Upload
lengoc
View
220
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Proposal
PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
( PTK Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas V Semester ganjil SD
Negeri Blimbing I Tahun Ajaran 2010/2011 )
Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas akhir Penelitian Pendidikan
Matematika
Oleh :
NURLINA WIJAYA KUSUMAWATI
A. 410 080 051
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… ii
A. PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1
1. Latar Belakang Masalah………………………………………………… 1
2. Rumusan Masalah………………………………………………………. 4
3. Tujuan Penelitian……………………………………………………….. 4
4. Manfaat Penelitian……………………………………………………… 4
5. Definisi Istilah…………………………………………………………... 5
B. LANDASAN TEORI………………………………………………………. 5
1. Kajian Teori……………………………………………………………... 5
2. Kajian Pustaka………………………………………………………….. 10
3. Kerangka Berpikir……………………………………………………… 10
4. Hipotesis Tindakan…………………………………………………….. 11
C. METODE PENELITIAN…………………………………………………. 12
1. Jenis dan Desain Penelitian……………………………………………. 12
2. Setting Penelitian………………………………………………………. 12
3. Subyek Penelitian………………………………………………………. 13
4. Data dan Sumber Data…………………………………………………. 13
5. Metode Pengumpulan Data……………………………………………. 14
6. Instrumen Penelitian…………………………………………………… 15
7. Teknik Analisis Data…………………………………………………… 16
8. Keabsahan Data………………………………………………………… 16
9. Prosedur Penelitian…………………………………………………….. 16
D. DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 18
2
PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
( PTK Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas V Semester Gasal SD
Negeri Blimbing I Tahun Ajaran 2010/2011 )
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Fungsi matematika sekolah adalah sebagai salah satu unsur masukan
instrumental yang memiliki objek dasar abstrak dan berasaskan kebenaran
konsistensi dalam sistem pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan,
sejalan dengan fungsi matematika sekolah maka tujuan umum diberikannya
matematika di jenjang pendidikan dasar adalah mempersiapkan siswa agar
bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, jujur, dan efektif
serta mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola
pikir matematika dalam kehidupan sehari – hari dan dalam mempelajari
berbagai ilmu pengetahuan.
Cornelius (Abdurrahman, 2003:253) mengemukakan lima alasan
perlunya belajar matematika, yaitu: sarana berpikir yang jelas dan logis,
sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari – hari, sarana untuk
mengenal pola – pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk
mengembangkan kreativitas, dan sarana untuk meningkatkan kesadaran
terhadap pengembangan budaya.
Salah satu masalah besar dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah
mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata hasil belajar selain
itu pendidikan kita kurang memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan berpikir holistik (menyeluruh), kreatif, objektif,
dan logis. Sehingga siswa mengalami kejenuhan dalam belajar matematika
dan aktivitas belajar menjadi rendah.
Berdasarkan observasi di kelas, kelemahan belajar matematika di
kelas V SD N Blimbing I adalah (1) siswa kurang memperhatikan materi yang
3
diberikan guru, (2) siswa malu bertanya tentang materi yang belum
dimengerti, (3) siswa tidak mampu menguasai hubungan antar konsep (4)
siswa kurang dalam mengerjakan latihan soal.
Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa karena matematika bagi
sebagian besar siswa dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan
sehingga matematika kurang disukai. Selain itu rendahnya aktivitas dan hasil
belajar juga disebabkan oleh faktor internal antara lain intelegensia, minat,
bakat, motivasi, aktifitas belajar dan lain – lain maupun faktor eksternal antara
lain guru, metode pembelajaran, media, dan lingkungan. Komponen –
komponen tersebut sangat penting dalam proses belajar, sehingga melemahnya
salah satu atau lebih komponen dapat menghambat tercapainya tujuan belajar
yang optimal.
Siswa merupakan faktor yang sangat menentukan dalam interaksi
pembelajaran. Tidak dapat disangkal bahwa setiap siswa memiliki
kemampuan yang berbeda yang dapat dikelompokkan pada siswa
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Siswa yang termasuk
berkemampuan tinggi biasanya ditunjukkan oleh motivasi yang tinggi dalam
belajar serta perhatian dan keseriusan dalam pelajaran. Sebalikya siswa yang
tergolong pada kemampuan rendah ditandai kurangnya motivasi belajar, tidak
adanya keseriusan dalam mengikuti pelajaran termasuk dalam menyelesaikan
tugas. Sikap dan penampilan siswa di dalam kelas juga merupakan aspek lain
yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran.
