Upload
dilo
View
30
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
askep
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DI PANTI WREDA KARITAS
Makalah
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Community Nursing Program II
dengan dosen mata kuliah Bhakti Permana, S.Kep., Ners.M.Kep. M.Si
disusun oleh:
Adining Ajeng Munigar:043-315-13-1-001
Ai Roainingsih:043-315-13-1-002
Della Sonya Fadhilah:043-315-13-1-009
Dilo Rivanca Farera: 043-315-13-1-012
Fikri Maidawati:043-315-13-1-015
Lia Nurbaeti:043-315-13-1-025
Raswan Dian:043-315-13-1-031
Siska Widiyanti:043-315-13-1-037
Widia Tamara Dewi:043-315-13-1-041
KELAS S1 2A
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA JAWA BARAT
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpah dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai "Pengkajian Pada Lansia" ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. maka dari itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bhakti Permana,S.Kep.,Ners.M.Kep.M.Si selaku koordinator dari mata kuliah Community Nursing Process 2.
2. Dhika Darmansyah,S.Kep,.Ners,.M.Kep selaku pembimbing kelompok 3.
3. Semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah "Pengkajian Pada Lansia".
Penyusun menyadari bahwa makalah mengenai pengkajian lansia ini belum sempurna, maka dari itu penulis menerima setiap kritik dan sarang yang di berikan. Dan semoga makalah mengenai "Pengkajian Pada Lansia" ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi yang membaca pada umumnya.
Bandung, 28 April 2015
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB 1 Pendahuluan..................................................................................1
1.1 Latar belakang masalah..................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah..................................................................... 2
1.3 Tujuan..................................................................... 2
1.4 Manfaat................................................................................. 2
BAB 2 Pembahasan................................................................................. 3
2.1 Fungsi dari sistem pencernaan......................................................... 3
2.2 Anatomi dari sistem pencernaan............................................. 3
2.2.1 Mulut................................................................................. 5
2.2.2 Tenggorokan (Faring)......................................................... 6
2.2.3 Kerongkongan (Esofagus)............................................. 7
2.2.4 Lambung............................................. 8
2.2.5 Usus halus (usus kecil)............................................. 9
2.2.6 Usus Besar (Kolon)........................................... 12
2.2.7 Usus Buntu (sekum)........................................... 13
2.2.8 Umbai Cacing (Appendix)........................................... 13
2.2.9 Rektum dan anus........................................... 14
2.2.10 Pankreas........................................... 15
2.2.11 Hati................................................................... 16
2.2.12 Kandung empedu........................................... 17
2.3 Fisiologis dari sistem pencernaan........................................... 17
BAB 3 Kesimpulan ........................................................................................... 26
Daftar Pustaka........................................................................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia, yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (Al- Isawi, 2002).
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya data fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggap anbahwa kehidupan masa tua, sering kali dipersepsikan secara negative sebagai beban keluarga dan masyarakat.
Sekilas tentang panti wreda karitas, didirikan tahun 1980 oleh seorang suster dari belanda yang mengabdikan diri di daerah sekitar panti karitas ini, sekarang penghuni panti ada 34 lansia yang dimana terdiri dari 9 opa dan 25 oma, mereka berasal dari berbagai daerah jawa dan ada yang dari Palembang. Panti ini memang bergerak dibidang sosial, hanya menerima lansia yang kurang mampu . Ada beberapa kegiatan di panti ini, misalnya jam 3 sore doa rosario, ada juga olahraga. Tiap minggu ada romo yang dating atau diantar kegereja. Ada pembinaan iman oleh suster 1 bulan 1 kali. Untuk masalah kesehatan, ada dokter yang tiap bulan dating berkunjung.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa ituPengertianLansia?
2. Apa itu Proses Menua?
3. Bagaimana Teori Penuaan?
4. Apa saja Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Lansia di panti Wreda Karitas?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian lansia.
2. Untuk mengetahui proses menua.
3. Untuk mengetahui bagaimana teori penuaan.
4. Untuk mengetahui apa saja perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia.
5. Untuk mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan pada lansia di Panti
Wreda Karitas.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Bagi mahasiswa keperawatan Sebagai bahan pembelajaran dan untuk menambah wawasan agar lebih mengetahui tentang proses keperawatan komunitas khususnya dalam keperawatan gerontik di mulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi hingga implementasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
1
2
2.1 Lansia
2.1.1 Pengertian Lansia
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagaimana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyaikemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidupberubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasukiselanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal,siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fasehidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya(Darmojo, 2004).
