View
222
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
ROADMAP PEREKONOMIANPEREKONOMIAN2014 – 2019
Kondisi Awal
Tujuan Jangka Menengah
Sistematik
Tujuan Jangka Menengah
Bauran Kebijakan Makro, Struktural dan Luar Negeri
Infrastruktur, Kepastian Hukum, Reformasi Birokrasi
Aksi Segera: Penggerak Perubahan
KONDISI AWAL:Banyak Peluang, Sulit, Kepemimpinan Transformasional dan Tata Kelola Yang Baik
Penduduk naik dengan 11 juta, angkatan kerja dengan 8-9 juta, sektor
informal Mendominasi penyerapan angkatan kerja
Sumber Daya Manusia: Kesehatan, pendidikan, kewirausahaan membaik
tetapi tertinggal dalam Penguasaan sains, matematik, rekayasa, tetapi tertinggal dalam Penguasaan sains, matematik, rekayasa,
kewirausahaan
Biaya logistik domestik sangat tinggi dibanding negara-negara tetangga
dalam Kelompok stratejik yang sama
Pertumbuhan melemah ke kisaran bawah 5%-an karena perlambatan
dunia Dan profil moneter yang ketat demi keseimbangan transaksi
berjalan
Inflasi dekat dengan target BI, tetapi biaya uang tinggi dibanding negara-
negara dalam kelompok stratejik yang sama
Transaksi berjalan defisit karena impor barang naik cepat (2013 = 4 kali 2004),
Sementara ekspor barang naik lambat (2,6 kali dalam waktu yang sama), dan
Pendapatan investasi asing melebihi investasi langsung baru
Kemiskinan menurun, keluarga rentan/harapan sangat besar, lowongan yang
KONDISI AWAL:
Kemiskinan menurun, keluarga rentan/harapan sangat besar, lowongan yang
Rentan sangat besar, koefisien Gini naik ke atas 0,4
Kondisi ekonomi dunia meredup menurut taksiran OECD bulan September
2014: Pasar sumber daya alam tetap lemah, permintaan impor hasil industri
dan Jasa melesu, investasi asing langsung melemah, tetapi tekanan kenaikan
Bunga mereda
Keterbatasan penggunaan ICT
Tujuan Umum Pembangunan
Berjuang mendekati status pendapatan tengah atas yang lebih adil,
partisipatif, kompetitif di kawasan dan inter-kawasan bertumpu pada
momentum pertumbuhan yang ada dan Penciptaan momentum baru
dengan menjaga stabilitas internal dan eksternal
Beberapa sektor lokomotif: pertanian dan pangan, manufaktur, jasa,
keuangan, infrastruktur sebagai bisnis
Modal manusia sebagai andalan utama, sumber daya alam sebagai tumpuan
pelengkap, kehandalan dan efisiensi infrastruktur sebagai sumber perbaikan
daya saing, kepastian hukum sebagai jangkar, otonomi daerah dan reformasi
birokrasi sebagai motor fasilitasi
Elevasi literasi digital rakyat Indonesia menuju praktik terbaik regional dan
global
� Penciptaan lapangan kerja 3 juta orang per tahun, untuk menjaga
pengangguran terbuka pada tingkat 6% dan perpindahan dari sektor
informal sekitar 1 juta orang per tahun.
� Target Pertumbuhan rata-rata 7% dalam kurun 2014-2019 dengan
target tahunan: 6% (2015), 7% (2016), 7,5% (2017, 2018, 2019) atau
pertumbuhan pendapatan per kepala dengan 5,9% per tahun sehinggapertumbuhan pendapatan per kepala dengan 5,9% per tahun sehingga
pendapatan per kepala 2019 = 141%
� Menjaga defisit transaksi berjalan yang berkelanjutan di bawah 4% dari
PDB
� Menjaga nilai tukar seirama dengan Paritas Daya Beli (PPP – purchasing
power parity) untuk memikat pengekspor
� Pemotongan subsidi konsumsi berjalan terutama Energi �
menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp.3.000/liter yang akan
menghemat Rp. 17 Trilyun dalam 2 bulan terakhir tahun 2014 dan
mungkin sekitar Rp 150 triilyun dalam 2015
� Pemeliharaan proteksi sosial, momentum percepatan
pemupukan modal manusia berupa kesehatan, pendidikan,
pelatihan dan kewirausahaan UMKM.
