Upload
meutiaayudila
View
221
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
DETERMINAN TINDAKAN MASYARAKAT DALAM
PENCEGAHAN PENYAKIT HIPERTENSI
DI KECAMATAN BELAWAN
T E S I S
Oleh
MASDAR GINTING 057023011/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
DETERMINAN TINDAKAN MASYARAKAT DALAM
PENCEGAHAN PENYAKIT HIPERTENSI
DI KECAMATAN BELAWAN
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
T E S I S
Oleh
MASDAR GINTING
057023011/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
Judul Tesis : DETERMINAN TINDAKAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT HIPERTENSI DI KECAMATAN BELAWAN
Nama Mahasiswa : Masdar Ginting Nomor Pokok : 057023011 Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP) (drh.Rasmaliah, M.Kes)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur,
(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc)
Tanggal Lulus : 4 Juni 2008
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
Telah diuji pada Tanggal : 4 Juni 2008
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP Anggota : 1. drh. Rasmaliah, M.Kes
2. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM
3. dr. Ria Masniari Lubis, M.Si
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
PERNYATAAN
DETERMINAN TINDAKAN MASYARAKAT DALAM
PENCEGAHAN PENYAKIT HIPERTENSI
DI KECAMATAN BELAWAN
T E S I S
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan,
( Masdar Ginting )
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
ABSTRAK
Penyakit hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian dan faktor risiko utama kematian akibat penyakit jantung. Puskesmas Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu Puskesmas di Kota Medan yang memiliki penderita hipertensi cukup tinggi dengan jumlah penderita tahun 2007 sebanyak 3.636 penderita. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang tindakan masyarakat dalam pencegahan hipertensi di Kecamatan Medan Belawan.
Rancangan penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, jumlah sampel sebanyak 195 orang dengan kriteria laki-laki/ perempuan pada usia > 40 tahun, sampel diambil secara proporsional sampling. Analisis data menggunakan uji chi square dan regresi logistik.
Hasil penelitian pada faktor internal menunjukkan 69,7 % responden pada kelompok umur 46-60 tahun, 51,8% jenis kelamin laki-laki, 44,6 % pendidikan tamat SLTP dan 55,4 % berpenghasilan UMP Sumut. Hasil uji chi square menunjukkan seluruh faktor internal berhubungan dengan pengetahuan masyarakat dalam pencegahan penyakit hipertensi (p=0,000). Pada faktor eksternal : 51,8 % peran media massa berada pada kategori baik dan 56,4% peran keluarga dan teman pada kategori baik. Secara statistik seluruh faktor eksternal berhubungan dengan pengetahuan masyarakat (p=0,000). Pengetahuan masyarakat pada kategori baik sebesar 48,2 %, dan secara statistik berhubungan dengan sikap (p=0,000). Tingkat pengetahuan masyarakat (48,2 %) pada kategori baik dan sikap masyarakat (48,7%) pada kategori baik. Secara statistik pengetahuan dan sikap berhubungan dengan tindakan masyarakat dalam pencegahan penyakit hipertensi (p=0,000). Hasil Hasil uji regresi logistik (multivariat)menunjukkan faktor internal berpengaruh terhadap pengetahuan masyarakat dengan nilai Exp() untuk umur (51,659), pendidikan (6,017), dan penghasilan (7,307). Faktor eksternal berpengaruh terhadap pengetahuan masyarakat dengan nilai Exp() untuk peran media massa (2.834) dan peran keluarga atau teman (3.934) Pengetahuan berpengaruh terhadap sikap tentang hipertensi dengan nilai Exp() ( 6.232) Demikian juga dengan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang penyakit hipertensi berpengaruh terhadap tindakan masyarakat dalam pencegahan penyakit hipertensi, dengan nilai Exp() untuk pengetahuan (16.546 dan sikap (21.620) Diharapkan peningkatan program komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang pencegahan penyakit hipertensi, pelaksanaan pelayanan kesehatan, khususnya kegiatan deteksi dini penyakit hipertensi sehingga dapat dilakukan program penanggulangan secara cepat untuk menghindari hipertensi berat sehingga masyarakat mampu meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi, serta mampu melakukan tindakan pencegahan secara baik dan benar. Masyarakat hendaknya lebih memperhatikan gaya hidup yang sehat, khususnya dalam hal pola makan, aktifitas fisik dan pengendalian stress yang dapat memicu terjadi penyakit hipertensi Kata kunci : Determinan, Pencegahan, Hipertensi.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
ABSTRACT
Hypertension is one of the causes of death as well as a main risk factor of death caused by heart disease. The Puskesmas (Community Health Center) of Medan Belawan Sub-district is one of the community health centers in Medan which treats a quite big number of patients with hypertension (3.636 patients) in 2007. Based on this condition, it is a need to conduct a study on community action in hypertension control in Medan Belawan Sub-district. This observational analytical with cross sectional design is conducted to examine the action taken by the community to prevent the incident of hypertension with the samples of 195 persons (men and women) of 40 years old selected through the proportional sampling technique. Analysis data by chi square test and regression logistic test.
The result of the study on the internal factor shows that 69.7% of the respondents belong to the age group of 46 60 years old, 51.8% are male, 44.6% are SLTP (Junior High School) graduates, 55.4% with the income the provincial minimum wage (UMP) of Sumatera Utara. Statistically by chi square test shows all of the internal factors are related to the knowledge of community in preventing the hypertension (p = 0.000). Of the external factor, 51.8% of the role of mass media is in good category and 56.4% of the role of family and friends is in good category. Statistically, all of the external factors are related to the knowledge of community (p = 0.000). 48.2% of the knowledge of community is in good category and is statistically related to attitude (p = 0.000). The level of the knowledge of community is in good category (48.2%) and the attitude of community is also in good category (48.7%). Statistically, knowledge and attitude are related to the action taken by the community in the prevention of hypertension (p = 0.000). The result of regression logistic test (multivariate) analysis shows that the internal factor has an influence on the knowledge of community with the value of Exp () = 51.659 for age, 6.017 for education and 7.307 for earnings/income. The external factor has an influence on the knowledge of community with the value of Exp () = 2.834 for mass media and 3.934 for the role of family and friends. Knowledge has an influence on the attitude of community toward hypertension with the value of Exp () = 6.232. Knowledge of community with Exp () = 16.546 and attitude of community toward hypertension with Exp () = 21.620 have an influence on the action taken by community in hypertension prevention.
It is expected that the communication, information and education programs on hypertension prevention and the implementation of health service especially the activity of hypertension early detection are improved so that an accurate hypertension control program can be done immediately to prevent severe hypertension in order to enable the community to improve their knowledge on hypertension and capability of taking preventive action well. Also, the community should pay more attention to the healthy life style especially in terms of consumption pattern, physical activity and stress control that can trigger the incident of hypertension.
Keywords: Determinant, Prevention, Hypertension.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul Determinan Tindakan
Masyarakat dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi di Kecamatan Belawan.
Dengan selesainya tesis ini, selain atas upaya penulis sendiri, juga tidak
terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Bapak Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), sebagai Rektor
Universitas Sumatera Utara.
Ibu Prof. Dr. Ir. T.Chairun Nisa B, MSc, sebagai Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, sebagai Ketua Program Studi Administrasi
dan Kebijakan Kesehatan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Bapak Prof.dr.Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP, sebagai Ketua Komisi
Pembimbing Tesis yang telah banyak memberikan bimbingan penulisan.
Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes sebagai Anggota Komisi Pembimbing Tesis yang
banyak memberikan bimbingan penulisan.
Bapak Dr. Drs.R.Kintoko Rochadi, MKM dan Ibu dr. Ria Masniari Lubis,
M.Si masing-masing sebagai Ketua Komisi Penguji dan anggota yang banyak
memberikan bimbingan penulisan.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
Seluruh Dosen Pascasarjana Program Studi Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulis
mengikuti pendidikan dan penyelesaian thesis.
Rekan-rekan mahasiswa Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Komunitas/Epidemiologi Sekolah Pascasarjana USU Medan tahun 2005.
Bapak dr.H.Syahril Aritonang, MHA, sebagai Kepala Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Medan yang telah memberikan izin kepada penulis melanjutkan
pendidikan lanjutan di pascasarjana USU Medan. Demikian juga rekan-rekan kerja
pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan yang telah memberikan dorongan
dan semangat dalam penyelesaian penelitian ini.
Ibu dr. Roos Helrita Sinaga, sebagai Kepala Puskesmas Kecamatan Belawan
yang telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan data penelitian.
Bapak Camat Kecamatan Belawan, Lurah yang telah membantu penulis
selama proses pengumpulan data di Kecamatan Belawan beserta seluruh masyarakat
di Kecamatan Belawan yang telah bersedia menjadi responden dan memberikan
keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Istriku tercinta Ir. Siti Suharni Simamora serta anakku tersayang Wawan
Mahendra Ginting, Ghina Verina Ginting dan Ghita Fernanda Ginting atas
pengertiannya dan yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan, pengorbanan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan thesis ini.
