95

Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

  • Upload
    ekpd

  • View
    1.748

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Akhir EKPD 2010 Provinsi Paua oleh Tim Universitas Cendrawasih

Citation preview

Page 1: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen
Page 2: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   2 

KATA PENGANTAR

Kegiatan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Propinsi Papua tahun 2010

merupakan kegiatan lanjutan EKPD tahun sebelumnya yang dimulai sejak 2007.

Penulisan laporan EKPD tahun ini dilakukan oleh tim independen dari Universitas

Cenderawasih.

Kegiatan EKPD 2010 merupakan yang keempat dari pelaksanaan kerjasama antara

Bappenas dan 33 perguruan tinggi di Indonesia yang mana Universitas Cenderawasih

merupakan salah satu dari 33 perguruan tinggi tersebut. Pada prinsipnya kerjasama ini

memberikan makna cukup strategis bagi kedua pihak dalam mengawal proses

pelaksanaan agenda pembangunan di Provinsi Papua. Tim indipenden Universitas

Cenderawasih berusha memberikan penilaian kritis terhadap hasil evaluasi kinerja

pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Papua. Selanjutnya Bappenas

menggunakan hasil evaluasi tersebut sebagai salah satu acuan perbaikan dan

penyempurnaan kebijakan pembangunan nasional. Manfaat penting lainnya dari proses

kerjasama ini yakni terjadi proses pembelajaran bersama diantara para pihak yang

melakukan kerjasama dalam perspektif yang lebih luas.

Terdapat aspek utama dalam mengevaluasi EKPD 2010 dalam RPJMN 2004-2009 di

daerah Provinsi Papua yaitu untuk menganalisa relevansi antara RPJMN 2010–2014 dan

RPJMD. Esensi evaluasi untuk mengetahui capaian dan relevansi pelaksanaan agenda

pembangunan nasional agenda pembangunan daerah. Utimate goalnya adalah apakah

pelaksanaan agenda pembangunan sesuai dengan tujuan pembangunan nasional dan

apakah dampak dari pelaksanaan agenda pembangunan tersebut membawa perubahan

dan kemajuan di masyarakat.

Semoga laporan EKPD ini dapat memberikan manfaat bagi pembangunan di Provinsi

Papua.

Page 3: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   3 

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang................................................................................................... Tujuan dan Sasaran.......................................................................................... Keluaran............................................................................................................

BAB II HASIL EVALUASI PELAKSANAAN RPJMN 2004-2009

A. AGENDA PEMBANGUNAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI 1. Indikator..................................................................................................... 2. Analisis Pencapaian Indikator................................................................... 3. Rekomendasi Kebijakan............................................................................

B. AGENDA PEMBANGUNAN INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS

1. Indikator...................................................................................................... 2. Analisis Pencapaian Indikator.................................................................... 3. Rekomendasi

Kebijakan............................................................................. C. AGENDA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

1. Indikator.................................................................................................... 2. Analisis Pencapaian Indikator.................................................................. 3. Rekomendasi Kebijakan...........................................................................

D. KESIMPULAN.................................................................................................

BAB III. RELEVANSI RPJMN 2010-2014 DENGAN RPJMD PROVINSI 1. Pengantar................................................................................................. 2. Tabel 2. Prioritas dan Program Aksi Pembangunan Nasional…………. 3. Rekomendasi

a. Rekomendasi Terhadap RPJMD Provinsi Papua.............................. b. Rekomendasi Terhadap RPJMN........................................................

BAB IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan............................................................................................... 2. Rekomendasi............................................................................................

LAMPIRAN

i

ii

4 5 6

7 7 9

10 10

14

15 15 30 31

34 36

74 75

77 81

83

Page 4: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   4 

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Evaluasi

Menurut Undang - Undang (UU) No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), kegiatan evaluasi merupakan

salah satu dari empat tahapan perencanaan pembangunan yang meliputi

penyusunan, penetapan, pengendalian perencanaan serta evaluasi pelaksanaan

perencanaan. Sebagai suatu tahapan perencanaan pembangunan, evaluasi

harus dilakukan secara sistematis dengan mengumpulkan dan menganalisis

data serta informasi untuk menilai sejauh mana pencapaian sasaran, tujuan dan

kinerja pembangunan tersebut dilaksanakan.

Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009 telah selesai dilaksanakan. Sesuai

dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, pemerintah

(Bappenas) berkewajiban untuk melakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana

pelaksanan RPJMN tersebut.

Saat ini telah ditetapkan Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ( RPJMN ) Tahun 2010 –

2014. Siklus pembangunan jangka menengah lima tahun secara nasional tidak selalu

sama dengan siklus pembangunan 5 tahun di daerah. Sehingga penetapan RPJMN

2010 - 2014 ini tidak bersamaan waktunya dengan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi. Hal ini menyebabkan prioritas-prioritas dalam

RPJMD tidak selalu mengacu pada prioritas-prioritas RPJMN 2010-2014. Untuk itu

perlu dilakukan evaluasi relevansi prioritas/program antara RPJMN dengan RPJMD

Provinsi.

2

Di dalam pelaksanaan evaluasi ini, dilakukan dua bentuk evaluasi yang

berkaitan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Yang pertama adalah evaluasi atas pelaksanaan RPJMN 2004 - 2009 dan

yang kedua penilaian keterkaitan antara RPJMD dengan RPJMN 2010-2014.

Metode yang digunakan dalam evaluasi pelaksanaan RPJMN 2004-2009 adalah

evaluasi ex-post untuk melihat efektivitas (hasil dan dampak terhadap sasaran)

dengan mengacu pada tiga agenda RPJMN 2004 - 2009 yaitu agenda Aman

dan Damai; Adil dan Demokratis; serta Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat.

Page 5: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   5 

Untuk mengukur kinerja yang telah dicapai pemerintah atas pelaksanaan

ketiga agenda tersebut, diperlukan identifikasi dan analisis indikator pencapaian.

Sedangkan metode yang digunakan dalam evaluasi relevansi RPJMD

Provinsi dengan RPJMN 2010 - 2014 adalah membandingkan keterkaitan 11

prioritas nasional dan 3 prioritas lainnya dengan prioritas daerah. Selain itu

juga mengidentifikasi potensi local dan prioritas daerah yang tidak ada dalam

RPJMN 2010 - 2014. Adapun prioritas nasional dalam RPJMN 2010 - 2014 adalah

1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, 2) Pendidikan, 3) Kesehatan, 4)

Penanggulangan Kemiskinan, 5) Ketahanan Pangan, 6) Infrastruktur, 7) Iklim

Investasi dan Iklim Usaha, 8) Energi, 9) Lingkungan Hidup dan Pengelolaan

Bencana, 10) Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca - konflik, 11)

Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi dan 3 prioritas lainnya

yaitu 1) Kesejahteraan Rakyat lainnya, 2) Politik, Hukum, dan K eamanan

lainnya, 3) Perekonomian lainnya.

Hasil dari EKPD 2010 diharapkan dapat memberikan umpan balik pada

perencanaan pembangunan daerah untuk perbaikan kualitas perencanaan di

daerah. Selain itu, hasil evaluasi dapat digunakan sebagai dasar bagi

pemerintah dalam mengambil kebijakan pembangunan daerah.

Pelaksanaan EKPD dilakukan secara eksternal untuk memperoleh masukan

yang lebih independen terhadap pelaksanaan RPJMN di daerah. Berdasarkan

hal tersebut, Bappenas cq. Deputi Evaluasi Kinerja Pembangunan melaksanakan

kegiatan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) bekerja sama dengan

33 Perguruan Tinggi selaku evaluator eksternal dan dibantu oleh stakeholders

daerah. Pelaksanaan EKPD 2010 akan dilaksanakan dengan mengacu pada

panduan yang terdiri dari Pendahuluan, Kerangka Kerja Evaluasi, Pelaksanaan

Evaluasi, Organisasi dan Rencana Kerja EKPD 2010, Administrasi dan Keuangan

serta Penutup.

B. Tujuan dan Keluaran Evaluasi

Tujuan kegiatan ini adalah:

1. Untuk melihat sejauh mana pelaksanaan RPJMN 2004 - 2009 dapat

memberikan kontribusi pada pembangunan di daerah;

2. Untuk mengetahui sejauh mana keterkaitan prioritas / program (outcome )

dalam RPJMN 2010 - 2014 dengan prioritas / program yang ada dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi.

Page 6: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   6 

Keluaran dari kegiatan evaluasi meliputi:

1. Tersedianya dokumen evaluasi pencapaian pelaksanaan RPJMN 2004 - 2009

untuk setiap provinsi;

2. Tersedianya dokumen evaluasi keterkaitan RPJMD Provinsi dengan

RPJMN 2010 – 2014.

Page 7: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   7 

BAB II HASIL EVALUASI PELAKSANAAN RPJMN 2004-2009

A. AGENDA PEMBANGUNAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI

1. Indikator

Untuk mewujudkan Indonesia yang aman dan damai ,terdapat beberapa indikator

utama yang dipergunakan yaitu : Indeks Kriminalitas, presentase penyelesaian

kasus kejahatan konvensional, presentase penyelesaian kasus kejahatan

transnasional dan kasus-kasus korupsi di daerah.

2. Analisis Pencapaian Indikator

Untuk mewujudkan pembangunan Indonesia khusus di Papua yang aman dan

damai maka faktor-faktor tersebut dianalisis sebagai berikut :

Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai

Indeks kriminalitas dari tahun 2004-2009 menunjukan peningkatan signifikan dari

66,70% hingga 100%. Angka peningkatan tersebut disebabkan oleh keterbukaan

wilayah dan kemudahan akses informasi serta transportasi pada beberapa

wilayah di Papua sebagai konsekuensi pemekaran wilayah. Peningkatan jumlah

fasilitas transportasi disisi lain juga mendukung pemerataan dan pertumbuhan

ekonomi daerah, namun sebaliknya seiring dengan itu angka kejahatan

mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Pada 2 (dua) tahun terkahir atau tahun

Page 8: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   8 

2007 hingga tahun 2009 laju peningkatan presentase tindak kriminalitas melonjak

dari 88,84 % hingga mencapai 100% tindak kriminalitas.

Cenderawasih Pos (media lokal) 15 September 2010 memberitakan bahwa

terhubungnya akses jalan darat antara kota Jayapura dan beberapa Kabupaten

seperti ; Kabupaten Jayapura, Keerom dan Sarmi menjadi pemicu meningkatnya

kasus pencurian kendaraan bermotor.

Faktor lainnya yaitu jumlah penduduk di pusat-pusat kota terus meningkat

terutama Kota Jayapura sebagai ibu kota Propinsi Papua. Kaum migran yang

masuk ke jayapura datang dari berbagai daerah baik luar papua maupun papua.

Kebanyakan dari mereka tidak memiliki pekerjaan tetap yang secara tidak

langsung berkontribusi terhadap peningkatan angka pengangguran , sedangkan

lapangan kerja yang tersedia relativ terbatas.

Kejahatan konvensional yang menonjol terjadi di Papua yaitu woman traficking

karena adanya keterbukaan wilayah dan peningkatan dana pembangunan setiap

melalui dana Otonomi Khusus Papua menjadi daya tarik tersendiri bagi para

pencari kerja dari berbagai profesi termasuk aktivitas woman traficking.

Selain itu, kasus kejahatan konvensional yang menonjol lainnya yaitu konflik

horisontal antar suku di kalangan penduduk asli yang mengakibatkan korban jiwa

dan harta benda. Konflik antar suku merupakan fenomena bola apa dalam sekam

yang sewaku-waktu dapat saja meledak tergantung dari faktor pemicu dan

suasana yang mendukung. Arus modernisasi yang demikian kuat dan menjadi

trend nilai bersama menimbulkan benturan-benturan dengan nilai-nilai lokal yang

dipahami secara berbeda-beda oleh setiap suku-suku asli di papua. Kondisi

tersebut menyebabkan benturan nilai tak terhindarkan oleh faktor-faktor pemicu

yang sensitiv sifatnya.

Secara kuantitatif sejumlah kasus yang terjadi selama lima tahun periode

pembangunan dapat diselesaikan oleh aparat penegak hukum secara maksimal,

namun secara kualitativ kasus-kasus konflik horisontal masih belum maksimal

hasilnya mengingat keberagaman suku dan budaya menjadi titik rawan terjadinya

konflik karena tidak didukung dengan kualitas sumber daya manusia yang

memadai.

Upaya penyelesaian kasus kejahatan konvensional dilakukan secara serius dan

intensiv oleh institusi penegak hukum. Hal ini dibuktikan dengan presentase

penyelesaian kasus kejahatan dari tahun 2004-2009 mampu diselesaikan tuntas.

Penangan terhadap kasus-kasus tersebut pada tahun 2008 hingga tahun 2009

sudah mencapai angka 98%. Penanganan kasus-kasus kejahatan konvensional

Page 9: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   9 

terus dilakukan secara transparan dan terbuka untuk mengeliminir gesekan-

gesekan yang sering dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu menjadi komoditas

politik sehingga turut berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap

proses pelaksanaan pembangunan di wilayah Papua.

Sementara itu, untuk tingkat presentase penyelesaian kasus-kasus kejahatan

trans nasional mampu di atasi dengan baik. Untuk tahun 2004-2009, penyelesaian

terhadap kasus kejahatan trans nasional mampu diselesaikan 100%. Mengingat

laju tingkat kejahatan tersebut tidak sebesar tindak kriminalitas di daerah. Papua

New Guinea sebagai negara tetangga untuk saat ini belum menjadi sebuah

wilayah yang memiliki daya tarik ekonomi sehingga kejahatan transnasional masih

dikategorikan belum membahayakan. Oleh karena itu, institusi penegak hukum

seperti kepolisian dan kejaksaan RI hingga saat ini mampu menyelesaikan

kasus-kasus tersebut secara baik.

3. Rekomendasi Kebijakan

Berdasarkan hasil analisis di atas, berikut dirumuskan beberapa butir

rekomendasi kebijakan sebagai berikut :

a. Pemerintah daerah perlu bekerjasama dan berkoordinasi secara intensive

dengan aparat penegak hukum guna mencermati dinamika pembangunan

daerah dan perubahan-perubahan yang demikian cepat tentu saja

berimplikasi luas dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

b. Pemerintah daerah perlu meningkatkan sistem pengawasan dan pengamanan

secara intensive dan ketat terhadap arus keluar barang dan mobilisasi

manusia ke Papua melalui beberapa pintu masuk terutama jalur laut dan

darat di daerah perbatasan.

c. Perlu ditetapkan peraturan daerah yang mengatur tentang tata tertib arus

keluar - masuk barang ke Papua dan juga kependudukan dan ketenaga

kerjaan di tingkat propinsi agar dapat menekan tindak kejahatan konvensional

dan trans nasional.

Page 10: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   10 

B. AGENDA PEMBANGUNAN INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS

1. Indikator

Untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis maka 2 (dua) aspek

sebagai cermin dari agenda tersebut yaitu : Pelayanan Publik dan Demokrasi.

Untuk pelayanan publik menggunakan beberapa indikator kunci yaitu :

Kasus-kasus korupsi di Papua, Presentase Kabupaten/ kota yang memiliki

peraturan daerah satu atap dan presentase instansi (SKPD) Provinsi yang

memiliki peraturan wajar dengan pengecualian (WDP). Sedangkan demokrasi

mempergunakan indikator outcome masing-masing : melihat Gender

Development Index (GDI), Gender Empowerment Measurement (GEM) dan

Index Pembangunan Manusia (IPM).

2. Analisis Pencapaian Indikator

a. Penyelesaian Kasus Korupsi

Motif korupsi yang terjadi di Papua memiliki tipe dan cirri tersendiri.

Peningkatan terhadap kasus-kasus korupsi sangat significan sebagai akibat

dari penyalahgunaan wewenang tugas yang diberikan seperti tersaji dalam

grafik berikut :

Dari tabel di atas tentang penangan kasus-kasus korupsi di propinsi Papua

daerah. Nampak bahwa kasus-kasus korupsi berhasil ditangani aparat

Presentase kasus korupsi yang tertangani dibandingkan dengan yang dilaporkan (%)

Page 11: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   11 

penegak hukum meningkat signifikan selama lima tahun. Penanganan kasus

mencapai 80 % yaitu pada tahun 2008 dan 2009.

Peningkatan penanganan kasus korupsi di Papua disebabkan oleh adanya

desakan yang begitu kuat di tengah-tengah masyarakat berkenaan dengan

maraknya fenomena korupsi yang dilakukan secara terang-terangan terutama

oleh para pejabat publik dan politisi.

Hanya saja bila dicermati kritis bahwa jumlah kasus yang dilaporkan tersebut

relative kecil dibandingkan dengan fakta di lapangan. Ada juga sejumlah

kasus yang dilaporkan , namun hanya berakhir pada tingkat penyidikan dan

penyelidikan dengan berbagai argument hukum yang dianggap belum cukup

bukti dan lain-lain. Tiga kasus menonjol yang berhasil ditangani pihak

penegak hukum yaitu bupati Yapen, Supiori dan bupati Boven Digoel. Ketiga

pejabat tersebut kasusnya ditangani langsung oleh Komisi Pemberatasan

Korupsi sehingga proses hukumnya bisa berjalan lancar, cepat dan efektiv.

Sejumlah penyebab maraknya fenomena korupsi di Papua , namun seolah-

olah dibiarkan oleh masyarakat yaitu ; kultur kekuasaan dan politik yang

mendukung praktek korupsi dibiarkan terus berlangsung, polarisasi etnis yang

tinggi dengan kecenderungan ikatan primordial yang kuat menyebabkan

control sosial menjadi lemah. Selain itu proses akulturasi (masuknya nilai-nilai

baru yang besifat ekonomi uang) dan yang tidak kalah penting yaitu

lemahnya law enforcement dan integritas para penegak hukum (kentalnya

budaya feodal).

b. Pelayanan Publik

Pelayanan publik secara baik dari pemerintah kepada masyarakat

menunjukan bukti bahwa pemerintah telah melaksanakan tugas dan fungsi

untuk lebih bertanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan dari

masyarakat. Sistem birokrasi dalam sistem pelayanan baik dalam mekanisme

pembuatan peraturan daerah satu atap dan presentase instansi (SKPD)

Provinsi yang memiliki pelaporan wajar tanpa pengecualian terlihat di bawah

Page 12: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   12 

grafik berikut:

Data pada table diatas tentang pelayanan publik dengan indikator masing-

masing : peraturan daerah pelayanan satu atap dan laporan penggunaan

keuangan Negara dengan opini wajar tanpa pengecualian.

Indikator Peraturan daerah pelayanan satu atap menunjukkan bahwa

presentase kabupaten/kota yang memiliki peraturan daerah satu atap belum

terbentuk di seluruh Kabupaten. Satu-satunya Perda satu atap hanya terdapat

di propinsi yaitu Dispenda Propinsi dan pihak Kepolisian. Kendala-kendalanya

; pemerintah propinsi melalui Biro Hukum belum memfasilitasi terbentuknya

kerangka peraturan daerah satu atap, kualifikasi pendidikan aparatur di

bidang hukum terbatas, aparatur yang cakap dan kompeten sesuai bidang

tugas relartiv rendah serta kurangnya pemahaman aparatur tentang

semangat otonomi daerah menyebabkan lemahnya koordinasi antar

tingkatan pemerintahan (propinsi dan kabupaten).

Selain itu indikator Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dikategori opini wajar

tanpa pengecualian. Seluruh SKPD di propinsi Papua belum berada pada

kategori opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Tingkat kemajuan yang

dicapai umumnya berada pada kategori opini Wajar Dengan Pengecualian

(WDP). Trend WDP di Papua cenderung meningkat karena pembinaan

melalui pelatihan dan hasil-hasil pemeriksaan Badan Pemeriksaan Keuangan

dan Pembangunan (BPKP) terus ditindak lanjuti oleh pemerintah daerah untuk

Presentase Instansi (SKPD) Propinsi yang memiliki pelaporan Wajar Dengan Pengecualian (WDF)

Presentase Kabupaten/ Kota yang memiliki Peraturan Daerah atau Atap (%)

Page 13: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   13 

didiperbaiki dan disempurnakan sesuai tata kelolah system keuangan negara

untuk kepentingan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah.

c. Demokrasi

Aggenda pembangunan yang adil di Indonesia yang dilaksanakan di propinsi

Papua yang menampilkan indikator demokrasi disajikan pada grafik bawah

ini :

Indikator demokrasi yang digunakan masing-masing : Gender Development

Index (GDI), Gender Empowerment Measurement (GEM) dan Index

Pembangunan Manusia (IPM).

Nilai GDI dan GEM memperlihatkan trend perkembangan yang paralel.

Kedua indikator tersebut perkembangannya fluktuativ selama lima tahun

dengan tingkat kecenderungan meningkat.

