View
22
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
Renstra Insp
Citation preview
RENCANA STRATEGIS
INSPEKTORAT KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI
TAHUN 2010-2014
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Kondisi Umum 1
1.2. Tugas dan Fungsi Inspektorat KRT 2
1.3. Sistematika Penyajian 3
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN INSPEKTORAT
2.1. Visi 4
2.2. Misi 4
2.3. Tujuan 5
2.4. Sasaran 5
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3.1. Arah Kebijakan 7
3.2. Strategi 7
BAB IV ANALISIS LINGKUNGAN DAN FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
4.1. Analisis Lingkungan 9
4.2. Faktor Penentu Keberhasilan 10
BAB V PENUTUP 11
ii
KATA PENGANTAR
Bagi manajemen yang berorientasi pada hasil, perencanaan strategis merupakan hal
terpenting. Oleh karena itu, Inspektorat berupaya mendefinisikan apa yang akan dicapai oleh
organisasi, mengidentifikasikan strategi, memperjelas prioritas organisasi dan bagaimana cara
mencapai hasil tersebut. Kesemua hal tersebut tetap direkatkan dengan koridor Inspektorat sebagai
unit yang dibentuk secara khusus untuk menjalankan pengawasan internal sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan praktik-praktik terbaik. Dengan kata lain, perencanaan strategis
Inspektorat disusun dalam rangka pemenuhan peran dan fungsi pokok Inspektorat sebagai Aparat
Pengawas Internal Pemerintah (APIP).
Sebagai APIP, Inspektorat akan memposisikan dirinya untuk membantu pimpinan mencapai
tujuan organisasi secara tepat, hemat dan efisien dengan memberikan nilai tambah serta
meningkatkan operasi organisasi. Untuk dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai pengawas
internal modern tersebut, Inspektorat akan lebih banyak berfungsi sebagai katalis dengan
bertindak sebagai konsultan dan trigger ketimbang pemeriksa atau watchdog.
Dengan demikian, keberhasilan pelaksanaan peran dan fungsi Inspektorat ini sangat
memerlukan dukungan berupa komitmen pimpinan serta seluruh unsur Kementerian Riset dan
Teknologi terhadap keberadaan dan peranan Inspektorat dimaksud.
Inspektorat sebagai bagian dari Kementerian Riset dan Teknologi tidak dapat dilepaskan dari
visi dan misi yang diemban oleh Kementerian Riset dan Teknologi secara keseluruhan. Atas
pertimbangan itulah, Renstra Inspektorat 2010 2014 (revisi) disusun dengan memperhatikan
Renstra Kementerian Riset dan Teknologi 2010 2014.
Jakarta, September 2011
Inspektur
Marsudi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) pasal 6
bahwa Renstra Kementerian/Lembaga memuat visi, misi, tujuan, strategis, kebijakan, program dan
kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang disusun dengan
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan bersifat indikatif
dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional bahwa Pimpinan Kementerian/Lembaga menyiapkan Rancangan Renstra-KL,
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman kepada Rancangan Awal RPJMN dan
menetapkan Renstra-KL setelah disesuaikan dengan RPJMN. Inspektorat sebagai bagian dari LAPAN
menjadikan UU dan PP tersebut sebagai acuan dalam penyusunan Renstra Inspektorat 2010 2014.
Berdasarkan Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
bahwa setiap instansi pemerintah diwajibkan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP). Penyusunan LAKIP tidak dapat dilepaskan dari penyelenggaraan suatu sistem yang
dapat memudahkan instansi pemerintah dalam menyusun LAKIP yang dikenal dengan nama SAKIP.
SAKIP merupakan suatu rangkaian proses yang dimulai dari penetapan visi, misi, dan tujuan
organisasi yang dituangkan dalam sebuah dokumen perencanaan jangka menengah yang dinamakan
Renstra. Rencana jangka Menengah tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam suatu rencana
kinerja tahunan yang dituangkan dalam dokumen perencanaan jangka pendek yang dinamakan Rencana
Kinerja (Renja).
