Upload
operator-warnet-vast-raha
View
436
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ASKEP DEPRESI
Kelompok 5
A. Pengertian
• Depresi adalah suatu jenis alam perasaan
atau emosi yang disertai komponen psikologik
: rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan
tidak bahagia, serta komponen somatik:
anoreksia,konstipasi, kulit lembab (rasa
dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit
menurun.
• Depresi merupakan gangguan alam perasaan
yang berat dan dimanifestasikan dengan
gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang
hebat, lama dan menetap pada individu yang
bersangkutan.
B. Faktor Predisposisi• Teori biologis
• Faktor Genetik
• Biokimia.
• Teori psikososial
• Psikoanalisa.
• Teori agresi berbalik pada diri sendiri mengemukakan bahwa
depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan pada diri
sendiri. Frued mengatakan bahwa kehilangan obyek/orang,
ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat terbalik menjadi
perasaan yang menyalahkan diri sendiri
• Teori kehilangan,
• Teori kepribadian,
• Model kognitif
• Model belajar ketidakberdayaan mengemukakan bahwa depresi
dimulai dari kehilangan kendali diri, lalu menjadi pasif dan tidak
mampu menghadapi masalah . Kemudian individu timbul keyakinan
akan ketidak mampuannya mengendalikan kehidupan sehingga ia
tidak berupaya mengembangan respon yang adaptif
• Model perilaku mengemukakan bahwa depresi terjadi karena
kurangnya pujian (reinforcement) positif selama berinteraksi dengan
lingkungan.
C. Faktor presipetasi
• Stres yang dapat menimbulkan gangguan
alam perasaan meliputi factor, biologis,
psikologis, sosiala budaya
• Faktor biologis meliputi perubahan
fisiologis yang disebabkan oleh obat-
obatan atau berbagai penyakit fisik seperti
infeksi,neoplasma , dan
ketidakseimbangan metabolisme.
• Faktor psikologis meliputi kehilangan kasih
sayang, termasuk kehilangan cinta
seseorang, dan kehilangan harga diri.
• Faktor sosial budaya kehilangan peran,
perceraiam, kehilangan pekerjaan.
E. Perilaku dan mekanisme
koping
• Perilaku yang berhubungan dengan depresi
bervariasi. Pada keadaan depresi kesedihan
dan kelambanan dapat menonjol atau dapat
terjadi agitasi.
• Depresi yaitu perasaan berduka yang belum
terselesaikan , mekanisme koping yang
digunakan adalah represi, supresi, denael dan
disosiasi. Tingkah laku mania merupakan
mekanisme pertahanan terhadap depresi
yang diakibatkan dari kurang efektifnya koping
dalam menghadapi kehilangan.
F. Perilaku yang berhubungan
dengan depresi
• Afektif : Sedih, cemas, apatis, murung, kebencian, kekesalan,
marah, persaan ditolak, perasaan bersalah, merasa tak
berdaya, putus asa , merasa sendirian, rendah diri, merasa
tidak berharga.
• Kognitif : Abivalensi, bingung, ragu-ragu, tidak mampu
kosentrasi, hilang perhatian dan motivasi, menyalahkan diri
sendiri, pikiran merusak diri, rasa tidak menentu, pesimis,
• Fisik : Sakit perut anoreksia, mual, muntah, gangguan
pencernaan, konstipasi, lemah, lesu, nyeri kepala, pusing,
insomnia, nyeri dada, over acting, perubahan berat badan,
gangguan selera makan, , gangguan menstruasi, impoten, tidak
berrespon terhadap seksual.
• Tingkah laku : Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat
aktifitas, kemunduran psikomotor, menarik diri, isolasi sosial,
iritebel (mudah marah, nangis, tersinggung), berkesan
menyedihkan, kurang sopan, gangguan kebersihan.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor
predisposisi, presipitasi, dan perubahan perilaku serta
mekanisme koping yang digunakan klien.
Perilaku yang sering ditampilkan pada pasien ini adalah :
• Aktivitas motorik meningkat
• Ekspresi wajah riang yang berlebihan
• Banyak bicara dan pembicaraan mudah beralih (Fligth of
ideas)
• Kurang bertanggung jawab
• Mudah tersinggung dan terangsang
• Tingkah laku mengancam bahaya
• Tidak tahan kritik
• Tidak takut bahaya.
• POHON MASALAH
Resiko Tinggi Bunuh Diri
Perubahan Proses Pkir
Isolasi Sosial
Gangguan Harga Diri
Nutrisi < Keb Berduka Disfungsional G3 Pola Tidur
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Resiko mencederai diri
• Isolasi social
• Prubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
• Gangguan pola tidur
• Perubahan proses piker
• Gangguan harga diri
• Berduka disfungsional
• INTERVENSI
1. Resiko mencederai diri
• Tanyakan pada pasien secara langsung: pernakah anda berpikir
untuk membunuh diri anda sendiri ? jika iya, apa yang anda
rencanakan?
