View
74
Download
7
Category
Preview:
DESCRIPTION
tes
Citation preview
RESPONSI KASUS
KEHAMILAN LEWAT WAKTU
Disusun oleh :
Welly Husain Suwono, S.Ked
NPM : 07700162
PEMBIMBING :
dr. Muljadi Amanullah, SpOG
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK DI
BAGIAN/SMF KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan responsi kasus ini tepat pada waktunya. Laporan kasus
yang berjudul “Preeklampsia Berat” ini disusun dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik
Madya di Bagian / SMF Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah Syarifah Ambami
Rato Ebu (SYAMRABU) Bangkalan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan
kepada penulis:
1. dr. Muljadi Amanullah, Sp.OG, selaku Kepala Bagian / SMF Kebidanan dan
Kandungan RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu (SYAMRABU) Bangkalan dan dosen
pembimbing Bagian / SMF Kebidanan dan Kandungan RSUD Syarifah Ambami Rato
Ebu (SYAMRABU) Bangkalan.
2. dr.Raudatul Hikmah, Sp.OG, selaku dosen pembimbing Bagian / SMF Kebidanan dan
Kandungan RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu (SYAMRABU) Bangkalan.
3. dr. Bambang Soetjahjo, Sp.OG, selaku dosen pembimbing Bagian / SMF Kebidanan
dan Kandungan RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu (SYAMRABU) Bangkalan.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan kepada penulis.
Akhirnya saya menyadari bahwa dalam penulisan responsi kasus ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan
demi kesempurnaan responsi kasus ini. Semoga responsi kasus ini dapat memberikan manfaat
dan tambahan pengetahuan khususnya kepada saya dan kepada pembaca dalam menjalankan
praktek sehari-hari sebagai dokter.
Terima kasih.
Bangkalan, Desember 2011
Penulis
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Kehamilan lewat Waktu (serotinus) ialah kehamilan yang berlangsung lebih
dari perkiraan hari taksiran persalinan yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT),
dimana usia kehamilannya telah atau melebihi 42 minggu.
Insiden
Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, bervariasi antara3,5-14%. Data
statistik menunjukkan, angka kematian dalam kehamilan lewat waktu lebih tinggi ketimbang
dalam kehamilan cukup bulan, dimana angka kematian kehamilan lewat waktu mencapai 5 - 7
%. Variasi insiden postterm berkisar antara 2-31,37%.
Etiologi
Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita ketahui. Diduga
penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada janin (anenefal,
kelenjar adrenal janin yang fungsinya kurang baik, kelainan pertumbuhan tulang
janin/osteogenesis imperfecta; atau kekurangan enzim sulfatase plasenta). Menurut dr. Bambang
Fadjar, SpOG dari Rumah Sakit Asih, Jakarta Selatan, penyebab kehamilan lewat waktu adalah
kelainan pada janin sehingga tidak ada kontraksi dari janin untuk memulai proses persalinan.
Kelainan janin tersebut antara lain anensephalus, hipoplasia, kelenjar supra renal janin, dan janin
tidak memiliki kelenjar hipofisa, kelainan pada plasenta yang berupa tali pusat pendek dan
kelainan letak kehamilan. Beberapa faktor penyebab kehamilan lewat waktu adalah sebagai
berikut :
Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering.
Tidak diketahui.
Primigravida dan riwayat kehamilan lewat waktu.
Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus, merupakan penyebab yang jarang terjadi.
Jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan predisposisi.
Faktor genetik juga dapat memainkan peran
Jumlah kehamilan atau persalinan sebelumnya dan usia juga ikut mempengaruhi
terjadinya kehamilan lewat waktu. Bahkan, ras juga merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap kehamilan lewat waktu. Data menunjukkan, ras kulit putih lebih sering mengalami
kehamilan lewat waktu ketimbang yang berkulit hitam. Di samping itu faktor obstetrik pun ikut
berpengaruh. Umpamanya, pemeriksaan kehamilan yang terlambat atau tidak adekuat (cukup),
kehamilan sebelumnya yang lewat waktu, perdarahan pada trisemester pertama kehamilan, jenis
kelamin janin (janin laki-laki lebih sering menyebabkan kehamilan lewat waktu ketimbang janin
perempuan), dan cacat bawaan janin.
