Upload
fedri-baysar
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian harus dalam kondisi
steril. Oleh karena itu, maka diperlukan tekhnik sterilisasi. Tujuan utama
sterilisasi adalah supaya sebelum pengkulturan dapat mematikan mikroorganisme
yang tidak diinginkan dan tidak turut tumbuh dalam kultur murni. Sterilisasi
dengan pemanasan merupakan cara yang paling sering dipakai. Tekhnik sterilisasi
dengan pemanasan ini dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. Sterilisasi dengan pemijaran.
2. Sterilisasi dengan udara panas (kering).
3. Sterilisasi dengan uap air panas.
4. Sterilisai dengan uap air panas bertekanan.
Untuk menumbuhkan mikroorganisme yang sudah dibiakkan (murni)
digunakan media. Media merupakan campuran beberapa zat-zat makanan untuk
pertumbuhan mikroba dan berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba tersebut. Media
dibedakan berdasarkan fase (sifat fisik media), yaitu media padat, media setengah
padat, media cair, dan berdasarkan komposisinya yaitu media sintesis, media semi
sintesis, dan media non sintesis (Pelczar dan Chan, 1988).
Hal inilah yang melatarbelakangi percobaan kali ini, agar kita dapat
mengetahui alat apa saja yang digunakan untuk praktikum mikrobiologi ini,
bagaimana melakukan sterilisasi, apa fungsi dari sterilisasi serta hal-hal yang
mempengaruhi. Dan juga agar kita dapat mengetahui cara melakukan pembuatan
media untuk pertumbuhan mikroba, serta syarat-syarat dalam pembuatan media.
1.2 Tujuan
1. Agar kita mengetahui jenis-jenis sterilisai yang umum digunakan.
2. Untuk mengetahui media yang digunakan dalam pertumbuhan mikroba.
3. Untuk mengetahui komposisi dari PDA dan NA.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi harus dilakukan untuk alat-alat, sarung tangan bedah dan alat
lain yang kontak langsung dengan aliran darah atau jaringan normal steril. Hal ini
dapat dicapai dengan uap bertekanan tinggi (autoclave), pemanasan kering (oven),
sterilisasi kimiawi, seperti glutardehid atau formaldehid dan secara fisik (radiasi)
karena sterilisasi itu sebuah proses, bukan sebuah peristiwa tunggal, maka seluruh
komponen harus dilakukan secara benar agar sterilisasi tercapai (Hadioetomo,
1993).
Metode-metode sterilisasi.
A. Metode sterilisasi panas
Penguapan bertekanan tinggi yang menggunakan autoklaf atau pemanasan
kering dengan oven.
- Sterilisasi uap tekanan tinggi, metode sterilisasi yang efektif untuk
mensterilkan instrumen dan alat-alat lain yang digunakan pada berbagai
fasilitas pelayanan kesehatan.
- Sterilisasi panas kering (oven), membutuhkan listrik terus-menerus,
kurang efektif di daerah terpencil, digunakan pada benda-benda gelas atau
logam, karena akan melelehkan bahan lainnya.
B. Sterilisasi dengan cara penguapan
Penguapan adalah sterilan yang efektif karena 2 alasan, yaitu:
- Uap pekat adalah sebuah kendaraan energi termal yang sangat efektif.
- Uap adalah sterilan yang efektif karena lapisan luar mikroorganisme
bersifat protektif dan resisten dapat dilemahkan oleh uap, sehingga terjadi
koagulasi pada bagian mikroorganisme yang sensitif.
C. Sterilisasi kimia
Digunakan apabila dengan sterilisasi panas kering atau sterilisasi tekanan
tinggi akan merusak objek tersebut atau peralatan tidak tersedia (Gruendemann
dan Mangun, 2001).
Mikrobiologi ialah telaah mengenai organisme yang hidup yang berukuran
mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme:
bakteri, protozoa, virus, serta algae dan cendawan mikroskopis. Dalam bidang
mikrobiologi kita mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini (juga
dinamakan mikroba atau protista): dimana adanya, ciri-cirinya, kekerabatan antara
sesamanya seperti juga dengan kelompok organisme lainnya, pengendaliannya,
dan peranannya dalam kesehatan serta kesejahteraan kita. Mikroorganisme sangat
erat kaitannya dengan kehidupan kita, beberapa diantaranya bermanfaat dan yang
lain merugikan. Banyak diantaranya menjadi penghuni dalam tubuh manusia.