Praktik pembelajaran yang terjadi cenderung berpusat pada guru
(teacher centered). Guru menyampaikan materi pelajaran menggunakan
metode ceramah sementara siswa mencatatnya pada buku catatan. Pengajaran
dianggap sebagai proses penyampaian fakta – fakta kepada siswa. Dalam
pembelajaran ini siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan
berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan
siswa untuk menghafal informasi. Otak siswa dipaksa untuk mengingat dan
menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari – hari.
4
Beberapa sekolah tidak memiliki kelengkapan sarana dan prasarana.
Padahal kelengkapan sarana dan prasarana dapat menumbuhkan motivasi
guru dalam mengajar juga memberikan berbagai pilihan yang bervariasi
kepada siswa. Sehingga sarana dan prasarana akan memudahkan siswa
menentukan pilihan dalam belajar.
Faktor organisasi kelas yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam
kelas merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran.
Organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Kemampuan awal siswa adalah salah satu faktor internal yang
merupakan prasarat yang dimiliki siswa agar dapat mengikuti pelajaran
dengan lancar. Siswa memiliki keunikan masing – masing, oleh karena itu
pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan – perbedaan individu
siswa tersebut, sehingga pembelajaran benar – benar dapat merubah kondisi
siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi
paham, dan dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Berdasarkan
permasalahan di atas guru hendaknya mampu memilih dan menerapkan
strategi pembelajaran yang mampu merangsang siswa untuk lebih aktif dalam
belajar matematika dan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
pelajaran matematika.
Matematika adalah ilmu abstrak sedangkan siswa SD berdasarkan
umur (7 – 12 tahun) berada pada tahap operasi konkrit, di mana dalam
pengembangan konsep matematika menggunakan benda – benda konkrit. Oleh
karena itu guru harus proaktif, kreatif dalam merancang pembelajaran yang
sesuai karakteristik ilmu dan siswa agar berdampak positif terhadap
pemahaman konsep matematika. Strategi pembelajaran yang ditawarkan
adalah strategi active learning.
Strategi active learning mempunyai banyak metode dan teknik.
Strategi ini memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam pembelajaran
baik interaksi antar siswa maupun dengan pengajar. Strategi active learning
dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan
5
kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa
perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Strategi active
learning dapat menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses
pembelajaran.
2. Rumusan Masalah
a. Apakah penerapan strategi active learning pada pembelajaran matematika
materi bangun ruang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V
semester gasal SD Negeri Blimbing I ?
b. Apakah penerapan strategi active learning pada pembelajaran matematika
materi bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
semester gasal SD Negeri Blimbing I ?
3. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
matematika siswa kelas V SD Negeri Blimbing I semester gasal tahun
ajaran 2010/2011.
b. Tujuan Khusus
1) Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar matematika melalui
strategi active learning.
2) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar matematika melalui strategi
active learning
4. Manfaat Penulisan
a. Manfaat Teoritis
Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat
memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika utamanya pada
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika melalui strategi active learning.
Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi kepada strategi pembelajaran di sekolah serta mampu
mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar siswa
b. Manfaat Praktis
6
1) Memberikan alternatif bahwa untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa dapat ditempuh dengan menggunakan strategi active
learning.
2) Memberikan informasi kepada guru atau peneliti selanjutnya, bahwa
aktivitas siswa diarahkan dan dikembangkan untuk mendukung proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa.
5. Definisi Istilah
a. Aktivitas Belajar Matematika
Aktivitas belajar matematika adalah kegiatan atau perilaku yang
terjadi selama proses belajar mengajar matematika. Aktivitas belajar yang
dimaksud adalah aktivitas yang mengarah pada proses belajar seperti
bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas – tugas, dapat
menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta
tanggung jawab terhadap tugas – tugas yang diberikan.
b. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar matematika adalah kemampuan yang diperoleh siswa
setelah proses pembelajaran matematika yang mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
c. Strategi Active Learning
Active learning adalah segala bentuk pembelajaran yang
memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran
baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar.