Resiko
Risiko kehamilan lewat waktu antara lain adalah gangguan pertumbuhan janin, gawat
janin, sampai kematian janin dalam rahim. Resiko gawat janin dapat terjadi 3 kali dari pada
kehamilan aterm. Kulit janin akan menjadi keriput, lemak di bawah kulit menipis bahkan sampai
hilang, lama-lama kulit janin dapat mengelupas dan mengering seperti kertas perkamen. Rambut
dan kuku memanjang dan cairan ketuban berkurang sampai habis. Akibat kekurangan oksigen
akan terjadi gawat janin yang menyebabkan janin buang air besar dalam rahim yang akan
mewarnai cairan ketuban menjadi hijau pekat. Pada saat janin lahir dapat terjadi aspirasi (cairan
terisap ke dalam saluran napas) air ketuban yang dapat menimbulkan kumpulan gejala MAS
(meconeum aspiration syndrome). Keadaan ini dapat menyebabkan kematian janin. Komplikasi
yang dapat mungkin terjadi pada bayi ialah suhu yang tidak stabil, hipoglikemia, polisitemia, dan
kelainan neurologik. Kehamilan lewat waktu dapat juga menyebabkan resiko pada ibu, antara
lain distosia karena aksi uterus tidak terkoordinir, janin besar, dan CPD. Sehingga sering
dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan postpartum.
Diagnosis
Diagnosis kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus Naegele setelah
mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis. Bila ada keraguan, maka pengukuran tinggi
fundus uterus serial dengan sentimeter akan memberikan informasi mengenai usia gestasi lebih
tepat. Keadaan klinis yang mungkin ditemukan ialah air ketuban yang berkurang dan gerakan
janin yang jarang. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mendiagnosis kehamilan
lewat waktu, antara lain :
1. HPHT jelas.
2. Dirasakan gerakan janin pada umur kehamilan 16-18 minggu.
3. Terdengar denyut jantung janin (normal 10-12 minggu dengan Doppler,dan 19-20
minggu dengan fetoskop).
4. Umur kehamilan yang sudah ditetapkan dengan USG pada umur kehamilan kurang dari
atau sama dengan 20 minggu.
5. Tes kehamilan (urin) sudah positif dalam 6 minggu pertama telat haid.
Bila telah dilakukan pemeriksaan USG serial terutama sejak trimester pertama, maka
hampir dapat dipastikan usia kehamilan. Sebaliknya pemeriksaan yang sesaat setelah trimester
III sukar untuk memastikan usia kehamilan.
Diagnosis juga dapat dilakukan dengan penilaian biometrik janin pada trimester I
kehamilan dengan USG. Penyimpangan pada tes biometrik ini hanya lebih atau kurang satu
minggu.
Pemeriksaan sitologi vagina (indeks kariopiknotik >20%) mempunyai sensitifitas 75%
dan tes tanpa tekanan dengan KTG mempunyai spesifisitas 100% dalam menentukan adanya
disfungsi janin plasenta atau postterm. Kematangan serviks tidak bisa dipakai untuk menentukan
usia kehamilan.
Tanda kehamilan lewat waktu yang dijumpai pada bayi dibagi atas tiga stadium :
1. Stadium I.
Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh,
dan mudah mengelupas.
2. Stadium II. Gejala stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit.
3. Stadium III. Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat.
Yang paling penting dalam menangani kehamilan lewat waktu ialah menentukan keadaan
janin, karena setiap keterlambatan akan menimbulkan resiko kegawatan. Penentuan keadaan
janin dapat dilakukan :
1. Tes tanpa tekanan (Non Stress Test).
Bila memperoleh hasil non reaktif maka dilanjutkan dengan tes tekanan oksitosin. Bila
diperoleh hasil reaktif maka nilai spesifisitas 98,8% menunjukkan kemungkinan besar
janin baik. Bila ditemukan hasil tes tekanan yang positif, meskipun sensitifitas
relatif rendah tetapi telah dibuktikan berhubungan dengan keadaan postmatur.