Beberapa mikroorganisme menyebabkan penyakit dan yang lain terlibat dalam
kegiatan manusia sehari-hari seperti misalnya pembuatan anggur, keju, yogurt,
produksi penisilin, serta proses-proses perlakuan yang berkaitan dengan
pembuangan limbah.
Mikrobiologi boleh dikata merupakan ilmu yang masih muda. Dunia jasad
renik barulah ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu, dan makna yang
sesungguhnya mengenai mikroorganisme itu barulah dipahami dan dihargai 200
tahun kemudian. Selama 40 tahun terakhir, mikrobiologi muncul sebagai bidang
biologi yang sangat berarti. Kini mikroorganisme digunakan oleh para peneliti
dalam penelaahan hampir semua gejala biologis yang utama (Pelczar dan Chan,
1988).
Populasi mikroba di alam sekitar kita besar lagi kompleks. Beratus-ratus
spesies pelbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh
kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Mereka terdapat dalam
jumlah yang luar biasa besarnya. Alam sekitar kita -udara, tanah, air- juga dihuni
kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme
dalam berbagai habitat ini memerlukan tekhnik untuk memisahkan populasi
campuran yang rumit ini, atau biakan campuran, menjadi spesies-spesies yang
berbeda-beda sebagai biakan murni. Biakan murni terdiri dari suatu populasi sel
yang semuanya berasal dari satu sel induk (Pelczar dan Chan, 1998).
Konsepsi biakan murni yaitu media agar merupakan substrat yang sangat baik
untuk memisahkan campuran mikroorganisme, sehingga masing-masing jenisnya
menjadi tepisah-pisah. Tekhnik yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme pada media agar memungkinkannya tumbuh dengan agak
berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya membentuk koloni,
semua sel dalam koloni itu sama, dianggap semua itu keturunan (progini) satu
mikroorganisme. Oleh karena itu, mewakili itu apa yang disebut mikrobiologi
biakan murni (Pelczar dan Chan, 1998).
Jenis-jenis media pertumbuhan bakteri:
A. Media sintetik
Media ini digunakan untuk menumbuhakn bakteri kemoheterotrof.
Organisme yang membutuhkan banyak faktor pertumbuhan disebut fastidious,
misalnya Lactobacillus. Bakteri ini kadang kala digunakan untuk menentukan
kadar vitamin tertentu dalam sebuah bahan. Pada uji kadar vitamin secara
mikrobiologis, media yang digunakan mengandung semua faktor pertumbuhan
yang dibutuhkan oleh bakteri kecuali vitamin yang diuji. Media, bahan uji, dan
bakteri kemudian disatukan. Selanjutnya, pertumbuhan bakteri diamati.
Pertumbuhan bakteri yang sebanding dengan kadar asam laktat yang dihasilkan
bakteri akan sebanding dengan jumlah vitamin dalam bahan uji. Semakin banyak
sel Lactobacillus yang tumbuh, semakin banyak asam laktat yang dihasilkan,
semakin tinggi kadar vitamin yang diuji yang terkandung di dalam media (Radji,
2001).
B. Media kompleks
Media perbenihan ini biasanya digunakan secara rutin di laboratorium. Media
ini mengandung nutrisi tinggi, yang terdiri atas ekstrak ragi, ekstrak daging atau
tumbuhan, ataupun protein sederhana dari sumber lain. Protein merupakan sumber
energi bagi bakteri, yaitu dengan mengubah protein menjadi asam amino dengan
menggunakan enzim atau asam sehingga protein dapat dicerna oleh bakteri.
Vitamin, mineral, dan bahan organik lain yang diperoleh dari ekstrak daging atau
ragi merupakan sumber nutrisi untuk pertumbuhan bakteri. Media kompleks yang
berbentuk cairan disebut nutrient broth, sedangkan yang ditambahkan agar disebut
nutrient agar (Radji, 2001).