Atas dasar hal tersebut diatas maka Inspektorat menyusun Renstra Inspektorat Kementerian Riset
dan Teknologi Tahun 2010 2014 revisi.
1.1 Kondisi Umum
Rencana Strategis Pengawasan diperlukan untuk menjaga agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan, melalui pengawasan dapat diketahui apakah sebuah organisasi telah
melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien serta sesuai dengan
rencana, kebijakan yang telah ditetapkan dan ketentuan yang berlaku.
Pengawasan (controlling) adalah salah satu fungsi manajemen yang diperlukan untuk
mengendalikan pelaksanaan program dan kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan
sasaran.
2
Kegiatan pengawasan dilaksanakan untuk menyakinkan dan menjamin bahwa program/kegiatan
dilaksanakan sesuai dengan rencana dan kebijakan yang ditetapkan serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Inspektorat adalah unit pengawasan intern, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor
47 Tahun 2009 Tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara.
Inspektorat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Melalui Sekretaris
Kementerian. Inspektorat membawahi Sub Bagian Tata Usaha dan kelompok Jabatan Fungsional
Auditor. Inspektorat dipimpin oleh seorang Inspektur.
1.2 Tugas dan fungsi Inspektorat Kementerian Riset dan Teknologi
Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Negara
Riset dan Teknologi
Inspektorat menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern;
b. pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya ;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan menteri;
d. penyusunan pelaporan hasil pengawasan; dan
e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Kementerian
SEKRETARIAT KEMENTERIAN
NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
3
1.3 Sistematika Penyajian
Secara singkat sistematika Rencana Strategis Inspektorat tahun 2010-2014 revisi sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Visi, Misi dan Tujuan Inspektorat
Bab III : Arah Kebijakan dan Strategi
Bab IV : Analisis Lingkungan dan Faktor Penentu Keberhasilan
Bab V : Penutup
4
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN INSPEKTORAT
2.1 Visi
Inspektorat melaksanakan fungsi pengawasan (control), salah satu fungsi manajemen, yang menjadi
alat bantu Menteri dalam mengawasi pelaksanaan program dan kegiatan oleh unit-unit sesuai dengan
tugas, fungsi dan kewenangannya masing-masing, serta menjadi salah satu sumber masukan Menteri
dalam pengambilan langkah-langkah dan penetapan kebijakannya.
Pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangan Lembaga harus dapat dipertanggungjawabkan
(akuntabel). Akuntabilitas terwujud apabila pelaksanaan program dilakukan secara terbuka dan
transparan. Terbuka dapat diartikan sebagai sikap antisipatif terhadap berbagai masukan konstruktif
dari semua pihak terkait, baik dari dalam maupun luar, sehingga pelaksanaan program dapat berhasil
guna dan berdaya guna, dan berlangsung secara transparan. Keterbukaan dan transparansi
dimaksudkan sebagai upaya pencegahan berbagai bentuk pemborosan dan penyimpangan pengelolaan
sumber daya serta praktek-praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Untuk mewujudkan akuntabilitas kinerja di atas, diperlukan unit pengawasan yang profesional,
proporsional dan mandiri, baik sistem maupun sumber daya manusia, sehingga mampu memberikan
kontribusi dan masukan secara objektif dan konstruktif untuk perbaikan manajemen serta langkah-
langkah pengambilan keputusan dan kebijakan oleh Menteri. Oleh sebab itu, Inspektorat mempunyai
visi Menjadi unit kerja pengawasan yang akuntabel dan berperan dalam peningkatan kinerja
Kementerian Riset dan Teknologi.
2.2 Misi
Dalam upaya mewujudkan visi Inspektorat, maka dirumuskan misi yaitu Meningkatkan kualitas
pengawasan, kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia dalam rangka mencapai tata kelola
pemerintahan yang baik
Penjelasan misi
Penerapan praktek-praktek terbaik dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan mengakomodasi
prinsip-prinsip seperti akuntabilitas, transparansi, keadilan, dan partisipasi sudah menjadi keharusan.