2.1.2 Proses Menua
Menurut Constantindes (1994) dalam Nugroho (2000) mengatakan bahwa proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaikinya kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus-menerus secara alamiah dimulai sejak lahir dan setiap individu tidak sama cepatnya. Menua bukan status penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan stuktural yang disebut sebagai penyakit degenerative seperti, hipertensi, aterosklerosis, diabetes militus dan kanker yang akan menyebabkan kita menghadapi akhir hidup dengan episode terminal yang dramatik seperti strok, infark miokard, koma asidosis, metastasis kanker dan sebagainya ( Martono & Darmojo,edisi ke-3 2004).
2.1.3 Teori Penuaan
Para perencana dan pengambil keputusan menaruh perhatian pada aspek lanjut usia yang sehat dan sakit-sakitan mengingat usia yang panjang, tetapi sakit-sakitan akan menguras banyak sumber daya dan akan menggangu aktifitas sehari-hari lansia. Dengan indeks aktifitas sehari-hari menurut Katz, dapat diprediksi berapa usia harapan hidup aktif pada suatu masyarakat. Dari berbagai studi disimpulkan bahwa dari status fungsional aktifitas sehari-hari terkait erat bukan hanya dengan usia, tetapi juga dengan penyakit. Keterbatasan gerak merupakan penyebab utama gangguan aktifitas hidup keseharian (activity of daily living ADL) dan IADL (ADL Instrumen) (Guraalnik, dkk dalam Tamher, 2009).
2.1.4 Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
Menurut Maryam Siti, R. dkk, (2008), perubahan yang terjadi pada lanjut usia adalah :
2.1.4.1 Perubahan fisik
1) Sel
Lebih sedikit jumlahnya, lebih besar ukuranya, berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan tubuhdan berkurangnya cairan intraseluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot ginjal darah, dan hati, jumlah sel otak menurun, terganggunya mekanisme perbaikan sel, otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5 10%.
2) System persarafan
Berat otak menurun 10 20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya dalam setiap harinya), cepatnya menurun hubungan persyarafan, lambat dalam responden waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres, mengecilnya syaraf panca indra (berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin), kurang sensitive terhadap sentuhan.
3) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran)
Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap bunyi suara atau nadanada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti katakata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun, membrane timpani menjadi atrofimenyebabkan otot seklerosis, terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin, pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stres.
4) System penglihatan
Sfingter pupil timbul sclerosis dan hilangnya respon terhadap sinar kornea lebih terbentuk sferis (bola), lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak menyebabkan gangguan penglihatan, meningkatnya ambang pengamatan sinar,daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang (berkurang luas pandang), menurunya dayamembedakan warna biru atau hijau pada skala.
5) System kardiovaskuler
Elastisitas dinding aorta menurun, katup jatung menebal dan menjadi kaku kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun seudah berumur 20 tahun, hal ini menyebkan merunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg).
6) System pengaturan temperatur tubuh
Pada pengaturan suhu hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu thermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi berbagai faktor yang mempengaruhinya.Sebagai akibat sering ditemui temperatur tubuh menurun(hipotermia) secara fisiologik 35C ini akibat metabolism yang menurun, keterbatasan refleks menggigil dan tidak memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot.
7) System respirasi
Otototot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku menurunya aktifitas dari sillia, paruparu kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun, alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang, O pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, CO pada arteri tidak terganti, kemampuan pegas dindingdada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia.
8) System gastrointestinal
Kehilangan gigi penyebab utama adanya periodontal diase yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lainmeliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk, inderapengecap menurun adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir,atropi indra pengecap (80%) hilangnya sensitifitas dari sarafpengecap dilidah terutama rasa manis dan asin, hiangnyasensitifitas dari saraf pengecap tentang rasa asin, asam dan pahit, esophagus melebar, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar45menurun), asam lambung menurun, waktu mengosongkanmenurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi,fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu), liver (hati)makin mengecil dan merunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
9) System reproduksi
Menciutnya ovari dan uterus, atrovi payudara, pada lakilaki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsurangsur, dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi kesehatan baik) yaitu kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia, hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual, tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami, selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahanperubahan warna.
