View
23
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
acara penyuluhan
Citation preview
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Mata Ajar : Keperawatan Jiwa
Sasaran : Klien dan keluarga yang datang berobat ke Poliklinik GMO
RSJ Prof. HB. Saanin Padang
Hari/Tanggal : Senin / 27 Februari 2012
Waktu : 08.30 – 09.00 Wib
Tempat : Di Poliklinik GMO RSJ. Prof. HB. Saanin Padang
A. Latar Belakang
Sebetulnya penggunaan narkotik, obat-obatan, psikotropika dan zat adiktif
lainnya (NAPZA) untuk berbagai tujuan telah ada sejak jaman dahulu kala. Masalah
timbul bila narkotik dan obat-obatan digunakan secara berlebihan sehingga cenderung
kepada penyalahgunaan dan menimbulkan kecanduan. Lebih memprihatinkan lagi bila
yang kecanduan adalah remaja yang merupakan masa depan bangsa, karena
penyalahgunaan NAPZA ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan, sosial dan Ekonomi
suatu bangsa. Dalam istilah sederhana NAPZA berarti zat apapun juga apabila
dimasukkan keda1am tubuh manusia, dapat mengubah fungsi fisik dan/atau psikologis.
Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi
kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah : Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Narkotika adalah suatu obat atau zat alami, sintetis
maupun non sintetis yang dapat menyebabkan turunnya kesadaran, menghilangkan atau
mengurangi hilang rasa atau nyeri dan perubahan kesadaran yang menimbulkan
ketergantungna akan zat tersebut secara terus menerus. Contoh narkotika yang terkenal
adalah seperti ganja, heroin, kokain, morfin, amfetamin, dan lain-lain.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan audien dapat mengetahui tentang
penyalahgunaan napza.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan audien mampu :
Mengetahui pengertian dari penyalahgunaan NAPZA
Mengetahui penyebab dari penyalahgunaan NAPZA
Mengetahui tanga dan gejala dari penyalahan NAPZA
Mengetahui dampak atau pengaruh dari penyalahgunaan NAPZA
Mengetahui upaya pencegahan dari penyalahgunaan NAPZA
Mengetahui program terapi untuk peyalahgunaan NAPZA
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pokok bahasan : Penyalahgunaan NAPZA
2. Sasaran dan target : Klien dan keluarga yang datang berobat ke Poliklinik GMO
RSJ Prof. HB. Saanin Padang
3. Metoda : Ceramah dan tanya jawab
4. Media alat : Flip Chart dan Leaflet
5. Waktu dan Tempat : Senin/ 28 Februari 2012 pada pukul 08.30 - 09.00 di
Poliklinik GMO RSJ. Prof. HB.Saanin Padang
D. Pengorganisasian
a. Moderator : Leni Marlina S. Kep
- Membuka dan menutup acara
- Membuat tata tertib bagi anggota
- Mengatur kelancaran acara
b. Presenter : Ade Irma Suryani S.Kep
- Menyampaikan materi penyuluhan
- Bekerja sama dengan leader dalam kelancaran acara
c. Obsever : Maulia Oktivani S.kep
- Mengobservasi jalannya kegiatan
- Mencatat jumlah klien yang hadir
- Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
- Membuat laporan hasil kegiatan
d. Fasilitator : Andri Sartika S.Kep, Rospita Dian sari S.Kep, Susilawati A
S.Kep
- Memotivasi audiens untuk mengemukakan pertanyaan dan pendapat
- Menjadi contoh bagi peserta selama penyuluhan
- Membuat absensi
- Memfasilitasi Kegiatan
E. Setting Tempat
Keterangan :
1. Presenter
2. Moderator
3. Pembimbing
4. Fasilitator
5. Observer
Flip chart
presenter
klien
pembimbing
fasilitator
observer
Kegiatan Penyuluhan
Wa
ktu
Kegiatanmahasiswa Kegiatanpeserta
5
men
it
Tahappembukaan
1. Mengucapkansalam
2. Memperkenalkandiridanpembim
bing
3. Menjelaskantujuanpenyuluhan
4. Menjelaskankontrakwaktu
1. Menjawabsalam
2. Memperhatikan
3. Mendengarkandanmemperh
atikan
4. Mendengarkandanmemperh
atikan
20
men
it
Tahappelaksanaan
1. Mengidentifikasi pengetahuan
peserta tentang penyalahgunaan
NAPZA
2. Memberi reinforcement positif
3. Menjelaskanpengertiandaripenyal
ahgunaan NAPZA
4. Mengidentifikasi pengetahuan
peserta tentang penyebab
penyalahgunaan NAPZA
5. Memberi reinforcement positif
6. Menjelaskan penyebab
penyalahgunaan NAPZA
7. Mengidentifikasi pengetahuan
peserta tentang tanda dan gejala
penyalahgunaan NAPZA
1. Memperhatikandanmengemu
kakanpendapat
2. Tersenyum dan
memperhatikan
3. Mendengarkandanmemperha
tikan
4. Memperhatikan dan
mengemukakan pendapat
5. Tersenyum dan
memperhatikan
6. Mendengarkandanmemperha
tikan
7. Memperhatikandanmengemu
kakanpendapat
8. Memberikan reinforcement
positif
9. Menjelaskan tanda dan gejala
penyalahgunaan NAPZA
10. Mengidentifikasi pengetahuan
peserta tentang dampak/pengaruh
penyalahgunaan NAPZA
11. Memberikan reinforcement
positif
12. Menjelaskan dampak/pengaruh
penyalahgunaan NAPZA
13. Mengidentifikasi pengetahuan
peserta tentang program therapy
untuk orang yang melakukan
penyalahgunaan NAPZA.
