102
EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TANI DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR ANDI NURUL REZKYATI MAULIDIA G111 14 030 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TANIDI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR

ANDI NURUL REZKYATI MAULIDIA

G111 14 030

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

Page 2: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

ii

Page 3: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

iii

EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TANIDI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana pada Program Studi AgroteknologiDepartemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Hasanuddin

ANDI NURUL REZKYATI MAULIDIA

G111 14 030

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

PENGESAHAN

Page 4: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

iv

Page 5: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

v

RINGKASAN

ANDI NURUL REZKYATI MAULIDIA (G111 14 030). Evaluasi TeknikBudidaya Urban Farming Kelompok Tani di Kecamatan Panakkukang KotaMakassar. Dibimbing oleh NOVATY ENY DUNGGA dan FACHIRAH ULFA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan kelompok tani dalammenerapkan SOP (Standar Operasional Prosedur) pada budidaya urban farmingberbasis kebutuhan pangan di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar.Penentuan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa di lokasitersebut terdapat beberapa kelompok tani yang telah diverifikasi oleh DinasKetahanan Pangan dalam beberapa program yang telah dikeluarkan sebelumnya.Jenis penilitian adalah eksploratif dan deskriptif, dimana kebutuhan data terbagiatas data primer (observasi dan wawancara) dan data sekunder (studi literatur),dengan analisis deskriptif kualitatif dan tetap didukung dengan data kuantitatifuntuk mengintepretasikan arti data-data yang telah terkumpul. Proses evaluasidilakukan dengan mebedakan 2 jenis SOP teknik budidaya tanaman yaitubudidaya tanaman cabai dan sayuran organik. Setelah dilakukan observasi di 11kelurahan di kecamatan Panakkukang terdapat 7 kelurahan yang masih aktifmelanjutkan kegiatan budidaya tanaman dan hanya 3 kelurahan diantaranya yangmelakukan budidaya tanaman sayuran (selain cabai) secara organik. Adapun hasilskoring kesesuaian teknik budidaya tanaman cabai dengan SOP yang diperoleh dilokasi penelitian yakni rata-rata 54,91, dengan persentase produksi panen pertamayang dihasilkan rata-rata 50,36%. Sedangkaan untuk kesesuaian SOP budidayasayuran organik, skor teknik budidaya rata-rata diperoleh 54,11. Berdasarkanhasil evaluasi penelitian di Kecamatan Panakkukang, maka produksi hasilkegiatan urban farming sinkron atau sejalan dengan teknik budidaya yangdilakukan sesuai SOP terutama pada teknik pemeliharaan.

Kata kunci : urban farming, cabai, sayuran organik, SOP budidaya, KecamatanPanakkukang.

Page 6: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

vi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa tercurahkan kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala

atas limpahan Rahmat dan kasih Sayang-Nya sehingga penulis mampu

menyelesaikan tulisan ini yang berjudul: Evaluasi Teknik Budidaya Urban

Farming Kelompok Tani di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar. Tulisan ini

dimaksudkan untuk memberikan informasi hasil evaluasi mengenai kegiatan

pertanian di kota Makassar terkhusus pada Kecamatan Panakkukang yang

dilakukan oleh sejumlah kelompok tani, hingga dapat dijadikan sebagai acuan

untuk meningkatkan kegiatan urban farming di Kota Makassar.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih terdapat kekurangan dalam

penyusunannya, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari

pembaca yang dapat membangun untuk penyempurnaan tulisan ini.

Penulis mengucapkan maaf atas segala kekurangan yang ada dalam tulisan

ini, semoga tulisan ini diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, Agustus 2018

Penulis

Page 7: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas limpahan

rahmat, petunjuk, hidayah dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Salam dan shalawat kepada junjungan Nabi Besar

Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, tabi’in, tabi’uttabiin dan

orang-orang yang istiqomah hingga akhir zaman kelak, Insya Allah.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing, ibu

Dr. Ir. Novaty Eny Dungga, MP. dan ibu Dr. Ir. Fachira Ulfa, MP yang sangat

baik, sabar dan ikhlas membimbing dan mengarahkan penulis mulai dari rencana

penelitian hingga tersusunnya skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hari Iswoyo, SP, MA, ibu Tigin Dariati, SP, MES, bapak

Rahmansyah Dermawan, SP. M.Si, dan ibu Cri Wahyuni Brahmiyanti, SP,

MSi., selaku tim penguji yang memberikan banyak saran dan masukan

kepada penulis sejak awal penelitian sampai selesainya skripsi ini.

2. Ketua Departemen Budidaya Pertanian, bapak dan ibu dosen Departemen

Budidaya Pertanian pada khususnya dan dosen Fakultas Pertanian pada

umumnya, serta seluruh staf dan pegawai atas segala bantuan yang telah

diberikan.

3. Bapak Ferdi, S.Pt, M,Sc dan ibu Jumiati, S.Pt, serta para staf Dinas

Ketahanan Pangan Kota Makassar atas bantuannya selama proses

penelitian.

4. Para Sahabat terbaikku A. Diar Nurazika, Asdawati, A. Alfiani, S.P, dan A.

Musafir Lukman yang telah memberikan bantuan, semangat dan motivasi

selama studi hingga dalam penyelesaian penelitian ini. Serta teman-teman

seperjuangan Ramlah, Kartini, Ayu Asmira dan Amrah yang telah

meluangkan waktu membantu penulis selama proses penelitian.

5. Teman-teman BE HIMAGRO Faperta Unhas 2014, Sintesis 2014,

Agroteknologi 2014, kakak-kakak Himagro Faperta Unhas, Kanda dan

dinda KKMB UNHAS, serta teman-teman KKN Regular Gel.96 Pinrang

(Makkawaru Squad), yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas

Page 8: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

viii

segala bantuan, ilmu, motivasi, kerja sama dan suka duka yang diberikan

selama penulis menjalankan studi di Universitas Hasanuddin serta

terimakasih atas kebersamaannya, semoga jalinan persaudaraan kita tidak

akan pernah terputuskan.

Serta ucapan terimasih banyak yang tak terhingga kepada kedua orang tua

penulis, Ayahanda Ir. A. Muhamad Asnawi, dan Ibunda Ir. Andi Khaeriah AM,

MAP, dan adik-adikku A. Nurul Khaerizza Safitri, serta A. Khaerul Maudy

Atharid, atas limpahan kasih sayang, pengertian, pengorbanan dan do’a, serta

bantuan baik moril maupun materil yang tanpa henti diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam tulisan

ini. Penulis mengucapkan maaf atas segala kekurangan yang ada dalam tulisan

ini. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan oleh

penulis untuk kesempurnaan tulisan ini. Semoga Allah SWT memberkahi tulisan

ini dan memberikan manfaat bagi pembaca, Aamiin.

Makassar, Agustus 2018

Penulis

Page 9: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

ix

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN .........................................................................................................v

KATA PENGANTAR...........................................................................................vi

UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. vii

DAFTAR ISI..........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................4

1.3 Tujuan dan Kegunaan .......................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................5

2.1 Urban Farming .................................................................................................5

2.1.1 Pengertian Urban Farming....................................................................5

2.1.2 Manfaat Urban Farming .......................................................................6

2.1.3 Karakteristik Urban Farming di Indonesia ...........................................9

2.2 Kondisi Lahan Pertanian Kota Makassar .......................................................11

2.3 Kegiatan Urban Farming di Kota Makassar ..................................................14

BAB III METODOLOGI ...................................................................................16

3.1 Jenis Penelitian................................................................................................16

3.2 Lokasi Penelitian.............................................................................................16

3.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................16

3.3.1 Pengumpulan Data Primer ....................................................................18

3.3.2 Pengumpulan Data Sekunder ..............................................................19

Page 10: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

x

3.3.3. Kriteria Sampel Penelitian....................................................................19

3.5 Teknik Analisis Data ......................................................................................19

3.5 Pengecekan Validitas ......................................................................................20

3.6 Penetapan Skoring dan Faktor Budidaya yang Mempengaruhi......................21

3.7 Tahap Penelitian dan Jadwalnya .....................................................................27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................28

4.1 Gambaran Umum Wilayah Studi....................................................................28

4.2 Profil Kelompok Tani ............................................................................................ 29

4.2.1 Presentase Usia Responden ...................................................................32

4.2.2 Sumber Pengetahuan Kelompok...........................................................34

4.3 Analisis Teknik Budidaya Berdasarkan Standar Operasional Prosedur ..........35

4.3.1 Tanaman Cabai ......................................................................................36

1. Teknik penyemaian ................................................................................36

2. Teknik penanaman .................................................................................40

3. Teknik pemeliharaan ..............................................................................44

4. Teknik pemanenan .................................................................................48

5. Produksi panen pertama tanaman...........................................................50

6. Hasil Evaluasi Kegiatan Teknik Budidaya dengan Produksi.................52

4.3.2 Sayuran Organik Lainnya ......................................................................55

1. Teknik penyemaian ................................................................................56

2. Teknik penanaman .................................................................................59

3. Teknik pemeliharaan ..............................................................................63

4. Gambaran Perbandingan Hasil Kegiatan Budidaya Sayuran Organik...66

4.4 Permasalah/Kendala Kegiatan Urban Farming ...............................................69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................73

5.1 Kesimpulan ......................................................................................................73

5.2 Saran ................................................................................................................74

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................75

LAMPIRAN...........................................................................................................79

Page 11: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Identifikasi Urban Farming di Kota Makassar berdasarkan pengamatanspasial dan survei lapang acak (Hasil terjemahan).......................................12

2. Kebutuhan Data Penelitian ...........................................................................17

3. Skoring Budidaya Tanaman Cabai ...............................................................22

4. Skoring Budidaya Sayuran Organik .............................................................24

5. Jadwal dan Tahap Penelitian ........................................................................27

6. Profil Kelompok Tani di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar ............29

7. Permasalahan selama kegiatan urban farming kelompok tani .....................69

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Distribusi urban farming di Kota Makassar .................................................13

2. Peta Wilayah Kecamatan Panakkukang Kota Makassar ..............................28

3. Presentase Usia rata-rata responden .............................................................33

4. Kategori pengetahuan kelompok tani Kecamatan Panakkukang KotaMakassar.......................................................................................................34

5. Skoring teknik penyemaian pada budidaya tanaman cabai ..........................36

6. Skoring teknik penanaman pada budidaya tanaman cabai ...........................40

7. Skoring teknik pemeliharaan pada budidaya tanaman cabai........................44

Page 12: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

xii

8. Skoring teknik pemanenan pada budidaya tanaman cabai ...........................48

9. Skoring hasil produksi panen pertama tanaman cabai..................................51

10. Hasil evaluasi kegiatan budidaya tanaman cabai .........................................52

11. Skoring teknik penyemaian pada budidaya sayuran organik .......................56

12. Skoring teknik penanaman pada budidaya sayuran organik ........................59

13. Skoring teknik pemeliharaan pada budidaya sayuran organik .....................63

14. Budidaya Tanaman Organik Kelompok Wanita Tani Citra, 2018 ...............66

15. Budidaya Tanaman Organik Kelompok Wanita Tani Asoka, 2018.............66

16. Budidaya Tanaman Organik Kelompok Tani Makmur, 2018......................65

17. Budidaya Tanaman Organik Kelompok Tani Dirgantara, 2018...................68

18. Tingkat permasalahan kegiatan urban farming ............................................69

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Daftar Pertanyaan & Tabel Skoring Kegiatan Tiap Kelompok Tani (sudahterisi).............................................................................................................79

2. Gambaran Kegiatan Urban Farming di Lokasi Penelitian...........................83

3. Surat Keterangan Penelitian.. .......................................................................91

Page 13: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini mulai dikenal cara bertani/ berkebun di lahan perkotaan, yang

dikenal dengan urban farming (pertanian perkotaan), yang merupakan sebuah

upaya pemanfaatan ruang minimalis di perkotaan agar dapat menghasilkan produk

untuk memenuhi kebutuhan pangan dan untuk meningkatkan pendapatan

pengelolanya.

Keberadaan ruang komunitas urban farming di Kota Makassar yang

dinilai berkontribusi terhadap perkembangan ruang terbuka hijau dan ketahanan

pangan kota, menjadikan semakin banyak anggota masyarakat yang kemudian

tertarik untuk melakukan kegiatan urban farming tersebut. Kegiatan urban

farming mempunyai daya tarik tersendiri untuk dipelajari dan diteliti lebih lanjut

karena beberapa alasan sebagai berikut; (1) 50 persen penduduk dunia hidup di

perkotaan, (2) penduduk perkotaan berpenghasilan rendah menghabiskan 40-60

persen pendapatan mereka untuk makanan, (3) 250 juta penduduk yang

dikategorikan rawan kelaparan berada di daerah perkotaan, dan (4) diperkirakan

pada tahun 2015, 26 kota di seluruh dunia memiliki jumlah populasi lebih dari 10

juta jiwa penduduk kota (Yani, 2017).

Di Kota Makassar, saat ini melalui Dinas Ketahanan Pangan, telah

dikeluarkan beberapa program yang dikembangkan menjadi sebuah program

produktif “Urban Farming”, dengan menyisipkan konsep agriculture pada

lorong-lorong kota (Dinas Ketahanan Pangan, 2016). Program urban farming atau

pertanian perkotaan merupakan program yang dicetuskan sebagai upaya untuk

Page 14: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

2

tetap menjaga kualitas hidup, yaitu dengan tetap dapat mengkonsumsi makanan

sehat berbahan sayur yang berkualitas di tengah kota. Program ini memang

didesain untuk dikembangkan di perkotaan padat penghuni yang tidak mempunyai

jumlah lahan kosong yang besar. Selain itu, pertanian perkotaan membantu

memberikan kontribusi terhadap ruang terbuka hijau kota dan ketahanan pangan

(Santoso dan Widya, 2014).

Pemerintahan melalui Dinas Ketahanan Pangan Kota Makassar melakukan

Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis

Sumber Daya Lokal yang telah dimulai sejak tahun 2010, dan pada tahun 2017

lalu telah diimplementasikan melalui kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan

Pekarangan lorong melalui terbentuknya Badan Usaha Lorong (BULo) dengan

membentuk Kelompok Tani Lorong (Poktanrong) untuk budidaya komoditi cabai.

Dan melalui kegiatan besar tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan

konsumsi pangan masyarakat khusus komoditi cabai dan juga untuk kebutuhan

pasar yang bernilai ekonomis tinggi. Dinas Ketahanan Pangan berdasarkan

dengan tupoksinya menyediakan benih tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan

serta melakukan sosialisasi-sosialisasi langsung ke lorong-lorong (Dinas

Ketahanan Pangan, 2016).

Di sisi lain, masih terdapat berbagai kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan kegiatan pertanian perkotaan tersebut. Secara garis besar berbagai

kendala tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu kendala teknis dan non

teknis. Kendala teknis berkaitan dengan keterbatasan lahan, serangan hama,

perubahan cuaca, minimnya pengetahuan warga mengenai teknik budidaya yang

Page 15: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

3

baik. Kendala teknis ini berimplikasi pada kesulitan di lapangan serta kuantitas

dan kualitas hasil panen yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sementara

kendala non teknis terkait erat dengan kurangnya antusiasme dan respon keluarga

miskin (gakin) yang menerima paket bantuan. Hal ini berimplikasi pada

pemeliharaan dan keberlanjutan kegiatan kedepannya (Sihgiyanti, 2016).

Berdasarkan dengan penelitian terdahulu, tidak sepenuhnya kegiatan

budidaya yang dilakukan sejumlah kelompok tani terkontrol secara terus menerus

oleh instansi terkait dan juga terdapat beberapa kelompok tani yang

pengetahuannya akan prosedur pemeliharaan tanaman masih minim. Dimana

karena hal tersebut, ada kalanya proses kegiatan budidaya tanaman dilakukan

menggunakan cara mereka sendiri yang dianggap lebih praktis dibanding harus

mengikuti prosedur budidaya berdasarkan SOP (Standar Operasional Prosedur)

yang dianggap ruwet, sulit untuk dimengerti dan berbagai alasan lainnya.

Sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, serta

keberlanjutan pengembangan urban farming (pertanian perkotaan) di Kota

Makassar.

Hal di atas memungkinkan terjadi di lokasi penelitian yaitu di Kecamatan

Panakukang Kota Makassar dengan alasan di kecamatan ini terdapat sejumlah

kelompok tani lorong aktif yang telah terverifikasi oleh Dinas Ketahanan Pangan

Kota Makassar berdasarkan program yang telah dikeluarkan sebelumnya. Selain

itu, lokasi juga termasuk pusat kegiatan masyarakat kota Makassar. Oleh karena

itu, penting untuk dilakukan kegiatan evaluasi mengenai teknik budidaya

Page 16: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

4

pertanian berdasarkan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang dilakukan oleh

kelompok tani di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sejauh mana kegiatan budidaya urban farming atau pertanian perkotaan

yang berlangsung di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar ?

2. Bagaimana kesesuaian teknik budidaya tanaman berdasarkan SOP dengan

yang diterapkan oleh kelompok tani?

3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keberlanjutan kegiatan pertanian

perkotaan di Kecamatan Panakkukanag Kota Makassar?

4. Kendala apakah yang dihadapi oleh kelompok tani/masyarakat selama

menjalankan kegiatan urban farming?

1.3 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan budidaya

tanaman cabai dan sayuran organik berdasarkan SOP dengan yang diterapkan oleh

kelompok tani di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar.

Adapun kegunaannya adalah sebagai bahan informasi dalam pengembangan

kegiatan urban farming di Kota Makassar serta mencari alternatif pemecahan

masalah yang dihadapi.

Page 17: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

5

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Urban Farming

2.1.1 Pengertian Urban Farming

Urban farming merupakan suatu gerakan yang dimulai di Amerika Serikat

sebagai upaya terhadap buruknya situasi dan kondisi ekonomi beberapa negara

pada saat perang dunia terutama tingginya harga sayuran pada kala itu. Sekitar 20

juta victory garden dibuat selama perang dunia kedua. Victory garden berupa

kegiatan membangun taman di sela-sela ruang yang tersisa. Hasil dari program

tersebut membuat pemerintah Amerika Serikat mampu menyediakan 40%

kebutuhan pangan warganya pada waktu itu. Berbeda dengan Amerika Serikat,

gerakan urban farming di Indonesia muncul akibat kesadaran masyarakat akan

kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan banyaknya ruang atau lahan terlantar

yang tidak dimanfaatkan. Pelopor dari gerakan urban farming ini adalah Ridwan

Kamil, yang muncul pertama kali Jakarta pada akhir tahun 2011 dan menjadi

komunitas Jakarta Berkebun yang mana saat ini telah berkembang menjadi

Indonesia berkebun dan telah menyebar di 33 kota dan 9 kampus di seluruh

Indonesia (Belinda, 2017).

Secara umum urban farming adalah bentuk usaha, komersial ataupun bukan,

yang berkaitan dengan produksi, distribusi, serta konsumsi dari bahan pangan atau

hasil pertanian lain yang dilakukan di lingkungan perkotaan (Setiawan, 2002).