Orangtua, Mertua, serta Saudara-saudaraku yang telah banyak memberikan
bantuan serta dorongan selama perkuliahan sampai selesainya penyusunan tesis ini.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
Akhirnya, semoga Allah SWT selalu melimpahkan taufik dan hidayahNya
kepada kita semua, dan penulis berharap tesis ini bermanfaat bagi pengambil
kebijakan di bidang kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian
selanjutnya.
Medan,
Penulis
Masdar Ginting
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
RIWAYAT HIDUP
Masdar Ginting, lahir pada tanggal 01 Januari 1960 di Kecamatan Tiga Juhar
Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara, anak ke-lima dari sepuluh
bersaudara dari pasangan Ayahanda Alm. Muis Ginting dan Almh. Syadiah Lubis
Pendidikan formal penulis, dimulai dari Pendidikan Dasar di Sekolah Dasar
Negeri Tiga Juhar selesai pada tahun 1972, Sekolah Menengah Pertama di SMP 17
Agustus Tiga Juhar selesai tahun 1975, Sekolah Menengah Atas Negeri Labuhan Deli
selesai tahun 1980, SPPH (D1) di Medan selesai pada tahun 1981, APK (D III )
Kabanjahe selesai 1992, S-1 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara Medan selesai pada Tahun 2002 dan Pascasarjana AKK Universitas Sumatera
Utara selesai 2008
Mulai bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil sejak tahun 1983 di Belawan,
tahun 1986 di Sibolga Kabupaten Tapanuli Tengah, tahun 1993 di Pangkalan Susu
Kabupaten Langkat dan tahun 2007 sampai saat ini di Belawan.
Tahun 1996 penulis menikah dengan nona Ir. Siti Suharni Simamora putri
ketiga dari Bapak Syarifuddin Simamora dengan Ibu Masna Tanjung, penulis
dikaruniai seorang putra Wawan Mahendra Ginting dan dua orang putri Ghina Verina
Ginting dan Ghita Fernanda Ginting.
Tahun 2005 penulis mengikuti pendidikan lanjutan di S-2 Program Studi
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Kesehatan
Komunitas/ Epidemiologi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................ i
ABSTRACT........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................ 7
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
1.4. Hipotesis Penelitian............................................................................. 8
1.5. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 10
2.1. Faktor Perilaku Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat ................ 10
2.2. Ranah Perilaku ............................................................................... 11
2.2.1. Knowledge (Pengetahuan).................................................. 11
2.2.2. Attitude (Sikap) .................................................................. 12
2.2.3. Practice (Tindakan) ........................................................... 13
2.3. Indikator Perubahan Perilaku......................................................... 14
2.3.1. Pengetahuan ....................................................................... 14
2.3.2. Sikap................................................................................... 15
2.3.3. Tindakan............................................................................. 15
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
2.4. Determinan Perilaku....................................................................... 16
2.4.1. Faktor Internal.................................................................... 16
2.4.2. Faktor Eksternal ................................................................. 17
2.5. Hipertensi ....................................................................................... 18
2.5.1. Pengertian Hipertensi ......................................................... 18
2.5.2. Epidemiologi Hipertensi ................................................... 19
2.5.3. Determinan Hipertensi ....................................................... 20
2.6. Pencegahan Hipertensi ................................................................... 27
2.6.1. Pencegahan Primordial....................................................... 27
2.6.2. Pencegahan Primer............................................................. 28
2.6.3. Pencegahan Sekunder......................................................... 28
2.6.4. Pencegahan Tertier............................................................. 30
2.7. Landasan Teori............................................................................... 30
2.8. Kerangka Konsep........................................................................... 32
BAB 3 METODE PENELITIAN ......................................................................... 33
3.1. Jenis Penelitian.................................................................................... 33
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 33
3.2.1. Lokasi Penelitian.................................................................. 33
3.2.2. Waktu Penelitian .................................................................. 33
3.3. Populasi dan sampel............................................................................ 33
3.3.1.Populasi ................................................................................ 33
3.3.2. Sampel................................................................................. 34
3.4. Metode Pengumpulan data.................................................................. 35
3.5. Variabel dan Definisi Operasional ...................................................... 36
3.6. Metode Pengukuran ............................................................................ 38
3.6.1. Media massa....................................................................... 38
3.6.2. Peran Keluarga/ Teman...................................................... 38
3.6.3. Pengetahuan ....................................................................... 39
3.6.4. Sikap................................................................................... 40
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
3.6.5. Tindakan Masyarakat dalam Pencegahan Hipertensi ........ 41
3.7. Metode Analisis Data....................................................................... 42
BAB 4 HASIL PENELITIAN .............................................................................. 43
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................... 43
4.1.1. Kondisi Geografi.................................................................. 43
4.1.2. Demografi ............................................................................ 43
4.1.2.1. Umur dan Jenis Kelamin......................................... 43
4.1.2.2. Jenis Pekerjaan........................................................ 44
4.1.2.3. Tingkat Pendidikan ................................................. 45
4.1.3. Deskripsi Sarana, Tenaga Kesehatan dan Penyakit Hipertensi 46
4.1.3.1. Sarana Pelayanan Kesehatan .................................. 46
4.1.3.2. Tenaga Pelayanan Kesehatan.................................. 46
4.1.3.3. Sepuluh Penyakit Terbesar di Puskesmas Medan
Belawan................................................................... 47
4.1.3.4. Lapangan Olah Raga............................................... 47
4.2.. Deskripsi Responden ........................................................................ 48
4.2.1. Karakteristik Faktor Internal ................................................... 48
4.2.2. Faktor Eksternal (Peran Media massa dan Peran Keluarga/
Teman) .................................................................................... 49
4.2.3. Pengetahuan tentang Hipertensi............................................. 50
4.2.4. Sikap tentang Hipertensi ........................................................ 51
4.2.5. Tindakan Pencegahan Hipertensi............................................ 52
4.3. Hasil Uji Bivariat ............................................................................... 53
4.4 . Hasil Uji Multivariat (Regresi Logistik) ............................................ 57
BAB 5 PEMBAHASAN....................................................................................... 61
5.1. Pengaruh Umur Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang
Hipertensi........................................................................................... 61
5.2. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang
Hipertensi........................................................................................... 62
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
5.3. Pengaruh Pendidikan Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang
Hipertensi ........................................................................................... 63
5.4. Pengaruh Penghasilan Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang
Hipertensi........................................................................................... 64
5.5. Pengaruh Peran Media Massa Terhadap Pengetahuan Masyarakat
Tentang Hipertensi ............................................................................ 65
5.6. Pengaruh Peran Keluarga/ Teman Terhadap Pengetahuan Masyarakat
Tentang Hipertensi............................................................................. 66
5.7. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Sikap Masyarakat Tentang
Hipertensi........................................................................................... 67
5.8. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Tindakan Masyarakat dalam
Pencegahan Hipertensi ...................................................................... 68
5.9. Pengaruh Sikap Terhadap Tindakan Masyarakat dalam Pencegahan
Hipertensi........................................................................................... 69
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 70
6.1. Kesimpulan ......................................................................................... 70
6.2. Saran.................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 73
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman
3.1. Jumlah Unit Sampel Setiap Kelurahan Berdasarkan Proporsi ..................... 35 4.1. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kecamatan Medan Belawan..................................................................... 44 4.2. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan di Kecamatan Medan
Belawan........................................................................................................ 44 4.3. Distribusi Penduduk Penduduk Usia di Atas Sepuluh Tahun Menurut
Tingkat Pendidikan di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2007 ................ 45 4.4. Jenis dan Jumlah Tenaga Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Medan
Belawan........................................................................................................ 46 4.5. Sepuluh Penyakit Terbesar di Puskesmas Medan Belawan ......................... 47 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Faktor Internal
di Belawan.................................................................................................... 48 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Eksternal (Peran Media
Massa dan Peran Keluarga/Teman) di Belawan........................................... 48 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Hipertensi
di Belawan.................................................................................................... 51 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap tentang Hipertensi di Belawan... 52 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan tentang Hipertensi di
Belawan........................................................................................................ 52 4.11. Hubungan Faktor Internal (Karakteristik) dengan Pengetahuan tentang
Hipertensi ..................................................................................................... 53 4.12. Hubungan Faktor Eksternal (Peran Media Massa dan Peran
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
Keluarga/Teman) dengan Pengetahuan tentang Hipertensi ......................... 55 4.13. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tentang Hipertensi.......................... 56 4.14. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Pencegahan Hipertensi ............ 56 4.15. Hubungan Sikap dengan Tindakan Pencegahan Hipertensi ....................... 57 4.16. Hasil Uji Regresi (Multivariat) Faktor Internal terhadap Pengetahuan
Tentang Hipertensi ..................................................................................... 58 4.17. Hasil Uji Regresi (Multivariat) Faktor Eksternal Terhadap Pengetahuan
tentang Hipertensi ..................................................................................... 59 4.18. Hasil Uji Regresi (Multivariat) Pengetahuan Terhadap Sikap tentang
Hipertensi .................................................................................................. 59 4.19. Hasil Uji Regresi (Multivariat) Pengetahuan dan Sikap terhadap
Tindakan Pencegahan Hiperteni ................................................................. 60
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman
1. Hubungan Status Kesehatan Masyarakat dengan Perilaku Kesehatan ........ 31
2. Kerangka Konsep Determinan Tindakan Masyarakat dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi di Kecamatan Medan Belawan.................................... 32
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Distribusi Responden Berdasarkan Peran Media Massa............................ 76
2. Distribusi Responden Berdasarkan Peran Keluarga/ Teman ..................... 77
3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Hipertensi ....... 78
4. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Hipertensi .................. 80 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Pencegahan Hipertensi ...... 81 6. Uji Validitas ............................................................................................... 83 7. Uji Reliabilitas ........................................................................................... 87 8. Hasil Uji Bivariat (Crosstabs) .................................................................... 91
9. Hasil Uji Multivariat (Logistic Regression)............................................... 98 10. Kuesioner Penelitian .................................................................................. 106
11. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Pengumpulan Data.................... 113 12. Peta Lokasi Penelitian ............................................................................... 114
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tingkat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator kemajuan suatu
bangsa, selain tingkat pendidikan dan pendapatan. Tanpa rakyat yang sehat, tentu
akan sulit mengharapkan produktifitas yang tinggi dari rakyat yang berpartisipasi
dalam pembangunan. Dengan demikian kesehatan menjadi syarat bagi pembangunan,
termasuk dalam peningkatan kualitas dan produktifitas sumber daya manusia.
