View
1.160
Download
4
Category
Preview:
DESCRIPTION
Dokmen Laporan Akhir EKPD 2009 Provinsi Kalimantan Selatan oleh Universitas Mulawarman
Citation preview
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa puji syukur kahadirat tuhan YME yang telah memberikan rahmad dan hidayahnya dan atas kehendaknya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir kegiatan Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah Kalimantan Timur tahun anggaran 2009.
Dalam pembatan laporan akhir ini kami telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, dan pada tempatnya kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ketua Bappenas dan seluruh staf yang telah memberikan kepercayaan dan kesempatan untuk melakukan evaluasi kinerja pembangunan pemerintah daerah provinsi Kalimantan Timur.
2. Rektor Universitas Mulawarman yang telah memberikan arahan dan fasilitas untuk penyelesaian laporan.
3. Ketua Bappeda Provinsi Kalimantan Timur dan Staf yang telah bekerjasama dalam memberikan informasi dan data.
4. Kepala BPPS Provinsi yang telah memberikan kemudahan dalam pengumpulan data.
5. Kepala dinas dan Instansi terkait yang berhubungan dengan materi yang dibahas yang telah memberikan informasi dan kelengkapan data.
6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan kerjasama.
Laporan ini penyusunannya telah diupayakan seoptimal mungkin, tetapi kami menyadari masih banyak kekurangannya disana sini, sehingga kami sangat mengharapkan, kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk lebih sempurnanya penyusunan laporan ini. Besar harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Samarinda, November 2009
Tim Independen EKPD Provinsi Kalimantan Timur Rektor,
Prof. Dr. Ir. H. Ach. Ariffien Bratawinata, M.Agr NIP. 19460731 197302 1 001
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………. I
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………. ii
I. PENDAHULUAN………………………………………………………………………… 1 1.1. Latar Belakang dan Tujuan……………………………………………………….. 1 1.2. Keluaran ……………………………………………………………………………. 1 1.3. Metodologi ………………………………………………………………………… 2 1.4. Sistematika Pemulisan Laporan …………………………………………….. 3
II. HASIL EVALUASI……………………………………………………………………… . 4 2.1. TINGKAT PELAYANAN PUBLIK DAN DEMOKRASI ………………………. 4 2.1.1. Capaian Indikator………………………………………………………………….. 4 2.2. TINGKAT KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA……………………………… 22 2.2.1. Capaian Indikator………………………………………………………………….. 22 2.2.2. Rekomendasi Kebijakan Untuk Peningkatan Sumberdaya Manusia………… 33 2.3. TINGKAT PEMBANGUNAN EKONOMI ……………………………………. 33 2.3.1. Capaian Indikator ……………………… ……………………………………….. 33 2.4. KUALITAS PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
HIDUP ………………………………………………………………………………. 42 2.4.1. Capaian Indikator ………….…………………………………………………….. 42 2.4.2. Analisis Capaian Indikator Spesifik dan Menonjol … ...........……………….. 47 2.4.3. Rekomendasi Kebijakan ……………………………………………………… 51 2.5. TINGKAT KESEJAHTERAAN SOSIAL ………………………………..……….. 52 2.5.1. Capaian Indikator ………………………………………………………………… 52 2.5.2. Rekomendasi Kebijakan ……………………………………..………………… 54
III. KESIMPULAN …………………………………………………………………………. 55 IV. LAMPIRAN ………………………………………………………………………………. 56
iii
DAFTAR TABEL
2.1.1. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Provonsi Kalimantan Timur …………… 4
2.1.2. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kota Samarinda ………………………… 5
2.1.3. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kota Balikpapan…………………….…… 5
2.1.4. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kota Tarakan…………………………….. 6
2.1.5. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kota Bontang …………………………… 6
2.1.6. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat kabupeten Kutai Timur ………………… 7
2.1.7. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kabupaten Kutai Barat ………………… 7
2.1.8. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kabupaten Paser ……………………… 7
2.1.9. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kabupaten Penajam Paser Utara …… 8
2.1.10. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kabupaten Bulungan ………………… 8
2.1.11. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kabupaten Berau ....…………………… 9
2.1.12. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kabupaten Malinau ……………………. 9
2.1.13. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kabupaten Nunukan …………………… 10
2.1.14. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kabupaten Kutai Kertanegara ..……… 10
2.1.15. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat kabpaten Tana Tidung ………………… 10
2.1.16. Jumlah Pemilih tetap dalam Pilgub Provinsi Kalimantan Timur …………….. 11
2.1.17. Hasil Perolehan Suara Pilgub Putaran I Provinsi Kalimantan Timur ……………………………. 12
2.1.18. Hasil Perolehan Suara Pilgub per Kabupaten/Kota Se Kaltim Putaran I …… 12
2.1.19. Jumlah Pemilih Pilgub Putaran II per Kabupaten/Kota …………………….….. 13
2.1.20. Hasil Perolehan Suara Pilgub per Kabupaten/Kota se Kaltim Putaran II …… 14
2.1.21. Jumlah Suara Pilpres per Kabupaten/Kota Prov. Kaltim …………………….. 15
2.1.22. Pemilihan Suara dalam Pilpres per Kabupaten/Kota di Provinsi Kaltim .......... 16
2.1.23. IPM Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2004-2008 ………………………......... 17
2.1.24. IPM dan IPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2004-2008 …………… …….. 18
2.1.25. Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender ……………................…….. 19
2.1.26. Perkembangan Indeks Development Gender/Gender Empowerment Meassurrement ……………………………………………………………………. 20
iv
2.1.27. Keberadaan Perempuan di Legislatif ……………………………………........... 22
2.2.1. Indikator EKPD Bidang Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur …………….... 24
2.2.2. Indikator EKPD Bidang Pendidikan Tingkat Nasional ………………………… 24
2.3.1. Indikator Output Menjadi Indikator Outcame……………………………………… 38
2.3.2. Panjang jalan negara, provinsi dan kabupaten di Kalimantan Timurberdasarkan kondisi jalan dan tahun……………………………………………………………… 40
2.4.1. Data Indikator Hasil (Outcames) dan Indikator Pendukung Nasional Tahun 2004-2008 …………………………………………………………………………… 43
2.4.2. Data Indikator Hasil (Outcames) dan Indikator Pendukung Kalimantan Timur Tahun 2004-2008……………………………………………………………………… 44
2.4.2. Jumlah Tindak Pidana, Presentase Terumbu Karang dalam keadaan baik, dan kawasan konservasi laut di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2004-2008 50
v
DAFTAR GAMBAR
2.1.1. Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender …………………………………. 20
2.1.2. Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender / Gender Empowerment Meassurement……………………………………………………………………….. 21
2.2.2. Angka Partisipasi Murni Tingkat SD/MI Provinsi Kaltim dan Nasional ……….. 25
2.2.3. Indikator Angka Putus sekolah (APS) Provinsi Kalimantan Timur……………… 26
2.2.4. Indikator Angka Melek Aksara ≥ 15 Tahun Provinsi Kalimantan Timur ……… 27
2.2.5. Indikator Prosentase Jumlah Guru layak Mengajar Provinsi Kaltim dan Nasional………………………………………………………………………………. 28
2.2.6. Indikator EKPD Bidang Pendidikan Tingkat Nasional ………………………….. 29
2.2.7. Indikator Tingkat Kualitas Sumbedaya Manusia Provinsi Kalimantan Timur…. 32
2.3.1. Pertumbuhan Ekonomi Nasional ………………………………………………….. 32
2.3.2. Capaian Indikator Tingkat Pembangunan Ekonomi ........................................ 38
2.3.4. Panjang jalan negara, provinsi dan kabupaten di Kalimantan Timur berdasarkan kondisi jalan dan tahun ..................................................................................... 41
2.4.1. Capaian Indikator Outcomes Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam ……. 45
2.4.2. Capaian Indikator Pendukung Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam……. 48
2.4.3. Indikator Outcame presentase terumbu karang dalam keadaan baik…………. 50
2.5.1. Grafik Capaian Indikator Outcame Tingkat Kesejahteraan Sosial dan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2004-2008………………………………………………. 53
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Tujuan Pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pembangunan nasional, pada hakekatnya pembangunan daerah adalah upaya terencana
untuk meningkatkan kapasitas daerah dalam mewujudkan masa depan daerah yang lebih
baik dan kesejahteraan bagi semua masyarakat.
Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 32 tahun 2004 yang menegaskan bahwa
Pemerintah Daerah diberikan kewenangan secara luas untuk menentukan kebijakan dan
program pembangunan di daerah masing-masing.
Evaluasi kinerja pembangunan daerah (EKPD) 2009 dilaksanakan untuk menilai
relevansi dan efektivitas kinerja pembangunan daerah dalam rentang waktu 2004-2008.
Evaluasi ini juga dilakukan untuk melihat apakah pembangunan daerah telah mencapai
tujuan/sasaran yang diharapkan dan apakah masyarakat mendapatkan manfaat dari
pembangunan daerah tersebut.
Secara kuantitatif, evaluasi ini akan memberikan informasi penting yang berguna
sebagai alat untuk membantu pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan
pembangunan dalam memahami, mengelola dan memperbaiki apa yang telah dilakukan
sebelumnya.
Hasil evaluasi digunakan sebagai rekomendasi yang spesifik sesuai kondisi lokal guna
mempertajam perencanaan dan penganggaran pembangunan pusat dan daerah periode
berikutnya, termasuk untuk penentuan alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana
Dekonsentrasi (DEKON).
1.2. Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan EKPD 2009 meliputi:
• Terhimpunnya data dan informasi evaluasi kinerja pembangunan di 33 provinsi
• Tersusunnya hasil analisa evaluasi kinerja pembangunan di 33 provinsi sesuai
sistematika buku panduan
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 2
1.3. Metodologi
Metode yang digunakan untuk menentukan capaian 5 kelompok indikator hasil adalah
sebagai berikut:
(1) Indikator hasil (outcomes) disusun dari beberapa indikator pendukung terpilih yang
memberikan kontribusi besar untuk pencapaian indikator hasil (outcomes).
(2) Pencapaian indikator hasil (outcomes) dihitung dari nilai rata-rata indikator
pendukung dengan nilai satuan yang digunakan adalah persentase. (3) Indikator pendukung yang satuannya bukan berupa persentase maka tidak
(4) Apabila indikator hasil (outcomes) dalam satuan persentase memiliki makna
negatif, maka sebelum dirata-ratakan nilainya harus diubah atau dikonversikan
terlebih dahulu menjadi (100%) – (persentase pendukung indikator negatif).
dimasukkan dalam rata-rata, melainkan ditampilkan tersendiri.
Sebagai contoh adalah nilai indikator pendukung persentase kemiskinan semakin tinggi, maka kesejahteraan sosialnya semakin rendah.
(5) Pencapaian indikator hasil adalah jumlah nilai dari penyusun indikator hasil dibagi
jumlah dari penyusun indikator hasil (indicator pendukungnya). Contoh untuk
indikator Tingkat Kesejahteraan Sosial disusun oleh:
• persentase penduduk miskin
• tingkat pengangguran terbuka
• persentase pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak
• presentase pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia
• presentase pelayanan dan rehabilitasi sosial
Daftar indikator yang menjadi komponen pendukung untuk masing-masing
kategori indikator outcomes.
Untuk menilai kinerja pembangunan daerah, pendekatan yang digunakan adalah
Relevansi dan Efektivitas.
Relevansi digunakan untuk menganalisa sejauh mana tujuan/sasaran pembangunan
yang direncanakan mampu menjawab permasalahan utama/tantangan. Dalam hal ini,
relevansi pembangunan daerah dilihat apakah tren capaian pembangunan daerah
sejalan atau lebih baik dari capaian pembangunan nasional.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 3
Sedangkan efektivitas digunakan untuk mengukur dan melihat kesesuaian antara hasil
dan dampak pembangunan terhadap tujuan yang diharapkan. Efektivitas pembangunan
dapat dilihat dari sejauh mana capaian pembangunan daerah membaik
dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.
Dalam mengumpulkan data dan informasi, teknik yang digunakan melalui :
Pengamatan langsung Pengamatan langsung kepada masyarakat sebagai subjek dan objek pembangunan di
daerah, diantaranya dalam bidang sosial, ekonomi, pemerintahan, politik, lingkungan
hidup dan permasalahan lainnya yang terjadi di wilayah provinsi terkait.
Pengumpulan Data Primer
Data diperoleh melalui FGD dengan pemangku kepentingan pembangunan daerah. Tim
Evaluasi Provinsi menjadi fasilitator rapat/diskusi dalam menggali masukan dan
tanggapan peserta diskusi.
Pengumpulan Data Sekunder Data dan informasi yang telah tersedia pada instansi pemerintah seperti BPS daerah,
Bappeda dan Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait.
1.4. Sistematika Penulisan Laporan Bab I Pendahuluan, yang mencakup latar belakang dan tujuan, keluaran dan
sistematika panduan EKPD 2009.
Bab II Kerangka Kerja dan Metodologi.
Bab III Organisasi dan Rencana Kerja EKPD 2009
Bab IV Panduan Administrasi dan keuangan.
Bab V Penutup.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 4
II. HASIL EVALUASI
2.1. TINGKAT PELAYANAN PUBLIK DAN DEMOKRASI
2.1.1. Capaian Indikator - Kasus Korupsi di Provinsi Kalimantan Timur
Provinsi Kalimantan Timur yang merupakan salah satu Provinsi penyumbang devisa
terbesar di Indonesia, pada kenyataannya sekaligus juga menjadi lumbung korupsi.