10) Sisem gastourinaria
Ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urine darah ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya diglomerulus), kemudian mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulusakibatnya berkurannya kemampuan mengkonsentrasikan urin, berat jenis urin menurun proteinuria (biasanya +1), BUN (BloodUrea Nitrogen) meningkatkan sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat, vesika urinaria (kandung kemih) ototnya menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria sudah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatkan retensi urin, pembesaran prostat 75 % dialami oleh pria usia di atas 65 tahun, atrovi vulva dan vagina, orangorang yang makin menua sexual intercoursecenderung secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua.
11) System endokrin
Produksi dari hampir semua hormon menurun, fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, pertumbuhan hormone ada tetapi tidak rendah dan hanya ada didalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH, menurunya aktifitas tiroid, menurunnya BMR (basal metabolicrate), dan menurunnya daya pertukaran zat, menurunnya produksi aldosteron, menurunnya sekresi hormon kelamin,misalnya progesteron, estrogen, dan testeron.
12) Sistem kulit (integumentary system)
Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses kratinasi serta perubahan ukuran dan bentukbentuk sel epidermis), menurunya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun yaitu produksi serum menurun, gangguan pegmentasi kulit, kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu, rambut dalam hidung dan telingga menebal, bekurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vaskularisasi, pertumbuha kuku lebih lambat, kuku jari menjadi lebiih keras dan rapuh, kuku kaki bertumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya, kuku menjadi pudar, kurang bercahaya.
13) System muskuluskeletal (musculoskeletal system)
Dewasa lansia yang melakukan aktifitas secara teratur tidak kehilangan massa atau tonus otot dan tulang sebanyak lansia yang tidak aktif. Serat otot berkurang ukuranya. Dan kekuatan otot berkurang sebanding penurunan massa otot. Penurunan massa dan kekuatan otot, demeneralisasi tulang,67pemendekan fosa akibat penyempitan rongga intravertebral, penurunan mobilitas sendi, tonjolan tulang lebih meninggi (terlihat). Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh, kifosis pinggang, pergerakan lutut dan jarijari pergelangan terbatas, discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek(tingginya berkurang), persendian membesar dan menjadi rapuh, tendon mengerut dan mengalami sclerosis, atrofin serabut otot sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otototot kram menjadi tremor, otototot polos tidak begitu berpengaruh.
2.1.4.2 Perubahan mental
Faktorfaktor yang mempengaruhi perubahan mental yaitu perubahan fisik khususnya organ perasa kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan (hereditas), dan lingkungan.Kenangan (memory) terdiri dari kenangan jangka panjang (berjamjam sampai berharihari yang lalu mencakup beberapa perubahan),dan kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit, kenangan buruk). I.Q. (Intellegentian Quantion )tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal, berkurangnya penampilan, persepsidan ketrampilan psikomotor (terjadinya perubahan pada dayamembayangkan karena tekananteanan dari faktor waktu). Semua organ pada proses menua akan mengalami perubahan struktural dan fisiologis, begitu juga otak. Perubahan ini disebabkan karena fungsi neuron di otak secara progresif.Kehilangan fungsi ini akibat menurunnya aliran darah ke otak, lapisan otak terlihat berkabut dan metabolisme di otak lambat. Selanjutnya sangat sedikit yang di ketahui tentang pengaruhnya terhadap perubahan fungsi kognitif pada lanjut usia. Perubahan kognitif yang di alami lanjut usia adalah demensia, dan delirium.
2.1.4.3 Perubahan psikologis
Lanjut usia akan mengalami perubahanperubahan psikososial seperti :
1) Pensiun, nilai seseorang sering diukur produktifitasnya, identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Lansia yang mengalami pensiun akan mengalami rangkaian kehilangan yaitufinansial (income berkurang), status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan segala faselitasnya),teman/kenalan atau relasi, dan pekerjaan atau kegiatan.
a) Merasakan atau sadar akan kematian (sence of awareness of mortality)
b) Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah perawatan,bergerak lebih sempit.
c) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic derivation) meningkatkan biaya hidup pada penghasilan yangsulit, bertambahnya biaya pengobatan.
d) Penyakit kronis dan ketidak mampuan.
e) Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan social.
f) Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian.
g) Gangguan gizi akibat kehilangan penghasila atau jabatan.
h) Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman teman dan famili serta pasangan.
i) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri.