Derajad kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu :
Lingkungan, Perilaku, Pelayanan kesehatan dan Keturunan. Menurut penelitian Blum
pada waktu itu, dari ke empat faktor tersebut maka faktor lingkunganlah yang paling
besar pengaruhnya terhadap tingkat kesehatan masyarakat. Namun sejalan dengan
kemajuan di berbagai bidang di negara berkembang dan Indonesia khususnya,
masalah perilaku masyarakat justru memberikan kontribusi yang terbesar terhadap
status kesehatan masyarakat itu sendiri.
Pada saat ini telah terjadi transisi epidemiologi dengan adanya kecenderungan
pola penyakit yaitu di samping penyakit infeksi yang belum tertangani dengan tuntas,
pada saat yang sama juga muncul penyakit non infeksi yaitu penyakit degeneratif
seperti penyakit hipertensi, stroke, kanker, diabetes mellitus dan lain-lain
(Depkes, 2005).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pembuluh darah
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkanya (Vita Health, 2004).
Dari berbagai penelitian diketahui bahwa perilaku memberikan kontribusi
terbesar terhadap tingkat kesehatan masyarakat karena berbagai penyakit degeneratif
yang terjadi pada saat ini seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, hipertensi adalah
akibat perilaku yang tidak sesuai dengan standard kesehatan, misalnya pola makan
yang salah yang cenderung mengonsumsi makanan mengandung kadar garam dan
lemak yang tinggi dalam menu sehari-hari, suka merokok, kurang olah raga, stress
dan sebagainya.
Menurut Budiman (1999) bahwa faktor makanan merupakan penentu tingginya tekanan darah meliputi intake lemak jenuh tinggi menyebabkan kelebihan lemak
tubuh atau obesitas, intake garam tinggi, dan intake kalium rendah. Sedangkan gaya hidup yang berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi adalah kebiasaan
merokok, konsumsi alkohol, dan kurangnya olah raga.
Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian yang utama baik secara
nasional maupun global. Komplikasi hipertensi antara lain penyakit jantung koroner,
stroke, gagal ginjal dsb. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa hipertensi
meningkatkan risiko penyakit jantung koroner tiga kali, sedangkan hipertensi dan
hiperkolesterolemi meningkatkan risiko menjadi 9 kali dan akan lebih meningkat lagi
menjadi 16 kali pada penderita hipertensi lain seperti merokok (Bustan,1997).
Di berbagai negara saat ini, prevalensi hipertensi terus meningkat sejalan
dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, inaktifitas fisik dan, stress
psikososial. Data prevalensi hipertensi di berbagai negara antara lain Jepang (15
22 %), China (21,8 25,0 %), Belgia (12,6 16,3%) dan Spanyol (9,4 13,3 %) Di
Amerika 15 % golongan kulit putih dewasa dan antara 25 sampai 30 % golongan
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
kulit hitam menderita hipertensi (Darmojo, 2001).
Prevalensi hipertensi juga meningkat sesuai pertambahan umur. Berdasarkan
laporan WHO (World Health Organization) bahwa sekitar 10 % penderita hipertensi
adalah berusia 50 tahun, 20 % berusia 60 tahun dan meningkat menjadi 30 % pada
usia 70 tahun atau lebih. Kondisi seperti ini dapat dijumpai di negara maju maupun
negara berkembang. Pada tahun 2000 sebanyak 972 juta (26 %) orang dewasa di
dunia menderita hipertensi dan diperkirakan tahun 2025 sekitar 29 % orang dewasa
menderita hipertensi.
Sedangkan prevalensi hipertensi sebagaimana penelitian yang dilakukan
Darmojo, dkk dari tahun 1976 1990 di berbagai kota di Indonesia tercatat antara
4,8 18,3 %. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001
menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia mengalami peningkatan dari 96 per
1000 penduduk pada tahun 1995 menjadi 110 per 1000 penduduk pada tahun 2001,
Prevalensi hipertensi pada golongan umur di atas 25 tahun meningkat dari 8 % tahun
1995 menjadi 28 % tahun 2001 (Hapsara 2004).
Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara (2001) bahwa berdasarkan penyakit
penyebab kematian pasien rawat inap di Rumah Sakit Kabupaten/ Kota Provinsi
Sumatera Utara, hipertensi menduduki peringkat pertama dengan proporsi kematian
sebesar 27, 02% (1.162 orang) sedangkan pada kelompok umur > 60 tahun sebesar
20,23% (1.349 orang).
Dari Profil Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2007 tercatat bahwa penyakit
hipertensi menduduki peringkat kedua penyakit terbanyak penderitanya di kota
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
Medan dengan jumlah penderita 423.656 orang atau 11 % Belawan adalah peringkat
ke empat penderita hipertensi tertinggi.
Menurut penelitian yang dilakukan Rasmaliah, dkk di wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan Medan Marelan tahun 2004 diketahui bahwa angka kejadian hipertensi pada masyarakat di atas usia 26 tahun adalah
26,4% dan penderita hipertensi lebih banyak pada kelompok umur 45 60 tahun yaitu 30,8%
Kecamatan Medan Belawan memiliki luas wilayah 26,25 km2 terdiri dari
6 kelurahan dengan jumlah penduduk 94.196 jiwa, memiliki satu Puskesmas induk
dan lima Puskesmas Pembantu (Pustu). Dengan demikian untuk kecamatan Belawan
satu kelurahan memiliki satu Puskesmas induk dan lima kelurahan masing-masing
memiliki satu Puskesmas Pembantu (Pustu)
Dari data laporan tahunan Puskesmas induk Belawan yang mencakup data
seluruh Pustu tercatat penyakit Hipertensi merupakan penyakit peringkat ke dua
terbesar tahun 2006 dengan jumlah penderita sebanyak 3.629 orang. Sedangkan
jumlah seluruh kunjungan pasien yang datang berobat pada tahun yang sama
sebanyak 32.120 orang, dengan demikian proporsi kunjungan penderita penyakit
hipertensi tahun 2006 adalah sebanyak 11,3 %
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap sepuluh orang
penderita hipertensi di Puskesmas Belawan diketahui bahwa penderita hipertensi
umumnya memiliki pola makan yang tidak terkontrol, jarang/ tidak pernah
melakukan pengukuran tekanan darah.
Tingkat pengetahuan penderita tentang hipertensi bervariasi. Sebahagian
penderita kurang memahami penyakit hipertensi, gejala serta faktor risikonya.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
Sebahagian lagi penderita sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang hipertensi
namun dalam tindakannya masih sulit meninggalkan kebiasaan yang justru
memperparah penyakit tersebut, seperti pola makan yang tidak terkontrol dan suka
merokok. Menurut Budiman (1999) bahwa faktor makanan merupakan penentu
tingginya tekanan darah terutama makanan yang mengandung tinggi kadar garam
dan lemak jenuh disamping merokok, minum alkohol dan kurang aktifitas fisik.