GDI dan GEM mencapai persentase maksimal pada tahun 2009 yaitu sekiar

58 – 60 percent. Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi peningkatan

persentase dari kedua indikator output tersebut (GDI dan GEM) yaitu :

Kebijakan affirmative dalam semangat Otonomi Khusus Papua yakni

pemberdayaan dan keberpihakan sumber daya manusia. Issu gender tentu

saja menjadi bagian dari semangat pemberdayaan dimaksud. Tingkat

responsive dan sensitie gender pemerintah cukup baik. Selain itu, komitmen

pemerintah daerah terhadap gender ditandai dengan peningkatan status

kantor pemberdayaan perempuan menjadi Badan Pemberdayaan

Gender Development Index Gender Empowerment Measurement Index Pembangunan Manuasia

Page 14: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   14 

Perempuan. Konsekuensinya ; ruang lingkup menjadi luas, pembiayaan

meningkat dan program-program peningkatn kapasitas perempuan

meningkat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa porsi pemberdayaan

dan keberpihakan kepada perempuan semakin mendapat tempat dalam

proses pembangunan di Papua.

Index Pembangunan Manusia menghalami peningkatan secara periodik

hingga pada tahun 2009. IPM Papua menampilkan perubahan peningkatan

yang berbeda pada periode waktu berjalan. Pada tahun 2004-2007 nilai IPM

meningkat dari angka 60,90 mencapai 63,41, namun pada tahun 2008

mengalami penurunan menjadi 57,17. Penurunan tersebut dipengerauhi

oleh pengelolaan kebijakan pendidikan dianggap belum efektiv yang ditandai

dengan angka putus sekolah tingkat Sekolah Dasar masih tinggi dan kualitas

output dari hasil pengelolahan kebijakan pendidikan relative rendah. Faktor

lainnya, kebijakan pembangunan di bidang kesehatan juga belum optimal

terutama pelayanan kesehatan dasar di wilayah-wilayah terpencil.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Index pembangunan manusia di

Papua mengalami peningkatan selama satu periode pemerintahan namun

peningkatan tersebut belum signifikan seiring dengan perkembangan

kemajuan di era informasi dan tehnologi. Dengan kata lain perkembangan

IPM Papua selama satu periode pemerintahan relative lambat

perkembangannya

3. Rekomendasi Kebijakan

Memperhatikan uraian dan analisis yang disajikan diatas, berikut beberapa

butir rekomendasi yang dapat dikemukakan tentang indikator demokrasi

sebagai berikut :

1. Sinyalemen masih maraknya korupsi di Papua, maka disarankan perlu

dibentuk suatu lembaga pengawas independen atau setingkat dengan

Komisi Pemberatasan Korupsi di daerah yang diatur dengan

Undang - Undang agar dapat mengontrol dan mengawasi setiap pelaku

pembangunan. Selain itu, perlu diprogramkan secara intensive dan

kesinambungan peningkatan kapasitas tenaga teknis pengelola keuangan

daerah.

Page 15: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   15 

2. Kebijakan affirmative gender yang telah mendapatkan porsi dalam proses

pembangunan di propinsi Papua perlu terus dikawal agar peningkatan

kualitas dari proses tersebut dapat membuahkan hasil maksimal seiring

dengan berjalannya waktu dan tuntutan jaman.

3. Perhatian terhadap peningkatan dan pengembangan sumber daya

manusia Papua perlu ditangani secara mendasar dan komprehensiv

melalui sebuah konsep yang dapat mensinergikan antara system

pendidikan modern dan kondisi obyektif daerah (budaya lokal).

4. Indeks IPM Papua memperlihatkan kecenderungan peningkatan , namun

lambat kemajuannya. Oleh karena itu perlu ada kebijakan dibidang

pendidikan dan kesehatan yang sinergis dan terintegrasi sehingga dapat

memperbaiki kualitas hidup rakyat di Papua , terutama penduduk asli

Papua.

C. AGENDA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

1. Indikator

Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat di propinsi Papua

menggunakan beberapa indikator acuan yaitu : Pendidikan, Pengelolaan

Sumberdaya Alam meliputi (sektor : Pertanian, Kehutanan dan Kelautan),

Infrastruktur, Ekonomi Makro, Nilai Investasi, Kesehatan dan Keluarga

Berencana.

2. Analisis Pencapaian Indikator

a. Pendidikan

Untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu negara atau wilayah dapat

dilakukan diantaranya menampilkan angka partisipasi masyarakat yang

mengenyam pendidikan pada berbagai jenjang. Untuk mengetahui tingkat

perkembangan pendidikan masyarakat di Papua dapat disajikan pada grafik

bawah ini :

Page 16: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   16 

Partisipasi Pendidikan Masyarakat

Tingkat partisipasi pendidikan masyarakat diindikasikan masing-masing :

Angka Partisipasi Murni tingkat SD, Angka Partisipasi Kasar tingkat SD, rata-

rata nilai akhir tingkat SMP, rata-rata nilai akhir tingkat menengah, angka

putus sekolah tingkat SD, angka putus sekolah tingkat SMP dan angka putus

sekolah tingkat menengah.

Data pada grafik diatas tentang tingkat partisipasi masyarakat di dalam

pendidikan memperlihatkan perkembangan yang fluktuatif. Beberapa

indikator output pendidikan memperlihatkan trend positive peningkatannya ,

namun ada sebagian indikator output lainnya memperlihatkan trend negative

dalam artian terjadi penurunan.

Angka partisipasi murni tingkat sekolah dasar cenderung meningkat pada tiga

tahun terakhir atau dari tahun 2007-2009 yakni sebesar empat percent dari

80,92 - 84,90%. Kondisi ini berbeda dengan angka partisipasi kasar murid SD

pada periode waktu yang sama, dimana nilai partisipasi menurun dari 101, 01

menjadi 97,83%.

Angka kelulusan dari 3,94 melonjak 2 kali lipat menjadi 6,03 untuk angka

kelulusan nilai akhir sekolah menengah tingkat pertama selama dua tahun

berturut-turut pada tahun 2007 dan 2008. Peningkatan angka kelulusan

tersebut setelah dikonfrontir dengan beberapa guru yang terlibat di tingkat

SMU mengindikasikan bahwa hasil lulusan tersebut tidak murni hasil kerja

keras para murid tetapi sebenarnya tingkat kelulusan Ujian Akhir Nasional

dipengaruhi oleh intervensi kebijakan terselubung dari instansi tehnis ke

sekolah-sekolah untuk membantu kelulusan para siswa.

Page 17: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   17 

Kebijakan penanganan angka melek huruf tidak mengalami perubahan

signifikan. Antara tahun 2004 hingga 2007 angka perkembangan melek huruf

tetap berada pada angka 74 %. Sedangkan di tahun 2008-2009 sedikit

mengalami peningkatan yaitu 75%. Perhatian pemerintah daerah terhadap

masalah angka melek huruf ini masih terasa kurang mendapat perhatian yang

memadai.

Peningkatan kesejahteraan dan tuntutan terhadap kualifikasi pendidikan para

guru dalam meningkatkan kualitasnya terus mendapat pemerintah. Hal

tersebut tercermin dari angka kelayakan guru di tingkat SMP yang cukup baik

dari tahun 2008-2009 meningkat secara baik hingga mencapai 91,28%.

Berbagai kebijakan dan program telah dilakukan secara intensive dan serius

oleh pemerintah daerah melalui instansi tehnis terkait, bahkan alokasi

anggaran pembangunan melalui sector pendidikan memperoleh porsi terbesar

dibandingkan dengan sector-sektor prioritas lainnya sepert : kesehatan,

ekonomi kerakyatan dan infrastruktur dasar.

Memperhatikan grafik diatas nampak pengelolaan pendidikan cenderung

fluktuativ dan hanya menekankan output serta dari pengelolaan menonjolkan

aspek kuantitativ dari pada proses kualitatif , maka bisa dipastikan bahwa

perkembangan penyelenggaraan pendidikan di propinsi Papua relative lambat

kemajuannya. Ada sejumlah faktor yang berpengaruhi terhadap lambatnya

perkembangan pengelolaan pendidikan di Papua, yakni : Kebijakan dan

strategi pengelolaan pendidikan masih menggunakan pola yang sama dari

waku ke waktu, porsi pengelolaan kebijakan pada level pendidikan menengah

dan tinggi lebih besar dibandingkan dengan pendidikan dasar. Selain itu

manfaat pengelolaan kebijakan pendidikan cukup terasa di wilayah perkotaan

dibandingkan dengan wilayah pinggiran dan kampung-kampung, dan masalah

klasik dari waktu ke waktu yaitu tingkat kesejahteraan termasuk minimnya

ketersediaan sarana dan prasarana.

b. Kesehatan

Pengukuran tentang tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari

indikator kesehatan masyakat pada suatu daerah. Sektor Kesehatan

merupakan salah satu leading sector di era otonomi Khusus Papua saat ini.

Berikut tampilan grafik tentang perkembangan pembangunan bidang

kesehatan selama periode tahun 2004-2009, sebagai berikut :

Page 18: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   18 

Grafik diatas tentang indikator output dari sector kesehatan menunjukan trend

fluktuativ yang menurun pada dua tahun terakhir 2008-2009. Angka gizi buruk

dan kurang cenderung menurun. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa

pemerintah daerah member perhatian besar melalui berbagai kebijakan

untuk menekan angka gizi buruk dan kurang , dan telah memberikan hasil

positive.

Sedangkan tingkat kematian mengalami penurunan terutama pada tahun

2008-2009, namun penurunan angka tersebut relative masih lambat karena

angka kematian bayi masih cukup tinggi yaitu mencapai hampir 70% dalam

tahun 2008-2009. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya

nampak jelas bahwa belum memperlihatkan perubahan signifikan terhadap

penurunan tingkat angka kematian bayi di Papua. Kondisi ini perlu menjadi

perhatian pemerintah daerah agar dapat mengevaluasi kebijakan dan

program yang dilaksanakan selama ini dan merumuskan ulang disesuaikan

disesuaikan dengan kondisi saat ini dan sumber daya yang tersedia.

Tingka harapan hidup penduduk di Papua selama lima tahun terakhir

mengalami perubahan walaupun tingkat perubahannya relative kecil dan

lambat. Secara keseluruhan menunjukan hasil positi karena tingkat harapan

hidup penduduk di Papua yaitu mencapai usia 70 tahun. Artinya bahwa

peningkatan t ersebut seiring dengan ada kemajuan di bidang kesehatan dan

diikuti juga dengan pelayanan kesehatan semakin menjangkau masyarakat.

Page 19: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   19 

Kebijakan lain yang menonjol di bidang kesehatan yaitu pemberian kartu

gratis bagi masyarakat miskin.

Bila dicermati secara kritis tentang pelayanan kesehatan dapat dikatakan

bahwa pelayanan kesehatan di wilayah perkotaan semakin baik karena

didukung dengan kebijakan dan keterjangkuan pelayanan serta ketersediaan

tenaga medis dan sarana kesehatan. Sedangkan di wilayah pinggiran dan

pedalaman belum optimal pelayanan kesehatan sehingga belum berdampak

terhadap tingkat kualitas kehidupan masyarakat.

sejumlah hambatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan di wilayah

pinggiran yang belum maksimal yakni antara kebijakan dan implementasi

belum dapat berjalan maksimal disebabkan oleh diantaranya ; birokrasi

pelayanan yang cukup panjang, terbatasnya tenaga medis pada level

kampung dan kondisi geografis dengan tingkat kesulitan yang khas pada

setiap wilayah serta terbatasnya prasarana dan sarana kesehatan.

c. Keluarga Berencana

Program keluarga berencana merupakan program nasional dengan tujuan

utama menekan laju pertumbuhan penduduk dan menciptakan keluarga

sejahtera. Program Keluarga Berencana di Propinsi papua selama lima tahun

penyelenggaraan pemerintahan disajikan pada grafik dibawah ini :

Page 20: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   20 

Penggunaan alat kontrasepsi bagi setiap keluarga di Papua cukup tinggi antar

tahun 2008 hingga tahun 2009. Meningkatnya penggunaan alat kontrasepsi

tersebut dari 47 % hingga 50 % berdampak pula bagi laju pertumbuhan

penduduk di Papua. Tingkat pertumbuhan dapat diturunkan dari 2,03%

hingga 1,99 %. Walaupun tingkat presentasi pertumbuhan tidak cukup besar,

namun penggunaan alat kontrasepsi dianggap cukup berhasil di dalam

membantu menurunkan laju pertumbuhan penduduk. Apabila laju ini dapat

ditekan, maka akan berdampak positif bagi keluarga terutama dapat

mengurangi beban ekonomi keluarga.

Penggunaan alat kontrapsi berhasil dilaksanakan hanya bagi pasangan yang

menggunakan alat kontrasepsi, namun secara keseluruhan pada umumnya

penduduk di Papua tidak menggunakan alat kontrasepsi. Ada sejumlah

alasan yaitu masyarakat belum merasa penting dengan program Keluarga

Berncana, perspektif social budaya masyarakat Papua yang melihat program

Keluarga Berencana bagi kehidupannya. Tingkatan kepadatan penduduk

relative rendah sehingga kondisi ini belum menjadi problem pembangunan

dan juga jumlah penduduk dibandingkan dengan luas wilayah.

d. Pertanian, Kehutanan dan Kelautan

Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyakat, dapat diprotet melalui

beberapa sektor , seperti ; pertanian, kehutanan dan kelautan. Sektor ini

masih menjadi andalan utama penduduk asli papua menggantungkan

kehidupannya dari ketersediaan sumberdaya alam yang melimpah. Untuk

mengetahui kontribusu sector-sektor ini terhadap pembangunan dapat

disajikan pada tabel berikut ini :

Page 21: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   21 

Keterlibatan masyarakat di sektor pertanian cukup positive. Partisipasi ini

terlihat mengalami peningkatan signifikan dalam 2 (dua) tahun terakhir dari

nilai 6,16 menjadi 6,67 M. Tingkat partisipasi masyarakat mengelolah hasil

pertanian dianggap mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Namun seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat di sektor pertanian

tanpa disadari turut berdampak signifikan terhadap peningkatan jumlah

presentase areal lahan kritis. Pembabatan hutan dan pembukaan lahan baru

untuk kepentingan aktivitas pertanian terus meningkat belakangan ini tanpa

disadari mulai merusak ecosystem hutan dan akan dampak terhadap

pengrusakan hutan ke depan. Pada periode waktu tahun 2008-2009

presentase lahan kritis meningkat tajam dari 0,12 -0,22 %. Pemanfaatan

lahan untuk berbagai kebutuhan pembangunan berpengaruh secara signifikan

terhadap meningkatnya jumlah persentase areal lahan kritis.

Disamping itu , tindak pidana terhadap kegiatan perikanan mengalami

peningkatan selama dua tahun yaitu tahun 2008-2009. Peningkatan

persentase kejahatan perikanan disebabkan oleh beberapa kelompok

masyarakat dengan cara menggunakan bahan peledak guna menangkap

ikan (destructive fishing). Kegiatan ini tentu saja dapat menghancurkan

potensi sumberdaya ikan yang ada selama ini. Mengingat kebutuhan ikan dari

waktu ke waktu terus meningkat, menyebabkan masyarakat melakukan cara-

cara tidak terpuji dalam menangkap ikan. Masyarakat tidak menyadari

bahwa cara-cara salah tersebut telah melanggar hukum karena telah

merusak sumberdaya alam dan pesisir laut. Tertangkapnya beberapa kapal

Page 22: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   22 

asing di wilayah perairan laut Papua menjadi indikasi bahwa perlu dilakukan

tindakan pengamanan perairan laut wilayah Indonesia dari ancaman

pencurian sumberdaya perikanan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

dua modus utama tindak pidana kelautan yaitu illegal fishing dan destructive

fishing yang tentu saja dapat mengganggu ekosistem laut.

e. Infrastruktur

Dukungan infrastruktur terutama perhubungan darat sangat diperlukan agar

dapat mendukung pelaksanaan pembangunan wilayah secara utuh sehingga

dapat memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Gambaran pembangunan infrastruktur perhubungan darat di Propinsi Papua

selama periode lima tahun disajikan pada grafik berikut ini :

Dukungan infrastruktur jalan darat yang menjadi focus perhatian analisis yaitu

jalan nasional dan jalan provinsi. Kondisi jalan nasional yang tergolong baik

selama tahun 2008-2009 menghalami penurunan sekitar 5,73-3,73%.

Penurunan tersebut dimaksudkan yaitu kondisi jalan tersebut mengalami

kerusakan dan belum mendapatkan perhatian dalam hal perawatan dan

pemeliharaan. Jalan Nasional mengalami penurunan kondisi baik jalan

Page 23: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   23 

tersebut. Jalan nasional dalam kondisi sedang berkisar antara 41,10 -

11,10% untuk tahun 2008-2009. Sementara kondisi jalan nasional yang

berada dalam keadaan rusak selama dua tahun terakhir 2008 - 2009 berkisar

antara 53,17 – 54,23 %. Meningkatnya jumlah jalan nasional yang rusak

disinyalir disebabkan oleh keterbatasan anggaran pembangunan untuk

membiaya kegiatan pemeliharan dan perbaikan. Jalan nasional yang rusak

perlu mendapat perhatian yang serius dalam upaya perbaikan jalan tersebut.

Disamping itu pula, terdapat jalan-jalan provinsi. Persentase jalan provinsi

yang tergolong baik berkisar 38,45-38,76% pada tahun 2008-2009. Prasana

jalan darat tersebut Nampak cukup terawat baik. Jalan provinsi yang berada

dalam kondisi sedang dan rusak mencapai 24 % dan lebih dari 50%. Oleh

sebabnya presentase jalan rusak baik jalan nasional dan provinsi perlu untuk

diperbaiki dalam rangka memberikan pelayanan yang baik bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat di daerah. Rusaknya infrastruktur jalan darat yang

ada dapat berpengaruh langsung kepada alur distribusi barang dan jasa , dan

tentunya saja akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi bagi daerah

tersebut dan wilayah sekitarnya. Permasalahan dasar yang menyebabkan

infrastruktur jalan darat dari waktu ke waktu tidak mengalami peningkatan

signifikan sebenarnya lebih disebabkan oleh lemahnya komitmen pemerintah

dalam memperhatikan pembangunan infrastruktur dasar di propinsi Papua.

f. Ekonomi Makro

Indikator ekonomi makro yang sering digunakan dalam menganalisa

pertumbuhan ekonomi secara aggregate suatu daerah adalah PDRB (Produk

Domeistik Regional Bruto). PDRB pada prinsipnya adalah total output yang

diproduksi oleh propinsi ataupun kabupaten. Gambar berikut memperlihatkan

kondisi perekonomian Provinsi Papua.

Page 24: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   24 

Produk Domestk Regional Bruto Provinsi Papua berfluktuasi dari tahun 2004-

2009, dan terjadi peningkatan -1,49 hingga 15,49 untuk tahun 2008-2009. Bila

dicermati perkembangan pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir

yakni; pada tahun 2004 terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi Provinsi

Papua mencapai minus 22%, namun pada tahun 2005 pertumbuhan ekonomi

Provinsi Papua mencapai skitar 35%.

Jika melihat share total PDRB, dari tahun 2004-2009 terlihat bahwa sektor

manufaktur memiliki peran yang sangat signifikan dalam perekonomian

Provinsi Papua, hal ini disebabkan karena kontribusi perusahaan PT Freeport

Indonesia. Sehingga dapat dikatakan bahwa secara langsung pertumbuhan

perekonomian Provinsi Papua dipengaruhi oleh perekonomian global. Jika

melihat presentase manufaktur terhadp total PDRB berfluktuasi. Hal ini terjadi

karena bervariasinya harga komoditas tembaga di dunia internasional.

Seperti terlihat pada grafik diatas harga tembaga di dunia internasional

mengalami peningkatan di tahun 2005, sehingga hal ini mendongkrak

perekonomian Provinsi Papua, namun pada tahun 2008, harga tembaganya

mengalami penurunan. Sebenarnya voulme produksi tembaga hampir sama

untuk tahun 2005 dan 2008, namun harga tembaga berbeda berakibat pada

turunnnya pendapatan PT Freeport Indonesia.

Perkembangan pendapatan per kapita Provisi Papua mengalami

kecenderungan yang meningkat. Pada tahun 2004 pendapatan perkaipta

Page 25: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   25 

penduduk di Provinsi Papua bekisar 11 jutaan rupiah, meningkat menjadi 20

juta pada tahuna 2005. Namun untuk tahun 2005-2006, pendapatan

perkapita Provisi Papua mengalami stagnasi pada posisi 20 juta rupiah per

tahun. Hal ini disebabkan karena kontribusi sektor pertambangan.

Sebenarnya volume produksi sektor pertambangan khususnya tembaga yang

diolah dari PT Freeport meningkat, namun harga tembaga dipasar

internasional rendah sehingga berpengaruh terhadap menurunnya

pendapatan per kapita. Disisi lain, meningkatnya harga tembaga berakibat

meningkatnya pendaptan per kapita pada tahun 2006 sampai dengan 2008.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi papua

sangat tinggi dipengaruhi oleh kontribusi sector migas melalui PT Freeport

sebagai penyumbang PDRB terbesar yaitu 68 % (Papua dalam angka, 2008).

Artinya bahwa hasil PT Freeport dibawa keluar dan selanjutnya dikonversikan

kedalam bentuk bagi hasil antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah

yang dituangkan kedalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Implikasinya yakni ketergantungan pemerintah daerah semakin tinggi pada

subsidi pemerintah seperti DAU, DAK, Dana OTSUS, hibah dan lain-lain.