2.1.5 Kebutuhan Hidup Lanjut Usia
Seseorang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan hidup orang lanjut usia antara lain kebutuhan akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perumahan yang sehat dan kondisi rumah yang tentram dan aman, kebutuhankebutuhan sosial seperti bersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia, sehingga mereka mempunyai banyak teman yang dapat diajak berkomunikasi, membagi pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan yang baik. Kebutuhan tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri. Kebutuhan manusia meliputi :
1) kebutuhan fisik (physiological needs) adalah kebutuhan fisik atau biologis seperti pangan, sandang, papan, dan seks.
2) kebutuhan ketentraman (safety needs) adalah kebutuhan akan rasa keamanan dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah seperti kebutuhan akan jaminan hari tua, kebebasan, dan kemandirian.
3) kebutuhan sosial (social needs) adalah kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkomunikasi dengan manusia lain melalui panuyuban, organisasi profesi, kesenian, olah raga, dan kesamaan hobi.
4) kebutuhan harga diri (esteem needs) adalah kebutuhan akan harga diri untuk diakui akan keberadaannya.
5) kebutuhan aktualisasi diri (selfactualization needs) adalah kebutuhan untuk untuk mengungkapkan kemampuan fisik rohani maupun daya pikir berdasar pengalaman masingmasing bersemangat untuk hidup, dan berperan dalam kehidupan.
2.2 Asuhan Keperawatan Gerontik
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1 Identitas Klien
a. Nama : Aciw Setiawan
b. Umur : 75 tahun
c. Agama: Kristen (khatolik)
d. Pendidikan: SMA
e. Pekerjaan: Pengurus panti
f. Suku/bangsa: Indonesia
g. Status marital: Duda
h. Tanggal pengkj: 21 April 2015
i. Ruang: Ruang Opa
j. Alamat: Jln.Ibu sangki , Gg. H. Nur no: 35 Cibeber,
Cimahi
2.2.1.2 Identitas Penanggungjawab
a. Nama : Istiana Riastuti
b. Umur: 34 tahun
c. Agama: Kristen (Katholik)
d. Pendidikan: D1 Keperawatan
e. Pekerjaan: -
f. Hub. Dgn klien: Pengurus Panti
g. Alamat: Jln.Ibu sangki , Gg. H. Nur no: 35 Cibeber, Cimahi
2.2.1.3 Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Imobilitas Fisik
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 27 April 2015 klien mengeluh tidak dapat menggerakan kakinya karena penyakit yang di deritanya yaitu stroke, klien hanya terduduk di kursi roda semenjak 6 tahun lalu.
c. Kesehatan dahulu
Menurut klien, klien mempunyai riwayat penyakit Hipertensi dan pernah beberapa kali dirawat di rumah sakit karena penyakit hipertensi dan stroke tersebut. dan klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular seperti : TBC , HIV atau Hepatitis
d. Kesehatan keluarga
Menurut klien ada beberapa keluarganya (kedua orang tua klien) yang mempunyai penyakit yang sama dengan yang diderita klien, yaitu : Hipertensi. tidak ada diantara keluarga klien yang mempunyai penyakit menular seperti : TBC, HIV, atau Hepatitis
2.2.1.4 Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Tingkat kesadaran: Compos Mentis
Penampilan: klien terlihat rapi dan bersih
Tanda vital
Tekanan Darah: 150/100 mmHg
Nadi: 89x/menit
Respiratory Rate: 23x/menit
Suhu: 36,6C
b. Kepala
Bentuk: Normal
Letak: Simetris
Warna Rambut: Putih
c. Muka
Bentuk : Normal
Letak Simetris: Simetris
Warna : Sawo Matang
Lesi : Tidak ada
d. Mata
Bentuk : Normal
Letak : Simetris
Konjungtiva: merah muda
Pupil : Normal
Sklera: Putih
Fungsi: rabun, klien tidak mampu membaca
papan nama siswa
e. Hidung
Bentuk: Normal
Letak : Simetris
Mukosa: Merah muda
Sekret: Tidak ada
Fungsi: Normal, klien dapat
mencium wangi parfum
f. Mulut
Bentuk : Normal
Letak: Simetris
Lesi: Tidak ada
Lidah: Bersih
Gigi : 17 buah
g. Telinga
Bentuk: Normal
Letak: Simetris
Lesi: Tidak ada
Fungsi: Normal, klien dapat mendengar pertanyaan yang di tanyakan oleh
perawat
h. Leher
Bentuk: Normal
Letak: Simetris
Pembesaran KGB : Tidak ada
Nyeri Tekan: Tidak ada
i. Dada
Bentuk: Normal
Letak: Simetris
j. Perut
Bentuk: Normal
Letak: Simetris
Nyeri tekan: Ada
Lesi: Tidak ada
k. Punggung
Bentuk: Normal
Letak: Simetris
Nyeri tekan: tidak ada
l. Sistem respirasi
Tidak terdengar suara abnormal seperti (ronchi, krekels dan wheezing).
m. Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah klien tinggi karena klien memiliki riwayat penyakit hipertensi.
n. Sistem gastrointestinal
Suara bising usus normal yaitu : 12x/menit.
o. Sistem genitourinaria
Klien sering kencing disaat malam hari.
p. Sistem musculoskeletal
Sistem musculoskeletal klien terganggu karena pengaruh penyakit stroke yang mengimobilisasi ekstremitas bawah klien yang menyebabkan klien hanya terduduk di kursi roda dengan nilai skala ROM 1.
q. Sistem integument
Tidak ada keluhan karena lesi, turgor kulit baik.
r. Sistem neurosensori
Sistem syaraf di ekstremitas bawah klien sudah terjadi gangguan karena riwayat penyakit stroke klien.
s. Sistem endokrin
Tidak ada pembengkakan kelenjar KGB atau kelenjar lainnya.
2.1.1.5 Pengkajian Psikososial dan Spiritual
2.2 Psikososial
Klien mengatakan sering berdiam diri dikamar dikarenakan sulit untuk berinteraksi dengan teman seusianya karena klien hanya dapa terduduk di kursi roda, klien tampak gugup ketika sedang bersama dengan teman - teman seusianya, terlihat klien bingung harus bagaimana ketika berkumpul dengan teman seusianya.
2.3 Emosional
Emosi klien stabil, terlihat dari cara klien menerima kedatangan perawat dan dari cara klien menjawab pertanyaan.
Identifikasi masalah emosional :
Pertanyaan tahap I
Apakah klien mengalami sukar tidur ?
Tidak
Apakah klien sering merasa gelisah
Tidak
Apakah klien sering murung atau menangis sendiri?
Tidak
Apakah klien sering was-was atau khawatir ?
Tidak
Lanjutkan ketahap 2 bila minimal ada satu jawaban ya pada tahap I
Pertanyaan tahap II
Keluhan lebih dari 3 bulan/lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
Tidak
Ada masalah atau banyak pikiran ?
Tidak
Ada gangguan/masalah dengan keluarga klien ?
Tidak
Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter ?
Tidak
Cenderung mengurung diri ?
Tidak
Jika ada minimal 1 jawaban ya maka : masalah emosional (+)
3) Spiritual
Karena keterbatasan fisik, klien jarang melakukan ibadah.
1. Pengkajian Fungsional Klien
a. Kartz Indeks
1. Mandiri dalam makan, kontinensia
(BAB/BAK), menggunakan pakaian,
pergi ke toilet, berpindah, dan mandi
1. Mandiri semuanya kecuali salah satu
fungsi diatas
1. Mandiri kecuali mandi dan salah satu
fungsi yang lain
1. Mandiri kecuali mandi, berpakaian,
dan satu fungsi yang lain
1. Mandiri kecuali mandi, berpakaian,
ke toilet, dan salah satu fungsi yang lain
1. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet,
V
berpindah dan salah satu fungsi yang lain
1. Ketergantungan semua fungsi di atas
b. Bartel Indeks
60
Total Score :
Jadi bartel indeks klien, termasuk kategori :
Mandiri: 130
Ketergantungan sebagian: 65-125
No
Kriteria
Dengan Bantuan
Mandiri
Ket
1.