Aktifitas fisik penderita hipertensi juga sangat rendah, disamping karena
faktor ketidaktahuan juga karena malas dan cepat lelah. Penderita hipertensi juga
memiliki riwayat salah satu anggota keluarga menderita hipertensi.
Dari wawancara yang dilakukan terhadap perawat di Puskesmas Belawan
diketahui bahwa banyak penderita hipertensi yang datang berobat setelah tekanan
darahnya cukup tinggi dan setelah terdeteksi menderita penyakit darah tinggi kurang
teratur berobat. Menurut WHO bahwa salah satu masalah utama dalam mengontrol
hipertensi adalah kemampuan pasien untuk patuh terhadap tenaga kesehatan. Dari
data WHO menunjukkan bahwa hanya 60 % dari penderita hipertensi yang dapat
benar-benar mengikuti petunjuk petugas kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian
kohort yang dilakukan selama 13 tahun yaitu sejak tahun 1988 2000 menunjukkan
persentase penderita hipertensi yang berobat teratur di perkotaan (18,9 %) dan di
pedesaan (10,9 %) (Kusmana, 2007).
Dari wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat yang berusia di atas 40
tahun di lima wilayah kerja Puskesmas Belawan diketahui bahwa tingkat
pengetahuan masyarakat tentang hipertensi masih sangat rendah, demikian juga
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
dengan tindakan terhadap pencegahan penyakit hipertensi. Beberapa masyarakat
sering mengalami keluhan sakit kepala, pusing, terasa berat di tengkuk namun hanya
sebahagian yang mencari pengobatan ke unit pelayanan kesehatan, selebihnya
membiarkan keluhan tersebut.
Dari penelitian yang dilakukan Badan Litbangkes di Depok Jawa Barat
tentang hubungan antara tanggapan masyarakat terhadap pencegahan hipertensi
diketahui bahwa 34,5 % masyarakat melakukan kegiatan olah raga untuk mencegah
hipertensi dan pada umumnya masyarakat telah memiliki pengetahuan yang baik
tentang hipertensi namun belum ditunjang prilakunya dalam pencegahan
hipertensi.dengan alasan takut memeriksa tekanan darah secara berkala, atau minum
obat jika ada keluhan.
Menurut penelitian yang dilakukan Marpaung (2005) tentang perilaku
pegawai di Deli Serdang terhadap pencegahan penyakit hipertensi diketahui bahwa
42,56 % pegawai memiliki pengetahuan yang baik tentang hipertensi namun hanya
24,39 yang memiliki tindakan yang baik dalam mencegah penyakit tersebut.
Menurut Sarafino (2002), berbagai faktor yang melatarbelakangi seseorang
melakukan tindakan pencegahan penyakit antara lain tingkat keseriusan/ keparahan
penyakit yang dirasakan, adanya faktor eksternal seperti peran media massa, peran
keluarga/ teman dan adanya hambatan yang dihadapi dalam melakukan pencegahan
tersebut.
Mengacu pada latar belakang tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian
tentang determinan tindakan masyarakat dalam mencegah penyakit hipertensi di
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
Belawan sehingga dapat diketahui pemecahan masalah yang tepat dalam penanganan
penyakit tersebut.
1.2. Permasalahan
Permasalahan yang diteliti adalah bagaimanakah determinan tindakan
masyarakat dalam pencegahan penyakit hipertensi di Kecamatan Medan Belawan ?
1.3. Tujuan Penelitian
a. Menganalisis pengaruh faktor internal (umur, jenis kelamin, pendidikan,
penghasilan) terhadap pengetahuan masyarakat dalam mencegah penyakit
hipertensi di Kecamatan Medan Belawan.
b. Menganalisis pengaruh faktor eksternal (peran media massa, keluarga/ teman)
terhadap pengetahuan masyarakat dalam mencegah penyakit hipertensi di
Kecamatan Medan Belawan
c. Menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap sikap masyarakat dalam
mencegah penyakit hipertensi di Kecamatan Medan Belawan
d. Menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap tindakan masyarakat dalam
mencegah penyakit hipertensi di kecamatan Belawan
e. Menganalisis pengaruh sikap terhadap tindakan masyarakat dalam mencegah
penyakit hipertensi di Kecamatan Medan Belawan.
1.4. Hipotesis Penelitian
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
a. Ada pengaruh faktor internal (umur, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan)
dengan pengetahuan masyarakat dalam mencegah penyakit hipertensi di
Kecamatan Medan Belawan.
b. Ada pengaruh faktor eksternal (media massa, keluarga/ teman) terhadap
pengetahuan masyarakat dalam mencegah penyakit hipertensi di Kecamatan
Medan Belawan
c. Ada pengaruh pengetahuan terhadap sikap masyarakat dalam mencegah
penyakit hipertensi di Kecamatan Belawan
d. Ada pengaruh pengetahuan terhadap tindakan masyarakat dalam mencegah
penyakit hipertensi di Kecamatan Medan Belawan
e. Ada pengaruh sikap terhadap tindakan masyarakat dalam mencegah penyakit
hipertensi di Kecamatan Medan Belawan.
1.5. Manfaat Penelitian
a. Merupakan bahan masukan bagi pembuat kebijakan di Dinas Kesehatan Kota
Medan khususnya untuk pengambilan keputusan dalam program pencegahan
dan penanggulangan hipertensi di Kota Medan.
b. Merupakan bahan masukan bagi Kepala Puskesmas Belawan untuk
penyusunan strategi dalam program pencegahan dan penanggulangan
hipertensi di Kecamatan Medan Belawan.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
c. Sebagai pengembangan konsep-konsep di bidang Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan, khususnya pada Program Pencegahan dan penanggulangan
hipertensi di kecamatan Medan Belawan.
d. Sebagai bahan informasi dan pengembangan bagi penelitian sejenis tentang
determinan-determinan yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada
masyarakat.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Faktor Perilaku Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat
Derajad kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu
faktor : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Dari ke empat
faktor tersebut maka faktor lingkungan dan faktor perilaku yang paling besar
pengaruhnya terhadap status kesehatan masyarakat. Namun untuk konteks negara
berkembang dan Indonesia khususnya pada saat ini diyakini bahwa faktor perilaku
merupakan faktor yang memberikan kontribusi terbesar yang mempengaruhi
kesehatan masyarakat.
Berbagai penyakit yang tergolong degeneratif dewasa ini terjadi akibat
perilaku yang salah, yang tidak sesuai dengan standard kesehatan seperti, suka makan
makanan yang mengandung kadar natrium yang tinggi, suka merokok/ minuman
alkohol, kurang olah raga, dan sebagainya.
Menurut Notoatmodjo (2003) yang mengutip Skiner bahwa perilaku adalah
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Prosesnya
adalah adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut
merespon.
Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa perilaku manusia sangat kompleks
dan terjadi karena adanya faktor ekternal yaitu rangsangan dari luar individu yang
saling mempengaruhi. Faktor eksternal yang mempengaruhi individu bisa dari
lingkungan sosial, lingkungan media massa seperti (majalah, surat kabar, televisi,
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
radio, internet) yang diramu sedemikian rupa sehingga menarik dan menimbulkan
rangsangan sehingga dapat merubah perilaku.
2.2. Ranah Perilaku
Menurut Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo (2005) bahwa perilaku sangat
luas dan kompleks dan dapat di bagi menjadi tiga domain atau ranah yaitu : cognitive,
affective dan psychomotor. Namun dalam perkembangannya, teori Bloom ini
dimodifikasikan untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan menjadi : Knowledge
(Pengetahuan), Attitude ( Sikap) dan Practice (Tindakan) atau disingkat KAP.
2.2.1. Knowledge (Pengetahuan).
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan (pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba).
Menurut Rogers dalam Notoatmodjo, (2005) bahwa sebelum seseorang mengadopsi
perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi beberapa proses sbb:
a. Awarness (kesadaran), seseorang menyadari dan mengetahui adanya stimulus.
b. Interest, mulai tertarik kepada stimulus.
c. Evaluation, menimbang-nimbang/ mengevaluasi baik tidaknya stimulus
tersebut terhadap dirinya.
d. Erial, mencoba perilaku baru
e. Adoption, telah terjadi perilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran
dan sikapnya terhadap stimulus.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
Rogers juga menyimpulkan bahwa proses adopsi baru akan relatif lebih
langgeng jika didasari pengetahuan, kesadarn dan sikap yang positif.
Dari hasil penelitian Marpaung (2005) tentang perilaku pegawai di Deli
Serdang diketahui bahwa hanya 42,56 % pegawai yang memiliki pengetahuan baik
tentang hipertensi.
2.2.2. Attitude ( Sikap)
Sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pada pendirian, keyakinan, KBBI
(2005) Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
stimulus atau object. Manifestasi dari sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, (Notoatmodjo, 2003)
Sedangkan menurut Abraham, (2003) bahwa sikap dibentuk dari tiga
komponen yaitu emosi/ perasaan terhadap objek sikap, keyakinan dan keinginan.