Active learning menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal dan
menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, termasuk
emosional dan aktivitas intelektual. Dipandang dari sisi hasil belajar active
learning menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara
kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan
(psikomotor). Jadi, dalam active learning pembentukan siswa secara utuh
merupakan tujuan utama dalam proses pembelajaran.
B. LANDASAN TEORI
1. Kajian Teori
7
a. Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika
1) Hakikat Matematika
Menurut Suharso (2005:313), matematika adalah ilmu
tentang bilangan – bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur
operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai
bilangan.
Johnson dan Myklebus (Abdurrahman, 2003:252),
menyatakan bahwa matematika adalah bahasa dan simbolis yang
fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan – hubungan
kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk
memudahkan berfikir.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Matematika
merupakan bahasa simbolis yang mengekspresikan hubungan –
hubungan sehingga memudahkan manusia untuk berpikir dalam
menyelesaikan berbagai persoalan.
2) Hakikat Belajar
Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas
dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecepatan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir,
dan lain – lain.
Slameto (2003:13) menyatakan belajar merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari pengertian – pengertian tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas
dan kuantitas tingkah laku seseorang di berbagai bidang yang terjadi
akibat melakukan interaksi terus – menerus dengan lingkungannya.
3) Aktivitas Belajar Matematika
8
Menurut Rohani (2001:6) aktivitas terbagi menjadi aktivitas
fisik dan psikis. Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang
dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani selama proses
pembelajaran.
Dimyati (2004:12) menyatakan aktifitas belajar siswa selama
proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan
siswa untuk belajar. Siswa memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri –
ciri perilaku diantaranya: antusiasme siswa dalam mengikuti
pembelajaran, interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan
siswa, kerja sama kelompok, diskusi kelompok, aktivitas dalam
mengikuti pembelajaran, aktivitas dalam menggunakaan alat peraga,
serta partisipasi siwa dalam menyampaikan materi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan aktivitas
belajar matematika merupakan kegiatan atau perilaku selama
pembelajaran matematika berlangsung baik fisik maupun psikis.
Keaktifan dalam proses pembelajaran meliputi keaktifan dalam
bertanya, mengemukakan ide dan mengerjakan soal.
Agar siswa terlibat dalam proses pembelajaran, maka
diperlukan berbagai upaya untuk membangkitkan keaktifan mereka.
Dalam pengajaran siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku
kegiatan belajar. Oleh karena itu hendaknya guru merencanakan
pengajaran yang menuntut siswa aktif, karena keaktifan penentu bagi
keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan.
4) Hasil Belajar Matematika
Abdurrahman (2007:37), mengemukakan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh anak melalui kegiatan belajar.
Sudjana (2009:1), hasil belajar pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
9
Mulyasa (2005:191), mengemukakan komponen – komponen
yang terlibat dalam pembelajaran dan berpengaruh terhadap hasil
belajar terdiri dari raw input , masukan instrumental, dan lingkungan.
Dapat disimpulkan hasil belajar matematika adalah
kemampuan yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran
matematika yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
dan dipengaruhi oleh raw input, masukan instrumental, dan
lingkungan.
b. Strategi Active Learning
Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang mengajak siswa
untuk belajar secara aktif (Hisyam Zaini,dkk 2007:16).
Silberman (2006), menyatakan lingkungan fisik dalam kelas dapat
mendukung atau menghambat kegiatan belajar aktif.
Strategi active learning dipandang sebagai suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal
untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor. Strategi active learning dimaksudkan untuk
menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Strategi active learning sebagai salah satu bentuk inovasi dalam
memperbaiki kualitas proses belajar mengajar juga mempunyai tujuan
untuk membentuk siswa agar belajar kreatif dan mandiri, sehingga siswa
dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat
menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri.
Strategi active learning juga mempunyai kelebihan, antara lain.
1) Siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.