Makan
-
10
Frekuensi : 3x sehari
Jumlah : 1 porsi
Jenis : Nasi, telur, daging,sayuran
2.
Minum
-
10
Frekuensi : Jika merasa haus
Jumlah : -
Jenis : Air putih
3.
Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur atau sebaliknya
5
-
4.
Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, dan gosok gigi)
0
-
Frekuensi : 2x
5.
Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, atau menyiram)
5
-
6.
Mandi
5
-
Frekuensi : 2x
7.
Jalan di permukaan datar
0
-
8.
Naik turun tangga
5
-
9.
Mengenakan pakaian
5
-
10.
Kontrol bowel
5
-
Frekuensi : 1x
11.
Kontrol bladder
Olahraga dan latihan
5
-
Frekuensi : -
Jenis : -
12.
Rekreasi dan pemanfaatan waktu luang
5
-
Ketergantungan total: < 65
3 Pengkajian Status Mental Gerontik
a. Short Portable Mental Status Quisioner
Benar
Salah
No
Pertanyaan
1
Tanggal berapa hari ini ?
2
Hari apa sekarang ?
3
Apa nama tempat ini ?
4
Dimana alamat anda ?
5
Berapa umur anda ?
6
Kapan anda lahir ?
7
Siapa presiden Indonesia sekarang ?
8
Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
9
Sebutkan nama ibu anda ?
10
Kurang 3 dari 20 terus menerus secara menurun
`7
Total score :
Jadi klien mengalami :
Fungsi intelektual utuh: jika jumlah salah 0-3
Fungsi intelektual ringan: jika jumlah salah 4-5
Fungsi intelektual sedang: jika jumlah salah 6-8
Fungsi intelektual berat: jika jumlah salah 9-10
No
Aspek kognitif
Nilai Maks
Nilai Klien
Kriteria
1
Orientasi
5
1
Menyebutkan dengan benar
Tahun
Musim
Tanggal
Hari
Bulan
Orientasi
5
5
Dimana kita berada ?
Negara Indonesia
Provinsi Jawa Barat
Kota Bandung
PSTW.......
Wisma ......
2
Registrasi
3
3
Sebutkan nama 3 objek oleh pemeriksa masing-masing 1 detik kemudian minta klien untuk menyebutkan ulang ketiga objek tersebut ?
Objek 1 : Racket
Objek 2 : Kok
Objek 3 : Net
3
Perhatian dan kalkulasi
5
3
Minta klien untuk memulai angka 100 dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat
93
86
79
72
65
4
Mengingat
3
3
Minta klien untuk mengingat objek pada nomor 2 (registrasi) dan nilai 1 poin untuk jawaban benar untuk masing-masing objek
5
Bahasa
9
5
Tunjukkan pada klien suatu benda dan minta pada klien menyebutkan namanya
Jam tangan
Pulpen
Minta klien untuk mengulang kata-kata berikut tak ada jika atau tetapi
Pernyataan benar 2 buah : tak ada, tetapi
Minta klien untuk mengikuti perintah yang terdiri dari 3 langkah :
ambil kertas ditangan anda, lipat dua dan taruh dilantai
Ambil kertas ditangan anda
Lipat dua
Taruh dilantai
Perintahkan klien untuk mengikuti hal berikut :
Tutup mata anda
Perintahkan klien untuk membuat kalimat dan suatu gambar
Tulis satu kalimat
Manyalin gambar
Total Nilai
30
20
Mini Mental Status Exam
Total Score : 20
Aspek kognitif dan fungsi mental baik: jika total skor > 23
Kerusakan aspek fungsi mental ringan: jika total skor 18-22
Terdapat kerusakan aspek fungsi : jika total skor < 17 mental berat
4 Pengkajian Status Mental Gerontik
Nilai 1: Jika klien menunjukkan kondisi di bawah ini
Nilai 0: Jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini
Komponen utama dalam bergerak
Langkah
Kriteria
Nilai
Perubahan posisi/gerakan keseimbangan
Mata dibuka
Bangun dari kursi
Tidak bangun dari tempat duduk dengan satu gerakan, tetapi mendorong tubuhnya keatas dengan tangan atau bergerak ke depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama kali
1
Duduk ke kursi
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk ditengah kursi
1
Menahan dorongan pada sternum
Pemeriksa mendorong sternum (perlahan-lahan sebanyak 3 kali). Klien menggerakkan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya
1
Mata ditutup
Bangun dari kursi
Kriteria sama dengan kriteria untuk mata terbuka
1
Duduk ke kursi
Kriteria sama dengan kriteria untuk mata terbuka
1
Menahan dorongan pada sternum
Kriteria sama dengan kriteria untuk mata terbuka
1
Perputaran leher
Menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil
1
Gerakan menggapai sesuatu
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi max, sementara berdiri pada ujung-ujung jari kaki tidak stabil, memegang sesuatu untuk dukungan
1
Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil dari lantai, memegang objek untuk bisa berdiri, memerlukan usaha-usaha multiple untuk bangun
1
Gaya berjalan dan gerak
Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan
Ragu-ragu tersandung, memegang objek untuk dukungan
1
Ketinggian langkah kaki
(saat berjalan)
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (>50 cm)
1
Kontinuitas langkah kaki (diobservasi dari sampinh klien)
Setelah langkah-langkah awal, langkah-langkah menjadi tidak konsisten, memulai mengangkat satu kaki sementara yang lain menyentuh tanah
1
Kesimetrisan langkah (diobservasi dari samping klien)
Tidak berjalan pada garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi
1
Penyimpangan jalur pada saat berjalan (diobservasi dari belakang klien)
Tidak berjalan pada garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi
1
Berbalik
Berhenti sebelum berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang, memegang obyek untuk dukungan
1
Total Score :
15
0-5: Resiko jatuh rendah
6-10: Resiko jatuh sedang
11-15: Resiko jatuh tinggi
INVENTARIS DEPRESI BACK
ANALISA DATA
No
Data
Etiologi
Masalah
1
DS:
klien mengatakan bahwa klien mengalami stroke
DO:
klien memakai kursi roda
ekstremitas bawah klien tidak dapat di gerakan
Riwayat hipertensi
Stroke
Gangguan mobilitas fisik
2
DS:
Menurut klien, di lingkungan panti jarang berinteraksi dengan lansia lain
DO:
Klien terlihat sering berdiam diri dikamar
klien terlihat enggan berinteraksi dengan teman seusianya
klien tampak gusar ketika sedang mengobrol dengan teman seusianya
Riwayat penyakit stroke
Gangguan mobilitas fisik
terduduk di kursi roda
menarik diri
Gangguan psikososial
3
DS:
saaat ditanya usia klien mengatakan usianya 50 tahun namun saat ditanya tahun lahirnya klien menjawab tahun 70
DO:
Pasien sulit menjawab apa yang di tanyakan oleh perawat dengan metode pengkajian Mini mental status exam dan short portable mental status kuesioner
short portable mental status kuesioner dengan score 7 (intelektual sedang)
mini mental status exam dengan score 20 (kerusakan aspek mental ringan)
Penurunan fungsi syaraf motorik
proses degenerative
Penurunan intelektual
4
DS:
klien mengatakan tidak dapat menggunakan kedua kakinya untuk bangkit dari kursi roda dan untuk berjalan
DO:
klien mengggunakan kursi roda
Pada ekstermitas bagian bawah klien saat dikaji menggunakan Rom dari skala 0-5, didapati klien dengan skala 1
kartz indeks dengan tipe F (mandiri kecuali berpakaian, ketoilet, berpindah dan salah satu fungsi diatas)
bartel indeks total >65 (ketergantungan total)
status mental gerontik dengan score 15 (resiko jatuh tinggi)
Riwayat penyakit stroke
Memakai kursi roda
Imobilisasi fisik
Resiko jatuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan riwayat penyakit stroke, ditandai dengan : klien menggunakan kursi roda;ROM dengan skala 1.
1. Gangguan psikososial berhubungan dengan menarik diri, ditandai dengan : klien sering berdiam diri dikamar.
1. Penurunan intelektual berhubungan dengan proses degenerative. ditandai dengan: short portable mental status kuesioner dengan score 7;mini mental status exam dengan score 20 (kerusakan aspek mental ringan)
1. Resiko jatuh berhubungan dengan riwayat stroke.ditandai dengan : status mental gerontik dengan score 15
INTERVENSI
No
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan riwayat penyakit stroke, ditandai dengan : klien menggunakan kursi roda;ROM dengan skala 1
Tujuan umum :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan Gangguan mobilitas fisik dapat teratasi.