Kegiatan ini meliputi penanaman, panen, dan pemasaran berbagai bahan pangan

serta berbagai bentuk peternakanan yang memanfaatkan lahan yang tersedia di

perkotaan. Umumnya urban farming dilakukan di lokasi-lokasi yang terlantar.

Page 18: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

6

Urban Farming termasuk salah satu program yang disusun untuk

meningkatkan ketahanan pangan masyarakat miskin. Selain itu, Urban Farming

merupakan aktifitas pertanian di sekitar perkotaan yang melibatkan keterampilan,

keahlian, dan inovasi dalam budidaya pengelolaan makanan bagi masyarakat

miskin melalui pemanfaatan pekarangan, lahan-lahan kosong guna menambah

memenuhi kebutuhan gizi keluarga, meningkatkan perekonomian keluarga serta

memotivasi keluarga miskin untuk membentuk suatu kelompok pertanian guna

membangun kemandirian rumah tangga di Kota (Sihgiyanti, 2016).

2.1.2 Manfaat Urban Farming

Kegiatan urban farming di kota muncul sebagai jawaban atas kegelisahan

masyarakat menyikapi semakin terbatasnya lahan di kota-kota besar. Tingkat

polusi yang makin parah dan minimnya kawasan hijau membuat kota semakin

gersang. Kesadaran ini yang memunculkan gerakan urban farming di kota-kota

besar di seluruh dunia. Kegiatan urban farming mencakup kegiatan produksi,

distribusi, hingga pemasaran produk-produk pertanian yang dihasilkan (Fauzi dkk,

2016).

Kehadiran pertanian di wilayah perkotaan maupun daerah sekitar perkotaan

memberikan nilai positif bukan hanya dalam pemenuhan kebutuhan pangan tetapi

juga terdapat nilai-nilai praktis yang dapat berdampak bagi keberlanjutan ekologi

maupun ekonomi wilayah perkotaan. Apabila praktek pertanian perkotaan

dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek lingkungan, mempunyai banyak

keuntungan. Nilai kehadiran pertanian perkotaan dapat dilihat dari aspek ekonomi,

ekologi, sosial, estetika, edukasi, dan wisata (Fauzi dkk, 2016).

Page 19: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

7

Keberadaan pertanian dalam masyarakat perkotaan dapat dijadikan sarana

untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan sumberdaya alam yang ada di kota

dengan menggunakan teknologi tepat guna. Selain itu, masyarakat kota yang

umumnya sibuk karena bekerja, pertanian perkotaan dapat menjadi media untuk

memanfaatkan waktu luang. Mengoptimalkan penggunaan lahan serta

memanfaatkan waktu luang untuk beraktivitas dalam pertanian perkotaan akan

mendekatkan mereka terhadap akses pangan serta menjaga keberlanjutan

lingkungan dengan adanya ruang terbuka hijau (Setiawan dan Rahmi, 2004).

Haletky dan Taylor (2006) berpendapat bahwa pertanian kota adalah salah

satu komponen kunci pembangunan sistem pangan masyarakat yang berkelanjutan

dan jika dirancang secara tepat akan dapat mengentaskan permasalahan

kerawanan pangan. Dengan kata lain, apabila pertanian perkotaan dikembangkan

secara terpadu merupakan alternatif penting dalam mewujudkan pembangunan

kota yang berkelanjutan (Setiawan dan Rahmi, 2004).

Peranan pertanian perkotaan jika ditinjau dari aspek ekonomi memiliki

banyak keuntungan diantaranya yaitu stimulus penguatan ekonomi lokal berupa

pembukaan lapangan kerja baru, peningkatan penghasilan masyarakat serta

mengurangi kemiskinan. Dalam situasi krisis ekonomi yang tengah dialami oleh

beberapa negara dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Indonesia,

pengembangan pertanian perkotaan secara terpadu mempunyai manfaat yang

sangat besar, tidak hanya dari potensinya dalam menyerap tenaga kerja, tetapi

juga meningkatkan pendapatan masyarkat kota. Setiawan dan Rahmi (2004)

melalui tulisannya mengemukakan bahwa apabila masyarakat kota mampu

Page 20: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

8

memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, akan lebih banyak uang masyarakat kota

digunakan untuk kepentingan lain seperti kesehatan, pendidikan, dan perumahan.

Studi pertanian kota di pekarangan Philadelphia menemukan bahwa masyarakat

dengan pendapatan rendah yang memiliki pekarangan dapat menghemat

pengeluran pangan rata- rata $150 setiap musim penanaman (Pinderhughes, 2004

dalam Fauzi dkk, 2016).

Apabila ditinjau dari aspek ekologi, pengembangan pertanian perkotaan dapat

memberikan manfaat yaitu memperbaiki kualitas udara dan memberikan

keindahan karena pertanian perkotaan sangat memperhatikan estetika serta

sebagai upaya mitigasi terhadap perubahan iklim (Specht et al., 2014 dalam Fauzi,

dkk., 2016). Pertanian perkotaan saat ini dianggap sebagai salah satu solusi dalam

mengatasi pencemaran udara di wilayah perkotaan serta solusi untuk adaptasi

perubahan iklim. Menurut De Zeeuw (2011) dalam Cahya (2014), pertanian

perkotaan memainkan peranan signifikan dalam penghijauan kota dan

peningkatan kualitas iklim mikro kota, sekaligus merangsang produktivitas

dengan pemanfaatan kembali sampah organik dan mengurangi penggunaan energi

yang berlebihan. Dengan demikian, adanya pertanian perkotaan bukan saja untuk

memperbaiki kualitas udara, melainkan secara langsung dapat mengurangi beban

kota dalam menampung sampah-sampah yang berasal dari rumah tangga maupun

industri. Adanya pertanian perkotaan juga sangat bermanfaat bagi kelestarian

lingkungan, mengurangi polusi udara, serta menciptakan keindahan dan

kesejukkan di tempat tinggal masyarakat (Cahya, 2014).

Page 21: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

9

2.1.3 Karakteristik Urban Farming di Perkotaan Lain Indonesia

Urban farming yang sejatinya sudah ada semenjak masa perang dunia II, kini

terus berkembang di berbagai kota di seluruh belahan dunia, tak terkecuali di

Indonesia. Berkembangnya urban farming di Indonesia lebih mengacu pada

kebutuhan akan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kota-kota besar dan banyaknya

lahan kosong yang tidak optimal. Gerakan Indonesia Berkebun yang digagas oleh

Ridwan Kamil kini telah diterapkan di banyak kota dan perguruan tinggi di

Indonesia yang muncul dalam berbagai macam program (Belinda, 2017).

Berikut merupakan pemaparan contoh dari kegiatan urban farming yang ada

di Indonesia:

1. Jakarta

Urban farming muncul pertama kali di Jakarta pada akhir tahun 2011 yang

mana bermula dari inisiasi Ridwan Kamil melalui jejaring sosial dunia maya yang

kemudian menarik perhatian masyarakat dan menjadikan penanaman perdana di

Springhill pada tanggal 20 Februari 2011 menjadi titik awalnya. Saat ini urban

farming di Jakarta juga dapat ditemukan di berbagai sudut kota. Rusunawa di

daerah Cipinang Besar Selatan turut serta menggunakan lahan tidak terpakai di

gedung tersebut untuk gerakan urban farming yang mendapat bantuan dari

Pemerintah Jakarta, Bank Indonesia, dan Majalah Trubus (Jakartapost, 2016

dalam Belinda, 2017). Komunitas Jakarta Berkebun, juga melakukan penanaman

di sekitar daerah Jabodetabek secara berkala. Selain dari gerakan masyarakat

insidentil, urban farming di Jakarta juga mendapat dukungan dari pemerintah,

BUMN, dan perusahaan swasta setempat, seperti lomba pertanian kota yang

Page 22: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

10

diadakan Bank Indonesia. Jenis tanaman yang umumnya di kembangkan di

Jakarta di antaranya jagung, sawi, kubis, cabai, tanaman herbal (bumbu dan obat)

dan tanaman hias. Program Jakarta berkebun menggunakan berbagai macam

media dan teknik menanam tanaman yang selain bibit dan pupuk perlu adanya

ketersediaan air yang cukup (Belinda, 2017).

2. Bandung

Kota Bandung merupakan kota pertama yang mencetuskan komunitas

berkebun pada Februari tahun 2011 dan melaksanakan tanam perdananya pada

Mei 2011 di Kebun Sukamulya Bandung (Setiawan dan Rahmi, 2014).

Berdasarkan pengamatan Prasetiyo (2016), urban farming di Bandung cenderung

melakukan penanaman dengan teknik taman vertikal dan rooftop garden. Menurut

Darmawan (2015), tidak hanya rooftop garden dan tanaman vertikal tetapi juga

segala metode modern diterapkan, seperti aquaponik dan hidroponik. Menurut

Darmawan (2015), teknik-teknik tersebut hanya memerlukan bibit dan air yang

cukup. Adapun jenis tanaman yang umunya di tanam antara lain adalah kubis,

lobak, dan berbagai macam varietas tanaman hias (Prasetiyo, 2016).

3. Surabaya

Kota Surabaya terkenal akan program green and clean yang dimulai pada

tahun 2005 merupakan terobosan untuk menyadarkan pentingnya lingkungan

bersih dan penghijauan pada masyarakat Surabaya khusunya golongan menengah

ke bawah (Belinda, 2017). Dari program kebersihan ini gerakan urban farming

turut berkembang. Adapun mayoritas tanaman yang dikembangkan segala jenis

sayuran hijau dan berbagai tanaman hias (Noer, 2012 dalam Belinda 2017). Urban

Page 23: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

11

farming di Surabaya menggunakan berbagai macam teknik ada yang vertikultur,

hidroponik, atau di pekarangan rumah, yang mana hanya membutuhkan bibit dan

ketersediaan air yang cukup, serta gerakan ibu PKK di tiap kampung yang sangat

kooperatif turut membantu kesuksesan program green and clean di Surabaya

(Noer, 2012 dalam Belinda, 2017).

2.2 Kondisi Lahan Pertanian Kota Makassar

Perkembangan kota yang sangat pesat disebabkan oleh dinamika penduduk,

perubahan sosial ekonomi, dan urbanisasi. Pertumbuhan penduduk kota yang

tidak terkendali menyebabkan munculnya aktivitas pembukaan lahan untuk

pemukiman. Kebutuhan ruang meningkat untuk mengakomodir kebutuhan-

kebutuhan penduduk kota. Meningkatnya jumlah permintaan akan ruang kota,

mengakibatkan kemerosotan kualitas lingkungan (Dinas Ketahanan Pangan,

2016).

Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki banyak kota dengan

pertumbuhan dan urbanisasi daerah. Salah satu kota besar dan terbesar di

Indonesia Timur adalah kota Makassar. Daerah ini membutuhkan pelestarian akan

kawasan yang alami, untuk mempertahankan keberadaan dan fungsi sementara

kota ini yang masih berkembang (Iswoyo, dkk, 2018).

Pertanian perkotaan diklasifikasikan sebagai salah satu lahan sempit di

kota Makassar dan diartikan sebagai lahan yang dimanfaatkan untuk kegiatan

pertanian oleh orang-orang yang tinggal di sekitarnya, kebanyakan dengan

tanaman musiman, termasuk lahan persawahan (Iswoyo dkk, 2018). Berdasarkan

Page 24: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

12

Iswoyo, dkk (2018), berikut ini identifikasi dan distribusi gambaran kondisi lahan

pertanian di Kota Makassar:

Tabel 1. Identifikasi Urban Farming di Kota Makassar berdasarkanpengamatan spasial dan survei lapang acak (Hasilterjemahan)

Kecamatan dan Jenis Urban Farm Daerah (hektar)

Biringkanaya 770,31lahan pertanian 215,21Sawah 288,50sawah dan pertanian 248,68Perkebunan 17.92

Makassar 3.44lahan pertanian 3.44

manggala 837,97lahan pertanian 229,08sawah 578,67sawah dan pertanian 30,23

Panakkukang 40.50lahan pertanian 1,81Kolam ikan, peternakan 5.78lahan Pertanian campuran 32,91

Rappocini 14.80lahan pertanian 3.54Sawah 11.26

Tallo 18,43lahan pertanian 18,43

Tamalanrea 548,75bidang pertanian 238,11Sawah 143,29sawah dan pertanian 167,35

Tamalate 614,08lahan pertanian 97,53Sawah 516,55

TOTAL 2848,28Sumber: Iswoyo, dkk (2018).

Page 25: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

13

Gambar 1. Distribusi urban farming di Kota Makassar

Kecamatan Panakkukang merupakan salah satu bagian wilayah di Kota

Makassar yang mengalami laju perkembangan yang cukup besar. Di area

Kecamatan Panakkukang Kota Makassar termasuk pusat kegiatan sosial

masyarakat karena berbagai sarana perdagangan dan bank umum banyak terdapat

di area ini. Berdasarakan BPS Kota Makassar (2017) sarana perdagangan yang

terdapat di Kecamatan Panakkukang antara lain kelompok pertokoan sebanyak 19

unit, pasar 7 unit, supermarket/swalayan 41 unit, restoran 224 unit,

toko/warung/kios 971 unit, pegadaian 7 unit, unit usaha masyarakat lainnya

seperti bengkel mobil/motor sebanyak 75 unit, Agen Perjalanan Wisata 22 unit,

pangkas rambut 67 unit dan salon 44 unit, dan Jumlah Bank Umum sebanyak 19

unit, 5 unit Bank Perkreditan Rakyat (BPR), 4 unit KUD dan 1 unit Koperasi Non

KUD.

Apabila kondisi pertumbuhan populasi penduduk lebih besar dibandingkan

laju produksi bahan pangan, maka akan terjadi bencana krisis pangan. Jumlah

Page 26: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

14

bahan pangan yang tidak cukup secara paralel akan berdampak pada

ketergantungan antara suatu kawasan/wilayah terhadap kawasan lain. Hal ini

terjadi terutama untuk wilayah perkotaan negara-negara berkembang, dimana

wilayah tersebut semakin menjadi pusat penduduk serta permukiman dan

kumpulan orang-orang dengan keragaman etnik (Jalil, 2005).

Kondisi di atas mendorong pemerintah maupun masyarakat untuk di kawasan

perkotaan harus mulai mencoba untuk memenuhi kebutuhan pangan secara

mandiri dengan lahan yang terbatas (Noorsya dan Kustiwan, 2013) serta

memperbaiki kondisi lingkungan agar tercipta lingkungan yang sehat dan

berkualitas, walaupun dengan padat penduduk dan aktivitas . Salah satu solusinya

adalah dengan menerapkan pertanian perkotaan.

2.3 Kegiatan Urban Farming di Kota Makassar

Telah di atur oleh Undang-Undang bahwa pangan adalah kebutuhan dasar

manusia yang pemenuhannya dijamin oleh Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2012 tentang Pangan. Tidak hanya sekedar memenuhi kuantitas pangan tetapi juga

kualitasnya. Pasal 60 UU No 18/2012 mengamanatkan bahwa Pemerintah dan

Pemerintah Daerah berkewajiban mewujudkan penganekaragaman konsumsi

pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sesuai dengan potensi dan

kearifan lokal guna mewujudkan hidup sehat, aktif, dan produktif. Penjabaran dari

Undang-Undang Pangan tersebut telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor

17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi dimana dalam Pasal 26

disebutkan bahwa upaya penganekaragaman pangan salah satunya dilakukan

melalui pemanfaatan lahan pekarangan (Dinas Ketahanan Pangan, 2017).

Page 27: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

15

Saat ini telah dan sedang dijalankan beberapa program melalui Dinas

Ketahanan Pangan, yaitu yang dikembangkan menjadi sebuah program produktif

“Urban Farming”, dengan menyisipkan konsep agriculture pada lorong-lorong

kota. Konsep penyisipan ruang pertanian pada bidang-bidang massif perkotaan

ini, dikembangkan menjadi konsep “Infill Urban Agriculture”. Yaitu berupa

Pemanfaatan Lorong/Pekarangan melalui program BULo (Badan Usaha Lorong),

diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat baik bagi anggota

kelompok/komunitas maupun lingkungan kawasan di sekitarnya. Bagi pelaku

anggota kelompok tani lorong, kegiatan ini dapat memberikan sumbangan pangan

untuk dikonsumsi bagi keluarga, menghemat pengeluaran keluarga dalam

memenuhi kebutuhan konsumsi cabai. Sedangkan bagi lingkungan kawasan,

kegiatan ini dapat membuat suasana asri, bersih dan lingkungan lebih nyaman

(Dinas Ketahanan Pangan, 2017).

Page 28: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

16

BAB IIIMETODOLOGI

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksploratif dan deskriptif. Penelitian

eksploratif memiliki sifat kreatif, fleksibel dan terbuka. Sedangkan metode

desktiptif adalah suatu metode dalam penelitian kelompok manusia, suatu set

kondisi, suatu objek, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada

masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi

atau gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai situasi atau

kejadian, menerangkan hubungan antar fenomena, membuat prediksi serta

mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan.

Dengan metode ini diharapkan akan menghasilkan penelitian yang lebih

mendalam dan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap kondisi dan perilaku dari

objek penelitian.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Panakkukang, Makassar, Sulawesi

Selatan. Tepatnya di 7 kelurahan yang masih aktif menjalankan kegiatan urban

farming yaitu Kelurahan Panaikang, Tello Baru, Karampuang, Karuwisi, Sinrijala,

Karuwisi Utara, dan Pampang. Kegiatan penelitian berlangsung pada bulan

Februari-Maret 2018.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan

untuk menjawab rumusan masalah serta mencapai tujuan dari penelitian mengenai

Page 29: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

17

kegiatan urban farming. Data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara mendalam dengan

responden yang bersangkutan dengan penelitian. Sedangkan data sekunder

diperoleh melalui cara pengumpulan data dari instansi yang terkait dengan

melakukan studi literatur. Berikut ini merupakan tabel kebutuhan data dalam

penelitian:

Tabel 2. Kebutuhan Data Penelitian

No. Data JenisData

ProsedurPemngumpulan

DataSumber Data

1. Data kegiatan urbanfarming di Kota Makassar: Titik lokasi kegiatan

urban farming Panduan program yang

mendukung kegiatanurban farming

DataSekunder

Kunjungan keIntansi terkait

DinasKetahananPangan KotaMakassar danKantorKelurahan

2. Standar OperasionalProsedur (SOP) Budidayatanaman cabai danBudidaya sayuran organik

DataSekunder

Studi Literatur DinasKetahananPangan KotaMakassar danBadanPenelitian danPengembanganPertanian

3. Status kegiatan kelompoktani urban farming yangdijalankan kelompok tani

Dataprimer

Observasi,dan wawancaradengan pelakukegiatan urbanfarmingKecamatanPanakkukang

DinasKetahananPangan KotaMakassar,Penyuluh,Ketua RW/RT,ketuakelompok tanidan masyarakat

4. Evaluasi teknik budidayapertanian yang diterapkanoleh kelompok tani

Dataprimer

Observasi danwawancaradenganpelaku kegiatanurban farming

Ketua atauanggotakelompok tani

Page 30: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

18

KecamatanPanakkuang

5. Lembaga yang ada/terlibatdalam pengembanganurban farming(pemerintah/ swasta/komunitas)

DataPrimer

WawancaradenganmasyarakatKecamatanPanakkuang

Ketua RW/RT,ketuakelompok tani,dan masyarakat

6. Masalah/ kendala yangdihadapi selamamenjalankan kegiatanurban farming

DataPrimer

Wawancaradenganpelaku kegiatanurban farmingKecamatanPanakkuang

Ketua RW/RT,ketuakelompok tani,dan masyarakat

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, (2018)

3.3.1. Pengumpulan Data Primer

Data primer dikumpulkan melalui pengamatan secara langsung, baik dari

responden dan pengamatan secara langsung di lapangan (observasi). Tujuan dari

data primer adalah mendapatkan gambaran kondisi terkini lingkungan wilayah

studi dan perubahan yang terjadi. Berikut penjelasan teknik pengumpulan data

primer:

Observasi:

Dilakukan dengan cara mengamati berbagai hal yang ditemui di lokasi

studi secara langsung yaitu terhadap kondisi kegiatan urban farming saat

ini.

Wawancara:

Memiliki tujuan untuk mengumpulkan data yang lebih mendalam yang

tidak dapat diperoleh dari obervasi secara langsung pada wilayah studi

kepada responden atau stakeholder terkait. Dalam penelitian ini

menggunakan teknik wawancara mendalam. Wawancara jenis ini bersifat

Page 31: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

19

lentur dan terbuka, tidak berstruktur ketat, tidak dalam suasana formal, dan

bisa dilakukan berulang pada informan yang sama.

3.3.2. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui literatur yang berkaitan dengan penelitian

berupa hasil tinjauan teoritis penelitian terdahulu, publikasi program urban

farming, data kegiatan kependudukan dan kebutuhan data lainnya. Pengumpulan

data sekunder didapatkan melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kantor Kelurahan,

dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar.

3.3.3 Kriteria Sampel Penelitian

Adapun kriteria responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu

merupakan bagian atau anggota dari sebuah kelompok tani yang aktif melakukan

kegiatan urban farming secara bersama-sama di sekitar wilayah tempat tinggalnya

serta memiliki struktur kelompok yang jelas, hingga pada saat dilakukan

pengumpulan data di lokasi penelitian. Sampel pada penelitian ini dibutuhkan

dalam proses pengumpulan data primer, dengan jumlah sampel kelompok tani

aktif tiap kelurahan maksimal 2 kelompok tani. Populasi yang terlibat dalam

penelitian ini adalah masyarakat di Wilayah Kecamatan Panakkukang Kota

Makassar.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisa dalam penilitian ini merupakan teknik analisis deskriptif kualitatif

yang tetap didukung oleh data kantitatif dengan menggambarkan dan

mengintepretasikan arti data-data yang telah terkumpul secara sistematis, faktual,

dan cermat terhadap fakta yang diteliti pada saat itu. Analisa permasalahan untuk

Page 32: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

20

kegiatan urban farming dilakukan dengan melakukan komparasi data yang ada

saat itu pada setiap sampel di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar sesuai

dengan aspek kebutuhan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-

langkah seperti yang dikemukakan oleh Bungin (2003), yaitu sebagai berikut:

1) Pengumpulan data (Data collection) : pengumpulan data merupakan

bagian integral dari kegiatan analisis data. Kegiatan pengumpulan data

yang akan dianalisis pada penelitian ini menggunakan pengumpulan data

primer dengan wawancara dan observasi.

2) Penyajian data (Data display) : setelah direduksi atau dirangkum,

selanjutnya proses pengumpulan informasi disusun berdasar kategori atau

pengelompokan yang diperlukan dengan bentuk teks naratif, tabel dan

grafik sesuai bentuk kebutuhan data.

3) Penarikan kesimpulan (Conclusion drawing/ Verification) : proses

perumusan makna dari hasil penelitian berdasarkan data yang telah

direduksi dan disajikan, dan didukung dengan bukti yang kuat pada tahap

pengumpulan data. Kesimpulan adalah jawaban dari rumusan masalah dan

pertanyaan yang telah diungkap oleh peneliti sejak awal.

3.5 Pengecekan Validitas

Validitas data merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian karena

sebelum data dianalisis terlebih dahulu harus mengalami pemeriksaan. Validitas

membuktikan hasil yang diamati sudah sesuai dengan kenyataan dan memang

Page 33: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

21

sesuai dengan yang sebenarnya atau kejadiannya (Nasution, 2003 dalam

Agustinova, 2015).

Pada penelitian kali ini, Triangulasi merupakan teknik pengecekan validitas

data yang akan digunakan, yaitu:

1) Triangulasi Sumber Data (Data Triangulasi), adalah untuk menguji

kreadibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh

melalui beberapa sumber, yaitu anggota kelompok tani selain responden,

penyuluh, intansi terkait, dan kepala wilayah.

2) Triangulasi Metode (Methodological Triangulasi) adalah mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu mengecek data

yang diperoleh dari wawancara dengan hasil obcservasi dan dokumentasi dan

selanjutnya dengan data sekunder.

3.6 Penetapan Skoring dan Faktor Budidaya yang Mempengaruhi

Data yang diperoleh dari lapangan secara umum bersifat kualitatif, sebelum

dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif maka dilakukan skoring terlebih

dahulu terhadap hal-hal yang terjadi dilapangan pada budidaya pertanian yang

dilterapkan oleh kelompok tani di kecamatan Panakkukang kota Makassar. Skor

yang diberikan pada masing-masing tingkat penilaian yang terjadi pada kegiatan

budidaya pertanian disajikan dalam bentuk tabel berlandaskan SOP (Standar

Operasional Prosedur). Teknik budidaya yang disajikan terbagi atas dua jenis,

yaitu budidaya tanaman cabai, dan budidaya sayuran organik. Berikut penetapan

skoring pada masing-masing teknik kegiatan budidaya tanaman tersebut :

Page 34: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

22

Tabel 3. Skoring Budidaya Tanaman CabaiNo TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN CABAI (POLYBAG) Skor

1. Penyemaian

1 melakukan perendaman benih menggunakanair hangat dan zpt selama 1 s/d 3 jam

melakukan pemeraman benih denganmenggunakan kain basah (kelemaban terjaga)berbahan kaos dan segera memindahkanbenih setelah bekecambah

menyemai benih dengan media tanah +kompos + arang sekam

100

2 melakukan perendamam benih menggunakanair hangat selama > 3 jam

melakukan pemeraman benih denganmenggunakan kain berbahan kaos dan segeramemindahkan setelah bekecambah

menyemai benih dengan mediatanah+kompos/arang sekam

75

3 melakukan perendamam benih menggunakanair hangat

menyemai benih dengan mediatanah+kompos/arang sekam

50

4 menyemai benih dengan media tanah + kompos/arang sekam

25

5 Tidak melakukan penyemaian 0

2. Penanaman

1 menggunakan media tanah + kompos +sekam padi + NPK

proses pindah tanam melewati tahappemeraman – semaian/polybag kecil –polybag besar dengan membalik polybag ataumelakukannya secara hati-hati agar bibittidak mudah patah

100

2 menggunakan media tanah + kompos + NPK proses pindah tanam melewati tahap

Pemeraman – semaian/polybag kecil –polybag besar dengan membalik polybag ataumelakukannya secara hati-hati agar bibittidak mudah patah

75

3 menggunakan media tanah + kompos proses pindah tanam melewati tahap

pemeraman – semaian/polybag kecil –polybag besar dengan membalik polybag ataumelakukannya secara hati-hati agar bibittidak mudah patah

50

4 menggunakan media tanah + kompos proses pindah tanam hanya melewati tahap

semaian/polybag kecil – polybag besar25

Page 35: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

23

5 menggunakan media tanah + dengan/tanpakompos

proses penanaman langsung di polybag besar0

3. Pemeliharaan

1 melakukan penyiraman secara rutin dengancara menuangkan air di atas permukaan tanahsekitar bagian akar (menghindari penyiramandari atas terutama pada saat berbunga)

mengaplikasikan pupuk daun sejakpersemaian sampai umur tanam <50 haridengan dosis 2-3 gram/liter

mengaplikasikan pupuk bunga dan NPK 50hst dengan dosis 2-3 gram/liter denganinterval waktu 10-14 hari

melakukan penyiangan dan pengendaliantanaman (jika terdapat serangan OPT)

100

2 melakukan penyiraman secara rutin namuntidak menghindari penyiraman dari atasterutama padaa saat berbunga

mengaplikasikan pupuk daun, bunga danNPK namun tidak berdasarkan SOP

melakukan penyiangan dan pengendaliantanaman (jika terdapat serangan OPT)

75

3 melakukan penyiraman secara rutin namuntidak menghindari penyiraman dari atasterutama padaa saat berbunga

mengaplikasikan pupuk daun dan bunga melakukan penyiangan dan pengendalian

tanaman (jika terdapat serangan OPT)

50

4 melakukan penyiraman secara rutin namuntidak menghindari penyiraman dari atasterutama padaa saat berbunga

melakukan penyiangan dan pengendaliantanaman beberapa waktu saja (tiap ≥2minggu)

25

5 hanya melakukan penyiraman 0

4. Panen

1 cabai pertama dipanen pada umur 70 s/d 75hst

petik buah yang sudah tua (berwarna merah)dan tidak mematahkan tangkai

panen berikut dilakukan dengan intervalwaktu 7 s/d 10 hari

100

2 cabai pertama dipanen pada umur 70 s/d 75hst

petik buah yang sudah tua (berwarna merah)dan tidak mematahkan tangkai

panen berikut dilakukan dengan interval

75

Page 36: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

24

waktu < 7 hari3 cabai pertama dipanen pada umur 70 s/d 75

hst petik buah yang sudah tua (berwarna merah)

dan tidak mematahkan tangkai panen berikut dilakukan tanpa melihat

interval waktu lagi

50

4 petik buah yang sudah tua (berwarna merah)dan tidak mematahkan tangkai

25

5 memanen tidak sesuai prosedur 0Sumber: Data Primer Setelah Diolah, (2018)

Tabel 4. Skoring Budidaya Sayuran OrganikNo. TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN ORGANIK Skor

1. Penyemaian

1

menggunakan media tanah+ p.kandang/kompos+arang sekam

menyebar benih atau membuat lubang tanambenih dengan jarak ±1 cm, dan tutupmenggunakan media dan furadan (jikadiperlukan) untuk menghindari seranganhama semut atau ulat tanah

penyiraman dilakukan 2-3 kali sehari, dengancara hati-hati hingga media basah

meletakkan semaian ditempat terlindungidari deraan hujan langsung dan cukupterkena panas matahari

100

2

menggunakan media tanah+ p.kandang/kompos

menyebar benih atau membuat lubang tanambenih dengan jarak ±1 cm, dan tutupmenggunakan media dan furadan (jikadiperlukan) untuk menghindari seranganhama semut atau ulat tanah

penyiraman dilakukan 2-3 kali sehari, dengancara hati-hati hingga media basah

meletakkan semaian ditempat terlindungidari deraan hujan langsung dan cukupterkena panas matahari

75

3

menggunakan media tanah+ p.kandang/kompos/ arang sekam

menyebar benih atau membuat lubang tanambenih dengan jarak ±1 cm, dan tutupmenggunakan media dan furadan (jikadiperlukan) untuk menghindari seranganhama semut atau ulat tanah

penyiraman dilakukan sekali sehari, dengan

50

Page 37: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

25

cara hati-hati hingga media basah meletakkan semaian ditempat terlindungi

dari deraan hujan langsung dan cukupterkena panas matahari

4

menggunakan media tanah+ p.kandang/kompos/ arang sekam

menyebar benih atau membuat lubang tanambenih dengan jarak ±1 cm, dan tutupmenggunakan media dan furadan (jikadiperlukan) untuk menghindari seranganhama semut atau ulat tanah

penyiraman dilakukan sekali sehari.

25

5 tidak melakukan penyemaian 0

2. Penanaman

1

menggunakan media tanah+ p.kandang/kompos + arang sekam

pilih bibit yang sehat, tidak cacat, danseragam.

buat lubang tanam seukuran wadah/perakaran bibit .

masukkan bibit ke dalam lubang tanam danratakan medianya

lakukan penyiraman hingga media tanammenjadi basah secara merata.

100

2

menggunakan media tanah+ p.kandang/kompos

pilih bibit yang sehat, tidak cacat, danseragam.

buat lubang tanam seukuran wadah/perakaran bibit

masukkan bibit ke dalam lubang tanam danratakan medianya

lakukan penyiraman hingga media tanammenjadi basah secara merata.

75

3

menggunakan media tanah+ p.kandang/kompos

buat lubang tanam seukuran wadah/perakaran bibit

masukkan bibit ke dalam lubang tanam danratakan medianya

lakukan penyiraman hingga media tanammenjadi basah secara merata.

50

4

menggunakan media tanah+ p.kandang/kompos

buat lubang tanam ±1 cm untuk benih masukkan benih ke dalam lubang tanam dan

ratakan medianya

25

Page 38: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

26

lakukan penyiraman hingga media tanammenjadi basah secara merata.

5

menggunakan media tanah+ p.kandang/kompos/ arang sekam

buat lubang tanam untuk benih, lalumasukkan benih ke dalam lubang tanam danratakan medianya

0

3. Pemeliharan

1

lakukan penyiraman dengan intensitas 1-2kali sehari

tanaman mendapat penyinaran mataharipenuh

tanaman dijaga setiap hari dari seranganOPT

mengaplikasikan pupuk susulan berupaPOC dengan intensitas 3-7 hari sekali, danpada sayuran buah dengan tambahan pupukkandang/kompos setiap 30 hari sekali

100

2

lakukan penyiraman dengan intensitas 1kali sehari

tanamaan mendapat penyinaran mataharipenuh

tanaman dijaga setiap hari dari seranganOPT

bila tanaman kurang subur, dipupuk denganpupuk kandang atau kompos atau POC

75

3

lakukan penyiraman dengan intensitas 1kalisehari

tanamaan mendapat penyinaran mataharipenuh

tanaman dijaga setiap hari dari seranganOPT

50

4lakukan penyiraman dengan intensitas 1 kalisehari

25

5 tidak melakukan pemeliharaan tanaman 0Sumber: Data Primer Setelah Diolah, (2018)

Page 39: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

27

Setiap kegiatan di lokasi penelitian diklasifikasikan dalam 5 kategori kelas

penilaian. Berikut kategori pengklasifikasian berdasarkan Arikunto (2010), yaitu :

Kategori Rentang Skorsangat sesuai dengan SOPsesuai dengan SOPcukup sesuai dengan SOPkurang sesuai dengan SOPtidak sesuai dengan SOP

80 - 10060 - 7940 - 5920 - 39

< 20

Semakin tinggi kesesuaian teknik budidaya pertanian berdasarkan SOP, maka

semakin tinggi nilai skoring yang didapatkan pada tiap kategori kelas teknik

budidayanya.

3.7 Tahap Penelitian dan Jadwalnya

Jadwal (schedule) penelitian, secara terperinci, waktu kegiatan adalah

sebagaimana yang tercantum pada Tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 5. Jadwal dan Tahap Penelitian

No Kegiatan Januari Februari Maret April

1.Pengurusan Berkas

Penelitian diInstansi

2.Observasi

Langsung keLokasi Penelitian

3. Pengumpulan Data

4. Analisis Data

5.Pengecekan

Validitas Data

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, (2018)

Page 40: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah Studi

Kecamatan Panakkukang merupakan salah satu dari 14 Kecamatan di Kota

Makassar yang berbatasan dengan Kecamatan Tallo di sebelah utara, Kecamatan

Tamalanrea di sebelah timur, Kecamatan Rappocini di sebelah selatan dan di

sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Makassar. Kecamatan Panakukang

merupakan daerah bukan pantai dengan topografi ketinggian 500 m dari

permukaan laut dengan temperatur udara rata-rata di Kota Makassar berkisar

antara 26,2 – 29,3°C. Menurut jaraknya, letak masing-masing kelurahan ke

ibukota kecamatan berkisar antara 1-2 km (BPS Kota Makassar, 2017).

Gambar 2. Peta Wilayah Kecamatan Panakkukang Kota Makassar

Kecamatan Panakkukang terdiri dari 11 kelurahan yaitu Paroppo,

Karampuang, Pandang, Masale, Tamamaung, Karuwisi, Sinrijala, Karuwisi Utara,

Pampang, Panaikang, dan Tello Baru, dengan luas wilayah kecamatan

Panakkukang keseluruhan 17,05 km². Dari beberapa kelurahan tersebut,

Page 41: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

29

Kelurahan Pampang memiliki wilayah terluas yaitu 2,63 km², terluas kedua adalah

Kelurahan Panaikang dengan luas wilayah 2,35 km², sedangkan yang paling kecil

luas wilayahnya adalah Kelurahan Sinrijala yaitu 0,17 km² (BPS Kota Makassar,

2017).

4.2 Profil Kelompok Tani

Profil kelompok tani yang masih aktif dalam menjalankan dan melanjutkan

kegiatan budidaya pertanian di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar adalah

sebagai berikut:

Tabel 6. Profil Kelompok Tani di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar.

No KelurahanNama

KelompokTani

AlamatJumlahanggota

Tahun /lama

terbentuk

Kepemilikanlahan kegiatan

1. Tello BaruAsoka

Jl. Dr.Leimena Lr. 6

20 orang2017 / < 1

tahun

lahan kosongmilik ketuakelompok

CitraBTN. Citra

Tello Permai40 orang

2016 / 2tahun

Lahan kosongpinggir sungai

2. Panaikang Angkasa Jl. Angkasa 20 orang2017 / < 1

tahunPekarangan

rumah

3. Karampuang Dirgantara Jl. Dirgantara 7 orang2017 / < 1

tahun

Lahan kosongdipinjamkansementara

4. Karuwisi Makmur Jl. Makmur 20 orang2017 / < 1

tahun

Lahan kosonghalaman

belakang masjid

5. SinrijalaSikamasean Jl. Sukamanna 20 orang

2017 / <tahun

Pekaranganrumah

DamaiJl. SukaDamai

20 orang2015 / 3

tahunPekarangan

rumah

6.Karuwisi

UtaraMajurong

Jl. Adipura 1lr. 3

20 orang2017 / < 1

tahunPekarangan

rumah

7. Pampang Krisan Jl. Pampang 28 orang2015 / 3

tahun

Pekaranganrumah dan lahan

terlantarSumber: Data Primer Setelah Diolah, (2018)

Di kelurahan Tello Baru terdapat 2 kelompok tani yang menjadi sampel

penelitian, yaitu kelompok tani Asoka dan Citra. Kelompok tani Asoka terbentuk

Page 42: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

30

pada awal tahun 2017, memiliki anggota kelompok sebanyak 20 orang yang rata-

rata berusia 40-55 tahun, dan masih aktif membudidayakan beberapa jenis

tanaman hortikultura, terutama pada kegiatan budidaya program BuLo. Lahan

kelompok tani Asoka terletak di Jl. Leimena Lorong 6, lahan tersebut merupakan

sebuah halaman depan rumah ke dua ketua kelompok tani Asoka, dengan luas

sekitar 4x4 meter. Sedangkan untuk kelompok tani Citra di kelurahan Tello Baru

yang sudah terbentuk sejak tahun 2016, memiliki 40 orang anggota kelompok

wanita yang rata-rata berusia 45-60 tahun. Merupakan Kelompok Wanita Tani

(KWT) yang aktif dalam kegiatan budidaya sayuran organik dengan

memanfaatkan lahan kosong yang berada ditepian sungai Tello sepanjang ±100

meter.

