konservasi plasma nutfah

Preview:

Citation preview

KONSERVASI PLASMA NUTFAH

Oleh :KELOMPOK II

KELOMPOK II

1. Azhar Aswat2. Hengki HermawanJufriyadi3. Jufriyadi4. Mawardi5. Munawar Khalil6. Oskar trimananda 7. Rina Adyana8. Salvitia Dirgantari9. Taslim10. Zidni Alvishahri

PENDAHULUAN

Wilayah Indonesia yang membentang luas dengan kondisi geografi dan ekologi yang bervariasi telah menciptakan keanekaragaman plasma nutfah yang sangat tinggi. Tingginya tingkat keanekaragaman plasma nutfah tersebut telah memberikan peluang untuk mendapatkan manfaat yang tinggi pula.

Lanjutan...

Dengan tingginya keanekaragaman plasma nutfah, maka terbuka peluang yang besar pula bagi upaya mencari dan memanfaatkan sumber-sumber gen penting yang ada untuk program pemuliaan. Oleh karena itu, tingginya keanekaragaman plasma nutfah memiliki aspek yang sangat penting untuk dipertahankan.

Berbeda dengan satu nama “jagung”

Keanekaragaman plasma nutfah

Konservasi plasma nutfah sebagai sumber genetic akan menentukan keberhasilan program pembangunan pangan.

Plasma nutfah adalah substansi sebagai sumber sifat keturunan yang terdapat di dalam setiap kelompok organisme yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit agar tercipta suatu jenis unggul atau kultivar baru (Litbang, 2004).

Varietas unggul dapat dirakit jika tersedia plasma nutfah atau sumberdaya genetik yang mempunyai karakter

sesuai dengan yang dikehendaki.

Langkah-langkah pengumpulan sumberdaya genetik :eksplorasi, konservasi, mengevaluasi karakter-karakter yang dimilikinya, serta memanfaatkannya . (Berthaud 1997, Silitonga 2004).

I. Karakterisasi dan evaluasi Plasma Nutfah

Karakterisasi adalah mengidentifikasi sifat penting yang bernilai ekonomi, yang merupakan penciri dari varietas yang bersangkutan. Karakter yang diamati yaitu: karakter morfologi karakter agronomikarakter fisiologi.

Lanjutan…

Evaluasi adalah kegiatan mengidentifikasi kandungan senyawa gizi (protein, lemak, vitamin) serta bagaimana reaksi varietas tanaman terhadap cekaman faktor biotik (ketahanan terhadap hama, penyakit) dan abiotik (toleransi kekeringan, toleransi keracunan Fe, toleransi keracunan Al, toleransi kadar garam tinggi, toleransi lahan masam).

Kegiatan karakterisasi dan evaluasi memiliki arti dan peran penting yang akan menentukan nilai guna dari materi plasma nutfah yang bersangkutan. Kegiatan karakterisasi dan evaluasi dilakukan secara bertahap dan sistematis dalam rangka mempermudah upaya pemanfaatan plasma nutfah. Kegiatan tersebut menghasilkan sumber-sumber gen dari sifat-sifat potensial yang siap untuk digunakan dalam program pemuliaan.

Menurut T. Wijayanto,2007. Upaya untuk melestarikan plasma nutfah jagung di Indonesia telah dimulai sejak 1923 oleh Balittan, Bogor. Dengan menggunakan koleksi yang ada, hingga saat ini telah berhasil dirakit dan dilepas sedikitnya 25 varitas jagung unggul baru.

Usaha pelestarian jagung juga pernah dirintis oleh Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo Kendari, dengan berhasil dikoleksinya sekitar 100 nomor plasma nutfah jagung asal kawasan timur Indonesia, termasuk asal Sulawesi Tenggara (Boer, 1997).

