Upload
adhardiansyah
View
232
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANANANALISIS ASPEK BIOLOGI (PERTUMBUHAN, REPRODUKSI, DAN KEBIASAAN MAKAN) IKAN MAS (Cyprinus carpio)
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum mata kuliah Biologi Perikanan semester genap
Disusun oleh :Sona Yudha Diliana230110130217Reyhan Alif Fajriansah230110130218Eva Amalia Destyani230110130221
Kelas : Perikanan C/ Kelompok 20
UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANPROGRAM STUDI PERIKANANJATINANGOR
2015
2
KATA PENGANTAR
Kami ucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hikmah, serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Biologi Perikanan ini dengan baik. Adapun materi yang kami bahas dalam laporan ini adalah mengenai Analisis Aspek Biologi pada Ikan Mas.Segala sesuatu yang ada di dunia ini pasti memiliki tujuan. Begitu pula dengan pembuatan laporan ini. Tujuan penulisan laporan ini adalah memenuhi salah satu tugas laporan akhir praktikum Biologi Perikanan semester genap tahun akademik 2014-2015.Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian laporan ini. Sekali lagi, kami sangat berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Terakhir, semoga di masa yang akan datang penyusun mampu membuat karya yang lebih baik.
Jatinangor, Maret 2015
Penyusuni
DAFTAR ISI
Bab Halaman DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR v DAFTAR LAMPIRAN vi I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan 2
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Mas 3 2.1.1 Morfologi Ikan Mas 3 2.1.2 Klasifikasi 4 2.2 Hubungan Panjang Berat 4 2.3 Perbanding Jenis Kelamin 6 2.4 Reproduksi 6 2.4.1 Tingkat Kematangan Gonad (TKG) 8 2.4.2 Indeks Kematangan Gonad (IKG) 9 2.4.3 Hepato Somatic Index (HSI) 2.4.4 Fekunditas10 2.4.5 Posisi Inti Telur dan Diameter Telur 12 2.5 Kebiasaan Makan12
III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat14 3.2 Alat dan Bahan14 3.2.1 Alat14 3.2.2 Bahan15 3.3 Prosedur Kerja15
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil18 4.1.1 Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin Kelompok18 4.1.2 Hasil Pengamatan Reproduksi Kelompok18 4.1.3 Hasil Pengamatan Food Habit Kelompok19 4.1.4 Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin Angkatan19 4.1.5 Pengelompokan Data Panjang Hasil Percobaan26 4.1.6 Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Angkatan27 4.1.7 Hasil Regresi Pertumbuhan Angkatan28 4.1.8 Hasil Pengamatan Reproduksi Angkatan31 4.1.9 Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Angkatan37 4.2 Pembahasan40 4.2.1 Pembahasan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin40 4.2.2 Pembahasan Reproduksi41 4.2.3 Pembahasan Food and Feeding Habit42
V PENUTUP 5.1 Kesimpulan43 5.2 Saran43
DAFTAR PUSTAKA44 LAMPIRAN45
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman 1 Pertumbuhan dan Ratio Kelamin18 2 Reproduksi18 3 Food and Feeding Habit19 4 Rasio Kelamin19 5 Interval Rasio Kelamin Ikan Mas27 6 Hasil Regresi Pertumbuhan Angkatan28 7 Hasil Reproduksi Angkatan31 8 Rasio Tingkat Kematangan Gonad34 9 Rasio IKG34 10 Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Angkatan37
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman 1 Morfologi Ikan Mas (Cyprinus carpio)28 2 Korelasi Panjang dan Berat31 3 Persentase TKG34 4 Persentase IKG35 5 Persentase Food Habit Ikan Jantan39 6 Persentase Food Habit Ikan Betina40
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman 1 Beberapa Alat yang Digunakan45 2 Timbangan yang digunakan45 3 Mikroskop yang digunakan untuk melihat objek yang kecil45 4 Ikan yang telah dibedah46 5 Gonad yang telah dipisahkan dari tubuh ikan46 6 Proses penimbangan berat gonad ikan46 7 Hati Ikan47
ii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangIkan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.Ikan adalah organisme bertulang belakang (vertebrata), habitatnya perairan, umumnya bernapas dengan insang, bergerak dan menjaga keseimbangan tubuhnya dengan sirip-sirip, dan bersifat poikilotermal (suhu tubuhnya menyesuaikan dengan suhu lingkungannya). Ikan terdiri dari lebih 27,000 spesies di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan, biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes).
1.2 TujuanTujuan dari praktikum ini diantaranya : Untuk mengetahui ciri-ciri induk yang sudah matang gonad dilihat dari morfologi. Untuk memperoleh data tentang indeks kematangan gonad antara induk ikan yang satu dengan yang lain berdasarkan bobot ikan dan panjang tubuh ikan. Mengetahui mengenai food and feeding habits ikan yang di uji.
25
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Mas2.1.1 Morfologi Ikan Mas Ikan mas dalam istilah umum disebut sebagai ikan karper. Ikan karper sebagai ikan konsumsi dibagi menjadi dua kelompok yakni ras ikan karper bersisik penuh dan ras ikan karper bersisik sedikit. Kelompok ras ikan karper yang bersisik penuh adalah ras-ras ikan karper yang memiliki sisik normal, tersusun teratur dan menyelimuti seluruh tubuh (Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka 2012). Secara morfologis, ikan karper mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan karper ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik ikan karper berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya.
Gambar 1. Morfologi Ikan Mas (Cyprinus carpio)(Sumber : Wikipedia. 2015)Ikan Mas tergolong jenis omnivora, yakni organisme yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan (Wikipedia 2015).
