17
Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Sragen (Nurina Kusmastuti  ) 1 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. K DENGAN DECOMPENSASI CORDIS DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatka n Gelar Profesi Ners (Ns) Disusun Oleh : NURINA KUSMASTUTI J 230 113 016 PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

7/23/2019 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/02naskahpublikasi2pdf 1/17

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Sragen (Nurina Kusmastuti )1 

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. K DENGAN DECOMPENSASI CORDIS

DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan

Gelar Profesi Ners (Ns)

Disusun Oleh :

NURINA KUSMASTUTI

J 230 113 016

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 2: 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

7/23/2019 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/02naskahpublikasi2pdf 2/17

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Sragen (Nurina Kusmastuti )2 

NASKAH PUBLIKASI

Page 3: 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

7/23/2019 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/02naskahpublikasi2pdf 3/17

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Sragen (Nurina Kusmastuti )3 

PENELITIAN

ASUHAN KEPERAWATANPADA Tn. K DENGAN DECOMPENSASI CORDIS

DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD SRAGEN

Nurina Kusmastuti.*Arina Maliya, A.Kep, M.Si. Med. **Indah Kartikowati, S.Kep.Ns.***

Abstrak

Decompensasi cordis merupakan masalah kesehatan dengan gangguan sistemkardiovaskuler masih menduduki peringkat yang tinggi, data WHO menunjukkan bahwainsiden penyakit dengan sistem kardiovaskuler memiliki prevalensi cukup tinggi yaitusekitar 3.000 penduduk Amerika menderita penyakit gagal jantung dan setiap tahunbertambah 550 orang, di Indonesia sendiri penderita gagal jantung mencapai 14.449pasien. Decompensasi cordis adalah kondisi jantung mengalami kegagalan memompadarah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrient dan oksigen secaraadekuat. Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah agar dapat mengetahuigambaran dan penerapan konsep asuhan keperawatan dengan metode pendekatanproses keperawatan yang tepat bagi pasien dengan decompensasi cordis. Metode yangdigunakan yaitu desain studi deskriptif dengan mengumpulkan data, menganalisis danmenarik kesimpulan. Teknik dalam pengambilan data dengan wawancara, observasi dan

pemeriksaan fisik. Hasil dari pemberian asuhan keperawatan ini adalah penulis dapatmelakukan pengkajian, diagnosa keperawatan serta menetapkan prioritas masalahkeperawatan, menentukan intervensi, melakukan implementasi dan mengevaluasitindakan. Kesimpulan dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah pasien Tn. K denganDecompensasi Cordis dengan priorotas masalah keperawatan ketidakefektifan polanafas dan penurunan curah jantung memerlukan perhatian khusus perawat dalampenanganannya.

Kata kunci : Decompensasi cordis, asuhan keperawatan, kegawat daruratan

Daftar Pustaka : 16 (2002-2012).

Page 4: 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

7/23/2019 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/02naskahpublikasi2pdf 4/17

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Sragen (Nurina Kusmastuti )4 

NURSING CARE OF Tn. K WITH DECOMPENSASION CORDIS IN EMERGECYROOM DEPARTMENT GENERAL HOSPITAL SRAGEN 

Nurina Kusmastuti.*Arina Maliya, A.Kep, M.Si. Med. **Indah Kartikowati, S.Kep.Ns.***

Abstract

Decompensasion Cordis is a health problem with the cardiovascular systemdisorders still ranks high, WHO data show that the incidence of cardiovascular systemhave a high prevalence which is about 3,000 Americans suffering from heart failure andeach year increased 550 persons in Indonesian reached 14,449 people with heart failurepatients. Decompensasion Cordis is a condition of the heart pumps blood fail stomeet theneeds of the body's cells will be supplemently by nutrient and oxygen. Purpose of thispaper is Scientific Writing in order to know the description and application of the concept

of nursing care the nursing process approach appropriate for patients with CordisDecompensasion. The method used is a descriptive study design to collect data, analyzeand deduce. Techniques in data collection through interviews, observation and physicalexamination. The result of the provision of nursing care is the author can do theassessment, nursing diagnosis and nursing issuesset priorities, determine interventions,implement and evaluate actions. Conclusion of Scientific Writingis Mr. K withDecompensasion Cordis priority nursing problems ineffectiveness breathing pattern anddecreased cardiac nurse requires special attentionin handling..

Keywords: DecompensasionCordis, nursing care, emergency

Bibliography : 16 (2002-2012)

Page 5: 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

7/23/2019 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/02naskahpublikasi2pdf 5/17

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Sragen (Nurina Kusmastuti )3 

PENDAHULUAN Jantung merupakan suatu

organ kompleks yang fungsiutamanya adalah memompa darahmelalui sirkulasi paru dan sistemik(Ganong, 2010). Hal ini dilakukandengan baik bila kemampuan otot jantung untuk memompa, sistemkatub serta pemompaan dalamkeadaan baik. Bila ditemukanketidaknormalan pada fungsi jantungmaka mempengaruhi efisiensipemompaan dan kemungkinandapat menyebabkan kegagalan

dalam memompa darah (Hudak &Gallo, 2002). Decompensasi cordisadalah suatu kondisi dimana jantungmengalami kegagalan dalammemompa darah guna mencukupikebutuhan sel-sel tubuh akannutrient dan oksigen secara adekuat(Udjianti, 2010).

Masalah kesehatan dengangangguan sistem kardiovaskuleryang salah satunya adalahDecompensasi Cordis masih

menduduki peringkat yang cukuptinggi, ini dibuktikan data dari WHO(World Health Organisation) yangmenunjukkan bahwa insidenpenyakit dengan sistemkardiovaskuler terutama kasus gagal jantung memiliki prevalensi yangcukup tinggi yaitu sekitar 3.000penduduk Amerika menderitapenyakit gagal jantung dan setiaptahunnya bertambah 550 orangpenderita. Data dari  American Heart Association  (AHA) tahun 2004menunjukkan gagal jantung sebagaipenyebab menurunnya kualitashidup penderita dan penyebab jumlah kematian bertambah. DiIndonesia, data dari DepartemenKesehatan RI tahun 2008menunjukkan pasien yang diopnamedengan diagnosis gagal jantungmencapai 14.449 pasien.Sedangkan pada tahun 2005 di

Jawa Tengah terdapat 520 penderita

gagal jantung yang pada umumnyaadalah lanjut usia. Prevalensi gagal

 jantung di negara berkembangmasih cukup tinggi dan jumlahnyasemakin meningkat, setengah daripasien yang terdiagnosa gagal jantung masih mempunyai harapanhidup 5 tahun (Rahmawati dalamHarjani, 2012).