Di kelurahan Panaikang terdapat satu sampel kelompok tani yang

memanfaatkan pekarangan dalam dan luar rumah sebagai tempat budidaya

tanaman dan aktif mengikuti program BuLo (Badan Usaha Lorong) yang

mengandalkan cabai sebagai komoditinya. Kelompok tani Angkasa terbentuk

sekitar pertengahan tahun 2017 dengan jumlah anggota sebanyak 20 orang yang

rata-rata berusia 45-55 tahun.

Di kelurahan Karampuang terdapat satu sampel kelompok tani yang aktif

yaitu kelompok tani Dirgantara, yang terbentuk pertengahan tahun 2017 dengan

anggota kelompok sebanyak 7 orang wanita. Ketua kelompok tani Dirgantara

berusia 30 tahun, namun rata-rata anggota kelompok lainya telah berusia 55-65

tahun. Merupakan kelompok tani yang jumlah anggotanya paling sedikit di

wilayah penelitian dan dibentuk oleh kelurahan setempat, dengan memanfaatkan

Page 43: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

31

lahan kosong yang dipinjamkan sementara oleh warga sekitar dengan luasan

sekitar 5x4 meter.

Di kelurahan Karuwisi terdapat kelompok tani Makmur yang masih aktif

dalam melakukan dan melanjutkan kegiatan budidaya tanaman cabai dalam

program BuLo dan beberapa tanaman sayuran lain dengan memanfaatkan

halaman kosong belakang masjid yang luasannya sekitar 4x3 meter sebagai lahan

utama kegiatan budidaya tanamn. Kelompok tani Makmur terbentuk sejak awal

tahun 2017 beranggotakan 20 orang wanita yang rata-rata berusia 40-50 tahun.

Kelompok tani yang dominan beranggotakan ibu rumah tangga ini terbilang aktif

dalam menjalankan dan melanjutkan kegiatan budidaya tanaman hortikultura di

lokasi penelitian.

Di kelurahan Sinrijala terdapat 2 sampel kelompok tani yakni kelompok tani

Sikamasean dan Damai. Kelompok tani Sikamasean sudah terbentuk sejak awal

tahun 2017 yang beranggotakan 20 orang yang rata-rata berusia 30-45 tahun,

merupakan kelompok tani yang mengikuti program BuLo dalam mengembangkan

komoditi tanaman cabai. Sedangkan kelompok tani Damai yang merupakan

kelompok wanita tani yang telah terbentuk sejak tahun 2015 memiliki anggota

sebanyak 20 orang yang berusia rata-rata 45-55 tahun. Kelompok tani

memanfaatkan pekarangan rumah dan pinggiran kanal sebagai lahan kegiatan

budidaya tanaman. Sama seperti kelompok lain kelompok tani Sikamasean dan

Damai hanya menjalankan program BuLo dengan komoditi cabai, pada saat

dilakukan observasi di lokasi tersebut.

Page 44: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

32

Di kelurahan Karuwisi Utara terdapat kelompok tani Majurong yang

tebentuk pada tahun 2017 dengan jumlah anggota 20 orang yang rata-rata berusia

45-60 tahun. Kelompok tani melakukan kegiatan budidaya di halaman pekarangan

rumah dan sepanjang lorong pintu gerbang lorong. Minat dan kaktifan masyarakat

di wilayah tersebut terbilang kurang berdasarkan hasil observasi dan wawancara

kepada ketua kelompok setempat, hanya sisa tanaman program BuLo yang

terdapat di lokasi hingga saat dilakukan observasi.

Di kelurahan Pampang terdapat kelompok tani Krisan yang membentuk

kelompok wanita tani sejak tahun 2015 dan beranggotakan 28 orang yang rata-rata

usia anggotanya 40-55 tahun. Pada saat pengamatan di lokasi tersebut, terdapat

beberapa tanaman cabai yang tersusun di lorong dan pekarangan rumah anggota

kelompok.

4.2.1 Persentase Usia Responden

Umur adalah jangka waktu dalam tahun mulai dari tahun kelahiran responden

sampai pada saat penelitian dilaksanakan. Umur merupakan salah satu identitas

yang dapat mempengaruhi kemampuan kerja dan pola pikir. Pada umumnya

responden yang berumur muda dan sehat memiliki fisik yang lebih baik daripada

responden yang lebih tua, responden muda juga lebih cepat menerima hal-hal

yang dianjurkan. Hal ini disebabkan responden muda lebih berani menanggung

resiko tetapi responden muda biasanya masih kurang memiliki pengalaman.

Berikut ini presentase usia rata-rata responden di Kecamatan Panakkukang Kota

Makassar:

Page 45: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

33

Gambar 3. Presentase Usia rata-rata responden

Dari gambar di atas, memperlihatkan bahwa presentase terbesar umur

kelompok tani responden di daerah penelitian terletak pada kelompok umur di atas

40 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa petani di daerah penelitian masih

berada pada usia produktif dalam menjalankan kegiatan pertanian perkotaan. Hal

tersebut berdasarkan Hernanto (1998) dalam Prihatin (2016), bahwa usia

produktif berada pada usia 15-50 tahun.

Umur dapat mempengaruhi kemampuan fisik dan berfikir seseorang. Secara

umum dapat disimpulkan, jika semakin tua umur seseorang maka kemampuan

fisik dan produktivitas kerjanya juga semakin berkurang demikian juga

sebaliknya, orang yang masih dalam kategori usia produktif (muda) memiliki

kondisi fisik yang lebih baik serta produktifitas kerja yang tinggi. Petani yang

usianya lebih muda akan lebih mudah untuk menerima perubahan dan lebih

mudah untuk mengadopsi suatu inovasi yang diberikan oleh penyuluh pertanian.

Hal ini sejalan dengan pendapat Soekartawi (1988) dalam Prihatin (2016), yang

menyatakan bahwa semakin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk

ingin tahu apa yang belum mereka ketahui, sehingga dengan demikian mereka

31-40tahun33%

41-50tahun33%

51-60tahun23%

61-70tahun11%

Rata-Rata Usia Responden

Page 46: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

34

berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun mereka masih

belum berpengalaman dalam soal adopsi inovasi tersebut (Prihatin, 2016).

4.2.2 Sumber pengetahuan kelompok

Berikut presentase sumber pengetahuan petani dalam menjalankan dan

mengkreasikan sistem budidaya yang diterapkan pada tanaman oleh kelompok

tani pada kegiatan budidaya tanaman di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar,

berdasarakan hasil dari wawancara mendalam:

Gambar 4. Kategori pengetahuan kelompok tani KecamatanPanakkukang Kota Makassar

Ket:1. Dari penyuluh dan penyuluhan2. Dari pengalaman pribadi3. Inisiatif sendiri atau belajar melalui media lain

Dari gambar dia atas terlihat bahwa 67% atau sebagian besar sumber

pengetahuan anggota kelompok tani akan kegiatan budidaya tanaman yang

dilakukannya berasal dari pemberian penyuluhan maupun informasi dari penyuluh

itu sendiri, hal ini berarti keberadaan instansi dan penyuluh untuk memandu

petani sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya kegiatan pertanian perkotaan

167%

222%

311%

Kategori pengetahuan kelompok tani

Page 47: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

35

disamping memberikan ketersediaan sarana kegiatan di kecamatan Panakkukang

kota Makassar. Selanjutnya 22% kelompok tani menyatakan bahwa kegiatan

pertanian yang mereka jalankan merupakan kreasi dari pengalaman mereka

sendiri, dan beberapa kelompok tani yang termasuk kategori ini yaitu kelompok

tani yang rata-rata telah terbentuk lebih dari 1 tahun. Sedangkan kelompok tani

yang menyatakan informasi kegiatan budidaya yang diterap hasil belajar sendiri

sebanayak 11%, dimana kelompok tani yang tergolong kategori ini merupakan

kelompok tani yang belum mendapatkan verifikasi dari instansi terkait, atau

belum dinyatakan sebagai kelompok tani yang telah memenuhi kriteria

persyaratan penerima CP/CL (Calon Petani/Calon Lokasi) dengan beberapa

fasilitas berupa pendampingan penyuluh.

4.3 Analisis Teknik Budidaya Berdasarkan Standar Operasional Prosedur

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman hortikultura akan sangat

berpengaruh terhadap teknik budidaya yang dilakukan mulai dari penyemaian,

penanaman, perawatan/pemeliharaan, hinga prosedur panen yang dilakukan.

Berdasarkan hasil pengamatan, observasi dan wawancara mendalam yang

dilakukan di lokasi penelitian Kecamatan Panakkukang Kota Makassar diperoleh

skoring hasil evaluasi budidaya tanaman yang dilakukan oleh kelompok tani

berdasarkan SOP (Standar Operasional Prosedur) sebagai berikut:

Page 48: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

36

4.3.1 Tanaman Cabai

1. Teknik penyemaian

Gambar 5. Skoring teknik penyemaian pada budidaya tanaman cabai

Berdasarkan hasil penelitian dan penilaian kelas kategori skor pada Tabel

3, di beberapa kelompok tani Kecamatan Panakkukang Kota Makassar. Di

dapatkan hasil skoring seperti di atas, kelurahan yang memiliki skoring teknik

penyemaian mulai yang tertinggi yaitu Panaikang, Karampuang, dan Pampang

dengan skor 75 atau teknik penyemaian dilakukan sesuai dengan SOP, Tello Baru

dan Sinrijala dengan skor 50 atau teknik penyemaian cukup sesuai dengan SOP,

dan dengan skor terendah kelurahan Karuwisi dan Karuwisi Utara dengan skor 25

atau teknik penyemaian kurang sesuai dengan SOP.

Adapun untuk kegiatan penyemaian yang mempengaruhi nilai skoring,

yaitu yang mengikuti semua SOP berupa melakukan perendaman benih

menggunakan air hangat dan zpt selama 1 s/d 3 jam, melakukan pemeraman benih

terlebih dahulu menggunakan kaos basah dengan menjaga kelembabannya serta

langsung memindahkan benih apabila telah berekcambah ke media penyemaian,

berupa campuran tanah, kompos dan arang sekam.

75.00

50.00

75.00

25.00

50.00

25.00

75.00

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.00

Penyemaian

skor penyemaian

Page 49: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

37

Kelurahan Panaikang, Tello Baru, Karampuang dan Pampang memiliki

skoring tertinggi yaitu 75 atau telah melakukan semua teknik penyemaian yang

ada dalam SOP, hanya terdapat sedikit kekurangan yakni tidak menggunakan zpt

pada saat perendaman benih, dan menambahkan arang sekam pada media

penyemaian. Di kelurahan Panaikang, Tello Baru dan Pampang, kegiatan

penyemaian dilakukan bersama-sama anggota kelompok di satu lahan utama

kelompok. Untuk kelompok tani yang terlibat dalam kegiatan budidaya cabai di

kelurahan Tello Baru hanya pada kelompok Tani Asoka, mengingat satu sampel

kelompok tani lain (KWT Citra) aktif pada kegiatan budidaya sayuran organik

dalam jumlah yang cukup banyak. Sedangkan di kelurahan Karampuang tahap

awal budidaya tanaman dilakukan oleh ketua kelompok tani Dirgantara W (30

tahun) yang mengetahui teknik penyemaian tanaman cabai dari belajar secara

private melalui media dan sumber lainnya kemudian diterapkan di lahan untuk

budidaya tanaman cabai. Selain itu, kelompok tani Dirgantara juga tidak termasuk

kelompok yang mengikuti program pemerintah berupa BuLo yang medapatkan

cukup bantuan sarana, sehingga jumlah tanaman cabai yang dibudidayakan di

lokasi penelitian terbilang tidak begitu banyak.

Di kelurahan Sinrijala untuk teknik penyemaian mendapatkan skoring 50

atau cukup sesuai dengan teknik penyemaian dengan berdasarkan SOP oleh

sebagian kelompok tani, karena terdapat 2 kelompok tani yang menjadi sampel

penelitian pada kelurahan ini. Pada proses penyemaian kelompok 1 (Sikamasean)

mendapatkan skoring 75 atau sudah sesuai dengan tahapan penyemaian

berdasarkan SOP, hanya saja terdapat kekurangan saat perendaman benih yaitu

Page 50: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

38

melewati batas waktu penyemaian dan tidak menambahkan zpt, dan tidak begitu

menjaga kelembabapan kaos pada saat pemeraman benih. Sedangkan di kelompok

2 (Damai) mendapatkan skoring 25 atau tidak sesuai dengan teknik penyemaian

berdasarkan SOP, yaitu tidak melakukan perendaman dan mengencambahkan

benih terlebih dahulu, melainkan langsung menyemai ke media semaian tanah dan

kompos. Kedua kelompok juga tidak menambahkan arang sekam pada media

penyemaian. Kegiatan penyemaian di kelompok tani kelurahan Sinrijala aktif

dilakukan oleh anggota kelompok tani secara bersama-sama, selain itu kelurahan

juga mendukung kegiatan dengan memberi tambahan bantuan sarana berupa bibit

cabai yang telah berusia > 3 mst.

Dan di kelurahan Karuwisi dan Karuwisi Utara yang mendapat skoring

terendah yaitu 25 atau kurang sesuai dengan SOP, dimana kelompok tani di dua

kelurahan ini menyemai tanaman cabai dengan cara menebar benih langsung di

atas tanah/bedengan yang telah dicampur kompos. Berdasarkan hasil wawancara

di Kelurahan Karuwisi, penyebab kelompok tani melakukan penyemaian kurang

sesusai dengan SOP dikarenakan kelompok tani tidak mengetahui SOP teknik

penyemaian tanaman cabai. Hal tersebut berdasarkan kutipan kalimat responden

A (45 tahun) di kelurahan Karuwisi mengenai teknik penyemaian yang dilakukan:

“Tidak baguski hasilnya yang disemaiakan begitu dek, tidak tau kenapai, karnaitukan kalo disemaikan satu polybag kecil satu biji benih, tapi tidak ada yangtumbuh, nanti dihamburpi baru tumbuh, dihambur langsung di tanah, kalotumbuhmi barumi dikasi pindah di polybag, lebih baguski yang begitu daripadakalo di polybag, begitu disiram terlipat plastiknya, tidak kenami air, matimi”

Maksud dari pernyataan di atas adalah kelompok tani berpendapat sistem

penyemaian tanaman cabai justru tidak dapat menghasilkan bibit, dimana mereka

Page 51: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

39

menyemai dengan cara menanam satu benih di satu polybag kecil hinga pada saat

penyiraman memungkinkan semaian tidak terkena air karena tertutup plastik

polybag dan menyebabkan benih tidak tumbuh, hingga mereka melakukan

alternatif penyemaian dengan menghambur benih di atas permukaan tanah

bercampur kompos secara konvensional.

Sedangkan untuk Kelurahan Karuwisi Utara, penyebab kelompok tani

melakukan penyemaian kurang sesusai dengan SOP dikarenakan kelompok tani

menyemai benih dalam jumlah yang cukup banyak dan menurut ketua kelompok

tani menyemai benih cabai langsung di atas tanah lapang, bibit yang dihasilkan

lebih bagus. Hal tersebut berdasarkan kutipan kalimat responden S (68 tahun) di

kelurahan Karuwisi Utara mengenai teknik penyemaian yang dilakukan:

“...saya lihat bibit ada memang bagus, ada juga yg kurang bagus, sampai-sampaisaya dulu bibit tidak cuma pake wadah, tapi langsung di situ di dekat posyandu,langsung di tanah saya semaikan, itu yang bagus saya lihat itu....”

Maksud dari pernyataan di atas adalah benih yang dipergunakan

sebelumnya menurut S selaku ketua kelompok tani ada yang memiliki kualitas

yang baik dan tidak. Hingga pada akhirnya selain menyemai menggunakan

talang/wadah kelompok tani juga menyemai langsung benih dengan cara

menghamburkannya di atas pemukaan tanah yang telah dicampur kompos, dimana

hasil penyemaian dengan cara itu, dirasa menghasilkan bibit yang cukup baik dan

banyak.

Berdasarkan dari pernyataan oleh kelompok tani di kelurahan Karuwisi

dan Karuwisi Utara, hal tersebut dapat disebabkan oleh kualitas benih yang

digunakan memang tidak bagus karena tidak melalui tahapan seleksi benih

Page 52: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

40

terlebih dahulu yaitu dengan perendaman dan pemeraman benih. Hal tersebut

didukung oleh Hakim dan Pasir (2014) yang menyatakan bahwa menanam cabe

dalam polybag sebaiknya tidak langsung dilakukan dari benih atau biji. Pertama-

tama benih cabe harus disemaikan terlebih dahulu, dimana proses penyemaian

berguna untuk menyeleksi pertumbuhan benih, memisahkan benih yang

tumbuhnya kerdil, cacat atau berpenyakit. Selain itu juga untuk menunggu

kesiapan bibit sampai cukup tahan ditanam di tempat yang lebih besar.

Adapun untuk kelompok tani yang beberapa teknik penyemaian tidak

sesuai dengan SOP, berdasarkan hasil pengamatan di lokasi, hal tersebut karena

tidak tersedianya sarana berupa zpt sebagai bahan pendukung perendaman benih,

dan arang sekam sebagai media tambahan media penyemaian benih.

2. Teknik Penanaman

Gambar 6. Skoring teknik penanaman pada budidaya tanaman cabai

Berdasarkan dari gambar di atas masing-masing dengan skoring tertinggi

hingga terendah yaitu Tello Baru dengan skor 75, rata-rata skoring 50 pada

50.00

75.00

50.00

25.0037.50

25.00

50.00

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.00

Penanaman

skor penanaman

Page 53: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

41

kelurahan Panaikang, Tello Baru, Karampuang dan Pampang, kelurahan Sinrijala

dengan skor 37,50 dan Karuwisi dan Karuwisi Utara 25.

Faktor utama yang mempengaruhi pada saat penanaman ialah media yang

digunakan dan proses pindah tanam. Media tanam menjadi hal yang perlu

diperhatikan, menurut Alam (2013) dalam Pasir dan Hakim (2014), media tanam

merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan dalam kegiatan

bercocok tanam. Media tanam akan menentukan baik buruknya pertumbuhan

tanaman yang pada akhirnya mempengaruhi hasil produksi. Sedangkan proses

pindah tanam yang dimaksud untuk mengetahui tahapan pemindahan benih dan

bibit hingga berada di media besar dengan kesesuaian SOP.