Tingkatan Sikap
a. Receiving (Menerima), seseorang (subject) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (object)
b. Responding ( Merespon), merespon/ mengerjakan tugas yang diberikan.
c. Valuing (Menghargai), mengajak orang lain untuk mengerjakan/
mendiskusikan sesuatu masalah.
d. Responsible (Bertanggung-jawab), bertanggung-jawab atas sesuatu yang telah
dipilihnya walau apapun risiko dan tantangannya.
Menurut Allport sebagaimana dikutip Notoatmodjo (2003) sikap mempunyai tiga
komponen pokok yaitu :
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek
c. Kecendrungan untuk bertindak
Ketiga komponen sikap tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh dan dalam penentuan sikap ini, pengetahuan, keyakinan dan emosi
memegang peranan penting.
2.2.3. Practice (Tindakan)
Menurut Depdiknas (2005) tindakan adalah sesuatu yang dilakukan;
perbuatan. Tindakan terdiri dari empat tingkatan yaitu :
a. Perception (Persepsi), mengenal dan memilih berbagai object sehubungan
dengan tindakan yang akan di ambil.
b. Guided response (Respon terpimpin), melakukan sesuatu sesuai dengan
urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.
c. Mechanism (Mekanisme), telah terjadi mekanisme dan melakukan sesuatu
secara otomatis dan akan menjadi kebiasaan.
d. Adoption (Adopsi), tindakan yang sudah berkembang dengan baik
Pengukuran terhadap tindakan/ kegiatan seseorang terhadap sesuatu hal dapat
dilakukan melalui wawancara ataupun observasi langsung.
Tingkat pengetahuan seseorang tentang hipertensi bukan menjadi ukuran akan
tindakannya terhadap pencegahan penyakit tersebut.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
2.3. Indikator Perubahan Perilaku :
Indikator Perubahan Perilaku antara lain :
2.3.1. Pengetahuan
Terkait dengan penyakit hipertensi, apa yang dilakukan jika terkena penyakit
hipertensi tersebut sangat tergantung kepada tingkat pengetahuan dan sikapnya
terhadap penyakit tersebut. Apa yang dimaksud dengan hipertensi, bagaimana
terjadinya penyakit hipertensi, bagaimana pengobatan dan pencegahannya. Apa saja
makanan yang baik untuk mencegah hipertensi, bahaya merokok dan pentingnya
olahraga dan relaksasi bagi hipertensi.
Tingkat pengetahuan masyarakat yang baik tentang hipertensi akan lebih
memudahkannya dalam mencegah dan mengobati penyakit tersebut. Namun
sebaliknya jika masyarakat kurang paham tentang hipertensi maka akan lebih
menyulitkan dalam penyembuhan maupun pencegahannya. Pengetahuan tentang
sakit/ penyakit antara lain.
1) Penyebab penyakit, misalnya pengetahuan seseorang tentang penyebab
terjadinya penyakit hipertensi :
2) gejala/ tanda-tanda penyakit tersebut, misalnya hipertensi mempunyai
gejala antara lain sering mengalami sakit kepala, pusing, mudah
marah, telinga berdenging, rasa berat ditengkuk dll
3) bagaimana cara pengobatan dan kemana mencari pengobatan jika
terjadi penyakit tersebut
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
4) bagaimana proses terjadi penyakit tersebut
5) bagaimana pencegahan penyakit tersebut.
Sedangkan pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan pola hidup sehat
antara lain :
1) Jenis-jenis makanan bergizi
2). Manfaat makanan bergizi bagi kesehatan
3) Pentingnya olah raga bagi kesehatan
4) Bahaya merokok, minuman keras, dsb
5) Pentingnya istrahat cukup, relaksasi, rekreasi, dsb
2.3.2. Sikap
a. Sikap terhadap sakit dan penyakit, bagaimana penilaiannya terhadap gejala/
tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, pencegahan dan sebagainya.
b. Sikap dan cara pemeliharaan dan cara hidup sehat, bagaimana penilaian atau
pendapatnya tentang pemeliharaan/ cara-cara hidup sehat, olah raga, makanan
bergizi dan sebagainya.
2.3.3. Tindakan
a. Tindakan sehubungan dengan penyakit, bagaimana tindakannya terhadap
pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit.
b. Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang, olah raga teratur, tidak merokok, dsb.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
2.4. Determinan perilaku
Menurut Green dalam Notoadmodjo (2003) bahwa ada tiga faktor utama yang
mempengaruhi perilaku masyarakat yaitu predisposing factor (faktor pemudah),
enabling factor (faktor pemungkin) dan reinforcing factor (faktor penguat) Ketiga
faktor tersebut disebut juga determinan perilaku. Determinan menurut Depdiknas
(2005) adalah faktor-faktor yang mempengaruhi atau berpengaruh.
Sedangkan determinan perilaku menurut Notoadmodjo (2003) adalah faktor-
faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda. Faktor determinan
perilaku itu ditentukan atau dipengaruhi oleh perilaku (individu, keluarga, kelompok
atau masyarakat). Notoadmodjo membagi determinan perilaku menjadi 2 bagian
yaitu:
a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan,
yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat
emosional, jenis kelamin dan sebagainya.
b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, politik dan lain sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan
faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
2.4.1. Faktor Internal
Faktor internal adalah karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat
given atau bawaan. Yang termasuk karakteristik masyarakat adalah faktor umur, jenis
kelamin, pendidikan dan penghasilan.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
a..Umur.
Penyakit hipertensi jarang ditemukan pada anak-anak. Dari berbagai penelitian
diketahui bahwa umur penderita hipertensi umumnya adalah di atas 30 tahun.
b. Jenis Kelamin.
Jenis kelamin laki-laki menderita hipertensi lebih tinggi dibandingkan wanita,
hal ini kemungkinan karena faktor risiko pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan
wanita. Faktor risiko hipertensi antara lain : merokok, suka minum alkohol, kopi dan
sebagainya. Namun jenis kelamin wanita penderita hipertensi lebih tinggi pada wanita
usia di atas 50 tahun.
c. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang tinggi lebih memahami dan mengerti tentang
hipertensi sehingga dapat melakukan tindakan pencegahan penyakit hipertensi.
d. Penghasilan
Tingkat penghasilan yang tinggi akan lebih memudahkan orang dalam
melakukan tindakan pencegahan hipertensi karena penghasilan yang tinggi akan
memudahkan membeli dan mengonsumsi buah-buahan yang baik bagi kesehatan
2.4.2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal meliputi peranan media massa, adanya dukungan keluarga
dan teman terhadap tindakan pencegahan hipertensi. Media massa memegang
peranan penting dalam tindakan masyarakat mencegah hipertensi karena media massa
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan pengetahuan
individu tentang penyakit hipertensi. Peningkatan pengetahuan tentang hipertensi,
cara pencegahan dan motivasi mencegah hipertensi juga bisa didapat dari perananan
teman sebaya maupun anggota keluarga.
Pengalaman anggota keluarga atau teman yang pernah menderita hipertensi
akan lebih menimbulkan ketakutan individu terhadap hipertensi dibandingkan yang
tidak memiliki pengalaman tersebut. Menurut Sarafino (2002) bahwa peran keluarga/
teman dan media massa akan mempengaruhi ancaman penyakit yang dirasakan
seseorang, sehingga menimbulkan ketakutan. Perasaan takut terhadap penyakit
tersebut akan membuat seseorang berusaha mencegahnya. Menurut penelitian yang
dilakukan Marpaung di Deli Serdang (2005) diketahui bahwa 48,8 % responden
mengetahui informasi tentang hipertensi dari teman dan keluarga
2.5. Hipertensi
2.5.1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pembuluh darah
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkanya (Vita Health, 2004).
Sedangkan menurut Hasan (2006) hipertensi adalah adanya peningkatan
tekanan darah signifikan yang berkaitan baik dengan kerusakan secara mendadak
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
terhadap target organ maupun tidak. Nilai tekanan darah sering dihubungkan dengan
diastolik di atas 120 mmHg.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik di atas 140
mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg pada orang-orang yang tidak
memakai obat anti hipertensi (WHO, 1999)
Hipertensi seringkali dijumpai tanpa gejala, relatif mudah diobati dan sering
menimbulkan komplikasi seperti stroke, kelemahan jantung, penyakit jantung koroner
dan gangguan ginjal (Budiman, 1999).
Hipertensi dipengaruhi faktor genetik dan faktor lingkungan. Meskipun
awalnya tergantung dari faktor keturunan namun dalam perjalanannya menuju masa
dewasa, banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti makanan dan faktor stres.
Dari berbagai pendapat tetang hipertensi di atas dapat disimpulkan bahwa
hipertensi terjadi akibat adanya pengaruh interaksi dua faktor yaitu faktor genetik dan
faktor lingkungan. Meskipun awalnya tergantung dari faktor keturunan. Dalam
perjalanannya menuju masa dewasa, banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan
seperti makanan, faktor stress dsb.
2.5.2. Epidemiologi Hipertensi
Epidemiologi hipertensi adalah penyebaran penyakit hipertensi di masyarakat
berdasarkan person (orang) time (waktu) dan place (tempat)
a.Distribusi Penderita Berdasarkan Orang
Penduduk dengan kulit hitam lebih banyak terkena hipertensi di bandingkan
dengan penduduk yang berkulit putih di Amerika Serikat karena 15 % golongan kulit
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
putih dewasa terkena hipertensi sedangkan pada golongan kulit hitam dewasa sebesar
25 30 %.
Menurut beberapa penelitian bahwa daerah prevalensi hipertensi lebih tinggi
pada pria seperti Silungkang Solok dan Bali. Prevalensi hipertensi pada pria di
Silungkang, Solok dan Bali masing-masing adalah (24,2 %), (18,6 %) dan (13,67 %)
sedangkan pada wanita pada daerah yang sama masing-masing (17,4 %) dan (10,23
%). Di daerah Sumatera Selatan justru wanita lebih tinggi yaitu (7,7%) sedangkan
pria (5,6%).
b.Distribusi Penderita Hipertensi Berdasarkan Waktu
Distribusi penderita hipertensi berdasarkan waktu berbeda setiap tahun .studi
morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga. SKRT, (2001 ) menunjukkan bahwa
prevalensi hipertensi mengalami peningkatan dari 96 per 1000 penduduk pada tahun
1995 naik menjadi 110 per 1000 penduduk pada tahun 2001.
c. Distribusi Penderita Berdasarkan Tempat
Prevelensi di tiap daerah berbeda- beda tergantung pola kehidupan
masyarakatnya. Menurut Joewono (2003) di Indonesia prevalensi terendah terdapat
pada daerah Ungaran dan lembah Baliem di Bali. Di daerah Ungaran prevalensi
hipertensi (1,8 %) dan Lembah Baliem (0,6 %). Sedangkan prevalensi hipertensi yang
cukup tinggi terdapat pada daerah-daerah di Sumatera Barat seperti Silungkang (19,4
%) dan Talang (17,8 %).
2.5.3. Determinan Hipertensi
Yang dimaksud dengan determinan hipertensi adalah faktor-faktor yang
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
mempengaruhi terjadinya hipertensi pada masyarakat atau disebut juga faktor risiko
hipertensi. Faktor risiko hipertensi terbagi dua yaitu faktor yang dapat diubah dan
yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah adalah faktor risiko
hipertensi yang dapat dikendalikan atau dicegah, sedangkan faktor risiko yang tidak
dapat diubah adalah faktor risiko hipertensi yang tidak dapat dikendalikan atau
dicegah.
a.Faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah.
Faktor risiko hipertensi yang dapat dicegah antara lain faktor : umur, jenis
kelamin faktor keturunan (Budiarto, 2003).
1) Umur.
Umur merupakan faktor risiko hipertensi yang tidak dapat dicegah karena
menurut penelitian bahwa semakin meningkat umur seseorang maka semakin besar
risiko terkena hipertensi. Menurut Dede Kusmana dari Departemen Kardiologi
Universitas Indonesia, (2007) bahwa umur penderita hipertensi antara 20 sampai 30
tahun prevalensinya adalah ( 5 10 %) ,umur dewasa muda prevalensinya antara
(20 25 %) dan umur di atas 50 tahun sekitar (60 %)
Menurut penelitian yang dilakukan Suryati (2005) di Rumah Sakit Islam Jakarta
bahwa penderita hipertensi umumnya berusia antara 36 50 tahun yaitu 56,7 %.
Sementara penelitian Rasmaliah dkk (2005) di desa Pekan Labuhan dan Nelayan
Indah Kecamatan Medan Labuhan tercatat bahwa penderita hipertensi terbanyak
umur 45 60 yaitu 30,8 %.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
2) Jenis Kelamin.
Prevalensi hipertensi menurut jenis kelamin tidak sama antara satu peneliti dengan peneliti lainnya. A. Ganie, dkk menyimpulkan bahwa di beberapa daerah
prevalensi hipertensi lebih tinggi pada pria seperti Silungkang, Solok dan Bali tercatat prevalensi hipertensi pada pria masing-masing 24,2 %, 18,6 % dan 13,67
% sedangkan pada wanita masing-masing 17,4% dan 10,23%. Sementara di daerah Sumatera Selatan justru wanita lebih tinggi yaitu 7,7 % sedangkan pria 5,6
%. .
Menurut penelitian yang dilakukan Sugiri (1999) diketahui bahwa prevalensi
hipertensi lebih tinggi pada wanita daripada pria di Jawa Tengah yaitu 11,6 % wanita
dan 6,0 % pria. Sedangkan di daerah Sumatera Barat tercatat bahwa prevalensi
hipertensi lebih tinggi pada pria daripada wanita yaitu 18,6 % pria dan 17,4 % wanita.
a.Faktor risiko hipertensi yang dapat dihindarkan atau diubah
1).Obesitas (kegemukan)
Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan faktor risiko dari beberapa
penyakit degeneratif dan metabolic termasuk hipertensi. Obesitas dan tekanan darah
tinggi sering dikatakan berjalan bersama-sama. Salah satu pertimbangan utama dalam
perawatan tekanan darah tinggi adalah pengurangan berat badan sampai ke tingkat
normal.
Pada penderita obesitas banyak diketahui terjadi resistensi insulin. Akibat dari
resistensi insulin adalah diproduksinya insulin secara berlebihan oleh sel beta
pankreas, sehingga insulin didalam darah menjadi berlebihan (hiperinsulinemia).
Hal ini akan meningkatkan tekanan darah dengan cara menahan pengeluaran
natriumoleh ginjal dan meningkatkan kadar plasma norepinephrin.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
Pengamatan Framingham study selam 18 tahun menunjukkan bahwa obesitas
merupakan salah satu faktor yang penting dalam kejadian penyakit kardiovaskuler,
terutama kejadian hipertensi. Pada penelitian ini juga ditunjukkan bahwa prevalensi
hipertensi adalah 10 kali lebih besar pada kelompok obesitas. Pada penelitian
Framingham terhadap orang dengan penurunan (15%) berat badannya, tekanan sistole
akan menurun (10%), sedangkan bila beratnya meningkat (15%), terjadi peningkatan
sisitolik sebesar (18%).
Pada obesitas atau kelebihan berat badan > 20% diatas berat badan normal,
akan mengalami hipertensi 2 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang bukan
obesitas. Beberapa mekanisme yang diduga berperan dalam meningkatkan tekanan
darah adalah :
a. Peningkatan intake kalori, protein dan karbohidrat akan meningkatkan
katekolamin plasma dan meningkatkan aktivitas system syarat simpatis.
Faktor ini akan meningkatkan retensi natrium pada ginjal dan stimulasi sistem
renin angiotensin-aldosteron. Akibatnya akan terjadi peningkatan curah
jantung dan resistensi perifer.
b. Intake kalori yang tinggi pada obesitas biasanya disertai dengan konsumsi
natrium yang tinggi.
c. Terjadinya hypervolemia dan peningkatan curah jantung tanpa penurunan dari
resistensi perifer.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
d. Peningkatan intake kalori akan meningkatkan plasma insulin yang merupakan
suatu natriuretic yang kuat yang menyebabkan meningkatnya reabsorbsi
natrium oleh ginjal dan akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah
2) Konsumsi garam yang berlebihan
Garam merupakan hal yang sangat netral dalam patofisiologi hipertensi.
Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada golongan suku bangsa dengan asupan
garam yang minimal. Apabila asupan garam kurang dari 3 gr perhari prevalensi
hipertensi akan beberapa persen saja, sedangkan asupan garam 5-15 gr perhari,
prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 %.
Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui
peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.. Keadaan ini akan
diikuti oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga akan kembali pada
keadaan hemodinamik yang normal (Sidabutar dkk, 2002 ).
Beberapa penelitian menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium yang
berlebihan dengan tekanan darah tinggi pada beberapa individu. Asupan natrium yang
meningkat menyebabkan tubuh menyerap kembali cairan, yang meningkatkan
volume darah. Disamping itu, diet tinggi garam dapat mengecilkan diameter dari
arteri. Jantung akan memompa lebih keras untuk mendorong volume darah yang
meningkat melalui ruang yang makin sempit yang mengakibatkan hipertensi (Hull.A,
1993).
3) Merokok dan minum kopi
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
Rokok mengandung nikotin sebagai penyebab ketagihan yang akan
merangsang jantung, saraf, otak dan bagian tubuh lainnya sehingga bekerja tidak
normal, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin sehingga meningkatkan tekanan
darah, denyut nadi dan tekanan kontraksi jantung.
Merokok diketahui memberi efek perubahan metabolik berupa pelepasan
hormon pertumbuhan, serta meningkatkan asam lemak bebas, gliserol dan laktat,
menyebabkan penurunan HDL (High Density Lipid) kolesterol, meningkatkan LDL
(Low Density Lipid) kolesterol dan trigliserida, juga berperan sebagai penyebab
peningkatan resistensi insulin dan hiperinsulinemia yang pada akhirnya menyebabkan
kelainan jantung, pembuluh darah dan hipertensi serta meningkatkan resiko penyakit
jantung koroner maupun kematian otot jantung.
Kopi juga berakibat buruk bagi penderita hipertensi karena kopi mengandung
kafein yang meningkatkan debar jantung dan naiknya tekanan darah. Pemberian
kafein 150 mengajar atau 2 3 cangkir kopi akan meningkatkan tekanan darah 5 15
mmHg dalam waktu 15 menit. Peningkatan tekanan darah ini bertahan sampai 2 jam.
Kafein mempunyai efek langsung pada medula adrenal untuk mengeluarkan
epinefrin. Konsumsi kopi menyebabkan curah jantung meningkat dan terjadi
peningkatan systole yang lebih besar dari takanan diastole.
4) Alkohol
Alkohol juga sering dihubungkan dengan hipertensi. Orang-orang yang
minum alkohol terlalu sering atau terlalu banyak memiliki tekanan darah yang lebih
tinggi daripada individu yang tidak minum atau minum sedikit (Hull, 1993).
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
Menurut Hendra Budiman, dari FK-UNIKA Atmajaya, pada penelitian
epidemiologi dengan pendekatan cross sectional rata-rata tekanan darah meningkat
bila intake alcohol diatas 3 gelas perhari. Pada penderita hipertensi yang konsumsi
alkoholnya tinggi, tekanan darah akan menurun dengan menurunnya konsumsi
alkohol. Puddey, salah satu pusat penelitian kesehatan di Australia, menemukan
penurunan tekanan darah yang bermakna pad peminum alkohol jenis standard beer
(5% alkohol) dan menggantikannya dengan swan spesial light ( 0,9 alkohol).
5) Stress Psikososial.
Stres bersifat fisik maupun mental menyebabkan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, mengakibatkan jantung berdenyut lebih kuat dan cepat sehingga
terjadi peningkatan tekanan darah akibat fungsi kelenjar tiroid terganggu dan produksi adrenalin meningkat sehingga otak memerlukan darah lebih
banyak (Budiostio,. 2001).
Menurut Robert Desjarlais dalam bukunya World Mental Health menyebutkan bahwa hasil pengamatan langsung di masyarakat yang dilakukan sejumlah peneliti memperlihatkan bahwa kesehatan jiwa hampir selalu dihubungkan
dengan dengan kesejahteraan ekonomi keluarga atau komunitas serta lingkungan dimana seseorang hidup.
Di Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2000 dari 203 juta penduduk terdapat 38 juta orang penganggur dan 15 juta anak putus sekolah.
Selain masalah ekonomi, sumber stress juga bisa muncul dari persoalan rumah tangga, suasana pekerjaan serta kehidupan sosial yang terus berubah.
Sedangkan menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara (2007) diketahui penderita penyakit jiwa di RS Jiwa Medan tahun 2000 berjumlah 7.326 penderita naik
menjadi 9.846 penderita (34,36%) pada tahun 2003.
2.6. Pencegahan Hipertensi
2.6.1.Pencegahan Primordial
Pencegahan hipertensi secara primordial adalah pencegahan pada tahap awal
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
dengan membuat perangkat peraturan baik di tingkat pusat maupun daerah. Peraturan dimaksud tujuannya adalah agar terjaga aktifitas fisik masyarakat
sehingga banyak bergerak. Contohnya adalah membuat peraturan bahwa setiap kota, kelurahan/ desa harus memiliki sarana olah raga.
Membuat peraturan bahwa pembangunan sarana untuk umum seperti plaza, stadion dsb harus memiliki tempat parkir yang relatif jauh dan memberi
kesempatan untuk berjalan kaki sebelum sampai ke sarana umum tersebut. Negara-negara maju telah melakukan hal tersebut dan efeknya terasa bagi
masyarakat yang sering melakukan aktifitas fisik sebelum sampai ke tempat tujuan.
2.6.2. Pencegahan Primer
Yang dimaksud dengan pencegahan primer hipertensi adalah pencegahan
yang dilakukan terhadap seseorang/ masyarakat sebelum terkena hipertensi. Sasaran
pencegahan primer hipertensi adalah orang yang masih sehat dengan tujuan agar
seseorang/ masyarakat tersebut dapat terhindar dari hipertensi.
Pencegahan primer hipertensi adalah sebagai berikut :
a..Mengurangi / menghindari setiap perilaku yang memperbesar faktor risiko, yaitu :
1) Menurunkan berat badan sampai ke tingkat yang ideal bagi yang kelebihan
berat badan dan kegemukan.
2) Menghindari minuman yang mengandung alkhohol.
3) Mengurangi / membatasi asupan natrium / garam.
4) Menghindari merokok.
5) Mengurangi/menghindari makanan yang mengandung lemak lemak dan
kolestrol yang tinggi.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
b.Peningkatan ketahanan fisik dan perbaikan status gizi, yaitu :
1) Melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol seperti senam aerobik, jalan
kaki, berlari, bersepeda, berenang dan lain lain.
2) Diet rendah lemak dan meningkatkan konsumsi buah buahan / sayuran.
3) Mengandalikan stress dan emosi.
2.6.3.Pencegahan Sekundar
Yang dimaksud dengan pencegahan sekunder hipertensi adalah pencegahan
yang dilakukan terhadap seseorang/ masyarakat yang memiliki faktor risiko terkena
hipertensi. Sasaran pencegahan primer hipertensi adalah orang yang baru terkena
penyakit hipertensi melalui dignosis dini serta pengobatan yang tepat dengan tujuan
menghentikan proses penyakit lebih lanjut dan mencegah komplikasi. Pencegahan
bagi mereka yang manderita/terancam menderita hipertensi adalah sebagai berikut.
a. Pemeriksaan berkala
1) Pemeriksaan/ pengukuran tekanan darah secara berkala merupakan cara untuk
mengetahui apakah kita menderita hipertensi atau tidak
2) Mengontrol tekanan darah secara teratur sehinga tekanan darah dapat stabil
dan senormal mungkin dangan atau tanpa obat obatan.
b.Pengobatan/ perawatan
a. Penderita hipertensi yang tidak dirawat atau dapat mambawa dampak yang
parah karenanya, pengobatan yang tepat waktu sangat penting dilakukan,
sehingga penyakit hiprtensi dapat segera dikendalikan.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
1) Menjaga agar tidak terjadi komplikasi akibat hiperkholesterolemia,
diabetes mellitus dan lain - lain
2) Menurunkan tekanan darah ke tingkat yang wajar sehingga kualitas
hidup penderita tidak menurun.
3) Memulihkan Kerusakan targetorgan dengan obat anti hipertensi.
4) Memperkecil efek samping pengobatan.
5) Menghindari faktor risiko penyebab hipertensi seperti yang disebutkan
di atas.
6) Mengobati penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, kelainan pada
ginjal, hipertthyroid dan sebagainya yang dapat memperberat
kerusakan organ.
2.6.4. Pencegahan Tersier
Yang dimaksud dengan pencegahan tersier hipertensi adalah pencegahan yang
dilakukan terhadap seseorang/ masyarakat yang telah terkena hipertensi. Sasaran
pencegahan tersier hipertensi adalah penderita hipertensi dengan tujuan mancegah
proses penyakit lebih lanjut yang mengarah pada kecacatan/kelumpuhan bahkan
kamatian. Pencegahan tersier penyakit hipertensi adalah sebagai berikut.
a. Menurunkan tekanan darah ke tingkat yang wajar sehingga kualitas hidup
penderita dapat dipertahankan.
b. Mencegah komplikasi dari tekanan darah tinggi sehingga tidak menimbulkan
kerusakan pada jaringan organ otak yang mengakibatkan stroke (kelumpuhan
anggota badan) ataupun organ yang lain.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
c. Memulihkan kerusakan target organ dengan obat anti hipertensi.
d. Mengobati penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, hiperthryroid, kolestrol
tinggi, kelainan pada ginjal, penyakit jantung koroner dan sebagainya.
2.7. Landasan Teori
H.L. Blum (1974) menyatakan bahwa status kesehatan masyarakat dipengaruhi
oleh empat faktor utama yaitu faktor : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
keturunan. Sedangkan Notoadmodjo (2007) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku masyarakat terdiri dari dua faktor yaitu faktor internal dan
eksternal.
Faktor internal adalah karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat
given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin.