Terhitung sejak tahun 2004 sampai dengan tanggal 27 Juli 2009, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima laporan dugaan kasus korupsi sebanyak
1.179 kasus. Kota Samarinda menjadi daerah paling tinggi kasus korupsinya yaitu
sebanyak 241 kasus atau 20,44 % dari jumlah keseluruhan kasus korupsi yang
terjadi di Provinsi Kalimantan Timur..
Berdasarkan data dari Komisi Pemberantasan Korupsi, laporan tentang dugaan
korupsi terbanyak diterima pada tahun 2005, yaitu sebanyak 283 kasus.
Meskipun demikian, Kejaksaan Agung menilai bahwa kinerja Kejaksaan Tinggi
Kalimantan Timur merupakan yang terbaik dalam rangka penanganan kasus korupsi
sepanjang tahun 2008. Dari target lima kasus korupsi, Kejaksaan Tinggi Kalimantan
Timur mampu menangani 17 perkara.
- Tingkat Pendidikan Aparatur Pemerintah di Kalimantan Timur Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada di Sekretariat Pemerintah Provinsi Kaliman
Timur adalah sebanyak 6.527 orang, dengan distribusi tingkat pendidikan yang
cukup bervariasi. Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan Sarjana sebanyak 2.684
orang, yang terdiri dari, berijazah S1 sebanyak 1.932 orang, berijazah S2 sebanyak
740 orang dan berujazah S3 sebanyak 12 orang. Sedangkan sisanya sebanyak
3.843 orang memiliki ijazah bervariasi mulai Sekolah Dasar sampai dengan IV.
Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berijazah Sarjana
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1.1. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Provinsi Kalimantan Timur.
No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Strata 1 1242 689 1932 2. Strata 2 551 189 740 3. Strata 3 11 1 12
Jumlah 2684 Sumber : BKD Prov Kaltim, tahun 2009.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 5
Sedangkan jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada di Sekretariat Kota Samarinda
adalah sebanyak 6.527 orang, dengan distribusi tingkat pendidikan yang cukup
bervariasi. Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan Sarjana sebanyak 3.221 orang,
yang terdiri dari, berijazah S1 sebanyak 2.945 orang, berijazah S2 sebanyak 273
orang dan berijazah S3 sebanyak 3 orang. Sedangkan sisanya sebanyak 4.962
orang memiliki ijazah bervariasi mulai Sekolah Dasar sampai dengan IV. Untuk
lebih jelasnya mengenai jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berijazah Sarjana dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1.2. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kota Samarinda .
No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Strata 1 1635 1310 2945 2. Strata 2 221 52 273 3. Strata 3 3 0 3
Jumlah 3221 Sumber : Bagian Kepegawaian Sekretariat Kota Samarinda, tahun 2009.
Adapun jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada di Sekretariat Kota Balikpapan
adalah sebanyak 5.850 orang, dengan distribusi tingkat pendidikan yang cukup
bervariasi. Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan Sarjana sebanyak 2050 orang,
yang terdiri dari, berijazah S1 sebanyak 1.894 orang, berijazah S2 sebanyak 156
orang dan berijazah S3 belum ada. Sedangkan sisanya sebanyak 3.800 orang
memiliki ijazah bervariasi mulai Sekolah Dasar sampai dengan IV. Untuk lebih
jelasnya mengenai jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berijazah Sarjana dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1.3. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat KotaBalikpapan.
No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Strata 1 895 999 1894 2. Strata 2 112 44 156 3. Strata 3 0 0 0
Jumlah 2050 Sumber : BKD Kota Balikpapan, tahun 2009. Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada di Sekretariat Kota Tarakan adalah
sebanyak 3.031 orang, dengan distribusi tingkat pendidikan yang cukup bervariasi.
Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan Sarjana sebanyak 1133 orang, yang terdiri
dari, berijazah S1 sebanyak 1001 orang, berijazah S2 sebanyak 132 orang dan
berijazah S3 belum ada. Sedangkan sisanya sebanyak 1.898 orang memiliki ijazah
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 6
bervariasi mulai Sekolah Dasar sampai dengan IV. Untuk lebih jelasnya mengenai
jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berijazah Sarjana dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 2.1.4. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat KotaTarakan .
No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Strata 1 547 454 1001 2. Strata 2 110 22 132 3. Strata 3 0 0 0
Jumlah 1133 Sumber : BKD Kota Tarakan, tahun 2009. Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada di Sekretariat Kota Bontang adalah
sebanyak 2.174 orang, dengan distribusi tingkat pendidikan bervariasi.
Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan Sarjana sebanyak 1.012 orang, yang
terdiri dari, berijazah S1 sebanyak 925 orang, berijazah S2 sebanyak 87 orang dan
berijazah S3 belum ada. Sedangkan sisanya sebanyak 1.162 orang memiliki ijazah
bervariasi mulai Sekolah Dasar sampai dengan IV. Untuk lebih jelasnya mengenai
jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berijazah Sarjana dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 2.1.5. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kota Bontang.
No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Strata 1 473 452 925 2. Strata 2 62 25 87 3. Strata 3 0 0 0
Jumlah 1012 Sumber : BKD Kota Bontang, tahun 2009. Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada di Sekretariat Kabupaten Kutai Timur adalah
sebanyak 4.797 orang, dengan distribusi tingkat pendidikan bervariasi.
Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan Sarjana sebanyak 1719 orang, yang terdiri
dari, berijazah S1 sebanyak 1573 orang, berijazah S2 sebanyak 145 orang dan
berijazah S3 sebanyak 1 orang. Sedangkan sisanya sebanyak 3.078 orang memiliki
ijazah bervariasi mulai Sekolah Dasar sampai dengan IV. Untuk lebih jelasnya
mengenai jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berijazah Sarjana dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 7
Tabel 2.1.6. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kabupaten Kutai Timur.
No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Strata 1 1012 561 1573 2. Strata 2 119 26 145 3. Strata 3 1 0 1
Jumlah 1719 Sumber : BKD Kabupaten Kutai Timur, tahun 2009. Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada di Sekretariat Kabupaten Kutai Barat adalah
sebanyak 4.035 orang, dengan distribusi tingkat pendidikan bervariasi.
Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan Sarjana sebanyak 855 orang, yang terdiri
dari, berijazah S1 sebanyak 786 orang, berijazah S2 sebanyak 68 orang dan
berijazah S3 sebanyak 1 orang. Sedangkan sisanya sebanyak 3.189 orang memiliki
ijazah bervariasi mulai Sekolah Dasar sampai dengan IV. Untuk lebih jelasnya
mengenai jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berijazah Sarjana dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.1.7. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kabupaten Kutai Barat
No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Strata 1 564 222 786 2. Strata 2 59 9 68 3. Strata 3 1 0 1
Jumlah 855 Sumber : BKD Kabupaten Kutai Barat, tahun 2009.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada di Sekretariat Kabupaten Paser adalah
sebanyak 3.960 orang, dengan distribusi tingkat pendidikan bervariasi.
Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan Sarjana sebanyak 1.228 orang, yang
terdiri dari, berijazah S1 sebanyak 1040 orang, berijazah S2 sebanyak 188 orang
dan berijazah S3 belum ada. Sedangkan sisanya sebanyak 1.732 orang memiliki
ijazah bervariasi mulai Sekolah Dasar sampai dengan IV. Untuk lebih jelasnya
mengenai jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berijazah Sarjana dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 2.1.8. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kabupaten Paser
No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Strata 1 669 371 1040 2. Strata 2 165 23 188 3. Strata 3 0 0 0
Jumlah 1228 Sumber : BKD Kabupaten Paser, tahun 2009.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 8
Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada di Sekretariat Kabupaten Penajam Paser
Utara adalah sebanyak 2.685 orang, dengan distribusi tingkat pendidikan bervariasi.
Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan Sarjana sebanyak 772 orang, yang terdiri
dari, berijazah S1 sebanyak 727 orang, berijazah S2 sebanyak 45 orang dan
berijazah S3 belum ada. Sedangkan sisanya sebanyak 1.913 orang memiliki ijazah
bervariasi mulai Sekolah Dasar sampai dengan IV. Untuk lebih jelasnya mengenai
jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berijazah Sarjana dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 2.1.9. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kabupaten Penajam Paser Utara.
No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Strata 1 432 295 727 2. Strata 2 36 9 45 3. Strata 3 0 0 0
Jumlah 772 Sumber : BKD Kabupaten Penajam Paser Utara, tahun 2009. Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada di Sekretariat Kabupaten Bulungan adalah
sebanyak 3.570 orang, dengan distribusi tingkat pendidikan bervariasi.
Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan Sarjana sebanyak 1.042 orang, yang
terdiri dari, berijazah S1 sebanyak 925 orang, berijazah S2 sebanyak 117 orang dan
berijazah S3 belum ada. Sedangkan sisanya sebanyak 2.528 orang memiliki ijazah
bervariasi mulai Sekolah Dasar sampai dengan IV. Untuk lebih jelasnya mengenai
jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berijazah Sarjana dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 2.1.10. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kabupaten Bulungan.
No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Strata 1 615 310 925 2. Strata 2 102 15 117 3. Strata 3 0 0 0
Jumlah 1042 Sumber : BKD Kabupaten Bulungan, tahun 2009. Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada di Sekretariat Kabupaten Berau adalah
sebanyak 4.933 orang, dengan distribusi tingkat pendidikan bervariasi.
Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan Sarjana sebanyak 1.430 orang, yang
terdiri dari, berijazah S1 sebanyak 1.337 orang, berijazah S2 sebanyak 92 orang
dan berijazah S3 sebanyak 1 orang. Sedangkan sisanya sebanyak 3.503 orang
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 9
memiliki ijazah bervariasi mulai Sekolah Dasar sampai dengan IV. Untuk lebih
jelasnya mengenai jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berijazah Sarjana dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1.11. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kabupaten Berau
No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Strata 1 821 516 1337 2. Strata 2 73 19 92 3. Strata 3 1 0 1
Jumlah 1430 Sumber : BKD Kabupaten Berau, tahun 2009. Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada di Sekretariat Kabupaten Malinau adalah
sebanyak 2.693 orang, dengan distribusi tingkat pendidikan bervariasi.
Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan Sarjana sebanyak 758 orang, yang terdiri
dari, berijazah S1 sebanyak 701 orang, berijazah S2 sebanyak 56 orang dan
berijazah S3 sebanyak 1 orang. Sedangkan sisanya sebanyak 1.935 orang memiliki
ijazah bervariasi mulai Sekolah Dasar sampai dengan IV. Untuk lebih jelasnya
mengenai jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berijazah Sarjana dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 2.1.12. PNS Berijazah Sarjana di Sekretariat Kabupaten Malinau
No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Strata 1 479 222 701 2. Strata 2 54 2 56 3. Strata 3 1 0 1
Jumlah 758 Sumber : BKD Kabupaten Malinau, tahun 2009.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada di Sekretariat Kabupaten Nunukan adalah
sebanyak 2.936 orang, dengan distribusi tingkat pendidikan bervariasi.
Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan Sarjana sebanyak 957 orang, yang terdiri
dari, berijazah S1 sebanyak 900 orang, berijazah S2 sebanyak 57 orang dan
berijazah S3 belum ada. Sedangkan sisanya sebanyak 1.979 orang memiliki ijazah
bervariasi mulai Sekolah Dasar sampai dengan IV. Untuk lebih jelasnya mengenai
jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berijazah Sarjana dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 10
Tabel 2.1.13. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kabupaten Nunukan
No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Strata 1 586 314 900 2. Strata 2 52 5 57 3. Strata 3 0 0 0
Jumlah 957 Sumber : BKD Kabupaten Nunukan, tahun 2009. Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada di Sekretariat Kabupaten Kutai Kartanegara
adalah sebanyak orang, dengan distribusi tingkat pendidikan bervariasi.
Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan Sarjana sebanyak orang, yang terdiri
dari, berijazah S1 sebanyak orang, berijazah S2 sebanyak orang dan berijazah S3
belum ada. Sedangkan sisanya sebanyak orang memiliki ijazah bervariasi mulai
Sekolah Dasar sampai dengan IV. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah Pegawai
Negeri Sipil yang berijazah Sarjana dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1.14. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kabupaten Kutai Kartanegara
No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Strata 1 2. Strata 2 3. Strata 3
Jumlah Sumber : BKD Kabupaten Kutai Kartanegara, tahun 2009. Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada di Sekretariat Kabupaten Tanah Tidung
adalah sebanyak 690 orang, dengan distribusi tingkat pendidikan bervariasi.
Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan Sarjana sebanyak 248 orang, yang terdiri
dari, berijazah S1 sebanyak 226 orang, berijazah S2 sebanyak 22 orang dan
berijazah S3 belum ada. Sedangkan sisanya sebanyak 442 orang memiliki ijazah
bervariasi mulai Sekolah Dasar sampai dengan IV. Untuk lebih jelasnya mengenai
jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berijazah Sarjana dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 2.1.15. PNS berijazah Sarjana di Sekretariat Kabupaten Tanah Tidung
No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Strata 1 153 73 226 2. Strata 2 22 0 22 3. Strata 3 0 0 0
Jumlah 248 Sumber : BKD Kabupaten Tanah Tidung, tahun 2009.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 11
Demokrasi
- Partisipasi Politik dalam Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Timur Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang merupakan sarana
implementasi aspirasi suara masyarakat telah terlaksana dengan lancar, sesuai
dengan azas langsung, umum, bebas dan rahasia. Keberhasilan Pemilu kepala
daerah Provinsi Kalimantan Timur yang sekalipun dilaksanakan dalam dua
putaran merupakan satu tonggak sejarah baru bagi segenap lapisan masyarakat
di Provinsi Kalimantan Timur. Hal ini menunjukkan tingkat kedewasaan segenap
lapisan masyarakat Kalimantan Timur dalam partisipasi politik.