Diharapkan tugas dan fungsi pada setiap jenjang dan struktur organisasi di lingkungan KRT dilaksanakan
dengan efisien, efektif, ekonomis, dan akuntabel.
5
Penerapan konsep tersebut pada unit organisasi di lingkungan KRT diharapkan akan menjadi
pendorong bagi perubahan-perubahan dalam administrasi pada unit kerja. Dengan misi ini diharapkan
unit kerja di lingkungan KRT akan tumbuh budaya untuk bertransparansi, berpartisipasi, dan
berakuntabilitas. Hasil akhir yang diharapkan adalah terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik
pada unit kerja di lingkungan KRT sebagai bagian dari mekanisme tercapainya visi Inspektorat KRT.
Dengan misi ini diharapkan seluruh pegawai Inspektorat termotivasi untuk menyelesaikan tugasnya
secara profesional sesuai dengan peraturan yang berlaku, efisien, efektif, dan akuntabel sehingga
memberikan nilai tambah bagi unit kerja di lingkungan KRT.
Untuk melaksanakan misi tersebut Inspektorat menjabarkan misi kedalam :
a. Merumuskan kebijakan pengawasan
b. Melaksanakan pengawasan fungsional
c. Melaksanakan reviu laporan keuangan
d. Melaksanakan evaluasi kinerja unit kerja
e. Melakukan pembinaan unit kerja dan melakukan pemantauan tindak lanjut
f. Melakukan pembinaan pejabat auditor
g. Melaksanakan administrasi Inspektorat
Dengan misi ini diharapkan seluruh pegawai Inspektorat termotivasi untuk menyelesaikan tugasnya
secara profesional sesuai dengan peraturan yang berlaku, efisien, efektif, dan akuntabel sehingga
memberikan nilai tambah bagi unit kerja di lingkungan KRT.
2.3 Tujuan
Untuk mencapai visi dan misi Inspektorat diatas, maka harus dirumuskan kedalam tujuan yang lebih
terarah dan operasional.
Tujuan Inspektorat adalah :
a. Terwujudnya akuntabilitas kinerja unit organisasi di lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi
b. Terwujudnya pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan yang efektif dan efisien
2.4 Sasaran
Untuk mencapai tujuan Inspektorat, perlu ditetapkan sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya kinerja unit-unit organisasi di lingkungan KRT
b. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.
6
Secara lengkap, Renstra Inspektorat Tahun 2010-2014 sebagai berikut :
UJUAN SARARAN INDIKATOR KINERJA
(OUTCOME)
TARGET
2010 2011 2012 2013 2014
Terwujudnya
akuntabilitas kinerja
unit organisasi di
Lingkungan KRT
Meningkatnya kinerja
unit-unit organisasi
dilingkungan KRT
Jumlah unit organisasi yang
mendapat nilai akuntabilitas
kinerja kategori B (baik)
1
2
3
5
6
Terwujudnya
pengelolaan dan
pertanggungjawaban
keuangan yang efektif
dan efisien
Meningkatnya
akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara
Jumlah Satuan Kerja atau
unit organisasi yang bersih
dari penyimpangan
pengelolaan keuangan yang
material
1
2
4
7
10
Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP
Yang dimaksud penyimpangan pengelolaan keuangan yang material adalah :
1. Penyimpangan pengelolaan keuangan yang berdampak terhadap penyetoran ke kas negara sebesar > Rp. 5.000.000,-.
2. Kesalahan prosedur dalam pengadaan barang dan jasa.
7
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3.1. Arah Kebijakan Inspektorat
Tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai melalui penyusunan dan pelaksanaan strategi yang
tepat. Untuk dapat menyusun strategi yang tepat, maka perlu dilandasi kebijakan-kebijakan sebagai
berikut :
1. Kegiatan audit dan evaluasi seluruh unit kerja Kementerian Riset dan Teknologi
2. Optimalisasi pemantauan dan percepatan tindak lanjut hasil pengawasan
3. Perencanaan kegiatan pengawasan yang baik dan ketaatan pelaksanaannya
4. Optimalisasi perencanaan dan meningkatkan peran auditor dalam mendorong unit kerja untuk
meningkatkan kepatuhan atas pengelolaan keuangan negara
5. Mendorong terselenggaranya SPIP di Kementerian Riset dan Teknologi
Penetapan program diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan
pengalokasian sumber daya yang dimiliki Inspektorat.