Data dari Instalasi GawatDarurat (IGD) RSUD Sragen tanggal2 - 28 Juli tahun 2012 terdapat 1833pasien, dengan kasus jantungsebanyak 43 pasien (2,35 %).

Berdasarkan uraian diatasdapat diketahui bahwa jumlahpenderita gagal jantung(Decompensasi Cordis) memilikiangka prevalensi yang cukup tinggidan untuk mengurangi angkakematian diperlukan perawatan danpenanganan yang optimal danmengacu pada fokus permasalahanyang tepat. Oleh karena itu, penulistertarik untuk mengetahui lebih lanjuttentang penyakit dengan gangguan

sistem kardiovaskuler khususnyapenyakit gagal jantung(Decompensasi Cordis) dalamsebuah Karya Tulis Ilmiah (KTI)yang berjudul “Asuhan Keperawatanpada Tn. K dengan DecompensasiCordis di Instalasi Gawat DaruratRSUD Sragen”. 

LANDASAN TEORI

Decompensas CordisDecompensasi cordis adalah

suatu kondisi dimana jantungmengalami kegagalan dalammemompa darah guna mencukupikebutuhan sel-sel tubuh akannutrient dan oksigen secara adekuat(Udjianti, 2010). Decompensasicordis adalah suatu keadaan dimanaterjadi penurunan kemampuanfungsi kontraktilitas yang berakibatpada penurunan fungsi pompa

 jantung (Price, 2006).

Page 6: 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

7/23/2019 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/02naskahpublikasi2pdf 6/17

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Sragen (Nurina Kusmastuti )4 

Smeltzer and Bare (2002)menyebutkan tentang penyebab

gagal jantung sebagai berikut :1) Kemampuan kontraktilitas yangmenyebabkan kerusakanserabut otot jantung.

2) Penurunan volume sekuncup.3) Penurunan curah jantung.4) Aterosklerosis coroner.5) Hipertensi sistemik atau

pulmonal.6) Peradangan dan penyakit

miocardium degeneratif.7) Penyakit jantung lain.

Klasifikasi Gagal JantungMenurut NYHA (New York

Heart Association) berdasarkangejala dan aktifitas fisik, antara lain:1) Class I : pasien dapat

melakukan beraktivitas berattanpa keluhan.

2) Class II : pasien tidak dapatmelakukan aktivitas lebih beratdari aktivitas sehari-hari tanpakeluhan.

3) Class III : pasien tidak dapatmelakukan aktivitas sehari-haritanpa keluhan.

4) Class IV : pasien sama sekalitidak dapat melakukan aktivitasapa pun dan harus tirah baring.

Manifestasi Klinis Gagal Jantung Menurut Smeltzer and Bare

(2002), tanda gejala gagal jantungkiri antara lain: dyspnea, ParoksimalNokturnal Dyspnea  (PND), S3 danS4, batuk, mudah lelah, insomnia,dan kegelisahan. Sedangkan tandagejala gagal jantung kanan antaralain: kongestif jaringan perifer danvisceral, edema, penambahan beratbadan, anorexia dan mual,hiponatremia, hipokalemia,hipoklorimia dan gangguan ginjal,albuminuria, kadar ureum meninggi,oliguria, nokturia

Patofisiologi Gagal JantungStroke volume kedua ventrikel

berkurang karena penekanankontraktilitas atau afterload yangmeningkat, sehingga volume akanmeningkat, jika kondisi iniberlangsung lama, maka terjadidilatasi ventrikel. Cardiac outputmenurun karena peningkatantekanan diastolic yang berlangsunglama atau kronik yang menjalar kekedua atrium, sirkulasi pulmoner dansirkulasi sistemik. Akhirnya tekanankapiler meningkat yang

menyebabkan transudasi cairan dantimbul edema paru atau sistemik.Penurunan cardiac output yangdiakibatkan oleh penurunan tekanandarah arterial pada ginjal yang akanmengaktivasi beberapa sistem sarafdan sistem hormonal, ginjal akanmeresorpsi natrium dan mensekresikalium. Peningkatan aktifitas sistemsaraf simpatis memacu kontraksimiocardium, frekuensi denyut jantung, dan tonus vena

(menimbulkan peningkatan preload).Takikardi dan peningkatankontraktilitas miocardium memacuterjadinya iskemik pada pasiendengan penyakit arteri coronersebelumnya dan peningkatanpreload yang memperburuk kongestipulmoner. Aktivasi sistem sarafsimpatis juga meningkatkanresistensi perifer, jika aktivasi inisangat meningkat akan menurunkanaliran darah ke ginjal dan jaringan,sehingga suplai oksigen oksigenberkurang. Resistensi vascularperifer juga merupakan determinanutama afterload ventrikel sehinggaaktifitas simpatis yang berlebihandapat menekan fungsi jantung itusendiri (Lawrence, 2002). 

