17
ASKEP DEPRESI Kelompok 5

Askep depresi kel.6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep depresi kel.6

ASKEP DEPRESI

Kelompok 5

Page 2: Askep depresi kel.6

A. Pengertian

• Depresi adalah suatu jenis alam perasaan

atau emosi yang disertai komponen psikologik

: rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan

tidak bahagia, serta komponen somatik:

anoreksia,konstipasi, kulit lembab (rasa

dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit

menurun.

• Depresi merupakan gangguan alam perasaan

yang berat dan dimanifestasikan dengan

gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang

hebat, lama dan menetap pada individu yang

bersangkutan.

Page 3: Askep depresi kel.6

B. Faktor Predisposisi• Teori biologis

• Faktor Genetik

• Biokimia.

• Teori psikososial

• Psikoanalisa.

• Teori agresi berbalik pada diri sendiri mengemukakan bahwa

depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan pada diri

sendiri. Frued mengatakan bahwa kehilangan obyek/orang,

ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat terbalik menjadi

perasaan yang menyalahkan diri sendiri

• Teori kehilangan,

• Teori kepribadian,

• Model kognitif

• Model belajar ketidakberdayaan mengemukakan bahwa depresi

dimulai dari kehilangan kendali diri, lalu menjadi pasif dan tidak

mampu menghadapi masalah . Kemudian individu timbul keyakinan

akan ketidak mampuannya mengendalikan kehidupan sehingga ia

tidak berupaya mengembangan respon yang adaptif

• Model perilaku mengemukakan bahwa depresi terjadi karena

kurangnya pujian (reinforcement) positif selama berinteraksi dengan

lingkungan.

Page 4: Askep depresi kel.6

C. Faktor presipetasi

• Stres yang dapat menimbulkan gangguan

alam perasaan meliputi factor, biologis,

psikologis, sosiala budaya

• Faktor biologis meliputi perubahan

fisiologis yang disebabkan oleh obat-

obatan atau berbagai penyakit fisik seperti

infeksi,neoplasma , dan

ketidakseimbangan metabolisme.

• Faktor psikologis meliputi kehilangan kasih

sayang, termasuk kehilangan cinta

seseorang, dan kehilangan harga diri.

• Faktor sosial budaya kehilangan peran,

perceraiam, kehilangan pekerjaan.

Page 5: Askep depresi kel.6

E. Perilaku dan mekanisme

koping

• Perilaku yang berhubungan dengan depresi

bervariasi. Pada keadaan depresi kesedihan

dan kelambanan dapat menonjol atau dapat

terjadi agitasi.

• Depresi yaitu perasaan berduka yang belum

terselesaikan , mekanisme koping yang

digunakan adalah represi, supresi, denael dan

disosiasi. Tingkah laku mania merupakan

mekanisme pertahanan terhadap depresi

yang diakibatkan dari kurang efektifnya koping

dalam menghadapi kehilangan.

Page 6: Askep depresi kel.6

F. Perilaku yang berhubungan

dengan depresi

• Afektif : Sedih, cemas, apatis, murung, kebencian, kekesalan,

marah, persaan ditolak, perasaan bersalah, merasa tak

berdaya, putus asa , merasa sendirian, rendah diri, merasa

tidak berharga.

• Kognitif : Abivalensi, bingung, ragu-ragu, tidak mampu

kosentrasi, hilang perhatian dan motivasi, menyalahkan diri

sendiri, pikiran merusak diri, rasa tidak menentu, pesimis,

• Fisik : Sakit perut anoreksia, mual, muntah, gangguan

pencernaan, konstipasi, lemah, lesu, nyeri kepala, pusing,

insomnia, nyeri dada, over acting, perubahan berat badan,

gangguan selera makan, , gangguan menstruasi, impoten, tidak

berrespon terhadap seksual.

• Tingkah laku : Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat

aktifitas, kemunduran psikomotor, menarik diri, isolasi sosial,

iritebel (mudah marah, nangis, tersinggung), berkesan

menyedihkan, kurang sopan, gangguan kebersihan.

Page 7: Askep depresi kel.6

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor

predisposisi, presipitasi, dan perubahan perilaku serta

mekanisme koping yang digunakan klien.

Perilaku yang sering ditampilkan pada pasien ini adalah :

• Aktivitas motorik meningkat

• Ekspresi wajah riang yang berlebihan

• Banyak bicara dan pembicaraan mudah beralih (Fligth of

ideas)

• Kurang bertanggung jawab

• Mudah tersinggung dan terangsang

• Tingkah laku mengancam bahaya

• Tidak tahan kritik

• Tidak takut bahaya.

Page 8: Askep depresi kel.6

• POHON MASALAH

Resiko Tinggi Bunuh Diri

Perubahan Proses Pkir

Isolasi Sosial

Gangguan Harga Diri

Nutrisi < Keb Berduka Disfungsional G3 Pola Tidur

Page 9: Askep depresi kel.6

DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Resiko mencederai diri

• Isolasi social

• Prubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

• Gangguan pola tidur

• Perubahan proses piker

• Gangguan harga diri

• Berduka disfungsional

Page 10: Askep depresi kel.6

• INTERVENSI

1. Resiko mencederai diri

• Tanyakan pada pasien secara langsung: pernakah anda berpikir

untuk membunuh diri anda sendiri ? jika iya, apa yang anda

rencanakan?