Ketergantungan tersebut hanya melestarikan mentalitas peramu yang masih

dominan subsisten dari pada ekonomi produktif.

Perkembangan inflasi di Provinsi Papua berfluktuasi dalam kurun waktu

2004-2009. Pada tahun 2004, inflasi Provinsi Papua dibawah 10%, namun

pada tahun 2005 inflasi mencapai 14%. Peningkatan laju inflasi di Provinsi

Papua dipicu oleh terjadi kenaikan di sektor pendidikan dan juga kelompok

makanan jadi dan rokok. Namun untuk tahun 2006-2007, perkembangan laju

inflasi di Provinsi Papua relatif stabil. Secara keseluruhan , inflasi diatas 10

percent dikategorikan sangat tinggi bila disandingkan dengan rata-rata inflasi

tingkat nasional. Kondisi tersebut telah berlangsung dari waktu ke waktu

terutama dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan hidup penduduk Papua di

produksi dan didatangkan dari luar Papua. Kebutuhan hidup yang bisa

dihasilkan di Papua berasal dari sektor pertanian dan perkebunan yang

sifatnya bahan mentah (raw material) seperti sayur-sayuran atau palawija dan

sumber protein lainnya yang disediakan oleh alam. Dengan demikian , laju

inflasi tersebut tetap berada pada kategori yang relatif tinggi karena berkaitan

dengan biaya produksi, transportasi dan bea masuk pajak, dan lain-lain yang

ditentukan oleh perkembangan ekonomi makro secara nasional.

Page 26: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   26 

g. Investasi

Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu daerah tentu saja

harus memperhatikan kegiatan investasi di daerah tersebut. Peningkatan nilai

investasi memberi gambaran tentang kesejahteraan suatu wilayah atau

daerah. Berikut tampilan grafik tentang perkembangan investasi di Papua

selama periode waktu 2004-2009:

Keadaan investasi di Provinsi Papua seperti pada Gambar diatas bervariasi.

Realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) tahun 2004 mencapai

sekitar 2.000 miliar, meningkat mejadi 3.000 miliar pada tahun 2005. Namun

sejak dari tahun 2005-2007, nilai realisasi PMDN mengalami penurunan

sebesar 1.500 miliar. Menurunya nilai realisasi PMDN disebabkan karena

faktor ketidakjelasan kepemilikhan hak tanah dan birokrasi perijinan yang

masih berbelit-belit. Seperti diketahui di Provisisi Papua, dalam mengurus

kepemilikan tanah harus memiliki persetujuan dari dua lembaga. Yang

pertama dari Departement Pertanahan yang mengeluarkan sertifikat tanah.

Dan yang kedua, harus ada pelepasan tanah dari adat dalam bentuk surat

pelepasan. Kenyataannya investor mengalami kesulitan dalam memperoleh

surat pelepasan hak tanah karena sering terjadi konflik diantara suku-suku

yang memiliki hak ulayat tanah tersebut. Surat ijin investasi antara

pemerintah pusat dan daerah dan antara pemerintah propinsi dan kabupaten

masih menjadi hambatan tersendiri.

Page 27: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   27 

Nilai rencana persetujuan investasi menurun sangat nyata antar tahun 2004

hingga tahun 2009 dari 5.45 M hingga 0,41M. Namun penurunan rencana

investasi tidak sejalan dengan nilai realisasi investasi PMDN yang meningkat

sangat signifikan pada tahun 2008 – 2009 atau berkisar dari 10,18 M hingga

mencapai 380,73 M. Peningkatan nilai ini memberi dampak pada rencana

serapan tenaga kerja yang cukup tinggi bagi masyarakat, dimana mengalami

peningkatan nilai sebesar 2 kali lipat dari $ 89 hingga mencapai $ 196.

Kondisi ini memberi gambaran tentang modal yang di investasikan dalam

bentuk serapan tenaga kerja mampu mendorong tingkat kesejahteraan

masyarakat lebih baik pada dua tahun terakhir. Namun realisasi di dalam

penyerapan tenaga kerja mengalami penurunan yang cukup besar dari dua

tahun terakhir. Penurunan nilai resapan tenaga kerja dari sekitar $ 25

menjadi $ 15.

Kondisi ini dapat memberi dampak secara tidak langsung bagi penyerapan

tenaga kerja. Namun penurunan nilai tersebut tidak terlalu berdampak

langsung bagi penurunan nilai investasi di Provinsi Papua. Kebijakan

keberpihakan pemerintah daerah kepada masyarakat lewat kesempatan

berusaha termasuk kemudahaan bantuan kredit lunak. Kebijakan tersebut

tentu saja diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Perhatian juga diberikan pada sektor informal dan peningkatan

kualifikasi tenaga kerja sehingga diharapkan para pelaku usaha atau calon

pelaku usaha dapat membuka usaha sendiri. Kebijakan strategis tersebut

dilakukan dengan tujuan utamanya adalah agar dapat menggerakan kegiatan

perekonomian daerah. Sehingga ketergantungan masyarakat terhadap

perusahaan asing dan atau bekerja sebagai karyawan asing bisa bergeser

kepada pengelolaan usaha mandiri. Kebijakan pemerintah daerah yang pro

ekonomi kerakyatan diharapkan dapat mendorong peningkatan

kesejahteraan masyarakat tentu saja akan berdampak terhadap

pertumbuhan ekonomi di daerah.

Secara umum perkembangan nilai realisasi investasi penanaman modal di

Provisi Papua dalam kurun waktu 2004-2008 tidak banyak mengalami

perubahan. Terjadi penuruanan invesati PMA dari tahun dari tahun 2005

sampai dengan 2006 dan penurunan tersebut disebabkan karena terjadi

penurunan harga tembaga di pasar internasional sehingga ini berpengaruh

Page 28: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   28 

terhadap penerimaan investasi PMA. Selain PMA di sektor migas , nilai

persetujuan PMA di sektor perkebunan mengalami peningkatan di era

otonomi khusus Papua saat ini, hanya saja realisasi tidak berjalan optimal

disebabkan oleh berbagai hambatan seperti birokrasi perijinan yang masih

panjang antara pemerintah pusat dan daerah, hak ulayat, stabilitas politik di

daerah serta etos kerja pembangunan sehingga menimbulkan ekonomi

biaya tinggi.

h. Kesejahteraan Sosial

Tingkat kesejahteraan rakyat diukur dari presentase penduduk miskin dan

tingkat pengagguran terbuka. Berikut disajikan dapat diuraikan pada grafik

berikut ini:

Presentase penduduk miskin pada 2 (dua) tahun terakhir atau pada periode

tahun 2008-2009 tidak banyak menampilkan perubahan yang cukup berarti.

Hal ini dapat dilihat dari angka presentase penduduk miskin berkisar pada

37,08% dan 37,52%. Dari jumlah tersebut, terdapat 70 % penduduk miskin

berada di kampung-kampung.

Berbagai kebijakan penanggulangan kemiskinan telah dilakukan oleh

pemerintah, namun belum mampu mengurangi atau menekan angka

Page 29: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   29 

kemiskinan, bahkan ketergantungan masyarakat semakin tinggi kepada

pemerintah seperti; Program Bantuan Langsung Tunai (BLT), jarring

pengaman social, dan lain-lain. Kebijakan penanggulangan kemiskinan yang

dilakukan masih bersifat simbolik dan karikatif tetapi tidak bersifat edukatif

(BLT, jaringan pengaman social, dll) Orientasi masyarakat ke PNS masih

cukup tinggi, partisipasi masyarakat ke sekor swasta rendah karena

dipengaruhi oleh etos kerja pembangunan belum relevan dengan tuntutan

dunia kerja (mentalitas peramu). Selain itu, tingkat pendidikan masyarakat

relatif rendah.

Selama empat tahun terakhir ini, pemerintah daerah melaksanakan program

strategis dalam rangka mengurangi tingkat kemiskinan di kampung-kampung

dengan kebijakan Respek (Rencana Strategi Pembangunan Kampung).

Pemerintah Daerah Propinsi menyediakan jumlah dana sebesar Rp. 100 juta

tiap kampung untuk mendukung pelaksanaan kebijakan Respek tersebut.

Program Respek tersebut disinergikan dengan program PNPM Mandiri pada

tahun 2008 dengan tujuan yang sama yaitu penanggulangan kemiskinan.

Oleh karena iu masih relative dini kalau pemerintah daerah mengklaim

keberhasilan program Respek tersebut telah menekan jumlah kelompok

miskin. Alasannya bahwa jumlah uang yang telah banyak beredar di

kampung-kampung selama empat tahun terakhir tidak dengan sendirinya

telah mengurangi kelompok masyarakat miskin. Pertanyaannya jumlah dana

tersebut dipergunakan untuk kebutuhan apa saja di kampung-kampung ? .

Apabila kebanyakan dari dana tersebut hanya dipergunakan untuk

kepentingan produktiv , maka hasilnya paling cepat terasa lima tahun berjalan,

tetapi sebaliknya bila jumlah uang yang besar dipergunakan untuk

kepentingan konsumtiv atau semata-mata pembangunan fisik, maka

sebenarnya belum memberikan jaminan bahwa kelompok warga miskin telah

dibantu untuk keluar dari belenggu kemiskinan. Ada kemungkinan masyarakat

miskin tidak mampu membebaskan dirinya dari belenggu kemiskinan karena

warga miskin terjebak oleh kebijakan yang membelenggu mereka sendiri

untuk tetap bergantung kepada pihak pemberi bantuan (pemerintah). Oleh

karena itu, program Respek dan PNPM Mandiri masih perlu dievaluasi tingkat

keberhasilan dengan durasi waktu paling lambat lima tahun pelaksanaan

program tersebut. Program Respek memiliki nilai positive karena program

tersebut sangat membantu penduduk miskin untuk terlibat memecahkan

Page 30: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   30 

problem hidupnya sendiri dan menata kehidupannya yang lebih baik ke

depan.

Tingkat pengangguran terbuka dari waktu ke waku terus meningkat secara

signifikan. Kebanyakan dari para penganggur adalah lulusan-lulusan

perguruan tinggi dari luar Papua dan dari dalam Papua, dan lulusan SMU

yang tidak sempat melanjutkan studi pada jenjang perguruan tinggi karena

berbagai alasan. Selain itu, migran dari luar papua yang melihat peluang

otonomi khusus Papua dan pemekaran wilayah. Kelompok migran bervariasi

latar belakangnya seperti para kalangan terdidik (lulusan perguruan tinggi),

lulsan SLTA dan kalangan kurang terdidik seperti tenaga kerja kasar, dan lain-

lain.

3. Rekomendasi Kebijakan

Beberapa rekomendasi dikemukakan berikut ini sebagai acuan guna

meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat, meliputi :

a. Kebijakan pengelolaan pendidikan sebaiknya fokus perhatian porsinya

lebih besar pada level pendidikan dasar dan locusnya diarahkan ke

wilayah-wilayah pinggiran dan kampung-kampung. Selain itu, metode dan

pola pendekatan penerapannya juga harus berbeda antara wilayah

perkotaan dan pinggiran dan atau kampung-kampung. Memadukan dan

mensinergikan system pendidikan modern dan kondisi obyektif daerah

(budaya local) sudah saatnya perlu ada langkah-langkah konkrit guna

mempersiapkan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas ke

depan.

b. Kebijakan pembangunan di bidang kesehatan tidak sekedar memberikan

pelayanan kesehatan kepada penduduk miskin atau penderita, tetapi perlu

ada keterlibatan sektor-sektor lain seperti pekerjaan umum, perhubungan

dan intansi tehnis lainnya. Tujuannya agar pelayanan kesehatan baik dari

aspek kebijakan maupun implementasi menyangkut pelayan kesehatan

dasar hingga kesejahteraan para medis benar-benar mendapat perhatian

sehingga pembangunan kesehatan dapat berjalan optimal.

c. Program penyuluhan secara intensive kepada para nelayan dan

masyarakat umum agar menggunakan cara-cara baik dan benar dalam

menangkap ikan terutama sesuai dengan lokal wisdom agar tidak

merusak ekosistem perairan dan kepentingan generasi selanjutnya.

Page 31: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   31 

d. Perlu adanya komitmen yang tinggi dan konsisten dari pemerintah pusat

secepatnya membangun infrastruktur dasar yang menghubungkan antara

kabupaten di propinsi Papua termasuk propinsi Papua Barat agar dapat

mengurangi ekonomi biaya tinggi yang selama ini diterima apanya sebagai

fakta pembangunan.

e. Kebijakan tentang kredit mikro bagi pengusaha kecil perlu diikuti dengan

pendampingin secara intensive dan perlu melibatkan pihak swasta

membantu pemerintah daerah membimbing dan membina

pengusaha-pengusaha lokal agar terjadi transfer knowledge dan skill

sesuai tuntutan perkembangan saat ini.

f. Menyediakan fasilitas dan pengadaan formasi tenaga kesehatan agar

pelayanan kesehatan bisa lebih merata dan menjangkau kampung-

kampung. Selain itu , perlu merekrut tenaga-tenaga penyuluh lapangan

agar dapat melakukan proses pendampingan dan penyuluhan bagi setiap

keluarga tentang gizi dan permasalahannya sehingga pada akhirnya

mereka mampu menurunkan angka gizi buruk dan kurang pada bayi.

g. Kebijakan penanggulangan seperti Respek dan PNPM Mandiri merupakan

sebuah kebijakan strategis yang perlu dievaluasi untuk menilai tingkat

keberhasilan dan terus diperbaiki dan disempurnakan untuk kepentingan

pembangunan dan masyarakat di Papua melalui pendekatan

pembangunan berbasis kampung serta perlu diikuti juga dengan

dukungan penuh dari seluruh jajaran pemerintahan di tingkat Kabupaten.

D. KESIMPULAN

Hasil evaluasi pelaksanaan RPJMN 2004-2009 dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut :

1. Agenda Pembangunan Indonesia yang Aman dan Damai yang diuraikan diatas

memperlihatkan bahwa index kriminal ,kejahatan konvensional dan kasus

transnasional secara umum dapat diselesaikan dengan baik oleh institusi

penegak hukum. Dinamika perkembangan pembangunan yang dipengaruhi oleh

adanya keterbukaan wilayah sebagai hasil pemekaran wilayah dan pelaksanaan

Otonomi Khusus Papua berdampak terhadap meningkatnya kasus-kasus criminal,

kejahatan konvensional dan transnasional selama tiga tahun terakhir ini. Kasus

pencurian bermotor , women trafficking dan transaksi ganja merupakan kasus-

Page 32: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   32 

kasus kejahatan yang menonjol dan terus meningkat seiring dengan dinamika

pembangunan di daerah.

2. Agenda pembangunan Indonesia yang adil dan demokratis secara umum belum

menunjukkan kinerja yang baik. Jumlah kasus korupsi berhasil ditangani oleh

institusi penegak hukum namun fakta di lapangan bahwa fenomena korupsi

marak terjadi di masyarakat dari pada dugaan korupsi yang dilaporkan kepada

pihak berwajib.

Belum ada peraturan daerah pelayanan satu atap di seluruh Kabupaten di propinsi

Papua. Satu-satunya SKPD yang memiliki pelayanan satu atap yaitu Dinas

Pendapatan Propinsi Papua bekerjasama dengan pihak Kepolisian Daerah Papua

yang dikenal dengan Samsat terkait dengan pengurusan-pengurusan administrasi

kendaraan bermotor dan pajak kendaraan bermotor.

Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah di propinsi Papua belum berada pada

kategori opini pelaporan Wajar Tanpa Pengecualian. Umumnya, kinerja SKPD

masih berada pada kategori opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Indikator demokrasi menunjukkan kinerja positive melalui Gender Development

Index (GDI) dan Gender Empowerment Meassurement (GEM). Pemerintah

Daerah memberikan perhatian sungguh-sungguh kepada pemberdayaan

perempuan dan hal tersebut berpengaruh terhadap tingkat partisipasi perempuan

dalam berbagai aspek kehidupan tidak saja dalam rumah tetapi di luar rumah

sesuai profesinya masing-masing dan jumlah tersebut terus meningkat.

3. Secara umum agenda meningkatkan kesejahteraan rakyat menunjukan kinerja

positive, namun kemajuan yang dicapai relative lambat dan lebih dominan aspek

kuantitativ dari pada aspek kualitativ. Indikator pendidikan dan kesehatan

mengalami perkembangan positiv , namun lambat mencapai kemajuan optimal.

Hal ini disebabkan oleh strategi dan pola pendekatan, orientasi pembangunan

yang masih perkotaan dari pada pedalaman dan kampung - kampung.

Laju pertumbuhan ekonomi relative rendah dan tingkat kontribusi PDRB untuk

pertumbuhan ekonomi di Papua masih dominan dari PT Feeport sebesar 68%

sehingga ketergantungan ekonomi Papua sangat tinggi pada subsidi pemerintah

melalui DAU, DAK, OTSUS dan dana-dana Hibah. Nilai investasi relative rendah

karena berbagai kendala ; birorakrasi perijinan antara pemerintah pusat dan

daerah, permasalahan tanah (hak hulayat),faktor keamana dan etos kerja

pembangunan.

Page 33: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   33 

Infrastruktur jalan darat sebagian besar berada dalam kondisi rusak baik jalan

propins maupun nasional. Kondisi jalan nasional yang dikategorikan berada dalam

kondisi baik hanya mencapai11 percent. Kendala-kendala klasik yakni ; lemahnya

komitmen pemerintah dan keterbatasan anggaran Negara.

Tingkat kebutuhan pembangunan yang terus meningkat menyebabkan

masyarakat melakukan penebangan dan pembabatan hutan untuk kepentingan

pertanian. Aktivitas tersebut tanpa disadari oleh masyarakat dan pemerintah

telah merusak ecosystem hutan dan lingkungan. Kondisi ini sedang terjadi secara

perlahan-lahan namun pasti bahwa hutan sedang di hancurkan dengan alasan

pembangunan dan ekonomi.

Demikian halnya dengan potensi sumber daya laut yang menjadi sumber

kehidupan manusia termasuk penduduk di Propinsi Papua terakit dengan

aktivitas penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak (Destructive

fishing) dan Illegal fishing di perairan Papua terus meningkat dalam tiga tahun

belakangan ini. Keadaan ini tanpa disadari akan merusak ecosystem di perairan

laut.

Persentase penduduk miskin tidak mengalami perubahan selama empat tahun

belakangan ini yaitu masih tetap berada kisaran 37 percent. Berbagai kebijakan

dilakukan oleh pemerintah tetapi belum berdampak signifikan terhadap penurunan

angka kemiskinan. Program Bantuan Langsung Tunai , jaring pengaman social

dan lain-lain merupakan pendekatan yang sifanya karitatif dan simbolik sehingga

tidak mengandung unsur edukasi bagi masyarakat. Justru kondisi yang terjadi

sebaliknya masyarakat sangat tergantung kepada si pemberi bantuan

(pemerintah) .

Kebijakan Respek sebagai kebijakan strategis pemerintah daerah dalam rangka

menanggulangi kemiskinan mengandung filosophis dan semangat

pemberdayaan bagi penduduk miskin yang hidup di kampung-kampung dan

umumnya adalah penduduk asli papua. Hanya saja program tersebut baru

berjalan empat tahun sehingga masih memerlukan waktu lima tahun untuk

mengevaluasi tingkat kemajuan dari keberhasilan dari program tersebut.

Angka pengangguran terus meningkat signifikan dalam tiga tahun terakhir

disebabkan oleh lulusan perguruan tinggi dari dalam dan luar Papua,kaum migrant

dari luar Papua, orientasi pencari kerja lebih kepada PNS, keterbatasan lapangan

kerja di sector public dan sector swasta belum berkembang pesat di propinsi

Papua.

Page 34: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   34 

BAB III

RELEVANSI RPJMN 2010 -2014 DENGAN RPJMD PROPINSI PAPUA

1. Pengantar

Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional

yang dilakukan terencana, intensiv dan berkesinambungan guna mewujudkan

masyarakat adil dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu ada

acuan dasar sebagai pedoman agar dapat melakukan pengkawalan terhadap

proses pembangunan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan.

Kerangka dasar pembangunan nasional selama lima tahun belakangan ini

mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

sebagai dasar untuk mengkawal agenda-agenda prioritas yang harus dicapai

selama satu periode penyelenggaraan pemerintahan. Agenda prioritas nasional

menjadi acuan dasar selanjutnya dijabarkan ke dalam RPJM Daerah dan

disesuaikan dengan kondisi riil dan kebutuhan masing-masing daerah. Tujuan dan

sasaran dari agenda yang ditetapkan dalam RPJMN maupun RPJMD output akhir

dapat dilihat dan dinilai pada akhir periodisasi pemerintahan. Apakah

perkembangan pembangunan selama periode tersebut hasilnya signifikan sesuai

agenda pembangunan atau, sebaliknya keseluruhan proses pelaksanaan agenda

pembangunan menghalami banyak hambatan dan kendala sehingga hasil

akhirnya tidak optimal.