Sedangkan faktor eksternal antara lain lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
politik dan lain sebagainya. Konsep-konsep tersebut diilustrasikan sebagaimana
bagan berikut :
Pelayanan Kesehatan
Perilaku
Lingkungan
Status Kesehatan
Keturunan
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
Gambar 1. Hubungan Status Kesehatan Masyarakat dengan Perilaku Kesehatan 2.8. Kerangka Konsep
Berdasarkan beberapa kajian teori yang telah dilakukan, maka kerangka
konsep penelitian adalah sebagai berikut :
Faktor Internal : - Umur - Jenis
Kelamin - Pendidika
n - Penghasila
n
Faktor Eksternal : - Media
Tindakan Pencegahan
Primer Hipertensi
Pengetahuan masyarakat
Faktor Internal
- Umur - Jenis Kelamin
- Pendidikan - Penghasilan
Faktor Eksternal :
- Media massa (media cetak/
elektronik)
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
Gambar 2. Kerangka Konsep Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi di Kecamatan Medan Belawan
Sikap masyarakat
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian adalah penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional yaitu pengukuran variabel dilakukan satu kali secara
bersamaan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Kecamatan Medan Belawan yang merupakan
wilayah kerja Puskesmas Belawan yang proporsi penderita rawat jalan penyakit
hipertensi cukup tinggi.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan sejak Oktober 2007 sampai dengan Mei 2008 yang
diawali dari penelusuran pustaka, penentuan topik, judul, komisi pembimbing,
penyusunan proposal, kolokium, penelitian ke lapangan, pengumpulan/ pengolahan
dan analisa data, penyusunan hasil penelitian sampai dengan seminar hasil
penelitian/thesis.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi Populasi adalah seluruh penduduk Kecamatan Medan Belawan yang
menetap atau berdomisili di Kecamatan Medan Belawan dengan kriteria jenis
kelamin pria/
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
wanita dan berumur > 40 tahun.
3.3.2. Sampel
Besar sampel diperoleh dengan menggunakan rumus Lameshow (1997),
sebagai berikut :
n = {Z1/2 Po (1-Po) + Z1- Pa (1-Pa) }2 (Pa Po)2 Keterangan: n = Jumlah sampel yang digunakan
= Kekuatan uji yang diinginkan yaitu 90 %
= Tingkat kepercayaan yang diinginkan yaitu 95 %, atau = 0,05
Po = Proporsi penderita hipertensi di Puskesmas Belawan yaitu 11 %
Pa = Proporsi penderita hipertensi yang diharapkan yaitu 4,92 %
n = {Z1/2 Po (1-Po) + Z1- Pa (1-Pa) }2 (Pa Po)2
n = {1,96 0,11 (1-0,11) + 1,282 0,049 (1-0,049) }2 (0,049 0,11)2
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh jumlah
sampel sebanyak 195 responden.
Untuk menentukan jumlah sampel dari masing-masing kelurahan, digunakan
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
cara proportional sample agar mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2002).
Sedangkan untuk menentukan individu yang akan dijadikan sampel, diambil
berdasarkan simple random sampling atau pengambilan sampel secara acak sederhana
(Notoatmodjo, 2005)
Tabel 3.1. Jumlah Unit Sampel Pada Setiap Kelurahan Berdasarkan Proporsi
No Kelurahan Jumlah penduduk
Proporsi (%) Jumlah unit sampel
1 Belawan I 4.733 24,24 47 2 Belawan II 4.711 24,11 47 3 Belawan Bahagia 2.588 13,25 26 4 Belawan Bahari 1.797 9,20 18 5 Belawan Sicanang 2.696 13,80 27 6 Belawan Bagan Deli 3.010 15,40 30
Jumlah 19.535 100 195
3.4. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan melakukan wawancara secara
langsung terhadap responden dengan berpedoman pada kuesioner terstruktur yang
telah dipersiapkan. Sebelum kuesioner digunakan maka untuk melihat tingkat
validitas dan reliabilitas kuesioner terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap 20
orang yang berasal dari populasi penelitian (Notoatmodjo, 2005), dengan hasil
sebagai berikut:
a. Variabel Peran media massa dan keluarga/teman dengan 11 item pertanyaan
dengan nilai koefisien korelasi = >0,453 dan p=
valid dan reliabel untuk dilanjutkan wawancara kepada responden
b. Variabel pengetahuan dengan 16 item pertanyaan dengan nilai koefisien korelasi
= >0,462 dan p=0,467
dan p=0,523 dan p=
4. Penghasilan : Pendapatan responden dari hasil pekerjaan utama maupun tambahan
(rupiah) berdasarkan UMP/UMK provinsi Sumatera Utara (SK. Gubsu No.
561/3144.K/2006)
5. Peran media massa : Media cetak dan elektronik yang menjadi sumber informasi
bagi responden tentang hipertensi dan dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap
serta tindakan responden.
6. Peran Keluarga/ Teman : Peran anggota keluarga / teman responden yang
memberikan informasi tentang hipertensi. dan dapat mempengaruhi pengetahuan,
sikap serta tindakan responden.
7. Pengetahuan : Pengetahuan responden tentang hipertensi, cara timbulnya
penyakit, faktor risiko dan cara pencegahannya
8. Sikap : Respon responden terhadap pertanyaan yang diajukan yang meliputi cara
pencegahan hipertensi dengan pola makan yang benar, tidak merokok, melakukan
aktifitas fisik dan mengendalikan stress.
9. Tindakan Pencegahan Hipertensi : Tindakan masyarakat dalam pencegahan
primer hipertensi dengan mengurangi kebiasaan mengkonsumsi makanan
mengandung kadar garam tinggi, tidak merokok, tidak minum alkohol, sering
melakukan aktifitas fisik dan dapat mengendalikan stress.
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
3.6. Metode Pengukuran
Untuk mengukur peran media massa, peran keluarga/ teman, tingkat
pengetahuan, sikap serta tindakan masyarakat maka skala pengukuran yang
digunakan adalah sbb:
3.6.1.Media Massa
Untuk mengukur peran media massa diukur dengan menggunakan pertanyaan
yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan yang diajukan sebanyak 5, dan masing-
masing pertanyaan diberikan 2 pilihan jawaban dengan total skor adalah 10. Kriteria
pilihan jawaban adalah sebagai berikut:
1. Jawaban a, diberikan skor 1 (satu)
2. Jawaban b, diberikan skor 0 (nol)
Berdasarkan total skor dari 5 pertanyaan yang diajukan, peran media massa
diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu:
1. Baik, apabila skor total > 75 % dari 6 pertanyaan yang diajukan
2. Kurang, apabila skor total < 75% dari 6 pertanyaan yang diajukan.
3.6.2. Peran Keluarga/ Teman
Untuk mengukur peran keluarga/ teman digunakan pertanyaan yang telah
diberi bobot. Jumlah pertanyaan yang diajukan sebanyak 6, dan masing-masing
pertanyaan diberikan 2 pilihan jawaban dengan total skor adalah 12. Kriteria pilihan
jawaban adalah sebagai berikut:
1. Jawaban a, diberikan skor 1 (satu)
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
2. Jawaban b, diberikan skor 0 (nol)
Berdasarkan total skor dari 6 pertanyaan yang diajukan, peran keluarga/ teman
diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu:
1. Baik, apabila jawaban responden memiliki total skor > 75 % dari 6 pernyataan
yang diajukan
2. Kurang, apabila jawaban responden memiliki total skor < 75 % dari 6
pernyataan yang diajukan.
3.6.3. Pengetahuan
Untuk mengukur tingkat pengetahuan digunakan skala ordinal.dengan tiga
kategori dan dua kategori. Untuk tiga kategori yaitu baik, sedang, dan kurang.
Sedangkan dua kategori yaitu baik dan kurang. Untuk memperoleh kategori baik,
sedang, dan kurang digunakan sistem pembobotan (skoring).
10 pertanyaan untuk tiga kategori nilai maksimum adalah 20, sedangkan 6
pertanyaan untuk dua kategori nilai maksimumnya 6, total 16 pertanyaan untuk
tingkat pengetahuan nilai maksimumnya adalah 26 dengan kriteria sbb :
Untuk 3 pilihan jawaban :
a. Jawaban a, diberikan skor 2 (dua)
b. Jawaban b, diberikan skor 1 (satu)
c. Jawaban c, diberikan skor 0 (nol)
Untuk dua pilihan jawaban :
a. Jawaban a, diberikan skor 1
b. Jawaban b, diberikan skor 0
Masdar Ginting: Determinan Tindakan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Hipertensi Di Kecamatan Belawan, 2008. USU e-Repository 2008
Berdasarkan total skor dari 16 pertanyaan yang diajukan, maka tingkat
pengetahuan responden diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu:
1. Baik, apabila jawaban responden memiliki total skor > 75 % dari 16
pernyataa