2.1.2 Klasifikasi Ikan MasKingdom : Animalia Filum: Chordata Kelas : OsteichthyesOrdo : Cypriniformes Famili : Cyprinidae Genus : Cyprinus Spesies : Cyprinus carpio 2.1.3 Cara Membedakan Ikan Mas Jantan dan BetinaTabel 1. Perbedaan Ikan Mas Jantan dan Betina (Budi 1993)NoJantanBetina
1Sirip dada relatif panjang, jari-jari luar tebalSirip dada relatif pendek, lunak, lemah, jari-jari luar tipis
2Lapisan sirip dada besarLapisan dalam sirip dada licin
3Kepala tidak melebarKepala relatif kecil, bentuk agak meruncing
4Tubuh lebih tipis/ramping dibandingkan betina pada umur yang samaTubuh lebih tebal/gemuk dibandingkan betina pada umur yang sama
5Gerakannya gesitGerakannya lamban dan jinak
6Sisik teratur dan warna cerahSisik teratur dan warna cerah
2.1.4 Data Standar Ikan MasTabel 2. Kriteria kuantitatif Ikan Mas (BSNI 1999)KriteriaJenis Kelamin
JantanBetina
Umur pertama matang kelamin (bulan)818
Panjang Standar (cm)2235
Berat tubuh, pertama matang gonad (gram/ekor)5002.500
Fekunditas (butir/kg)-85.000-125.000
Diameter Telur (mm)0,9-1,1
2.2 Hubungan Panjang Berat Berat dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Hubungan panjang dengan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Hubungan yang terdapat pada ikan tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda. Analisis panjang dan berat bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan di alam. Rumus hubungan antara panjang total ikan dengan beratnya adalah persamaan eksponensial sebagai berikut (Effendie 1979) :W= a LbKeterangan : W adalah berat total ikan (g), L adalah panjang total ikan (mm), a dan b adalah konstanta hasil regresi (diperoleh dengan uji statistik regresi).Hasil plot data panjang dan berat ikan dalam suatu gambar, maka akan didapatkan grafik hubungan sebagai berikut :
Gambar 2. Grafik Hubungan Panjang dan Berat pada Ikan(Sumber : Effendi 1997)Rumus umum hubungan panjang-berat, apabila di transformasikan ke dalam logaritma, akan menjadi persamaan: log W = log a + b log L, yaitu persamaan linier atau persamaan garis lurus sebagai berikut :
Hubungan panjang dan berat dapat dilihat dari nilai konstanta b (Effendi 1997) : Bila b = 3, hubungan yang terbentuk adalah isometrik (pertambahan panjang seimbang dengan pertambahan berat). Bila b 3 maka hubungan yang terbentuk adalah allometrik; Bila b > 3 maka hubungan yang terbentuk adalah allometrik positif yaitu pertambahan berat lebih cepat daripada pertambahan panjang, menunjukkan keadaan ikan tersebut montok. Bila b < 3, hubungan yang terbentuk adalah allometrik negatif yaitu pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan berat, menunjukkan keadaan ikan yang kurus.Nilai praktis yang didapat dari perhitungan panjang dan berat ialah kita dapat menduga berat dari panjang ikan atau sebaliknya, keterangan tentang ikan mengenai pertumbuhan, kemontokan, perubahan dari lingkungan (Effendie, 2002).2.3 Perbandingan Jenis Kelamin (Sex Ratio)Rasio kelamin merupakan perbandingan jumlah ikan jantan dengan jumlah ikan betina dalam suatu populasi dimana perbandingan 1:1 yaitu 50% jantan dan 50% betina merupakan kondisi ideal untuk mempertahankan spesies. Kenyataanya di alam perbandingan rasio kelamin tidaklah mutlak, hal ini dipengaruhi oleh pola distribusi yang disebabkan oleh ketersediaan makanan, kepadatan populasi, dan keseimbangan rantai makanan (Effendie 2002). Penyimpangan dari kondisi ideal tersebut disebabkan oleh faktor tingkah laku ikan itu sendiri, perbedaan laju mortalitas dan pertumbuhannya. Keseimbangan rasio kelamin dapat berubah menjelang pemijahan. Ketika melakukan ruaya pemijahan, populasi ikan didominasi oleh ikan jantan, kemudian menjelang pemijahan populasi ikan jantan dan betina dalam kondisi yang seimbang, lalu didominasi oleh ikan betina. Ikan jantan dan betina dapat dibedakan berdasarkan sifat seksual primer dan sekunder. Sifat seksual primer ditandai dengan ovarium dan pembuluhnya (ikan betina) dan testis dengan pembuluhnya (ikan betina) yang hanya dapat dilihat dengan melakukan pembedahan. Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina. Sifat seksual sekunder dapat dibagi menjadi dua yaitu bersifat sementara (hanya muncul pada musim pemijahan saja) dan bersifat permanen (tetap ada sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan) (Effendie 2002).2.4 Reproduksi2.4.1 Tingkat Kematangan Gonad Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadinya pemijahan. Proses sebelum pemijahan ini, mengakibatkan sebagian besar hasil metabolisme dalam tubuh dipergunakan untuk perkembangan gonad. Pertambahan berat gonad akan diikuti dengan semakin bertambah besar ukuran panjang, termasuk diameter telurnya. Berat gonad akan mencapai maksimum pada saat ikan akan berpijah, kemudian berat gonad akan menurun dengan cepat selama pemijahan berlangsung sampai selesai (Kordi 2010). Peningkatan ukuran gonad atau perkembangan ovarium disebabkan oleh perkembangan stadia oosit, pada saat ini terjadi perubahan morfologi yang mencirikan tahap stadianya. Pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh dan pertambahan pada jantan sebesar 5-10%. Pencatatan perubahan kematangan gonad dapat digunakan untuk mengetahui apabila ikan akan memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah. Ukuran ikan pada saat pertama kali gonadnya matang, ada hubungan dengan pertumbuhan ikan dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya (Effendi 2002). Menurut Kesteven dalam (Effendi 1997) membagi tingkat kematangan gonad dalam beberapa tahap yaitu:1. Dara. Organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung, testes dan ovarium transparan, dari tidak berwarna sampai abu-abu. Telur tidak terlihat dengan mata biasa.2. Dara Berkembang. Testis dan ovarium jernih, abu-abu merah. Panjangnya setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah. Telur satu persatu dapat terlihat dengan kaca pembesar.3. Perkembangan I. Testis dan ovarium bentuknya bulat telur, berwarna kemerah-merahan dengan pembuluh kapiler. Gonad mengisi kira-kira setengah ruang ke bagian bawah. Telur dapat terlihat seperti serbuk putih.4. Perkembangan II. Testis berwarna putih kemerah-merahan, tidak ada sperma kalau bagian perut ditekan. Ovarium berwarna oranye kemerah-merahan. Telur dapat dibedakan dengan jelas, bentuknya bulat telur. Ovarium mengisis kira-kira dua pertiga ruang bawah.5. Bunting. Organ seksual mengisi ruang bawah. Testis berwarna putih, keluar tetesan sperma kalau ditekan perutnya. Telur bentuknya bulat, beberapa dari telur ini jernih dan masak.6. Mijah. Telur dan sperma keluar dengan sedikit tekanan di perut. Kebanyakan telur berwarna jernih dengan beberapa yang berbentuk bulat telur tinggal dalam ovarium.7. Mijah/Salin. Gonad belum kosong sama sekali, tidak ada telur yang bulat telur.8. Salin. Testis dan ovarium kosong dan berwarna merah. Beberapa telur sedang ada dalam keadaan dihisap kembali.9. Pulih Salin. Testis dan ovarium berwarna jernih, abu-abu merah.