Sampai dengan tahun 2008, jumlah pemilih tetap yang terdaftar di Komisi
Pemilihan Umum Provinsi Kalimantan Timur adalah sebanyak 2.255.409 orang.
Mereka inilah yang diharapkan akan ikut meraikan pesta demokrasi pemilihan
Gubernur dan wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Timur. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Pemilihan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah diikuti oleh 4 (empat)
pasangan calon yaitu masing-masing :
1. Drs.H. Awang Faroek Ishak, MM, M.Si dan Drs. H. Farid Wadjdy, M.Pd
2. Ir. H. Nusyirwan Ismail, M.Si dan H. Heru Bambang, SE
3. Drs. H. Achmad Amins, MM, dan H.Hadi Mulyadi, S.Si, M.Si
4. dr. H. Jusuf Serang Kasim dan Luther Kombong
Tabel 2.1.16. Jumlah Pemilih Tetap dalam Pilgub PProvinsi Kalimantan Timur No. Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Paser 68.953 61.609 130.562 2. Kutai Barat 61.760 52.986 114.746 3. Kutai Kartanegara 206.755 181.517 388.272 4. Kutai Timur 88.405 69.560 157.965 5. Berau 57.455 47.452 104.907 6. Malinau 20.196 17.052 37.248 7. Bulungan 42.392 35.688 78.080 8. Nunukan 46.712 39.331 86.043 9. Penajam Paser Utara 49.320 44.608 93.928 10. Balikpapan 192.088 178.775 370.863 11. Samarinda 246.556 227.082 473.638 12. Tarakan 67.083 56.738 123.821 13 Bontang 50.306 45.030 95.336 Jumlah 1.197.981 1.057.428 2.255.409
Sumber : KPU Prov. Kaltim, Tahun 1998.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 12
Pemungutan dan penghitungan suara Putaran I dilakukan pada tanggal 26 Mei
2008, dengan hasil sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.1.17 : Hasil Perolehan Suara Pilgub Putaran I Provinsi Kalimantan Timur No. Nama Pasangan Jumlah Suara Persentasi 1. Faroek Ishak - Farid Wadjdi 426.325 28,90 % 2 Nusyirwan Ismail - Heru Bambang 280.949 19,04 % 3. Achmad Amins – Hadi Mulayadi 396.784 26,90 % 4. Jusuf SK – Luther Kombong 371.299 25,16 %
Sumber : KPU Provinsi Kaltim, tahun 2009.
Sedangkan untuk hasil perolehan suara pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
berdasarkan perincian perkabupaten/kota, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1.18 : Hasil Perolehan Suara Pilgub per Kabupaten/Kota se
KaltimPutaran I No. Kabupaten/Kota Awang
– Farid Nusyirwan
– Heru A.Amin –
Hadi Jusuf - Luther
1. Paser 28.560 16.389 23.770 19.269 2. Kutai Barat 23.081 21.527 11.560 14.689 3. Kutai Kartanegara 82.223 45.899 60.918 73.902 4. Kutai Timur 49.706 7.810 17.792 22.336 5. Berau 18.059 7.116 23.072 21.385 6. Malinau 7.570 7.140 4.444 5.836 7. Bulungan 12.707 6.920 14.982 16.180 8. Nunukan 5.624 4.181 21.830 23.364 9. Penajam Paser Utara 20.561 11.855 15.581 21.544 10. Balikpapan 53.594 58.601 62.047 50.745 11. Samarinda 95.945 77.639 98.388 47.565 12. Tarakan 9.715 5.797 22.631 41.619 13 Bontang 18.980 10.075 19.769 12.795 Jumlah 426.325 280.949 396.784 371.299
Sumber : KPU Provinsi Kaltim, tahun 2009. Dari hasil perolehan suara dalam pemilihan Pilgub tersebut, suara yang dianggap
sah sebanyak 1.515.878 suara, sadangkan suara yang dianggap tidak sah
sebanyak 42.876 suara.
Mengingat bahwa jumlah perolehan suara yang dimiliki oleh masing-masing calon
tidak ada yang mencapai 30 %, sebagaimana yang dicantumkan dalam ketentuan
tentang Pemilu, maka diputuskan untuk dilaksanakannya Pemilihan Gubernur dan
wakil gubernur tahap II, yang dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2008.
Pada dasarnya pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang dilakukan pada
putaran ke II ini sama dengan putaran I, hanya saja terdapat penambahan jumlah
pemilih untuk masing-masing daerah pemilihan. Untuk lebih jelasnya mengenai
jumlah pemilih pada putaran ke II, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 13
Tabel 2.1.19. Jumlah Pemilih Pilgub Putaran II per Kabupaten/Kota
No. Kabupaten/Kota Jumlah 1. Paser 134.580 2. Kutai Barat 115.557 3. Kutai Kartanegara 399.083 4. Kutai Timur 164.451 5. Berau 112.431 6. Malinau 37.893 7. Bulungan 77.511 8. Nunukan 90.232 9. Penajam Paser Utara 95.384 10. Balikpapan 368.357 11. Samarinda 485.801 12. Tarakan 121.809 13 Bontang 97.954 Jumlah 2.301.043
Sumber : KPU Provinsi Kalimantan Timur, tahun 2009
Pemungutan suara pada putaran ke II ditetapkan tanggal 23 Oktober 2008.
Pasangan calon yang maju dalam putaran ini adalah pasangan Awang Faroek
Ishak – Farid Wadjdi (AFI) dan pasangan Achmad Amins – Hadi Mulyadi (AHAD).
Hasil akhir perhitungan suara menunjukkan bahwa jumlah suara untuk AFI
sebesar 740.724 suara atau 57,95 %, sedangkan pasangan AHAD meraih suara
sebanyak 537.680 suara atau 42,05 %.
Dari hasil final pemilihan suara tersebut tercatat bahwa dari jumlah pemilih yang
ada di Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 2.301.043 jiwa, ternyata yang ikut
serta menggunakan hak suaranya hanya 1.278.404 orang yang tersebar pada
6.617 TPS. Sedangkan suara yang rusak atau tidak sah sebanyak 35.849 suara.
Dengan demikian maka dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat yang tidak ikut
menggunakan hak pilihnya (golput) adalah sebanyak 986.790 suara atau 42.93 %.
Hal pilgub putaran ke II ini menunjukkan terjadinya pergeseran angka-angka yang
cukup signifikan bila dibandingkan dengan pilgub pada putaran ke I. Terutama
dalam hal angka golput yang semakin meningkat dari 737.206 (33,4 %) pada
putaran ke I meningkat menjadi 986.790 (42,93 %) pada putaran ke II.
Berikut ini disajikan hasil perolehan suara Pilgub Putaran ke II, yang diikuti oleh
pasngan Awang Faroek Ishak – Farid Wadjdi dan pasangan Achmad Amins –
Hadi Mulyadi.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 14
Tabel 2.1.20. Hasil Perolehan Suara Pilgub per Kabupaten/Kota se Kaltim Putaran II
No. Kabupaten/Kota Awang – Farid A.Amin –
Hadi 1. Paser 44.001 29.795 2. Kutai Barat 41.775 16.035 3. Kutai Kartanegara 143.572 82.239 4. Kutai Timur 68.814 24.374 5. Berau 29.906 26.799 6. Malinau 17.551 4.408 7. Bulungan 21.639 15.307 8. Nunukan 25.282 24.490 9. Penajam Paser Utara 25.505 23.962 10. Balikpapan 102.267 83.112 11. Samarinda 158.189 140.451 12. Tarakan 34.906 40.065 13 Bontang 27.317 26.643 Jumlah 740.724 537.680
Sumber : KPU Provinsi Kaltim, tahun 2009. Dengan hasil yang diperoleh sebagaimana yang tercantum dalam tabel tersebut
maka pasangan Awang Faroek Ishak dan Farid Wadjdi berhasil menduduki
jabatan sebagai Gubernur dan wakil gubernur Provinsi Kalimantan Timur.
- Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Pelaksanaan pemilihan Presiden dan wakil presiden yang dilaksanakan pada
tanggal 8 Juli 2009 lalu terdiri dari 3 (tiga) pasangan calon yaitu, pasangan
Megawati Sukarno Putri – Prabowo, pasangan Susilo Bambang Yudoyono –
Boediono, serta pasangan Jusuf Kalla – Wiranto.
Tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pemilu tersebut cukup tinggi, hal ini
terlihat dari jumlah keseluruhan pemilih yang ikut dalam pelaksanaan pemilu
tersebut, yaitu sebanyak 1.672.285 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah
suara yang ikut dalam pemilu presiden dan wakil Presiden dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 15
Tabel 2.1.21 Jumlah Suara Pilpres per Kabupaten/Kota di Prov. Kaltim No. Kabupaten/Kota Suara
sah Tidak sah Jumlah
1. Paser 96.334 5.107 101.441 2. Kutai Barat 77.306 3.337 80.643 3. Kutai Kartanegara 287.876 13.770 301.646 4. Kutai Timur 110.252 3.244 113.496 5. Berau 76.222 3.984 80.206 6. Malinau 28.248 472 28.720 7. Bulungan 46.137 2.077 48.214 8. Nunukan 60.0553 2.252 62.805 9. Penajam Paser Utara 64.609 2.989 67.598 10. Balikpapan 262.399 11.477 273.876 11. Samarinda 336.078 13.069 349.147 12. Tarakan 84.726 2.975 87.701 13. Bontang 68.261 1.895 70.156 14. Tanah Tidung 6.371 265 6.636 Jumlah 1.605.372 66.913 1.672.285
Sumber : KPU Provinsi Kaltim, tahun 2009.
Dari jumlah keseluruhan suara yang berhak untuk mengikuti pemilihan umum
tersebut diperoleh hasil final terhadap ketiga pasangan calon Presiden dan wakil
Presiden sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini :
Berdasarkan hasil pemilihan umum terhadap calon-calon Presiden dan Wakil
presiden sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel diatas maka terlihat bahwa
yang menjadi pemenang dalam pemilu tersebut, khususnya untuk wilayah Provinsi
Kalimantan Timur, adalah pasangan Susilo Bambang Yudoyono dan Boediono
yang memperoleh suara sebesar 833.059
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 16
Tabel 2.1.22. Pemilihan Suara dalam Pilpres per Kabupaten/Kota di Prov.Kaltim
No. Kab/Kota
Pasang Calon Presiden dan Wakil Presiden
SUARA SAH
SUARA TIDAK SAH Megawati
Prabowo SBY
Boediono Jusuf K Wiranto
1 PASER 26.642 51.398 18.294 96.334 5.107
2 KUTAI BARAT 46.706 24.864 5.736 77.306 3.337
3 KUTAI KARTANEGARA 101.817 123.848 62.211 287.876 13.770
4 KUTAI TIMUR 38.493 49.052 22.707 110.252 3.244
5 BERAU 17.535 35.650 23.037 76.222 3.984
6 MALINAU 8.389 16.960 2.899 28.248 472
7 BULUNGAN 13.052 22.015 11.070 46.137 2.077
8 NUNUKAN 9.122 28.550 22.881 60.553 2.252
9 PPU 18.571 32.820 13.218 64.609 2.989
10 BALIKPAPAN 62.361 156.233 43.805 262.399 11.477
11 SAMARINDA 73.707 208.778 53.593 336.078 13.069
12 TARAKAN 14.001 43.316 27.409 84.726 2.975
13 BONTANG 10.682 36.586 20.993 68.261 .895
14 TANA TIDUNG 2.245 2.989 1.137 6.371 265
JUMLAH AKHIR 443.323 833.059 328.990 1.605.372 66.913
Sumber : KPU Prov. Kaltim, tahun 2009 Disasarkan pada kemajuan provinsi Kalimantan Timur dalam kurun waktu dari 2004
sampai dengan 2008 yang memiliki kriteria, dengan status sebagai berikut :
( Indeks Pembangunan Manusia (IPM) < 50 ) - rendah
( 50<IPM<66 ) – menengah bawah
( 66<IPM<80 ) – menengah atas
( IPM > 80 )
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 17
Untuk Kalimantan Timur terlihat perkembangan IPM tahun 2004 sampai dengan 2008
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1.23. IPM Provinsi Kalimantan Timur tahun 2004 – 2008
Tahun IPM Peringkat
2004
2005 72,9 6
2006 73,26 6
2007 73,77 5
2008 74,52 5
Tabel di atas menunjukkan bahwa peringkat yang didapat Kalimantan Timur lebih baik
dari kondisi sebelumnya, Indikator yang terkait dengan perhitungan IPM adalah mengenai
lamanya hidup/ angka harap hidup, yang mencerminkan dari segi kesehatan tentunya
akan berdampak pada kualitas manusia itu sendiri dikaitkan dengan umur panjang tingkat
pendidikan yang dewasa berumur 15 tahun ke atas dengan indikator masing-masing rata-
rata lama sekolah dan angka melek huruf, sedangkan standard hidup layak dengan
tingkat kehidupan yang layak secara financial.
Untuk IPM data nasional jika dibandingkan untuk tahun 2004 sampai dengan 2008
masing-masing IPM 68,7 , 69,6 , 70,1 , 70,59 , bergerak lamban kalau secara komparatif
dibandingkan dengan data provinsi Kalimantan Timur. Bahwa Kalimantan Timur cukup
baik dengan IPM masing-masing tahun 2004 sampai dengan 2009, sebesar, 72,9 ,
73,26, 73,77 dengan 74,52
Dikaitkan dengan pengembangan dewasa ini dengan kondisi bias jender. Untuk
mengetahui secara pasti adanya diskriminasi antara laki-laki dan perempuan, yaitu
menilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dibandingkan dengan Indeks Pembangunan
Gender (IPG) sangat jauh berbeda.