Tujuan khusus :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, gangguan mobilitas fisik dapat teratasi dengan kriteria :
Klien dapat berangsur - angsur beraktivitas dengan mandiri meski dengan kursi roda.
1. Pemberian edukasi kepada klien mengenai aktivitas sehari hari tanpa bantuan orang lain.
2. Diskusikan mengenai cara melakukan kegiatan sehari hari tanpa bantuan orang lain.
3. kolaborasi dengan ahli fisiotherapyst
1. Mengetahui aktivitas apa saja yang harus dilakukan klien secara mandiri.
2. Mengetahui cara cara melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri.
3. rehabilitasi untuk klien.
2.
Gangguan psikososial berhubungan dengan menarik diri, ditandai dengan : klien sering berdiam diri dikamar
Tujuan umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan gangguan psikososial klien dapat teratasi.
Tujuan khusus :
Stelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam, diharapkan gangguan psikososial klien dapat teratasi dengan kriteria :
klien tidak lagi berdiam diri dikamar dan mau berinteraksi dengan teman seusianya.
1. Memberi edukasi pada klien bahwa berkumpul dengan teman teman seusianya itu perlu
2. Memberi motivasi pada klien
3. Menemani klien makan atau melakukan aktivitas agar klien tidak merasa kaget saat berkumpul dengan teman teman seusianya
1. Klien dapat memahami pentingnya berkumpul dengan teman teman seusianya
2. Klien dapat bergabung dengan teman teman seusianya di waktu senggang
3. Klien merasa ada yang peduli dan memperhatikan klien saat ditemani oleh perawat
4. Klien dapat menceritakan kegelisahannya atau pengyebab klien menarik diri
3.
Penurunan intelektual berhubungan dengan proses degenerative. ditandai dengan: short portable mental status kuesioner dengan score 7;mini mental status exam dengan score 20 (kerusakan aspek mental ringan)
Tujuan umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan status intelektual klien dapat di pertahankan.
Tujuan khusus :
Stelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam, diharapkan status intelektual klien dapat dipertahankan dengan kriteria :
short portable mental status kuesioner dengan rentang score 4 - 5
mini mental status exam dengan rentang score 22 - 24
1. Memberikan edukasi kognitif (missal:mengingat suatu kejadian yang baru dilaluinya atau mengingat hal hal kecil seperti: bulan, tanggal, tahun
2. memasang kalender di kamar klien dengan ukuran yang dapat di lihat oleh lansia seperti klien.
1. Klien dapat mempertahankan kemampuan kognitif klien
2.klien dapat melihat hari tanggal dan tahun setiap saat
4.
Resiko jatuh berhubungan dengan riwayat stroke.ditandai dengan : status mental gerontik dengan score 15
Tujuan umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan resiko jatuh tidak terjadi.
Tujuan khusus :
Stelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam, diharapkan resiko jatuh klien dapat di minimalisir dengan kriteria :
status mental gerontik dengan rentang score 10 - 13
1. Memberikan klien edukasi mengenai cara menggunakan kursi roda
2. meminimalisir klien jatuh dengan memasang palang di sisi tempat tidur klien, menggunakan lantai yang berbatas jelas dengan tembok, serta memfasilitasi penerangan yang cukup
1. Klien dapat memahami cara cara menggunakan kursi roda yang baik dan benar
2. Resiko klien mengalami jatuh dapat diminimalisir
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan - lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita, oleh karena itu dengan memberikan asuhan keperawatan pada lansia dapat meningkatkan kualitas hidup pada lansia. dalam kasus diatas bahwa lansia memiliki kecenderungan ketergantungan karena proses yang alamiah (degenerative).
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan, sebaiknya lebih memahami tentang bagaimana pengetahuan mengenai Asuhan Keperawatan Gerontik. Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya pembaca dan penulis. Serta mendapat wawasan tentang konsep asuhan keperawatan gerontik.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. 2000.Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi ke-6. Jakarta : EGCLeeckenotte, Annete Glesler. 1997.Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2. Jakarta : EGCNugroho, Wahjudi. 2000.Keperawatan Gerontik,Edisi ke-2. Jakarta : EGC
i