Kemajuan dan keberhasilan pembangunan di daerah menjadi tolok ukur

kemajuan pembangunan nasional. Standart acuan yang digunakan untuk

mengukur kemajuan dan keberhasilan secara normatif adalah relevansi antara

muatan agenda RPJMN dan RPJMD Propinsi. Ada sejumlah faktor yang

berpengaruh signifikan terhadap muatan relevansi RPJMN dengan RPJMD yaitu

kemampuan pemerintah daerah memaknai subtansi materi RPJMN yang

dikonversikan kedalam RPJMD Propinsi, pemahaman terhadap konsep

perencanaan pembangunan nasional dan tehnis penyusunan agenda

perencanaan pembangunan di daerah, komitmen dan konsisten dalam mengkawal

agenda pembangunan nasional yang dilaksanakan di daerah dlam kerangka

acuan RPJMD Propinsi.

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah yang telah berlangsung selama beberapa

tahun ini bertujuan diantaranya ingin mengetahui relevansi antara agenda RPJMN

dan RPJMD Propinsi Papua. Apabila relevansi antara RPJMN dan RPJMD

Page 35: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   35 

memiliki signifikansi positip, maka hasil capaian agenda pembangunan yang

dilaksanakan selama periode lima tahun pemerintahan menjadi gambaran

tentang keberhasilan pembangunan atau, sebaliknya justru berbagai hambatan

dan kendala yang djumpai dalam proses pelaksanaan pembangunan. Agenda

pembangunan boleh saja dianggap relevan dan konsisten dikawal dengan baik ,

namun hasil capainya menjadi berbeda antara nasional dan daerah. Pada level

makro atau nasional agenda pembangunan dianggap berhasil karena didukung

oleh kemajuan daerah-daerah lain, namun pada level daerah itu sendiri , capaian

hasilnya tidak maksimal yang disebabkan oleh berbagai hambatan. Sebaliknya

juga bisa jadi tidak antara agenda RPJMN dan RPJMD sehingga mengukur

kemajuan pembangunan yang disandingkan dengan perkembangan

pembangunan secara nasional menjadi cukup sulit.

Dengan demikian, evaluasi kinerja pembangunan daerah kali ini tentu saja

menggarisbawahi relevansi pengkawalan antara agenda RPJMN dan RPJMD ,

karena relevansi tersebut tentu saja menjadi tolok ukur secara signifikan untuk

menilai keberhasilan pmbangunan pada level normatif. Bab III ini secara khusus

menyajikan materi agenda pembangunan dari kedua dokumen tersebut dan

kemudian memberikan analisis kritis terhadap relevansi pengkawal RPJMN

dengan RPJMD Propinsi Papua. Hasl penilaian tersebut selanjutnya diberikan

usul dan saran dlam bentuk rekomendasi untuk RPJMN dan RPJMD Propinsi

Papua.

Page 36: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 36

Tabel 2. Prioritas dan Program Aksi Pembangunan Nasional

NO RPJMN 2010-2014 RPJMD Provinsi 2006 - 2011

Analisis Kualitatif*) Penjelasan terhadap Analisis Kualitatif

Prioritas Pembangunan Program Aksi Prioritas

Pembangunan Program

1 PRIORITAS 1. REFORMASI DAN TATA KELOLA

MENATA KEMBALI PEMERINTAH DAERAH

Otonomi Daerah; Penataan otonomi daerah melalui

●Penghentian/pembatasan pemekaran wilayah; ● Peningkatan efisiensi

dan efektivitas penggunaan dana perimbangan daerah;

● Penyempurnaan

pelaksanaan pemilihan kepala daerah;

1. Pembenahan sistem Pemerintahan Daerah pada semua jajaran dan tingkatan

1. Restrukturisasi dan debirokratisasi pemerintahan daerah Kegiatan Pokok : a. Analisis kebutuhan b. Penyusunan desain OTK Pemda c. Penetapan Perda tentang struktur organisasi Pemda

2. Penataan organisasi distrik dan kampung Kegiatan Pokok :

a. Sinkronisasi peratutan perundang-undangan tentang organisasi dan manajemen distrik dan Kampung

b. Konsultasi dan kesepa-katan dengan stakeholder c. Penetapan organisasi distrik dan taat kerja pemerintahan

dan kampung

3. Pelaksanaan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik Kegiatan Pokok : a. Peningkatan Partisipasi masyarakat b. Mengarus-utamakan penyelenggaraan pemerintahan

yang baik c. Membangun mekanisme Check and balance

4.1. Penataan manajemen pemerintahan

Kegiatan Pokok : a. Penyusunan standar kinerja b. Monitoring dan evaluasi

4.2 Perbaikan mekanisme dalam pengambilan keputusan

a. Penjaringan asmara b. Konsultasi Publik

- Prioritas daerah yang tidak ada di prioritas nasional

- Implementasi UU No 21/2001 tentang Otonomi Khusus Papua yang belum terinternalisasi secara merata pada jajaran pemerintahan terutama antara pemeritahan propinsi dan Kabupaten menimbulkan penafsiran dan penerapan berbeda-beda sehingga berdampak terhadap belum efektifnya tata kelolah penyelenggaraan dalam kerangka pelaksanaan OTSUS Papua

- Pemahaman good governance yang masih lemah pada seluruh tingkatan pemerintahan dan tidak diimbangi dengan kapasitas dan kompetensi aparatur yang memadai dalam mengisi perubahan system pemerintahan dari system sentralistik kepada sysyem yang desentralistik (otonomi daerah)menyebabkan penyelenggaraan pemerintahan di Papua belum sesuai dengan prinsip-prinsip good governance

Page 37: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 37

2. Operasi

pemberantasan KKN

3. Mendorong

lembaga-lembaga politik (infrasutruktur dan suprastruktur politik) untuk berfungsi sebagai lembaga demokrasi dan membangun budaya politik yang sehat, dewasa dan bermutu.

c. Penetapan standar akuntabilitas

5. Program pengendalian Kegiatan pembangunan Kegiatan Pokok :

a. Kajian Perencanaan Pembangunan b. Pengumpulan data Perencanaan c. Penyusunan basis data perencanaan d. Penyusunan sistem manajemen data dan jaringan

komunikasi data e. Perencanaan dan sinkronisasi program/ kegiatan

pembangunan f. Monitoring dan evaluasi

1. Pemberantasan KKN : Kegiatan Pokok : a. Peningkatan pemahaman penyelenggara pemerintahan 1. Pendayagunaan lembaga –lembaga suprastruktur dan

infrastruktur politik dalam pembinaan demokrasi Kegiatan Pokok : a. Fasilitasi Peningkatan profesionalisme DPRP dan DPRD b. Fasilitasi peningkatan peran partaipolitik

2. Peningkatan kedewasaan berpolitik Kegiatan Pokok : a. Fasilitasi pemahaman nilai-nilai demokrasi b. Pelaksanaan pendidikan politik rakyat c. Fasilitasi Peningkatan partisipasi politik rakyat

Regulasi;

● Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan di tingkat pusat dan daerah peraturan daerah selambat -

1. Implementasi Undang Undang No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus, di Provinsi Papua Secara Menyeluruh,

1. Fasilitasi penyusunan seluruh PP sesuai amanat UU No. 21/2001. Kegiatan pokok : a. Pembentukan Tim. b. Pengajuan usulan draf PP. c. Konsultasi dan Pembahasan draf PP.

2. Fasilitasi penyusunan seluruh Perdasi dan Perdasus sesuai

Prioritas Daerah yang tidak ada di

Prioritas Nasional

Konsekuensi penerapan UU No 21/2001 OTSUS Papua menyebabkan agenda seting penyelenggaraan pemerintahan harus dikerangkakan menurut amanat UU OTSUS yang mana pelaksanaannya harus didukung melalui Peraturan Daerah Khusus Papua. - Penyelenggaraan pemerintahan daerah di propinsi Papua

Page 38: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 38

lambatnya 2011;

Konsisten dan Konsekuen

amanat UU No. 21/2001. Kegiatan pokok : a. Pembentukan Tim. b. Pengajuan usulan draf Perdasi dan Perdasus. c. Konsultasi dan Pembahasan draf Perdasi dan Perdasus

dengan DPRP dan MRP.

3. Sosialisasi UU No. 21/ 2001 ke seluruh lapisan masyarakat dan instansi pemerintah tingkat pusat dan daerah. Kegiatan pokok : a. Pembentukan pusat informasi. b. Seminar/lokakarya c. Penyuluhan d. Publikasi media.

4. Fasilitasi penyusunan draf amandemen UU No. 21/2001.

Kegiatan pokok : a. Pembentukan Tim. b. Pengajuan usulan draf amandemen. c. Konsultasi dan Pembahasan draf amandemen.

5. Fasilitasi, koordinasi dan komunikasi stakeholder dalam penyelesaian masalah pemekaran provinsi IJB sesuai UU No. 21/2001. Kegiatan pokok : a. Menyelenggarakan pertemuan intensif antar stakeholder. b. Pelaksanaan kesepakatan. c. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kesepakatan.

6. Penataan Pemekaran Provinsi Baru

Kegiatan Pokok : a. Sosialisasi UU No. 21 Tahun 2001 dan UU Tentang

Pemerintahan Daerah b. Kajian Pemekaran Provinsi Fasilitasi, Koordinasi dan Komunikasi dengan Stakeholder

dilatari oleh semangat Undang-Undang Otonomi Khusus Papua, oleh sebabnya penerapan kebijakan-kebijakan baru yang bersifat nasional di Papua seperti UU Otonomi Daerah hanya menimbulkan beragam tafsir dan penerapan yang berbeda-beda di jajaran pemerintahan terutama antara Propinsi dan Kabupaten

Ada program pemekaran wilayah namun kerangka acuan pemekaran harus mengacu kepada UU OTSUS 2001.

Sinergi Antara Pusat dan Daerah;

Page 39: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 39

NO RPJMN 2010-2014 RPJMD Provinsi 2006 - 2011

Analisis Kualitatif*) Penjelasan terhadap Analisis Kualitatif Prioritas Pembangunan

Program Aksi Prioritas Pembangunan Program

● Penetapan dan penerapan sistem Indikator Kinerja Utama Pelayanan Publik yang selaras antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah ;

MENATA KEMBALI PEMERINTAH DAERAH

Pembenahan sistem Pemerintahan Daerah pada semua jajaran dan tingkatan

1.Restrukturisasi dan debirokratisasi pemerintahan daerah Kegiatan Pokok : a. Analisis kebutuhan b. Penyusunan desain OTK Pemda c. Penetapan Perda tentang struktur organisasi

Pemda 2. Pelaksanaan prinsip-prinsip tata kepemerintahan

yang baik Kegiatan Pokok : a. Peningkatan Partisipasi masyarakat b. Mengarus-utamakan penyelenggaraan

pemerin-tahan yang baik c. Membangun mekanisme Check and balance 3. Penataan manajemen pemerintahan

Kegiatan Pokok : c. Penyusunan standar kinerja d. Monitoring dan evaluasi

3. Perbaikan mekanisme dalam pengambilan keputusan a. Penjaringan asmara b. Konsultasi Publik c. Penetapan standar akuntabilitas

Ada program Daerah yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Perubahan system penyelenggaraan pemeintahan secara signifikan pasca runtuhnya orde baru memerlukan penataan penyelenggaraan pemerintahan pada tingkat nasional dan daerah secara bersama-sama.

Pemberlakukan UU 21/2001 tentang OTSUS PAPUA perlu adanya pembenahan penyelengaraan system pemerintahan yang merujuk kepada UU 21/20021 tersebut, tetapi tdk mengorbankan prinsip-prinsip good governance dalam system pemerintaan modern.

Penegakan Hukum;

MEMBANGUN TANAH PAPUA YANG AMAN DAN DAMAI 1. Optimalnya keterlibatan masyarakat dalam menjaga keamanan secara swadaya dan swakarsa

1. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka Penanganan

Keamanan Kegiatan : a. Pembentukan PAM Swakarsa b. Pembinaan siskamling c. Pembinaan Kamtibmas

2. Pendayagunaan instansi terkait dalam rangka Penanganan Keamanan Kegiatan : a. Peningkatan koordinasi antar instansi terkait dalam

Penanganan Keamanan b. Peningkatan kapasitas aparat penegak hukum c. Peningkatan ketersediaan prasarana dan sarana

Ada program daerah yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Untuk menciptakan stabilitas politik terutama saat awal reformasi bergulir.

Penegakan hukum dilakukan ketika hukum belum berpihak secara adil kepada kaum yang lemah dan tak berdaya.

Hukum adat dan hukum positiv belum bersinergy dalam konteks penegakan hukum. Hal tersebut disebabkan oleh pengetahuan dan kesadaran hukum masyarakat relatif kurang.

Kondisi-kondisi lokal berkenaan dengan law enforcement yang masih lemah seperti ; pelanggaran HAM, Korupsi, dan praktek hukum adat dan hukum positip yang belum saling

Page 40: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 40

2. Terciptanya sistem keamanan dan ketertiban yang memadai dalam menanggulangi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan kejahatan trans-nasional terhadap eksistensi keamanan daerah 3. Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap sistem hukum nasional 4. Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap hukum adat 5.Meningkatnya disiplin dan ketaatan masyarakat terhadap hukum

kamtibmas 1. Pembinaan wawasan kebangsaan Kegiatan : a. Pendidikan Bela Negara b. Pembinaan terhadap para pelintas batas Pendidikan kewaspadaan nasional 2. Pengembangan strategi penanganan ATHG terpadu terhadap kejahatan trans-nasional Kegiatan : a. Penyediaan rambu-rambu batas wilayah di perbatasan b. Penetapan tapal batas zona internasional antar negara Penyediaan prasarana dan sarana pengamanan wilayah 1. Sosialisasi tentang hukum dan per-undangan bagi masyarakat dan aparat pemerintah

Kegiatan : a. Penyuluhan kesadaran hukum

b.Bintek bidang hukum 1. Pemberdayaan lembaga adat

Kegiatan : a. Mendukung penyediaan prasarana dan sarana

penunjang pelaksanaan tugas lembaga adat b. Fasilitasi pembentukan lembaga peradilan adat c. Sosialisasi lembaga peradilan adat

d. Evaluasi Kegiatan pemberdayaan lembaga adat 2.Penyelarasan aspek-aspek hukum formal dan hukum adat

Kegiatan : a. Pengkajian wilayah hukum adat b. Sosialisasi hukum adat

c. Evaluasi pelaksanaan hukum adat 1.Pembinaan disiplin dan ketaatan masyarakat terhadap hukum

Kegiatan : a. Penyuluhan hukum b. Penerapan disiplin masyarakat untuk taat hukum

c. Pemberian sanksi yang tegas 1. Penyelesaian kasus pelanggaran HAM

Kegiatan : a. Peningkatan peran Komnas HAM Papua

mengisi dan melengkapi.

Page 41: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 41

- Peningkatan

integrasi dan integrasi penerapan dan penegakan hukum oleh seluruh lembaga dan aparat hukum ;

6.Terwujudnya penyelesaian kasus pelanggaran HAM di Papua secara tuntas dan menyeluruh 7.Terwujudnya penghargaan terhadap hak-hak khusus penduduk asli yang tinggi 8.Terwujudnya tata hubungan antar masyarakat tanpa diskriminasi 9.Terwujudnya kapasitas aparat penegak hukum yang profesional, jujur, dan berwibawa 10.Terwujudnya penyelesaian konflik sosial kemasyarakatan secara damai berdasarkan prinsip kesetaraan Terwujudnya penyelesaian konflik politik 11.Menurunnya penyandang masalah kesejahteraan sosial

b. Fasilitasi Penyelesaian kasus pelanggaran HAM 1. Perlindungan hak-hak khusus penduduk asli Kegiatan : a. Pengarus-utamaan hak-hak khusus penduduk asli

dalam pembangunan b. Sosialisasi hak-hak khusus penduduk asli Evaluasi pelaksanaan pembangunan yang memperhatikan hak-hak khusus penduduk asli 1.Pembinaan kerukunan hidup masyarakat Kegiatan : d. Sosialisasi persamaan hak dan kewajiban di depan

hukum Fasilitas pertemuan antar paguyuban 1.Pemberantasan mafia peradilan Kegiatan :

a. Perbaikan sistem rekruitmen penegak hukum b. Pemberian insentif yang memadai c. Penyediaan prasarana dan sarana penunjang

pelaksanaan tugas d. Pemberian sanksi yang tegas terhadap penegak

hukum e. Peningkatan kualitas profesi hukum 1.Penanggulangan konflik horizontal Kegiatan : a. Fasilitasi penyelesaian konflik b. Pencegahan konflik sosial c. Pembinaan kerukunan hidup masyarakat 2.Pembinaan lembaga-lembaga politik untuk penyelesaian konflik politik Kegiatan : a. Fasilitasi penyelesaian konflik politik b.Pencegahan konflik politik 1.Program Pembinaan kesejahteraan sosial Kegiatan pokok : a.Penyuluhan masalah-masalah sosial b.Rehabilitasi penyandang masalah kesejahteraan sosial c.Penyediaan sarana prasarana pendukung pelayanan sosial 1.Program Pembinaan Kepahlawanan Kegiatan pokok :

Page 42: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 42

12.Pemberian penghargaan terhadap para pejuang Pepera dan pembebasan Irian Barat asal Papua

a.Pemberian penghargaan kepada para pejuang dan veteran b.Pemugaran taman makan pahlawan c.Penyelenggaraan hari-hari besar kepahlawanan

Bekerja sama dengan para penegak hukum untuk membina kesadaran hukum masyarakat untuk hidup tertib, teratur, disiplin dan taat kepada hukum.

1.Pemberdayaan masyarakat dalam rangka Penanganan Keamanan

Kegiatan : a.Pembentukan PAM Swakarsa b.Pembinaan siskamling c.Pembinaan Kamtibmas

2.Pendayagunaan instansi terkait dalam rangka Penanganan Keamanan

Kegiatan : a.Peningkatan koordinasi antar instansi terkait dalam

Penanganan Keamanan b.Peningkatan kapasitas aparat penegak hukum

c.Peningkatan ketersediaan prasarana dan sarana kamtibmas

Data Kependudukan;

● Penetapan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan pengembangan Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan (SIAK) dengan aplikasi pertama pada kartu tanda penduduk selambat-lambatnya pada 2011.

Tertatanya sistem administrasi kependudukan

Terkendalinya migrasi masuk dari luar Papua

1. Penataan sistem administrasi kependudukan: Kegiatan Pokok: a.Inventarisasi penduduk b.Pembuatan SIAP c.Mekanisme administrasi kependudukan 1.Pengendalian migrasi masuk dari luar Papua Kegiatan Pokok: a.Regulasi tentang pengendalian migrasi masuk dari luar

Papua. b.Penataan dan penertiban migrasi masuk dari luar Papua

Ada program daerah yang mendukung prioritas/program nasional

Lemahnya system pengelolaan administrasi kependudukan menyebabkan pemerintah masih menghalami kesulitan merumuskan kebijakan yang tepat tentang pembangunan manusia. Penerapan OTSUS Papua dengan tujuan

utamanya meningkatkan kesejahteraan penduduk asli menyusul meningkatnya jumlah anggaran berimplikasi terhadap masuknya jumlah migrant yang tak terkendali ke Papua berdampak terhadap semakin terbatasnya peluang berusaha dan berkembang bagi penduduk asli papua

Page 43: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 43

2. PRIORITAS 2. PENDIDIKAN

● Peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan dasar.

1. Meningkatnya jumlah dan mutu pendidikan anak usia dini

2. Meningkatnya taraf

pendidikan penduduk Papua yang ditunjukkan oleh : a. APM SD 95%,

SLTP 56% dan SLTA 45%

b. Meningkatnya APK SD menjadi 110%, SLTP 89% dan SLTA 55%.

c. Angka putus sekolah pada semua jenjang pendidikan menurun. Pada tingkat SD menjadi 2,5%, SLTP 2% dan SLTA 1,5%.

3. Adil dan meratanya

layanan pendidikan antara perkotaan dan pedesaan pada semua jenis dan jenjang pendidikan

1.Program Pendidikan Anak Usia Dini Kegiatan pokok : a.Penyediaan sarana prasarana pendidikan b.Penyediaan tenaga pendidik c.Peningkatan kualitas tenaga pendidik d.Sosialisasi program PAUD

1.Program Pendidikan Dasar 9 tahun. Kegiatan Pokok : a.Penyediaan sarana prasarana pendidikan. b.Peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan c.Penguatan pendidikan di Kampung e.Peningkatan kesejahteraan guru d.Pemerataan guru e.Pengangkatan guru f.Penyediaan guru g.Pemberian Subsidi SPP h.Rotasi guru i.Sekolah berasrama j.Pembukaan SD Semi Asrama k.Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan di Kampung SD Kecil l.Meningkatnya jumlah lembaga-lembaga penyelenggara PAUD (TPA, TK, Sekolah Minggu dan sejenisnya

m.Membangun sekolah unggulan di setiap kabupaten/kota n.Membangun sentra-sentra pendidikan

1. Program pendidikan menengah umum dan kejuruan. Kegiatan Pokok : a. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang

berkualitas b. Peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan

kemampuan guru dan tenaga kependidikan c. Penyediaan bantuan biaya pendidikan bagi murid

asli Papua d. Penyediaan media pengajaran dan teknologi

pendidikan

Ada Program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Tingkat kualitas sumber daya manusia pada level nasional dan di propinsi Papua relativ masih sangat rendah.