14. Memberikan reinforcement
positif
15. Menjelaskan program therapy
untuk orang yang melakukan
penyalahgunaan NAPZA.
Proses tanya jawab
1. Memberikan kesempatan pada
audien untuk bertanya
2. Memberikan reinforcement positif
3. Menjawab pertanyaan audience
8. Tersenyum dan
memperhatikan
9. Mendengarkandanmemperha
tikan
10. Memperhatikandanmengemu
kakanpendapat
11. Tersenyum dan
memperhatikan
12. Mendengarkandanmemperha
tikan
13. Mendengarkandanmemperha
tikan
14. Tersenyum dan
memperhatikan
15. Mendengarkandanmemperha
tikan
1.Bertanya dan
memperhatikan
2.
Mendengarkandanmemperha
tikan
3. Menjawabpertanyaan
5
men
it
Tahappenutup
1. Bersamapesertamenyimpulkanma
teri
2. Mengadakanevaluasidenganmeng
ajukanpertanyaan
3. Menutuppenyuluhandanmemberi
kansalam
1. Bersamapenyuluhmenyimpul
kanmateri
2. Menjawabpertanyaan
3. Memperhatikandanmenjawa
bsalam
Materi terlampir
Pengertian dari penyalahgunaan NAPZA
Penyebab dari penyalahgunaan NAPZA
Tanda dan gejala dari penyalahan NAPZA
Dampak atau pengaruh dari penyalahgunaan NAPZA
Upaya pencegahan dari penyalahgunaan NAPZA
Program terapi untuk peyalahgunaan NAPZA
Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Moderator : Leni Marlina, S.Kep
Penyaji : Ade Irma Suryani, S.kep
Observer : Maulia Oktivani, S.Kep
Fasilitator : Andri Sartika, S.Kep
Rospita Dian Sari, S.Kep
Susilawati A, S.Kep
Tempat, waktu dan media serta alat penyuluhan sesuai dengan rencana
Duduk sesuai setting
b. Evaluasi proses
Kegiatan berlangsung sesuai rencana
Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik/ keluar masuk selama
Kegiatan
Peserta aktif dan dapat memberikan tanggapan dengan segera dan
sopan selama proses penyuluhan berlangsung
c. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil dilakukan ketika proses penyuluhan berlangsung khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan penyuluhan, maka diharapkan:
Klien mampu menyebutkan pengertian dari penyalahgunaan NAPZA
Klien mampu menyebutkan penyebab dari penyalahgunaan NAPZA
Klien mampu menyebutkan tanga dan gejala dari penyalahan NAPZA
Klien mampu menyebutkan dampak atau pengaruh dari penyalahgunaan
NAPZA
Klien mampu menyebutkan upaya pencegahan dari penyalahgunaan NAPZA
Klien mampu menyebutkan program terapi untuk peyalahgunaan NAPZA
MATERI
A. Pengertian
Napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) atau Narkoba adalahbahan / zat yang
dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan
perilaku ) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi.
Penyalahguanaan adalah : penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara
berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan
fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.