C. Media anaerob
Penanaman bakteri anaerob harus menggunakan media spesial yang dikenal
dengan reducing media. Media ini mengandung natrium tioglikolat. Di dalam
tabung reaksi berisi media anaerob, ada bagian yang mengandung oksigen dan ada
bagian yang tidak mengandung oksigen, yaitu di bagian dasar tabung. Sebelum
digunakan, media ini dipanaskan terlebih dahulu perlahan-lahan untuk
menghilangkan oksigen yang terserap. Sebuah bejana anaerob digunakan untuk
menginkubasi bakteri anaerob yang diinokulasikan dalam media agar di dalam
cawan petri (Radji, 2001).
D. Media biakan khusus
Banyak bakteri tidak dapat tumbuh dalam media buatan laboatorium. Pada
umumnya, laboratorium klinik mempunyai tekhnik untuk membiakkan bakteri
aerob yang membutuhkan CO2 dengan konsentrasi lebih tinggi ataupun lebih
rendah daripada konsentrasi CO2 di udara. Beberapa cara untuk menaikkan
konsentrasi CO2 yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri antara lain sebagai
berikut.
1. Menggunakan stoples lilin (candle jar), yaitu stoples bertutup kedap yang
berisi lilin yang menyala saat akan diinkubasi.
2. Kantong penghasil CO2 (CO2 generating pocket). Cara ini dipakai bila
hanya satu atau dua biakan cawan petri yang akan diinkubasi.
(Radji, 2001).
E. Media selektif dan diferensial
Dalam mikrobiologi kesehatan dan klinik, media selektif dan diferensial
digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya bakteri spesifik yang berhubungan
dengan penyakit atau sanitasi yang buruk. Media selektif dirancang untuk
menekan pertumbuhan bakteri yang diinginkan. Sebagai contoh, bismuth sulfite
agar digunakan untuk mengisolasi bakteri Salmonellatyphi dari tinja. Bismuth
sulfit tidak hanya menghambat bakteri Gram-positif, tetapi juga sebagian besar
bakteri intestin Gram-negatif. Media diferensial memudahkan pembedaan koloni
bakteri yang diinginkan dari koloni lain yang tumbuh pada lempeng media yang
sama. Agar darah adalah media yang mengandung sel darah merah. Spesies ini,
misalnya Streptococcus pyogenes, menyebabkan infeksi saluran napas. Bakteri ini
mampu melisis sel darah merah sehingga terbentuk area jernih di sekitar koloni
(betahemolisis) (Radji, 2001).
F. Media pengayaan
Bakteri biasanya terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit dan hampir tidak
berkembang jika ada mikroorganisme lain yang tumbuh dengan lebih baik. Media
pengayaan digunakan untuk mengisolasi bakteri yang berjumlah sangat sedikit.
Media yang digunakan untuk pengayaan biakan bakteri biasanya dalam bentuk
media cair. Media ini hampir sama dengan media selektif, tetapi dirancang untuk
memperbanyak tipe bakteri yang diinginkan sehingga dapat dideteksi. Media ini
juga digunakan untuk mendukung pertumbuhan bakteri tertentu di dalam biakan
campuran (Radji, 2001).
Pengendalian mikroorganisme sangat esensial dan penting di dalam
industri dan produksi pangan, obat-obatan, kosmetika dan lainnya. Alasan utama
pengendalian organisme adalah:
1. Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi.
2. Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi.
3. Mencegah pembusukan dan perusakan bahan mikroorganisme.
Mikroorganisme dapat dikendalikan dengan beberapa cara, dan dengan
meminimalisir, dihambat dan dibunuh dengan sarana/prosesi kimia
(Dwidjoseputro, 2005).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdapat
dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan
juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu
substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan
kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa
mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang
hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organik seperti
gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya memerlukan suatu medium yang sangat
kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks
lainnya.
