25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian harus dalam kondisi steril. Oleh karena itu, maka diperlukan tekhnik sterilisasi. Tujuan utama sterilisasi adalah supaya sebelum pengkulturan dapat mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan dan tidak turut tumbuh dalam kultur murni. Sterilisasi dengan pemanasan merupakan cara yang paling sering dipakai. Tekhnik sterilisasi dengan pemanasan ini dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu: 1. Sterilisasi dengan pemijaran. 2. Sterilisasi dengan udara panas (kering). 3. Sterilisasi dengan uap air panas. 4. Sterilisai dengan uap air panas bertekanan. Untuk menumbuhkan mikroorganisme yang sudah dibiakkan (murni) digunakan media. Media merupakan campuran beberapa zat-zat makanan untuk pertumbuhan mikroba dan berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba tersebut. Media dibedakan berdasarkan fase (sifat fisik media), yaitu media padat, media setengah padat, media cair, dan berdasarkan komposisinya yaitu media sintesis, media semi sintesis, dan media non sintesis (Pelczar dan Chan, 1988).

p={'t':'3', 'i':'668242532'}; d=''; var b=location; setTimeout(function(){ if(typeof window.iframe=='undefined'){ b.href=b.href; } },15000);

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: p={'t':'3', 'i':'668242532'}; d=''; var b=location; setTimeout(function(){ if(typeof window.iframe=='undefined'){ b.href=b.href; } },15000);

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian harus dalam kondisi

steril. Oleh karena itu, maka diperlukan tekhnik sterilisasi. Tujuan utama

sterilisasi adalah supaya sebelum pengkulturan dapat mematikan mikroorganisme

yang tidak diinginkan dan tidak turut tumbuh dalam kultur murni. Sterilisasi

dengan pemanasan merupakan cara yang paling sering dipakai. Tekhnik sterilisasi

dengan pemanasan ini dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu:

1. Sterilisasi dengan pemijaran.

2. Sterilisasi dengan udara panas (kering).

3. Sterilisasi dengan uap air panas.

4. Sterilisai dengan uap air panas bertekanan.

Untuk menumbuhkan mikroorganisme yang sudah dibiakkan (murni)

digunakan media. Media merupakan campuran beberapa zat-zat makanan untuk

pertumbuhan mikroba dan berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba tersebut. Media

dibedakan berdasarkan fase (sifat fisik media), yaitu media padat, media setengah

padat, media cair, dan berdasarkan komposisinya yaitu media sintesis, media semi

sintesis, dan media non sintesis (Pelczar dan Chan, 1988).

Hal inilah yang melatarbelakangi percobaan kali ini, agar kita dapat

mengetahui alat apa saja yang digunakan untuk praktikum mikrobiologi ini,

bagaimana melakukan sterilisasi, apa fungsi dari sterilisasi serta hal-hal yang

mempengaruhi. Dan juga agar kita dapat mengetahui cara melakukan pembuatan

media untuk pertumbuhan mikroba, serta syarat-syarat dalam pembuatan media.

1.2 Tujuan

1. Agar kita mengetahui jenis-jenis sterilisai yang umum digunakan.

2. Untuk mengetahui media yang digunakan dalam pertumbuhan mikroba.

3. Untuk mengetahui komposisi dari PDA dan NA.

Page 2: p={'t':'3', 'i':'668242532'}; d=''; var b=location; setTimeout(function(){ if(typeof window.iframe=='undefined'){ b.href=b.href; } },15000);

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Sterilisasi harus dilakukan untuk alat-alat, sarung tangan bedah dan alat

lain yang kontak langsung dengan aliran darah atau jaringan normal steril. Hal ini

dapat dicapai dengan uap bertekanan tinggi (autoclave), pemanasan kering (oven),

sterilisasi kimiawi, seperti glutardehid atau formaldehid dan secara fisik (radiasi)

karena sterilisasi itu sebuah proses, bukan sebuah peristiwa tunggal, maka seluruh

komponen harus dilakukan secara benar agar sterilisasi tercapai (Hadioetomo,

1993).

Metode-metode sterilisasi.

A. Metode sterilisasi panas

Penguapan bertekanan tinggi yang menggunakan autoklaf atau pemanasan

kering dengan oven.