�Penaikan pengeluaran modal pemerintah untuk infrastruktur
� Pendayagunaan maksimum dari ICT
Persoalan Pokok:
Produksi gagal merespon permintaan, kemacetan (tempo
lambat), biaya logistik yang sangat tinggi, ketika
persaingan di dunia menuntut konektivitas cepat dan
biaya rendah.biaya rendah.
Tujuan:
Percepatan pembangunan infrastruktur yang handal,
kompetitif (lancar cepat dan efisien berbiaya rendah)
Kebijakan:
� Pemulihan peran pemerintah dalam infrastruktur dengan menaikkan
pengeluaran investasi dan pemeliharaan infrastruktur dengan palaing
sedikit 1,5% poin dari PDB.
� Penguatan KPS (PPP) melalui penguatan ekuitas lembaga-lembaga� Penguatan KPS (PPP) melalui penguatan ekuitas lembaga-lembaga
KPS, penegakan kepastian hukum yang menyangkut KPS, akselerasi
pengadaan lahan untuk KPS.
� Koordinasi kebijakan untuk menjamin koherensi kebijakan (policy
coherence) melalui pemberdayaan KPPIP
� Prioritas debottlenecking (pelancaran) KEK
� Pendayagunaan ICT sejauh mungkin dalam proses-proses inti
Masalah Pokok:
Produksi gagal merespon permintaan, nilai impor bahan
bakar mineral 2013 = 3,9 kali 2004 sementara nilai ekspor
hanya 3 kali, harga jual premium yang rendah dan menggodahanya 3 kali, harga jual premium yang rendah dan menggoda
penyelundupan, sklerosis infrastruktur.
Tujuan:
Ketahanan energi pada harga keekonomian pengurangan
subsidi.
Kebijakan:
•Kenaikan harga BBM bersubsidi dengan Rp3000/liter menuju
harga keekonomian
• Kepastian kontrak Migas yang berakhir dalam 5 tahun yang• Kepastian kontrak Migas yang berakhir dalam 5 tahun yang
akan datang
• Investasi dalam hulu Migas dan kilang minyak baru
• Harga keekonomian untuk BioDiesel
• Harga keekonomian untuk listrik
• Difusi teknologi energi yang efisien untuk menurunkan
intensitas energi
• Pendayagunaan ICT dalam semua proses inti
Persoalan pokok:Produksi gagal merespon permintaan
Tujuan:Ketahanan dan kemandirian pangan,dan respon cepat produksi terhadappermintaan
Kebijakan:� Perbaikan sistem pasca panen komoditas pangan strategis� Modernisasi penggilingan beras dengan skala kecil,
menengah dan besar di seluruh sentra produksi (11 propinsi)� Pengadaan pengeringan padi dan beras modern di 22
Bidang PERTANIAN & PANGANBidang PERTANIAN & PANGAN
� Pengadaan pengeringan padi dan beras modern di 22propinsi selain sentra produksi beras tersebut di atas
� Gerakan nasional perbaikan komoditas perkebunanpotensial: jutaan bibit kakao dan kopi
� Penyuluhan dan pendampingan yang komprehensif bagipetani di bawah koordinasi Balai Pengkajian TeknologiPertanian (BPTP) dan sertifikasi komoditas
� Perbaikan infrastruktur pertanian dan pencetakan sawah� Pendayagunaan ICT dalam semua proses inti
BidangBidang MANUFAKTURMANUFAKTUR
Persoalan pokok :Produksi gagal merespon permintaan; erosi daya saing sejak krisis 1997-1998, penurunan minat pengusaha, dan daya serap tenaga kerja yang menurun dalam manufaktur, biaya logistik yang sangat tinggi, ekspor yang lemah, partisipasi terbatas dalam Global Value Chain (GVC)dalam Global Value Chain (GVC)