Menurut jurnal Wayan Sudarka, dkk. Di Bali dijumpai 18 varietas lokal jagung, antara lain:

Ingsa Culik Putih Tianyar SerayaIngsa Jangkrik Ingsa Tenganan Ingsa JepunIngsa Sangluh Ketokong JehemBayung Bukit Candi kuningBang Berte Cicih TombongMenyali Ketan Nyambu

Hasil evaluasi menunjukakan ada dua varitas lokal dengan hasil relative tinggi yaitu Cicih Tombong (5,35 ton/ha) dan dua varietas lokal lain yaitu Menyali dan Berte menunjukkan hasil sama yaitu 4,85 ton/ha. Ketiga varietas lokal tersebut dikoleksi dari pertanaman rakyat di daerah kering kecamatan Gerokgak kabupaten Buleleng (Sudarka, dkk., 1993).

Gambar Keragaman Morfologi Plasma Nutfah

Keragaman morfologi plasma nutfah jagung

Keragaman morfologi malai pada plasma nutfah sorgum

Keragaman morfologi plasma nutfah Ubi jalar

Keragaman morfologi plasma nutfah talas

Karakteristik dan Evaluasi Tanaman Padi

Berdasarkan sifat-sifat yang sama tersebut tanaman padi dikelompokkan menjadi:

1. Golongan Indica, umumnya terdapat di negara negara yang terletak di lingkungan tropis.

2. Golongan Javanica, umumnya ditanam di Jawa, Bali, dan Lombok.

3. Golongan Yaponica/Sub-Yaponica, umumnya terdapat di negara-negara di luar daerah tropis.

Karakterisasi morfo-agronomik didasarkan pada fase pertumbuhan tanaman. Karakter morfologi dan agronomi dinilai di lapang atau rumah kaca selama fase vegetatif dan generatif. Karakter pascapanen seperti malai, biji, dan mutu dinilai di laboratorium.

Karakterisasi dan evaluasi dilakukan terhadap sifat-sifat agronomi, morfologi, umur dan tipe tanaman, ekologi, daerah asal, topografi, dan ketahanan atau toleransi terhadap cekaman biotik dan abiotik berdasarkan sistem penilaian padi (IRRI, 1980; 1988).

Sumber : Tiur Sudiaty Silitonga, 2004. Pengelolaan dan Pemanfaatan Plasma Nutfah Padi di Indonesia.

Karakteristik dan Evaluasi Tanaman obat spesifik

Hasil eksplorasi tanaman kemudian dibuat karakterisasinya meliputi bentuk tanaman, letak daun, bentuk daun, warna daun, tepi daun, permukaan daun, warna bunga, letak bunga, bentuk buah, bagian tanaman yang bermanfaat, dan khasiatnya. Karakterisasi tanaman berada dalam kondisi lingkungan optimal agar dapat tumbuh dengan baik.

Sifat-sifat kuantitatif yang diamati antara lain adalah tinggi tanaman, hasil dan komponen hasil.

Sumber : Amik Krismawati dan M. Sabran, 2006. Pengelolaan Sumber Daya Genetik Tanaman Obat Spesifik Kalimantan Tengah

II. Sistem Pengumpulan Data

Pengembangan sistem

pangkalan data (database)

Pengelolaan plasma nutfah tanaman melibatkan banyak kegiatan dari eksplorasi/introduksi, registrasi, konservasi, karakterisasi, evaluasi. Pada setiap kegiatan dihasilkan banyak data dan informasi penting yang harus didokumentasikan. Maka data dan informasi penting mengenai karakteristik plasma nutfah tersebut harus disimpan dalam bentuk database yang terkelola dengan baik.Perkembangan peningkatan kualitas dan kuantitas aktivitas bank gen dari waktu ke waktu menuntut tersedianya data dan informasi yang dapat diakses setiap saat secara cepat, mudah, dan akurat.Data serta informasi hasil kegiatan didokumentasi dalam sistem database plasma nutfah tanaman pangan berbasis Microsoft Access.

JAGUNG

Perincian data plasma nutfah tanaman jagung yang telah disimpan dalam database meliputi:

a. Data pasporb. Data karakterisasic. Data evaluasi

Dengan adanya sistem database ini, terbukti kegiatan entry data, validasi data, akses data, monitoring data serta pertukaran data dapat dilakukan secara lebih mudah, cepat, dan akurat.