• Ciptakan lingkungan yang aman unruk pasien. Singkirkan benda –

benda yang memiliki potensi untuk membahayakan

• Jaminn janji pasien bahwa ia akan cari staf jika pikiran bunuh diri

muncul

• Dorong pasien untuk mengekspresikan rasa maranhya dalam

batasan yang sesuai

• Paling penting, meluangkan waktu bersama dengan pasien

Page 11: Askep depresi kel.6

2. Isolasi social

• Luangkan waktu dengan pasien

• Kembangkan hubungan perawat pasien yang

terapeutik melalui kontak yang sering, singkat

dan sikap menerima

• Setelah pasien merasa nyaman dalam suatu

hubungan satu per satu dorong untuk hadir

dalam aktivitas – aktivitas kelompok

• Secara verbal akui ketidakhadiran pasien dari

beberapa aktivitas – aktivitas kelompok

• Ajarkan teknik asertif

• Berikan penguatan positif untuk pasien yang

secara sukarela berinteraksi denagn orang lain

Page 12: Askep depresi kel.6

3. Prubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

• Pastikan bahwa dietnya meliputi makanan yang

mengandung tinggi serta untuk mencegah

konstipasi

• Buat dokumentasi yang ketat tentang masukan,

haluaran dan jumlah kalori

• Timbang berat badan pasien setiap hari

• Tentukan makanan yang disukai dan makanan

yang tidak disukai oleh pasien dan kolaborasi

denagn ahli diet untuk menyediakan makanan

kesukaan pasien

• Temani pasien selama makan

• Pantau hasil laboratorium dan laporka

perubahan yang bermakna kepada dokter

• Jelaskan pentingnya nutrisi dan masukan cairan

yang adekuat

Page 13: Askep depresi kel.6

4. Gangguan pola tidur

• Catat secara ketat pola tidur pasien

• Mengurangi tidur seharian

• Batasi masukan minuman yang mengandung

kafein seperti the, kopi, dan sejenis coca

cola

• Berikan obat penenang sesuai anjuran

dokter

Page 14: Askep depresi kel.6

5. Perubahan proses pikir

• Perlihatkan penerimaan terhadap kebutuhan pasien

untuk keyakinan yang salah

• Jangan mendebat atau menyangkali keyakinan

tersebut

• Gunakan teknik – teknik validasi konsensual dan

meminta klarifikasi saat komunikasi

menggambarkan perubahan dalam berpikir

• Berikan penguatan positif kapada pasien karena

mampu memisahkan antara pikiran beradasarkan

realita dan yang tidak realita

• Ajarkan pasien untuk menghalangu menggunakan

teknik berhenti berpikir, saat pikiran melibatkan

penggunaan kata perintah

• Gunakan sentuhan secara hati –hati ,khusunya jika

pikiran – pikirannya menyatakan ide – ide

panganiayaan

Page 15: Askep depresi kel.6

6. Gangguan harga diri

• Bersikap menerima pasien dan negativisnya

• Luangkan waktu bersama pasien

• Bantu pasien untuk mengakui dan berfokus

pada kekuatan dan pencapaiannya

• Dorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas –

aktivitas kelompok

• Bantu pasien mengidentifikasi bagian – bagian

diri yang ingin diubahnya dan bantu dengan

pemecahan masalah terhadap usaha ini

• Pastikan bahwa pasien tidak menjadi semakin

tergantung dan bahwa ia menerima tanggung

jawab untuk perilakunya sendiri

• Ajarkan teknik – teknik asertif

• Bantu pasien untuk melakukan aspek – aspek

perawatan diri saat dibutuhkan

Page 16: Askep depresi kel.6

7. Berduka disfungsional

• Tentukan pada tahap berduka mana pasien terfiksasi.

• Kembangkan hubungan saling percaya dengan pasien

• Perlihatkan sikap saling menerima dan membolehkan pasien

untuk mengekspresikan perasaannya secara terbuka

• Dorong pasien untuk mengekspresikan rasa marah

• Bantu pasien untuk mengeluarkan rasa marah yang

terpendam melalui berpartisipasi dalam aktivitas motorik besar

( berjalan cepat, jogging, memukul karung pasir, sepeda

latihan)

• Ajarkan tahap – tahap berduka yang normal dan perilaku yang

berhubungan dengan setiap tahap

• Dorong pasien untuk meninjau hubungan dengan konsep

kehilangan.

• Komunikasikan pada pasien bahwa menangis merupakan hal

yang dapat diterima

• Bantu pasien dalam pemecahan masalahnya sebagai usaha

untukmenentukan metode – metode koping yang lebih adaptif

terhadap pengalaman kehilangan

Page 17: Askep depresi kel.6

THANK YOU

(WASSALAM)