View
231
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
hancurnya armada sekutu
hancurnya armada sekutu.indd 1hancurnya armada sekutu.indd 1 5/16/2018 2:57:46 PM5/16/2018 2:57:46 PM
Sanksi Pelanggaran Pasal 113Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014tentang Hak Cipta
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimak-sud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta se bagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipi-dana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta seba gaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
hancurnya armada sekutu.indd 2hancurnya armada sekutu.indd 2 5/16/2018 2:59:17 PM5/16/2018 2:59:17 PM
Nino Oktorino
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Kisah Pertempuran di Laut Jawa
hancurnya armada sekutu
hancurnya armada sekutu.indd 3hancurnya armada sekutu.indd 3 5/16/2018 2:59:17 PM5/16/2018 2:59:17 PM
Nusantara Membara – Hancurnya Armada SekutuKisah Pertempuran di Laut Jawa
Copyright © 2018 Nino Oktorino
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-UndangDiterbitkan pertama kali pada tahun 2018 oleh
Penerbit PT Elex Media KomputindoKelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta
Penulis : Nino OktorinoPenyunting : Eko Nugroho
Tata letak : MatizihDesainer sampul: Erson
Cetakan pertama : Mei 2018
PT ELEX MEDIA KOMPUTINDOKompas Gramedia Building
Jl. Palmerah Barat 29-37, Jakarta 10270Telp. (021) 53650110-53650111, Ext 3225
Webpage: www.elexmedia.id
718080505 ISBN: 978-602-04-5737-6
978-602-04-5738-3 (Digital)
Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab Percetakan
hancurnya armada sekutu.indd 4hancurnya armada sekutu.indd 4 5/16/2018 2:59:18 PM5/16/2018 2:59:18 PM
11
Gurita Jepang
Pada malam yang muram tanggal 1
Januari 1942, sebuah kapal selam
Ang katan Laut Amerika Serikat muncul
di permukaan air di luar pintu masuk utara
pe labuhan Surabaya. Kapal selam berna-
ma USS Shark tersebut mengibarkan panji
yang menandakannya sebagai sebuah ka -
pal bendera dari seorang laksamana bin -
tang empat Angkatan Laut Amerika Seri -
kat. Sekalipun tidak lazim, tetapi itulah
wahana laut yang membawa panglima
Armada Asia Amerika Serikat, Laksamana
h omas C. Hart, meloloskan diri dari Fili-
pina yang diserang oleh Jepang beberapa
minggu sebelumnya.
Pelayaran lima hari dari Filipina yang
dilakukannya sama sekali tidak menye-
nangkan. Bersama ke-65 stafnya dan se-
orang perwira penghubung Belanda, Hart
harus berdesak-desakan di dalam kapal
yang sempit itu bersama para awak kapal
selam. Kepanasan dan sulit bernapas aki-
bat oksigen yang terbatas sementara kapal
selam harus menyelam dalam perjalanan-
nya untuk menghindari ancam an patroli
laut dan udara Jepang, keberhasilan USS
Shark mencapai Surabaya membuat Hart
dan anak buahnya merasa lega—paling
tidak untuk waktu yang sangat singkat.
Segera setelah mendarat di pelabuh-
an, Hart dibawa ke Hotel Oranje, di tepi
pantai Surabaya, di mana ia mendirikan
markas besarnya. Di tempat itu juga telah
bermarkas Gugus Tugas 5 Angkatan Laut
Amerika di bawah Laksamana William A.
Glassford, yang telah tiba di Hindia Belan-
da beberapa minggu sebelumnya. Setelah
lima hari tidak dapat berhubungan de-
ngan anak buahnya, kini ia dibanjiri lapor-
an yang menunjukkan betapa buruknya
keadaan di mana gerakan Jepang tidak
ter bendung dan meningkatnya kerugian
Sebuah poster propaganda Belanda yang melukiskan
ancaman Jepang seperti gurita raksasa yang membe-
lit wilayah jajahan Sekutu di Asia Tenggara. (Sumber:
NIOD)
hancurnya armada sekutu.indd 11hancurnya armada sekutu.indd 11 5/16/2018 2:59:21 PM5/16/2018 2:59:21 PM
12
di pihak Sekutu. Apabila semua itu belum
cukup, masih ada satu berita lagi yang bah-
kan lebih mengganggu sang laksamana:
BERBAGAI LANGA H TELAH DIAM-BIL UNTUK MEMBENTUK KOMAN-DO TERTINGGI DI PASIFIK BAA T DAYA YANG AA N MENYATUA N KO-MANDO KEKUATAN LAUT DI BA WAH LAKSAMANA AS KEMUNGKIN AN A U SENDIRI.