2. Gerakan janin.
Gerakan janin dapat ditentukan secara subjektif (normal rata-rata 7 kali / 20 menit) atau
secara objektif dengan tokografi (normalrata-rata 10 kali / 20 menit), dapat juga
ditentukan dengan USG. Penilaian banyaknya air ketuban secara kualitatif dengan USG
(normal >1 cm/ bidang) memberikan gambaran banyaknya air ketuban, bila ternyata
oligohidramnion maka kemungkinan telah terjadi kehamilan lewat waktu.
3. Amnioskopi.
Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin keadaan janin masih baik.
Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung mekonium akan mengalami resiko 34%
asfiksia.
Penatalaksanaan
Prinsip dari tata laksana kehamilan lewat waktu ialah merencanakan pengakhiran
kehamilan. Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil pemeriksaan kesejahteraan janin
dan penilaian skor pelvik (pelvic score). Ada beberapa cara untuk pengakhiran kehamilan, antara
lain:
1. Induksi persalinan dengan pemasangan balon kateter Foley.
2. Induksi dengan oksitosin.
3. Bedah seksio sesaria
Dalam mengakhiri kehamilan dengan induksi oksitosin, pasien harus memenuhi beberapa
syarat, antara lain :
Tidak hipertensi
Tidak ada oligohidramnion
Kehamilan tunggal
Tidak ada riwayat seksio sesaria
His lemah
Bukan grande multipara
Ukuran panggul normal
Tidak ada disproporsi sefalopelvik
Janin presentasi kepala
Serviks sudah matang (porsio teraba lunak, mulai mendatar, dan mulai membuka). Selain
itu, pengukuran pelvik juga harus dilakukan sebelumnya. Tabel pengukuran pelvik dapat
dilihat dibawah ini :
Score 0 1 2 3
Pendataran Serviks 0-30% 40-50% 60-70% 80%
Pembukaan Serviks 0 1-2 3-4 5-6
Penurunan Kepala
dari Hodge 3
-3 -2 -1 +1+2
Konsistensi Serviks Keras Sedang Lunak
Posisi Serviks Ke belakang Searah sumbu
jalan lahir
Ke depan
Bila nilai pelvis >8, maka induksi persalinan kemungkinan besar akan berhasil.
Bila PS >5, dapat dilakukan drip oksitosin.
Bila PS <5, dapat dilakukan pematangan servik terlebih dahulu, kemudianlakukan
pengukuran PS lagi.
Tatalaksana yang biasa dilakukan di RSUD SYAMRABU ialah induksi dengan oksitosin
5 IU. Sebelum dilakukan induksi, pasien dinilai terlebih dahulu kesejahteraan janinnya dengan
NST, serta diukur skor pelviknya. Jika keadaan janin baik, skor pelvis >5, dan syarat-syarat
induksi oksitosin memenuhi, maka induksi persalinan dapat dilakukan. Induksi persalinan
dilakukan dengan oksitosin 5 IU dalam infus Dextrose5%. Tetesan infus dimulai dengan 8
tetes/menit, lalu dinaikkan tiap 15 menit sebanyak 4 tetes hingga timbul his yang adekuat.
Maksimal 40 tetes bila tidak kunjung adekuat. Selama pemberian infus,kesejahteraan janin tetap
diperhatikan karena dikhawatirkan dapat timbul gawat janin. Setelah timbul his adekuat, tetesan
infus dipertahankan hingga persalinan. Namun, jika infus pertama habis dan his adekuat belum
muncul, dapat diberikan infus drip oksitosin 5 IU ulangan. Jika his adekuat yang diharapkan
tidak muncul, pasien diistirahatkan 24jam dengan syarat kesejahteraan janin baik. Apabila drip
oksitosin gelombang 2 gagal, dapat dipertimbangkan terminasi dengan seksio sesaria.