Pendidikan ditempatkan sebagai salah satu sektor prioritas berkenaan dengan pelaksanaan Otonomi Khusus Papua, dan bahkan dalam Undang-Undang tersebut diamanatkan bahwa dana OTSUS untuk sektor pendidikan dialokasikan sebesar 20 % dan disusul dengan sektor kesehatan sebesar 15 %. Pemerintah menyadari bahwa rendahnya kaulitas sumber daya manusia menyebabkan proses pembangunan belum bisa memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Berbagai program kegiatan di sektor pendidikan dilaksanaan oleh pemerintah propinsi Papua untuk menjawab kebutuhan pendidikan dari berbagai komponen seperti ; isi, tehnis, pendukung dan manusia sebagai subyek dan obyektif dari proses pendidikan tersebut.

Page 44: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 44

6.Meningkatnya jumlah dan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan 7.Adil dan meratanya layanan pendidikan antara perkotaan dan pedesaan pada semua jenis dan jenjang pendidikan

9.Tertuntasnya penduduk penyandang buta aksara

e. Pembinaan minat, bakat, dan kreativitas peserta didik

Kerjasama dengan lembaga pendidikan baik dalam maupun

1.Program Pemenuhan kebutuhan dan peningkatan mutu tenaga pendidik

Kegiatan Pokok adalah : a.Rekruitmen guru sesuai bidang studi yang dibutuhkan b.Penempatan guru secara merata c.Mengikuti pendidikan D4 dan S1 dengan biaya pemerintah d.Memberikan pelatihan teknis (akademik) Pedagogik, dan Profesionalisme e.Pelatihan kepala sekolah tentang manajemen berbasis sekolah f.Peningkatan supervisi manajemen sekolah dan proses belajar mengajar di sekolah g.Rekruitmen pengawas sekolah oleh kabupaten/kota h.Penyediaan dana supervisi sekolah oleh kabupaten/kota

1.Program Pemenuhan kebutuhan dan peningkatan mutu tenaga kependidikan Kegiatan Pokok adalah :

a.Rekruitmen tenaga kependidikan sesuai kebutuhan Pelatihan pengelolaan administrasi sekolah

1.Program pemberantasan buta aksara

Kegiatan pokok adalah : a.Penguatan satuan-satuan pendidikan non formal yang meliputi lembaga kursus, kelompok belajar, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan satuan pendidikan yang sejenis b.Pengendalian dan pembinaan lembaga-lembaga pendidikan non fomal oleh Pemilik Dikmas

1.Program peningkatan layanan perpustakaan

Kegiatan pokok adalah : a.Penyediaan sarana prasarana perpustakaan umum, sekolah dan perguruan tinggi. b.Penyediaan bahan bacaan perpustakaan

Page 45: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 45

10.Meningkatnya minat baca masyarakat 11.Optimalnya peran pemuda dalam pembangunan 12.Meningkatnya prestasi olahraga

c.Penyediaan dan peningkatan mutu pustakawan d.Sosialisasi minat baca e.Peningkatan jaringan kerjasama perpustakaan f.Peningkatan koleksi deposit g.Hunting koleksi tentang Papua

1.Program pembinaan dan pengembangan generasi muda Kegiatan pokok adalah : a.Pelatihan kepemimpinan pemuda b.Fasilitasi kegiatan organisasi kepemudaan c.Pertukaran pemuda antar provinsi dan negara d.Peningkatan kewirausahaan pemuda e.Pembinaan kepramukaan f.Pembinaan karangtaruna

1.Program pembinaan olahraga : Kegiatan pokok adalah : a.Penjaringan bakat dan minat b.Pembinaan atlit c.Penyediaan sarana prasarana olahraga d.Penyediaan dan pembinaan pelatih e.Pemasyarakatan olahraga

Page 46: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 46

NO RPJMN 2010-2014 RPJMD Provinsi 2006 - 2011

Analisis Kualitatif*) Penjelasan terhadap Analisis Kualitatif

Prioritas Pembangunan Program Aksi Prioritas

Pembangunan Program

● APM pendidikan setingkat SMP ● Angka Partisipasi Kasar (APK)

pendidikan setingkat SMA ● Pemantapan/rasionalisasi

implementasi BOS, ● Penurunan harga buku standar di

tingkat sekolah dasar dan menengah sebesar 30-50% selambatlambatnya 2012 dan

● Penyediaan sambungan internet ber-content pendidikan ke sekolah tingkat menengah selambat -lambatnya 2012 dan terus diperluas ke tingkat sekolah dasar;

Akses Pendidikan Tinggi;

● Peningkatan APK pendidikan tinggi

Meningkatkan kesempatan belajar ke perguruan tinggi yang bermutu melalui kerjasama dan pemberian beasiswa Meningkatkan kualitas perguruan tinggi melalui dukungan peningkatan mutu dosen dan sarana prasarana pendidikan tinggi

Program Fasilitasi Pendidikan Tinggi Kegiatan Pokok Pendidikan Tinggi : 1.Mendukung peningkatan mutu Dosen yang berkualitas 2.Kerjasama dengan perguruan tinggi dalam dan luar negeri untuk mengembangkan SDM Papua 3.Bantuan pemberian beasiswa 4.Dukungan penyediaan prasarana dan sarana pendidikan tinggi

Ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Jumlah dan kualitas lulusan pendidikan tinggi masih relatif terbatas di Papua , sedangkan tantangan pembangunan yang semakin berat di era informasi dan tehnologi sangat membutuhkan kualitas SDM yang memiliki kapasitas yang andal dan berketrampilan tinggi serta didukung dengan moral yang baik.

Metodologi;

Page 47: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 47

NO RPJMN 2010-2014 RPJMD Provinsi 2006 - 2011

Analisis Kualitatif*) Penjelasan terhadap Analisis Kualitatif

Prioritas Pembangunan Program Aksi Prioritas

Pembangunan Program

● Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test),

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional.

Pengelolaan kebijakan pendidikan di Papua masih pada penataan infrastruktur dasar pendidikan baik fisik maupun non fisik termasuk pemetaan pola pendidikan di kota dan daerah terpencil.

Penerapan metodologi pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan saat ini untuk Papua akan dilaksanakan apabila penataan infrastruktur telah tertata dengan baik.

Pengelolaan;

● Pemberdayaan peran kepala sekolah sebagai manajer sistem pendidikan yang unggul,

● Revitalisasi peran pengawas sekolah sebagai entitas quality assurance,

● Mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran, dan Dewan Pendidikan di tingkat Kabupaten

Meningkatkan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah

Program Pengembangan manajemen berbasis sekolah

Kegiatan Pokok adalah : 1) Pelatihan Kepala

Sekolah tentang manajamen berbasis sekolah

2) Penyediaan sarana prasarana pendukung pelaksanaan manajemen berbasis sekolah

3) Peningkatan supervisi dalam pelaksanaan manajamen berbasis sekolah

Ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Arah kebijakan dan program kegiatan saling mendukung karena tuntutan perkembangan kebutuhan saat ini.

Adanya perubahan kebijakan dan regulasi yang berkenaan dengan sistem penyelengaraan pemerintahan dan semangat demokratisasi di seluruh aspek kehidupan.

Kurikulum;

● Penataan ulang kurikulum sekolah

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Kebijakan dan program penyelenggaraan pendidikan masih fokus pada pembangunan infrastruktur pendidikan baik fisik maupun non fisik yang menyangkut dengan wajib belajar, bantuan pendidikan, pemetaan pola pendidikan antar kota dan pedalaman

Kualitas;

Page 48: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 48

NO RPJMN 2010-2014 RPJMD Provinsi 2006 - 2011

Analisis Kualitatif*) Penjelasan terhadap Analisis Kualitatif

Prioritas Pembangunan Program Aksi Prioritas

Pembangunan Program

● Peningkatan kualitas guru,

pengelolaan dan layanan sekolah

Meningkatkan Mutu dan Layanan Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan.

Program pendidikan menengah umum dan kejuruan. Kegiatan Pokok :

a.Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas b.Peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kemampuan guru dan tenaga kependidikan c.Penyediaan bantuan biaya pendidikan bagi murid asli Papua d.Penyediaan media pengajaran dan teknologi pendidikan e.Pembinaan minat, bakat, dan kreativitas peserta didik f.Kerjasama dengan lembaga pendidikan baik dalam maupun luar negeri untuk pengembangan SDM

Ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Pemerintah Propinsi Papua menyadari bahwa poses pembangunan di Papua berjalan lambat tercermin dari potret keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan disebabkan oleh faktror utama adalah rendahnya kualitas sumber daya Manusia. Oleh karena itu pendidikan menjadi prioritas utama di era otonomi Khusus Papua. Guru adalah komponen utama dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

3 PRIORITAS 3 : KESEHATAN

Kesehatan Masyarakat;

● Pelaksanaan Program Kesehatan Preventif Terpadu

1. Meningkatnya umur harapan hidup menjadi 70,6 tahun

2. Menurunnya angka

kematian ibu melahirkan hingga 275/100.000 KLH.

3. Menurunnya angka

kematian bayi hingga 26/1000 KLH.

4. Meningkatnya

jangkauan dan pelayanan

1. Program peningkatan jangkauan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Kegiatan Pokok : a.Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana prasarana puskesmas dan jaringannya, termasuk puskesmas keliling. b.Peningkatan frekuensi kegiatan pelayanan puskesmas keliling baik yang berkedudukan di Puskesmas maupun Team Mobile kabupaten c.Pengadaan peralatan dan logistik kesehatan terutama obat-obatan sesuai kebutuhan serta peningkatan

Ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Pelayanan kesehatan masih merupakan sektor prioritas pembangunan di Papua. Tingkat harapan hidup yang masih relati rendah, angka kematian ibu melahirkan dan kematian bayi masih sangat tinggi, prevalensi gizi buruk maish tinggi, pola hidup sehat masyarakat masih rendah. Kondisi tersebut sebagai cermin dari masih buruknya pembangunan di bidang kesehatan dan tentu saja berdampak terhadap rendahnya kualitas hidup penduduk di Papua terutama penduduk asli Papua. Pada tingkat nasional, bidang kesehatan masih menjadi salah satu problem mendasar bangsa

Page 49: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 49

kesehatan masyarakat secara merata sampai di kampung-kampung terpencil

4. Menurunnya angka

penderita ISPA sampai 2,46%, malaria 40/1000 pddk, CFR Diare urang dari 1%, angka kesembuhan TB Paru 85%, Penderita HIV-AIDS (ODHA) mendapat ARV 100%

5.Menurunnya prevalensi gizi kurang dan buruk pada Balita sampai 15%. 6.Meningkatnya cakupan pelayanan Bumil (K4) sampai 80%. Meningkatnya pelayanan persalinan oleh Nakes 75%

manajemen logistik, peralatan dan obat-obatan pada jenjang GF Kabupaten sampai dengan Puskesmas d.Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan pengobatan dasar.

e.Jaminan sosial kesehatan bagi penduduk asli Papua.

f.Peningkatan biaya operasional Puskesmas, Pustu, Polindes dan pos kesehatan kampung, termasuk biaya distribusi obat dari Puskesmas ke Jajarannya. g.Penyediaan air bersih skala kecil di Kampung

1 .Program promosi makanan dan gizi sehat bagi masyarakat kampung

Kegiatan pokok : a.Promosi keanekaragaman konsumsi

makanan yang mencakup dalam jumlah dan gizi

b.Peningkatan survailans gizi buruk c.Penigkatan penanganan kasus gizi buruk d.Peningkatan dan penyediaan PMT Anak sekolah f.Peningkatan penyediaan Micronutrient

1. Program peningkatan kesehatan perorangan.

Kegiatan Pokok : a.Pembangunan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit daerah b.Pengadaan peralatan dan logistik rumah sakit c.Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan

dalam upaya peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia

Page 50: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 50

2. Program pencegahan dan pemberantasan penyakit.

Kegiatan Pokok : a.Pencegahan dan penanggulangan wabah penyakit b.Peningkatan Imunisasi c.Peningkatan Survailans Epidemiologi d.Peningkatan peran masyarakat dalam pencegahan penyakit menular yang berbasis masyarakat e.Peningkatan upaya perbaikan lingkungan permukiman

3.Program peningkatan tenaga medis dan paramedis.

Kegiatan Pokok : a. Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga medis dan paramedis. b.Penyediaan insentif dan fasilitas kerja,

perumahan untuk tenaga medis dan paramedis khususnya yang melayani

masyarakat di daerah terpencil KB;

● Peningkatan kualitas dan

jangkauan layanan KB melalui 23.500 klinik pemerintah dan swasta selama 2010-2014;

Meningkatnya kualitas hidup keluarga

Pengembangan keluarga berencana Kegiatan Pokok : 1) Pembinaan keluarga berkualitas 2) Pembinaan pasangan usia subur

Ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Kebijakan dan Program KB sejak pelaksanaan otonomi daerah hingga saat ini relatif kurang menonjol aktivitasnya dan bahkan dampaknya terhadap peningkatan kualitas hidup keluarga belum nampak signifikan karena dipengaruhi oleh faktor sosial budaya dan sosial ekonomi masyarakat serta lemahnya dukungan political will pemerintah daerah.

Obat;

● Pemberlakuan Daftar Obat Esensial Nasional sebagai dasar pengadaan obat di seluruh Indonesia dan pembatasan harga obat generik bermerek pada 2010;

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Program aksi ini belum di agendakan di dalam RPJMD Propinsi Papua. Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin terutama penduduk asli Papua sebagai kebijakan affirmatif dalam kerangka pelaksanaan otonomi khusus Papua.

Asuransi Kesehatan Nasional:

Page 51: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 51

NO RPJMN 2010-2014 RPJMD Provinsi 2006 - 2011

Analisis Kualitatif*) Penjelasan terhadap Analisis Kualitatif

Prioritas Pembangunan Program Aksi Prioritas

Pembangunan Program

● Penerapan Asuransi Kesehatan Nasional untuk seluruh keluarga miskin dengan cakupan 100% pada 2011 dan diperluas secara bertahap untuk keluarga Indonesia lainnya antara 2012-2014;

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Program aksi ini belum diagendakan didalam RPJMD Propinsi Papua, karena merupakan program aksi yang diagendakan dalam RPJMN 2010 - 2014. Penerapan kebijkan khusus melalui program ASKES untuk keluarga miskin telah berlangsung selama beberapa tahun belakangan dalam semangat pelaksanaan otonomi khusus Papua yang khusus diprioritaskan kepada penduduk asli Papua.

4 PRIORITAS 4 :

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Bantuan Sosial Terpadu:;

● Integrasi program perlindungan sosial berbasis keluarga yang mencakup program Bantuan Langsung Tunai

● Bantuan pangan, jaminan sosial bidang kesehatan, beasiswa bagi anak keluarga berpendapatan rendah, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan Parenting Education mulai 2010 dan program keluarga harapan diperluas menjadi program nasional mulai 2011—2012;

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Kebijakan penanggulangan kemiskinan di Papua ditangani melalui kebijakan yang sifatnya nasional seperti Bantuan Langsung Tunai yang belum memberikan dampak secara signifikan terhadap penanggulangan kemiskinan. Kebijakan penanggulangan kemiskinan yang bersifat lokal diformulasikan kedalam kebijakan RESPEK (Rencana Strategi Pembangunan Kampung). Kebijakan Bantuan Pendidikan bagi keluarga miskin telah dilakukan oleh pemerintah propinsi dan kabupaten sejak implementasi otonomi Khusus hingga saat ini , walaupun dalam dokumen RPJMD Propinsi Papua tidak dicantukam program Beasiswa untuk anak keluarga miskin.

Page 52: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 52

NO RPJMN 2010-2014 RPJMD Provinsi 2006 - 2011

Analisis Kualitatif*) Penjelasan terhadap Analisis Kualitatif Prioritas Pembangunan

Program Aksi Prioritas Pembangunan Program

PNPM Mandiri: Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Program PNPM Mandiri merupakan sebuah kebijakan penanggulan kemiskinan yang baru dilaksanakan pada tahun 2008 di propinsi Papua dan program tersebut diintegrasikan bersama program RESPEK pada tahun 2009.

Agenda Pembangunan yang tertuang didalam RPJMD Propinsi Papua sudah berjalan sejak tahun 2006.

● Penambahan

anggaran PNPM Mandiri

Kredit Usaha Rakyat (KUR):

● Pelaksanaan penyempurnaan mekanisme penyaluran KUR mulai 2010 dan perluasan cakupan KUR mulai 2011;

Mengembangan manajemen usaha PKM melalui (1) pengembangan small business incubators (2) mengembangkan kerjasama pembinaan dengan lembaga-lembaga lokal seperti KADIN dan lembaga manajemen perguruan tinggi, (3) mengembangkan dan memperluas jaminan perkreditan UKM, (4) mengembangkan kemitraan usaha antara UKM dengan PMA dan PMDN, (5) memfasilitasi kegiatan promosi produk UKM di luar Papua dan luar Negeri, (6) pengembangan kemitraan dengan lembaga donor untuk fasilitasi perencanaan, pendanaan dan monitoringb serta evaluasi (MONEV)

Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan kegiatan pokok (1) Pengembangan Small Business Incubator (2) Pengembangan dan perluasan Penjaminan Kredit UKM, (3) Pembantuan promosi produk UKM, (4) Pengembangan Kemitraan Usaha (5) Pengembangan kerjasama pembinaan UKM (6) pengembangan kemitraan dengan lembaga donor luar negeri.

Ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Agenda priortas nasional yang relevan dengan agenda pembangunan di Propinsi Papua yaitu Pengembangn Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Pelaksanaannya belum efektiv karena lembaga penyedia modal atau penyalur kredit membuat regulasi yang rekatif berat dan mentalitas konsumtif masyaraka yang masih dominan menjadi faktor penghambat utama. Lemahnya Advokasi, pendampingan dan keterbukaan informasi

dan akses yang terbatas turut mempengaruhi gerak langkah kegiatan pengembangan UKM di propinsi Papua.

Page 53: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 53

Tim Penanggulangan Kemiskinan:

● Revitalisasi Komite Nasional Penanggulangan Kemiskinan di bawah koordinasi Wakil Presiden

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

da pembangunan daerah tidak memprogramkan secara khusus dan tegas tentang penanggulangan kemiskinan.

5

PRIORITAS 5 : PROGRAM AKSI DIBIDANG PANGAN

Lahan, Pengembangan Kawasan dan Tata Ruang Pertanian:

● Penataan regulasi untuk menjamin kepastian hukum atas lahan pertanian,

● Pengembangan areal pertanian baru seluas 2 juta hektar, penertiban serta

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Penataan regulasi menjadi kewenangan dan tanggungjawab pemerintah pusat

Page 54: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 54

NO RPJMN 2010-2014 RPJMD Provinsi 2006 - 2011

Analisis Kualitatif*) Penjelasan terhadap Analisis Kualitatif Prioritas Pembangunan Program Aksi Prioritas

Pembangunan Program

optimalisasi penggunaan lahan terlantar;

Infrastruktur:

● Pembangunan dan pemeliharaan sarana transportasi dan angkutan, pengairan, jaringan listrik, serta teknologi komunikasi dan sistem informasi nasional yang melayani daerah-daerah sentra produksi pertanian demi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi serta kemampuan pemasarannya;

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Agenda pembangunan infrastruktur pertanian antar daerah merupakan tanggungjawab pemerintah pusat .

Pemetaan dan inventarisasi perkembangan kemajuan sentra-sentra produksi di daerah Papua penting bagi penyusunan program kegiatan yang diagendakan dalam RPJMD 2011-2015.

Penelitian dan Pengembangan:

● Peningkatan upaya penelitian dan pengembangan bidang pertanian yang mampu menciptakan benih unggul dan hasil peneilitian lainnya menuju kualitas dan produktivitas hasil pertanian nasional yang tinggi;

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Agenda tersebut merupakan tangungjawab pemerintah Papua yang diformulasikan ke dalam kebijakan nasional yang harus dilaksanakan di daerah.

Investasi, Pembiayaan, dan Subsidi:

Page 55: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 55

NO RPJMN 2010-2014 RPJMD Provinsi 2006 - 2011 Analisis Kualitatif*) Penjelasan terhadap Analisis Kualitatif

Prioritas Pembangunan

Program Aksi Prioritas Pembangunan Program

● Dorongan untuk investasi pangan, pertanian, dan industri perdesaan berbasis produk lokal oleh pelaku usaha dan pemerintah, penyediaan pembiayaan yang terjangkau.

ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Mainstream agenda pembangunan daerah masih fokus kepada pengembangan sumber daya manusia melalui berbagai aktivitas, infrastruktur dasar pembangunan, tata kelolah pemerintahan dan stabilitas politik.

sumber daya alam hanya bisa diwacanakan sebagai bagian potensi daerah untuk kepentingan kesejahteraan rakyat di Papua tetapi belum bisa dikelolah karena keterbatasan sumber manusia baik kualitas maupun kuantitas.