Hart memberikan balasan lewat ka-
wat, yang menyarankan agar mereka men -
cari orang lain, menyebutkan masalah ke -
sehatan yang dideritanya, sekalipun hal
itu terlihat seperti alasan untuk menghin-
dari penugasan. Hart sendiri telah lama
meyakini bahwa organisasi itu tidak dapat
beropera si secara efektif, kecuali Sekutu
mengem bangkan sebuah strategi yang
me nyatu. Namun, keadaan di Asia Pasii k
pada masa itu tidak memungkinkan pe-
mikiran tersebut se gera terlaksana.
Blitzkrieg Jepang
Pada tanggal 7 Desember 1941, di
bawah pengarahan Laksamana Ya mamoto
Isoroku yang, dibandingkan panglima laut
mana pun di zamannya, menyadari jang-
kauan dan daya penghancur sebuah ka-
pal induk yang jauh lebih besar daripada
sebuah armada kapal tempur—khususnya
setelah serangan Inggris ke Taranto pada ta-
hun 1940—Jepang melancarkan serang an
mendadak terhadap ar mada Amerika yang
sedang berlabuh di Pearl Harbor dengan
meng gunakan pesawat-pesawat terbang
yang berpangkalan di atas kapal induk.
Akibat pembokongan ini, boleh dikatakan
Armada Pasii k Amerika be serta kekuatan
udaranya telah dilumpuh kan. Bencana di
Pearl Harbor diikuti oleh pemboman ter-
hadap Lapangan Terbang Clark di Pulau
Luzon, yang menghancur kan banyak pesa-
wat terbang Amerika di landasan. Di Teluk
Anjungan Kapal Tempur, Pearl Harbour, 7 Desember 1941. Dari kiri ke kanan, kapal-kapal tempur West Vir ginia,
Tennessee, dan Arizona yang terbakar akibat serangan udara Jepang. (Sumber: Pearl Harbor)
hancurnya armada sekutu.indd 12hancurnya armada sekutu.indd 12 5/16/2018 2:59:22 PM5/16/2018 2:59:22 PM
13
Manila, pesawat-pesa wat pembom Jepang
meratakan Stasiun Angkatan Laut Cavite,
pangkalan Armada Asia Amerika Serikat.
Pada tanggal 10 Desember, sekali lagi
terjadi bencana terhadap Angkatan Laut
Sekutu. Setelah mendengar sebuah kon-
voi Jepang me lakukan pendaratan awal di
Semenanjung Kra di pantai utara Ma laya,
Laksamana Sir Tom Phillips segera me-
ning galkan Singapura pada tanggal 8 De-
sem ber bersama kapal tempur Prince of
Wales dan kapal penjelajah Repulse de ngan
tujuan menghancurkan sebanyak mung-
kin kon voi tersebut. Namun, dua hari
kemudian di sebelah timur Malaya, pesa-
wat-pesawat terbang Jepang dari Ar mada
Udara ke-22 pimpinan Laksamana Muda
Matsunaga Sadaichi, yang berpang kalan
di lapangan-lapangan terbang di In docina
milik Vichy Prancis, me nyergap ar mada
laut Inggris itu. Akibatnya, Prince of Wales
dan Repulse tenggelam bersama 840 orang
pelaut Ing gris, termasuk Laksamana Phil-
lips.
Kemenangan besar itu menjadikan Je-
pang kekuatan yang diper tuan di kawasan
Pasii k tanpa lawan yang berarti di laut.
Dengan tenggelamnya kedua kapal perang
Inggris tersebut, praktis tidak ada lagi ka pal
perang besar Inggris atau Amerika Serikat
di Samudra Pasii k dan Samudra Hindia.
Angkatan Laut Jepang merajai ri buan kilo-
meter laut tanpa ada yang me nandinginya.