Terlihat perbedaan yang sangat menylolok seperti berikut ini :
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 18
Tabel 2.1.24. IPM dan IPD Provinsi Kalimantan Timur tahun 2004 – 2008
Tahun IPM Peringkat IPG Peringkat
2004 72,7 54,23
2005 72,9 6 54,9 30
2006 73,26 6 56,6 30
2007 73,77 5 58,1 29
2008 74,52 5 *59,7
Di mana perempuan pada dasarnya dalam rangka berpartisipasi untuk pembangunan
jalannya masih jauh tertinggal. Dari tabel 1.2, terlihat nilai IPG lebih rendah dibandingkan
dengan IPM, karena pada dasarnya kesempatan atau akses yang diberikan kepada
perempuan belum sepenuhnya dilaksanakan secara optimal. Tentunya kajian yang
rendah perlu dikembangkan kepada kajian yang berbasis gender. Tentunya kita lebih
focus lagi pada indikator harapan hidup laki-laki dan perempuan. Pengetahuan yang
sangat erat berhubungan dengan angka melek huruf baik itu perempuan atau laki-laki,
rata-rata lama sekolah (means years schooling) dan kehidupan yang layak.
Lebih-lebih bila dihubungkan dengan tingkat nasional sesuai dengan visi pembangunan
perempuan dan Keluarga Berencana dan Perlindungan anak jauh berbeda, rata-rata
dengan perbedaan angka Index IPM yang menunjukkan bahwa Prov Kalimantan Timur
keberpihakan pada perempuan belum setara, tentu misi yang sudah diprogram melalui
PRJMD, dikritisi secara serius dengan memantapkan lagi jejaring pada yang peduli
perempuan, PUG dapat dilaksanakan dengan berkolaborasi dan tertuang dalam program
kerja masing-masing jejaring dalam rangka mewujudkan pembangunan berkesetaraan
gender.
Sebagaimana diharapkan bahwa gender adalah perbedaan peran antara laki-laki dengan
perempuan dalam peran, fungsi, hak dan perilaku yang dibentuk oleh ketergantungan
sosial dan budaya setempat.
Dari perbedaan index antara IPM dan IPG berkisar sekitar 20,00 per tahun 2004 dengan
tahun 2005 yang dapat ditarik kesimpulan untuk isu gender adalah :
A. Kondisi yang ditimbulkan karena ketidakadilan terhadap laki-laki maupun
perempuan yang dialami dalam lingkungan masyarakat.
B. Hubungan gender yang timpang antara perempuan dan laki-laki dalam
memperoleh akses, manfaat dan keikutsertaan dalam pengambilan keputusan.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 19
Akibatnya ialah terjadinya keterpurukan bagi perempuan yaitu:
1. Perempuan tidak bisa berkreasi dan kreatif karena terkungkung dirumah, akhirnya
mengakibatkan stress.
2. Anak perempuan sebatas dirumah saja, tidak seperti anak laki-laki, karena anak
laki-laki kedepannya bertugas sebagai kepala rumah tangga.
3. Perempuan akhirnya tergantung pada nafkah suami.
4. Laki-laki tidak mau bersama-sama berkolaborasi untuk pekerjaan yang sifatnya
domestis.
Sehingga sesuai dengan instruksi presiden No. 9 thn 2000 tentang PUG.. Pada dasarnya
semua instansi (lembaga) pemerintah pusat dengan daerah serta imigrasi (LSM) yang
diharapkan dapat melaksanakan dilingkungan kerjanya.
PUG dan program-program yang berbasis gender, seperti pengembangan kebijakan dan
program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan
perempuan dan laki-laki secara seimbang.
Sehingga dapat diwujudkan gender yang menjadi strategi untuk mencapai keadilan
dengan berkesetaraan gender yang dikenal dengan KKG.
Di bawah ini dapat dilihat perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender dari tahun ke
tahun :
Tabel 2.1.25. Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender.
IPG (GDI) Tahun KALTIM NASIONAL 2004 54,23 63,94 2005 54,9 65,1 2006 560,6 65,3 2007 58,1 65,8 2008 *59,7 *66,15
Sumber : BPS
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 20
Gambar 2.1.1 Perkembangan Indekas Pemberdayaan Gender.
Perkembangan Indeks Development Gender / Gender Empowerment Meassurement dari
tahun ke tahun di tingkat provinsi dan nasional :
Tabel 2.1.26. Perkembangan Indeks Development Gender / Gender Empowerment Meassurement
IDG (GEM) TAHUN KALTIM NASIONAL
2004 43,8 59,5 2005 46,5 61,3 2006 48,9 61,8 2007 49,6 62,1 2008 *51,15 62,5
Sumber : BPS
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 21
Gambar 2.1.2. Perkembangan Indeks Development Gender / Gender Empowerment
Meassurement
Partisipasi perempuan dalam politik untuk Kalimantan Timur cukup menggembirakan.
Dengan data pemilu tahun 2004 DPRD untuk perempuan 17,7% sedangkan laki-laki
sebesar 82,3%. Pemilu 2009 untuk perempuan 20% dan laki-laki 80% dengan jumlah
anggora DPR sebanyak 85 sedangkan untuk data nasional 2004 perempuan sebesar
8,4% dan laki- laki 9,1% dari jumlah 546 orang anggota DPR, pemilu 2009 perempuan
11,5% dan laki-laki 88,5% dari 550 orang anggota DPR (sumber: sekertariat DPR RI cetro
dalam Republika, 27 september 2008).
Kebijakan alternatif bagi perempuan dalam bidang politik pasal 65 ayat 1 UU Pemilu
No.12 Tahun 2003, menuntut adanya quota 30 % bagi perempuan untuk dapat duduk
menjadi anggota legislatif membawa angin segar bagi perempuan itu sendiri. Namun apa
yang diperjuangkan berbagai kalangan belum tercapai secara optimal, karena masih
terkendala dengan anggapan bahwa perempuan pada posisi nomor 2 (Sri Wahyuni &
Hedwigissti R) sehingga partisipasi perempuan bidang politik masih rendah. Pada pemilu
2004-2009 anggota legislatif perempuan di parlemen adalah 11,09 (Sumber Sekretariat
Jenderal DPR-RI, 2001).
Untuk Kalimantan Timur sendiri berada pada posisi perempuan di legislatif :
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 22
Tabel 2.1.27. Keberadaan Perempuan Di Legislatif
Tahun Laki-Laki % Perempuan %
2004 38 84,44 7 15,56
2009 44 80 11 20
Ada kenaikan dari 2 penyelenggara pemilu sebesar 4,04 %, ada kenaikan repsentasi
politik perempuan yang berarti meningkatkan mereka dalam mempengaruhi keputusan-
keputusan politik yang berkesetaraan Jender, tidak ada pendiskriminasian.
2.2. TINGKAT KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA 2.2.1. Capaian Indikator - Indeks Pembangunan Manusia
Pembangunan yang berorientasi pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia
(human centered development) memang sangat diperlukan dan harus diakui bahwa
pembangungan yang berfokus pada perekonomian (production centered development)
semata tidak menjamin tercapainya sebuah kesejahteraan sebagaimana yang banyak
terjadi di berbagai belahan dunia.. Meskipun bukan mengabaikan samasekali
pembangunan yang berorientasi pada ekonomi, karena keduanya dapat bersinergi untuk
mensejahterakan bangsa.
Pembangunan manusia merupakan paradigma pembangunan yang menempatkan
manusia sebagai focus dan sasaran akhir dari seluruh kegiatan pembangunan. Oleh
karenanya dikembangkan suatu indikator untuk mengukur kesejahteraan dengan
menggabungkan aspek sosial ekonomi yang dikenal dengan Indeks Pembangunan
Manusia. Dalam bagian ini akan dijelaskan tentang indicator-indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur tingkat kualitas sumberdaya manusia dari sisi pendidikan,
kesehatan dan keluarga berencana.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 23
68,7
69,670,1
70,59 70,59
72,272,9
73,373,7
74,52
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
2004 2005 2006 2007 2008
Indonesia
Kaltim
Gambar 2.2.1. Capaian Indikator Indeks Pembangunan Manusia di Kalimantan Timur
Tahun 2004-2008
Keinginan Indonesia maupun Kalimantan Timur untuk meningkatkan
kesejahteraan yang tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) nampaknya
terus meningkat dari tahun ke tahun. Harapan peningkatan IPM yang berkelanjutan
mengindikasi intensnya perbaikan dalam berbagai bidang sosial ekonomi agar tercapai
kesejahteraan yang semakin baik dan berkesinambungan. Apalagi jika dilihat
berdasarkan fakta yang ada maka angka IPM Kalimantan Timur berada di atas angka
nasional artinya secara umum capaian pembangunan di daerah lebih baik dari capaian
pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan IPM ini tentu saja dipengaruhi oleh
banyak faktor yang mendukung terbentuknya IPM tersebut.
Pembangunan kualitas sumberdaya manusia di Kalimantan Timur terus
ditingkatkan dari tahun ke tahun sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Tindak lanjut
dari renstra Kalimantan Timur dalam hal peningkatan kualitas sumberdaya manusia
merupakan program prioritas yang terus diupayakan dan dilaksanakan secara intens oleh
pemerintah. Bila diukur dari efektifitasnya, Indeks Pembangunan Manusia di Kalimantan
Timur selalu menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, yang berarti bahwa
perbaikan pembangunan berdasarkan ukuran pembentuk IPM tersebut relatif berhasil
dilaksanakan. Seperti di ketahui bahwa Indeks pembangunan manusia merupakan
indikator kesejahteraan dengan mengunakan indeks komposit yang memasukkan unsur
harapan hidup, pengetahuan dan standar hidup layak. Dengan demikian dapat
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 24
disimpulkan bahwa perbaikan di bidang pendidikan dan kesehatan serta ekonomi dapat
dikatakan berhasil.
Indonesia termasuk dalam peringkat indeks pembangunan manusia menengah,
termasuk juga Kalimantan Timur. Namun demikian angka IPM Kalimantan Timur berada
pada posisi yang lebih tinggi di bandingkan nasional dan peringkat ke lima provinsi di
Indonesia . Ada dua hal yang menyebabkan IPM-nya lebih tinggi, hal ini ditengarai dari
tingginya pendapatan per kapita dan harapan hidup di Kalimantan Timur. Sebagi contoh
bahwa pendapatan per kapita Kalimantan Timur mencapai angka 26.694.098 rupiah dan
harapan hidupnya mencapai usia 70,8 tahun. Selain itu dampak dari keseriusan
pemerintah dengan adanya perbaikan dalam hal jumlah penduduk yang mengenyam
pendidikan tinggi.
-Pendidikan Perkembangan pendidikan di provinsi Kalimantan Timur cukup menggembirakan,
hal ini terlihat dari makin berkembangnya suasana belajar di berbagai jenis dan jenjang
pendidikan. Dengan dilaksanakannya program pembangunan, pelayanan pendidikan
telah dapat menjaukau daerah-daerah terpencil, dengan dibangunnya beberapa sekolah-
sekolah di daerah tersebut, sehingga membuat Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI dari
tahun ketahun terus meningkat. Sedangkan rata-rata nilai akhir Ujian Nasional untuk
tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA selama dua tahun terakhir juga meningkat. Angka
Putus Sekolah mulai dari SD sampai Sekolah Menengah be barapa tahun terkahir ini
mulai menurun, demikian juga dengan presentasi guru layak mengajar terus meningkat
selama beberapa tahun terakhir ini. Secara rinci dapat dilihat dari Tabel dan Gambar
berikut ini:
Tabel 2.2.1. Indikator EKPD Bidang Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 APM 93.98 94.39 94.52 94.71 95.75 Rata-rata nilai akhir SMP/MTs 4.37 5.75 5.75 5.75 6.27 SMA/SMK/MA 4.48 5.46 5.91 6.31 6.47
APS 4.24 4.14 4.46 3.46 1.05 ANGKA MELEK AKSARA ≥ 15 TH 95.00 95.30 95.50 95.70 96.36
GURU LAYAK MENGAJAR 72.44 75.19 82.11 87.26 88.55
Pendidikan 66.41 67.25 69.15 70.28 70.43
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 25
Jika dilihat dari tingkat nasional Indikator EKPD bidang pendidikan provinsi
Kalimantan Timur lebih tinggi dari tingkat nasional, begitu juga dengan indikator rata-rata
nilai akhir, angka melek aksara maupun jumlah guru yang layak mengajar.
Tabel 2.2.2. Indikator EKPD Bidang Pendidikan Tingkat Nasional
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 APM 93.00 93.30 93.54 93.75 93.98 Rata-rata nilai akhir SMP/MTs 4.80 5.42 5.42 5.42 6.05 SMA/SMK/MA 4.77 5.77 5.94 6.28 6.35
APS 2.98 2.74 2.87 2.81 2.81 ANGKA MELEK AKSARA ≥ 15 TH 90.40 90.90 91.50 91.87 92.19
GURU LAYAK MENGAJAR 75.30 76.73 80.30 85.16 85.16 Pendidikan 65.42 65.92 67.05 68.40 68.53
Gambar 2.2.2. Angka Partisipasi Murni Tingkat SD/MI Provinsi Kaltim dan Nasional
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 26
Gambar diatas menunjukkan bahwa Angka Partisipasi Murni tingkat provinsi
Kalimantan Timur dari tahun ketahun mengalami peningkatan, hal ini bisa dilihat dari tren
provinsi dan nasional.
