Ppt kesulitan belajar

Preview:

Citation preview

السال م عللىكم ورحمة هللا وبر كاته

TUGASpendidikan bagi anakberkesulitan belajar

Dosen pembimbing : drs. Romli menarus, su.,kons

بسم هللا الرحمن الرحيم

DISUSUN OLEH :nama : ZURYANI

NIM : (012.021.019)

SEKOLAH TINGGI ILMU PSIKOLOGIABDI NUSA PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2014

BAB VII

PENANGGULANGAN

MASALAH BELAJAR MELALUI

PENDIDIKAN INTEGRATIF

Latar BelakangMengingat dinegara kita belum ada upaya

yang sistematik untuk menanggulangi kesulitan

belajar maka diperlukan upaya untuk

meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan

secara umum.

Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan

diharapkan dapat memperkecil jumlah anak yang

bermasalah dalam belajar.

Tujuan

yaitu agar anda dapat memahami:

1. Hakikat pendidikan integratif,

2. Hakikat interaksi koperatif,

3. Hakikat intekasi kompetitif, dan

4. Pembelajaran individualistik melalui modifikasi

perilaku.

I. Pendidikan Integratif

Barbara Clark (1983:404) menginterprestasikan

pendidikan intergratif sebagai pendidikan yang

berupaya mengoptimalkan perkembangan

fungsi kognitif, afektif,fisik dan intuitif secara

terintegrasi. Beberapa integratif dapat

ditafsirkan diantaranya.

1. Mengintegrasikan anak luar biasa dengan

anak normal.

2. Mengintegrasikan pendidikan luar biasa

dengan pendidikan pada umumnya.

3. Mengintegrasikandan mengoptimalkan

perkembangan kognisi, emosi, jasmani,

dan intuisi.

4. Mengintegrasikan manusia sebagi

makhluk individual yang sekaligus juga

mahkluk sosial,

5. Mengintegrasikan antara apa yang

dipelajari anak disekolah dengan tugas

mereka di masa depan;

6. Mengintegrasikan antara pandangan

hidup ( pancasila), agama, ilmu, dan seni.

Empat alasan perlu adanya pendidikan intergratif

di tiap sekolah diantaranya ;

1. Alasana keilmuan,

2. Alasan filosofi,

3. Alasan eknomi,

4. Alasan fleksibilitas kurikulum LPTK.

Pendidikan tidak hanya serangkaian pencapaian

tujuan pembelajaran yang dapat diukur dan

diamati tetapi juga mencakup upaya menciptakan

suatu kondisi yang memungkinkan

teraktualisasikannya semua potensi manusia

secara optimal dan teringrasi.

II. Interaksi Koperatif dalam Kegiatan

PembelajaranJohnson dan Johnson (1984:10) ada empat elemen

dasar pembelajaran koperatif diantaranya ; 1. Saling

ketergantungan positif, 2. Interaksi tatap muka, 3.

Akuntabilitas, 4. Keterampilan menjalin hubungan

interpersonal.

Pembelajaran koperatif wujud konkretnya berupa

belajar kelompok. Keterampilan sosial seperti tenggang

rasa, bersikapsopan terhadap teman, mengkritik ide

orang lain, berani mempertahankan pikiran yang logis

adalah hubungan interpersonal yang sengaja dilatih.

Jhonson and Jhonson (dalam Teti Sobari

2006:31) melakukan penelitian tentang

pembelajaran kooperatif model jigsaw yang

hasilnya menunjukan bahwa interaksi

kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif

terhadap perkembangan anak. Pengaruh

positif tersebut adalah :

a. Meningkatkan hasil belajar

b. Meningkatkan daya ingat

c. Dapat digunakan untuk mencapai tarap

penalaran tingkat tinggi

d. Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik

(kesadaran individu)

d. Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik

(kesadaran individu)

e. Meningkatkan hubungan antar manusia

yang heterogen

f. Meningkatkan sikap anak yang positif

terhadap sekolah

g. Meningkatkan sikap positif terhadap guru

h. Meningkatkan harga diri anak

i. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial

yang positif

j. Meningkatkan keterampilan hidup

bergotong royong.

Pembelajaran koperatif menuntut peranan guru

yang berbeda dari pembelajaran tradisional.

Berbagai perenan tersebut secara ringkas dapat

dikemukakan sebagai berikut :

a. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

b. Menentukan Besarnya Kelompok Belajar

c. Menentukan Anak dalam Kelompok

d. Menentukan Tempat Duduk Anak.

e. Merancang bahan untuk meningkatkan saling

ketergantungan

f. Menentukan Peranan Anak untuk Menunjang

Saling Ketergantungan

g. Menjelaskan Tugas Akademik

h. Mengkomunikasikan kepada Anak tentang Tujuan

dan Keharusan Bekerja sama

i. Menyusun Akuntabilitas Individual

j. Menyusun Kerja Sama Antar kelompok

k. Menjelaskan Kriteria Keherhasilan

l. Mendefinisikan Perilaku Yang Diharapkan

m. Memantau Perilaku Anak

n. Memberi Bantuan kepada Anak dalam

Menyelesaikan Tugas

o. Intervensi untuk Mengajarkan Keterampilan

Bekerja Sama

III. Interaksi Kompetitif dalam kegiatan

pembelajaranAda dua prinsip yang sangat perlu diperhatikan oleh guru

dalam kenggunakan interaksi pembelajaran kompetitif,

yaitu

(1) kompetisi harus antar individu atau antar kelompok

yang berkemampuan seimbang dan

(2) kompetisi hanya dilakukan untuk selingan yang

menyenangkan, bukan kompetisi perjuangan hidup-

mati.

Jika guru ingin menciptakan kompetisi antar individu maka

individu yang saling berkompetisi harus memiliki peluang

yang sama untuk kalah atau menang. Begitu pula jika

kompetensi tersebut antar kelompok (Mulyono, 1990).

Ada empat jenis interaksi kompetifif yang efektif

diantaranya ;

1. Kompetisi antar individu yang

berkemampuan seimbang,

2. Kompetisi antarkelompok yang berkekuatan

relative sama,

3. Kompetisi dengan standar nilai minimum,

4. Kompetisi dengan diri sendiri.

Jika guru ingin menciptakan kompetisi antar

individu maka individu yang saling berkompetisi

harus memiliki peluang yang sama untuk kalah

atau menang. Begitu pula jika kompetensi

tersebut antar kelompok (Mulyono, 1990).

IV. Pembelajaran individualistic melalui

modifikasi perilaku

Empat kateristik utama dalam pendekatan

behavioral yaitu ;

1. Terfokus pada perilaku yang dapat diamati

2. Asesmen yang cermat terhadap perilaku

yang diubah atau dikembangkan,

3. Evaluasi terhadap pengaruh pogram

pengubahan perilaku,

4. Menekankan pada perubahan perilaku sosial

yang bermakna (Alan E. Kazdin, 1980).

Prinsip operant conditioning yang mendasari

strategi. modifikasi perilaku, yaitu :

memberikan Ulangan penguatan (reinforcement),

memberikan hukuman (punishment),

menghapus (extinction),

membentuk dan merangkaikan (shaping and

chaining),

menganjurkan dan memudarkan (prompting and

fading),

diskriminasi dan mengontrol rangsangan

(discrimination and stimulus control), dan

generalisasi (generalization)

والسال م