Pemeriksaan DiagnostikMenurut Beck (2011),

pemeriksaan diagnostik antara lain:

1) Electrocardiogram (EKG)

Page 7: 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

7/23/2019 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/02naskahpublikasi2pdf 7/17

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Sragen (Nurina Kusmastuti )5 

2) Foto thorax3) Enchocardiogram

4) Laboratorium

PenatalaksanaanMenurut Black and Hawks

(2005), penatalaksanaan gagal jantung antara lain:1) Pembatasan aktivitas gerak2) Pembatasan garam dan terapi

diuretic3) Pemberian agen vasodilator4) Penurunan stress fisik dan emosi5) Posisi semifowler

6) Pemberian oksigen (40-70 %liter/menit)

7) Pembatasan cairan 1000ml/ hari

Diagnosa dan IntervensiKeperawatan1) Ketidakefektifan pola nafas

berhubungan denganhiperventilasi, antara lain:monitor kedalaman pernafasan,frekuensi dan ekspansi dada,catat upaya pernafasan dan

penggunaan otot bantu nafas,auskultasi bunyi nafas,tinggikan kepala dan bantuuntuk mencapai posisi yangsenyaman mungkin, kolaborasipemberian oksigen sesuaidengan kebutuhan 

2) Penurunan curah jantungberhubungan denganperubahan kontraktilitasmiokardial, antara lain: kajitanda penurunan curah jantung,kaji frekuensi dan irama jantung, palpasi nadi perifer,pantau haluaran urine,pertahankan bedrest dengankepala elevasi 30º, berikanoksigen sesuai dengankebutuhan, berikan terapisesuai program, pantau EKGdan foto thorax 

3) Kelebihan volume cairanberhubungan dengan

menurunnya laju filtrasi

glomerulus, antara lain: monitorstatus hidrasi, kelembaban

membran mukosa, tanda vital,edema, intake dan outputcairan, turgor kulit, adanyakehausan, warna, kualitas urine,monitor serum albumin danprotein total

4) Ketidakefektifan perfusi jaringan: perifer berhubungandengan hypervolemia, antaralain: kaji keadaan umum, tanda-tanda vital dan status mentalpasien, kaji sirkulasi perifer

(edema, nadi perifer, warna dansuhu ekstremitas, nyeri, balancecairan), kaji sensasi perifer(perbedaan tajam/ tumpul,parestesia, integritas kulit),rendahkan ekstremitas untukmeningkatkan sirkulasi arteri,ajarkan ROM secara pasif atauaktif  

5) Perubahan nutrisi: kurang darikebutuhan tubuh berhubungandengan penurunan nafsu

makan, antara lain: kaji faktorpenyebab penurunan nafsumakan, kolaborasi dengan ahligizi dalam perencanaan diit 

6) Nyeri akut berhubungan denganagen penyebab cidera biologis(peningkatan asam laktat),antara lain: kaji nyeri secarakomprehensif (, ajarkan teknikrelaksasi nafas dalam,kolaborasi pemberian terapioksigen sesuai dengankebutuhan dan terapi analgesiksesuai dengan advis dokter(Wilkinson, 2007). 

METODE PENELITIAN

PendekatanMetode dengan desain studi

deskriptif, menggambarkan asuhankeperawatan pada pasien dengandecompensasi cordis di Instalasi

Gawat Darurat RSUD Sragen. 

Page 8: 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

7/23/2019 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/02naskahpublikasi2pdf 8/17

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Sragen (Nurina Kusmastuti )6 

Tempat dan WaktuTempat di Instalasi Gawat

Darurat RSUD Sragen, pada tanggal12 Juli 2012 saat melakukan praktekpeminatan kegawatdaruratan.

Langkah-langkah Penelitian1) Melakukan pengkajian kepada

pasien dan keluarga. 2) Membuat kesimpulan hasil

pengkajian dan melakukananalisa masalah untukmenentukan masalah ataudiagnosa keperawatan pada

pasien. 3) Membuat rencana tindakan yang

akan dilakukan pada pasien. 4) Melakukan tindakan

keperawatan yang telahdirencanakan serta kolaborasidengan dokter untuk pemberianterapi dan tindakan. 

5) Mengevaluasi tindakan dan hasilkeperawatan yang telahdilakukan. 

6) Mendokumentasikan tindakan

yang telah dilakukan. 

Teknik Pengambilan Data1) Wawancara (interview 2) Pengamatan (observasi) 3) Pemeriksaan fisik 

(Nazir, 2005). 

Analisis Data Analisa data dengan analisa

deskriptif yang menjabarkanvariabel.

Keabsahan DataInstrument dalam karya tulis

ilmiah ini mengunakan lembarobservasi dan dokumentasi dalambentuk status data pasien, standarasuhan keperawatan dan NCP(Nursing Care Planning).

Etika1)  Anonymity  (tanpa nama) 

2) Confidentiality  (kerahasiaan) 

RESUME KASUS

Data Profil ObjekKlien datang ke RSUD Sragendengan rujukan dari PuskesmasNgrambe Sragen pada tanggal 12Juli 2012 pukul 09.20 WIB, denganinisial Tn. K, jenis kelamin laki-laki,umur 71 tahun, pendidikan terakhirSMA, pekerjaan swasta, agamaislam, alamat Bedis 01/I TawangRejo, Ngrambe, Ngawi, No RM247224 dan diagnosa medisdecompensasi cordis. 

Gambaran KasusTn. K berumur 70 tahun datang

ke IGD RSUD Sragen. Keadaansaat di IGD RSUD Sragen,mengeluh nyeri dada sebelah kiri,seperti ditusuk-tusuk dan diperas,dirasakan hilang timbul denganskala 6, sesak nafas dirasakan sejak3 hari yang lalu dan kambuh-kambuhan, dada ampeg, nafasberat, pusing, badan lemas, mudah

lelah saat beraktivitas dan nyeri uluhati, BAK keluar hanya sedikit, klienkhawatir penyakit hipertensinyabertambah parah. Riwayat penyakitdahulu yaitu riwayat penyakithipertensi sejak 5 tahun terakhir danpernah dirawat di rumah sakitdengan keluhan yang sama, didalamkeluarga mempunyai riwayathipertensi, tidak mempunyai riwayatpenyakit asma, diabetes mellitus,penyakit menular dan berbahayalainnya.

Pengkajian primer didapatkan Airway: tidak terdapat sumbatan jalan nafas, vesikuler, lidah tidak jatuh kebelakang. Breathing : polanafas tidak efektif, sesak saatbernafas, RR 38 x/menit, nafascepat, pendek, menggunakan ototbantu pernafasan, vesikuler.Circulation: nadi karotis dan periferteraba, capillary refill  kembali 3 detik,

akral dingin, ujung ekstremitas

Page 9: 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

7/23/2019 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/02naskahpublikasi2pdf 9/17

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Sragen (Nurina Kusmastuti )7 

bawah pucat, TD: 180/110 mmHg,N: 108 x/menit. Disability : keadaan

umum lemah, kesadarancomposmentis, GCS: 15 (E4V5M6).Exposure: Ujung ekstremitas bawahpucat, edema ekstremitas bawah,capillary refill   kembali 3 detik, suhu36,5 °C.