Gambar 2.2.3. Indikator Angka Putus Sekolah (APS) Provinsi Kaltim dan Nasional Indikator Angka Putus Sekolah (APS) untuk provinsi Kalimantan Timur mengalami
penurunan untuk tahun 2007 dan tahun 2008 kecuali tahun 2006 agak lebih besar dari
tahun-tahun sebelumnya.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 27
Gambar 2.2.4. Indikator Angka Melek Aksara ≥ 15 Tahun Provinsi Kaltim dan Nasional Gambar di atas menunjukkan bahwa indikator Angka Melek Aksara menujukkan
adanya peningkatan untuk tahun 2008 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 28
Gambar 2.2.5. Indikator Prosentase Jumlah Guru Layak Mengajar Provinsi Kaltim dan
Nasional
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 29
Gambar 2.2.6. Indikator EKPD Bidang Pendidikan Tingkat Provinsi Kaltim dan Nasional Hubungan Indikator Pendidikan provinsi Kalimantan Timur dengan Indikator Pendidikan
tingkat nasional dari tahun 2004 – 2008 dapat dilihat dari Gambar berikut. Dari gambar
tersebut terlihat bahwa indikator pendidikan Indonesia maupun provinsi Kalimantan Timur
dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
-Kesehatan Upaya pemerintah untuk mengutamakan pembangunan di bidang kesehatan
mempunyai kepentingan antara lain meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara
luas yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Ada
beberapa indikator yang dapat dijadikan patokan untuk mengukur derajat kesehatan ini
antara lain : Umur harapan hidup, angka kematian bayi, angka kematian ibu, prevalensi
gizi buruk, prevalensi gizi kurang, dan persentase tenaga kesehatan. Dalam membahas
masalah kesehatan ini indikator-indikator tersebut di pilah menjadi beberapa bagian
Secara umum indikator output umur harapan hidup di Kalimantan Timur lebih baik
dibandingkan dari nasional. Sebagai contoh umur harapan hidup nasional tercatat 68,6,
sementara itu Kalimantan Timur 69,7 pada tahun 2004 meningkat menjadi 70,5 dan 70,8
pada tahun 2008. Secara keseluruhan selama periode 2004 sampai 2008 terjadi
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 30
kenaikan, baik nasional maupun daerah Kalimantan Timur. Dengan demikian dapat
disimpulkan capaian pembangunan yang dilihat umur harapan hidup daerah lebih baik
dari capaian nasional.
Selanjutnya bila dilihat indicator kesehatan lain yakni prevalensi gizi kurang yang
mencerminkan rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari. Selain
itu persentase tenaga kesehatan per penduduk mencerminkan kecepatan pelayanan
kesehatan yang didapatkan oleh masyarakat.
Pengurangan jumlah penderita malnutrisi menjadi salah satu target dalam bidang
kesehatan. Tujuan Perkembangan Milenium (Millenium Development Goals atau MDGs)
Indonesia berkomitmen untuk mengurangi hingga setidaknya tinggal 18% penduduk yang
mengalami malnutrisi pada tahun 2015. Program perbaikan gizi masyarakat dalam
beberapa tahun terakhir sudah menjadi program wajib bagi Pemerintah Daerah termasuk
juga Kalimantan Timur
Relevansi nampak jelas searah dari hasil yang diperoleh bahwa prevalensi gizi
kurang semakin membaik. Kalimantan Timur nampaknya capaiannya lebih baik
dibandingkan nasional, karena terlihat secara jelas tidak terdapat masyarakat yang
mengalami malnutrisi yang menonjol. Sementara itu sistem pelayanan kesehatan yang
ada diharapkan menjamin keberlanjutan dari capaian yang telah dihasilkan. Ketahanan
pangan keluarga, pola pengasuhan anak dan pelayanan kesehatan lingkungan yang
memadai dapat terus dikembangkan.
Bila dilihat dari efektivitas pembangunan dapat dilihat dari peningkatan capaian
pembangunan yang semakin membaik, sebagimana yang dapat dilihat dari tren yang ada.
Kualitas penduduk secara fisik khususnya dapat dilihat dari derajat kesehatan
penduduk secara keseluruhan. Berbagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat sudah banyak dilakukan oleh pemerintah selama ini, diantaranyanya
penyediaan fasilitas kesehatan, penyediaan air besih, perbaikan gizi dan juga dalam
bentuk pendidikan melalui penyuluhan agar masyarakat berprilaku sehat. Tantangan
berat yang dihadapi di bidang kesehatan adalah bagaimana pelayanan kesehatan
masyarakat harus terus ditingkatkan agar semua lapisan masyarakat dapat
memperolehnya dengan mudah dan murah, sesuatu yang nampaknya mudah dijelaskan
dalam suatu konsep akan tetapi seringkali menghadapi kendala besar pada tahap
implementasi. Harapan yang ingin dicapai dengan program-program yang dilakukan
adalah untuk meningkatan derajat kesehatan yang berarti bagi masyarakat. Meskipun
demikian pemerintah Kalimantan Timur berupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
ini dengan berbagai program, antara lain dengan peningkatan pelayanan dasar di lini
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 31
bawah yakni Puskesmas, dan untuk sekarang beberapa kota di Kalimantan Timur telah
terdapat fasilitas puskesmas yang buka 24 jam.
-Keluarga Berencana Masalah kependudukan memiliki posisi yang penting bagi pembangunan nasional
maupun daerah, sehingga data kependudukan sangat diperlukan sebagai penentu
kebijakan maupun perencanaan program. Lebih luas lagi data kependudukan tersebut
dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kegiatan yang lalu dan yang sedang berjalan.
Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan yang berarti.
Kenaikan jumlah penduduk ini berkaitan erat dengan pertumbuhan alami yang sebabkan
oleh kelahiran dan kematian.
Berkaitan dengan itu program Keluarga Berencana yang telah di laksanakan di
Indonesia sejak tahun 1969 dengan tujuan untuk menurunkan angka kelahiran kasar.
Informasi mengenai tingkat pemakaian kontrasepsi (prevalensi kontrasepsi) adalah
penting untuk mengukur keberhasilan Program Keluarga Berencana. Berdasarkan data
yang ada bahwa persentase penduduk ber KB di Kalimantan Timur berada diatas
nasional yakni 79,32 persen dibandingkan nasional sebesar 57,43 persen pada tahun
2007. Dengan banyaknya penduduk ber KB diharapkan pertumbuhan penduduk alami
dapat ditekan.
Bila dilihat dari pertumbuhan penduduk, maka angka pertumbuhan penduduk di
Kalimantan Timur lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional. Tingginya angka
pertumbuhan penduduk ini mengindikasi terjadinya arus migrasi masuk didalam wilayah
Kalimantan Timur yang cukup tinggi, sehingga pertumbuhan penduduk mencapai angka
3,02 pada tahun 2007 dan selanjutnya terjadi penurunan sekitar 23 persen sehingga
menjadi 2,31 persen pada tahun 2008.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 32
Gambar 2.2.7. Indikator Tingkat Kualitas Sumber Daya Manusia Provinsi Kaltim dan Nasional
Secara umum persentase penduduk yang ber KB di Kalimantan Timur mencapai
angka 70 persen lebih dalam periode 2004 – 2008 dan berada diatas persentase
nasional, namun karena pertumbuhan penduduk di Kalimantan Timur relatifnya cukup
tinggi dibandingkan dengan nasional membuat outcome yang diperoleh menjadi berada di
bawah kondisi nasional.
Jika dilihat dari analisis efektivitas maka terlihat agak fluktuatif karena terdapat
angka tren positif dan negatif pada tahun-tahun tertentu. Pertumbuhan penduduk yang
meningkat diatas 3 persen yang disebabkan oleh arus migrasi masuk ke Kalimantan
Timur membuat perkembangan penduduk menjadi banyak. Sehingga seolah kebijakan
Keluarga Berencana dilaksanakan tidak maksimal. Namun demikian dapat dilihat bahwa
totaTotal Fertility Rate (TFR) Kalimantan Timur sebesar 2,7 sedangkan Indonesia sebesar
2,6 anak.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 33
2.2.2. Rekomendasi Kebijakan untuk Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia. Jika diamati berdasarkan data yang ada dan telah dipaparkan sebelumnya maka ada
beberapa rekomendasi yang dapat diberikan dalam rangka untuk lebih meningkatkan
pembangunan di bidang peningkatan kualitas sumberdaya manusia :
1. Ketersediaan sarana dan prasarana dalam kesehatan masih perlu ditingkatkan,
ketersediaan air bersih yang dapat menjangkau daerah perdesaan dan juga
perbaikan fasilitas kesehatan dan ketersediaan tenaganya di wilayah-wilayah
terpencil dan perbatasan masih perlu ditingkatkan.
2. Karena pendidikan juga merupakan komponen dari peningkatan kualitas
sumberdaya manusia maka pemerataan dan perluasan pendidikan yang
dibarengi dengan ketersediaan fasilitas pendidikan yang baik juga perlu
ditingkatkan.
3. Masyarakat sebagai ujung tombak dari kesehariannya hendaknya lebih besar
lagi perannya untuk dapat mempraktekkan hidup sehat dengan pemenuhan
kecukupan asupan gizi, serta aktif melaporkan bila terjadi penemuan kasus-
kasus malnutrisi dan lainnya.
4. Pemahaman tentang Keluarga Berencana dan penggunaan alat kontrasepsi
masih perlu ditingkatkan, mengingat TFR Kalimantan Timur sedikit berada diatas
angka nasional.
5. Arus penduduk yang masuk ke Kalimantan Timur juga perlu mendapat perhatian
yang serius, mengingat pertumbuhan penduduknya relatif tinggi mencapai angka
3 persen, sehingga dalam rangka mencegah menumpuknya penduduk yang
tidak produktif yang menambah beban pembangunan di Kalimantan Timur, maka
perlu dilakukan perbaikan dalam tata kelola kependudukan yang lebih baik lagi.
2.3. TINGKAT PEMBANGUNAN EKONOMI 2.3.1. Capaian Indikator - Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2004 adalah 4,25% , tahun 2005 meningkat
menjadi 5,37% , tahun 2006 5,19% , tahun 2007 5,63% , dan tahun 2008 meningkat
menjadi 6,3%. Pertumbuhan ekonomi nasional selama lima tahun cenderung
meningkat. Apabila dilihat dari garis trend pertumbuhan ekonomi naik rata – rata
setiap tahun adalah 0,436%. Gambaran ini dapat dilihat pada garis trend di bawah ini.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 34
Y=4,4 + 0,436X
6 6,35,63
5,375 5,194 4,25
3
2
1
2004 2005 2006 2007 2008 Tahun
Pertumbuhan Ekonomi
Gambar 2.3.1. Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Pertumbuhan ekonomi nasional selama 5 tahun secara rata – rata naik 0,436%
adalah disebabkan oleh pertumbuhan PMA setiap waktu 22,74% dan PMDN tumbuh
32,5%. Pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan lambat jika dibandingkan pertumbuhan
investasi.
-Peranan Sektor Pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB) Nasional pada tahun 2004 28,07%
dibentuk dari sector manufaktur. Pada tahun 2005 peranan sector manufacturing pada
pembentukan PDB adalah 27,41%, tahun 2006 peranan sector manufacturing dalam
pembentukan PDB adalah 27,54%, tahun 2007 peranan sector manufacturing adalah
27,06% dan tahun 2008 peranan sector manufacturing adalah 27,87%. Jadi rata –
rata peranan sector manufacturing dalam pembentukan PDB adalah 27,54%.
Sector lain yang berperan terhadap pembentukan PDB adalah sector UMKM (Usaha
Mikro Kecil dan Menengah). Peranan sector UMKM dalam pembentukan PDB pada
tahun 2004 adalah 55,4% , tahun 2005 53,9% , tahun 2006 53,49% , tahun 2007
53,6% , dan tahun 2008 52,7%. Rata – rata peranan sector UMKM dalam
pembentukan PDB nasional adalah 58,32%. Apabila dibandingkan peranan sector
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 35
UMKM dengan sector manufacturing dapat disumpulkan peranan UMKM dua kali lipat
terhadap pembentukan PDB nasional.
-Perkembangan Pendapatan Perkapita Salah satu alat pengukur untuk menentukan majunya suatu daerah adalah
pendapatan perkapita. Tingkat pendapatan perkapita nasional adalah Rp 10,61 juta
pada tahun 2004, menigkat menjadi Rp 12,68 juta pada tahun 2005, Rp 15,03 juta
pada tahun 2006, Rp 17,58 juta pada tahun 2007 dan Rp 21,7 juta pada tahun 2008.
Jadi rata – rata pendapatan perkapita nasional setiap tahun selama 5 tahun Rp 15,52
juta.
Pertumbuhan pendapatan perkapita nasional dari tahun ke tahun dapat dikatakan
meningkat dari tahun 2004 ke tahun 2008. Pertumbuhan pendapatan perkapita pada
tahun 2005 adalah 19,5% , tahun 2008 adalah 23,44%. Rata – rata pertumbuhan
pendapatan perkapita setiap tahun selama 5 tahun adalah 19,61%.
-Perkembangan Inflasi
Laju inflasi nasional berada diatas pertumbuhan ekonomi nasional. Rata-rata inflasi
nasional selama lima tahun (2004 – 2008 ) adalah 9,352%. Perkembangan inflasi
dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan penanaman modal, baik penanaman
modal dalam negeri maupun penanaman modal asing. Pengaruh tingkat inflasi
terhadap pertumbuhan investasi adalah sekitar 0,78 atau 78%.
-Perkembangan PMDN dan PMA Perkembangan penanaman modal dalam negeri sangat fluktuatif mengikuti fluktusi
migrasi sebagaimana disebutkan diatas. Namun secara rata – rata selama lima tahun
pertumbuhannya masih positif. Rata – rata pertumbuhan penanaman modal dalam
negeri selama 5 tahun adalah 23,943%.