Sementara itu, bersamaan dengan
pem boman terhadap pangkalan Armada
Pasii k Amerika di Pearl Harbor pada tang-
gal 7 Desember 1941, Jepang melan carkan
serangan ke selatan seperti ceng keraman
lengan-lengan gurita yang me nakutkan.
Serangan tersebut merupakan sebuah blitz-
Para pelaut HMS Prince of Wales berusaha menyelamatkan diri ke atas kapal perusak HMS Express sebelum
kapal perang Inggris itu terbalik setelah diserang oleh pesawat-pesawat pembom Jepang di Laut China Selatan.
(Sumber: The Sinking of the Prince of Wales & Repulse)
hancurnya armada sekutu.indd 13hancurnya armada sekutu.indd 13 5/16/2018 2:59:22 PM5/16/2018 2:59:22 PM
14
krieg laut-udara-darat yang memiliki ca-
kupan luas. Serangan demi se rangan meng-
hantam sa tu demi satu wi layah kekuasaan
Sekutu, yang dilancarkan begitu cepat, di
front se luas 9.654 km. Se perti yang ditulis-
kan oleh sejarawan Sa muel Eliot Morison:
Seperti gurita raksasa, gerakan pasukan Jepang bergantung pada mencekik titik-titik kecil yang banyak daripada dipusatkan pada sebuah organ yang vital. Tidak satu pun le ngannya yang berusaha menghadapi seluruh kekuatan armada ABDA ... Masing-masing mengikat sekelompok kecil musuh dan, de ngan melumpuhkannya secara lokal, menghabisinya dengan membunuh seluruh hewan.
Gugus tugas perkasa Angkatan Laut
Kekaisaran, yang dipimpin oleh Laksa-
mana Madya Nagumo Chuichi, diketahui
berkeliaran di perairan Pasii k Selatan. Di
mata Sekutu pada masa itu, mereka terli hat
seperti armada super raksasa. Pihak Se kutu
tidak tahu seberapa besar armada itu, atau
seberapa banyak kapal induk yang dimi-
liki oleh Jepang. Kebingungan ini se bagian
dikarenakan Sekutu tidak tahu apa kah
pesawat-pesawat penyerang Je pang da tang
dari kapal induk atau pangkalan di da rat.
Ujung tombak serangan Jepang ada lah
pasukan udara Angkatan Laut, yang ber ge-
rak lebih cepat daripada yang di bayangkan
oleh Sekutu: meskipun me re ka bergerak
mela lui lautan, tetapi me reka tidak ter-
bang dari kapal induk me lainkan le wat
pangkalan-pangkalan uda ra Angkatan
Laut yang baru. Biasa nya, pangkalan-pang-
kal an tersebut ada lah lapangan-lapangan
udara Sekutu yang ber hasil direbut dalam
keadaan utuh, atau ha nya mengalami keru-
Para penerbang angkatan laut Jepang berlarian menuju pesawat pembom menengah Mitsubishi G3M2 Nell
mereka. Pesawat pembom menengah seperti inilah yang menjadi ujung tombak gerak maju Jepang pada awal
Perang Pasifi k. (Sumber: The Sinking of the Prince of Wales & Repulse)
hancurnya armada sekutu.indd 14hancurnya armada sekutu.indd 14 5/16/2018 2:59:22 PM5/16/2018 2:59:22 PM
15
sakan ringan, oleh pasukan kecil Jepang yang didaratkan dari konvoi-konvoi laut yang diperkuat kapal-kapal penjelajah dan perusak. Dari sana, pesawat-pesawat pem-bom menengah, yang sering kali dikawal oleh pesawat-pe sa wat pemburu Zero, me-lancarkan serang an lompat katak berikut-nya hingga se jauh 800 km atau lebih ke selatan.
Dari markas besar Kokutai Tainan di For mosa (sekarang Taiwan), datang perin-tah bagi 27 pesawat pemburu Zero untuk bergerak sebagai pelopor guna memba-ngun pangkalan udara terdepan di Kepu-lauan Sulu, yang ter letak antara Mindanao dan Kalimantan, 1.931 km dari Tai nan. Ini merupa kan jarak penerbangan yang luar biasa jauhnya bagi pesawat-pe sawat ber-mesin satu Zero, tetapi seluruh pesawat pemburu tersebut berhasil tiba de ngan selamat.