Pengkajian sekunder (AMPLE)didapatkan  Alergi : klien tidakmempunyai alergi obat, makanan,minuman, dan lingkungan. Medikasi :sebelum dibawa ke RS, klien minumcaptopril 12,5 mg resep dari

puskesmas. Pastilness: sebelumdibawa ke RS, klien mengeluh sesaknafas yang dirasakan sejak 3 hariyang lalu. Lastmeal : klien terakhirmengkonsumsi bubur nasi diit daripuskesmas. Environment : klientinggal dalam satu rumah denganistri dan anaknya.

Pemeriksaan head to toedidapatkan Kepala: mesocephal,tidak hematoma, tidak ada jejas/ lesi,rambut beruban, lurus. Mata: pupil

isokor, ukuran 2mm/ 2mm, simetriskanan-kiri, sklera tidak ikterik,konjungtiva tidak anemis, reaksicahaya baik. Hidung: simetris, tidakada polip, tidak ada sekret. Telinga:simetris, tidak ada penumpukanserumen. Mulut: tidak adaperdarahan pada gusi, mukosa bibirlembab. Leher: tidak terjadipembesaran kelenjar tyroid, tidakada peningkatan JVP. Thoraxmeliputi dada antara lain inspeksi:pengembangan dada simetris antarakanan-kiri, tidak terjadi retraksidinding dada, menggunakan ototbantu pernafasan, RR: 38 x/menit,palpasi: fremitus vokal sama kanan-kiri, perkusi: sonor, auskultasi:vesikuler. Jantung (sirkulasi) meliputiinspeksi: ictus cordis tidak tampak,palpasi: ictus cordis teraba di midklavikula intercosta V sinistra,perkusi: pekak, auskultasi: bunyi

 jantung (S1-S2) irreguler, tidak ada

suara jantung tambahan. Abdomenmeliputi inspeksi: tidak ada lesi/

 jejas, auskultasi: peristaltik 10x/menit, palpasi: tidak terjadi nyeritekan, hepar dan lien tidak teraba,perkusi: tympani. Genitourinaria:bersih, tidak terdapat pengeluaranabnormal, BAK hanya keluar sedikit.Kulit: turgor kulit elastis, kembalikurang dari 3 detik, tidak ada lesi,tidak ada kelainan pada kulit.Ekstremitas atas: kekuatan ototpenuh (5), dapat melakukan aktifitas,tidak edema, capillary refill   3 detik,

tidak terdapat luka, bawah: kekuatanotot penuh (5), edema, pitting edemakembali dalam 2 detik capillary refill  3 detik, tidak terdapat luka.

Terapi Tn. K tanggal 12 Juli 2012dari Puskesmas Ngrambe yaituCaptopril 12,5 mg dan setelahmasuk IGD RSUD Sragen klienmendapat terapi IV line RL 20 tpmmicro. Terapi injeksi: Ranitidine 50mg, Furosemide 20 mg. Terapi O2 4lpm nasal kanul. Terapi oral:

Potassium L-aspartate (kalipar) 100mg, Spironolactone 25 mg, Captopril12,5 mg, pemasangan DC.Dilakukan EKG hasil sinus takhikardiHR 108 x/menit.

 Analisa data menurut data-datahasil pengkajian yang diperolehantara lain untuk masalah yangpertama didapatkan data subyektifantara lain klien mengatakan dadasebelah kiri terasa sakit (P: suplaioksigen ke jaringan berkurang. Q:ditusuk-tusuk dan diperas, R: dadakiri, S: 6, T: hilang timbul), klienmengatakan dada terasa ampeg dannafas berat, klien mengatakankepala terasa pusing dan badanterasa lemas, klien mengatakansesak saat bernafas dirasakan sejak3 hari yang lalu, klien mengatakanmudah lelah saat beraktivitas, klienmengatakan BAK hanya keluarsedikit dan didapatkan data obyektif

antara lain keadaan umum lemah,

Page 10: 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

7/23/2019 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/02naskahpublikasi2pdf 10/17

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Sragen (Nurina Kusmastuti )8 

kesadaran composmentis GCS 15(E4V5M6), ekspresi wajah menahan

sakit, berkeringat dingin, ujungekstremitas bawah pucat, edemaekstremitas bawah dan pittingedema kembali dalam 2 detik,oliguria, TTV: TD: 180/110 mmHg,N: 108 x/menit, t: 36,5 °C, RR: 38x/menit dengan masalahkeperawatan penurunan curah jantung berhubungan denganperubahan kontraktilitas miokardial.Masalah yang kedua didapatkandata subyektif antara lain klien

mengatakan dada terasa ampeg dannafas terasa berat, klienmengatakan sesak saat bernafasyang dirasakan sejak 3 hari yanglalu, dan didapatkan data obyektifantara lain keadaan mum lemah,kesadaran composmentis GCS 15(E4V5M6), berkeringat dingin, ujungekstremitas bawah dan pucat, nafascepat dan pendek, menggunakanotot bantu pernafasan, RR: 38x/menit dengan masalah

keperawatan ketidakefektifan polanafas berhubungan denganhiperventilasi.

Masalah yang ketiga didapatkandata subyektif antara lain klienmengatakan mudah lelah saatberaktivitas, klien mengatakan dadaterasa ampeg dan nafas terasaberat, dan didapatkan data obyektifantara lain keadaan umum lemah,kesadaran composmentis GCS 15(E4V5M6), nafas cepat dan pendek,menggunakan otot bantupernafasan, RR: 38 x/menit, klienmudah lelah saat beraktivitas,berkeringat dingin, akral dingin,ujung ektremitas bawah pucatdengan masalah keperawatanintoleransi aktivitas berhubungandengan ketidakseimbangan antarasuplai oksigen dan kebutuhan.

Masalah yang keempatdidapatkan data subyektif antara lain

klien mengatakan khawatir penyakit

hipertensinya bertambah parah, dandata obyektif antara lain riwayat

hipertensi sejak 5 tahun yang lalu,riwayat opname dengan keluhanyang sama dengan masalahkeperawatan ansietas berhubungandengan perubahan statuskesehatan.

