yang berpengaruh pada ketidaksesuaian monitor adalah leher, bahu, lengan atas,
dan tulang belakang.
Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 2014
Tabel 10 Distribusi Keluhan Musculoskeletal Disorders Perbagian Tubuh
Berdasarkan Kesesuaian Mouse
Keluhan MSDs
Kesesuaian Mouse Total
Sesuai Tidak Sesuai
n % n % n %
Leher Bagian Atas 5 18,5 22 81,5 27 100
Leher Bagian Bawah 4 16,7 20 83,3 24 100
Bahu Kiri 4 26,7 11 73,3 15 100
Bahu Kanan 5 29,4 12 70,6 17 100
Lengan Atas Kiri 1 12,5 7 87,5 8 100
Lengan Atas Kanan 2 20,0 8 80,0 10 100
Lengan Bawah Kiri 2 40,0 3 60,0 5 100
Lengan Bawah Kanan 1 25,0 3 75,0 4 100
Pergelangan Tangan Kiri 3 33,3 6 66,7 9 100
Pergelangan Tangan Tangan 2 15,4 11 84,6 13 100
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden yang tidak sesuai dalam
kesesuaian mouse memiliki proporsi keluhan Musculoskeletal Disorders pada bagian tubuh
lebih banyak. Hal ini dipengaruhi penggunaan mouse seperti tidak menempatkan mouse dekat
dengan pengguna. Menurut WISHA Services Division (2002), bagian leher, lengan, bahu, dan
pergelangan tangan adalah bagian tubuh yang rentan berisiko terkena Musculoskeletal
Disorders dari penggunaan mouse yang tidak sesuai. Pada bagian pergelangan tangan kanan
cukup besar persentasinya yaitu 84,6%, hal ini dipengaruhi pergelangan tangan yang tidak
netral dan tidak lurus dengan lengan bawah (Health & Safety Ontario, 2011). Banyak
responden yang tidak menggunakan sandaran mouse, padahal mouse pad yang
direkomendasikan adalah yang memiliki sandaran pergelangan tangan agar nyaman
digunakan (OSHA 2003).
Tabel 11 Distribusi Keluhan Musculoskeletal Disorders Perbagian Tubuh
Berdasarkan Kesesuaian Keyboard
Keluhan MSDs
Kesesuaian Keyboard Total
Sesuai Tidak Sesuai
n % n % n %
Bahu Kiri 4 26,7 11 73,3 15 100
Bahu Kanan 4 23,5 13 76,5 17 100
Lengan Bawah Kiri 2 40,0 3 60,0 5 100
Lengan Bawah Kanan 1 25,0 3 75,0 4 100
Pergelangan Tangan Kiri 3 33,3 6 66,7 9 100
Pergelangan Tangan Tangan 4 30,8 9 69,2 13 100
Menurut WISHA (2002, bagian tubuh yang berisiko terhadap ketidaksesuaian keyboard
adalah lengan bawah, pergelangan tangan, dan bahu. Hasil penelitian menunjukan bahwa
sebagian besar responden yang tidak sesuai dalam kesesuaian keyboard memiliki proporsi
keluhan Musculoskeletal Disorders pada bagian tubuh lebih banyak. Hal ini dipengaruhi pada
responden yang menggunakan keyboard terlalu tinggi sehingga pengguna tidak sadar
Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 2014
menaikkan lengan dan bahunya, hal ini dapat menyebabkan kelelahan dan ketidaknyamanan
serta meningkatkan risiko cedera. Selain itu, pada keyboard yang terlalu rendah, pengguna
komputer akan membungkukkan tubuhnya kedepan dan ini bisa berakibat tekanan pada
lengan dan punggungnya (Health & Safety Ontario, 2011).
Tabel 12 Distribusi Keluhan Musculoskeletal Disorders Perbagian Tubuh
Berdasarkan Kesesuaian Pencahayaan
Keluhan MSDs
Kesesuaian Pencahayaan Total
Sesuai Tidak Sesuai
n % N % n %
Lengan Atas Kiri 3 37,5 5 62,5 8 100
Lengan Atas Kanan 4 40,0 6 60,0 10 100
Pergelangan Tangan Kiri 3 33,3 6 66,7 9 100
Lutut Kiri 2 33,3 4 66,7 6 100
Lutut Kanan 2 40,0 3 60,0 5 100
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden yang sesuai dalam kesesuaian
pencahayaan memiliki proporsi keluhan Musculoskeletal Disorders pada bagian tubuh lebih
banyak. Namun pada responden yang tidak sesuai dalam kesesuaian pencahayaan juga cukup
signifikan. Hal ini dipengaruhi dengan pencahayaan. Pencahayaan harus seimbang untuk
mengurangi silau. Adanya silau dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan memaksa
pengguna untuk mengadopsi postur canggung saat menghindari silau (Health & Safety
Ontario, 2011). Pada hasil kuesioner menyatakan, ada responden yang merasa tempat kerja
tidak terlindung dari silau.