Pangan dan Gizi:

● Peningkatan kualitas gizi dan

keanekaragaman pangan melalui peningkatan pola pangan harapan;

Mendukung tersedianya makanan dan gizi yang mencakup bagi masyarakat kampung

Program promosi makanan dan gizi sehat bagi masyarakat kampung Kegiatan pokok : 1) Promosi keanekaragaman

konsumsi makanan yang mencakup dalam jumlah dan gizi

2) Peningkatan survailans gizi buruk

3) Penigkatan penanganan kasus gizi buruk

4) Peningkatan dan penyediaan PMT Anak sekolah

5) Peningkatan penyediaan Micronutrient

Ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Upaya peningkatan gizi sasarannya adalah masyarakat kampung melalui program RESPEK. Pemerintah menyadari bahwa gizi buruk masih mewarnai kehidupan masyarakat di kampung-kampung. Oleh karena itu perlu penanganan serius dan intensif tanpa henti agar masih bisa keluar dari lingkaran kemiskinan yang masih membelenggunya.

Adaptasi Perubahan Iklim:

● Pengambilan langkah-langkah kongkrit terkait adaptasi dan antisipasi sistem pangan dan pertanian terhadap perubahan iklim.

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Perubahan iklim global merupakan issu aktual dan terkini yang sejak lima tahun belakangan ini turut berdampak terhadap perubahan iklim di Indonesia. Kondisi tersebut tentu saja berpengaruh terhadap perubahan waktu tanam dan produksi tanaman pertanian dan perkebunan.

Program prioritas RPJMN tersebut tentu saja tidak terdaat didalam RPJMD Propinsi Papua yang masih berjalan hingga 2011.

Page 56: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 56

6

PRIORITAS 6 : INFRASTRUKTUR

Tanah dan tata ruang:

● Konsolidasi kebijakan penanganan dan pemanfaatan tanah untuk kepentingan umum secara menyeluruh di bawah satu atap dan pengelolaan tata ruang secara terpadu;

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

an penataan Tata Ruang wilayah dan pemaanfaatan tanah menjadi kebutuhan yangamat penting dan mendesak mengingat dinamika pembangunan pasca pelaksanaan otonomi daerah yang diikuti dengan kebijakan pemekaran wilayah menyebabkan aktivitas pembangunan seolah-olah tak terkendali tanpa memperhatikan fungsi lahan dan hutan.

Penyusunan RT/RW tiga tahun belakangan ini inntesif dikerjakan oleh pemerintah daerah walaupun belum tuntas secara percen dokumen RT/RW tersebut, hanya saja tidak ada dalam agenda RPJMD Propinsi Papua.

Page 57: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 57

NO RPJMN 2010-2014 RPJMD Provinsi tahun 2006 -2011 Analisis

Kualitatif*) Penjelasan terhadap Analisis Kualitatif

Prioritas Pembangunan Program Aksi Prioritas Pembangunan Program

Perhubungan:

● Pembangunan jaringan prasarana dan penyediaan sarana transportasi antarmoda dan antarpulau yang terintegrasi sesuai dengan Sistem Transportasi Nasional dan Cetak Biru Transportasi Multimoda dan penurunan tingkat kecelakaan transportasi sehingga pada 2014 lebih kecil dari 50% keadaan saat ini;

1.Terhubungnya kota kabupaten, pusat-pusat permukiman masyarakat, kawasan perbatasan, Pulau –pulau terluar, sentra-sentra produksi dan kawasan tumbuh cepat, dengan pendekatan lima HUP bemba-ngunan infrastruktur darat.

2.Terbangunnya sarana dan prasarana pendukung perhubungan darat lintas Wilayah dalam sistem transportasi terpadu.

3.Tersedianya teknologi yang mampu mengatasi pemasalahan topografi

1. Program Penyusunan Rencana Pembangunan infrastruktur Dasar. Kegiatan Pokok : a. Sinkronisasi perencanaan dan penetapan

prioritas dengan Kab./Kota b. Sinkronisasi dan koordinasi penganggaran c. Koordinasi Penetapan pengembangan

jaringan

2. Program Pembangunan Jalan Provinsi dgn target Kegiatan Pokok : a. Ruas Ring Road Jayapura, 100 km b. Ruas Depapre –Taja-Lerah-Tengon 100 km c. Ruas Logpon-Dekai, 17,5 km d. Ruas Dekai – Sumo, 50 km. e. Ruas Waropko -Oksibil 94 km f. Ruas jalan Wamena – Mulia – Sinak, 100 km. g. Ruas Tayeve – Karubaga 100 km. h. Ruas Wardo – Sorondeweri 10 km. i. Ruas Waren-Botawa-Kuweda 60 km. j. Pembangunan jembt. 2.500 m k. Peningkatan jalan provinsi. l. Pemeliharaan jalan provinsi.

1.Program Pembangunan/ Peningkatan jalan Nasional

Kegiatan Pokok : 1. Singkronisasi dan koordinasi dengan

pemerintah pusat untuk pembangunan jalan nasional : a. Jayapura – Wamena, 250 km

Ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Wilayah pulau Papua yang sangat luas dengan karakteristik geografy dan topografy yang memiliki ciri kas antar wilayah menjadi kendala utama pembangunan infrastruktur perhubungan darat selama ini.. Wilayah yang demikian luas tidak di dukung dengan jumlah penduduk yang relatif kecil dan penyebaran penduduk antar wilayah tidak merata menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap lambatnya percepatan pembangunan infrastrur perhubungan darat. Keterbatasan biaya dan poltical will pemerintah yang lemah terhadap upaya percepatan pembangunan wilayah di tanah Papua juga sebagai pemicu lambatnya pembangunan infrastruktur dasar di Papua. Kegiatan prioritas infrastruktur yang diagendakan di RPJMN 2010 -2014 , juga dituangkan didalam RPJMD Papua yang masih tetap akan ditetapkan sebagai kegiatan prioritas bukan sebatas lima tahun pemerintahan tetapi akan terus berlangsung sepanjang 25 tahun atau lebih sepanjang komitmen dan political will pemerintah

Page 58: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 58

4.Tersedianya pendanaan pembangunan secara berkelanjutan (multi years)

b. Ruas Nabire-Enarotali 100 km c. Ruas Merauke – Tanah Merah – Waropkko 100 km. d. Pembangunan jembat Hotekamp 640 m

dan jbt pada ruas jalan Nasional. e. Peningkatan dan pemeliharaan jln

nasional. f. Monitoring dan evaluasi :

1.Program Penanganan jalan kabupaten dan jalan kampung menghubungkan dengan jaringan Transportasi Utama Kegiatan pokok : a. Sinkronisasi dan koordinasi dengan

pemerintah kabupaten untuk pembangunan jalan kabupaten

b. Monitoring dan evaluasi Kegiatan pokok : c. Sinkronisasi dan koordinasi dengan

pemerintah kabupaten untuk pembangunan jalan kabupaten

d. Monitoring dan evaluasi

2.Program Pembangunan Sarana Pendukung perhubungan darat

Kegiatan Pokok : a Terminal antar kota sesuai kebutuhan. b Pagar pengaman jalan. c Lampu pengatur Lalu lintas jalan d Rambu lalu lintas pada Jalan Provinsi dan

Nasional e Pergudangan

3. Program Pengembangan Kerjasama dengan swasta nasinal dan asing Kegiatan Pokok :

a. Mendirikan BUMD untuk bermitra dengan

terhadap papua jelas dan konsisten.

Page 59: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 59

5. Tersedianya sistem pendataan dan rencana induk pengembangan perhubungan laut yang mampu mengakomodasi seluruh kebutuhan pembangunan perhubungan laut 6.ersedianya pelabuhan/ dermaga sesuai dengan ukuran dan kebutuhan armada angkutan laut.

7.Tersedianya armada laut yang sesuai dengan kondisi perairan

8.Tersedian galangan kapal untuk

perawatan dan perbaikan

9. Tersedianya rambu-rambu lalu lintas pelayaran laut untuk memudahkan dan mendukung keselamatan pelayaran.

swasta nasional dan asing b. Menyiapkan dan mengikut-sertakan tenaga

lokal untuk alih teknologi pembangunan infrastruktur perhubungan darat.

4. Program inventarisasi dan Investigasi potensi

sumberdaya alam Kegiatan pokok : a. Pemetaan sumberdaya alam b. Rekapitulasi sumberdaya alam

c. Penetapan strategi pembiayaan.

1.Program Pengembangan sistem pendataan dan sisitem informasi

Kegiatan Pokok : a. Pembuatan sisitem pendataan dan sisitem

informasi b. Perencanaan perhubungan laut c. Monitoring

1.Program Pengembangan Pelabuhan Kegiatan Pokok

a. Meningkatkan fasilitas pelabuhan b. Menetapkan Perdási tentang

Kepelabuhanan 2.Memberikan kemudahan kepada pihak swasta untuk

c. investasi d. Membangunan fasilitas kontener

1 Program Pengembangan armada pelayaran

Keigtan Pokok : a. Pengadaan Kapal-kapal perintis b. Mengembangkan pelayaran rakyat c. Memberikan peluang lepada swasta untuk

penyediaan papal-kapal barang/kontener

1. Program Pengembangan galangan kapal

Page 60: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 60

10. Meningkatnya sarana dan prasarana penerbangan, terutama untuk mendukung keselamatan penerbangan dan kelancaran arus penumpang.

12. Terbukanya jalur-jalur penerbangan internasional yang mampu meningkatkan pengembangan ekonomi secara global.

13. Terbukanya peluang usaha dan

meningkatykan peran swasta dalam pengembangan angkutan udara

Kegiatan Pokok : a. Perencanaan penetapan lokasi galangan kapal b. Membangun galangan kapal

1. Program Pengembangan rambu-rambu lalu lintas laut

Keigatan Pokok : a. Penetapan lokasi pemasangan rambu-

rambu lalu lintas laut b. Pembangunan rambu-rambu lalu lintas laut c. Membangun pos-pos pemantauan

pelayaran d. Membangun sistem informasi peringatan

dini e. Pelatihan tim SAR f. Penempatan tim SAR pada pos-pos

pemantuan pelayaran

1.Program Pembangunan sarana prasarana perhub. Udara meliputi

Kegiatan Pokok : a Bandara Dekaí (ATR) b Bandara Boven Digoel) c Bandara Oksibil (ATR) d Bandara Wagete (ATR) e Bandara Mappi f Mendukung pemb. Bandara Perintis

3. Program Pembanguna /pening. Bandara Udara Kegiatan Pokok : Koordinasai dengan pemerintah pusat untuk pembangunan : a Bandara Sentani b Bandara Merauke c Bandara Sinak d Bandara Nabire e Bandara Wamena f Bandara Biak

Page 61: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 61

14.Terbangunnya depot bahan bakar

1.Program peningkatan sarana prasarana bandara udara Biak dan Timika menjadi Bandara bertaraf internasional. Kegiatan pokok : a.Koordinasi dengan pemerintah pusat untuk pembangunan bandara biak dan timika b.Monitoring dan evaluasi 1.Program pengembangan angkutan udara Kegiatan pokok : a.Penyusunan perdasi/ perdasus tentang pelayanan penerbangan kedaerah terpencil b.Dukungan lepada swasta untuk penerbangan daerah terpencil 1.Program penyediaan prasarana BBM. Kegiatan pokok :

a. Menetapkan regulasi (perdasi/perdasus) untuk menciptakan iklim investasi sektor

b. perhubungan udara dan sektor pembangunan lainnya.

c. Pembangun depat-depot bahan bakar di d. Dekai e. Tanah Merah f. Oksibil g. Wagete. h. Kuweda

Pengendalian banjir:

● Penyelesaian pembangunan prasarana pengendalian banjir

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Untuk mengantisipasi dinamika pembangunan yang tinggi maka konsekuensi pengrusakan lingkungan yang berdampak terhadap banjir perlu disiapkan lebih awal guna beberapa tahun ke depan akan terasa dampaknya

Transportasi perkotaan: ● Perbaikan sistem dan Tidak ada

Page 62: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 62

jaringan transportasi di 4 kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan)

program yang mendukung sepenuhnya

prioritas/program nasional

7

PRIORITAS 7 : IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA

Kepastian hukum:

NO RPJMN 2010-2014 RPJMD Provinsi 2006 - 2011

Analisis Kualitatif*) Penjelasan terhadap Analisis Kualitatif

Prioritas Pembangunan Program Aksi Prioritas Pembangunan Program

● Reformasi regulasi

secara bertahap di tingkat nasional dan daerah

Meningkatkan daya saing Papua dalam menarik penanaman modal melalui : (1) menata ulang perijinan dan birokrasi pelayanan pemerintah kepada investor (2) mengembangkan kerjasama antara pemerintah daerah dengan lembaga adat-lembaga agama dalam penyelesaian masalah tanah dan menjaga keamanan di Papua, (3) promosi investasi melalui lembaga perwakilan pemerintahan asing yang ada di Indonesia, lembaga-lembaga donor luar negeri (4) mengembangkan

Program Peningkatan Daya Saing Investasi di Papua, dengan kegiatan pokok : (1) penataan perijinan dan pelayanan investasi, (2) pengembangan kemitraan Pemda – Investor – Masyarakat Lokal, (3) pengembangan promosi investasi daerah (4) pembentukan dan penyempurnaan aturan penanaman modal (dibawah payung Otsus), dan (5) pengembangan kemitraan dengan lembaga donor luar negeri (6) Monitoring dan Evaluasi (7) Penciptaan iklim investasi yang kondusif

Ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Pelaksanaan Otonomi Daerah dan OTSUS Papua tidak diikuti dengan penataan regulasi seperti perijinan kepada daerah menyebabkan terjadi tarik ulur antara daerah dan pusat dalam hal wilayah kewenangan pemberian ijin bagi investasi di daerah.

Propinsi Papua sebagai sebuah propinsi yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah, namun belum dieksplorasi dan dieksploitasi dengan baik untuk kepentingan kesejahetraan rakyat di Papua. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai handicap seperti ; regulasi, hak ulayat, situasi KAMTIBMAS, etos kerja masyarakat, birokrasi pemerintahan yang bersifat feodalistik yang sarat dengan Korupsi , Kolusi dan Nepotisme.

Page 63: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 63

koordinasi yang optimal dengan pemerintah pusat untuk menjaga kepastian hukum penanaman modal di Papua, (5) menyusun perdasus atau perdasi guna menjaga kemitraan yang baik antara pemerintah daerah, investor dan masyarakat pemilik hak ulayat atas tanah (6) pengembangan kemitraan dengan lembaga donor untuk fasilitasi perencanaan dan monitoring dan evaluasi (MONEV).

Kebijakan ketenagakerjaan:

● Sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha dalam rangka memperluas penciptaan lapangan kerja.

Meningkatkan ketrampilan pencari kerja melalui : (1) pembinaan dan pembantuan bagi lembaga ketrampilan yang dilaksanakan langsung oleh masyarakat / swasta (2) pengembangan kemitraan dengan lembaga donor dalam pembiayaan, (3) peningkatan SDM dan fasilitas lembaga ketrampilan Pemda, (4) pengembangan kemitraan dengan lembaga donor untuk fasilitasi perencanaan, pendanaan dan monitoring dan evaluasi (MONEV) (5). Meningkatkan jumlah fasilitas penunjang pada BLK. (6). Rekrutmen tenaga instruktur yang berpengalaman. (7). Peningkatan pelatihan dan ketrampilan.

Mengembangkan

Ketrampilsan SDM Pencari Kerja dengan kegiatan pokok (1) Perbantuan kepada lembaga ketrampilan swasta / masyarakat (2) pengembangan kemitraan dengan lembaga donor luar negeri, (3) Pengembangan SDM dan fasilitas lembaga kertampilan Pemda. (4) pengembangan kemitraan dengan lembaga donor luar negeri.

1. Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.

2. Perluasan dan pengembangan kesempatan kerja.

3. Perlindungan dan pengembangan lembaga tenaga kerja.

Ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Daya serap tenaga kerja di sektor swasta relativ rendah karena tidak kualified dan kompeten sesuai kebutuhan perusahaan/organisasi. Minat menjadi pegawai Negeri masih sangat dominan sedangkan ketersediaan formasi sangat terbatas. Lulusan perguruan tinggi belum bisa memperlihatkan kemampuan yang memadai dengan dunia kerja menyebabkan tingkat pengangguran terus meningkat.

Page 64: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 64

8 PRIORITAS 8 : ENERGI

Energi alternatif:

● Peningkatan pemanfaatan energi terbarukan termasuk energi alternatif geothermal sehingga mencapai 2.000 MW pada 2012 dan 5.000 MW pada 2014

1 Terlanyaninya .. % rumah tangga di Provinsi Papua akan kebutuhan energi listrik dengan menggunakan sumber pembangkit yang murah

2 Teridentifikasinya

sumberdaya pembangkit listrik yang layak untuk berbagai kawasan dengan kondisi permukiman di Provinsi Papua.

3 Terbangunnya dan tersedianya sumber-sumber energi murah secara

1 Program Pengembangan Energi Bagi Masyarakat Kegiatan Pokok : a Melakukan survei dan

identifikasi terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kondisi permukiman masyarakat b Melakukan survei dan studi

kelayakan terhadap sumber-sumber energi murah yang sesuai dengan kondisi sosial eknomi masyarakat dan kondisi permukimannya Melakukan studi kelayakan pembangunan PLTA skala besar untuk memeuhi kebutuhan c masyarakat dan kebutuhan

pengembangan industri.

Pembangunan PLTM Oksibil, Paniai, Mulia dan Tolikara

1. Program Penyediaan Energi bagi Masyarakat dan Kebutuhan Pembangunan Industri

Kegiatan Pokok : a Pengembangan Energi

terbarukan seperti angin, matahari bagi kebutuhan

Program Daerah yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Infrastruktur social dasar seperti sarana prasarana kelistrikan masih menjadi masalah utama dari waktu ke waktu. Pemadaman listrik bergilir maupun padam secara tiba yang disebabkan oleh kapasitas mesin yang relative terbatas dan tergolong tua merupakan protret kehidupan rutin di Papua pada umumnya terutama di Kabupaten-kebupaten induk. Sarana penerangan listrik di Kabupaten pemekaran hingga saat ini masih terbatas beroperasi dari jam 18.00 sore hingga pk.00 malam hari dan siang hari kantor-kantor masih menggunakan genzet untuk menunjang aktivitas kantor. Pada saat bersamaan kebutuhan infrastruktur dasar terus meningkat oleh aktivitas pembangunan termasuk jumlah penduduk yang terus meningkat sedangkan kebutuhan pemasok tenaga listrik melalui PLN sangat terbatas.

Page 65: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 65

permanen kepada masyarakat hingga ke kampung-kampung.

listrik. b Pengadaan solar cell dan

mikro hydran (PLTA mini) untuk kebutuhan masyarakat di kampung-kampung.

c Melatih tenaga-tenaga teknik yang berasal dari masyarakat setempat untuk pemeliharaan dan perbaikan.

d Pembangunan PLTA skala besar untuk memenuhi kebutuhan pembangunan industri dan energi murah

1. Program Pengembangan Investasi Energi

Kegiatan Pokok : a Membangun BUMD yang

tangguh untuk mengembangkan kegiatan penyediaan energi yang murah

b Mengembangkan regulasi (Perdasi dan Perdasus) untuk menjamin kepastian hukum dan memberikan iklim investasi yang kondusif.

● Hasil ikutan dan turunan minyak bumi/gas:

● Revitalisasi industri pengolah hasil ikutan/turunan minyak bumi dan gas sebagai bahan baku industri tekstil, pupuk dan industri hilir lainnya;

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Agenda relevan penerapan paad wilayah-wilayah yang dominan aktivitas pembangunan dan kemasyarakatan banyak berhubungan dengan dunia industri dan jasa.

Page 66: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 66

● Konversi menuju penggunaan gas:

NO RPJMN 2010-2014 RPJMD Provinsi 2006 - 2011

Analisis Kualitatif*) Penjelasan terhadap Analisis Kualitatif

Prioritas Pembangunan Program Aksi Prioritas

Pembangunan Program

● Perluasan program konversi minyak tanah

ke gas sehingga mencakup 42 juta Kepala Keluarga pada 2010;

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

● Penggunaan gas alam sebagai bahan

bakar angkutan umum perkotaan di Palembang, Surabaya, dan Denpasar.

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Kebijakan tersebut relevan diterapkan di wilayah Barat yang relativ lebih maju dan aktivitas kegiatan pembangunan banyak berhubungan dengan sektor industri dan jasa. Wilayah Timur Indonesia terutama papua masih berkutat dengan kegiatan pembangunan pada level pembangunan infrastruktur dasar. Aktivitas inudustri yang berskala massiv hanya di PT Freeport dan LNG Tangguh di Bintuni – Papua Barat.

9

PRIORITAS 9 : LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN BENCANA

Perubahan iklim:

● Peningkatan keberdayaan pengelolaan lahan gambut,

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Sebagai upaya merespons perubahan iklim global maka pengelolaan lahan Gambut menjadi agenda penting ke depan yang harus dicantumkan didalam pembuatan RPJMD periode lima tahun ke depan.

● Peningkatan hasil rehabilitasi seluas

Page 67: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 67

500,000 ha per tahun,

● Penekanan laju deforestasi secara sungguh-sungguh

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Program tersebut belum diagendakan edalam RPJMD yang berjalan, sementara dalam pelaksanaan program telah berjalan sejak beberapa tahun berakhir. Program tersebut perlu diagendakan didalam penyusunan RPJMD 2012-2016.