Ketergatungan adalah : keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis,
sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah ( toleransi ),
apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus obat
( withdrawal symptom )
Penyalahgunaan Napza atau Narkoba adalah kesalahan seseorang menggunakan atau
memakai bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang
(pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan
psikologi.
B. Penyebab Penyalahgunaan Napza
1.Faktor individual
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami
perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri - ciri remaja yang
mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :
a. Cenderung memberontak
b. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
d. Kurang percaya diri
e. Mudah kecewa, agresif dan destruktif
f. Murung, pemalu, pendiam
g. Merasa bosan dan jenuh
h. Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
i. Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
j. Identitas diri kabur
k. Kemampuan komunikasi yang rendah
l. Putus sekolah
m. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar
rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
1. Lingkungan Keluarga
a. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
b. Hubungan kurang harmonis
c. Orang tua yang bercerai, kawin lagi
d. Orang tua terlampau sibuk, acuh
e. Orang tua otoriter
f. Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
g. Kurangnya kehidupan beragama.
2. Lingkungan Sekolah
a. Sekolah yang kurang disiplin
b. Sekolah terletak dekat tempat hiburan
c. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan
diri secara kreatif dan positif
d. Adanya murid pengguna NAPZA.
3. Lingkungan Teman Sebaya
a. Berteman dengan penyalahguna
b. Tekanan atau ancaman dari teman.
4. Lingkungan Masyrakat / Sosial
a. Lemahnya penegak hukum
b. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
C. Gejala Klinis Penyalahgunaan Napza
A. Perubahan Fisik :
1. Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo ( cadel ), apatis
( acuh tak acuh ), mengantuk, agresif.
2. Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi
lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.
3. Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap terus, diare,
rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
4. Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap kesehatan
dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.
B. Perubahan sikap dan perilaku :
1. Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos,
pemalas, kurang bertanggung jawab.
2. Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas atau
tempat kerja.
3. Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijinN
4. Sering mengurung diri, berlama – lama di kamar mandi, menghidar bertemu dengan
anggota keluarga yang lain.
5. Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota keluarga
yang lain.
6. Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas
penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau keluarga,
mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.
7. Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan
pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.
D. Pengaruh Penyalahgunaan Napza
NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :
Biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan cukup lama. Pengaruhnya pada :
A. Otak dan susunan saraf pusat :
- gangguan daya ingat
- gangguan perhatian / konsentrasi
- gangguan bertindak rasional
- gagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi
- gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja
- gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik / buruk.
B. Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru ( Bronchopnemonia )
pembengkakan paru ( Oedema Paru )
A. Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.
B. Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik, hubungan seksual.
C. Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS.
D. Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.
E. Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum suntik,
sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.
F. Komplikasi pada kehamilan :
- Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.
- Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati
- Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.
F. Dampak Sosial :
a. Di Lingkungan Keluarga :
• Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi pertengkaran,
mudah tersinggung.
• Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
• Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak tertib, hidup bebas)
dan menjadi aib keluarga.
• Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan,
sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan.
• Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk biaya
pengobatan dan rehabilitasi.
b. Di Lingkungan Sekolah :
• Merusak disiplin dan motivasi belajar.
• Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.
• Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman sebaya.
c. Di Lingkungan Masyarakat
• Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari pengguna / mangsanya.
• Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah menjadi
ketergantungan.
• Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian, pembunuhan
sehingga masyarkat menjadi resah.
• Meningkatnya kecelakaan.
E. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Napza
1. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan
melakukan intervensi.Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yang
mempunyai resiko tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan
intervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA.
Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat
menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.
2. Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi
menggunakan NAPZA.
3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.
Yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga untuk mencegah penyalahgunaan
NAPZA :
1. Mengasuh anak dengan baik.
2. penuh kasih sayang
3. penanaman disiplin yang baik
4. ajarkan membedakan yang baik dan buruk
5. mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab
6. mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat baik atau mencapai
prestasi tertentu.
7. Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat
Hal ini membuat anak rindu untuk pulang ke rumah.
8. Meluangkan waktu untuk kebersamaan.
9. Orang tua menjadi contoh yang baik.
Orang tua yang merokok akan menjadi contoh yang tidak baik bagi anak.
10. Kembangkan komunikasi yang baik
Komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan jujur, mendengarkan dan
menghormati pendapat anak.
11. Memperkuat kehidupan beragama.Yang diutamakan bukan hanya ritual
keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari - hari.
12. Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat berdiskusi
dengan anak
F.Program Terapi dan Rehabilitasi Sebagai Rujukan
Program terapi dan rehabilitasi adalah salah satu rujukan untuk menangani pasien-pasien
yang mengalami ketergantungan NAPZA yang dilakukan oleh Instansi pemerintah dan
swasta. Program terapi dan rehabilitasi ini bertujuan untuk membina para penyalahguna
NAPZA agar dapat pulih dari ketergantungannya dengan menggunakan berbagai pendekatan
serta nilai dan norma yang berlaku.(Subhan Hamonangan, Viktimisasi penyalahguna NAPZA
akibat dualisme hukum positip) Rehabilitasi sendiri menurut Undang-Undang adalah fasilitas
pembinaan bagi penyalahguna NAPZA dari segi medis, psikis dan sosial. Rehabilitasi yang
ditunjuk oleh Menteri Kesehatan dan atau Menteri Sosial (Pasal 39, undang-undang no.5
tahun 1997, tentang psikotropika)
Pada dasarnya tidak ada satu program terapi pun yang bisa membuat para penyalahguna
NAPZA lepas dari ketergantungan. Karena banyak penyalahguna NAPZA yang sudah
menjalani berbagai jenis terapi NAPZA, tetap mengalami kekambuhan, karena didalam
menjalani terapi NAPZA, tidak hanya pengguna saja yang mempunyai komitmen, tetapi
dibutuhkan juga support orang-orang terdekatnya, dalam hal ini adalah keluarga. Karena
sering keluarga juga mengalami kejenuhan dalam merawat anggota keluarganya, karena
terapi NAPZA membutuhkan perawatan dalam waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak
sedikit. Hal tersebut yang menjadi kendala bagi program terapi pasien NAPZA.
Rehabilitasi tidak dapat memberikan jaminan kepada setiap pasien atau klien yang dirawat
akan langsung sembuh dari ketergantungan, dalam istilah NAPZA tidak ada kata sembuh,
tetapi istilah yang digunakan adalah pulih. Walaupun tidak memberikan jaminan pulih,
didalam rehabilitasi digunakan pendekatan individual dan kelompok untuk menggali lebih
jauh permasalahan utama yang dihadapi oleh individu yang mengalami ketegantungan dan
mengarahkan yang bersangkutan untuk dapat menyelesaikan masalahnya.
Penulis tidak dapat menutup mata, tidak semua rehabilitasi menerapkan progaram pemulihan
secara ideal. Masing-masing pelayanan rehabilitasi membuat modifikasi-modifikasi dalam
program terapinya. Mengingat perkembangan tren NAPZA yang terus berubah, dan kondisi
pasien NAPZA pun dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Kalau dahulu lebih ke arah
pelayanan mental dan emosional, tapi saat ini lebih kearah penyelamatan hidup, pelayanan
fisik dan psikiatrik. Hal ini disebabkan karena banyak Klien NAPZA yang sudah mengalami
komplikasi medis (HIV-AIDS, Hepatitis C dan B, TB-HIV) dan kasus-kasus psikiatrik makin
meningkat. Sehingga program rehabilitasi pun mengalami pergeseran, dari program TC
(Therapeutic Community) kemudian ada proses modifikasi sesuai kondisi pasien.
Masih terdapat beberapa pusat rehabilitasi yang melakukan pendekatan kedisiplinan ala
militer, dimana kekerasan fisik masih sering terjadi. Hal ini dapat terminimalisasi karena
dapat dipastikan bahwa setiap lembaga yang mengatasnamakan panti rehabilitasi tidak
seharusnya menerapkan atau membiarkan terjadinya kekerasan fisik didalam programnya.
Karena pendekatan dengan menggunakan kekerassan fisik pada pasien NAPZA, tidak akan
membuat pennguna pulih, tetapi akan membuat klien trauma menjalani program terapi,
termasuk keluarganya.
PENUTUP
Demikianlah proposal ini kami ajukan dalam rangka memenuhi tugas profesi
keperawatan jiwa di RSJ. Prof. HB. Sa’anin Padang. Atas perhatian yang ibu berikan
kami ucapkan terima kasih.
Padang, 27 Februari 2012
Ketua Kelompok
(Andry Sartika, S.Kep)
Disetujui oleh
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
(Ns. Ira Sri Budiarti, S.Kep) (Ns. Basmanelly, M.Kep. SP. Kep Jiwa)
Recommended