Gambar. Menu utama database plasma nutfah tanaman pangan

III. Laboratorium plasma nutfah

Beberapa fasilitas yang dimiliki Bank Gen BB-Biogen, Bogor untuk konservasi plasma nutfah tanaman pangan meliputi:1. Laboratorium Bank Gen dan Genetika Tanaman, memiliki 6 buah

deep freezer, 3 buah chiller, dan ruangan penyimpanan benih untuk penyimpanan benih padi, jagung, sorgum, dan kacangkacangan.

2. Laboratorium Kultur In Vitro, yang dilengkapi perangkat penunjang untuk konservasi plasma nutfah tanaman pangan secara in vitro dan kriopreservasi.

3. Ruang komputer, untuk kegiatan pengembangan pangkalan data (database) plasma nutfah tanaman pangan.

Laboratorium Bank Gen dan Genetika Tanaman

Penyimpanan benih dalam ruang AC untuk jangka pendek

Penyimpanan benih dalam ruang AC untuk jangka pendek

Freezer untuk penyimpanan benih jangka menengah dan panjang

Menurut Ni Luh Made Pradnyawathi, 2012. Laboratorium Pemuliaan Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Udayana mulai tahun 2003/2004, telah memprogramkan pemuliaan perbaikan karakter agronomi varietas lokal Berte dengan metode seleksi massa.

Alasan digunakan varietas lokal Bali Berte sebagai bahan seleksi adalah: a. daya hasil persatuan luas relatif tinggi (4,2 ton/ha), b. warna biji kuning (sumber vitamin A), c. relative tahan terhadap lingkungan marginal terutama

terhadap cekaman kekeringan.

Keadaan populasi alami varietas lokal Berte relative tidak seragam baik untuk bagian vegetatif maupun untuk bagian generatif, sehingga perlu dilakukan perbaikan populasi agar lebih seragam dan potensi hasil menjadi lebih tinggi. Metode seleksi yang digunakan untuk perbaikan populasi varietas local ini adalah metode seleksi massa.

Kesimpulan plasma nutfah di Indonesia memiliki keanekaragaman

yang sangat tinggi, sehingga membutuhkan usaha untuk melestarikan agar tidak terjadi kepunahan.

dalam melestarikan plasma nutfah perlu adanya karakterisasi dan evaluasi.

Karakterisasi dan evaluasi tanaman padi dilakukan terhadap sifat-sifat agronomi, morfologi, umur dan tipe tanaman, ekologi, daerah asal, topografi, dan ketahanan atau toleransi terhadap cekaman biotik dan abiotik.

lanjutan,...

database yang harus dimiliki plasma nutfah tanaman jagung adalah data paspor, data karakterisasi, dan data evaluasi.

laboratorium plasma nutfah merupakan fasilitas yang sangat penting dalam menunjang pelestarian plasma nutfah di Indonesia.

REFERENSI

Balitbiogen, 2014. Katalog Data Paspor Plasma Nutfah Tanaman Pangan Edisi Pertama. Bogor. Ni Luh Made Pradnyawathi, 2012. Evaluasi Galur Jagung Smb-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal Bali “Berte” Pada Daerah Kering. Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. T. Wijayanto, 2007. Karakterisasi Sifat - Sifat Agronomi Beberapa Nomor Koleksi Sumber daya Genetik Jagung Sulawesi. Jurusan Budidaya Pertanian,

Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari.

Tiur Sudiaty Silitonga, 2004. Pengelolaan dan Pemanfaatan Plasma Nutfah Padi di Indonesia. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor.

Wayan Sudarka, Sang Made Sarwadana, I Gusti Ngurah Raka, Ni Luh Made Pradnyawati, I Gusti Alit Gunadi, 2009. Upaya Pengembangan Varietas Jagung Tahan Kering Melalui Evaluasi Galur Smct-2. Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.

LAMPIRAN

Sekian dan Terimakasih

Recommended