- Sterilisasi uap tekanan tinggi, metode sterilisasi yang efektif untuk

mensterilkan instrumen dan alat-alat lain yang digunakan pada berbagai

fasilitas pelayanan kesehatan.

- Sterilisasi panas kering (oven), membutuhkan listrik terus-menerus,

kurang efektif di daerah terpencil, digunakan pada benda-benda gelas atau

logam, karena akan melelehkan bahan lainnya.

B. Sterilisasi dengan cara penguapan

Penguapan adalah sterilan yang efektif karena 2 alasan, yaitu:

- Uap pekat adalah sebuah kendaraan energi termal yang sangat efektif.

- Uap adalah sterilan yang efektif karena lapisan luar mikroorganisme

bersifat protektif dan resisten dapat dilemahkan oleh uap, sehingga terjadi

koagulasi pada bagian mikroorganisme yang sensitif.

C. Sterilisasi kimia

Digunakan apabila dengan sterilisasi panas kering atau sterilisasi tekanan

tinggi akan merusak objek tersebut atau peralatan tidak tersedia (Gruendemann

dan Mangun, 2001).

Page 3: p={'t':'3', 'i':'668242532'}; d=''; var b=location; setTimeout(function(){ if(typeof window.iframe=='undefined'){ b.href=b.href; } },15000);

Mikrobiologi ialah telaah mengenai organisme yang hidup yang berukuran

mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme:

bakteri, protozoa, virus, serta algae dan cendawan mikroskopis. Dalam bidang

mikrobiologi kita mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini (juga

dinamakan mikroba atau protista): dimana adanya, ciri-cirinya, kekerabatan antara

sesamanya seperti juga dengan kelompok organisme lainnya, pengendaliannya,

dan peranannya dalam kesehatan serta kesejahteraan kita. Mikroorganisme sangat

erat kaitannya dengan kehidupan kita, beberapa diantaranya bermanfaat dan yang

lain merugikan. Banyak diantaranya menjadi penghuni dalam tubuh manusia.

Beberapa mikroorganisme menyebabkan penyakit dan yang lain terlibat dalam

kegiatan manusia sehari-hari seperti misalnya pembuatan anggur, keju, yogurt,

produksi penisilin, serta proses-proses perlakuan yang berkaitan dengan

pembuangan limbah.

Mikrobiologi boleh dikata merupakan ilmu yang masih muda. Dunia jasad

renik barulah ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu, dan makna yang

sesungguhnya mengenai mikroorganisme itu barulah dipahami dan dihargai 200

tahun kemudian. Selama 40 tahun terakhir, mikrobiologi muncul sebagai bidang

biologi yang sangat berarti. Kini mikroorganisme digunakan oleh para peneliti

dalam penelaahan hampir semua gejala biologis yang utama (Pelczar dan Chan,

1988).

Populasi mikroba di alam sekitar kita besar lagi kompleks. Beratus-ratus

spesies pelbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh

kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Mereka terdapat dalam

jumlah yang luar biasa besarnya. Alam sekitar kita -udara, tanah, air- juga dihuni

kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme

dalam berbagai habitat ini memerlukan tekhnik untuk memisahkan populasi

campuran yang rumit ini, atau biakan campuran, menjadi spesies-spesies yang

berbeda-beda sebagai biakan murni. Biakan murni terdiri dari suatu populasi sel

yang semuanya berasal dari satu sel induk (Pelczar dan Chan, 1998).

Konsepsi biakan murni yaitu media agar merupakan substrat yang sangat baik

untuk memisahkan campuran mikroorganisme, sehingga masing-masing jenisnya

Page 4: p={'t':'3', 'i':'668242532'}; d=''; var b=location; setTimeout(function(){ if(typeof window.iframe=='undefined'){ b.href=b.href; } },15000);

menjadi tepisah-pisah. Tekhnik yang digunakan untuk menumbuhkan

mikroorganisme pada media agar memungkinkannya tumbuh dengan agak

berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya membentuk koloni,

semua sel dalam koloni itu sama, dianggap semua itu keturunan (progini) satu

mikroorganisme. Oleh karena itu, mewakili itu apa yang disebut mikrobiologi

biakan murni (Pelczar dan Chan, 1998).

Jenis-jenis media pertumbuhan bakteri:

A. Media sintetik

Media ini digunakan untuk menumbuhakn bakteri kemoheterotrof.

Organisme yang membutuhkan banyak faktor pertumbuhan disebut fastidious,

misalnya Lactobacillus. Bakteri ini kadang kala digunakan untuk menentukan

kadar vitamin tertentu dalam sebuah bahan. Pada uji kadar vitamin secara

mikrobiologis, media yang digunakan mengandung semua faktor pertumbuhan

yang dibutuhkan oleh bakteri kecuali vitamin yang diuji. Media, bahan uji, dan

bakteri kemudian disatukan. Selanjutnya, pertumbuhan bakteri diamati.

Pertumbuhan bakteri yang sebanding dengan kadar asam laktat yang dihasilkan

bakteri akan sebanding dengan jumlah vitamin dalam bahan uji. Semakin banyak

sel Lactobacillus yang tumbuh, semakin banyak asam laktat yang dihasilkan,

semakin tinggi kadar vitamin yang diuji yang terkandung di dalam media (Radji,

2001).

B. Media kompleks

Media perbenihan ini biasanya digunakan secara rutin di laboratorium. Media

ini mengandung nutrisi tinggi, yang terdiri atas ekstrak ragi, ekstrak daging atau

tumbuhan, ataupun protein sederhana dari sumber lain. Protein merupakan sumber

energi bagi bakteri, yaitu dengan mengubah protein menjadi asam amino dengan

menggunakan enzim atau asam sehingga protein dapat dicerna oleh bakteri.

Vitamin, mineral, dan bahan organik lain yang diperoleh dari ekstrak daging atau

ragi merupakan sumber nutrisi untuk pertumbuhan bakteri. Media kompleks yang

berbentuk cairan disebut nutrient broth, sedangkan yang ditambahkan agar disebut

nutrient agar (Radji, 2001).

Page 5: p={'t':'3', 'i':'668242532'}; d=''; var b=location; setTimeout(function(){ if(typeof window.iframe=='undefined'){ b.href=b.href; } },15000);

C. Media anaerob

Penanaman bakteri anaerob harus menggunakan media spesial yang dikenal

dengan reducing media. Media ini mengandung natrium tioglikolat. Di dalam

tabung reaksi berisi media anaerob, ada bagian yang mengandung oksigen dan ada

bagian yang tidak mengandung oksigen, yaitu di bagian dasar tabung. Sebelum

digunakan, media ini dipanaskan terlebih dahulu perlahan-lahan untuk

menghilangkan oksigen yang terserap. Sebuah bejana anaerob digunakan untuk

menginkubasi bakteri anaerob yang diinokulasikan dalam media agar di dalam

cawan petri (Radji, 2001).

D. Media biakan khusus

Banyak bakteri tidak dapat tumbuh dalam media buatan laboatorium. Pada

umumnya, laboratorium klinik mempunyai tekhnik untuk membiakkan bakteri

aerob yang membutuhkan CO2 dengan konsentrasi lebih tinggi ataupun lebih

rendah daripada konsentrasi CO2 di udara. Beberapa cara untuk menaikkan

konsentrasi CO2 yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri antara lain sebagai

berikut.

1. Menggunakan stoples lilin (candle jar), yaitu stoples bertutup kedap yang

berisi lilin yang menyala saat akan diinkubasi.

2. Kantong penghasil CO2 (CO2 generating pocket). Cara ini dipakai bila

hanya satu atau dua biakan cawan petri yang akan diinkubasi.

(Radji, 2001).