Untuk menelaah bakteri di dalam laboratorium, pertama-tama kita harus
dapat menumbuhkan bakteri tersebut di dalam suatu biakan murni. Untuk
melakukannya haruslah dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan oleh
bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang mana dapat menyebabkan kondisi
yang optimum bagi pertumbuhannya tersebut (Pelczar dan Chan, 1988).
BAB IIIMETODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum sterilisasi peralatan dan pembuata media pertumbuhan mikroba
ini dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 6 Maret 2012. Dari pukul 10.00
pagi sampai dengan pukul 12.00 siang. Praktikum ini dilaksanakan di
Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
- Cawan petri
- Tabung reaksi
- Erlenmeyer
- Gelas kimia
- Gelas ukur
- Objek glass
- Cover glass
- Pipet volume
- Bult
- Autoclave
- Magnetic stirer
- Hot plate
3.2.2 Bahan
- Beef ekstrak
- Pepton
- Agar
- Ekstrak kentang
- Dextrose
- NaCl 0,9%
- Aquades
- Kapas
- Alumunium foil
- Plastik
- Kertas
- Karet
- Alkohol
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Cara Kerja Sterilisasi pada Cawan Petri
1. Disiapkan cawan petri sebanyak 2 buah.
2. Dibersihkan dan dikeringkan cawan petri sebanyak 2 buah di
dalam inkubator dan oven.
3. Dibungkus setiap cawan petri dengan kertas pembungkus dengan
cara seperti yang diarahkan oleh pembimbing praktikum.
4. Dimasukkan cawan petri yang telah dibungkus rapi ke dalam
keranjang besi yang terdapat rongga-rongga pada sisi-sisi
badannya
5. Dimasukkan cawan petri yang akan disterilkan ke dalam autoclave
selama 15 menit dengan temperatur 121°C yang bertekanan 2 atm.
6. Dimasukkan cawan petri yang telah disterilkan ke dalam inkubator
untuk menghindari kontaminasi mikroba.
3.3.2 Cara Kerja Pembuatan Media NA
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dimasukkan beef ekstrak ke dalam erlenmeyer, diletakkan di atas
hot plate.
3. Ditambahkan agar sebanyak 3 gr kemudian ditambahkan pepton
sebanyak 1 gr.
4. Dimasukkan magnetic stirer.
5. Dipanaskan hingga mendidih.
3.3.3. Cara Kerja Pembuatan Media PDA
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dimasukkan ekstrak kentang ke dalam erlenmeyer, diletakkan di
atas hot plate.
3. Ditambahkan agar sebanyak 3 gr dan dextrose sebanyak 2 gr.
4. Dimasukkan magnetic stirer.
5. Dipanaskan hingga mendidih.
3.3.4. Cara Kerja Pembuatan NaCl 0,9%
1. Ditimbang NaCl sebanyak 1,35 gr.
2. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan aquades.
3. Dikocok sampai homogen.
4. Dimasukkan larutan NaCl yang telah dibuat ke dalam 3 tabung
reaksi masing-masing 9 ml setiap tabung reaksi.
5. Ditutup masing-masing tabung reaksi.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Peralatan
NO. NAMA ALAT FUNGSI
1. Cawan petri Untuk penanaman mikroba.
2. Tabung reaksi Untuk pengenceran dan uji biokimia.
3. Erlenmeyer Untuk menyimpan suatu larutan.
4. Gelas kimia Untuk mencampurkan larutan, untuk
mengukur larutan.
5. Gelas ukur Untuk mengukur larutan.
6. Objek glass Untuk menaruh objek yang akan
diamati.
7. Cover glass Untuk menutup objek pada objek
glass.
8. Pipet volume Untuk mengukur volume larutan.
9. Bult Untuk menyedot dan mengeluarkan
larutan.
10. Autoclave Untuk mensterilisasi alat dan bahan.
11. Magnetic stirer Untuk menghomogenkan larutan.
12. Hot plate Untuk memanaskan larutan.
13. Inkubator Untuk menginkubasi atau
menumbuhkan bakteri dan jamur.
4.1.2 Sterilisasi
NO. STERILISASI FUNGSI
1. Sterilisasi dengan pemijaran Untuk mensterilisasi jarum ose dan
sebagainya yang terbuat dari platina
atau khrom.