2.4.2 Indeks Kematangan Gonad (IKG) Indeks Kematangan Gonad yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikalikan 100%, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dimana :IKG= Indeks Kematangan Gonad (%)Bg= Berat Gonad (gram)Bw= Berat Tubuh (gram) Indeks Kematangan Gonad dapat digunakan sebagai tanda utama untuk membedakan kematangan gonad berdasarkan berat gonad. Perbedaan nilai IKG dapat disebabkan perubahan tingkat metabolisme pada suhu yang berbeda. Dimana perbedaan suhu akan mempengaruhi tingkat metabolisme suatu organisme budidaya. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa tingkat metabolisme berhubungan dengan suhu air, sehingga tingkat metabolisme akan mengalami perubahan jika dipelihara pada suhu yang berbeda.Ikan yang mempunyai berat tubuh lebih berat maka akan memiliki berat gonad yang jauh lebih berat, hal ini berkaitan langsung dengan ukuran telur yang dihasilkan. Menurut Effendie (1997), umumnya sudah dapat diduga bahwa semakin meningkat tingkat kematangan, garis tengah telur yang ada dalam ovarium semakin besar pula. Berat tubuh pertama matang gonad pada ikan mas adalah 500 gram/ekor, sedangkan pada ikan betina adalah 2.500 gram/ekor (Badan Standar Nasional Indonesia 1999).Ikan betina memiliki nilai IKG lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan. Indeks Kematangan Gonad (IKG) dihubungkan dengan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) yang pengamatannya berdasarkan ciri-ciri morfologi kematangan gonad. Dengan merperbandingkan demikian akan tampak hubungan antara perkembangan di dalam dan di luar gonad, atau nilai-nilai morfologi yang kuantitatif. Bergantung pada macam dan pola pemijahannya, maka akan didapatkan nilai indeks yang sangat bervariasi setiap saat (Effendie 2002).
2.4.3 Hepato Somatic Index (HSI)Hepatosomatic Index (HSI) merupakan suatu metoda yang dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam hati secara kuantitatif. Hati merupakan tempat terjadinya proses vitelogenesis. Rumus yang digunakan dalam perhitungan HSI adalah sebagai berikut :
Dimana :IKG= Indeks Kematangan Gonad (%)Bh= Berat Hati (gram)Bw= Berat Tubuh (gram)
2.4.4 Fekunditas Fekunditas ikan adalah jumlah telur pada tingkat kematangan terakhir yang terdapat dalam ovarium sebelum berlangsung pemijahan. Nikolsky (1963), menamakan fekunditas yang menunjukkan jumlah telur yang dikandung individu ikan sebagai fekunditas mutlak, sedangkan jumlah telur persatuan berat atau panjang ikan disebut sebagai fekunditas relatif. Fekunditas menunjukkan kemampuan induk ikan untuk menghasilkan anak ikan dalam suatu pemijahan. Metode perhitungan fekunditas dapat dilakukan dengan cara berikut :a. Mengitung langsung satu persatu telur ikanb. Metode volumetrik yaitu dengan pengenceran telur yang dirumuskan sebagai berikut :X : x= V : vAtau
Keterangan :X/F= Jumlah telur yang akan dicarix= Jumlah telur dari sebagian gonadV= Volume seluruh gonadv= Volume sebagian gonad contoh
c. Metode gravimetrikPerhitungan fekunditas telur dengan metode gravimetrik dilakukan dengan cara mengukur berat seluruh telur yang dipijahkan dengan teknik pemindahan air. Selajutnya telur diambil sebagian kecil diukur beratnya dan jumlah telur dihitung. Dengan bantuan rumus berikut ini :
Keterangan:F = fekunditas jumlah total telur dalam gonadG = bobot gonad setiap ekor ikang = bobot sebagian gonad (gonad contoh)n = jumlah telur dari (gonad contoh)Nilai fekunditas standar pada ikan mas betina yang sudah siap untuk memijah adalah 85.000-125.000 butir telur/kg (Badan Standar Nasional Indonesia). Fekunditas mempunyai hubungan atau keterpautan dengan umur, panjang, atau bobot tubuh dan spesies ikan. Nikolsky (1963) menyatakan bahwa pada umumnya fekunditas meningkat dengan meningkatnya ukuran ikan betina. Semakin banyak makanan maka pertumbuhan ikan semakin cepat dan fekunditasnya semakin besar.2.4.5 Posisi Inti Telur dan Diameter TelurPergerakan inti telur terbagi kedalam 3 fase yakni, fase vitelogenik yang dicirikan dengan inti telur di tengah, kemudian fase awal matang yang dicirikan dengan inti telur berada di tepi, dan fase matang dicirikan dengan inti telur yang telah melebur atau mengalami GVBD (Germinal Visicle Break Down) yang dipengaruhi oleh proses steroidogenesis. Pergerakan inti telur akan berdampak positif terhadap tingkat pembuahan dalam proses pemijahan. Posisi inti yang melakukan peleburan dan berada di bawah mikrofil menyebabkan sperma mudah melakukan proses pembuahan. Diameter telur diukur di bawah mikroskop binokuler dengan bantuan mikrometer okuler yang telah ditera sebelumnya. Pengukuran ini dilakukan pada telur-telur yang berada pada tingkat kematangan gonad III dan IV. Perkembangan diameter telur semakin meningkat dengan meningkatnya tingkat kematangan gonad (Effendie, 1997).Selanjutnya diameter telur dianalisis dalam bentuk histogram. Diameter telur dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Rodriquez et al. 1995):
Dimana: Ds = diameter telur sebenarnya (mm), D = diameter telur secara horizontal (mm), d = diameter telur secara vertikal (mm).
2.5 Kebiasaan MakanKebiasaan makanan adalah jenis, kuantitas, dan kualitas makanan yang dimakan oleh ikan. Sedangkan cara makan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan waktu, tempat, dan cara makanan yang diperoleh oleh ikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebiasaan makanan ikan diantaranya penyebaran suatu organisme makanan dan ketersediaan makanan di lingkungan perairan tersebut (Effendie 2002). Penyebaran jenis makanan yang paling banyak di suatu perairan akan menyebabkan pengambilan dari jenis makanan tersebut bertambah (Effendie 1979). Kebiasaan makanan ikan-ikan dapat berbeda sesuai perubahan waktu meskipun penangkapannya dilakukan pada tempat yang sama (Lagler 1966). Secara garis besarnya ikan itu dapat diklasifikasikan sebagai ikan a. HerbivorIkan ini tidak memiliki gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut dapat menyaring phytoplankton dari air. Ikan ini tak mempunyai lambung yang benar (yaitu bagian usus yang mempunyai jaringan otot kuat, mengekskresi asam, mudah mengembang, terdapat di bagian muka alat pencerna makananya). Ususnya panjang berliku-liku dindingnya tipis.b. KarnivorIkan ini memiliki gigi untuk menyergap, menahan, dan merobek mangsa dan jari-jari tapis insangnya menyesuaikan untuk penahan, memegang, memarut, dan menggilas mangsa. Punya lambung benar, palsu dan usus pendek, tebal dan elastis.c. OmnivoraIkan omnivora adalah ikan yang memakan sembarang materi dengan ukuran tertentu yang bisa masuk kedalam mulutnya. Ikan ini memiliki penyesuaian yang baik dengan berbagai makanan yang diberikan.
BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan TempatPraktikum biologi perikanan mengenai Analisis Aspek Biologi pada Ikan Mas ini dilaksanakan pada Selasa, 3 Maret 2015 yang bertempat di laboratorium MSP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.
3.2 Alat dan Bahan3.2.1 Alat1. Timbangan, untuk mengukur berat ikan, gonad, hati dan isi usus ikan2. Pinset, untuk membantu proses pembedahan dan pengambilan organ dari perut3. Pisau, untuk melakukan pembedahan 4. Gunting, untuk melakukan pembedahan5. Cawan petri, untuk menyimpan gonad, hati dan isi usus6. Mikroskop, untuk melihat telur ataupun melihat isi usus7. Gelas ukur, untuk mengukur volume gonad8. Mistar / penggaris, untuk mengukur panjang ikan 9. Sonde (Penusuk), untuk mematikan ikan10. Kamera, untuk mendokumentasikan kegiatan praktikum11. Cover Glass, untuk meletakkan suatu objek yang akan diamati dengan mikroskop
3.2.2 Bahan1. Ikan Mas, sebagai ikan yang digunakan untuk penelitian2. Aquades, berfungsi sebagai larutan pengencer3. Larutan Serra, untuk mempermudah dalam pengamatan letak inti telur
3.3 Prosedur Kerja
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil4.1.1 Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin KelompokKelompok: 20Hari/Tanggal: 03 Maret 2015Spesies ikan: Ikan Mas (Cyprinus carpio) Asal ikan: Waduk CirataTabel 3. Data Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Kelompok 20PertumbuhanKelamin
Panjang (mm)Berat (gram)JantanBetina
TLSLFL
190155178140
4.1.2 Hasil Pengamatan Reproduksi KelompokTabel 4. Data Reproduksi Kelompok 20TKGBG (gr)PG (mm)IKG (%)BH (gr)PH (mm)HSI (%)FDT (m)Letak Inti
TMKM
Bunting9,24637,050,32250,221912529174
Perhitungan :1. Perhitungan IKG
2. Perhitungan HSI
3. Perhitungan Fekunditas
4.1.3 Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits KelompokTabel 5. Data Kelompok Food Habits Kelompok 1Jenis PakanKelasPemakan
FitoZooBentosBag. HewanBag. TumbuhanDetritusIkan
------Herbivora
4.1.4 Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin AngkatanTabel 6. Data Pertumbuhan dan Rasio Kelamin AngkatanKelompokNamaPraktikanPertumbuhanKelaminRasioKelamin
Panjang (mm)BeratJantanBetina
FLSLTL(gr)
1Ichfar JS145120185109
Silfi Nur
Jason Tri
2Annisa N154130195131
Desi
M. Rizky
3Nurma W14512018098
M. Yogi
Rian R.
4Sheila A.180140200165
Riani A.
Rambo
5Safira A160135190137
Ira S.
Susetyo
6Rizka Dwi150125180127
Raka
Gilang N
7Jihan Refli158125197116
Debora H
Andi M
8Yulida175160195135
Endah
Ilham
9Syafarudin160125180106
Elisah F
Jamaludin
10Rionaldhie172155193119
Desinta
Rian Nur.
Suci F
11Cyntia K146135170120
Guntur H
Indri
Roury A
12Ai Siti 185175205143
Aida
Asep S
13Alan A.165155195160
Setyo W
Adinda
14Bella M180155190129
Rifki
Jamil
15Dony185160200157
Dwiki
Tanti K
16Mia180164203158
Siti S
Rahmat D
17Fikri K178162197125
T Alwie
Elsa
18Eifa14012017094
Eka
Hana
19Ade 168155187127
Tia
Yuyun Y
20Rahmat 193175210145
Annisa
Firhan
21Leni M187170200142
Jian
Angga
22Iqbal183165210134
Nielam
Abduyana
23Ganisa169146184124
Dea F
Refky
24Fauziah156138177111
Erik
Luthfan
25Taufiq165138200143
Puty
Fevi
26Zais188170200162
Zelikha
Rifki GP
27Teguh164150170118
Dyah
Wahyu
28Rika182175210153
Esti Mutia
Muammar
29Rahman180170210165
R. Nadya
Angga
30Ridwan167128187125
Sofie
Fadhil
31Ina176160196151
Raka
Indah
32Anggi169155185145
Nawang
Rocela
33Sarimanah165150190128
Reka
Novitasari
34Bastian180175200150
Sheillawati
Satria
35Adhar184170210128
Nuraya
Demas
36Detrik173160185128
Cleovanya
Gulam
37Aliyah159140175104
Aldwin
Arisca
38Yuliana193180200134
Candra
Nurul
39Ayu T165145180114
Elisa
Agung Rio
40Widi164155185121
Eki
Mediana
41Nabila178165200115
Hasbi
Dehan
42Santi195190200155
Riza
Fauzi
43Dea Hari16815018596,45
Satrio
Gun Gun
44Sintia175160198147,9
Thesar
M. Aditya
Ayu Nfs
45Dzaki184175190139,1
Zulfikar
Melinda
46Dini131120185141
Rayana
Adli
Rury
47Fahri . F190165215153
Risa
Musa
48Dita Tania219198165145
Windy
Rizal
49Aisyah . D205165215188
Syarifudin
Fathin
50Dhita . H185140150133
Syifa .Z
Dicky
51Riana . F165150185126
Hilman
Ardi
52Zahra177155195168
Dyah
Bagus
53Rahma175158195159
Aulia . R
Galdio
54Ali Aji176163190122
Rahman
R. Maria
55Hanna175170200130
Bayu . R
Ryan
56Ayu . M16515018098
Wildan . S
Choki
57Aisyah . A170160190130
Sabil
Fachri . A
58Resna14513516580
Rahmadi
Christoper
59Kalysta15313916498
Jumaidi
Yuki
60Dwi . M183175195139.96
Fadhillah
Agung . F
61Kartika177155193135.26
Rossa
Taufik . I
62M . Fahmi175143185144.28
Logica
R. Mawar
63Gilang170160190156.32
Geugeuh
Dina
64Kelana190182205170
Takbir
Silmi
65Sona178155190140.16
Reyhan
Eva
66Deny185160200160
Shafwan
Fahira
Chervin
4.1.5 Pengelompokan Data Panjang Hasil Pecobaan Pengelompokan data dilakukan berdasarkan metoda statistika menggunakan distribusi frekuensi (Sudrajat dan Tjutju 2010). Metode yang dapat digunakan untuk mengelompokan data menggunakan tabel distribusi frekuensi adalah berdasarkan kaidah Struges. Jumlah kelas interval dapat dihitung dengan rumus berikut :K = 1 + 3,3 Log n
Dimana :K= Jumlah Kelas Intervaln = Jumlah Data observasilog = LogaritmaDari data tersebut maka dapat dihitung jumlah kelas dari 66 data tersebut:K = 1 + 3,3 Log nK = 1 + 3,3 Log 66K = 7,05 atau 7K atau jumlah kelas dapat dibulatkan menjadi 7. Untuk menghitung panjang kelas dari 66 data tersebut adalah :
Sehingga panjang kelas yang didapatkan adalah 11
4.1.6 Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin AngkatanTabel 7. Interval Rasio Kelamin Ikan MasNoKelas SLJumlahJantanBetina% Jantan% Betina
1120 13198112%2%
2132 1431010015%0%
3144 1551614221%3%
4156 1671613320%5%
5168 179117411%6%
6180 1913213%2%
7192 2031102%0%
Jumlah66541282%18%
Gambar 3. Grafik Jumlah Ikan Jantan dan Betina per Interval SL
Gambar 4. Diagram Rasio Kelamin pada Ikan Mas