Pengendalian Kerusakan Lingkungan:

● Penurunan beban pencemaran lingkungan

melalui pengawasan ketaatan pengendalian

1. Menurunnya kerusakan dan pencamaran lingkungan

2.Terpeliharanya kualitas lingkungan

yang mampu mendukung proses-proses kehidupan

1.Program Peningkatan/pemanfaatan potensi SDA secara lestari Kegiatan pokok : a. Perlindungan dan konservasi SDA b. Rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA c.Pengendalian

pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

d. Peningkatan kualitas dan akses SDA dan lingkungan hidup

e.Pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan hidup di kawasan konservasi laut dan hutan

f.Pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir laut

g.Pengendalian polusi h.Pengendalian

persampahan i.Pengembangan hutan

tanaman j. Menggali nilai-nilai kearifan masyarakat lokal

Program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Wilayah Papua yang diselimuti oleh hutan alami sebagai salah satu paru-paru dunia yang menempati posisi strategis terhadap isu perubahan iklim global sehingga harus diprotek dan dilestarikan.

Kebutuhan pembangunan yang meningkat pasca otonomi daerah dan otonomi khusus papua tuntutan kebutuhan pembangunan tak terhelakan baik kebutuhan pembangunan di wilayah pemekaran, usaha industry perkebunan kelapa sawit, perambahan hutan secara liar termasuk illegal logging yang tak terkendali. Konsekuensi dari tuntutan pembangunan tersebut berdampak terhadap pembabatan areal hutan secara intensif.

Page 68: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 68

NO RPJMN 2010-2014 RPJMD Provinsi 2006 - 2011

Analisis Kualitatif*) Penjelasan terhadap Analisis Kualitatif

Prioritas Pembangunan Program Aksi Prioritas Pembangunan Program

pencemaran air limbah dan emisi di 680

kegiatan industri dan jasa pada 2010 dan terus berlanjut;

Sistem Peringatan Dini:

● Penjaminan berjalannya fungsi Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS) dan Sistem Peringatan Dini Cuaca (MEWS) mulai 2010 dan seterusnya, serta Sistem Peringatan Dini Iklim (CEWS) pada 2013;

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Papua juga masukan dalam kawasan rawan gempa dan tsunami sehingga agenda tersebut menjadi rlevan dan sangat penting untuk diprogramkan kedalam agenda pembangunan nasional selama lima ahun mendatang.

Penanggulangan bencana:

● Peningkatan kemampuan penanggulangan bencana

Tertanganinya masalah-masalah akibat bencana alam dan bencana sosial

Program Penanggulangan Bencana Alam dan Bencana Sosial Kegiatan Pokok : 1) Penyediaan sisten

informais dini penanggulangan bencana

2) Pemetaan daerah-daerah rawan bencana alam dan bencana sosial

3) Sosialisasi sistem informasi bencana dan penanggulangan bencana

4) Penyediaan fasilitas tanggap darurat

• Ada program daerah yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional.

Papua merupakan wilayah yang dikategorikan wilayah bencana terutama gempa , dan belakangan ini bencana banjir sebagai femona terbaru yang disebabkan oleh dampak pembangunan. Selain itu, bencana sosial seperti kelaparan dan penyakit yang kerap dihalami oleh kelompok masyarakat pada beberapa kabupaten di wilayah pegunungan tengah.

10

PRIORITAS 10 : DAERAH TERDEPEN, TERLUAR , TERTINGGAL DAN PASCA KONFLIK

Kebijakan:

Page 69: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 69

● Pelaksanaan kebijakan khusus dalam

bidang infrastruktur dan pendukung kesejahteraan lainnya

Tidak ada program yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional

Pada tahun 2007, Pemerintah mengeluarkan kebijakan INPRES daerah tertinggal khusus di Papua dan Papua Barat tentang percepatan pembangnan infratruktur dasar, namun pada aras implementasi di lapangan tidak berjalan efektiv hingga saat ini.

Keutuhan wilayah:

NO RPJMN 2010-2014 RPJMD Provinsi 2006 - 2011

Analisis Kualitatif*) Penjelasan terhadap Analisis Kualitatif

Prioritas Pembangunan Program Aksi Prioritas Pembangunan Program

● Penyelesaian pemetaan wilayah

perbatasan RI dengan Malaysia,Papua Nugini, Timor Leste, dan Filipina pada 2010;

Tidak ada program daerah yang

mendukung prioritas/program nasional

Mind set pembangunan masih menempatkan kawasan perbatasan sebagai serambi belakang Negara. Selain itu, kawasan perbaasan dianggap sebagai tanggungjawan Negara dalam hal ini urusan pemerintah pusat.

Daerah tertinggal: ● Pengentasan paling lambat 2014.

11

PRIORITAS 11 : KEBUDAYAAN, KREATIFITAS, DAN INOVASI TEKNOLOGI

Perawatan:

● Penetapan dan pembentukan

pengelolaan terpadu untuk pengelolaan cagar budaya,

Tidak ada program daerah yang mendukung prioritas/program nasional

Agenda pembangunan yang perlu mendapatkan perhatian pemerintah karena merupakan asset budaya nasional yang diwarnai oleh keberagaman warna budaya dari

Page 70: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 70

tiap-tiap daerah dengan ciri khasnya masing-masing.

● Revitalisasi museum dan perpustakaan

di seluruh Indonesia ditargetkan sebelum Oktober 2011;

Tidak ada program daerah yang mendukung prioritas/program nasional

Agenda pembangunan nasional periode lima tahun yang perlu perlu mendapatkan perhatian pemerintah secara serius dan terprogram dari pemerintah.

Sarana:

● Penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni budaya di kota besar dan ibu kota

Tidak ada program daerah yang mendukung prioritas/program nasional

Agenda pembangunan nasional 2010-2014 yang perlu didukung dengan harapan tujuan atau manfaat dapat dicapai yakni ; pelestarian nilai sosial budaya, penegasan ciri-ciri khas budaya bangsa sesuai daerah penyebarannya. Selain itu ajang promosi parawisata daerah. RPJMD periode 2012-2016 harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan-tujuan yang terkandung dari agenda kegiatan dalam kerangka kepentingan nasional

NO RPJMN 2010-2014 RPJMD Provinsi 2006 - 2011

Analisis Kualitatif*) Penjelasan terhadap Analisis Kualitatif Prioritas Pembangunan

Program Aksi Prioritas Pembangunan Program

kabupaten selambat lambatnya Oktober 2012;

Kebijakan:

● Peningkatan

perhatian dan kesertaan pemerintah dalam

Tidak ada program daerah yang mendukung prioritas/program nasional

Agenda ini merupakan agenda RPJMN 2010-2014 yang perlu diukung mengingat kenyataan bangsa indonesia merupakan bangsa yang terbangun dari suatu fondasi kemajemukan yang disatukan secara politik dalam bingkai negara NKRI. Oleh karenanya apresiasi dan

Page 71: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 71

program-program seni budaya yang diinisiasi oleh masyarakat dan mendorong berkembangnya apresiasi terhadap kemajemukan budaya;

ruang partisipasi dari kemajemukan melalui kegiatan seni dan budaya harus diprogramkan secara baik agar budaya-budaya minoritas juga bisa mendapatkan tempat yang layak dan diterima sebagai asset seni dan budaya bangsa yang besar.

Inovasi teknologi:

● Peningkatan keunggulan komparatif menjadi Keunggulan kompetitif yang mencakup pengelolaan sumber daya maritim menuju ketahanan energi, pangan, dan antisipasi perubahan iklim; dan pengembangan penguasaan teknologi dan kreativitas pemuda.

Tidak ada program daerah yang mendukung prioritas/program nasional

Pembangunan di Papua masih terfokus pada persoalan-persoalan mendasar terkait dengan hak-hak dasar dan peningkatan kualitas hidup manusia, peningkatan kesejahteraan dan tata kelolah pemerintahan serta stabilitas politik daerah. Agenda tentang inovasi tehnologi menjadi bagian dari agenda nasional yang ditangani atau diprogramkan oleh pemerintah pusat untuk dilaksanakan di daerah

Implementasi Otonomi Khusus Papua

Penuntasan Peraturan Daerah Khusus Papua (PERSDASUS) dan Peraturan Daerah Propinsi (PERDASI) Belum ditetapkannya sebagian besar PP sesuai amanat UU No. 21/2001, kecuali PP No. 52/2004 tentang MRP. Belum ditetapkannya sebagian besar Perdasus dan Perdasi sesuai amanat UU No. 21/2001. Belum optimalnya pemahaman UU No. 21/2001.

Prioritas Daerah yang tidak ada dalam prioritas nasional

Page 72: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010 72

Masih adanya pasal-pasal dalam UU No. 21/2001 yang belum dapat mengakomodir perkembangan dan kebutuhan masyarakat Papua.

NO RPJMN 2010-2014 RPJMD Provinsi 2006 - 2010

Analisis Kualitatif*) Penjelasan terhadap Analisis Kualitatif

Prioritas Pembangunan Program Aksi Prioritas Pembangunan Program

Kebijakan RESPEK (Rencana Strategis Pembangunan Kampung).

Turun Kampung

Prioritas Daerah yang tiak ada dalam prioritas nasional

Kebijaka pemerintah daerah menanggulangi kemiskinan dan memberdayakan penduduk miskin dengan menyiapkan dana sebesar Rp.100 juta sejak tahun 2006 untuk setiap kampung melalui pendekatan pastisipatig yang berbasis masyarakat kampung

*) isi dari kolom analisis kualitatif adalah pilihan dari komponen di bawah ini: • Tidak ada program daerah yang mendukung prioritas/program nasional. • Ada program daerah yang mendukung sepenuhnya prioritas/program nasional. • Prioritas daerah yang tidak ada di prioritas nasional.

Page 73: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   73 

3. REKOMENDASI KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

NASIONAL /DAERAH

Dari hasil persandingan antara RPJMN 2010 - 2014 dan RPJMD

propinsi Papua 2006-2011 nampak bahwa secara umum agenda

kebijakan dan atau prioritas program diantaranya keduanya memiliki

relevansi signifikan. Hanya saja agenda prioritas dalam RPJMN tidak

mengcover issu - issu tertentu yang sifatnya khusus telah dilaksanakan

di daerah seperti implementasi UU No.21/2001 tentang Otonomi Khusu

bagi Propinsi Papua. Oleh karena itu, pada umumnya agenda prioritas

kebijakan pembangunan di Propinsi Papua di setting dalam kerangka

pelaksanaan Otonomi Khusus Papua. Agenda prioritas pembangunan di

dalam RPJMN 210-2014 yang dianggap masih direlevansikan dengan

agenda RPJMD Propinsi Papua yang dirumuskan dalam kerangka

pelaksanaan Otonomi Khusus, diantaranya; yaitu Pendidikan, Kesehatan,

Infrastruktur dan ekonomi kerakyatan. Agenda prioritas lainnya

seperti ; Menata Reformasi Birokrasi dan Tata Kelolah Pemerintahan sebagai

agenda nasional pelaksanaan RPJMN 2010 - 2014, selanjutnya disandingkan

dengan RPJMD Pronpinsi Papua terlihat bahwa agenda tersebut dikonversikan

dan dikerangkakan dalam semangat otonomi khusus dengan agenda utamnya

yaitu menata kembali pemerintahan. Kegiatan pokok yang diprogramkan yaitu;

memprakarsai dan membangun hubungan sinergis serta harmonis dengan

pemerintah pusat dan stakeholder dalam rangka penetapan Peraturan

Pemerintah sesuai amanat UU No.21/2001. Memprakarsai dan membangun

hubungan sinergis serta harmonis dengan DPRP, MRP dan stakeholder dalam

rangka penyusunan seluruh Perdasus dan Perdasi sesuai amanat UU No.

21/2001; Penyebarluasan dan pendalaman materi Undang -Undang OTSUS

Papua tersebut ke seluruh lapisan masyarakat dan instansi pemerintah tingkat

pusat dan daerah; Memprakarsai dan membangun hubungan sinergis serta

harmonis dengan DPR, DPD, Pemerintah Pusat dan stakeholder dalam rangka

amandemen pasal-pasal UU No. 21/2001; Mengembangan struktur organisasi

pemerintahan yang sesuai Kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan di

daerah sesuai amanat UU No. 21/2001; Penerapan prinsip - prinsip tata

kepemerintahan yang baik.; Mengembangkan Sistem Kelembagaan

Pemerintahan yang kecil strukturnya , namun banyak fungsinya.

Memperhatikan agenda prioritas pembangunan nasional dan kondisi obyektif

Page 74: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   74 

daerah dengan agenda pembangunan yang dilaksanakan perlu diselaraskan

bersama agar sasaran pembangunan pada akhir periode pelaksanaan RPJMN

2014 dapat diukur tingkat capaian agenda pembangunan. Rekomendasi

diperlukan sebagai input agar dapat dilakukan penyelarasan dan penajaman

terhadap agenda pembangunan nasional dan daerah. Dengan demikian

diharapkan akan terbentuk simpul - simpul agenda pembangunan nasional

yang juga mengkover agenda pembangunan daerah.

Berikut beberapa pokok rekomendasi yang disampaikan untuk dua locus

agenda yaitu RPJMN dan RPJMD. Adapun pokok-pokok rekomendasi yang

dapat dirumuskan masing-masing:

a. Rekomendasi terhadap RPJMD Propinsi Papua.

1. Periodisasi RPJMD perlu menyesuaikan dan mengikut periodisasi RPJMN

2010-2014. Untuk itu, perlu ada penetapan starting point bersama pelaksanaan

dan pengkawalan agenda pembangunan nasional dan pelaksanaan agenda

prioritas - prioritas daerah.

2. Agenda pembangunan daerah yang diformulasikan menggunakan format

RPJMN 2004 – 2009 isinya relatif luas dan komprehensif, materinya relatif

banyak dan kurang mengerucut. Oleh karena itu , sebaiknya dijabarkan

secara lebih operasional , kongkrit , lingkupnya terbatas, dan terukur

sebagaimana yang diformulasikan di dalam RPJMN dalam bentuk prioritas -

prioritas pembangunan terdiri dari ; 11 prioritas nasional dan tiga prioritas

lainnya.

3. Empat sektor prioritas sebagai leading sector pelaksanaan Otonomi Khusus

Papua yaitu : Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi Kerakyatan dan Infrastruktur

pembangunan perlu dipertegas kembali ke dalam penyusunan RPJMD Provinsi

Papua 2010 -2014 dan mempertajam kembali muatan program dan kegiatan

dengan mengacu kepada indikator-indikator standart pembangunan dari

keempat sektor dimaksud.

4. Konsekuensi penyeragaman pelaksanaan agenda RPJMN dan RPJMD

Propinsi Papua yang ditetapkan menggunakan starting point tahun 2010, maka

kepemimpinan kepala daerah periode 2011 – 2015 wajib mengkawal dan

melaksanakan agenda RPJMD periode 2010 -2014. Penyiapan visi, misi dan

Page 75: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   75 

program kerja calon kepala daerah hendaknya mengacu kepada agenda

prioritas pembangunan nasional yang terdapat di dalam RPJMN.

5. Sektor - sektor prioritas yang belum terdapat di dalam RPJMD Propinsi Papua

seperti ; daerah terdepan, terluar, tertinggal dan pasca konflik, kebudayaan,

kreativitas dan inovasi teknologi, serta politik, hukum dan keamanan sebagai

salah sektor prioritas lainnya perlu ditambahkan atau dimasukan kedalam materi

penyusunan RPJMD Propinsi Papua.

6. Berbagai program dan kegiatan pokok yang tercantum di dalam empat agenda

pembangunan RPJMD Propinsi Papua relatif lebih luas cakupannya, rumit dan

kurang fokus. Oleh karena itu, sebaiknya materi program dijabarkan secara

operasional, spesifik dan terukur menurut sektor prioritas sebagaimana yang

tercantum di dalam RPJMN 2010 - 2014.

7. Perlu ada formulasi yang tegas dan jelas atau pemisahan antara issu - issu

prioritas yang bersifat nasional dan sektor - sektor prioritas yang bersifat ke

daerah terutama dalam kerangka semangat Otonomi Khusus Papua dalam

penyusunan RPJMD.

b. Rekomendasi terhadap RPJMN

1. RPJMN sebaiknya perlu mengakomodiri issu - issu spesifik daerah baik

langsung maupun tidak yang mana turut dipengaruhi atau dikendalikan oleh

pemerintah pusat seperti; implementasi Otonomi Khusus Papua. Hal ini

dipandang perlu agar permasalahan dan hambatan yang timbul di daerah yang

menjadi bagian dari agenda pembangunan nasional dapat dikawal sejak awal,

pertengahan hingga akhir dari periodsasi agenda pembanguan. Misalnya; pasal

– pasal tertentu didalam UU No. 21/2001 tentang Otonomi Khusus Papua

yang khusus mengatur tentang pembentukan Komisi Kebenaran dan

Rekonsiliasi yang hingga kini belum terbentuk. RPJMN perlu menetapkan

agenda pembangunan dengan membagi skala prioritas, masing-masing;

prioritas utama, secondary and tersier dan selanjutnya. artinya prioritas pertama

perlu mendapatkan perhatian utama dan pertama mengingat tingkat urgensi

prioritas pembangunan untuk tiap daerah berbeda - beda. Kondisi obyektif

Papua masih menempatkan sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan

dan infrastruktur sebagai high priority bila dibandingkan dengan prioritas –

prioritas lainnya seperti; kebudayaan, kreativitas dan inovasi tehnology atau

Page 76: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   76 

program aksi di bidang pangan, dan lain- lain. Keterbatasan dan rendahnya

kualitas sumber daya aparatur didaerah terutama sebagai teknokrat dan

konseptor menyebabkan agenda pembangunan nasional yang dilaksanakan

didaerah sulit mencapai hasil maksimal dan bahkan agenda pembangun

cenderung tidak dikawal hingga tuntas. Dengan demikian, konsekuensinya

sektor prioritas unggulan yang menjadi agenda nasional yang wajib

dilaksanakan di daerah, namun tidak didukung dengan sumber daya aparatur

yang handal dan kualified di daerah, maka konsekuensinya anggaran

pembiayaan pembangunan untuk agenda prioritas dimaksiud akan

memperoleh porsi yang jauh lebih besar karena akan terkait dengan

mobilisasi sumber daya manusia seperti ; tenaga staf, tenaga ahli dan

manajemen dari pusat ke daerah.

3 . Penanganan agenda pembangunan nasional sebaiknya disusun

menurut skala prioritas dan selanjutnya dikerangkakan sesuai

pembagian peta wilayah pembangunan secara nasional yang

dikelompokan masing - masing ; wilayah Indonesia Barat,Tengah dan

Indonesia Timur . Agenda pembangunan pada periode lalu masih sangat

makro dan secara implisit mengandung makna pelaksanaan program

secara seragam. Misalnya ; bidang Pendidikan dan Kesehatan, infrastruktur

dan ekonomi kerakyatan. Konsekuensinya, wilayah - wilayah pembangunan

terutama wilayah Indonesia Bagian Barat dengan sumber daya pembangunan

yang lebih siap hanya mmpertahankan dan meningkatkan capaian target

secara signifikan tanpa mengeluarkan sumber daya yang besar. Sedangkan

sumber daya pembangunan lainnya difokuskan untuk bidang -bidang lain

sifatnya secunder tetapi relevan dengan kebutuhan pembangunan,

seperti ; jasa, industri, parawisata, energi dan ekonomi makro.

Sebaliknya wilayah Indonesia bagian Timur masih fokus pada

infrastruktur sosial dasar ; pendidikan, pelayanan kesehatan,dan infrastuktur

dasar.

Page 77: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   77 

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dari uraian dan analisis tentang capaian agenda RPJMN di daerah periode

2004 - 2009 dan telaah relevansi antara RPJMN 2010-2014 dan RPJMD

Propinsi Papua pada bab II dan III (tiga) sebelumnya, selanjutnya beberapa

point kesimpulan dan rekomendasi dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Kesimpulan

Materi simpulan dikelompokan dalam dua bagian penting yakni : evaluasi

capaian agenda RPJMN 2004-2009 dan relevansi antara RPJMN 2010 - 2014

dan RPJMD Propinsi Papua.

a. Secara umum pelaksanaan agenda pembangunan di propinsi Papua

selama lima tahun masih relevan dengan agenda nasional dan

capaian hasilnya menghalami perkembangan positiv hanya saja trendnya

bergerak lambat bila disandingkan dengan capaian secara nasional.

b. Mengacu pada point a diatas bahwa ada sejumlah hambatan

dalam pelaksanaan agenda pembangunan. Hambatan tersebut sifatnya

alami dan non alami (penyebabnya manusia). Hambatan alami yakni ;

karakteristik geografys dan luas wilayah, kondisi sosial budaya masyarakat

di masing-masing wilayah dan ketersedaan sumber daya alam (memanjakan

penduduknya). Hambatan non alamiah yakni ; kemampuan dan kapasitas

pemerintah , perbedaan kompetensi antara aparat perencanaan dan aparat

pelaksana di tingkat SKPD relatif terbatas, kepentingan politik pemimpin

daerah dan elit-elit lokal dalam mengkawal agenda pembangunan sehingga

banyak diwarnai dengan kebijakan-kebijakan yang dihambil tidak sesuai

dengan agenda pembangunan yang seharusnya, regulasi (penerapan UU

No 21/2010 tentang Otsus Papua dan UU No. 32/2004 tentang Pemerintah

Daerah) menyebabkan lemahnya koordinasi dan komunikasi pembangunan

antara pemerintah propinsi dan kabupaten, kewenangan politik dan

administrasi antara pemerintah propinsi dan Kabupaten melalui

penyelenggaraa pemilu kepala daerah secara tidak langsung menimbulkan

ego wilayah antara dua tingkatan pemerintahan menyebabkan sulit

terbentuk sebuah sinergisitas potensi dalam mengkawal proses

pembangunan di Propinsi Papua.