Dua minggu setelah Pearl Harbor, per -lawanan Sekutu runtuh dengan cepat se-hingga para perencana di Markas Besar Umum Kekaisaran di Tokyo memajukan jadwal rencana perang mereka berikutnya. Itu adalah rencana serangan ke Hindia Be landa dan perebutan ladang-ladang mi-nyaknya yang menggiurkan, tujuan utama dari seluruh ekspansi Jepang ke selatan. Ladang-ladang minyak itu dapat mencu-kupi kebutuhah energi bagi perekonomi-an perang Jepang yang hingga saat itu sa -ngat bergantung pada impor minyak dari Amerika Serikat. Ladang-ladang minyak Belanda cepat atau lambat harus direbut, karena pada saat itu cadangan minyak Je-pang telah mulai terkuras pasca-embargo ekonomi Sekutu. Pasukan Jepang tidak per lu menunggu hingga menghabisi pasu-kan Sekutu yang terdesak di Filipina dan Malaya—dengan menggunakan lapang-
Mitsubishi A6M2 Zero
Awak: 1; Panjang: 9,06 m; Rentang Sayap: 12 m; Tinggi: 3,05 m; Berat Penuh: 2,41 ton; Senjata: 2 x senapan mesin Tipe 97 7,7 mm, 2 x kanon Tipe 99 20 mm, 2 x bom 60 kg atau 1 x bom 250 kg; Kecepatan: 533 km/jam; Jarak Tempuh: 3.105 km. Musuh yang paling ditakuti oleh para pilot pesawat pemburu Sekutu, Zero merupakan sebuah pesawat pemburu paling mematikan pada awal Perang Pasifi k. Dipersenjatai dengan dua senapan mesin dan dua kanon 20 mm, pesawat pemburu jarak jauh ini juga memiliki kemampuan manuver yang luar biasa. Namun, keunggulan tersebut diperolehnya dengan harga mahal: kemampuan ma nuver Zero yang tinggi dan jangkauan jarak jauhnya diperoleh dengan meringankan bobotnya, sehingga pesawat pemburu ini nyaris ti dak memiliki lapisan baja pelindung maupun tanki bahan bakar yang dapat menutup sendiri. Un tungnya, pada awal Perang Pasifi k kekurangan ini ditutupi karena Zero diterbangkan oleh para pilot Angkatan Laut Jepang yang paling terlatih dan telah ber pengalaman dalam peperangan udara di China.
hancurnya armada sekutu.indd 15hancurnya armada sekutu.indd 15 5/16/2018 2:59:23 PM5/16/2018 2:59:23 PM
16
an-lapangan terbang yang telah dirampas
dari Amerika dan Inggris, mereka akan
menyerang ke selatan menuju jantung dari
komando ABDA sebelum mereka sempat
memperkuat dirinya.
Jebakan Laksamana Belanda
Segera setelah kedatangannya di Sura-
baya, Laksamana Hart diundang oleh
Lak samana Madya Conrad Emil Lambert
Hel frich, panglima angkatan laut Belanda
di Hindia, untuk menemuinya di Bata-
via. Helfrich men jem put Hart di stasiun
kereta api dan mem bawanya ke istana Gu-
bernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh
Stachouwer. Se lama perjalanan, mereka
hanya bercakap- cakap ringan saja.
Setibanya di istana, Hart dibawa mene-
mui Gubernur Jenderal dan wakilnya, Hu-
bertus Johannes van Mook. Helfrich ke-
mudian menyerahkan kepada Hart sebuah
press release yang mengumumkan pem-
bentukan ABDACOM (American, Brit-
ish, Dutch, and Australia Command)—
sebuah komando gabungan dari semua
pa sukan Amerika, Inggris, Belanda dan
Aus tralia di Asia Tenggara yang ditugas kan
untuk menghentikan gerakan Jepang di apa
yang disebut sebagai Rintangan Ma laya.
Marsekal Sir Archibald P. Wavell, se orang
komandan Inggris yang dengan terampil
telah memimpin pasukan Perse makmuran
di Mesir, akan menjadi pangli manya.
Laksamana Hart terpana oleh salah sa-
tu isi dari press release itu: berlawanan de-
ngan keinginan terbukanya, Hart diangkat
menjadi panglima angkatan laut ABDA.