Perkembangan PMA juga sangat fluktuatif mengikuti perkembangan inflasi.
Pertumbuhan PMA selama 5 tahun rata – rata adalah 32,5%. Pertumbuhan investasi
baik dari PMDN maupun PMA mendorong pertumbuhan ekonomi dari 4,25% pada
tahun 2004 menjadi 6,3% pada tahun 2008. Akibat dari dorongan investasi yang
mendorong pertumbuhan ekonomi menyebabkan tingkat pendapatan perkapita naik
dari Rp 6,1 juta pada tahun 2004 menjadi Rp 11,06 juta pada tahun 2008.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 36
2.3.2. Tingkat Pembangunan Ekonomi Kalimantan Timur -Laju pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Timur pada tahun 2004 hanya 1,75%, meningkat menjadi 3,17% pada
tahun 2005 kemudian turun menjadi 2,85% pada tahun 2006 dan turun lagi menjadi
1,1% pada tahun 2008. Tren pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur sangat lambat
dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini disebabkan pertumbuhan
investasi di tingkat nasional lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan investasi di
Kalimantan Timur. Rata-rata pertumbuhan investasi dalam negeri selama 5 tahun di
Kalimantan Timur adalah 17,82% dan PMA -53,434%.
-Peranan sector Ekonomi Peranan sector ekonomi di Kalimantan Timur didominasi oleh sector ekonomi
manufaktur. Selama 5 tahun peranan sector manufaktur dalam pembentukan PDRB
Kalimantan Timur adalah 35,79% disusul oleh sector UMKM 20,25%. Peranan sector
ekspor terhadap pembentukan PDB Kalimantan Timur selama lima tahun rata – rata
15,79%.
Apabila dibandingkan dengan peranan ekonomi nasional dalam pembentukan PDB
maka dapat disimpulkan bahwa UMKM sangat menentukan perekonomian Indonesia
dan bagi Kalimantan Timur sangat ditentukan oleh sector manufaktur terutama
manufaktur dibidang minyak dan gas.
-Perkembangan Pendapatan Perkapita Tingkat pendapatan perkapita Provinsi Kalimantan Timur dari tahun 2004 adalah Rp
48,34 juta meningkat menjadi Rp 70,12 juta pada tahun 2007. Tingkat pendapatan
perkapita Kalimantan Timur jauh melampaui pendapatan perkapita nasional, namun
pertumbuhan ekonomi sangat lambat dan cenderung turun. Hal ini disebabkan laju
inflasi yang tinggi disbanding nasional. Laju inflasi selama lima tahun di Kalimantan
Timur rata-rata adalah 9,74%. Sementara inflasi ditingkat nasional rata – rata 9,35%.
-Perkembangan PMDN PMA Perkembangan penanaman modal dalam negeri sangat fluktuatif mengikuti fluktuasi
inflasi. Secara rata – rata selama lima tahun pertumbuhannya masih positif. Rata –
rata pertumbuhan penanaman modal dalam negeri selama lima tahun adalah 17,62%.
Perkembangan PMA juga sangat fluktuatif mengikuti perkembangan Inflasi.
Pertumbuhan PMA selama lima tahun rata – rata adalah -53,434%. Pertumbuhan
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 37
PMDN yang positif dan turunnya PMA mengakibatkan pertumbuhan cenderung turun
dari 3,17% pada tahun 2005 menjadi 1,1% tahun 2005.
Relevansi pembangunan di provinsi Kalimantan Timur dengan pembangunan nasional
tidak relevan hal ini dapat dilihat pada trend kesejahteraan ekonomi. Pada garis trend
provinsi Kalimantan cenderung naik . Tingkat kesejahteraan ekonomi adalah 17,28%
sedangkan kecenderungan tingkat kesejahteraan ekonomi nasional adalah 3,58%.
Tingkat pencapaian kesejahteraan ekonomi adalah Kaltim adalah 57,154 dan tingkat
kesejahteraan nasional dicapai 76.
Kecenderungan garis trend kesejahteraan ekonomi Kalimantan Timur cenderung naik
akan berdampak pada tingkat kemiskinan maupun jumlah penganggur yang diakibatkan
oleh tingkat investasi yang cenderung naik.
Efektivitas Pembangunan Efektivitas pembangunan dapat dilihat dari sasaran pembangunan, yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat, apabila dilihat
secara nasional tingkat pertumbuhan ekonomi semakin lama semakin baik, dapat dilihat
dari tren pertumbuhan ekonomi dari 4,25% pada tahun 2004 menjadi 6,3% pada tahun
2008. Sedangkan Provinsi Kalimantan Timur tingkat pertumbuhan ekonomi 3,17% pada
2005 turun menjadi 1,1% pada tahun 2008.
Apabila dilihat dari tren kesejahteraan ekonomi Kalimantan Timur naik sangat drastis dari
34,91% naik menjadi 86%. Sementara kesejahteraan nasional dari 15,45% naik menjadi
26,29%.
-Tingkat Efisiensi Pembangunan
Efisiensi pembangunan dapat diukur dengan membandingkan antara output yang
dihasilkan dengan input yang digunakan.
Tingkat efisiensi pembangunan di Kalimantan timur dari tahun ke tahun cenderung turun.
Ini dapat dilihat pada tahun 2004 tingkat efisiensi -17,23% naik menjadi 1,36%. Sedang
efisiensi pembangunan di tingkat nasional pada tahun 2004 adalah 86,91% turun menjadi
5,52% pada tahun 2005 dan naik kembali menjadi 57,27%. Dapat disimpulkan bahwa
tingkat efeisiensi pembayaran di tingkat nasional jauh lebih tinggi disbanding tingkat
efisiensi pembangunan ditingkat Provinsi Kalimantan Timur.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 38
TINGKAT OUTPUT 2004 2005 2006 2007 2008 2004 2005 2006 2007 2008 2004 2005 2006 2007 2008PERANAN
EKONOMI 24,04 22,59 23,89 25,58 21,49 9,29 10,47 8,11 7,78 7,76
KESEJAHTERAAN
EKONOMI56,14 75,74 42,22 39,04 72,63
PERKEMBANGAN EKONOMI
-4.005 -4073 23,66 29,70 -3756 103 140,73 76,33 70,3 137,5 TREN % 34,91% -44,26% -7,53% 86,04%
PERANAN EKONOMI
34,51 34,05 33,5 33,97 33,64 65,49 88,65 66,5 66,03 66,36KESEJAHTERAAN EKONOMI
80,22 67,43 89,16 63,88 80,74
PERKEMBANGAN EKONOMI
5,03 52,54 -1882 38,29 94,88 94,97 46,21 111,82 61,72 95,12 TREN % -15,94% 32,23% -28,35% 26,39%
TABEL INDIKATOR OUTPUT MENJADI INDIKATOR OUTCOME
KALTIM
NASIONAL
Tabel 2.3.1. Indikator Output Menjadi Indikator Outcome
Gambar 2.3.2. Capaian Indikator Tingkat Pembangunan Ekonomi - Infrastrukrur. Analisis Relevansi
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 39
Jalan merupakan prasarana pengangkutan yang penting untuk memperlancar
kegiatan perekonomian. Makin meningkatnya usaha pembangunan menuntut pula
peningkatan pembangunan jalan guna memudahkan mobilitas penduduk dan
memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.
Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km2 dan luas pengelolaan
laut 10.216,57 km2 merupakan provinsi terluas kedua setelah provinsi Papua. Keadaan
jalan yang menghubungkan antara ibu kota kabupaten ke ibu kota kabupaten serta antara
ibu kota kabupaten dengan ibu kota provinsi saat ini keadaan jalan tidak seluruhnya baik.
Beberapa ruas jalan dalam keadaan rusak ringan bahkan rusak berat.
Kalimantan Timur dengan topografi yang bervariasi dari pegunungan dan bukit
bahkan rawa yang terdapat hampir di seluruh kabupaten. Dengan keadaan seperti di
atas maka pembangunan jalan di Kalimantan Timur sangat diperlukan agar perhungan
antara Kabupaten dan kota diseluruh Kalimantan Timur yang letaknya dari yang paling
Utara Kabupaten Nunukan, Selatan Kabupaten Pasir, dan di pedalaman sebelah Barat
Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Malinau dapat dihubungkan dengan jalan darat
yang memadai. Selama ini jalan darat yang ada telah dapat menghubungkan antara
kabupaten dengan kebupten/kota dan dengan provinsi.
Total panjang jalan negara di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Timur pada tahun
2008 mencapai 1.539,70 km, jalan di bawah wewenang Provinsi mencapai 1.762,07 km,
sedang jalan di bawah wewenang Kabupaten/Kota mencapai 5.283,04 km.
Dibandingkan dengan luas wilayah provinsi Kalimantan Timur, maka panjang jalan
yang ada belum sesuai. Beberapa hambatan perkembangan jalan darat di Kalimantan
Timur adalah konsentrasi penduduk yang tidak merata, keadaan alam, dan anggaran
untuk jalan yang selama ini masih belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 40
Tabel 2.3.2. Panjang jalan negara, provinsi dan kabupaten di Kalimantan Timur berdasarkan kondisi jalan dan tahun.
Panjang jalan
negara berdasarkan
kondisi dalam km
2004 2005 2006 2007 2008 2009*
• Baik
1125.17 1125.17 760.97 804.53 1077.18
• Sedang
56.54 56.54 684.20 646.49 128.49
• Buruk
44.50 44.50 86.39 80.95 256.70
Panjang jalan provinsi dan Kabupaten berdasarkan kondisi jalan dalam km
• Baik
2442.79 2370.55 2272.38 2632.25 2892.90
• Sedang
1792.02 1950.35 2252.47 2390.62 1876.98
• Buruk
1885.11 1799.04 1167.85 1810.44 2063.43
Total Prov. + Kab.
6119.92 6119.92 5692.70 6833.31 6833.3168
Penambahan jalan provinsi per tahun
-72.24 -98.17 359.87 260.65
Sumber : Kalimantan Timur Dalam Angka 2009.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 41
010002000
30004000500060007000
80009000
10000
2004 2005 2006 2007 2008
{Pan
jang
Jal
an (k
m)
Total Baik Sedang Rusak
Gambar 2.3.3. Panjang jalan negara, provinsi dan kabupaten di Kalimantan Timur berdasarkan kondisi jalan dan tahun.
7000720074007600780080008200840086008800
2004 2005 2006 2007 2008-0.04-0.0200.020.040.060.080.10.120.14
Total Trend
Gambar 2.3.4. Panjang jalan di provinsi Kalimantan Timur dan trend perkembangan sejak tahun 2004 sampai 2008. Analisis Efektifitas
Kalimantan Timur yang letaknya sangat strategis merupakan salah satu pintu gerbang
pembangunan di wilayah Indonesia bagian timur. Sebelumnya lalu lintas melalui air
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 42
sangat penting dan dominan karena mempunyai ratusan sungai yang tersebar pada
hampir semua kabupaten/kota dan merupakan sarana angkutan utama di samping
angkutan darat. Tetapi dengan berkembangnya wilayah dan jumlah penduduk maka
untuk mempercepat roda perekonomian maka angkutan darat memegang peranan yang
sangat penting. Dengan meningkatnya jalan dengan kondisi baik saat ini jarak tempuh
antara ibu kota kabupaten dan ibu kota kabupaten dengan ibu kota provinsi dapat menjadi
lebih singkat. Demikian pula roda ekonomi menjadi lebih lancar yang pada gilirannya
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Walaupun demikian hal ini terjadi hanya
dibeberapa daerah, sedangkan ruas jalan lainnya masih dalam kondisi yang
memprihatinkan.
2.4. KUALITAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP 2.4.1. Capaian Indikator - Kehutanan
Data yang digunakan untuk menganalisis indikator hasil (outcomes) Kualitas
Pengelolaan Sumber Daya Alam diperoleh dari data indikator pendukung Kehutanan dan
Kelautan dari Provinsi Kalimantan Timur dan Nasional, yang secara rinci disajikan pada
Tabel 4.1. dan 4.2.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 43
Tabel 2.4.1. Data Indikator Hasil (Outcomes) dan Indikator Pendukung Nasional Tahun 2004 – 2008
Indikator
Hasil(Outcomes ) 2004 2005 2006 2007 2008 2009
KehutananPersentase luas lahan rehabilitasi dalam hutan terhadap lahan kritis
0,47 0,39 0,32 0,25 0,2 -
Rehabilitasi lahan luar hutan
11.368 2.160 3.268 5.631 - -
Luas kawasan konservasi
1.797.279 1.807.479 1.807.479 1.807.479 - -
KelautanJumlah tindak pidana perikanan
200 174 216 154 - -
Persentase terumbu karang dalam keadaan baik
31,46 31,49 29,49 30,62 43,7 -
Luas kawasan konservasi laut
- - 5.556.999 5.423.216 - -
No. Indikator Pendukung
Capaian Tahun
1. KUALITAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 44
Tabel 2.4.2. Data Indikator Hasil (Outcomes) dan Indikator Pendukung Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2004 – 2008
Indikator Hasil
(Outcomes ) 2004 2005 2006 2007 2008 2009KehutananPersentase luas lahan rehabilitasi dalam hutan terhadap lahan kritis
0,13 0,15 0,08 0,08 0,05 -
Rehabilitasi lahan luar hutan
10.545 11.260 8.536 8.535 2.975 -
Luas kawasan konservasi
2.165.198 2.165.198 2.165.198 2.165.198 2.165.198 -
KelautanJumlah tindak pidana perikanan
17 11 14 23 18 10
Persentase terumbu karang dalam keadaan baik
60 40 30 35 45 50
Luas kawasan konservasi laut
- - - 1.200.000 1.200.000 1.200.000
No. Indikator Pendukung
Capaian Tahun
1 KUALITAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
Gambaran capaian indikator outcomes Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam
Provinsi Kalimantan Timur dibandingkan dengan capaian indikator outcomes Nasional
disajikan pada Gambar 4.1.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 45
0102030405060708090
2004 2005 2006 2007 2008
Capa
ian
Indi
kato
r Out
com
es (%
)
Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Timur
Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam Nasional
2 per. Mov. Avg. (Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam ProvinsiKalimantan Timur)2 per. Mov. Avg. (Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam Nasional)
Gambar 2.4.1. Capaian Indikator Outcomes Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam
Gambar 4.1. menunjukkan bahwa nilai persentase capaian indikator outcomes
Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam di Provinsi Kalimantan Timur apabila
dibandingkan dengan nilai persentase capaian indikator outcomes Kualitas Pengelolaan
Sumber Daya Alam secara Nasional ternyata nilai persentasenya dari tahun 2004 - 2008
relatif hampir sama. Selain itu, tren indikator outcomes tersebut baik di Provinsi
Kalimantan Timur maupun secara Nasional dari tahun 2004 – 2008 cenderung pada
awalnya sedikit menaik dan selanjutnya menurun.