Page 78: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   78 

c. Agenda mewujudkan Indonesia yang aman dan damai diukur melalui

indikator yakni : Indeks kriminalitas, presentase penyelesaian kasus

kejahatan konvensional, presentase penyelesaian kasus kejahatan

transnasional dan kasus-kasus korupsi di daerah. Kasus-kasus kriminal

murni , kejahatan konvensional dan transnasional berhasil ditangani secara

baik dan kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh upaya pemerintah daerah

memelihara dan menjaga suasana Kamtibmas yang kondusiv dengan

maksud mengelimnir aspirasi politik merdeka.

Kasus korupsi di Propinsi papua yang dilaporkan nampak berhasil ditangani

oleh pihak berwajib, namun jumlah kasus yang dilaporkan tersebut relativ

kecil dibandingkan dengan fakta di lapangan. Fenomena korupsi di Papua

berada pada tingkat kronis dan mengkhawatirkan karena tanpa disadari

telah menjadi bagian dari budaya masyarakat. Faktor-faktor yang

berkontribusi terhadap pembentukan perilaku korupsi di Papua yaitu ;

budaya resiprositas (give and take) bermotiv sosial politik di kalangan

kelompok-kelompok suku asli di Papua, proses akulturasi terhadap nilai-

nilai sosial budaya dari luar, primordialisme dan motiv yang sifatnya individu.

d. Agenda mewujudkan indonesia yang adil dan demokratis diukur melalui dua

indikator utama yakni ; pelayanan publik dan demokrasi. Pelayanan publik

tercermin diantaranya peraturan daerah tentang pelayanan satu atap dan

pelaporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara, Peraturan

Daerah yang mengatur pelayanan satu atap selama tahun 2004-2009 di

Propinsi hanya satu SKPD yang menerapkannya yakni kerjasama dispenda

Propinsi dan Samsat berkaitan dengan pengurusan pajak kendaraan

bermotor. Rendahnya tingkat kompetensi aparatur turut berpengaruh

terhadap daya kreasi dalam memanfaatkan peluang otonomi daerah yang

tersedia. Selain itu, ego sektoral masih mewarnai pola pikir para pelayan

publik sehingga belum ada upaya-upaya efisien dan efektiv dalam

mendesign dan mengelolah kebijakan publik yang dapat bersinergi dan

terpadu untuk kemajuan pembangunan di daerah.

Rendahnya kemampuan aparatur dalam mengelolah keuangan negara dan

disertai kepentingan politik pimpinan daerah sehingga sering keluar

kebijakan kepala daerah tentang pengelolaan anggaran pembangunan dan

belanja daerah yang penggunaannya menyimpang dari tata aturan yang

Page 79: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   79 

berlaku. Fenomena ini terjadi secara merata pada semua tingkatan

pemerintahan di propinsi Papua.

Indikasi upaya perbaikan terhadap pengelolaan anggaran negara ditandai

dengan laporan pertanggungjawaban keuangan negara masih pada

kategori pelaporan wajar dengan pengecualian (WDP). Adanya

perkembangan positip terhadap laporan pertanggungjawaban keuangan

negara beberapa tahun belakangan ini memperlihatkan bahwa pemerintah

terus berupaya melakukan pembinaan dan pendampingan. Pemerintah

daerah juga terus berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya

dalam pengelolaan anggaran negara sesuai sasaran dan tujuannya.

Penegakan hukum terhadap penyimpangan dan penyelewenangan

anggaran negara yang belakangan ini gencar-gencar dilakukan turut

berpengaruh terhadap perbaikan kinerja pengelolahan anggaran negara.

Indikator lain dari pelayanan publik yaitu demokrasi yang tercermin melalui

Gender Development Index (GDI), Gender Empowerment Measurement

(GEM) dan Index Pembangunan Manusia (IPM). Perkembangannya positiv

namun trend peningkatannya selama lima tahun berjalan lambat. Komitmen

pemerintah daerah terhadap issu-issu gender dan upaya peningkatan

kualitas sumber daya manusia cukup menonjol. Ada sejumlah faktor yang

turut berpengaruh secara signifikan terhadap trend capaian issu gender dan

IPM yang bergerak lambat, yaitu ; penataan birokrasi pemerintahan

sehingga perlu ada penyesuaian iklim dan budaya kerja, penataan struktur

organisasi dan tugas pokok dan fungsi. Kondisi ini berpengaruh terhadap

penyusunan program dan anggaran, keativitas aparatur pemerintah daerah

yang relativ rendah. Selain itu, pola pendekatan dalam mengelolah

kebijakan dan program masih bersifat simbolik atau karikatif dan formalistik

sehingga capaian secara kuantitas dan kualitas dari pelaksanaan program

hasilnya relatif rendah. Konsekuensinya dampak terhadap perkembangan

kemajuan pmbangunan di daerah berjalan lambat, dan bila disandingkan

dengan perkembangan secara nasional maka tentu saja perkembangan

pembangunan daerah tetap tertinggal.

e. Agenda meningkatkan kesejahteraan rakyat diukur dari kesejahteraan

masyarakat, meliputi beberapa faktor, yaitu: Pendidikan,

kesehatan,keluarga berencana, ekonomi makro dan Investasi, infrastruktur

dan pengelolaan sumberdaya alam meliputi (sektor : Pertanian, Kehutanan

dan Kelautan) dan kesejahteraan sosial. Aspek pendidikan dan kesehatan

Page 80: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   80 

menghalami perkembangan positiv namun kemajuannya lambat selama lima

tahun berjalan. Sejumlah kendala yang berpengaruh terhadap

perkembangan kemajuan tersebut diantaranya ; komitmen dan kerja keras,

kapasitas dan kompetensi aparatur, stretagi dan pola pendekatan dalam

mengelolah kebijakan pendidikan dan kesehatan. Keluarga Berencana

belum berjalan baik dan lancar karena dipengaruhi oleh beberapa faktor ;

jumlah penduduk yang relatif sedikit dan luas wilayah tidak menimbulkan

suatu beban tersendiri baik pemeintah maupun masyarakat, Faktor kondisi

sosial budaya masyarakat, kebijakan tentang keluarga berencana tidak lah

menjadi mainstream dalam kebijakan pembangunan di bidang

kependudukan.

Pertumbuhan ekonomi cenderung stagnan selama lima tahun karena

peluang otonomi daerah tidak dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk

menggerakan kegiatan perekonomian dengan memanfaatkan potensi

sumber daya yang tersedia. Ketergantungan tertinggi hanya pada subsidi

pemerintah yang diperoleh dari kontribusi bagi hasil yang diantaranya

diperoleh dari PT Freeport sebagai penyumbang terbesar PDRB Papua.

Investasi belum berjalan baik karena terkendala ; masalah hulayat, perijinan

dan etos kerja pembangunan di daerah.

Infrastruktur terutama perhubungan darat hingga saat ini masih menjadi

masalah klasik dari waktu ke waktu karena Papua dengan wilayah yang

sangat luas tetapi infrastruktur perhubungan daratnya berjalan lambat.

Kendala klasik adalah masalah pendanaan, namun lebih dari itu terkait

dengan rendahnya komitmen pemerintah melakukan percepatan

pembangunan infrastruktur perhubungan dan infrastruktur sosial dasar.

Pengelolaan sumber daya alam terutama pertanian merupakan

penyumbang kedua terbesar PDRB Propinsi Papua yakni sebesar 16 %.

Perkembangannya positiv , namun belum berkontrbusi langsung terhadap

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebagian besar penduduk miskin di

propinsi Papua bergerak di sektor pertanian tradisional sehingga kontribusi

tersebut terhadap PDRB menjadi kontras dengan jumlah penduduk miskin

yang masih berkisar 37 percent dan sekitar 70 percent berada di kampung-

kampung.

Kebijakan penanggulangan penduduk miskin selama lima tahun dan

terutama dua tahun terakhir belum nampak menghalami penurunan.

Program penangulangan kemiskinan bersifat karikatif berdimensi politis

Page 81: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   81 

tetapi tidak menyentuh mensubtansi pemberdayaan sehingga posisi

kelompok warga miskin masih terus berharap kepada bantuan pemerintah.

Kebijakan Respek pemerintah Propinsi Papua dan selanjutnya

diintegrasikan dengan Program Nasional PNPM Mandiri saat ini sedang

berlangsung. Dampak dari program tersebut belum bisa dijustifikai

mengingat waktu pelaksanaan baru berjalan tiga tahun.

f. Pelaksanaaan kebijakan pembangunan nasional tercermin kedalam

kerangka RPJMN memiliki tingkat relevansi signifikan dengan pelaksanaan

agenda pembangunan di daerah selama lima tahun. Tingkat capaian

menunjukan hasil positiv hanya saja hasilnya belum optimal dan tidak

efektiv . Secara umum, peningkatan kinerja pembangunan nampak signifikan

secara nasional , namun kinerja pembangunan daerah relativ lambat

kemajuan yang dicapai , sedangkan kinerja agenda pembangunan nasional

menunjukan hasil yang positif dan signifikan. Kondisi tersebut dapat terjadi

karena adanya kontribusi kinerja pembangunan daerah dari berbagai

propinsi di wilayah lain. Kompetensi dan kapasitas aparat di daerah,

komitmen dan konsisten belum menjadi bagian dari etos kerja

pembangunan di daerah baik aparatur dan masyarakat.

2. Rekomendasi

Dari analisis dan pointer-pointer kesimpulan yang diuangkapkan diatas,

berikut rekomendasi :

a. Perlu ada kebijakan percepatan pembangunan di propinsi Papua secara

serius dan intensive yang dilakukan secara bersama-sama antara

pemerintah pusat dan pemerintah daerah melalui suatu Badan Percepatan

Pembangunan berkedudukan di Propinsi dengan tugas utamanya

melakukan tugas perencanaan bersama intansi tehnis di daerah,

berkoordinasi dan melakukan monitoring dan evaluasi. Prioritas yang harus

difokuskan yaitu pendidikan, kesehatan, kemiskinan, infrastruktur dan

Reformasi birokrasi dan Tata Kelolah Pemerintahan.

b. Perlu disusun master plan atau blue print pembangunan dalam kerangka

otonomi Khusus Papua ke depan dan target-target yang harus dicapai

setiap tahun atau periode dalam kerangka mempercepat peningkatan

pengembangan kualitas sumber daya manusia penduduk papua.

Page 82: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   82 

c. Kebijakan di bidang investasi perlu memberikan ruang kewenangan terkait

dengan perijinan dan regulasi yang mengatur tentang pengelolaan sumber

daya alam perlu diatur dengan tetap memperhatikan tatanan adat

masyarakat terkait hak ulayat masyarakat adat agar tidak terjadi konflik

kepentingan yang merugikan kepentingan pembangunan dan masyarakat.

d. Dugaan kasus-kasus korupsi di propinsi Papua perlu ditangani secara

tegas dan serius hingga tuntas agar penegakan hukum dan proses

pembelajaran bersama terjadi sehingga diharapkan ada perubahan sikap

dan pola perilaku.

e. Affirmative policy terkait dengan percepatan pembangunan infrastruktur

sosial dasar di wilayah pinggiran dan pedalaman di propinsi Papua

merupakan kebutuhan prioritas dan mendesak.

f. RPJMN dan RPJMD menggunakan format dan time frame pelaksanaan

yang seragam agar dapat dijadikan alat bantu untuk menilai capaian hasil

pada masa akhir periodisasi pemerintahan.

g. Susbtansi agenda prioritas perlu mengakomodir issu-issu spesifik daerah

dalam kerangka format agenda pembangunan nasional sehingga

memudahkan pengkawalan, melakukan monitoring dan evaluasi secara

periodik.

h. Perlu adanya pemetaan wilayah pembangunan secara nasional yang diikuti

dengan penetapan agenda prioritas berdasarkan skala prioritas di wilayah

masing-masing sehingga kebijakan dan program pembangunan yang

disusun mengikuti skala prioritas daerah.

Page 83: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   83 

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampira

  Damai No  Indikator  Periode pelaksnaan Agenda RPJMN 2004‐2009

2004 2005 2006 2007  2008 2009

1  Indeks Kriminalitas   

‐   

72,16   

82,03    

84,88    

93,40   

100,00 

2 Presentase Penyelesaian Kasus Kejahatan Konvensional (%) 

  90,00 

  90,15 

  93,15 

   97, 60  

  98,00 

  98,46 

3 Presentase Penyelesaian Kasus Kejahatan Trans Nasional (%) 

  100,00 

  100,00 

  100,00 

   100,00  

  100,00 

  100,00 

4 Presentase kasus korupsi yang tertangani dibandingkan yang dilaporkan (%) 

  60,00 

  60,00 

  70,00 

   75,00  

  80,00 

  80,00 

1389 1579 1634  1798 1925

Page 84: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   84 

Lampiran-2 Periode Pelaksanaan RPJMN 2004-2009

    2004 2005 2006 2007  2008  2009Presentase kasus korupsi yang tertangani dibandingkan yang dilaporkan (%)  60. 00 60. 00 70. 00 75. 00  80. 00  80.00

Page 85: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   85 

Lampiran

No  Indikator  Periode pelaksnaan Agenda RPJMN 2004‐2009

2004 2005 2006  2007  2008 2009

1 Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki Peraturan Daerah satu Atap (%) 

  40,00 

  40,00 

   44,00  

   40,00        47,00 

  50,00 

2 Persentase Instansi (SKPD) Propinsi yang memiliki pelaporan wajar tanpa pengecualian (WTP) (%)]

  80,00 

  90,00 

   90,00  

   95,00  

  100,00 

  100,00 

 

 

Page 86: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   86 

Lamapiran‐4 

No  Indikator  Periode pelaksnaan Agenda RPJMN 2004‐2009

2004 2005 2007  2008 2009

1  Gender Development Index  

57,39   

58,62    

53,45    

54,68   

55,36 

2 Gender Empowerment Measurement 

  57,06 

  61,91 

   50,91  

  55,76 

  60,61 

3  Index Pembangunan Manusia   

60,90   

62,90    

63,41    

57,17   

59,17 

 

 

Page 87: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   87 

Lampiran- 5 No 

Indikator  Periode pelaksnaan Agenda RPJMN 2004‐2009

2004 2005 2006  2007  2008 2009

1 Angka Partisipasi Murni Tingkat SD     85,21 

   72,56 

   78,11  

     80,92  

   82,90 

    84,90 

2 Angka Partisipasi Kasar Tingkat SD   104,64 

   91,06 

   98,83  

  101,01  

   99,42 

    97,83 

3  Rata‐Rata Nilai Akhir Tingkat SMP        4,55 

     3,94 

     3,94  

       3,94  

     6,03 

      5,42 

4 Rata‐Rata Nilai Akhir Tingkat Menengah 

       4,15 

     5,24 

     6,23  

       6,00  

     6,09 

      7,18 

5 Angka Putus Sekolah Tingkat SD (%)

       7,18 

     7,23 

     4,04  

       3,35  

     3,40 

      6,59 

6 Angka Putus Sekolah Tingkat SMP (%)

     24,34 

     6,05 

     3,55  

       3,53  

     6,05 

    24,34 

7 Angka Putus Sekolah Tingkat Menengah (%) 

       6,88 

     5,04 

     4,81  

       4,69  

     4,92 

      6,76 

8 Angka Melek Huruf 

     74,20 

   74,90 

   75,40  

     74,40  

   75,80 

    75,10 

9 Presentase Guru Layak Mengajar Terhadap Seluruhnya Tingkat SMP (%) 

     76,44 

   76,70 

   68,05  

     81,26  

   81,52 

    72,87 

10 Presentase Guru Layak Mengajar Terhadap Seluruhnya Tingkat Sekolah Menengah (%) 

     72,92 

   72,13 

   81,65  

     82,55  

   81,76 

    91,28 

 

Page 88: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   88 

Lampiran-6

No  Indikator Periode pelaksnaan Agenda RPJMN 2004‐2009

2004 2005 2006  2007  2008 2009

1 Pertanian‐ PDRB Sektor Pertanian Atas 

Dasar Harga Berlaku (Rp. Miliar)  

3,91   

4,54    

5,14     

5,53    

6,16   

6,76 

2 Kehutanan‐ Persentase Luas Lahan 

Rehabilitas Dalam Hutan terhadap lahan Kritis (%)

  0,01 

  0,11 

   0,21  

   0,02  

  0,12 

  0,22 

3  Kelautan‐ Jumlah Tindak Pidana Perikanan  

7,00   

5,00    

30,00     ‐  

  5,00 

  7,00 

 

 

 

Page 89: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   89 

Lampiran-7 No  Indikator  Periode pelaksnaan Agenda RPJMN 2004‐2009

2004 2005 2006  2007  2008 2009

1 Presentase Jalan Nasional dalam Kondisi Baik (%) 

  25,74 

  45,74 

   23,88  

   1,70  

  5,73 

  3,73 

2 Presentase Jalan Nasional dalam Kondisi Sedang (%)

  39,02 

  45,53 

   14,35  

   37,57  

  41,10 

  11,10 

3 Presentase Jalan Nasional dalam Kondisi Rusak (%)

  35,24 

  13,87 

   61,78  

   60,72  

  53,17 

  54,23 

4 Presentase Jalan Propinsi dalam Kondisi Baik (%) 

  37,21 

  37,52 

   37,83  

   34,14  

  38,45 

  38,76 

5 Presentase Jalan Propinsi dalam Kondisi Sedang (%)

  30,22 

  24,88 

   19,53  

   14,19  

  19,53 

  24,87 

6 Presentase Jalan Propinsi dalam Kondisi Rusak (%)

  35,57 

  39,01 

   42,64  

   45,98  

  49,32 

  52,66 

    

      

          

Page 90: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   90 

Lampiran-8

No  Indikator Periodisasi Pelaksanaan Agenda RPJMN 2004‐2009

2004 2005 2006 2007  2008 2009

1  Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) ‐22,53 36,40 17,14 4,34  ‐1,49 15,49

 2 Persentase Export Terhadap PDRB (%)  44,46 61,45 69,11 61,87  69,53 62,29

3 Persentase Output Manufaktur Terhadap PDRB (%)  2,51 1,62 1,78 1,62  2,35 1,62

4 Pendapatan Perkapita (Jutaan Rupiah)  13,26 23,26 23,76 27,47  17,47 17,47

5  Laju Inflasi  9,45 14,15 9,52 10,35  12,35 7,72

Page 91: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   91 

Lampiran-9

No  Indikator  Periodisasi Pelaksanaan Agenda RPJMN 2004‐2009

2004 2005 2006 2007  2008  2009

1 Nilai Realisasi Investasi PMDM (Rp Puluhan Milyar) 5. 45 0,43 4,03 0,00  2,94  0,41

2 Nilai Persetujuan Rencana Investasi PMDN (Rp Puluhan Milyar)  0,44 16,07 5,31 19,84  10,18  380,73

3  Nilai Realisasi Investasi PMA (US Juta) 0,00 0,00 0,00 0,40  17,80  1,80

4 Realisasi Persetujuan Rencana Investasi PMA (US Juta)  49,60 13,70 121,50 125,00  89,10  196,90

5 Realisasi Penyerapan Tenaga Kerja PMA  0,00 0,00 2,00 35,00  25,00  15,00

Page 92: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   92 

Lampiran-10

No  Indikator Periodisasi Pelaksanaan Agenda RPJMN 2004‐2009

2004 2005 2006 2007  2008 2009

1  Umur Harapan Hidup (Tahun) 65,80 67,30 67,60 67,90  69,50 69,80

2 Angka Kematian Bayi (Per 1000 Kelahiran)  26,20 29,00 32,80 41,00  30,70 27,20

3  Gizi Buruk (%)  17,40 13,80 10,20 6,60  10,20 13,80

4  Gizi Kurang (%)  20,40 17,50 15,40 14,60  12,50 10,40

Page 93: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   93 

Lampiran-11

No  Indikator Periodisasi Pelaksanaan Agenda RPJMN 2004‐2009

2004 2005 2006 2007  2008  2009

1  Contraceptive Prevalence Rate (%) 46,78 43,50 40,22 50,05  47,77  50,05

2  Pertumbuhan Penduduk (%) 0,57 0,64 ‐21,62 2,11  2,03  1,99

 

 

Page 94: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua, Tahun 2010   94 

Lampiran-12

No  Indikator  Periode pelaksnaan Agenda RPJMN 2004‐2009

2004 2005 2006 2007  2008 2009

1 Persentase Penduduk Miskin (%)

  38,69 

  40,83 

  41,52 

   40,78  

  37,08 

  37,52 

Tingkat Pengangguran Terbuka (%)  

8,00   

17,86   

5,83    

5,01    

4,39   

4,13 

Page 95: Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen