137
DETERMINAN TINDAKAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT HIPERTENSI DI KECAMATAN BELAWAN T E S I S Oleh MASDAR GINTING 057023011/AKK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 DETERMINAN TINDAKAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT HIPERTENSI DI KECAMATAN BELAWAN Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository © 2008

057023011

Embed Size (px)

Citation preview

  • DETERMINAN TINDAKAN MASYARAKAT DALAM

    PENCEGAHAN PENYAKIT HIPERTENSI

    DI KECAMATAN BELAWAN

    T E S I S

    Oleh

    MASDAR GINTING 057023011/AKK

    SEKOLAH PASCASARJANA

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2008

    DETERMINAN TINDAKAN MASYARAKAT DALAM

    PENCEGAHAN PENYAKIT HIPERTENSI

    DI KECAMATAN BELAWAN

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • T E S I S

    Oleh

    MASDAR GINTING

    057023011/AKK

    SEKOLAH PASCASARJANA

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2008

    Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi

    pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Judul Tesis : DETERMINAN TINDAKAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT HIPERTENSI DI KECAMATAN BELAWAN

    Nama Mahasiswa : Masdar Ginting Nomor Pokok : 057023011 Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

    Menyetujui

    Komisi Pembimbing

    (Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP) (drh.Rasmaliah, M.Kes)

    Ketua Anggota

    Ketua Program Studi, Direktur,

    (Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc)

    Tanggal Lulus : 4 Juni 2008

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Telah diuji pada Tanggal : 4 Juni 2008

    PANITIA PENGUJI TESIS

    Ketua : Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP Anggota : 1. drh. Rasmaliah, M.Kes

    2. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM

    3. dr. Ria Masniari Lubis, M.Si

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • PERNYATAAN

    DETERMINAN TINDAKAN MASYARAKAT DALAM

    PENCEGAHAN PENYAKIT HIPERTENSI

    DI KECAMATAN BELAWAN

    T E S I S

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Medan,

    ( Masdar Ginting )

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • ABSTRAK

    Penyakit hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian dan faktor risiko utama kematian akibat penyakit jantung. Puskesmas Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu Puskesmas di Kota Medan yang memiliki penderita hipertensi cukup tinggi dengan jumlah penderita tahun 2007 sebanyak 3.636 penderita. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang tindakan masyarakat dalam pencegahan hipertensi di Kecamatan Medan Belawan.

    Rancangan penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, jumlah sampel sebanyak 195 orang dengan kriteria laki-laki/ perempuan pada usia > 40 tahun, sampel diambil secara proporsional sampling. Analisis data menggunakan uji chi square dan regresi logistik.

    Hasil penelitian pada faktor internal menunjukkan 69,7 % responden pada kelompok umur 46-60 tahun, 51,8% jenis kelamin laki-laki, 44,6 % pendidikan tamat SLTP dan 55,4 % berpenghasilan UMP Sumut. Hasil uji chi square menunjukkan seluruh faktor internal berhubungan dengan pengetahuan masyarakat dalam pencegahan penyakit hipertensi (p=0,000). Pada faktor eksternal : 51,8 % peran media massa berada pada kategori baik dan 56,4% peran keluarga dan teman pada kategori baik. Secara statistik seluruh faktor eksternal berhubungan dengan pengetahuan masyarakat (p=0,000). Pengetahuan masyarakat pada kategori baik sebesar 48,2 %, dan secara statistik berhubungan dengan sikap (p=0,000). Tingkat pengetahuan masyarakat (48,2 %) pada kategori baik dan sikap masyarakat (48,7%) pada kategori baik. Secara statistik pengetahuan dan sikap berhubungan dengan tindakan masyarakat dalam pencegahan penyakit hipertensi (p=0,000). Hasil Hasil uji regresi logistik (multivariat)menunjukkan faktor internal berpengaruh terhadap pengetahuan masyarakat dengan nilai Exp() untuk umur (51,659), pendidikan (6,017), dan penghasilan (7,307). Faktor eksternal berpengaruh terhadap pengetahuan masyarakat dengan nilai Exp() untuk peran media massa (2.834) dan peran keluarga atau teman (3.934) Pengetahuan berpengaruh terhadap sikap tentang hipertensi dengan nilai Exp() ( 6.232) Demikian juga dengan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang penyakit hipertensi berpengaruh terhadap tindakan masyarakat dalam pencegahan penyakit hipertensi, dengan nilai Exp() untuk pengetahuan (16.546 dan sikap (21.620) Diharapkan peningkatan program komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang pencegahan penyakit hipertensi, pelaksanaan pelayanan kesehatan, khususnya kegiatan deteksi dini penyakit hipertensi sehingga dapat dilakukan program penanggulangan secara cepat untuk menghindari hipertensi berat sehingga masyarakat mampu meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi, serta mampu melakukan tindakan pencegahan secara baik dan benar. Masyarakat hendaknya lebih memperhatikan gaya hidup yang sehat, khususnya dalam hal pola makan, aktifitas fisik dan pengendalian stress yang dapat memicu terjadi penyakit hipertensi Kata kunci : Determinan, Pencegahan, Hipertensi.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • ABSTRACT

    Hypertension is one of the causes of death as well as a main risk factor of death caused by heart disease. The Puskesmas (Community Health Center) of Medan Belawan Sub-district is one of the community health centers in Medan which treats a quite big number of patients with hypertension (3.636 patients) in 2007. Based on this condition, it is a need to conduct a study on community action in hypertension control in Medan Belawan Sub-district. This observational analytical with cross sectional design is conducted to examine the action taken by the community to prevent the incident of hypertension with the samples of 195 persons (men and women) of 40 years old selected through the proportional sampling technique. Analysis data by chi square test and regression logistic test.

    The result of the study on the internal factor shows that 69.7% of the respondents belong to the age group of 46 60 years old, 51.8% are male, 44.6% are SLTP (Junior High School) graduates, 55.4% with the income the provincial minimum wage (UMP) of Sumatera Utara. Statistically by chi square test shows all of the internal factors are related to the knowledge of community in preventing the hypertension (p = 0.000). Of the external factor, 51.8% of the role of mass media is in good category and 56.4% of the role of family and friends is in good category. Statistically, all of the external factors are related to the knowledge of community (p = 0.000). 48.2% of the knowledge of community is in good category and is statistically related to attitude (p = 0.000). The level of the knowledge of community is in good category (48.2%) and the attitude of community is also in good category (48.7%). Statistically, knowledge and attitude are related to the action taken by the community in the prevention of hypertension (p = 0.000). The result of regression logistic test (multivariate) analysis shows that the internal factor has an influence on the knowledge of community with the value of Exp () = 51.659 for age, 6.017 for education and 7.307 for earnings/income. The external factor has an influence on the knowledge of community with the value of Exp () = 2.834 for mass media and 3.934 for the role of family and friends. Knowledge has an influence on the attitude of community toward hypertension with the value of Exp () = 6.232. Knowledge of community with Exp () = 16.546 and attitude of community toward hypertension with Exp () = 21.620 have an influence on the action taken by community in hypertension prevention.

    It is expected that the communication, information and education programs on hypertension prevention and the implementation of health service especially the activity of hypertension early detection are improved so that an accurate hypertension control program can be done immediately to prevent severe hypertension in order to enable the community to improve their knowledge on hypertension and capability of taking preventive action well. Also, the community should pay more attention to the healthy life style especially in terms of consumption pattern, physical activity and stress control that can trigger the incident of hypertension.

    Keywords: Determinant, Prevention, Hypertension.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karuniaNya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul Determinan Tindakan

    Masyarakat dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi di Kecamatan Belawan.

    Dengan selesainya tesis ini, selain atas upaya penulis sendiri, juga tidak

    terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan

    ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    Bapak Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), sebagai Rektor

    Universitas Sumatera Utara.

    Ibu Prof. Dr. Ir. T.Chairun Nisa B, MSc, sebagai Direktur Sekolah

    Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

    Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, sebagai Ketua Program Studi Administrasi

    dan Kebijakan Kesehatan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

    Bapak Prof.dr.Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP, sebagai Ketua Komisi

    Pembimbing Tesis yang telah banyak memberikan bimbingan penulisan.

    Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes sebagai Anggota Komisi Pembimbing Tesis yang

    banyak memberikan bimbingan penulisan.

    Bapak Dr. Drs.R.Kintoko Rochadi, MKM dan Ibu dr. Ria Masniari Lubis,

    M.Si masing-masing sebagai Ketua Komisi Penguji dan anggota yang banyak

    memberikan bimbingan penulisan.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Seluruh Dosen Pascasarjana Program Studi Administrasi dan Kebijakan

    Kesehatan, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulis

    mengikuti pendidikan dan penyelesaian thesis.

    Rekan-rekan mahasiswa Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

    Komunitas/Epidemiologi Sekolah Pascasarjana USU Medan tahun 2005.

    Bapak dr.H.Syahril Aritonang, MHA, sebagai Kepala Kantor Kesehatan

    Pelabuhan Kelas I Medan yang telah memberikan izin kepada penulis melanjutkan

    pendidikan lanjutan di pascasarjana USU Medan. Demikian juga rekan-rekan kerja

    pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan yang telah memberikan dorongan

    dan semangat dalam penyelesaian penelitian ini.

    Ibu dr. Roos Helrita Sinaga, sebagai Kepala Puskesmas Kecamatan Belawan

    yang telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan data penelitian.