Secara umum capaian indikator outcomes Kualitas Pengelolaan Sumber Daya
Alam berasal dari sektor Kehutanan dan sektor Kelautan yang ditunjang oleh indikator
pendukung persentase luas lahan rehabilitasi dalam hutan terhadap lahan kritis dan
persentase terumbu karang dalam keadaan baik. Berdasarkan hasil analisis kedua
indikator pendukung tersebut dari tahun 2004 – 2008 ternyata capaian indikator outcomes
dari pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Provinsi Kalimantan Timur
relatif sejalan atau relevan dengan capaian indikator outcomes dari pelaksanaan kegiatan
Pengelolaan Sumber Daya Alam secara nasional, hal ini juga diperlihatkan oleh Gambar
Analisis Relevansi
Tren Provinsi Kalimantan Timur Tren Nasional
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 46
4.1. yang menunjukkan bahwa tren atau kecenderungan capaian indikator outcomes
tersebut baik di Provinsi Kalimantan Timur maupun secara nasional relatif hampir sama.
Terutama capaian indikator outcomes Pengelolaan Sumber Daya Alam yang
ditunjang oleh indikator pendukung persentase luas lahan rehabilitasi dalam hutan
terhadap lahan kritis, baik di Provinsi Kalimantan Timur maupun secara nasional apabila
dibandingkan dengan luasan lahan kritis yang ada, maka realisasi pelaksanaan kegiatan
rehabilitasinya jauh relatif masih sedikit luasannya. Oleh karena itu, di masa yang akan
datang pelaksanaan kegitan tersebut perlu ditingkatkan luasannya.
Terumbu karang yang terdapat di wilayah Provinsi Kalimantan Timur tepatnya di
Kabupaten Berau merupakan salah satu terumbu karang yang terindah di Indonesia,
sehingga menjadi obyek/kunjungan wisata baik domestik maupun mancanegara.
Terdapat beberapa pulau kecil dilepas pantai Kabupaten Berau seperti P. Derawan, P.
Maratua, P. Panjang, P. Kakaban dan lainnya yang mempunyasi terumbu karang yang
sangat indah. Di beberapa pulau-pulau kecil tersebut selain tempat/habitat berbagai jenis
ikan dan biota laut lainnya juga tempat bertelurnya penyu yang sejak lama menjadi
sumber pendapatan masyarakat dan negara. Sementara itu, kerusakan yang terjadi
sebagian besar karena ulah manusia yang mengesploitasi sumber alam yang berlebihan.
Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak dengan tujuan ingin
mendapatkan hasil tangkapan yang cepat dan banyak telah merusak ekosistem terumbu
karang. Cara ini selain merusak terumbu karang yang telah ada juga merusak terumbu
karang yang sedang dan yang akan tumbuh. Lebih parah lagi peledakan yang berulang-
ulang dan daya ledak yang cukup besar telah merusak ekosistem, sehingga diperlukan
pemulihan yang memerlukan waktu yang cukup lama. Terganggunya habitat dan
penopang lingkungan untuk pertumbuhan terumbu karang sangat mempengaruhi untuk
pulihnya keadaan seperti semula.
Secara umum apabila didasarkan pada hasil analisis indikator outcomes Kualitas
Pengelolaan Sumber Daya Alam dari indikator pendukung persentase luas lahan
rehabilitasi dalam hutan terhadap lahan kritis dan persentase terumbu karang dalam
keadaan baik, ternyata capaian indikator outcomes-nya dari awal sampai pertengahan
periode tahun 2004 – 2008 relatif baik, namun setelah itu sampai akhir periode tahun
2004 – 2008 cenderung sedikit mengalami penurunan. Oleh karena itu, diharapkan
pengelolaan sumber daya alam ke depan lebih diefektivkan.
Analisis Efektivitas
Terutama capaian indikator outcomes Pengelolaan Sumber Daya Alam yang
ditunjang oleh indikator pendukung persentase luas lahan rehabilitasi dalam hutan
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 47
terhadap lahan kritis, baik di Provinsi Kalimantan Timur maupun secara nasional dari
tahun ke tahun penambahan luasan pelaksanaan kegiatan semakin sedikit luasannya
selama periode tahun 2004 – 2008. Sehingga, dikhawatirkan upaya rehabilitasi tersebut
tidak akan efektif untuk mengantisipasi perluasan lahan kritis.
Capaian indikator outcomes Pengelolaan Sumber Daya Alam yang ditunjang oleh
indikator pendukung dari persentase terumbu karang dalam keadaan baik, maka
ekosistem wilayah pesisir dan laut menyediakan sumberdaya alam yang produktif baik
yang dapat dikonsumsi langsung maupun tidak langsung, seperti sumberdaya alam hayati
yang dapat pulih, diantaranya sumber perikanan, mengrove, terumbu karang dan rumput
laut. Wilayah pesisir merupakan penyedia sumberdaya alam yang produktif, pemanfaatan
sumberdaya wilayah pesisir dan laut yang dapat pulih harus dilakukan dengan tepat agar
tidak melebihi kemampuannya untuk memulihkan diri pada priode waktu tertentu. Agar
lingkungan dapat lestari diperlukan kecermatan pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir
dan laut yang tidak dapat pulih, sehingga efeknya tidak merusak lingkungan sekitarnya.
2.4.2. Analisis Capaian Indikator Spesifik dan Menonjol Gambaran capaian indikator pendukung Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam
dari luas rehabilitasi lahan luar hutan di Provinsi Kalimantan Timur dibandingkan dengan
capaian indikator pendukung tersebut secara nasional disajikan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2. menunjukkan bahwa capaian indikator pendukung Kualitas
Pengelolaan Sumber Daya Alam dari luas rehabilitasi lahan luar hutan di Provinsi
Kalimantan Timur dibandingkan dengan capaian indikator pendukung tersebut secara
nasional ternyata nilai luasnya di Provinsi Kalimantan Timur secara umum relatif lebih
besar, meskipun tren indikator pendukungnya baik di Provinsi Kalimantan Timur maupun
secara Nasional dari tahun 2004 – 2008 cenderung menurun.
Tren Provinsi Kalimantan Timur Tren Nasional Tren Provinsi Kalimantan Timur Tren Nasional
Tren Provinsi Kalimantan Timur Tren Nasional
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 48
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
1 2 3 4 5
Capa
ian
Indi
kato
r (Ha
)
Capaian Luas Rehabilitasi Lahan Luar Hutan Provinsi Kalimantan Timur
Capaian Luas Rehabilitasi Lahan Luar Hutan Nasional
2 per. Mov. Avg. (Capaian Luas Rehabilitasi Lahan Luar Hutan ProvinsiKalimantan Timur)2 per. Mov. Avg. (Capaian Luas Rehabilitasi Lahan Luar Hutan Nasional)
Gambar 2.4.2. Capaian Indikator Pendukung Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam
Baik indikator pendukung luas rehabilitasi lahan luar hutan maupun indikator
pendukung persentase luas lahan rehabilitasi dalam hutan terhadap lahan kritis di
Provinsi Kalimantan Timur selama periode tahun 2004 – 2008 dapat dijelaskan bahwa
rehabilitasi lahan di luar hutan yang dapat direalisasikan seluas 41.851 Ha atau sekitar
1,97% dari lahan kritis yang ada di luar kawasan hutan 2.124.554 Ha, sedangkan di
dalam kawasan hutan yang dapat direalisasikan seluas 21.277 Ha atau sekitar 0,49% dari
luas lahan kritis di dalam hutan 4.277.918 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
untuk melaksanakan kegiatan rehabilitasi lahan baik di dalam kawasan hutan maupun di
luar kawasan hutan masih relatif sangat sedikit atau belum sebanding dengan luasan
lahan kritis yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Namun demikian,
pelaksanaan kegiatan ini jauh masih lebih baik bila dibandingkan dengan tidak
melaksanakan kegiatan penanaman sama sekali. Hal ini tentu sangat berkaitan dengan
masih belum memadainya kemampuan pendanaan untuk kegiatan rehabilitasi hutan dan
lahan yang memang membutuhkan dana relatif besar karena luasan lahan kritis yang
relatif luas. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya penggalian dana dari sumber-
sumber lainnya yang terkait untuk menambah keterbatasan kemampuan pendanaan dari
pemerintah. Sehingga, diharapkan pelaksanaan kegiatan penanaman di lahan kritis harus
tetap dilanjutkan bahkan kalau mungkin ditingkatkan luasannya, guna mengantisipasi
adanya perluasan degradasi hutan dan lahan termasuk perluasan lahan kritis antara lain
Tren Provinsi Kalimantan Timur Tren Nasional
2004 2005 2006 2007 2008
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 49
dapat mengancam terjadinya peningkatan laju erosi tanah dan laju sedimen yang tidak
terkendali serta terjadinya bencana banjir, selain itu peningkatan/perluasan pelaksanaan
kegiatan penanaman secara simultan ke depan juga sangat bermanfaat untuk menopang
upaya penanggulangan pemanasan global/perubahan iklim.
- Kelautan Analisis Relevansi
Kalimantan Timur dengan luas wilayah 20.865.774 ha, terdiri dari luas daratan
198.44117 ha dan luas pengelolaan laut (12 mil) 10.21657 ha.
bagian laut terdapat terumbu karang, dan diantaranya menjadi objek pariwisata.
Wilayah bagian pesisir sebagian terdapat terumbu karang. Kedalaman terumbu
karang tersebut berkisar antara 10 sampai 15 m. Karang banyak terdapat disekitar pulau-
pulau kecil, selain itu juga banyak terdapat rataan karang yang luas dipermukaan laut. Di
sepanjang pesisir Kabupaten Berau terdapat karang Masimbung yang berada disebelah
Selatan pulau Derawan, karang Pinaka dan karang Baliulin disekitar pulau Samama,
karang Malalagun terletak di Selatan pulau Sanglaki, karang Gosungan, karang Muaras
dan karang Lintang terletak di Selatan pulau Maratua, sampai rataan karang disekitar
kepulauan Bilang-Bilangan.
Salah satu terumbu karang yang terdapat di Kabupaten Berau merupakan salah
satu terumbu karang yang terindah di Indonesia, sehingga menjadi objek/kunjungan
wisata baik domestik maupun mancanegara. Terdapat beberapa pulau kecil dilepas
pantai Kabupaten Berau seperti P. Derawan, P. Maratua, P. Panjang, P. Kakaban dan
lainnya yang mempunyasi terumbu karang yang sangat indah. Di beberapa pulau-pulau
kecil tersebut selain tempat/habitat berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya juga tempat
bertelurnya penyu yang sejak lama menjadi sumber pendapatan masyarakat dan negara.
Kerusakan yang terjadi sebagian besar karena ulah manusia yang mengesploitasi
sumber alam yang berlebihan. Terganggunya habitat dan penopang lingkungan untuk
pertumbuhan terumbu karang sangat mempengaruhi untuk pulihnya keadaan seperti
semula. Persentase terumbu karang dalam keadaan baik pada tahun 2006 dan 2007
menurun dibandingkan dibandingkan tahun 2004, tetapi dengan adanya usaha perbaikan
pada tahun 2008 dan 2008 telah meningkat walaupun belum sebesar keadaan tahun
2004. Jumlah tindak pidana, persentase terumbu karang dalam keadaan baik, dan
kawasan konservasi laut di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2004 sampai 2008
pada Tabel 2.4.3.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 50
Tabel 2.4.3. Jumlah tindak pidana, persentase terumbu karang dalam keadaan baik, dan kawasan konservasi laut di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2004 sampai 2008.
2004 2005 2006 2007 2008 2009*
Jumlah tindak pidana perikanan
17 11 14 23 18 10*
Persentase terumbu karang dalam keadaan baik
60 40 30 35 45 50
Kawasan konservasi laut (ha).
1.20.000 1.200.000 1.200.000
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Prov. Kalimantan Timur.
0
10
20
30
40
50
60
70
2004 2005 2006 2007 2008-40-30-20-100
10203040
Kaltim Nasional Trend Kaltim. Trend Nasional
Gambar 2.4.3. Indikator outcome persentase terumbu karang dalam keadaan baik.
Permerintah daerah telah berupaya untuk melakukan berbagai upaya perbaikan
dan melakukan transplantasi, serta pencegahan gangguan terumbu karang agar
kerusakan terumbu karang dapat diperkecil bahkan dapat terjaga kelestraiannya.