2) Belajar lebih menyenangkan karena terdapat variasi teknik
pembelajaran dan media yang digunakan.
3) Siswa dilatih untuk memecahkan soal secara sendiri baik individu
maupun kelompok.
c. Implementasi strategi Active Learning pada materi
Bangun Ruang
10
Langkah – langkah strategi active learning pada pembelajaran matematika
bangun ruang yaitu:
1) Pada awal pertemuan guru membagi siswa dalam tim atau kelompok
yang terdiri dari 4 – 5 anggota.
2) Menyampaikan materi pokok bahasan volume bangun ruang.
Volume adalah ukuran yang menyatakan isi suatu bangun ruang.
a) Kubus
Kubus adalah suatu bangun ruang yang istimewa karena panjang rusuk
– rusuknya sama.
b) Balok
Balok merupakan salah satu bangun ruang yang berbentuk prisma
tegak.
c) Mengenal hubungan m3 , dm3 , cm3
1m3 = 1.000 dm3
1dm3 = 1.000 cm3
1m3 = 1.000.000 cm3
Satuan volume yang lain:
1dm3 = 1 liter
1cm3 = 1 milimeter
1m3 = 1000 liter
1dm3 = 1000 ml
3) Buat soal sejumlah kelompok dan mintalah siswa untuk
mendiskusikannya.
11
sisisisi
sisiVolume Kubus = sisi x sisi x sisi
= s x s x s
= s3
Volume Balok = panjang x lebar x tinggi
= p x l x t
contoh:
a) Hitung volume kubus yang panjang rusuknya 6 cm!
b) Hitung volume balok dengan panjang 25 cm, lebar 12 cm, dan
tinggi 4 cm !
4) Masing – masing kelompok mengkomunikasikan hasil diskusi di
depan kelas.
5) Guru memberikan penilaian atas kinerja siswa.
2. Kajian Pustaka
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang
hasil – hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya yang
berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Sebagai perbandingan
dalam penelitian ini, peneliti akan menguraikan hasil – hasil penelitian
terdahulu.
Penelitian oleh Priyanti, Nur Ika ( 2009), menyimpulkan bahwa hasil
pembelajaran dengan cara perbaikan pembelajaran melalui pembelajaran
kelompok kecil dengan tutor sebaya dapat meningkatkan keaktifan siswa.
Penelitian oleh Wahyuningtyas (2004), menyimpulkan bahwa ada
perbedaan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan phytagoras antara siswa
yang diberi pengajaran dengan active learning dengan siswa yang tidak diberi
pengajaran dengan active learning.
Medinat F. Salman (2009) dalam penelitiannya menyimpulan bahwa
active learning adalah teknik yang efektif untuk semua profil guru serta
memberikan dampak positif terhadap motivasi siswa dalam mempelajari
geometri.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
proses pembelajaran matematika melalui active learning dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Mengacu dari penelitian di atas maka akan
dilakukan penelitian pembelajaran melalui active learning.
3. Kerangka Berpikir
Dengan menerapkan strategi active learning maka seseorang siswa
akan selalu terlibat secara langsung dalam pembelajaran, sehingga dengan
12
keterlibatan ini materi yang dibahas akan selalu teringat dalam pemikirannya
dan konsep yang harus dikuasai siswa akan mudah diterimanya hal ini sesuai
dengan prinsip belajar aktif bahwasannya pembelajaran akan mudah dikuasai
dengan siswa tersebut ikut aktif dalam pembelajaran.
Bertolak dari pemikiran bahwa membawa siswa aktif dalam
pembelajaran akan memudahkan siswa menerima konsep yang harus
dikuasainya maka secara otomatis langkah membawa siswa aktif dalam
belajar ini merupakan langkah yang efektif untuk menyampaikan suatu materi
ajar.