Bahkan sebelum Hart selesai membaca-
nya, Gubernur Jenderal bertanya apa ren-
cananya untuk menghentikan Jepang.
Laksamana Hart telah terperangkap,
dan ia mengetahuinya. Hel frich telah tahu
akan pembentukan ABDA yang baru dan
tidak mengatakan apa-apa kepadanya
menge nai hal itu. Helfrich, yang kesal ka-
rena ia sendiri tidak diangkat untuk men-
jadi panglima laut ABDA, ingin agar Hart
terlihat lemah dan tidak mam pu di mata
gubernur jenderal. Ia berhasil melaku-
kannya. Hart menghindari semua perta-
nyaan mengenai strateginya, berkata bah wa
diskusi seperti itu bersifat prematur hingga
Wavell tiba. Ia menyatakan bahwa ia tidak
meminta tugas ini dan bertanya apakah ia
tidak terlalu tua untuk menjalankannya.
Sekalipun pernyataan nya bersifat diplo-
matis, hal tersebut tidak mempertimbang-
kan kesensitifan perasaan orang Belanda.
Perkataannya pun tidak di tanggapi. Pada
kenyataannya, tidak lama kemudian, van
Mook mulai berupaya un tuk mencopot
Hart, mengeluhkan sang laksamana ke-
pada pemerintah Belanda di pengasingan,
Laksamana Thomas C. Hart, panglima pertama
ABDAFLOAT. (Sumber: De Bezetting)
hancurnya armada sekutu.indd 16hancurnya armada sekutu.indd 16 5/16/2018 2:59:23 PM5/16/2018 2:59:23 PM
17
pemerintah Inggris di Lon don, dan pe-merintah Amerika di Washing ton.
Komando Tambal SulamPada saat penyerbuan Jepang, Pulau
Jawa merupakan wilayah yang paling ka-ya, paling berharga dan paling padat pen-duduknya di Hindia Belanda. Sekalipun luas Jawa tidak sampai seperempat belas dari keseluruhan luas wilayah Hindia Be-landa, pulau ini dipadati dua per tiga dari jumlah keseluruhan penduduk wilayah jajahan Belanda itu. Di pulau ini terda pat Batavia, pusat pemerintahan, yang berpen-duduk sekitar 600.000 jiwa dan Surabaya yang berpenduduk sekitar 400.000 orang. Batavia dan Surabaya, bersama Cilacap di pantai sela tan, memiliki pelabuhan militer dan ko mer sial. Surabaya sendiri merupa-kan pang kalan armada Hindia Belanda, dan me miliki pertahanan yang kuat. Di sebe lah barat kota tersebut juga terdapat ladang minyak Cepu. Tanah Jawa yang subur ini juga menghasilkan bahan-bahan tambang yang diincar oleh Jepang, seperti timah, minyak bumi, bauksit, dan batu bara. Dari pulau ini jugalah para peda gang dan pelaut Belanda mulai memperluas kekuasaannya di Indonesia, yang berlang sung selama 300 tahun.
Inilah wilayah yang sangat berharga yang harus dipertahankan Sekutu mati-matian untuk mencegahnya jatuh ke ta-ngan Jepang. Bahkan sekalipun secara mi-liter amat diragukan bahwa Sekutu akan berhasil menangkis serangan Jepang ke Jawa, secara politis diputuskan bahwa Je-pang harus membayar mahal atas setiap jengkal tanah yang mereka taklukkan. Un tuk itu, semua perwira senior diperin-tah kan agar setiap jengkal tanah dan laut
ha rus dipertahankan mati-matian agar Je -pang menghabiskan persenjataan, amuni-si, bahan makanan, bahan bakar dan per-bekalan yang sulit digantikan. Lebih dari itu, suatu kebijakan bumi hangus terhadap semua bahan bakar, gudang-gudang, dan amunisi akan ditindaklanjuti.