    Bapak Camat Kecamatan Belawan, Lurah yang telah membantu penulis

    selama proses pengumpulan data di Kecamatan Belawan beserta seluruh masyarakat

    di Kecamatan Belawan yang telah bersedia menjadi responden dan memberikan

    keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

    Istriku tercinta Ir. Siti Suharni Simamora serta anakku tersayang Wawan

    Mahendra Ginting, Ghina Verina Ginting dan Ghita Fernanda Ginting atas

    pengertiannya dan yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan, pengorbanan,

    sehingga penulis dapat menyelesaikan thesis ini.

    Orangtua, Mertua, serta Saudara-saudaraku yang telah banyak memberikan

    bantuan serta dorongan selama perkuliahan sampai selesainya penyusunan tesis ini.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Akhirnya, semoga Allah SWT selalu melimpahkan taufik dan hidayahNya

    kepada kita semua, dan penulis berharap tesis ini bermanfaat bagi pengambil

    kebijakan di bidang kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian

    selanjutnya.

    Medan,

    Penulis

    Masdar Ginting

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • RIWAYAT HIDUP

    Masdar Ginting, lahir pada tanggal 01 Januari 1960 di Kecamatan Tiga Juhar

    Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara, anak ke-lima dari sepuluh

    bersaudara dari pasangan Ayahanda Alm. Muis Ginting dan Almh. Syadiah Lubis

    Pendidikan formal penulis, dimulai dari Pendidikan Dasar di Sekolah Dasar

    Negeri Tiga Juhar selesai pada tahun 1972, Sekolah Menengah Pertama di SMP 17

    Agustus Tiga Juhar selesai tahun 1975, Sekolah Menengah Atas Negeri Labuhan Deli

    selesai tahun 1980, SPPH (D1) di Medan selesai pada tahun 1981, APK (D III )

    Kabanjahe selesai 1992, S-1 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

    Utara Medan selesai pada Tahun 2002 dan Pascasarjana AKK Universitas Sumatera

    Utara selesai 2008

    Mulai bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil sejak tahun 1983 di Belawan,

    tahun 1986 di Sibolga Kabupaten Tapanuli Tengah, tahun 1993 di Pangkalan Susu

    Kabupaten Langkat dan tahun 2007 sampai saat ini di Belawan.

    Tahun 1996 penulis menikah dengan nona Ir. Siti Suharni Simamora putri

    ketiga dari Bapak Syarifuddin Simamora dengan Ibu Masna Tanjung, penulis

    dikaruniai seorang putra Wawan Mahendra Ginting dan dua orang putri Ghina Verina

    Ginting dan Ghita Fernanda Ginting.

    Tahun 2005 penulis mengikuti pendidikan lanjutan di S-2 Program Studi

    Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Kesehatan

    Komunitas/ Epidemiologi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK ............................................................................................................ i

    ABSTRACT........................................................................................................... ii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

    RIWAYAT HIDUP................................................................................................ vi

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

    DAFTAR TABEL.................................................................................................. xi

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii

    DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xiv

    BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1

    1.2. Perumusan Masalah ............................................................................ 7

    1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7

    1.4. Hipotesis Penelitian............................................................................. 8

    1.5. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 10

    2.1. Faktor Perilaku Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat ................ 10

    2.2. Ranah Perilaku ............................................................................... 11

    2.2.1. Knowledge (Pengetahuan).................................................. 11

    2.2.2. Attitude (Sikap) .................................................................. 12

    2.2.3. Practice (Tindakan) ........................................................... 13

    2.3. Indikator Perubahan Perilaku......................................................... 14

    2.3.1. Pengetahuan ....................................................................... 14

    2.3.2. Sikap................................................................................... 15

    2.3.3. Tindakan............................................................................. 15

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 2.4. Determinan Perilaku....................................................................... 16

    2.4.1. Faktor Internal.................................................................... 16

    2.4.2. Faktor Eksternal ................................................................. 17

    2.5. Hipertensi ....................................................................................... 18

    2.5.1. Pengertian Hipertensi ......................................................... 18

    2.5.2. Epidemiologi Hipertensi ................................................... 19

    2.5.3. Determinan Hipertensi ....................................................... 20

    2.6. Pencegahan Hipertensi ................................................................... 27

    2.6.1. Pencegahan Primordial....................................................... 27

    2.6.2. Pencegahan Primer............................................................. 28

    2.6.3. Pencegahan Sekunder......................................................... 28

    2.6.4. Pencegahan Tertier............................................................. 30

    2.7. Landasan Teori............................................................................... 30

    2.8. Kerangka Konsep........................................................................... 32

    BAB 3 METODE PENELITIAN ......................................................................... 33

    3.1. Jenis Penelitian.................................................................................... 33

    3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 33

    3.2.1. Lokasi Penelitian.................................................................. 33

    3.2.2. Waktu Penelitian .................................................................. 33

    3.3. Populasi dan sampel............................................................................ 33

    3.3.1.Populasi ................................................................................ 33

    3.3.2. Sampel................................................................................. 34

    3.4. Metode Pengumpulan data.................................................................. 35

    3.5. Variabel dan Definisi Operasional ...................................................... 36

    3.6. Metode Pengukuran ............................................................................ 38

    3.6.1. Media massa....................................................................... 38

    3.6.2. Peran Keluarga/ Teman...................................................... 38

    3.6.3. Pengetahuan ....................................................................... 39

    3.6.4. Sikap................................................................................... 40

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 3.6.5. Tindakan Masyarakat dalam Pencegahan Hipertensi ........ 41

    3.7. Metode Analisis Data....................................................................... 42

    BAB 4 HASIL PENELITIAN .............................................................................. 43

    4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................... 43

    4.1.1. Kondisi Geografi.................................................................. 43

    4.1.2. Demografi ............................................................................ 43

    4.1.2.1. Umur dan Jenis Kelamin......................................... 43

    4.1.2.2. Jenis Pekerjaan........................................................ 44

    4.1.2.3. Tingkat Pendidikan ................................................. 45

    4.1.3. Deskripsi Sarana, Tenaga Kesehatan dan Penyakit Hipertensi 46

    4.1.3.1. Sarana Pelayanan Kesehatan .................................. 46

    4.1.3.2. Tenaga Pelayanan Kesehatan.................................. 46

    4.1.3.3. Sepuluh Penyakit Terbesar di Puskesmas Medan

    Belawan................................................................... 47

    4.1.3.4. Lapangan Olah Raga............................................... 47

    4.2.. Deskripsi Responden ........................................................................ 48

    4.2.1. Karakteristik Faktor Internal ................................................... 48

    4.2.2. Faktor Eksternal (Peran Media massa dan Peran Keluarga/

    Teman) .................................................................................... 49

    4.2.3. Pengetahuan tentang Hipertensi............................................. 50

    4.2.4. Sikap tentang Hipertensi ........................................................ 51

    4.2.5. Tindakan Pencegahan Hipertensi............................................ 52

    4.3. Hasil Uji Bivariat ............................................................................... 53

    4.4 . Hasil Uji Multivariat (Regresi Logistik) ............................................ 57

    BAB 5 PEMBAHASAN....................................................................................... 61

    5.1. Pengaruh Umur Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang

    Hipertensi........................................................................................... 61

    5.2. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang

    Hipertensi........................................................................................... 62

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 5.3. Pengaruh Pendidikan Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang

    Hipertensi ........................................................................................... 63

    5.4. Pengaruh Penghasilan Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang

    Hipertensi........................................................................................... 64

    5.5. Pengaruh Peran Media Massa Terhadap Pengetahuan Masyarakat

    Tentang Hipertensi ............................................................................ 65

    5.6. Pengaruh Peran Keluarga/ Teman Terhadap Pengetahuan Masyarakat

    Tentang Hipertensi............................................................................. 66

    5.7. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Sikap Masyarakat Tentang

    Hipertensi........................................................................................... 67

    5.8. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Tindakan Masyarakat dalam

    Pencegahan Hipertensi ...................................................................... 68

    5.9. Pengaruh Sikap Terhadap Tindakan Masyarakat dalam Pencegahan

    Hipertensi........................................................................................... 69

    BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 70

    6.1. Kesimpulan ......................................................................................... 70

    6.2. Saran.................................................................................................... 71

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 73

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman

    3.1. Jumlah Unit Sampel Setiap Kelurahan Berdasarkan Proporsi ..................... 35 4.1. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

    di Kecamatan Medan Belawan..................................................................... 44 4.2. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan di Kecamatan Medan

    Belawan........................................................................................................ 44 4.3. Distribusi Penduduk Penduduk Usia di Atas Sepuluh Tahun Menurut

    Tingkat Pendidikan di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2007 ................ 45 4.4. Jenis dan Jumlah Tenaga Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Medan

    Belawan........................................................................................................ 46 4.5. Sepuluh Penyakit Terbesar di Puskesmas Medan Belawan ......................... 47 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Faktor Internal

    di Belawan.................................................................................................... 48 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Eksternal (Peran Media

    Massa dan Peran Keluarga/Teman) di Belawan........................................... 48 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Hipertensi

    di Belawan.................................................................................................... 51 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap tentang Hipertensi di Belawan... 52 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan tentang Hipertensi di

    Belawan........................................................................................................ 52 4.11. Hubungan Faktor Internal (Karakteristik) dengan Pengetahuan tentang