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur,
minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum 12 minggu), 1 kali
pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28minggu) dan 2 kali trimester ketiga
(di atas 28 minggu). Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan
sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan 7 – 8 bulan dan seminggu sekali
pada bulan terakhir. Hal ini akan menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan benar usia
kehamilan, dan mencegah terjadinya kehamilan serotinus yang berbahaya. Perhitungan dengan
satuan minggu seperti yang digunakan para dokter kandungan merupakan perhitungan yang lebih
tepat.. Untuk itu perlu diketahui dengan tepat tanggal hari pertama haid terakhir seorang (calon)
ibu itu. Perhitungannya, jumlah hari sejak hari pertama haid terakhir hingga saat itu dibagi 7
(jumlah hari dalam seminggu). Misalnya, hari pertama haid terakhir Bu A jatuh pada 12 Maret
2011. Saat ini tanggal 22 Desember 2011. Jumlah hari sejak hari pertama haid terakhir adalah
284. Setelah angka itu dibagi 7 diperoleh angka 40,5. Jadi, usia kehamilannya saat ini 40
minggu.
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama Isteri : Ny. S
Suami : Tn. M
Umur Isteri : 39 th
Suami : 43 th
Pekerjaan Isteri : Ibu rumah tangga
Suami : Pedagang
Penghasilan Isteri : -
Suami : Tak menentu
Alamat : Jl. Raya Langkap - Burneh
No. RM : 110411
II. Anamnesa (tanggal 21/12/2011 oleh DM Welly H S)
Pasien datang ke poli kandungan dengan keluhan usia kehamilan yang lewat
waktu namun tidak dirasakan tanda-tanda akan melahirkan. Perkiraan pasien usia
kehamilannya mencapai 10 bulan. Pasien masuk kamar bersalin pukul 10.30 tanggal 21
Desember 2011.
Keluhan utama
Usia kehamilan lewat bulan
Riwayat Penyakit Sekarang
Tidak dirasakan mules / kenceng-kenceng
Tidak ada riwayat keluar darah dan lendir pervaginam
Tidak ada riwayat keluar cairan pervaginam
Dirasakan adanya gerakan janin
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada riwayat kelaianan jantung, paru, hati, ginjal, DM, hipertensi dan leainan
lain yang dapat berpengaruh pada kehamilan.
Ada riwayat seksio sesaria 2,5 tahun lalu karena ketuban pecah premature (KPP)
Riwayat Sosial
Tidak merokok dan minuman alkohol
Tidak minum jamu
Minum obat dari bidan
Haid
Haid terakhir tanggal 4 Maret 2011
Perkiraan persalinan tanggal 11 Desember 2011
Menarche umur 11 th
Siklus teratur
Lama : Sedang
Dysmenorrhea : Ya
Riwayat Obstetrik
GIII PI00II
Nikah 1 kali
Hamil pertama usia kehamilan 12 minggu, Abortus
Hamil kedua usia kehamilan 9 bulan, lahir seksio sesaria karena kpp, jenis
kelamin laki-laki, berat badan lahir 3500 g, hidup, usia 2 th 10 bulan
Hamil ketiga hamil ini
III. Status Presens (21/12/2011)
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Compos mentis
Tinggi badan & Berat Badan : 155 cm & 55kg
Vital sign
Tensi : 110/80 mmHg Nadi : 84x/menit
RR : 18x/menit Suhu : 36,8˚ C
Kepala
Anemi : (-) Ikterus : (-)
Cyanosis : (-) Dypsneu : (-)
Leher
Trakea ditengah
Tidak ada benjolan abnormal
Tidak ada bendungan vena
Thorax
Simetris
Tidak ada benjolan, massa, luka bekas operasi, dan bentukan abnormal
lainnya.