Presiden Franklin D. Roosevelt menya -takan dengan jelas kepada Perdana Men teri Winston S. Churchill bahwa orang yang tepat untuk menjalankan tugas itu adalah Marsekal Wa vell, yang pada saat itu menja-bat sebagai panglima Inggris di India, yang juga bertanggung jawab atas pertahanan Birma (sekarang Myanmar). Beberapa sumber menyatakan bahwa ke putusan itu sengaja diambil oleh orang Ame rika, yang tahu bahwa pertahanan Rin tangan Ma-laya bagaimanapun akan run tuh sehingga akan lebih baik apabila pang lima tertinggi ABDACOM tidak di pegang oleh seorang Amerika.
Pada tanggal 10 Januari, Wavell tiba di Jawa dan mendirikan mar kas besarnya di Lembang, Bandung. Staf nya yang be-sar sangat berpengalaman—ia memimpin rom bongan para jenderal dan laksamana dari empat bangsa. Sebagai wa kil panglima ditunjuk Letnan Jenderal G.H. Brett dari Amerika Serikat. Panglima lautnya, yang disebut ABDAFLOAT (Armada ABDA), adalah Lak samana Th omas Hart dari Ame rika se mentara kepala stafnya adalah Laksamana Muda A.F.E. Palliser dari Ing-gris. Komando pasukan darat dipegang oleh Letnan Jenderal Hein ter Poorten da-ri Belanda, sedangkan komando kekuatan uda ranya berada di bawah Marsekal Sir Richard E.C. Peirse.
Secara teoritis, pemikiran di belakang pembentukan ABDACOM masuk akal,
hancurnya armada sekutu.indd 17hancurnya armada sekutu.indd 17 5/16/2018 2:59:23 PM5/16/2018 2:59:23 PM
18
ke pada pasukan Jepang yang jumlahnya le bih kecil, Wavell menyatakan keyakin-annya bahwa pulau itu akan bertahan. Pa ra komandan Inggris di Birma juga meng -anggap bahwa mereka dapat bertahan se-mentara Laksamana Madya Helfrich dari Belanda bersumpah bahwa pasukannya akan menghentikan pendaratan pasukan Jepang di Hindia Timur. Tidak satu pun pernyataan yang optimistik ini terwujud.
Strategi Laut SekutuKebingungan tingkat rendah, atau pa-
ling tidak kurangnya fokus dan kesatuan tujuan, meliputi hampir setiap aspek ko-mando laut ABDA. Penamaan unit yang membingungkan mencerminkan hal ini. Kapal penjelajah USS Houston dan kapal-kapal perang lainnya dari Armada Asia Amerika disebut sebagai ”Gugus Tugas ke-5” saat mereka bertugas mengawal kon-voi, tetapi merupakan bagian dari ”Gugus Penyerang Gabungan” selama operasi-operasi ofensif bersama. Ketika Hart di-angkat menjadi panglima ABDAFLOAT, ia menunjuk Laksamana Glassford untuk memimpin Gugus Tugas ke-5 dan me-nem patkan kepala stafnya, Laksamana Mu da William R. Purnell, yang telah lama bekerja sama dengan orang Inggris dan Belanda, sebagai panglima pelaksana Ar-mada Asia, yang berpangkalan di di Sura-baya. Hart sendiri pindah ke markas besar ABDA di kota Lembang, sekitar 120 km di sebelah tenggara Batavia dan ratusan kilo-meter dari Surabaya. Tanggung jawab yang bertumpang tindih dan garis komu nikasi internasional yang serampangan ini kemu-dian menimbulkan frustrasi.
Hart segera melihat prioritas nasional akan melumpuhkan kemampuan tempur
tetapi pelaksanaannya jauh di bawah ha-rap an. Pasukan Jepang telah bergerak de-ngan cepat menuruni semenanjung Mala-ya menuju Selat Malaka pada pertengahan Desember, dan orang Inggris bersikeras agar Singapura dipertahankan mati-mati-an—berapa pun harga yang harus di bayar. Orang Belanda bersikap simpa tik terhadap posisi Inggris tetapi dapat di mengerti apa-bila mereka lebih peduli dengan keamanan wilayah jajahannya di Sumatra dan Jawa, sementara orang Aus tralia melihat dengan cemas kemungkinan musuh akan menem-bus Rintangan Mala ya dan mengancam negeri benua kangu ru itu sendiri. Masing-masing kekuatan sibuk dengan wilayahnya sendiri. Orang Amerika, yang tidak terlalu memiliki ke pentingan di bagian dunia ini, memusat kan perhatian mereka di lambung timur Komando ABDA, sebuah wilayah yang membentang dari pantai timur Kaliman tan hingga ujung barat Papua dan ke arah utara di Laut Sulawesi.