Tujuan:Pemulihan daya saing internasional manufaktur sehingga menjadi lokomotif akselerasi ekspor Dan penciptaan lapangan kerja berproduktifitas sedang dan tinggi
Kebijakan:� Pengembangan cluster industri dan UKM di sekitar estat industri
yang terkoneksi dengan GVC Terutama di Pantura Jawa danbeberapa pusat industri di luar Jawa
� Reinvensi kawasan ekonomi khusus di Pantura Jawa, MedanBesar, Makassar Besar, Balikpapan, dan beberapa pusat
BidangBidang MANUFAKTURMANUFAKTUR
Besar, Makassar Besar, Balikpapan, dan beberapa pusatpembangunan yang lain
� Kesepakatan industrial yang responsif terhadap penduduk yangsudah bekerja maupun yang masih menganggur dengan menjagatingkat UMP/K yang seirama dengan produktivitas
� Debottlenecking kawasan manufaktur di pusat-pusat prooduskiuntuk menurunkan biaya logistik ke tingkat yang kompetitif
BidangBidang MANUFAKTUR …MANUFAKTUR …lanjutanlanjutan
� Revitalisasi Balai Latihan Kerja sebagai kerjasama pemerintahdan swasta untuk mengangkat kompetensi pekerja ke tingkatregional dan internasional
� Pembentukan program dana pelatihan nasional
� Pemupukan kultur layanan (service structure) di seluruh� Pemupukan kultur layanan (service structure) di seluruhPusat Perijinan Terpadu Satu Pintu (PPTSP)
� Pemacuan ekspor manufaktur dengan memanfaatkan GVCterutama untuk industri ringan, industri hilir sumber dayaalam, industri ICT, dan industri otomotif
* Pendayagunaan ICT dalam semua proses inti
BidangBidang JASAJASA
Persoalan Pokok:Produksi gagal merespon permintaan: jasa terselip dalamseluruh kegiatan ekonomi sebagai masukan yang kritikal;menurut taksiran sekitar 78% dari nilai tambah industripengolahan adalah jasa-jasa; sangat kompleks dalamGVCnyaGVCnya
Tujuan:Transformasi Indonesia menjadi ekonomi layanan yangunggul dengan kultur layanan (Service Culture) Yangdibangun melalui “revolusi mental”
Kebijakan:� Revolusi kultur jasa dalam logistik kesehatan, pendidikan,
jasa bisnis, pariwisata, ekonomi kreatif, dan Perdagangan� Infrastruktur konektivitas domestik, regional dan global
(Fisik, institusi, dan manusia)� Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja dan kewirausahaan
dalam jasa-jasa prioritas dengan kemitraan publik swasta
BidangBidang JASAJASA
dalam jasa-jasa prioritas dengan kemitraan publik swastadan kerjasama internasional
� Sertifikasi perusahaan manajemen dan tenaga kerja industrijasa
� Pengembangan jasa pariwisata inklusif dan berkelanjutan diIndonesia Timur dan situs-situs natural di bagian lainIndonesia
� Pendidikan, pelatihan dan pemberdayaan PPTSP sebagaimotor fasilitasi industri jasa
� Pendayagunaan ICT dalam semua proses inti
BidangBidang FINANSIALFINANSIAL
Persoalan Pokok:Biaya intermediasi yang tinggi (selisih bunga pinjamandan bunga deposito): jasa keuangan non-bank yangtertinggal, akses UMKM dan rumah tangga yang sangatterbatas, ketertinggalan dalam internasionalisasiterbatas, ketertinggalan dalam internasionalisasi