4.1. 7 Hasil Regresi Pertumbuhan AngkatanTabel 8. Hasil Regresi Pertumbuhan AngkatanKelompokSLBobotLog L (X)Log W(Y)(Log L)2Log L.Log W
11201092,0791812462,0374264984,3229946544,236178965
21301312,1139433522,1172712964,4687564974,47579158
3120982,0791812461,9912260764,3229946544,140119913
41401652,1461280362,2174839444,6058655464,759004461
51351372,1303337682,1367205674,5383219654,551927978
61251272,0969100132,1038037214,3970316034,411487088
71251162,0969100132,0644579894,3970316034,328982629
81601352,2041199832,1303337684,8581448984,695511229
91251062,0969100132,0253058654,3970316034,246884148
101551192,1903316982,0755469614,7975529484,546136301
111351202,1303337682,0791812464,5383219654,429350019
121751432,2430380492,1553360375,0312196884,83450074
131551602,1903316982,2041199834,7975529484,827753865
141551292,1903316982,110589714,7975529484,622891544
151601572,2041199832,1958996524,8581448984,840026304
161641582,2148438482,1986570874,9055332714,869682123
171621252,2095150152,0969100134,8819565994,633154158
18120942,0791812461,9731278544,3229946544,102490429
191551272,1903316982,1038037214,7975529484,608027977
201751452,2430380492,1613680025,0312196884,848030666
211701422,2304489212,1522883444,9749023914,800569216
221651342,2174839442,1271047984,9172350434,716820738
231461242,1643528562,0934216854,6844232844,530903203
241381112,1398790862,0453229794,5790825044,376743867
251381432,1398790862,1553360374,5790825044,612158511
261701622,2304489212,2095150154,9749023914,928210381
271501182,1760912592,0718820074,7353731684,508604326
281751532,2430380492,1846914315,0312196884,900346004
291701652,2304489212,2174839444,9749023914,945984672
301281252,107209972,0969100134,4403338564,418629685
311601512,2041199832,1789769474,8581448984,802726631
321551452,1903316982,1613680024,7975529484,734112847
331501282,1760912592,107209974,7353731684,585481196
341751502,2430380492,1760912595,0312196884,881055491
351701282,2304489212,107209974,9749023914,700024204
361601282,2041199832,107209974,8581448984,644543602
371401042,1461280362,0170333394,6058655464,328811798
381801342,2552725052,1271047985,0862540724,797200967
391451142,1613680022,0569048514,6715116414,445728329
401551212,1903316982,082785374,7975529484,561990817
411651152,2174839442,060697844,9172350434,569564375
421901552,2787536012,1903316985,1927179744,991226244
4315096,452,1760912591,9843022324,7353731684,318022742
44160147,932,2041199832,1700562574,8581448984,78306436
45175139,142,2430380492,1434519995,0312196884,807844389
461201412,0791812462,1492191134,3229946544,468616073
471651532,2174839442,1846914314,9172350434,844518171
481981452,296665192,1613680025,2746709964,963938654
491651882,2174839442,2741578494,9172350435,042908517
501401332,1461280362,1238516414,6058655464,55805755
511501262,1760912592,1003705454,7353731684,570597984
521551682,1903316982,2253092824,7975529484,874165458
531581592,1986570872,2013971244,8340929864,840117389
541631222,2121876042,0863598314,8937739974,615419356
551701302,2304489212,1139433524,9749023914,71504267
56150982,1760912591,9912260764,7353731684,333089658
571601302,2041199832,1139433524,8581448984,659384785
58135802,1303337681,9030899874,5383219654,054216864
59139982,14301481,9912260764,5925124344,267226951
601751402,2430380492,1461280365,0312196884,813846841
611551352,1903316982,1303337684,7975529484,666137581
621431442,1553360372,1583624924,6454734344,651996461
631601562,2041199832,1931245984,8581448984,833909752
641821702,2600713882,2304489215,1079226795,04097379
651551402,1903316982,1461280364,7975529484,700732265
661601612,2041199832,2068258764,8581448984,864109012
Jumlah144,1946140,0347661315,2045065306,0773065
Gambar 5. Grafik Regresi Pertumbuhan (Hubungan Panjang dan Berat)
log aabR2R
-0,846780,42880,77490,30590,5531
Menentukan Nilai b sebagai Tipe Pertumbuhan (Menggunakan MS. Excel)Dengan menggunakan aplikasi microsoft excel, untuk mencari nilai a (intersep), maka menggunakan rumus : =INTERCEPT(log w;logL). a = 0,4288Sedangkan, untuk mencari nilai b dapat dihitung dengan cara menggunakan rumus : =SLOPE(log w;logL), maka didapatkan :b = 0, 7749
Menentukan Nilai b sebagai Tipe Pertumbuhan (Hitung Manual)
- 0,8648
0,7749
4.1.8 Hasil Pengamatan Reproduksi AngkatanTabel 9. Hasil Reproduksi AngkatanKelTKGBW (gr)BG (gr)PG (mm)IKG (%)Berat HatiPanjang Hati (mm)HSI (%)
1410914,3314015,14%0,26200,24%
251311812015,93%1300,77%
34983,471403,67%0,67400,69%
451651713511,49%0,35350,21%
551371,711701,26%0,25650,18%
661271,41301,11%0,74250,59%
7611681507,41%1450,87%
861351813515,38%0,51300,38%
961068,431408,64%0,58250,55%
1051199,291208,47%0,54200,46%
1161209,21708,30%0,54300,45%
1211433,62602,60%0,79400,56%
13516010,76657,21%0,42240,26%
14612912,4314010,66%0,58250,45%
1511571,261350,81%0,43190,27%
1611581,52900,96%0,47600,30%
17512513,2813011,89%0,16250,13%
1869410,6312012,75%0,34250,36%
19612711,5513010,00%0,35350,28%
2061458,23706,02%0,35200,24%
2141429,451107,13%0,46300,32%
225134166013,56%0,170,13%
232124261,64%0,3550,28%
2451111114011,00%0,2570,23%
2521434602,88%2,71,51,92%
2621622518,25%10,62%
27211812611,32%0,850,68%
2821534622,68%0,32150,21%
2921658,265,23%0,450,24%
302125812,56,84%0,6670,53%
3141514,4403,00%0,93250,62%
325145197015,08%0,65290,45%
3311282401,59%0,5200,39%
345150107,14%10,67%
3521284903,23%0,41200,32%
36612811659,40%0,38150,30%
3761041111011,83%0,15100,14%
38513412,04709,87%1,01250,76%
39611416,186016,54%0,53300,47%
40612115,291414,46%0,532,70,44%
4111154,03553,63%0,82150,72%
42615514,558510,36%0,88200,57%
43596,4515,357018,93%0,3150,31%
445147,9321,415,516,91%0,7220,49%
455139,1410,876,58,47%0,611,50,44%
4661416816593,15%0,63250,45%
475153131509,29%0,65230,43%
485145239518,85%1320,69%
495188161209,30%0,6200,32%
5041336904,72%0,5350,38%
5111262,43501,97%0,34200,27%
5251681510,59,80%1,2450,74%
53615913,28709,11%0,8350,51%