Terlihat pada hasil pembahasan diatas bahwa untuk risiko ergonomi workstation sendiri
seperti dimensi kursi kerja dan dimensi meja kerja masih ada beberapa sampel yang tidak
sesuai dengan rekomendasi CSA Z412. Workstation yang belum sesuai akan membuat postur
tubuh menjadi janggal. Selain itu juga untuk hasil kesesuaian tata letak monitor, mouse,
keyboard, document holder, dan lighting masih banyak responden yang belum sesuai.
Menurut Health & Safety Ontario (2011), risiko Musculoskeletal Disorders menjadi lebih
tinggi terjadi pada pengguna komputer dibandingkan dengan pekerja kantor lain terutama
untuk workstation yang belum sesuai. Dari hasil kuesioner, jenis keluhan yang banyak
dirasakan responden adalah pegal-pegal, kesemutan, nyeri pada otot, lemah/letih yang
semuanya berasal dari faktor-faktor risiko ergonomi yang belum sesuai dari segi workstation.
Selain itu, terlihat pada hasil Rapid Upper Limb Assessment (RULA) yang mendapat skor
tinggi pada tujuh orang sampel yang diteliti. Range skor RULA yang didapat adalah berkisar
antara 5 hingga 7 poin. Hal ini berdasarkan interpretasi skor 5-6 menunjukkan perlu adanya
Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 2014
investigasi lebih lanjut dan perubahan/perbaikan segera pada responden dan langsung
dilakukan untuk skor 7. Berdasarkan hasil kuesioner dari tujuh responden tersebut, terdapat
bahwa mereka semuanya mengalami keluhan pada bagian tubuh dan banyak terdapat pada
bagian leher bagian atas, leher bagian bawah, punggung, dan pinggang. Menurut Bernard
(1997) sendiri menyatakan bahwa ada bukti yang cukup kuat pada penelitiannya tentang
adanya hubungan antara postur tubuh yang janggal dengan terjadinya Musculoskeletal
Disorders. Bagian leher, bahu, siku, tangan dan pergelangan tangan, dan tendon adalah
bagian tubuh yang rentan terjadinya Musculoskeletal Disorders (Bernard, 1997). Hal itu
terlihat dari jumlah keluhan sebanyak 37 responden (92,5%) yang mengalami keluhan
Musculoskeletal Disorders yang mana keluhan terbanyak pada leher, bahu, pergelangan
tangan, punggung dan pinggang.
Kesimpulan
1. Berdasarkan penilaian risiko ergonomi postur kerja dengan metode RULA,
didapatkan hasil risiko tinggi dengan range 5 hingga 7 yang menunjukkan bahwa
perlu adanya investigasi lebih lanjut dan perubahan/perbaikan segera/langsung.
2. Penilaian untuk kursi dan meja kerja menurut rekomendasi CSA Z412 sebagian
besar sudah sesuai, kecuali untuk beberapa bagian seperti tinggi kursi, tinggi
sandaran, jenis kaki kursi, panjang meja, dan lebar meja.
3. Hasil antara kesesuaian pada workstation didapatkan persentase yang belum sesuai
lebih besar dari yang sudah sesuai, kecuali untuk monitor dan pencahayaan.
4. Hasil survey dengan Nordic Body Map menunjukkan hasil sebanyak 37 responden
(92,5%) mempunyai keluhan Musculoskeletal Disorders.
5. Durasi penggunaan komputer perhari mempengaruhi keluhan Musculoskeletal
Disorders.
6. Distribusi keluhan Musculoskeletal Disorders pada kategori karakteristik individu
hampir merata dan tidak terdapat perbedaan signifikan.
7. Distribusi keluhan Musculoskeletal Disorders menunjukkan sebagian besar
proporsi responden tidak sesuai pada kesesuaian workstation yang mengalami
keluhan, kecuali untuk monitor dan pencahayaan.
Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 2014
Saran
1. Meja disarankan mempunyai luas yang cukup untuk menampung semua peralatan
kantor sesuai rekomendasi dari CSA guidline on office ergonomics (Z412).