Program yang di tetapkan adalah Dukungan Manajemen Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KRT
Sedangkan kegiatan untuk mendukung program tersebut adalah Penyelenggaraan Pengawasan dan
Pemeriksaan Akuntabilitas KRT
3.2. Strategi Inspektorat
Dalam melaksanakan program dan kegiatan mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran strategis
Inspektorat, disusunlah strategi Inspektorat antara lain :
a. Integritas
Prinsip ini menimbulkan kepercayaan dan hal ini merupakan dasar atas hasil pengawasan.
b. Objektivitas
Prinsip ini menunjukkan profesionalisme secara objektif dalam mendapatkan, mengevaluasi dan
mengkomunikasikan informasi tentang program dan atau kegiatan yang diperiksa. Pengawasan
menilai secara seimbang semua keadaan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi
maupun keputusan pihak lain.
8
c. Kerahasiaan
Prinsip ini menghormati nilai kerahasiaan informasi yang diperoleh dan tidak mengungkapkan
kepada pihak lain yang tidak berhak, kecuali ada kewajiban hukum atau kewajiban profesional
yang mengharuskannya mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak yang berwenang.
d. Kompetensi
Prinsip ini menggunakan pengetahuan, keahlian dan pengalamannya dalam melaksanakan tugas
pengawasan.
e. Independensi
Inspektorat bebas dari interfensi dan memperoleh dukungan yang memadai dari pimpinan
organisasi tertinggi, menciptakan kondisi tidak menyimpang dan bersikap netral terhadap unit
kerja atau pihak lain dalam melakukan fungsi pengawasan. Temuan audit harus didasarkan
semata-mata pada bukti yang ditemukan dalam pelaksanaan prosedur auditing yang benar.
Kondisi ini diciptakan dan dipertahankan untuk memungkinkan aparat pengawas/auditor
inspektorat untuk menetapkan kredibilitasnya dalam pelaporan hasil pengawasan.
f. Visinary
Sebagai upaya renponsif terhadap aspirasi masyarakat dan perkembangan akan proses
pengawasan dimasa yang akan datang seiring dengan meningkatnya program pembangunan
iptek dimasa depan yang menjadi fokus kegiatan stakeholder.
9
BAB IV
ANALISIS LINGKUNGAN DAN FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
4.1 Analisis Lingkungan
Faktor-faktor kunci keberhasilan (Critical Success Faktor = CSF) adalah bidang yang berkaitan secara
luas dengan misi, dimana kinerja sangat dipengaruhi oleh bagaimana suatu organisasi menerima sukses
atau kegagalan dari suatu misi organisasi. Dengan memiliki lebih banyak faktor penentu keberhasilan,
maka relatif akan memiliki kinerja yang baik. Oleh karena itu, faktor- faktor penentu keberhasilan
merupakan hal yang sangat penting bagi keberadaan suatu organisasi.
Penentuan faktor-faktor kunci keberhasilan dimulai dengan melakukan analisis lingkungan baik
internal maupun eksternal yang berkaitan dengan visi dan misi. Analisis tersebut biasa menggunakan
metode analisis SWOT (Strengths/kekuatan, Weaknesses/kelemahan, Opportunities/peluang,
Threats/tantangan/kendala). Adapaun hasil identifikasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
4.1.1 Analisis Lingkungan Internal
Melalui analisis terhadap lingkungan internal inspektorat dapat diketahui unsur-unsur kekuatan
(strenght) dan kelemahan (weaknesses) organisasi. Adapaun hasil identifikasi yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