Apabila melihat dari data pada Tabel 2.3.4 di atas, setiap tahun kerusakan
semakin meningkat, pada tahun 2004 persentase terumbu karang yang baik 60 persen
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 51
dan pada tahun 2008 hanya 45 persen. Kerusakan tertinggi pada tahun 2006, terumbu
karang yang baik hanya 30 persen. Walaupun demikian dengan adanya perbaikan dan
usaha pemulihan terumbu karang oleh pemerintah daerah pada tahun 2007 dan 2008
terumbu karang yang baik telah mengalami peningkatan kembali masing-masing 35 dan
45 persen. Agar tidak terus terjadi kerusakan terumbu karang diperairan provinsi
Kalimantan Timur perlu adanya usaha-usaha untuk perbaikan dan pemulihan terumbu
karang. Hal ini merupakan tantangan bagi pemerintah dan instansi terkait untuk
mensikapi masalah tersebut. Peraturan yang ada perlu adanya dana operasional di
lapang agar setiap pelanggaran yang terjadi dengan cepat dapat ditanggulangi dan
memberikan sanksi kepada pelaku pengrusakan. Saat ini pengawasan terhadap
keberadaan terumbu karang dilakukan oleh masing-masing pemerintah kabupaten dan
kota, baik untuk menjaga kelestariannyanya maupun untuk usaha transplantasi.
Sedangkan pemerintah provinsi hanya sebagai koordinator. Dengan demikian
keberhasilan untuk menjadi kelestarian terumbu karang di masing-masing daerah
kabupaten dan kota sangat tergantung kepedulian dari masing-masing pemerintah
kabupaten dan kota.
Efektifitas Sebagaimana ekosistem lainnya, maka ekosistem wilayah pesisir dan laut menyediakan
sumberdaya alam yang produktif baik yang dapat dikonsumsi langsung maupun tidak
langsung, seperti sumberdaya alam hayati yang dapat pulih, diantaranya sumber
perikanan, mengrove, terumbu karang dan rumput laut. Wilayah pesisir merupakan
penyedia sumberdaya alam yang produktif, pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir dan
laut yang dapat pulih harus dilakukan dengan tepat agar tidak melebihi kemampuannya
untuk memulihkan diri pada priode waktu tertentu. Agar lingkungan dapat lestari
diperlukan kecermatan pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir dan laut yang tidak
dapat pulih, sehingga efeknya tidak merusak lingkungan sekitarnya.
2.4.3. Rekomendasi Kebijakan Beberapa rekomendasi kebijakan terkait dengan indikator outcomes Kualitas
Pengelolaan Sumber Daya Alam yang meliputi sektor Kehutanan dan Kelautan
diantaranya sebagai berikut:
• Perlunya kebijakan yang mengatur pendanaan dan pencarian sumber dana lain guna
mengantisipasi masih sedikitnya kemampuan pendanaan dalam pelaksanaan
kegiataan rehabilitasi hutan dan lahan;
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 52
• Perlunya kebijakan yang melibatkan/menyentuh partisipasi aktif pemda dan
masyarakat;
• Perlunya kebijakan yang terkait dengan optimalisasi koordinasi dan keterpaduan antar
sektor terkait dalam pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan;
• Perlunya kebijakan yang mengatur kesesuaian lokasi rehabilitasi lahan dan hutan
dengan jenis-jenis tanaman yang akan ditanam (Site Species Matching) dan tata
waktu penanaman yang tepat agar pelaksanaan rehabilitasi tersebut bisa berhasil
lebih efektif dan efisien;
• Perlunya menyusun kebijakan tambahan yang terkait dengan upaya perlindungan dan
pengelolaan sumberdaya kelautan.
2.5. TINGKAT KESEJAHTERAAN SOSIAL 2.5.1. Capaian Indikator Keinginan bangsa Indonesia untuk mencapai hakekat pembangunan sesuai dengan
amanat UUD 1945. Untuk mengukur tingkat kesejahteraan sosial dalam hal ini digunakan
lima indikator yakni persentase penduduk miskin dan tingkat pengangguran terbuka.
Persentase pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak (terlantar, jalanan, balita terlantar
dan nakal), persenatase pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia, pelayanan
kesehatan dan rehabilitasi sosial (penyandang cacat, tuna sosial, dan korban
penyalahgunaan narkoba) Secara nasional data indikator tingkat kesejahteraan sosial
yang lain tersedia dengan lengkap, namun untuk Kalimantan Timur tidak tersedia, hanya
indikator 1 dan 2 saja yang ada. Dengan demikian untuk mengukut tingkat kesejahteraan
sosial hanya membandingkan sesuai data yang ada. Berikut ini gambaran capaian
indikator outcome tingkat kesejahteraan di Indonesia dan Provinsi Kalimantan Timur.
Grafik Capaian indikator outcome tingkat kesejahteraan sosial Nasional dan Provinsi
Kalimantan Timur tahun 2004-2008
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 53
Gambar 2.5.1. Grafik Capaian indikator outcome tingkat kesejahteraan sosial Nasional dan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2004-2008 Analisis Relevansi Kesejahteraan rakyat mengandung makna kesejahteraan lahir dan bathin. Dalam konteks
pembahasan tentang kesejahteraan maka seringkali kita dihadapkan pada suatu
permasalahan pengangguran dan kemiskinan. Dari hasil perhitungan menunjukkan
bahwa tahun 2004 outcome Indonesia dalam mencapai kesejahteraan rakyat cukup baik
dibandingkan provinsi Kalimantan Timur, namun pada periode berikutnya provinsi
Kalimantan Timur lebih baik. Pembangunan kesejahteraan sosial sejak tahun 2005
sampai 2008 berjalan searah baik provinsi maupun nasional dan provinsi nampaknya
lebih baik dibandingkan nasional. Artinya program penurunan kemiskinan dan
pengagguran relatif berhasil.
Analisis Efektivitas Program pengentasan kemiskinan dan pengurangan angka pengangguran yang telah
dilakukan dengan berbagai kebijakan nampaknya membuahkan hasil baik, karena data
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 54
menunjukkan telah terjadi terjadi penurunan dalam skala nasional pada 2006 - 2008,
sementara itu di provinsi Kalimantan Timur pada periode yang sama terjadi kenaikan
penduduk miskin dan pengangguran. Realitas capaian pembangunan semakin membaik
karena dua indikator yang digunakan dalam menghitung tingkat kesejahteraan rakyat ini
semakin mengecil, artinya secara nasional sudah berhasil meningkatkan kesejahteraan
rakyat sedangkan provinsi Kalimantan Timur masih terus berjuang untuk mengurangi
angka kemiskinan dan pengangguran, karena angka tren menunjukkan angka positif.
Kebijakan untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan di Kalimantan Timur
memang patut untuk terus diperjuangkan mengingat kondisi indikator perekonomian
sangat bagus, sebagai contoh pendapatan per kapitanya pada tahun 2007 mencapai
angka 17 juta rupiah (BPS, Kalimantan Timur Dalam Angka). Pada tahun 2013
diharapkan tingkat pengangguran di Kalimantan Timur akan turun menjadi sebesar 7,4
persen.
Pengangguran dan kemiskinan di Kalimantan Timur juga tidak terlepas dari masalah
kependudukan, karena banyaknya arus migran masuk sehingga memerlukan kebijakan
tersendiri di bidang administrasi kependudukan. Selain itu aksessibilitas bagi masyarakat
di daerah pedalaman dan perbatasan juga perlu mendapat perhatian yang serius dari
pemerintah, guna memutus mata rantai yang disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur
yang dimiliki.
2.5.2 Rekomendasi Kebijakan 1. Tetap melaksanakan kebijakan yang telah berhasil dilaksanakan pada masa lalu.
2. Perlu peninjauan kembali tentang sasaran yang tepat kepada masyarakat yang
menyandang masalah ini.
3. Perancangan infrastruktur yang baik serta mengurangi hambatan-hambatan akses
bagi masyarakat miskin.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 55
III KESIMPULAN
Berdasarkan analisisa relevansi dan efektifitas terhadap beberapa indikator hasil
(outcome) dan indikator hasil (output) dapat diambil beberapa kesimpulan :
1. Dilihat dari capaian pembangunan ekonomi sosial di Kalimantan timur sesuai
dengan sasaran pembangunan, karena mendukung pembangunan nasional,
meskipun terdapat beberapa permasalahan yang masih perlu dibenahi guna
memaksimalkan pembangunan sesuai dengan target yang diinginkan.
2. Efektifitas yang diukur berdasarkan sejauhmana capaian pembangunan daerah
membaik dibandingkan dari tahun sebelumnya juga menunjukkan kecenderuingan
yang semakin membaik, meskipun terlihat pada tahun-tahun tertentu kurang
sesuai karena adanya berbagai kendala.
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 56
2004 2005 2006 2007 2008 20091 TINGKAT PELAYANAN PUBLIKDAN DEMOKRASI
Pelayanan Publik
Persentase Jumlah kasus korupsi yang tertangani dibandingkan dengan yang dilaporkan 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Presentase aparat yang berijazah minimal S1
Persentase jumlah kabupaten/ kota yang memiliki peraturan daerah pelayanan satu atap
Demokrasi
Gender Development Index (GDI) 54,23 54,94 56,6 58,1 59,7
Gender Empowerment Meassurement (GEM) 43,79 46,47 48,9 49,6 51,15
Tingkat partisipasi politik masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah Provinsi
Tingkat partisipasi politik masyarakat dalam Pemilihan Legislatif
Tingkat partisipasi politik masyarakat dalam Pilpres
2 TINGKAT KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA Indeks Pembangunan Manusia 72,2 72,9 73,3 73,77 74,52
Pendidikan
Angka Partisipasi Murni
SD/MI 93,98 94,39 94,52 94,71 95,75 96,25
Rata-rata nilai akhir
SMP/MTs 4,37 5,75 5,75 5,75 6,27 6,95
SMA/SMK/MA 4,48 5,46 5,91 6,31 6,47 6,54
Angka Putus Sekolah
SD 3,37 3,37 4,85 3,21 0,77
SMP/MTs 5,46 0,20 3,10 4,43 1,91
Sekolah Menengah 3,88 4,76 5,44 2,74 0,47
Angka melek aksara 15 tahun keatas 95,00 95,30 95,50 95,70 96,36
Persentase jumlah guru yang layak mengajar
SMP/MTs 78,48 78,15 77,14 87,54 89,85 Sekolah Menengah 66,39 72,22 87,07 86,98 87,24
Kesehatan
Umur Harapan Hidup (UHH) 69,7 70,3 70,4 70,6 70,8
Angka Kematian Bayi (AKB) 24,6 30 23 22,4 19,00
Angka Kematian Ibu (AKI) 228 226
Prevalensi Gizi buruk (%) 6,8 1,6 1,7 6,2 1,7 1,7Prevalensi Gizi kurang (%) 18,2 12,2 12,61 13,1 12,61 8,77Persentase tenaga kesehatan perpenduduk 33,52 34,68 39,16 39,71 39,79
Keluarga Berencana
Persentase penduduk ber-KB 73,16 69,69 79,37 79,32 79,32
Persentase laju pertumbuhan penduduk 1,68 3,16 3,06 3,02 2,31 2,27
DATA INDIKATOR EKPDKALIMANTAN TIMUR
No Indikator Hasil (Outcomes) Indikator Hasil (Output) Capaian Tahun
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 57
3 TINGKAT PEMBANGUNAN EKONOMI Ekonomi Makro
Laju Pertumbuhan ekonomi 1,75 3,17 2,85 1,23Persentase ekspor terhadap PDRB 13,97 12,90 15,62 20,68
Persentase output Manufaktur terhadap PDRB 36,68 36,60 35,98 34,80Persentase output UMKM terhadap PDRB
Pendapatan per kapita (dalam juta rupiah) 48,34 63,29 67,97 70,12
Laju Inflasi
Investasi
Persentanse Pertumbuhan Realisasi Investasi PMA
Persentase Pertumbuhan Realisasi Investasi PMDN
Infrastruktur
Panjang jalan nasional berdasarkan kondisi dalam km:
Baik 1125,17 1125,17 760,97 804,53 1077,18
Sedang 56,54 56,54 684,2 646,49 128,49
Buruk 44,58 44,5 94,53 88,68 256,7
Panjang jalan provinsi dan kabupaten berdasarkan kondisi dalam km:
Baik 2442,79 2370,55 2272,38 2632,25 2892,9
Sedang 1792,02 1950,35 2252,47 2390,62 1876,98
Buruk 1885,11 1799,04 1167,85 1810,44 2063,43
Penambahan panjang jalan provinsi per tahun
Kehutanan
Persentase Luas lahan rehabilitasi dalam hutan terhadap lahan kritis 0,06 0,04
Rehabilitasi lahan luar hutan 11368 2160 3268 5,631,00Luas kawasan konservasi 1797279,7 1807479 1807479 1807479
Kelautan
Jumlah tindak pidana perikanan 17 11 14 23 18 10
Persentase terumbu karang dalam keadaan baik 60 40 30 35 45 50
Luas kawasan konservasi laut 500 500
4 KUALITAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
EKPD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 Universitas Mulawarman 58
Persentase penduduk miskin 11,57 10,57 11,41 11,04 9,51
Tingkat pengangguran terbuka 10,39 13,05 13,43 12,07 11,41 11,09
Persentase pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak (terlantar, jalanan, balita terlantar, dan nakal) 2,11 1,75
Persentase pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia 1,43 0,65
Persentase Pelayanan dan rehabilitasi sosial (penyandang cacat, tunasosial, dan korban penyalahgunaan narkoba) 0,86 0,44
Data pencapaian tahun 2009 adalah estimasi atau data sementara.
5 TINGKAT KESEJAHTERAAN SOSIAL
Recommended