    Hipertensi ..................................................................................................... 53 4.12. Hubungan Faktor Eksternal (Peran Media Massa dan Peran

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Keluarga/Teman) dengan Pengetahuan tentang Hipertensi ......................... 55 4.13. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tentang Hipertensi.......................... 56 4.14. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Pencegahan Hipertensi ............ 56 4.15. Hubungan Sikap dengan Tindakan Pencegahan Hipertensi ....................... 57 4.16. Hasil Uji Regresi (Multivariat) Faktor Internal terhadap Pengetahuan

    Tentang Hipertensi ..................................................................................... 58 4.17. Hasil Uji Regresi (Multivariat) Faktor Eksternal Terhadap Pengetahuan

    tentang Hipertensi ..................................................................................... 59 4.18. Hasil Uji Regresi (Multivariat) Pengetahuan Terhadap Sikap tentang

    Hipertensi .................................................................................................. 59 4.19. Hasil Uji Regresi (Multivariat) Pengetahuan dan Sikap terhadap

    Tindakan Pencegahan Hiperteni ................................................................. 60

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman

    1. Hubungan Status Kesehatan Masyarakat dengan Perilaku Kesehatan ........ 31

    2. Kerangka Konsep Determinan Tindakan Masyarakat dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi di Kecamatan Medan Belawan.................................... 32

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Judul Halaman

    1. Distribusi Responden Berdasarkan Peran Media Massa............................ 76

    2. Distribusi Responden Berdasarkan Peran Keluarga/ Teman ..................... 77

    3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Hipertensi ....... 78

    4. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Hipertensi .................. 80 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Pencegahan Hipertensi ...... 81 6. Uji Validitas ............................................................................................... 83 7. Uji Reliabilitas ........................................................................................... 87 8. Hasil Uji Bivariat (Crosstabs) .................................................................... 91

    9. Hasil Uji Multivariat (Logistic Regression)............................................... 98 10. Kuesioner Penelitian .................................................................................. 106

    11. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Pengumpulan Data.................... 113 12. Peta Lokasi Penelitian ............................................................................... 114

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Tingkat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator kemajuan suatu

    bangsa, selain tingkat pendidikan dan pendapatan. Tanpa rakyat yang sehat, tentu

    akan sulit mengharapkan produktifitas yang tinggi dari rakyat yang berpartisipasi

    dalam pembangunan. Dengan demikian kesehatan menjadi syarat bagi pembangunan,

    termasuk dalam peningkatan kualitas dan produktifitas sumber daya manusia.

    Derajad kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu :

    Lingkungan, Perilaku, Pelayanan kesehatan dan Keturunan. Menurut penelitian Blum

    pada waktu itu, dari ke empat faktor tersebut maka faktor lingkunganlah yang paling

    besar pengaruhnya terhadap tingkat kesehatan masyarakat. Namun sejalan dengan

    kemajuan di berbagai bidang di negara berkembang dan Indonesia khususnya,

    masalah perilaku masyarakat justru memberikan kontribusi yang terbesar terhadap

    status kesehatan masyarakat itu sendiri.

    Pada saat ini telah terjadi transisi epidemiologi dengan adanya kecenderungan

    pola penyakit yaitu di samping penyakit infeksi yang belum tertangani dengan tuntas,

    pada saat yang sama juga muncul penyakit non infeksi yaitu penyakit degeneratif

    seperti penyakit hipertensi, stroke, kanker, diabetes mellitus dan lain-lain

    (Depkes, 2005).

    Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pembuluh darah

    yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkanya (Vita Health, 2004).

    Dari berbagai penelitian diketahui bahwa perilaku memberikan kontribusi

    terbesar terhadap tingkat kesehatan masyarakat karena berbagai penyakit degeneratif

    yang terjadi pada saat ini seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, hipertensi adalah

    akibat perilaku yang tidak sesuai dengan standard kesehatan, misalnya pola makan

    yang salah yang cenderung mengonsumsi makanan mengandung kadar garam dan

    lemak yang tinggi dalam menu sehari-hari, suka merokok, kurang olah raga, stress

    dan sebagainya.

    Menurut Budiman (1999) bahwa faktor makanan merupakan penentu tingginya tekanan darah meliputi intake lemak jenuh tinggi menyebabkan kelebihan lemak

    tubuh atau obesitas, intake garam tinggi, dan intake kalium rendah. Sedangkan gaya hidup yang berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi adalah kebiasaan

    merokok, konsumsi alkohol, dan kurangnya olah raga.

    Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian yang utama baik secara

    nasional maupun global. Komplikasi hipertensi antara lain penyakit jantung koroner,

    stroke, gagal ginjal dsb. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa hipertensi

    meningkatkan risiko penyakit jantung koroner tiga kali, sedangkan hipertensi dan

    hiperkolesterolemi meningkatkan risiko menjadi 9 kali dan akan lebih meningkat lagi

    menjadi 16 kali pada penderita hipertensi lain seperti merokok (Bustan,1997).

    Di berbagai negara saat ini, prevalensi hipertensi terus meningkat sejalan

    dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, inaktifitas fisik dan, stress

    psikososial. Data prevalensi hipertensi di berbagai negara antara lain Jepang (15

    22 %), China (21,8 25,0 %), Belgia (12,6 16,3%) dan Spanyol (9,4 13,3 %) Di

    Amerika 15 % golongan kulit putih dewasa dan antara 25 sampai 30 % golongan

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • kulit hitam menderita hipertensi (Darmojo, 2001).

    Prevalensi hipertensi juga meningkat sesuai pertambahan umur. Berdasarkan

    laporan WHO (World Health Organization) bahwa sekitar 10 % penderita hipertensi

    adalah berusia 50 tahun, 20 % berusia 60 tahun dan meningkat menjadi 30 % pada

    usia 70 tahun atau lebih. Kondisi seperti ini dapat dijumpai di negara maju maupun

    negara berkembang. Pada tahun 2000 sebanyak 972 juta (26 %) orang dewasa di

    dunia menderita hipertensi dan diperkirakan tahun 2025 sekitar 29 % orang dewasa

    menderita hipertensi.

    Sedangkan prevalensi hipertensi sebagaimana penelitian yang dilakukan

    Darmojo, dkk dari tahun 1976 1990 di berbagai kota di Indonesia tercatat antara

    4,8 18,3 %. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001

    menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia mengalami peningkatan dari 96 per

    1000 penduduk pada tahun 1995 menjadi 110 per 1000 penduduk pada tahun 2001,

    Prevalensi hipertensi pada golongan umur di atas 25 tahun meningkat dari 8 % tahun

    1995 menjadi 28 % tahun 2001 (Hapsara 2004).

    Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara (2001) bahwa berdasarkan penyakit

    penyebab kematian pasien rawat inap di Rumah Sakit Kabupaten/ Kota Provinsi

    Sumatera Utara, hipertensi menduduki peringkat pertama dengan proporsi kematian

    sebesar 27, 02% (1.162 orang) sedangkan pada kelompok umur > 60 tahun sebesar

    20,23% (1.349 orang).

    Dari Profil Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2007 tercatat bahwa penyakit

    hipertensi menduduki peringkat kedua penyakit terbanyak penderitanya di kota

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Medan dengan jumlah penderita 423.656 orang atau 11 % Belawan adalah peringkat

    ke empat penderita hipertensi tertinggi.

    Menurut penelitian yang dilakukan Rasmaliah, dkk di wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan Medan Marelan tahun 2004 diketahui bahwa angka kejadian hipertensi pada masyarakat di atas usia 26 tahun adalah

    26,4% dan penderita hipertensi lebih banyak pada kelompok umur 45 60 tahun yaitu 30,8%

    Kecamatan Medan Belawan memiliki luas wilayah 26,25 km2 terdiri dari

    6 kelurahan dengan jumlah penduduk 94.196 jiwa, memiliki satu Puskesmas induk

    dan lima Puskesmas Pembantu (Pustu). Dengan demikian untuk kecamatan Belawan

    satu kelurahan memiliki satu Puskesmas induk dan lima kelurahan masing-masing

    memiliki satu Puskesmas Pembantu (Pustu)

    Dari data laporan tahunan Puskesmas induk Belawan yang mencakup data

    seluruh Pustu tercatat penyakit Hipertensi merupakan penyakit peringkat ke dua

    terbesar tahun 2006 dengan jumlah penderita sebanyak 3.629 orang. Sedangkan

    jumlah seluruh kunjungan pasien yang datang berobat pada tahun yang sama

    sebanyak 32.120 orang, dengan demikian proporsi kunjungan penderita penyakit

    hipertensi tahun 2006 adalah sebanyak 11,3 %

    Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap sepuluh orang

    penderita hipertensi di Puskesmas Belawan diketahui bahwa penderita hipertensi

    umumnya memiliki pola makan yang tidak terkontrol, jarang/ tidak pernah

    melakukan pengukuran tekanan darah.

    Tingkat pengetahuan penderita tentang hipertensi bervariasi. Sebahagian

    penderita kurang memahami penyakit hipertensi, gejala serta faktor risikonya.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Sebahagian lagi penderita sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang hipertensi

    namun dalam tindakannya masih sulit meninggalkan kebiasaan yang justru

    memperparah penyakit tersebut, seperti pola makan yang tidak terkontrol dan suka

    merokok. Menurut Budiman (1999) bahwa faktor makanan merupakan penentu

    tingginya tekanan darah terutama makanan yang mengandung tinggi kadar garam

    dan lemak jenuh disamping merokok, minum alkohol dan kurang aktifitas fisik.