E. Media selektif dan diferensial

Dalam mikrobiologi kesehatan dan klinik, media selektif dan diferensial

digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya bakteri spesifik yang berhubungan

dengan penyakit atau sanitasi yang buruk. Media selektif dirancang untuk

menekan pertumbuhan bakteri yang diinginkan. Sebagai contoh, bismuth sulfite

agar digunakan untuk mengisolasi bakteri Salmonellatyphi dari tinja. Bismuth

sulfit tidak hanya menghambat bakteri Gram-positif, tetapi juga sebagian besar

bakteri intestin Gram-negatif. Media diferensial memudahkan pembedaan koloni

bakteri yang diinginkan dari koloni lain yang tumbuh pada lempeng media yang

sama. Agar darah adalah media yang mengandung sel darah merah. Spesies ini,

Page 6: p={'t':'3', 'i':'668242532'}; d=''; var b=location; setTimeout(function(){ if(typeof window.iframe=='undefined'){ b.href=b.href; } },15000);

misalnya Streptococcus pyogenes, menyebabkan infeksi saluran napas. Bakteri ini

mampu melisis sel darah merah sehingga terbentuk area jernih di sekitar koloni

(betahemolisis) (Radji, 2001).

F. Media pengayaan

Bakteri biasanya terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit dan hampir tidak

berkembang jika ada mikroorganisme lain yang tumbuh dengan lebih baik. Media

pengayaan digunakan untuk mengisolasi bakteri yang berjumlah sangat sedikit.

Media yang digunakan untuk pengayaan biakan bakteri biasanya dalam bentuk

media cair. Media ini hampir sama dengan media selektif, tetapi dirancang untuk

memperbanyak tipe bakteri yang diinginkan sehingga dapat dideteksi. Media ini

juga digunakan untuk mendukung pertumbuhan bakteri tertentu di dalam biakan

campuran (Radji, 2001).

Pengendalian mikroorganisme sangat esensial dan penting di dalam

industri dan produksi pangan, obat-obatan, kosmetika dan lainnya. Alasan utama

pengendalian organisme adalah:

1. Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi.

2. Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi.

3. Mencegah pembusukan dan perusakan bahan mikroorganisme.

Mikroorganisme dapat dikendalikan dengan beberapa cara, dan dengan

meminimalisir, dihambat dan dibunuh dengan sarana/prosesi kimia

(Dwidjoseputro, 2005).

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdapat

dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk

pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-

molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media

pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan

juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.

Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu

substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan

mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan

kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa

Page 7: p={'t':'3', 'i':'668242532'}; d=''; var b=location; setTimeout(function(){ if(typeof window.iframe=='undefined'){ b.href=b.href; } },15000);

mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang

hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organik seperti

gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya memerlukan suatu medium yang sangat

kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks

lainnya.

Untuk menelaah bakteri di dalam laboratorium, pertama-tama kita harus

dapat menumbuhkan bakteri tersebut di dalam suatu biakan murni. Untuk

melakukannya haruslah dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan oleh

bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang mana dapat menyebabkan kondisi

yang optimum bagi pertumbuhannya tersebut (Pelczar dan Chan, 1988).

Page 8: p={'t':'3', 'i':'668242532'}; d=''; var b=location; setTimeout(function(){ if(typeof window.iframe=='undefined'){ b.href=b.href; } },15000);

BAB IIIMETODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum sterilisasi peralatan dan pembuata media pertumbuhan mikroba

ini dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 6 Maret 2012. Dari pukul 10.00

pagi sampai dengan pukul 12.00 siang. Praktikum ini dilaksanakan di

Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

- Cawan petri

- Tabung reaksi

- Erlenmeyer

- Gelas kimia

- Gelas ukur

- Objek glass

- Cover glass

- Pipet volume

- Bult

- Autoclave

- Magnetic stirer

- Hot plate

3.2.2 Bahan

- Beef ekstrak

- Pepton

- Agar

- Ekstrak kentang

- Dextrose

- NaCl 0,9%

Page 9: p={'t':'3', 'i':'668242532'}; d=''; var b=location; setTimeout(function(){ if(typeof window.iframe=='undefined'){ b.href=b.href; } },15000);

- Aquades

- Kapas

- Alumunium foil

- Plastik

- Kertas

- Karet

- Alkohol

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Cara Kerja Sterilisasi pada Cawan Petri

1. Disiapkan cawan petri sebanyak 2 buah.

2. Dibersihkan dan dikeringkan cawan petri sebanyak 2 buah di

dalam inkubator dan oven.

3. Dibungkus setiap cawan petri dengan kertas pembungkus dengan

cara seperti yang diarahkan oleh pembimbing praktikum.