Adapun kegiatan penanaman yang mempengaruhi pemberian nilai skoring

dapat dilihat pada Tabel 3, dimana masih berhubungan dan berlanjut dari teknik

penyemaian sebelumnya yaitu yang mengikuti SOP berupa penggunaan media

tanah, dengan pupuk dasar kompos, arang sekam dan NPK, serta proses pindah

tanam yang dilakukan, yaitu melalui pemeraman terlebih dahulu, lalu

menyemaikan menggunakan polybag kecil kemudian memindahkan ke polybag

yang lebih besar hingga berproduksi.

Di kelurahan Tello Baru atau tepatnya pada kelompok tani Asoka yang

mendapatkan skor 75 atau kegiatan penanaman sesuai dengan SOP, hanya kurang

pada penambahan media arang sekam. Kelompok tani merupakan sampel yang

memperoleh skor teknik penanaman tertinggi karena menambahkan pupuk dasar

NPK dalam media tanam sebagai penyedia unsur hara makro yang butuhkan oleh

tanaman, hal tersebut didukung oleh Nurtika & Sumarni (1992) dalam

Page 54: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

42

Firmansyah, dkk (2017), bahwa Nitrogen, P, dan K merupakan faktor penting dan

harus selalu tersedia bagi tanaman, karena berfungsi sebagai proses metabolisme

dan biokimia sel tanaman. Berdasarkan hasil wawancara proses kegiatan

penanaman di lokasi dilakukan bersama-sama semua anggota kelompok,

kemudian setiap anggota membawa minimal 5 polybag untuk dirawat di

pekarangan rumah masing-masing, dan sisanya tetap berada di lahan utama

kelompok tani untuk dilakukan pemelihaaran lebih lanjut.

Untuk kelurahan Panaikang, Karampuang dan Pampang yang

mendapatkan skor yang sama yaitu 50 atau cukup sesuai dengan teknik

penanaman berdasarkan SOP, hanya saja terdapat kekurangan pada media

penanaman yaitu tidak menambahkan arang sekam dan NPK. Anggota kelompok

di kelurahan Panaikang dan Pampang terbilang aktif pada kegiatan penanaman

tanaman cabai, kegiatan dilakukan secara bersama-sama oleh anggota kelompok,

setelah dipindahkan ke polybag besar kemudian beberapa polybag dibawa oleh

anggota kelompok untuk dipelihara di pekarangan rumah masing-masing,

beberapa di susun di pinggiran jalan/lorong menggunakan rak khusus, dan sisanya

ditaruh di lahan kosong lain. Di kelurahan Panaikang, lahan utama berada di

pekarangan rumah ketua RT setempat yang memiliki pekarangan lebih luas dari

anggota lainya, dan di kelurahan Pampang mengandalkan lahan kosong di dalam

gang. Namun jika terdapat tetangga selain anggota ingin memelihara tanaman

cabai tersebut di pekarangan rumahnya, kelompok tani juga membagikan dengan

catatan tanaman harus benar-benar dirawat dengan baik. Sedangkan untuk

kelurahan Karampuang.

Page 55: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

43

Untuk kelurahan Sinrijala yang mendapatkan skoring rata-rata 37,50 atau

teknik penanaman kurang sesuai berdasarkan SOP, dimana terdapat 2 sampel

kelompok tani yang menjadi penilaian dengan skor berbeda. Kelompok tani 1

(Sikamasean) mendapat skor 50 atau cukup sesuai dengan teknik penanaman

berdasarkan SOP, hanya saja pada media penanaman tidak menambahkan arang

sekam dan pupuk NPK. Sedangkan di kelompok tani 2 (Damai) mendapatkan

skoring 25 atau teknik penanaman kurang sesuai berdasarkan SOP, karena selain

tidak menambahkan arang sekam dan NPK, tahapan pindah tanam juga tidak

melalui pemeraman benih terlebih dahulu melainkan langsung pada polybag kecil

sehinggga tidak melalui seleksi bibit terlebih dahulu.

Untuk kelurahan Karuwisi dan Karuwisi Utara yang mendapatkan skoring

terendah yaitu 25 atau teknik penanaman kurang sesuai dengan SOP. Kelompok

tani memiliki kekurangan pada media tanam tanpa tambahan arang sekam ataupun

NPK, dan tidak melalui tahapan pindah tanam berdasarkan SOP yaitu pemeraman

kemudian penyemaian, lalu penanaman di polybag besar. Adapun alasan

kelompok tani tidak menggunakan tambahan arang sekam, karena tidak

tersedianya sarana yang diberikan oleh instansi. Sedangkan untuk penggunaan

NPK sebagai pupuk dasar, kelompok tani di dua kelurahan ini tidak mengetahui

pasti dosis penggunannya hingga tidak berani mengaplikasikannya diawal

pananaman.

Alasan umum mayoritas kelompok tani tidak menggunakan tambahan

pupuk dasar NPK dan arang sekam pada media tanam adalah tidak tersedianya

sarana tersebut. Sedangkan pada penilaian tahapan pindah tanam masih

Page 56: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

44

berhubungan dengan proses awal penyemaian, dimana proses penyemaian yang

tidak sesuai SOP berpengaruh terhadap teknik penanaman selanjutnya.

3. Teknik pemeliharaan

Gambar 7. Skoring teknik pemeliharaan pada budidaya tanaman cabai

Penialain di atas berdasarkan pada kategori skor pada Tabel 3, yang hasil

masing-masing kelurahan memiliki skoring teknik pemeliharaan mulai yang

tertinggi yaitu Panaikang dan Tello Baru 75, Karuwisi, Sinrijala, Karuwisi Utara,

dan Pampang 50 dan skor terendah pada Kelurahan Karampuang 25.

Budidaya cabai rawit secara umum tidak berbeda nyata denga dengan

budidaya cabai merah. Namun yang harus diperhatikan adalah jarak tanam dan

pemupukannya. Karena umurnya yang panjang, pemupukannya lebih banyak

(Setiadi, 1999). Pemeliharaan yang menjadikan penilaian berdasarkan SOP yang

dimaksudkan di sini ialah indikator penyiraman, dosis dan interval pemberian

pupuk, penyiangan hingga pengamatan perkembangan dan pertumbuhan tanaman.

Adapun untuk Kelurahan Panaikang dan Tello Baru dengan skoring

tertinggi yaitu 75 atau teknik pemeliharaan yang dilakukan sesuai dengan SOP.

75.0075.00

25.00

50.0050.0050.0050.00

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.00

Pemeliharaan

skor pemeliharaan

Page 57: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

45

Semua tahapan pemeliharaan pada SOP telah dilakukan, hanya saja terdapat

kekurangan pada ketidak sesuaian dosis atau interval pemberian pupuk NPK.

Di Kelurahan Sinrijala dengan skor rata-rata 50,00 atau sebagian

kelompok cukup sesuai melakukan teknik pemeliharaan berdasarkan SOP, dimana

terdapat 2 sampel kelompok tani. Kelompok tani 1 (Sikamasesan) medapatkan

skor 25 atau teknik pemeliharaan tidak sesuai dengan SOP, kelomok tani 2

(Damai) mendapatkan skoring 75 atau teknik pemeliharaan sudah sesuai dengan

SOP,

Kelurahan Karuwisi dan Karuwisi Utara yang masing-masing juga

mendapatkan skor yang sama yaitu 50,00 atau teknik pemeliharaan yang

dilakukan cukup sesuai dengan SOP. Keduanya terdapat kekurangan pada tata

cara penyiraman yang seharusnya menghindari dari atas tanaman, selain itu tidak

adanya pemupukan tambahan NPK. Kelompok tani di Karuwisi setempat

melakukan penyiraman menggunakan selang hingga tidak menghindari

penyiraman dari atas, kemudian interval waktu pemberian pupuk daun dan bunga

yang berdekatan yaitu kurang dari 10 hari sekali, serta tidak menggunakan pupuk

NPK. Kedua kelompok tani telah menerima bantuan sarana berupa pupuk

anorganik NPK namun tidak dipergunakan, berdasarkan hasil wawancara, hal

tersebut karena kurangnya pengetahuan akan pemberian dosis pemupukan NPK

yang sesuai untuk tanman cabai. Berikut kutipan kalimat yang dilantukan ketua

kelompok tani R (49 tahun) setelah ditanya mengenai ketersediaan pupuk

anorganik di kelurahan Karuwisi:

“...Tidak pernah ku kasi itu, karena pernah ku kasi toh matiki, tidak adapengetahuan juga tentang itu...”

Page 58: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

46

Berikut kutipan kalimat yang dilantukan ketua kelompok tani S (68 tahun)

setelah ditanya mengenai dosis pemupukan NPK pada tanaman cabainya di

kelurahan Karuwisi Utara:

“...kita tidak gunakan, karena pernah di tes mati tanamannya...” “...mungkinkarena kebanyakan...” “...waktu itu banyak yang langsung layu daunnya, cumabeberapa yang bertahan...”

Maksud dari dua pernyataan responden kelompok tani di atas hampir sama

yaitu kelompok tani tidak memberikan perlakuan pupuk NPK pada tahap

pemeliharaan tanaman dikarenakan pada pengalaman sebelumnya, penggunaan

pupuk NPK berdampak buruk pada pertumbuhan tanaman cabai yaitu tanaman

menjadi layu dan mati.

Berdasarkan pernyataan tersebut, kemungkinkan anggota kelompok

menggunakan NPK melebihi dosis yang dianjurkan, sehingga tanaman keracunan

pupuk anorganik, yang menyebankannya layu dan mati. Hal tersebut didukung

oleh pendapat Rasti (2013), yang menyatakan bahwa pemberian pupuk anorganik

dengan dosis berlebih dapat memberikan efek negatif pada lingkungan mikroba,

khususnya pada daerah yang dekat dengan partikel pupuk (tanaman itu sendiri).

Begitupun menurut Shinta (2014) yang menyatakan bahwa pupuk anorganik

digunakan harus sesuai dosis yang tepat, artinya tidak berlebihan, dimana

pemberian pupuk anorganik secara berlebihan akan mengakibatkan kerusakan

tanah karena sifat pupuk anorganik yaitu cepat terserapnya zat hara sehingga

menjadikan tanah tersebut menjadi miskin hara.

Begitupun dengan kelurahan Pampang dengan skoring 50 atau teknik

pemeliharaan cukup sesuai dengan SOP, dimana pada kelompok tersebut terdapat

Page 59: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

47

kekurangan pada teknik penyiraman tidak menghindari penyiraman dari atas yang

dapat menyebabkan gugur bunga dan tidak memberikan pupuk NPK pada

tanaman cabai. Berdasarkan hasil wawancara di kedua lokasi tersebut ketua

kelompok tani menuturkan bahwa hal tersebut karena tidak tersedianya sarana

penunjang berupa pupuk NPK, sehingga kelompok tani hanya memanfaatkan apa

yang sediakan oleh instansi terkait.

Dan untuk Kelurahan Karampuang dengan skoring terendah yaitu 25 atau

teknik pemeliharaan kurang sesuai dengan SOP, kelompok tani hanya

mengandalkan teknik penyiangan dengan rutin, serta penyiraman setiap hari

namun belum sesuai prosedur yaitu menghindari penyiraman dari atas. Kegiatan

pemeliharaan yang dilakukan kelompok tani tanpa pemupukan susulan dapat

mengakibatkan tanah miskin hara akan kebutuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan

penyataan Shinta (2014), bahwa apabila kekurangan pupuk anorganik maka

tanaman menjadi kekurangan makanan kimiawi untuk tanaman, sehingga tanaman

tersebut kekurangan unsur hara dalam pertumbuhannya.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lokasi, beberapa hal

penyebab tidak berjalannya kegiatan pemeliharaan sesuai SOP, karena

ketersediaan sarana yang cukup terbatas dalam melakukan pemeliharaan tanaman,

seperti kebutuhan pupuk dan pestisida, dan sumber daya manusia yang terbilang

sedikit, yaitu hanya beranggotakan 7 orang. Kelompok tani di lokasi ini dibentuk

oleh kelurahan setempat hingga tidak sepenuhnya mendapat bantuan atau fasilitas

dari intansi terkait karena tidak terpenuhinya kriteria yang disyaratkan

berdasarkan Dinas Ketahanan Pangan (2017) yaitu “kelompok tani yang

Page 60: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

48

beranggotakan minimal 20 orang yang berdomisili berdekatan dalam satu

kawasan, sehingga dapat membentuk komunitas lorong melalui pengembangan

Cabai”.

Namun kegiatan pemeliharaan beberapa tanaman cabai masih berlanjut di

lokasi kelomok tani tersebut, ketua kelompok tani mengungkap bahwa hal

tersebut karena tanaman cabai tetap tumbuh dengan baik meski tanpa tambahan

pupuk, serta serangan OPT terbilang sedikit dan masih bisa dikendalikan secara

manual.

4. Teknik Pemanenan

Gambar 8. Skoring teknik pemanenan pada budidaya tanaman cabai

Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya yang

bertujuan agar cabai dapat disimpan lebih lama. (Nurfalach, 2010). Hal-hal yang

menjadi penilaian pemanenan berdasarkan SOP dapat dilihat pada Tabel 3, yaitu

umur panen buah, teknik pemanenan, dan interval waktu panen buah

selanjutnya. Adapun uraiannya ialah cabai pertama dipanen pada umur 70 s/d 75

hst, kemudian buah yang dipetik sudah tua (berwarna merah) dan tidak

75.0075.00

50.00

75.00

50.0050.00

75.00

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

Pemanenan

skor pemanenan

Page 61: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

49

mematahkan tangkai, lalu panen berikut dilakukan dengan interval waktu 7 s/d

10 hari.

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa skoring untuk teknik

pemanenan mulai yang tertinggi adalah kelurahan Panaikang, Tello Baru,

Karuwisi dan Pampang dengan skoring 75, dan kelurahan Karampuang, Sinrijala,

dan Karuwisi Utara dengan skor 50. Kelompok tani rata-rata sudah melakukan

prosedur pemanenan sesuai SOP.

Untuk kelurahan Panaikang, Tello Baru, Karuwisi dan Pampang dengan

skoring 75 atau teknik pemanenan sesuai dengan SOP, rata-rata kelompok tani

telah melakukan pemanenan dengan melihat umur panen pertama, akan tetapi

untuk inteval waktu pemanenan selanjutnya dilakukan kurang dari 7 hari atau

tidak lagi sesuai dengan SOP.

Selanjutnya kelurahan dengan skor terendah yaitu Sinrijala, Karampuang

dan Karuwisi Utara dengan skoring 50 atau teknik pemanenan cukup sesuai

dengan SOP, dimana setelah panen pertama, interval waktu pemanenan

selanjutnya tidak lagi menjadi perhatian kelompok atau tidak sesuai SOP.

Prosedur pemanenan hanya meihat kondisi buah cabai yang mulai memerah tanpa

interval waktu pemanenan, hal tersebut disebabkan oleh faktor lingkungan yang

pada penduduk dan kebutuhan dapur anggota kelompok dan warga sekitar.

Dari semua kelompok tani yang tidak memerhatikan prosedur interval

pemanenan selanjutnya disebabkan oleh beberapa hal berupa pemanfaatan hasil

produksi dari tanaman cabai hanya dikonsumsi sendiri dan dibebaskan untuk para

Page 62: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

50

anggota dan tetangga sekitar mengambil kapan pun dibutuhkan, sehingga setelah

sekali panen, interval waktu panen berikut tidak mejadi patokan lagi.

5. Produksi Panen Pertama Tanaman

Produksi panen pertama tanaman cabai pada kegiatan urban farming

kelompok tani di Kecamatan Panakkukang setelah melalui beberapa aspek

budidaya yang telah dijabarkan sebelumnya, kemudian hasil produksi panen

pertama yang datanya diperoleh dari hasil wawancara dengan ketua dan anggota

kelompok tani setempat, dibandingkan potensi keberhasilannya berdasarkan

penilaian laporan jumlah produksi yang dinilai maksimal oleh Dinas Ketahanan

Pangan Kota Makassar. Berikut yang dipaparkan (F) selaku pihak dari Dinas

Ketahanan Pangan yang menangani program kegiatan urban farming di Kota

Makassar:

“...Ada pemantauan tentang produksinya, rata-rata kelompok tani memanggilpenyuluh pada saat panen, dikatakan sudah berhasil jika produksi yangdidapatkan mencapai 200 gram/pohon per panen, disitukan bisa 5-6 kali panendalam setahun, yang berarti 200 g x 5 = 1 kg atau lebih hasil produksi (produksiyang diharapkan)...”

Maksud pernyataan di atas adalah bahwa sebelum proses pemanenan akan

dilakukan, penyuluh akan dikabarkan terlebih dahulu untuk memantau hasil

produksi yang didapatkan kelompok tani, jika produksi yang didapatkan 200

gram/tanaman maka potensi hasil tersebut sudah dikatakan maksimal, dimana jika

tanaman cabai terus berproduksi hingga 5-6 kali maka produksi keseluruhan

diharap dapat mencapai 1 kg/tanaman.

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas dan pengamatan di lokasi

penelitian, maka potensi hasil produksi tanaman cabai dianggap sudah maksimal

Page 63: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

51

pada 200 gram/tanaman tiap kali panen. Dari pertimbangan tersebut juga,

selanjutnya hasil produksi panen pertama tanaman cabai digambarkan pada

Gambar 9.

Gambar 9. Hasil produksi panen pertama tanaman cabai (potensi 200 g/tanaman)

Jika dikaitkan pernyataan tersebut di atas dengan Gambar 9, maka hasil

produksi panen pertama tanaman cabai di Kecamatan Panakkukang masing-

masing adalah Kelurahan Panaikang dengan produksi 130 gram/tanaman, Sinrijala

125 gram/tanaman dari total rata-rata produksi kelompok tani 1 (Sikamasean) 150

gram/tanaman dan kelompok tani 2 (Damai) 100 gram/tanaman, Tello Baru 120

gram/tanaman, Karuwisi dan Pampang 100 gram/tanaman, Karuwisi Utara 80

gram/tanaman, dan Karampuang 50 gram/ tanaman. Dimana kelurahan Panaikang

memperoleh persentase hasil produksi tertinggi dan kelurahan Karampuang

dengan persentase hasil produksi terendah.

Hasil produksi panen pertama tersebut di atas masih terbilang rendah,

dikarenakan masih terdapat beberapa kelompok tani yang ketersediaan sarana

terutama pada tahap pemupukan masih kurang dan jika dibandingkan dengan

65 60

25

5062.5

4050

010203040506070

Produksi panen pertama

produksi panen pertama

Page 64: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

52

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Antonius dan Rahmi (2016) dengan hasil

produksi panen pertama tanaman cabai rawit yang didapatkannya sebanyak

343,96 gram/tanaman, pada perlakuan pupuk majemuk NPK dosis 3

gram/polybag.