5421224,17393,54%0,14150,11%
5561101115011,11%0,32250,29%
5669810,313511,74%0,5250,51%
5721302,56402,01%0,280,15%
586805,661107,61%0,41200,52%
595987,871168,73%0,28140,29%
6051408,38576,37%0,34220,24%
61613510,28828,24%0,67180,50%
6251449,761177,27%0,26120,18%
63515625,2210019,28%0,46150,30%
64517023,369215,93%0,18190,11%
6551409,24637,07%0,32250,23%
66616110,63847,07%0,45350,28%
Keterangan TKG :1. Dara2. Dara Berkembang3. Perkembangan I4. Perkembangan II5. Bunting6. Mijah7. Mijah/salin8. Salin9. Pulih salinTabel 10. Rasio kematangan gonadNo.Tingkat Kematangan GonadJumlahJantanBetina% Jantan% Betina
1Dara7345 %7 %
2Dara Berkembang98112 %2 %
3Perkembangan I0000 %0 %
4Perkembangan II5325 %4 %
5Bunting2420430 %7 %
6Mijah2120130 %2 %
7Mijah/salin0000 %0 %
8Salin0000 %0 %
9Pulih salin0000 %0 %
Jumlah66541282 %18 %
Gambar 6. Grafik Persentase TKG
Tabel 10. Hasil Reproduksi AngkatanKelFekunditasDiameterLetak Inti
Tengah (butir)Menuju Kutub (butir)Melebur (butir)
1320044000
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1200000
13
14
15
1600000
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
2800000
29
30
31283240000
32
33
34
3500000
36
37
38
39
401400665150
4100000
42
43
44
45
46
47
48
49
50
5100000
52
53
54
55
56
57
58
59
6013566731710
61
62
63
641111606159
651912529174
66
4.1.9 Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits AngkatanTabel 11. Hasil pengamatan Food and Feeding Habits AngkatanKelJenis Pakankelompok
FitoZooBenthosBagian HewanBagian TmbhanDetritus Ikan
1-----Omnivora
2-----Omnivora
3-----Omnivora
4-----Omnivora
5------
6--------
7------Karnivora
8--------
9--------
10--------
11--------
12-----Omnivora
13-----Omnivora
14--------
15--------
16--------
17-----Omnivora
18--------
19--------
20--------
21------Karnivora
22------Herbivora
23------Herbivora
24------Herbivora
25------Herbivora
26-----Omnivora
27----Omnivora
28-----Omnivora
29-----Omnivora
30------Herbivora
31------Herbivora
32------Herbivora
33-----Omnivora
34-----Omnivora
35------Herbivora
36------Herbivora
37------Herbivora
38--------
39----Omnivora
40------Karnivora
41--------
42--------
43--------
44--------
45--------
46------Herbivora
47-----Herbivora
48-----Omnivora
49------Herbivora
50------Herbivora
51-----Omnivora
52-----Omnivora
53------Herbivora
54------Herbivora
55------Herbivora
56------Herbivora
57-----Omnivora
58------Herbivora
59------Herbivora
60------Herbivora
61------Herbivora
62------Herbivora
63-----Omnivora
64------Herbivora
65------Herbivora
66------Herbivora
Gambar 7. Grafik Persentase Food Habits Ikan Mas
4.2 Pembahasan4.2.1 Pembahasan Pertumbuhan dan Ratio KelaminBerdasarkan data hasil dari praktikum diatas (Tabel 3), didapatkan data bahwa Ikan Mas yang kami amati adalah ikan betina yang memiliki ukuran panjang tubuh : Total Length (TL) dengan panjang 190 mm Standard Length (SL) dengan panjang 155 mm Fork Length (FL) dengan panjang 178 mm Dari 65 ikan lainnya yang diamati, hasil yang didapatkan tentunya berbeda-beda seperti terlihat pada tabel 6. Maka dari itu, data mengenai pertumbuhan dan ratio kelamin ikan dari suatu populasi yang ada di Waduk Cirata dapat lebih mudah di olah dan di analisis dengan mengelompokkan 66 data tersebut berdasarkan metoda statistik yaitu dengan kaidah sturge sehingga didapatkan sebanyak 7 kelas dengan interval 11. Frekuensi terbesar panjang tubuh ikan mas jantan dari sampel populasi ini berada pada kelas panjang 144-155 mm dengan jumlah sebanyak 14 ekor, sementara itu frekuensi terbesar ikan mas betinanya berada pada kelas 168-179 mm dengan jumlah sebanyak 4 ekor. Jika dibandingkan dengan kriteria kuantitatif Ikan Mas Majalaya kelas indukan (BSNI 1999), panjang standar ikan mas jantan adalah 22 cm (220 mm) sedangkan panjang standar ikan mas betinanya adalah 35 cm (350 mm), maka dapat disimpulkan bahwa ikan-ikan mas yang dijadikan bahan pengamatan itu berukuran sedang bahkan cenderung kecil. Namun, hal ini masih berupa kemungkinan karena bisa saja ikan mas yang diamati bukan merupakan Ikan Mas Majalaya.Jenis kelamin ikan mas yang ada pada populasi ini didominasi oleh jantan dengan persentase sebesar 82%, sementara itu persentase ikan betinanya sekitar 18%. Dalam suatu populasi perbandingan 1:1 yaitu 50% jantan dan 50% betina merupakan kondisi ideal untuk mempertahankan spesies. Kenyataanya di alam perbandingan rasio kelamin tidaklah mutlak, hal ini dipengaruhi oleh pola distribusi yang disebabkan oleh ketersediaan makanan, kepadatan populasi, dan keseimbangan rantai makanan (Effendie 2002). Penyimpangan dari kondisi ideal tersebut disebabkan oleh faktor tingkah laku ikan itu sendiri, perbedaan laju mortalitas dan pertumbuhannya. Seperti yang kita ketahui, bahwa ikan mas jantan tumbuh lebih cepat diandingkan ikan mas betina, maka dominasi ikan jantan dalam suatu populasi merupakan hal mungkin saja terjadi.Hubungan panjang berat ikan dalam suatu populasi dapat diketahui dengan mencari regresi pertumbuhannya terlebih dahulu yang diambil dari data panjang dan bobot ikan satu angkatan dengan menganalisis nilai b yang didapatkan. Nilai b tersebut dapat menentukan tipe pertumbuhan apa yang dimiliki oleh populasi ikan tersebut. Nilai b yang kami dapatkan adalah 0,7747 atau b < 3. Jika b < 3, maka hubungan yang terbentuk adalah allometrik negatif yaitu pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan berat, menunjukkan keadaan ikan yang kurus (Effendi 1997). Nilai praktis yang didapat dari perhitungan panjang dan berat ialah kita dapat menduga berat dari panjang ikan atau sebaliknya, keterangan tentang ikan mengenai pertumbuhan, kemontokan, perubahan dari lingkungan (Effendie 2002). Keterangan yang didapatkan dari nilai b juga diperkuat dengan hasil penelitian mengenai Status Kualitas Air Waduk Cirata dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Ikan Budidaya yang menyebutkan bahwa tipe pertumbuhan allometric negatif dapat disebut kurang normal atau tidak menguntungkan untuk tujuan budidaya. Kondisi ini juga timbul dari kondisi lingkungan yang tercemar bahan organik, sebagaimana telah diungkapkan bahwa perairan areal budidaya tersebut sudah dalam kondisi eutrofik. Dalam kondisi ini, akan muncul penghambat pertumbuhan, seperti pakan alam yang berkurang, kebutuhan oksigen terlarut sangat terbatas dan senyawa toksik yang terlarut dalam perairan budidaya semakin meningkat baik jenis maupun konsentrasinya. Semua itu, tentu akan mengganggu pertumbuhan, karena fisiologis ikan terganggu, nafsu makan ikan turun dan ikan sakit (Komarawidjaja, 2005).4.2.2 Pembahasan ReproduksiIkan yang kelompok kami amati adalah ikan betina dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4. Tingkat kematangan gonad (TKG) dari ikan pada kelompok kami berada pada fase bunting (5), dimana organ seksual mengisi ruang bawah dan telurnya sudah berbentuk bulat serta ada beberapa dari telur ini jernih dan masak. Selain TKG, nilai-nilai yang dapat dihubungkan dengan tingkat kematangan gonad adalah Indeks Kematangan Gonad (IKG), yaitu persen perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan, dan Hepatosomatic Indeks (HSI) yang digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam hati secara kuantitatif, dimana hati merupakan tempat terjadinya proses vitelogenesis. Umumnya Pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh dan pertambahan pada jantan sebesar 5-10% (Effendie 2002). Nilai IKG ikan kelompok kami adalah 7,05% sementara nilai HSInya adalah 0,22%. Nilai IKG kelompok kami tergolong rendah terlebih jika dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, yaitu berat tubuh pertama matang gonad pada ikan mas adalah 500 gram/ekor, sedangkan pada ikan betina adalah 2.500 gram/ekor (Badan Standar Nasional Indonesia 1999). Namun, rendahnya nilai IKG kelompok kami bisa disebabkan karena berat tubuh ikan yang relatif rendah juga, yaitu sekitar 140,16 gram, karena menurut Effendie (2002) ikan yang mempunyai berat tubuh lebih berat maka akan memiliki berat gonad yang jauh lebih berat. Nilai yang rendah juga terlihat pada fekunditas ikan mas yang kami amati, yaitu hanya sebesar 1912. Rendahnya fekunditas juga memiliki hubungan dengan ukuran ikan dengan umur, panjang, atau bobot tubuh dan spesies ikan. Nikolsky (1963) menyatakan bahwa pada umumnya fekunditas meningkat dengan meningkatnya ukuran ikan betina. Semakin banyak makanan maka pertumbuhan ikan semakin cepat dan fekunditasnya semakin besar. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa berat tubuh ikan yang kami amati relatif rendah sehingga wajar saja jika fekunditasnya juga rendah. Posisi inti telur dari sampel telur yang kami amati yaitu ada 9 buah yang tengah, 17 buah menuju kutub, dan 4 buah yang sudah melebur, artinya ikan pada kelompok kami sudah bisa memijah meskipun belum terlalu banyak telur yang sudah melebur dan mendekati mikrofil. Diameter telur ikan adalah sebesar 52 m, namun diameter telur ikan ini masih dapat meningkat karena menyesuaikan dengan tingkat kematangan gonadnya. Pengamatan reproduksi ikan angkatan juga terdiri dari rasio tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad dan HSI. Pada perhitungan rasio tingkat kematangan gonad angkatan, makal 66 data diatas dikelompokan menjadi 9 kelas berdasarkan fase perkembangan gonad. Didapatkan hasil, jumlah ikan pada fase Dara adalah 3 ikan jantan dan 4 ikan betina, pada fase dara berkembang ada 8 ikan jantan dan 1 ikan betina, fase perkembangan I baik ikan jantan maupun ikan betina tidak ada, fase perkembangan II, ada 3 ikan jantan dan 2 ikan betina, fase bunting ada 20 ikan jantan dan 4 ikan betina, fase mijah ada 20 ikan jantan dan 1 ikan betina, sedangkan pada fase mijah/salin, fase salin dan fase pulih salin tidak ada ikan yang berada pada fase ini. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa baik ikan jantan maupun ikan betina sebagian besar berada fase bunting dan mijah, yang artinya siap untuk melakukan perkawinan.Kemudian pada hasil perhitungan indeks kematangan gonad, maka didapatkan hasil bahwa nilai IKG yang terdiri atas 7 kelas, dengan nilai IKG pada kelas 0,1-2,8 ada 10 ikan jantan dan 4 ikan betina, lalu kelas 2,9-5,6 ada 4 ikan jantan dan 2 ikan betina, kelas 5,7 -8,4 ada 14 ikan jantan dan 2 ikan betina, kelas 8,5-11,2 ada 13 ikan jantan dan 1 ikan betina, kelas 11,3-14,0 ada 6 ikan jantan dan 2 ikan betina, kelas 14,1-16,8 ada 5 ikan jantan dan 1 ikan betina, kelas 16,9-19,6 ada 2 ikan jantan. Dari data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ikan pada umumnya memiliki indeks kematangan gonad pada interval 2%-18% yang artinya jika dihubungkan dengan tingkat kematangan gonad, berada pada fase dara-mijah. Jika dilihat lagi dari segi ukuran ikan yang relatif sedang hingga kecil, maka ikan-ikan yang diamati memiliki tingkat reproduksi yang relatif cepat. Cepatnya tingkat reproduksi dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang mempengaruhinya seperti curah hujan, dan ketersediaan jantan yang lebih banyak, karena telah disebutkan oleh Effendi (2002) bahwa ukuran ikan pada saat pertama kali gonadnya matang, ada hubungan dengan pertumbuhan ikan dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya.Pada perhitungan fekunditas kita dapat menganalisis dari data yang tersedia pada tabel 10, dari tabel tersebut terlihat bahwa fekunditas ikan betina yang ada pada populasi hanya sekitar 1111 hingga 3200 butir, hasil ini sangat berbeda jauh jika dibandingkan dengan nilai fekunditas standar pada ikan mas betina yang sudah siap untuk memijah, yaitu sebesar 85.000-125.000 butir telur/kg (Badan Standar Nasional Indonesia). Namun hal ini masih bisa ditolerir mengingat ikan-ikan yang diamati berukuran sedang hingga kecil. Hasil pengamatan diameter telur berkisar antara 40 m hingga 67 m, sementara tingkat kematangan telurnya belum bisa dianalisis sepenuhnya karena data yang kurang lengkap.4.2.3 Pembahasan Food and Feeding Habits Food and feeding habits ikan mas dari suatu populasi di Waduk Cirata ini dapat dilihat pada tabel 11, namun keseluruhan hasilnya dapat dilihat pada grafik yang terdapat pada gambar 7. Pada grafik terlihat bahwa ikan-ikan mas yang diamati memiliki kecenderungan memakan fitoplankton sebanyak 66%, zooplankton 31%, dan bagian hewan 3%. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebiasaan makanan ikan diantaranya penyebaran suatu organisme makanan dan ketersediaan makanan di lingkungan perairan tersebut (Effendie 2002). Penyebaran jenis makanan yang paling banyak di suatu perairan akan menyebabkan pengambilan dari jenis makanan tersebut bertambah (Effendie 1979). Jika dilihat dari hasil yang sebelumnya sudah disebutkan tadi, maka dapat disimpulkan bahwa ikan yang ada populasi ini lebih bersifat herbivora dengan memakan fitoplankton, hal ini dapat disebabkan karena fitoplankton merupakan produsen primer di perairan sehingga wajar saja bila jumlah fitoplankton sangat banyak dan dapat dijadikan makanan utama para ikan.
BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulana. Pertumbuhan pada ikan mas yang berasal dari waduk cirata ini bersifat allometrik negatif, dengan nilai b = 0,7449. Dan rasio kelamin pada ikan mas yaitu, jantan 82% dan betina 12%.b. Reproduksi pada ikan mas ini, dilihat dari nilai TKG, baik ikan jantan maupun ikan betina sebagian besar berada fase bunting dan mijah, yang artinya siap untuk melakukan perkawinan. Persentase IKG ikan mas ini umumnya berkisar antara 2%-18%. c. Food Habit Ikan mas yang ada pada populasi ini lebih bersifat herbivora dengan memakan fitoplankton, hal ini dapat disebabkan karena fitoplankton merupakan produsen primer di perairan sehingga wajar saja bila jumlah fitoplankton sangat banyak dan dapat dijadikan makanan utama para ikan 5.2 Saran Praktikum mengenai analisis aspek biologis ini masih terkendala masalah data hasil praktikum, sehingga pada pengolahannya banyak ditemukan kendala, seperti pada perhitungan indeks propenderan sampai penentuan tingkat trofik dari spesies yang diteliti. Untuk itu, harus diperhatikan lagi prosedur kerja dan pemahaman dan materi dasar yang menunjang jalannya praktikum ini agar tidak ada lagi kesalahan data.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Santoso. 1993. Petunjuk teknis budidaya ikan mas. Kanisius, YogyakartaBadan standar nasional indonesia. http://www.djpb.kkp.go.id/benih/peraturan/31_01-6130-1999.pdf diakses pada 11 Maret 2015Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka. 2012. Ikan Mas. http://distan.majalengkakab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=27:ikan-mas&catid=20:perikanan&Itemid=32Effendie, M.I., 1997. Metode Biologi Perikanan. Penerbit Yayasan Dewi Sri. Bogor. 112 hal.Effendie, M.I., 2002. Biologi Perikanan. Perikanan IPB. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta. 163 hal.Komarawidjaja, W., Sutrisno Sukimin, dan Entang Arman. 2005. Status Kualitas Air Waduk Cirata dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Ikan Budidaya. Jurnal Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6. (1): 268-273Kordi, et,al. 2010. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis Secara Buatan. Penerbit Andi. Yogyakarta.Leget, R., and R. Dubois. 1992. What factors influencing fish recruitment. The Netherlands Journal Sea Research. 48 (1): 15-17.Lisovenko, L.A. and D.P. Andrianov. 1991. Determination of absolute fecundity of intermittenly spawning fishes. Voprosy ikhtiologii. 31(4): 631-641.Moyle, P.B. & J.J. Cech. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology. SecondEdition. Prentice Hall, New Jersey.Nagahama, Y. 1983. The functional morphology of teleost gonads. Rev. Fish Biol. Fish. 7: 1-34.Nikolsky, G. V. 1963. The Ecology of Fishes. Academic Press.London. 352 p.Tang, U.M. dan Affandi, R. 2001. Biologi Reproduksi Ikan. Pusat Penelitian Kawasan Pantai dan Perairan Universitas Riau, Pekanbaru. 153 hal.Tiews, K., Ronquilo, I.A., and Caces-Borja. 1970. On the biology of round scads (Decapterus Bleeker) in Philippines waters. Proc. Indo. Pacific Fish. Counc. 13 (II): 82-106.Tomiyama, T & Hibiya, T. 1979. Fisheris in Japan. Jacks & Pompanas. JapanMarine Products Photo Material Association.Wikipedia. 2015. Ikan Mas. http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_mas diakses pada 11 Maret 2015
LAMPIRAN
Lampiran 1. Beberapa Alat yang digunakan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Lampiran 2. Timbangan yang digunakan untuk menimbang berat tubuh ikan, berat gonad, dan berat hati
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Lampiran 3. Mikroskop yang digunakan untuk melihat objek yang kecil
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)Lampiran 4. Proses pembedahan Ikan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Lampiran 5. Ikan yang sudah di bedah
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Lampiran 6. Gonad yang telah dipisahkan dari tubuh Ikan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Lampiran 7. Proses Penimbangan Gonad Ikan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Lampiran 8. Hati Ikan yang telah dipisahkan dari tubuh Ikan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Lampiran 9. Makanan dari usus Ikan yang diencerkan dengan aquades
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Lampiran 10. Pakan ikan yang telah diencerkan jika dilihat menggunakan mikroskop
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)