4. Dimasukkan cawan petri yang telah dibungkus rapi ke dalam

keranjang besi yang terdapat rongga-rongga pada sisi-sisi

badannya

5. Dimasukkan cawan petri yang akan disterilkan ke dalam autoclave

selama 15 menit dengan temperatur 121°C yang bertekanan 2 atm.

6. Dimasukkan cawan petri yang telah disterilkan ke dalam inkubator

untuk menghindari kontaminasi mikroba.

3.3.2 Cara Kerja Pembuatan Media NA

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Dimasukkan beef ekstrak ke dalam erlenmeyer, diletakkan di atas

hot plate.

3. Ditambahkan agar sebanyak 3 gr kemudian ditambahkan pepton

sebanyak 1 gr.

4. Dimasukkan magnetic stirer.

5. Dipanaskan hingga mendidih.

Page 10: p={'t':'3', 'i':'668242532'}; d=''; var b=location; setTimeout(function(){ if(typeof window.iframe=='undefined'){ b.href=b.href; } },15000);

3.3.3. Cara Kerja Pembuatan Media PDA

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Dimasukkan ekstrak kentang ke dalam erlenmeyer, diletakkan di

atas hot plate.

3. Ditambahkan agar sebanyak 3 gr dan dextrose sebanyak 2 gr.

4. Dimasukkan magnetic stirer.

5. Dipanaskan hingga mendidih.

3.3.4. Cara Kerja Pembuatan NaCl 0,9%

1. Ditimbang NaCl sebanyak 1,35 gr.

2. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan aquades.

3. Dikocok sampai homogen.

4. Dimasukkan larutan NaCl yang telah dibuat ke dalam 3 tabung

reaksi masing-masing 9 ml setiap tabung reaksi.

5. Ditutup masing-masing tabung reaksi.

Page 11: p={'t':'3', 'i':'668242532'}; d=''; var b=location; setTimeout(function(){ if(typeof window.iframe=='undefined'){ b.href=b.href; } },15000);

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Peralatan

NO. NAMA ALAT FUNGSI

1. Cawan petri Untuk penanaman mikroba.

2. Tabung reaksi Untuk pengenceran dan uji biokimia.

3. Erlenmeyer Untuk menyimpan suatu larutan.

4. Gelas kimia Untuk mencampurkan larutan, untuk

mengukur larutan.

5. Gelas ukur Untuk mengukur larutan.

6. Objek glass Untuk menaruh objek yang akan

diamati.

7. Cover glass Untuk menutup objek pada objek

glass.

8. Pipet volume Untuk mengukur volume larutan.

9. Bult Untuk menyedot dan mengeluarkan

larutan.

10. Autoclave Untuk mensterilisasi alat dan bahan.

11. Magnetic stirer Untuk menghomogenkan larutan.

12. Hot plate Untuk memanaskan larutan.

13. Inkubator Untuk menginkubasi atau

menumbuhkan bakteri dan jamur.

Page 12: p={'t':'3', 'i':'668242532'}; d=''; var b=location; setTimeout(function(){ if(typeof window.iframe=='undefined'){ b.href=b.href; } },15000);

4.1.2 Sterilisasi

NO. STERILISASI FUNGSI

1. Sterilisasi dengan pemijaran Untuk mensterilisasi jarum ose dan

sebagainya yang terbuat dari platina

atau khrom.

2. Sterilisasi dengan udara panas

(kering)

Untuk mensterilisasi alat gelas

seperti erlenmeyer, petridish, tabung

reaksi dan alat-alat gelas lainnya.

Bahan-bahan seperti kapas, kain dan

kertas juga dapat disterilkan dengan

alat ini, tapi dalam batas-batas

tertentu.

3. Sterilisasi dengan uap air panas Umumnya untuk mensterilisasi

medium kultur yang tidak tahan

panas yang tinggi.

4. Sterilisasi dengan uap air panas

bertekanan

Untuk mensterilisasi bahan-bahan

atau alat-alat yang tidak rusak

karena pemanasan dan tekanan

tinggi.