6. Hasil Evaluasi Kegiatan Teknik Budidaya dengan Produksi

Gambar 10. Hasil evaluasi kegiatan budidaya tanaman cabai

Dari semua teknik budidaya tanaman cabai yang diterapkan oleh

kelompok tani di kecamatan Panakkukang kota Makassar berdasarkan kesesuaian

dengan standar operasional prosedur, teknik budidaya dengan skor tertinggi

terdapat pada tahap penyemaian dan pemeliharaan dengan rata-rata skor 53,57

atau dengan rata-rata teknik yang dilakukan cukup sesuai dengan SOP. Namun,

berdasarkan Gambar 10, mengenai hasil evaluasi teknik budidaya tanaman cabai

berdasarkan SOP di Kecamatan Panakukang Kota Makassar, maka kesesuaian

teknik budidaya tanaman cabai berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Page 65: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

53

pada teknik pemeliharaan yang dilakukan kelompok tani dirasa sinkron atau

sejalan terhadap hasil produksi tanaman cabai yang di dapatkan. Berikut

uraiannya :

Kelurahan Panaikang dengan teknik pemeliharaan dengan skor 75 atau

sesuai dengan SOP, persentase produksi 65%. Kelurahan Tello Baru teknik

pemeliharaan dengan skor 75 atau sesuai dengan SOP, persentase produksi 60%.

Kelurahan Karampuang teknik pemeliharaan dengan skor 25 atau kurang sesuai

dengan SOP, persentase produksi 25%. Kelurahan Karuwisi teknik pemeliharaan

dengan skor 50 atau cukup sesuai dengan SOP, persentase produksi 50%.

Kelurahan Sinrijala teknik pemeliharaan dengan skor 50 atau cukup sesuai dengan

SOP, persentase produksi 62,5%. Kelurahan Karuwisi Utara teknik pemeliharaan

dengan skor 50 atau cukup sesuai dengan SOP, persentase produksi 40%. Dan

Kelurahan Pampang teknik pemeliharaan dengan skor 50 atau cukup sesuai

dengan SOP, persentase produksi 50%.

Kegiatan pemupukan merupakan salah satu kegiatan terpenting dalam

pemeliharaan tanaman didalam polybag yang mempengaruhi produksi tanaman

cabai tersebut. Hal tersebut berdasarkan Tjandra (2011) dalam Umah (2012) yang

menyatakan bahwa pemupukan menyebabkan kebutuhan zat-zat hara terpenuhi,

zat-zat hara merupakan elemen yang penting untuk pertumbuhan tanaman, tanpa

adanya zat hara, pertumbuhan tanaman akan terganggu bahkan mati, oleh karena

itu pemupukan harus rutin dilakukan hingga tanaman berumur maksimal. Dan

juga didukung oleh Duaja dkk (2012) yang menyatakan di dalam sistem pertanian

Page 66: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

54

modern, penggunaan pupuk anorganik telah terbukti dapat meningkatkan hasil

panen.

Adapun untuk kelurahan Karampuang dan Karuwisi Utara yang memiliki

persentase produksi terendah masing-masing yaitu 25% dan 40%, dengan teknik

pemeliharaan masing-masing mendapat skor 25 dan 50. Berdasarkan hasil

pengamatan di lokasi, faktor ketersediaan sarana dan partisipasi seluruh anggota

kelompok yang menjadi permasalahan utama. Berdasarkan hasil wawancara,

anggota kelompok tani Dirgantara di kelurahan Karampuang rata-rata telah

berusia lanjut sekitar 55 tahun ke atas dan hanya ketua kelompok tani yang masih

berusia muda yaitu W (30 tahun), dimana faktor keadaan fisik anggota dan

kesibukan masing-masing anggota menjadi beberapa sebab anggota kelompok

kurang berpartisipasi dalam kegiatan budidaya tanaman hingga berdampak pada

keberlanjutan kegiatan. Hingga saat observasi di lokasi penelitian, terlihat jumlah

tanaman cabai yang tersisa di lahan tinggal beberapa pohon saja, dengan kondisi

tanaman cabai kurang terawat. Selain itu, pada permasalahan ketersediaan sarana

berupa pupuk lanjutan yang tidak di dapatkan kelompok tani, tidak terdapat

inovasi lain dari kelompok tani untuk menggantikan pemupukan tersebut seperti

memanfaatkan limbah sekitar untuk dijadikan POC dan lainnya.

Sedangkan dikelompok tani Majurong di kelurahan Karuwisi Utara, rata-

rata berusia 46 tahun ke atas, namun hanya ketua kelompok tani S (69 tahun) yang

aktif dalam kegiatan keberlanjutan dan pemeliharaan berupa pemberian pupuk

pada pertanaman cabai tersebut, hingga kurang maksimalnya kegiatan pada

tahapan pemeliharaan, baik dari segi interval pemberian pupuk, maupun

Page 67: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

55

pemerataan dosis pupuk yang disiramkan ke tanaman. Peryataan tersebut didukung

oleh pertanyaan Hernanto (1998) dalam Prihatin (2016), bahwa usia produktif berada

pada usia 15-50 tahun. Dengan kondisi petani responden yang rata-rata berumur

produktif maka mampu mengelola usahataninya secara maksimal guna meningkatkan

produksi. Sedangkan jika umur petani yang lebih dari 50 tahun cenderung hanya

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah biasa diterapkan oleh warga setempat.

Hal-hal di atas berdasarkan dengan pendapat Prihatin (2016), bahwa umur

sangat berpengaruh terhadap kemampuan fisik, mental, dan cara berfikir seseorang.

Secara umum dapat dikatakan bahwa petani yang berusia muda dan sehat fisik serta

mentalnya akan memiliki produktifitas kerja yang lebih tinggi. Umur juga

berpengaruh dalam respon petani terhadap teknologi dan inovasi baru untuk

mengambil keputusan tentang pengembangan usahataninya. Selain itu, menurut

Hernanto (1998) dalam Prihatin (2016), pada umumnya petani yang berumur makin

tua, pertimbangan dan pengambilan keputusannya relatif lebih lama dibandingkan

petani yang berumur relatif muda dan sehat, memiliki kemampuan fisik yang lebih

cepat menerima hal-hal baru yang dianjurkan, karena petani yang berusia lebih muda

lebih berani mengambil resiko.

4.3.2 Sayuran Organik Lainnya

Pada kegiatan ini, hanya terdapat 3 kelurahan yang melakukan kegiatan

budidaya tanaman selain cabai, dan dilakukan secara organik di kecamatan

Panakkukang Kota Makassar. Berikut data hasil skoring kegiatan budidaya

sayuran organik kelompok tani berdasar dari SOP:

Page 68: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

56

1. Teknik penyemaian

Gambar 11. Skoring teknik penyemaian pada budidaya sayuran organik

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa dari ketiga kelurahan yang

melakukan kegiatan budidaya sayuran organik, kelurahan Tello Baru memiliki

skoring tertinggi yaitu 62,50 atau teknik penyemaian sesuai dengan SOP,

Karuwisi dengan skoring 25 atau teknik penyemaian kurang sesuai dengan SOP

dan yang terendah kelurahan Karampuang dengan skoring 0 atau tidak melakukan

penyemaian atau tidak sesuai dengan SOP.

Penilaian yang mempengaruhi skoring pada teknik penyemaian yaitu

media semai yang digunakan serta prosedur penyemaian. Media penyemaian

berupa campuran tanah, pupuk kandang/kompos, dan arang sekam, adapun

prosedur penyemaian yang dianjurkan yaitu menyebar benih atau membuat lubang

tanam pada media dengan jarak ±1 cm, kemudian menebarkan furadan (jika

diperlukan) untuk menghindari serangan semut atau ulat tanah, lalu dilakukan

penyiraman secara hati-hati hingga media basah dengan interval 2-3 kali sehari,

dan yang terakhir, meletakkan semaian ditempat terlindungi dari deraan hujan

langsung dan cukup terkena panas matahari, hal ini didukung oleh Suhardi dkk

62.50

25.00

0.000.00

10.0020.0030.0040.0050.0060.0070.00

Penyemaian

skor penyemaian

Page 69: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

57

(1995) dalam Irwanto (2006) bahwa pengaturan naungan sangat penting untuk

menghasilkan semai-semai yang berkualitas.

Persemaian untuk tanaman sayuran biasa dilakukan pada tanaman yang

mempunyai biji kecil, contohnya tanaman selada, cabe, terung, sawi, tomat dll

(Pracaya, 2004). Pada lokasi penelitian, jenis tanaman sayur yang banyak

dibudidayakan secara organik adalah tanaman berbiji kecil dan butuh penyemaian

terlebih dahulu untuk penyeleksian benih dan bibit.

Pada kelurahan Tello Baru yang mendapatkan skoring 62,50 atau teknik

penyemaian sesuai dengan SOP. Terdapat 2 kelompok tani yang menjadi sampel

penelitian, dimana pada kelompok tani 1 (Asoka) mendapatkan skor 50 atau

teknik penyemaian yang dilakukan cukup sesuai dengan SOP, terdapat

kekurangan pada media semaian tanpa tambahan arang sekam, serta tidak

menjaga kelembaban semaian sesuai SOP, karena penyiraman dari awal hanya

dilakukan sehari sekali saja. Kegiatan penyemaian di kelompok ini hanya

dilakukan di lahan utama kelompok saja, mengingat jumlah tanaman sayuran yang

dibudidayakan tidak begitu banyak, terlebih kelompok aktif pada program BuLo

yang dominan membudidayakan cabai sebagai komoditi utama. Penyemaian

tanaman sayuran hanya aktif dilakukan oleh beberapa orang saja yang tinggal

paling dekat dengan lahan utama. Kegiatan dilakukan dengan menyemai benih

langsung di polybag dengan media tanah dan kompos kemudian meletakkannya

ditempat terlindungi dari deraan hujan langsung dan cukup terkena panas

matahari. Adapun jenis tanaman yang di budidayakan secara organik di lokasi

berdasarkan hasil observasi yaitu tanaman kangkung, sawi, dan tomat.

Page 70: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

58

Sedangkan di kelompok tani 2 (KWT Citra) Kelurahan Tello Baru

memperoleh skor 75 atau teknik penyemaian tanaman telah sesuai dengan SOP,

hanya terdapat kekurangan pada media yang tidak terdapat arang sekam. Proses

penyemaian di lokasi dilakukan secara berkelompok, menggunakan talang persegi

dengan media tanah dan kompos. Hal tersebut karena kondisi lahan KWT Citra

yang berbeda dengan kelompok tani lainnya, KWT yang beranggotakan 40 orang

wanita ini memecah kembali anggotanya menjadi 8 kelompok kecil berdasarkan

lingkungan RT tempat tinggalnya. Begitupun lahan sepanjang sungai sebagai

lokasi budidaya tanaman dibagi dan dibatasi dengan pagar kayu dan masing-

masing lahan kelompok RT dibangun gazebo sederhana, di gasebo inilah salah

satu fungsinya sebagai tempat semaian agar terlindungi dari deraan hujan dan

paparan sinar matahari yang berlebih. Adapun jenis tanaman yang dibudidayakan

di lokasi tersebut berdasarkan hasil observasi yaitu sawi, bawang merah, wortel,

kangkung, dan okra. Partisipasi anggota kelompok tani sangat terlihat dampaknya

bagi keberlanjutan budidaya tanaman sayuran di lokasi, berdasarkan hasil

wawancara dan observasi di anggota KWT rutin mengadakan kerja bakti setiap

hari sabtu dan minggunya untuk memperbaiki lahan, serta tiap minggunya

mengadakan pengumpulan bersama penyuluh untuk pencatatan laporan kegiatan

sambil sharing dan lainya.

Untuk Kelurahan Karuwis dengan skor 25 atau teknik penyemaian kurang

sesuai dengan SOP. Prosedur penyemaian di lokasi berdasarkan hasil wawancara,

dilakukan dengan menggunakan polybag besar, namun terdapat kekurangan yaitu

pada interval penyiraman hanya sekali sehari, peletakan semaian di ruang terbuka

Page 71: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

59

dan media tanam tanpa tambahan arang sekam. Dimana arang sekam menurut

Supriyanto & Fiona (2010), merupakan bahan pembenah tanah yang mampu

memperbaiki sifat-sifat tanah dalam upaya rehabilitasi lahan dan memperbaiki

pertumbuhan tanaman.

Dan untuk Kelurahan Karampuang dengan skor 0 atau teknik penyemaian

tidak sesuai dengan SOP, dimana kelompok tani tidak melakukan teknik

penyemaian tanaman terlebih dahulu, melainkan langsung menanam benih

langsung ke media tanam tanah dan kompos.

Dari perbandingan ketiga kelurahan tersebut, berdasarkan hasil pengamatan

bahwa partisipasi pada masyarakat, pengalaman, serta keterlibatan penyuluh

merupakan beberapa faktor utama yang mempengaruhi hal awal berjalannya

kegiatan pertanian organik sesuai dengan SOP, baik mulai awal penyemaian dan

lainnya.

2. Teknik penanaman

Gambar 12. Skoring teknik penanaman pada budidaya sayuran organik

Berdasarkan hasil wawancara dari tiga kelurahan yang melakukan

kegiatan budidaya tanaman secara organik, Kelurahan Tello Baru memiliki

skoring tertinggi yaitu 62,50 terhadap teknik penanaman tanaman organik

62.5050.00

25.00

0.0020.0040.0060.0080.00

Penanaman

skor penanaman

Page 72: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

60

berdasarkan SOP, Kelurahan Karuwisi dengan skoring 50, dan Karampuang

dengan skoring 25.

Skor teknik penanaman di atas dinilai dari penggunaan media tanam,

dimana jenis tanaman sayuran daun lebih memerlukan media tanam yang gembur

dan mudah ditembus akar. Selanjutnya, prosedur pemindahan benih atau bibit di

lahan atau polybag yang harus memperhatikan beberapa hal berupa jarak tanam,

teknik memasukkan bibit ke lubang tanam dan lainnya.

Untuk kelurahan Tello Baru dengan skor 62,50 atau teknik penanaman

sebagian kelompok cukup sesuai berdasarkan SOP. Terdapat 2 sampel Kelompok

tani yang melakukan budidaya sayuran organik dengan teknik penanaman yang

hampir sama, namun tanpa penambahan media arang sekam. Adapun untuk

kelompok tani 1 (Asoka) mendapatkan skor 50,00 atau teknik penanaman cukup

sesuai dengan SOP, kekurangan utama terdapat pada teknik seleksi bibit yang

tidak dilakukan, mengingat benih langsung disemaikan ke polybag, dan media

tanam tanpa penambahan arang sekam. Berdasarkan hasil observasi sayuran

organik yang dominan dibudidayakan oleh kelompok Asoka berupa kangkung,

kegiatan penanaman tetap dilakukan di lahan utama kelompok dengan jumlah

tanaman yang tidak begitu banyak.

Berbeda dengan kelompok 2 (KWT Citra) dengan skor 75 atau teknik

penananman yang dilakukan telah sesuai dengan SOP, hanya terdapat kekurangan

pada penambahan media arang sekam. Seperti yang dijelaskan pada teknik

penyemaian, hingga penanaman pun partisipasi anggota kelompok tani semakin

meningkat. Partisipasi dimaksudkan menurut Wazir et al., (1999) dalam

Page 73: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

61

Firmansyah, (2009) sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam

interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa

berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui

berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan,

kesetiaan, kepatuhan dan tanggungjawab bersama. Kegiatan kerja bakti dilakukan

oleh kelompok Citra jika telah sampai pada tahapan ini, hingga jumlah sayuran

yang dibudidayakan terbilang banyak dan terdapat beberapa jenis. Lahan kegiatan

kelompok tidak hanya sebagai lahan budidaya pertanian tetapi juga sebagai lokasi

destinasi wisata yang menarik bagi masyarakat setempat, karena lokasi yang

berada di tepian sungai Tello dan terdapat gazebo sebagai tempat bersantai.

Untuk Kelurahan Karuwisi yang mendapatlkan skor 50, atau teknik

penanaman cukup sesuai dengan SOP, kegiatan penanaman dilakukan dengan

membagi atau memindahkan tanamkan semaian yang berada di satu wadah

polybag besar ke polybag kosong lainya, dan tidak dilakukan proses seleksi bibit

pada tahapan ini, dan kekurangan lain terdapat pada media tanam yang tanpa

penambahan arang sekam. Kelurahan Karuwisi melakukann kegiatan budidaya

tanaman sayuran berdasar pada antusias anggota kelompoknya, dimana cara

bertanam sayuran dilakukan berdasarkan pengalaman, dan ketersediaan benih dan

sarana lainnya dibeli oleh beberapa anggota kelompok. Kegiatan penanaman

dilakukan bersama di satu lahan, namun jumlah keberadaan tanaman sayuran

berdasarkan hasil observasi masih terbilang sedikit.

Sedangkan di kelurahan Karampuang yang mendapat skor 25,00 atau

teknik penanaman kurang sesuai dengan SOP, dimana terdapat kekurangan pada

Page 74: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

62

media tanpa tambahan arang sekam, dan langsung melakukan penanaman benih

ke media tanam (tanpa disemaikan). Kegiatan penanaman dilakukan oleh

beberapa anggota kelompok dalam skala kecil. Kegiatan di kelompok tersebut

sepenuhnya di dukung oleh kelurahan setempat untuk beberapa ketersediaan

sarana dan penyuluhan yang di dapat hanya sebanyak 2 kali setelah kelompok

terbentuk. Berdasarkan hasil observasi, belum terlihat keberlajutan dari kegiatan

budidaya tanaman di lokasi, hanya tersisa sedikit tanaman kangkung, pare dan

tomat, yang selahan dengan tanaman hias lavender.

Dari hal di atas, maka dapat dikatakan bahwa partisipasi dan ketersediaan

sarana terikat satu sama lainnya, terlihat pada KWT Citra di Tello Baru, karena

partisipasi anggota yang tinggi serta tersedianya sarana yang diberikan instansi

terkait, membuat kegiatan budidaya tanaman terus berlanjut, walaupun

sebelumnya beberapa tanaman rusak karena banjir, sedangkan di Kelurahan

Karuwisi antusias anggota besar namun ketersediaan sarana kurang memadai di

lokasi. Dari hasil kunjungan di Dinas Ketahanan Pangan diketahui bahwa kedua

kelompok tani memang berada dalam 2 program berbeda, hanya kwt Citra yang

termasuk dalam program khusus kelmpok wanita tani, karena jumlah anggota dan

lokasi yang telah memenuhi kriteria, sedangkan kelompok yang lain masih pada

kelompok tani lorong dalam kegiatan BuLo.

Page 75: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

63

3. Teknik pemeliharaan

Gambar 13. Skoring teknik pemeliharaan pada budidaya sayuran organik

Dari gambar di atas dapat dilihat hasil kesesuaian ketiga kelurahan dalam

melakukan kegiatan budidaya tanaman organik pada tahapan pemeliharaan.

Kelurahan Tello Baru memiliki skoring tertinggi yaitu 87,50 terhadap teknik

pemeliharaan tanaman organik berdasarkan SOP, Kelurahan Karuwisi dengan

skoring 75, dan Karampuang dengan skoring 25.