Tujuan:Penurunan biaya intermediasi mendekati praktikterbaik regional dan pembukaan akses keuangan bagiUMKM dan rumah tangga
KebijakanKebijakan::� Pendalaman keuangan melalui perluasan akses keuangan bagiUMKM melalui pembentukan bank pembangunan UMKM (Small Business Development Bank)
� Pemeliharaan persaingan yang sehat dan konsolidasi dalamperbankan umum (Commercial Banking) sehingga selisih bunga
BidangBidang FINANSIALFINANSIAL
perbankan umum (Commercial Banking) sehingga selisih bungapinjaman dan bunga deposito berkurang
� Pemulihan keseimbangan yang sehat antara ekspansi jasakeuangan dan stabilitas keuangan melalui Konsertasi antarapemerintah, OJK dan Bank Sentral
� Penerbitan Perpres tentang kepemilikan asing dalamPerbankan Nasional
� Pendayagunaan ICT dalam semua proses inti
BidangBidang KETENAGAKERJAANKETENAGAKERJAAN
Persoalan Pokok:Pertumbuhan angkatan kerja, penduduk yang berjejal dalamsektor informal, hubungan industrial yang tidak fleksibel,UMP/K yang naik melebihi kenaikan produktivitas,pengetahuan dan keakhlian yang tidak kompetitif secararegional dan globalregional dan global
Tujuan:Pemulihan fleksibilitas pasar ketenagakerjaan yang responsifterhadap kebutuhan rakyat yang bekerja di sektor formal, yangbekerja di sektor informal, yang masih menganggur, dan yangbaru memasuki angkatan kerja
Kebijakan:� Penciptaan lapangan kerja dengan tiga juta per tahun termasuk satujuta untuk perpindahan dari sektor informal ke sektor formal
� Pemulihan kerukunan hubungan industrial dalam arti bahwa biaya-biaya ketenagakerjaan dipelihara seirama dengan produktivitas
� Revisi Undang Undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan dengan
BidangBidang KETENAGAKERJAANKETENAGAKERJAAN
� Revisi Undang Undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan denganmengakomodasi kepentingan komplementer antara pekerja, pengusaha,dan pencari kerja, termasuk ketentuan terkait UMP/K, PHK, danOutsourcing
� Upah minimum sebagai jaring pengaman (Safety Net) didasarkan ataskepentingan bersama dari Pekerja, pengusaha, dan pencari kerja. Dalammekanisme penentuannya dimasukkan lembaga teknokratik,independen, dan terpusat (mengikat bagi semua kepala daerah)
* Pendayagunaan ICT dalam semua proses inti
LINTAS SEKTOR: KEPASTIAN HUKUMLINTAS SEKTOR: KEPASTIAN HUKUM
Persoalan Pokok:Benturan kronik antara kepastian hukum danpragmatisme-pragmatisme dalam penegakan sehinggamelemahkan daya tarik Indonesia bagi pelaku bisnistermasuk profesional yang unggul; tumpang tindih antaraUndang-Undang dan Peraturan-Peraturan di bawahnyaUndang-Undang dan Peraturan-Peraturan di bawahnya
Tujuan:Pemulihan kepastian berusaha dalam bentuk investasimaupun bentuk lain dari usaha dan pemulihan reputasiIndonesia sebagai negara hukum
KebijakanKebijakan::� Pembentukan satuan tugas untuk mengidentifikasi danmerekomendasikan ke pemerintah perundang- Undangan yangkoherent termasuk dalam lingkup pertambangan, energi,kehutanan, perkebunan, tata ruang wilayah, dan perijinan usaha
� Pemulihan kepastian tentang pemilikan atau hak atas tanahterlantar
