Click here to load reader
Upload
achmad-abror
View
22
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan proses alami dan memegang peranan penting dalam setiap
kehidupan manusia. Setiap individu yang dikaruniai akal dan pikiran akan
senantiasa melakukan proses pendidikan, sebab hal tersebut dapat merubah
perilaku, mengembangkan kemampuan dan menunjukan kepribadian seseorang.
Hal tersebut, sejalan dengan fungsi dari Pendidikan Nasional yang tercantum
dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, yaitu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Menurut Surya (2004:77) dalam lingkup mikro, pendidikan diwujudkan melalui
proses pengajaran, baik di dalam atau di luar kelas. Proses ini berlangsung melalui
interaksi antara guru dan siswa dalam situasi pengajaran yang bersifat mendidik
(edukatif). Dari pemahaman tersebut, relasi antara guru dan siswa hendaknya
dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat berhasil secara
maksimal.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk
dipelajari oleh setiap siswa di sekolah. Dalam kurikulum dijelaskan bahwa
tujuan diberikannya matematika anatara lain agar siswa mampu
menghadapi perubahan keadaan di bumi yang selalu
berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran
secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efektif. Hal ini
jelas merupakan tuntutan sangat tinggi yang tidak mungkin bisa
dicapai hanya melalui hafalan, latihan pengerjaan soal yang
bersifat rutin serta proses pembelajaran biasa. Untuk menjawab
tuntutan tujuan yang demikian tinggi, maka perlu dikembangkan
materi serta proses pembelajarannya yang sesuai. Berdasarkan
teori belajar yang dikemukakan oleh Gagne (1970), bahwa
keterampilan intelektual tingkat tinggi dapat dikembangkan
melalui pemecahan masalah (problem solving).
1
Pembelajaran matematika di sekolah dapat dilakukan dengan
berbagai pendekatan. Pendekatan belajar matematika
merupakan cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan
pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi
dengan siswa. Terdapat banyak pendekatan yang dapat
diaplikasikan guru dalam pembelajran matematika, salah
satunya adalah pendekatan Pemecahan Masalah (Problem
Solving).
Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh
sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Pada pemecahan masalah
matematika akan memberikan peserta didik kesempatan untuk melakukan
investigasi masalah matematika yang mendalam, sehingga dapat mengkonstruksi
segala kemungkinan pemecahannya secara kritis, dan kreatif (Rahmawati,2010).
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat
penting, karena dalam proses pembelajran maupun penyelesaian, siswa
dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta
keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang
bersifat tidak rutin. Melalui kegiatan ini aspek-aspek kemampuan matematika
penting seperti penerapan aturan pada masalah tidak rutin, penemuan pola,
penggeneralisasian, komunikasi matematik dan lain-lainnya dapat dikembangkan
secara baik.
B. Pembelajaran Matematika dengan pendekatan Problem Solving
1. Pengertian dasar Problem Solving
Sebelum mempelajari pengertian problem solving, terlebih dahulu mari kita
maknai arti kata problem atau masalah . Menurut Lencher (dalam Wardhani,
2010) setiap penugasan kepada siswa dalam belajar matematika dapat
digolongkan menjadi dua hal, yaitu exercise atau latihan dan problem atau
masalah. Exercise (latihan) merupakan tugas yang langkah penyelesaiannya
sudah diketahui siswa. Pada umumnya suatu latihan dapat diselesaikan
2
dengan menerapkan secara langsung satu atau lebih algoritma. Problem lebih
kompleks daripada latihan karena strategi untuk menyelesaikannya tidak
langsung tampak. Dalam menyelesaikan problem siswa dituntut
kreativitasnya.
Barangkali secara umum orang memahami masalah (problem) sebagai
kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Namun dalam matematika, istilah
“problem” memiliki makna yang lebih khusus. Kata “Problem” terkait erat
dengan suatu pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan problem solving.