Teknik pemeliharaan tanaman yang diterapkan kelompok tani di

Kelurahan Tello Baru memperoleh skoring tertinggi yaitu 87,50 atau rata-rata

kelompok tani di kelurahan tersebut melakukan teknik pemelihaaran sesuai

dengan SOP. Terdapat 2 kelompok tani di kelurahan tersebut, salah satunya yaitu

KWT Citra yang untuk proses pemeliharaannya mendapatkan skoring 100 atau

sangat sesuai dengan SOP, hal tersebut dipicu oleh beberapa hal berupa,

ketersediaan sarana yang memadai, sumber daya manusia cukup banyak,

pertemuan dan penyuluhan yang rutin dilakukan, serta pengalaman dari kelompok

tani yang sudah memulai kegiatan sejak 3 tahun lalu. Menurut Gomez (1995)

dalam Sukmawati (2011) pengalaman memberikan kemampuan seseorang untuk

87.5075.00

50.00

0.0020.0040.0060.0080.00

100.00

Pemeliharaan

skor pemeliharaan

Page 76: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

64

belajar dari perjalanannya dan menarik suatu hal yang bernilai sebagai modal

untuk kehidupan selanjutnya. Sedangkan untuk kelompok Asoka memperoleh

skor 75 atau teknik pemeliharaan tanaman organik sesuai dengan SOP, dimana

terdapat kekurangan pada pemberian pupuk organik susulan yang tidak begitu

menjadi perhatian utama.

Memberikan pupuk organik yang bervariasi seperti kombinasi pupuk

kandang dan pupuk hijau sangat dianjurkan sehingga semua unsur hara yang

dibutuhkan tanaman cukup tersedia. Untuk meningkatkan kesuburan tanah,

pengembalian sisa panen/serasah tanaman ke dalam tanah dalam bentuk segar

atau kompos perlu dilakukan.Untuk sayuran yang dibudidayakan secara organik,

jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos, baik

berbentuk curah maupun granul. Pupuk susulan dapat berupa pupuk organik cair

yang telah tersedia di toko-toko sarana pertanian atau dengan cara membuat

sendiri. Selain pemupukan, penyiraman dan perlindungan tanaman terhadap OPT

juga menjadi aspek penilaian (Shinta, 2014).

Untuk kelurahan Karuwisi yang mendapat skor 75 atau teknik

pemeliharaan sesuai dengan SOP, terdapat kekurangan pada interval penyiraman

yang hanya sekali, dan pemupukan susulan yang tidak menjadi perhatian utama.

Berdasarkan hasil wawancara, kegiatan pemeliharaan tanaman sayuran (selain

cabai) yang dilakukan oleh kelompok tani di kelurahan Karuwisi merupakan hasil

inisiatif kelompok itu sendiri, karena mereka hanya tergolong kelompok tani

lorong yang mengikuti program BuLo dengan komoditi cabai, sehingga

Page 77: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

65

penyuluhan atau pelatihan akan sayuran organik belum pernah di dapatkan

sebelumnya.

Sedangkan untuk kelurahan Karampuang yang mendapatkan skor terendah

yaitu 50 atau teknik pemeliharaan cukup sesuai dengan SOP, terdapat kekurangan

pada tidak dilakukannya pemberian pupuk organik susulan. Hanya penyiraman

dan pengamatan tanaman terhadap gangguna OPT secara rutin. Berdasarkan hail

wawancara di lokasi, tidak maksimalnya kegiatan pemeliharaan tanaman karena

faktor sumber daya manusia yang kurang memadai di kelompok tersebut serta

kurangnya minat masyarakat untuk turut bergabung dengan kelompok, dimana

jumlah anggota kelompok tani di lokasi hanya 7 orang dan hanya beberapa saja

yang aktif dari ketujuhnya. Berikut pernyataan ketua kelompok tani Dirgantara

mengenai hal tersebut:

“Sebenarnya yang dari 7 itu orang 2 orang ja sama mertuaku yang rutinsama pak RW juga, tapi kan dia tidak masukji dalam kelompok. Kalo yang lainyang 5 orang itu begituji saja, biasanya kalo kita dikasi dari \kelurahan kayakbibit, 7 orangki bergabung, tapi 2 orang jeki stengah mati rawatki”.

Maksud dari pernyataan di atas adalah terdapat tujuh orang anggota

kelompok tani yang telah terdaftar di kantor kelurahan setempat, namun pada

beberapa tahapan kegiatan budidaya tanaman, hanya dua orang saja dibantu oleh

ketua RW yang aktif melakukan pemeliharaan lanjutan dan jika terdapat beberapa

bibit tanaman bantuan dari kelurahan hanya dua orang saja dari anggota kelompok

tani tersebut yang merasa kualahan merawatnya.

Page 78: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

66

4. Gambaran Perbandingan Hasil Kegiatan Budidaya Sayuran Organik

1. Kelurahan Tello Baru

(a) (b) (c)Gambar 14. Budidaya Tanaman Organik Kelompok Wanita Tani Citra, 2018.

(a) Kegiatan penanaman oleh beberapa anggota kelompok tani(b) Tanaman sawi dan bawang merah di polybag(c) Semaian tanaman wortel

(a) (b)Gambar 15. Budidaya Tanaman Organik Kelompok Wanita Tani Asoka, 2018.

(a) Tanaman kangkung di polybag(b) Tanaman tomat di polybag

Page 79: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

67

2. Kelurahan Karuwisi

(a) (b) (c)Gambar 16. Budidaya Tanaman Organik Kelompok Tani Makmur, 2018.

(a) Tanaman labu siam(b) Tanaman okra di polybag(c) Tanaman sawi di polybag

3. Kelurahan Karampuang

(a) (b)

Page 80: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

68

(c) (d)Gambar 17. Budidaya Tanaman Organik Kelompok Tani Dirgantara, 2018.

(a) Tanaman pare(b) Tanaman kangkung(c) Tanaman terong dan sereh(d) Lokasi lahan kegiatan urban farming

Dari Gambar 14, 15, 16, dan 17, dapat dilihat bahwa budidaya tanaman

yang dilakukan di kelurahan Tello Baru lebih bervariasi dengan pola penyusunan

polybag yang rapi dan seragam, dan terdapat beberapa jenis tanaman sayuran di

KWT Citra. Kelurahan Karuwisi dengan beberapa jenis tanaman, dan penyusunan

polybag yang cukup rapi, namun dalam jumlah yang masih sedikit. Dan di

Kelurahan Karampuang tersisa sedikit tanaman saja, dan terlihat kurang

terpelihara.

Page 81: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

69

4.4 Permasalah/Kendala Kegiatan Urban Farming

Gambar 18. Tingkat permasalahan kegiatan urban farming

Keterangan:1. Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)2. Kebutuhan sarana yang tidak memadai3. Kurangnya penyuluhan mengenai teknik budidaya tanaman berdasarkan

SOP4. Sumber Daya Manusia yang kurang (kurangnya partisipasi anggota

kelompok tani)

Berikut tabel yang menjadi acuan Gambar 18, permasalahan urban farming

per kelompok tani di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar:

Tabel 7. Permasalahan selama kegiatan urban farming kelompok tani

No KelurahanKelompok

TaniI II III IV Keterangan

1. Tello BaruAsoka

I : kutu putih & keriting daunIV : kegiatan pemeliharaantanaman

Citra I : keong & semut2. Panaikang Angkasa I : kutu putih

3. Karampuang Dirgantara

II : alat penunjang & pupukanorganikIII : teknik pemeliharaanIV : kegiatan pemeliharaan &keberlanjutan budidaya tanaman

4. Karuwisi Makmur II : pupuk anorganik & benihsayuran (selain cabai)III : teknik penyemaian &

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.00

1 2 3 4

55.56 55.56

33.33

66.67

Page 82: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

70

pemeliharaan

5. Sinrijala

Sikamasean II : pupuk anorganikIV : keberlanjutan budidayatanaman

Damai

I : kutu putih, ayamIII : teknik penyemaian &pemanenanIV : keberlanjutan budidayatanaman

6.Karuwisi

UtaraMajurong

I : kutu putihIII : teknik pemeliharaan dalampenggunaan pupuk anorganikIV : dalam hal pemeliharaantanaman

7. Pampang Krisan

I : kutu putihII : peralatan penunjang dalamkegiatan peeliharaanIV : pemeliharaan rutin &keberlanjutan budidaya tanaman

Sumber: Data Primer Diolah (2018)

Berdasarkan gambar di atas terlihat berbagai macam permasalahan kegiatan

pertanian kelompok tani di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar, pada

permasalahan pertama yaitu serangan OPT sebanyak 55,56% kelompok tani

mengaku mengalami dampak dari gangguan OPT terhadap tanaman yang mereka

budidayakan. Namun, berdasarkan hasil wawancara, walaupun sejumlah

kelompok bermasalah oleh serangan OPT sebagian besar kelompok tani masih

bisa mengatasi hal tersebut, atau serangan tidak sampai di atas ambang batas

ekonomi. Adapun jenis OPT yang kerap mengganggu tanaman di lokasi kegiatan

budidaya tanaman kelompok tani di kecamatan Panakkukang Kota Makaassar

pada pertanaman cabai berupa kutu putih sedangkan pada pertanaman sayuran

organik, yaitu berupa semut dan keong (lokasi sekitar sungai).

Lalu pada permasalahan ke dua pada kebutuhan sarana yang tidak memadai,

sebanyak 55,56% kelompok tani mengalami dampak kekurangan ketersediaan

Page 83: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

71

sarana terhadap keberlanjutan kegiatan budidaya pertanian di lokasi kegiatan,

yaitu tidak berjalannya prosedur pemeliharaan berupa perlakuan pemupukan pada

tanaman sesuai SOP.

Permasalahan ketiga yaitu kurangnya penyuluhan tentang teknis budidaya

tanaman berdasarkan SOP dirasakan oleh 33,33% kelompok tani di Kecamatan

Panakkukang Kota Makassar. Mayoritas kelompok tani di lokasi baru mengetahui

cara budidaya pertanian setelah adanya program yang disosialisasikan instansi,

serta penyuluh yang turun langsung ke lapangan memberikan informasi dan

mempraktekkan prosedur teknik penanaman tanaman hortikultura yang baik.

Pengetahuan akan budidaya pertanian berdasarkan SOP juga sangat berdampak

pada keberlanjutan kegiatan. Hanya saja pada tahapan selanjutnya seperti teknik

pemeliharaan tanaman terutama pada tahap pemupukan, tak jarang kelompok tani

yang ditemui masih belum mengerti prosedur melakukannya dengan baik. Bahkan

terdapat beberapa petani yang enggan menggunakan pupuk yang diberikan karena

pernah mendapati pupuk berefek buruk pada tanamanya, hal ini diduga karna

dosis dan interval pemupukan yang tidak sesuai SOP. Peran penyuluhan masih

sangat dibutuhkan disini, hanya saja pengaturan jadwal pertemuan yang tidak

teratur hingga pada saat penyuluh berkunjung ke lahan kelompok tani, hanya bisa

menemui beberapa orang anggota saja. Hal tersebut juga disampaikan oleh (F)

selaku pihak dari instansi Dinas Ketahana Pangan Kota Makassar, setelah

ditanyakan tentang hal tersebut:

“...penyuluh bertugas membantu sepenuhnya kelompok binaannya, berdasarkanpada kebutuhan kerjanya di lapangan, karena kelompok binaan ini juga banyak.Jadi nanti akan ada kesepakatan antara pihak penyuluh dan kelompok tanisasaran, bahwa schedul budidaya tanaman diatur dan dilakukan berdasarkan

Page 84: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

72

periode-periode ini, misal periode penyemaian, pembibitan hingga panen. Itudiatur untuk menjadi panduan rutinitas penyuluh untuk turun di lapangan, kalotidak diatur seperti itu, kadang penyuluh ada di lapangan, tapi masyarakatnyatidak ada, masyarakatnya ada, tapi penyuluhnya yang tidak ada. Itu yang banyakterjadi...”

Maksud dari pernyataan di atas adalah bahwa setiap penyuluh berdasarkan

tupoksinya membantu kelompok tani binaanya selama proses budidaya tanaman

berlangsung, namun kurangnya konfirmasi kesepakatan waktu pertemuan antar

penyuluh dan anggota kelompok tani menyebabkan periode-periode pertemuan

tersebut terkendala dan kurang maksimal, sehingga beberapa anggota kelompok

tani tidak mendapatkan arahan teknik budidaya tanaman yang baik secara

lengkap, dan berpengaruh terhadap kegiatan budidaya pertanian yang dijalankan.

Permasalahan keempat mengenai sumber daya manusia yang kurang

merespon dan peduli terhadap keberlanjutan kegiatan budidaya pertanian di

kecamatan Panakkukang, sebanyak 66,67% kelompok tani merasakan dampak

berupa kewalahan atau harus bekerja keras selama masa pemeliharaan rutin dan

lainnya karena hanya sedikit tenaga saja yang ikut berpartisipasi. Persentase

permasalahan ini tergolong tertinggi dari yang lainnya, dengan berbagai faktor

yang mempengaruhi menurut Pangestu (1995), partisipasi masyarakat dalam

melakukan kegiatan dipengaruhi oleh beberapa faktor internal yakni karateristik

individu mencakup umur, tingkat pendidikan, jumlah beban keluarga, jumlah

pendapatan, dan pengalaman berkelompok serta faktor eksternal berupa hubungan

yang baik antara pelayanan kegiatan dan sasaran kegiatan.

Page 85: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

73

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Hanya tujuh dari 11 kelurahan yang terdapat kelompok tani aktif dalam

kegiatan urban farming di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar.

Diantara tujuh kelurahan tersebut, tiga diantaranya melakukan budidaya

tanaman sayuran (selain cabai) secara organik

2. SOP yang diterapkan oleh kelompok tani di Kecamatan Panakkukang

Kota Makassar, menunjukkan kesesuaian teknik budidaya dalam hal

penyemaian rata-rata 53,57%, penanaman rata-rata 48,21%, pemeliharaan

rata-rata 53,57%, dan prosedur pemanenan rata-rata 64,29%. Dengan rata-

rata presentase produksi panen pertama yang dihasilkan adalah 50,36%.

3. SOP yang diterapkan oleh kelompok tani di Kecamatan Panakkukang

Kota Makassar, menunjukkan kesesuaian teknik budidaya dalam hal

penyemaian rata-rata 29,17%, penanaman rata-rata 54,17%, dan

pemeliharaan rata-rata 79,00%.

4. Ketidak berlanjutan kegiatan budidaya pertanian oleh beberapa kelompok

tani di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar, dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu :

a) serangan organisme pengganggu tanaman,

Page 86: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

74

b) kurangnya ketersediaaan sarana pendukung kegiatan uban

farming,

c) penyuluhan yang tidak kontinu dan berdampak pada keterbatasan

pengetahuan kelompok tani akan teknik budidaya tanaman yang

tidak sesuai SOP,

d) sumber daya manusia yang berkontribusi aktif semakin berkurang.

4.2 Saran

Untuk keberlanjutan kegiatan urban farming diharapkan pemanfaatan

secara optimal oleh kelompok tani sarana yang digunakan, pengaturan periode

pertemuan kelompok tani dan penyuluh lebih jelas, dan kegiatan budidaya

tanaman berjalan sesuai dengan SOP.

Page 87: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

75

DAFTAR PUSTAKA

Agustinova, Danu Eko. 2015. Memahami Metode Penelitian Kualitatif; Teori &Praktik. Yogyakarta: Calpulis.

Anggrayni, Fika Mayrlina., dkk. 2015. Ketahanan Pangan Dan Coping StrategyRumah Tangga Urban Farming Pertanian dan Perikanan Kota Surabaya.Media Gizi Indonesia. Vol. 10, No. 2: hlm. 173–178.

Antonius, & Rahmi, Agus. 2016. Pengaruh Pemberian Pupuk NPK DGWCompaction dan POC Ratu Biogen Terhadap Pertumbuhan dan HasilTanaman Cabe Rawit (Capsicum Frutescent L.) Hibrida F-1 VarietasBhaskara. Jurnal AGRIFOR. Volume XV Nomor 1, ISSN : 1412 – 6885.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Belinda, Nadia. 2017. Pengembangan Urban Farming Berdasarkan PreferensiMasyarakat Kecamatan Semampir Kota Surabaya. Surabaya: FakultasTeknik Sipil dan Perencanaan ITS.

BPS Kota Makassar. 2017. Kota Makassar dalam Angka. Makassar: Badan PusatStatistika.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Cahya, D.L. 2014. Kajian Peran Pertanian Perkotaan Dalam PembangunanPerkotaan Berkelanjutan (Studi Kasus: Pertanian Tanaman ObatKeluarga di Kelurahan Slipi, Jakarta Barat). Forum Ilmiah. Volume 11Nomor 3. Hal 324-333.

Cohen, L., Marison, L, dan Morrison, K. 2007. Research Mrthods In Education.New York: Broutledge.

Darmawan, AH. 2015. Peran Ilmuwan Sosiologi dan PembangunanBerkelanjutan: Perspektif Sosiologi Klasik, Sosiologi Kontemporer danTeori Sosial Hijau. Bandung: UPI ICSE.

Dinas Ketahanan Pangan. 2016. Profil Inovasi Getar 1000 Longgar DinasKetahanan Pangan. https://opendata.makassar.go.id/dataset/ 0a253f5c-61be-4567-a052-d36b01a98839/resource/086197aa-ea2c-4c62-a660-7cf7f91df2a9/download/4.-bkp-longgar.pdf. Diakses pada tanggal 1November 2017.

Dinas Ketahanan Pangan. 2017. Pedoman Umum Cabai BuLo 2017. Makassar:Dinas Keatahanan Pangan Kota Makassar.

Page 88: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

76

Duaja, M. D., Arzita dan Y. Redo. 2012. Analisis Tumbuh Selada (Lactuca sativaL.) pada Perbedaan Jenis Pupuk Organik Cair. Jurnal Bioplantae, 1 (1):10-18.

Fauzi, Ahmad Rifqi., Ichniarsyah, Annisa Nur., Agustin, Heny. 2016. PertanianPerkotaan : Urgensi, Peranan, Dan Praktik Terbaik. JurnalAgroteknologi. Vol. 10 No. 01.

Firmansyah, Imam., Syakir, Muhammad,. & Lukma, Liferdi. 2017. PengaruhKombinasi Dosis Pupuk N, P, dan K Terhadap Pertumbuhan dan HasilTanaman Terung (Solanum melongena L.) [The Influence of DosageCombination Fertilizer N, P, and K on Growth and Yield of EggplantCrops (Solanum melongena L.)]. J. Hort. Vol. 27 No. 1 : 69-78.

Firmansyah, Saca. 2009. Partisipasi Masyarakat. https://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat/. Dikases pada tanggal 20Mei 2018.

Haletky, N. & O. Taylor. 2006. Urban Agriculture as a Solution to FoodInsecurity: West Oakland and People’s Grocery. Urban Agriculture inWest Oakland.