LINTAS SEKTOR: KEPASTIAN HUKUMLINTAS SEKTOR: KEPASTIAN HUKUM
terlantar
� Penghentian kriminalisasi kasus-kasus perdata oleh POLRI danKejagung untuk mencegah rongrongan kewibawaan pengadilanTipikor, POLRI dan Kejagung sendiri
� Kepastian dalam hal divestasi saham, gadai saham, pembiayaanusaha tani, asuransi pertanian, dan pengusahaan sampah kota
KebijakanKebijakan� Keselarasan perundang-undangan, lembagapendukungnya, dan sumber daya manusia yangprofesional dan berintegritas utuh::
LINTAS SEKTOR: KEPASTIAN HUKUMLINTAS SEKTOR: KEPASTIAN HUKUM
profesional dan berintegritas utuh
� Kepastian status keuangan Badan Usaha MilikNegara
Pendayagunaan ICT dalam semua proses inti
::
LINTAS SEKTOR: OTONOMI DAERAH LINTAS SEKTOR: OTONOMI DAERAH DAN REFORMASI BIROKRASIDAN REFORMASI BIROKRASI
Persoalan Pokok:Proliferasi otonomi daerah yang tidak didukung oleh sumber dayamanusia yang sepadan dan sumber keuangan yang memadai;efektivitas rendah, tumpang tindih otoritas, ketidakjelasanIndikator Kinerja Kunci (IKK = KPI), disiplin lemah sepertiketidakhadiran guru, korupsi yang parahketidakhadiran guru, korupsi yang parah
Tujuan:Penegakan tata kelola yang baik dalam birokrasi pemerintahanpusat dan perbaikan manajemen sehingga responsif terhadapkebutuhan pengguna layanan birokrasi. Elevasi pemerintah daerahmenjadi pusat jasa pemerintahan yang kompetitif, efektif, efisien,dan responsif terhadap kebutuhan daerahnya (otonomi daerahdalam arti pelayanan mutu tinggi, bukan sebagai satuankedaulatan)
KebijakanKebijakan::� Koordinasi yang baik antara pemerintah pusat danpemerintah daerah terutama dalam penetapan penegakandan pengawasan Tata Ruang dan Tata Wilayah untukmemulihkan kepastian hukum dalam berusaha
LINTAS SEKTOR: OTONOMI DAERAH LINTAS SEKTOR: OTONOMI DAERAH DAN REFORMASI BIROKRASIDAN REFORMASI BIROKRASI
� Peningkatan profesionalisme birokrat yang membidangidunia usaha melalui pelatihan yang melibatkan pelaku usaha
� Perumusan IKK (KPI) setiap pejabat menengah dan tinggibirokrasi
�Supervisi yang efektif tentang peraturan daerah pemulihankepastian Tata Ruang
� UMP/K yang patuh terhadap Undang-Undang Nasional
LINTAS SEKTOR: OTONOMI DAERAH LINTAS SEKTOR: OTONOMI DAERAH DAN REFORMASI BIROKRASI… DAN REFORMASI BIROKRASI… lanjutanlanjutan
� Perbaikan konektivitas intra dan antar daerah� Penetapan pengeluaran modal daerah sesedikitnya 30% dari
belanja total daerah� Reformasi birokrasi perijinan: pembentukan tim bersama
Kemendagri/BKPM/Kemenpan/Kemenko Perekonomian diKemendagri/BKPM/Kemenpan/Kemenko Perekonomian dibawah koordinasi Setwapres dan Setkab
� Penguatan Gubernur dalam fungsi gandanya sebagai KepalaDaerah dan Wakil Pemerintah Pusat
� Perintah Presiden tentang transparensi APBD dengan kewajibanpengunduhan program dan anggaran di website pemerintahdaerah.
� Pemupukan kultur layanan di seluruh birokrasi pusat dan daerahdan elevasi setiap pejabat Menjadi agen perubahan
* Penggunaan sejauh mungkin ICT dalam setiap proses inti
TerimakasihTerimakasih
Recommended