    Aktifitas fisik penderita hipertensi juga sangat rendah, disamping karena

    faktor ketidaktahuan juga karena malas dan cepat lelah. Penderita hipertensi juga

    memiliki riwayat salah satu anggota keluarga menderita hipertensi.

    Dari wawancara yang dilakukan terhadap perawat di Puskesmas Belawan

    diketahui bahwa banyak penderita hipertensi yang datang berobat setelah tekanan

    darahnya cukup tinggi dan setelah terdeteksi menderita penyakit darah tinggi kurang

    teratur berobat. Menurut WHO bahwa salah satu masalah utama dalam mengontrol

    hipertensi adalah kemampuan pasien untuk patuh terhadap tenaga kesehatan. Dari

    data WHO menunjukkan bahwa hanya 60 % dari penderita hipertensi yang dapat

    benar-benar mengikuti petunjuk petugas kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian

    kohort yang dilakukan selama 13 tahun yaitu sejak tahun 1988 2000 menunjukkan

    persentase penderita hipertensi yang berobat teratur di perkotaan (18,9 %) dan di

    pedesaan (10,9 %) (Kusmana, 2007).

    Dari wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat yang berusia di atas 40

    tahun di lima wilayah kerja Puskesmas Belawan diketahui bahwa tingkat

    pengetahuan masyarakat tentang hipertensi masih sangat rendah, demikian juga

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • dengan tindakan terhadap pencegahan penyakit hipertensi. Beberapa masyarakat

    sering mengalami keluhan sakit kepala, pusing, terasa berat di tengkuk namun hanya

    sebahagian yang mencari pengobatan ke unit pelayanan kesehatan, selebihnya

    membiarkan keluhan tersebut.

    Dari penelitian yang dilakukan Badan Litbangkes di Depok Jawa Barat

    tentang hubungan antara tanggapan masyarakat terhadap pencegahan hipertensi

    diketahui bahwa 34,5 % masyarakat melakukan kegiatan olah raga untuk mencegah

    hipertensi dan pada umumnya masyarakat telah memiliki pengetahuan yang baik

    tentang hipertensi namun belum ditunjang prilakunya dalam pencegahan

    hipertensi.dengan alasan takut memeriksa tekanan darah secara berkala, atau minum

    obat jika ada keluhan.

    Menurut penelitian yang dilakukan Marpaung (2005) tentang perilaku

    pegawai di Deli Serdang terhadap pencegahan penyakit hipertensi diketahui bahwa

    42,56 % pegawai memiliki pengetahuan yang baik tentang hipertensi namun hanya

    24,39 yang memiliki tindakan yang baik dalam mencegah penyakit tersebut.

    Menurut Sarafino (2002), berbagai faktor yang melatarbelakangi seseorang

    melakukan tindakan pencegahan penyakit antara lain tingkat keseriusan/ keparahan

    penyakit yang dirasakan, adanya faktor eksternal seperti peran media massa, peran

    keluarga/ teman dan adanya hambatan yang dihadapi dalam melakukan pencegahan

    tersebut.

    Mengacu pada latar belakang tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian

    tentang determinan tindakan masyarakat dalam mencegah penyakit hipertensi di

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Belawan sehingga dapat diketahui pemecahan masalah yang tepat dalam penanganan

    penyakit tersebut.

    1.2. Permasalahan

    Permasalahan yang diteliti adalah bagaimanakah determinan tindakan

    masyarakat dalam pencegahan penyakit hipertensi di Kecamatan Medan Belawan ?

    1.3. Tujuan Penelitian

    a. Menganalisis pengaruh faktor internal (umur, jenis kelamin, pendidikan,

    penghasilan) terhadap pengetahuan masyarakat dalam mencegah penyakit

    hipertensi di Kecamatan Medan Belawan.

    b. Menganalisis pengaruh faktor eksternal (peran media massa, keluarga/ teman)

    terhadap pengetahuan masyarakat dalam mencegah penyakit hipertensi di

    Kecamatan Medan Belawan

    c. Menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap sikap masyarakat dalam

    mencegah penyakit hipertensi di Kecamatan Medan Belawan

    d. Menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap tindakan masyarakat dalam

    mencegah penyakit hipertensi di kecamatan Belawan

    e. Menganalisis pengaruh sikap terhadap tindakan masyarakat dalam mencegah

    penyakit hipertensi di Kecamatan Medan Belawan.

    1.4. Hipotesis Penelitian

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • a. Ada pengaruh faktor internal (umur, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan)

    dengan pengetahuan masyarakat dalam mencegah penyakit hipertensi di

    Kecamatan Medan Belawan.

    b. Ada pengaruh faktor eksternal (media massa, keluarga/ teman) terhadap

    pengetahuan masyarakat dalam mencegah penyakit hipertensi di Kecamatan

    Medan Belawan

    c. Ada pengaruh pengetahuan terhadap sikap masyarakat dalam mencegah

    penyakit hipertensi di Kecamatan Belawan

    d. Ada pengaruh pengetahuan terhadap tindakan masyarakat dalam mencegah

    penyakit hipertensi di Kecamatan Medan Belawan

    e. Ada pengaruh sikap terhadap tindakan masyarakat dalam mencegah penyakit

    hipertensi di Kecamatan Medan Belawan.

    1.5. Manfaat Penelitian

    a. Merupakan bahan masukan bagi pembuat kebijakan di Dinas Kesehatan Kota

    Medan khususnya untuk pengambilan keputusan dalam program pencegahan

    dan penanggulangan hipertensi di Kota Medan.

    b. Merupakan bahan masukan bagi Kepala Puskesmas Belawan untuk

    penyusunan strategi dalam program pencegahan dan penanggulangan

    hipertensi di Kecamatan Medan Belawan.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • c. Sebagai pengembangan konsep-konsep di bidang Administrasi dan Kebijakan

    Kesehatan, khususnya pada Program Pencegahan dan penanggulangan

    hipertensi di kecamatan Medan Belawan.

    d. Sebagai bahan informasi dan pengembangan bagi penelitian sejenis tentang

    determinan-determinan yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada

    masyarakat.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Faktor Perilaku Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat

    Derajad kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu

    faktor : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Dari ke empat

    faktor tersebut maka faktor lingkungan dan faktor perilaku yang paling besar

    pengaruhnya terhadap status kesehatan masyarakat. Namun untuk konteks negara

    berkembang dan Indonesia khususnya pada saat ini diyakini bahwa faktor perilaku

    merupakan faktor yang memberikan kontribusi terbesar yang mempengaruhi

    kesehatan masyarakat.

    Berbagai penyakit yang tergolong degeneratif dewasa ini terjadi akibat

    perilaku yang salah, yang tidak sesuai dengan standard kesehatan seperti, suka makan

    makanan yang mengandung kadar natrium yang tinggi, suka merokok/ minuman

    alkohol, kurang olah raga, dan sebagainya.

    Menurut Notoatmodjo (2003) yang mengutip Skiner bahwa perilaku adalah

    respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Prosesnya

    adalah adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut

    merespon.

    Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa perilaku manusia sangat kompleks

    dan terjadi karena adanya faktor ekternal yaitu rangsangan dari luar individu yang

    saling mempengaruhi. Faktor eksternal yang mempengaruhi individu bisa dari

    lingkungan sosial, lingkungan media massa seperti (majalah, surat kabar, televisi,

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • radio, internet) yang diramu sedemikian rupa sehingga menarik dan menimbulkan

    rangsangan sehingga dapat merubah perilaku.

    2.2. Ranah Perilaku

    Menurut Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo (2005) bahwa perilaku sangat

    luas dan kompleks dan dapat di bagi menjadi tiga domain atau ranah yaitu : cognitive,

    affective dan psychomotor. Namun dalam perkembangannya, teori Bloom ini

    dimodifikasikan untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan menjadi : Knowledge

    (Pengetahuan), Attitude ( Sikap) dan Practice (Tindakan) atau disingkat KAP.

    2.2.1. Knowledge (Pengetahuan).

    Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

    seseorang melakukan penginderaan (pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

    raba).

    Menurut Rogers dalam Notoatmodjo, (2005) bahwa sebelum seseorang mengadopsi

    perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi beberapa proses sbb:

    a. Awarness (kesadaran), seseorang menyadari dan mengetahui adanya stimulus.

    b. Interest, mulai tertarik kepada stimulus.

    c. Evaluation, menimbang-nimbang/ mengevaluasi baik tidaknya stimulus

    tersebut terhadap dirinya.

    d. Erial, mencoba perilaku baru

    e. Adoption, telah terjadi perilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran

    dan sikapnya terhadap stimulus.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Rogers juga menyimpulkan bahwa proses adopsi baru akan relatif lebih

    langgeng jika didasari pengetahuan, kesadarn dan sikap yang positif.

    Dari hasil penelitian Marpaung (2005) tentang perilaku pegawai di Deli

    Serdang diketahui bahwa hanya 42,56 % pegawai yang memiliki pengetahuan baik

    tentang hipertensi.

    2.2.2. Attitude ( Sikap)

    Sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pada pendirian, keyakinan, KBBI

    (2005) Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

    stimulus atau object. Manifestasi dari sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya

    dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, (Notoatmodjo, 2003)

    Sedangkan menurut Abraham, (2003) bahwa sikap dibentuk dari tiga

    komponen yaitu emosi/ perasaan terhadap objek sikap, keyakinan dan keinginan.

    Tingkatan Sikap

    a. Receiving (Menerima), seseorang (subject) mau dan memperhatikan stimulus

    yang diberikan (object)

    b. Responding ( Merespon), merespon/ mengerjakan tugas yang diberikan.

    c. Valuing (Menghargai), mengajak orang lain untuk mengerjakan/

    mendiskusikan sesuatu masalah.

    d. Responsible (Bertanggung-jawab), bertanggung-jawab atas sesuatu yang telah

    dipilihnya walau apapun risiko dan tantangannya.

    Menurut Allport sebagaimana dikutip Notoatmodjo (2003) sikap mempunyai tiga

    komponen pokok yaitu :

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep suatu objek

    b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek

    c. Kecendrungan untuk bertindak

    Ketiga komponen sikap tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang

    utuh dan dalam penentuan sikap ini, pengetahuan, keyakinan dan emosi

    memegang peranan penting.

    2.2.3. Practice (Tindakan)

    Menurut Depdiknas (2005) tindakan adalah sesuatu yang dilakukan;

    perbuatan. Tindakan terdiri dari empat tingkatan yaitu :

    a. Perception (Persepsi), mengenal dan memilih berbagai object sehubungan

    dengan tindakan yang akan di ambil.

    b. Guided response (Respon terpimpin), melakukan sesuatu sesuai dengan

    urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.

    c. Mechanism (Mekanisme), telah terjadi mekanisme dan melakukan sesuatu

    secara otomatis dan akan menjadi kebiasaan.

    d. Adoption (Adopsi), tindakan yang sudah berkembang dengan baik

    Pengukuran terhadap tindakan/ kegiatan seseorang terhadap sesuatu hal dapat

    dilakukan melalui wawancara ataupun observasi langsung.

    Tingkat pengetahuan seseorang tentang hipertensi bukan menjadi ukuran akan

    tindakannya terhadap pencegahan penyakit tersebut.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 2.3. Indikator Perubahan Perilaku :

    Indikator Perubahan Perilaku antara lain :

    2.3.1. Pengetahuan

    Terkait dengan penyakit hipertensi, apa yang dilakukan jika terkena penyakit

    hipertensi tersebut sangat tergantung kepada tingkat pengetahuan dan sikapnya

    terhadap penyakit tersebut. Apa yang dimaksud dengan hipertensi, bagaimana

    terjadinya penyakit hipertensi, bagaimana pengobatan dan pencegahannya. Apa saja

    makanan yang baik untuk mencegah hipertensi, bahaya merokok dan pentingnya

    olahraga dan relaksasi bagi hipertensi.

    Tingkat pengetahuan masyarakat yang baik tentang hipertensi akan lebih

    memudahkannya dalam mencegah dan mengobati penyakit tersebut. Namun

    sebaliknya jika masyarakat kurang paham tentang hipertensi maka akan lebih

    menyulitkan dalam penyembuhan maupun pencegahannya. Pengetahuan tentang

    sakit/ penyakit antara lain.

    1) Penyebab penyakit, misalnya pengetahuan seseorang tentang penyebab

    terjadinya penyakit hipertensi :

    2) gejala/ tanda-tanda penyakit tersebut, misalnya hipertensi mempunyai

    gejala antara lain sering mengalami sakit kepala, pusing, mudah

    marah, telinga berdenging, rasa berat ditengkuk dll

    3) bagaimana cara pengobatan dan kemana mencari pengobatan jika

    terjadi penyakit tersebut

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 4) bagaimana proses terjadi penyakit tersebut

    5) bagaimana pencegahan penyakit tersebut.

    Sedangkan pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan pola hidup sehat

    antara lain :

    1) Jenis-jenis makanan bergizi

    2). Manfaat makanan bergizi bagi kesehatan

    3) Pentingnya olah raga bagi kesehatan

    4) Bahaya merokok, minuman keras, dsb

    5) Pentingnya istrahat cukup, relaksasi, rekreasi, dsb

    2.3.2. Sikap

    a. Sikap terhadap sakit dan penyakit, bagaimana penilaiannya terhadap gejala/

    tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, pencegahan dan sebagainya.

    b. Sikap dan cara pemeliharaan dan cara hidup sehat, bagaimana penilaian atau

    pendapatnya tentang pemeliharaan/ cara-cara hidup sehat, olah raga, makanan

    bergizi dan sebagainya.

    2.3.3. Tindakan

    a. Tindakan sehubungan dengan penyakit, bagaimana tindakannya terhadap

    pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit.

    b. Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, mengkonsumsi makanan

    dengan gizi seimbang, olah raga teratur, tidak merokok, dsb.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 2.4. Determinan perilaku

    Menurut Green dalam Notoadmodjo (2003) bahwa ada tiga faktor utama yang

    mempengaruhi perilaku masyarakat yaitu predisposing factor (faktor pemudah),

    enabling factor (faktor pemungkin) dan reinforcing factor (faktor penguat) Ketiga

    faktor tersebut disebut juga determinan perilaku. Determinan menurut Depdiknas

    (2005) adalah faktor-faktor yang mempengaruhi atau berpengaruh.

    Sedangkan determinan perilaku menurut Notoadmodjo (2003) adalah faktor-

    faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda. Faktor determinan

    perilaku itu ditentukan atau dipengaruhi oleh perilaku (individu, keluarga, kelompok

    atau masyarakat). Notoadmodjo membagi determinan perilaku menjadi 2 bagian

    yaitu:

    a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan,

    yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat

    emosional, jenis kelamin dan sebagainya.

    b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan fisik, sosial, budaya,

    ekonomi, politik dan lain sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan

    faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

    2.4.1. Faktor Internal

    Faktor internal adalah karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat

    given atau bawaan. Yang termasuk karakteristik masyarakat adalah faktor umur, jenis

    kelamin, pendidikan dan penghasilan.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • a..Umur.

    Penyakit hipertensi jarang ditemukan pada anak-anak. Dari berbagai penelitian

    diketahui bahwa umur penderita hipertensi umumnya adalah di atas 30 tahun.

    b. Jenis Kelamin.

    Jenis kelamin laki-laki menderita hipertensi lebih tinggi dibandingkan wanita,

    hal ini kemungkinan karena faktor risiko pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan

    wanita. Faktor risiko hipertensi antara lain : merokok, suka minum alkohol, kopi dan

    sebagainya. Namun jenis kelamin wanita penderita hipertensi lebih tinggi pada wanita

    usia di atas 50 tahun.

    c. Pendidikan

    Tingkat pendidikan yang tinggi lebih memahami dan mengerti tentang

    hipertensi sehingga dapat melakukan tindakan pencegahan penyakit hipertensi.

    d. Penghasilan

    Tingkat penghasilan yang tinggi akan lebih memudahkan orang dalam

    melakukan tindakan pencegahan hipertensi karena penghasilan yang tinggi akan

    memudahkan membeli dan mengonsumsi buah-buahan yang baik bagi kesehatan

    2.4.2. Faktor Eksternal

    Faktor eksternal meliputi peranan media massa, adanya dukungan keluarga

    dan teman terhadap tindakan pencegahan hipertensi. Media massa memegang

    peranan penting dalam tindakan masyarakat mencegah hipertensi karena media massa

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • baik secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan pengetahuan

    individu tentang penyakit hipertensi. Peningkatan pengetahuan tentang hipertensi,

    cara pencegahan dan motivasi mencegah hipertensi juga bisa didapat dari perananan

    teman sebaya maupun anggota keluarga.

    Pengalaman anggota keluarga atau teman yang pernah menderita hipertensi

    akan lebih menimbulkan ketakutan individu terhadap hipertensi dibandingkan yang

    tidak memiliki pengalaman tersebut. Menurut Sarafino (2002) bahwa peran keluarga/

    teman dan media massa akan mempengaruhi ancaman penyakit yang dirasakan

    seseorang, sehingga menimbulkan ketakutan. Perasaan takut terhadap penyakit

    tersebut akan membuat seseorang berusaha mencegahnya. Menurut penelitian yang

    dilakukan Marpaung di Deli Serdang (2005) diketahui bahwa 48,8 % responden

    mengetahui informasi tentang hipertensi dari teman dan keluarga

    2.5. Hipertensi

    2.5.1. Pengertian Hipertensi

    Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pembuluh darah

    yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat

    sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkanya (Vita Health, 2004).

    Sedangkan menurut Hasan (2006) hipertensi adalah adanya peningkatan

    tekanan darah signifikan yang berkaitan baik dengan kerusakan secara mendadak

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • terhadap target organ maupun tidak. Nilai tekanan darah sering dihubungkan dengan

    diastolik di atas 120 mmHg.

    Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik di atas 140

    mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg pada orang-orang yang tidak

    memakai obat anti hipertensi (WHO, 1999)

    Hipertensi seringkali dijumpai tanpa gejala, relatif mudah diobati dan sering

    menimbulkan komplikasi seperti stroke, kelemahan jantung, penyakit jantung koroner

    dan gangguan ginjal (Budiman, 1999).