Bahkan sekalipun gerak maju Jepang yang pesat membuat berbagai asumsi da-sar sebelum perang Sekutu diragukan, be-berapa komandan ABDA melebih-lebih-kan kesempatan mereka. Seperti biasanya dalam kasus seperti itu, para komandan diharapkan menaikkan semangat bawah-an nya, dan sesumbar mereka mungkin te lah diperhitungkan. Namun Wavell ke-lihatannya tidak fl eksibel ketika ia mem-perkirakan bahwa sapuan pasukan Jepang di Semenanjung Malaya akan dihentikan di Singapura, bahkan setelah mengeta hui bahwa pertahanan di utara pulau itu yang menghadap ke arah daratan tidak me ma-dai. Hingga tanggal 31 Januari, dua ming-gu sebelum penyerahan lebih dari 60.000 orang prajurit Persemakmuran Inggris
hancurnya armada sekutu.indd 18hancurnya armada sekutu.indd 18 5/16/2018 2:59:23 PM5/16/2018 2:59:23 PM
19
semua pihak. Dalam konferensi-konfe-
ren si sebelum perang yang dihadiri oleh
Laksamana Purnell, terlihat jelas bahwa
Royal Navy tidak terlalu peduli memper-
tahankan Jawa dan lebih tertarik menye-
lamatkan mahkota kemaharajaannya, Si-
nga pura, di ujung semenanjung Malaya.
Jauh sebelum perang pecah, orang Ame-
rika dan Inggris telah memperdebatkan
ni lai mempertahankan Singapura. Pihak
Amerika menganggap bahwa tempat itu
tidak memiliki harapan apabila kekuatan
udara Jepang yang berpangkalan di darat
mendatanginya. Namun Wavell bersike-
ras bahwa garnisun Inggris di sana dapat
menghadapi serangan Jepang dalam waktu
tidak terbatas. ”Seluruh reputasi pertem-
puran kami dipertaruhkan, demikian pula
kehormatan Kemaharajaan Inggris,” de-
mikian tulisnya setelah pulau itu diserang
Jepang, dalam sepucuk surat tertanggal
10 Februari. ”Pasukan Amerika telah ber-
tahan di Semenanjung Bataan melawan
pasukan yang lebih besar; pasukan Rusia
telah memukul mundur pasukan pilihan
Jer man; orang China, yang boleh dika-
takan kekurangan perlengkapan modern,
telah menahan pasukan Jepang selama 4,5
tahun. Merupakan hal yang memalukan
apabila kami menyerahkan benteng terke-
nal kami di Singapura kepada pasukan
yang lebih inferior.”
Hart memilih memusatkan usaha pe-
rang Sekutu untuk mempertahankan Aus-
tralia. Amerika telah mendirikan sebuah
basis besar bagi militernya—kapal perbe-
kalan, kapal tender, dan kapal bantu lain-
nya—di Darwin di sebelah barat laut Aus-
tralia, titik penerimaan bagi konvoi pasu-
kan, perlengkapan, dan perbekalan yang
tiba dari titik-titik di utara dan timur. Gu-
gus tugas kapal permukaan Armada Asia
Amerika, Gugus Tugas ke-5, yang ter diri
atas Houston, Marblehead, dan 13 kapal pe-
rusak usang dari Skuadron Kapal Peru sak
ke-21, diperkuat oleh kapal penjelajah ri-
ngan modern Boise, berada di Surabaya un-
tuk menjaga jalur pelayaran ke Austra lia.
Rapat pertama Komando ABDA. Duduk mengelilingi meja dari sebelah kiri: Laksa mana Layton, Laksamana
Helfrich, dan Laksamana Hart, Jenderal ter Poorten, Kolo nel Kengen (di ujung meja), Marsekal Wavell, Jenderal
Brett, dan Jenderal Brereton. (Sum ber: De Bezetting)
hancurnya armada sekutu.indd 19hancurnya armada sekutu.indd 19 5/16/2018 2:59:23 PM5/16/2018 2:59:23 PM
Recommended