Dalam hal ini tidak setiap soal dapat disebut problem atau masalah. Ciri-ciri
suatu soal disebut “problem” dalam perspektif ini paling tidak memuat 2 hal
yaitu:
a. soal tersebut menantang pikiran (challenging),
b. soal tersebut tidak otomatis diketahui cara penyelesaiannya (nonroutine).
Departemen Matematika dan Ilmu Komputer di Saint Louis University (dalam
Department of Mathematics and Computer Science, 1993) mengemukakan
lima tipe soal matematika:
a. Soal-soal yang menguji ingatan (memory).
b. Soal-soal yang menguji keterampilan (skills).
c. Soal-soal yang membutuhkan penerapan keterampilan pada situasi yang
biasa (familiar).
d. Soal-soal yang membutuhkan penerapan keterampilan pada situasi yang
tidak biasa (unfamiliar) – mengembangkan strategi untuk masalah yang
baru.
e. Soal-soal yang membutuhkan ekstensi (perluasan) keterampilan atau
teori yang kita kenal sebelum diterapkan pada situasi yang tidak biasa
(unfamiliar).
Soal tipe 1, 2, dan 3 termasuk pada kelompok soal rutin (routine problems).
Soal tipe inilah yang sering kita berikan kepada siswa, walaupun harus kita
sadari bahwa dengan hanya memberi soal-soal tipe ini, tidak dapat
3
meningkatkan keterampilan siswa dalam pemecahan masalah. Soal-soal
dengan tipe 4 dan 5 merupakan soal-soal dalam kelompok non-rutin (non-
routine problems) yang banyak mengasah kemampuan dalam pemecahan
masalah.
Apa itu problem solving? Istilah problem solving sering digunakan dalam
berbagai bidang ilmu dan memiliki pengertian yang berbeda-beda pula.
Tetapi problem solving dalam matematika memiliki kekhasan tersendiri.
Secara garis besar terdapat tiga macam interpretasi istilah problem solving
dalam pembelajaran matematika, yaitu (1) problem solving sebagai tujuan (as
a goal), (2) problem solving sebagai proses (as a process), dan (3) problem
solving sebagai keterampilan dasar (as a basic skill). (Branca, N. A.dalam
Krulik, S. & Reys, R. E., 1980:3-6).
1). Problem solving sebagai tujuan
Para pendidik, matematikawan, dan pihak yang menaruh perhatian pada
pendidikan matematika seringkali menetapkan problem solving sebagai salah
satu tujuan pembelajaran matematika. Bila problem solving ditetapkan atau
dianggap sebagai tujuan pengajaran maka ia tidak tergantung pada soal atau
masalah yang khusus, prosedur, atau metode, dan juga isi matematika.
Anggapan yang penting dalam hal ini adalah bahwa pembelajaran tentang
bagaimana menyelesaikan masalah (solve problems) merupakan “alasan
utama” (primary reason) belajar matematika.
2). Problem solving sebagai proses
Pengertian lain tentang problem solving adalah sebagai sebuah proses yang
dinamis. Dalam aspek ini, problem solving dapat diartikan sebagai proses
mengaplikasikan segala pengetahuan yang dimiliki pada situasi yang baru dan
tidak biasa. Dalam interpretasi ini, yang perlu diperhatikan adalah metode,
prosedur, strategi dan heuristik yang digunakan siswa dalam menyelesaikan
suatu masalah. Masalah proses ini sangat penting dalam belajar matematika
dan yang demikian ini sering menjadi fokus dalam kurikulum matematika.
Sebenarnya, bagaimana seseorang melakukan proses problem solving dan
4
bagaimana seseorang mengajarkannya tidak sepenuhnya dapat dimengerti.
Tetapi usaha untuk membuat dan menguji beberapa teori tentang pemrosesan
informasi atau proses problem solving telah banyak dilakukan. Dan semua ini
memberikan beberapa prinsip dasar atau petunjuk dalam belajar problem
solving dan aplikasi dalam pengajaran.