• Ciptakan lingkungan yang aman unruk pasien. Singkirkan benda –
benda yang memiliki potensi untuk membahayakan
• Jaminn janji pasien bahwa ia akan cari staf jika pikiran bunuh diri
muncul
• Dorong pasien untuk mengekspresikan rasa maranhya dalam
batasan yang sesuai
• Paling penting, meluangkan waktu bersama dengan pasien
2. Isolasi social
• Luangkan waktu dengan pasien
• Kembangkan hubungan perawat pasien yang
terapeutik melalui kontak yang sering, singkat
dan sikap menerima
• Setelah pasien merasa nyaman dalam suatu
hubungan satu per satu dorong untuk hadir
dalam aktivitas – aktivitas kelompok
• Secara verbal akui ketidakhadiran pasien dari
beberapa aktivitas – aktivitas kelompok
• Ajarkan teknik asertif
• Berikan penguatan positif untuk pasien yang
secara sukarela berinteraksi denagn orang lain
3. Prubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
• Pastikan bahwa dietnya meliputi makanan yang
mengandung tinggi serta untuk mencegah
konstipasi
• Buat dokumentasi yang ketat tentang masukan,
haluaran dan jumlah kalori
• Timbang berat badan pasien setiap hari
• Tentukan makanan yang disukai dan makanan
yang tidak disukai oleh pasien dan kolaborasi
denagn ahli diet untuk menyediakan makanan
kesukaan pasien
• Temani pasien selama makan
• Pantau hasil laboratorium dan laporka
perubahan yang bermakna kepada dokter
• Jelaskan pentingnya nutrisi dan masukan cairan
yang adekuat
4. Gangguan pola tidur
• Catat secara ketat pola tidur pasien
• Mengurangi tidur seharian
• Batasi masukan minuman yang mengandung
kafein seperti the, kopi, dan sejenis coca
cola
• Berikan obat penenang sesuai anjuran
dokter
5. Perubahan proses pikir
• Perlihatkan penerimaan terhadap kebutuhan pasien
untuk keyakinan yang salah
• Jangan mendebat atau menyangkali keyakinan
tersebut
• Gunakan teknik – teknik validasi konsensual dan
meminta klarifikasi saat komunikasi
menggambarkan perubahan dalam berpikir
• Berikan penguatan positif kapada pasien karena
mampu memisahkan antara pikiran beradasarkan
realita dan yang tidak realita
• Ajarkan pasien untuk menghalangu menggunakan
teknik berhenti berpikir, saat pikiran melibatkan
penggunaan kata perintah
• Gunakan sentuhan secara hati –hati ,khusunya jika
pikiran – pikirannya menyatakan ide – ide
panganiayaan
6. Gangguan harga diri
• Bersikap menerima pasien dan negativisnya
• Luangkan waktu bersama pasien
• Bantu pasien untuk mengakui dan berfokus
pada kekuatan dan pencapaiannya
• Dorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas –
aktivitas kelompok
• Bantu pasien mengidentifikasi bagian – bagian
diri yang ingin diubahnya dan bantu dengan
pemecahan masalah terhadap usaha ini
• Pastikan bahwa pasien tidak menjadi semakin
tergantung dan bahwa ia menerima tanggung
jawab untuk perilakunya sendiri
• Ajarkan teknik – teknik asertif
• Bantu pasien untuk melakukan aspek – aspek
perawatan diri saat dibutuhkan
7. Berduka disfungsional
• Tentukan pada tahap berduka mana pasien terfiksasi.
• Kembangkan hubungan saling percaya dengan pasien
• Perlihatkan sikap saling menerima dan membolehkan pasien
untuk mengekspresikan perasaannya secara terbuka
• Dorong pasien untuk mengekspresikan rasa marah
• Bantu pasien untuk mengeluarkan rasa marah yang
terpendam melalui berpartisipasi dalam aktivitas motorik besar
( berjalan cepat, jogging, memukul karung pasir, sepeda
latihan)
• Ajarkan tahap – tahap berduka yang normal dan perilaku yang
berhubungan dengan setiap tahap
• Dorong pasien untuk meninjau hubungan dengan konsep
kehilangan.
• Komunikasikan pada pasien bahwa menangis merupakan hal
yang dapat diterima
• Bantu pasien dalam pemecahan masalahnya sebagai usaha
untukmenentukan metode – metode koping yang lebih adaptif
terhadap pengalaman kehilangan
THANK YOU
(WASSALAM)