Masalah keperawatan yangdiangkat antara lain Ketidakefektifanpola nafas berhubungan denganhiperventilasi, Penurunan curah jantung berhubungan denganperubahan kontraktilitas miokardial,

Intoleransi aktivitas berhubungandengan ketidakseimbangan antarasuplai oksigen dengan kebutuhan, Ansietas berhubungan denganperubahan status kesehatan.

Didapatkan prioritas masalahkeperawatan yaitu ketidakefektifanpola nafas berhubungan denganhiperventilasi dan penurunan curah jantung berhubungan denganperubahan kontraktilitas miokardial,maka diagnosa tersebut dilakukan

rencana tindakan sebagai berikut:1) Ketidakefektifan pola nafas

berhubungan denganhiperventilasi. Tujuan: Setelahdilakukan asuhan keperawatanselama 1 x 60 menit diharapkanpola nafas kembali efektif.Kriteria hasil: RR 16-24 x/menit,irama teratur, tidakmenggunakan otot bantupernafasan, tidak ada bunyinafas tambahan. Intervensi: kajikeadaan umum, status mentaldan tanda-tanda vital, kajiadanya pucat dan sianosis, kajikecepatan, irama, kedalaman,pergerakan dada, kesimetrisan,penggunaan otot bantupernafasan serta retraksi dindingdada, kaji pola pernafasan,auskultasi bunyi nafas, berikanposisi semifowler, ajarkan teknikrelaksasi nafas dalam,

kolaborasi dalam pemberian

Page 11: 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

7/23/2019 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/02naskahpublikasi2pdf 11/17

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Sragen (Nurina Kusmastuti )9 

oksigen bantuan dan terapifarmakologi sesuai program.

2) Penurunan curah jantungberhubungan dengan perubahankontraktilitas miokardial. Tujuan:Setelah dilakukan asuhankeperawatan selama 1 x 60menit diharapkan kontraktilitasmiokardium stabil. Kriteria hasil:TD: 120/90 mmHg, N: 60-100x/menit, RR:16 –24 x/menit, tidakedema, capillary refill   ≤  2 detik,akral hangat. Intervensi: kajinyeri secara komprehensif, kaji

tanda gejala penurunan cardiacoutput, capillary refill , berikanposisi semifowler, berikan o2 sesuai kebutuhan, batasi aktifitas(bed rest), kolaborasi dengandokter dalam pemberian terapifarmakologi: diuretic danvasodilator.Implementasi tanggal 12 Juli

2012 Kamis pukul 09.20 WIBdiagnosa 1 yaitu mengkaji keadaanumum, status mental dan tanda-

tanda vital. Respon: klienmengatakan dada ampeg dan nafasberat, Klien mengatakan sesaknafas tidak berkurang denganistirahat, Klien mengatakan sesaknafas yang dirasakan sejak 3 hariyang lalu, keadaan umum lemah,kesadaran composmentis (GCS=E4V5M6), TD: 180/110 mmHg, N:108 x/menit, T: 36,5 °C, RR: 38x/menit, berkeringat dingin, ujungekstremitas bawah dingin dan pucat,cepat, pendek, dan menggunakanotot bantu pernafasan. Pukul 09.25WIB diagnosa 1 memberikan posisisemifowler dan terapi O24 lpm.Respon: klien mengatakan dadaterasa ampeg dan nafas terasaberat, posisi semifowler dengan O2 4lpm. Pukul 09.30 WIB diagnosa 2yaitu mengkaji nyeri secarakomprehensif, Mengkaji tanda dangejala penurunan cardiac output.

Respon: klien mengatakan dada

terasa sakit (P: suplai O2 ke jaringanberkurang, Q: ditusuk-tusuk dan

diperas, R: dada kiri, S: 6, T: hilangtimbul), klien mengatakan kepalapusing dan lemas, klien mengatakanBAK hanya keluar sedikit, ekspresiwajah menahan sakit, edemaekstremitas bawah, pitting edemakembali dalam 2 detik, berkeringatdingin, akral dingin, ujungekstremitas bawah pucat. Pukul09.35 WIB diagnosa 2 melakukankolaborasi pemberian terapi IV lineRL dan Dower Catheter (DC),

terpasang IV line RL 20 tpm micro ditangan kanan dan DC. Pukul 09.45WIB diagnosa 2 yaitu melakukankolaborasi dengan dokter dalampemberian terapi farmakologiRanitidine 50 mg, Furosemide 20mg, terapi injeksi masuk/ IV sesuaidengan advis dokter. Pukul 09.55WIB diagnosa 2 melakukankolaborasi dengan dokter dalampemberian terapi farmakologiPotassium L-aspartate (kalipar)

1x100 mg, Spironolactone 1x25 mg,Captopril 3x12,5 mg, terapi masuk/oral sesuai dengan advis dokter.Pukul 10.05 WIB diagnosa 1 yaitumengkaji keadaan umum, statusmental, tanda-tanda vital,menganjurkan klien untukmembatasi aktifitas, klienmengatakan dada sebelah kiri masihterasa sakit, klien mengatakanpusing sudah berkurang, klienmengatakan ampeg dan sesak nafasberkurang, keadaan umum lemah,TD: 160/100 mmHg, N: 98 x/menit,T: 36,5 °C, RR: 26 x/menit, ekspresiwajah menahan sakit, cepat,pendek, tidak menggunakan ototbantu pernafasan. Pukul 10.30 WIBklien pindah ruang ICU RSUDSragen.