3. Problem solving sebagai keterampilan dasar
Terakhir, problem solving sebagai keterampilan dasar (basic skill). Pengertian
problem solving sebagai keterampilan dasar lebih dari sekedar menjawab
tentang pertanyaan: apa itu problem solving? Ada banyak anggapan tentang
apa keterampilan dasar dalam matematika. Beberapa yang dikemukakan
antara lain keterampilan berhitung, keterampilan aritmetika, keterampilan
logika, keterampilan “matematika”, dan lainnya. Satu lagi yang baik secara
implisit maupun eksplisit sering diungkapkan adalah keterampilan problem
solving.
2. Tahapan dan Strategi dalam Problem Solving
George Polya (dalam Sumardyono, 2010) menjelaskan bahwa ada 4 langkah
dalam memecahkan masalah, yaitu :
a. Memahami soal / masalah
Untuk dapat melakukan tahap ini dengan baik, maka perlu latihan untuk
memahami masalah baik berupa soal cerita maupun soal non-cerita,
terutama dalam hal:
1). apa saja pertanyaannya, dapatkah pertanyaannya disederhanakan,
2). apa saja data yang dipunyai dari soal/masalah, pilih data-data yang
relevan,
3). hubungan-hubungan apa dari data-data yang ada.
b. Memilih rencana penyelesaian
Dalam proses pembelajaran pemecahan masalah, siswa dikondisikan untuk
memiliki pengalaman menerapkan berbagai macam strategi atau metode
pemecahan masalah. Pengalaman itu diawali dengan memilih atau
5
menentukan strategi memecahkan masalah sebagai bentuk rencana
memecahkan masalah. Menurut Lenchner, ketika siswa Anda telah
memahami masalah yang dihadapi, saatnya mereka selanjutnya
memutuskan rencana aksi untuk menindaklanjuti pemecahan masalah.
Mereka harus memilih strategi pemecahan masalah yang masuk akal.
Strategi yang tepat untuk memecahkan masalah matematika cukup banyak
dan bervariasi, tetapi berikut ini beberapa diantaranya yang paling banyak
digunakan.
1) Membuat gambar atau diagram
2) Menemukan pola
3) Membuat daftar yang terorganisir
4) Membuat tabel
5) Menyederhanakan masalah
6) Mencoba-coba
7) Melakukan eksperimen
8) Memeragakan (memerankan) masalah
9) Bergerak dari belakang
10) Menulis pertanyaan
11) Menggunakan deduksi
Untuk menyelesaikan suatu masalah, strategi seperti tersebut di atas
mungkin digunakan secara sendiri-sendiri, namun dapat pula secara
kombinasi. Anda akan menjumpai bahwa untuk suatu masalah yang sama,
orang (pemecah masalah) yang berbeda dapat menggunakan strategi yang
berbeda.
Sangat penting untuk disadari bahwa kita tidak dapat mengharapkan siswa
menggunakan strategi yang tidak dikenalnya. Seperti ketrampilan yang
lain, ketrampilan pemecahan masalah diperoleh setelah dipelajari. Oleh
karena itu kepada siswa perlu diberikan masalah-masalah yang luas dan
bervariasi sehingga mereka dapat mencoba strategi baru dan praktik
menggunakannya. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran suatu
kompetensi dasar (KD) yang bertujuan mengembangkan dan melatih
6
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah hendaknya dilatihkan
penerapan strategi pemecahan masalah yang bervariasi.
c. Menerapkan rencana
Untuk dapat melakukan tahapan ini dengan baik, maka perlu dilatih
mengenai beberapa hal :
1). keterampilan berhitung,
2). keterampilan memanipulasi aljabar,
3). membuat penjelasan (explanation) dan argumentasi (reasoning).
d. Memeriksa jawaban
Untuk dapat melakukan tahap ke-4 ini, maka diperlukan latihan mengenai:
1). memeriksa penyelesaian/jawaban (mengetes atau mengujicoba
jawaban),
2). memeriksa apakah jawaban yang diperolah masuk akal,
3). memeriksa pekerjaan, adakah yang perhitungan atau analisis yang
salah,
4). memeriksa pekerjaan, adakah yang kurang lengkap atau kurang jelas.