Jantung
S1 S2 tunggal
Murmur (-) gallop (-)
Paru-paru
Suara napas vesikuler
Wheezing (-) ronki (-)
Payudara normal
Abdomen
Bising usus 5X/menit
Hepar tidak teraba dan tidak nyeri tekan
Lien tidak teraba dan tidak nyeri tekan
Ginjal tidak teraba dan tidak nyeri tekan
Genitalia eksterna : oedem vulva (-)
Ekstremitas
Akral hangat oedem
+ + + +
+ + + +
Reflex fisiologis (+)
Reflex patologis (-)
IV. Status Obsterikus
Muka
Chloasma gravidarum (-)
Exophthalmus (-)
Leher
Struma (-)
Thorax
Mammae : Membesar dan Tegang
Abdomen
Inspeksi : Perut membesar kedepan, simetris
Palpasi :
Leopold I : Tinggi fundus ateri 3 jari bawah processus xyphoideus (30
cm)
Leopold II : Letak punggung kanan
Leopold III : Bagian terbawah janin Kepala, Kepala belum masuk
pintu atas panggul
Leopold IV : 4/5
Perkusi : tympani
meteorismus (-)
Auskultasi : Denyut jantung janin (+) (12-11-12)
Pemeriksaan dalam
Tidak ada pembukaan
Ketuban (+)
V. Laboratorium
Hb : 9,4 g % (talquist)
VI. Diagnosa
GIII PI00II PD/T/H dengan riwayat Sectio Caesaria 2,5 th lalu, tidak inpartu
VII. Terapi
Prinsip penatalaksanaan kehamilan lewat waktu adalah terminasi. Dikarenakan adanya
kontraindikasi induksi oksitosin, yaitu riwayat Sectio Caesaria 2,5 th lalu, maka
dilakukan terminasi perabdomianal yaitu Sektio Caesaria.
Persiapan Ibu :
Penderita diberi makanan yang mudah dicerna pada malam sebelum operasi
Puasa sekitar 6 jam sebelum operasi
Pasang infus RL Flas I
Pasang Dauer cateter
Lakukan scerent
Laporan Operasi Sectio Caesaria :
1. Antiseptic lapangan operasi dengan betadine 10 % dan dipersempit dengan kain
steril
2. Insisi kulit perut dan subkutis low midline pada bekas luka operasi
3. Sayatan kecil pada fasia musculus recti abdommis dan dengan bantuan pinset
anatomis lalu fascia digunting kebawah dan keatas
4. M. Recti abdommis di kuakkan secara tumpul ke lateral sehingga peritoneum bebas
5. Peritoneum parietalis dijepit dengan pinset anatomis, diangkat, digunting keatas dan
bawah, pinggir-pinggirnya di klem (peritoneal klem)
6. Eksplorasi :
Uterus sebesar aterm
Adneksa kanan kiri normal
Terapi LSCS (Lower Segment Caesarean Section) :
Blader flap
Insisi segmen bawah rahim melintang (transversal) ± 10 cm berbentuk konkaf
sampai endometrium. Endometrium ditembus secara tumpul dengan jari.
Janin dilahirkan dengan meluksir kepala
Apgar Score 8-9 / jenis kelamin laki-laki / berat 2600 g / panjang 48 cm
Ketuban jernih
Plasenta di fundus lengkap, dilahirkan secara manual
7. Segmen bawah rahim dijahit secara jelujur festoon dengan benang cromix no.2.
8. Cavum abdomen ditutup langsung, dijahit lapis demi lapis.
- Fascia m.recti abdominis dijahit secara jelujur feston dengan benang safil no.1
- Kulit dijahit satu-satu side.
Diagnosa Pre Operasi (DPO) : GIII PI00II PD/T/H dengan riwayat Sectio Caesaria 2,5 th
lalu, tidak inpartu
Diagnosa Durante Operasi (DDO) : GIII PI00II PD/T/H dengan riwayat Sectio Caesaria
2,5 th lalu, tidak inpartu
Terapi : LSCS (Lower Segment Caesarea Section)
Terapi Post Operasi :
Infus RL & D5 2:2
Clavamox 3x1 vial
Drip induxin 1 amp sampai dengan 24 jam
Vitamin B1 3x1 amp
Kalnex 3x1 amp
Pospargin 3x1 amp
BAB III
PEMBAHASAN
Telah dilaporkan suatu kasus wanita 39 tahun dengan usia kehamilan 42 minggu dengan
diagnosa GIII PI00II PD/T/H dengan riwayat Sectio Caesaria 2,5 th lalu, tidak inpartu. Selanjutnya
akan dibahas :