Evaluasi selama di IGD padatanggal 12 Juli 2012 Kamis pukul10.15 WIB diagnosa 1 yaitu klien

mengatakan dada masih terasa

Page 12: 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

7/23/2019 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/02naskahpublikasi2pdf 12/17

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Sragen (Nurina Kusmastuti )10 

ampeg dan sesak nafas berkurang,keadaan umum lemah, kesadaran

composmentis (GCS: E4V5M6),cepat, pendek, tidak menggunakanotot bantu pernafasan, RR: 26x/menit, terapi O2 4 lpm nasal canul,posisi semifowler, pembatasanaktifitas. Masalah keperawatanketidakefektifan pola nafas teratasisebagian. Rencana tindak lanjut:pantau keadaan umum, statusmental, dan tanda-tanda vital,pantau pola nafas (irama,kecepatan, kedalaman, retraksi

dinding dada, penggunaan ototbantu pernafasan), pertahankan O2

sesuai kebutuhan, pertahankan bedrest dan posisi semifowler,kolaborasi dengan dokter untukterapi lanjutan. Evaluasi daritindakan tanggal 12 Juli 2012 hariKamis pukul 10.20 WIB diagnosa 2yaitu klien mengatakan dadasebelah kiri masih terasa nyeri (P:suplai O2  ke jaringan berkurang, Q:ditusuk-tusuk dan diperas, R: dada

kiri, S: 4, T: hilang timbul), klienmengatakan pusing sudahberkurang, kesadarancomposmentis (E4V5M6 = 15),ekspresi wajah menahan sakit, TD:160/100 mmHg, N: 98 x/menit, RR:26 x/menit, t: 36,5 °C, klien bed resttotal dan pembatasan aktivitas, klienterpasang DC, terapi O2 4 lpm nasalcanul dengan posisi semifowler,terapi IV line RL 20 tpm micro, terapiinjeksi (Ranitidine 50mg,Furosemide 20mg) masuk sesuaiadvis dokter, terapi oral (PotassiumL-aspartate (Kalipar) 100 mg,Spironolactone 25 mg, Captopril12,5 mg) masuk sesuai advis dokter.Masalah keperawatan penurunancurah jantung teratasi sebagian, TD:160/100 mmHg, edema padaekstremitas bawah. Rencana tindaklanjut untuk perawatan di ICU yaituPantau keadaan umum, status

mental, dan tanda-tanda vital,

Pantau intake dan output,Pertahankan pemberian O2 4 lpm

nasal canul, Pembatasan aktifitas,Posisi semifowler, Kolaborasidengan dokter dalam pemberianterapi farmakologi injeksi (Ranitidine50 mg, Furosemide 20 mg), dan oral(Potassium L-aspartate (Kalipar) 100mg, Spironolactone 25 mg, Captopril12,5 mg).

PEMBAHASAN

Pengkajian

Menurut Smeltzer and Bare(2002) salah satu penyebabdecompensasi cordis adalahhipertensi. Klien memiliki riwayathipertensi sejak 5 tahun terakhir danTD 180/110 mmHg. Hipertensi dapatmeningkatkan beban kerja jantungyang mengakibatkan efek hipertrofimiocard, keadaan ini sebagaimekanisme kompensasi karenadapat meningkatkan kontraktilitas jantung. 

Menurut Smeltzer and Bare(2002) tanda gejala gagal jantungkiri: dyspnea, Paroksimal NokturnalDyspnea  (PND), S3 dan S4, batuk,mudah lelah saat beraktivitas,insomnia, cemas. Dan tanda gejalagagal jantung kanan: edemaekstremitas bawah, penambahanberat badan, hepatomegali,hiponatremia, hipokalemia, dangangguan ginjal. Berdasarkan hasilpemeriksaan ditemukan kesamaanadanya dyspnea, mudah lelah saatberaktivitas, dan edema ekstremitasbawah. Namun terdapatkesenjangan yaitu tidak terdapatsuara jantung tambahan tetapi suara jantung S1-S2 irregular. 

Diagnosa KeperawatanDidapatkan 4 diagnosa dengan 2

diagnosa prioritas, dan pada tinjauanpustaka terdapat 6 diagnosa, yaitu 2

diagnosa sesuai dengan tinjauan

Page 13: 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

7/23/2019 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/02naskahpublikasi2pdf 13/17

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Sragen (Nurina Kusmastuti )11 

pustaka atau teori dan muncul dalamkasus, antara lain:

1) Ketidakefektifan pola nafasberhubungan denganhiperventilasi. Menurut Smeltzer(2002), dyspnea memberikanbeban paru-paru untukmencukupi kebutuhan oksigen,dijadikan prioritas karenadidapatkan data RR: 38 x/menit,menggunakan otot bantupernafasan, dada ampeg dannafas terasa berat. 

2) Penurunan curah jantung

berhubungan dengan perubahankontraktilitas miokardial. MenurutLawrence (2002) terjadi karenaketidakmampuan jantung untukmemompakan darah keseluruhtubuh. Diagnosa tersebut penulisangkat pada pemeriksaandidapatkan TD: 180/110 mmHg,N:108 x/menit, akral pucat dandingin, keringat dingin, BAKhanya keluar sedikit. Diagnosa yang tidak ada dalam

tinjauan pustaka atau teori tetapimuncul dalam kasus, antara lain:1) Intoleransi aktivitas berhubungan

dengan ketidakseimbanganantara suplai oksigen dengankebutuhan. Diagnosa ini tidakmuncul dalam teori, tetapi dilapangan didapatkan data bahwapasien mudah lelah saatberaktivitas. Menurut Smeltzer(2002), mudah lelah terjadikarena penurunan curah jantungdan meningkatnya energi yangdigunakan untuk bernafas.Diagnosa ini tidakdijadikanprioritas masalahkeperawatan.

2) Ansietas berhubungan denganperubahan status kesehatan.Diagnosa ini tidak muncul dalamteori, tetapi di lapanganditemukan bahwa pasienmengalami kecemasan sebagai

akibat dari gangguan oksigenasi

 jaringan, dan pengetahuanbahwa jantung tidak berfungsi

dengan baik. Menurut Nikolas(2012) dalam jurnalnya “Effect of Anxiety and Depression in TheOnset and Progression of HeartFailure”, disimpulkan dalam jurnal penelitian tersebut bahwakecemasan dan depresi secaraindependen berhubungan dalampermulaan dan memperparahgagal jantung, dan didukungdengan penelitian dari Miche, E(2003) dalam jurnalnya yang

berjudul “Effects of Education,Self-Care Instruction andPhysical Exercise on Patientswith Chronic Heart Failure”,menyatakan bahwa rehabilitasiprogram yang dilakukan selamadirumah sakit antara lainmemberikan edukasi ataupenyuluhan, managemen diripasien dan latihan fisik ringandapat memberikan efek yangpositif bagi kerja jantung dan fisik

yang lebih baik. Diagnosa initidak dijadikan sebagai prioritasmasalah keperawatan.Diagnosa yang ada dalam

tinjauan pustaka atau teori tetapitidak dijadikan sebagai diagnosadalam kasus, antara lain:1) Kelebihan volume cairan

berhubungan denganmenurunnya laju filtrasiglomerulus. Menurut Lawrence(2002) penurunan cardiac outputmenyebabkan penurunan alirandarah ginjal dan penurunankecepatan filtrasi glomerulusyang mengakibatkan retensicairan dan Na yangmenyebabkan peningkatanvolume intravaskuler danpenimbunan cairan. Weber(2002) dalam jurnalnya yangberjudul “Renin-Angiotensin- Aldosterone Activation in Heart