3. Teknik Penilaian Soal Pemecahan Masalah
Pemahaman kita akan cara penilaian soal pemecahan masalah, dapat
membimbing kita mengarahkan (memfasilitasi) siswa menyelesaikan
masalah. Selain itu, yang jelas, agar kita tidak keliru menilai kemampuan
memecahkan masalah.Umumnya kita membedakan ada dua macam cara
penilaian pemecahan masalah, yaitu secara holistik dan secara analitik
(Emenaker, 1999:117).
Pembedaan penilaian ini didasarkan pembedaaan cara penyekoran.
Penyekoran secara holistik didasarkan pada beberapa kelompok besar
kemampuan memecahkan masalah, sementara penyekoran secara analitik
berdasarkan rincian aspek-aspek kemampuan. Beberapa aspek yang dapat
dinilai dalam pemecahan masalah, antara lain: pemahaman masalah, strategi
penyelesaian, penjelasan atau eksplanasi, argumentasi langkah, penarikan
7
kesimpulan atau jawaban, penggunaan symbol matematika, manipulasi
aljabar atau hitungan bilangan, dan bahasa tulis. Untuk memperoleh
gambaran yang lebih jelas berikut ini contoh penyekoran secara holistik dan
contoh penyekoran secara analitik.
Contoh penyekoran secara holistik (disadur dari Lester, F. & Kroll, D. 1991).
Sko
r
Indikator Keterangan
4
Semua yang berikut dipenuhi:
- Jawaban yang diperoleh benar.
- Penjelasan jelas dan lengkap.
- Perhitungan matematis dilakukan dengan
benar.
respon yang
patut dicontoh
3
Hanya terjadi salah satu dari yang berikut:
- Jawaban salah karena sedikit kesalahan
perhitungan.
- Penjelasan kurang jelas.
- Penjelasan kurang lengkap
respon yang
baik
2
Terjadi 2 dari 3 hal pada skor 3 di atas. Atau, salah
satu atau lebih ciri-ciri berikut terjadi:
- Jawaban tidak benar, namun disebabkan
kesalahan analisis (bukan kesalahan
perhitungan)
- Penjelasan tidak jelas atau membingungkan
- Ada kesalahan penerapan strategi penyelesaian
respon yang
kurang tepat
1
Jawaban tidak benar, dan Penjelasan (jika ada)
dengan alasan yang tidak benar, dan Strategi yang
diterapkan tidak benar atau membingungkan.
respon yang
kurang
0
Kertas jawaban dalam keadaan kosong atau berisi
catatan yang tidak relevan untuk menjawab
masalah
tidak ada
respon
8
Contoh penyekoran secara analitik (disadur dari Charles, Lester & O`Daffer
(1987:10)).
Aspek dan skor Indicator
Pemahaman
Skor 3 Siswa menunjukkan pemahaman yang lengkap baik
pada langkah penyelesaian maupun pada
penafsiran/penjelasan terhadap jawaban
Skor 2 Siswa menunjukkan pemahaman yang baik. Sedikit
kesalahan mungkin terjadi pada pemahaman masalah
atau pada pengembangan strategi penyelesaian atau
pada penafsiran jawaban.
Skor 1 Siswa menunjukkan pemahaman yang minimal.
Pernyataan masalah mungkin kurang jelas bagi
siswa.
Strategi yang digunakan atau penafsiran jawaban
kurang cocok dengan masalahnya
Skor 0 Siswa tidak menunjukkan pemahaman terhadap
masalah. Strategi yang digunakan dan jawaban yang
diperoleh tidak cocok dengan masalah.