2. Sterilisasi dengan udara panas
(kering)
Untuk mensterilisasi alat gelas
seperti erlenmeyer, petridish, tabung
reaksi dan alat-alat gelas lainnya.
Bahan-bahan seperti kapas, kain dan
kertas juga dapat disterilkan dengan
alat ini, tapi dalam batas-batas
tertentu.
3. Sterilisasi dengan uap air panas Umumnya untuk mensterilisasi
medium kultur yang tidak tahan
panas yang tinggi.
4. Sterilisasi dengan uap air panas
bertekanan
Untuk mensterilisasi bahan-bahan
atau alat-alat yang tidak rusak
karena pemanasan dan tekanan
tinggi.
4.1.3 Pembuatan Media
NO. KOMPOSISI MEDIA CARA KERJA
1. NA
- Beef ekstrak 3 gr
- Pepton 1 gr
- Agar 3 gr
- Aquades 200 ml
- pH 5,6
1. Disiapkan alat an bahan.
2. Dimasukkan beef ekstrak ke
dalam erlenmeyer, diletakkan di
atas hot plate.
3. Ditambahkan agar sebanyak 3
gr kemudian ditambahkan
pepton sebanyak 1 gr.
4. Dimasukkan magnetic stirer.
5. Dipanaskan hingga mendidih.
2. PDA
- Ekstrak kentang 200 gr
- Dextrose 2 gr
- Agar 3 gr
- Aquades 200 ml
- pH 5,6
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dimasukkan ekstrak kentang e
dalam erlenmeyer, diletakkan di
atas hot plate.
3. Ditambahkan agar sebanyak 3,5
gr dan dextrose sebanyak 2 gr.
4. Dimasukkan magnetic stirer.
5. Dipanaska hingga mendidih.
3. NaCl 0,9%
- NaCl 1,35 gr
- Aquades 150 ml
1. Ditimbang NaCl sebanyak 1,35
gr.
2. Dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dan ditambahkan
aquades.
3. Dikocok sampai homogen.
4. Dimasukkan larutan NaCl yang
telah dibuat ke dalam 3 tabung
reaksi masing-masing 9 ml
setiap tabung reaksi.
5. Ditutup masing-masing tabung.
4.2 Pembahasan
Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang untuk membersihkan
dari mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang
nyata dari kepentingan dasar di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat
berbeda dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba, dan
lebih banyak lagi, afek yang praktis dari agen ini pada adanya keadaan nyata yang
sangat besar dipengaruhi oleh keadaan sekitar. Penyelidikan suatu spesies
mikroba selalu didasarkan atas sifat biakan murni dari spesies tersebut. Oleh
karena itu, untuk dapat memisahkan kegiatan mikroba yang lainnya atau untuk
memelihara mikroba secara biakan murni, perlu digunakan alat-alat dan medium
yang steril. Sterilisasi dengan pemanasan merupakan cara yang paling banyak
dipakai. Pada prinsipnya sterilisasi dengan pemanasan ada 4 macam, yaitu:
- Sterilisasi dengan pemijaran.
- Sterilisasi dengan udara panas (kering).
- Sterilisasi dengan uap air panas.
- Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan.
Sterilisasi yang digunakan kali ini adalah sterilisasi dengan uap air panas
bertekanan dengan menggunakan autoclave. Autoclave adalah alat seperti tangki
minyak yang dapat diisi dengan uap air. Autoclave mempunyai suatu ruangan
yang dapat menahan tekanan di atas 1 atm. Dalam autoclave yang mensterilkan
adalah panas basah, keadaan steril dicapai dengan mempertahankan suhu 121°C
yang mana proses pensterilan bahan dilakukan selama 15-20 menit.
NA (nutrient agar) adalah media yang termasuk medium semi alamiah
karena tersusun atas bahan alamiah (ekstrak daging) dan bahan sintesis (pepton
dan agar). Fungsi medium NA (nutrient agar) pada bahan yang digunakan adalah:
- Agar, untuk memadatkan medium NA (nutrient agar).