    Hipertensi dipengaruhi faktor genetik dan faktor lingkungan. Meskipun

    awalnya tergantung dari faktor keturunan namun dalam perjalanannya menuju masa

    dewasa, banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti makanan dan faktor stres.

    Dari berbagai pendapat tetang hipertensi di atas dapat disimpulkan bahwa

    hipertensi terjadi akibat adanya pengaruh interaksi dua faktor yaitu faktor genetik dan

    faktor lingkungan. Meskipun awalnya tergantung dari faktor keturunan. Dalam

    perjalanannya menuju masa dewasa, banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan

    seperti makanan, faktor stress dsb.

    2.5.2. Epidemiologi Hipertensi

    Epidemiologi hipertensi adalah penyebaran penyakit hipertensi di masyarakat

    berdasarkan person (orang) time (waktu) dan place (tempat)

    a.Distribusi Penderita Berdasarkan Orang

    Penduduk dengan kulit hitam lebih banyak terkena hipertensi di bandingkan

    dengan penduduk yang berkulit putih di Amerika Serikat karena 15 % golongan kulit

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • putih dewasa terkena hipertensi sedangkan pada golongan kulit hitam dewasa sebesar

    25 30 %.

    Menurut beberapa penelitian bahwa daerah prevalensi hipertensi lebih tinggi

    pada pria seperti Silungkang Solok dan Bali. Prevalensi hipertensi pada pria di

    Silungkang, Solok dan Bali masing-masing adalah (24,2 %), (18,6 %) dan (13,67 %)

    sedangkan pada wanita pada daerah yang sama masing-masing (17,4 %) dan (10,23

    %). Di daerah Sumatera Selatan justru wanita lebih tinggi yaitu (7,7%) sedangkan

    pria (5,6%).

    b.Distribusi Penderita Hipertensi Berdasarkan Waktu

    Distribusi penderita hipertensi berdasarkan waktu berbeda setiap tahun .studi

    morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga. SKRT, (2001 ) menunjukkan bahwa

    prevalensi hipertensi mengalami peningkatan dari 96 per 1000 penduduk pada tahun

    1995 naik menjadi 110 per 1000 penduduk pada tahun 2001.

    c. Distribusi Penderita Berdasarkan Tempat

    Prevelensi di tiap daerah berbeda- beda tergantung pola kehidupan

    masyarakatnya. Menurut Joewono (2003) di Indonesia prevalensi terendah terdapat

    pada daerah Ungaran dan lembah Baliem di Bali. Di daerah Ungaran prevalensi

    hipertensi (1,8 %) dan Lembah Baliem (0,6 %). Sedangkan prevalensi hipertensi yang

    cukup tinggi terdapat pada daerah-daerah di Sumatera Barat seperti Silungkang (19,4

    %) dan Talang (17,8 %).

    2.5.3. Determinan Hipertensi

    Yang dimaksud dengan determinan hipertensi adalah faktor-faktor yang

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • mempengaruhi terjadinya hipertensi pada masyarakat atau disebut juga faktor risiko

    hipertensi. Faktor risiko hipertensi terbagi dua yaitu faktor yang dapat diubah dan

    yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah adalah faktor risiko

    hipertensi yang dapat dikendalikan atau dicegah, sedangkan faktor risiko yang tidak

    dapat diubah adalah faktor risiko hipertensi yang tidak dapat dikendalikan atau

    dicegah.

    a.Faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah.

    Faktor risiko hipertensi yang dapat dicegah antara lain faktor : umur, jenis

    kelamin faktor keturunan (Budiarto, 2003).

    1) Umur.

    Umur merupakan faktor risiko hipertensi yang tidak dapat dicegah karena

    menurut penelitian bahwa semakin meningkat umur seseorang maka semakin besar

    risiko terkena hipertensi. Menurut Dede Kusmana dari Departemen Kardiologi

    Universitas Indonesia, (2007) bahwa umur penderita hipertensi antara 20 sampai 30

    tahun prevalensinya adalah ( 5 10 %) ,umur dewasa muda prevalensinya antara

    (20 25 %) dan umur di atas 50 tahun sekitar (60 %)

    Menurut penelitian yang dilakukan Suryati (2005) di Rumah Sakit Islam Jakarta

    bahwa penderita hipertensi umumnya berusia antara 36 50 tahun yaitu 56,7 %.

    Sementara penelitian Rasmaliah dkk (2005) di desa Pekan Labuhan dan Nelayan

    Indah Kecamatan Medan Labuhan tercatat bahwa penderita hipertensi terbanyak

    umur 45 60 yaitu 30,8 %.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 2) Jenis Kelamin.

    Prevalensi hipertensi menurut jenis kelamin tidak sama antara satu peneliti dengan peneliti lainnya. A. Ganie, dkk menyimpulkan bahwa di beberapa daerah

    prevalensi hipertensi lebih tinggi pada pria seperti Silungkang, Solok dan Bali tercatat prevalensi hipertensi pada pria masing-masing 24,2 %, 18,6 % dan 13,67

    % sedangkan pada wanita masing-masing 17,4% dan 10,23%. Sementara di daerah Sumatera Selatan justru wanita lebih tinggi yaitu 7,7 % sedangkan pria 5,6

    %. .

    Menurut penelitian yang dilakukan Sugiri (1999) diketahui bahwa prevalensi

    hipertensi lebih tinggi pada wanita daripada pria di Jawa Tengah yaitu 11,6 % wanita

    dan 6,0 % pria. Sedangkan di daerah Sumatera Barat tercatat bahwa prevalensi

    hipertensi lebih tinggi pada pria daripada wanita yaitu 18,6 % pria dan 17,4 % wanita.

    a.Faktor risiko hipertensi yang dapat dihindarkan atau diubah

    1).Obesitas (kegemukan)

    Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan faktor risiko dari beberapa

    penyakit degeneratif dan metabolic termasuk hipertensi. Obesitas dan tekanan darah

    tinggi sering dikatakan berjalan bersama-sama. Salah satu pertimbangan utama dalam

    perawatan tekanan darah tinggi adalah pengurangan berat badan sampai ke tingkat

    normal.

    Pada penderita obesitas banyak diketahui terjadi resistensi insulin. Akibat dari

    resistensi insulin adalah diproduksinya insulin secara berlebihan oleh sel beta

    pankreas, sehingga insulin didalam darah menjadi berlebihan (hiperinsulinemia).

    Hal ini akan meningkatkan tekanan darah dengan cara menahan pengeluaran

    natriumoleh ginjal dan meningkatkan kadar plasma norepinephrin.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Pengamatan Framingham study selam 18 tahun menunjukkan bahwa obesitas

    merupakan salah satu faktor yang penting dalam kejadian penyakit kardiovaskuler,

    terutama kejadian hipertensi. Pada penelitian ini juga ditunjukkan bahwa prevalensi

    hipertensi adalah 10 kali lebih besar pada kelompok obesitas. Pada penelitian

    Framingham terhadap orang dengan penurunan (15%) berat badannya, tekanan sistole

    akan menurun (10%), sedangkan bila beratnya meningkat (15%), terjadi peningkatan

    sisitolik sebesar (18%).

    Pada obesitas atau kelebihan berat badan > 20% diatas berat badan normal,

    akan mengalami hipertensi 2 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang bukan

    obesitas. Beberapa mekanisme yang diduga berperan dalam meningkatkan tekanan

    darah adalah :

    a. Peningkatan intake kalori, protein dan karbohidrat akan meningkatkan

    katekolamin plasma dan meningkatkan aktivitas system syarat simpatis.

    Faktor ini akan meningkatkan retensi natrium pada ginjal dan stimulasi sistem

    renin angiotensin-aldosteron. Akibatnya akan terjadi peningkatan curah

    jantung dan resistensi perifer.

    b. Intake kalori yang tinggi pada obesitas biasanya disertai dengan konsumsi

    natrium yang tinggi.

    c. Terjadinya hypervolemia dan peningkatan curah jantung tanpa penurunan dari

    resistensi perifer.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • d. Peningkatan intake kalori akan meningkatkan plasma insulin yang merupakan

    suatu natriuretic yang kuat yang menyebabkan meningkatnya reabsorbsi

    natrium oleh ginjal dan akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah

    2) Konsumsi garam yang berlebihan

    Garam merupakan hal yang sangat netral dalam patofisiologi hipertensi.

    Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada golongan suku bangsa dengan asupan

    garam yang minimal. Apabila asupan garam kurang dari 3 gr perhari prevalensi

    hipertensi akan beberapa persen saja, sedangkan asupan garam 5-15 gr perhari,

    prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 %.

    Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui

    peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.. Keadaan ini akan

    diikuti oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga akan kembali pada

    keadaan hemodinamik yang normal (Sidabutar dkk, 2002 ).

    Beberapa penelitian menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium yang

    berlebihan dengan tekanan darah tinggi pada beberapa individu. Asupan natrium yang

    meningkat menyebabkan tubuh menyerap kembali cairan, yang meningkatkan

    volume darah. Disamping itu, diet tinggi garam dapat mengecilkan diameter dari

    arteri. Jantung akan memompa lebih keras untuk mendorong volume darah yang

    meningkat melalui ruang yang makin sempit yang mengakibatkan hipertensi (Hull.A,

    1993).