Pindahkan barang-barang pada ruang bawah meja seperti CPU dan housekeeping
untuk kabel-kabel agar tersedia ruang yang cukup untuk pergerakan kaki.
2. Penggunaan untuk semua kursi kerja memiliki sandaran lengan untuk
meminimalkan beban otot ekstremitas atas dan meminimalkan beban bahu. Kursi
juga disarankan dapat diatur ketinggiannya (adjustable) agar dapat disesuaikan
dengan ketinggian meja serta ketinggian mata sama dengan tepi atas layar
monitor.
3. Pengunaan document holder untuk pekerja, terutama pekerja yang mempunyai
tugas-tugas entry data misal mengetik dari suatu berkas.
4. Penggunaan jenis mouse pad yang memiliki sandaran agar pergelangan tangan
nyaman digunakan. Letakan posisi mouse sejajar dengan keyboard untuk
mengurangi ekstensi lengan terlalu jauh.
5. Perbaikan postur tubuh agar tidak terbentuk postur janggal, misalnya tetap
membuat punggung dan kepala tetap tegak saat bekerja. Lengan bawah tetap
sejajar dengan lantai dan pergelangan tangan lurus ketika mengetik.
6. Disarankan menjaga jarak aman dengan monitor yaitu pada range 40-75 cm.
7. Disarankan untuk istirahat dan streching setiap ≤2 jam ketika bekerja
menggunakan komputer.
8. Adanya Standar Operational Procedure (SOP) untuk housekeeping agar pekerja
menjaga kerapihan dan penataan peralatan seperti berkas-berkas, kalender meja,
posisi mouse pad, posisi keyboard, gelas minum, telepon, dan lainnya.
Daftar Referensi
Applegate, L. M., Austin, R. D., & Soule, D. L. (2009). Corporate Information Strategy and
Management. International Edition: McGraw Hill. QQ
Bernard, et al. (1997). Musculoskeletal Disorders and Workplace Factors.
http://www.cdc.gov/niosh/docs/97-141/pdfs/97-141.pdf [13 April 2014]
Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 2014
Cherney, Kristeen. (2013). Musculoskeletal Disorders.
http://www.healthline.com/health/musculoskeletal-disorders. [27 Maret 2014]
Cannadian Centre for Occupational Health and Safety. (2014). Work Related Musculoskeletal
Disorders. http://www.ccohs.ca/oshanswers/diseases/rmirsi.html [9 Juni 2014]
Health and safety Executive. (2012). Musculoskeletal Disorders.
http://www.hse.gov.uk/msd/msds.htm. [27 Maret 2014]
Health & Safety Ontario. (2011). Office Workstation Design.
http://www.healthandsafetyontario.ca/Resources/Downloads/WSPS/Office-Workstation-
Design.aspx [20 Maret 2014]
Irrishhealth.com. (2014). Musculoskeletal Disorders.
http://www.irishhealth.com/article.html?con=444 [1 Juni 2014]
Lueder, Rani. (1996). A Proposed RULA for Computer Users, Proccedings of the Ergonomics
Summer Workshop, UC Berkeley Center for Occupational & Environmental Health
Continuing Program, San Fransisco, August 8-9, 1996.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan BPS. Tentang Pusdiklat BPS RI. http://pusdiklat.bps.go.id [01
april 2014]
Proffesional and Specialized Sevices Ontario. (2004). Computer Ergonomics : Workstation
Layout and Lighting. https://www.labour.gov.on.ca/english/hs/pdf/gl_comp_erg.pdf [3 April
2014]
Robertson, Michelle (2007). The Effects of An Office Ergonomics Training and Chair
Intervention on Worker Knowledge, Behavior and Musculoskeletal Risk. Journal of Applied
Ergonomics, 40, 124-135.
Saputra et al. (2013). Factor Related With Musculosceletal Disorders on Hasanuddin
University Makassar Financial Departement’s Computer Operation. Jurnal,
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/6112. [01 April 2014]
Stanton, et al. (2005). Handbook of Human Factors and ergonomic Methods. USA : CRC
Press.
Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 2014
The Ergonomics Center of North Carolina. (2008). Rapid Upper Limb Assessment Smart
Form. http://www.The Ergonomics Center/portal/software.shtml [10 April 2014]
Wisha Services Division. (2002). Office Ergonomics : Practical Solutions a Safer Workplace.
www.lni.wa.gov/IPUB/417-133-000.pdf. [13 April 2014]
World Health Organization (WHO). (2006). BMI Classification.
http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html. [23 April 2014]
Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 2014
Recommended