Perencanaan
Skor 3 Jawaban benar dan dinyatakan secara jelas atau
meskipun jawaban tidak benar namun hanya
dikarenakan kesalahan yang tidak esensi bukan
karena
kesalahan implementasi/prosedur
Skor 2 Jawaban salah karena sedikit kesalahan pada
implementasi/prosedur atau jawaban dikemukakan
secara tidak jelas
9
Skor 1 Jawaban salah karena kesalahan yang esensi pada
implementasi/prosedur.
Skor 0 Tidak ada jawaban yang diberikan
Penampilan
Skor 1 Keseluruhan tampilan di atas kertas rapi/cermat dan
mudah dibaca. Informasi yang berguna/penting dapat
dengan mudah ditemukan
Skor 0 Kertas jawaban sulit untuk dibaca atau informasi
yang berguna/penting sulit untuk ditemukan
C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
terlampir
10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Madrasah : MTs Negeri Cigugur
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Smtr : VII / Genap
Standar Kompetensi : GEOMETRI
6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta
menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : 6.3. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan
segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah.
Indikator : Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan
segiempat
Alokasi Waktu : 8 jam pelajaran (4 pertemuan).
Tujuan Pembelajaran
- Pertemuan Pertama, Kedua, ketiga dan keempat,:
a. Peserta didik dapat menurunkan rumus keliling dan luas bangun segitiga
dan segi empat.
b. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat.
Materi Ajar
- Menghitung keliling dan luas segi empat dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
- Menghitung keliling dan luas segitiga dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
11
- Menghitung keliling dan luas bangun datar dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
Metode Pembelajaran
Pendekatan Problem solving
Langkah-langkah Kegiatan
Langkah-langkah Kegiatan
Pendidik Peserta didik
A.
Kegiatan Awal
apersepsi
B. Kegiatan inti
a. Memberi salam
b. Memberikan motivasi
dan memberikan
gambaran tujuan
mempelajarai materi
c. Menjelaskan langkah-
langkah pemecahan
masalah dalam
menyelesaikan soal.
a. Memberikan penguatan
konsep tentang keliling
dan luas bangun datar
segitiga dan segi empat
dan mempersilahkan
bertanya kepada siswa
tentang materi tersebut
b. Memberikan beberapa
Menjawab salam
Menyimak pembahasan
guru
Menyimak dan mencatat
langkah-langkah
pemecahan masalah
Menyimak, memahami,
mencatat dan bertanya
tentang materi yang
kurang dipahami.
Mengerjakan soal secara
12
C.Kegiatan Akhir
contoh soal untuk
menguji konsep yang
diberikan, menunjuk
beberapa siswa
mengerjakan di papan
tulis.
c. Setelah dirasakan cukup,
guru memberikan soal
problem solving untuk
dikerjakan secara
berkelompok (dalam
kelompok kecil/teman
sebangku) dengan
menggunakan langkah-
langkah pemecahan
masalah.
d. Membimbing,
mengevaluasi dan
merefleksi jawaban
siswa
a. Bersama-sama dengan
siswa membuat
generalisasi materi yang
telah dipelajari
b. Memberikan soal/tugas/PR
yang harus dikerjakan
secara individu dengan
individu, yang ditunjuk
mengerjakan soal di papan
tulis.
Mengerjakan soal dengan
berkelompok dengan
menggunakan langkah-
langkah pemecahan
masalah dengan dibimbing
oleh guru
Mendapatkan penilaian
dan bersama guru
melakukan refleksi
Membuat/mencatat
rangkuman
Mencatat soal dan
mengerjakannya secara
individu
13
menggunakan langkah-
langkah pemecahan
masalah.
Alat dan Sumber Belajar
Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VII Semester 2.
- Buku referensi lain.
Alat :
- Alat peraga berbagai jenis segitiga dan segi empat
Penilaian Hasil Belajar .