Secara grafis pemikiran yang dilakukan oleh peneliti dapat
digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran tersebut di
atas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan :
13
Tindakan yang dilakukan
Kondisi Awal
Pembelajaran matematika melalui strategi active learning:
1. Membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri 4 – 5 orang
2. Menyampaikam materi volume bangun ruang3. Buat soal sejumlah kelompok dan mintalah
siswa untuk mendiskusikannya4. Masing – masing kelompok
mengkomunikasikan hasil diskusinya di depan kelas
5. Melakukan penilaian terhadap kinerja siswa
meningkatnya aktivitas dan hasil belajar matematika
Guru belum melaksanakan pembelajaran aktif
Rendahnya aktivitas dan hasil belajar matematika
Kondisi Akhir
a. Penerapan strategi active learning dapat meningkatkan
aktivitas belajar matematika bagi siswa kelas V semester gasal SD Negeri
Blimbing I tahun 2010/2011.
b. Penerapan strategi active learning dapat meningkatkan
hasil belajar matematika bagi siswa kelas V semester gasal SD Negeri
Blimbing I tahun 2010/2011.
C. METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah, guru matematika, dan
peneliti. Dalam Penelitian Tindakan Kelas, peneliti melakukan suatu tindakan
yang secara khusus diamati terus menerus, kemudian diadakan perubahan
terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling
tepat (Arikunto, 2002:2). PTK ini merupakan kegiatan pemecahan masalah
yang dimulai dari a) perencanaan, b) penelitian, c) observasi, d) refleksi, dan
e) evaluasi.
2. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Blimbing I yang
beralamatkan di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten
Sragen. Dengan pertimbangan bahwa peneliti ingin mengetahui keaktifan
dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pokok bahasan
bangun ruang.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ajaran
2010/2011. Adapun rincian waktu penelitian sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan
Minggu ke III bulan September 2010 sampai minggu ke III bulan
Oktober 2010.
2) Tahap Pelaksanaan
14
Minggu ke IV bulan Oktober 2010 sampai minggu ke IV bulan
November 2010.
3) Tahap Analisa Data
Minggu ke I bulan Desember 2010 sampai minggu ke IV bulan
Desember 2010.
4) Tahap Laporan
Minggu ke I bulan Januari 2011 sampai minggu ke IV bulan Januari
2011.
3. Subyek Penelitian
a. Subyek pemberi tindakan adalah guru kelas V SD Negeri Blimbing
I, yang sekaligus sebagai kolabolator dalam penelitian. Kepala sekolah dan
guru lain juga bertindak sebagai subjek penelitian yang membantu dalam
perencanaan dan pengumpulan data.
b. Subyek pengamat adalah peneliti yang bertugas mencatat dan
merekam semua kegiatan pelaksanaan tindakan sebagai data penelitian.
c. Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas V SD Negeri
Blimbing I tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 28 siswa, terdiri dari
13 siswa laki – laki dan 15 siswa perempuan.
4. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data langsung yang diperoleh dari subjek penelitian yaitu
tentang strategi pembelajaran di SD Negeri Blimbing I. Data primer ini
diambil dengan menggunakan alat pengambilan data langsung pada subjek
sebagai sumber informasi yang dicari.
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitinnya. Dalam penelitian ini data
sekundernya adalah berupa dokumen – dokumen atau data laporan yang telah
tersedia yang mendukung dalam penelitiannya.
Data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data yaitu siswa, guru
yang mengajar, dan kepala sekolah. Objek penelitian ini adalah strategi
pembelajaran matematika yang diterapkan di SD Negeri Blimbing I.
15
5. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data dibedakan menjadi metode
pokok dan metode bantu.
a. Metode Pokok
1) Metode Observasi
Metode observasi dilakukan di kelas yang menjadi subjek yang diteliti
untuk mendapatkan gambaran secara langsung dengan jalan melihat
dan mengamati kegiatan siswa, dengan demikian data tersebut dapat
bersifat obyektif dalam melukiskan aspek – aspek kepribadian siswa
menurut keadaan yang sebenarnya serta di dalam menyimpulkan hasil
penelitian tidak berat sebelah atau hanya menekankan pada salah satu
segi saja dari kemampuan atau prestasi matematika siswa.
2) Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu dan kelompok (Arikunto, 2002:127).