Iswoyo H, Dariati T, Vale B and Bryant M. 2018. Contribution Of Urban FarmsTo Urban Ecology Of A Developing City. Conf. Series: Earth andEnvironmental Scienc

Irwanto. 2006. Pengaruh Perbedaan Naungan Terhadap Pertumbuhan SemaiShorea sp di Persemaian. Yogyakarta: Sekolah Pasca Sarjana Prodi IlmuKehutanan - UGM.

Jalil, A. 2005. Kota: Dari Perspektif Urbanisasi. Jurnal Industri dan PerkotaanVolume IX Nomor 15. Hal 833-845.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Nurfalach, Devi Rizqi. 2010. Budidaya Tanaman Cabai Merah (Capsicum annumL.) Di Uptd Perbibitan Tanaman Hortikultura Pakopen. Surakarta:Fakultas Pertanian – Universitas Sebelas Maret.

Noorsya, AO & I Kustiwan. 2013. Jurnal Perencanaan Wilayah dan KotaBandung. SAPPK ITB. Bandung. Hal 89-99.

Pangestu, M.H.T.1995. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan KegiatanPerhutanan Sosial (Studi Kasus di KPH Cianjur, Jawa Barat) Tesis.Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 89: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

77

Pasir, Suprianto., & Hakim, Muh. Supwatul. 2014. Penyuluhan PenanamanSayuran dengan Media Polybag. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan,Universita Islam Indonesia. No. 3, September 2014 Halaman 159-163

Pracaya 2004. Bertanam Sayuran Organik di kebun, Pot dan Polibag. PenebarSwadaya. Jakarta.

Prasetiyo, WH. et.all. 2016. Urban Farming as A Civic Virtue Development inThe Environmental Field. International Journal of Environmental &Science Education: Vol.11 Issue 9.

Prihatin, Ana Puja. 2016. Hubungan Penyuluhan Pertanian dengan ProduktivitasKerja Petani Sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten MuaroJambi. Jambi: Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian - Universitas Jambi.

Rasti, S. 2013. Teknologi Pupuk Hayati untuk Efisiensi PemupukandanKeberlanjutan Sistem Produksi Pertanian. Peneliti Badan LitbangPertanian di Balai Penelitian Tanah. Bogor. Hlm : 727-738.

Said, Ali., dkk. 2016. Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan(Sustainable Development Goals) di Indonesia. Jakarta: Badan PusatStatistika.

Sampelilling, S, S.R.P Sitorus, S. Nurisyah, dan B. Pramudya. 2012. KebijakanPengembangan Pertanian Perkotaan : Studi Kasus di DKI Jakarta. 257-267.

Santoso, EB dan RR Widya. 2014. Gerakan Pertanian Perkotaan dalamMendukung Kemandirian Masyarakat di Kota Surabaya. MakalahSeminar Nasional Cities 2014. 11 halaman.

Setiawan, B. 2002. Urban Agriculture Development to Improve Urban AreaProductivity and to Achieve Sustainable Urban Development. Journal ofHuman and Environment; 7: 3-19. (in Indonesian).

Setiawan, B. & D.H Rahmi. 2004. Ketahanan Pangan, Lapangan Kerja, danKeberlanjutan Kota : Studi Pertanian Kota di Enam Kota di Indonesia.2004. Warta Penelitian Universitas Gadjah Mada (edisi khusus). Hal34-42.

Setiadi. 1999. Bertanam Cabai. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sihgiyanti, Vika Jessy. 2016. Evaluasi Implementasi Program Urban Farmingoleh Dinas Pertanian Di Kota Surabaya. FISIP, Universitas Airlangga.Volume 4, Nomor 2, Mei-Agustus 2016. ISSN 2303 - 341X.

Page 90: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

78

Shinta, Kristiani, Warisnu, A. 2014. Pengaruh Aplikasi Pupuk Hayati TerhadapPertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicumfrutescens L.). Jurnal Sains Dan Seni Pomits. 2(1) : 2337-3520.

Smith, J., J. Nasr, & A. Ratta. 2001. Urban Agriculture, Food, Jobs, andSustainable Cities. United Nations Development Programme.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta:LP3ES.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Supriharjo, dkk. 2010. Konsep Penataan Permukiman Bantaran Sungai di KotaBanjarmasin berdasarkan Budaya Setempat. Seminar NasionalPerumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota. Surabaya: JurusanArsitektur ITS.

Supriyanto dan F. Fiona. 2010. Pemanfaatan arang sekam untuk memperbaikipertumbuhan semai jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq) padamedia subsoil. J.Silvikultur Tropika. Vol. 01 (01): 24-28.

Suryana, Achmad. 2008. Menelisik Ketahanan Pangan, Kebijakan Pangan, danSwasembada Beras. Dalam Departemen Pertanian. PengembanganInovasi Pertanian: Pemantapan Ketahanan Pangan Nasional. BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Vol. 1,No. 1.

Reid, D. 2009. Community gardens and food security. Open House Int, 34, 91–95.

Tim Kebijakan Sintesis. 2008. Dampak Perubahan Iklim Terhadap SektorPertanian, serta Strategi Antisipasi dan Teknologi Adaptasi.Pengembangan Inovasi Pertanian, 1(2), 138-140.

Umah, Fita Khoirul. 2012. Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati (Biofertilizer) danMedia Tanam Yang Berbeda Pada Pertumbuhan dan ProduktivitasTanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) di Polybag. Surabaya:Perpustakaan Universitas Airlangga.

Yani, Ahmad. 2017. Kontribusi Modal Sosial dalam Pengembangan Komunitas‘Urban Farming’ di Lorong Garden Kelurahan Kassi-Kassi KecamatanRappocini Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Makassar: Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik – UNHAS.

Zezza, A & L. Tasciotti. 2010. Urban agriculture, poverty, and food security:Empirical evidence from a sample of developing countries. Journal ofFood Policy. Vol. 35, Issue 4. p 265-27.

Page 91: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

79

1. Daftar Pertanyaan & Tabel Skoring Kegiatan Tiap Kelompok Tani(sudah terisi)

1. Kelurahan Tello BaruNAMA : SuriatiUSIA : 51 tahunPEKERJAAN : GuruNO. HP : 085242248387LAMA DOMISILI : 18 tahunJABATAN : Ketua

PROFIL KWT1. Nama/alamat kwt : Asoka / Jl. Dr. Leimena Lorong 62. Tahun terbentuk kwt : 20173. Lama berjalannya kegiatan: <1 tahun4. Jumlah anggota kwt: 205. Alasan terbentuknya kwt: memudahkan dalam mendapatkan beberapa jenis sayuan buah dan daun6. Status kepemilikan lahan kegiatan dan kisaran area: lahan pribadi (milik ketua kwt) / ± 5x4 meter

Informasi lain terkait kegiatan urban farming1. Bentuk pembagian tugas: tiap anggota membawa minimal 5 polybag dan dipelihara di rumah masing-

masing2. Sumber sarana kegiatan pertanian: Dinas Ketahanan Pangan dan kelurahan3. Kegiatan pemberian penyuluhan:4. Keterlibatan penyuluh dalam kegiatan: banyak terlibat5. Sumber pengetahuan awal kwt dalam melakukan kegiatan: dari penyuluhan6. Jenis bantuan yang diberikan Dinas Ketahanan Pangan : benih, bibit, materi, tanah, pupuk organik,

pupuk anorganik, pestisida, rak besi, sprayer.7. Teknik budidaya yang digunakan: menggunakan polybag8. Jenis tanaman yang dibudidayakan : 3 (cabai, kangkung, tomat)9. Pengendalian OPT yang dilakukan: kimia dan manual10. Pengaruh iklim : mempengaruhi produksi tanaman cabai11. Permasalahan/kendala yang masih di hadapi selama melakukan kegiatan: OPT & SDM.

Teknik Budidaya Tanaman CabaiNo TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN CABAI (POLYBAG) Skor

1. Penyemaian

1 melakukan perendaman benih menggunakan air hangat dan zpt selama 1s/d 3 jam

melakukan pemeraman benih dengan menggunakan kain basah(kelemaban terjaga) berbahan kaos dan segera memindahkan benihsetelah bekecambah

menyemai benih dengan media tanah + kompos + arang sekam

752 melakukan perendamam benih menggunakan air hangat selama > 3 jam melakukan pemeraman benih dengan menggunakan kain berbahan kaos

dan segera memindahkan setelah bekecambah menyemai benih dengan media tanah+kompos/arang sekam

3 melakukan perendamam benih menggunakan air hangat menyemai benih dengan media tanah+kompos/arang sekam

4 menyemai benih dengan media tanah + kompos /arang sekam5 Tidak melakukan penyemaian

Page 92: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

80

2. Penanaman

1 menggunakan media tanah + kompos + sekam padi + NPK proses pindah tanam melewati tahap pemeraman – semaian/polybag

kecil – polybag besar dengan membalik polybag atau melakukannyasecara hati-hati agar bibit tidak mudah patah

50

2 menggunakan media tanah + kompos + NPK proses pindah tanam melewati tahap Pemeraman – semaian/polybag

kecil – polybag besar dengan membalik polybag atau melakukannyasecara hati-hati agar bibit tidak mudah patah

3 menggunakan media tanah + kompos proses pindah tanam melewati tahap pemeraman – semaian/polybag

kecil – polybag besar dengan membalik polybag atau melakukannyasecara hati-hati agar bibit tidak mudah patah

4 menggunakan media tanah + kompos proses pindah tanam hanya melewati tahap semaian/polybag kecil –

polybag besar5 menggunakan media tanah + dengan/tanpa kompos proses penanaman langsung di polybag besar

3.Pemeliharaa

n

1 melakukan penyiraman secara rutin dengan cara menuangkan air di ataspermukaan tanah sekitar bagian akar (menghindari penyiraman dari atasterutama pada saat berbunga)

mengaplikasikan pupuk daun sejak persemaian sampai umur tanam <50hari dengan dosis 2-3 gram/liter

mengaplikasikan pupuk bunga dan NPK 50 hst dengan dosis 2-3gram/liter dengan interval waktu 10-14 hari

melakukan penyiangan dan pengendalian tanaman (jika terdapatserangan OPT)

75

2 melakukan penyiraman secara rutin namun tidak menghindaripenyiraman dari atas terutama padaa saat berbunga

mengaplikasikan pupuk daun, bunga dan NPK namun tidak berdasarkanSOP

melakukan penyiangan dan pengendalian tanaman (jika terdapatserangan OPT)

3 melakukan penyiraman secara rutin namun tidak menghindaripenyiraman dari atas terutama padaa saat berbunga

mengaplikasikan pupuk daun dan bunga melakukan penyiangan dan pengendalian tanaman (jika terdapat

serangan OPT)4 melakukan penyiraman secara rutin namun tidak menghindari

penyiraman dari atas terutama padaa saat berbunga melakukan penyiangan dan pengendalian tanaman beberapa waktu saja

(tiap ≥2 minggu)5 hanya melakukan penyiraman

4. Panen

1 cabai pertama dipanen pada umur 70 s/d 75 hst petik buah yang sudah tua (berwarna merah) dan tidak mematahkan

tangkai panen berikut dilakukan dengan interval waktu 7 s/d 10 hari

752 cabai pertama dipanen pada umur 70 s/d 75 hst petik buah yang sudah tua (berwarna merah) dan tidak mematahkan

tangkai panen berikut dilakukan dengan interval waktu < 7 hari

Page 93: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

81

3 cabai pertama dipanen pada umur 70 s/d 75 hst petik buah yang sudah tua (berwarna merah) dan tidak mematahkan

tangkai panen berikut dilakukan tanpa melihat interval waktu lagi

4 petik buah yang sudah tua (berwarna merah) dan tidak mematahkantangkai

5 memanen tidak sesuai prosedur

Teknik Budidaya Sayuran OrganikNo. TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN ORGANIK Skor

1. Penyemaian

1 menggunakan media tanah+ p.kandang/kompos+arang sekam menyebar benih atau membuat lubang tanam benih dengan jarak ±1

cm, dan tutup menggunakan media dan furadan (jika diperlukan) untukmenghindari serangan hama semut atau ulat tanah

penyiraman dilakukan 2-3 kali sehari, dengan cara hati-hati hinggamedia basah

meletakkan semaian ditempat terlindungi dari deraan hujan langsungdan cukup terkena panas matahari

50

2 menggunakan media tanah+ p.kandang/kompos menyebar benih atau membuat lubang tanam benih dengan jarak ±1

cm, dan tutup menggunakan media dan furadan (jika diperlukan) untukmenghindari serangan hama semut atau ulat tanah

penyiraman dilakukan 2-3 kali sehari, dengan cara hati-hati hinggamedia basah

meletakkan semaian ditempat terlindungi dari deraan hujan langsungdan cukup terkena panas matahari

3 menggunakan media tanah+ p.kandang/ kompos/ arang sekam menyebar benih atau membuat lubang tanam benih dengan jarak ±1

cm, dan tutup menggunakan media dan furadan (jika diperlukan) untukmenghindari serangan hama semut atau ulat tanah

penyiraman dilakukan sekali sehari, dengan cara hati-hati hingga mediabasah

meletakkan semaian ditempat terlindungi dari deraan hujan langsungdan cukup terkena panas matahari

4 menggunakan media tanah+ p.kandang/kompos/arang sekam menyebar benih atau membuat lubang tanam benih dengan jarak ±1

cm, dan tutup menggunakan media dan furadan (jika diperlukan) untukmenghindari serangan hama semut atau ulat tanah

penyiraman dilakukan sekali sehari.5 tidak melakukan penyemaian

2. Penanaman

1 menggunakan media tanah+ p.kandang/kompos+ arang sekam pilih bibit yang sehat, tidak cacat, dan seragam. buat lubang tanam seukuran wadah/ perakaran bibit . masukkan bibit ke dalam lubang tanam dan ratakan medianya lakukan penyiraman hingga media tanam menjadi basah secara merata.

50

2 menggunakan media tanah+ p.kandang/kompos pilih bibit yang sehat, tidak cacat, dan seragam. buat lubang tanam seukuran wadah/ perakaran bibit masukkan bibit ke dalam lubang tanam dan ratakan medianya

Page 94: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

82

lakukan penyiraman hingga media tanam menjadi basah secara merata.3 menggunakan media tanah+ p.kandang/kompos buat lubang tanam seukuran wadah/ perakaran bibit masukkan bibit ke dalam lubang tanam dan ratakan medianya lakukan penyiraman hingga media tanam menjadi basah secara merata.

4 menggunakan media tanah+ p.kandang/ kompos buat lubang tanam ±1 cm untuk benih masukkan benih ke dalam lubang tanam dan ratakan medianya lakukan penyiraman hingga media tanam menjadi basah secara merata.

5 menggunakan media tanah+ p.kandang/ kompos/ arang sekam buat lubang tanam untuk benih, lalu masukkan benih ke dalam lubang

tanam dan ratakan medianya

3. Pemeliharan

1 lakukan penyiraman dengan intensitas 1-2 kali sehari tanaman mendapat penyinaran matahari penuh tanaman dijaga setiap hari dari serangan OPT mengaplikasikan pupuk susulan berupa POC dengan intensitas 3-7

hari sekali, dan pada sayuran buah dengan tambahan pupukkandang/kompos setiap 30 hari sekali

75

2 lakukan penyiraman dengan intensitas 1 kali sehari tanamaan mendapat penyinaran matahari penuh tanaman dijaga setiap hari dari serangan OPT bila tanaman kurang subur, dipupuk dengan pupuk kandang atau

kompos atau POC3 lakukan penyiraman dengan intensitas 1kali sehari tanamaan mendapat penyinaran matahari penuh tanaman dijaga setiap hari dari serangan OPT

4 lakukan penyiraman dengan intensitas 1 kali sehari5 tidak melakukan pemeliharaan tanaman

Page 95: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

83

2. Gambaran Kegiatan Urban Farming di Lokasi Penelitian

1. Kelurahan Panaikang

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

Keterangan gambar: (a) (b) Tanaman cabai di lahan utama kelompok tani(c) Tanaman cabai di pekarangan rumah kelompok tani(d) Tanaman cabai disusun secara vertikal di atas got(e) Lorong lokasi penelitian(f) Foto bersama ketua kelompok tani

Page 96: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

84

2. Kelurahan Tello Barua) Kelompk Tani Asoka

(a) (b)

(c) (d)

Keteranga gambar: (a) Lokasi lahan utama kelompok tani(b) Tanaman cabai di lahan utama kelompok(c) Berfoto bersama ketua dan anggota kelompok tani(d) Sayuran kangkung organik yang dibudidayakan di lahan

utama

Page 97: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

85

b) Kelompok Tani Citra

(a) (b) (c)

(d) (e)(f)

Keterangan gambar: (a) Beberapa anggota kelompok tani yang sedangmelakukan penanaman

(b) Lahan/bedengan dan polybag tanaman bawang merah(c) Tanaman sawi dan dan bawang merah di polybag(d) Semaian tanaman wortel(e) Lokasi penelitian(f) Berfoto bersama ketua kelompok tani

Page 98: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

86

3. Kelurahan Karampuang (Kelompok tani Dirgantara)

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

Keterangan gambar: (a) Tanaman cabai di lahan utama kelompok tani(b) Lokasi penelitian(c) Tanaman pare(d) Tanaman kangkung di dinding sekitar lahan(e) Lokasi penelitian(f) Berfoto bersama ketua kelompok tani

Page 99: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

87

4. Kelurahan Karuwisi (Kelompok tani Makmur)

(a)(b)

(c) (d)

Keterangan gambar: (a) Tanaman cabai di lahan utama kelompok tani(b) Tanaman cabai di pinggir lorong(c) Tanaman okra dan sawi di pinggir dinding pagar masjid(d) Berfoto bersama ketua kelompok tani

Page 100: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

88

5. Kelurahan Sinrijalaa) Kelompok tani Sikamasean

(a) (b)

(c) (d)

Keterangan gambar: (a) (b) Tanaman cabai di depan rumah anggota kelompoktani

(c) Lokasi penelitian(d) Berfoto bersama ketua kelompok tani

b) Kelompok tani Damai

(a) (b)

Page 101: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

89

(c) (d)

Keterangan gambar: (a) Tanaman cabai di pekarangan rumah ketua kelompoktani

(b) Tanaman cabai di pinggir kanal(c) Tanaman pare(d) Lokasi penelitian(e) Berfoto bersama ketua kelompok tani

6. Kelurahan Karuwisi Utara (Kelompok tani Majurong)

(a) (b)

(c) (d)

Page 102: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...NAMA EVALUASI TEKNIK BUDIDAYA URBAN FARMING KELOMPOK TAM DI KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR : NURUL REZKYATI

90

(e) (f)Keterangan gambar: (a) (b) (c) (d) & (e) Lokasi penelitian dan tanaman cabai di

depan pekarangan rumah sepanjang lorong kelompoktani

(f) Berfoto bersama ketua kelompok tani

7. Kelurahan Pampang (Kelompok tani Krisan)

(a) (b) (c)

Keterangan gambar: (a) (b) & (c) Lokasi penelitian dan tanaman cabai di depanrumah kelompok tani