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
TeknikBentuk
InstrumenInstrumen/ Soal
Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan
luas bangun segitiga dan
segiempat
Tes tertulis Uraian
tersetruktur
Pak Ahmad memiliki
sebidang tanah berbentuk
seperti gambar berikut ini.
Tanah tersebut rencananya
akan dibagikan kepada 4
anaknya. Setiap anak
menerima bagian tanah
dengan luas yang sama.
Tunjukan cara membagi
tanah tersebut dengan tepat.
14
Indikator Jawaban Skor
Semua yang berikut dipenuhi:- Jawaban yang diperoleh benar.- Penjelasan jelas dan lengkap.- Perhitungan matematis dilakukan dengan benar.
4
Hanya terjadi salah satu dari yang berikut:- Jawaban salah karena sedikit kesalahan
perhitungan.- Penjelasan kurang jelas.- Penjelasan kurang lengkap
3
Terjadi 2 dari 3 hal pada skor 3 di atas. Atau, salah satu atau lebih ciri-ciri berikut terjadi:- Jawaban tidak benar, namun disebabkan
kesalahan analisis (bukan kesalahan perhitungan)
- Penjelasan tidak jelas atau membingungkan- Ada kesalahan penerapan strategi penyelesaian
2
Jawaban tidak benar, dan Penjelasan (jika ada) dengan alasan yang tidak benar, dan Strategi yang diterapkan tidak benar atau membingungkan.
1
Kertas jawaban dalam keadaan kosong atau berisi catatan yang tidak relevan untuk menjawab masalah
0
15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Madrasah : MTs Negeri Cigugur
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Smtr : VII / Genap
Standar Kompetensi : GEOMETRI
6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : 6.3. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Indikator : Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat
Alokasi Waktu : 8 jam pelajaran (4 pertemuan).
Tujuan Pembelajaran
- Pertemuan Pertama, Kedua, ketiga dan keempat,:c. Peserta didik dapat menurunkan rumus keliling dan luas bangun segitiga
dan segi empat.d. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat.
Materi Ajar
- Menghitung keliling dan luas segi empat dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
- Menghitung keliling dan luas segitiga dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
- Menghitung keliling dan luas bangun datar dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Metode Pembelajaran
Ekspositori
Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan Pertama, Kedua, ketiga dan keempat
Pendahuluan : - Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran.
16
- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti
EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:
Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai cara menurunkan rumus keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat, serta cara menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat, kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada mengenai cara menghitung keliling dan luas persegi panjang, mengenai cara menghitung keliling dan luas jajargenjang, mengenai cara menghitung keliling dan luas segitiga, mengenai cara menghitung keliling dan luas trapesium, dan mengenai cara menghitung keliling dan luas layang-layang.
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru:
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari buku paket mengenai rumus keliling dan luas jajargenjang, mengenai keliling dan luas jajargenjang, mengenai rumus luas trapesium, dan mengenai rumus luas layang-layang, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal tersebut.
Peserta didik mengerjakan soal-soal mengenai penentuan keliling dan luas persegi dan persegi panjang, mengenai penentuan keliling dan luas jaring kawat keranjang yang berbentuk jajargenjang, mengenai penentuan keliling dan luas segitiga, mengenai penentuan
17
luas bangun datar, dan berturut-turut mengenai penentuan keliling dan luas trapesium dan layang-layang, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal tersebut.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VII Semester 2.
- Buku referensi lain.
F. Penilaian Hasil Belajar .
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
TeknikBentuk
InstrumenInstrumen/ Soal
Menurunkan rumus keliling bangun segitiga dan segiempat
Menurunkan rumus luas
Tes tertulis uraian 1. Tentukan luas dan kelilng segi empat berikut.
18
bangun segitiga dan segiempat
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat
Tes tertulis
Tes tertulis
Uraian
Uraian
5 cm
8 cm
2. Tentukan luas dan keliling segitiga berikut.
4 cm
5 cm
3. Keliling persegi ABCD = 64 cm. Luas persegi tersebut adalah…
19