    3) Merokok dan minum kopi

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Rokok mengandung nikotin sebagai penyebab ketagihan yang akan

    merangsang jantung, saraf, otak dan bagian tubuh lainnya sehingga bekerja tidak

    normal, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin sehingga meningkatkan tekanan

    darah, denyut nadi dan tekanan kontraksi jantung.

    Merokok diketahui memberi efek perubahan metabolik berupa pelepasan

    hormon pertumbuhan, serta meningkatkan asam lemak bebas, gliserol dan laktat,

    menyebabkan penurunan HDL (High Density Lipid) kolesterol, meningkatkan LDL

    (Low Density Lipid) kolesterol dan trigliserida, juga berperan sebagai penyebab

    peningkatan resistensi insulin dan hiperinsulinemia yang pada akhirnya menyebabkan

    kelainan jantung, pembuluh darah dan hipertensi serta meningkatkan resiko penyakit

    jantung koroner maupun kematian otot jantung.

    Kopi juga berakibat buruk bagi penderita hipertensi karena kopi mengandung

    kafein yang meningkatkan debar jantung dan naiknya tekanan darah. Pemberian

    kafein 150 mengajar atau 2 3 cangkir kopi akan meningkatkan tekanan darah 5 15

    mmHg dalam waktu 15 menit. Peningkatan tekanan darah ini bertahan sampai 2 jam.

    Kafein mempunyai efek langsung pada medula adrenal untuk mengeluarkan

    epinefrin. Konsumsi kopi menyebabkan curah jantung meningkat dan terjadi

    peningkatan systole yang lebih besar dari takanan diastole.

    4) Alkohol

    Alkohol juga sering dihubungkan dengan hipertensi. Orang-orang yang

    minum alkohol terlalu sering atau terlalu banyak memiliki tekanan darah yang lebih

    tinggi daripada individu yang tidak minum atau minum sedikit (Hull, 1993).

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Menurut Hendra Budiman, dari FK-UNIKA Atmajaya, pada penelitian

    epidemiologi dengan pendekatan cross sectional rata-rata tekanan darah meningkat

    bila intake alcohol diatas 3 gelas perhari. Pada penderita hipertensi yang konsumsi

    alkoholnya tinggi, tekanan darah akan menurun dengan menurunnya konsumsi

    alkohol. Puddey, salah satu pusat penelitian kesehatan di Australia, menemukan

    penurunan tekanan darah yang bermakna pad peminum alkohol jenis standard beer

    (5% alkohol) dan menggantikannya dengan swan spesial light ( 0,9 alkohol).

    5) Stress Psikososial.

    Stres bersifat fisik maupun mental menyebabkan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, mengakibatkan jantung berdenyut lebih kuat dan cepat sehingga

    terjadi peningkatan tekanan darah akibat fungsi kelenjar tiroid terganggu dan produksi adrenalin meningkat sehingga otak memerlukan darah lebih

    banyak (Budiostio,. 2001).

    Menurut Robert Desjarlais dalam bukunya World Mental Health menyebutkan bahwa hasil pengamatan langsung di masyarakat yang dilakukan sejumlah peneliti memperlihatkan bahwa kesehatan jiwa hampir selalu dihubungkan

    dengan dengan kesejahteraan ekonomi keluarga atau komunitas serta lingkungan dimana seseorang hidup.

    Di Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2000 dari 203 juta penduduk terdapat 38 juta orang penganggur dan 15 juta anak putus sekolah.

    Selain masalah ekonomi, sumber stress juga bisa muncul dari persoalan rumah tangga, suasana pekerjaan serta kehidupan sosial yang terus berubah.

    Sedangkan menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara (2007) diketahui penderita penyakit jiwa di RS Jiwa Medan tahun 2000 berjumlah 7.326 penderita naik

    menjadi 9.846 penderita (34,36%) pada tahun 2003.

    2.6. Pencegahan Hipertensi

    2.6.1.Pencegahan Primordial

    Pencegahan hipertensi secara primordial adalah pencegahan pada tahap awal

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • dengan membuat perangkat peraturan baik di tingkat pusat maupun daerah. Peraturan dimaksud tujuannya adalah agar terjaga aktifitas fisik masyarakat

    sehingga banyak bergerak. Contohnya adalah membuat peraturan bahwa setiap kota, kelurahan/ desa harus memiliki sarana olah raga.

    Membuat peraturan bahwa pembangunan sarana untuk umum seperti plaza, stadion dsb harus memiliki tempat parkir yang relatif jauh dan memberi

    kesempatan untuk berjalan kaki sebelum sampai ke sarana umum tersebut. Negara-negara maju telah melakukan hal tersebut dan efeknya terasa bagi

    masyarakat yang sering melakukan aktifitas fisik sebelum sampai ke tempat tujuan.

    2.6.2. Pencegahan Primer

    Yang dimaksud dengan pencegahan primer hipertensi adalah pencegahan

    yang dilakukan terhadap seseorang/ masyarakat sebelum terkena hipertensi. Sasaran

    pencegahan primer hipertensi adalah orang yang masih sehat dengan tujuan agar

    seseorang/ masyarakat tersebut dapat terhindar dari hipertensi.

    Pencegahan primer hipertensi adalah sebagai berikut :

    a..Mengurangi / menghindari setiap perilaku yang memperbesar faktor risiko, yaitu :

    1) Menurunkan berat badan sampai ke tingkat yang ideal bagi yang kelebihan

    berat badan dan kegemukan.

    2) Menghindari minuman yang mengandung alkhohol.

    3) Mengurangi / membatasi asupan natrium / garam.

    4) Menghindari merokok.

    5) Mengurangi/menghindari makanan yang mengandung lemak lemak dan

    kolestrol yang tinggi.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • b.Peningkatan ketahanan fisik dan perbaikan status gizi, yaitu :

    1) Melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol seperti senam aerobik, jalan

    kaki, berlari, bersepeda, berenang dan lain lain.

    2) Diet rendah lemak dan meningkatkan konsumsi buah buahan / sayuran.

    3) Mengandalikan stress dan emosi.

    2.6.3.Pencegahan Sekundar

    Yang dimaksud dengan pencegahan sekunder hipertensi adalah pencegahan

    yang dilakukan terhadap seseorang/ masyarakat yang memiliki faktor risiko terkena

    hipertensi. Sasaran pencegahan primer hipertensi adalah orang yang baru terkena

    penyakit hipertensi melalui dignosis dini serta pengobatan yang tepat dengan tujuan

    menghentikan proses penyakit lebih lanjut dan mencegah komplikasi. Pencegahan

    bagi mereka yang manderita/terancam menderita hipertensi adalah sebagai berikut.

    a. Pemeriksaan berkala

    1) Pemeriksaan/ pengukuran tekanan darah secara berkala merupakan cara untuk

    mengetahui apakah kita menderita hipertensi atau tidak

    2) Mengontrol tekanan darah secara teratur sehinga tekanan darah dapat stabil

    dan senormal mungkin dangan atau tanpa obat obatan.

    b.Pengobatan/ perawatan

    a. Penderita hipertensi yang tidak dirawat atau dapat mambawa dampak yang

    parah karenanya, pengobatan yang tepat waktu sangat penting dilakukan,

    sehingga penyakit hiprtensi dapat segera dikendalikan.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 1) Menjaga agar tidak terjadi komplikasi akibat hiperkholesterolemia,

    diabetes mellitus dan lain - lain

    2) Menurunkan tekanan darah ke tingkat yang wajar sehingga kualitas

    hidup penderita tidak menurun.

    3) Memulihkan Kerusakan targetorgan dengan obat anti hipertensi.

    4) Memperkecil efek samping pengobatan.

    5) Menghindari faktor risiko penyebab hipertensi seperti yang disebutkan

    di atas.

    6) Mengobati penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, kelainan pada

    ginjal, hipertthyroid dan sebagainya yang dapat memperberat

    kerusakan organ.

    2.6.4. Pencegahan Tersier

    Yang dimaksud dengan pencegahan tersier hipertensi adalah pencegahan yang

    dilakukan terhadap seseorang/ masyarakat yang telah terkena hipertensi. Sasaran

    pencegahan tersier hipertensi adalah penderita hipertensi dengan tujuan mancegah

    proses penyakit lebih lanjut yang mengarah pada kecacatan/kelumpuhan bahkan

    kamatian. Pencegahan tersier penyakit hipertensi adalah sebagai berikut.

    a. Menurunkan tekanan darah ke tingkat yang wajar sehingga kualitas hidup

    penderita dapat dipertahankan.

    b. Mencegah komplikasi dari tekanan darah tinggi sehingga tidak menimbulkan

    kerusakan pada jaringan organ otak yang mengakibatkan stroke (kelumpuhan

    anggota badan) ataupun organ yang lain.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • c. Memulihkan kerusakan target organ dengan obat anti hipertensi.

    d. Mengobati penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, hiperthryroid, kolestrol

    tinggi, kelainan pada ginjal, penyakit jantung koroner dan sebagainya.

    2.7. Landasan Teori

    H.L. Blum (1974) menyatakan bahwa status kesehatan masyarakat dipengaruhi

    oleh empat faktor utama yaitu faktor : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan

    keturunan. Sedangkan Notoadmodjo (2007) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

    mempengaruhi perilaku masyarakat terdiri dari dua faktor yaitu faktor internal dan

    eksternal.