1. Apakah diagnosa pasien sudah tepat?
Pasien ini didiagnosa GIII PI00II PD/T/H dengan riwayat Sectio Caesaria 2,5 th lalu, tidak
inpartu. Tinggi fundus uterus 31 cm, taksiran berat janin 2790 gram. Diagnosis terhadap
pasien diperkuat oleh tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT), yaitu tanggal 04 maret
2011. Taksiran persalinannya ialah 11 desember 2011. Berdasarkan HPHT pasien, usia
kehamilannya ialah 42 minggu. Syarat kehamilan lewat waktu ialah kehamilan yang telah
lewat 42minggu. Maka diagnosa untuk pasien ini sudah tepat.
2. Apakah pelaksanaan pada kasus ini sudah tepat?
Prinsip dari kehamilan lewat waktu adalah terminasi kehamilan segera. Pada kasus ini
terminasi secara induksi tidak dilakukan karena adanya kontraindikasi yaitu pasien
pernah operasi section caesaria 2,5 th yang lalu. Maka terminasi dilakukan dengan seksio
caesaria.
3. Apa penyebab kehamilan lewat waktu pada kasus ini?
Faktor penyebab dari kehamilan lewat bulan ialah kelainan janin (anensephalus,
hipoplasia, kelainan kelenjar suprarenal janin, janin tidak memiliki hipofisa), tali pusat
pendek, dan kelainan letak janin. Faktor lain ialah kesalahan dalam penanggalan,
primigravida, riwayat serotinus, jenis kelamin laki-laki, dan genetik. Pada kasus ini,
pasien tidak memiliki riwayat kehamilan serotinus dan tidak ada keluarga yang punya
riwayat serotinus, juga tidak ditemukan kelainan pada janin, baik anatomik dan fisiologik
janin, maupun kelainan letak janin maupun tali pusat. Jadi kemungkinan besar penyebab
kehamilan lewat waktu pada pasien ini adalah jenis kelamin janin laki-laki.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Kehamilan lewat Waktu (serotinus) ialah kehamilan yang berlangsung lebih
dari perkiraan hari taksiran persalinan yang dihitung dari hari pertama haidterakhir
(HPHT), dimana usia kehamilannya telah atau melebihi 42 minggu.
2. Pada ibu ini tidak dirasakan mules / kenceng-kenceng, tidak ada riwayat keluar darah dan
lendir pervaginam, tidak ada riwayat keluar cairan pervaginam. Sedangkan dari
pemeriksaan dalam belum ada pembukaan serviks. Sehingga dapat dikatakan ibu ini tidak
inpartu.
3. Diagnosa akhir GIII PI00II PD/T/H dengan riwayat Sectio Caesaria 2,5 th lalu, tidak
inpartu.
4. Karena kehamilan telah lewat dari waktu persalinan seharusnya,tidak ada tanda-tanda
persalinan, dikhawatirkan terjadi gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, sampai
kematian janin dalam rahim sehingga harus dilakukan terminasi segera. Pada ibu ini
dikarenakan adanya kontraindikasi induksi oksitosin, maka Terminasi kehamilan
dilakukan dengan seksio cesarea.
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro H.Kelainan Dalam Lamanya Kehamilan. Dalam Ilmu Kebidanan hal. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,Jakarta 2005.
Cunningham FG et al.Postterm Pregnancy. Williams Obstetric, 22st ed.Mc.Graw Hill Publishing
Division, New York, 2005.
Mansjoer Arif, et al. Induksi persalinan. Dalam kapita selekta kedokteran ed.3 cet. Media
Aesculapius, Jakarta. 2000.
Mochtar, Rustam. Postmatur . Dalam: Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi,Obstetri Patologi
ed.2. EGC:Jakarta. 1998.
Widohariadi, H. Dkk. Penatalaksanaan Kehamilan Lewat Waktu.Pedoman Diagnosa Dan Terapi
Bag/SMF Ilmu kebidanan dan Penyakit Kandungan Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya.
2009.
http://emedicine.medscape.com/article/261369-overview
Recommended