Metode tes digunakan untuk memperoleh data dari siswa dalam
mengerjakan soal matematika sebelum penelitian, selama
penelitian,dan setelah penelitian.
b. Metode Bantu
1) Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan yang diperoleh peneliti mengenai
hasil pengamatan pada saat penelitian untuk mendapatkan data yang
sedetail mungkin , sehingga proses penelitian dapat berjalan secara
efektif dan efisien dalam setiap tindakan – tindakan pada saat proses
belajar mengajar berlangsung. Jadi, catatan lapangan dalam penelitian
ini digunakan untuk merangkum perubahan – perubahan dalam proses
pembelajaran yang tidak terdapat dalam pedoman observasi, sehingga
catatan lapangan hanya sebagai pelengkap data.
2) Metode Dokumentasi
16
Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui
sesuatu dengan buku – buku, arsip yang berhubungan dengan yang
diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan
nama siswa serta foto rekaman proses tindakan penelitian.
6. Instrumen Penelitian
a. Pengembangan Instrumen
a. Pedoman Observasi
Pedoman observasi dalam penelitian ini adalah mengamati
secara langsung dengan teliti, cermat dan hati-hati terhadap fenomena
yang ada. Dalam penelitian ini yang diobservasi adalah fenomena
yang terjadi saat pembelajaran matematika berlangsung. Observasi
dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi yang telah
disiapkan.
b. Pedoman Tes
Pedoman tes digunakan sebagai instrumen penelitian untuk
mengumpulkan data sehingga dapat diketahui data mengenai
presentasi belajar siswa tentang peningkatan hasil belajar tentang
bangun ruang dalam pembelajaran. Dalam hal ini tes matematika
disusun berdasarkan aspek pemahaman, aplikasi dan analisis yang
terjadi dari aspek merencanakan penyelesaian, dan soal secara
keseluruhan.
b. Validitas Isi Instrumen
Untuk menjamin kebenaran data yang telah dikumpulkan dan
dicatat dalam kegiatan penelitian, maka dipilih dan ditentukan cara – cara
yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya.
Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi.
Penelitian ini menggunakan triangulasi dengan jalan memnfaatkan
peneliti atau pengamat lainnya untuk pengecekan kembali derajad
kepercayaan data. Pemanfaatan pengamatan lainnya dalam hal ini adalah
adalah guru kelas V dan mitra peneliti, mereka ini dapat membantu
mengurangi kemencengan dalam pengumpulan.
17
7. Teknik Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
alur. Di mana langkah – langkah yang harus dilalui dalam metode alur
meliputi pengumpulan data,penyajian data, dan verivikasi data.
a. Analisis Data
Proses analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber. Setelah dikaji kemudian membuat rangkuman untuk
setiap pertemuan atau tindakan kelas.
b. Penyajian Data
Penyajian data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk tabel dan teks
naratif yang disusun, diatur, diringkas dalam kategori – kategori, sehingga
mudah dipahami yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan.
c. Verivikasi Data
Data yang diperoleh dicari pola, hubungan, atau hal – hal yang sering
timbul dari data tersebut kemudian dihasilkan simpulan sementara yang
disebut dengan penemuan peneliti. Penarikan simpulan dilakukan terhadap
temuan peneliti berupa indikator – indikator yang selanjutnya dilakukan
pemaknaan atau refleksi sehingga memperoleh simpulan akhir.
8. Keabsahan Data
Data dalam penelitian ini disyahkan melalui teknik triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang menggunakan
beragam sumber data dalam penelitian (Arikunto, 2009:129). Triangulasi
dilakukan dengan cara triangulasi teknik dan sumber data.
Triangulasi sumber data diterapkan dengan mengambil data dari
beberapa sumber, dalam penelitian ini sumber datanya adalah siswa, guru,
kepala sekolah dan masyarakat sekitar.
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama
dengan teknik yang berbeda yaitu dengan observasi, tes, dan dokumentasi
(Sugiyono, 2008:209).
9. Prosedur Penelitian
18
Proses penelitian tindakan merupakan kerja berulang atau (siklus),
sehingga diperoleh pembelajaran dapat membantu siswa dalam menyelesaikan
soal tentang bangun ruang di kelas VIII. Penelitian ini terdapat rencana,
tindakan, observasi dan refleksi.