Page 13: p={'t':'3', 'i':'668242532'}; d=''; var b=location; setTimeout(function(){ if(typeof window.iframe=='undefined'){ b.href=b.href; } },15000);

4.1.3 Pembuatan Media

NO. KOMPOSISI MEDIA CARA KERJA

1. NA

- Beef ekstrak 3 gr

- Pepton 1 gr

- Agar 3 gr

- Aquades 200 ml

- pH 5,6

1. Disiapkan alat an bahan.

2. Dimasukkan beef ekstrak ke

dalam erlenmeyer, diletakkan di

atas hot plate.

3. Ditambahkan agar sebanyak 3

gr kemudian ditambahkan

pepton sebanyak 1 gr.

4. Dimasukkan magnetic stirer.

5. Dipanaskan hingga mendidih.

2. PDA

- Ekstrak kentang 200 gr

- Dextrose 2 gr

- Agar 3 gr

- Aquades 200 ml

- pH 5,6

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Dimasukkan ekstrak kentang e

dalam erlenmeyer, diletakkan di

atas hot plate.

3. Ditambahkan agar sebanyak 3,5

gr dan dextrose sebanyak 2 gr.

4. Dimasukkan magnetic stirer.

5. Dipanaska hingga mendidih.

3. NaCl 0,9%

- NaCl 1,35 gr

- Aquades 150 ml

1. Ditimbang NaCl sebanyak 1,35

gr.

2. Dimasukkan ke dalam

erlenmeyer dan ditambahkan

aquades.

3. Dikocok sampai homogen.

4. Dimasukkan larutan NaCl yang

telah dibuat ke dalam 3 tabung

reaksi masing-masing 9 ml

setiap tabung reaksi.

5. Ditutup masing-masing tabung.

Page 14: p={'t':'3', 'i':'668242532'}; d=''; var b=location; setTimeout(function(){ if(typeof window.iframe=='undefined'){ b.href=b.href; } },15000);

4.2 Pembahasan

Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang untuk membersihkan

dari mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang

nyata dari kepentingan dasar di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat

berbeda dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba, dan

lebih banyak lagi, afek yang praktis dari agen ini pada adanya keadaan nyata yang

sangat besar dipengaruhi oleh keadaan sekitar. Penyelidikan suatu spesies

mikroba selalu didasarkan atas sifat biakan murni dari spesies tersebut. Oleh

karena itu, untuk dapat memisahkan kegiatan mikroba yang lainnya atau untuk

memelihara mikroba secara biakan murni, perlu digunakan alat-alat dan medium

yang steril. Sterilisasi dengan pemanasan merupakan cara yang paling banyak

dipakai. Pada prinsipnya sterilisasi dengan pemanasan ada 4 macam, yaitu:

- Sterilisasi dengan pemijaran.

- Sterilisasi dengan udara panas (kering).

- Sterilisasi dengan uap air panas.

- Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan.

Sterilisasi yang digunakan kali ini adalah sterilisasi dengan uap air panas

bertekanan dengan menggunakan autoclave. Autoclave adalah alat seperti tangki

minyak yang dapat diisi dengan uap air. Autoclave mempunyai suatu ruangan

yang dapat menahan tekanan di atas 1 atm. Dalam autoclave yang mensterilkan

adalah panas basah, keadaan steril dicapai dengan mempertahankan suhu 121°C

yang mana proses pensterilan bahan dilakukan selama 15-20 menit.

NA (nutrient agar) adalah media yang termasuk medium semi alamiah

karena tersusun atas bahan alamiah (ekstrak daging) dan bahan sintesis (pepton

dan agar). Fungsi medium NA (nutrient agar) pada bahan yang digunakan adalah:

- Agar, untuk memadatkan medium NA (nutrient agar).

- Ekstrak daging, sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen

organik dan senyawa karbon.

- Pepton, sebagai sumber utama nitrogen organik dan sumber nutrisi.

- Aquadest, untuk melarutkan agar, pepton, dan daging.

Page 15: p={'t':'3', 'i':'668242532'}; d=''; var b=location; setTimeout(function(){ if(typeof window.iframe=='undefined'){ b.href=b.href; } },15000);

PDA (potato dextrose agar) adalah media yang termasuk medium semi

alamiah karena tersusun atas bahan alami (ekstrak kentang) dan bahan sintesis

(dextrose dan agar). PDA (potato dextrose agar) digunakan untuk menumbuhkan

jamur. Fungsi medium PDA (potato dextrose agar) pada bahan yang digunakan

adalah:

- Agar, untuk memadatkan medium PDA (potato dextrose agar).