Failure, Aldosterone Escape”

Page 14: 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

7/23/2019 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/02naskahpublikasi2pdf 14/17

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Sragen (Nurina Kusmastuti )12 

yang menyatakan bahwapengaktifan renin-angiotensin-

aldosteron saat jantungmengalami penurunan cardiacoutput atau penurunan perfusi diginjal, sehingga tubuh meresponbeberapa sistem hormonal, efekdari pengaktifan hormon tersebutadalah terjadinya retensi cairanyang dapat meningkatkanpreload ventricular. Aldosterondiaktifkan oleh angiotensin IIyang berkontribusi dakammeresorpsi sodium di tubular

ginjal. Tidak menjadi prioritasmasalah keperawatan karenakurangnya data nilai balancecairan. Hal ini sebagaikelemahan peneliti dikarenakantidak melakukan balance cairanpada pasien yang mengalamikelebihan volume cairan dengantanda klinis adanya edema padatubuh.

2) Ketidakefektifan perfusi jaringanberhubungan dengan

hypervolemia. Menurut Ganong(2010), terjadi karena kurangnyasuplai oksigen ke jaringan. Tidakdijadikan masalah keperawatankarena kurangnya datapendukung seperti saturasioksigen.

3) Perubahan nutrisi: kurang darikebutuhan tubuh berhubungandengan penurunan nafsu makan.Menurut Ganong (2010), aktivasisaraf parasimpatis dapatmenurunkan motilitas usus.Tidak dijadikan masalahkeperawatan karena tidakmengalami mual, muntah danpenurunan nafsu makan.

4) Nyeri akut berhubungan denganagen penyebab cidera biologis.Menurut Lawrence (2002),karena suplai oksigen berkurangsehingga jaringan melakukanmetabolisme secara anaerob

yang menghasilkan asam laktat.

Tidak dijadikan masalahkeperawatan dikarenakan

intervensi yang dilakukan samadengan intervensi padapenurunan curah jantung.

Perencanaan KeperawatanDitemukan kesenjangan,

menurut Beck (2011) pemeriksaandiagnostik antara lain EKG, fotothorax, dan AGD. Namun dilapangan pemeriksaan AGD danbalance cairan tidak dimasukkandalam perencanaan tindakan.

Pelaksanaan KeperawatanSecara nonfarmakologi tidak

didapatkan kesenjangan, menurutBlack and Hawks (2005)penatalaksanaan decompensasicordis, antara lain penurunan bebankerja miokardial dengan pembatasanaktivitas gerak, penurunan preloaddengan pembatasan garam, posisisemifowler untuk supportpernafasan, pemberian oksigen

untuk mengurangi hipoksia dandyspnea, memperbaiki pertukaranO2 dan CO2 dan pembatasan cairan1000 ml/ hari.Secara farmakologitidak didapatkan kesenjangan, terapidiuretik untuk menambah ekresiginjal dan untuk menurunkantekanan darah, dan penurunanafterload (menurunkan tekanandarah) dengan terapi Potassium L-aspartate (Kalipar) 100 mg,Spironolactone 25 mg, Captopril12,5 mg.Dalam jurnal yang berjudul“Major Outcomes in High-RiskHypertensive Patient Randomized to Angiotensin-Converting EnzymeInhibitor or Calcium Channel Blockervs Diuretic: The Antihypertensiveand Lipid-Lowering Treatment toPrevent Heart Attack Trial(ALLHAT)”, menyatakan bahwalangkah awal untuk menurunkantekanan darah yaitu dengan

menggunakan ACE, dan jika

Page 15: 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

7/23/2019 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/02naskahpublikasi2pdf 15/17

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Sragen (Nurina Kusmastuti )13 

memungkinkan pemberian obatdapat ditambah dengan diuretic

sebagai tatalaksana atau regimenpemberian obat (multi obat). Dalampemberian secara bersamaan harussecara hati-hati dan selalu dievaluasi (The American Assosiation,2002).

Pemeriksaan diagnostikdidapatkan kesenjangan yaitupemeriksaan AGD dan balancecairan tidak dilakukan, karenaterbatasnya sarana dan prasaranayang tersedia, ketidak sesuaian

antara jumlah tenaga medis dengan jumlah pasien, serta kelemahanpeneliti dalam melakukan intervensikeperawatan. 

Evaluasi KeperawatanMasalah keperawatan

ketidakefektifan pola nafas teratasisebagian, kerena belum tercapainyasemua kriteria hasil yangdiharapkan, RR: 26x/ menit, cepatdan dangkal, sesak nafas berkurang

dan dada terasa ampeg. Masalahkeperawatan penurunan curah jantung teratasi sebagian, karenabelum tercapainya semua kriteriahasil yang diharapkan, TD: 160/100mmHg, edema ekstremitas bawah. 

Dokumentasi KeperawatanPeneliti melakukan dokumentasi

di lembar asuhan keperawatan klien,buku register IGD RSUD Sragen danlaporan kasus peneliti 

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan1) Pengkajian yang telah dilakukan

pada pasien denganDecompensasi Cordisdidapatkan data antara lain nyeridada sebelah kiri yang dirasakanhilang timbul dengan kualitasnyeri seperti ditusuk-tusuk dan

diperas, skala 6, nyeri ulu hati,

sesak nafas saat beraktivitas,dada ampeg, pusing, badan

lemas, TD: 180/110 mmHg, N:108x/ menit, RR: 38x/ menit,nafas cepat, pendek,menggunakan otot bantupernafasan, BAK hanya keluarsedikit, ekstremitas bawah pucat,akral dingin, edema, capillaryrefill  kembali dalam 3 detik.