Langkah-langkah PTK dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Rencana
Menyediakan perangkat penelitian meliputi:
1) Rencana pembelajaran yang berisikan tentang : (a). Pokok Bahasan,
Sub Pokok Bahasan (b). Tujuan Pembelajaran (c). Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) (d). Sumber / Alat / Metode (e). Penilaian
2) Lembar Observasi murid
3) Lembar Kerja Siswa
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri 4 - 5 orang.
2) Menyampaikan materi pokok bahasan volume bangun ruang kubus
dan balok.
3) Buat soal sejumlah kelompok dan mintalah siswa untuk
mendiskusikannya.
4) Masing – masing kelompok mengkomunikasikan hasil diskusinya di
depan kelas.
5) Melakukan penilaian terhadap kinerja siswa.
c. Observasi
Pengamatan yang dilakukan pada siswa dalam pembelajaran melalui
strategi active learning adalah dengan menyediakan lembar pengamatan
tentang :
1) Pendahuluan
meliputi : (a) Melengkapi alat tulis
(b) Mengerjakan PR
2) Kegiatan inti
Meliputi : (a) Memperhatikan uraian guru
(b) Mengerjakan latihan tepat waktu
19
(c) Mengerjakan latihan dengan memahami rumus
(d) Berani bertanya
(e) Berani menjawab pertanyaan guru
(f) Kurang memperhatikan seperti bercanda, minta izin.
3) Penutup
Meliputi : merangkum pelajaran.
4) Hasil Belajar
Observasi yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa adalah :
(a) Mendata hasil belajar siswa yang sudah mencapai hasil ≥ 70 dan
yang belum mencapai 70.
(b) Menemukan kesulitan siswa dalam memahami materi bangun
ruang.
5) Analisa
Bedasarkan kegiatan siswa dan hasil belajar siswa, maka hasil analisa
peneliti dapat digambarkan pada refleksi.
d. Refleksi
Berkaitan dengan hasil observasi tentang kegiatan dan hasil belajar siswa
di atas maka penelitian berkolaborasi dengan pengamat dan menetapkan :
1) Apa yang telah dicapai siswa dalam menggunakan rumus volume
bangun ruang.
2) Apa yang belum dicapai siswa dalam menggunakan rumus volume
bangun ruang.
3) Apa yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran dalam sikslus
berikutnya.
D. DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono.2003.Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi.2008.Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Rineka
Cipta
Dimyati. 2004. ”Model Pembelajaran”.
http://techonly13.wordpress.com/2010/09/28/aktivitas-belajar/. Diakses
20
tanggal 16 Mei 2011
Medinat, F. Salman . 2009.”Active Learning Techniques (ALT) in Mathematics
Workshop Nigerian Primary School Teacher Assessment”,International
Electronic Journal of Mathematics Education/ Vol 4 No. 3, 1-13
Mulyasa.2005.Implementasi Kurikulum 2004.Bandung : Rineka Cipta
Rohani, Ahmad.2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Priyanti, Nur Ika.2009. Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Belajar Matematika
Melalui Pembelajaran Kelompok Kecil dengan Tutor Sebaya.
Skripsi.Surakarta:UMS
Sanjaya, Wina.2008.Strategi Pembelajaran.Jakarta : Kencana
Silberman.2006. ”Penggunaan Strategi Belajar Aktif”.
http://gurupembaharu.com/../download.php. Diakses tanggal 16 Mei
2011
Slameto.2003.Belajar dan Faktor – Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta
Sudjana, Nana.2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung : Remaja
Rosdakarya
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta: anggota Ikatan
Penerbit Indonesia.
Suharso,dkk.2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Semarang : Widya Karya
Thursan Hakim 2000. ”Model Pembelajaran”.
http://techonly13.wordpress.com/2010/09/28/hakikat-belajar/. Diakses
tanggal 16 Mei 2011
Wahyuningtyas.2004.Penerapan Pendekatan Active Learning pada Pembelajaran
Matematika Pokok Bahasan Phytagoras ( Untuk Siswa SMP N 5 Boyolali
Tahun Ajaran 2004/2005). Skripsi. Surakarta : UMS
Zaini, Hisyam.2008.Strategi Pembelajaran Akif. Yogyakarta :CTSD – UIN
Yogyakarta
21