-- Kekuatan (Strenght)--
1. Komitmen yang tinggi dari pimpinan Inspektorat dan Kementerian.
2. Adanya tugas dan fungsi yang jelas
3. Kualitas sumber daya manusia yang memadai
4. Adanya pedoman operasi yang berlaku
-- Kelemahan (weakness) --
1. Pemahaman atas kegiatan utama Kementerian Riset dan Teknologi dalam tataran teknis
belum memadai
2. Belum tersusunnya kebijakan pengawasan di lingkungan KNRT.
4.1.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis terhadap lingkungan eksternal Inspektorat memperlihatkan peluang dan
tantangan/kendala sebagai berikut :
10
-- Peluang (oppportunities) --
1. Adanya tekad dan komitmen Presiden dalam mewujudkan pemerintahan yang akuntabel dan
bebas dari KKN.
2. Makin kuatnya dukungan lembaga legislatif terhadap instansi pengawasan pemerintah.
3. Sudah terbentuknya kerjasama yang cukup baik dengan instansi terkait.
-- Ancaman/kendala (threats) --
1. Belum diketahui dan dipahaminya secara menyeluruh fungsi dan peranan pengawasan oleh
unit kerja yang ada di lingkungan KRT.
2. Lamanya memperoleh dokumen pemeriksaaan atau dokumen evaluasi
4.2 Faktor Penentu Keberhasilan
Faktor Penentu Keberhasilan merupakan faktor yang sangat berperan terhadap pencapaian
keberhasilan organisasi, sebagai arah dalam menetapkan stategi yang tepat dalam mencapai
keberhasilan organisasi. Faktor ini berfungsi untuk lebih memfokuskan strategi organisasi dalam rangka
mencapai tujuan dan misi organisasi secara efektif dan efesien. Dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi, faktor keberhasilan terlebih dahulu ditetapkan dengan diawali menganalisis lingkungan
internal dan eksternal yang dilanjutkan dengan analisis terhadap urgensi dan dampak sosialnya untuk
mendapatkan skala prioritas. Melalui pengenalan terhadap faktor penentu keberhasilan diharapkan
organisasi siap untuk dapat berinteraksi dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.
Faktor-faktor penentu keberhasilan Inspektorat dapat berupa faktor internal maupun faktor
eksternal. Faktor yang bersifat internal merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan yang ada dan
harus ada di dalam Iingkungan Inspektorat sendiri.
Adapun faktor penentu keberhasilan Inspektorat yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Adanya komitmen pemerintah tentang perlunya lembaga pengawasan internal sehingga
menguatkan dasar hukum pembentukan unit pengawasan.
2. Tersedianya kualitas sumber daya manusia yang memadai
3. Adanya tugas dan fungsi yang jelas
4. Adanya pedoman operasi yang berlaku
5. Adanya interaksi dan koordinasi yang efektif dengan unit kerja lain dan instansi terkait
11
BAB V PENUTUP
Rencana strategis (Renstra) Inspektorat merupakan penjabaran/turunan dari Renstra Kementerian
Riset dan Teknologi periode 2010 2014. Dan menjadi acuan program dan kegiatan di Inspektorat,
diperlukan untuk mewujudkan good governance dan clean governence serta mendukung
penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta bersih dari praktek-
praktek KKN.
Rencana strategis (Renstra) Inspektorat revisi periode 2010 2014 merupakan dokumen
perencanaan untuk 4 tahun mendatang yang menjadi dasar bagi pelaksanaan program dan kegiatan.
Selain itu, Renstra Inspektorat memberikan gambaran kuat Inspektorat dalam mendukung manajemen
dan keberhasilan tugas teknis lainnya di lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi.
Rencana strategis Inspektorat memuat rumusan ketentuan-ketentuan pokok dalam bidang
pengawasan intern pemerintah dalam rangka menjamin terlaksananya pengawasan intern pemerintah
yang efektif dan efisien.
Recommended