    Faktor internal adalah karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat

    given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin.

    Sedangkan faktor eksternal antara lain lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,

    politik dan lain sebagainya. Konsep-konsep tersebut diilustrasikan sebagaimana

    bagan berikut :

    Pelayanan Kesehatan

    Perilaku

    Lingkungan

    Status Kesehatan

    Keturunan

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Gambar 1. Hubungan Status Kesehatan Masyarakat dengan Perilaku Kesehatan 2.8. Kerangka Konsep

    Berdasarkan beberapa kajian teori yang telah dilakukan, maka kerangka

    konsep penelitian adalah sebagai berikut :

    Faktor Internal : - Umur - Jenis

    Kelamin - Pendidika

    n - Penghasila

    n

    Faktor Eksternal : - Media

    Tindakan Pencegahan

    Primer Hipertensi

    Pengetahuan masyarakat

    Faktor Internal

    - Umur - Jenis Kelamin

    - Pendidikan - Penghasilan

    Faktor Eksternal :

    - Media massa (media cetak/

    elektronik)

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Gambar 2. Kerangka Konsep Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi di Kecamatan Medan Belawan

    Sikap masyarakat

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Jenis Penelitian

    Rancangan penelitian adalah penelitian observasional analitik dengan

    pendekatan cross sectional yaitu pengukuran variabel dilakukan satu kali secara

    bersamaan.

    3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

    3.2.1. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian adalah Kecamatan Medan Belawan yang merupakan

    wilayah kerja Puskesmas Belawan yang proporsi penderita rawat jalan penyakit

    hipertensi cukup tinggi.

    3.2.2. Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan sejak Oktober 2007 sampai dengan Mei 2008 yang

    diawali dari penelusuran pustaka, penentuan topik, judul, komisi pembimbing,

    penyusunan proposal, kolokium, penelitian ke lapangan, pengumpulan/ pengolahan

    dan analisa data, penyusunan hasil penelitian sampai dengan seminar hasil

    penelitian/thesis.

    3.3. Populasi dan Sampel

    3.3.1. Populasi Populasi adalah seluruh penduduk Kecamatan Medan Belawan yang

    menetap atau berdomisili di Kecamatan Medan Belawan dengan kriteria jenis

    kelamin pria/

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • wanita dan berumur > 40 tahun.

    3.3.2. Sampel

    Besar sampel diperoleh dengan menggunakan rumus Lameshow (1997),

    sebagai berikut :

    n = {Z1/2 Po (1-Po) + Z1- Pa (1-Pa) }2 (Pa Po)2 Keterangan: n = Jumlah sampel yang digunakan

    = Kekuatan uji yang diinginkan yaitu 90 %

    = Tingkat kepercayaan yang diinginkan yaitu 95 %, atau = 0,05

    Po = Proporsi penderita hipertensi di Puskesmas Belawan yaitu 11 %

    Pa = Proporsi penderita hipertensi yang diharapkan yaitu 4,92 %

    n = {Z1/2 Po (1-Po) + Z1- Pa (1-Pa) }2 (Pa Po)2

    n = {1,96 0,11 (1-0,11) + 1,282 0,049 (1-0,049) }2 (0,049 0,11)2

    Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh jumlah

    sampel sebanyak 195 responden.

    Untuk menentukan jumlah sampel dari masing-masing kelurahan, digunakan

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • cara proportional sample agar mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2002).

    Sedangkan untuk menentukan individu yang akan dijadikan sampel, diambil

    berdasarkan simple random sampling atau pengambilan sampel secara acak sederhana

    (Notoatmodjo, 2005)

    Tabel 3.1. Jumlah Unit Sampel Pada Setiap Kelurahan Berdasarkan Proporsi

    No Kelurahan Jumlah penduduk

    Proporsi (%) Jumlah unit sampel

    1 Belawan I 4.733 24,24 47 2 Belawan II 4.711 24,11 47 3 Belawan Bahagia 2.588 13,25 26 4 Belawan Bahari 1.797 9,20 18 5 Belawan Sicanang 2.696 13,80 27 6 Belawan Bagan Deli 3.010 15,40 30

    Jumlah 19.535 100 195

    3.4. Metode Pengumpulan Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

    Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan melakukan wawancara secara

    langsung terhadap responden dengan berpedoman pada kuesioner terstruktur yang

    telah dipersiapkan. Sebelum kuesioner digunakan maka untuk melihat tingkat

    validitas dan reliabilitas kuesioner terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap 20

    orang yang berasal dari populasi penelitian (Notoatmodjo, 2005), dengan hasil

    sebagai berikut:

    a. Variabel Peran media massa dan keluarga/teman dengan 11 item pertanyaan

    dengan nilai koefisien korelasi = >0,453 dan p=

  • valid dan reliabel untuk dilanjutkan wawancara kepada responden

    b. Variabel pengetahuan dengan 16 item pertanyaan dengan nilai koefisien korelasi

    = >0,462 dan p=0,467

    dan p=0,523 dan p=

  • 4. Penghasilan : Pendapatan responden dari hasil pekerjaan utama maupun tambahan

    (rupiah) berdasarkan UMP/UMK provinsi Sumatera Utara (SK. Gubsu No.

    561/3144.K/2006)

    5. Peran media massa : Media cetak dan elektronik yang menjadi sumber informasi

    bagi responden tentang hipertensi dan dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap

    serta tindakan responden.

    6. Peran Keluarga/ Teman : Peran anggota keluarga / teman responden yang

    memberikan informasi tentang hipertensi. dan dapat mempengaruhi pengetahuan,

    sikap serta tindakan responden.

    7. Pengetahuan : Pengetahuan responden tentang hipertensi, cara timbulnya

    penyakit, faktor risiko dan cara pencegahannya

    8. Sikap : Respon responden terhadap pertanyaan yang diajukan yang meliputi cara

    pencegahan hipertensi dengan pola makan yang benar, tidak merokok, melakukan

    aktifitas fisik dan mengendalikan stress.

    9. Tindakan Pencegahan Hipertensi : Tindakan masyarakat dalam pencegahan

    primer hipertensi dengan mengurangi kebiasaan mengkonsumsi makanan

    mengandung kadar garam tinggi, tidak merokok, tidak minum alkohol, sering

    melakukan aktifitas fisik dan dapat mengendalikan stress.

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 3.6. Metode Pengukuran

    Untuk mengukur peran media massa, peran keluarga/ teman, tingkat

    pengetahuan, sikap serta tindakan masyarakat maka skala pengukuran yang

    digunakan adalah sbb:

    3.6.1.Media Massa

    Untuk mengukur peran media massa diukur dengan menggunakan pertanyaan

    yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan yang diajukan sebanyak 5, dan masing-

    masing pertanyaan diberikan 2 pilihan jawaban dengan total skor adalah 10. Kriteria

    pilihan jawaban adalah sebagai berikut:

    1. Jawaban a, diberikan skor 1 (satu)

    2. Jawaban b, diberikan skor 0 (nol)

    Berdasarkan total skor dari 5 pertanyaan yang diajukan, peran media massa

    diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu:

    1. Baik, apabila skor total > 75 % dari 6 pertanyaan yang diajukan

    2. Kurang, apabila skor total < 75% dari 6 pertanyaan yang diajukan.

    3.6.2. Peran Keluarga/ Teman

    Untuk mengukur peran keluarga/ teman digunakan pertanyaan yang telah

    diberi bobot. Jumlah pertanyaan yang diajukan sebanyak 6, dan masing-masing

    pertanyaan diberikan 2 pilihan jawaban dengan total skor adalah 12. Kriteria pilihan

    jawaban adalah sebagai berikut:

    1. Jawaban a, diberikan skor 1 (satu)

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 2. Jawaban b, diberikan skor 0 (nol)

    Berdasarkan total skor dari 6 pertanyaan yang diajukan, peran keluarga/ teman

    diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu:

    1. Baik, apabila jawaban responden memiliki total skor > 75 % dari 6 pernyataan

    yang diajukan

    2. Kurang, apabila jawaban responden memiliki total skor < 75 % dari 6

    pernyataan yang diajukan.

    3.6.3. Pengetahuan

    Untuk mengukur tingkat pengetahuan digunakan skala ordinal.dengan tiga

    kategori dan dua kategori. Untuk tiga kategori yaitu baik, sedang, dan kurang.

    Sedangkan dua kategori yaitu baik dan kurang. Untuk memperoleh kategori baik,

    sedang, dan kurang digunakan sistem pembobotan (skoring).

    10 pertanyaan untuk tiga kategori nilai maksimum adalah 20, sedangkan 6

    pertanyaan untuk dua kategori nilai maksimumnya 6, total 16 pertanyaan untuk

    tingkat pengetahuan nilai maksimumnya adalah 26 dengan kriteria sbb :

    Untuk 3 pilihan jawaban :

    a. Jawaban a, diberikan skor 2 (dua)

    b. Jawaban b, diberikan skor 1 (satu)

    c. Jawaban c, diberikan skor 0 (nol)

    Untuk dua pilihan jawaban :

    a. Jawaban a, diberikan skor 1

    b. Jawaban b, diberikan skor 0

    Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Berdasarkan total skor dari 16 pertanyaan yang diajukan, maka tingkat

    pengetahuan responden diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu:

    1. Baik, apabila jawaban responden memiliki total skor > 75 % dari 16

    pernyataa