2) Diagnosa keperawatan yangdapat diangkat berdasarkan datayang didapat antara lainketidakefektifan pola nafas

berhubungan denganhiperventilasi, penurunan curah jantung berhubungan denganperubahan kontraktilitasmiokardial, intoleransi aktivitasberhubungan denganketidakseimbangan antara suplaioksigen dengan kebutuhan, danansietas berhubungan denganperubahan status kesehatan.

3) Menyusun rencana tindakanberdasarkan masalah

keperawatan yang adadiantaranya untuk masalahkeperawatan ketidakefektifanpola nafas dengan rencanatindakan yaitu monitor tanda-tanda vital dan status mental,posisikan semifowler, untukmasalah keperawatanpenurunan curah jantung denganrencana tindakan yaitupembatasan intake cairan danaktivitas, berikan oksigentambahan sesuai kebutuhan,kolaborasi dalam pemberianterapi farmakologi, misal diureticatau vasodilator.

4) Melakukan tindakankeperawatan berdasarkanrencana tindakan yang telahdibuat, namun ada beberapatindakan yang belum terlaksanadiantaranya pemeriksaan AGD,balance cairan dan foto thorax

yang dikarenakan terbatasnya

Page 16: 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

7/23/2019 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/02naskahpublikasi2pdf 16/17

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Sragen (Nurina Kusmastuti )14 

sarana dan prasarana yangtersedia, ketidaksesuaian antara

 jumlah tenaga medis dengan jumlah pasien, serta kelemahanpeneliti dalam melakukanintervensi keperawatan.

5) Mengevaluasi tindakan yangdiberikan dan hasil yang telahdicapai. Tindakan yang diberikansesuai dengan rencana danadvis dokter, tetapi hasil belumtercapai semua kriteria hasilyang diharapkan.

6) Mendokumentasikan semua

tindakan baik yang sudah ataubelum terlaksana dalam lembarasuhan keperawatan klien,register IGD dan laporan peneliti.

Saran1) Bagi perawat 

Diharapkan dapat melakukanpengkajian sampai evaluasikeperawatan dengan teliti yangmengacu pada fokuspermasalahan yang tepat

sehingga dapat melaksanakanasuhan keperawatan secaratepat khususnya pada pasienDecompensasi Cordis. 

2) Bagi peneliti/ penulis Diharapkan untuk kedepannyadapat menerapkan asuhankeperawatan secara tepat danoptimal khususnya pada pasienDecompensasi Cordis. 

3) Bagi peneliti lain Diharapkan Karya Tulis Ilmiah(KTI) ini dapat dijadikan referensiuntuk penelitian selanjutnyakhususnya untuk pasien denganDecompensasi Cordis. 

DAFTAR PUSTAKA

Beck, Erick. 2011. Tutorial DiagnosisBanding (Tutorials inDifferential Diagnosis) Edisi4. Jakarta: EGC

Black J, Hawks JH. 2005. MedicalSurgical Nursing: Clinical

Management for PositiveOutcome Edisi 7 Volume I .Elsevier Saunders: UniversityMichigan

Ganong, William F. 2010.Patofisiologi PenyakitPengantar MenujuKedokteran Klinis Edisi 5 .Jakarta: EGC

Hudak & Gallo. 2002. Keperawatan

Kritis Edisi 4 Volume I .Jakarta: EGC

Lawrence, M et al. 2002. Diagnosisdan Terapi Kedokteran IlmuPenyakit Dalam. Jakarta:Salemba Medika

Mansjoer, Arif. 2007. Kapita SelektaKedokteran Edisi 3 Jilid II .Jakarta: Media Aesculapius

Miche, E. 2003. Effects of Education,Self-Care Instruction andPhysical Exercise on Patientswith Chronic Heart Failure.Diakses tanggal 12November 2012.http://link.springer.com

Muttaqin, Arif. 2009.  AsuhanKeperawatan Klien denganGangguan SistemKardovaskuler . Jakarta:Salemba Medika

Nasir, Moh. 2005. MetodePenelitian. Jakarta: GhaliaIndonesia

Nikolaos, Agelopoulou Zoi, BrokalakiHero. 2012. Effect of Anxietyand Depression in the Onsetand Progression of HeartFailure. Diakses tanggal 18

Page 17: 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

7/23/2019 02._NASKAH_PUBLIKASI(2).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/02naskahpublikasi2pdf 17/17

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Sragen (Nurina Kusmastuti )15 

Oktober 2012. http://vima-asklipiou.gr

Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi :Konsep klinis Proses-prosesPenyakit Edisi 6 . Jakarta:EGC

Smeltzer & Bare. 2002. Buku AjarKeperawatan Medical Bedah.Brunner &  Suddarth Jilid IIEdisi 8. Jakarta : EGC

The American Association. 2012.

Major Outcomes in High-RiskHypertensive PatientRandomized to Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitoror Calcium Channel Blockervs Diuretic: The Antihypertensive and Lipid-Lowering Treatment toPrevent Heart Attack Trial(ALLHAT).  Diakses tanggal12 November 2012.http://www.fineprint.com

Udjianti, Wajan I. 2010.Keperawatan Kardiovaskuler .Jakarta: Salemba Medika

Weber, K. T. 2002. Renin- Angiotensin-Aldosterone Activation in Heart Failure, Aldosterone Escape. Diaksestanggal 11 November 2012.http:// jurnal.publications.chestnet.org

Wilkinson, J. 2007. Buku SakuDiagnosis KeperawatanDengan Intervensi NIC danKriteria Hasil NOC . Edisi 7.Jakarta: EGC

Nurina Kusmastuti :  MahasiswaProfesi Ners FIK UMS. Jln A Yani

Tromol Post 1 Kartasura

Arina Maliya, A.Kep, M.Si. Med : Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln AYani Tromol Post 1 Kartasura. 

Indah Kartikowati, S.Kep.Ns :Pembimbing Klinik Instalasi GawatDarurat Rumah Sakit Umum DaerahSragen