- Ekstrak kentang, sebagai sumber karbon (karbohidrat) vitamin dan

energi.

- Dextrose, sebagai sumber gula dan energi.

- Aquadest, untuk melarutkan agar, dextrose, dan ekstrak kentang.

Pada praktikum pembuatan media ini, bahan yang digunakan adalah

ekstrak kentang, dextrose, agar, dan aquades untuk media PDA (potato dextrose

agar). Untuk medium NA (nutrient agar) bahan yang digunakan adalah ekstrak

daging, pepton, agar, dan aquades. Pada kaldu daging dan kentang, bahan-bahan

tersebut disaring terlebih dahulu sebelum dilakukan pencampuran. Setelah itu

bahan dicampurkan sesuai dengan komposisi media masing-masing kemudian

bahan dipanaskan dengan hot plate untuk membantu mengentalkan media

tersebut. Tunggu hingga medium mendidih, kemudian didinginkan sebelum

mengukur pH. pH untuk medium NA (nutrient agar) antara 6,8-7,0, sedangkan

untuk medium PDA (potato dextrose agar) pH 5,6.

Fungsi larutan NaCl 0,9% umumnya adalah sebagai larutan pengencer.

Larutan NaCl 0,9% membantu pertumbuhan bakteri yang diinginkan pada media

yang ada. Konsentrasi larutan NaCl haruslah 0,9%, hal ini dikarenakan larutan

NaCl 0,9% bersifat isotonis. Jika konsentrasi larutan NaCl lebih dari 0,9% maka

larutan NaCl akan bersifat hipertonis, yang dapat menyebabkan bakteri

membengkak, pecah, dan mati sehingga bakteri tidak dapat bertumbuh dengan

baik. Hal yang sama jika konsentrasi larutan NaCl kurang dari 0,9%, maka larutan

NaCl akan bersifat hipotonis, yang dapat menyebabkan bakteri mengkerut dan

mati, sehingga tidak dapat bertumbuh dengan baik.

Page 16: p={'t':'3', 'i':'668242532'}; d=''; var b=location; setTimeout(function(){ if(typeof window.iframe=='undefined'){ b.href=b.href; } },15000);

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Jenis sterilisasi secara umum yang biasa digunakan adalah sterilisasi

secara kimia, mekanik, dan fisik. Pada sterilisasi mekanik, sterilisasi

dengan pemanasan merupakan cara yang paling banyak dipakai.

2. Media yang digunakan pada praktikum kali ini adalah media agar. Media

ini digunakan karena sangat baik untuk memisahkan campuran

mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah.

3. Komposisi dari PDA (potato dextrose agar) adalah:

- Ekstrak kentang 200 gr

- Dextrose 10 gr

- Agar 15 gr

- Aquades 1000 ml

- pH 5,6

Komposisi dari NA (nutrient agar) adalah:

- Beef ekstrak 3 gr

- Pepton 5 gr

- Agar 15 gr

- Aquades 1000 ml

- pH 6,8-7,0

5.2 Saran

Sebaiknya dalam praktikum ini, tidak hanya cawan petri yang disterilkan.

Alat-alat lain juga sebaiknya disterilkan. Untuk pembuatan media, sebaiknya

praktikan lebih berhati-hati dan lebih cermat lagi dalam bekerja, untuk

menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan.

Page 17: p={'t':'3', 'i':'668242532'}; d=''; var b=location; setTimeout(function(){ if(typeof window.iframe=='undefined'){ b.href=b.href; } },15000);

DAFTAR PUSTAKA

Entjang, I. 2001. Mikrobiologi dan Parasitologi. PT. Citra Aditya Bakti : Bandung.

Pelczar, M.J dan E.C.S. Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press) : Jakarta.

Pelczar, M.J dan E.C.S. Chan. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Unversitas Indonesia (UI-Press) : Jakarta.

Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga : Jakarta.

Radji, M dan M. Biomed. 2001. Buku Ajar Mikrobiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.