- Ekstrak daging, sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen
organik dan senyawa karbon.
- Pepton, sebagai sumber utama nitrogen organik dan sumber nutrisi.
- Aquadest, untuk melarutkan agar, pepton, dan daging.
PDA (potato dextrose agar) adalah media yang termasuk medium semi
alamiah karena tersusun atas bahan alami (ekstrak kentang) dan bahan sintesis
(dextrose dan agar). PDA (potato dextrose agar) digunakan untuk menumbuhkan
jamur. Fungsi medium PDA (potato dextrose agar) pada bahan yang digunakan
adalah:
- Agar, untuk memadatkan medium PDA (potato dextrose agar).
- Ekstrak kentang, sebagai sumber karbon (karbohidrat) vitamin dan
energi.
- Dextrose, sebagai sumber gula dan energi.
- Aquadest, untuk melarutkan agar, dextrose, dan ekstrak kentang.
Pada praktikum pembuatan media ini, bahan yang digunakan adalah
ekstrak kentang, dextrose, agar, dan aquades untuk media PDA (potato dextrose
agar). Untuk medium NA (nutrient agar) bahan yang digunakan adalah ekstrak
daging, pepton, agar, dan aquades. Pada kaldu daging dan kentang, bahan-bahan
tersebut disaring terlebih dahulu sebelum dilakukan pencampuran. Setelah itu
bahan dicampurkan sesuai dengan komposisi media masing-masing kemudian
bahan dipanaskan dengan hot plate untuk membantu mengentalkan media
tersebut. Tunggu hingga medium mendidih, kemudian didinginkan sebelum
mengukur pH. pH untuk medium NA (nutrient agar) antara 6,8-7,0, sedangkan
untuk medium PDA (potato dextrose agar) pH 5,6.
Fungsi larutan NaCl 0,9% umumnya adalah sebagai larutan pengencer.
Larutan NaCl 0,9% membantu pertumbuhan bakteri yang diinginkan pada media
yang ada. Konsentrasi larutan NaCl haruslah 0,9%, hal ini dikarenakan larutan
NaCl 0,9% bersifat isotonis. Jika konsentrasi larutan NaCl lebih dari 0,9% maka
larutan NaCl akan bersifat hipertonis, yang dapat menyebabkan bakteri
membengkak, pecah, dan mati sehingga bakteri tidak dapat bertumbuh dengan
baik. Hal yang sama jika konsentrasi larutan NaCl kurang dari 0,9%, maka larutan
NaCl akan bersifat hipotonis, yang dapat menyebabkan bakteri mengkerut dan
mati, sehingga tidak dapat bertumbuh dengan baik.
BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Jenis sterilisasi secara umum yang biasa digunakan adalah sterilisasi
secara kimia, mekanik, dan fisik. Pada sterilisasi mekanik, sterilisasi
dengan pemanasan merupakan cara yang paling banyak dipakai.
2. Media yang digunakan pada praktikum kali ini adalah media agar. Media
ini digunakan karena sangat baik untuk memisahkan campuran
mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah.
3. Komposisi dari PDA (potato dextrose agar) adalah:
- Ekstrak kentang 200 gr
- Dextrose 10 gr
- Agar 15 gr
- Aquades 1000 ml
- pH 5,6
Komposisi dari NA (nutrient agar) adalah:
- Beef ekstrak 3 gr
- Pepton 5 gr
- Agar 15 gr
- Aquades 1000 ml
- pH 6,8-7,0
5.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum ini, tidak hanya cawan petri yang disterilkan.
Alat-alat lain juga sebaiknya disterilkan. Untuk pembuatan media, sebaiknya
praktikan lebih berhati-hati dan lebih cermat lagi dalam bekerja, untuk
menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Entjang, I. 2001. Mikrobiologi dan Parasitologi. PT. Citra Aditya Bakti : Bandung.
Pelczar, M.J dan E.C.S. Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press) : Jakarta.
Pelczar, M.J dan E.C.S. Chan. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Unversitas Indonesia (UI-Press) : Jakarta.
Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Radji, M dan M. Biomed. 2001. Buku Ajar Mikrobiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.